15
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER Kelompok 3 : Dona Puspita sari Fanny Nurlatifah Ilhami Muttaqin Karyati Afrina M.Ilham Romadhon Putri Intan Rani Meiliana Susanti Rizka Aulia Syarifah Zahratulhaj Karel Respati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2013/2014

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gjjhgh

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

SISTEM KARDIOVASKULER

Kelompok 3 :

Dona Puspita sari

Fanny Nurlatifah

Ilhami Muttaqin

Karyati Afrina

M.Ilham Romadhon

Putri Intan

Rani Meiliana Susanti

Rizka Aulia

Syarifah Zahratulhaj

Karel Respati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2013/2014

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

I. TES PENINGKATAN TEKANAN DARAH DENGAN PENDINGINAN

1.1. Latar Belakang

Laporan ini dibuat oleh mahasiswa/i Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas

Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta semester tiga yang

merupakan bagian dari salah satu untuk penilaian praktikum fisiologi pada mata kuliah

Sistem Kardiovaskuler. Tujuan praktikum ini untuk melatih kemampuan mahasiswa dalam

mengetahui tes peningkatan tekanan darah dengan pendinginan (Cold-pressor test) dan

percobaan naik turun bangku (Harvard Step Test) . Diharapkan mahasiwa mampu menguasai

teknik-teknik yang akan dilakukan.

1.2. Landasan Teori

Tekanan darah hampir selalu dinyatakan dalam mm air raksa (mmHg) karena

manometer air raksa telah dipakai sejak lama terus sebagai rujukan baku untuk pengukuran

tekanan. Sebenarnya, tekanan darah berarti daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap

satuan luas pembuluh. Bila seseorang mengatakan bahwa tekanan dalam pembuluh adalah

mmHg hal itu berarti bahwa daya yang dihasilkan cukup dari untuk mendorong kolom air

raksa melawan gravitasi sampai setinggi 50 mm. Bila tekanan adalah 100 mmHg kolom air

raksa akan didorong setinggi 100 mm. Kadang-kadang, tekanan dinyatakan dalam cm air

(cmH₂0). Tekanan sebesar 10 cmH₂0 berarti bahwa tekanan cukup untuk menaikan satu

kolom air melawan gravitasi setinggi 10 cm. satu mm tekanan air raksa sama dengan 1,36 cm

tekanan air karena berat jenis air raksa adalah 13,6 kali dari air dan 1 cm adalah 10 kali dari

1mm.

(Guyton.1987.Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit.Jakarta:EGC. Hal 173.)

Curah jantung untuk cardiac output adalah volume darah yang dipompakan oleh tiap-

tiap ventrikel per menit (bukan jumlah total darah yang dipompa oleh jantung). Selama setiap

periode waktu terntu, volume darah yang mengalir melalui sirkulasi paru ekuivalen dengan

volume yang mengalir melalui sirkulasi sistemik. Dengan demikian, curah jantung dari kedua

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

ventrikel dalam keadaan normal identik, walaupun apabila diperbandingkan denyut demi

denyut, dapat terjadi variasi minor. Dua factor penentu curah jantung adalah kecepatan

denyut jantung (denyut permenit) dan volume sekuncup (voule darah yang dipompa per

denyut)

(Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia.Jakarta:EGC.Hal 280)

1.3. Tujuan Penulisan

A. Tujuan Intruksional Umum

1. Melakukan tes peningkatan tekanan darah dengan pendinginan (Cold-pressor test).

2. Menilai hasil Cold-pressor test seseorang.

B. Tujuan Perilaku Khusus

1. Memberikan rangsang pendinginan pada tangan selama satu menit

2. Mengukur tekanan darah a.brakhialis selama perangsangan sub 1.1

3. Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah a.brakhialis.

4. Menggolongkan orang percobaan dalam golongan hiperreaktor atau hiporeaktor.

1.4. Metode Kerja

A. Alat yang Diperlukan

1. Sfigmomanometer dan Stetoskop.

2. Stopwatch.

3. Wadah berisi air + e

4. Termometer kimia

B. Cara Kerja

1. Suruh seorang percobaan (OP) berbaring terlentang dengan tenang selama 10 menit.

P-KV.5.1. Mengapa OP harus berbaring selama 10 Menit?

2. Selama menunggu, pasangkan manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas OP.

3. Setelah OP berbaring 10 menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 3 menit sampai

terdapat hasil yang sama (tekanan basal) 3 kali beruturut-turut (selisih hasil 3 kali

pengukuran ≤ 5 mmHg).

P-KV.5.2. Apakah kontraindikasi untuk melakukan cold-prosessor test?

4. Tanpa membuka manset suruhlah OP memasukan tangan kirinya ke dalam air es

(40C) sampai pergelangan tangan.

