Upload
rizka-nadhira
View
3.204
Download
142
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Lapoan praktikum fisika
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Modul 6
Pipa U
Disusun oleh:
Nama : Rizka Nadhira
NPM : 240210130109
Kelompok/Shift : 3/ TIP-B2
Hari, tanggal : Kamis, 31 Oktober 2013
Pukul : 10.00-12.00 WIB
Asisten : Fredy Agil Raynaldo
LABORATORIUM FISIKA DASAR
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tentu pernah melihat tukang bangunan
yang sedang bekerja. Banyak sekali alat-alat yang digunakan tukang bangunan
saat membuat sebuah rumah, gedung atau bangunan lainnya. Salah satu alat yang
sering digunakan adalah waterpas. Waterpas berguna untuk mengetahui datar atau
tidak suatu bangunan. Alat tersebut menggunakan hukum bejana berhubungan
seperti halnya pipa U.
Suatu fluida dalam sebuah pipa yang berbentuk U akan bergerak atau
diam. Apabila zat cair dalam pipa setimbang maka zat cair tersebut akan diam
tetapi apabila diberikan perlakuaan dengan cara salah satu permukaan zat cair
dibuat lebih tinggi dari yang lain sehingga zat cair tersebut akan bergerak secara
periodik naik turun sampai keadaannya kembali ke posisi setimbang. Hal itu
merupakan salah satu sifat fluida yang disebabkan oleh gaya luar berupa tekanan
udara dan percepatan gravitasi yang menyebabkan fluida menjadi bergerak dan
berhenti saat zat cair tersebut kembali setimbang.
Sifat fluida tersebut dapat dimanfaatkan untuk mencari besar percepatan
gravitasi di suatu tempat dengan melakukan percobaan yang menunjukan adanya
indikasi percepatan gravitasi mempengaruhi gerak fluida pada sebuah pipa yang
berbentuk U. Hal itu dilakukan dengan cara menghitung waktu yang dibutuhkan
zat cair untuk melakukan satu getaran/osilasi, yaitu gerak bolak-balik yang
berlangsung secara periodik melalui titik kesetimbangan. Dengan demikian,
percepatan gravitasi di suatu tempat dapat dihitung dengan bantuan periode
getaran zat cair tersebut.
1.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk dapat menentukan percepatan
gravitasi dengan menggunakan osilasi cairan yang berada pada pipa U.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hukum Pascal
Bila ditinjau dari zat cair yang berada dalam suatu wadah, tekanan zat cair
pada dasar wadah tentu saja lebih besar dari tekanan zat cair pada bagian di
atasnya. Semakin ke bawah, semakin besar tekanan zat cair tersebut. Sebaliknya,
semakin mendekati permukaan atas wadah, semakin kecil tekanan zat cair
tersebut. Besarnya tekanan sebanding dengan pgh (p = massa jenis, g =
percepatan gravitasi dan h = ketinggian/kedalaman). Setiap titik pada kedalaman
yang sama memiliki besar tekanan yang sama. Hal ini berlaku untuk semua zat
cair dalam wadah apapun dan tidak bergantung pada bentuk wadah tersebut.
Apabila ditambahkan tekanan luar misalnya dengan menekan permukaan zat cair
tersebut, pertambahan tekanan dalam zat cair adalah sama di segala arah. Jadi,
jika diberikan tekanan luar, setiap bagian zat cair mendapat jatah tekanan yang
sama.
Jika seseorang memeras ujung kantong plastik berisi air yang memiliki
banyak lubang maka air akan memancar dari setiap lubang dengan sama kuat.
Blaise Pascal (1623-1662) menyimpulkannya dalam hukum Pascal yang berbunyi,
tekanan yang diberikan pada zat cair dalam ruang tertutup diteruskan sama
besar ke segala arah.
