Laporan Praktikum Benih PDF

Embed Size (px)

Citation preview

Laporan Praktek

PENGARUH UJI MEDIA KERTAS DAN MEDIA PASIR TERHADAP POTENSI TUMBUH DAN DAYA KECAMBAH BENIH JAGUNG, KEDELAI, KACANG PANJANG, KACANG TANAH, KACANG HIJAU DAN MELON

OLEH KELOMPOK I Ketua Anggota : Muntazir : 1. Robby Erliyanda 2. Said Juni Elfiandi 3. Jasman. J 4. T. Ahmat Munzar 5. Fitri Kayanti 6. Haliamahtun Sakdiah 7. Cut Safriati

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH ACEH BARAT 2011

PRAKATADengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, penulis telah dapat menyelesaikan Laporan Praktek lapangan (PL) dengan judul Teknik Pemeliharaan Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq) di PT. Fajar Bayzuri & Brothers di

Gampong Purwodadi Kecamatan Tadu Raya Kabupaten Nagan Raya.

Laporan ini merupakan salah satu kurikulum pad tingkat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar dan laporan ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: Bapak Diswandi Nurba, S.TP, M.Si. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Teuku Umar. Bapak Ir. Said Mahjali, M.M Fakultas Pertanian. Bapak Muhammad Jalil, SP.M.P. selaku ketua jurusan Agroteknologi. Bapak Ir. Misbah Abdullah sebagai Administratur PT. Fajar Bayzuri & Brothers dan para tenaga kerja dan karyawan di PT. Fajar Bayzuri & Brothers yang ikut hadir dalam menyukseskan praktek Lapangan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya untuk membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini dan semoga laporan ini dapat berguna bagi pembaca. selaku pembimbing Budidaya Pertanian pada

Meulaboh,

November 2011

Penulis

DAFTAR ISI HalamanKATA PENGANTAR ................................................................................. DAFTAR ISI ............................................................................................... DAFTAR TABEL ....................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .............................................................................. B. Tujuan ........................................................................................... C. Hipotesis ........................................................................................ II. TINJAUAN PUSTAKA A. Perkecambahan Benih ................................................................... B. Benih Jagung (Zea mays L.) ......................................................... C. Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merill) ...................................... D. Benih Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) ................................... E. Benih Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) ................................ F. Benih Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) ............................... G. Benih Melon (Cucumis melo L.) ................................................... III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Pengamatan .................................................... B. Bahan dan Alat .............................................................................. C. Pelaksanaan Praktek Penelitian ..................................................... D. Pengamatan ................................................................................... 17 17 17 20 4 5 7 9 10 12 15 1 3 3 i ii iv v

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ............................................................................................... B. Pembahasan ................................................................................... 21 22

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ..................................................................................... B. Saran ............................................................................................... 25 25

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... LAMPIRAN .................................................................................................

26 27

DAFTAR TABEL

No.

Teks

Halaman 18 19 20

1. Susunan Benih pada Media Pasir ......................................................... 2. Susunan Benih pada Media Gulung ..................................................... 3. Susunan Benih pada Media Petridisc ...................................................

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Teks

Halaman 28 29 30 31

1. Perlakuan Benih ................................................................................... 2. Perlakuan Benih pada Media Pasir ....................................................... 3. Perlakuan Benih pada Media Gulung ................................................... 4. Perlakuan Benih pada Media Petridisc .................................................

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Benih merupakan tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk

memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman (Sadjad, 1975). Benih juga diartikan sebagai biji tanaman yang tumbuh menjadi tanaman muda (bibit), kemudian dewasa dan menghasilkan bunga. Melalui penyerbukaan bunga berkembang menjadi buah atau polong, lalu menghasilkan biji kembali. Benih dapat dikatakan pula sebagai ovul masak yang terdiri dari embrio tanaman, jaringan cadangan makanan, dan selubung penutup yang berbentuk vegetatif. Benih berasal dari biji yang dikecambahkan atau dari umbi, setek batang, setek daun, dan setek pucuk untuk dikembangkan dan diusahakan menjadi tanaman dewasa (Tim Penyusun, 2009). Menurut Sadjad (1975), yang dimaksudkan dengan benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen agronomi. Dari beberapa definisi di atas beberapa berpendapat bahwa benih merupakan hasil perkembangbiakan secara generatif namun ada pula yang mengatakan bahwa benih merupakan hasil dari perkembangbiakan secara vegetatif. Terkait dengan hal itu pengertian benih lebih cenderung kepada hasil perkembangbiakan tanaman secara vegetatif maupun generatif (Kamil, 1985). Penentuan daya berkecambah merupakan salah satu cara untuk mengetahui mutu fisiologis suatu. Hal ini disebabkan karena dengan mengetahui daya berkecambah maka

