30
SEL TUMBUHAN LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN Oleh : Nacevi Maulana 208 203 946 Lukita Octavia 208 203 935 Hanifah Nugraha 208 203 915 Ira Qurratulaini H 208 203 921 Nurkomalasari 208 203 953 Istiqomah 208 203 926 FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI/IV/B

Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

SEL TUMBUHANLAPORAN

PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN

Oleh :

Nacevi Maulana 208 203 946

Lukita Octavia 208 203 935

Hanifah Nugraha 208 203 915

Ira Qurratulaini H 208 203 921

Nurkomalasari 208 203 953

Istiqomah 208 203 926

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI/IV/B

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2010

Page 2: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

Nama

1. Nacevi Maulana 208 203 946

2. Lukita Octavia L 208 203 935

3. Hanifah Nugraha 208 203 915

4. Ira Qurratulaini H 208 208 921

5. Nurkomalasari 208 203 953

6. Istiqomah 208 203 926

Tgl praktikum : 09 maret 2010

Judul : Sel Tumbuhan

Tujuan:

1. Mengidentifikasi pigmen dan sel tumbuhan

2. Membedakan zat-zat ergastik dalam sel tumbuhan

3. Mencari butiran pati pada sel

4. Aliran sitoplasma

Dasar Teori

SEL

Sel adalah unit terkecil dasar suatu organisme. Pada organisme multisel, sel tidak

semata-mata mengelompok, tetapi dihubungkan dan dikoordinasikan dalam satu keseluruhan

yang harmonis.

A. Sejarah Sel

Sel berasal dari istilah cellula yang pertama kali digunakan oleh Robert Hooke pada tahun

1665. Hooke memberikan istilah ini untuk ruang kecil yang dibatasi oleh dinding yang

dilihatnya pada sel gabus.

Senyawa dalam sel yaitu protoplasma, ditemukan beberapa saat sesudahnya. Pada tahun

1880, Hanstein menggunakan istilah protoplas untuk menyebut unit protoplasma yang

terdapatdi dalam sel. Pada tahun 1831, Robert Brown menemukan inti di dalam sel epidermis

tumbuhan anggrek. Pada tahun 1846, Hugo von Mohl membedakan antara protoplasma

dalam cairan sel. Pada tahun 1862, Kolliker memperkenalkan istilah cytoplasma.

B. Struktur Sel

Berdasarkan organisasi internalnya, sel dapat dibedakan menjadi prokariot dan eukariot.

Disebut prokariot jika inti selnya tidak dibatasi selaput (tidak mempunyai membran inti),

disebut eukariot jika sudah mempunyai membran inti (selaput inti).

Page 3: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

Komponen utama dalam sel tumbuhan adalah dinding sel, sitoplasma dan inti. Di dalam

sitoplasma terdapat retikilum endoplasma, badan golgi, mitokondria, plastida, badan mikro,

ribosom, sperosom, mikrotubula, vakuola dan benda ergastis.

1. Dinding Sel

Adanya dinding pada sel tumbuhan merupakan ciri penting yang membedakannya

dengan sel hewan. Dinding sel ditemukan pada abad ke-17 sebelum ditemukan protoplas.

Jaringan tepi dinding sel berisi bahan yang melindungi sel dibawahnya dari kekeringan.

Dinding sel berfungsi sebagai penyokong mekanis organ tumbuhan, khususnya pada dinding

tebal. Dinding sel mempengaruhi metabolisme penting jaringan tumbuhan, seperti

penyerapan, transpirasi, translokasi, dan sekresi.

Bahan utama dinding sel adalah selulosa, yaitu polisakarida dengan formula empiris

(C6H10O5)n. Molekul ini merupakan rantai glukosa yang panjangnya mencapai 4mm.

2. Sitoplasma

Sitoplasma merupakan bagian dari protoplas. Secara fisik, sitoplasma merupakan

senyawa yang liat, dan agak bening jika terkena sinar yang dapat dilihat. Secara kimia,

struktur sitoplasma sangat rumit dan komponen utamanya terdiri atas 85-90% air. Aliran

sitoplasma sering kali dapat dilihat dengan mikroskop cahaya pada sel hidup.

Antara sitoplasma dan dinding sel di batasi oleh suatu unit selaput yang disebut plasmalema.

a. Nukleus (inti sel)

Di dalam nukleus terdapat:

- Nukleolus (anak inti) yang berfungsi mensintesis berbagai macam molekul RNA yang

digunakan dalam perakitan ribosom.

