Upload
kholil-ahmad
View
480
Download
26
Embed Size (px)
Citation preview
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. URAIAN TUJUAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI (PRAKERIN)
1. Tujuan Umum
Kegiatan kerja praktek ini dimaksudkan agar siswa mendapatkan
pengalaman kerja dan pengetahuan praktis sehingga bisa lebih bermanfaat untuk
dunia kerja secara umum dan industri pertambangan Migas secara khusus beserta
komponen pendukungnya baik sarana maupun prasarananya.
Dengan kegiatan ini, ilmu pengetahuan yang didapatkan bisa
disosialisasikan kepada khalayak akademis di sekolah asal sehingga bisa
meningkatkan kualitas dan kerja sama antara Pusdiklat Migas Cepu. Pada sisi lain
kegiatan ini ditunjukan sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Nasional
dan Ujian Sekolah.
2. Tujuan Khusus
1. Siswa dapat memahami dunia industri migas pada dunia luas dan dunia
instrumentasi dan perangkatnya.
2. Sikap profesionalisme dan etos kerja bisa lebih dipahami dan diterapkan
sebagai personal dunia industri.
3. Siswa bisa lebih siap menghadapi persaingan dunia kerja dengan bekal yang
sudah didapatkan dari kerja pratek.
4. Wawasan dan pengetahuan tentang intrumentasi pada industri dapat digunakan
sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja industri.
5. Memahami prinsip kerja yang diterapkan pada industri.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
2
B. URAIAN TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN PRAKERIN
Pembuatan laporan prakerin ini antara lain dimaksudkan untuk :
1. Memenuhi tugas akhir siswa sebagai syarat untuk mengikuti Ujian Nasional dan
Ujian Sekolah.
2. Digunakan untuk mendapatkan sertifikat prakerin.
3. Mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang industri tempat prakerin.
4. Mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap marteri-materi pada saat prakerin.
5. Melatih tanggung jawab siswa.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
3
C. KERANGKA LAPORAN PRAKERIN
1. Urutan Halaman Pada Bagian Persiapan
a. Halaman judul
b. Halaman pengesahan oleh pembimbing dari dunia usaha/ lembaga/ instansi
tempat Praktek Kerja Industri
c. Halaman pengesahan oleh Tim Evaluasi Sekolah
d. Kata Pengantar
e. Daftar Isi
f. Intisari
2. Pendahuluan
a. Uraian Tujuan Praktek Industri (Prakerin)
b. Uraian Tujuan Pembuatan Laporan Prakerin
c. Kerangka Laporan Prakerin
3. Uraian Umum
a. Sejarah Pusdiklat Migas Cepu
b. Visi dan Misi
c. Struktur Organisasi
d. Kepegawaian
e. Lokasi Pabrik
f. Sarana Penunjang
g. Unit Kerja
h. Hubungan Kerja Sama
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
4
4. Uraian Khusus
1. Unit Kilang Pusdiklat Migas Cepu
a. Distilasi Atmospheric
b. Peralatan Utama
c. Persiapan Menjalankan Kilang
d. Uraian Proses
e. Variabel Operasi
2. Laboratorium
a. Laboratorium Minyak Bumi
b. Laboratorium Instrumentasi
3. Water Treatment
a. Proses Pengolahan Water Treatment
b. Pipa Proses Pengolahan Air Minum
4. Boiler Plant
5. Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
5
BAB II
URAIAN UMUM
A. SEJARAH PUSDIKLAT MIGAS CEPU
a. Jaman Hindia Belanda ( 1886-1942 )
Pada tahun 1886 seorang sarjana pertambangan Mr. Andrian Stoop berhasil
mengadakan penyedikan minyak bumi di Jawa yang kemudian mendirikan DPM
pada tahun 1886. Pengeboran pertama dilakukan di Surabaya kemudian pada tahun
1890 didirikan tempat penyaringan minyak didaerah Wonokromo. Selain di
Surabaya Mr. Andrian Stoop juga menemukan minyak di daerah Rembang.
Pada januari tahun 1896 Mr. Andrian Stoop mengadakan perjalanan dengan
rakit dari Ngawi menelusuri Solo menuju Ngareng, Cepu merupakan kota kecil di
Bengawan Solo, diperbatasan Jawa Timur Jawa Tengah. Konsensi minyak didaerah
ini bernama Panolan yang diresmikan pada tanggal 28 Mei 1893 atas nama AB
Versteneegh. AB Verssteegh tidak mengusahakan diri sumber minyak tersebut tetapi
mengontrakan kepada perusahan yang sudah kuat pada masa itu yaitu perusahaan
DPM di Surabaya. Kontrak berlangsung selama 3 tahun dan baru sah menjadi milik
DPM pada tahun 1899.
Penemuan sumur minyak bumi bermula pada sumber minyak Ledok 1 di bor
pada bulan juli 1893 yang merupakan sumber pertama di daerah Cepu. Mr. Andrian
Stoop menyimpulkan bahwa didaerah Panolan terdapat ladang minyak berkualitas
besar. Namun derah tersebut telah dikuasai perusahan lainnya. Luas area dan konsensi
Panolan adalah 11.977 bahu yang meliputi distrik Panolan sampai dengan perbatasan
dengan konsensi Tinawun. Yang termasuk lapangan Ledok adalah area Gelur dan
Nglebur yang produktif sepanjang 2,5 km dan lebar 1,25 km.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
6
Pada tahun 1893 oleh Mr. Andrian Stoop, pengeboran pertama dilakukan
dengan kedalaman pertama 94 m dengan produksi 4m perhari di Gelur pada tahun
1897 dengan kedalaman 239-295 dengan produksi 20m per hari (sebanyak 7 sumur).
Minyak mentah yang dihasilkan diolah di kilang Cepu. Sebelum perusahaan di Cepu
dan Wonokromo terpusat di Jawa Timur, namun pada perkembangan usaha diperluas
meliputi lapangan minyak Kawengan,Wonocolo, Ledok, Nglobo, Semanggi dan Lusi.
b. Jaman Jepang ( 1942-1945 )
Perang Eropa merangsang pemerintah Jepang memperluas kekuasaan di
Asia.Pada tanggal 8 desember 1941 Pearl Harbour yang terletak di Hawai dibom oleh
Jepang.Pengeboman ini menyebabkan meluasnya peperangan di Asia.Pemerintah
belanda di Indonesia merasa kedudukannya terancm sehingga untuk menghabat laju
serangan Jepang mereka menghancurkan instalasi atau Kilang minyak yang
menunjang perang,karena pemerintah Jepang sangat memperlukan minyak untuk
diangkat ke negerinya. Perusahan minyak yang terakhir dikuasai Belanda yang
terdapat di pulau Jawa yaitu Surabaya,Cepu,dan Cirebon.Dimana pada waktu itu
produksi di Cepu merupakan yang paling besar dengan total produksi 5,2 juta
barel/tahun.
Jepang menyadari bahwa pengeboran atas daerah minyak akan merugikan diri
sendiri sehingga perebutan daerah minyak jangan sampai menghancurkan fasilitas
lapangan dan Kilang Minyak.Meskipun sumber-sumber minyak dan kilang sebagian
besar dalam keadaan rusak akibat taktik fdari Belanda,Jepang berusaha agar minyak
mengalir kembali secepatnya. Tentara Jepang tidak mempunyai kemampuan di bidang
Perminyakan sehingga untuk memperoleh kebutuhan tenaga terampil dan terdidik
dalam bidang perminyakan sehingga di dapat bantuan tenaga sipil Jepang yang pernah
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
7
bekerja di perusahhan minyak Belanda,kemudian menyelenggarakan pendidikan di
Indonesia.
Kehadiran lembaga perminyakan di Cepu diawali oloh Belanda bernama
Midlebare Potreleum School Bendera NV.Bataafsche Potreleum Maatschapiiy
(BPM).Setelah Belanda menyerah dan Cepu diduduki oleh Jepang maka Lembaga itu
dibuka kembali dengan nama Shokko Gakko.
c. Masa Indonesia Merdeka
Searah terima kekuasaan dari Jepang dilaksanakan oleh pimpinan setempat
kepada bangsa Indonesia.Untuk membenahi daerah minyak di Cepu segera diadakan
tugas-tugas operasional dan pertahanan berdasarkan Maklumat Menteri Kemakmuran
No.5 perusahaan minyak di Cepu dipersiapakan sebagai perusahaan tambang minyak
nasional (PTMD).Adapun daerah kekuasan meliputi lapangan-lapangan minyak di
sekitar Cepu, Kilang Cepu dan lapangan-lapngan di daerah Bongas.
Pada bulan Desember 1948 Belanda menyerbu Cepu pabrik minyak PTPN
Cepu dibumihangusakan.Pada akhir tahun 1947 menjelang tahun 1950 setelah adanya
penyerahaan kedaulatan maka pabrik minyak Cepu dan Kawengan diserahkan dan
diusahakn kembali oleh BPM.
d. Periode Tahun 1950-1951(Administrasi Sumber Minyak)
Setelah kembalinya pemerintah RI di Yogyakarta,maka tambang minyak
LEDOK Nglobo,Semanggi dan Lusi diserahkan kepada Komandan Distrik Militer
Blora Tmbang Minyak didaerah tersebut diberi nama Administrasi Sumber Minyak
(ASM) dan dibawah pengawasa Kodim MORA.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
8
e. Periode Tahun 1950-1951(BPM-SHEEL)
Perusahaan BPM sebelum PD 2 menguasai Kilang Minyak di Cepu dan Agresi
Militer Belanda II berubah nama menjadi SHEEL.
Selanjutnya SHEEL melakukan perbaikan perbaikan seperlunya dilapangan
minyak Kawengan dan kilang minyak Cepu. Tingkat Produksi kurang menguntungkan
sedangkan biaya yang dibutuhkan besar sehingga merugikan perusahaan SHEEL
sendiri.
f. Periode Tahun 1951 1957 (Perusahaan Tambang RI)
Pada tahun 1951 pengusahaan Minyak di Lapangan Ledok, Nglobo dan Semanggi
oleh ASM diserahkan pada pemerintah sipil untuk kepentingan tersebut di bentuk
panitia kerja yaitu Badan Penyelenggara perusahaan Negara di Bulan Januari 1951
yang kemudian melahirkan perusahaan Minyak RI (PTMRI). Produk yang dihasilkan
PTMRI berupa Bensin, kerosin, solar dan sisanya residu. Pada tahun 1957 PTMRI
diganti Tambang Minyak Nglobo CA (Combie Anexis).
g. Periode Tahun 1961 1965 (PN. PERMIGAN)
Pada tahun 1961 berdasarkan UU No. 19/1960 dan UU No. 44/1960 maka
didirikan tiga perusahan yaitu :
1. PN Pertambangan Minyak Indonesia (PN PERTAMIN) sebagai perusahaan modal
campuran antara pemerintah RI dengan BPM atas dasar 50 % : 50 %.
2. PN. Pertambangan Minyak Nasional (PN PERMINA) sebagai pernjelmaan dari
PT.PERTAMINA yang didirikan pada tahun 1957 dengan PP No. 198 / 1961.
