23
LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS LAPORAN PRAKTIKUM ILMU TERNAK POTONG “KARKAS” NAMA : MEGAWATI NIM : I111 12 327 KELOMPOK : VIII (DELAPAN) GELOMBANG : III (TIGA) ASISTEN : ST. NUR RAMADHANI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bvbnn

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

LAPORAN PRAKTIKUMILMU TERNAK POTONG

“KARKAS”

NAMA                 : MEGAWATI

NIM                      : I111 12 327

KELOMPOK      : VIII (DELAPAN)

GELOMBANG   : III (TIGA)

ASISTEN             : ST. NUR RAMADHANI

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2014

PENDAHULUAN

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

A.                Latar Belakang

Peternakan adalah salah satu bidang pertanian yang menghasilkan komoditas daging,

susu, telur dan hasil-hasil olahannya serta hasil sisa produksi.  Daging sebagai salah satu

bahan makanan yang hampir sempurna, karena mengandung gizi yang lengkap dan

dibutuhkan oleh tubuh, yaitu protein hewani, energi, air, mineral dan vitamin.  Disamping itu,

daging memiliki rasa dan aroma yang enak, sehingga disukai oleh hampir semua orang.

Daging yang umum dikonsumsi berasal dari hasil pemotongan berbagai jenis ternak

potong, salah satunya adalah ternak ruminansia besar seperti sapi. Mekanisme pemotongan

dimulai dari tahap pengistirahatan dan pemeriksaan sebelum pemotongan, tahap proses

penyembelihan, dan tahap penyiapan karkas.

Hasil pemotongan ternak dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian karkas dan

bagian bukan karkas atau lazim disebut bagian non karkas.  Karkas merupakan hasil utama

pemotongan ternak dan mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi daripada non karkas, sesuai

dengan tujuan pemotongan ternak, yaitu untuk mendapatkan daging.  Bagian non karkas atau

yang lazim disebut “offal” terdiri dari bagian yang layak dimakan (“edible offal”) dan bagian

yang tidak layak dimakan (“inedible offal”). Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya

praktikum mengenai Karkas.

B.                 Tujuan dan Kegunaan

            Adapun tujuan dilakukannya praktikum mengenai Karkas yaitu untuk mengetahui

bagian-bagian karkas serta faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas karkas.

            Adapun kegunaan dari praktikum karkas yaitu agar mahasiswa mampu mengetahui

bagian–bagian karkas dan factor- faktor yang mempengaruhi kualitas karkas.

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

TINJAUAN PUSTAKA

A.                Karkas Secara Umum

Karkas dapat dibagi dalam bentuk recahan karkas (yeld grade) atau potongan karkas. 

Potongan komponen karkas berbeda-beda dari satu tempat ketempat lain sesuai dengan

sistem pemotongan untuk dijual dan kebiasaan masyarakat dalam memilih depot perdagingan

pada karkas.  Namun setiap spesies mempunyai potongan komponen karkas tersendiri. 

Potongan komponen karkas pada sapi ditetapkan atas Round, Rump, Loin, Ribs, Chuck,

Shank, Flank, Plate dan Brisket (Salim, 1988).

Karkas adalah bagian tubuh yang telah mengalami proses pemotongan tanpa kepala,

keempat kaki bagian bawah mulai dari carpus dan tarsus, kulit, darah dan organ dalam (hati,

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

saluran pencernaan, jantung, saluran reproduksi, paru-paru, limpa kecuali ginjal) (Ovi, 2011).

Komponen karkas pada babi yaitu Ham, Loin, Boston, Butt, Ribs, Picnic dan Jowl,

sedangkan potongan komponen karkas domba dibagi menjadi delapan bagian yaitu  Leg

(paha), Loin (lemusir), Rack (punggung-rusuk), Neck (leher), Middle neck (tengkuk) dan

Shank (kaki). Besarnya bobot komponen karkas dipengaruhi oleh bangsa, jenis kelamin, laju

pertumbuhan, berat potong dan perlakuan pakan.  Berat Shoulder dan Neck karkas

sapi/kambing jantan lebih tinggi dari pada betina sedangkan bagian karkas lainnya tidak

berbeda (Salim, 2008). 