- Nukleoplasma (cairan inti), merupakan zat yang tersusun dari protein

- Butiran kromatin terdapat di nukleoplasma, tampak jelas jika sel tidak membelah,

sedangkan pada saat sel membelah butir seperti benang disebut kromosom.

b. Retikulum Endoplasma

RE merupakan labirin membran didalam sitoplasma yang saling berhubungan. Labirin

berrongga berfungsi untuk membantu gerakan substansi dari satu bagian sel ke bagian

lainnya.

Terdapat dua daerah RE yang struktur dan fungsinya berbeda jelas, sekalipun

tersambung: RE halus dan RE kasar. RE halus tidak ditempeli ribosom sehingga

permukaanya halus. RE halus memiliki enzim-enzim pada permukaannya. RE kasar

kebalikannya.

Page 4: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

Fungsi RE halus : Dalam proses metabolism, termasuk sintesis lipid, metabolism

karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun.

c. Badan golgi

Badan Golgi (disebut juga aparatus Golgi, kompleks Golgi atau diktiosom) adalah

organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan

menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik

dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.

Setiap sel hewan memiliki 10 hingga 20 badan Golgi, sedangkan sel tumbuhan memiliki

hingga ratusan badan Golgi. Badan Golgi pada tumbuhan biasanya disebut diktiosom.

Fungsi badan golgi :

1. Membentuk kantung (vesikula) untuk sekresi. Terjadi terutama pada sel-sel kelenjar

kantung kecil tersebut, berisi enzim dan bahan-bahan lain.

2. Membentuk membran plasma. Kantung atau membran golgi sama seperti membran

plasma. Kantung yang dilepaskan dapat menjadi bagian dari membrane plasma.

3. Membentuk dinding sel tumbuhan

4. Fungsi lain ialah dapat membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk

memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.

5. Tempat untuk memodifikasi protein

6. Untuk menyortir dan memaket molekul-molekul untuk sekresi sel

7. Untuk membentuk lisosom pada hewan.

d. Mitokondria

Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung.

Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau

tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan demikian, mitokondria adalah

"pembangkit tenaga" bagi sel.

e. Plastida

Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan. ada tiga

macam plastida, yaitu :

- leukoplast : plastida yang berbentuk amilum(tepung)

- kloroplast : plastida yang umumnya berwarna hijau. terdiri dari : klorofil a dan b

(untuk fotosintesis), xantofil, dan karoten

-kromoplast : plastid yang mengandung karoten.

f. Badan Mikro

Page 5: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

Badan mikro mempunyai diameter 0,5-1,5 µm, dan terdapat di sitoplasma berbagai

jaringan. Badan mikro dibatasi oleh suatu selaput tunggal dengan matriks berbutir dab

serabut.di dalamnya terdapat berbagai enzim sesuai tipe maupun tempat sel atau jaringan

tersebut. Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat badan mikro yang di sebut peroksisom.

g. Ribosom

Ribosom terdiri dari nucleoprotein yang tersusun atas rRNA dan protein, ribosom

berfungsi sebagai sintetis protein di bawah control DNA yang ada dalam nukleus

h. Sferosom

Sferosom merupakan badan lemak yang bulat dan tampak gelap setelah difiksasi dengan

osmium tetroksida.

i. Mikrotubula

Mikrotubula berbentuk lurus, memanjang, kosong, dan tersusun atas subunit protein

membulat (globular). Mikrotubula terdapat di bagian tepi sitoplasma, dekat dengan dinding

sel yang masih tumbuh dan tipis, dalam mitosis dan meiosis, dan dalam fragmoplas yang

terdapat di dalam sel anak pada waktu telofase. Bagian dari sitoplasma yang mempunyai

banyak persamaan dengan mikrotubula adalah plasmalema dan mikroserabut selulosa dalam

dinding sel.

j. Vakuola

Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa

Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola ditemukan

pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan bakteri, kecuali pada

hewan uniseluler tingkat rendah.

fungsi vakuola adalah :

1. memelihara tekanan osmotik sel

2. penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll

3. mengadakan sirkulasi zat dalam sel

Senyawa Ergastis

Senyawa ergastis ialah bahan cadangan yang dihasilkan dari sisa sel, misalnya

tepung protein, minyak, lemak, dan lilin, kristal, dan badan silika, serta tanin.

Page 6: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

Pati Solanum tuberosum

PIGMEN

Pigmen merupakan molekul khusus yang dapat memunculkan warna. Pigmen mampu

menyerap cahaya matahari dengan menyerap dan memantulkannya pada panjang gelombang

tertentu. Molekul pigmen yang berbeda akan memantulkan warna tertentu pada panjang

gelombang tertentu sehingga menyebabkan reaksi kimia yang berbeda.

Beberapa pigmen yang umumnya terdapat pada suatu tanaman dibagi menjadi tiga

kelompok, antara lain klorofil, anthosianin, dan karotenoid yang terdiri dari karoten dan

xanthophyl.

Hubungan antara pigmen tumbuhan dan fotosintesis diawali dengan penangkapan

foton oleh pigmen senagai antena. Dalam hal ini pigmen klorofil menyerap lebih banyak

cahaya terlihat pada warna biru (400-450 nm) dan merah(650-700 nm) dibandingkan hijau

(500-600 nm). Namun demikian klorofil dan pigmen lainnya lebih efektif dalam menyerap

energi sinar merah dibandingkan sinar biru. Padahal energi yang dikandung sinar biru dan

sinar merah sama-sama efektif dalam mempengaruhi proses fotosintesis. Hal ini dikarenakan

setelah eksitasi dengan foton biru, elektron dalam klorofil selalu hancur dengan sangat cepat

dengan cara melepaskan bahan. Selain itu sinar biru lebih banyak ditangkap oleh pigmen

karotenoid dan flavonoid/anthosianin. Pigmen-pigmen ini merupakan pigmen pelengkap

fotosintesis karena radiasi yang diserapnya akan ditransfer ke klorofil sebelum digunakan

dalam proses fotosintesis. Pada prosesnya klorofil b berfungsi sebagai antena fotosintetik

yang mengumpulkan cahaya untuk kemudian ditransfer ke pusat reaksi. Pusat reksi tersusun

dari klorofil a. energi cahaya akan diubah menjadi energi kimia di pusat reaksi yang

kemudian dapat digunakan untuk proses reduksi dalam fotosintesis. Peningkatan kandungan

Page 7: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

klorofil b yang pada kondisi ternaungi berkaitan dengan peningkatan protein klorofil

sehingga akan meningkatkan efisiensi fungsi antenna.

Alat dan Bahan

Alat Bahan

Mikroskop Wortel

Cover Glass Kentang

Object Glass Rhoeo discolor

Silet Aquades

Cara Kerja

1. Wortel (daucus carota)

Ambil wotel

Buat sayatan melintang tipis

Simpan sayatan wotel pada object glass

Beri aquades

Tutup dengan cover glass

Amati dengan mikroskop

Gambar

Page 8: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

Beri keterangan

2. Kentang (Solanum tuberrosum)

Ambil kentang

Buat kerokan pada kentang

Simpan pada object glass

Beri aquades

Tutup dengan cover glass

Amati dengan mikroskop

Gambar

Beri keterangan

3. Rhoeo discolor

Ambil rhoeo discolor

Buat sayatan tipis pada daun bagian bawah

Page 9: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

Simpan sayatan pada object glass

Beri aquades

Tutup dengan cover glass

Amati dengan mikroskop

Gambar

Beri keterangan

Hasil Pengamatan

Wortel

Foto Kamera

Gambar literaratur

Page 10: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

Pigmen karoten adalah pigmen warna orange yang terdapat pada wortel dan

bentuknya seperti jarum. Biasanya ditemukan di dalam plastid serta vakuola.

Tepatnya merupakan plastid tipe kromoplas, atau plasmid berpigmen selain hijau.

Pigmen ini akan tampak bila hanya terdapat atau tidak ada klorofil sama sekali.

Kentang

Foto Kamera

Gambar literatur

1. hilus

2. lamella

3. amilum

Deskripsi :

Butir-butir pati dibentuk pertama kali didalam kloroplas. Butir pati terdiri atas lapisan-lapisan

yang mengelilingi suatu titik yang disebut hilum. Lamela merupakan pelapisan pada butir

pati yang tersusun dari 2 bagian yaitu selulosa dan lignin. Pelapisan pada butir pati terlihat

Page 11: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

sebagai akibat kepekatan molekul-molekul yang lebih banyak pada saat permulaan

terbentuknya setiap lapisan dan sedikit demi sedikit kepekatan berkurang pada lapisan terluar

karena kelebihan air.

Hilus pada umbi kentang terletak di tepi butiran atau dipinggir sehingga disebut tipe

tepung eksentris.Lamelanya berbentuk mengerucut yang berpusat pada hilus.

Pada kentang tergolong monoadelph dan ada juga yang diadelph karena memiliki 1 hilus

namun ada juga 2 hilus yang masing-masing dikelilingi lamelanya.

Amilum pada umbi kentang berfungsi sebagai cadangan makanan.