3. PN. Perusahaan Minyak dan Gas Nasional (PN. PERMIGAN). Sebagai penjelmaan dari
tambang Minyak Nglobo CA (dahulu PTMRI) dengan PP No. 199 tanggal 45 Juni 1961.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
9
Dari ketiga perusahaan tersebut PN. PERMIGAN adalah yang terkecil dimana
kapasitas produksinya adalah 175 350 m3 / hari.
h. Periode Tahun 1965 1978 (LEMIGAS PUSDIK MIGAS)
Pada tahun 1963 biro minyak berubah menjadi direktorat Minyak dan Gas
Bumi (DGMB). Didalam organisasi DGMB terdapat bagian laboratorium untuk
persiapan penelitian dalam industri perminyakan di Indonesia.Menteri Perindustrian
dan perdagangan menginstruksikan agar DGMB meningkatkan kemampuannya dalam
aspek teknis minyak dan gas bumi. Untuk keperluan diatas maka dibentuk kepanitiaan
yang terdiri dari unsur unsur pemerintah, Pertamin, Permina dan Permigan. Panitia
mengusulkan agar dibentuk badan yang bergerak dalam bidang riset dan pendidikan
minyak dan gas bumi.
Dengan surat keputusan menteri dilingkungan Departemen Urusan Minyak dan
Gas Bumi No. 17/M/MIGAS/1965 ditetapkan Organisasi urusan Minyak dan gas bumi
adalah LEMIGAS (Lembaga Minyak dan Gas Bumi).
Berdasarkan peraturan pemerintah No. 27 tanggal 20 Agustus 1968, dalam
rangka peningkatan dan melancarkan produksi minyak dan gas bumi terjadi
penggabungan antara PN Pertamin dan PN. Permina menjadi satu perusahaan dengan
nama Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional ( PN. PERTAMINA ).
Upaya PUSDIK MIGAS LEMIGAS untuk meningkatkan fungsi kilang Cepu
sebagai sarana operasi pengolahan dan sebagai sarana diklat proses dan aplikasi sudah
cukup memadai, namun kilang Cepu yang sebagian eks pembuatan dan pemasangan
tahun 1930-an dan pernah mengalami pembumihangusan waktu tentara Jepang masuk
Cepu.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
10
Karena banyaknya kebutuhan tenaga ahli dan terampil dalam kegiatan minyak
dan gas bumi, maka tenaga tenaga muda Indonesia banyak dikirim keluar Negeri
pada tanggal 7 Februari 1967 di Cepu dihasilkan AKAMIGAS ( Akademi Minyak dan
Gas Bumi ) angkatan I. Pada tanggal 4 Januari tahun 1966 sebagai pusat Pendidikan
dan latihan lapangan Perindustrian Minyak dan Gas Bumi (PUSDIK MIGAS).
i. Periode Tahun 1978 1984 (PPTMGB LEMIGAS)
Dengan surat keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 646 tanggal 26
Desember 1977, LEMIGAS diubah menjadi bagian Direktorat Jendral Minyak dan
Gas Bumi dan namanya diganti menjadi Pusat Pengembangan Teknologi Minyak dan
Gas Bumi LEMIGAS(PPTMGB LEMIGAS).
Sejak dikelola PPTMGB LEMIGAS produksi minyak lapangan Cepu
29.500 36.000 m3/tahun sehingga kilang beroperasi 120 hari per tahun dengan
kapasitas kilang 250 300 m3/hari. Produksi BBM seperti kerosin dan solar
diserahkan pada depot Cepu.
Dalam memasarkan produksi naphta, filter oil dan residu, PPTMGB
LEMIGAS mengalami kesulitan sehingga kadang kadang kilang harus berhenti
beroperasi karena semua tangki penuh. Pada tahun 1979 spesifikasi yang diterapkan
pemerintah lebih tinggi, sehingga pemasaran produksi Cepu lebih sulit.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
11
j. Periode Tahun 1984 2001 (PPT MIGAS)
Berdasarkan surat Kepres No. 15 tanggal 6 maret 1984, organisasi
pertambangan dan Energi dikembangkan dan PPTMGB LEMIGAS menjadi Pusat
Pengembangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT MIGAS).
k. Periode Tahun 2001 Sekarang (PUSDIKLAT MIGAS)
Berdasarkan surat Keputusan Menteri ESDM no.150/2001 tanggal 2 Maret
2001,PPT MIGAS diganti menjadi PUSDIKLAT MIGAS ,dan setelah diperbarui
dengan Peraturan Menteri ESDM No.18 Tahun 2010 Tanggal 22 November 2010.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
12
B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI
Sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor : 18 tahun 2010 tentang organisasi
dan tata Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pasal 807 bahwa
PUSDIKLAT MIGAS mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan di
bidang minyak dan gas bumi.
Adapun fungsi dari PUSDIKLAT MIGAS, sesuai pasal 808 adalah :
a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program dibidang
pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.
b. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang minyak dan gas bumi.
c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang pendidikan
dan pelatihan minyak dan gas bumi, dan
d. Pelaksanaan administrasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas
Bumi.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
13
C. VISI DAN MISI
a. Visi
Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan minyak dan Gas Bumi yang unggul
dengan mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih, baik transparan dan terbuka.
b. Misi
1. Meningkatkan kapasitas aparatur Negara dan Pusdiklat Migas Cepu untuk
mewujudkan tata kepemerintahan yang baik.
2. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja sub sector Migas untuk
berkompetensimelalui mekanisme pasar.
3. Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak dan gas bumi menjadi lebih
kompetentif melalui program Sumber Daya Manusia.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
14
D. STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi di PUSDIKLAT MIGAS Cepu ditetapkan berdasarkan
keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No.1095 tanggal 5 november 1984 dan
diperbaharui dengan surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral(
ESDM ) No.150 2001 tanggal 2 Maret 2001, selanjutnya diperbarui kembali dengan
peraturan Menteri ESDM No.0030 2005 tanggal 20 Juli 2005, selanjutnya
diperbaharui kembali dengan peraturan Menteri ESDM No.18th 2010 tanggal 22
November 2010.
Pusdiklat Migas Cepu dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab
langsung kepada Kepala Badan Diktat Energi dan Sumber Daya Mineral. Kepala
Pusdiklat Migas Cepu ini dibantu oleh 3 kepala bidang, 1 kepala bagian, dan
kelompok fungsional.
1. Bidang Sarana Kilang
Bidang ini terdiri dari :
a. Sub Bidang Kilang
Sub Bidang Kilang mempunyai tugas melakukan bahan, penyiapan, pelaksanaan,
serta evaluasi atas pengelolaan rencana pemanfaatan dan kontrol kualitas, produk
kilang pelayanan jasa kilang, penunjang pendidikan dan pelatihan pusat bidang
minyak dan gas bumi.
b. Sub Bidang Utilities
Sub Bidang Utilities mempunyai tugas melakukan pengumpulan bahan,
penyiapan, serta evaluasi atas pengelolaan rencana pemanfaatan dan kontrol
kualitas, produk kilang pelayanan jasa, produk utilities penunjang pendidikan dan
pelatihan pusat bidang minyak dan gas bumi.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
15
2. Bidang Pelatihan
Bidang ini terdiri dari :
a. Sub Bidang Penyiapan Pelatihan
Sub bidang penyiaan pelatihan mempunyai tugas melakukan pengumpulan bahan,
penyiapan, serta evaluasi atas pengelolaan rencana dan progam kerja, kerjaasama,
standar, pedoman, kriteria, dan prosedur pengelolaan, kepustakaan penyiapan
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pusat bidang minyak dan gas bumi.
b. Sub Bidang Pelaksanaan dan Pelatihan
Sub Bidang Pelaksanaan dan Pelatihan mempunyai tugas melakukan
pengumpulan bahan, penyiapan, serta evaluasi atas pengelolaan investarisasi
kebutuhan, penyiapan, penyelenggaraan, pelayanan jasa pendidikan dan pelatihan
dalam proses uji kompetensi tenaga khusus dan teknik pusat bidang miyak dan gas
bumi.
3. Bidang Sarana Laboratorium dan Bengkel
Bidang ini terdiri dari :
a. Sub Bidang Laboratorium
Sub Bidang Laboratorium mempunyai tugas melakukan pengumpulan
bahan, penyiapan, serta evaluasi, atas pengelolaan rencana, pengembangan
dan pemanfaatan dan pelayanan jasa sarana laboratorium penunjang
pendidikan dan pelatihan minyak dan gas bumi.
b. Sub Bidang Bengkel
Sub Bidang Bengkel mempunyai tugas melakukan pengumpulan bahan,
penyiapan, serta evaluasi atas pengelolaan rencana, pengenbangan dan
pemanfaatan dan pelayanan jasa sarana bengkel penunjang pendidikan dan
pelatihan minyak dan gas bumi.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
16
4. Bidang Tata Usaha
Bagian ini terdiri dari :
a. Sub Bidang Kepegawaian dan Umun
Sub Bidang Kepegawaian dan Umun mempunyai tugas melakukan
pengelolaan administrasi kepegawaian, organisasi, dan keterlaksanaan
serta rumah tangga.
b. Sub Bagian Keuangan dan Rumah Tangga
Sub bagian keuangan dan rumah tangga mempunyai tugas melakukan
pengelolaan administrasi keuangan dan rumah tangga pusat.
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Adalah jabatan non struktural yang terdiri dari :
1. Widyaiswara
2. Asiparis
3. Peneliti
Struktur organisasi di PUSDIKLAT MIGAS Cepu berdasarkan Surat
Keputusan No. 18 tahun 2010 tanggal 22 November 2010 dapat dilihat pada
gambar dibawah ini.
1. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja sub sector migas untuk
berkompetisi melalui makanisme pasar.
2. Meningkatkan kemampuan perusahaan minyak dan gas bumi menjadi lebih
kompetentif melalui progam Sumber Daya Manusia.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
17
Gambar Struktur Organisasi
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI
BADAN PENDIDIKAN PELATIHAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
BIDANG
PENYELENGGARAAN DAN
EVALUASI PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN
BAGIAN TATA
USAHA
Subbidang
Laboratorium
dan Bengkel
Subbidang
Kilanng dan
Utilitas
Subbidang Evaluasi
Pendidikan dan
Pelatihan
Subbidang
Kerja dan
Informasi
Subbidang
Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan
Subbidang
Rencana dan
Program
KELOMPOK
JABATAN
FUGSIONAL
BIDANG SARANA
DAN PRASARANA
TEKNIS
BIDANG PROGRAM
DAN KERJA SAMA
Sub bagian
kepegawaian dan umum Subbagian
Keuangan
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
MINYAK DAN GAS BUMI
Subbagian
Keuangan
Sub bagian
kepegawaian dan umum
BIDANG PROGRAM
DAN KERJA SAMA
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
18
E. PROGRAM DIKLAT NON REGULER :
a) Program khusus-khusus
Mendidik dan melatih tenaga kerja didalam kelas kerja praktek dan
lapangan kerja berupa :
1. Bimbingan untuk kaderisasi dan pra pajabat.
2. Penataran kursus yang bersifat Up Grading kepada karyawan.
Pusdiklat Migas juga menyelenggarakan kursus-kursus yang meliputi:
a. Kursus Pra Jabatan (Pre Employment training)
b. Kursus singkat bidang migas (Crash PROGRAM Training)
c. Technical Cooperation Among development country (TCDC)
d. Kursus singkat bidang penunjang /umum
e. Penjenjang pegawai Negara sipil
f. Sertifikasi tenaga pemboran,seismic pesawat angkat, dan aviasi dll
lingkup sesuai SKKNI sektor industri migas. Jangka waktu kursus
bervariasi dari satu minggu sampai satu tahun.