Ruminansia lebih cenderung untuk menghasilkan perlemakan. Perletakan lemak lebih

banyak dijumpai pada pangkal ekor dan tungging (rump) lalu menyebar sepanjang punggung

sampai ke leher dilanjutkan ke sekeliling karkas dan berakhir pada bagian kaki. Kecepatan

pertumbuhan urat daging pada berbagai lokasi berbeda.  proporsi urat daging yang tinggi ada

pada potongan paha, menyusul pada potongan bahu, sedangkan potongan dada dan lemusir

memiliki proporsi urat daging yang lebih kecil (Salim, 2008).

B.                 Karkas Sapi

Karkas sapi  adalah bagian tubuh dari sapi yang sehat yang telah disembelih secara

halal sesuai dengan syariat agama dan dipisahkan dari kulit, kepala, kaki bagian bawah, dan

jeroan atau isi perutnya. Seekor sapi dianggap baik bila menghasilkan karkas dengan

kuantitas dan kualitas yang optimal.Parameter penilaian karkas yang umum adalah persentase

karkas, tebal lemak punggung dan  indeks perdagingan (Irma, 2013).

Gambar 1. Potongan-potongan dari karkas sapi

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

Sumber : Irma, 2013.

  Bagian paling utama dari potongan daging sapi adalah karkas, yaitu potongan bagian

tubuh sapi yang tidak termasuk bagian kepala, kulit, ekor, ujung kaki, jeroan, dan darah. 

Secara umum, karkas dapat dibagi ke dalam beberapa bagian, yaitu: bagian bahu, bagian

punggung, bagian dada-perut, bagian paha belakang dan bagian betis (Salim, 2008). Menurut

Irma (2013), bagian karkas yang utama disebut sebagai primal cuts (potongan utama), yang

terdiri dari :

1.                  Tenderloin / Fillet / Has Dalam / Lulur Dalam

Potongan utama kemudian dibagi menjadi sub-primal cuts dan terkadang sub-primal

cuts dibagi lagi menjadi potongan ukuran porsi individual. Setiap potongan daging memiliki

karakteristik masing-masing yang tentunya harus sesuai untuk tujuan penggunannya.

2.                  Blade/Sampil (untuk Segala Keperluan)

Pada karkas bagian bahu, terdapat beberapa macam daging, yaitu : Blade/Sampil,

yakni daging bagian bahu yang merupakan daging yang tebal, dengan komposisi berat kurang

lebih 5.5% dari berat karkas. Masyarakat luas banyak yang belum mengetahui bahwa Blade

merupakan bagian daging yang cukup baik dan dapat dipakai untuk segala keperluan.

3.                  Chuck Tender / Kijen (Berdaging Tebal)

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

Chuck Tender/Kijen adalah bagian daging yang melekat pada Blade. Entah mengapa

justru namanya Chuck Tender dan bukan Blade Tender. Komposisinya kurang lebih 0.9%

dari berat karkas. Bentuknya seperti batu ulekan dan terbungkus kulit luar yang tipis.

4.                  Chuck / Sampil (Tidak Banyak Lemak)

Chuck di indonesiakan sebagai Sampil. Ini mungkin karena secara anatomi

berdekatan dengan Blade. Komposisi Chuck kurang lebih 4.8% dari berat karkas. Chuck agak

berbeda dengan Blade dalam hal posisi serabut dagingnya. Posisi daging Chuck ada di bahu

sampai ke arah leher, berwarna merah pekat, tebal, dan terdiri dari sekelompok serabut

daging besar dan kecil yang saling berseberangan/melintang.

5.                  Sirloin / Striploin / Has luar / Lulur luar (Cocok Bernilai Ekonomi Tinggi)

Sirloin atau disebut juga striploin atau has luar atau lulur luar merupakan bagian

karkas ada di bagian punggung yang terkenal karena banyak restoran yang dalam daftar

menunya mencantumkan Sirloin Steak. Mengapa Sirloin bisa dikatakan paling empuk

dibandingkan dengan daging lainnya? Karena bila dilihat anatominya, Sirloin terletak di

bagian punggung belakang sampai tulang rusuk No. 3 (dihitung dari tulang rusuk belakang

No. 0). Posisi ini merupakan bagian yang jarang digerakkan. Karena komposisinya hanya

4.4% dari berat karkas dan tergolong daging eksklusif, maka nilai ekonomisnya tinggi.

6.                  Cube Roll / Rib Eye Roll / Lulur Depan (Lebih Empuk dengan Lemak Intramuskule)

Cube Roll atau yang disebut juga Rib Eye Roll atau Lulur Depan merupakan bagian

karkas yang ada di bagian punggung yang secara sekilas bagian ini mirip dengan Sirloin.

