11
LEMBAR KERJA MAHASISWA Praktikum Teknik Sampling Darah Kapiler dan Vena Nama subjek : Richa Arum Widya Sakti Umur Subjek : 19 tahun Jenis kelamin : Perempuan Hasil pemeriksaan 1. Sampling darah kapiler Dari hasil pemeriksaan terhadap sampel darah kapiler didapat data yaitu darah keluar dengan tetesan yang agak lambat, darah berasal dari pembuluh kapiler di area ujung jari tengah. Bekas area yang tertusuk lanset tidak didapati pembengkakan yang berarti dan perdarahan berhenti cukup cepat setelah ditutup dengan kapas steril. 2. Sampling darah vena Hasil pemeriksaan terhadap sampel darah vena tidak dilakukan secara mikroskopis, namun didapat hasil data burapa volume sampel sebanyak 0,5 ml dengan warna merah tua dan tidak terlalu encer. Sampel dilakukan pada tangan kanan subjek serta diambil dari pembuluh darah di area lipatan siku / fosa cubiti yang berasal dari vena cubiti dengan diameter pembuluh cukup besar. Letak pembuluh di seuperficial namun karena tertutup jaringan lemak menjadi tidak terlalu tampak jelas. Bekas area yang tertusuk jarum

laporan praktikum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

praktikum patologi klinik

Citation preview

Page 1: laporan praktikum

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Praktikum Teknik Sampling Darah Kapiler dan Vena

Nama subjek : Richa Arum Widya Sakti

Umur Subjek : 19 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Hasil pemeriksaan

1. Sampling darah kapiler

Dari hasil pemeriksaan terhadap sampel darah kapiler didapat data yaitu darah keluar

dengan tetesan yang agak lambat, darah berasal dari pembuluh kapiler di area ujung jari

tengah. Bekas area yang tertusuk lanset tidak didapati pembengkakan yang berarti dan

perdarahan berhenti cukup cepat setelah ditutup dengan kapas steril.

2. Sampling darah vena

Hasil pemeriksaan terhadap sampel darah vena tidak dilakukan secara mikroskopis,

namun didapat hasil data burapa volume sampel sebanyak 0,5 ml dengan warna merah

tua dan tidak terlalu encer. Sampel dilakukan pada tangan kanan subjek serta diambil

dari pembuluh darah di area lipatan siku / fosa cubiti yang berasal dari vena cubiti

dengan diameter pembuluh cukup besar. Letak pembuluh di seuperficial namun karena

tertutup jaringan lemak menjadi tidak terlalu tampak jelas. Bekas area yang tertusuk

jarum tidak didapati pembengkakan yang berarti, hanya saja didapati sedikit kemerahan.

Kesulitan

1. Sampling darah kapiler

Kesulitan yang dialami praktikan dalam melakukan teknik sampling darah kapiler

tidaklah begitu bermakna, hanya saja karena pengalaman yang kurang membuat

praktikan awalnya sedikit bingung menentukan titik tempat menusukkan lanset. Namun,

setelah mendapat pemahaman dari teman yang telah melaksakan sampling kapiler

akhirnya praktikum dapat dilakukan dengan lancar.

Page 2: laporan praktikum

2. Sampling darah vena

Kesulitan yang dialami praktikan selama melaksanakan praktikum teknik sampling

darah vena berasal dari beberapa faktor. Pertama, berasal dari praktikan sendiri yang

masih kurang dalam hal keterampilan dan pengalaman melakukan teknik ini sehingga

mengalami beberapa kesulitan yaitu dalam menemukan lokasi pembuluh darah vena

yang tepat secara cepat. Selain itu, awalnya praktikan cukup kesulitan dalam mengira-

ngira sudut ketika akan menusukkan jarum, serta kurangnya keterampilan dalam

memperkirakan sedalam mana jarum harus ditusukkan.

Faktor dari segi fisik pasien yang akan diambil darah sampelnya juga memegang

peranan penting. Pada praktikum kali ini, pasien tidak dalam kategori gemuk, namun

posisi pembuluh vena tetap sulit untuk ditemukan ketika dipalpasi,diperkirakan hal ini

sebab jaringan lemak menutupi pembuluh darah sehingga pembuluh vena menjadi tidak

terlihat karena letaknya yang menjadi lebih dalam akibat tertutup jaringan lemak. Serta

dari anamnesa didapati bahwa subjek jarang melakukan pekerjaan berat sehingga

pembuluh darah menjadi tidak terlalu tampak.

Pembahasan

Pada bagian pertama akan dijabarkan terlebih dahulu mengenai teknik sampling

darah yang telah dilaksanakan dalam praktikum. Pemahaman mengenai teknik

pengambilan sampel darah dianggap sangat penting untuk pemeriksaan penunjang

penegakan diagnosa, sebab teknik yang tepat dapat memberikan sampel yang baik

sehingga didapat pula hasil pemeriksaan yang akurat sebagai dasar diagnosa yang akan

diberikan terhadap pasien.

Pemeriksaan hematologi merupakan suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan

khusus dengan mengambil sample darah pasien dengan tujuan untuk mendeteksi ada

tidaknya penyakit maupun faktor resiko terjadinya suatu peyakit. Selain itu juga untuk

memantau perkembangan suatu penyakit, dan lain-lain.

Pada pemeriksaan hematologi umumnya mempergunakan darah vena dan darah

peripher (darah yang berasal dari pembuluh-pembuluh darah kecil). Pengambilan darah

vena pada umumnya diambil dari vena mediana cubiti. Vena mediana cubiti terletak di

permukaan kulit, dan ukurannya cukup besar. Sedangkan pengambilan darah kecil

umumnya diambil dari pembuluh darah kapiler yang terletak pada ujung jari dan cuping

Page 3: laporan praktikum

telinga pada orang dewasa. Pada anak bayi pengambilan darah kapiler biasanya berasal

dari ujung jari kaki atau tumit.

Pembahasan Teknik Sampling Darah Kapiler

Pertama sebelum memulai prakitkum teknik sampling darah kapiler praktikan

menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan meliputi lanset darah disposable (sekali

buang) yang diperlukan untuk mendapatkan darah kapiler, alkohol sebagai desinfektan

untuk mencegah terjadinya infeksi, kapas, nierbeken, masker dan handscoon

Praktikum kali ini, pengambilan darah kapiler dilakukan praktikan pada ujung

jari tengah subjek. Pengambilan darah dari kapiler umumnya dilakukan apabila volume

darah yang diperlukan hanya sedikit. Selain di ujung jari, dapat pula dilakukan pada

cuping telinga, namun pada anak bayi umumnya dilakukan pada ibu jari kaki dan tumit.

Langkah awal praktikan menyiapkan nierbeken yang berisi kapas yang telah

dibasahi dengan alkohol untuk sterilisasi. Kemudian tdak lupa mengenakan sarung

tangan dan masker untuk proteksi diri terhadap terjadinya infeksi silang. Setelah siap,

kemudian dilakukan sterilisasi pada ujung jari yang akan diambil darahnya

menggunakan kapas yang telah diberi alkohol. Praktikan menunggu beberapa saat

samapi area bekas pemberian alkohol mengering. Pegang jari tengah subjek agar tidak

bergerak dan ditekan sedikit diarea tersebut guna mengurangi rasa nyeri. Sebaiknya jari

tersebut jangan dipijat-pijat sebab dapat merubah komposisi darah yang akan diambil

sebagai sampel menjadi encer. Hal ini karena darah bercampur dengan cairan jaringan.

Kemudian tusuk bagian tersebut dengan lanset steril. Punusukan dengan lanset

dilakukan secara cepat dan cukup dalam dengan posisi lanset tegak lurus garis-garis

sidik jari. Setelah tetes darah mulai keluar, tetes yang pertama dibuang, lalu tetes yang

kedua digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan karena dianggap dapat memberikan

hasil pemeriksaan yang lebih baik. Setelah darah yang diperlukan dirasa sudah cukup,

praktikan menutup bekas penusukan dengan kapas yang telah diberi alkohol untuk

mencegah terjadinya infeksi dan agar perdarahan bekurang.

Dari praktikum sampling darah kapiler praktikan menyimpulkan bahwa

melakukan teknik sampling darah kapiler memerlukan keterampilan dan pengalaman

yang baik. Sebab dibutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam menusukkan lanset pada

ujung jari, apabila tidak dilakukan dengan cepat (namun juga harus hati-hati) maka

dapat menimbulkan intensitas rasa nyeri yang lebih tinggi pada subjek.

Page 4: laporan praktikum

Pembahasan Teknik Sampling Darah Vena

Teknik pengambilan darah vena dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama

dengan cara manual menggunakan alat suntik (syringe). Cara kedua menggunakan cara

vakum dengan memakai tabung vakum (vacutainer). Pada praktikum kali ini teknik

sampling darah dilakukan dengan cara manual menggunakan syringe.

