24
LAPORAN PRAKTEK PEMESINAN OBSERVASI MESIN Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Pemesinan Dosen Pengampu: Danar Susilo W. S.T., M.Eng. Disusun Oleh: FAJAR RIZKI SAPUTRA K2513021 PTM A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUAN

Laporan Praktek Pemesinan I

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mesin

Citation preview

Page 1: Laporan Praktek Pemesinan I

LAPORAN PRAKTEK PEMESINAN

OBSERVASI MESINDisusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktek Pemesinan

Dosen Pengampu: Danar Susilo W. S.T., M.Eng.

Disusun Oleh:

FAJAR RIZKI SAPUTRAK2513021

PTM A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESINJURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK DAN KEJURUANFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

2014

Page 2: Laporan Praktek Pemesinan I

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan

Hidayah-Nya maka penulis diberikan kemudahan dalam menyelesaikan “Laporan

Observasi Mesin” untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Pemesinan.

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktek Pemesinan.

Penulis menyadari bahwa kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki

saat ini masih terbatas, sehingga dalam laporan ini masih banyak terdapat

kesalahan dan kekurangan, baik dalam penyajian, maupun dalam isi laporan.

Untuk itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan untuk

penyusunan laporan berikutnya.

Akhir kata penulis berharap, semoga laporan ini dapat menambah wawasan

dan bermanfaat bagi para pembaca.

Surakarta, Maret 2015

Penulis

Page 3: Laporan Praktek Pemesinan I

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian Praktek Pemesinan

B. Standar Kompetensi

C. Kompetensi Dasar

D. Tujuan Praktek Pemesinan

BAB II HASIL OBSERVASI MESIN PERKAKAS

A. Mesin 1

1. Identitas Mesin Perkakas

2. Merk Mesin

3. Jenis Mesin

4. Bagian-bagian Mesin Perkakas

5. Cara Kerja Mesin Perkakas Secara Umum

B. Mesin 2

1. Identitas Mesin Perkakas

2. Merk Mesin

3. Jenis Mesin

4. Bagian-bagian Mesin Perkakas

5. Cara Kerja Mesin Perkakas Secara Umum

C. Mesin 3

1. Identitas Mesin Perkakas

2. Merk Mesin

3. Jenis Mesin

4. Bagian-bagian Mesin Perkakas

5. Cara Kerja Mesin Perkakas Secara Umum

Page 4: Laporan Praktek Pemesinan I

D. Perlengkapan-perlengkapan Mesin Perkakas

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: Laporan Praktek Pemesinan I

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1

Gambar 1.2

Gambar 1.3

Gambar 1.4

Gambar 1.5

Gambar 1.6

Gambar 1.7

Gambar 1.8

Gambar 1.9

Gambar 1.10

Gambar 1.11

Gambar 1.12

Gambar 1.13

Gambar 1.14

Gambar 1.15

Gambar 1.16

Gambar 1.17

Gambar 1.18

Gambar 1.19

Gambar 1.20

Gambar 1.21

Gambar 1.22

Gambar 1.23

Gambar 1.24

Gambar 1.25

Gambar 2.1

Gambar 2.2

Gambar 2.3

Gambar 2.4

Page 6: Laporan Praktek Pemesinan I

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian Praktek Pemesinan

B. Standar Kompetensi

Mahasiswa dapat menerapkan ilmu teori pemesinan yang didapatnya pada praktek

pemesinan, khususnya dapat mengoperawsikan mesin bubut untuk mengerjakan

benda kerja.

C. Kompetensi Dasar

1. Mahasiswa dapat memasang pahat pada rumah pahat dan dapat

menyamakan titik ujung mata pahat dengan mata center kepala lepas

mesin bubut dengan tepat

2. Mahasiswa dapat memasang benda kerja pada pencekam dengan baik

3. Mahasiswa dapat menyalakan mesin bubut, dan mengetahui arah putaran

spindel pada saat posisi tuas digerakkan.

4. Mahasiswa dapat mengatur kecepatan mesin bubut berdasarkan tabel

sesuai dengan kebutuhan.

