Upload
rachmat-saputra
View
49
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGETAHUAN BAHAN MAKANAN
IDENTIFIKASI SAYURAN DAN TELUR
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Dawud Abdillah
2. Den Suryana
3. Dian Azizah
4. M. Fuad Farizi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Masa Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya,
penyusun dapat melaksanakan kegiatan praktikum dan menyelesaikan laporan praktikum
mata kuliah Pengethuan Bahan Makanan tentag identifikasi sayuran dan telur
Laporan ini disusun sebagai salah satu bentuk pertanggung jawaban tertulis setelah
melaksanakan praktikum.
Dengan tesusunnya laporan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Bapak Wawan Bintaran S. selaku dosen mata kuliah Pengethuan Bahan
Makanan atas ilmu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penyusun.
2. Seluruh staff laboratorium atas dukungan sehingga terlaksananya kegiatan
praktikum ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kesalahan, oleh karena itu
penyusun mengharapkan kritik dan saran kepada semua pihak demi kesempurnaan laporan
ini, akhir kata semoga laporan praktikum ini dapat di terima dan bermanfaat bagi pembaca
yang budiman.
Cianjur, Juli 2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
2 Mahasiswa mengetahui telur dan sayuran yang baik.
3 Mahasiswa mampumeng identifikasi telur dan sayuran.
4 Mahasiswa mampu menerapkan dalam kehidupans ehari-hari bagaimana cara memilih
telur dan sayuran yang baik.
1.3 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 08 juli 2013 pukul 09:00 WIB
sampai dengan selesai di laboratorium Mutu Vedca Cianjur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Telur ayam negeri
Jenis telur ayam negeri biasa dikonsumsi oleh masyarakat, meskipun banyak jenis
telur lain seperti telur bebek, telur angsa, atau telur burung puyuh yang juga dapat
dikonsumsi, rata-rata setiap orang mengonsumsi 200 butir telur tiap tahun. Telur ayam
negeri memiliki berat sekitar 40-50 g dengan warna cangkang cokelat gelap hingga terang.
Retaknya Cangkang Telur pada Proses Perebusan
Tentunya semua sudah kenal dengan jenis makanan yang satu ini, telur, merupakan
makanan kaya akan protein yang hampir sering disajikan setiap kali sarapan pagi. Banyak
cara dilakukan oleh orang untuk mengolah telur menjadi suatu makanan diantaranya
direbus, digoreng bahkan ada pula yang memakannya mentah-mentah seperti yang
dilakukan oleh para atlet binaraga. Namun pernahkan di perhatikan, ketika kita merebus
telur,kadang telur rebus yang dihasilkan sempurna, adapula telur yang mengalami retak
pada cangkangnya. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Sebenarnya fenomena ini bisa
dijelaskan secara ilmiah.
Apabila kita mengingat-ingat pelajaran Biologi yang diberikan di sekolah
menengah pertama, telur tidak hanya tersusun dari kuning telur, putih telur dan kulit telur
namun ada beberapa bagian lain, seperti yang terlihat ada gambar di bawah
Struktur Telur.
Menarik untuk dicermati bagian cangkang dan ruang udara pada gambar di atas
untuk menjelaskan fenomena retaknya cangkang telur ini. Bagian cangkang telur ini
sebenarnya bukanlah sistem tertutup seperti yang kita bayangkan, namun cangkang telur
ini terdiri dari ribuan pori-pori sangat kecil yang memungkinkan karbon dioksida (CO2)
dan uap air (H2O) keluar dari telur setiap saat dan udara yang kaya akan oksigen (O2)
masuk ke dalam telur. Maka dari itu, telur dapat dikatakan bernapas demi menunjang
pertumbuhan keping germinal menjadi embrio dan selanjutnya terus berkembang menjadi
mahluk hidup (telur menetas). Dengan bertambahnya umur telur, maka ukuran ruang udara
akan bertambah besar.
Selama merebus telur, volume ruang udara di dalam telur bertambah seiring dengan
meningkatnya suhu. Jika proses perebusan berlangsung terlalu cepat (suhu pemanasan
terlalu tinggi), udara yang terus berkembang volumenya di dalam telur tidak mempunyai
cukup waktu untuk keluar dari telur melalui pori-pori cangkang, akibatnya cangkang telur
akan mengalami retak. Fenomena ini dapat dijelaskan melalui hukum gas Charles. Hukum
gas Charles menyatakan bahwa gas ideal pada tekanan konstan, volume gas akan
berbanding lurus dengan suhu absolutnya (dalam Kelvin), dengan kata lain volume gas
akan bertambah jika suhu meningkat, begitu juga sebaliknya, seperti yang terlihat pada
ilustrasi di bawah.
