Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGENALAN BIOLOGI DASAR OPT (SERANGGA)
Oleh :
Golongan A/Kelompok 5A
1. Siti Fatimatus Zahro (161510501204)
2. Fia Deviga Intan (161510501205)
3. Riski Putri Brilian (161510501206)
LABORATORIUM HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia membagi ruang dan waktu dengan 10 species organisme yang
hidu di bumi. Setiap spesies organisme memerlukantumbuh, makan dan
berkembang biak. Spesies tersebut dapat hidup di berbagai kondisi lingkungan.
Spesies tersebut saling bergantungan atau erhubungan dengan spesies lain, dan
manusia itu sendiri selalu berebutan dengan organisme lain dan secara umum
organisme kompetitor itu disebut dengan hama, hama meliputi serangga. Status
serangga sebagai hama ada yang mengatakan bahwa serangga tersebut
menguntungkan dan ada juga yang mengatakan bahwa hama (serangga) tersebut
merugikan. Sepesies dapat dikatakan sebagai hama memiliki empat faktor yaitu
spesies hama harus berbeda pada tingkat perkembangan yang tepat, lingkungan
mendukung, tanaman harus berada pada stadia perkembangan dan pertumbuhan
yang rentan, dan ketiga faktor tersebut harus terjadi dalam waktu yang bersamaan.
Serangga di Indonesia memiliki peringkat terbesar di dunia. Serangga di
Indonesia memiliki berbagai macam jenis. Serangga merupakan sumber makanan
yang penting bagi berbagai spesies binatang lainnya. Serangga memiliki nama
lain yaitu insekta (menjadi) dan hexapoda (binatang berkaki enam). Serangga
termasuk dalam kelas insecta (subfilum uniramia). Tubuh seraangga terbagi
menjadi tiga bagian yaitu kepala, thorak dan abdomen. Serangga dapat di temukan
di berbagai tempat, mudah sekali untuk mendapatkan seekor serangga. Hidup
serangga ada yang di darat dan ada juga yang di lautan, populasi serangga dapat
melebihi pulasi manusia itu sendiri.
Keanekaragaman hayati serangga yang sangat besar dan didukung dengan
biologi yang menarik akan menghasilkan fenomena serangga yang menarik.
Ekologi serangga sangat berfariasi dan serangga mendominasi biomassa rantai
makanan dan kekayaan spesies. Dominasi serangga pada ekosistem kehidupan
manusia dapat dikatakan bahwa serangga dapat dikatakan sebagai kompetotor
utama manusia pada makanan dan sumberdaya alami lainnya. Beberapa serangga
2
memiliki perilaku biologi sebagai serangga yang biologinya dapat dimanfaatkan
sebagai agens pengendali hayati.
Serangga dibidang pertanian dikenal sebagai hama, karena serangga ada
yang bersifat sebagai predator, parasitoid, maupun musuh alami, tetapi serangga
dapat memiliki kemanfaatan sendiri terhadap manusia. Hama merupakan
organisme pengganggu tanaman yang dapat menyebabkan tanaman rusak dan
kerugian terhadap petani. Serangga yang berperan sebagai musuh alami bagi
serangga lain yang bersifat hama yang menempati peringkat tertinggi yang berasal
dari klas serangga (insecta) dalam klas ini insecta terdapat beberapa ordo yang
membagi jenis-jenis serangga hama pengganggu tanaman. Manfaat dalam
mempelajari biologi serangga ini yaitu praktikan dapat mengetahui serangga
hama, jenis mulut, daur hidup, morfologi serangga, tipe pupa serangga dan tipe
larva serangga.
1.2 Tujuan
1. Memahami dan mengenal struktur dasar tubuh serangga
2. Memahami metamorfosis
3. Memahami tipe larva dan tipe pupa
3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Serangga merupakan kelas insekta (subfilum uniramia). Setiap serangga
tidak semua spesies mengalami metamorfosis sempurna. Serangga dapat
bertindak sebagai hama terhadap tanaman. Serangga dapat dikategorikan sebagai
hama serangga yang keberhasilannya dalam merusak tanaman didukung oleh
adanya sayap dan kemampuannya untuk membatasi penguapan air dari dalam
tubuhnya karena serangga memiliki kutikula dan sistem trakea. Serangga
merupakan hewan yang dapat bertahan hidup pendek dalam lingkungan yang
memiliki suhu beku, tetapi ada juga serangga yang memiliki masa hidup panjang
dalam keadaan lingkungan suhu beku (Pranavi at al, 2016).