kita akan dapat menentukan persentase benih yang dapat tumbuh. Perkecambahan merupakan proses metabolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah (Plumula dan Radikula). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan radikula dan keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA. Setiap biji yang dikecambahkan ataupun yang diujikan tidak selalu persentase sama pertumbuhan kecambahnya. Persentase perkecambahan adalah : Persentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan (Anonymous, 2009a). Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih tentang viabilitas dan vigor benih tersebut, yaitu benih dapat tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam kondisi biofisik lapangan yang mendukung. Parameter yang digunakan dapat berupa persentase kecambah normal berdasarkan penilaian terhadap struktur tumbuh embrio yang diamati langsung. Namun terdapat pula pengujian daya kecambah benih dengan memasukkan perlakuan cekaman. Hal ini untuk mendapatkan vigor dari tanaman tersebut. (Anonymous, 2009b).

B. Tujuan Praktek penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media terhadap terhadap potensi tumbuh dan daya kecambah benih jagung, kedelai, kacang panjang, kacang tanah, kacang hijau dan melon.

C. Hipotesis Penggunaan media perkecambahan dengan menggunkan metode media perkecambahan diduga akan berpengaruh terhadap potensi tumbuh dan daya kecambah benih jagung, kedelai, kacang panjang, kacang tanah, kacang hijau dan melon.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkecambahan Benih Perkecambahan pada dasarnya adalah pertumbuhan embrio atau bibit tanaman, sebelum berkecambah tanaman relatif kecil dan dorman. Perkecambahan ditandai dengan munculnya radicle dan plumule. Biasanya radicle keluar dari kulit benih, terus ke bawah dan membentuk sistem akar. Plumule muncul ke atas dan membentuk sistem tajuk. Pada tahap ini proses respirasi mulai terjadi. Cadangan makanan yang tidak dapat dilarutkan diubah agar dapat dilarutkan, hormon auxin terbentuk pada endosperm dan kotiledon. Hormon tersebut dipindah ke jaringan meristem dan digunakan untuk pembentukan sel baru dan membebaskan energi kinetik (Sadjad, 1975). Perkecambahan (germination) merupakan serangkaian peristiwa-peristiwa penting yang terjadi sejak benih dorman sampai ke bibit yang sedang tumbuh tergantung pada variabilitas benih, kondisi lingkungan yang cocok dan pada beberapa tanaman tergantung pada usaha pemecahan dormansi. Perkecambahan benih yang mengandung kulit biji yang tidak permeabel dapat dirangsang dengan skarifikasi, yaitu pengubahan kulit biji untuk membuatnya menjadi permeabel terhadap gas-gas dan air, dan Cara mekanik. (Harjadi, 1986). Biji akan bekecambah setelah mengalami masa dorman yang disebabkan berbagai faktor internal, seperti embrio masih berbentuk rudiment atau belum masak (dari segi fisiologis), kulit biji yang tahan atau impermeabel, atau adanya penghambat tumbuh (Hidayat, 1995). Daya hidup biji cukup tinggi. Persentase daya kecambahnya dalam 8 hari mencapai 80%, bila biji yang dikecambahkan itu sebelumnya direndam dalam air panas (80o C) selama 2-3 menit. Persentase ini dapat ditingkatkan lagi dengan melakukan pengocokan dengan air panas (Garden Decorations, 2004).

Dormansi digambarkan sebagai peristiwa benih yang berkecambah, tidak akan berkecambah walaupun faktor lingkungan mendukung untuk terjadinya perkecambahan (Kuswanto,1996).

