37
1 LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN Di susun oleh Nama NIM Kelompok : Dewi Ma’rufah : H 0106006 : 7 LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN DAN BIOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

1

LAPORAN PRAKTIKUM

KULTUR JARINGAN

Di susun oleh

Nama

NIM

Kelompok

Dewi Marsquorufah

H 0106006

7

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN DAN BIOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2008

2

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum Kultur Jaringan ini disusun guna melengkapi tugas

mata kuliah Kultur Jaringan dan telah diketahui serta disahkan oleh Co-Assisten

dan Dosen Kultur Jaringan pada tanggal 24 Desember 2008

Di susun Oleh

Nama Dewi Marsquorufah

NIM H 0106006

Kelompok 7

Mengetahui

Dosen Kultur Jaringan Co-Assisten

Dr Ir Endang YuniastutiMsi Setyawati Gita

NIP 132085921 H 0105028

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan Laporan Praktikum Kultur Jaringan ini Penyusunan laporan ini

bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Kultur Jaringan pada semester V di

Program StudiJurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis menyadari sepenuhnya

apabila tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak tidak akan

dapat terselessaikan dengan baik Oleh karena itu penulis menyampaikan terima

kasih kepada

1 Prof Dr Ir Suntoro MS selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta

2 Dosen mata kuliah Kultur Jaringan yang telah memberikan izin kepada

penulis dalam proses penyusunan laporan ini

3 Seluruh Co-Assisten Praktikum Kultur Jaringan yang telah memberikan

bimbingan kepada penulis

4 Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun spiritual

kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan oleh karena

itu saran dan kritik penulis harapkan dari pembaca agar laporan ini menjadi lebih

baik

Demikian semoga Laporan Praktikum Kultur Jaringan ini dapat

bermanfaat

Surakarta Desember 2008

Penulis

4

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL viii

I Pembuatan Larutan Stock Pembuatan Media Kultur dan Sterilisasinya

A Pendahuluan 1

1 Latar Belakang 1

2 Tujuan 2

3 Waktu dan Tempat Praktikum 2

B Tinjauan Pustaka 2

C Alat Bahan dan Cara Kerja 4

1 Alat 4

2 Bahan 4

3 Cara Kerja 4

DAFTAR PUSTAKA 7

II Kultur Jaringan Mawar

A Pendahuluan 8

1 Latar Belakang 8

2 Tujuan 8

3 Waktu dan Tempat Praktikum 8

B Tinjauan Pustaka 9

C Alat Bahan dan Cara Kerja 10

1 Alat 10

2 Bahan 10

3 Cara Kerja 10

D Hasil dan Pembahasan 11

1 Hasil 11

5

2 Pembahasan 11

E Kesimpulan dan Saran 13

1 Kesimpulan 13

2 Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

III Kultur Jaringan Nanas dan Wortel

A Pendahuluan 15

1 Latar Belakang 15

2 Tujuan 15

3 Waktu dan Tempat Praktikum 16

B Tinjauan Pustaka 16

C Alat Bahan dan Cara Kerja 17

1 Alat 17

2 Bahan 18

3 Cara Kerja 18

D Hasil dan Pembahasan 19

1 Hasil 19

2 Pembahasan 19

E Kesimpulan dan Saran 21

1 Kesimpulan 21

2 Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

IV Kultur Jaringan Sanseviera

A Pendahuluan 23

1 Latar Belakang 23

2 Tujuan 23

3 Waktu dan Tempat Praktikum 23

B Tinjauan Pustaka 24

C Alat Bahan dan Cara Kerja 25

1 Alat 25

2 Bahan 25

6

3 Cara Kerja 26

D Hasil dan Pembahasan 27

1 Hasil 27

2 Pembahasan 27

E Kesimpulan dan Saran 28

1 Kesimpulan 28

2 Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN

7

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp ) 11

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus) 19

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota) 19

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp) 27

8

I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR

DAN STERILISASINYA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman

secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan

tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena

biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan

terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan

mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu

mengkulturkan satu sel dari tanaman

Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu

memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu

yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan

solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan

sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak

membutuhkan temapat yang besar

Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan

konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan

konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan

tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman

mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan

stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai

sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara I ini adalah

a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock

b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan

c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur

9

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur

jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman

yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam

mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan

seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang

ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung

dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi

ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan

juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf

(Anonim 2008)

Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk

mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah

wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan

untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan

Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk

hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)

Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman

yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang

besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas

virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan

penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif

(Anonim 2008)

Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam

laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir

tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya

10

Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan

tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan

tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)

Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan

diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan

ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada

umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah

atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain

Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau

pengalaman (Rahardja 1988)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

a Alat pembuatan larutan stock

- Timbangan analitik

- Sendok

- Pipet

- Erlenmeyer

b Alat pembuatan media tanam

- Magneitk stirer

- Timbangan analitik

- Pipet

- Ph meter

- Gelas piala

- Botol-botol kultur

- Plastik pp 03 mm

- Karet gelang

- Kertas label

c Alat sterilisasi

- Autoklaf

11

2 Bahan

a Bahan pembuatan larutan stock

- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT

- Aquadest

b Bahan-bahan untuk pembuatan media

- Gula

- Agar

- Aqua destilata (aquadest)

- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT

- NaOH 1 N dan HCL 1 N

3 Cara Kerja

a Membuat larutan stok

1) Larutan stok media

- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi

beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro

dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali

konsentrasi

- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest

dengan volume tertentu misalnya 500 ml

- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan

menyimpannnya ke dalam refrigerator

2) Larutan stok zat pengatur tumbuh

- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah

sebagai berikut

100ppm = 100mgl

= 30 mg03 l

= 30 mg300 ml

- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah

sebagai berikut

100 ppm = 100 mgl

= 10 mg 01 l

12

= 10 mg 100 ml

- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian

ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100

ml untuk IBA

- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol

dan menyimpannya ke dalam refrigerator

b Membuat media kultur

- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara

mikro vitamin dan ZPT

- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan

aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda

- Memasukkan ke dalam bekerglass

- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut

- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan

menambahkan HCl atau NaOH

- Memasukkan agar sebanyak 8 grl

- Mendidihkan larutan tersebut

- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur

- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan

karet gelang

- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk

disterilkan

c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur

- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara

bersama-sama menggunakan autoklaf

- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan

pinset dengan kertas koran

- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang

telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses

sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit

- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven

13

- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan

untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media

sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah

terkontaminasi pada saat penanaman

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm

Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey

8

I I KULTUR JARINGAN MAWAR

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh

banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting

sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya

Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan

tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara

terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan

rusak

Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan

efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur

jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih

untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup

kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk

mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman

sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan

berjumlah banyak

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan mawar

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan mawar

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal

29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan

pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

2

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan praktikum Kultur Jaringan ini disusun guna melengkapi tugas

mata kuliah Kultur Jaringan dan telah diketahui serta disahkan oleh Co-Assisten

dan Dosen Kultur Jaringan pada tanggal 24 Desember 2008

Di susun Oleh

Nama Dewi Marsquorufah

NIM H 0106006

Kelompok 7

Mengetahui

Dosen Kultur Jaringan Co-Assisten

Dr Ir Endang YuniastutiMsi Setyawati Gita

NIP 132085921 H 0105028

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan Laporan Praktikum Kultur Jaringan ini Penyusunan laporan ini

bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Kultur Jaringan pada semester V di

Program StudiJurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis menyadari sepenuhnya

apabila tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak tidak akan

dapat terselessaikan dengan baik Oleh karena itu penulis menyampaikan terima

kasih kepada

1 Prof Dr Ir Suntoro MS selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta

2 Dosen mata kuliah Kultur Jaringan yang telah memberikan izin kepada

penulis dalam proses penyusunan laporan ini

3 Seluruh Co-Assisten Praktikum Kultur Jaringan yang telah memberikan

bimbingan kepada penulis

4 Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun spiritual

kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan oleh karena

itu saran dan kritik penulis harapkan dari pembaca agar laporan ini menjadi lebih

