Upload
wahyuhidayat
View
242
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
praktikum patologi klinik
Citation preview
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Praktikum Teknik Sampling Darah Kapiler dan Vena
Nama subjek : Richa Arum Widya Sakti
Umur Subjek : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Hasil pemeriksaan
1. Sampling darah kapiler
Dari hasil pemeriksaan terhadap sampel darah kapiler didapat data yaitu darah keluar
dengan tetesan yang agak lambat, darah berasal dari pembuluh kapiler di area ujung jari
tengah. Bekas area yang tertusuk lanset tidak didapati pembengkakan yang berarti dan
perdarahan berhenti cukup cepat setelah ditutup dengan kapas steril.
2. Sampling darah vena
Hasil pemeriksaan terhadap sampel darah vena tidak dilakukan secara mikroskopis,
namun didapat hasil data burapa volume sampel sebanyak 0,5 ml dengan warna merah
tua dan tidak terlalu encer. Sampel dilakukan pada tangan kanan subjek serta diambil
dari pembuluh darah di area lipatan siku / fosa cubiti yang berasal dari vena cubiti
dengan diameter pembuluh cukup besar. Letak pembuluh di seuperficial namun karena
tertutup jaringan lemak menjadi tidak terlalu tampak jelas. Bekas area yang tertusuk
jarum tidak didapati pembengkakan yang berarti, hanya saja didapati sedikit kemerahan.
Kesulitan
1. Sampling darah kapiler
Kesulitan yang dialami praktikan dalam melakukan teknik sampling darah kapiler
tidaklah begitu bermakna, hanya saja karena pengalaman yang kurang membuat
praktikan awalnya sedikit bingung menentukan titik tempat menusukkan lanset. Namun,
setelah mendapat pemahaman dari teman yang telah melaksakan sampling kapiler
akhirnya praktikum dapat dilakukan dengan lancar.
2. Sampling darah vena
Kesulitan yang dialami praktikan selama melaksanakan praktikum teknik sampling
darah vena berasal dari beberapa faktor. Pertama, berasal dari praktikan sendiri yang
masih kurang dalam hal keterampilan dan pengalaman melakukan teknik ini sehingga
mengalami beberapa kesulitan yaitu dalam menemukan lokasi pembuluh darah vena
yang tepat secara cepat. Selain itu, awalnya praktikan cukup kesulitan dalam mengira-
ngira sudut ketika akan menusukkan jarum, serta kurangnya keterampilan dalam
memperkirakan sedalam mana jarum harus ditusukkan.
Faktor dari segi fisik pasien yang akan diambil darah sampelnya juga memegang
peranan penting. Pada praktikum kali ini, pasien tidak dalam kategori gemuk, namun
posisi pembuluh vena tetap sulit untuk ditemukan ketika dipalpasi,diperkirakan hal ini
sebab jaringan lemak menutupi pembuluh darah sehingga pembuluh vena menjadi tidak
terlihat karena letaknya yang menjadi lebih dalam akibat tertutup jaringan lemak. Serta
dari anamnesa didapati bahwa subjek jarang melakukan pekerjaan berat sehingga
pembuluh darah menjadi tidak terlalu tampak.
Pembahasan
Pada bagian pertama akan dijabarkan terlebih dahulu mengenai teknik sampling
darah yang telah dilaksanakan dalam praktikum. Pemahaman mengenai teknik
pengambilan sampel darah dianggap sangat penting untuk pemeriksaan penunjang
penegakan diagnosa, sebab teknik yang tepat dapat memberikan sampel yang baik
sehingga didapat pula hasil pemeriksaan yang akurat sebagai dasar diagnosa yang akan
diberikan terhadap pasien.
Pemeriksaan hematologi merupakan suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan
khusus dengan mengambil sample darah pasien dengan tujuan untuk mendeteksi ada
tidaknya penyakit maupun faktor resiko terjadinya suatu peyakit. Selain itu juga untuk
memantau perkembangan suatu penyakit, dan lain-lain.
