Upload
najmi-balfas
View
116
Download
25
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Laprak
Citation preview
KATA PENGANTARAlhamdulillahirabbil’alamin, ucapan syukur saya panjatkan kepada Allah
atas nikmat yang diberikan selama ini, dan kelancaran dalam melakukan
perkuliahan sampai hari ini. Laporan praktikum Prestasi Mesin ini dilakukan
berkenaan dengan mata kuliah Konversi dan Konservasi Energi. Selain itu
praktikum ini dilakukan agar dapat dipahaminya efisiensi kerja mesin. Penulisan
laporan praktikum ini dilakukan dengan mengambil data pada tanggal 8 Mei
2016. Praktikum dilakukan pada 7 mesin dan setiap anggota kelompok mendapat
tanggung jawab dalam melaporkan hasil praktikum masing-masing satu mesin.
Rasa terimakasih juga saya ucapkan terhadap pihak-pihak yang sudah
membantu keberhasilan penulisan laporan praktikum, terima kasih saya ucapkan
kepada:
1. Prof. Dr. Ir Adi Surjosatyo M.Eng. dan Dr. Ir. Imansyah Ibnu Hakim
M.Eng. sebagai dosen mata kuliah KKE 02
2. Seluruh Asisten Laboratorium Prestasi Mesin yang sudah
membimbing kami selama praktikum.
3. Seluruh anggota kelompok 12 Praktikum yang sudah turut serta
melakukan praktikum dan membantu dalam pengambilan data kinerja
mesin
Harapan saya laporan praktikum prestasi mesin yang saya buat dapat
bermanfaat untuk masyarakat umumnya, dan civitas academi UI khususnya.
Semoga data dan analisa yang saya cantumkan di dalamnya dapat dijadikan
sebagai referensi untuk banyak pihak di kemudian hari. Segala kesalahan dalam
tata bahasa ataupun kesalahan analisa mohon dimaklumi karena keterbatasan ilmu
saya.
Depok, 13 Mei 2016
Najmi M Balfas
1
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................1
Daftar Isi......................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................4
1. Latar Belakang...............................................................................4
2. Tujuan Praktikum...........................................................................4
3. Manfaat Praktikum.........................................................................4
BAB II DASAR TEORI..............................................................................5
1. DASAR TEORI..............................................................................5
1.1 DATA TEORI................................................................................6
1.2 DATA TEKNIS..............................................................................8
2. TEORI UMUM DARI KOMPRESI............................................10
2.1 ASPEK – ASPEK TEORITIS TAMBAHAN.................................13
2.2 SPESIFIKASI HUMIDITY (moisure content)................................13
2.3 RELATIVE HUMIDITY (Q)..........................................................14
2.4 PEMBAHASAN INTERCOOLER.................................................14
3. JALANNYA PENGUJIAN..........................................................15
BAB III PENGOLAHAN DATA.............................................................19
1. Penghitungan Massa Aliran Udara...............................................19
2. Rasio Kompresi (ˠp).....................................................................20
3. Rasio Temperatur (ˠT)..................................................................20
4. Harga Index Politropis (n)............................................................21
5. Kerja Politropis.............................................................................21
6. Efisiensi Volumetris.....................................................................22
7. Kerja Isothermal (Wls).................................................................22
2
8. Kerja Indicated.............................................................................23
9. Kerja Mekanis (Wmech)..............................................................23
10. Input Daya Motor Listrik.............................................................24
11. Harga – harga Efisiensi................................................................24
12. Analisa Intercooler.......................................................................25
13. Grafik............................................................................................25
BAB IV ANALISIS...................................................................................26
1. Analisis Data................................................................................26
2. Analisis Grafis..............................................................................27
BAB V KESIMPULAN.............................................................................28
REFERENSI..............................................................................................29
3
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Praktikum Prestasi Mesin dilakukan untuk mengetahui efisiensi kerja
mesin. Mesin – mesin yang dicoba merupakan mesin kerja yang paling
banyak ada di kehidupan sehari – hari kita. Pemahaman tentang cara kerja
mesin dan teori sistem menjadi salah satu fokus praktikum. Mesin kompresor
adalah salah satu mesin yang ditinjau kinerjanya. Praktikan mengolah data
dan menghitung efisiensi dari mesin kompresor.