b) Jenis kursus
Jenis kursus yang didapat di PUSDIKLAT MIGAS CEPU meliputi bidang:
1. Eksplorasi/produksi/pemboran
2. Proses dan aplikasi
3. Teknik umum
4. Menajemen dan Pemasaran
5. Teknologi linkungan
6. Keselamatan dan kesehatan kerja
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
19
c) Tingkat Kursus
1. Operator
2. Asisten Supervisior
3. Manager
Untuk tingkat operator
1. Bimbingan kerja juru teknik (BKJT), PERTAMINA Dit.Pengolahan
2. Production operator : Conoco.AR, Maxsus, Total, Vico, Gulf
3. Petrochemical Operation: Candra Asri ,Polpet, Polyprima, Gajah tunggal
4. Refenery Operator: PERTAMINA Dit.Pengolahan.
5. Natural Gas LIQUIFATION: PT.ARUN.PT.BADAK
6. Operator Teknik: PERTAMINA, Dit.PPDN
7. Fire Fighting: Arco, gulf, Lapindo dit.PPDN
Untuk tingkat asisten supervisior
1. Bimbingan praktis Ahli Teknik ( BPAD ), PERTAMINA,Dit.Pengolahan.
2. Bimbingan Profesi sarjana Teknik EP ( BPST ) PERTAMINA,Dit. EP
3. Bimbingan Profesi Sarjana Wira Penjualan (BPST-W) PERTAMINA
Dit.PPDM
4. Intruducation to Petrol Operation Management (IPOM)
5. Bimbingan Sarjana Wira Penjualan (BPST-WP) pertamina Dit. PPDM
6. Introduction to Petrolium Operation Management (IPOM) Bimbingan
Profesi Sarjana Logistik ( BPS) pertamina Dit.Umum
7. Bimbingan Sarjana Teknik Pembekalan dan Pemasaran dalam
Negeri(BPS- PPDM),pertamina Dit.PPDN
8. Potrelium orintasion Propgram: Maxsus
9. Eginneering, Unocal, DPKK.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
20
d) TCDM Program
Sejak tahun 1984 Pusdiklat Migas telah dipercaya untuk melakasanakan
kursus-kursus dibidang teknik pengeboran dan produksi dalam rangka kerja sama
teknik antara Negara berkembang yang biasa disebut Tenhnical Among
Development Countries atau disingkat TCDC. Peserta kursus-kursus tersebut
berasal dari 38 negara berkembang antara lainb Afrika,Amerika latin, dan Asia.
Program diganti dengan program CLMV,syah tahun 1998.
Sertifikasi Tenaga Teknik khusus (SSTK) Bidang Migas Sertifikasi oleh
pemerintah atas tingkat keahlian dan ketrampilan khusus personil di bidang
pertambangan minyak dan gas bumi.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
21
F. LOKASI PABRIK
Pusat Pendidikan Dan Pelatihan Minyak Dan Gas Bumi berlokasi di:
a. Desa : Karangboyo
b. Kecamatan : Cepu
c. Kabupaten : Blora
d. Provinsi : Jawa Tengah
Ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis, maka lokasi tersebut cukup
stategis karena adanya beberapa faktor yang mendukung antara lain :
a. Bahan Baku
Sumber bahan baku berasal dari Kawengan, Ledok, Nglobo, dan Semanggi
yang dioperasikan oleh Pertamina Operasi Produksi EP Cepu serta Wonocolo
yang merupakan pertambangan rakyat.
b. Air
Sumber air yang berasal dari sungai Bengawan Solo yang berdekatan debgan
Kilang sehingga kebutuhan air baik untuk proses pengelolaan maupun untuk air
minum lebih mudah terpenuhi.
c. Trasportasi
Letak kilang tidak jauh dari kereta api maupun jalan-jalan raya yang
menghubungkan kota-kota besar sehingga dapat memperlancar distribusi dari
hasil produksi.
d. Tenaga Kerja
Letak Kilang berada tidak jauh dari kota-kota pendidikan sehingga mudah
untuk memperoleh atau mendatangkan tenaga-tenaga kerja yang terdidik dan
terampil.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
22
e. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan cukup memadai meskipun peralata sarananya sudah
cukup tua. Misalnya saja kilang, laboratorium, dan bengkel.
G. SARANA PENUNJANG
1. Dalam Area Pusdiklat Migas Cepu
a. Laboratorium Simulator
b. Laboratorium Vibrasi
c. Laboratorium Welding
d. Laboratorium Mekanik Kimia Minyak
e. Laboratorium Fisika
f. Laboratorium Instrumentasi
g. Laboratorium Eksplorasi
h. Laboratorium Produksi
i. Laboratorium Fire Safety
j. Laboratorium Lindungan Lingkungan
k. Mini Plan pengolahan Minyak
l. Mekanika Tanah
m. Sarana Ibadah dan lain-lain
2. Luar Area Pusdiklat Migas Cepu
a. Lapangan Golf
b. Lapangan Sepak Bola
c. Lapangan Tenis
d. Rumah Sakit
e. Sarana Ibadah
f. Wisma dan lain-lain
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
23
H. UNIT KERJA PUSDIKLAT MIGAS CEPU
1. Lembaga sertifikasi personil ( ISO 17024:2003 )
2. Lembaga Pelatihan Migas ISO 9001 : 2000
3. Laboratorium penguji ( Kimia, minyak Bumi, lingkungan dan produksi ) ISO
17025.
4. Laboratorum Kalibrasi Tekanan, suhu massa, dan volume ISO 17025
5. Lembaga Ispeksi Migas ISO 17025
6. Lembaga Pengelasan ISO 9606
7. Sistem Manejemen Lingkungan ISO 14001
8. Kilang ISO 9001 ( Dalam Proses ).
I. HUBUNGAN KERJASAMA
Dalam rangka upaya menyuksesskan berbagai program Diklat, Pusdiklat Migas
menjalin hubungan kerjasama dengan berbagai instalasi pemeritah dari pihak perguruan
tinggi seperti, UGM, ITB, univrsitas Trisakti,ITS, ITN
Malang,UNDIP,UMS,UPNSurabaya,UPNVeteran Jogja dan sebagainya. Tujuan dari lkerja
sama tersebut adalah saling memberikan bantuan dalam hal-hal tertentu yang menguntungkan
kedua belah pihak.
Kerja sama dengan pihak luar negeri antara lain:
a. Kerja sama Diklat dengan ASEAN (Kmboja, Laos, Vietman, Myanmar ).
b. Kerja sama dan Pelatihan dan Sertifikasi dengan Iran.
c. Kerja sama dengan IIF Germany dalam menyusun Invorment Performance
Asesment dan Environment Performance Indikator.
d. Kerjasama dengan CCOP untuk Potrelium Policy Management
e. Kerjasama dengan GSI / GIWI untuk sertifikasi pengelasan
f. Kerja sama sertifikasi Well Control tenaga Pemboran Dengan IADC Wellcap USA.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
24
BAB III
URAIAN KHUSUS
1. UNIT KILANG PUSDIKLAT MIGAS CEPU
a. Distilasi Atmospheric
b. Peralatan Utama
c. Persiapan Menjalankan Kilang
d. Uraian Proses
e. Variabel Operasi
A. DISTILASI ATMOSPHERIC
Distilasi atmospheric adalah proses pemisahan minyak bumi secara fisik
dengan menggunakan perbedaan titik didih. Karena crude oil adalah campuran dari
komponen-komponen yang sangat komplek dan pemisahan berdasarkan fraksi-
fraksinya sehingga distilasi ini pemisahan dengan berdasarkan trayek titik didihnya
(jarak didih). Tekanan kerja dari distilasi atmospheric pada tekanan atmosfer yaitu
tekanan operasi antara 1 atmosfer samapi dengan 1,5 atmosfer.
Dalam proses distilasi atmospheric akan didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Gas
2. Pertasol
3. Kerosine
4. Solar
5. Residu
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
25
Pemisahan dilakukan dengan memanaskan minyak mentah pada suhu
tertentu sehingga ada yang dalam fase uap dan dan kemudian di embunkan
lalu didinginkan. Proses pengolahan distilasi atmosperik dibagi menjadi empat
bagian yaitu :
a. Pemanasan didalam furnace.
b. Penguapan didalam evaporator.
c. Pemisahan didalam kolom fraksinasi dan stipper kolom
d. Pengembunan dan pendinginan didalam kondensor dan cooler disertai dengan
pemisahan didalam separator untuk memperoleh hasil.
B. PERALATAN UTAMA
a. Tangki
Tanki berfungsi untuk :
a. Menampung bahan baku atau umpan
b. Manampung hasil dari distilasi
c. Menampung hasil produksi
d. Menampung minyak sirkulasi slop
b. Pompa
Pompa dari Pusdiklat Migas Cepu pada dasarnya berfungsi sebagai alat
transport,yaitu untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang lainnya.
Jenis pompa yang digunakan adalah :
a) Pompa sentrifugal
b) Pompa torak /reciprocating
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
26
Cara kerja
a) Pompa sentrifugal
Untuk memindahkan zat cair dari tempat yang rendah ke tempat yang
lebih tinggi atau sebaliknya. Gaya gravitasi yang timbul mengakibatkan zat
cair mengalir untuk menuju ke suatu tempat.
b) Pompa torak
Bekerja dan bergerak kiri ke kanan sehingga terjadi perbedaan tekanan
dan aliran cairannya bergerak. Cairan akan terus menerus ke saluaran buang.
Peristiwa ini terjadi terus menerus selama pompa bekerja.
Adapun penggunaan pompa menurut fungsi adalah :
a) Pompa umpan
Pompa ini berfungsi untuk memompa umpan (feed) yang berupa crude oil dari
tempat penampungan di kilang.
b) Pompa Refluk
Pompa ini berfungsi untuk memompa pertasol sebagai refluk ke puncak kolom
fraksinasi C-1 dan C-2.
c) Pompa Fuel oil
Memompa bahan bakar (fuel oil) ke dapur furnace dan juga boiler.
d) Pompa Produksi dan Distributor
Memompa produk dari satu tangki ke tangki lainnya.
c. Heat Exchanger
Heat exchanger berfungsi sebagai alat pemindah panas dari fluida satu
ke fluida yang satunya, dengan perantara suatu dinding batas yang disebut antara
tube dan shell dan sebagai media pemanas awal dari minyak mentah yang akan
memasuki dapur.Dimana crude oil sebagai fluida operasi mengalir pada bagian tube
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
27
bawah, sedangkan media pemanasnya(solar dan residu)mengalir pada bagian shell
yang dialirkan secara counter currend.
d. Dapur/Furnace
Merupakan alat yang di gunakan untuk memanaskan minyak sampai
temperatur yang diinginkan,dengan cara memberikan panas dari hasil pembakaran
bahan bakar fuel oil dan fuel gas. Dimana fuel oil dikabutkan dalam furnace dengan
bantuan steam yang diinjeksikan ke dalam furnace. Fuel gas digunakan untuk
membantu fuel oil jika ada suatu saat fuel oil tidak keluar karena kebuntuan atau
penurunan suhu secara otomatis. Dengan adanya fuel gas,maka api dari furnace tidak
seluruhnya mati,ini untuk menghindari adanya flash back yaitu terjadinya perbedaan
tekanan yang cukup besar didalam dapur. Dapur furnace pada kilang PUSDIKLAT
MIGAS CEPU adalah type horisontal box.