B. Benih Jagung (Zea mays L.) 1. Taksonomi Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledoneae : Poales (graminales) : Poaceae (graminae) : Zea : Zea mays L (Rukmana, 2007).

2. Morfologi Jagung termasuk tanaman berakar serabut yang terdiri dari tiga type akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar udara. Akar seminal tumbuh radikula dan embrio. Akar adventif disebut juga akar tunjang, akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar 4 cm dari permukaan tanah. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari dua atau lebih buku terbawah dekat permukaan tanah (Purwono dan Hartono, 2005). Batang tanaman jagung bulat silindris, yang masih muda berwarna hijau dan rasanya manis karena banyak mengandung zat gula, beruas-ruas, dan pada bagian

pangkal beruas sangat pendek dengan jumlah sekitar 8-20 ruas. Rata-rata panjang tanaman jagung antara satu sampai tiga meter. Daun tanaman jagung berbentuk pita atau garis. Selain itu juga mempunyai ibu tulang daun yang terletak tepat di tengah-tengah daun dan sejajar dengan ibu daun. Tangkai daun merupakan pelepah yang biasanya berfungsi untuk membungkus batang tanaman jagung. Bunga jantan terdapat pada malai bunga di ujung tanaman, sedangkan bunga betina terdapat pada tongkol jagung. Bunga betina ini yang biasa disebut sebagai tongkol (Warisno, 2007). Buah jagung terdiri atas tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna dan kandungan endosperm yang bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pada umumnya jagung memiliki barisan biji yang melibit secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji jagung terdiri atas tiga bagian utama yaitu kulit biji, endosperm dan embrio (Rukmana, 2004).

3. Syarat Tumbuh Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230 C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5. Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan

pembentukan teras dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara 50-600 m dpl (Prabowo, 2007).

C. Benih Kedelai (Glycine max (L.) Merill) 1. Taksonomi Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut : Divisio Classis Ordo Familia Genus Species : Spermatophyta : Dicotyledoneae : Rosales : Papilionaceae : Glycine : Glycine max (L.) Merill (Rukmana, 2005)

2. Syarat Tumbuh a. Iklim Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok bagi tanaman jagung. Bahkan daya tahan kedelai lebih baik daripada jagung. Iklim kering lebih disukai tanaman kedelai dibandingkan iklim lembab. Tanaman kedelai dapat tumbuh baik di daerah yang memiliki curah hujan sekitar 100-400 mm/bulan. Sedangkan untuk mendapatkan hasil optimal, tanaman kedelai membutuhkan curah hujan antara 100-200 mm/bulan.

Suhu yang dikehendaki tanaman kedelai antara 21-34 oC, akan tetapi suhu optimum bagi pertumbuhan tanaman kedelai 23-27 oC. Pada proses perkecambahan benih kedelai memerlukan suhu yang cocok sekitar 30 oC. Saat panen kedelai yang jatuh pada musim kemarau akan lebih baik dari pada musim hujan, karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan pengeringan hasil (Rismunandar, 1990)

b. Ketinggian Tempat Varietas kedelai berbiji kecil, sangat cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 0,5- 300 m dpl. Sedangkan varietasi kedelai berbiji besar cocok ditanam di lahan dengan ketinggian 300-500 m dpl. Kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m dpl (Rukmana, 2005).

D. Benih Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) 1. Taksonomi Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Rosidae : Fabales : Fabaceae (suku polong-polongan) : Vigna : Vigna sinensis L. (Rahmat Rukmana, 1995)

2. Botani Tanaman Kacang Panjang adalah sejenis tanaman semusim yang tumbuh memanjat. Ciricirinya adalah seperti berikut: a. Akar : Mempunyai akar tunjang dan daripadanya berkembang akar lateral yang meluas. b. Batang : Jenis memanjat dengan cara melilit pada penyokong dan boleh mencapai sehingga 4 m. c. Daun : Jenis majmuk. d. Bunga : berwarna putih kuning atau ungu, berukuran 2 - 2.5 cm dan terdapat dalam kelompok 3 - 6 kuntum setiap tangkai bunga.

