9
LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN “ METODE LAM DAN FAKTOR KOREKSI” OLEH :  NAMA : DIMAS SANDA ONGGY Y AM.  NIM : 115040207111 022 KELOMPOK : SENIN , 15.00 WIB ASISTEN : MBAK LTFI PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2014

Laporan Praktikum Analisis Pertumbuhan Tanaman

Embed Size (px)

DESCRIPTION

oke

Citation preview

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS PERTUMBUHAN TANAMAN METODE LAM DAN FAKTOR KOREKSI

OLEH :

NAMA

: DIMAS SANDA ONGGY Y AM.NIM

: 115040207111022

KELOMPOK: SENIN , 15.00 WIB

ASISTEN

: MBAK LUTFI

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014BAB 1

PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDidalam penilitian sangat erat kaitan nya dengan pengamatan, penting nya penelitian disini sebagai suatu cara yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan suatu penilitian, banyak definisi daripada pengamatan itu sendiri. Pengamatan dapat di bagi menjadi 2 yaitu pengamatan kuantitatif dan pengamatan kualitatif. Pengamatan kualitatif adalah pengamatan yang dilakukan alat indra tanpamengacu kepada satuan pengukuranbaku tertentu, tidak menggunakan alat ukur. Contohnya pengamatan warna daun, pengamatan rasa buah-buahan, pengamatan bentuk paruh burung, pengamatan bentuk biji-bijian. Pengamatan kuantitatif adalah pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yang mengacupada satuan baku tertentu. Contohnya pengamatan panjang daun, pengamatan lebar daun, pengamatan berat biji,pengamatan jumlah daun, pengamatan tinggi batang dll.

Adapun metode pengamatan yang kami lakukan pada pengamatan daun jagung kemarin ialah dengan metode LAM (Leaf Area Meter) dan metode faktor koreksi. Kedua metode ini adalah metode yang paling mudah dilakukan pada pengamatan destruktif. Namun masing masing metode jelas memiliki kekurangan dan kelebihan. Namun faktor yang paling menentukan pada keakuratan hasil pada pengamatan dan pengukuran luas daun ini ialah bahan yang hendak dijadikan objek pengamatan harus sesuai kriteria sebab apabila daun diambil pada siang hari akan menjadi keriput sehingga apabila dilakukan pengukuran tidak akan valid. Dan faktor berikutnya adalah kecermatan peneliti membaca angka tiap hasil pengukuran dan perhitungan data pengamatan harus dilakukan secara seksama.

Setelah mendapatkan luas daun yang diukur, maka kita dapat menerka dan menganalisa bagaimana proses fotoseintesis berlangsung pada tanaman tersebut, apakah ada kemajuan atau kemunduran laju fotosintesisnya.

1.2 Tujuan Praktikum

Mahasiswa dapat melakukanpengamatan kualitatif dan kuantitatif secara benar terhadap setiap peubah pertumbuhan tanaman dan dapat mengkolerasikan antara data peubah ke dalam bentuk informasi sederhana dan lengkap. Selain itu dapat mengukur luas daun dengan menggunakan metode faktor koreksi dan metode LAM (Leaf Area Meter) dengan benar.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kekurangan dan Kelebihan Metode LAM

Kelebihan:

Cepat

Mengukur dengan menggunakan LAM relatif lebih cepat dari metode lainnya, kita hanya perlu menaruh daun tersebut di plastik pengukur dan tunggu beberapa saat maka luas daun yang diukur akan terpampang di layar LED.

AkuratKita tidak usah repot untuk menyiapkan kalkulator sebab pengukuran pada LAM sudah dikerjakan secara otomatis. Presisi

Selisih dan faktor koreksi lebih kecil

Kerkurangan:

Sensitif

Daun yang hendak diukur harus bagus dan sempurna, tidak boleh tertekuk atau terlipat sedikitpun, apabila ini terjadi maka LAM tidak akan menampilkan hasil data.

Non KompatibelPengukuran terbatas, hanya daun-daun kecil yang dapat diukur. Yakni daun yang memiliki ketebalan maksimal 15mm dan lebar maksimal 150mm.

MahalAlat ini sangat sulit dijumpai di Indonesia dan apabila membeli alat ini harus ditebus dengan rupiah yang tidak sedikit.2.2 Kekurangan dan Kelebihan Metode Faktor Koreksi

Kelebihan: Kompatibel

Dapat dilakukan dengan kriteria daun apapun yang memiliki ketebalan dan lebar yang besar

Murah

Hanya butuh biaya sedikit bahkan hampir tidak mengeluarkan biaya

Kekurangan : Ketelitian Kurangnya ketelitian bagi yang menggunakannya Lambat

Data harus diolah dengan sabar, butuh banyak orang dalam pengamatan ini agar data dapat ditampung dan segera dihitung

Tidak PresisiKarena setiap orang memiliki feel yang berbeda, maka pada saat penduplikasian daun pada kertas A4 tidak akan sama persis, maka akan ada selisih antara luas daun asli dengan replika.