Rhoeo Discolor

Foto Kamera

Gambar literatur

Keterangan gambar :

1. dinding sel

2. stomata

3. pigmen ungu

Deskripsi :

1. Dinding sel

Page 12: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

Senyawa yang ada didalanya selulosa dan senyawa lain hemiselulosa, pectin,

protein, serta zat seperti lignin (zat kayu) dan saberin (zat gabus).

2. Stomata

Biasanya ditemukan pada bagian yang berhubungan dengan udara terutama di

daun, batang biasa dan rhizome. Pada daun yang berfotosintesis, stomata

ditemukan dikedua permukaan daun. Berfungsi untuk jalan keluar masuknya air

dan udara pada proses respirasi atau transpirasi.

3. Pigmen Ungu (anthosianin)

Pigmen anthosianin ditemukan di epidermis, sedang sel bagian tidak mengandung

anthosianin warna Rhoeo discolor tergantung pada PH jingga, ungu / biru

(lingkungan netral atau basa).

Kloroplas + kromoplas dapat dijumpai bersama-sama dalam pigmen athosianin.

Adanya pigmen ungu tersebut menyebabkan warna hijau pada jaringan

dibawahnya tertutupi. Sehingga daunnya tidak berwarna hijau melainkan ungu.

Pembahasan

Pigmen. Pigmen karoten adalah pigmen warna oranye yang terdapat pada wortel.

Karoten merupakan pigmen warna yang terdapat pada wortel dan bentuknya ada yang berupa

jarum (terdapat pada plastida) dan ada juga yang berupa butiran (tersebar ada vakuola).

Pigmen ini akan tampak terdapat atau tidak ada klorofil sama sekali. Sitoplasma meliputi

ebagian protoplas, merupakan zat kental yang kurang lebih transparan dalam cahaya tampak.

Komponen utamanya adalah air 80-90%.(http://canbio.blogspot.com/2010/02/laporan-kumpulan-

praktikum-anatomi.html)

Kromoplas seringkali berasal dari kloroplas, namun dapat pula berasal dari sintesis

dan penempatan pigmen karotenoid seperti karotenoid pada wortel. Kristaloid karoten dalam

akar wortel dibentuk sewaktu struktur dalam plastida rusak dan tetap berhubungan dengan

selubung lipoprotein. (Estiti B. Hidayat,2004)

Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau yang terdapat pada kloroplas sel

tanaman. Sebagian besar klorofil terdistribusi dalam daun sehingga disebut zat hijau daun.

Tidak hanya pada daun, klorofil juga terdapat pada seluruh jaringan tanamn yang berwarna

hijau, misalnya pda batang, kar, buah, dan biji yang berwarna hijau dalam jumlah yang

terbatas. Klorofil juga merupakan molekul yang disebut fotoreseptor. Struktur dasar dari

molekul klorofil adalah adanya cincin porphyrin, koordinasi terhadap atom pusat. Hal ini

Page 13: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

sangat mirip dengan strktur kelompok heme yang ditemukan pada hemoglobin, kecuali heme

atom pusat adalah besi pada hemoglobin, pada klorofil adalah magnesium. Macam klorofil

yaitu klorofil a adan klorofil b. klorofil a berwarna hijau tua dengan rumus C55H72O5N4Mg,

jika sinar direfleksikan tampak merah darah. Klorofil b berwarba hijau muda dengan rumus

C55H72O6N4Mg, jika sinar direfleksikan tampak merah coklat. Klorofil a terdapat pada

semua tumbuhan autotrof. Koorofil b terdapat pada ganggang hijau chlorophyta dan

tumbuhan darat. Pada umumnya klorofil banyak meresap sinar merah dan nila, klorofil larut

dalam etanol atau alkohol, aseton, methanol, eter, bensol, kloroform, tetapi tidak sama dalam

air. Untuk memisahkan klorofil a dan klorofil b dan pigmen lain (karoten, xanthophyl)

dengan teknik kromatografi.

Pigmen selanjutnya adalah karotenoid yang terbagi menjadi dua, yaitu karoten dan

xanthophyl. Karoten merupakan pigmen yang menyebabkan warna jingga pada tanaman dan

berperan sebagai provitamin A. karoten juga dapat memberi warna kuning pada wortel.

Sedangkan xanthophyl umumnya berwarna kuning. Warna kuning ini ada pada daun yang

sudah tua. Anthosianin adalah pigmen yang terdapat di sel vakuola, yang merupakan

glikosida. Pada lingkungan asam, anthosianin berwarna merah. Berwarna biru pada

lingkungan basa dan berwarna ungu pada lingkungan netral. Jadi dapat dikatakan bahwa

anthosianin merupakan pigmen tumbuhan yang dapat berubah warna sesuai dengan kondisi

lingkungannya. Beberapa contoh warna pigmen anthosianin pada tanaman, di antaranya

memberi warna merah pada bunga cana dan bayam merah. Warna ungu pada daun coleus dan

talas ubi serta memberi warna bunga telang.