Di dalam furnace juga mengalami proses perpindahan panas. Dimana proses
perpindahan panas di dalam furnace terbagi menjadi 3 seksi perpindahan yaitu :
1. Seksi Radiasi
Yaitu perpindahan panas melaui pancaran ( tanpa media perambat) di
dalam furnace seksi ini terjadi dimana panas yang di hasilkan dari hasil
pembakaran bahan bakar di burner ( fuel oil, fuel gas dan bantuan dari steam
automizing). Pancaran panas dari bahan bakar yang di bakar samapai
memanaskan bagian dari permukaan tube.Kemudian di teruskan di dalam tube
secara konduksi.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
28
2. Seksi konduksi
Seksi konduksi yaitu perpindahan panas melaui zat perantara tanpa
disertai perpindahan molekul- molekulnya. Dimana di furnace seksi konduksi
terjadi ketika permukaan tube terkena panas dari perpindahan panas radiasi,
panas dari permukaan tube tersebut merambat ke dalam bagian tube dalam,
sehingga fluida yang mengalir melalui tube tersebut juga akan ikut panas.
3. Seksi konveksi
Perpindahan panas yang disertai molekul- molekulnya. Panas yang
diambil oleh minyak di dalm ruang konveksi ini adalah panas yang di bawa oleh
flue gas dari ruang radiasi, yang kemudian naik ke atas menabrak tube tube
dapur ( alirannya berbentuk zig zag ) untuk di bawa ke atas cerobong.
e. Evaporator
Evaporator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan fase uap
dan fase cair dari bahan baku atau umpan yang mengalami pemanasan didalam
dapur. Selain itu juga membantu beban dari kolom fraksinator karena fase cair
langsung keluar melalui dasar kolom, sedangkan fase uap melalui puncak kolom
menuju kolom fraksinasi. Untuk pemisahan lebih tajam diinjeksikan uap air steam.
f. Kolom Fraksinasi
Kolom fraksinator yang digunakan dikilang Cepu berfungsi sebagai
tempat pemisahan fraksi-fraksi hidrokarbon berdasarkan trayek didih(boiling range).
Kolom fraksinasi yang digunakan jenis plate dan buble plate yang digunakan untuk
memisahkan fraksi-fraksinya berdasarkan trayek didih.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
29
Setiap tray didalam kolom dilengkapi dengan:
1. Buble cup: alat kontak antara uap dan cairan
2. Over flow wear: menjaga ketinggian permukaan cairan diatas plate
3. Down comer:tempat mengalirnya caiaran dari plate ke plate dibawahnya.
g. Kolom Stripper
Kolom stripper berfungsi untuk mempertajam pemisahan atau alat yang
digunakan untuk memurnikan produk yang berasal dari kolom fraksinasi. Bentuk
dari kolom stripper hampir sama dengan kolom fraksinasi yaitu silinder tegak,hanya
ukuranya lebih kecil dari pada kolom fraksinasi.Di Kilang Pusdiklat Migas Cepu di
lengkapi dengantiga jenis kolomm stripper :
1. Kerosin stripper:
Di lengkapi dengan 7 buah plate tray dan 9 buah buble cap tray setiap
plate tray. Alat yang digunakan untuk menguapkan kembali fraksi ringan yang msih
terdapat diproduk kerosin sehingga menguap dan uap tersebut masuk kembali pada
kolom fraksinasi C-1, dan hasil dari bottom kolom stripper adalah sebagai produk
kerosene atau sering disebut minyak tanah.
2. Solar stripper
Di lengkapi dengan 6 buah plate tray dan 9 buah buble cap tray setiap
plate tray. Alat yang digunakan untuk menguapkan kembali fraksi ringan yang
masih terkandung dalam produk solar.Sehingga menguap dan uap tersebut masuk
kembali pada kolom fraksinassi C-1,hasil bawah dari solar stripper adalah
sebagai produk solar.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
30
3. Residu stripper
Di lengkapi dengan 6 buah plate tray dan 3 buah buble cap tray setiap
plate tray. Alat yang digunakan untuk menguapkan kembali fraksi-fraksi ringan
yang masih terkandung pada evaporator, kemudian terpisah dan uap tersebut
masuk kolom fraksinasi C-1 dan hasil bawah sebagai residu.
h. Separator
Separator berfungsi untuk memisahkan cairan produk,air dan gas yang
terikut bersama produk sebelum dikirim ke tangki penyimpan.
Prinsip kerja dari separator adalah berdasarkan spesifik gravity, sehingga
air yang berat jenisnya lebih besar dibandingkan dengan cairan produk,turun ke
dasar kolom separator dan di buang melalui saluran pembuang, sedangkan gas
dari puncak kolom separator dialirkan kembali ke condensor untuk diembunkan
(pendingin) lagi.
i. Condensor
berfungsi sebagai alat pendingin untuk mengembunkan uap minyak yang keluar dari
puncak kolom fraksinator. Media pendingin yaang digunakan adalah air yang
dialirkan melalui tube didalamnya,sedangkan uapnya melalui shell yang berfungsi
sebagai penyerap panas laten dari fluida panas.
j. Cooler
Cooler berfungsi sebagai alat pendingin yang dipakai untuk mendinginkan cairan
panas dan cairan dingin dimana terjadi perpindahan panas dari fluida panas ke fluida
dingin tanpa perubahan suhu, dengan menggunakan air sebagai media pendingin
dimana air tersebut dialirkan melalui tube yang ada didalamnya.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
31
Di kilang Cepu digunakan 2 jenis cooler :
1. Shell and tube cooler
Shell and tube cooler, liquid panas melalui pipa, dan air sebagai media
pendinginnya adalah air yang mengalir melalui shell,jenis alirannya adalah
counter current.
2. Box cooler
Box cooler dipakai karena mainancernya mudah,pada box cooler terdapat coil
sebagai tempat mengalirnya fluida panas,sedangkan media pendinginya adalah
air. Air akan mengisi box cooler sampai penuh,sehingga coil akan tercelup
seluruhnya dan air keluar secara over flow.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
32
C. PERSIAPAN MENJALANKAN KILANG
Sebelum unit kilang dijalankan maka perlu dipersiapkan untuk melakukan
sirkulasi dingin dan sirkulasi panas.
a. Sirkulasi dingin :
Sirkulasi dingin bertujuan untuk mengetahui kebocoran yang mungkin terjadi
sehingga dapat diperbaiki sebelum operasi berjalan. Pada sikulasi dingin solar
dialirkan pada alat-alat utama pada tmperatur kamar dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Proses sirkulasi dingin :
Solar dipompakan dengan pompa feed melalui perpompaan feed menuju heat
eexchanger, kemudian ke furnace, evaporator, ke residu stipper, dan kembali ke heat
exchanger dan begitu seterusnya solar akan melakukan sirkulasi dingin.
b. Sirkulasi panas
Sirkulasi panas bertujuan pula untuk memeriksa kebocoran dengan
mengunakan suhu yang lebih tinggi dari suhu kamar,sirkulasi panas bertujuan pula
untuk mendekatkan suhu sebelum melaksanakan proses pengolahan minyak pada
distilasi atmoferik. Pada sikulasi panas prosesnya sama dengan sirkulasi dingin
hanya saja pada sirkulasi panas,suhu pada dapur atau furnace dinaikkan berlahan-
lahan antara 5-10%/jamC dan memeriksa kebocoran. Disini bahan bakarnya adalah
fuel gas, fuel oil, dan dibantu dengan bantuan steam.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
33
D. URAIAN PROSES
Minyak mentah yang diolah di Pusdiklat Migas Cepu berasal dari lapangan
Kawengan dan Ledok.Setelah dikurangi kandungan airnya,minyak mentah dikirim ke
kilang untuk ditampung didalam tanki. Disini akan dibiarkan selama beberapa hari
agar air yang masih terkandung didalamnya dapat terpisahkan secara gravitasi.
Minyak mentah merupakan campuran (mixed crude) dari sebagian besar
HHPO dan sebagian kecil dan sebagian kecil dari LPPO yang telah memenuhi
spesifikasi yang telah ditentukan, terutama menghilangkan kotoran-kotoran seperti
garam.
Heat exchanger adalah peralatan yang digunakan untuk pemanasan awal,
sebelum minyak mentah dipanaskan didalam furnace dan juga berfungsi untuk
menghemat bahan bakar pada furnace. Sedangkan sedangkan bahan bakar yang
digunakan adalah solar untuk HE 01 dan media pemanas residu untuk HE 02 dan HE
03. Dan kemudian barulah pemanasan di lakukan di dalam furnace,dengan bahan
bakar fuel gas dan fuel oil dengan bantuan steam atomizing.
Crude oil dari pengeboran ditampung dipusat penimbunan minyak (PPM) di
Menggung. Dari pusat penimbunan, crude oil dialirkan ke tanki penyimpanan crude
oil T-101 (tanki penyimpanan crude oil dari lapangan Kawengan) dan tanki T-102
(dari penyimpanan crude oil dari lapangan Leedok). Crude oil dalam tanki harus
dalam keadaan cair terus. Dari tanki tersebut(T-101danT-102) crude oil di tarik
dengan pompa umpan, dimasukkan melalui tube alat penukar panas HE-1 dengan
media pemanas solar (hasil bawah kolom C-4 yang masuk pada suhu 250C, suhu
masuk crude oil kedalam HE-1 adalah suhu kamar(30C),dan akan keluar pada suhu
80C untuk menuju ke HE-2 dan HE-3 hingga keluar HE dengan suhu sekitar
110C.Media pemanas dari HE-2 dan HE-3 adalah residu yang didapat dari bottom
produk stipper C-5 dengan suhu operasi 285Cdan keluar pada suhu 200C.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
34
Didalam HE terjadi kontak secara langsung antara crude oil yang mangalir
pada tube dan media pemanas yang mengalir pada HE di luar tube dan dan didalam
shell dengan arah berlawanan counter current untuk memperluar bidang kontak
panas.Setelah mengalami pemanasan di HE, crude oil akan menuju ke furnace(F-1,
F2, F3 dan F-4) dimana di Pusdiklat Migas Cepu 2 aktif dan 2 sebagai cadangan
dengan bahan bakar fuel oil dan fuel gas dan bantuan steam.
Crude oil yang keluar dari furnace berupa campuran uap dan cairan
dimasukkan ke dalam evaporator . Didalam evaporator terjadi pemisahan antara uap
dan cairan,uap yang keluar dari oil puncak evaporator dan langsung masuk
frakcinator. Sedangkan cairan fraksi berat keluar dari dasar masuk ke kolom stripper
C-5.
Pemisahan uap dan cairan didalam evaporator juga dibantu dengan injeksi
stripping steam, yang bertujuan untuk memperkecil tekanan uap hidrokarbon (partial)
turun, maka penguapan hidrokarbon menjadi bebih besar,sehingga pemberian steam
untuk pemisahan hidrokarbon dari liquid menjadi lebih sempurna. Uap yang keluar
dari top kolom fraksinasi adalah sekitar suhu 320C dan dialirkan menuju kolom
fraksinasi C-1. Sedangkan yang keluar dari bottom kolom berupa liquid dengan suhu
300C akan dialirkan menuju ke kolom residu stripper dan C-5 untuk memisahkan
fraksi ringan yang masih terkandung didalamnya dengan bantuan injeksi steam.
