Upload
yiyinsetiaranta
View
2.516
Download
32
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan praktikum kimia dasar (reaksi Oksidasi Reduksi) beerisi tentang dasar teori, alat dan bahan, alur kerja, hasil pengamatan, analisis dan pembahasan, kesimpulan, jawaban pertanyaan dan daftar pustaka serta lampiran.semoga bermanfaat
Citation preview
A. Judul Praktikum : Reaksi Oksidasi dan Reduksi
B. Hari/Tanggal Percobaan : Senin, 16 Maret 2012 jam 10.00-12.30
C. Tujuan Percobaan :
1.Mengetahui reaksi redoks berdasarkan
perubahan warna
2. Menentukan DGL listrik
D. Tinjauan Pustaka :
Pengertian Oksidasi dan Reduksi (Redoks)
Pengertian oksidasi dan reduksi disini lebih melihat dari segi transfer oksigen,
hidrogen dan elektron. Disini akan juga dijelaskan mengenai zat pengoksidasi
(oksidator) dan zat pereduksi (reduktor).
Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer oksigen
Dalam hal transfer oksigen, Oksidasi berarti mendapat oksigen, sedang
Reduksi adalah kehilangan oksigen.
Sebagai contoh, reaksi dalam ekstraksi besi dari biji besi:
Karena reduksi dan oksidasi terjadi pada saat yang bersamaan, reaksi
diatas disebut reaksi REDOKS.
Zat pengoksidasi dan zat pereduksi
Oksidator atau zat pengoksidasi adalah zat yang mengoksidasi zat lain.
Pada contoh reaksi diatas, besi(III)oksida merupakan oksidator.
Reduktor atau zat pereduksi adalah zat yang mereduksi zat lain. Dari
reaksi di atas, yang merupakan reduktor adalah karbon monooksida.
Jadi dapat disimpulkan:
oksidator adalah yang memberi oksigen kepada zat lain,
reduktor adalah yang mengambil oksigen dari zat lain
Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hydrogen
Definisi oksidasi dan reduksi dalam hal transfer hidrogen ini sudah lama
dan kini tidak banyak digunakan.
Oksidasi berarti kehilangan hidrogen, reduksi berarti mendapat hidrogen.
Perhatikan bahwa yang terjadi adalah kebalikan dari definisi pada transfer
oksigen.
Sebagai contoh, etanol dapat dioksidasi menjadi etanal:
Untuk memindahkan atau mengeluarkan hidrogen dari etanol diperlukan
zat pengoksidasi (oksidator). Oksidator yang umum digunakan adalah larutan
kalium dikromat(IV) yang diasamkan dengan asam sulfat encer.
Etanal juga dapat direduksi menjadi etanol kembali dengan menambahkan
hidrogen. Reduktor yang bisa digunakan untuk reaksi reduksi ini adalah natrium
tetrahidroborat, NaBH4. Secara sederhana, reaksi tersebut dapat digambarkan
sebagai berikut:
Zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor)
Zat pengoksidasi (oksidator) memberi oksigen kepada zat lain, atau
memindahkan hidrogen dari zat lain.
Zat pereduksi (reduktor) memindahkan oksigen dari zat lain, atau memberi
hidrogen kepada zat lain.
Oksidasi dan reduksi dalam hal transfer elektron
Oksidasi berarti kehilangan elektron, dan reduksi berarti mendapat elektron.
Definisi ini sangat penting untuk diingat. Ada cara yang mudah untuk membantu
anda mengingat definisi ini. Dalam hal transfer elektron:
Contoh sederhana
Reaksi redoks dalam hal transfer elektron:
Tembaga(II)oksida dan magnesium oksida keduanya bersifat ion. Sedang
dalam bentuk logamnya tidak bersifat ion. Jika reaksi ini ditulis ulang sebagai
persamaan reaksi ion, ternyata ion oksida merupakan ion spektator (ion
penonton).
