10
PEMBIASAN PADA KACA PRISMA I. Tujuan : Menentukan sudut deviasi II. Landasan Teori : Prisma adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi menguraikan (sebagai pembias) sinar yang mengenainya. Permukaan ini disebut bidang pembias, dan sudut yang dibentuk oleh kedua bidang pembias disebut sudut pembias (β). Cahaya yang melalui prisma akan mengalami dua kali pembiasan, yaitu saat memasuki prisma dan meninggalkan prisma. Jika sinar datang mula-mula dan sinar bias akhir diperpanjang, maka keduanya akan berpotongan di suatu titik dan membentuk sudut yang disebut sudut deviasi. Besar sudut deviasi yang terjadi pada prisma adalah: D = (i 1 + r 2 ) – β β = i 2 + r 1

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

PEMBIASAN PADA KACA PRISMA

I. Tujuan :

Menentukan sudut deviasi

II. Landasan Teori :

Prisma adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang

dibatasi menguraikan (sebagai pembias) sinar yang mengenainya. Permukaan

ini disebut bidang pembias, dan sudut yang dibentuk oleh kedua bidang

pembias disebut sudut pembias (β). Cahaya yang melalui prisma akan

mengalami dua kali pembiasan, yaitu saat memasuki prisma dan

meninggalkan prisma. Jika sinar datang mula-mula dan sinar bias akhir

diperpanjang, maka keduanya akan berpotongan di suatu titik dan membentuk

sudut yang disebut sudut deviasi.

Besar sudut deviasi yang terjadi pada prisma adalah:

D = (i1 + r2) – β  β = i2 + r1

keterangan:

D= sudut deviasi

i1 = sudut datang sinar masuk

i2 = sudut datang ketika sinar hendak keluar prisma

r1 = sudut bias dari sinar masuk prisma

r2 = sudut bias ketika sinar keluar prisma

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

β = sudut pembias prisma

III. Alat dan Bahan

Kaca prisma

Jarum pentul

Busur dan penggaris

 Kertas HVS

 Kardus

IV. Langkah Kerja

1) Atur posisi prisma di atas kertas HVS dan kardus.

2) Tandai batas tepi prisma dengan menggunakan pensil

3) Buatlah garis normal N1 pada sisi bidang batas 1

4) Tancapkan jarum 1 dan jarum 2, sebagai sinar datang yang

membentuk sudut i1

5) Dengan cara mengintai dari bidang batas 2, tancapkan jarum 3 pada

sisi bidang batas 2

6) Buatlah garis normal N2 tepat pada titik

7) Tancapkan jarum 4, dengan cara melihat dari sisi bidang batas 1

8) Ukur sudut i1, r1, i2, r2 dan D, masukkan dalam table pengamatan

V. Data Pengamatan

VI. Pembahasan

1) Diketahui : i1 = 20 º

r1 = 37 º

i2 = 53 º

r2 = 21 º

Ditanya : D ?

No. i1 r1 i2 r2 β D

1. 20 º 37 º 53 º 21 º 90 º -49 º

2. 30 º 28 º 62 º 25 º 90 º -35 º

3. 40 º 20 º 70 º 110 º 90 º 60 º

4. 50 º 28 º 62 º 111 º 90 º 71 º

5. 60 º 21 º 69 º 121 º 90 º 91 º

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

Jawab :

Β = ( i2+ r1 )

= (53 º +37 º)

= 90 º

D = (i1 + r2) – β 

= (20 º +53 º)-90 º

= -49 º

2) Diketahui : i1 = 30 º

r1 = 28 º

i2 = 62 º

r2 = 25 º

Ditanya : D ?

Jawab :

Β = ( i2+ r1 )

= (62 º +28 º)

= 90

D = (i1 + r2) – β 

= (30 º +25 º)-90 º

= -35 º

3) Diketahui : i1 = 40 º

r1 = 20 º

i2 = 70 º

r2 = 110 º

Ditanya : D ?

Jawab :

Β = ( i2+ r1 )

= (70 º +20 º)

= 90 º

D = (i1 + r2) – β 

= (40 º +70 º)-90 º

= 60 º

4) Diketahui : i1 = 50 º

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

r1 = 28 º

i2 = 62 º

r2 = 111 º

Ditanya : D ?

Jawab :

Β = ( i2+ r1 )

= (62 º +28 º)

= 90 º

D = (i1 + r2) – β 

= (50 º +111 º)-90 º

= 71 º

5) Diketahui : i1 = 60 º

r1 = 21 º

i2 = 69 º

r2 = 121 º

Ditanya : D ?

Jawab :

Β = ( i2+ r1 )

= (69 º +21 º)

= 90 º

D = (i1 + r2) – β 

= (60 º +121 º)-90 º

= 91 º

VII. Kesimpulan

1) Cahaya yang melewati prisma akan mengalami pembiasan sehingga

terjadi pembelokan cahaya yang masuk dan keluar prisma.