Dari evaporatorterjadi pemisahan antara uap dan cairan,uap akan keluara dari
puncak akan langsung masuk fraksinator,sedangkan cairan fraksi berat akan keluar ke
dasar kolom stripper residu.Di sini terjadi proses pemisahan secara fisika antar fraksi
berat dan fraksi ringan. Crude oil masuk pada bagaian tengah kolom pemisah pada
suhu 325C. Didalam kolom tersebut pemisahan dibantu dengan adanya steam
stripping (dengan suhu 170C dan tekanan 1,25 kg/cm), dan pemanasan ,maka
senyawa hidrokarbon yang telah pada titik didihnya akan berubah menjadi fase uap
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
35
dan yang belum teruapkan akan tetap menjadi cairan.Fraksi ringan keluar sebagai
hasil atas kolom pemisah pada suhu 320C dan tekanan 0,26 kg/cm sedangkan fraksi
berat akan keluar sebagai hasil bawah pada suhu 295C.
Didalam kolom fraksinator terjadi pemisahan minyak bumi berdasarkan titik
didih (boiling range). Sehingga didapatkan produk sebagai berikut:
a. Dari fraksinator(C-01) side stream no.tray 4, 6, 8 dan 10 sebagai fraksi solar dan
masuk ke solar stipper(C-4) .Dari kolom fraksinasi C-1 dihasilkan produk berupa
solar dengan suhu keluaran adalah 265C.Panas solar yang tinggi digunakan sebagai
penukar panas pada HE-1 sehingga setelah keluar dari HE adalah 110C dan
didinginkan lebih lanjut didalam cooler.Solar dipisahkan kandungan airnya dengan
menggunakan separator S-6 pada suhu 40C dan kemudian akan ditampung didalam
tangki.
b. Dari fraksinasi side stream no.tray 12, 14 , 16 dan 18 sebagai fraksi kerosene dan
masuk ke kerosene stripper(C-3) dan dengan mengenjeksikan steam diperoleh hasil
dari puncak kolom di kembalikan lagi ke menara C-1 sebagai refluk dengan suhu
170C.Hasil bottom yang berupa kerosene dengan suhu 165C dan kamudian akan
didinginkan dalam cooler (CL).Dan selanjutnya dipisahkan didalam air dengan
separator dengan suhu 44C, dan akan ditampung didalam tangki penampungan.
c. Dan dari side stream fraksinasi dihasilkan produk berupa pertasol CC, yang
sebelumnya melalui cooler selanjutnya melalui separator (S-9)
d. Dan fraksi ringan dari puncak kolom akan menuju ke kolom fraksinator C-2 dan
menghasilkan produk pertasol CA dan pertasol CB. Uap kolom fraksinasi yang
keluar dari kolom fraksinasi C-1 uap pertasol dengan suhu 125C.Kemudian uap
pertasol dialirkan menuju kolom fraksinasi C-2 dan dengan bantuan steam
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
36
diinjeksikan akan diperoleh hasil berupa pertasol 2/CA pada puncak kolom
fraksinasi C-2. Pertasol CA yang berupa uap tersebut akan diembunkan didalam
kondensor (CN-1/2/3/4) dan akan didinginkan kembali dengan menggunakan box
cooler (BC-3/6),dan selanjutnya akan dipisahkan dengan menggunakan separator S-
1,dan hasilnya akan ditampung didalam tangki.Dari tangki penyimpanan sebagai
pertasol 2 /CA digunakan sebagai refluk pada menara kolom fraksinasi C-2 dengan
bantuan pompa refluk P-100 7/8.Sedangkan sisa uap yang tidak dikondensor final
CN-5-12,lalu didinginkan dalam cooler CL-3/4 dan selanjutnya akan dipisahkan
airnya dengan mengunakan separator S-3 dan selanjutnya hasilnya akan ditampung
didalam tanki 114/115/116/117.
Hasil samping dari kolom fraksinasi C-2 berupa pertasol CB,
kemudian didinginkan didalam separator S-4 pada suhu 40C, dan akan ditampung
tanki.Hasil dasar dari kolom fraksinasi C-2 yaitu naptha kemudian menuju ke
kolom separator C-9 dan akan mengalir ke cooler untuk didinginkan dan akan
menuju ke separator untuk dipisahkan kandungan airnya.Tetapi ada juga dari
sebagian produk dari pertasol CB dan naptha digunakan sebagai refluk pada top
menara C-1.
Proses ini bertujuan untuk mengubah fase uap dan juga fase cair yang
dilanjutkan dengan pendinginan untuk menurunkan temperatur produk.Hasil
pemisahan kolom fraksinasi yang berupa uap dimasukan kedalam kondensor,
sedangkan yang berupa cairanakan dimasukkan kedalam cooler. Kondensor
berfungsi unntuk mengembunkan uap hidokarbon sehingga berupa fase manjadi
cairan.Sedangkan cooler digunakanuntuk mendinginkan produk-produk sebelum
masuk kedalam tangki penampungan.Keduanya menggunakan air yang berasal dari
cooling tower.Adapun proses pengembunan dan pendinginan sebagai berikut :
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
37
a. Residu dari hasil bawah residu stripper
Residu setelah melewati HE-2,masuk kedalam box cooler BC-1 pada
suhu 125C.Di box cooler terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin
bersuhu 26C yang berasal dari cooling tower.Maka terjadi pemindahan panas secara
konduksi antara bahan tersebu .Di sini residu mengalami pengurangan panas karena
memberikan sebagian panasnya kepada air,sedangkan suhu air akan naik.Residu dari
box cooler BC-1 pada suhu 75C,dan air pada suhu 32C.
b. PH Solar dari hasil bawah kolom fraksinasi (C-1)
PH Solar masuk kedalam box cooler BC-2 pada suhu 290C.Di dalam
box cooler terjadi kontak secara tidak langsung dengan air dengan suhu
26C.Sehingga terjadi proses perpindahan panas secara konduksi antara kedua
bahan.PH Solar keluar dari box cooler dengan suhu 78C, sedangkan air pada suhu
30C.
c. Solar dari hasil bawah kolom stripper (C-4)
Solar setelah melewati HE-1 masuk kedalam cooler CL-6 pada suhu
sekitar 110C.Di dalam cooler terjadi kontak secara tidak langsung dengan air
pendingin bersuhu 26C yang berasal dari cooling tower.Solar akan mengalami
proses pengurangan panas,karena sebagian panasnya diberikan kepada air,sehingga
suhu air menjadi naik.Solar keluar pada cooler pada suhu 40C, sedangkan air pada
suhu 32C.
d. Kerosin dari hasil bawah kolom kerosin stripper
Kerosin masuk kadalam cooler CL-7,8,12 pada suhu 160C.Didalam
cooler terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin bersuhu 26C yang
berasal dari cooling tower.Maka akan terjadi perpindahan panas secara konduksi
antara kedua bahan tersebut. Di sini kerosin mengalami pengurangan panas karena
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
38
memberikan sebagian panasnya kepada air,sedangkan suhu air naik.Kerosin keluar
dari cooler pada suhu 44C,sedangkan air pada suhuu 30C.
e. LAWS 4 dari hasil samping kolom fraksinasi C-1
LAWS 4 masuk kedalam cooler pada suhu 100C.Di cooler terjadi
kontak secara tidak langsung dengan air pendingin bersuhu 26C yang berasal dari
cooling tower.Maka terjadi pemindahan panas secara konduksi antara bahan
tersebut.Di sini LAWS 4 mengalami pengurangan panas karena memberikan sebagian
panasnya kepada air, sedangkan suhu air akan naik.LAWS 4 keluar dari cooler pada
suhu 45C, sedangkan air pada suhu 32C.
f. Naftha dari hasil bawah kolom fraksinasi (C-2).
Naftha 3 masuk ke dalam cooler CL-13,14 pada suhu 122C.Di cooler
terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin bersuhu 26C yang berasal
dari cooling tower.Maka terjadi pemindahan panas secara konduksi antara bahan
tersebut.Di sini naftha mengalami pengurangan panas karena memberikan sebagian
panasnya kepada air, sedangkan suhu air akan naik.Naftha keluar dari cooler pada
suhu 60C, sedangkan air pada suhu 32C.
g. LAWS 3 dari hasil samping kolom fraksinasi
LAWS 3 masuk kedalam cooler CL-5,9 pada suhu 111C. Di cooler
terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin bersuhu 26C yang berasal
dari cooling tower.Maka terjadi pemindahan panas secara konduksi antara bahan
tersebut.Di sini LAWS 3 mengalami pengurangan panas karena memberikan sebagian
panasnya kepada air, sedangkan suhu air akan naik.LAWS 3 keluar dari cooler pada
suhu 56C, sedangkan air pada suhu 30C.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
39
h. Pertasol 2 dari hasil atas kolom fraksinasi (C-2)
Pertasol 2 masuk ke dalam kondensor CN-1-4 pada suhu
90C.Didalam kondensor terjadi kontak secara tidak langsung dengan air pendingin
bersuhu 26C yang berasal dari cooling tower.Maka terjadi pemindahan panas secara
konduksi antara bahan tersebut.Di sini Pertasol 2 mengalami pengurangan panas
karena memberikan sebagian panasnya kepada air, sedangkan suhu air akan
naik.Pertasol dua keluar dalam bentu cairan pada suhu 46C kemudian akan dialirkan
menuju ke dalam box cooler (BC 3-6)dan cooler (CL-15,16) sedangkan air keluar dari
kondensor dengan suhu 32C.Dalam kondensor ,uap dari pertasol 2 berubah menjadi
cair dan didinginkan dalam cooler (CL-4).Pertasol 2 keluar dari cooler pada suhu
39C, sedangkan air pada suhu 30C.Walaupun sudah beberapa kali mengalami
kondensasi, masih ada uap dalam jumlah relatif kecil yang tidak dapat berubah
menjadi cair dan uap.Hal ini akan dibuang sebagai gas flare.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
40
E. VARIABEL OPERASI
Proses pengolahan minyak sangat membutuhkan keadaan yang terkondisi
dengan baik. Apabila ada perubahan pada salah satu kondisi maka akan berpengaruh pada
kondisi yang lainnya. Perubahan-perubahan itu akan dapat mengakibatkan perubahan
pada produk yang dihasilkan baik dari segi jumlah maupun dari segi mutu
Untuk menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan yang dikehendaki
dengan efesien, maka perlu diadakan pengaturan-pengaturan kondisi fisis yang lebih
dikenal dengan varibel proses. Yang merupakan variabel proses dari distilasi atmosferik
Cepu adalah:
1. Temperatur
2. Tekanan
3. Permukaan cairan (level)
4. Kecepatan aliran (flow rate)
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
41
1. Temperatur
a. Temperatur furnace
Pemanasan crude oil didalam furnace dibatasi sampai temperatur
maksimum 371 C. Namun pada kondisi normal mempunyai trayek
temperatur antara 300-330C tergantung dari jenis crude oil yang diolah.
Apabila temperatur keluaran minyak dari furnace terlalu tinggi,melebihi
temperatur yang dipersyaratkan maka akan terjadi reaksi pemecahan
(cracking) pada rantai hidokarbon dan akan membentuk senyawa baru yang
tidak di kehendaki. Dan juga akan mudah terbentuk cake (kerak).
