LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PERKERJAAN OVERLAY OPRIT JEMBATAN TALLO JALAN TOL SEKSI IV MAKASSAR
71
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PERKERJAAN OVERLAY OPRIT JEMBATAN TALLO JALAN TOL SEKSI IV MAKASSAR PT. WIN WAHANA CI PTAMARGA Disusun sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhir Politeknik Negeri Malang Disusun oleh : FERRY ALI US NIM. 123 131 010 1 PROGAM STUDI D-III TEKNIK SIPIL JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI MALANG 2015
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PERKERJAAN OVERLAY OPRIT JEMBATAN TALLO JALAN TOL SEKSI IV MAKASSAR
LAPORANPRAKTIK KERJA LAPANGANPERKERJAAN OVERLAY OPRIT JEMBATANTALLO JALAN TOL SEKSI IV MAKASSARPT. WIN WAHANA CIPTAMARGADisusun sebagai syarat untuk mengikuti ujian akhirPoliteknik Negeri MalangDisusun oleh :FERRY ALIUS NIM. 1231310101
Citation preview
PT. WIN WAHANA CIPTAMARGA
Politeknik Negeri Malang
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah
melimpahkan hikmat sehingga saya dapat melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan
serta dapat menyelesaikan laporannya tepat waktu dan tanpa ada
halangan yang
berarti.
Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun apa yang telah saya
lakukan pada
saat dilapangan yakni pada “ Tempat Praktik Lapangan “ di Jalan Tol
Seksi IV
Makassar dimulai dari tanggal 9 Februari sampai dengan 31 Maret
2015.
Praktik Kerja Lapangan ini merupakan salah satu syarat wajib yang
harus
ditempuh dalam program studi D-III Teknik Sipil. Selain untuk
menuntaskan
program studi praktik ini memberikan manfaat yang banyak kepada
saya dari segi
akademik dan pengalaman yang tidak dapat saya temukan di
perkuliahan.
Dalam penyusunan laporan hasil Praktik Kerja Lapangan ini saya
banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu saya
ingin
mengungkapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Abdul Djerni, MT. selaku dosen pembimbing yang
telah
memberikan arahan dan masukan kepada saya dalam melaksanakan
praktik kerja lapangan dan penyelesaian laporan praktik kerja
lapangan ini.
2. Bapak Kaharuddin, SE. selaku pimpinan perusahaan di PT. Win
Wahana
Ciptamarga yang juga telah memberikan bimbingan baik secara
langsung
maupun tidak langsung sehingga dalam pelaksanaan Praktik
Kerja
Lapangan ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar.
3. Bapak Jumardin selaku pembimbing lapangan “ Pekerjaan Overlay
Oprit
Jembatan Tallo Jalan Tol Seksi IV Makassar “ saya yang juga
telah
memberikan banyak bimbingan baik secara langsung maupun
tidak
langsung sehinga dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini
saya
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman di lapangan.
4. Pihak – pihak terkait lainnya yang telah banyak
membantu baik itu untuk
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan maupun dalam Penyelesaian
Laporan
Praktik Kerja Lapangan ini.
Dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja ini saya sadar masih
memiliki
kekurangan, dan saya mengharapkan saran dan kritik yang akan
menyempurnakan
laporan ini.
Akhirnya saya berharap semoga laporan Praktik Kerja Lapangan ini
dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, 31 Maret 2015
BAB II SUBJEK DAN OBJEK PKL
2.1 Gambaran Umum
Perusahaan..............................................................
5
2.3.2 Manajemen Sumber Daya
Material............................................. 16
2.4 Manajemen Biaya
................................................................................
17
2.5 Manajemen Waktu
...............................................................................
17
4.3 Identifikasi dan Pemecahan Masalah
................................................... 43
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
..........................................................................................
44
Gambar 2.2 Struktur Organisasi
Proyek.........................................................
7
Gambar 3.1 Alat Survey
Waterpass................................................................23
Gambar 3.3 Rambu
Ukur................................................................................
26
Gambar 3.8 Kerucut Jalan
..............................................................................
30
Gambar 3.9 Meteran Roda Walking
Distance................................................ 32
Tabel 4.2 Analisa Kesenjangan antara Lapangan dan Teori Kuliah
...............42
Tabel 4.3 Identifikasi dan Pemecahan Masalah
.............................................. 43
Praktik Kerja Lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang
harus
ditempuh oleh setiap mahasiswa program studi D-III Teknik Sipil
Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Malang. Selain untuk memenuhi
kewajiban di
bidang akademik Praktik Kerja Lapangan juga salah satu sarana
untuk
pembelajaran dan penerapan teori yang kita dapatkan di perkuliahan,
sehingga
diharapkan dapat memberikan kita gambaran tentang penerapan teori
di dunia
konstruksi dan industri serta pengetahuan tentang dunia teknik
sipil sehingga
mahasiswa dapat unggul dan bersaing di dunia kerja nantinya.
Di era globalisasi sekarang ini kualitas pendidikan sangat disoroti
oleh
dunia pendidikan baik dari dalam negeri maupun luar negeri agar
terciptanya
sumber daya manusia berkualitas yang mampu membuat kemajuan di
dunia
dan menjadikan aspek kehidupan jadi lebih baik. Untuk itu
diperlukan
kegiatan bagi mahasiswa berupa pengembangan dan peningkatan
mahasiswa
di masyarakat yang bertujuan melatih dan mendidik dengan
kegiatan
diantaranya Praktik Kerja Lapangan ( PKL ). Praktik Kerja Lapangan
adalah
suatu kegiatan kerja mahasiswa yang ditempatkan pada suatu tempat
yang
berkaitan dengan bidang ilmu yang ditempuhnya dalam waktu tertentu
untuk
mensinkronkan pendidikan dengan penerapannya agar menghasilkan
keahlian
dan kesiapan di dunia usaha maupun kerja.