2.2. Hukum Utama Hidrostatis
Hukum Utama Hidrostatis menyatakan bahwa semua titik yang berada
pada bidang datar yang sama dalam fluida homogen, memiliki tekanan total yang
sama. Jadi, walaupun bentuk penampang tabung berbeda, besarnya tekanan total
di titik A, B, C, dan D adalah sama. Persamaan Hukum Utama Hidrostatis dapat
diturunkan dengan memperhatikan Gambar 1. Misalkan, pada suatu bejana
berhubungan dimasukkan dua jenis fluida yang massa jenisnya berbeda, yaitu 1
dan 2.
Gambar 1. Bejana Berhubungan
Sumber: http://hidupsehati.com/hukum-utama-hidrostatis.html
Tekanan total di titik A dan B pada bejana U yang terisi fluida homogen
adalah sama besar, pA = pB. Jika diukur dari bidang batas terendah antara fluida 1
dan fluida 2, yaitu titik B dan titik A, fluida 2 memiliki ketinggian h2 dan fluida 1
memiliki ketinggian h1. Tekanan total di titik A dan titik B sama besar. Menurut
persamaan tekanan hidrostatis, besarnya tekanan di titik A dan titik B bergantung
pada massa jenis fluida dan ketinggian fluida di dalam tabung. Secara matematis,
persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut.
pA = pB
p0 + 1gh1 = p0 + 2gh2
1 h1 = 2 h2
dengan: h1 = jarak titik A terhadap permukaan fluida 1,
h2 = jarak titik B terhadap permukaan fluida 2,
1 = massa jenis fluida satu, dan
2 = massa jenis fluida dua.
2.3 Paradoks Hidrostatis
Semua bejana yang mempunyai luas dasar (A) yang sama dan berisi zat
cair dengan ketinggian yang sama pula (h). Menurut Hukum Utama Hidrostatis:
Tekanan hidrostatis pada dasar masing-masing bejana adalah sama yaitu :
Ph = r . g . h
Paradoks Hidrostatis adalah gaya hidrostatis pada dasar bejana tidak tergantung
pada banyaknya zat cair maupun bentuk bejana, melainkan tergantung pada massa
jenis zat cair, tinggi zat cair di atas dasar bejana, luar dasar bejana. Jadi, gaya
hidrostatis pada dasar bejana tersebut sama yaitu:
Fh= r . g . h . A
Besarnya tekanan di suatu titik di dalam zat cair tak bergerak sebanding dengan
kedalaman titik itu (h) dan sebanding dengan massa jenis zat cair tersebut. Secara
matematis, besarnya tekanan oleh fluida tak bergerak dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Ph = gh
Keterangan :
Ph = tekanan yang dialami zat cair (tekanan hidrostatis) (Pa)
= massa jenis zat cair (kh/m3)
g = percepatan gravitasi bumi (m/s2)
h = kedalaman/tinggi titik diukur dari permukaan (mm)
Oleh karena tekanan udara luas Patm memengaruhi besar tekanan hidrostatis,
tekanan total yang dialami suatu zat cair titik tertentu merupakan jumlah dari
tekanan udara laut dengan tekanan hidrostatis yang dirumuskan:
Ptotal = Patm + Ppgh
2.4. Gravitasi
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel
yang mempunyai massa di alam semesta. Fisika modern mendeskripsikan
gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein, namun hukum
gravitasi universal Newton yang lebih sederhana merupakan hampiran yang
cukup akurat dalam kebanyakan kasus.Sebagai contoh, bumi yang memiliki
massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang sangat besar untuk
menarik benda-benda di sekitarnya, termasuk makhluk hidup, dan benda-benda
yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga menarik benda-benda yang ada di luar
angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda angkasa lainnya, termasuk satelit
buatan manusia.Beberapa teori yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa
gaya gravitasi timbul karena adanya partikel gravitron dalam setiap atom.
Percepatan gravitasi suatu obyek yang berada pada permukaan laut dikatakan
ekivalen dengan 1 g, yang didefinisikan memiliki nilai 9,80665 m/s2. Percepatan
di tempat lain seharusnya dikoreksi dari nilai ini sesuai dengan ketinggian dan
juga pengaruh benda-benda bermassa besar di sekitarnya. Umumnya digunakan
nilai 9,81 m/s2 untuk mudahnya
Nilai g dapat diukur dengan berbagai metoda. Bentuk-bentuk paling sederhana
misalnya dengan menggunakan pegas atau bandul yang diketahui konstanta-
konstantanya. Dengan melakukan pengukuran dapat ditentukan nilai percepatan
gravitasi di suatu tempat, yang umumnya berbeda dengan tempat lain.