Zat Ergastik. Zat ergastik merupakan hasil metabolisme yang tak terpakai atau

cadangan makanan. Dewasa ini diduga bahwa banyak diantara zat ini memiliki kuntungan

selektif dalam mebuat tumbuhan menjadi pahit atau kurang enak dan dengan demikian tidak

dimakan oleh hewan. Selain itu, banyak kristal menghambat serangga untuk memakannya

atau bertelur diatasnya. Namun kebanyakan zat ergas yang dikenal dalam sayatan histologi

belum diketahui susunan atau kegunaannya. Zat ergastik berikut meliputi pati, zat ergastik

yang mengandung protein seperti Aleuron, badan lipid dan macam-macam kristal. (Estiti B.

Hidayat. 1995).

Aliran Sitoplasma. Sitoplasma terdiri dari oksigen, hidrogen dan nitrogen. Oksigen

berjumlah sekitar 62%, karbon 20%, hidrogen 10% dan nitrogen 3%. Sisanya yang 5% terdiri

atas sekitar 30 unsur; yang terpenting diantaranya adalah Ca, Fe, Mg, CL, P, K, dan S. Selain

Page 14: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

itu pada sel tertentu ditemukan Alkohol, Co dan Zn. Semua unsur tersebut terdapat dalam

bentuk ion atau melekat pada molekul karbon, Fosfor, misalnya terdapat dalam ATP

(Adenosin Trifosfat). Protein dalam sitoplasma terdapat dalam keadaan koloid. Protein

tersebar sebagai butiran yang amat halus, dan setiap butir terdiri dari beberapa molekul.

Umumnya protoplasma berbentuk lir-emulsi dengan protein tersebar dalam air. Banyak

partikel mampu mempertahankan air. Hal itu disebut hidrasi dan koloid yang menahan air

disebut terhidrasi, namun kadar hidrasinya bergantung pada macam-macam kondisi (Estiti B.

Hidayat, 1995).

Sitoplasma hidup bersifat bening dan transparan; indeks biar dan kemampuannya

menyerap cahaya tidak terlalu berbeda sehingga dalam keadaan hidup tak terlihat nyata.

Dalam arti luas, istilah sitoplasma dipakai sebagai zat protoplasma yang mengelilingin inti

dan organel lain. Istilah seperti sitoplasma dasar dan sitosol dipakai untuk bagian sitoplasma

di luar organel yang dibatasi membran (Estiti B. Hidayat, 1995).

Butiran Pati. Pigmen antosianin ditemukan diepidermis. Sedang sel bagian tidak

mengandung antosianin warna Rhoeo discolor tergantung pH jngga, ungu/ biru (lingkungan

netral/basa. Kloroplas + kromoplas dapat dijumpai bersama-sama dalam pigmen antosianin.

Adanya pigmen ungu tersebut menyebabkan warna hjau pada jaringan dibawahnya tertutupi,

sehingga)daunnya tidak berwarna hijaumelainkan ungu.

(http://canbio.blogspot.com/2010/02/laporan-kumpulan-praktikum-anatomi.html)

Pati. Pati merupakan senyawa polisakarida yang terdiri dari monosakarida yang

berikatan melalui ikatan oksigen. Pati merupakan zat tepung dari karbohidrat dengan suatu

polimer senyawa gluosa yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu amilosa dan

amilopektin. Pati dihasilkan dari proses fotosintesis tanaman yang dibentuk didalam daun

(plastid) dan amiloplas seperti umbi, akar, atau biji merupakan komponen terbesar pada

sinkong, beras, sagu, jagung, kentang, talas dan umbi jalar. (http:

//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html)

Butir-butir pati dibentuk pertama kali didalam kloroplas. Butir pati terdiri atas

lapisan-lapisan yang mengelilingi suatu titik yang disebut hilum (hillus). Lamela merupakan

pelapisan pada butir pati yang tersusundari dua bagian yaitu selulosa dan lignin. Pelapisan

pada butir pati terlihat sebagai akibat kepekatan molekul-molekul yang lebih banyak pada

saat permulaan terbentuknya setiap lapisan dan sedikit demi sedikit kepekatan berkurang

pada lapisan terluar karena kelebihan air. (http://canbio.blogspot.com/2010/02/laporan-kumpulan-

praktikum-anatomi.html

Page 15: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa yang terdiri dari amilosa

dan amilopektin dengan perbandingan 1:3 (besarnya perbandingan amilosa dan amiloektin ini

berbeda-beda tergantung jenis patinya). (1,4)-D-glikosidik,Amilosa memiliki struktur lurus

dengan ikatan lebih mudah larut dalam air karena banyak mengandung gugus hidroksil.

Kumpulan amilosa dalam air sulit membentuk gel sehingga kurang kental dibandingkan

amilopektin serta lebih mudah membentuk senyawa komplek dengan asam lemak dan

molekul organik. Derajat Polimerisasi dari amilosa berkisar antara 500-6000 unit glukosa .

Amilopektin (1,6) dengan struktur yang bercabang,(1,4) dan memiliki ikatan memiliki

sifat mudah mengembang dan membentuk koloid dalam air. DP amilopektin berkisar antara

105 sampai 3x106 unit glukosa. DP amilosa dan amilopektin ini dipengaruhi oleh jenis-jenis

pati (http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

Selain amilosa dan amilopektin, di dalam pati juga ditemukan komponen lain dalam

jumlah yang sedikit, yaitu lipid (sekitar 1%), protein, fosfor dan mineral-mineral. Bagian

lipid ada yang berikatan dengan amilosa dan ada yang bebas.

Bentuk dan ukuran ganula pati berbeda-beda tergantung dari sumber tanamannya. Granula

pati beras memiliki ukuran yang kecil (3-8 µm), berbentuk poligonal dan cenderung terjadi

agregasi atau bergumpal-gumpal. Granula pati jagung agak lebih besar (sekitar 15 µm),

berbentuk bulat ke arah poligonal. Granula tapioka berukuran lebih besar (sekitar 20 µm),

berbentuk agak bulat dan pada salah satu bagian ujunnya berbentuk kerucut. Granula pati

gandum cenderung berkelompok dengan berbagai ukuran. Ukuran normalnya adalah 18 µm,

granula yang lebih besar berukuran rata-rata 24 µm dan granula yang lebih kecil berukuran 7-

8 µm. Bentuk granula pati gandum adalah bulat sampai lonjong. Pati kentang berbentuk oval

dan sangat besar, berukuran rata-rata 30-50 µm (http:

//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

Salah satu sifat pati adalah tidak larut dalam air dingin, karena molekulnya berantai

lurus atau bercabang tidak berpasangan, sehingga membentuk jaringan yang mempersatukan

granula pati. Selain itu, kesulitan dalam penggunaan pati adalah selain pemasakannya

memakan waktu yang cukup lama, pasta yang terbentuk juga cukup keras. Selain itu

terjadinya proses retrogradasi dan sineresis pada pati alami sering tidak dikehendaki.

Retrogradasi merupakan proses kristalisasi kembali dan pembentukan matrik pati yang telah

mengalami gelatinisasi akibat pengaruh suhu (http:

//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu dilakukan modifikasi pati sehingga

diperoleh sifat-sifat yang cocok untuk aplikasi tertentu. Modifikasi pati merupakan salah satu

Page 16: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

upaya untuk mengubah sifat kimia dan atau fisik dari pati alami. Modifikasi pati dapat

dilakukan dengan cara pemotongan struktur molekul, penyusunan kembali struktur molekul,

oksidasi atau dengan cara melakukan substitusi gugus kimia pada molekul pati. Terdapat

beberapa metode modifikasi antara lain modifikasi kimia, fisika maupun dengan hidrolisis

(http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

Modifikasi pati dengan cara hidrolisis dapat dilakukan dengan menggunakan asam

dan enzim. Hidrolisis pati dengan enzim dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu likuefaksi,

sakarifikasi dan isomerisasi. Langkah yang pertama adalah likuefaksi 30-40% suspensi

padatan untuk menghasilkan -amilase. Setelah likuefaksimaltodekstrin dengan

menggunakan enzim dilakukan sakarifikasi menggunakan enzim glukoamilase atau

pullulanase untuk menghasilkan sirup glukosa atau sirup maltosa. Hasil sakarifikasi

dilakukan isomerisasi dengan enzim glukosa isomerase untuk menghasilkan sirup fruktosa

(http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

Hidrolisis dengan enzim dapat menghasilkan beberapa produk hidrolisat pati dengan

sifat-sifat tertentu yang didasarkan pada nilai DE (ekuivalen dekstrosa). Nilai DE 100 adalah

murni dekstrosa sedangkan nilai DE 0 adalah pati alami. Hidrolisat dengan nilai DE 50

adalah maltosa, nilai DE di bawah 20 adalah maltodekstrin, sedangkan hidrolisat dengan DE

berkisar antara 20-100 adalah sirup glukosa (http:

//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

Modifikasi pati secara kimia dapat dilakukan dengan 3 metode yaitu substitusi, cross

linking dan gabungan antara substitusi dengan cross linking.