PT. Win Wahana Ciptamarga yang bergerak di bidang konstruksi
jalan
raya, konstruksi jembatan dan jalan layang, konstruksi landasan
pacu pesawat
terbang selaku Kontraktor Pelaksana dan Pemasok Proyek Pekerjaan
Overlay
1.2 Tujuan
1. Memberikan gambaran dan pelatihan kepada mahasiswa
sehingga
mahasiswa memahami penerapan materi perkuliahan secara
langsung
bagaimana penerapannya di lapangan, dengan adanya bimbingan
baik
di lapangan maupun di kampus.
2. Mahasiswa mampu memahami prosedur pelaksanaan pekerjaan-
pekerjaan konstruksi di lapangan.
di lapangan.
1.3 Manfaat
meningkatkan hubungan kemitraan dengan perguruan tinggi.
2. Mampu melihat kemampuan potensial yang dimiliki mahasiswa
peserta Praktik Kerja Lapangan, sehingga akan lebih mudah
untuk
perencanaan peningkatan di bidang Sumber Daya Manusia ( SDM )
dan sebagai wadah penyerapan karyawan atau tenaga kerja.
b. Manfaat bagi mahasiswa :
1. Sebagai salah satu syarat akademik yang ditentukan oleh
kampus
sebagai syarat kelengkapan menyelesaikan pelaksanaan perkuliahan
di
Politeknik Negeri Malang.
dengan baik.
3. Dapat menerapkan alat – alat berat sesuai dengan
kegunaannya dalam
pekerjaan proyek pengaspalan.
pelelangan dengan benar.
Nama Proyek : Pekerjaan Overlay Oprit Jembatan Tallo Jalan
Tol
Seksi IV Makassar
Lokasi Proyek : Jalan Tol Insinyur Sutami, Makassar
Berikut ini adalah data umum proyek ( hal ini ) tertera pada Tabel
1.1 di
bawah ini.
Koting Aspal Emolsi
1.5 Jadwal Pelaksanaan PKL
Sesuai dengan ketentuan dari Politeknik Negeri Malang, setiap
mahasiswa
semester VI program studi D-III Teknik Sipil jurusan Teknik Sipil
Politeknik
Negeri Malang diharuskan melaksanakan Praktik Kerja Lapangan yang
akan
dimulai pada tanggal 07 Februari 2015 dan berakhir pada tanggal 25
Maret
2015. Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, mahasiswa
diharuskan
menaati peraturan yang telah ditetapkan perusahaan tempat Praktik
Kerja
Lapangan yang dimana mahasiswa diharuskan sudah berada di
lokasi
pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan pada pukul 09.00 dan diijinkan
pulang
pada pukul 18.00, kecuali pekerjaan konstruksi akan dikerjakan pada
malam
hari maka mahasiswa diharuskan sudah berada di lokasi pelaksanaan
PKL
sesuai kebijakan antara pihak owner dengan kontraktor. Dalam hal
ini sudah
Jenis Perusahaan : Swasta
Jalan Layang, Konstruksi Landasan Pacu Pesawat
Terbang
No. Telp. : ( 0411 ) 363 2000
2.1.2 Sejarah Singkat
hanya berfokus pada produksi dan penjualan batu pecah dan
menjadi
pemasok di toko bangunan serta di perusahaan –
perusahaan kontraktor
yang bergerak di bidang konstruksi jalan raya di daerah makassar
dan
sekitarnya. Pada tahun 2010 mulai berkembang dan menjadi salah
satu
jasa penyedia bidang konstruksi jalan raya, serta konstruksi
jembatan dan
jalan layang, dan konstruksi landasan pacu pesawat
terbang.
Tahun 2010 PT. Win Wahana Ciptamarga memulai karir
kontraktornya dengan menjadi sub kontraktor pekerjaan aspal dan
beton
pada perusahaan kontraktor yang lebih besar yang ada di kota
Makassar,
hal ini dilakukan sampai pada akhir tahun 2011, berbekal
pengalaman
melalui sistem tender online dan memenangkan beberapa paket
proyek
pada tahun tersebut, sejak saat itu PT. Win Wahana Ciptamarga
mulai
diperhitungkan dan dikenal dalam dunia kontraktor di Makassar
hingga
saat sekarang.
Seksi IV Makassar
Nilai Kontrak : Rp. 979.731.000,-
Jenis Perkerasan : Perkerasan Lentur
2. Tack Coat
6. Pengendalian Lalu Lintas
Waktu Pelaksanaan : 21 Januari s/d 20 Maret 2015
Masa Pemeliharaan : 360 hari kalender ( 21 Maret 2015 s/d 20
Februari
2016)
Organisasi Proyek
sama secara terencana, terpimpin, dan te
sumber daya, sarana-prasarana, data, dan
fisien dan efektif untuk mencapai tujuan.
isasi pada Pekerjaan Overlay Oprit Jembata
mbar 2.2 )
berikut :
merupakan wakil mutlak dari perusahaan.
Tugas General Superintendent yaitu :
b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan proyek dari
awal sampai selesai.
d. Memotivasi seluruh staffnya agar bekerja sesuai dengan
ketentuan dan sesuai dengan tugasnya masing-masing.