Dalam bidang fisika bumi dikenal pula metoda gravitasi yaitu suatu metoda
pengukuran perbedaan percepatan gravitasi suatu tempat untuk memperkirakan
kandungan tanah yang berada di bawah titik pengukuran. Dengan cara ini dapat
diduga (bersama-sama dengan pemanfaatan metoda fisika bumi lainnya) struktur
dan juga unsur-unsur pembentuk lapisan tanah yang tersusun atas elemen yang
memiliki rapat massa yang berbeda-beda.
2.5. Pipa U
Pada modulus pipa U kali ini termasuk gerak harmonis sederhana linier.
Gerak harmonis sederhana ini tidak menghasilkan sudut dalam gerak osilasinya.
Berdasarkan teori atom modern, orang menduga bahwa molekul-molekul benda
padat bergetar dengan gerak yang hampir harmonik terhadap posisi kisi-kisi
tetapnya, walaupun gerak molekul-molekul itu tentunya tidak dapat kita lihat
secara langsung.
Gambar 2.2. pipa U dalam keadaan horizontal
Sumber: Nurfauziawati, Nova. 2010. Laporan Praktikum Fisika Dasar Modul 6
Pipa U
Pipa U adalah salah satu bejana berhubungan yang paling sederhana
berbentuk huruf U. Bila pipa U diisi oleh sejenis zat cair tertentu, maka zat cair di
kedua pipa mempunyai tinggi yang sama, berarti mengikuti hukum bejana
berhubungan. Alat yang digunakan oleh para tukang bangunan untuk
mendapatkan sifat datar juga menggunakan hukum bejana berhubungan. Alat
tersebut dinamakan water pas. Gejala-gejala dalam kehidupan sehari-hari yang
pemanfaatannya menggunakan hukum bejana berhubungan akan bermanfaat
sekali untuk mendapatkan sifat datar. Bunyi hukum bejana berhubungan yaitu :
Bila bejana-bejana berhubungan diisi dengan zat cair yang sama, dalam
keadaan setimbang, permukaan zat cair dalam bejanabejana itu terletak pada
sebuh bidang mendatar. Para tukang bangunan juga sering menggunakan prinsip
hukum bejana berhubungan ini untuk mengukur ketinggian dua tempat yang
berbeda letaknya dengan cara menggunakan selang bening yang berisi air. Tinggi
air di kedua bagian ujung selang selalu sama.
Hukum bejana berhubungan tidak berlaku jika terdapat pipa kapiler di
salah satu bejana, dan tidak berlaku pula jika diisi dengan lebih dari satu jenis zat
cair yang berbeda. Pada pipa U bila dari salah satu mulut pipa U dituangkan zat
cair yang berbeda (massa jenisnya berbeda dengan massa jenis zat cair yang sudah
ada di dalam pipa). Tekanan pada kedua permukaan zat cair di kedua mulut pipa
U selalu sama, yaitu merupakan tekanan hidrostatis. Jika pipa U diisi dengan dua
zat cair yang tidak bercampur, tinggi permukaan zat cair pada kedua mulut pipa
berbeda. Hubungan antara massa jenis dan tinggi zat cair dalam pipa U adalah
sebagai berikut.
Misalkan, massa jenis zat cair pertama adalah 1 dan massa jenis zat cair
kedua adalah 2. Dari titik pertemuan kedua zat cair, kita buat garis mendatar
yang memotong kedua kaki pipa U. Misalkan, tinggi permukaan zat cair pertama
dari garis adalah h1 dan tinggi permukaan zat cair kedua dari garis adalah h2. Zat
cair pertama setinggi h1 melakukan tekanan yang sama besar dengan tekanan zat
cair kedua setinggi h2.