Jika anda perhatikan persamaan reaksi di atas, magnesium mereduksi iom
tembaga(II) dengan memberi elektron untuk menetralkan muatan tembaga(II).
Dapat dikatakan: magnesium adalah zat pereduksi (reduktor).
Sebaliknya, ion tembaga(II) memindahkan elektron dari magnesium untuk
menghasilkan ion magnesium. Jadi, ion tembaga(II) beraksi sebagai zat
pengoksidasi (oksidator).
Memang agak membingungkan untuk mempelajari oksidasi dan reduksi
dalam hal transfer elektron, sekaligus mempelajari definisi zat pengoksidasi dan
pereduksi dalam hal transfer elektron.
Dapat disimpulkan sebagai berikut, apa peran pengoksidasi dalam transfer
elektron:
Zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain.
Oksidasi berarti kehilangan elektron (OIL RIG).
Itu berarti zat pengoksidasi mengambil elektron dari zat lain.
Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron
Atau dapat disimpulkan sebagai berikut:
Suatu zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain.
Itu berarti zat pengoksidasi harus direduksi.
Reduksi berarti mendapat elektron (OIL RIG).
Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron.
Polarisasi Ikatan Kovalen
Ikatan Kovalen Polar dan Ikatan Kovalen Nonpolar
Berdasarkan pengetahuan keelektronegatifan yang telah diketahui maka
salah satu akibat adanya perbedaan keelektronega-tifan antar dua atom unsur
berbeda adalah terjadinya polarisasi ikatan kovalen. Adanya polarisasi
menyebabkan ikatan kovalen dapat dibagi menjaadi ikatan kovalen polar dan
ikatan kovalen nonpolar. Ikatan kovalen polar dapat dijumpai pada molekul
hidrogen klorida sedangkan ikatan kovalen nonpolar dapat dilihat pada molekul
hidrogen.
Orbital H2 dan HCl, polarisasi ikatan kovalen
Pada hidrogen klorida terlihat bahwa pasangan elektron bersama lebih
tertarik ke arah atom klorin karena elektronegatifitas atom klorin lebih besar dari
pada elektronegatifitas atom hidrogen. Akibat hal ini adalah terjadinya polarisasi
pada hidrogen klorida menuju atom klorin. Ikatan jenis ini disebut ikatan kovalen
polar. Hal yang berbeda terlihat pada molekul hidrogen. Pada molekul hidrogen,
pasangan elektron bersama berada ditempat yang berjarak sama diantara dua inti
atom hidrogen (simetris). Ikatan yang demikian ini dikenal sebagai ikatan kovalen
nonpolar.
Molekul Polar dan Molekul Nonpolar
Molekul yang berikatan secara kovalen nonpolar seperti H2, Cl2 dan
N2 sudah tentu bersifat nonpolar. Akan tetapi molekul dengan ikatan kovalen
polar dapat bersifat polar dan nonpolar yang bergantung pada bentuk geometri
molekulnya. Molekul dapat bersifat nonpolar apabila molekul tersebut simetris
walaupun ikatan yang digunakan adalah ikatan kovalen polar.
Susunan ruang (VSEPR) BF3, H2O, NH3 dan BeCl2
Molekul H2O dan NH3 bersifat polar karena ikatan O-H dan N-H bersifat
polar. Sifat polar ini disebabkan adanya perbedaan keelektronegatifan dan bentuk
molekul yang tidak simetris atau elektron tidak tersebar merata.
Dalam H2O, pusat muatan negatif terletak pada atom oksigen
sedangkan pusat muatan positif pada kedua atom hidrogen. Dalam molekul NH3,
pusat muatan negatif pada atom nitogen dan pusat muatan positif pada ketiga
atom hidrogen. Molekul BeCl2 dan BF3 bersifat polar karena molekul berbentuk
simetris dan elektron tersebar merata walupun juga terdapat perbedaan
keelektronegatifan.
Kepolaran suatu molekul dapat diduga dengan menggambarkan ikatan
menggunakan suatu vektor dengan arah anak panah dari atom yang bermuatan
positif menuju ke arah atom yang bermuatan negatif. Molekul dikatakan bersifat
nonpolar apabila resultan vektor sama dengan nol. Sedangkan molekul bersifat
polar apabila hal yang sebaliknya terjadi, resultan tidak sama dengan nol.
E. Rancangan Percobaan :
1. Beberapa reaksi redoksa. tabung 1
Pembanding
0.5 ml larutan KI + 5 tetes larutan kanji
Tidak berwarna
Coklat kehitaman
Ditambah 0.5 ml H2SO4
2 M & 5 tetes H2O2 30%
Tabung 2
1 ml larutan KI 0.1 M & 5 tets larutan kanji
Tidak berwarna
Coklat kehitaman
Ditambahkan 1 ml H2SO4 1 M & 0.5 ml FeCl3 0.1 M
Tabung 3
1 ml larutan KI 0.1 M + 5 tetes larutan kanji
Tidak berwarna
Coklat kehitaman
Ditambahkan tetes demi tetes HNO3 pekat
5 tetes I2
Coklat kehitaman
Diencerkan
Ditambahkan 2 tetes larutan kanji
2tetes I2
ungu
Diencerkan
Ditambahkan 5 tetes larutan kanji
1b.
Pembanding
2. penentuan gaya gerak listrik darisel kimia
3. elektrolisis
H2SO4 2 M
jingga
Jingga kekuningan
Kuning - orange
Merah darah
Dimasukkan kedalam tabung “U” sampai ± 3 cm dari mulut tabung
Ditambah 2ml Fe(SO4)2 jenuh
Ditambahkan 5 tetes KSCN 0.1 M pada tabung kanan
Ditambahkan 2ml K2Cr2O7 0,1 M tabung kiri
Dicelupkan elektroda karbon sampai terendam setinggi ±2 cm
Dicelupkan elektroda karbon sampai terendam setinggi ±2 cm
2 ml FeCl3
Coklat kemerahan
Ditambahkan tetesan larutan KSCN 0,1 M
Gelas kimia I 100 ml Gelas kimia II 100 ml
Dicelupkan batang/ lempeng seng
15 ml CuSO4 1 M 25 ml ZnSO4 0,1 M
Eo sel = 1,1
Dicelupkan batang /kawat lempeng tembaga
Dihubungkan kedua lempeng tersebut dengan voltmete
Dibuat jembatan garam dari kertas tissue yang digulung & dicelupkan/ ditetesi NaCl
Diceelupkan elektroda karbon pada mulut tabung terendam ± 2cm
Dihubungkan elektroda karbon dengan adaptor 6 V
Larutan KI 0,25 M
Gas I2 Gas H2
Terdapat sedikit warna kuning
Endapan warna pink tidak bercampur dengan I2
Tidak ada perubahan warna
Perubahan warna pink
Coklat tua
Dicelupkan elektroda karbon pada mulut tabung terendam ± 2cm
Dihubungka elektroda karbon dengan adaptor 6 V
Dimasukkan pada tabung “U” ± 2cm dari mulut tabung
Putuskan aliran listrik setelah 5 menit
Ditambahkan 2ml larutan FeCl3 0,1 M
F.G.
H.I.
J. Hasil Pengamatan
NO PERCOBAANHASIL PERCOBAAN
KESIMPULANSEBELUM SESUDAH
1. Macam-macam Reaksi Redoks
a. Tabung 1 KI tidak berwarna
Larutan kanji tidak
berwarna
Tabung 1Warna coklat
kehitamanDan terdapat
endapan karbon
Ketiga tabung menunjukkan
adanya oksidasi I2 yang ditandai dengan adanya
Diambil 2ml larrutan hasil elektrolisis dari ruang katoda
Ditambahkan PP
Diambil 2ml larutan hasil elektrolisis dari ruang anoda
Ditambahkan 1ml larutan CHCl3
Dikocok & diamati
H2SO4 tidak berwarna
H2O2 30 % tidak
berwarna FeCl3 tidak
berwarna HNO3 pekat
tidak berwarna
I2 berwarna kuning
Larutan CH3COOH
tidak berwarna
Larutan Asam borat tidak berwarna
warna coklat kehitaman (I2
lebih banyak daripada
amilumnya)
Tabung 2 Tabung 2Warna coklat
kehitaman
Tabung 3 Tabung 3Warna coklaat
kehitaman
Tabung 4 Tabung 4 (Pembanding)Warna coklat
kehitaman
Tabung 5 Tabung 5 (Pembanding)
Ungu
b. H2SO4
tidak berwarna
K2Cr2O7 kuning
Fe(SO4)2 hijau
kekuningan
KSCN tidak
berwarna
H2SO4 + K2Cr2O7
berwarna jingga setelah
dicelupkan elektroda karbon berwarna jingga
kekuningan H2SO4 +
Fe (SO4)2 jenuh + KSCN
berwarna kuning-orange
setelah dicelupkan elektroda karbon
berwarna merah darah
Warna merah darah
menunjukkan adanya oksidasi Fe2+ menjadi
Fe3+ dan warna jingga
kekuningan menunjukkan
adanya reduksi dari Cr2O72- →
2 Cr3+
2 Penentuan DGL dari sel kimiaGelas Kimia 1 CuSO4
berwarna biruE sel menunjukkan angka 4 ,maka E sel = 1 VE sel =
= 1 V
Dari peercobaan ini didapatkan E sel sebesar 1 V dengan selisih 0,1 V dari hipotesis yang ada
Gelas Kimia 2 Zn SO4 tidak berwarna
3. Elektrolisis
Katoda KI tidak berwarna
KI + elektroda karbon terbentuk gas H2 tidak berwarna
Ketika hasil elektrolisis dari katoda ditambah pp terdapat perubahan warna pink + FeCl3 berubah warna menjadi coklat tua
Pada katoda tebentuk gas H2 yang menunjukkan adanya reduksi sari H2O sehigga larutan menjadi tidak berwarna. Namun pada anoda terjadi oksidasi daari 2I → I2 dan terbantuk gelembung gas I2
Pada anoda hasil elektrolisis setelah ditambah CHCl3 terbentuk warna pink yang tidak bercampur dengan I2
Pada katoda hasil elektrolisis setelah ditambah pp terbentuk warna pink yang menunjukkan larutan tersebut bersifat basa
CH3COOH berwarna merah
Anoda KI + elektroda karbon terbentuk gas I2 berwarna kuning
Ketika hasil elektrolisis dari anoda ditambah CHCl3 terdapat warna lembayung yang tidak bercampur dengan I2
G. Analisis Data
1. A.
Pertama, yaitu dimasukkan larutan KI 0,25 M yang tidak berwarna
pada tabung U ± 2 cm dari mulut tabung. Kemudian, pada tabung
U sebelah kanan dicelupkan elektroda karbon pada mulut tabung ±
2 cm dan dihubungkan dengan elektroda karbon dengan adaptor 6
V . Pada tabung U sebelah kiri juga dicelupkan elektroda karbon
pada mulut tabung ± 2 cm dan dihubungkan dengan elektroda
karbon dengan adaptor 6 V. Pada pengamatan, didapatkan bahwa
di katoda terdapat gelembung-gelembung gas (++) H2 yang tidak
berwarna. Hal ini dikarenakan adanya reduksi dari 2H2O + 2 e →
H2 + 2 OH-. Oleh karena K+ merupakan golongan IA, maka yang
akan direduksi pada elektrolisis ini adalah H2O. Sedangkan di
anoda didapatkan gelembung-gelembung gas (+) I2 dan larutan di
anoda berubah menjadi kuning. Hal ini menandakan bahwa adanya
oksidasi dari 2I- →I2 + 2e . Larutan yang berwarna kuning tersebut
menandakan adanya I2 yang dihasilkan dari elektrolisis. Setelah
mencapai waktu 5 menit, aliran listrik tersebut diputuskan dan
diambil masing-masing 2 ml larutan hasil elektrolisis di katoda
maupun di anoda. Pada katoda, 2 ml larutan hasil elektrolisis
tersebut ditambahkan indicator pp. pada penambahan indicator pp
warna larutan berubah menjadi pink. Hal ini menandakan bahwa
adanya pembentukan OH- dari reduksi H2O ( sesuai dengan reaksi
diatas ) sehingga indicator pp akan merubah warna larutan menjadi
pink karena indicator pp termasuk indicator basa. Setelah terjadi
perubahan warna menjadi pink, kemudian ditambahkan 2 ml FeCl3
0,1 M dan terjadi perubahan warna menjadi coklat tua dan
terbentuk endapan Fe(OH)3. Sesuai dengan reaksi OH- + FeCl3 →
Fe(OH)3↓ + Cl3- . Sedangkan pada anoda, 2 ml larutan hasil
elektrolisis ditambahkan 1 ml larutan CHCl3 kemudian dikocok
dan diamati. Pada anoda, setelah adanya penambahan CHCl3
terbentuk endapan pink dan tidak bercampur dengan larutan I2.
Karena CHCl3 merupakan larutan yang bersifat polar sedangkan
larutan I2 merupakan larutan yang bersifat non polar. Sesuai
dengan konsep ‘like dissolve like’ bahwa larutan yang bersifat
polar tidak akan larut pada larutan yang bersifat non polar.
H. Pembahasan
Pada tabung pertama, 0,5 ml KI ditambah 5 tetes larutan kanji.
Larutan kanji ditambahkan sebagai indikator adanya oksidasi I- menjadi I2.
Penambahan tersebut tidak menghasilkan perubahan warna. kemudian
ditambah 0,5 ml H2SO4 2M dan 5 tetes H2O2 30% . Penambahan H2SO4
berfungsi sebagai pemberi suasana asam pada larutan karena reaksi redoks
dapat terjadi pada larutan asam atau basa. H2O2 diteteskan karena H2O2
sebagai oksidator agar terjadi reduksi H2O2 menjadi H2O dan terdapat
perubahan warna menjadi coklat kehitaman pada larutan yang
menunjukkan bahwa larutan I2 sudah teroksidasi. Pada percobaan ini
dihasilkan endapan karbon yang berasal dari amilum (kanji).
Reaksinya adalah sebagai berikut :
2 I- + H2O2 + 2H → I2 + H2O
Pada tabung kedua, 1 ml KI 0,5 M ditambah 5 tetes larutan kanji.
Penambaha larutan kanji pada larutan KI berfungsi sebagai indikator
adanya oksidasi I- menjadi I2. setelah 0,5 KI ditambah 5 tetes larutan kanji,
tidak didapatkan adanya perubahan warna. kemudian ditambah 1 ml
H2SO4 1M dan 0,5 ml FeCl3 0,1 M . Penambahan H2SO4 dilakukan sebagai
pemberi suasana asam pada larutan karena reaksi redoks dapat terjadi peda
larutan asam atau basa sehingga memudahkan terjadinya reaksi redoks.
FeCl3 ditambahkan agar terjadi reduksi Fe3+ menjadi Fe2+ sehingga FeCl3
sebagai oksidator dan didapatkan perubahan warna menjadi coklat
kehitaman pada larutan yang menunjukkan bahwa larutan I2 sudah
teroksidasi.