5. Pada detik ke 30 dan detik ke 0 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan

diastoliknya.

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

P-KV.5.3. Bagaimana caranya supaya saudara dapat mengukur tekanan

darah orang percobaan dengan cepat?

P-KV.5.4. Apa yang diharapkan terjadi pada tekanan darah orang percobaan

selama pendinginan, terangkan mekanismenya?

6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan.

Bila pada pendinginan tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan

diastolik lebih dari 15 mmHg dari tekanan basal, maka OP termasuk Hiperreaktor.

Bila kenaikan tekanan darah OP masih di bawah angka-angka tersebut di atas, maka

OP termasuk golongan hiporeaktor.

(Proc. Staff Meet. Mayo Clinic 7 : 322, 1932).

P-KV.5.5. Apa gunanya kita mengetahui bahwa seseorang termasuk golongan

hiperreaktor atau hiporeaktor?

7. Suruhlah OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan

sistolik dan diastolik tiap menit sampai kembali ke tekanan darah basal.

8. Bila anda mengalami kesulitan untuk mengukur tekanan darah OP pada detik ke 30

dan 60 pendinginan, pengukuran dapat dilakukan dengan cara berikut :

Ukur tekanan darah sistolik OP saja pada detik ke 30 dan 60 pendinginan. Suruhlah

OP segera mengeluarkan tangan kirinya dari es dan tetapkanlah tekanan sistolik dan

diastoliknya tiap menit sampai kembali ke tekanan darah basal. Setelah tekanan darah

OP kembali ketekanan darah basal, suruhlah OP kembali memasukkan tangan kirinya

kedalam air es lagi, dan kali ini ukurlah tekanan darah diastolik OP saja pada detik ke

30 dan 60 pendinginan.

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

II. TES KESANGGUPAN KARDIOVASKULER : THE YMCA THREE-MINUTE

STEP TEST

2.1 Tujuan

1. Melaksanakan tes kesanggupan kardiovaskuler

2. Menilai kesanggupan kardiovaskuler seseorang

2.2 Alat yang diperlukan

1. Bangku setinggi 12 inchi

2. Metronom (frekuensi 96x/menit)

3. Stopwatch

2.3 Tata kerja

1. Lakukan tes kesanggupan kardiovaskuler ini minimal pada 3 OP

P-YMCA. 1. Apa yang harus dilakukan oleh OP sebelum tes ini untuk

mempersiapkan diri

2. Suruh OP berdiri menghadap bangku yang sesuai sambil mendengarkan

detakan metronom dengan frekuensi 96x/menit.

3. Suruh OP menempatkan salah satu kakinya di bangku, tepat pada waktu

detakan metronom.

4. Pada detakan berikutnya ( dianggap sebagai detakan kedua ), kaki lainnya di

naikkan ke bangku sehingga OP berdiri tegak di atas bangku.

5. Pada detakan ke-3, kaki yang pertama kali naik di turunkan

6. Pada detakan ke-4, kaki yang masih di atas bangku di turunkan pula sehingga

OP berdiri tegak di depan bangku.

7. Siklus tersebut di ulang terus menerus selama 3 menit

8. Segera setelah itu, OP di suruh duduk, dan dalam waktu kurang dari 5 detik

langsung hitung dan catat frekuensi denyut nadi selama 1 menit, dan catat

hasilnya.

9. Tentukan indeks kesanggupan kardiovaskuler OP dengan memasukkan

frekuensi denyut nadi OP selama 1 menit setelah tes ke tabel YMCA-2. Di

bawah

P-YMCA 2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil tes ?

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. HASIL PERCOBAAN

TES PENINGGIAN TEKANAN DARAH DENGAN PENDINGINAN ( COLD-

PROSESSOR TEST )

- Suruh seorang percobaan (OP) berbaring terlentang dengan tenang selama 10

menit. Lalu ukur tekanan darahnya :

Tekanan Darah Waktu pengukuran Hasil (mmHg)

1 Setelah istirahat 10 menit 110/70

2 3 menit setelah pengukuran TD 1 110/70

3 3 menit setelah pengukuran TD 2 110/70

- Lalu tanpa melepas manset, suruhlah orang percobaan memasukkan

tangannya kedalam air+es, kemudian hitung kembali tekanan darahnya :

Tekanan Darah Waktu pengukuran Hasil (mmHg)

1 Setelah detik ke 30 120/75

2 Setelah detik ke 60 130/80

- Lalu hitung tekanan darahnya sampai mencapai tekanan basal setiap 2 menit,

dengan hasil :