Secara anatomi, Cube Roll diperoleh dari tulang rusuk ke-4 s/d ke-8. Komposisinya

bervariasi dari 1.7-2.8% dari berat karkas. Bagaimana keempukan Cube Roll jika

dibandingkan dengan Sirloin ? Cube Roll juga dipakai luas untuk keperluan steak. Bila Cube

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

Roll dipotong melintang model steak, akan terlihat adanya butir-butir lemak intramuskuler

(lemak dalam jaringan otot).

7.                  Tenderloin / Fillet / Has Dalam / Lulur Dalam (Memiliki Keempukan Tinggi)

Tenderloin atau disebut juga Fillet atau Has Dalam atau Lulur Dalam adalah bagian

karkas yang ada di bagian punggung yang merupakan daging yang paling empuk dari seluruh

bagian daging. Komposisinya 1.6% dari berat kaskas. Bila dilihat pada gambar, Tenderloin

terletak pada bagian dalam tulang punggung belakang. Seperti halnya Sirloin, Tenderloin

berada di posisi yang sangat jarang digerakkan sehingga memberikan keempukan yang

tinggi. Karena keempukannya yang tinggi, Tenderloin hanya boleh dimasak dalam waktu

cepat (Short Time Cooking). Metode masak yang lama (Long Time Cooking) akan

menyebabkan Tenderloin hancur. Tenderloin secara eksklusif digunakan untuk steak atau

dioseng cepat.

Menurut Irma (2013), bagian-bagian daging lainnya, yaitu :

1.                  Rump / Tanjung

Rump / Tanjung adalah bagian pinggang sapi yang dilapisi oleh lemak yang cukup

tebal, bisa dipotong lagi menjadi rump steak. Daging tanjung termasuk jenis daging yang

lunak. Tanjung bisa dipanggang, digrill atau dibroil, digoreng atau diungkep. Jika diiris tipis-

tipis bisa juga dipakai untuk oseng.

2.                  Knuckle /Inside / Kelapa

Yakni bagian daging sapi yang bdiambil dari paha belakang bagian atas yang letaknya

ada di antara daging penutup dan juga daging gandik. Lazimnya jenis daging yang ini dioleh

menjadi cornet, sate, sop, casserole, rawon dan lain-lain.

3.                  Shin Shank / Sengkel

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

Shank atau Shin atau sengkel (dari bahasa Belanda Schenkel yang berarti bagian

depat atas kaki). Merupakan daging yang terdapat di bagian atas betis sapi. Potongan daging

ini tidak lunak, dan bisa dibuat menjadi kari, sop, digiling untuk dijadijan daging cincang

yang tidak begitu berlemak.

4.                  Silver Side / Gandik   

Bagian ini berasal dari belakang sapi paling luar juga paling dasar.  Daging jenis ini

banyak diolah menjadi bistik, dendeng balado, abon sapi dan lain-lain.

5.                  Topside / Round / Daging Penutup

Bagian ini terletak di bagian paha belakang hingga mendekati pantat. Potongan

daging bagian ini cukup tipis tapi liat dan tidak banyak mengandung lemak. Daging ini

biasanya diolah menjadi daging topping pizza, bistik, rendang, dendeng, abon, bakso dan

lain-lain.

C.                Karkas Kambing

Karkas kambing/domba adalah tubuh sapi sehat yang telah disembelih, utuh atau

dibelah membujur sepanjang tulang belakangnya, serta dikuliti, isi perut dikeluarkan tanpa

kepala, kaki bagian bawah dan alat kelamin kambing/domba jantan atau ambing

kambing/domba betina yang telah melahirkan dipisahkan dengan/atau tanpa ekor (SNI 01-

3925-1995).

Karkas kambing adalah bagian tubuh ternak yang sehat yang telah disembelih utuh

atau membelah membujur sepanjang tulang belakang, setelah dikuliti, dipotong kepala, dan

kaki bagian bawah serta dikeluarkan isi jeroannya, dan alat kelamin jantan dan betina atau

ambing kambing betina yang  telah melahirkan dan dipisahkan dengan atau tanpa ekor.