Serangga merupakan bintang yang memiliki struktur tubuh beruas-ruas
(bersegmen). Bagian tubuhnya terdiri dari kepala (alat mulut, antena dan mata),
thorak (tungkai dan sayap) dan abdomen (alat reproduksi, pencernan dan
peredaran darah). Serangga dibagi kedalam 2 subkelas, yaitu serngga bersayap
(apterygota) dan serangga bersayap ( pterygota). Dalam segi ordo, serangga dibagi
kedalam 33 ordo. Aan tetapi menurut perkembangan metamorfosanya, serangga
dibagi menjadi 3 bagian, yaitu serangga tidak mengalmi metamorfosa, serangga
mengalami mettamorfosa sempurna dan eranga mengala metmorfosa sedehana
(Fakhrah, 2016).
Bagian kepala serangga terdapat tipe mulut yang terbagi menjadi dua yaitu
tipe mulut mandibulata dan tipe mulut haustelata. Tipe mulut mandibulata
merupakan serangga pemakan yang berat atau makan padat, sedangkan haustelata
merupakan serangga yang memakan dalam bentuk cairan. Tipe antena serangga
meliputi filiform, setaceus, seratta, moniliform, klavat, arisat, kapilat, plumosa,
lamelat, pektinat, dan genikulat. Bagian trorak serangga terbagi menjadi tiga
bagian yaitu dorsal (tergum atau notum), ventral (sternum), dan lateral (pleuron).
Bagian abdomen terbagi menjadi 11 ruas yang terdiri dari sternum, tergum dan
membran pleuron (Sarwar dan Salman, 2015).
Metamorfhosis yang terjadi pada serangga merupakan suatu fenomena
yang luar biasa dimana larva mengalami perubahan hingga menjadi dewasa.
4
Serangga memiliki tahap-tahap pertumbuhan yang berbeda dari makhluk hidup
lain. Setiap pertumbuhannya memiliki bentuk yang berbeda. Serangga dalam
pertumbuhannya memiliki bentuk yang berbeda. Serangga dalam pertumbuhannya
mengalami metamorfhosis. Metamorfhosis adalah perubahan bentuk serangga
mulai dari telur sampai dewasa. Pada serangga, metamorfhosis dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu metamorfhosis sempurna atau Holometabola dan
metamorfhosis tidak sempurna atau Hemimetabola (Mitra, 2013).
Larva merupakan serangga pradewasa yang berada pada tipe metamorfosis
holometabola. Tipe larva dapat dibedakan dari jumlah kaki dan bentuk tubuhnya.
Menurut jumlah kakinya larva di bagi menjadi 3, yaitu: apoda, oligopoda, dan
polipoda. Sedangkan menurut bentuk tubuhnya dibagi menjadi 7, yaitu:
campodeiform, scarabeiform, carabiform, elateriform, platyform, eruciform,
vermiform (Falahudin, 2015).
Pupa merupakan salah satu fase dalam proses metmorfosis suatu serangga.
Tahap ini merupakan fase transisi, dimana fase ini merupakan fase pembatas
antara fase larva menuju ke seranggaa dewasa. Pupa memiliki rentan waktu yang
berbeda pada masing- masin jenis serangga. Fase pupa hanya dialami oleh
serangga yang memilik metamorfosis sempurna saja. Tipe pupa diagi menjadi 3
yaitu; optect, tipe pupa yang memiliki antena, tungkai dan sayap melekat pada
tubuh pupa itu senndiri. Eksarata, tipe pupa yang eppendagesnya tidak melekat
pada bagian tubuh pupa. Dan koartata, merupakan tipe pupa yang kulit larva
terakhirnya mengeras dan membentuk suatu puparium (Luhukay at al, 2013).