2. Tujuan Praktikum
Pengujian terhadap sebuah Reciprocating Air Compresor (RAC)
dimaksudkan untuk membantu memberi pelajaran kepada praktikan untuk
dapat mendalami teori-teori termodinamika. Pengujian ini bertujuan untuk
menyelidiki sifat-sifat dari kompresor Udara Bertingkat Ganda atau lebih.
3. Manfaat Praktikum
Praktikan mendapatkan manfaat praktikum yaitu:
a. Memahami penerapan teori termodinamika
b. Memahami perbedaan kompresor 1 tingkat dengan 2 tingkat atau
lebih
c. Efisiensi kerja kompresor
4
BAB II DASAR TEORI
1. DASAR TEORI
Kompresor udara Bertingkat Ganda terdiri dari GT 102 (tingkat pertama)
dan GT 10212 (tingkat kedua) yang masing-masingnya terpasang pada sebuah
Lori yang terpisah. Tingkat pertama dapat digunakan secara terpisah atau
tersendiri tanpa tingkat kedua, sedangkan bila diinginkan sebuah kompressor
bertingkat ganda, maka dengan pipa udara (hoses) tingkat pertama dapat
dihubungkan pada tingkat kedua secara tepat. Sehingga akan terbentuk sebuah
compressor bertingkat ganda lengkap dengan intercooling.
TINGKAT PERTAMA (GT102)
Tingkat pertama ini mempunyai dua sHinder dengan sistem pendinginan
udara. Digerakkan oleh DC Dynamometer Motor yang kecepatannya dapat diatur
untuk meneruskan putaran motor kepada kompressor V-belt dengan perbandingan
kecepatan 3,57 :1.
Kecepatan kompressor dapat diukur dengan tachometer listrik dan dapat
juga dibaca langsung pada panel insrumen. Suatu pegas pengimbang dipasang
untuk mengukur Momen Torsi Motor, sedang Daya Listrik dapat diukur dengan
instrument yang terpasang pada kontrol kabinet. Sebuah orifice dipasang untuk
mengukur jumlah aliran massa udara dairi kompressor.
Temperatur dapat diukur pada setiap titik yang dikehendaki dalam siklus
dengan menggunakanan "multi point temperatur" dan "thermocouple".
Temperatur tabung kering dan tabung basah digunakan untuk mengukur
kelembaban udara sebelum dan sesudah kompresi.
TINGKAT KEDUA (GT102/2)
Kedua ini juga digerakan oleh sebuah DC Dynamometer Motor yang
kecepatannya dapat diatur seperti pada tingkat pertama. Putaran motor diteruskan
kepada kompressor dengan menggunakan V-belt dengan perbandingan kecepatan
3,57: 1.
5
Tingkat kedua ini mempunyai 2 (dua} silinder yang mempunyai ukuran
yang lebih kecil dari silinder tingkat pertama. Disini tidak dibutuhkan receiver.
Pemakaian daya tekanan dan temperatur pada setiap titik dalam siklus diukur
dengan peralatan yang sama dengan peralatan pada tingkat pertama.
Pada tingkat kedua ini dipasang sebuah intercooler dengan pendingin air.
Udara bertekan dari tingkat pertama dilewatkan melalui intercooler sebelum
memasuki tingkat kedua atau dapat langsung memakai tingkat kedua tanpa harus
melewati intercooler. Sebuah instrument dipasang untuk mengukur flowrate dari
air pendingin serta temperatur masuk dan keluar udara dan air.
Sebagai alat tambahan pada tiap tingkat dipasang penunjuk tekanan
"Maihak Indicator" yang berguna untuk pembuatan P-V diagram. Alat ini
dipasang df kepala silinder dari setiap kompressor dan digerakan oleh suatu
mekanisme yang dihubungkan pada bagian crnk case.
Setiap motor dilengkapi dengan panel kontrol yang berisi variable
transformer dan rectifier serta dilengkapi pula dengan alat pengatur putaran.
Kontrol unit kabinet hanya dapat dihubungkan dengan arus listrik satu phase pada
tegangan 220-240 Volt frekwensi 50-60 Hz. Pemakaian daya maksimum pada
setiap tingkat tidak akan melebihi 2.2 Kw.
1.1 DATA TEORI
Instrumen yang dibutuhkan sebagai berikut:
Tingkat Pertama (GT 120)
Motor:
a. Spring balance untuk menghitung momen.
b. Voltmeter
c. Ammeter
Kompresor : Electrical tachometer.
Tekanan udara :
a. Bourdon gauge untuk delivery pressure.
6
b. Manometer untuk inlet pressure.
Massa udara yang mengalir :
a. Sharp edged orifice.
b. Dua manometer untuk orifice differential dan down stream pressure.
Temperatur :
Thermocouple dengan multi point indicator yang berfungsi sebagai
pemungut:
Temperatur dari udara yang akan masuk kedalam compressor
Temperatur dari udara yang keluar
Temperatur udara yang masuk kedalam orifice.
Kelembapan : Thermometer tabung kering dan tabung basah untuk inlet dan
delivery.
Tingkat Kedua (GT 120/2)
Motor:
a. Spring balance untuk menghitung momen.
b. Voltmeter
c. Ammeter
Kompresor : Electrical tachometer.
Tekanan udara : Bourdon gauge untuk delivery pressure.
Intercooler : Rotameter untuk water flow.
Temperatur :
Thermometer dengan multi point indicator yang berfungsi sebagai
pemungut:
Temperatur udara masuk intercooler
Temperatur udara keluar intercooler.
Temperatur air masuk
Temperatur air keluar intercooler.
7
Temperatur udara masuk kompressor.
Temperatur udara keluar kompressor.
1.2 DATA TEKNIS
Tingkat Pertama (GT 102)
Number of cylinder : 2 (dua)
Bore : 66,7 mm (2 5/8")
Stroke : 63,5 mm ( 2 1/2")
Swept volume : 374 Ltr /menit (13,2 ft3 /menit) pada
putaran 850 rpm
Compressor speed range : 425 - 850 rpm
Max. Delivery pressure : 10,3 bar (150 psig)
Drive belt ratio : 3,57: 1
Motor power : 2,2 kW.
Free air delivery : 262 Ltr/menit (up to 9,25 ft3/menit)
Air receiver volume : 107 liter (3,37 ft3)
Tingkat Kedua (GT 102/2)
Number of cylinder : 2 (dua)
Bore : 50,8 mm (2")
Stroke : 50,8 mm (2")
Swept volume : 156 Ltr /menit (6.1 ft3 /menit) pada putaran
850 rpm
Compressor speed range : 425 - 850 rpm
Max. Delivery pressure : 10,3 bar (150 psig)
Drive belt ratio : 3,57: 1
Motor power : 2,2 kW.
8
Motor speed range : 0 - 3000 rpm
Free air delivery : 106 Ltr/menit (up to 4.3ft3/menit)
Intercooler water flow : 200 ltr/jam (44 gph)
GABUNGAN TINGKAT PERTAMA KEDUA (TINGKAT GANDA)
Dimension :
long = 1450 mm (55")
wide = 610 (24")
height = 1780 mm (70")
Electrical supply : 220 - 240 volt, 50-60 Hz
Single phase 2.2 kW for cash stage
Weight : GT 102/2 = 182 (400 lb)
Dalam operasinya reciprocating air compressor (RAC) ataupun sebuah
kompressor adalah mengisap sejumlah uara dengan volume tertentu masuk
kedalam silinder. Udara yang diisap ini did a lam silinder ditekan secara
politropis, sehingga mengakibatkan suatu kenaikan tekanan dan temperatur.
Dara tekanan ini mengalir melalui Spring loaded out disc valve ke
"discharge system.
Udara akan keluar secara kontinu sampai piston mencapai titik mati bawah
(TMB), sejumlah udara berikutnya akan terhisap melalui Spring loaded disc valve
dan proses akan berulang kembali. Dari P-V diagram yang ideal untuk
kompressor satu tungkat dibawah ini dapat dilihat siklus yang dijalani oleh udara
tersebut
9
2. TEORI UMUM DARI KOMPRESI
Keterangan gambar:
a ----- b = langkah kompresi
b ----- c = langkah buang
Vc = volume sisa
Vs = Va- Vc = volume lengkap
V = Va-Vd =volume isi
Dari suatu siklus kompressor, proses penekanan dan pengembangan tidak
mengikuti proses adiabatis ataupun isoterma, ini berarti index politropis untuk
proses penekanan dan pengembangan (n) terletak diantara 1.0 dan 1.4 dimana PVn
= konstan.
Kerja politropis Vp1= yang ditunjukan oleh luas diagram P-V adalah :
Persamaan tersebut dapat juga ditulis
…………………………………(1)
Diagram dibawah ini memperlihatkan sebuah bentuk dari diagram P-V
yang sebenarnya yang berbeda dengan diagram P-V yang ideal, yang mana seperti
10
terlihat pada gambar terlihat titik-titik ujung mempunyai bentuk yang membulat.
Kerja yang ditunjukkan :
dimana:
Ap = Luas penampang piston
Ls = Langkah (stroke)
N = Putaran
Ataupun ditulis :
W1 = Pm Ap Ls N ……………………………………………………..(2)
Diagram ini memperlihatkan sebuah diagram P-V yang ideal dari sebuah
kompressor bertingkat ganda. Disini penekanan berlangsung dalam dua tingkat,
yang mana akan ada suatu tekanan perantara (P1) yang terletak diantara P1 dan P2.
Dalam hal ini dianggap tidak tekanan yang hilang diantara tingkat tersebut.
11
Dengan Menggunakan persamaan (1) untuk siklus penekanan didapatkan :
…..(3)
Suatu . yang tidak boleh dilupakan dalam pembahasan kompressor adalah
mengenai efesiensi, yang mana efesiensi volumetris praktis sebuah kompressor.
Efisiensi volumetris adalah perbandingan antara besarnya massa udara yang
dikeluarkan sebenarnya dengan harga maksimum secara theoritis.
Efisiensi volumetris dapat didefinisikan sebagai berikut :
……………………………………………………………(4)
Karena Vs = Va, maka persamaan (4) dapat juga ditulis sebagai berikut:
12
…………..(5)
Dari persamaan (5) diatas dilihat bahwa apabila tekanan “naik” akan
menyebabkan efisiensi volumetric “turun”. Oleh karena itu ntuk mendapatkan
nilai perbandingan efesiensi volumetris yang tinggi pada umumnya digunakan
kompressor tingkat ganda atau lebih. Hal ini akan lebih menyempurnakan jumlah
udara yang diberikan pada suatu nilai perbandingan dan dapat mengurangi jumlah
daya yang dibutuhkan untuk mencapai nilai perbandingan tertentu.
2.1 ASPEK – ASPEK TEORITIS TAMBAHAN
Berikut ini diberikan suatu ringkasan yang ada hubungannya dengan teori
Psikrometris dan juga suatu analisa thermodinamis dari sebuah intercooler.
2.2 SPESIFIKASI HUMIDITY (moisure content)
Udara dalam keadaan tekanan normal terdiri dari sejumlah uap air.
Kandungan uap air tersebut banyaknya tergantung pada keadaan atmosfir dan
dalam suatu proses penekanan serta kemudian dianjurkan daengan perbandingan
pada keadan normal, maka perban.dingan campuran itu dapat berubah . Spesifik
Humidity adalah :
Bila dianggap uap air mempunyai sifat sebagai gas sempurna, kemudiandengan
hukum Dalton dari “Partai Pressure” diketahui :
Pv = mv . Rv . Tv dan Pa . V = ma . Ra . Ta
Untuk Ta = Tv, maka:
13
……………………………………………………(6)
dimana:
Ra = Gas konstan untuk udara kering = 0.2871 KJ/kg K
Rv = Gas konstan uantuk uap air = 0.14615 KJ/kg K
Bila uap dalam keadaan jenuh, Pv hanya merupakan fungsi naik, maka
presentase kandungan uap air menjadi kurang, pengurangan didapat dari
pengembunan.
2.3 RELATIVE HUMIDITY (Q)
……………………………………(7)
Dengan menggunakan sistim thermometer tabung kering dan tabung basah
pengurangan relative dari temperatur tabung .basah terhadap tabung kering bisa
didapatkan. Dan dari tabel yang diberikan nilai relative Humidity dapat
ditemukan.
2.4 PEMBAHASAN INTERCOOLER
Intercooler adalah tabung perpindahan panas, dimana temperatur udara
yang keluar dari tingkat pertama didinginkan sampai mencapai harga terendah.