Reaksinya adalah sebagai berikut :
2 I- + 2 FeCl3 + 3 H+ → Fe2+ + I2 + 3 HCl
Oksidasi
reduksi
Coklat Kehitaman
Coklat Kehitaman
Pada tabung ketiga, 1 ml KI ditambah 5 tetes larutan kanji. setelah
1 ml KI ditambah 5 tetes larutan kanji, tidak didapatkan adanya perubahan
warna. Penambahan larutan kanji pada larutan KI berfungsi sebagai
indikator adanya oksidasi I- menjadi I2. Pada tabung 3 untuk mendeteksi
terbentuknya I2, ditambahkan HNO3 pekat tetes demi tetes sampai terjadi
perubahan warna. HNO3 pekat ditambahkan untuk memberikan suasana
asam dan agar terjadi terjadi reduksi HNO3 menjadi NO dan H2O. Setelah
20 tetes warna larutan tidak berubah karena HNO3 yang kami lakukan
sudah teroksidasi sebelumnya. Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat dan
terjadi perubahan warna menjadi coklat kehitaman seperti pada tabung
pembanding ( tabung 4 ).
Reaksinya adalah sebagai berikut :
6 KI + 8 HNO3 → 6 KNO3 + 2 NO + 3 I2 + 4 H2O
Pada tabung keempat, 5 tetes I2 diencerkan dan ditambahkan 2
tetes larutan kanji menghasilkan warna coklat kehitaman. Karena
banyaknya tetesan I2 daripada larutan kanji, maka warnanya akan berubah
menjadi coklat kehitaman. Tabung ini disimpan untuk digunakan sebagai
pembanding.
Pada tabung kelima, 2 tetes I2 diencerkan dan ditambah 5 tetes
larutan kanji menghasilkan perubahan warna ungu. Karena banyaknya
tetesan larutan kanji daripada I2, maka warnanya akan berubah menjadi
ungu. Tabung ini disimpan untuk digunakan sebagai pembanding.
B.
Oksidasi
reduksi
Oksidasi
reduksi
Coklat Kehitaman
Pada percobaan ini H2SO4 tidak berwarna dimasukkan ke dalam
tabung “U” sampai ± 3 cm dari mulut tabung. Pada tabung sisi kanan
ditambah 2 ml Fe(SO4)2 jenuh yang berwarna hijau kekuningan dan 5
tetes KSCN 0,1 M yang tidak berwarna dan setelah penambahan terdapat
perubahan warna menjadi kuning-orange. Warna kuning tersebut berasal
dari Fe2+ yang tereduksi oleh 2SCN- kemudian setelah dicelupkan
elektroda karbon terjadi perubahan warna menjadi merah darah. Warna
merah darah menunjukkan adanya oksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ sesuai
dengan reaksi :
FeSO4 + 2 H+ → Fe3+ + H2SO4`
Fe3+ + 3SCN- → Fe(SCN)3
Fe2+ + 2 SCN - → Fe(SCN)2
Sementara pada tabung sisi kiri larutan H2SO4 ditambahkan 2 ml
K2Cr2O7 0,1 M yang berwarna jingga. Kemudian dicelupkan elektroda
karbon terjadi perubahan warna menjadi jingga kekuningan. Hal ini
menunjukkan adanya reduksi dari Cr2O72- menjadi 2Cr3+ sesuai reaksi
berikut ini:
Cr2O72- + 6H+ + 6e + SO42- → 2Cr3+ + 7H2O + SO24-
Pada tabung reaksi lainnya dibuat larutan pembanding yaitu 2 ml FeCl3
ditambah tetesan larutan KSCN 0,1 M berwarna merah darah yang
menandakan adanya ion Fe3+. Tabung ini disimpan untuk digunakan
sebagai pembanding.