e. Lenggai : Berukuran antara 20 - 70 cm dan purata garis pusat 1.2 cm. Warnanya berbeza dari hijau muda hingga merah hati mengikut variety Biji : 10-30 biji setiap lenggai. Warna berbiza mengikut varieti dari putih cerah, perang hitam dan berbintik hitam (Trubus No. 183, 1995)

3. Syarat Tumbuh Tanaman tumbuh baik pada tanah Latosol/lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20-30 derajat Celcius, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl (Rahmat Rukmana, 1995)

E. Benih Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) 1. Taksonomi Menurut Rismunandar (1982), dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili Genus Spesies 2. Syarat Tumbuh : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) : Rosidae : Fabales : Fabaceae (suku polong-polongan) : Arachis : Arachis hypogaea L.

a. Iklim Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-1.300 mm/tahun. Hujan yang terlalu keras akan mengakibatkan rontok dan bunga tidak terserbuki oleh lebah. Selain itu, hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembaban di sekitar pertanaman kacang tanah. Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak terlalu sulit, karena suhu udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 2832 oC. Bila suhunya di bawah 10 oC menyebabkan pertumbuhan tanaman sedikit terhambat, bahkan jadi kerdil dikarenakan pertumbuhan bunga yang kurang sempurna. Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %. Adanya curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kelembaban terlalu tinggi di sekitar pertanaman. Penyinaran sinar matahari secara penuh amat dibutuhkan bagi tanaman kacang tanah, terutama kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang (Rismunandar, 1982)

b. Ketinggian Tempat Ketinggian tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian antara 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal (Rismunandar, 1982)

F. Benih Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L.) 1. Botani Tanaman MenurutRahmat Rukmana (1997), dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tanaman kacang hijau diklasifikasikan seperti berikut ini. Divisio Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Rosales : Papilionaceae : Phaseolus : Phaseolus radiatus L.

2. Morfologi Tanaman kacang hijau berakar tunggang. Sistem perakarannya dibagi menjadi dua yaitu mesophytes dan xerophytes. Mesophytes mempunyai banyak cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar, sementara xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang ke arah bawah. Batang tanaman kacang hijau berukuran kecil, berbulu, berwarna hijau kecokelat-cokelatan atau kemerah-merahan; tumbuh tegak mencapai ketinggian 30 cm 110 cm dan bercabang menyebar ke semua arah. Daun tumbuh majemuk, tiga helai anak daun per tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan ujung lancip dan berwarna hijau.

Daun tanaman kacang hijau tumbuh majemuk dan terdiri dari tiga helai anak daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Letak daun berseling. Tangkai daun lebih panjang daripada daunnya sendiri. Bunga kacang hijau berkelamin sempurna (hermaprodite), berbentuk kupu-kupu, dan berwarna kuning. Proses penyerbukan terjadi pada malam hari sehingga pada pagi harinya bunga akan mekar dan pada sore hari menjadi layu. Polong kacang hijau berbentuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau berbentuk bulat. Biji kacang hijau lebih kecil dibandingkan dengan biji kacang tanah atau kacang kedelai, yaitu bobotnya hanya sekitar 0,5 - 0,8 mg. Kulitnya hijau berbiji putih. Bijinya sering dibuat kecambah atau taoge (Purwono, 2005).

3. Syarat Tumbuh a. Iklim Kacang hijau merupakan tanaman tropis yang menghendaki suasana panas selama hidupnya. Tanaman ini dapat ditanam di dataran rendah hingga ketinggian 500 meter di atas permukaan laut. Di Jawa, tanaman ini banyak ditanam di daerah Pasuruan, Probolinggo, Bondowoso, Mojosari, Jombang, Pekalongan, Banyumas, Jepara, Cirebon, Subang dan Banten. Selain di Jawa, tanaman ini juga ditanam di Madura, Sulawesi, NusaTenggara dan Maluku.