Terbentuknya cake akan mengakibatkan terhambatnya perpindahan panas
sehingga efesien dari furnace akan turun. Parikel-partikel cake yang halus
dapat masuk ke kolom fraksinasi yang mengakibatkan pengotoran pada tray
sehingga fungsinya sebagai alat kontak terganggu.
Dan apabila suhu keluaran minyak dari furnace terlalu rendah akan
mengakibatkan proses pemisahan fraksi-fraksi didalam kolom fraksinasi akan
menjadi tidak sempurna. Hal ini disebabkan karena penguapan yang kurang
sehingga masih banyak fraksi ringan yang terikut dalam produk dasar kolom.
Pengendalian temperatur dalam furnace sangat penting,mengingat hal tersebut
diatas sangat vital,baik untuk produksi maupun untuk keamanan kilang.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
42
b. Temperatur puncak kolom
Temperatur puncak kolom terlalu tinggi maka produk yang dihasilkan
akan banyak mengandung fraksi berat. Akibatnya titik didih akhir produk akan
naik. Sedangkan temperatur puncak kolom terlalu rendah maka titik didih
akhir akan rendah pula. Pengaturan temperatur puncak kolom dilakukan denga
menggunakan refluk,yaitu caiaran dingin yang di kembalikan kedalam
kolom,yang berguna untuk mengontrol suhu dari puncak kolom.
c. Temperatur dasar kolom fraksinasi
Apabila temperatur didasar kolom fraksinasi terlalu rendah,maka akan
mengakibatkan penurunan titik didih awal dari produk dasar kolom dan juga
akan menambah terikutnya jumlah produk karena terikutnya fraksi ringan
yang tidak teruapkan. Dan apabila temperatur dasar kolom terlalu tinggi, fraksi
berat yang seharusnya tinggal didasar kolom akan naik. Pengaturan dan
pengendalian temperatur dasar kolom ini dilakukan dengan menggunakan
reboiler,yaitu dengan memanaskan kembali produk dasar kolom.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
43
2. Tekanan
Tekanan dalam kolom fraksinasi akan mempengaruhi proses
penguapan.
Kenaikan tekanan akan menghambat kenaikan fraksi minyak pada temperatur
operasi yang sama. Bila tekanan kolom fraksinasi naik maka produk puncak kolom
akan mempunyai titik didih akhir yang rendah, sedangkan penurunan tekanan dalam
kolom akan mengakibatkan naiknya titik didih akhir produk puncak kolom.
Kenaikan tekanan dalam kolom fraksinasi dapat disebabkan oleh kecepatan
penguapan yang tinggi,kecepatan aliran yang masuk terlalu besar,temperatur juga
akan tinggi.
3. Permukaan Cairan (Level)
Pengaturan dan pengendalian permukaan cairan dilakukan pada semua kolom
fraksinasi. Apa bila permuukaan cairan terlalu rendah maka waktu tinggal (resisdence
time) dari cairan akan naik akibat banyaknya fraksi yang terikut. Pada umumnya
permukaan cairan pada dasar kolom dijaga sekitar 50-70%.
Pengaturan dilakukan dengan jalan mengatur laju aliran yang keluar dari dasar
kolom. Apabila level terlalu tinggi maka kontrol valve akan membuka lebih besar.
Dan apabila level terlalu rendah maka kontrol valve akan membuka lebih kecil.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
44
4. Kecepatan Aliran (FLow Rate)
Kecepatan aliran dapat mempengaruhi kondisi operasi dari operasi lainya
yaitu temperatur,apabila itu terjadi pada aliran umpan atau refluk Terganggunya
temperatur akan menyebabkan terganggunya produk akhir baik jumlah maupun
mutunya. Dalam pengolahan minyak kecepatan banyak mempengaruhi :
a. Kecepatan aliran umpan
Kecepatan aliran umpan harus dipertahankan stabil agar temperatur pemanas
umpan keluar dari furnace jug stabil. Apabila kecepatan umpan melalui furnace
dengan cepat maka penguapan pada kolom fraksinasi akan terganggu. Selain itu
permukaan caiaran pada dasar kolom akan naik karena banyak terdapat fraksi
ringan. Karena itu,kecepatan aliran umpan harus di setting pada keadaan yang
inginkan,apabila kecepatan melebihi setting maka control valve akan menutup dan
sebaliknya.
b. Kecepatan aliran refluk
Apabila aliran refluk puncak kolom naik maka temperatur puncak kolom
akan turun. Penurunan puncak kolom akan mengakibatkan penurunan titik didik.
Dan apabila kecepatan aliran turun,maka temperatur titik didih akhir dari puncak
kolom akan naik.
c. Kecepatan aliran reboiler
Kecepatan aliran reboiler harus dipertahankan stabil,supaya temperatur
keluaran dari furnace juga stabil. Apabila aliran reboiler lewat furnace terlalu
cepat, maka temperatur keluaran dari furnace akan rendah. Pengaturan aliran
reboiler di lakukan dengan jalan mengatur aliran yang masuk kedalam furnace.
Sebelumnya di tentukan settling aliran yang diinginkan, apabila aliran lebih besar
dari diinginkan, maka control valve akan menutup aliran yang dilakukan oleh
pompareboiler dan sebaliknya,sehingga aliran dapat dikendalikan.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
45
Gambar Diagram Alir Unit Distilasi Atmosferik Pusdiklat Migas Cepu
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
46
2. LABORATORIUM
a. Laboratorium Minyak Bumi
b. Laboratorium Instrumentasi
A. LABORATORIUM MINYAK BUMI
Laboratorium control kualitas dalam suatu industri merupakan suatu unit yang
berfungsi untuk menguji karakteristik bahan baku dan kualitas produk. Sehingga dapat
diketahui apakah sudah sesuai dengan standart dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Laboratorium minyak bumi digunakan untuk menganalisa bahan baku dan produk
yang dihasilkan dari kilang dan wax plant, guna mengendalikan bahan baku dan produk-
produknya, sehingga bila tidak memenuhi standart dapat diatasi secepatnya. Analisa
tersebut menggunakan standart ASTM ( American Society for Testing Material ) dan IP (
Institute of Petroleum ).
Metode-metode analisa yang digunakan adalah :
a. Spesifik Gravity ( ASTM D-1298 )
Merupakan suatu perbandingan massa cairan tertentu terhadap air pada
volume yang sama dan suhu tertentu. Tujuannya untuk menentukan specific gravity (
SG ) dengan menggunakan alat Hidrometer. Hasil ini dikoreksi dengan menambah
faktor koreksi sehingga menjadi standart pada temperatur 60/60 0F.
Metode : Sampel dengan volume tertentu dituangkan kedalam Hidrometer
silinder dengan termometer didalamnya. Setelah Hidrometer terapung bebas dan
termometer menunjukkan suhu konstan maka diadakan pembacaan pada hidrometer
sebagai specific grafity.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
47
b. Penentuan Warna ( ASTM D-1500 )
Tujuannya mengetahui warna secara visual dari produk minyak.
Metode : Sampel dimasukan kedalam tabung gelas dan aquades diisikan pada
tabung lain. Keduanya dikenai cahaya pada Kalori meter. Kemudian dibandingkan
hasilnya dan dicatat skalanya saat warnanya sama.
c. Flash Point (ASTM D-92)
Merupakan suhu terendah dimana campuran uap minyak dan udara akan
menyala bila terkena api pada kondisi tertentu. Tujuannya menentukan flash point
dari produk minyak bumi. Metode yang digunakan adalah ASTM D-56 untuk
kerosene dan aftur, ASTM D-92 untuk pelumas, residu dan PH solar dan ASTM D-
93 untuk Fuel Oil dan Gas Oil.
Metode : Sampel dimasukan dalam cup sebanyak jumlah tertentu yang
dilengkapi dengan termometer dan dipanaskan. Pada temperature tertentu api
penguji diarahkan pada permukaan sampel karena sampel menguap maka uap
sampel akan menyala. Flash point dicatat sebagai suhu terendah dimana uap
menyala.
d. Viscosity Redwood ( IP-70 )
Tujuannya menentukan viscositas dari produk minyak dan crude oil.
Metode : Sampel dengan volume tertentu dimasukan kedalam oil tube
kemudian dipanaskan sampai pada temperatur pemeriksaan setelah itu dialirkan dan
dicatat waktu pengalirannya.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
48
e. Viscocity Kinematik ( ASTM D-445 )
Tujuannya untuk menentukan harga viscositas dari beberapa produk minyak.
Metode : Sampel dengan volume dimasukkan kedalam Viscometer tube dan
temperatur pemeriksaan, kemudian dialihkan melalui pipa kapiler dan dicatat waktu
pengalirannya.
f. Distilasi ( ASTM D-86 )
Tujuannya untuk mengetahui trayek titik didih dari beberapa produk minyak.
Metode : Sampel dengan volume 100 ml dimasukan kedalam labu yang
kemudian di destilasi. Temperatur dimana untuk pertama kali terjadi tetesan
kondensat dicatat sebagai Initial Boiling Point ( IBP ). Selanjutnya setiap kenaikkan
10 % volume kondensat dicatat temperaturnya.Final Boiling Point diperoleh pada
temperatur maksimum yang dapat dicapai.
g. Pour Point ( ASTM D-97 )
Tujuannya untuk mengetahui tempertur terendah dimana minyak masih dapat
mengalir bila diinginkan pada kondisi tertentu.
Metode : Sampel dengan volume tertentu dipanaskan dan kemudian didinginkan
didalam Refrigator. Sampel diperiksa setiap periode penurunan tertentu sampai
temperatur dimana sampel tidak dapat dituang ditambah 5 % 0F sama dengan pour
point.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
49
h. Aniline Point ( ASTM D-611 )
Merupakan temperatur terendah dimana sample minyak dan aniline bercampur
secara homogen. Tujuannya menentukan temperatur terendah terpisahnya aniline
dengan sampel yang diperiksa.
Metode : Campuran aniline dan sampel dimasukkan kedalam test tube sambil
diaduk kemudian didinginkan secara teratur sampai memisah kembali. Temperatur
yang terbaca adalah titik aniline.
i. Uji lempeng tembaga ( ASTM D-130 )
Tujuan untuk mengetahui tingkat korosifitas dari produk minyak.
Metode : Kepingan tembaga digosok dengan kertas amplas dan telah
dibersihkan dengan iso octane, dicelup kedalam sampel kemudian kepingan tembaga
diambil dan dicuci dengan iso octane. Setelah itu dibandingkan lamanya dengan
ASTM D-130 copperstrip corrotion standart.
j. Water Content ( ASTM D-95 )
Tujuannya untuk menentukan besarnya kandungan air dalam crude oil dan produk
minyak.
Metode : Sampel dengan volume 100 ml ditambahkan solvent 100 ml
kemudian didestilasi secara reflux. Solvent dan air akan terkondensasi dalam
kondensor sehingga air akan berada pada bagian bawah reflux. Sedangkan pelarut
akan kembali kedalam labu distilasi. Jumlah kandungan air dibaca pada skala yang
dicatat.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
50
B. LABORATORIUM INSTRUMENTASI
1. Definisi Kalibrasi
Suatu tindakan yang dilakukan, pada kondisi tertentu, yang menghasilkan
hubungan antara harga hasil pengukuran dengan harga acuan standar.
Tujuan:
Hasil pengukuran dari suatu alat ukur sesuai dengan akurasi dan jangkauan disain
awalnya pada kondisi lingkungan tertentu.