P1 = P2
Dengan menggunakan persamaan di atas, maka diperoleh :
1 g h1 = 2 g h2 , 1 h1 = 2 h2
Gambar 2.2 Pipa U yang berisi cairan
Sumber: Nurfauziawati, Nova. 2010. Laporan Praktikum Fisika Dasar Modul 6
Pipa U
Sebuah tabung berbentuk U diisi air sampai ketinggian tertentu. Kemudian air
disebelah kanan ditekan kebawah hingga turun setinggi x, lalu dilepas sedemikian,
sehingga air bergerak harmonik sedehana. Jika luas permukaan tabung A dan
massa air seluruhnya m, maka besar perioda gerak harmonik ini adalah sebagai
berikut.
Gaya pemulih adalah gaya berat air di kolom sebelah kiri setinggi 2x yang
mendorong air bergerak ke sebelah kanan, besarnya adalah
F = -mg = -Vg = -A(2x)g = -(2Ag) x
Sesuai dengan persaman gaya pemulih bahwa F = -k x, maka diperoleh:
k = 2Ag
Massa total cairan : m = V = A(2l) = 2Al
Periode gerak harmonik adalah
= 2
Atau
= 2 2
2
sehingga periode getaran memenuhi hubungan :
= 2
Dengan:
T = perioda (sekon)
l = panjang kolom zat cair (m)
g = percepatan gravitasi (ms-2)
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Alat dan Bahan
3.1.1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Pipa U, yang berfungsi sebagai media gerak harmonis sederhana linear
2. Kabel atau benang, yang berfungsi untuk mengukur tinggi permukaan zat
cair
3. Stopwatch, yang berfungsi untuk mengukur waktu
4. Penggaris, yang berfungsi untuk mengukur panjang benang atau kabel
yang telah digunakan untuk menentukan tinggi permukaan zat cair.
3.1.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah air, yang berfungsi
sebagai acuan gerak harmonis sederhana linear.
3.2. Prosedur
1. Mengukur panjang kolom zat cair
2. Membuat kedudukan zat cair tidak sama tinggi kemudian melepasnya, lalu
mengukur T sebanyak 5 kali (setiap t terdiri dari 5 ayunan). T=t/5
3. Menghitung g dari percobaan ini
4. Membandingkan dengan literatur (g=9,78 m/s2).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
1. Panjang kolom zat cair = (2,57 0,05 102 ) meter
2. =
2=
2,57 0,05 102
2= 12,85 0,05 102
Tabel 1. Periode Zat Cair
No. t (s) (s) =
< >
1 3,5
3,36 0,047 0,672
2 3,3
3 3,3
4 3,4
5 3,2
6 3,5
7 3,1
8 3,4
9 3,6
10 3,3
Perhitungan:
= 1
2 ()2
1
=1
10
10 113,1 1128,96
9
= 1
10
2,04
9
= 1
10 0,226
= 1
10 (0,476)
= 0,0476
< > = t
10
= 3,5 + 3,3 + 3,3 + 3,4 + 3,2 + 3,5 + 3,1 + 3,4 + 3,6 + 3,3
10
= 3,36
= < >
5
=3,36
5
= 0,672 s
= 4 2
2
= 12,85 42 (102)
(0,672)2
= 507 ,298 102
0,452 = 11,12 m/s
2
4.2. Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang pipa U. Pipa U ini digunakan untuk
menentukan percepatan gravitasi dengan cara menggunakan osilasi cairan yang
berada di pipa U. Osilasi adalah gerak berulang-ulang dari kiri ke kanan atau dari
atas ke bawah pada selang waktu dan lintasan yang sama. Pada percobaan ini
yang diperhatikan adalah gerak air ke kanan dan ke kiri setelah dimiringkan.
Prosedur praktikum ini adalah, pertama mengukur panjang kolom zat
cairan, kemudian membuat kedudukan zat cair tidak sama tinggi kemudian
melepasnya, lalu mengukur t sebanyak 10 kali (setiap t terdiri dari 5 ayunan).
T=t/5, selanjutnya menghitung g dari percobaan ini, terakhir membandingkan
dengan literatur (g=9,78 m/s2).
Sebelum pipa U mulai dimiringkan diukur terlebih dahulu panjang kolom
zat cair, yaitu (2,57 0,05 102 ) meter, lalu mengukur l dengan cara:
=
2
Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan l yaitu 12,85 0,05 102
meter. Ketika memiringkan pipa U, bagian sebelah kiri lebih rendah dari sebelah
kanan. Bagian sebelah kiri dimiringkan sampai air mencapai 7 cm. Perlakuan
tersebut dilakukan secara konstan ketika menghitung t supaya hasil yang
didapatkan tidak terlalu jauh. Setelah dilakukan praktikum didapat hasil rata-rata t
adalah 3,36 s. Dari hasil tersebut dapat dicari periodenya dengan cara:
=< >
5
adalah rata-rata waktu yang didapatkan, sementara angka 5 menunjukkan
bahwa dalam waktu tertentu air dapa bergerak harmonis sebanyak 5 kali.
Berdasarkan rumus tersebut didapatkan periode yaitu 0,672 s. kemudian dapat
dicari pula nya dengan rumus:
= 1
2 ()2
1
Berdasarkan rumus tersebut didapatkan nilai nya yaitu 0,0476 s.
Percepatan gravitasi juga dapat dicari dengan menggunakan rumus:
= 4 2
2
Percepatan gravitasi tersebut didapatkan dari hasil osilasi cairan dalam pipa U.
peecepatan gravitasinya didapat 11,12 m/s2, sementara g berdasarkan literatur
adalah 9,78 m/s2. Perbedaan percepatan gravitasi ini dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, misalnya karena kemiringan yang berbeda-beda sehingga
pengukuran tidak akurat, atau juga karena stopwatch yang dipakai adalah
stopwatch dari telepon selular, padahal terdapat perbedaan penghitungan antara
stopwatch biasa dengan stopwatch dari telepon selular.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah:
Pipa U digunakan untuk menentukan percepatan gravitasi dengan cara
menggunakan osilasi cairan yang berada di pipa U.
Osilasi adalah gerak berulang-ulang dari kiri ke kanan atau dari atas ke
bawah pada selang waktu dan lintasan yang sama.
Berdasarkan praktikum didapat percepatan gravitasi sebesar 11,12 m/s2
Nilai percepatan gravitasi praktikum lebih besar disbanding dengan nilai
percepatan gravitasi literatur.
5.2. Saran
Dalam melakukan praktikum ini sebaiknya diperhatikan kemiringan pipa
U diusahakan sama supaya hasil yang didapat pun akan semakin akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Ardhli, Amin Mieftahul. 2013. Pengertian, Persamaan, dan Penggunaan Prinsip
Hukum Pascal. Terdapat pada:
http://smarterbloggerz.blogspot.com/2013/03/pengertian-persamaan-dan-
penggunaan.html pada tanggal 6 November 2013 pukul 17.54 WIB
Budiyanto. 2013. Hukum Utama Hidrostatis. Terdapat pada:
http://hidupsehati.com/hukum-utama-hidrostatis.html pada tanggal 6
November 2013 pukul 17.55 WIB
Herlambang, Tatag. 2010. Gravitasi. Terdapat pada:
http://herlambangtatag.blogspot.com/2010/09/gravitasi.html pada tanggal
6 November 2013 pukul 20.23 WIB
Nurfauziawati, Nova. 2010. Laporan Praktikum Fisika Dasar Modul 6 Pipa U.
Bandung: Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Triyadi, Rikky. 2011. Laporan Fisika Dasar Pipa U. Terdapat pada:
http://triyadirikky06.blogspot.com/2011/10/laporan-fisika-dasar-pipa-
u.html pada tanggal 6 November 2013 pukul 16.11 WIB
Zaida. 2008. Petunjuk Praktikum Fisika Dasar. Bandung: Fakultas Teknologi
Industri Pertanian Universitas Padjadjaran