Pada pemeriksaan hematologi umumnya mempergunakan darah vena dan darah
peripher (darah yang berasal dari pembuluh-pembuluh darah kecil). Pengambilan darah
vena pada umumnya diambil dari vena mediana cubiti. Vena mediana cubiti terletak di
permukaan kulit, dan ukurannya cukup besar. Sedangkan pengambilan darah kecil
umumnya diambil dari pembuluh darah kapiler yang terletak pada ujung jari dan cuping
telinga pada orang dewasa. Pada anak bayi pengambilan darah kapiler biasanya berasal
dari ujung jari kaki atau tumit.
Pembahasan Teknik Sampling Darah Kapiler
Pertama sebelum memulai prakitkum teknik sampling darah kapiler praktikan
menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan meliputi lanset darah disposable (sekali
buang) yang diperlukan untuk mendapatkan darah kapiler, alkohol sebagai desinfektan
untuk mencegah terjadinya infeksi, kapas, nierbeken, masker dan handscoon
Praktikum kali ini, pengambilan darah kapiler dilakukan praktikan pada ujung
jari tengah subjek. Pengambilan darah dari kapiler umumnya dilakukan apabila volume
darah yang diperlukan hanya sedikit. Selain di ujung jari, dapat pula dilakukan pada
cuping telinga, namun pada anak bayi umumnya dilakukan pada ibu jari kaki dan tumit.
Langkah awal praktikan menyiapkan nierbeken yang berisi kapas yang telah
dibasahi dengan alkohol untuk sterilisasi. Kemudian tdak lupa mengenakan sarung
tangan dan masker untuk proteksi diri terhadap terjadinya infeksi silang. Setelah siap,
kemudian dilakukan sterilisasi pada ujung jari yang akan diambil darahnya
menggunakan kapas yang telah diberi alkohol. Praktikan menunggu beberapa saat
samapi area bekas pemberian alkohol mengering. Pegang jari tengah subjek agar tidak
bergerak dan ditekan sedikit diarea tersebut guna mengurangi rasa nyeri. Sebaiknya jari
tersebut jangan dipijat-pijat sebab dapat merubah komposisi darah yang akan diambil
sebagai sampel menjadi encer. Hal ini karena darah bercampur dengan cairan jaringan.
Kemudian tusuk bagian tersebut dengan lanset steril. Punusukan dengan lanset
dilakukan secara cepat dan cukup dalam dengan posisi lanset tegak lurus garis-garis
sidik jari. Setelah tetes darah mulai keluar, tetes yang pertama dibuang, lalu tetes yang
kedua digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena dianggap dapat memberikan
hasil pemeriksaan yang lebih baik. Setelah darah yang diperlukan dirasa sudah cukup,
praktikan menutup bekas penusukan dengan kapas yang telah diberi alkohol untuk
mencegah terjadinya infeksi dan agar perdarahan bekurang.
Dari praktikum sampling darah kapiler praktikan menyimpulkan bahwa
melakukan teknik sampling darah kapiler memerlukan keterampilan dan pengalaman
yang baik. Sebab dibutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam menusukkan lanset pada
ujung jari, apabila tidak dilakukan dengan cepat (namun juga harus hati-hati) maka
dapat menimbulkan intensitas rasa nyeri yang lebih tinggi pada subjek.
Pembahasan Teknik Sampling Darah Vena
Teknik pengambilan darah vena dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama
dengan cara manual menggunakan alat suntik (syringe). Cara kedua menggunakan cara
vakum dengan memakai tabung vakum (vacutainer). Pada praktikum kali ini teknik
sampling darah dilakukan dengan cara manual menggunakan syringe.
Pertama sebelum memulai prakitkum teknik sampling darah vena, praktikan
menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan meliputi tourniquet, syringe, alkohol
sebagai desinfektan untuk mencegah terjadinya infeksi, kapas, nierbeken, masker dan
handscoon
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pengambilan darah vena yang
berasal dari vena cubiti yaitu dari bagian lengan atas atau di daerah lipatan siku ( fosa
cubiti). Pengambilan darah vena ini harus dilakukan dengan hati-hati karena posisi
dan bentuk pembuluh vena setiap individu berbeda. Sebelum dilakuakan
pengambilan, posisi subjek dalam keadaan duduk tegak dan nyaman, hal ini
berpengaruh terhadap sirkulasi darah dalam tubuh. Pengambilan sampel darah vena
umumnya dilakukan apabila volume darah yang diperlukan cukup banyak. Adapun
teknik sampling darah vena yang dilaksanakan oleh praktikan pada praktikum kali ini
meliputi dibawah ini.