2. SITE MANAGER
sesuai dengan kewajiban dari perusahaan terhadap
pemilik
proyek atau kepentingan perusahaan sendiri.
b. Merencanakan pemakaian bahan dan alat serta pekerjaan
instalasi untuk setiap proyek yang ditangani sesuai dengan
volume dan waktu penggunaannya.
pelaksana dalam menunjang pelaksanaan proyek. Instruksi-
instruksi pekerjaan secara umum dapat diberikan secara
lisan dan yang bersifat khusus dibukukan dalam buku
instruksi pengawas
kualitas pekerjaan, maupun time schedulenya.
proyek, mandor maupun tenaga kerja sesuai dengan tugas
kewajiban dan wewenang masing-masing.
hal yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek untuk
menunjang kewajiban perusahaan dengan pemilik proyek,
baik dalam waktu maupun kualitasnya. Komunikasi ini juga
meliputi pemilihan material, surat-menyurat, penyelesaian
klaim dan sebagainya.
dengan pekerjaan tambah kurang. Dan diberikan ke Cost
Control Proyek sepengetahuan General Superintendent dan
disetujui oleh Direktur Proyek.
kesulitan teknis dengan General Superintendent .
i. Membuat laporan mingguan untuk General Superintendent
yang mencakup kegiatan proyek, kesulitan-kesulitan
proyek, dan hal-hal khusus yang perlu dilaporkan.
j. Membicarakan kesulitan-kesulitan, rencana detail
konstruksi dengan General Superintendent.
menunjang rencana Time Schedule.
sesuai dengan tujuan masing-masing.
tenaga pelaksana kepada General Superintendent .
n. Memberikan data-data untuk perhitungan upah tenaga
untuk dihitung oleh Cost Control Proyek, mencek ulang
perhitungan upah untuk disetujui oleh General
Superintendent dan Direktur Proyek.
dari pemilik proyek.
proyek.
administrasi proyek.
e. Membuat laporan akuntansi proyek, retribusi, dan urusan
perpajakan proyek.
g. Menyusun laporan pergudangan.
proyek, kendaraan dinas, dan sebagainya.
i. Melaksanakan tugas-tugas umum seperti melayani tamu
ekstern maupun intern perusahaan.
organisasi proyek.
asuransi tenaga kerja hingga pembayaran gaji beserta
tunjangannya.
m. Membuat laporan kepada pihak pemerintah daerah
setempat dan pihak terkait lainnya seputar keberadaan
proyek beserta pegawai proyeknya.
keuangan dan sumber daya manusia.
b. Mengkoordinir pekerja agar bekerja efektif dan efisien.
c. Melaksanakan pekerjaan harian lapangan.
5. LOGISTIK DAN MATERIAL
a. Mencari dan mensurvei data jumlah material beserta harga
bahan dari beberapa supplier atau toko material bangunan
sebagai data untuk memilih harga bahan termurah dan
memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
b. Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau
toko bahan bangunan dengan melaksanakan seleksi
sebelumnya sehingga bisa mendapatkan material termurah
pada supplier terpilih.
yang sudah didatangkan ke area proyek sehingga dapat
tertata rapi dan terkontrol dengn baik jumlah pendatangan
dan pemakaiannya.
untuk menghindari kesalahan penggunaan akibat tertukar
dengan barang lain.
bertanggung jawab atas pendatangan dan ketersediaan
material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pembangunan.
waktu material tersebut diperlukan dengan biaya termurah
serta memenuhi persyaratan mutu spesifikasi bahan dalam
kontrak konstruksi.
format yang sudah menjadi standart perusahaan kontraktor.
h. Membuat berita acara mengenai penerimaan atau penolakan
material setelah melalui control kualitas bahan oleh quality
control.
oleh perusahaan.
bahan yang dibutuhkan pada masing-masing waktu
pelaksanaan pembangunan.
tersebut sesuai dengan dokumen.
pelaksanaan pekerjaan.
Tol Seksi IV Makassar :
a) Berita acara serah terima lokasi pekerjaan
b) Jadwal pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kontrak,
jadwal mingguan, bulanan, rencana dan realisasi
prestasi pekerjaan mingguan, bulanan, serta laporan
kondisi cuaca
e) Gambar pelaksanaan ( ada pengukuran )
b. Mobilisasi dan Demobilisasi
peralatan yang di butuhkan dan alat berat yang akan
digunakan. Hot mix diproduksi di base camp dengan alat
Asphalt Mixing Plant ( Lampiran 1 ) dan diangkut
dengan
dump truck ke lokasi pekerjaan dengan jarak 12,1 km.
c. Pembongkaran dan Pembersihan
membongkar pembatas jalan yang di pasang pada oprit
jembatan agar tidak mengahalangi pekerjaan overlay pada
oprit jembatan menggunakan excavator ( hal ini ) dapat
ditunjukkan pada Lampiran 2, dan melakukan proses
pembersihan terhadap permukaan aspal yang akan
dilakukan pelapisan ulang. Untuk pembersihan ini
dilakukan menggunakan air compressor ( Lampiran 3 )
sebelum permukaan aspal diberi lapisan pengikat tack
coat
untuk mendapatkan kondisi bonding yang terbaik antar
lapisan aspal yang lama dan lapisan baru.
2. Pekerjaan Overlay
AC-WC yang meliputi pekerjaan pengendalian lalu lintas,
koting
aspal emolsi dengan asphalt sprayer , penghamparan aspal
dengan
asphalt finisher ( Lampiran 5 ). Dengan proses
produksinya
sebagai berikut :
aspal storage sampai temperatur yang disyaratkan.
b. Pengisian aggregat ke masing-masing cold bin yang sudah
ditentukan dan tetapkan ukuran bukaan cold bin untuk
bukaan/ gate cold bin ( kalibrasi bukaan cold bin ).
c. Tetapkan garis penunjuk untuk batas penimbangan aggregat
dan aspal sesuai job mix formula.
d. Material dari cold bin dikeluarkan dan dijalankan melalui
conveyer ke dryer untuk dikeringkan dengan suhu
pemanasan sesuai spesifikasi, kemudian dinaikkan dengan
hot elevator menuju ke penimbangan material di hot bin.
e. Aspal yang sudah cukup panas sesuai a. juga dinaikkan
menuju ke penimbangan aspal.
kemudian dicampur dalam pugmill dengan waktu
pencampuran yang ditentukan ± 30 detik.
g. Hasil campuran tersebut dikeluarkan melalui batching gate
ke atas dump truck dan diperiksa temperaturnya sebelum
diangkut ke lapangan.
berikut :
dapat ditunjukkan pada Lampiran 3.
b. Tack coating akan dilakukan bertahap lajur per lajur
sesuai
dengan metode kerja dan rencana pelaksanaan yang
disetujui ( hal ini ) dapat ditunjukkan pada Lampiran 4.
Penyemprotan tack coat secara bertahap ini dilakukan
untuk mempertimbangkan apabila terjadi kendala
kerusakan pada peralatan produksi ( AMP ), paving
set dan
kondisi hujan yang tidak memungkinkan pekerjaan
dilanjutkan.
c. Kerataan dan setting time terhadap hasil tack coat
tersebut
akan dimintakan persetujuannya dari direksi teknis dan
direksi pekerjaan yang bertugas dilapangan.
d. Proses penghamparan terhadap campuran material aspal
panas yang diproduksi di AMP akan dimulai dengan
pemeriksaan temperatur campuran aspal panas tersebut
sesaat sebelum ditumpahkan ke dalam asphalt finisher ,
yaitu untuk mendapatkan jaminan bahwa temperatur
campuran yang akan berkaitan dengan viskositas aspal
masih memenuhi persyaratan spesifikasi teknis.
e. Setelah dihampar diperiksa kelurusan tepi dengan
menggunakan tali
permukaan dan tepi hamparan ( hal ini ) dapat ditunjukkan
pada Lampiran 6.
3. Pekerjaan Finishing
pemadatannya menggunakan Peneumatic Roller 12 ton (
jumlah
lintasan sesuai dengan trial compaction ) ( Lampiran 7 )
dengan
begitu jalan raya telah jadi dengan konstruksi sebagai berikut
:
a. Lapisan Permukaan menggunakan Asphalt Concrete
–
Wearing Course
di atas lapis aspal eksisting menggunakan Asphalt Concrete
- Binder Course
Manajemen sumber daya manusia merupakan suatu sistem atau
prosedur yang dijalankan untuk menempatkan seseorang pada
posisi
ataupun jabatan yang sesuai atau tepat pada keahlian atau bidangnya
di
setiap organisasi yang memerlukan. Dengan adanya perencanaan
sumber
daya manusia yang baik akan dihasilkan tenaga kerja yan berkompeten
di
posisi ataupun di jabatan yang dibutuhkan.
Pengembangan tenaga kerja juga merupakan salah satu wujud
manajemen sumber daya manusia. Pengembangan tenaga kerja
ditunjukkan dengan adanya peningkatan-peningkatan kualitas tenaga
kerja
sehingga dapat mengurangi ketergantungan organisasi untuk
menarik
karyawan baru. Adapun tujuan pengembangan sumber daya manusia
diarahkan untuk merubah sumber daya yang potensial tersebut
menjadi
tenaga kerja yang produktif, serta mampu dan terampil sehingga
menjadi
efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi.
2.3.2 Manajemen Sumber Daya Material
Manajemen sumber daya material bertujuan untuk mengelola
kegiatan
logistik, sehingga mampu menyediakan bahan dengan harga yang
kompetitif, jumlah dan waktu yang tepat serta kualitas yang
sesuai.
Prosedur yang baik untuk mencapai tujuan tersebut yaitu
proyek
mengajukan permintaan barang tertentu dengan jumlah tertentu,
permintaan tersebut kemudian dievaluasi dan diserahkan kebagian
logistik
untuk dibeli dan dikirim ke proyek.
Manajemen sumber daya peralatan lebih bertujuan untuk
menentukan
jumlah dan jenis peralatan yang tepat untuk menunjang
pelaksanaan
kegiatan proyek yang juga sesuai dengan metode yang
digunakan.
Penggunaan peralatan yang tidak sesuai dengan kebutuhan bisa
menyebabkan terhambatnya jalannya proyek juga mengakibatkan
pembengkakan biaya. Penggunaan peralatan berat juga bisa
dijadikan
sebagai alternatif untuk membantu tenaga kerja dalam
menyelesaikan
pekerjaan dalam skala besar, dengan maksud dan tujuan sebagai
berikut :
1. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan terutama pada
proyek yang mempunyai waktu pelaksanaan yang ketat.
2. Melaksanakan pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan dengan
tenaga padat karya atau perlu tenaga yang sangat banyak.
2.4 Manajemen Biaya
yang ditimbulkan akibat dari perubahan desain yang terjadi,
seandainya
perubahan desain tidak bisa dihindari, maka harus diyakinkan
bahwa
perubahan desain harus seminimal mungkin menimbulkan biaya
tambahan
dan biaya tambahan tersebut harus bisa tercover oleh biaya
tambahan yang
dianggarkan.
