28
Judul: Kelompok Anggota: Tgl Praktikum: 20 Februari 2013 Acara Praktikum: Identikasi Kation dengan Uji Nyala, Uji Mutu Boraks, Identifikasi Anion pada Sampel Padat Non-Logam No . Judul Perlakuan Hasil Kajian Pustaka Hasil Observasi Masalah Diskusi/ Pembahasan Kesimpulan 1. Identi kasi Kation dengan Uji Nyala 1. Membuat nyala api Bunsen (nyala api kompor gas) a. Menyiapkan kompor gas beserta tabung gas elpijinya. b. Menyalakan api dengan memutar tobol on/of pada bagian depan Kawat tembaga yang akan digunakan dicelupkan ke dalam HCl pekat dan dipanaskan pada nyala api hingga kawat bersih dan warna nyala api yang dihasilkan sama dengan warna nyala api awal. Kawat tembaga yang akan digunakan dicelupkan ke dalam HCl pekat dan dipanaskan pada nyala api hingga kawat bersih dan warna nyala api yang dihasilkan sama dengan warna nyala api awal. Pada percobaan ini digunakan kawat tembaga sebagai pengganti kawat nikrom atau platina , namun hasil uji nyala yang didapatkan pada masing- masing sampel adalah Seharusnya kawat yang digunakan hanyalah kawat nikrom (sebuah alloy nikel- kromium) atau kawat platina, karena kedua kawat tersebut tidak akan memberikan Kawat yang digunakan untuk identifikasi kation dengan uji nyala adalah kawat nikrom/kawat platina dengan Bunsen sebagai pembakar agar didapatkan

laporan praktikum

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan praktikum

Judul:

Kelompok

Anggota:

Tgl Praktikum: 20 Februari 2013

Acara Praktikum: Identikasi Kation dengan Uji Nyala, Uji Mutu Boraks, Identifikasi Anion pada Sampel Padat Non-Logam

No

.

Judul Perlakuan Hasil Kajian Pustaka Hasil Observasi Masalah Diskusi/Pembahasan Kesimpulan

1. Identikasi

Kation

dengan

Uji Nyala

1. Membuat nyala api

Bunsen (nyala api

kompor gas)

a. Menyiapkan kompor

gas beserta tabung gas

elpijinya.

b. Menyalakan api dengan

memutar tobol on/of

pada bagian depan

kompor

2. Identifikasi kation

a. Membersihkan kawat

platina tembaga

terutama pada ujung

kawat (tempat sampel)

Kawat tembaga yang akan

digunakan dicelupkan ke

dalam HCl pekat dan

dipanaskan pada nyala

api hingga kawat bersih

dan warna nyala api

yang dihasilkan sama

dengan warna nyala api

awal.

Warna nyala Natrium

adalah kuning emas

Warna nyala Kalium

adalah violet

Warna nyala Kalsium

adalah merah bata

Kawat tembaga yang akan

digunakan dicelupkan ke

dalam HCl pekat dan

dipanaskan pada nyala

api hingga kawat bersih

dan warna nyala api

yang dihasilkan sama

dengan warna nyala api

awal.

Warna nyala Natrium

adalah kuning emas

Warna nyala Kalium

adalah violet

Warna nyala Kalsium

adalah merah bata

Pada percobaan ini

digunakan kawat

tembaga sebagai

pengganti kawat

nikrom atau platina ,

namun hasil uji nyala

yang didapatkan pada

masing-masing sampel

adalah mendeketai

standar.

Pada percobaan ini

juga digunakan kompor

gas sebagai pengganti

Bunsen, warna nyala

yang dihasilkan mirip

Seharusnya kawat yang

digunakan hanyalah

kawat nikrom (sebuah

alloy nikel-kromium)

atau kawat platina,

karena kedua kawat

tersebut tidak akan

memberikan warna bila

dibakar. Sedangkan,

pada praktikum ini

digunakan kawat

tembaga, dimana kawat

tembaga memberikan

warna hijau bila

dibakar. Hal ini

Kawat yang

digunakan untuk

identifikasi kation

dengan uji nyala

adalah kawat

nikrom/kawat platina

dengan Bunsen

sebagai pembakar

agar didapatkan

warna nyala yang

sempurna, mendekati

hasil kajian teoritis.

Warna nyala natrium,

kalium, kalsium,

dan barium berturut-

Page 2: laporan praktikum

dengan cara;

memasukkan ujung

kawat platina ke dalam

larutan HCl pekat dan

selanjutnya dibakar

dalam nyala api.

Mengamati warna yang

dihasilkan dari

pembakaran kawat

tersebut sampai

dihasilkan kawat platina

saat dibakar dipanaskan

berwarna putih.

b. Mengambil sampel

padat dari garam-garam

klorida (Na, K, Ca, dan

Ba) secukupnya dan

ditempatkan dalam plat

tetes. Menambahkan

beberapa tetes HCl

pekat ke dalam sampel

tersebut hingga

Warna nyala barium

adalah hijau kekuningan

Warna nyala barium

adalah hijau kekuningan

tapi tidak sesempurna

nyala yang dihasilkan

jika menggunakan

Bunsen.

Warna nyala yang

dihasilkan oleh kalium

sangat cepat hilang

sehingga lebih sulit

untuk merekam hasil

pengamatan

menyebabkan

ketidakakuratan warna

nyala yang dihasilkan

dari sampel yang

diamati. Sehingga

warna yang dihasilkan

tidak sesempurna

warna secara kajian

teoritis.

Pada percobaan ini

digunakan kompor gas

sebagai pengganti

Bunsen. Jika

dibandingkan dengan

nyala api Bunsen,

nyala api yang

diperoleh dari kompor

gas cenderung melebar,

sedangkan nyala api

lampu Bunsen

cenderung ke arah atas.

Selain itu, dalam nyala

turut adalah kuning

emas, violet, merah

bata, dan hijau

kekuningan.

Page 3: laporan praktikum

menghasilkan sampel

yang kental.

c. Kawat platina yang

sudah bersih

ditempelkan bagian

ujungnya ke dalam

sampel, selanjutnya

dibakar dalam nyala api

pada daerah nyala yang

sesuai.

d. Mengamati dan

mencatat warna nyala

yang ditimbulkan.

Menggunakan kaca

kobalt sebagai alat

bantu untuk menyerap

polutan cahaya agar

didapatkan data hasil

pengamatan yang lebih

baik.

e. Melakukan pengerjaan

di atas secara berulang-

api kompor sulit untuk

menentukan daerah

(bagian) nyala api

seperti nyala api lampu

Bunsen, misalnya

daerah peleburan dan

sejenisnya. Hal-hal ini

menyebabkan hasil

nyala yang didapatkan

dari kompor gas sedikit

berbeda dengan yang

didapatkan dengan

menggunakan kompor

gas

Dari hasil pengamatan

yang dilakukan, nyala

yang diberikan oleh

kalium paling cepat

menghilang jika

dibandingkan dengan

sampel lainnya

sehingga perekaman

Page 4: laporan praktikum

ulang sampai warna

nyala yang diamati

diketahui kekhasannya

secara jelas.

Membandingkan warna

nyala yang didapat

dengan yang tertera

pada tabel di atas.

f. Melakukan hal yang

sama untuk sampel

unknown (disiapkan

oleh laboran) dan

menentukan unsur

logam penyusun sampel

tersebut.

data lebih susah

dilakukan. Hal ini

dikarenakan kalium

merupakan unsur yang

reaktif, paling reaktif

diantara semua sampel

yang diujicobakan.

Selain itu, kalium

klorida lebih cepat

menguap dibandingkan

dengan senyawa

klorida dari alkali

tanah.

Page 5: laporan praktikum

Judul:

Kelompok

Anggota:

Tgl Praktikum: 20 Februari 2013

Acara Praktikum: Identikasi Kation dengan Uji Nyala, Uji Mutu Boraks, Identifikasi Anion pada Sampel Padat Non-Logam

No. Judul Perlakuan Hasil Kajian Pustaka Hasil Observasi Masalah Diskusi/Pembahasan Kesimpulan

1. Uji Mutu Boraks 1. Membuat nyala

lampu Bunsen

(diganti dengan

nyala spiritus)

2. Mengidentifikasi

mutu boraks

a. Membersihkan

kawat platina

tembaga pada

bagian ujungnya

(tempat sampel)

menggunakan HCl

pekat dan

kemudian dibakar

dalam nyala api

Bunsen.

Kawat tembaga yang

akan digunakan

dicelupkan ke dalam

HCl pekat dan

dipanaskan pada

nyala api hingga

kawat bersih dan

warna nyala api

yang dihasilkan

sama dengan warna

nyala api awal.

Kawat yang telah

bersih ditambahkan

serbuk garam

natrium metaborat

yang menempel

Kawat tembaga yang

akan digunakan

dicelupkan ke dalam

HCl pekat dan

dipanaskan pada

nyala api hingga

kawat bersih dan

warna nyala api

yang dihasilkan

sama dengan warna

nyala api awal.

Kawat yang telah

bersih ditambahkan

serbuk garam

natrium boraks

yang menempel

Pada percobaan ini

kami mengganti

kawat nikrom/

platina dengan

kawat tembaga

sehingga tidak dapat

terbentuk manik.

Karena hal tersebut,

pratikum untuk uji

mutu boraks ini

tidak dapat

dilanjutkan.

Selain itu, pada

pratikum ini kami

juga mengganti

Bunsen dengan

Manik boraks tidak

dapat terbentuk

dikarenakan diameter

lingkaran pada ujung

kawat terlalu besar.

Seharusnya, diameter

lingkaran pada ujung

kawat dibuat kecil

sehingga tidak dapat

dilewati oleh batang

korek api.

Pada percobaan ini

harusnya digunakan

Bunsen bukan

spiritus. Hal ini

dikarenakan pada

Kawat yang

digunakan harus

memiliki diameter

yang kecil pada

lingkaran

diujungnya (0,03-

0,05 mm)

Selain itu harus

digunakan Bunsen

agar dapat terbentuk

manic sehingga

praktikum ini dapat

dilanjutkan ke

tahapan selanjutnya

Page 6: laporan praktikum

b. Memanaskan ujung

kawat pada lampu

Bunsen hingga

memijar yang

kemudian segera

dimasukkan ke

dalam mutu boraks.

Pemanasan

dilanjutkan secara

perlahan-lahan

sehingga terjadi

mutu yang jernih

seperti kaca.

c. Memasukkan mutu

yang telah

terbentuk ke dalam

serbuk sampel yang

dibuat halus dan

dipanaskan. Mula-

mula dipanaskan

pada nyala api

reduksi bawah lalu

pada lubang kawat

tembaga kemudian

dipanaskan lagi

pada nyala api.

Beberapa saat

setelah diamati, dari

hasil pembakaran,

mula-mula garam

tersebut akan

mengembang dan

berwarna putih. Hal

ini sebagai akibat

dari proses

pelepasan air kristal

dari garam tersebut.

Selanjutnya garam

ini akan mengkerut

sebesar lubang pada

kepala korek api

tersebut dan

membentuk mutu

(manik ) yang tidak

pada lubang kawat

tembaga kemudian

dipanaskan lagi pada

nyala api. Beberapa

saat setelah diamati,

dari hasil

pembakaran, mula-

mula garam tersebut

akan mengembang

dan berwarna putih.

Hal ini sebagai

akibat dari proses

pelepasan air kristal

dari garam tersebut.

Namun, selanjutnya

garam ini tidak mau

mengkerut dan

membentuk mutu

(manik) sesuai

dengan kajian

pustaka/hasil yang

diinginkan.

spiritus sehigga

nyala api tidak bisa

di atur dengan baik.

spiritus nyala api

tidak dapat diatur

seperti halnya pada

Bunsen sehingga

natrium metaborat

cepat meleleh

sehingga tidak dapat

membentuk manik.

Page 7: laporan praktikum

didinginkan,

selanjutnya mutu

dipanaskan lagi

pada nyala api

oksidasi bawah dan

didinginkan.

d. Mengamati warna

nyala yang

ditimbulkan dalam

keadaan panas dan

dingin pada kedua

daerah nyala (nyala

reduksi dan nyala

oksidasi).

e. Melakukan

pengerjaan di atas

secara berulang-

ulang sampai

warna yang

ditimbulkan dapat

diamati secara

jelas, kemudian

berwarna, bening,

seperti kaca, dan

tembus cahaya.

Mutu ini terdiri dari

suatu campuran

natrium metaborat

(NaBO2) dan

anhidrida boraks

(B2O3).

Warna nyala Besi (Fe)

adalah coklat

Warna nyala

Kromium adalah

violet

Warna nyala Kalsium

adalah merah bata

Warna nyala barium

adalah hijau

kekuningan

Karena mutu

(manik) yang

diinginkan tidak

dapat terbentuk

maka tahapan

selanjutnya tidak

dapat dilakukan

Page 8: laporan praktikum

membandingkan

warna mutu yang

didapat dengan

yang tertera pada

table.

f. Melakukan hal

yang sama untuk

sampel unknown

(disiapkan oleh

laboran) dan

menentukan unsur

penyusun sampel

itu.

Page 9: laporan praktikum

Judul:

Kelompok

Anggota:

Tgl Praktikum: 20 Februari 2013

Acara Praktikum: Identikasi Kation dengan Uji Nyala, Uji Mutu Boraks, Identifikasi Anion pada Sampel Padat Non-Logam

No

.

Judul Perlakuan Hasil Kajian Pustaka Hasil Observasi Masalah Diskusi/Pembahasan Kesimpulan

1. Identikasi

Kation dengan

Uji Nyala

1. Membuat nyala

lampu Bunsen

(diganti dengan

nyala spiritus)

2. Mengisi tabung

reaksi dengan 2mL

H2SO4 encer dan

menambah 0,1gr

sampel padat non-

logam

3. Mengamati

perubahan kimia

yang terjadi dan

melakukan

1. Na2S2O3 merupakan

garam berwarna putih

yang jika direaksikan

dengan H2SO4(aq) akan

menghasilkan larutan

keruh karena

pemisahan sulfur dan di

dalam larutan terdapat

asam sulfit. Setelah

dipanaskan terbentuk

larutan berwarna

kuning susu dan

menghasilkan gas yang

merupakan gas SO2

1. Na2S2O3 + H2SO4

menghasilkan larutan

keruh, setelah

dipanaskan terbentuk

larutan berwarna

kuning susu dan

menghasilkan gas yang

merupakan gas SO2

yang berbau

menyengat.

a. Gas yang dihasilkan

merubah warna kertas

yang telah dibasahi

oleh K2CrO4 dari

1. Sesuai dengan kajian

teoritis, gas yang

dihasilkan dari reaksi

antara Na2S2O3(s) +

H2SO4(l) akan

merubah warna kertas

yang telah dibasahi

oleh K2CrO4 dari

kuning menjadi abu

bukan menjadi hijau.

1.

Page 10: laporan praktikum

pemanasan bila

diperlukan

4. Menangkap gas

yang dihasilkan

dengan

menggunakan kertas

yang telah dibasahi

dengan KI

beramilum, dan

dengan K2CrO4

yang tidak berwarna

dan berbau menyengat.

a. Gas yang

dihasilkan merubah

warna kertas yang

telah dibasahi oleh

K2CrO4 dari yang

awalnya berwarna

kuning menjadi

hijau

b. Gas yang

dihasilkan tidak

merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh KI

beramilum dan

yang dibasahi oleh

NH4OH

2. NaI merupakan padatan

berwarna putih.

Jika NaI direaksikan

kuning menjadi abu

b. Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh KI

beramilum.

2. NaI + H2SO4

menghasilkan larutan

berwarna kekuningan

Page 11: laporan praktikum

dengan H2SO4 akan

menghasilkan larutan

bening tak berwarna

dan gas I2. Dengan

pemanasan akan

dihasilkan gas

berwarna lembayung

a. Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh K2CrO4

b. Gas yang dihasilkan

merubah warna kertas

yang telah dibasahi

oleh KI beramilum

dari putih menjadi biru

tua.

3. NaCl merupakan garam

berwarna putih. Jika

NaCl direaksikan

dengan H2SO4 maka

akan menghasilkan

yang setelah

dipanaskan berubah

menjadi berwarna

kuning dan

menghasilkan gas yang

berbau menyengat.

a.Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh K2CrO4

b.Gas yang dihasilkan

merubah warna kertas

yang telah dibasahi oleh

KI beramilum dari putih

menjadi biru tua.

3. NaCl + H2SO4

menghasilkan larutan

bening tak berwarna

dimana tidak semua

garam larut namun

Page 12: laporan praktikum

larutan bening tak

berwarna. Tidak semua

garam larut sempurna

dan akan larut dengan

pemanasan yang

disertai dengan

pelepasan gas klor dan

hidrogen klorida

a. Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh K2CrO4

b. Gas yang dihasilkan

merubah warna kertas

yang telah dibasahi

oleh KI beramilum dari

putih menjadi hitam

kebiruan.

4. NaNO3 merupakan

garam berwarna putih

yang jika direaksikan

dengan H2SO4 akan

akan larut setelah

dipanaskan. Dari

pemanasan dihasilkan

gas yang tidak

berwarna

a. Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh K2CrO4

b. Gas yang dihasilkan

merubah warna kertas

yang telah dibasahi

oleh KI beramilum

dari putih menjadi

hitam kebiruan

4. NaNO3 + H2SO4

menghasilkan larutan

bening tak berwarna

dimana tidak semua

Page 13: laporan praktikum

menghasilkan larutan

bening tak berwarna.

Setelah pemanasan

akan dihasilkan larutan

yang berwarna coklat

muda dan gas yang

tidak berwarna dan

berbau menyengat

a. Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh K2CrO4

b. Gas yang dihasilkan

merubah warna kertas

yang telah dibasahi

oleh KI beramilum

dari putih menjadi

hitam-kebiruan

5. NaNO2 merupakan

garam berwarna putih

yang jika direaksikan

dnegan H2SO4 akan

garam larut namun

akan larut setelah

dipanaskan. Dari

pemanasan dihasilkan

larutan yang berwarna

coklat muda dan gas

yang tidak berwarna

dan berbau menyengat

a. Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh K2CrO4

b. Gas yang dihasilkan

merubah warna kertas

yang telah dibasahi

oleh KI beramilum

dari putih menjadi

biru tua

5. NaNO2 + H2SO4

menghasilkan larutan

berwarna biru muda,

timbul gelembung-

Page 14: laporan praktikum

menghasilkan larutan

berwarna biru-pucat

yang tidak tetap karena

adanya asam nitrit

bebas, HNO2, atau

anhidridanya, N2O3 dan

dilepaskan uap NO2

yang berwarna coklat

tanpa dilakukan

pemanasan.

a. Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh K2CrO4

b. Gas yang dihasilkan

merubah warna kertas

yang telah dibasahi

oleh KI beramilum dari

putih menjadi hitam-

kebiruan

6. Na2CO3 merupakan

garam berwarna putih

gelembung gas dan

menghasilkan gas

berwarna coklat tanpa

melalui pemanasan

a. Gas yang dihasilkan

merubah warna kertas

yang telah dibasahi

oleh K2CrO4 dari

kuning menjadi putih

b. Gas yang dihasilkan

merubah warna kertas

yang telah dibasahi

oleh KI beramilum

dari putih menjadi biru

tua

6. Na2CO3 + H2SO4

menghasilkan larutan

Page 15: laporan praktikum

yang jika direaksikan

dengan H2SO4 akan

menghasilkan larutan

bening tak berwarna

dan gelembung gas

yang menunjukkan

adanya gas. Dengan

pemanasan dihasilkan

gas yang tidak

berwarna dan tidak

berbau yang

merupakan gas CO2

a. Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh K2CrO4

b. Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh KI

beramilum

7. Na2SO3 merupakan

berwarna bening dan

menghasilkan

gelembung gas. Gas

yang dihasilkan tidak

berwarna dan tidak

berbau

a.Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh K2CrO4

b.Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh KI

beramilum

7. Na2SO3 + H2SO4

Page 16: laporan praktikum

garam berwarna putih

yang jika direaksikan

dengan H2SO4 akan

menghasilkan larutan

bening tak berwarna

dan membentuk

endapan putih yang

merupakan sulfur.

Setelah dipanaskan

terbentuk gas SO2 yang

berbau menyengat.

a. Gas yang dihasilkan

merubah warna kertas

yang telah dibasahi

oleh K2CrO4 dari

putih menjadi hijau

b. Gas yang dihasilkan

merubah warna kertas

yang telah dibasahi

oleh KI beramilum

dari putih menjadi

biru

menghasilkan larutan

bening tak berwarna

dan terbentuk endapan

putih. Setelah

dipanaskan terbentuk

gas yang berbau

menyengat.

a. Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh K2CrO4

b. Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh KI

beramilum

c. Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh NH4OH

Page 17: laporan praktikum

c. Gas yang dihasilkan

tidak merubah warna

kertas yang telah

dibasahi oleh NH4OH