Pertama sebelum memulai prakitkum teknik sampling darah vena, praktikan

menyiapkan terlebih dahulu alat dan bahan meliputi tourniquet, syringe, alkohol

sebagai desinfektan untuk mencegah terjadinya infeksi, kapas, nierbeken, masker dan

handscoon

Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pengambilan darah vena yang

berasal dari vena cubiti yaitu dari bagian lengan atas atau di daerah lipatan siku ( fosa

cubiti). Pengambilan darah vena ini harus dilakukan dengan hati-hati karena posisi

dan bentuk pembuluh vena setiap individu berbeda. Sebelum dilakuakan

pengambilan, posisi subjek dalam keadaan duduk tegak dan nyaman, hal ini

berpengaruh terhadap sirkulasi darah dalam tubuh. Pengambilan sampel darah vena

umumnya dilakukan apabila volume darah yang diperlukan cukup banyak. Adapun

teknik sampling darah vena yang dilaksanakan oleh praktikan pada praktikum kali ini

meliputi dibawah ini.

Pertama, hal penting yang dilakukan yaitu mengenakan sarung tangan dan

masker untuk proteksi diri terhadap terjadinya infeksi silang. Langkah awal yaitu

praktikan menentukan letak pembuluh vena dengan cara meraba area lipatan siku.

Pada praktikum, praktikan berusaha agar mendapat pembuluh vena dengan diameter

yang cukup besar. Ketika diraba pembuluh vena terasa agak kenyal, jika

dibandingkan dengan tendon maka tendon teraba kenyal dan terasa lebih padat

daripada pembuluh vena. Kemudian praktikan menyiapkan jarum suntik sehingga

siap dipakai. Pastikan bagian needlenya tidak longgar dan pastikan pula pluggernya

dapat digunakan dengan nyaman yaitu dengan cara mendorong dan menarik plugger

kurang lebih 3x. Setelah itu praktikan memasang tournoquet untuk membendung

sirkulasi darah di area tersebut. Lebih baik apabila pasien diminta untuk mengepal-

ngepalkan tangannya beberapa kali agar pembuluh vena terlihat lebih jelas.

Kemudian dilakukan sterilisasi pada area tersebut menggunakan kapas yang telah

Page 5: laporan praktikum

diberi alkohol dengan gerakan spiral/ memutar dari median ke perifer. Lalu tunggu

beberapa saat sampai mengering. Setelah itu, praktikan sedikit menekan di dekat area

yang akan di tusuk agar kulit diatas vena agak tegang dan agar pembuluh vena tidak

bergerak. Kemudian praktikan menusukkan jarum sampai masuk pada pembuluh

vena dengan sudut sekitar 30o. Setelah itu, longgarkan tournoquet dan praktikan

meminta subjek membuka kepalan tangan, setelah itu praktikan menarik plugger

(penghisap semprit) sampai volume darah cukup yaitu sampai 0,5 ml. Lalu, praktikan

menggunakan tangan kiri untuk mengambil kapas yang telah diberi alkohol, lalu

ditutupkan diatas jarum suntik, kemudian jarum ditarik. Daerah bekas jarum suntik

ditekan dengan kapas tadi dalam beberapa menit, dan praktikan meminta subjek

untuk melipat siku, hal ini dilakukan agar perdarahan berkurang.

Adapun kendala yang dialami dalam melaksanakan praktikum ini meliputi

faktor fisik pasien dan kurangnya pengalaman melakukan teknik sampling darah ini.

Faktor fisik pasien yang agak gemuk dan jarang melakukan aktivitas berat juga

mempersulit praktikan dalam menemukan pembuluh vena ketika dipalpasi, sebab

letak pembuluh vena yang lebih dalam. Hal ini dikarenakan pembuluh darah telah

tertutup oleh jaringan lemak. Selain itu, kendala lain yang saya temui selama

melakukan praktikum ini yaitu kurangnya pengalaman dan keterampilan yang

membuat agak kesulitan dan membutuhkan waktu cukup lama dalam menemukan

pembuluh darah vena yang tepat. Selain itu, awalnya praktikan cukup kesulitan

dalam memperkirakan sudut dan arah ketika akan menusukkan jarum, serta

kurangnya keterampilan dan pengalaman dalam memperkirakan sedalam mana

jarum harus ditusukkan.