1. Gambar for Construction
2. Bill Of Quantity
pencapaian progress terhadap jumlah waktu, tenaga dan alat
yang
direncanakan.
tujuan sebagai berikut :
mempunyai waktu pelaksanaan yang ketat
b. Melaksanakan pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan dengan
tenaga
padat karya atau perlu tenaga yang sangat banyak
Pada tahap pelaksanaan MK akan mengevaluasi progress
pencapaian
setiap minggu, dan akan dituangkan dalam form progress monitoring.
Hal
ini dimaksudkan apabila ada keterlambatan progress akan segera
diketahui
penyebabnya, dan segera diambil tindakan untuk mengejar
keterlambatan
yang terjadi. Dengan instrument tersebut diatas diharapkan agar
target
penyelesaian bisa tercapai.
2.6 Manajemen K3
berlangsung.
keselamatan dan kesehatan kerja. Adapun kegiatan safety
introduction
yang dilakukan yaitu pemasangan rambu-rambu pengaman,baik
diakses
jalan maupun pada area kerja dan pemasangan safety
deck . Setiap ada
penambahan pekerja baru sebelum memulai pekerjaan, pekerja
diharuskan
diberikan safety introduction dan materi yang diberikan
disesuaikan
dengan pekerjaan yang akan dikerjakan.
C. Inspeksi
pelindung diri, peralatan kerja proyek, peralatan berat dan
kebersihan area
proyek. Temuan mengenai ketidaksesuaian akan ditindaklanjuti
untuk
mengevaluasi penerapan dan pelaksanaan sandart K3 dilapangan.
Selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di PT. Win Wahana
Ciptamarga pada Pekerjaan Overlay Oprit Jembatan Tallo Jalan Tol
Seksi IV
Makassar, saya bertugas di beberapa job position ( hal ini )
tertera pada Tabel
3.1.
1. Asisten Quality
pengendalian lalu lintas yang
Dalam Praktik Kerja Lapangan ini saya lebih difokuskan
sebagai
pelaksana pengukuran, maka dari itu dalam laporan ini saya lebih
berfokus
menjelaskan job position sebagai pelaksana pengukuran.
Dalam setiap pekerjaan konstruksi, gambar kerja mempunyai peran
yang
sangat penting, karena kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan akan
mengacu
kepada dimensi-dimensi dan volume yang ada pada gambar kerja
tersebut,
meskipun tugas ini berada pada quantity surveyor atau quantity
engineer tetapi
untuk membantu melakukan pengecekan dan pengukuran
dimensi-dimensi
tersebut seorang pelaksana pengukuran diperlukan.
Pelaksana Pengukuran harus dapat memahami gambar kerja agar
dapat
menemukan ada atau tidaknya kejanggalan pada gambar kerja sehingga
dapat
dievaluasi dan dihitung kembali oleh quantity surveyor atau
quantity engineer .
3.2 Kompetensi yang Harus Dimiliki
Dalam setiap kegiatan konstruksi selalu memiliki hubungan yang
erat
dengan pengukuran dimensi dan perhitungan volume untuk menemukan
hasil
yang tepat dari pengukuran dan perhitungan tersebut dibutuhkan
seorang
pelaksana pengukuran yang teliti dan ahli di bidangnya. Berikut ini
beberapa
tugas seorang pelaksana pengukuran pada pekerjaan konstruksi jalan
raya dan
jembatan :
topografi lapangan dan melakukan penyusunan dan penggambaran
data-data lapangan.
sehingga dapat meminimalisir kesalahan dan melakukan tindak
koreksi
dan pencegahannya.
kuantitas telah terpenuhi untuk pembayaran sertifikat bulanan
untuk
pembayaran terakhir.
keperluan peninjauan desain atau detail desain.
e. Mengawasi pelaksanaan penetapan elevasi di lapangan sesuai
dengan
gambar rencana.
pekerjaan.
g. Melaporkan dan bertanggung jawab hasil pekerjaan ke site
manager
3.3 Uraian Kegiatan
Dalam Pekerjaan Overlay Oprit Jembatan Tallo Jalan Tol Seksi
IV
Makassar memiliki berbagai macam kegiatan yang dikerjakan mulai
dari
pekerjaan persiapan, pekerjaan overlay, pekerjaan finishing.
Namun dalam
laporan ini membahas mengenai pekerjaan yang berkaitan dengan
pengukuran
dimensi dan perhitungan volume.
Pada pekerjaan persiapan ada kegiatan MC-0 ( Mutual Check 0)
yang
mengacu kepada gambar disain atau gambar kerja. Pada
pekerjaan
konstruksi, gambar keja mempunyai peran yang sangat penting
sehingga
dimensi dan volume pada gambar kerja harus tepat dan akurat.
Dalam
tahapan MC-0 pada Pekerjaan Overlay Oprit Jembatan Tallo Jalan
Tol
Seksi IV Makassar direksi teknis bersama dengan panitia
peneliti
pelaksanaan kontrak dan kontraktor bersama-sama melaksanakan
pemeriksaan lapangan dan pengukuran lapangan. Berikut adalah
langkah-
langkah dalam peninjauan dan pengukuran lapangan tersebut :
1. Persiapkan alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
peninjauan
dan pengukuran seperti berikut :
a. Alat Survey Waterpass
Selain instrument ini lebih kecil dan ringan. bagian-bagian
di
dalamnya pun lebih sedikit sehingga fungsi dan kegunaan di
lapangan juga terbatas. Fungsi waterpass di lapangan di
antaranya digunakan untuk mengukur elevasi atau ketinggian
tanah. Biasa digunakan pada proyek perataan tanah, pembuatan
lapangan bola, cross dan long section pada jalan atau sungai,
untuk marking elevasi pada bowplank atau patok, penentuan
elevasi bantu pada kolom bangunan dan sebagainya.
Kekurangan dari waterpass ini tidak bisa untuk mengukur
dengan sudut horizontal maupun vertikal. Sehingga alat ini
tidak bisa digunakan untuk menentukan koordinat suatu titik.
hanya elevasi yang mampu dibaca. Sedangkan kelebihan alat
ini lebih simpel, kecil, ringan, dan cepat untuk setting
alatnya
karena pada instrument ini tidak terdapat nivo tabung. hanya
ada nivo kotak saja. Pada pekerjaan ini alat survey waterpass
digunakan untuk menentukan elevasi eksisting dari konstruksi
jalan sebelumnya yang telah ada untuk membuat cross dan
long
section jalan tersebut.
1. Sekrup A, B, C adalah sekrup yang digunakan untuk
menyetting nivo kotak agar gelembung tepat ditengah
lingkaran.
untuk melihat kedudukan gelembung udara pada nivo
pada saat bersamaan membidik rambu.
3. Sekrup penggerak halus horizontal yaitu sekrup yang
digunakan untuk memutar alat ke arah horizontal secara
halus.
untuk mengatur fokus objek sehingga terlihat dengan
jelas. Kurang lebih sama dengan fokus pada kamera
DSLR.
pengukuran tinggi alat ke tanah
6. Lensa objektif yaitu lensa yang digunakan untuk
menangkap objek.
objek yang terletak didepan mata pembidik
Gambar 3.1 Alat Survey Waterpass
Gambar 3.2 Tripod ( Kaki Tiga )
c. Rambu Ukur
campuran alumunium yang diberi skala pembacaan. Ukuran
lebarnya 4 cm, panjang antara 3 m – 5 m pembacaan
dilengkapi
dengan angka dari meter, desimeter, sentimeter, dan
milimeter.
Umumnya dicat dengan warna merah, putih, hitam, kuning.
Selain rambu ukur, ada juga alat survey waterpass yang
dilengkapi nivo yang berfungsi untuk mendapatkan sipatan
mendatar dari kedudukan alat dan unting-unting untuk
mendapatkan kedudukan alat tersebut di atas titik yang
bersangkutan. Kedua alat ini digunakan bersamaan dalam
pengukuran sipat datar. Rambu ukur diperlukan untuk
mempermudah/ membantu mengukur beda tinggi antara garis
bidik dengan permukaan tanah. Pada pekerjaan ini rambu ukur
menggunakan waterpass.
pengukuran sipat datar ( leveling ) :
a. Jalon
Berikut cara pemasangan bak ukur/ rambu ukur :
1. Atur ketinggian rambu ukur dengan menarik batangnya
sesuai dengan kebutuhan, kemudian kunci.
2. Letakkan dasar rambu ukur tepat diatas tengah-tengah
patok ( titik ) yang akan dibidik.
3. Usahakan rambu ukur tersebut tidak miring/ condong (
depan, belakang, kiri, dan kanan ) karena bisa
memperngaruhi hasil pembacaan.
Berikut cara penggunaan rambu ukur dalam pengukuran
sipat datar :
di atas dua patok/ titik yang merupakan jalur pengukuran.
Alat
sipat datar optis kemudian diletakkan di tengah-tengah antara
rambu belakang dan muka. Alat sipat datar diatur sedemikian
rupa sehingga teropong sejajar dengan nivo yaitu dengan
mengetengahkan gelembung nivo. Setelah gelembung nivo di
ketengahkan ( garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu
kesatu ) barulah di baca rambu belakang dan rambu muka yang
terdiri dari bacaan benang tengah, atas, dan bawah.
Gambar 3.3 Rambu Ukur
dengan bandul adalah salah satu alat yang biasanya
dipergunakan untuk mengukur ketegakan suatu benda atau
bidang. Alat ini cukup sederhana dimana terbuat dari bahan
besi dengan permukaan berwarna besi putih, kuningan, dan
juga besi biasa, bentuknya biasanya berbentuk prisma
dengan
juga dijumpai dalam berbagai bentuk lainnya dimana salah
satu
ujungnya tetap dibuat runcing. Pada pekerjaan ini digunakan
sebagai penunjuk tegak atau tidaknya alat survey yang
didirikan.
digunakan sebagai alat untuk mengukur panjang, dengan posisi
tegak lurus. Untuk cara menggunakan roll meter ,
rentangkan
roll meter ini dari ujung satu ke ujung lain dari objek
yang
diukur. Namun demikian untuk hasil yang lebih akurat cara
menggunakan alat ini sebaiknya dilakukan sebagai berikut :
a. Pengukuran dilakukan oleh 2 orang.
b. Seorang memegang ujung awal dan meletakkan
angka nol roll meter di titik yang pertama.
c. Seorang lagi memegang roll meter menuju ke
titik pengukuran lainnya, tarik roll meter selurus
dituju dan baca angka roll meter yang tepat di
titik tersebut.
suatu tempat atau titik dan penunjuk arah.