BAB III

BAHAN DAN METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat :

a. Penggaris

: Untuk mengukur panjang daun jagung

b. Kalkulator

: Untuk menghitung luas daun

c. Timbangan analitik: Untuk mengetahui berat daun

d. Kertas A4

: Untuk menggambar daun jagung

e. Gunting

: Untuk menggunting replika

3.1.2 Bahan :

a. Daun jagung: Sebagai objek yang diamati

3.2 Cara Kerja

Siapkan daun jagung yang akan diamati

Hitung panjang, lebar dan luasnyaPotong daun menjadi 3 bagian dan gambar masing-masing bagian Di kertas A4 yang sudah disiapkan.

Timbang berat guntingan daun tersebutCatat data yang kita dapatkan dari praktikum, masukkan kedalam

Tabel pengamatan dan lanjutkan perhitungan

Dokumentasi

3.3 Penjelasan Diagram Alir

Dari praktikum yang kami lakukan pada hari Senin bahan yang digunakan adalah daun jagung untuk praktikum menggunakan metode LAM ( leaf area meter) dan menggunakan faktor koreksi. Tahap pertama yang dilakukan adalah menyiapkan daun jagung yang akan diamati dan hitung panjang, lebar dan luas daun jagung tersebut. Kemudian potong bagian daun tersebut menjadi 3 bagian dan di beri label daun 1, daun 2 dan daun 3. Setelah itu gambar bagian-bagian potongan dari daun jagung tersebut di kertas A4 yang sudah disiapkan. Selanjutnya potong kertas gambar daun jagung tersebut dan timbang beratnya menggunakan timbangan analitik. Catat data yang kita peroleh dari panjang daun, lebar daun, luas daun dan berat daun kedalam satu tabel pengamatan. Lakukan dokumentasi agar bisa digunakan untuk pengerjaan laporan praktikum tentang metode pengukuran menggunakan LAM (leaf area meter) dan menggunakan faktor koreksi.BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No. TanamanNo. DaunPanjang maksimal (cm)Lebar maksimal (cm)Bobot guntingan (gr)FKLuas daun taksiran (cm2)

1825,22,41,084462,218

268,841,240,800220,16

360,21,151,150,99202,63

456,70,850,850,88150,87

564,22,442,447,83472,70

Rumus 4.2 Pembahasan

Dari perhitungan panjang maksimal, lebar maksimal, berat guntingan , FK dan luas daun taksiran di dapatkan hasil seperti d atas , daun pertama di dapatkan hasil panjang daun maksimal 82 cm, dan lebar maksimal 5,2 cm dengan berat guntingan 2,4 gr, jadi dapat di hitung FK nya dengan rumus dan di dapatkan hasil FK nya 1,084 dan luas taksiran daun 462,218 cm2. Untuk daun ke 2 di deroleh panjang maksimal 68,8 cm, lebar maksimal 4 cm dengan berat bobot guntingan daun 1,24 gr, FK nya dapat di hitung juga menggunakan rumus dan di dapatkan hasil 0,800 dengan luas daun taksiran 220,16 cm2. Untuk daun ke-3 panjang maksimalnya 60,2cm , dengan lebar maksimal 1,15 cm, bobot guntingannya setelah di timbang yaitu 1,15 gr, maka FK nya di masukkan ke dalam rumus di peroleh hasil 0,99 dan 201,63 untuk luas daun taksirannya. Untuk daun ke -4 dan ke -5 juga sama di peroleh hasil masing-masing 56,7 cm dan 64,2 cm untuk panjang maksimalnya dan 0,85 cm dan 2,44 cm lebar maksimalnya, untuk bobot guntingan di peroleh 0,85 gr dan 2,44 gr, maka FK nya yaitu 0,88 dan 7,83 dengan luas daun taksiran masing-masing 150,87 cm2 dan 472,70 cm2.BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

Jadi kesimpulan nya semua metode baik LAM (leaf area meter) dan faktor koreksi mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing, terus dari data yang saya dapat yaitu dari panjang daun, lebar daun dan berat bobot guntingan sangat mempengaruhi besar kecilnya nilai FK dan luas taksiran daun tersebut.DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012.http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kuantitatif

Diakses 24cmaret 2014http://rahmadaniblogger.blogspot.com/2012/11/laporan-praktikum-dasar-dasar-agronomi.html

Diakses 24 maret 2014