2. Macam Macam Kalibrasi
a. Kalibrasi Pressure Gauge
Tekanan operasi normal proses berada pada 25% s/d 75% dari skala.
Jika skala terlalu kecil:
- Umur elemen elastis lebih pendek
- Rentan terhadap adanya tekanan lebih (overpressure)
Jika skala terlalu besar:
- Pembacaan dengan resolusi tinggi sukar dilakukan.
b. Kalibrasi Control Valve
Control Valve adalah terminologi yang digunakan untuk suatu valve yang
mempunyai kemampuan throttling atau gradual changing. Apakah on-off valve
termasuk controlled valve? Iya, tetapi jarang sekali disebut sebagai control valve.
Control valve terkhusus untuk valve yang bisa menerima perintah analog baik
dengan sinyal analog maupun kumpulan sinyal digital.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
51
c. Kalibrasi Controller
Controller adalah suatu penguat yang outputnya dapat diatur atau diubah
dengan cara tertentu tergantung dari modelnya. Proportional controller
memberikan output yang proporsi dengan inputnya tergantung dari
sensitivitasnya. Sensitivitas dari controller ini tergantung dari proportional
bandnya, yaitu prosentase perubahan input yang dapat menghasilkan 100%
perubahan output. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
MV = KC . e + b
Dimana :
M = Manipulated Output
Kc = sensitivitas controller = 100% / PB
PB = Proportional Band
e = error
b = bias
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
52
3. WATER TREATMENT
a. Proses Pengolahan Water Treatment
b. Pipa Proses Pengolahan Air Minum
A. Proses Pengolahan Water Treatment
Water Treatment Plan merupakan sebuah unit pengolahan air, yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan manusia dan untuk menunjang kebutuhan operasi dari
pabrik.Untuk itu diberlukan air yang bersih, jernih dan bebas dari kuman penyakit. Air
dengan mudah didapat dari permukaan bumi, tetapi air dengan mutu yang sesuai dengan
penggunaannya masih cukup sulit untuk didapat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
maka Pusdiklat Migas Cepu mengambil air dari Bengawan Solo untuk diolah lebih lanjut
untuk dapat memenuhi berbagai kebutuhan.
Unit Water Treatment berfungsi untuk mengolah air dari sumber air (Bengawan
Solo) untuk keperluan air minum, air pendingin, air umpan boiler dan air untuk
pemadam kebakaran. Air yang digunakan untuk keperluan tersebut mempunyai standar
tertentu sehingga memerlukan tahap pengolahan yang berbeda-beda.
Tahap pengolahan
Unit Water Treatment mengolah air dengan menggunakan bahan baku air sungai
Bengawan Solo. Sebelum masuk proses screening yang berada pada Rumah Kali Solo I
(RPKS I), maka air diinspeksi terlebih dahulu, yang dalam hal ini dilakukan oleh Quality
Control Laboratorium. Terdapat titik pengambilan sampel air yang diambil rata-rata
perhari dalam 1 titik.
1. Pengambilan yaitu 2-5 liter. Kemudian diuji sesuai dengan batasan-batasan yang telah
ditentukan oleh Menteri Kesehatan dan diterapkan pada air yang akan diolah. Jenis
pengujian antara lain pH, Active Chlor, Turbidity, dan lain-lain. Batasan air minum dan
air untuk industri adalah berbeda sehingga perlu pengambilan di titik sendiri. Batasan
untuk air pada sampel sungai ini adalah kadar pH antara 6,5-8,5.
2. Proses Screening.
Proses ini berada pada RPKS I. air baku diambil dari sungai Bengawan Solo
menuju bak segaran dan bak YAP dengan menggunakan pompa. Rumah pompa ini
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
53
berada 10 meter dibawah permukaan tanah atau 2 meter di bawah permukaan air sungai
level minimum, sehingga masih memungkinkan untuk memompa air pada musim
kemarau.
Peralatan utama yang ada di RPKS I, antara lain:
Tiga unit pompa sentrifugal yang digerakkan motor listrik.
Dua buah stiner (saringan) primer dan sekunder pada masing-masing saluran
hisap pompa untuk mencegah kotoran dan sampah.
Satu unit submersible pump (pompa benam atau pompa potos) yang berfungsi
untuk membuang genangan air di RPKI I yang berasal dari bocoran-bocoran
packing dan pada waktu pencucian strainer.
Air yang keluar dari RPKS I dialirkan ke dua tujuan, yaitu di bak YAP dan
bak segaran. Air bak di YAP akan diolah menjadi air minum, sedangkan air di bak
segaran akan diolah menjadi air industri. Air minum di sini adalah air bersih yang
memenuhi syarat sebagai air minum yang streril, tidak berbau, dan tidak berwarna.
Bak YAP merupakan rangkaian bak pengendapan dan penjernihan air yang
terdiri dari:
Talang bersekat-sekat, tempat air masuk dari RPKS I.
Flokulator/bak pengendapan, yaitu bak nomor I, II dan III.
Klarifier/bak penjernihan, yaitu bak nomor IV, V, dan VI.
Pada area bak YAP juga terdapat peralatan, antara lain:
Tiga buah tangki pelarut kimia, tawas, kaporit, dan dukem yang masing-
masing dilengkapi pengaduk otomatis. Kapasitas masing-masing + 1800 liter.
Dua unti portable submersible pump. Digunakan untuk sirkulasi lumpur dan
membuang enadapan dari dasar bak YAP.
Volume dari bak YAP sendiri adalah 5.084 m3.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
54
3. Proses koagulasi.
Proses ini adalah proses pencampuran antara air baku dengan zat kimia, yaitu
proses penjernihan pertama kali yang di lakukan pada bak YAP.
Air yang di pompa dari unit RPKS I di masukan ke bak YAP melalui talang
bersekat-sekat yang bertujuan untuk mebuat aliran air menjadi turbulen (kecepatan
acak), sehingga terjadi pengadukan dan pencampuran yang baik serta merata dari
bahan-bahan kimia yang diinjeksikan juga unruk menghindari penumpukan endapan
pada talang.Bahan kimia yang di gunakan adalah kaporit, Tawas dan Dukem. Dengan
komposisi rata-rata 15 Kg, 150 Kg, dan 0,45 Kg per shift. Dan zat-zat kimia tersebut
di namakan koagulan.
4. Proses flokulasi
Dari talang air masuk ke bak no. I yang juga besekat-sekat, di sini aliran mulai
menjadi aliran laminar (Kecepatan rendah), sehingga terjadi Proses Flokulasi, yaitu
terbentuknya Flok (Gumpalan partikel) akibat tercampurnya air dengan zat kimia
yang di injeksikan.
Saat zat kimia terhidrosa dengan air, maka akan membentuk flok, yang dapat
mengurangi koloid (zat heterogen) dan membawanya mengendap. Proses ini juga
dapat mengurangi warna air dan kandungan phospat.
Tujuan utama flokulasi adalah membawa partikel ke dalam suatu inti flok
sehingga partikel tersebut saling bertabrakan, kemudian melekat, dan tumbuh menjadi
ukuran yang siap turun mengendap.Aliran laminar di perlikan untuk menjaga agar
tidak terjadi rusaknya flok yang sudah terbentuk, kemudian air terus mengalir ke bak
II dan III (yang bersekat).
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
55
5. Proses sedimentasi / floatasi
Proses ini adalah proses pengendapan partikel-partikel padat yang terkandung
dalam air yang menyebabakan kekeruhan, partikel tersebut dapat berupa lumpur atau
zat padat lainnya seperti slude (lumpur) yang terdiri dari senyawa garam dan basa.
Proses ini merupakan proses fisika. Zat-zat yang lebih ringan akan mengapung
(flotasi), karena memiliki berat jenis yang lebih ringan dari air, dan dapat di buang
dengan cara overflow, yaitu air meluap sehingga kotoran dapat terbuang. Sedangkan
zat-zat yang memiliki berat jenis lebih besar dari air akan mengendap dengan adanya
gay gravitasi. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kekeruhan (turbidity),
mengurangi kesadahan dan menghemat bahan kimia. Air yang keluar dari bak III
sudah jernih, namun Proses sedimentasi tetap berlanjut, dan pada bak IV larutan
kaporit kembali di injeksikan pada pintu masuk bak.Pada masing-masing bak no.
IV,V,VII DAN VII terdapat pipa outlet yang di hubungkan menjadi satu, sebagai
saluran hisap pemompaan yang berada di RPKS II. Pipa outlet ini juga berfungsi
sebagai pipa pengurasan bak yang di lakukan 6 Bulan sekali.
Rumah Pompa Kali Solo II merupakan rumah pompa dengan lima unit pompa
yang di gunakan untuk memompa hasil olahan bak YAP menuju :
Tangki grafitasi (TG-335 A.B
Area pemadam kebakaran
Bak air industry (B-333 1-2)
Saringan pasir bertekanan
Menara air pendingin
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
56
Pendistribusian ke area pemadam kebakaran, bak air industry, saringan
pasir bertekanan dan menara air pending di lakuukan bila bak seragan dan unit CPI
tidak dioperasikan.
6. Aerasi
Air yang di pompa dari RPKS II masuk pada tangki dan Bak gafitasi
dengan aspek, yaitu:
Tangki gravitasi
Diameter : 6 m
Tinggi : 4,15 m
Kapasitas : 117,3 m3
Bak grafitasi
Ukuran : 10,65 x 5,86 x 3,74 m
Kapasitas : 216,3 m3
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan bau busuk dan menetralkan
racun dengan cara menyemprotkan air pada ujung pipa agar air dapat kontak
langsung dengan udara luar. Kemudian air begerak keluar dengan grafitasi menuju
pipa di bawah bak dan tangki.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
57
7. Inspeksi
Sebelum masuk pada proses selanjutnya maka dilakukan inspeksi untuk
menguji pH antara 6,5-8,5, Active Chlor antara 0,1-0,4, Turbidity
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
58
pengolahan air minum. Dasar pengolahan gas klorin ini karena mempunyai efektifitas
yang tinggi dan kemampuan oksidasi yang kuat sehingga bias menghancurkan bahan-
bahan organic dan menyebabkan mikroba-mikroba menjadi mati.
Di Unit Pengolahan Air Pusdiklat Migas Cepu, gas klorin tersimpan dalam tabung
dengan kapasitas + 100 kg. dengan menggunakan klorinator, glas klorin diinjeksikan
dari tabung ke bak penampung air bersih di unit air minum. Pemakaian gas klorin ini 3
kg/hari.
10. Inspeksi
Sebelum masuk ke penampungan air minum, air di uji kembali kualitasnya.
11. Penampungan
Penampungan dilakukan pada bak penampunang air minum yang sudah
diinjeksikan gas klorin.Bak ini merupakan bak tertutup yang digunakan untuk
menampung air bersih dari Sand Filter sebelum didistribusikan.Tujuan dari
penampungan ini ialah untuk menjaga kelangsungan produksi, membantu pengendapan
dan sebagai persediaan/cadangan. Bak ini mempunyai spesifikasi, yaitu:
Bak Penampung Air Minum Lama
Ukuran : 9,94 x 6,71 x 2,5 m
Kapasitas : 166,7 m3
Bak Penampung Air Minum Baru
Ukuran : 16,78 x 16,4 x 2,04 m
Kapasitas : 561,39 m3
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
59
1. Inspeksi
Pengujian dilakukan sebelum air distribusikan.
2. Distribusi
Proses pembagian/penyaluran dimana air setelah diproses dari penimbunan
ketempat dimana air digunakan.
Metode distribusi yang digunakan antara lain:
Metode distribusi secara grafitasi
Metode distribusi dengan pompa langsung
Metode distribusi dengan pompa dan tangki timbun, metode ini merupakan
gabungan metode di atas.
3. Inspeksi
Pengujian kualitas air diambil pada titik setelah didistribusikan, yaitu pada
konsumen.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
60
Pengolahan air industry meliputi:
1. Proses sedimentasi.
Proses ini merupakan proses secara alami di bak segaran. Air yang dipompa dari
RPKS I menuju bak segaran, yaitu kolam terbuka untuk menampung air baku dan
berfungsi sebagai penyedia air pemadam kebakaran dan bak cadangan apabila
kebutuhan air bersih meningkat atau bak YAP sedang tidak beroperasi, dengan
mengoperasikan unit CPI. Air baku ke bak segaran dan air secara mengalami
pengendapan partikel-partikel.
2. Inspeksi
Uji air dilakukan untuk memastikan kualitas air sebelum masuk unit CPI,
meliputi kadar pH antara 7,5-9,5, Total Alkalinity < 100, Total Hardness < 1.
3. Koagulasi
Air dari bak segaran dipompa ke unit CPI. Proses ini merupakan proses yang sama
seperti pada bak YAP, tetapi proses ini dilakukan pada unit CPI (Corrugated Plate
Interceptor), yang merupakan peralatan pengolahan air yang berbentuk kerucut dan
terbuat dari plat baja. Di dalamnya terdapat alat bergelombang yang bertujuan untuk
memperluas permukaan.Di dalam unit ini dipasang fiber glass dengan menambahan
koagulan berupa tawas.
4. Flokulasi
Proses ini juga sama seperti pada proses yang berada pada bak YAP, yaitu proses
terbentuknya gumpalan flok, sehingga membentuk inti flok yang lebih besar dan
membawanya mengendap.
5. Sedimentasi
Di sini juga merupakan proses pengendapan lumpur yang dihasilkan, kemudian lumpur
ini ikut keluar melalui pipa blow down.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
61
6. Klarifikasi
Proses ini merupakan proses penjernihan yang berupa proses penggabungan antara
proses sedimentasi, koagulasi, dan flokulasi. Proses ini dilakukan dengan memperbesar
konsentrasi flok dan recycle sludge. Untuk memperbesar flok dilakukan dengan
memberikan kontak yang baik dengan partikel, berupa pengadukan atau sirkulasi pada
unit CPI.Kemudian air keluar menuju bak air industry.
7. Inspeksi
Hasil olahan unit CPI di uji kualitas airnya.
8. Penampungan
Penampungan air industry pada bak air industry. Bak ini merupakan bak terbuka untuk
menampung air dari unit CPI atau dari tangki grafitasi sebelum didistribusikan ke
kilang atau boiler serta sebagai penyedia kebutuhan untuk back wash bak sand filter.
Pada bak ini diberi sekat-sekat untuk pengadukan.
9. Inspeksi
Sebelum di distribusikan ke kilang dan boiler, maka diuji kualitasnya.
10. Distribusi
Proses distribusi dilakukan dengan pompa transfer ke unit kilang dan boiler
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
62
B. Pipa Proses Pengolahan Air Minum (WTP) PUSDIKLAT CEPU
Pada dasarnya water treatment pada PUSDIKLAT MIGAS Cepu dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu Unit Raw water pump station , Unit pengolahan air industri
, Unit pengolahan air minum.
Kali Solo yang menjadi sumber penyediaan air, air dipompa dari rumah
pompa KS I (RP-KS I) yang kemudian dibagi menjadi dua aliran. Aliran pertama
pada rate 240 m3/jam untuk diproses menjadi air minum dan air industri. Aliran kedua
dengan rate 60 m3/jam di alirkan menuju bak segaran untuk digunakan sebagai air
pemadam kebakaran. Sebagian air dari bak segaran dipompa menuju CPI untuk diolah
agar dapat digunakan sebagai air industri.
DUKEM
TAWAS
KAPORIT
Level Air Bgwn Solo
RPKS I
RPKS II
Ke FIRE GROUND
I
II
III
IV
Gudang Chemical
R.Operator
DIAGRAM ALIR PROSES PENGOLAHAN AIR MINUM PUSDIKLAT MIGAS CEPU
BAK CPI BAK AIR INDUSTRI
BAK SEGARAN
Ke Unit PEMADAM KEBAKARAN
TANGKI /BAK
GRAVITASI
RPAM & RPAI
Dist. Air Minum
Dist. Air Industri
SAND FILTER BAK P. AIR MINUM
GAS CHLOR
BAK YAP
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
63
Pada pengolahan air industri dan air minum air dipompa menuju bak YAP
untuk ditambahkan tawas, dukem dan kaporit agar terjadi proses flotasi, flokulasi dan
disenfektan. Bentuk bak YAP yang berkelok-kelok bertujuan agar proses terjadi lebih
lama dan mendapatkan hasil yang optimal. Dari bak YAP, air dipompa melalui
Rumah Pompa KS II (RP-KS II) menuju bak gravitasi untuk mengendapkan flok-flok
yang terbentuk.
Dari bak gravitasi aliran dibagi menjadi dua dengan rate yang sama yaitu 110
m3/jam untuk air industri dan air minum. Pada pengolahan air minum, air tersebut
ditambah dengan air dari bak air minum lama di alirkan menuju sand filter untuk
menyaring kotoran-kotoran yang masih terikut. Bagian yang bersih di alirkan menuju
bak air minum baru dan yang kotor ditampung di bak buangan ke sungai yang
nantinya akan di buang.
Pada bak air minum baru diberikan gas chlor yang bergna sebagai disenfektan.
Kemudian air dari bak tersebut di pompa oleh pompa distribusi yang berjumlah tiga
buah untuk memenuhi kebutuhan air minum di PUSDIKLAT MIGAS Cepu.
Untuk memenuhi kebutuhan air industri, air dari bak gravitasi ditampung pada
bak air industri ditambah dengan air yang berasal dari CPI dipompa oleh pompa
sirkulasi, pompa transfer supaya didistribusikan menuju seluruh bagian yang
membutuhkannya.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
64
Water treatmen plant (WTP) merupakan unit yang berfungsi untuk mengolah air dari
sumber air untuk berbagai keperluan, yaitu :
a) Air minum
b) Air pendingin
c) Air untuk pemadam kebakaran
Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut PUSDIKLAT MIGAS Cepu mengambil air baku
dari Solo.
Unit-unit yang termasuk dalam unit pengolahan air di PUSDIKLAT MIGAS Cepu adalah :
1. Unit Raw water pump station.
2. Unit pengolahan air industri.
3. Unit pengolahan air minum
1. Unit Raw Water Pump Station.
Rumah pompa ini berfungsi untuk menghisap dan mengalirkan air baku dari
Kali Solo dengan menggunakan pompa sentrifugal menuju kedua tempat, yaitu :
a) Bak YAP (Kali Solo II), untuk diolah menjadi produk air minum.
b) Bak Segaran, untuk digunakan feed pada unit CPI (Corrogated Plated Interceptor)
dan untuk keperluan pemadam kebakaran
Pada unit Raw water pump station ini, terdapat dua jenis pompa, yaitu :
a) 3 buah pompa sentrifugal dimana yang dioperasikan hanya 2 buah sedangkan 1
buah sebagai cadangan.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
65
b) 1 buah pompa rendam (pompa ponthos) untuk mengisap kebocoran-kebocoran air
dari pompa yang sedang beroperasi yang terdapat didalam rumah pompa untuk
dibuang kembali ke sungai Bengawan Solo.
2. Unit Pengolahan Air Industri.
Unit ini berfungsi untuk mengolah air baku dari Sungai Bengawan Solo untuk
digunakan sebagai air industri, yaitu air pendingin kilang, air umpan boiler, dan juga
back wash filter. Sedangkan proses-proses yang digunakan, antara lain sebagai
berikut:
a) Proses Screening (Penyaringan Awal)
Proses ini merupakan proses fisis, yaitu proses penyaringan terhadap air
industri untuk memisahkan partikel-partikel atau benda-benda berukuran besar yang
terikut oleh air :
1. Mencegah terikutnya partikel-partikel yang besar yang mana bila tidak
disaring akan mengakibatkan kebuntuan pada sistem perpipaan.
2. Mencegah kerusakan pada pompa-pompa.
b) Proses Sedimentasi (Pengendapan)
Proses pengendapan partikel-partikel padat dalam air yang menyebabkan
kekeruhan berupa lumpur atau zat padat berat lainnya. Adapun tujuan pengendapan
adalah :
1. menghilangkan kekeruhan
2. mengurangi kesadahan
3. menghemat bahan bakar
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
66
Ada beberapa hal yang mempengaruhi proses pengendapan, yaitu :
1. Waktu Pengendapan
Pemberian waktu harus cukup sehingga partikel-partikel padat memisah
sempurna.
2. Perbedaan berat jenis partikel atau lumpur dengan air
Semakin besar berat jenis partikel, maka waktu pengendapan akan semakin
pendek.
3. Adanya gaya gravitasi
Partikel-partikel mempunyai berat dan oleh gaya gravitasi maka partikel akan
turun.
4. Kecepatan aliran
Semakin lambat aliran, maka akan semakin baik hasil yang diperoleh.
c) Proses Koagulasi dan Flokulasi
Proses terbentuknya flok dengan jalan penambahan bahan koagulan pada air,
kemudian flok mengendap. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi
adalah :
1. Bahan koagulan dan dosisnya
2. Suhu
3. Pengadukan
4. Pemberian waktu untuk menggumpal
5. Derajat keasaman
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
67
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses flokulasi adalah :
1. Penambahan bahan kimia
2. Pengadukan yang sempurna (agitasi)
3. Kontak yang baik
Reaksi :
Al2(SO4)3 . 18 H2O+3Ca(HCO3) 2Al(OH)3 + 3CaSO4 + CO2 + 18H2O
d) Proses Flotasi
Proses pemisahan partikel-partikel yang lebih ringan dengan jalan
pengapungan berdasarkan perbedaan berat jenis. Partikel ringan yang akan naik
keatas dan bisa dibuang dengan overflow. Faktor-faktor yang mempengaruhi flotasi
adalah :
1. Waktu
2. Perbedaan berat jenis partikel dangan air
3. Suhu
Macam-macam proses flotasi, yaitu :
1. Menaikkan suhu, yaitu dengan diberikannya pemanasan pada sistem, zat yang lebih
ringan akan bertambah ringan dan akan cepat memisah keatas.
2. Memberikan hembusa udara, yaitu dengan jalan penyemprotan udara (udara
bertekanan) dari bagian dasar, sehingga partikel ringan terikut ke permukaan.
Teknik Pengolahan Migas & Petrokimia | SMK MIGAS CEPU
68
e) Proses Klasifikasi
Proses penjernihan atau proses pengendapan lumpur didalam bak-bak
pengendapan / bak CPI (Corrugated Plate Interceptor) yang dipasangkan fiber glass
didalamnya dengan penambahan koagulan berupa tawas berbentuk kristal. Jadi proses
ini bisa gabungan antara proses sedimentasi, koagulasi dan flokulasi.
1) Memperbesar konsentrasi flok
2) Recycle