Sumber gambar: www.zimbio.com/
Hubungan antara volume dan suhu pada gas ideal ini dikemukakan oleh ilmuwan
fisika asal perancis, Jacques Charless (1787) dan diverifikasi pada tahun 1802 oleh
ilmuwan kimia dari Perancis, Joseph Gay-Lussac. Hukum ini berlaku pula pada peristiwa
meletusnya ban kendaraan bermotor yang dibiarkan tersengat oleh sinar matahari terus
menerus. Panas matahari menyebabkan suhu ban menjadi naik dan mengakibatkan volume
udara di dalam ban semakin bertambah.
Selain fenomena retaknya telur pada proses perebusan di atas, keberadaan ruang
udara di dalam telur menyebabkan pula telur tetap mengapung apabila dimasukkan ke
dalam suatu wadah berisi air. Ruang udara tersebut cukup untuk memberikan gaya keatas
pada telur dan menjaga telur tetap terapung di dalam air.
Masih banyak fenomena alam dan kejadian di sekitar kita lainnya yang bisa
dijelaskan dari sudut pandang ilmiah. Artikel ini kiranya dapat memberikan pencerahan
pada kita semua mengenai hubungan sebab akibat yang terjadi disekeliling kita dan
menambah rasa syukur pada maha pencipta.
SRUKTUR DAN KOMPOSISI TELUR KONSUMSI
Telur pada dasarnya adalah bakal calon individu baru yang dihasilkan dari individu
betina. Bila terjadi pembuahan maka telur akan berkembang menjadi embrio dan
selanjutnya terbentuk individu baru setelah lahir atau menetas.
Istilah telur merujuk pada sel telur yang berkembang pada saluran reproduksi aves
betina. Karena komposisi telur merupakan zat nutrisi yang edibel maka selanjutnya telur
diproduksi untuk konsumsi manusia. Bahkan telah lama berkembang teknologi peternakan
(terutama rekayasa genetika dan nutrisi) yang menghasilkan ayam yang hanya bertelur dan
selanjutnya menjadi industri telur. Telur yang biasa dikonsumsi saat ini berasal dari ayam-
ayam yang ”diciptakan” khusus untuk selalu bertelur yang disebut dengan ayam ras
petelur. Namun demikian jenis ayam ataupun unggas lainnya juga bisa menghasilkan telur
baik yang dibuahi maupun yang tidak dan dijadikan bahan makanan bagi manusia dengan
tingkat kualitas yang relatif sama.
Sebagai bahan makanan, telur juga memiliki karakteristik sebagaimana bahan
makan lainnya. Diantara sekian bahan makanan asal hewani, telur relatif lebih tahan lama
pada kondisi penyimpanan suhu kamar karena telur memiliki kulit yang mampu
melindungi isinya. Padahal isi telur merupakan bahan yang kaya nutrisi dan mudah
terkontaminasi mikroba. Meskipun memiliki kulit, telur tidak bisa diperlakukan secara
sembarangan karena a) kulit telur tidak sekuat dan seliat kulit buah-buahan, b) kulit telur
tipis dan rigit sehingga mudah retak dan pecah, c) kulit telur memiliki pori-pori sehingga
mudah terjadi pertukaran udara dan ini membutuhkan kondisi penyimpanan dengan
kelembaban dan temperatur tertentu dan d) bentuk telur yang tidak seragam sehingga
menyulitkan dalam sistem penanganan mekanis secara terus menerus.
Struktur dan Komposisi Telur
Secara ringkas, struktur telur adalah sebagai berikut:
•Kerabang+10%
•PutihTelur(Albumen)+60%
•KuningTelur(Yolk)+30%
•Perbandingankerabang,albumen,yolk :
-pada telur ayam = 12,3% : 55,8% : 31,9%
-Pada itik = 12% : 52,6% : 35,4%
Kerabang telur tersusun atas garam-garam anorganik terutama zat kapur dalam
bentuk CaCO3 yang menyebabkan kulit telur menjadi keras. Kerabang juga memilik pori-
pori. Di sebelah dalam kerabang terdapat albumen. Pada telur yang masih baru, bentuk
albumen menyerupai bentuk oval telur bila dipecah. Albumen ini banyak mengandung
protein albumin. Diantara protein-protein tersebut adalah ovalbumin yang berperan sebagai
struktur pada produk-produk olahan yang dipanggang/bakar, ovotransferin berperan
mengikat logam penyebab kerusakan warna; ovomucoid berperan penghambat protease;
ovomucin berperan sebagai protein serat menyebabkan buih pada telur stabil dan globulin
yang penting dalam pembentukan buih pada olahan telur.
Bagian dalam dari albumen adalah kuning telur (yolk). Pada yolk ini selain
mengandung protein juga mengandung lemak dan zat warna kuning (karotenoid). Kuning
telur bentuknya hampir bulat berada di tengah-tengah telur.
Struktur lain pada sebutir telur adalah kantung udara. Letaknya di bagian tumpul
telur dan berfungsi sebagai sumber oksigen bagi embrio pada telur yang dibuahi. Ukuran
kantung udara ini dapat dijadikan sebagai penentu umur telur. Semakin besar ukuran
kantung udara maka semakin banyak jumlah umurnya.