Serangga dibagi menjadi dua macam, yaitu serangga tidak bersayap
(Apterygota) dan serangga bersayap (Pterygota). Serangga tidak bersayap dibagi
menjadi dua macam ordo, yaitu Archaeognatha dan Thysanura. Serangga sjenis
ini tidak mengalami metamorphosis (ametamorfosis). Kedua ordo ini memiliki
bentuk yang hampir sama. Perbedaannya hanya terletak pada tipe alat mulut.
Serangga bersayap dibagi menjadi tiga divisi yaitu Ephemeroptera, Odonata dan
Neoptera. Divisi ephemeroptera dan odonata dikelompokkan ke dalam serangga
plaeoptera, karena serangga ini tidak dapat melipat sayapnya kebelakang diatas
tubuh pada waktu istirahat (Purnomo dan Haryadi, 2007).
5
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Bioekologi OPT acara 1 tentang “Pengenalan Biologi Dasar
OPT” dilaksanakan pada hari Senin, 02 Oktober 2017 pukul 06.30- 08.30 WIB di
Lab Hama Faperta UNEJ.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Pinset
2. Loup
3. Mikroskop
4. Stereo
5. Kuas
6. Cawan Petri plastik
3.2.2 Bahan
Spesimen serangga Freshly killed (Belalang kayu, kupu- kupu, kepik,
lalat, nyamuk, lebah, larva kupu- kupu, larva lalat, larva kumbang, pupa kupu-
kupu, pupa lalat, pupa kumbang).
3.3 Pelaksanaan Praktikum
A. Struktur Tubuh Serangga
1. Mengamati belalang untuk memahami tubuh serangga, silahkan memfoto
dari samping (lateral) menggunakan kamera mobilephone (ada tanda
makro), kemudian mengamati segmentasi tubuh belalang dengan seksama
(kepala, thorax, dan abdomen).
2. Mengamati alat tambahan (appendages) pada masing- masing segmen atau
ruas tubuh.
6
3. Mengamati tipe alat mulut pada masing- masing serangga (belalang, kupu-
kupu, kepik) yang dibawa dengan memisahkan kepala dari tubuh
serangga, kemudian pisahkan bagian- bagian alat mulut tersebut dan
memfoto secara close up dan pelajari perbedaan masing- masing alat
mulut serangga.
4. Mengamati tipe antenna pada masing- masing serangga (kumbang, lalat,
kupu- kupu, belalang) yang dibawa dengan mengambil menggunakan
pinset antenna pada masing- masing serangga kemudian memfoto secara
close up dan amati serta pelajari perbedaan masing- masing tipe antenna
serangga dan definisikan tipe antennanya.
B. Metamorfosis Serangga
1. Mengamati tipe metamorfosis pada serangga yang di koleksi (kupu- kupu/
kumbang, kepik dengan memfoto dan mempelajari perbedaannya).
2. Mengamati tipe larva (ulat, uret, set) dengan teliti perbedaannya dengan
melihat bentuk tubuh, kepala, tungkai thorakal, tungkai abdominal.
3. Mengamati tipe pupa (pupa kupu- kupu, pupa lalat rumah, dan pupa
kumbang) pelajari apakah alat tambahan (appendages) melekat atau tidak
pada pupa.
3.4 Variabel Pengamatan
Praktikum pengenalan biologi dasar OPT pada acara 1 ini, menjadi
variabel yang diamati yaitu tipe alat mulut, tipe antenna, tipe tungkai, tipe sayap,
tipe larva, tipe pupa dan tipe metamorfosis serangga
3.5 Analisis Data
Pada praktkum kali ini, data yang diproleh akan dianalisis menggunakan
analisis deskriptif secara kuantitatif.
7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Serangga yang diindentifikasi pada paraktimum ini meliputi belalang,
orong-orong, larva ulat, larva lalat, larva kumbang, pupa kupu-kupu, pupa lalat,
dan pupa kumbang. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa tipe mulut, antena, metamorfosis, tipe larva, dan tipe pupa
mempunyai banyak perbedaan disetiap spesies serangga.
No GAMBAR KETERANGAN
1. Gambar serangga
Orong-orong
Nama : Orong-orong
Ordo : Orthoptera
Spesies : Gryllotalpidae
Kepala
Antena : Setacea, yaitu berbentuk seperti duri atau
rambut kaku dan ruas-ruas berfungsi untuk
menangkap sinyal, sebagai organ perasa dan
penciuman.
Tipe mulut : Mandibulata berfungsi untuk
mengunyah makanan padat
Thorak
Tungkai : Tungkai depan termodifikasi berbentuk
cangkul yang berfungsi untuk menggali tanah dan
berenang.
Sayap : Memiliki sayap pendek yang berfungsi
untuk terbang pada musim kawin
8
Abdomen
Ovipositor (betina) yaitu organ reproduksi betina
terdiri dari sepasang ovari, organ ini akan
membengkak dengan perkembangan telur dan
mengisi seluruh abdomen
2 Gambar serangga
belalang
Nama : Belalang
Ordo : Orthoptera
Spesies : Philum Crurifolium
Kepala
Antena : Filiform yaitu bentuk seperti benang,
ruas-ruas antena mempunyai ukuran yang hampir
sama dan biasanya silindris.
Tipe mulut : Mandibulata (menggigit dan
mengunyah) yang dicirikan dengan adanya
mandiabel
Thorak
Tungkai : Saltotorial yang berfungsi untuk
meloncat yang ditandai dengan pembesaran ferum
tungkai belakang.
Sayap : Tegmina yang dicirikan dengan bentuk
sayap seperti kertas perkamen berfungsi untuk
melindungi sayap belakang
9
Abdomen
Ovipositor (betina) yaitu organ reproduksi betina
terdiri dari sepasang ovari, organ ini akan
membengkak dengan perkembangan telur dan
mengisi seluruh abdomen
3. Larva kupu-kupu
(ulat)
Tipe larva : Eruciform
Bentuk tubuh : silindrik
Tungkai : tungkai thorakal yang pendek dan
mempunyai tungkai semu atau tungkai abdomental.
Ordo : Neuroptera
Tipe mulut : Mandibilata yaitu pamakan makanan
yang padat
Metamorfosis : Hemimetabola dan holometabola
4. Larva Lalat
Metamorfosis : Holometabola yaitu mengalami
metamorfosis sempurna, karena mempunyai
serangga pradewasa yang disebut pupa serta
mempunyai bentuk yang sangat berbeda dengan
serangga dewasa
5. Larva kumbang (uret)
Metamorfosis : Holometabola (sempurna),
metamorfosis ini mulai dari telur, larva, pupa
hingga kumbang dewasa.
Tipe larva : Secabaeriform
Bentuk tubuh : mempunyai kepala berkembang
sempurna, kaki thorakal dan tidak punya proleg
abdominal
10
6. Pupa lalat
Metamorfosis : holometabola, pupa lalat ini
mempunyai serangga pradewasa yang disebut pupa
serta mempunyai bentuk yang snagat berbeda
dengan serangga dewasa.
Tipe pupa : Koartata yaitu pupa yang kulit larvanya
instar membentuk pupurum
7. Pupa kupu-kupu
Tipe pupa : Obtect yaitu tipe pupa yang sayap dan
tungkai melekat pada tubuh pupa
Ordo : Lepidoptera
Metamorfosis : Holometabola, pupa kupu-kupu ini
mempunyai serangga pradewasa yang disebut pupa
serta mempunyai bentuk yang snagat berbeda
dengan serangga dewasa.
8. Pupa kumbang
Tipe pupa : Obtect yaitu tipe pupa yang sayap dan
tungkai melekat pada tubuh pupa
Metamorfosis : Holometabola, pupa kupu-kupu ini
mempunyai serangga pradewasa yang disebut pupa
serta mempunyai bentuk yang snagat berbeda
dengan serangga dewasa.
11
4.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa setiap serangga memiliki
perbedaan tertentu. Belalang merupakan serangga dari ordo Orthoptera dan
termasuk dari spesies Oxya Chinensis. Belalang merupakan serangga yang
tergolong memiliki beberapa jenis nama yang berbeda. Tubuh belalang terbagi
menjadi tiga bagian yaitu kepala, thorak, dan abdomen. Kaki belalang terbagi
menjadi 6 kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan memiliki dua pasang antena. Fungsi
kaki bagian belakang digunakan untuk melompat dan kaki bagian depan
digunakan untuk berjalan, belalang tidak memiliki telinga, tetapi meskipun tidak
memiliki telinga belalang dapat mendengar menggunakan alat yang bernama
tympanum dan terletak pada bagian abdomen. belalang termasuk hewan herbivora
(tumbuhan) yang memiliki tipe mulut mandibulat (menggigit dan mengunyah).
Belalang merupakan hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna,
karena belalang hanya memiliki tiga tahap dalam metamorfosisnya yaitu telur,
nimfa, dan imago (dewasa). Bentuk antena yang dimilki belalang yaitu filiform
yang berbentuk seperti benang, ruas-ruas antena mempunyai ukuran yang hampir
sama dan biasanya berbentuk silindris. Belalang memiliki tungkai Saltotorial yang
berfungsi untuk meloncat, sedangkan tipe sayap belalang yaitu tegmina yang
berfungsi untuk melindungi sayap belakang yang membraneus. Serang punya
kelompok kami merupakan belalang betina (Ovipositor) yang memiliki organ
reproduksi yang terdiri dari sepasang ovari.
Orong-orong atau anjing tanah merupakan serangga yang hidup di dalam
tanah dan memiliki ciri khas sepasang tungkai depan yang menyerupai cangkul
bergigi. Anjing tanah merupakan serangga dari famili Gryllotalpidae. Anjing
tanah ini merupakan hewan nokturnal yang melakukan kegiatannya pada malam
hari. Tipe mulut yang dimiliki oleh anjing tanah ini yaitu mandibulata, karena
serangga ini cara memakannya dengan cara menggigit dan mengunyah makanan
padat. Tipe antenanya yaitu Setacea yang berarti memiliki bentuk seperti duri atau
rambut kaku dan beruas-ruas yang berfungsi untuk menangkap sinyal, sebagai
organ perasa dan penciuman, yang berfungsi untuk menggali tanah dan berenang.
Anjing tanah memiliki tungkai depan yang termodifikasi berbentuk cangkul.
12
Selain sepasang tungkai depannya yang besar dan bergerigi. Sayap yang dimiliki
anjing tanah yaitu sayang yang pendek yang berguna untuk terbang pada musim
kawin. Anjing tanah yang kelompok kai klarifikasi merupakan anjing tanah betina
(Ovipasitor), organ reproduksi betina terdiri dari sepasang ovari (Purnomo dan
Haryadi, 2007).
Kupu-kupu merupakan serangga yang mengalami memorfosis sempurna.
Pupa kupu – kupu merupakan bagian metamorfosis dari kupu- kupu. Pada fase ini,
pupa atau yang biasa disebut dengan kepompong memiliki struktur yang halus. Di
fase ini, larva akan melepaskan delapan kakinya dan bgian kapsul kepalanya yang
memiliki 6 mata. Pada umumnya kepompong akan berwarna hijau ataupun coklat.
Warna ini sebagai bentuk kamuflase dari musuh alaminya sendiri. Awalnya
kepompong memiliki tekstur yang lunak, dalam kurun waktu terteentu dengan
peralahan akan mengeras dan membentuk sebuah cangkang perlindungan. Di
dalam kepompong, yang awalnya berupa sebuah ulat akan mengalami perubahan
secara perlahan menjadi kupu-kupu. Proses tsransformasi atau perpindhan ini
akan membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 11 sampai dengan 16
hari. Setelah kupu- kupu sudah siat untu keluar dari kepompong, sayapnya masih
basah dan belum bisa terbang. Pupa kumbang berfungsi seebagai tahap tranmisi
disaat arva akan berubah menjadi dewasa. Pupa ini akan berwarna pucat pada saat
setelah mencapai instar akhir.
Ulat merupakan salah satu hama daun yang penting, karena ulat bersifat
polifag atau mempunyai kisaran inang yang luas. Ulat merupakan kelas dari
Arthropoda, dan ordo lepidoptera, dan termasuk spesies Spodoptera litura F,
bentuk tubuh ulat yaitu silindrik. Ulat memiliki thungkai torakat yang pendek dan
mempunyai tungkai semua tau tangkai abdomen. tahapan morfologi yaitu dimulai
dari larva yang berwarna kuning dengan terdapat bulu-bulu halus, kepala ulat
berwana hitam yang dan lebar. Ulat ini memiliki tipe mulut mandibulata
(pemakan yang padat) yaitu penggigit. Fase larva ulat akan mengalami pergantian
kulit atau dapat dikatakan molting, biasanya ulat akan berganti kulit 4 sampa 6
kali. Apabila larva sudah mencapai ukuran maksimal dia akan berhenti untuk
memakan, karena dia akan berganti menjadi kepompong.
13
Larva lalat memiliki metamorphosis yang sempurna (holometabola)
karena mempunyai serangga pradewasa yang disebut pupa serta mempunyai
bentuk yang sangat berbeda dengan serangga dewasa. Selanjutnya ada pupa lalat
yang sama seperti larva lalat yaitu memiliki metamorfhosis sempurna
(holometabola), tipe pupa lalat adalah koartata, yaitu pupa yang kulit larvanya
instar membentuk puparium. Pupa kumbang juga memiliki metamorphosis yang
sempurna (holometabola) yan bermula dari telur kemudian menjadi pupa setelah
itu terakhir menjadi kumbang dewaasa. Pupa kumbang termasuk tipe pupa obtect
yaitu tipe pupa yang mempunyai antenna, sayap dan tungkai melekat.
14
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Pada umumnya serangga terdiri dari tiga bagian, yaitu kepala yang terdiri dari
mata, alat mulut dan antenna. Thorak yang terdiri dari tungkai dan sayap.
Terakhir abdomen yang terdiri dari alat reproduksi, alat pencernaan, dan alat
peredaran darah.
2. Metamorfoshis merupakan perubahan dari telur, larva sampai menjadi
serangga dewasa. Ada dua macam metamorphosis yaitu metamorfhosis
sempurna dan metamorfhosis tidak sempurna.
3. Secara umum tipe larva ada 7 dan tipe pupa ada 4. Tipe larva dan pupa pada
masing-masing serangga menunjukkan perbedaan secara fisik.
5.2 Saran
Proses pemisahan pada bagian kepala, thorax dan abdomen pada serangga
yang dilakukan praktikan masih kurang sempurna. Sebaiknya Asisten
laboratorium memberikan pengarahan dan contoh yang diberikan secara jelas
sebelum praktikan memulai.
15
DAFTAR PUSTAKA
Fakhrah. 2016. Inventarisasi Insekta Permukaan Tanah Di Gampong Krueng
Simpo Kecamatan Juli Kabupaten Bireuen. Pendidikan Almuslim, 4(1) :
48-52
Falahudin, I. 2015. Identifikasi Serangga Ordo Coleoptera Pada Tanaman
Mentimun(Cucumis Sativus L) Di Desa Tirta Mulya Kecamatan Makarti
Jaya Kabupaten Banyuasin Ii. Biota, 1(1): 9-15
Luhukay, J. N., M, R Uluputty., dan R, Y Rumthe. 2013. Respons Lima Varietas
Kubis (Brassica Oleracea L.) Terhadap Serangan Hama Pemakan Daun
Plutella Xylostella ( Lepidoptera ; Plutellidae). Agrologia, 2(2): 164-169
Mitra, A. 2013. Cinderella’s new Shoes-How and Why Insects remodel their
Bodies between life Stages. Current Science, 104(8): 1028-1036
Pranavi Sreeramojua, P., Prasad M,S K., dan Lakshmipathi, V. 2016. Complete
Study Of Life Cycle Of Tribolium Castaneum And Its Weight Variations In
The Developing Stages. International Journal of Plant, Animal and
Environmental Sciences, 6(2) : 95-100
Purnomo, H., dan Haryadi, N.T. 2007. Entomologi. Jember: Center for Society
Studies
Sarwar, M dan M Salman. 2015. Insecticides Resistance in Insect Pests or Vectors
and Development of Novel Strategies to Combat Its Evolution.
International Journal of Bioinformatics and Biomedical Engineering, 1(3):
344-351
16
LAMPIRAN
DATA
17
18
19
20
21
22
DOKUMENTASI
23
LITERATUR
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34