Pertama, hal penting yang dilakukan yaitu mengenakan sarung tangan dan
masker untuk proteksi diri terhadap terjadinya infeksi silang. Langkah awal yaitu
praktikan menentukan letak pembuluh vena dengan cara meraba area lipatan siku.
Pada praktikum, praktikan berusaha agar mendapat pembuluh vena dengan diameter
yang cukup besar. Ketika diraba pembuluh vena terasa agak kenyal, jika
dibandingkan dengan tendon maka tendon teraba kenyal dan terasa lebih padat
daripada pembuluh vena. Kemudian praktikan menyiapkan jarum suntik sehingga
siap dipakai. Pastikan bagian needlenya tidak longgar dan pastikan pula pluggernya
dapat digunakan dengan nyaman yaitu dengan cara mendorong dan menarik plugger
kurang lebih 3x. Setelah itu praktikan memasang tournoquet untuk membendung
sirkulasi darah di area tersebut. Lebih baik apabila pasien diminta untuk mengepal-
ngepalkan tangannya beberapa kali agar pembuluh vena terlihat lebih jelas.
Kemudian dilakukan sterilisasi pada area tersebut menggunakan kapas yang telah
diberi alkohol dengan gerakan spiral/ memutar dari median ke perifer. Lalu tunggu
beberapa saat sampai mengering. Setelah itu, praktikan sedikit menekan di dekat area
yang akan di tusuk agar kulit diatas vena agak tegang dan agar pembuluh vena tidak
bergerak. Kemudian praktikan menusukkan jarum sampai masuk pada pembuluh
vena dengan sudut sekitar 30o. Setelah itu, longgarkan tournoquet dan praktikan
meminta subjek membuka kepalan tangan, setelah itu praktikan menarik plugger
(penghisap semprit) sampai volume darah cukup yaitu sampai 0,5 ml. Lalu, praktikan
menggunakan tangan kiri untuk mengambil kapas yang telah diberi alkohol, lalu
ditutupkan diatas jarum suntik, kemudian jarum ditarik. Daerah bekas jarum suntik
ditekan dengan kapas tadi dalam beberapa menit, dan praktikan meminta subjek
untuk melipat siku, hal ini dilakukan agar perdarahan berkurang.
Adapun kendala yang dialami dalam melaksanakan praktikum ini meliputi
faktor fisik pasien dan kurangnya pengalaman melakukan teknik sampling darah ini.
Faktor fisik pasien yang agak gemuk dan jarang melakukan aktivitas berat juga
mempersulit praktikan dalam menemukan pembuluh vena ketika dipalpasi, sebab
letak pembuluh vena yang lebih dalam. Hal ini dikarenakan pembuluh darah telah
tertutup oleh jaringan lemak. Selain itu, kendala lain yang saya temui selama
melakukan praktikum ini yaitu kurangnya pengalaman dan keterampilan yang
membuat agak kesulitan dan membutuhkan waktu cukup lama dalam menemukan
pembuluh darah vena yang tepat. Selain itu, awalnya praktikan cukup kesulitan
dalam memperkirakan sudut dan arah ketika akan menusukkan jarum, serta
kurangnya keterampilan dan pengalaman dalam memperkirakan sedalam mana
jarum harus ditusukkan.
Dari praktikum sampling darah vena yang telah dilakukan, praktikan
menyimpulkan bahwa melakukan teknik sampling darah vena memerlukan
keterampilan dan pengalaman yang baik sebab dibutuhkan insting kuat baik itu
dalam mencari lokasi pembuluh vena yang tepat, maupun dalam menentukan
kedalaman dan posisi jarum. Terlebih lagi apabila dilakukan pada subjek dengan
kondisi fisik yang agak gemuk dan subjek jarang sekali melakukan aktivitas berat,
maka dapat mempersulit dalam menemukan letak pembuluh vena karena tertutup
oleh jaringan lemak.