Metode substitusi menghasilkan pati tersubstitusi. Pati ini dibuat dari pati dalam bentuk

granula dan substitusi tingkat rendah akan menginterupsi secara linier, mencegah retrogadasi,

meningkatkan water binding capacity (kapasitas mengikat air), menurunkan suhu gelatinisasi

dan mengubah kejernihan pasta (http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

Terdapat dua kelompok dalam pati tersubstitusi, yang didasarkan pada senyawa yang

mensubstitusinya yaitu pati ester (pati asetat, pati phospat dan pati suksinat) dan pati ether

yang meliputi carboxy methyl starch dan hydroxyl propyl starch (http:

//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

Pati asetat merupakan hasil asetilasi pati dimana granula pati diesterkan dengan grup

asetat dengan mensubstitusi gugus hidroksil pati. Proses asetilasi dapat meningkatkan

kestabilan pasta dan kejernihan, serta dapat mencegah retrogadasi. Tingkat asetilasi juga

dapat dibatasi hingga dapat memperbaiki sifat-sifat yang diperlukan. Pati asetat banyak

Page 17: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

diapliksikan pada persiapan produk-produk beku seperti es krim, cheese cake dan produk

lainnya (http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

Pati phospat memiliki dua kelompok, yang pertama termasuk dalam pati tersubstitusi

dan yang kedua termasuk dalam cross linked starch. Dalam kelompok pati tersubstitusi, pati

phosphat memiliki fungsi yang hampir sama dengan pati asetat, dimana grup phosphat

berfungsi untuk mencegah retrogadasi. Adapun pati phosphat dalam kelompok cross linked

starch dapat digunakan untuk menstabilkan viskositas (http:

//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

Modifikasi dengan metode suksinilasi merupakan proses suksinilasi pati dengan asam

suksinat atau alkenil suksinat. Pati termodifikasi dengan metode ini dapat mencegah

retrogradasi, meningkatkan sifat hidrofobik pati serta dapat membantu pembentukan emulsi.

Kelompok pati tersubstitusi dalam kelompok ether, secara umum dikelompokkan sebagai

berikut:

• Anionik (Carboxy methyl starches)

• Kationik (Quaternery ammonium)

• Non ionik (Hydroxy alkyl starches)

Pati ether memiliki kejernihan yang lebih baik, lebih resisten terhadap retrogadasi dan

memiliki viskositas yang lebih tinggi. Pati ether jenis Carboxy methyl dan Hydroxy prophyl

lebih disukai karena memiliki sifat-sifat fungsional yang lebih baik dibandingkan kelompok

pati ester (starch acetate and monostarch phosphates). Pati Hydroxy prophyl hampir sama

dengan pati asetat hanya saja grup pensubstitusinya lebih besar dan grup Hydroxy prophyl

tersebut berfungsi untuk mencegah retrogradasi (http:

//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

Metode Cross Linking dapat dilakukan dengan berbagai tingkat. Dengan metode ini

dapat mengurangi elastisitas pati alami, dan pati yang dihasilkan lebih toleran terhadap

adukan yang tinggi dalam pemrosesan. Pati yang dihasilkan juga lebih tahan terhadap panas

dan tidak mudah dipengaruhi oleh adanya asam atau gula (http:

//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

Modifikasi pati secara fisik yang umum digunakan adalah pragelatinisasi. Pati

pragelatinisasi dibuat dengan cara memasak pati di atas suhu gelatinisasinya dan

mengeringkannya dengan cara menggiling lewat rol-rol yang dipanaskan. Pati pragelatinisasi

ini jika terkena air maka akan larut dengan mudah tanpa memasaknya kembali (http:

//eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

Page 18: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

Pati pragelatinisasi telah banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri dimana

fasilitas pemasakan tidak tersedia atau kelarutan yang cepat sangat diharapkan. Industri kertas

memanfaatkan pati ini dalam campuran pulp agar kertas yang dihasilkan lebih kuat. Pati

pragelatinisasi juga digunakan dalam pembuatan makanan instan seperti puding dan

dimanfaatkan juga dalam pengeboran minyak sebagai kontrol terhadap viskositas lumpur

pengeboran (http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

Dunia industri makanan sudah mulai melirik penggunaan pati termodifikasi ini

sebagai bahan penolong bagi produk makanan tertentu Pati termodifikasi berfungsi sebagai

bahan pengisi, pengental, pengemulsi dan pemantap bagi makanan. Dengan penambahan pati

termodifikasi produk makanan akan mempunyai keunggulan kualitas baik dari penampakan

secara fisik, rasa, konsistensi, warna, zat gizi atau pun proses pengolahan yang lebih mudah

dan cepat. Adapun industri makanan yang memanfaatkan pati pragelatinisasi adalah dalam

pembuatan pie sebgai bahan pengisi, campuran saus, bahan pelapis, persiapan bumbu masak

dan dalam pembuatan roti (http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html).