Kepala di potong diantara tulang occipital (os.occipitale) dengan tulang rusuk pertama

(os.atlas). Kaki depan dipotong diantara carpus dan metacarpus, dan kaki belakang dipotong

diantara taurus dan metataurus (Suryanto, 2001).

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

Karkas kambing dibagi menjadi dua bagian besar yaitu Fore-saddle (bagian depan)

yang meliputi Neck (leher), Shoulder (bahu), Shank (kaki depan), Breaste (dada) dan Hind-

saddle (bagian belakang) yang meliputi Ribs (rusuk), Loin dan Leg (paha) (Salim, 2008).

Karkas kambing ialah sebagai berikut; leher bagian depan mulai dari tulang Vertebrae

carvicalis ke-1 dan bagian belakang Vertebrae carvicalis ke-7, bahu mulai dari Vertebrae

carvicalis ke-7 sampai dengan pertengahan Costae ke-5 dan ke-6, kaki depan dipotong mulai

dari persendian antara Humerus dan Radius-ulna sampai Carpus, dada dipotong dari

Stearnum lurus kebelakang hingga proyeksi dari Vertebrae lumbalis ke-6, rusuk dipotong

mulai dari pertengahan Costae ke-5 dan ke-6 sampai dengan Costae ke-12, Loin bagian depan

dibatasi oleh Costae ke-13 dan bagian belakang oleh Vertebrae lumbalis ke-8 sampai Tarsus

(Suryanto, 2001).

Gambar 2. Potongan-potongan dari karkas kambing

   Sumber : Hamzah, 2010.

Menurut Hamzah (2010), bagian-bagian karkas kambing/domba  yakni sebagai

berikut :

1.            Daging prosot (side) adalah merupakan daging karkas paruh kiri atau kanan yang

diperoleh dengan memisahkan semua tulang, tulang rawan, legamentum nuchae dan

limfonodus.

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

2.            Has (tenderloin) diperoleh dengan jalan memotong yang dilakukakan pada tulang

pelvis, selanjutnya dipisahkan dari tulang illium dengan cara menarik otot tersebut.

Lapisan lemak atas dan bawah dibersihkan, bagian lemak antara musculus illiacus dan

musculus psoasmajor dipertahankan.

3.            Loin diperoleh dengan memotong karkas bagian depan di antara rusuk ke 12 dan 13,

pada bagian belakang kaki, di daerah pertautan antara lumbo sacral terakhir dan flank.

4.            Leg diperoleh dengan cara memisahkan karkas paruh belakang dengan loin atara

lumbo sacral terakhir dan flank.

5.            Shoulder diperoleh dengan cara memotong karkas bagian depan diantara rusuk ke 5

atau 6.

6.            Rack merupakan potongan yang diperoleh dari potongan bagian depan antara rusuk ke

5 atau 6 dengan rusuk ke 12 atau 13.

7.            Breast merupakan potongan yang diperoleh dari pertautan rusuk pertama dan sternum

ke belakang hingga rusuk ke 11.

8.            Fore shank merupakan potongan yang diperoleh dengan memisahkan pankal humerus

denagn karkas bagian depan.

9.            Flank merupakan potongan yang diperoleh dari rusuk ke 11 hingga mencapai

Inglinguinalis.

D.                Perbandingan Karkas Jantan dengan Betina

Karkas betina diidentifikasi dengan adanya ambing. Pada mutton ambing mungkin

saja agak basah (mengeluarkan cairan kuning kecoklatan). Tetapi jika sangat basah, dapat

diambil pada saat disembelih. Pada lamb dan yearling, ambing nampak relative panjang,

terdapat lemak halus. Karkas jantan kastrasi diidentifikasi dengan adanya lemak . Berbeda

dengan ambing, lemak nampak kasar dan tidak beraturan,dan biasanya lebih sedikit dari

lemak yg ada di ambing. Karkas jantan memiliki sedikit lemakpada daerah skrotum

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

dibandingkan betina dan jantan kastrasi. Lemak tampak bentuknya tidak beraturan hamper

menyerupai jantan kastrasi.Karkas jantan biasanya lebar, bahu berat dan leher tebal, dan pada

daerah ini karkas umumnya lebih menonjol pada jantan kastrasi dibandingkan betina (Rida,

2012).

Perbedaan kualitas karkas dipengaruhi oleh perbedaan laju pertumbuhan pada umur

yang sama antara ternak jantan dan betina. Domba jantan mengandung lebih banyak

dagingdibandingkan dengan domba betina. Selain itu terdapat perbedaan laju pertumbuhan

pada umur yang sama antara ternak jantan dan ternak betina, laju pertumbuhan ternak jantan

lebih cepat dibandingkan dengan ternak betina (Soeparno, 2002).

            Sapi-sapi jantan juga mempunyai peringkat/grade mutu yang lebih rendah karena

jumlah marbling, keempukan, tekstur, warna dan citarasa dagingnya. yang kurang memenuhi

standar untuk grade mutu yang yang tinggi. Karena pencapaian umur dewasa yang lebih dini

pada sapisapi betina maka sapi-sapi betina akan lebih gemuk dan mempunyai peringkat mutu

yang lebih tinggi pada setiap umur kronologi atau pada berat yang sama atau tersedia

daripada sapi-sapi jantan (Boggs dan Merkel, 1979).

            Hasil-hasil penelitian dari peneliti terakhir ini menunjukkan bahwa mulai dari berat

karkas 200 kg sampai 320 kg secara nyata sapi-sapi betina dara lebih tinggi jumlah lemaknya

daripada sapisapi jantan kebirian dan sapi-sapi jantan kebirian lebih tinggi daripada sapi-sapi

jantan (Berg dan Butterfield, 1976).

            Sapi-sapi betina mencapai dewasa lebih dini dan pada berat badan yang lebih kecil

atau umur kronologi yang lebih muda; sapi-sapi jantan kebirian adalah menengah antara sapi-

sapi jantan dan betina mengenai umur hewan itu mencapai dewasa fi siologi (Boggs dan

Merkel, 1979).

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

E.                 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Karkas

Menurut Soeparno (2002), faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi karkas,

yaitu :

1.                  Faktor Genetik 

Didalam bangsa ternak yang sama, komposisi karkas dapat berbeda. Bangsa ternak

dapat menghasilkan karkas dengan karasteristiknya sendiri. Perbedaan komposisi tubuh dan

karkas diantaranya bangsa ternak, terutama disebabkan perbedaan ukuran tubuh dewasa atau

perbedaan berat pada saat dewasa.

2.                  Lingkungan

Faktor lingkungan dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu fisiologi dan nutrisi

3.         Komposisi Tubuh

Umur, berat hidup dan kadar laju pertubuhan juga mempengaruhi komposisi karkas.

Proporsi tulang, otot, dan lemak sebagai komponen utama karkas dipengaruhi oleh faktor-

faktor tersebut diatas. Bila proporsi suatu variabel tinggi, maka proporsi salah satu variabel

kedua/ lainnya lebih rendah.

4.                  Komposisi Kimia Karkas

Komposisi kimia karkas yang terutama terdiri dari air, ptotei, lemak dan abu secara

proporsional dapat juga berubah, jika proporsi salah satu variabel mengalami perubahan.

Perlemakan (marbling) dibagi menjadi slightly abundant, moderate, modest, small,

slight, traces, dan yang tampa lemak. Daging yang termasuk peringkat kualitas tinggi

menurut USDA ( prime, choice, good, dan standart) terdapat pada hewan-hewan yang masuk

kedewasaanya lebih awal. Ini mencerminkan bahwa konsumen sekarang lebih suka memilih

daging tampa lemak.

Menurut Blakley (1991), teknik pemotongan ternak, yaitu :

1.                  Ante Mortem

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

Pemeriksaan ante mortem dilakukan oleh Dokter hewan sebelum penyembelihan

dilaksanakan, bila hewan dinyatakan tidak layak untuk dikomsumsi karena alasan tertentu

maka harus diberi etiket dan disingkirkan atau termasuk dalam produk tidak bisa dimakan.

Hewan yang telah lolos pemeriksaan Ante mortem langsung dibawa ke tempat pembantaian.

2.                  Pemingsanan

Berdasarkan kemanusiaan, hewan yang akan disembelih dibuat tidak sadar secepat

dan sedikit mungkin merasa sakit, tampa meyebebkan jantungnya berhenti memompa.

Disebabkan beberapa faktor keselamatan kebanyakan dalam pemingsanan dilakukan dengan

menggunakan alat “Captive blot” yaitu suatu tongkat yang bekerja dalam suatu silinder yang

diaktifkan oleh suatu muatan yang eksposif yang menyerupai selongsong kosong

ditembakkan oleh suatu tekanan ditujukan kekepala sapi.