5. Mahasiswa dapat menggunakan eretan dengan baik.

6. Mahasiswa dapat menggunakan sistem otomastis pada saat pemakanan.

D. Tujuan Praktek Pemesinan

Page 7: Laporan Praktek Pemesinan I

BAB II

HASIL OBSERVASI MESIN PERKAKAS

A. Mesin 1

1. Identitas Mesin Perkakas

a. Merk Mesin

Mesin bubut merk KRISBOW tipe KW15-486

b. Jenis Mesin

Mesin Bubut Konvensional semi otomatis

c. Foto Mesin

Gambar 1.1 Mesin Bubut

2. Bagian-bagian Mesin Perkakas

Page 8: Laporan Praktek Pemesinan I

Keterangan Gambar:

A = Headstock : sebagai bagian utama dari mesin bubut yang digunakan untuk

menyangga poros utama, yaitu poros yang digunakan untuk

menggerakkan spindle.

B = Papan gambar kerja : sebagai tempat meletakkan gambar kerja pada benda

kerja yang sedang dikerjakan

C = Tail Stock : sebagai kekdudukan twist drill atau reamer untuk proses

pembuatan lubang dalam

D = Apron : sebagai kedudukan lintasan eretan terhadap bed mesin.

E = Bak Penampung Pendingin : sebagai penampung pendingin yang berasal

dari sisa proses pembubutan.

F = Pompa Pendingin (coolant) : sebagai pemompa pendingin dari bak

penampung pendingin menuju kran pendingin.

B

F

E

DC

A

Page 9: Laporan Praktek Pemesinan I

G = Bed Mesin : sebagai pendukung serta lintasan eretan (support) dan kepala

lepas (head stock). Permukaan alas mesin ini yang rata dan halus

dapat mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut

(kelurusan).

Keterangan Gambar:

A = Tuas Pengatur RPM : sebagai pengatur RPM kecepatan putaran spindle

mesin.

B = Spindle mesin : sebagai penggerak chuck (penjepit benda kerja) saat diputar.

C = Cover Penutup : sebagai pelindung operator dari percikan pendingin yang

dihasilkan dari putaran spindle mesin.

D = Lampu : sebagai penerang saat mengukur bagian dalam atau tersulit saat

benda keja dicekam dichuck.

E = Bed Mesin : sebagai pendukung serta lintasan eretan (support) dan kepala

lepas (head stock). Permukaan alas mesin ini yang rata dan halus

dapat mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut

(kelurusan).

F = Lead Screw : sebagai laju lintasan otomatis ulir saat pembubutan ulir.

G = Feed Shaft : sebagai laju lintasan otomatis memanjang biasa.

Page 10: Laporan Praktek Pemesinan I

H = Tombol Emergensi : sebagai tombol atau saklar mati secara total dan

mendadak.

I = Saklar pompa pendingin : sebagai penyalur pendingin ( coolant ) dari bak

penampung pendingin ke kran pendingin.

J = Tuas Pengatur Feeding : sebagai pengatur besarnya kecepatan gerak

pemakanan pada mesin bubut.

K = Tuas Pengatur Otomatis biasa dan ulir : sebagai pengatur gerak pemakanan

secara otomatis biasa ataupun pemakanan ulir

L = Indikator oli : sebagai indikasi kadar atau jumlah oli yang ada pada mesin

atau untuk mengetahui peredaran oli pada mesin.

M = Tabel kode RPM, Feeding, dan Ulir : untuk mengetahui pengaturan tuas

kecepatan putaran mesin, feeding dan jarak puncak ( pitch )

pada ulir.

Keterangan Gambar:

A = Tool Post : sebagai rumah pahat atau tempat pencekaman pahat bubut.

B = Eretan Atas : sebagai pengatur sudut putar pahat untuk proses pembubutan

tirus.

C = Tuas Penggerak Utama : sebagai tuas saklar penghidup putaran mesin dan

pengatur arah putaran spindle mesin.

Page 11: Laporan Praktek Pemesinan I

D = Tuas otomatis ulir : sebagai pengatur jalanya otomatis ulir saat melakukan

proses pembubutan ulir.

E = Tuas pompa oli : sebagai penyalur oli kebagian eretan.

F = Tuas otomatis arah melintang : sebagai saklar penggerak otomatis pada

eretan arah melintang.

G = Eretan Memanjang : sebagai penggerak sumbu Y pada pahat saat menyayat

benda kerja atau arah kanan-kiri.

H = Eretan Melintang : sebagai penggerak sumbu X pada pahat saat menyayat

benda kerja atau arah maju-mudur.

3. Cara Kerja Mesin Perkakas Secara Umum

B. Mesin 2

1. Identitas Mesin Perkakas

a. Merk Mesin

b. Jenis Mesin

c. Foto Mesin

2. Bagian-bagian Mesin Perkakas

Keterangan Gambar:

A = Headstock : sebagai bagian utama dari mesin bubut yang digunakan untuk

menyangga poros utama, yaitu poros yang digunakan untuk

menggerakkan spindle.

Page 12: Laporan Praktek Pemesinan I

B = Papan gambar kerja : sebagai tempat meletakkan gambar kerja pada benda

kerja yang sedang dikerjakan

C = Tail Stock : sebagai kekdudukan twist drill atau reamer untuk proses

pembuatan lubang dalam

D = Apron : sebagai kedudukan lintasan eretan terhadap bed mesin.

E = Bak Penampung Pendingin : sebagai penampung pendingin yang berasal

dari sisa proses pembubutan.

F = Pompa Pendingin (coolant) : sebagai pemompa pendingin dari bak

penampung pendingin menuju kran pendingin.

G = Bed Mesin : sebagai pendukung serta lintasan eretan (support) dan kepala

lepas (head stock). Permukaan alas mesin ini yang rata dan halus

dapat mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut

(kelurusan).

Keterangan Gambar:

A = Tuas Pengatur RPM : sebagai pengatur RPM kecepatan putaran spindle

mesin.

B = Spindle mesin : sebagai penggerak chuck (penjepit benda kerja) saat diputar.

C = Cover Penutup : sebagai pelindung operator dari percikan pendingin yang

dihasilkan dari putaran spindle mesin.

Page 13: Laporan Praktek Pemesinan I

D = Lampu : sebagai penerang saat mengukur bagian dalam atau tersulit saat

benda keja dicekam dichuck.

E = Bed Mesin : sebagai pendukung serta lintasan eretan (support) dan kepala

lepas (head stock). Permukaan alas mesin ini yang rata dan halus

dapat mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut

(kelurusan).

F = Lead Screw : sebagai laju lintasan otomatis ulir saat pembubutan ulir.

G = Feed Shaft : sebagai laju lintasan otomatis memanjang biasa.

H = Tombol Emergensi : sebagai tombol atau saklar mati secara total dan

mendadak.

I = Saklar pompa pendingin : sebagai penyalur pendingin ( coolant ) dari bak

penampung pendingin ke kran pendingin.

J = Tuas Pengatur Feeding : sebagai pengatur besarnya kecepatan gerak

pemakanan pada mesin bubut.

K = Tuas Pengatur Otomatis biasa dan ulir : sebagai pengatur gerak pemakanan

secara otomatis biasa ataupun pemakanan ulir

L = Indikator oli : sebagai indikasi kadar atau jumlah oli yang ada pada mesin

atau untuk mengetahui peredaran oli pada mesin.

M = Tabel kode RPM, Feeding, dan Ulir : untuk mengetahui pengaturan tuas

kecepatan putaran mesin, feeding dan jarak puncak ( pitch )

pada ulir.

Page 14: Laporan Praktek Pemesinan I

Keterangan Gambar:

A = Tool Post : sebagai rumah pahat atau tempat pencekaman pahat bubut.

B = Eretan Atas : sebagai pengatur sudut putar pahat untuk proses pembubutan

tirus.

C = Tuas Penggerak Utama : sebagai tuas saklar penghidup putaran mesin dan

pengatur arah putaran spindle mesin.

D = Tuas otomatis ulir : sebagai pengatur jalanya otomatis ulir saat melakukan

proses pembubutan ulir.

E = Tuas pompa oli : sebagai penyalur oli kebagian eretan.

F = Tuas otomatis arah melintang : sebagai saklar penggerak otomatis pada

eretan arah melintang.

G = Eretan Memanjang : sebagai penggerak sumbu Y pada pahat saat menyayat

benda kerja atau arah kanan-kiri.

H = Eretan Melintang : sebagai penggerak sumbu X pada pahat saat menyayat

benda kerja atau arah maju-mudur.

3. Cara Kerja Mesin Perkakas Secara Umum

C. Mesin 3

1. Identitas Mesin Perkakas

Page 15: Laporan Praktek Pemesinan I

a. Merk Mesin

b. Jenis Mesin

c. Foto Mesin

2. Bagian-bagian Mesin Perkakas

Keterangan Gambar:

A = Headstock : sebagai bagian utama dari mesin bubut yang digunakan untuk

menyangga poros utama, yaitu poros yang digunakan untuk

menggerakkan spindle.

B = Papan gambar kerja : sebagai tempat meletakkan gambar kerja pada benda

kerja yang sedang dikerjakan

C = Tail Stock : sebagai kekdudukan twist drill atau reamer untuk proses

pembuatan lubang dalam

D = Apron : sebagai kedudukan lintasan eretan terhadap bed mesin.

E = Bak Penampung Pendingin : sebagai penampung pendingin yang berasal

dari sisa proses pembubutan.

F = Pompa Pendingin (coolant) : sebagai pemompa pendingin dari bak

penampung pendingin menuju kran pendingin.

G = Bed Mesin : sebagai pendukung serta lintasan eretan (support) dan kepala

lepas (head stock). Permukaan alas mesin ini yang rata dan halus

dapat mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut

(kelurusan).

Page 16: Laporan Praktek Pemesinan I

Keterangan Gambar:

A = Tuas Pengatur RPM : sebagai pengatur RPM kecepatan putaran spindle

mesin.

B = Spindle mesin : sebagai penggerak chuck (penjepit benda kerja) saat diputar.

C = Cover Penutup : sebagai pelindung operator dari percikan pendingin yang

dihasilkan dari putaran spindle mesin.

D = Lampu : sebagai penerang saat mengukur bagian dalam atau tersulit saat

benda keja dicekam dichuck.

E = Bed Mesin : sebagai pendukung serta lintasan eretan (support) dan kepala

lepas (head stock). Permukaan alas mesin ini yang rata dan halus

dapat mendukung kesempurnaan pekerjaan membubut

(kelurusan).

F = Lead Screw : sebagai laju lintasan otomatis ulir saat pembubutan ulir.

G = Feed Shaft : sebagai laju lintasan otomatis memanjang biasa.

H = Tombol Emergensi : sebagai tombol atau saklar mati secara total dan

mendadak.

I = Saklar pompa pendingin : sebagai penyalur pendingin ( coolant ) dari bak

penampung pendingin ke kran pendingin.

Page 17: Laporan Praktek Pemesinan I

J = Tuas Pengatur Feeding : sebagai pengatur besarnya kecepatan gerak

pemakanan pada mesin bubut.

K = Tuas Pengatur Otomatis biasa dan ulir : sebagai pengatur gerak pemakanan

secara otomatis biasa ataupun pemakanan ulir

L = Indikator oli : sebagai indikasi kadar atau jumlah oli yang ada pada mesin

atau untuk mengetahui peredaran oli pada mesin.

M = Tabel kode RPM, Feeding, dan Ulir : untuk mengetahui pengaturan tuas

kecepatan putaran mesin, feeding dan jarak puncak ( pitch )

pada ulir.

Keterangan Gambar:

A = Tool Post : sebagai rumah pahat atau tempat pencekaman pahat bubut.

B = Eretan Atas : sebagai pengatur sudut putar pahat untuk proses pembubutan

tirus.

C = Tuas Penggerak Utama : sebagai tuas saklar penghidup putaran mesin dan

pengatur arah putaran spindle mesin.

D = Tuas otomatis ulir : sebagai pengatur jalanya otomatis ulir saat melakukan

proses pembubutan ulir.

E = Tuas pompa oli : sebagai penyalur oli kebagian eretan.

F = Tuas otomatis arah melintang : sebagai saklar penggerak otomatis pada

eretan arah melintang.

Page 18: Laporan Praktek Pemesinan I

G = Eretan Memanjang : sebagai penggerak sumbu Y pada pahat saat menyayat

benda kerja atau arah kanan-kiri.

H = Eretan Melintang : sebagai penggerak sumbu X pada pahat saat menyayat

benda kerja atau arah maju-mudur.

3. Cara Kerja Mesin Perkakas Secara Umum

BAB III

PENUTUPA. Kesimpulan

B. Saran