Panas yang diambil oleh air :
Q'w = mw. Qpw (T26- T24) …………………………………………….(8)
Panas yang diberikan oleh udara:
Q'a = m'a. Qpa (T23- T24) ………………..……………………………..(9)
Karena thermocouple yang digunakan untuk mendapatkan harga-harga
dari T23 – T24 dipasang dekat intercooler, maka akibatnya terdapat kehilangan
panas yang sangat kecil dan tidak dapat dihitung. Secara Umum :
14
Q'a = Q'w + Losses ……………………………………………………..
(10)
Sehingga efisiensi thermal adalah :
……………………………………………………………(11)
Dalam hal ini sangat sulit untuk menghitung jumlah panas yang
sebenarnya diberikan oleh udara, disebabkan oleh losses yang tidak dihitung.
Maka disini yang lebih pendting untuk diketahui dari. sebuah heat exchanger
adalah "thermal ratio" yang didefinisikan sebagai berikut:
……………………………………………………..(12)
Berdasarkan data-data yang didapat dari pengujian dapat dilakukan analisa
terhadap kompressor yang telah diuji tersebut dengan menggunakan rumus-rumus
berikut ini.
3. JALANNYA PENGUJIAN
3.1 Kompressor Tingkat Pertama
3.1.1 Sebelum Menjalankan Unit
Periksa semua peralatan/instrumen pengukuran
Buang dan bersihkan air kondensat yang terjadi dalam receiver
dan intercooler melalui saluran pembuangan yang ada.
Pasang "kertas Maihak" (Maihak Indicator) pada peralatan
pembuat diagram P-V (jarum penggambar P-V diagram).
Tutup katup pengatur aliran pendingin pada panel dengan jalan
memutar kr.an secara penuh dengan jarumjam.
Kondisi air pendingin yang dibutuhkan adalah : Debit = 3
liter/menit (40 ghp)
Buka katup suplai air pendingin dan periksa kalau-kalau terjadi
kebocoran.
15
3.1.2 Menjalankan Unit
Buka katup pengatur aliran massa udara pada panel instrumen
dan pastikan bahwa tekanan udara pada receiver not.
Nyalakan swich ON/OFF pada panel kontrol dan perhatikan
bahwa tombol pengatur putaran harus diset pada kedudukan
nol.
Putar tombol pengatur putaran perlahan-lahan pada posisi
speed 500 rpm.
Tutup katup pengatur aliran massa udara, sehingga tekanan
dalam receiver naik.
Pada saat tekanan dalam receiver mencapai 2 bar, buka katup
pengatur massa udara perlahan-lahan untuk mempertahankan
tekanan pada nilai tersebut. (Perhatikan selalu penunjukan
manometer).
Pastikan semua alat beberapa saat pada kondisi ini untuk
"Warm-Up".
Setelah itu baru kompressor digunakan untuk pengujian
(Sebelum pengujian berlangsung jarum penggambar P-V
diagram jangan ditekan pada kertas).
3.1.3 Cara Pengujian Kompressor
Pengujian dilakukan pada kompressor yang konstan
(ditentukan oleh asisten :
450;500;600;650;700;750;800;850 rpm).
Atur putaran motor sampai tercatat putaran kompressor
yang dikehendaki, dan usahakan ketahanan P2 = 0 dengan
membuka katup pengatur aliran massa udara.
Pada saat putaran dan tekanan sudah konstan, catat semua
penunjukan alat ukur dan jangan lupa menekan jarum jam
penggambar P-V diagram pada kertas Maihak.
Atur melalui katup aliran massa udara agar takanan P2 naik
sampai 2 bar, jaga agar tekanan ini konstan begitu pula
putaran kompressor.
16
Setelah keadaan tersebut tercapai (N konstan dan P2
konstan untuk tiap kenaikan tekanan sesuai dengan
petunjuk asisten : 2;2,5;3;3,5;4;4,5;5;5,5;6; 6,5;7; 7,5; 8
bar), catat semua penunjukan alat ukur pada panel
instrumen.
Ulangi pengujian untuk putaran yang lain.
