8
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan salah satu proses yang ada di pendidikan klinik dan suatu proses yang kompleks. Pembelajaran klinik dalam keperawatan merupakan wahana yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerjemahkan pengetahuan teoritis ke dalam pembelajaran (Emilia, 2008). Menurut Corkhill (1998) dikutip dari Syahreni dan Waluyanti (2007) tujuan pembelajaran klinik adalah mengintegrasikan teori dengan praktik. Hal senada yang di ungkapkan oleh Munthe (2009) pembelajaran klinik tidak hanya memberikan kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dikelas sebelumnya. Selain itu, menurut Oermann (1997) pembelajaran klinik juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir kritis. Pembelajaran klinik harus ditata sedemikian rupa sehingga mahasiswa mempunyai kemampuan untuk berhubungan dengan masalah nyata tersebut (Syahreni & Waluyanti, 2007). 1

Laporan Praktik Pengelolaan Bimbingan Klinik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Praktik Pengelolaan  Bimbingan Klinik

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan salah satu proses yang ada di pendidikan klinik dan

suatu proses yang kompleks. Pembelajaran klinik dalam keperawatan merupakan

wahana yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menerjemahkan

pengetahuan teoritis ke dalam pembelajaran (Emilia, 2008).

Menurut Corkhill (1998) dikutip dari Syahreni dan Waluyanti (2007) tujuan

pembelajaran klinik adalah mengintegrasikan teori dengan praktik. Hal senada yang

di ungkapkan oleh Munthe (2009) pembelajaran klinik tidak hanya memberikan

kesempatan untuk menerapkan teori-teori yang telah diperoleh dikelas sebelumnya.

Selain itu, menurut Oermann (1997) pembelajaran klinik juga memberikan

kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir kritis.

Pembelajaran klinik harus ditata sedemikian rupa sehingga mahasiswa mempunyai

kemampuan untuk berhubungan dengan masalah nyata tersebut (Syahreni &

Waluyanti, 2007).

Dalam proses pencapaian kompetensi tidak dapat dipisahkan dari rumah sakit

pendidikan sebagai wahana pembelajaran klinik. Pengertian wahana mempunyai

konotasi wadah atau tempat dengan seluruh sumber daya yang secara dinamis ikut

berperan, serta sebagai lingkungan belajar klinik yang kondusif bagi pencapaian

kompetensi bagi para mahasiswa. Lingkungan klinik yang dipilih penting untuk

mencapai objektif dan tujuan praktik klinik dalam sebuah program pendidikan

keperawatan (Emilia, 2008).

Rumah sakit merupakan fasilitas yang mutlak yang harus ada karena menjadi

tempat mengembangkan pengalaman belajar klinik (Emilia, 2008). Lingkungan

1

Page 2: Laporan Praktik Pengelolaan  Bimbingan Klinik

belajar klinik di rumah sakit merupakan konteks sosial yang unik dengan kondisi

khusus untuk pembelajaran kegiatan dan sumber belajar kesempatan untuk praktik

dan aplikasi pengetahuan dan evaluasi (Emilia, 2008). Hal senada di ungkapkan oleh

Reilly dan Oermann (2002) pada lingkungan klinik, peserta didik belajar untuk

menerapkan teori tindakan ke dalam masalah klinis yang nyata, mempelajari cara

belajar, mengembangkan keterampilan dalam mengatasi ambiguitas, dan bersosialisai

ke dalam profesi. belajar sangatlah penting karena mempengaruhi pendekatan belajar

yang di ambil oleh mahasiswa dan akhirnya akan mempengaruhi pencapaian

kompetensi mahasiswa .

Praktik Clinical Instruktur program studi D-IV Kebidanan Stikes Ngudi

Waluyo di selenggarakan dalam rangka untuk menciptakan bidan pendidik

profesional yang disiapkan untuk mendapatkan lulusan bidan yang berkualitas, hal ini

dikarenakan masih banyak ditemui dosen pendidik yang kurang berpengalaman dalam

membimbing mahasiswa di lahan praktek. Peran seorang lulusan D-IV Kebidanan

dalam Praktek Clinical Instruktur adalah menjadi pendidik dan pembimbing

mahasiswa D3 Kebidanan.

Seiring dengan berkembangnya pendidikan kesehatan di Indonesia khususnya

di bidang kebidanan. Pendidikan kebidanan mulai mengalami perkembangan yang

sangat pesat dengan lahirnya akademi-akademi kebidanan baru baik yang dikelola

oleh Departemen Kesehatan maupun oleh yayasan atau swasta dalam strata Diploma

III.

Untuk mengetahui kebutuhan tenaga pendidik baik teori, praktik laboratorium

maupun praktik klinik dibutuhkan tenaga pendidik dengan latar belakang pendidikan

minimal satu jenjang diatasnya yaitu D-IV Kebidanan. Untuk dapat memberikan

2

Page 3: Laporan Praktik Pengelolaan  Bimbingan Klinik

bimbingan secara professional maka mahasiswa D-IV Kebidanan dibekali dengan

pengalaman membimbing mahasiswa D-III Kebidanan di lahan praktik baik di Rumah

Sakit, Rumah Bersalin, BKIA, Bidan Praktik Swasta, dll. Dengan harapan nantinya

bisa menerapkan ilmu dan pengalaman yang didapatkan untuk institusi masing-

masing.

Pendekatan yang digunakan dalam kegiatan ini adalah problem solving, yaitu

mahasiswa mampu menganalisis potensi sekaligus kesulitan praktik mahasiswa

bimbingan, kemudian menetapkan tujuan dan pemecahan masalah dalam bentuk

bimbingan terintegrasi.

Berdasarkan hal tersebut, maka sangat diperlukan sarana/lahan praktek

pembelajaran klinik. Diharapkan dengan penerapan ilmu pembelajaran kebidanan

secara nyata di rumah sakit, mahasiswa mampu mengembangkan kemampuan baik

knowledge, skill maupun attitude dalam memberikan bimbingan.

STIKES Ngudi Waluyo Ungaran sebagai penyelenggara Program Studi D-IV

Kebidanan mempercayakan RSUD Ambarawa sebagai lahan praktik bagi mahasiswa

D-IV kebidanan dalam melaksanakan Praktik Bimbingan Klinik (CI) yang berjumlah

27 mahasiswa dibagi dalam 6 kelompok dan tersebar dalam 9 ruangan, yang terdiri

dari: Ruang Anggrek, Ruang Anyelir, Ruang Mawar, Ruang Bougenvile, Ruang

Dahlia, Ruang Melati, Ruang Flamboyan dan Ruang Cempaka. Adapun mahasiswa

yang menjadi bimbingan dalam praktik CI ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu

Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran Semester V, mahasiswa D-III Kesdam

semester III dan V, DIII Kebidanan UNIMUS Semarang Semester V, dan Mahasiswa

Keperawatan UNISULA semester III . Praktik bimbingan klinik (CI) ini berlangsung

mulai tanggal 10 Desember 2012 – 05 Januari 2013. Mahasiswa Program D-IV

3

Page 4: Laporan Praktik Pengelolaan  Bimbingan Klinik

Kebidanan yang melaksanakan praktik bimbingan klinik (CI) ini juga mendapat

bimbingan dari pembimbing institusi dan pembimbing-pembimbing di lahan praktik.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Dapat menerapkan teori bimbingan klinik (CI) yang diperoleh di Institusi

Pendidikan ke lahan praktik

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian terkait dengan proses bimbingan klinik (CI) di Ruang

Anyelir RSUD Ambarawa.

b. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah terkait dengan proses bimbingan

klinik (CI) di Ruang Anyelir RSUD Ambarawa.

c. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah yang telah teridentifikasi.

d. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan

penyelesaian masalah.

e. Mengusulkan alternatif pemecahan dan penyelesaian masalah bagi RSUD

Ambarawa pada umumnya dan Ruang Anyelir pada khususnya.

C. Manfaat

1. Bagi Praktikan (Mahasiswa D-IV Kebidanan)

Diharapkan bisa dijadikan pengalaman dan menambah pengetahuan bagi

mahasiswa praktikan.

2. Bagi Mahasiswa Bimbingan

Mahasiswa dapat memperoleh bimbingan klinik secara spesifik.

4

Page 5: Laporan Praktik Pengelolaan  Bimbingan Klinik

3. Bagi Lahan Praktik (Ruang Anyelir RSUD Ambarawa)

Memberikan informasi tentang proses bimbingan klinik (CI) yang sesuai.

4. Bagi Institusi Pendidikan (STIKES Ngudi Waluyo Ungaran)

Diharapkan dapat meluluskan mahasiswa D-IV Kebidanan yang mampu

membimbing praktik klinik secara profesional.

D. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

C. Manfaat

D. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III HASIL PENGAMATAN

BAB IV ANALISIS MASALAH BIMBINGAN KLINIK

BAB V PERENCANAAN DAN STRATEGI PROSES BIMBINGAN

BAB VI PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

5