2. Pada percobaan kedua yaitu penentuan DGL dari sel kimia.
15 ml CuSO4 1M yang berwarna biru dimasukkan
ke dalam gelas kimia pertama sedangkan 25 ml ZnSO4 0,1
M yang tidak berwarna dimasukkan kedalam gelas kimia
OksidasiMerah darah
Reduksi
Jingga Kekuningan
Merah darah
Kuning
yang kedua. Setelah itu, pada gelas kimia pertama
dicelupkan lempeng Cu, sedangkan pada gelas kimia kedua
dicelupkan lempeng Zn. Kemudian kedua lempeng tersebut
dihubungkan dengan voltmeter dan dibuat jembatan garam
dari kertas tisu yang digulung dan dicelupkan pada larutan
NaCl. Fungsi dari jembatan garam ini adalah untuk
menyeimbangkan ion-ion dalam larutan. Elektron akan
mengalir dari elektroda Zn ( elektroda negatif ) ke elektroda
Cu ( elektroda positif ). Sehingga reaksinya adalah :
Anoda : Zn(s) → Zn2+ (aq) + 2e E0 Zn = 0,763 V
Katoda : Cu2+ + 2e → Cu(s) E0 Cu = 0,337 V
Zn + Cu2+ → Zn2+ + Cu E0 sel = 1,10 V
Seng melarut menghasilkan ion seng
Tembaga mengendap
Dari hasil percobaan jarum dari voltmeter menunjukkan
angka 4 dengan tegangan yang digunakan sebesar 2,5 V.
setelah dilakukan perhitungan, didapatkan bahwa E sel
sebesar 1 V.
I. Diskusi
Pada percobaan pertama, yaitu pada tabung ke 1, didapatkan
adanya endapan karbon. Hal ini tidak sesuai hipotesis bahwa pada tabung
pertama, seharusnya tidak terdapat endapan karbon yang berwarna hitam.
Endapan ini terbentuk karena H2O2 yang dipakai sebesar 30%. Ini tidak
sesuai dengan panduan buku praktikum yang seharusnya memakai H2O2
hanya 3% saja. Oleh karena H2O2 yang dipakai sebesar 30% maka H2O2
tersebut bersifat oksidator kuat sehingga bisa memutuskan ikatan karbon
yang terdapat pada amilum. Oleh sebab itulah terbentuk endapan karbon
yang berwarna hitam.
J. Kesimpulan
K. Pertanyaan dan Jawaban
1. Bagaimana cara pemilihan indikator yang benar? Jelaskan!
2. Apa yang dimaksud dengan indikator universal?
3. Apa yang dimaksud dengan indikator tunggal dan indikator campuran?
Jelaskan perbedaan fungsinya dan berikan contohnya!
Jawaban :
1. Cara pemilihan indicator yang benar adalah dengan menyesuaikan
indicator yang dipilih dengan jenis larutan yang dideteksi pH-nya.
Misalnya, dengan menggunakan indicator PP, maka larutan yang
hanya bersifat basa saja yang bisa dideteksi pH-nya yang ditandai
dengan berubahnya warna menjadi ungu, sementara pada larutan
asam tidak terjadi perubahan warna.
2. Indikator Universal adalah suatu pH indikator untuk menandai
kadar keasaman atau kadar kebasaan suatu larutan. Indikator
universal adalah gabungan dari beberapa indicator
3. Indikator tunggal adalah indikator yang berdiri sendiri tanpa perlu
indikator lain dan berfungsi untuk mendeteksi larutan bersifat asam
atau basa tetapi tidak dapat mengetahui harga pH dan pOH.
Contoh : indicator phenoptalein yang digunakan untuk mendeteksi
larutan yang bersifat basa
Indikator ganda adalah indikator yang tidak dapat berdiri sendiri
atau memerlukan indikator lain
L. Daftar Pustaka
Tim kimia dasar.2011.Penuntun Praktikum Kimia Dasar Lanjut.Surabaya :
Unipres
Tim Kimia Dasar.2010.Kimia Dasar II.Surabaya:Unipres
2010_anita. file:///E:/materi/praktikum%20indikator/trayek%20pH.htm. diakses pada 28 Maret 2012RinoSafrizal,May23,2011.http://jejaringkimia.blogspot.com/2009/12/indikator-asam-basa.html. diakses pada 28 Maret 2012
Lampiran
Gambar percobaan