3.2 Kompressor Tingkat Ganda
Hentikan tingkat pertama terlebih dahulu sebelum kedua unit
digabung menjadi compressor bertingkat ganda
3.2.1 Sebelum Menjalankan Unit
Hubungkan sisi keluar dari kompressor tingkat pertama
dengan sisi masuk dari kedua kompressor tingkat kedua.
Hubungkan sisi keluar dari kompressor tingkat kedua
dengan sisi masuk receiver pada tingkat pertama.
Hubungkan pipa suplai air pendingin dan pipa untuk
saluran pembuangan dari intercooler.
Tutup katup pengatur aliran air pendingin pada panel
instrumen dengan memutar kran secara searah dengan
jarum jam.
Kondisi air pendingin yang dibutuhkan : debit= 3 1/mln (40
gph) dan Pmin =1 bar.
Buka katup suplai air pendingin dan periksa kalau-kalau
terjadi kebocoran
Periksa bahwa intercooler selection valve pada sisi sebelah
kanan bekerja dengan baik dengan cara menggerakan tuas
yang tersedia.
3.2.2 Menjalankan Unit
Cara menjalankan unit kompressor tingkat kedua sama
dengan cara menjalankan pada tingkat pertama. Jalankan
kedua tingkat dengan bersamaan.
3.2.3 Cara Pengujian
17
Pengujian dilakukan pada putaran kompressor yang konstan
dengan atau tanpa menggunakan intercooler.
Putar tombot pengatur putaran kompressor sampai tercapai
putaran yang dikehendaki (ditentukan oleh asisten : 450;
500; 550; 600; 650; 700; 750; 800; 850 rpm).
Atur melalui katup pengatur aliran masaa udara tekanan
pada tingkat pertama fan kedua sesuai dengan yang
dikehendaki.
Setelah keadaan tersebut tercapai catat semua penunjukan
alat ukur pada tingkat pertama dan kedua.
Ulangi pengujian untuk tekanan P2 yang lain (ditentukan
oleh asisten : 2; 2,5; 3; 3,5; 4; 4,5; 6; 6,5; 7; 7,5; 8 bar) .
Jaga putaran kompressor agar selalu konstan.
18
BAB III PENGOLAHAN DATAData Percobaan
UNIT TINGKAT 1 Rata-rataPERCOBAAN KE- 1 2 3
P1 mmH2O 350 350 350 350.00P2 Bar 0.4 0.4 0.4 0.40T1 0C 31 31 32 31.33T2 0C 56 62 66 61.33T3 0C 26 27 28 27.00N1 rpm 450 450 450 450.00ΔP mmH2O 1 1 1 1.00P3 mmH2O 13 13 13 13.00F1 Newton 6 5.9 5.6 5.83V Volt 140 140 140 140.00I Ampere 4 4 3 3.67
UNIT TINGKAT 2 Rata-rataPERCOBAAN KE- 1 2 3
Vin Lt/min 3 3 3 3.00P1 Bar 0.3 0.3 0.3 0.30P2 Bar 2 2 2 2.00T1 0C 29 30 32 30.33T2 0C 28 28 30 28.67T3 0C 38 43 48 43.00T4 0C 28 29 29 28.67T5 0C 28 28 28 28.00T6 0C 60 60 60 60.00N2 rpm 450 450 450 450.00F2 Newton 6 6.2 6.2 6.13V Volt 130 130 130 130.00I Ampere 6 6 5.5 5.83
1. Penghitungan Massa Aliran Udara
ΔP = Orifice Diferential Head (mmH20)
P3 = Orifice plate down stream pressure (Bar abs)
= 9,8 x 105 . P3 + P0
19
P3 = Penunjukkan pada manometer (mmH20)
Po = Tekanan Atmosfir (Pa abs)
T 3 = T3 + 273 (K)
m’a = 6,574 x √(1 x (9,8 x 105 x 13 + 101325)/(27 + 273)
= 6,574 x 0.06
= 0.382296423= 0.38 kg/s