1. menit pertama : 120/75 mmHg

2. menit kedua : 110/70 mmHg

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

TES KESANGGUPAN KARDIOVASKULER : THE YMCA THREE MINUTE STEP

TEST

Tabel YMCA-1. Frekuensi denyut nadi OP selama 1 menit setelah tes (kali/menit)

untuk wanita

Usia (tahun) 18-25 26-35 36-45 46-55 56-65 >65

Excellent 72-83 72-86 74-87 76-93 74-92 73-89

Good 88-97 91-97 93-101 96-102 97-103 93-100

Above average 100-106 103-110 104-109 106-113 106-111 104-114

Average 110-116 112-118 111-117 117-120 113-117 117-121

Below average 118-124 121-127 120-127 121-126 119-127 123-27

Poor 128-137 129-135 130-138 127-133 129-136 129-134

Very poor 141-155 141-154 143-152 138-152 142-151 135-151

Tabel YMCA-2. Frekuensi denyut nadi OP selama 1 menit setelah tes (kali/menit)

untuk pria

Usia (tahun) 18-25 26-35 36-45 46-55 56-65 >65

Excellent 70-78 73-79 72-81 78-84 72-82 72-86

Good 82-88 83-88 86-94 89-96 89-97 89-95

Above average 91-97 91-97 98-102 99-103 98-101 97-102

Average 101-104 101-106 105-111 109-115 105-111 104-113

Below average 107-114 109-116 113-118 118-121 113-118 114-119

Poor 118-126 119-126 120-128 124-130 122-128 122-128

Very poor 131-164 130-164 132-168 135-158 131-150 133-152

HASIL

NAMA OP JENIS KELAMIN WAKTU HASIL

Ilham romadhon Laki-laki 114 Below average

Ilhami muttaqin Laki-laki 119 Poor

Rizka aulia Perempuan 122 Below average

Putri Intan Perempuan 112 Average

Syarifah Perempuan 130 Poor

Karel respati Laki-laki 150 Very poor

Karyati Perempuan 141 Very poor

2.2. PEMBAHASAN PERTANYAAN

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

TES PENINGGIAN TEKANAN DARAH DENGAN PENDINGINAN ( COLD-

PROSESSOR TEST )

1. Mengapa OP harus berbaring selama 10 menit?

Jawab :

OP dibiarkan berbaring selama kurang lebih 10 menit bertujuan agar OP berada

pada dan tekanan darah yang didapat murni pada saat sedang beristirahat.

2. Apakah kontraindikasi untuk melakukan Cold-pressor test?

Jawab:

Sebelum dilakukan Cold-pressor test, OP harus benar-benar diperiksa tidak

memiliki riwayat hipertensi. Karena dapat berakibat fatal. Apabila OP memiliki

tekanan darah yang tinggi akan ditambah lagi tekanannya, maka akan terjadi

ketidakseimbangan. Dapat diakibatkan karena pembuluh darah yang mengalami

vasokonstriksi dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada jantung. Sehingga

apabila tekanan terlalu kuat dapat menyebabkan kontraksi cepat pada jantung

untuk mengkompensasi keadaan tersebut.

3. Bagaimana caranya supaya saudara dapat mengukur tekanan darah OP dengan

cepat?

Jawab:

Pada saat pengukuran, hendaknya sebelum detik ke 30 dan detik ke 60, OP sudah

dipasang manset dan pemeriksa sudah bersiap dengan memompakan sedikit.

Sehingga pada saat detik ke 30 dan detik ke 60 dapat dilakukan pengukuran secara

cepat.

4. Apa yang diharapkan terjadi pada tekanan darah OP selama pendinginan,

terangkan mekanismenya?

Jawab:

Yang diharapkan terjadi tekanan darah OP selama pendinginan, yaitu adanya

peningkatan tekanan darah. Karena pada saat terkena suhu dingin terjadi

vasokostriksi pada kulit, sehingga jantung harus meningkatkan pompa darah agar

bisa dialirkan ke jaringan.

5. Apa gunanya kita mengetahui bahwa seseorang termasuk golongan hiperreaktor

atau hiporeaktor ?

Jawaban :

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI

Untuk mengetahui bahwa golongan hiperreaktor lebih besar kemungkinannya

mengalami hipertensi di masa yang akan datang dari pada golongan hiporeaktor.

TES KESANGGUPAN KARDIOVASKULER : THE YMCA THREE-MINUTE

STEP TEST

1. Apa yang harus di lakukan oleh OP sebelum tes ini untuk mempersiapkan

diri ?

Jawab : Sebelum melakukan tes OP harus istirahat cukup terlebih dahulu, dan

tidak melakukan aktifitas apapun sebelum melakukan tes kesanggupan

kardiovaskuler untuk mengetahui hasil yang lebih valid

2. Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi hasil tes ?

Jawab : Hasil tes dapat di pengaruhi oleh hasil lain seperti emosi, kelelahan,

olahraga sebelum tes, istirahat, frekuensi denyut nadi maksimal yang

berbeda dari rata-rat populasi, dan kesalahan penghitungan

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI