9
A. Audiometer Pertanyaan Praktikum 1. Apa guna audiometer dan bagaimana prinsip kerjanya ? Audiometer adalah alat elektronik pembangkit bunyi dalam intensitas dan frekuensi tertentu, yang dipergunakan untuk mengukur tingkat ambang pendengaran seseorang. Audiometer digunakan untuk mengukur ketajaman pendengaran seseorang pada nada-nada tertentu, baik melalui hantaran aerotimpanal maupun hantaran tulang. Audiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur ketajaman pendengaran, tetapi juga dapat dipergunakan untuk menentukan lokalisasi kerusakan anatomis yang menimbulkan gangguan pendengaran. Membangkitkan nada murni maupun nada desah dengan berbagai frekuensi Audiometer bekerja sebagai osilator elektronik yang dapat yang kekuatannya dapat diatur, serta dapat menyalurkan bunyi atau suara dari tape recorder ke fono-kepala. Alat ini menghasilkan nada-nada murni dengan frekuensi melalui aerophon. Pada sestiap frekuensi ditentukan intensitas ambang dan diplotkan pada sebuah grafik sebagai prsentasi dari pendengaran normal. Hal ini menghasilkan pengukuran obyektif derajat ketulian dan gambaran mengenai rentang nada yang paling terpengaruh. Pada audiometer sistem manual, proses pemeriksaan dilakukan dengan cara memilih berbagai intensitas dan frekuensi melalui penekanan tombol untuk diperdengarkan terhadap pasien menggunakan sepasang earphone, kemudian pasien akan mengacungkan tangan sebagai tanggapan mendengar bunyi . Ketika pasien mengacungkan tangan sebagai tanggapan mendengar bunyi maka operator memberi tanda pemeriksaan pada sebuah kartu hasil pemeriksaan yang disebut audiogram. Pada audiogram terdapat tingakt bunyi dalam intensitas 0 dB-20 dB dan frekuensi 125 Hz-8000 Hz. Menggunakan audiometer akan dapat ditentukan tingkat gangguan pendengaran dan tindakan selanjutnya. Sumber : Ganong WF. 2006. Review of medical physiology. 22nd Ed. USA: The McGraw- Hill companies Syaiful Bahtiar dkk.Tanpa tahun . AUDIOMETER BERBASIS SOUNDCARD PADA KOMPUTER PRIBADI. Universitas Diponegoro 2. Apa yang dimaksud dengan satuan frekuensi Hertz ?

Laporan Praktikum Fisika Edit

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum Fisika Edit

A. Audiometer

Pertanyaan Praktikum

1. Apa guna audiometer dan bagaimana prinsip kerjanya ?

Audiometer adalah alat elektronik pembangkit bunyi dalam intensitas dan frekuensi tertentu, yang dipergunakan untuk mengukur tingkat ambang pendengaran seseorang. Audiometer digunakan untuk mengukur ketajaman pendengaran seseorang pada nada-nada tertentu, baik melalui hantaran aerotimpanal maupun hantaran tulang. Audiometri tidak saja dipergunakan untuk mengukur ketajaman pendengaran, tetapi juga dapat dipergunakan untuk menentukan lokalisasi kerusakan anatomis yang menimbulkan gangguan pendengaran.

Membangkitkan nada murni maupun nada desah dengan berbagai frekuensi Audiometer bekerja sebagai osilator elektronik yang dapat yang kekuatannya dapat diatur, serta dapat menyalurkan bunyi atau suara dari tape recorder ke fono-kepala. Alat ini menghasilkan nada-nada murni dengan frekuensi melalui aerophon. Pada sestiap frekuensi ditentukan intensitas ambang dan diplotkan pada sebuah grafik sebagai prsentasi dari pendengaran normal. Hal ini menghasilkan pengukuran obyektif derajat ketulian dan gambaran mengenai rentang nada yang paling terpengaruh.

Pada audiometer sistem manual, proses pemeriksaan dilakukan dengan cara memilih berbagai intensitas dan frekuensi melalui penekanan tombol untuk diperdengarkan terhadap pasien menggunakan sepasang earphone, kemudian pasien akan mengacungkan tangan sebagai tanggapan mendengar bunyi . Ketika pasien mengacungkan tangan sebagai tanggapan mendengar bunyi maka operator memberi tanda pemeriksaan pada sebuah kartu hasil pemeriksaan yang disebut audiogram. Pada audiogram terdapat tingakt bunyi dalam intensitas 0 dB-20 dB dan frekuensi 125 Hz-8000 Hz. Menggunakan audiometer akan dapat ditentukan tingkat gangguan pendengaran dan tindakan selanjutnya.Sumber :Ganong WF. 2006. Review of medical physiology. 22nd Ed. USA: The McGraw-Hill companiesSyaiful Bahtiar dkk.Tanpa tahun . AUDIOMETER BERBASIS SOUNDCARD PADA KOMPUTER PRIBADI. Universitas Diponegoro

2. Apa yang dimaksud dengan satuan frekuensi Hertz ?Satuan Hertz menyatakan jumlah getaran per detiknya

Sumber : Soepardi EA, Iskandar N, dkk. 2010. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 6. Jakarta: FKUI.

3. Apa yang dimaksud dengan skala satuan decibel ?Desibel (dB) adalah satuan untuk mengukur intensitas suara. Satu desibel ekuivalen dengan

sepersepuluh Bel. Huruf "B" pada dB ditulis dengan huruf besar karena merupakan bagian dari nama penemunya, yaitu Bell. Desibel juga merupakan sebuah unit logaritmis untuk mendeskripsikan suatu rasio. Rasio tersebut dapat berupa daya (power), tekanan suara (sound pressure), tegangan atau voltasi (voltage), intensitas (intencity), atau hal-hal lainnya. Terkadang. dB juga dapat dihubungkan dengan Phon dan Sone (satuan yang berhubungan dengan kekerasan suara). Desibel merupakan ukuran yang digunakan untuk menentukan nilai kebisingan suatu tempat dengan membandingkan antara lemah kuatnya amplitudo yang ditransmisi dengan gangguan dalam proses transmisi tersebut.

Page 2: Laporan Praktikum Fisika Edit

Sumber :Ganong WF. 2006. Review of medical physiology. 22nd Ed. USA: The McGraw-Hill companies

4. Jelaskan perbedaan skala satuan dB SPL dan dB HL !dB SPL digunakan apabila ingin mengetahui intensitas bunyi yang sesungguhnya secara fisika (ilmu alam). dB HL dasarnya adalah subyektif, dan inilah yang biasanya digunakan pada audiometer

Sumber : Soetirto, Indro , dkk. 2007. Gangguan Pendengan dan Kelainan Telinga dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Jakarta: FKUI

5. Apa arti intensitas 0 dB pada audiometer ?Nilai nol audimetrik ( audimetri zero) dalam dB HL dan dB SL, yaitu intensitas nada murni yang

terkecil pada suatu frekuensi tertentu yang masih dapat didengar oleh telinga rata-rata orang dewasa muda yang normal (10-30 tahun). Pada setiap frekuensi intensitas nol audiometrik tidak sama.

Sumber : Soetirto, Indro , dkk. 2007. Gangguan Pendengan dan Kelainan Telinga dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Jakarta: FKUI

6. Jelaskan mengenai hantaran aerotimpanal (air-conduction) dan hantaran tulang (bone-conduction) ?Konduksi gelombang suara untuk cairan dari telinga bagian dalam melalui membran timpani dan

ossicles pendengaran, jalur utama untuk pendengaran normal, disebut konduksi tulang pendengaran. Gelombang suara juga memulai getaran dari membran timpani sekunder yang menutup jendela bulat. Proses ini, penting dalam pendengaran normal, adalah konduksi udara.

Sumber :Ganong, William. 2010. Sound Waves dalam Ganong’s review of medical physiology, 23rd ed; hal 208-209.

7. Jelaskan arti lateralisasi dan pendengaran unilateral ?

Lateralisasi adalah peristiwa terdengarnya suara lebih keras di salah satu telinga. Sedangkan pendengaran unilateral adalah pendengaran yang hanya mengenai satu sisi telinga

Sumber : Soepardi EA, Iskandar N, dkk. 2010. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 6. Jakarta: FKUI.

8. Apakah fungsi masking dalam pemeriksaan audiometer ?Suara masking diberikan berupa suara seperti angin atau bising pada headphone telinga yang tidak

diperiksa supaya telinga yang tidak diperiksa tidak dapat mendengar bunyi yang diberikan pada telinga yang diperiksa, terutama diberikan apabila telinga yang diperiksa mempunyai perbedaan pendengaran dari telinga lainnya.

Sumber : Soepardi EA, Iskandar N, dkk. 2010. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 6. Jakarta: FKUI.

Page 3: Laporan Praktikum Fisika Edit

9. Sebutkan apa saja tujuan pemeriksaan pendengaran dengan audiometer nada murni ?1) Untuk mengukur ketajaman pendengaran melalui hantaran udara dan hantaran tulang pada tingkat

intensitas nilai ambang, sehingga akan didapatkan kurva hantaran tulang dan hantaran udara 2) Mengetahui jenis dan derajat kurang atau gangguan pendengaran seseorang3) Mengetahui jenis ketulian (konduktif/sensorineural/campuran) dan derajat ketulian dengan

menggunakan index fletcher 4) Menentukan tingkat intensitas terendah dalam desibel (dB) dari tiap frekuensi yang masih dapat

terdengar pada telinga seseorang (ambang pendengaran seseorang terhadap bunyi)

Sumber : Soepardi EA, Iskandar N, dkk. 2010. Gangguan Pendengaran dan Kelainan Telinga. Dalam: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi 6. Jakarta: FKUI.

10. Tempelkan hasil audiogram disini (Subjek 1) ?

11. Tempelkan hasil audiogram disini (subjek 2 )

Page 4: Laporan Praktikum Fisika Edit

12. Analisis hasil audiogram untuk kedua subjek diatas ! Apakah ada perbedaan ? Apakah ada lateralisasi ? Mengapa hasil audiogram beberapa tidak mencapai 0 dB HL (untuk subjek yang diasumsikan memiliki pendengaran normal ) ?

Hasil audiogram kedua subjek menunjukkan adanya perbedaan yang dapat dilihat dari intensitas ambang kedua telinga yang berbeda. Subjek pertama menunjukkan rerata intensitas ambang telinga kiri dan telinga kanan 5 dBHL, sedangkan pada subjek kedua rerata intensitas ambang telinga kiri 5 dBHL dan telinga kanan 1,25 dBHL. Hasil audiogram subjek pertama tidak menunjukkan adanya lateralisasi dimana selama pemeriksaan subjek menginterpretasikan suara sesuai dengan arah sumber suara yang diberikan (kiri atau kanan). Namun, pada subjek kedua, terdapat lateralisasi yang tidak bermakna pada kedua telinga OP, perbedaan ambang pada kedua telinga OP yang kedua ini masih dapat dikatakan kecil, hanya berkisar antara 5-10dB. Hal ini juga dapat dikarenakan faktor lingkungan yang tidak kondusif sehingga salah dalam menginterpretasikan.

Dari hasil audiogram, intensitas ambang di beberapa frekuensi tidak mencapai 0 dBHL dikarenakan adanya faktor-faktor pengganggu yang mengakibatkan hasil yang diperoleh tidak valid. Faktor-faktor pengganggu tersebut antara lain adalah suasana ruangan pemeriksaan yang ribut dan menyebabkan subjek pemeriksaan salah dalam menginterpretasikan suara audiogram. Selain itu ruang pemeriksaan seharusnya benar-benar kosong dengan hanya pemeriksa dan subjek pemeriksaan saja yang berada dalam ruangan tersebut. Kondisi ruangan juga harus diperhatikan misalnya keberadaan kipas angin, jendela yang terbuka dan hal lain yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Hal ini dikarenakan suara kecil saja pun dapat sangat mempengaruhi pemeriksaan ini. Selain itu juga konsentrasi dari pasien yang diperiksa, hal ini juga berpengaruh karena jika pasien tidak berkonsentrasi akan mengurangi kemampuan mendengarnya. Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan adalah pemeriksa dan subjek pemeriksaan yang belum benar-benar mengerti mengenai urutan prosedur pemeriksaan menggunakan audiogram dan kesalahan pemeriksa dalam menekan tombol pada software audiogram.

Sumber : Guyton,Arthur C dan John E. Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC

Page 5: Laporan Praktikum Fisika Edit

A. Cochlear Simulation

250 Hz 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz 8000 Hz

Intensitas Ambang(dB SPL)

34 dB 33 dB 31 dB 27 dB 22 dB 39 dB

Pertanyaan Praktikum

1. Buatlah grafik intensitas ambang (dB SPL) terhadap frekuensi (Hz) dari tabel !Cat : Gunakan skala logaritmik untuk frekuensi

200 Hz 500 Hz 1000 Hz 2000 Hz 4000 Hz 8000 Hz0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Intensitas Ambang (dB SPL)

2. Mengapa ambang ini tidak sama untuk tiap frekuensi ? Jelaskan !Ambang intensitas tidak sama untuk tiap frekuensi dikarenakan terdapat sensitifitas telinga pada

tingkatan frekuensi tertentu.Telingakita lebih sensitif untuk beberapa frekuensi dan kurang sensitif untuk frekuensi lain. Telinga tidak sensitif untu frekuensi rendah. Telinga manusia mampu mendengar bunyi pada frekuensi 20Hz hingga 20Khz, namun, telinga sesungguhnya tidak sensitf pada semua frekuensi dalam batas tersebut. Telinga sangat sensitif pada frekuensi 3000 Hz-4000 Hz dan kurang sensitif pada frekuensi-frekuebsi rendah. Telinga melakukan respon terhadap bunyi secara khusus sesuai frekuensiyang muncul. Respon ini berupa mekanisme dengar/getar yang berbeda agar telinga menjadi lebih sensitif pada bunyi-bunyi yang sebenarnya kurang jelas. Telinga melakuka mekanisme tertentu agar dapat mmendengar lebih baik pada frekuensi rendah, dan sebaliknya telinga akan menurunkan sensitivitasnya pada bunyi-bunyi yang membuat telinga terlalu sensitif.1

Struktur kanal telinga seperti tabung tertutup memberikan resonansi dan paling sensitif pada suara dengan frekuensi 4000 Hz yang merupakan frekuensi menengah.Terdapat suatu refleks akustik, dimana muskulus stapedius dan muskulus tensor timpani berkontraksi sehingga menyebabkan penurunan konduksi

Page 6: Laporan Praktikum Fisika Edit

tulang dari suara berfrekuensi rendah terutama frekuensi di bawah 1000 Hz. Fungsi ini berfungsi melindungi koklea dari getaran merusak yang disebabkan oleh suara getaran yang sangat kuat dan juga untuk menutupi suara berfrekuensi rendah pada lingkungan suara yang keras sehingga seseorang dapat berkonsentrasi pada suara di atas 1000 Hz dimana merupakan tempat sebagian besar ambang mentransmisikan informasi pada saat berkomunikasi. Selain itu, kepekaan juga berubah dengan aras tekanan bunyi (SPL).2

Respon telinga yang berbeda sesuai frekuensi bunyi yang muncul ini menghasilkan grafik yang tidak linier. Sebuahtes telah dilakukan terhadap batas-batas tertentu. Tes ini menghasilkan kurva yang disebut Fletcher-Munson equal loudness contours, kurva ini menunjukkan respon telinga normal pada tingkat kekuatan bunyi tertentu pada frekuensi tertentu. Telinga manusia merespon sangat ekstrim pada tingkat SPL yang etrlalu rendah atau terlalu tinggi( pada frekuensi di bawah 150 Hz dan di atas 6000 Hz).1

Sumber :1. Mediastika, Christina E. 2005. Akustika Bangunan Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Jakarta:Erlangga2. Guyton,Arthur C dan John E. Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC3. Bagaimana pola getaran dan posisi getar di membrane basilar untuk tiap frekuensi nada murni yang

diberikan ?

Setiap gelombang relatif lemah pada permulaan, tetapi menjadi kuat ketika mencapai bagian membran basilar yang mempunyai keseimbangan resonansi frekuensia alami terhadap masing-masing frekuensi suara. Pada titik ini, membran basilar dapat bergetar ke belakang dan ke depan dengan mudahnya sehingga energi dalam gelombang dihamburkan. Akibatnya, gelombang akan berhenti pada titik ini dan gagal untuk berjalan di sepanjang jarak membran basilar yang tersisa. Jadi, gelombang suara frekuensi tinggi hanya berjalan dalam jarak yang singkat di membran basilar sebelum gelombang ini mencapai titik resonansinya dan menghilang. Gelombang suara frekuensi sedang berjalan sekitar setengah perjalanan dan kemudian menghilang; dan gelombang suara frekuensi sangat rendah menempuh seluruh jarak di sepanjang membran basilar.Gambaran lain dari gelombang berjalan adalah bahwa gelombang tersebut berjalan secara cepat di sepanjang bagian awal membran basilar, tetapi secara progresif melambat bila perjalanan makin jauh ke dalam koklea. Penyebab peristiwa ini adalah koefisien elastisitas yang tinggi dari serabut basilar yang dekat dengan fenestra ovalis dan koefisien secara progresif akan menurun bila semakin jauh dari membran. Transmisi gelombang awal yang cepat ini memungkinkan suara berfrekuensi tinggi berjalan cukup jauh ke dalam koklea untuk kemudian menyebar dan berpisah satu sama lain pada membran basilar. Tanpa penyebaran ini, semua gelombang frekuensi tinggi akan berkumpul menjadi satu di membran basilar dalam beberapa milimeter pertama atau lebih, dan frekuensinya tidak dapat dibedakan satu sama lain.

Sumber :Guyton,Arthur C dan John E. Hall.2007.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta:EGC