Berdasarkan indikator di daerah sentrum produsen, keadaan iklim yang ideal untuk tanaman kacang hijau adalah daerah yang bersuhu 250C - 270C dengan kelembaban udara 50% - 80%, curah hujan antara 50 mm - 200 mm/bulan, dan cukup mendapat sinar matahari (tempat terbuka). Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi produksi kacang hijau. Tanaman ini cocok ditanam pada musim kering (kemarau) yang rata-rata curah hujannya rendah. Tanaman kacang hijau termasuk tanaman golongan C3. Artinya, tanaman ini tidak menghendaki radiasi dan suhu yang terlalu tinggi. Fotosintesis tanaman kacang hijau akan mencapai maksimum pada sekitar pukul 10.00. Radiasi yang terlalu terik tidak diinginkan oleh tanaman kacang hijau. Panjang hari yang diperlukan minimum 10 jam/hari. b. Tanah Hal yang penting diperhatikan dalam pemilihan lokasi kebun kacang hijau adalah tanahnya subur, gembur, banyak mengandung bahan organik (humus), aerasi dan drainasenya baik, serta mempunyai kisaran pH 5,8 - 6,5. Untuk tanah yang ber-pH lebih rendah daripada 5,8 perlu dilakukan pengapuran (liming). Tanaman kacang hijau menghendaki tanah yang tidak terlalu berat. Artinya, tanah tidak terlalu banyak mengandung tanah liat. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi sangat disukai oleh tanaman kacang hijau. Tanah berpasir pun dapat digunakan untuk pertumbuhan tanaman kacang hijau, asalkan kandungan air tanahnya tetap terjaga dengan baik. Kacang hijau menghendaki tanah dengan kandungan hara (fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan belerang) yang cukup. Unsur hara ini penting untuk meningkatkan produksinya (Purwono, 2005).

G. Benih Melon (Cucumis melo L.) 1. Taksonomi Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Cucurbitales : Cucurbitaceae : Cucumis : Cucumis melo L.( Samekto, 2008)

2. Syarat Tumbuh a. Iklim 1. Angin yang bertiup cukup keras dapat merusak pertanaman melon, dapat mematahkan tangkai daun, tangkai buah dan batang tanaman. 2. Hujan yang terus menerus akan menggugurkan calon buah yang sudah terbentuk dan dapat pula menjadikan kondisi lingkungan yang menguntungkan bagi patogen. Saat tanaman melon menjelang panen, akan mengurangi kadar gula dalam buah. 3. Tanaman melon memerlukan penyinaran matahari penuh selama

pertumbuhannya.

4. Tanaman

melon

memerlukan

suhu

yang

sejuk

dan

kering

untuk

pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk tanam melon antara 2530 oC. Tanaman melon tidak dapat tumbuh apabila kurang dari 18 oC. 5. Kelembaban udara secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman melon. Dalam kelembaban yang tinggi tanaman melon mudah diserang penyakit (Akil dan Dahlan, 2008).

b. Ketinggian Tempat Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup baik pada ketinggian 300900 meter dpl. Apabila ketinggian lebih dari 900 meter dpl tanaman tidak berproduksi dengan optimal (Akil dan Dahlan, 2008).

III. BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Tempat Pengamatan Praktek penelitian ini dilaksanakan dilaboratorium Fakultas Pertanian

Universitas Teuku Umar pada tanggal 05 desember 2011 s/d 08 desember 2011.

B. Bahan dan Alat 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam praktek penelitian ini adalah benih (jagung, kedelai, kacang panjang, kacang tanah, kacang hijau dan benih melon), pasir, kompos, kertas hvs, kertas buram, petridisc, plastik gulung, termometer dan media semai (Tinggi 8 cm, Lebar 25 cm dan Panjang 33 cm). 2. Alat Bahan yang digunakan dalam praktek penelitian ini adalah gunting, pisau, karet ikat, label, hand sprayer, alat pemanas, gelas ukur, spidol dan alat yang mendukung praktek penelitian ini.

C. Pelaksanaan Praktek Penelitian Benih diambil masing-masing sebanyak 20 (dua puluh) buah kemudian direndam dengan air panas selama lima (5) menit dengan suhu 40 oC, setelah benih direndam kemudian di angkat dan siap diletakkan pada masing-masing media perlakuan.