Kesimpulan

Pertanyaan

1. Ada berapa bentuk kromoplas dalam korteks wortel? Nyatakan dalam gambar anda!

2. Terdapat pada bagian sel yang mana kromoplas tersebut (dinding, sitoplasma, atau

vakuola)? Bagaimana anda dapat mengetahuinya?

3. Apa saja yang terlihat pada kerokan bagian dalam umbi kentang?

4. Bagaimana membedakan butir tunggal, butir majemuk, dan butir sederhana?

5. Jelaskan hasil pengamatan anda tentang lapisan-lapisan butir amilum apabila

pengarah halus diubah-ubah?

6. Bagaimana pembentukan butir majemuk dibandingkan dengan butir sederhana?

7. Apakah yang dapat anda simpulkan dari seluruh hasil pengamatan anda tentang sel

tumbuhan dan bagian-bagiannya? Apakah kekhasan sel tumbuhan yang anda

temukan?.

Jawaban petanyaan

1. Bentuk kromoplas dalam sel korteks wortel ada 2, yaitu: bentuk persegi, jarum, dll.

Dan tidak semua pewarnaan kuning / merah jingga disebabkan oleh plastida, macam

kromoplas mungkin saja oleh larutan zat warna lain.

Page 19: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

2. Kromoplas terdapat menyebar pada sitoplasma cara mengetahuinya dengan cara

mengamati debngan menggunakan mikroskop.

3. Pada kerokan bagian dalam umbi kentang terdapat butiran-butiran seperti air. Butir

pati, garis spiral pad butir pati.

4. Pada kentang yang diamati hanya trelihat butir tunggal saja sebab butiran tersebut

terpisah satu sama lain dengan cara membedakannya butir tunggal hanya terdapat 1

hilium yang dikelilingi oleh lamela. Butir majemuk terdapat lebih dari 1hilium dan

masing-masing di kelilingi lamela ,tetapi tidak dikelilingi lamela bersama. Butir

sederhana hampir sama dengan butir tunggal memilikim1 hilium.

5. Jika pengarah halus diubah-ubah maka lapisan-lapisan butir amilum akan terlihat

lebih jelas dan terfokuskan serta kandungankarotenoid terlihat jelas warna yang

terdapat dalam kerokan wortel yang diamati.

6. Pembentukan butir tepung pertama kali dibentuk dalam kloroplas butir majemuk/

poliadeif adalah butir amilum yang mempunyai lebih dari 1 hilium. Masing-masing

dikelilingi oleh lamela bersama, sedangkan butir sederhana hanya mempunyai 1

hilium. Proses pembentukannya yaitu karena adanya pemadatan molekul dan

perbedaan kadar air pada awalpertumbuhan tiap lapisan.

7. Dari pernyataan yang kita ketahui bahwa sel tumbuhan itu terdapat bagian-bagiannya

seperti sitoplasma, inti sel, dan butir-butir plastida. Sehingga kita tau bahwa pada sel

tumbuhan dapat dilihat dari warna/pigmen serta bentuk-bentuk sel itu sendiri dan

dapat mengetahui zat ergastik untuk benda-benda mati yang terdapat dalam sel-sel

tumbuhan. Ciri khususnya dengan adanyadinding sel yang tidak terdapat pada sel

hewan.

Daftar Pustaka

Campbell. Biologi edisi ke-5. Jakarta : Erlannga.

Estiti B. Hidayat. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : Penerbit ITB.

http://canbio.blogspot.com/2010/02/laporan-kumpulan-praktikum-anatomi.html

http: //eckoplanto.blogspot.com/2009/04/pati.html)

http://www.wikipedia.org/sel_tumbuhan.htm

TABEL PEMBAGIAN TUGAS

Page 20: Laporan Praktikum I Sel Tumbuhan

No Nama Pembagian

1 Nacevi Maulana Dasar Teori,

Kesimpulan

2 Lukita Octavia Pembahasan, Daftar

Pustaka

3 Hanifah Nugraha Hasil Pengamatan,

Metode Praktikum

4 Ira Qurratulaini H

5 Istiqomah

6 Nurkomalasari