3.                  Penyembelihan

Hewan yang telah pingsan diangkat pada kaki belakang dengan menggunakan suatu

belenggu. Oleh karena jantung masih berdetak darah dipompa secara aktif dari badan yang

menggantung dan dengan sebilah pisau yang tajam pembuluh darah leher (jugularis) dan urat

nadi di leher dipotong. Setelah jantung berhenti berdenyut darah terus mengalir oleh karena

posisi karkas yang menggantung. Pengaliran darah secara sempurna penting agar

penampilannya menarik.

4.                  Pengulitan

Setelah pengaliran darah selesai hewan diturunkan pada bagian belakangnya sehingga

hewan bisa dikuliti. Karkas dinaikkan kembali dan proses pengulitan berakhir dengan

pemotongan kaki dan kepala serta pelepasan kulit. Karkas kemudian diambil isi perutnya,

ginjalnya tetap tinggal dalam badan. Karkas dan isi perut diperiksa dan sebagian (misdalnya

hati) mungkin saja ditolak atau pada beberapa kasus seluruh karkas dapat ditolak untuk

dikomsumsi.

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

5.                  Pembelahan

Ekor disingkirkan dan tulang belakang dibelah dua dengan gergaji listrik sehingga

menghasilkan dua potongan atau dua paruhan bagian yang kencang tightside dan bagian yang

longgar (loos side) bagian sebelah kiri selalu merupakan bagian yang kencang sebab lemak

melekat rapat pada ginjal dan tulang belakang, memberikan suatu penampilan yang lebih

menarik pada daging potongan.

6.                  Pendinginan

Sebelum pemeriksaan lebih lanjut, paruhan karkas yang masih hangat dicuci beberapa

bagian dibungkus dan dibawa keruang pendingin dimana temperatur dijaga tetap pada 20C

selama 24 jam sebelum pemotongan tulang rusuk. Daging yang sudah distempel berarti layak

untuk dikomsumsi manusia.

7.         Penentuan peringkat mutu

Pisau digunakan untuk memotong pada posisi antara tulang rusuk ke- 12 dan ke- 13.

ini akan membuka bagian pinggang (loin eve) dan dengan pengamatan-pengamatan yang lain

yang digunakan untuk menentukan kualitas daging sapi.

8.         Persentase bersih

Persentase tergantung dari individu tetapi angka rata-rata biola dikaitkan dengan

peringkatnya adalah: prime and choice – 63% , standard and good – 60%, commercial – 56%.

Utility,cutter and canner – 52%.

9.         Pelayuan

Untuk keempukan yang optimum, karkas sapi yang lamaknya tipis dapat dilayukan

selama 2 sampai 5 minggu pada temperatur 1 - 20C.

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

DAFTAR PUSTAKA

Berg, R.T. dan R.M. Butterfield.  1976.  New Concepts of Cattle Growth.   Sydney University Press, Sydney.

Blakleyl. 1991. Principle of Meat Science. W.H. Freeman and Co. San Fransisco, USA

Boggs dan Merkel. 1979. Introduction to Livestock Production.  W.H. Freeman &                   Company, London.

Irma. 2013. Daging Sapi Beku Import Australia.http://irmaibulogjakartabanten.blogspot.com/2013/08/daging-sapi-beku-import-australia.html. Diakses pada 21 April 2014.

Ovi. 2011. Karkas domba.http://ovifarm.blogspot.com/2011/06/karkas- domba.html. Diakses pada 21 April 2014.

Rida. 2012. Evaluasi Karkas. http://ridanurfa.blogspot.com/2012/04/evaluasi-karkas.html. Diakses Tanggal 21 April 2014.

Salim,M. 2008. Pendugaan Bobot Karkas, Bobot Daging Dan Bobot Tulang Berdasarkan Bobot Hidup Kelinci Lokal Betina. Skripsi. Jurusan Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang.

SNI 01-3925-1995. Karkas Kambing/Domba. Http://Pphp.Deptan.Go.Id/ Xplore/Files/Mutu-Standarisasi/Standar-Mutu/Standar_ Nasional/Sni_Ternak/Produk%20dan%20olahan/13.Pdf. Diakses Tanggal 21 April 2014.

Soeparno, R. 2002. Profil Karkas Ternak Ruminansia. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner .

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM KARKAS

Suryanto. 2001. Karkas Ruminansia. Kansius. Jakarta.