1. Media Pasir Dalam perlakuan media gulung, benih yang digunakan yaitu a. Benih Jagung Pada perlakuan Benih Jagung, yang telah direndam selama 5 (lima) menit dengan suhu 40oC sebanyak 20 butir benih, lalu benih diangkat dan di letakkan pada media perlakuan sebanyak 20 butir benih yang berukuran 8 cm x 25 cm x 33 cm dengan kedalaman 1 cm, 3 cm, dan 5 cm. Sebelum letakkan di dalam media, media di isi terlebih dahulu dengan pasir dan kompos dengan perbandingan 2 (pasir) : 1 (kompos) dengan ketebalan 7 cm ; 5 cm ; dan 3 cm, dan media yang telah di siapkan sirami terlebih dahulu dengan menyemprotkan dengan menggunakan handspayer. Kemudian letak benih di media dengan disusun berselang (dapat di lihat pada tabel 1.) dan benih ditutupi dengan pasir dengan ketebalan 1 cm, 3 cm dan 5 cm. Untuk menjaga kelembaban pada media disemprot dengan air dengan menggunakan hand sprayer. Tabel 1. Susunan Benih pada Media Pasir x x x x x x x x x 1 cm x x 3 cm x x x x x 5 cm x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

2. Media Kertas Gulung Dalam perlakuan media gulung, benih yang digunakan yaitu a. Benih Kedelai b. Benih Kacang Panjang c. Benih Kacang Tanah Pada perlakuan Benih Kedelai, Kacang Panjang dan Kacang Tanah, yang telah direndam selama 5 (lima) menit dengan suhu 40oC masing masing sebanyak 20 butir benih , lalu benih diangkat dan di letakkan pada media perlakuan. Sebelum letakkan di dalam media, media di siap terlebih dahulu dengan Plastik, kertas buram dan kertas HVS dengan cara dilapisi dengan beberapa lapisan yang telah di basahin terlebih dahulu yaitu lapisan pertama plastik, kemudian kertas buram, kemudian lapisi dengan kertas HVS sebanyak 3 (tiga) lapis, lalu kemudian dipalisi dengan lapisan terakhir dengan kertas buram. Setelah media disiapkan, letak benih di media dengan disusun berselang (dapat di lihat pada tabel 2.) masing masing sebanyak 20 butir benih, lalu di gulung dan lipat sebahagian media untuk menetukan bagian bawah. Untuk menjaga kelembaban pada media disemprot dengan air dengan menggunakan hand sprayer. Tabel 2. Susunan Benih pada Media Gulung x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x

3. Media Kertas Petridisc.

Dalam perlakuan media gulung, benih yang digunakan yaitu a. Benih Kacang Hijau b. Benih Melon Pada perlakuan Benih Kedelai, Kacang Hijau dan Melon, yang telah direndam selama 5 (lima) menit dengan suhu 40oC masing masing sebanyak 20 butir benih, lalu benih diangkat dan di letakkan pada media perlakuan. Sebelum letakkan di dalam media, media di letakkan terlebih dahulu dengan kertas HVS dengan cara dilapisi sebanyak 5 (lima) lapisan yang telah di basahin terlebih dahulu. Setelah media disiapkan, letak benih di media dengan disusun berselang (dapat di lihat pada tabel 3.) masing masing sebanyak 20 butir benih. Tabel 3. Susunan Benih pada Media Petridisc.

x x x x x x x x x x x x x

D. Pengamatan Pengamatan yang dilakukan dilihat dari potensi tumbuh (%) dan daya berkecambah (%) pada masing masing media perlakuan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil 1. Pengaruh Media Pasir terhadap pertumbuhan Benih Jagung Pada media ini selama pengamatan 4 (empat) hari dengan 3 (tiga) jenis perlakuan yang pertama pada perlakuan dengan kedalaman 1 cm menunjukkan potensi tumbuh sebanyak 16 benih dari jumlah 20 benih, dan pada perlakuan ke dua dengan kedalaman 3 cm menunjukkan potensi tumbuh sebanyak 17 benih dari jumlah 20 benih, kemudian pada perlakuan ke tiga dengan kedalaman 5 cm menunjukkan potensi tumbuh benih sebanyak 18 benih dari jumlah 20 benih.

2. Pengaruh Media Kertas dengan metode gulung terhadap pertumbuhan Benih Kedelai, Kacang Panjang dan Benih Kacang Tanah. Pada media ini selama 4 hari pengamatan pada : a. Benih Kedelai menunjukkan potensi tumbuh benih sebanyak 16 benih dari jumlah 20 benih. b. Benih Kacang Panjang menunjukkan potensi tumbuh benih sebanyak 18 benih dari jumlah 20 benih. c. Benih Kacang Tanah menunjukkan potensi tumbuh benih sebanyak 17 benih dari jumlah 20 benih. 3. Pengruh media kertas dengan metode petridis terhadap pertumbuhan benih kacang hijau dan benih melon. Pada media ini selama 4 hari pengamatan pada : a. Benih Kacang Hijau menunjukkan potensi tumbuh benih sebanyak 16 benih dari jumlah 20 benih.

b. Benih Melon menunjukkan potensi tumbuh benih sebanyak 5 benih dari jumlah 20 benih.

B. Pembahasan Dalam pengamatan ini dibahas persentasi potensi tumbuh dan daya kecambah benih dari pengaruh beberapa media dan beberapa perlakuan, untuk menghitung persentasi potensi tumbuh benih adalah jumlah benih normal dan up-normal dibagi jumlah benih keseluruhan dan dikalikan seratus persen sedangkan untuk daya kecambah benih dihitung jumlah benih normal dibagi jumlah benih keseluruhan dan dikalikan seratus persen kecuali pada perlakuan media pasir. 1. Potensi tumbuh dan daya kecambah benih pada media pasir dengan tiga jenis perlakuan. a. Pada kedalaman 1 cm menunjukkan potensi tumbuh dan daya kecambah 16 benih. b. Pada kedalaman 3 cm menunjukkan potensi tumbuh dan daya kecambah 17 benih. c. Pada kedalaman 5 cm menunjukkan potensi tumbuh dan daya kecambah 18 benih.

2. Persentasi potensi tumbuh dan daya kecambah benih pada media kertas dengan metode gulung. a. Benih kedelai. Benih tumbuh normal Benuh tumbuh up-normal Jumlah benih keseluruhan = 6 benih = 10 benih = 20 benih

Jadi: Persentasi potensi tumbuh (PT) adalah 80 % dan persentasi daya kecambah (DB) adalah 30%.

b. Benih kacang panjang Benih tumbuh normal Benih tumbuh up-normal Jumlah benih keseluruhan Jadi: Persentasi potensi tumbuh (PT) pada benih kacang panjang adalah 90 % dan daya kecambah (DB) adalah 20 %. = 4 benih = 14 benih = 20 benih

c. Benih kacang tanah Benih tumbuh normal Benih tumbuh up-norman Jumlah benih keseluruhan Jadi: Persentasi potensi tumbuh (PT) pada benih kacang tanah adalah 85 % dan daya kecambah (DB) adalah 5 %. = 1 benih = 16 benih = 20 benih

3. Persentasi potensi tumbuh dan daya kecambah benih pada media kertas dengan metode petridis. a. Benih kacang hijau Benih tumbuh normal Benih tumbuh up-normal Jumlah benih keseluruhan = 12 benih = 4 benih = 20 benih

Jadi: Persentasi potensi tumbuh (PT) pada benih kacang hijau adalah 80 % dan daya kecambahnya (DB) adalah 60 %.

b. Benih melon Benih tumbuh normal Benih tumbuh up-normal Jumlah benih keseluruhan Jadi: Persentasi potensi tumbuh (PT) pada benih melon adalah 45 % dan daya kecambahnya (DB) adalah 15 %. = 3 benih = 6 benih = 20 benih

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan Dari hasil pengamatan perkecambahan benih pada uji beberapa media yang berbeda menunjukkan persentase potensi tumbuh dan daya kecambah benih yang berbeda. 1. Pada media pasir dengan 3 perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda. 2. Pada media kertas dengan metode gulung dengan 3 jenis benih menunjukkan hasil yang berbeda. 3. Pada media kertas dengan metode petridis dengan dua jenis benih menunnjukkan hasil yang ber beda.