2) Dengan memperpanjang sinar yang masuk dan keluar prisma akan

diperoleh perpotongan yang di sebut sudut deviasi.

PEMBIASAN CAHAYA PADA KACA PLAN PARALEL

I. Tujuan :

Menentukan pergeseran sinar

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

II. LandasanTeori

Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat

melewati bidang batas dua medium bening yang berbeda indeks biasnya.

Pada Hukum I Snellius berbunyi, “sinar datang, sinar bias, dan garis

normal terletak pada satu bidang datar. Sedangkan Hukum II Snellius

berbunyi, “jika sinar datang dari medium renggang ke medium rapat

(misalnya dari udara ke air atau dari udara ke kaca), maka sinar

dibelokkan mendekati garis normal. Jika sebaliknya, sinar datang dari

medium rapat ke medium renggang (misalnya dari air ke udara) maka

sinar dibelokkan menjauhi garis normal”.

Kaca plan paralel atau balok kaca adalah keping kaca tiga dimensi

yang kedua sisinya dibuat sejajar

Persamaan pergeseran sinar pada balok kaca :

t=d sin(i−r )

cosr

Keterangan :

d = tebal balok kaca, (cm)

i = sudut datang, (°)

r = sudut bias, (°)

t = pergeseran cahaya, (cm)

III. Alat dan Bahan

Kaca plan paralel

Jarum pentul

Busur dan penggaris

Kertas HVS

Kardus

IV. Langkah Kerja

1) Membuat garis lurus horizontal pada kertas grafik.

2) Menempatkan sisi balok kaca tepat pada garis lurus di kertas grafik.

3) Membuat garis sudut datang, kemudian jarum ditancapkan tepat pada

garis sudut datang.

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

4) Melihat posisi jarum dari sisi balok kaca yang lain, kemudian

menancapkan jarum pada titik sehingga kedudukan jarum berimpit

dengan jarum yang berada pada garis sudut datang.

5) Buatlah garis pada titik-titik jarum yang berimpit, garis tersebut

merupakan garis yang meninggalkan balok kaca.

6) Buatlah garis dari titik sudut datang pada batas sisi balok kaca dengan

titik pada batas titik balok kaca sinar yang meninggalkan balok kaca.

Garis yang berada dalam balok kaca disebut garis sinar bias.

7) Catat sudut datang = ….° dan sudut bias = ….°

8) Lakukan dengan besar sudut datang yang berbeda-beda kemudian

masukkan dalam bentuk table.

V. Data Pengamatan

VI. Pembahasan

1) Diketahui : i = 20º (i-r) = 6,66 º

r = 13,34º

d = 6,6 cm

Ditanya : t ?

Jawab :

t=d sin(i−r )

cosr

t=6,6 sin (6,66)

cos13,34

t¿ 0,79 cm

2) Diketahui : i = 30º (i-r) = 10,5 º

No. i r i-r Sin(i-r) Cos r t

1. 20º 13,34º 6,66 º 0,115 0,973 0,79

2. 30º 19,5 º 10,5 º 0,182 0,942 1,3

3. 40º 25 º 15 º 0,258 0,906 1,9

4. 50º 30 º 20 º 0,34 0,866 2,6

5. 60º 33 º 28 º 0,469 0,838 3,6

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

r = 19,5º

d = 6,6 cm

Ditanya : t ?

Jawab :

t=d sin(i−r )

cosr

t=6,6 sin (10,5)

cos19,5

t¿ 1,3 cm

3) Diketahui : i = 40º (i-r) = 15 º

r = 25º

d = 6,6 cm

Ditanya : t ?

Jawab :

t=d sin(i−r )

cosr

t=6,6 sin (15)

cos25

t¿ 1,9 cm

4) Diketahui : i = 50º (i-r) = 20 º

r = 30º

d = 6,6 cm

Ditanya : t ?

Jawab :

t=d sin(i−r )

cosr

t=6,6 sin (20)

cos30

t¿ 2,6 cm

5) Diketahui : i = 60º (i-r) = 28 º

r = 33º

d = 6,6 cm

Ditanya : t ?

Jawab :

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA

t=d sin(i−r )

cosr

t=6,6 sin (28)

cos33

t¿ 3,6 cm

VII. Kesimpulan

1) Sinar yang melalui dua medium berbeda yaitu kaca dan udara(dalam

percobaan) akan mengalami perubahan kecepatan dengan indikasi

pembelokan sinar. Hal ini disebut pembiasan cahaya.

2) Pergeseran sinar setelah melewati kaca plan paralel dalam percobaan

mendekati hasil perhitungan pergeseran sinar dengan rumus.