Gambar 3.6 Piloks
Formulir pengukuran dan alat tulis ( Gambar 3.7 ) berfungsi
untuk memudahkan dalam pencatatan hasil pengukuran
Gambar 3.7 Tabel Perhitungan WP dan Ballpoint
h. Kerucut Jalan
bersifat sementara berupa kerucut yang terbuat dari plastik
atau
karet. Banyak digunakan untuk mengarahkan lalu lintas
untuk
menghindari bagian jalan yang sedang ada perbaikan,
mengalihkan lalu lintas pada kecelakaan lalu-lintas, atau
untuk
melindungi pekerja di jalan yang sedang melakukan pekerjaan
perawatan dan pemeliharaan jalan.
mencolok seperti oranye atau merah yang dilengkapi
dengan pemantul cahaya, sehingga dapat terlihat dengan jelas
pada siang maupun malam hari. Ukuran bervariasi dari 30 cm
sampai 1 m.
sebagai perangkat pengaturan lalu lintas bersifat sementara
yang terbuat dari plastik atau karet dan digunakan sebagai
pengarah lalu lintas untuk menghindari bagian jalan yang
sedang di survey.
agar tidak melewati area yang akan dilaksanakan pengukuran.
31
5. Ukur jarak antara titik A dengan B dan B dengan C
menggunakan
roll meter .
6. Dirikan alat survey waterpass pada tripod dan diletakkan
tepat
pada titik lingkaran BS dengan bantuan unting-unting dan
centering kemudian ukur tinggi garis bidik.
7. Pasang rambu ukur pada titik A yang terletak pada expantion
join
bagian kiri jembatan Tallo arah pelabuhan dan arahkan alat
survey
waterpass ke titik A dan baca rambu ukur kemudian catat hasil
pengukurannya.
8. Pasang rambu ukur pada titik B yang terletak pada expantion
join
bagian tengah jembatan Tallo arah pelabuhan dan arahkan alat
survey waterpass ke titik B dan baca rambu ukur kemudian
catat
hasil pengukurannya.
9. Pasang rambu ukur pada titik A yang terletak pada expantion
join
bagian kanan jembatan Tallo arah pelabuhan dan arahkan alat
survey waterpass ke titik C dan baca rambu ukur kemudian
catat
hasil pengukurannya.
10. Ukur jarak tiap 10m hingga mencapai 60 m dari titik A tegak
lurus
ke arah oprit jembatan Tallo arah pelabuhan dengan
menggunakan
roll meter dan membuat tanda lingkaran di tiap titik dengan
piloks.
11. Ulangi pengukuran jarak dan membuat tanda dengan
ketentuan
yang sama dengan sebelumnya pada titik B dan C.
12. Lakukan pengukuran dengan metode pulang pergi pada setiap
titik
BS, A, AI, AII, AIII, AIV, AV, AVI; BS, B, BI, BII, BIII,
BIV,
BV, BVI; BS, C, CI, CII, CIII, CIV, CV, CVI kemudian catat
hasil
pengukuran dan rekap datanya agar dapat dievaluasi.
3.3.2 Pekerjaan Overlay
perhitungan pekerjaan tack coat :
1. Persiapkan alat dan bahan untuk pengukuran pekerjaan tack
coat
seperti berikut :
Meteran Roda Walking Distance ( Gambar 3.9 ) adalah alat
pengukur jarak yang menggunakan roda yang sangat
efektif
bila dilakukan sambil berjalan
pencatatan hasil pengukuran dan alat tulis berfungsi untuk
alat
pencatatan hasil pengukuran.
pengukuran memulai mengukur area oprit yang akan dikerjakan
dengan menggunakan meteran roda walking distance karena dalam
pekerjaan tack coat satuan perhitungannya hanya dalam m2
atau
hanya mencari luas maka seorang pelaksana pengukuran hanya
mengukur panjang dan lebar dari area yang akan di tack
coat .
3. Setelah hasil pengukuran didapatkan akan dicatatkan pada
formulir
pengukuran dan direkap.
3.3.3 Pekerjaan Finishing
pada saat perataan dan pemadatan mengalami penurunan yang
melebihi
elevasi rencana atau tidak dan mengukur serta menghitung
volume
perkerjaan yang telah terlaksana kemudian merekap hasil
pekerjaan.
tertera pada Tabel 4.1 di bawah ini.