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Praktikum Teknik Sampling Urin untuk Pemeriksaan Penunjang
Penegakan Diagnosa
Nama subjek : Faiqatin Cahya Ramadhani
Umur Subjek : 19 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Hasil pemeriksaan
Pemeriksaan urin yang dilakukan pada praktikum kali ini hanya dilakukan secara
maksorkopis oleh praktikan. Dari hasil pemeriksaan didapatkan data mencakup warna,
bau, dan kekeruhan urin. Sampel urin berwarna kuning muda dan jernih, urin berbau
tidak menyengat, dan dari segi kekeruhan sampel urin tampak tidak keruh (jernih).
Kesulitan
Kesulitan yang dialami oleh praktikan yaitu untuk menentukan porsi tengah dengan
sangat tepat. Praktikan merasa bahwa proporsi sampel urin yang didapat adalah urin
porsi tengah yang tercampur urin yang pertama mengalir/urin porsi awal.
Pembahasan
Setelah melaksanakan praktikum sampling darah, praktikan melanjutkan
melaksanakan praktikum kedua yaitu praktikum mengenai teknik sampling urin. Setelah
melaksanakan praktikum ini diharapkan praktikan mampu memahami teknik yang tepat
dalam pengambilan sampel urin, sebab teknik yang benar dapat menghasilkan sampel
yang baik sehingga didapat pula hasil pemeriksaan yang akurat sebagai dasar diagnosa
yang akan diberikan terhadap pasien.
Pada praktikum kali ini orang yang menjadi subjek adalah praktikan sendiri.
Sebelum memulai, setiap praktikan sudah dimintauntuk menyiapkan gelas plastik
sebagai wadah penampugan sampel yang akan diambil. Mula-mula diberi instruksi oleh
dokter pembimbing praktikum bahwasanya urin yang akan ditampung sebagai sampel
merupakan urin porsi tengah.
Pengambilan urin porsi tengah adalah teknik pengambilan urin yang paling
sering dipilih untuk mendapatkan sampel pemeriksaan. Sampel urine porsi tengah atau
midstream dianggap sebagai sampel yang ideal. Cara pengambilan urin porsi tengah
yaitu dengan mengalirkan urin yang pertama kali keluar, lalu porsi selanjutnya
ditampung dalam wadah. Setelah dirasa urin akan terhenti, maka sesaat sebelumnya
wadah diambil, sehingga tidak tercampur dengan urin terakhir.
Urin yang pertama kali mengalir dibuang, hal ini karena urin yang pertama mengalir
diindikasi terkontaminasi mikroba yang berasal dari luar uretra. Karena mikroba telah
mengalir bersama dengan urin porsi pertama, diharap pada porsi tengah, urin sudah
tidak tercemar oleh mikroba, sehingga sampel urin yang didapat dapat memberikan
hasil pemeriksaan yang lebih baik. Pengambilan urin porsi tengah tidaklah sulit untuk
dilakukan sebab tidak menimbulkan rasa tidak nyaman pada subjek. Namun, kelemahan
dari teknik pengambilan sampel ini adalah mudahnya terkontaminasi sehingga tidak
tepat pada porsi tengah.
Setelah instruksi selesai, dan telah didapatkan sampel urin dengan porsi tengah,
praktikan melakukan pemeriksaan urin secara maksoskopis.Hasil pemeriksaan
didapatkan data yaitu sampel urin berwarna kuning muda dan jernih, urin berbau tidak
menyengat, dan dari segi kekeruhan sampel urin tampak tidak keruh (jernih).
Dari praktikum ini praktikan membuat simpulan bahwa dengan teknik
pengambilan urin yang benar maka akan didapatkan sampel / spesimen urin yang lebih
berkualitas. Sehingga apabila dilakukan pemeriksaan urin secara teliti maka akan
diperoleh data akurat mengenai kondisi tubuh pasien yang dapat digunakan sebagai
penunjang dalam penegakan diagnosa.