2. Rasio Kompresi (ˠp)
Tingkat pertama :
ˠp1 = (40000+ 101325) / (3432,32 + 101325)
= 1.35
Tingkat kedua :
ˠp2 = (200000+ 101325) / (30000 + 101325)
= 2.3
3. Rasio Temperatur (ˠT)
20
Tingkat Pertama:
ˠT1 = (61.33 + 273) / (31.33+273)
= 1.1
Tingkat Kedua:
ˠT2 = (28.67 + 273) / (30.33+273)
= 0.99
4. Harga Index Politropis (n)
Tingkat 1
n = log(1.35)/(log(1.35) + log(1.1))
= 0.76
Tingkat 2
n = log(2.3)/(log(2.3) + log(0.99))
= 1.012
5. Kerja Politropis
Wp1 = 0.38 x 0.2871 x 31.33 x (0.76/0.76-1) x (1.35(1-0.76/0.76)– 1)
= 1.076 kW
Wp2 = 0.99 kW
21
6. Efisiensi Volumetris
Tingkat 1
“swept air mass flow” = 0.0091 x 10-3 x 47.1 = 0.00043
Tingkat 2
“swept air mass flow” = 1.1964 x 10-3 x 0.3/ 30.33 x 47.1 = 0.00056
Efisiensi Tingkat 1
ɳvol1 = 0.38/0.00043 x 100% = 88370 %
Efisiensi Tingkat 2
ɳvol1 = 0.38/0.00056x 100% = 67857 %
7. Kerja Isothermal (Wls)
Untuk tingkat pertama :
Untuk tingkat kedua :
Tingkat 1:
Wis1 = 0.38 x 0.2871 x 31.33 x ln 1.35
= 1.026
Tingkat 2:
22
Wis2 = 0.38 x 0.2871 x 30.33 x ln 2.3
= 2.75
8. Kerja Indicated
Untuk tingkat pertama :
Untuk tingkat kedua :
Pm1 = (39.1 x (3.14 x 5^2))/ 20 = 153.47
Pm2 = (39.1 x (3.14 x 5^2))/ 20 = 139.52
Tingkat Pertama:
Wi1 = 153.47 x ((33.3^2)x3.14) x 63.5 x 47.1 x 2
= 3196437641 = 320 x 106 (mm3) = 0.32 (m3)
Tingkat Kedua
Wi2 = 139.52 x ((25.4^2)x3.14) x 50.8 x 47.1 x 2
= 1352533915 = 135.2 x 106 (mm3) = 0.1352 (m3)
9. Kerja Mekanis (Wmech)
23
Wmech1 = 0.0591 x 10-3 x 47.1 x 5.83
= 0.0162
Wmech2 = 0.0591 x 10-3 x 47.1 x 6.13
= 0.0171
10. Input Daya Motor Listrik
Suplai daya listrik total = armature power + Field power
Kompresor 1
Suplai1 = (140 x 3.67)/1000 + (220 x 0.4)/1000
Suplai1 = 0.6018
Kompresor 2
Suplai2 = (140 x 3.67)/1000 + (220 x 0.4)/1000
Suplai2 = 0.8459
11. Harga – harga Efisiensi
Efisiensi thermal : ɳ is = Wis / Wi
ɳ is1 = 1.026/0.32 = 3.2
ɳ is2 = 2.75/0.1352 = 20.34
Efisiensi isothermal : ɳ is.o = Wis / Wmech
ɳ is.o1 = 1.026/0.0162 = 63.3
ɳ is.o2 = 2.75/0.0171 = 160.82
Efisiensi mekanis : ɳ mech = Wi / Wmech
24
ɳ mech = 0.32/0.0162 = 19.75
ɳ mech = 0.1352/0.0171 = 7.9
12. Analisa Intercooler
ɛ = (43 – 28.67) / (43 – 28)
= 0.955
13. Grafik
P-V
ɳvol - ɣp
0.1 0.2 0.3 0.4 0.50
0.005
0.01
0.015
0.02
0.025
0.03
ɳ vol - dp
ɳ vol
25
BAB IV ANALISIS
1. Analisis Data
Pada hasil akhir percobaan dihitung harga efisiensi pada kompresor.
Selain itu didapatkan daya yang keluar selama proses kompresi dilakukan. Data
kinerja kompresor tahap satu tidak didata, karena reservoir kompresor rusak.
Peninjauan efisiensi hanya dilakukan pada kompresor 2 tahap. Penghitungan pada
kompresor tahap satu akan memiliki keakuratan yang sangat rendah karena
ditinjau saat kedua compressor bekerja.