No. Hari/ Tanggal/ Jam/ Uraian Kegiatan Dokumentasi
1. Sabtu/ 7-2-15/ 09.00 – 18.00 WITA
2. Minggu/ 8-2-15/ 09.00 – 18.00 WITA LIBUR
3. Senin/ 9-2-15/ 09.00 – 18.00 WITA
• Perkenalan tentang perusahaan beserta staff di
kantor
• Keliling plant di KIMA untuk melihat asphalt
mixing plant dan batching plant
• Mengambil sampel agregat untuk pengujian
JMF
ujung pandang
ujung pandang
proses persiapan dokumen penawaran
• Mendokumentasikan proses mutual check
proyek Pekerjaan Overlay Oprit Jembatan
Tallo Jalan Tol Seksi IV Makassar dan
Pekerjaan Scrapping Filling & Peleburan
9. Minggu/ 15-2-15/ 09.00- 18.00 WITA LIBUR
10. Senin/ 16-2-15/ 09.00- 18.00 WITA
• Menggambar Shop Drawing Oprit Jembatan
Tallo
proses persiapan dokumen penawaran
• Menggambar Shop Drawing Oprit Jembatan
Tallo
proses persiapan dokumen penawaran
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC-BC ( Mulai dari Tack Cout ,
Perataan, dan Pemadatan )
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC-BC ( Mulai dari Tack Cout ,
Perataan, dan Pemadatan )
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC-BC ( Mulai dari Tack Cout ,
Perataan, dan Pemadatan )
26. Rabu/ 4-3-15/ 00.00 – 07.00 WITA
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC-WC ( Mulai dari Tack
Cout , Perataan, dan Pemadatan )
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC-WC ( Mulai dari Tack
Cout , Perataan, dan Pemadatan )
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC-WC ( Mulai dari Tack
Cout , Perataan, dan Pemadatan )
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC-WC ( Mulai dari Tack
Cout , Perataan, dan Pemadatan )
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC-WC ( Mulai dari Tack
Cout , Perataan, dan Pemadatan )
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC-WC ( Mulai dari Tack
Cout , Perataan, dan Pemadatan )
• Melihat dan memahami proses pembongkaran
aspal lama dengan road cutter ( t= 7,5 cm )
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC-WC ( Mulai dari Tack
Cout , Perataan, dan Pemadatan )
• Melihat dan memahami proses pembongkaran
aspal lama dengan road cutter ( t= 7,5 cm )
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC – WC ( Mulai dari Tack
Cout , Perataan, dan Pemadatan )
37. Minggu/ 15-3-15/ 08.00 – 24.00 WITA
• Melihat dan memahami proses pembongkaran
aspal lama dengan road cutter ( t= 7,5 cm )
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC – WC ( Mulai dari Tack
Cout , Perataan, dan Pemadatan )
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC – WC ( Mulai dari Tack
Cout , Perataan, dan Pemadatan )
• Melihat dan memahami proses pembongkaran
aspal lama dengan road cutter ( t= 7,5 cm )
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC – WC ( Mulai dari Tack
Cout , Perataan, dan Pemadatan )
• Melihat dan memahami proses pembongkaran
aspal lama dengan road cutter ( t= 7,5 cm )
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC – WC ( Mulai dari Tack
Cout , Perataan, dan Pemadatan )
• Melihat dan memahami proses pembongkaran
aspal lama dengan road cutter ( t= 7,5 cm )
• Melihat dan memahami proses pengaspalan
menggunakan AC – WC ( Mulai dari Tack
Cout , Perataan, dan Pemadatan )
44. Minggu/ 22-3-15/ 08.00 – 24.00 WITA LIBUR
45. Senin/ 23-3-15/ 08.00 – 24.00 WITA
46 Selasa/ 24-3-15/ 08.00 – 24.00 WITA
47. Rabu/ 25-3-15/ 08.00 – 24.00 WITA
Tabel 4.1 Aktivitas Selama Praktik
Berikut analisa kesenjangan antara lapangan dan teori kuliah ( hal
ini )
tertera pada Tabel 4.2 di bawah ini.
No. Teori Lapangan
Menggunakan Asphalt
Menggunakan Road Cutter
yang penggunaannya lebih
Aspal Lama
Menggunakan Backhou
Dalam tiap pelaksanaan pekerjaan bisa saja terjadi sebuah masalah
atau
kendala, tiap-tiap permasalahan harus segera di identifikasi dan
dicari
pemecahan masalahnya agar tidak menghambat jalannya pekerjaan
tersebut.
Berikut hasil identifikasi dan pemecahan masalah pada Pekerjaan
Overlay
Oprit Jembatan Tallo Jalan Tol Seksi IV Makassar ( Tabel 4.3
)
No. Masalah Yang Dihadapi Pemecahan Masalah
1. Banyaknya kendaraan yang
kerjakan
menghambat pekerjaan
penyedia pekerjaan sehingga
hujan untuk sementara
tergenang air hujan
di bongkar dengan terpal, dan
menyiapkan kompresor untuk
membersihkan dari air
Setelah melaksanakan Praktik Kerja Lapangan pada Proyek
Pekerjaan
Overlay Oprit Jembatan Tallo Jalan Tol Seksi IV Makassar dapat
diambil
kesimpulan antara lain :
1. Dengan adanya Proyek pekerjaan overlay oprit jembatan Tallo
jalan tol
seksi IV Makassar, diharapkan meningkatkan daya dukung dan
kenyamanan para pengguna jasa tol.
2. Memperlancar arus lalu lintas agar pengguna jalan tol dapat
melaju
dengan kecepatan yang stabil
keterampilan yang didapatkan di perkuliahan pada lingkungan kerja
di
bidang teknik sipil.
masalah-masalah yang terjadi di lingkungan dunia kerja teknik
sipil
agar memberikan alternatif maupun pemecahan masalahyang belum
di
dapatkan di perkuliahan.
usaha di dunia konstruksi.
5.2 Saran
Setelah mengikuti Praktik Kerja Lapangan ini, maka saya berusaha
untuk
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Koordinasi antar owner, direksi teknis dan direksi pekerjaan
yang
bertugas di lapangan lebih ditingkatkan untuk meminimalisir
kesalahan
terselesaikan sesuai jadwal yang telah direncanakan.
2. Pengawas pelaksanaan K3 sebaiknya lebih memperhatikan
kelengkapan APD yang digunakan para pekerja seperti memakai
helm
proyek, rompi, dan safety shoes.
3. Meningkatkan keakraban pada tim yang di kantor maupun
lapangan
agar menambah kekompakan dan saling mendukung antar pekerja
agar
tidak ada perselisihan antar tim.
Lampiran 2 Dokumentasi Pembongkaran Pembatas Jalan
Compressor dan Pemasangan Rambu-Rambu Pengaman Lalu
Lintas
Lampiran 4 Dokumentasi Proses Koting Aspal Emolsi
Menggunakan Asphalt
Sprayer
Lampiran 6 Dokumentasi Perapihan Permukaan dan Tepi Hamparan
Oleh
Pekerja
Roller dan Peneumatic Roller