Dari praktikum sampling darah vena yang telah dilakukan, praktikan

menyimpulkan bahwa melakukan teknik sampling darah vena memerlukan

keterampilan dan pengalaman yang baik sebab dibutuhkan insting kuat baik itu

dalam mencari lokasi pembuluh vena yang tepat, maupun dalam menentukan

kedalaman dan posisi jarum. Terlebih lagi apabila dilakukan pada subjek dengan

kondisi fisik yang agak gemuk dan subjek jarang sekali melakukan aktivitas berat,

maka dapat mempersulit dalam menemukan letak pembuluh vena karena tertutup

oleh jaringan lemak.

Page 6: laporan praktikum

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Praktikum Teknik Sampling Urin untuk Pemeriksaan Penunjang

Penegakan Diagnosa

Nama subjek : Faiqatin Cahya Ramadhani

Umur Subjek : 19 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Hasil pemeriksaan

Pemeriksaan urin yang dilakukan pada praktikum kali ini hanya dilakukan secara

maksorkopis oleh praktikan. Dari hasil pemeriksaan didapatkan data mencakup warna,

bau, dan kekeruhan urin. Sampel urin berwarna kuning muda dan jernih, urin berbau

tidak menyengat, dan dari segi kekeruhan sampel urin tampak tidak keruh (jernih).

Kesulitan

Kesulitan yang dialami oleh praktikan yaitu untuk menentukan porsi tengah dengan

sangat tepat. Praktikan merasa bahwa proporsi sampel urin yang didapat adalah urin

porsi tengah yang tercampur urin yang pertama mengalir/urin porsi awal.

Pembahasan

Setelah melaksanakan praktikum sampling darah, praktikan melanjutkan

melaksanakan praktikum kedua yaitu praktikum mengenai teknik sampling urin. Setelah

melaksanakan praktikum ini diharapkan praktikan mampu memahami teknik yang tepat

dalam pengambilan sampel urin, sebab teknik yang benar dapat menghasilkan sampel

yang baik sehingga didapat pula hasil pemeriksaan yang akurat sebagai dasar diagnosa

yang akan diberikan terhadap pasien.

Pada praktikum kali ini orang yang menjadi subjek adalah praktikan sendiri.

Sebelum memulai, setiap praktikan sudah dimintauntuk menyiapkan gelas plastik

sebagai wadah penampugan sampel yang akan diambil. Mula-mula diberi instruksi oleh

Page 7: laporan praktikum

dokter pembimbing praktikum bahwasanya urin yang akan ditampung sebagai sampel

merupakan urin porsi tengah.

Pengambilan urin porsi tengah adalah teknik pengambilan urin yang paling

sering dipilih untuk mendapatkan sampel pemeriksaan. Sampel urine porsi tengah atau

midstream dianggap sebagai sampel yang ideal. Cara pengambilan urin porsi tengah

yaitu dengan mengalirkan urin yang pertama kali keluar, lalu porsi selanjutnya

ditampung dalam wadah. Setelah dirasa urin akan terhenti, maka sesaat sebelumnya

wadah diambil, sehingga tidak tercampur dengan urin terakhir.

Urin yang pertama kali mengalir dibuang, hal ini karena urin yang pertama mengalir

diindikasi terkontaminasi mikroba yang berasal dari luar uretra. Karena mikroba telah

mengalir bersama dengan urin porsi pertama, diharap pada porsi tengah, urin sudah

tidak tercemar oleh mikroba, sehingga sampel urin yang didapat dapat memberikan

hasil pemeriksaan yang lebih baik. Pengambilan urin porsi tengah tidaklah sulit untuk

dilakukan sebab tidak menimbulkan rasa tidak nyaman pada subjek. Namun, kelemahan

dari teknik pengambilan sampel ini adalah mudahnya terkontaminasi sehingga tidak

tepat pada porsi tengah.

Setelah instruksi selesai, dan telah didapatkan sampel urin dengan porsi tengah,

praktikan melakukan pemeriksaan urin secara maksoskopis.Hasil pemeriksaan

didapatkan data yaitu sampel urin berwarna kuning muda dan jernih, urin berbau tidak

menyengat, dan dari segi kekeruhan sampel urin tampak tidak keruh (jernih).

Dari praktikum ini praktikan membuat simpulan bahwa dengan teknik

pengambilan urin yang benar maka akan didapatkan sampel / spesimen urin yang lebih

berkualitas. Sehingga apabila dilakukan pemeriksaan urin secara teliti maka akan

diperoleh data akurat mengenai kondisi tubuh pasien yang dapat digunakan sebagai

penunjang dalam penegakan diagnosa.