Dari perhitungan dapat ditinjau:
Efisiensi thermal : ɳ is = Wis / Wi
ɳ is1 = 1.026/0.32 = 3.2
ɳ is2 = 2.75/0.1352 = 20.34
Efisiensi isothermal : ɳ is.o = Wis / Wmech
ɳ is.o1 = 1.026/0.0162 = 63.3
ɳ is.o2 = 2.75/0.0171 = 160.82
Efisiensi mekanis : ɳ mech = Wi / Wmech
ɳ mech = 0.32/0.0162 = 19.75
ɳ mech = 0.1352/0.0171 = 7.9
Efisiensi thermal pada kompresor tahap 1 sebesar 3.2 sedangkan pada
kompresor tahap 2 sebesar 20.34, perbedaan efisiensi yang signifikan dikarenakan
kompresor tahap 2 melakukan peningkatan efisiensi. Efisiensi ini dipengaruhi
oleh adanya intercooler yang berada di antara kompresor tahap 1 dengan tahap 2,
sehingga suhu udara yang masuk ke kompresor tahap 2 tidak tinggi.
Efisiensi isothermal merupakan efisiensi saat tahap isothermal. Efisiensi
pada kompresor tahap 1 lebih kecil dibandingkan efisiensi saat tahap 2. Perbedaan
ini dipengaruhi oleh besarnya volume hisap piston yang bekerja. Volume
kompresor tahap 1 lebih besar dibandingkan volume kompresor tahap 2.
26
Efisiensi mekanis adalah penghitungan efisiensi gerakan yang terjadi pada
kompresor. Pada kompresor tahap 1 efisiensi yang terjadi lebih besar karena hasil
dari hisapan yang lebih banyak dibandingkan kompresor tahap 2.
Pada penghitungan efisiensi, dihasilkan angka yang terlalu besar, karena
efisiensi yang dihasilkan justru lebih besar dari 1, efisiensi tersebut mustahil
terjadi. Keterbatasan alat yang sudah tua dan alat ukur manual merupakan
penyebab utama hasil yang kurang presisi. Saat dilakukan praktikum dapat
ditemukan banyak bocoran oli maupun bocoran udara.
2. Analisis Grafis
Grafik P-V yang dihasilkan tidak dapat praktikan buat karena keterbatasan
informasi, namun analisa dilakukan dari grafik yang ada pada modul. Pada grafik
P-V dapat ditinjau bahwa penggunaan kompresor tahap 2 digunakan untuk
meningkatkan efisiensi kerja mesin. Bentuk grafik yang terbuat tidak seperti
bentuk grafik pada idealnya, namun mendekati.
Grafik ɳvol - ɣp dapat disimpulkan bahwa efisiensi volumetrik berbanding
lurus dengan perbedaan tekanan. Dengan peningkatan perbedaan tekanan, maka
efisiensi volumetrik semakin meningkat.
27
BAB V KESIMPULANPada praktikum prestasi mesin, dapat disimpulkan bahwa peninjauan
efisiensi mesin perlu dilakukan. Tuntutan industri untuk menggunakan mesin
dengan efisiensi tinggi menjadi tugas sendiri untuk kami sebagai mahasiswa
teknik mesin. Pemahaman dalam hukum termodinamika menjadi kunci utama
dalam peningkatan efisiensi mesin.
Dengan mengikuti praktikum ini, praktikan mendapatkan:
1. Pemahaman lebih mendalam tentang hukum termodinamika
2. Pemahaman tentang peninjauan efisiensi kerja mesin
3. Terbuka wawasannya tentang mesin - mesin yang umum pada
perindustrian maupun mesin sehari – hari.
Praktikan dapat menyimpulkan bahwa praktikum sangat perlu dilakukan,
dan perlu adanya peningkatan fasilitas mesin yang digunakan. Kinerja mesin yang
sudah tua, sangat sulit untuk mendapatkan data yang akurat.
28
REFERENSISayers, A.T. 1990. Hydraulic and Compressible Flow Turbomachines. McGraw
Hill, New Delhi.
Buku Penuntu Praktikum Prestasi Mesin. 2014, Depok.
Moran, M. J. 2010. Fundamentals of Engineering Thermodynamics. John Wiley & Sons, Inc.
29