B. Saran Laporan ini disusun dari hasil pengamatan uji kecambah benih pada pengaruh beberapa media dilaboratorium, semoga laporan ini bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. Penyusun menyadari yang bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan maka dari itu untuk menunjang perbaikan laporan ini penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2009a. Evaluasi Perkecambahan benih. Anonymous. 2009b. Perkecambahan Biji II. http://manaree.blogspot.com/2011/05/perkecambahan-biji-ii.html. Diakses 28 Desember 2011. Akil, M., dan Dahlan, H. A., 2008. Budidaya Melon dan Desimini Teknologi. Penelitian Tanaman Serealia. Balai

Garden Decorations. 2004. Struktur biji. http://www.ramadhan.20m.com/whats_new.html. Diakses 28 Desember 2009. Harjadi, 1986. Ilmu Perkecambahan Benih. Biro Penataran IPB-Bogor Ir. H. Rahmat Rukmana, MBA., M.Sc.1997. KACANG HIJAU, Budi Daya & Pascapanen. Jakarta: Kanisius. Kamil, J. 1985. Dasar-Dasar Teknologi Benih. Angkasa Raya. Padang. Kuswanto,1996. Dormansi Perkecambahan Biji. Penebar Swadaya. Bogor. Purwono, M.S, dan Hartono, R. 2005. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Bogor. Purwono. 2005. Kacang Hijau. Niaga Swadaya Prabowo, A. Y., 2007. Teknis Budidaya : Budidaya Jagung. http://teknisbudidaya.blogspot.com/2007/10/budidaya-jagung.html/27/12/2011 Rismunandar, Haris. 1982. Bercocok Kacang Tanah. Departemen Pertanian. Jakarta. Rismunandar, Haris. 1990. Bercocok Kedelai. Departemen Pertanian. Jakarta. Rahmat Rukmana, Ir. 1995. Bertanam Kacang Panjang. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Rukmana, R., 2004. Botani Jagung dalam Artikel TANI MUDA. http://wahyuaskari.wordpress.com/akademik/botani-jagung/05/04/2011. Rukmana, 2005. Tanam Kedelai. Kanisius. Yogyakarta. _______, 2007. Usaha Tani Jagung. Kanisius. Yogyakarta. Sadjad, 1975. Dasar-dasar Teknologi Benih. Biro Penataran IPB-Bogor Samekto R, 2008. Bertanam Melon. Penebar Swadaya. Bogor. Trubus No. 183. 1995. Tim Penyusun. 2009. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Jurusan Budidaya, Fakultas Pertanian. Universitas Udayana. Denpasar. http://teknologibenih.blogspot.com/2011/10/evaluasi-perkecambahan-biji.html. Diakses 28 Desember 2011. Warisno, 2007. Jagung Hibrida. Kanisius. Yogyakarta.

Lampiran 1. Perlakuan Benih

a. Persiapan benih

b. Perendaman benih dengan menggunakan air panas dengan suhu 40 oC

Lampiran 2. Perlakuan Benih pada Media Pasir

a. Persiapan media pasir yang telah di isi campuran tanah dan kompos.

b. Penyusunan benih jagung di dalam media pasir.

c. Benih yang telah di tutup dengan pasir dengan ketebalan sesuai perlakuan.

Lampiran 3. Perlakuan Benih pada Media Gulung

a. Perendaman kertas buram dan HVS

b. Pelapisan media kertar gulung

c. Penyusunan benih

d. Pengulungan benih

e. Pemberian lebel pada media

Lampiran 4. Perlakuan Benih pada Media Petridisc

a. Perendaman kertas HVS yang telah b. Penyusunan Benih di media di gunting bulat sesuai ukuran petridisc

c. Pemberian lebel pada media

d. 3 (tiga) macam perlakuan benih pada media perlakuan

Lampiran 5. Benih yang telah di Kecambahkan

Kacang tanah

Kedelai

Kacang panjang

Kacang hijau