baik

Demikian semoga Laporan Praktikum Kultur Jaringan ini dapat

bermanfaat

Surakarta Desember 2008

Penulis

4

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL viii

I Pembuatan Larutan Stock Pembuatan Media Kultur dan Sterilisasinya

A Pendahuluan 1

1 Latar Belakang 1

2 Tujuan 2

3 Waktu dan Tempat Praktikum 2

B Tinjauan Pustaka 2

C Alat Bahan dan Cara Kerja 4

1 Alat 4

2 Bahan 4

3 Cara Kerja 4

DAFTAR PUSTAKA 7

II Kultur Jaringan Mawar

A Pendahuluan 8

1 Latar Belakang 8

2 Tujuan 8

3 Waktu dan Tempat Praktikum 8

B Tinjauan Pustaka 9

C Alat Bahan dan Cara Kerja 10

1 Alat 10

2 Bahan 10

3 Cara Kerja 10

D Hasil dan Pembahasan 11

1 Hasil 11

5

2 Pembahasan 11

E Kesimpulan dan Saran 13

1 Kesimpulan 13

2 Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

III Kultur Jaringan Nanas dan Wortel

A Pendahuluan 15

1 Latar Belakang 15

2 Tujuan 15

3 Waktu dan Tempat Praktikum 16

B Tinjauan Pustaka 16

C Alat Bahan dan Cara Kerja 17

1 Alat 17

2 Bahan 18

3 Cara Kerja 18

D Hasil dan Pembahasan 19

1 Hasil 19

2 Pembahasan 19

E Kesimpulan dan Saran 21

1 Kesimpulan 21

2 Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

IV Kultur Jaringan Sanseviera

A Pendahuluan 23

1 Latar Belakang 23

2 Tujuan 23

3 Waktu dan Tempat Praktikum 23

B Tinjauan Pustaka 24

C Alat Bahan dan Cara Kerja 25

1 Alat 25

2 Bahan 25

6

3 Cara Kerja 26

D Hasil dan Pembahasan 27

1 Hasil 27

2 Pembahasan 27

E Kesimpulan dan Saran 28

1 Kesimpulan 28

2 Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN

7

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp ) 11

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus) 19

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota) 19

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp) 27

8

I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR

DAN STERILISASINYA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman

secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan

tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena

biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan

terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan

mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu

mengkulturkan satu sel dari tanaman

Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu

memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu

yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan

solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan

sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak

membutuhkan temapat yang besar

Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan

konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan

konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan

tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman

mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan

stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai

sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara I ini adalah

a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock

b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan

c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur

9

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur

jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman

yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam

mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan

seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang

ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung

dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi

ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan

juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf

(Anonim 2008)

Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk

mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah

wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan

untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan

Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk

hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)

Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman

yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang

besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas

virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan

penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif

(Anonim 2008)

Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam

laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir

tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya

10

Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan

tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan

tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)

Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan

diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan

ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada

umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah

atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain

Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau

pengalaman (Rahardja 1988)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

a Alat pembuatan larutan stock

- Timbangan analitik

- Sendok

- Pipet

- Erlenmeyer

b Alat pembuatan media tanam

- Magneitk stirer

- Timbangan analitik

- Pipet

- Ph meter

- Gelas piala

- Botol-botol kultur

- Plastik pp 03 mm

- Karet gelang

- Kertas label

c Alat sterilisasi

- Autoklaf

11

2 Bahan

a Bahan pembuatan larutan stock

- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT

- Aquadest

b Bahan-bahan untuk pembuatan media

- Gula

- Agar

- Aqua destilata (aquadest)

- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT

- NaOH 1 N dan HCL 1 N

3 Cara Kerja

a Membuat larutan stok

1) Larutan stok media

- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi

beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro

dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali

konsentrasi

- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest

dengan volume tertentu misalnya 500 ml

- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan

menyimpannnya ke dalam refrigerator

2) Larutan stok zat pengatur tumbuh

- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah

sebagai berikut

100ppm = 100mgl

= 30 mg03 l

= 30 mg300 ml

- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah

sebagai berikut

100 ppm = 100 mgl

= 10 mg 01 l

12

= 10 mg 100 ml

- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian

ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100

ml untuk IBA

- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol

dan menyimpannya ke dalam refrigerator

b Membuat media kultur

- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara

mikro vitamin dan ZPT

- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan

aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda

- Memasukkan ke dalam bekerglass

- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut

- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan

menambahkan HCl atau NaOH

- Memasukkan agar sebanyak 8 grl

- Mendidihkan larutan tersebut

- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur

- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan

karet gelang

- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk

disterilkan

c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur

- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara

bersama-sama menggunakan autoklaf

- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan

pinset dengan kertas koran

- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang

telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses

sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit

- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven

13

- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan

untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media

sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah

terkontaminasi pada saat penanaman

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm

Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey

8

I I KULTUR JARINGAN MAWAR

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh

banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting

sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya

Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan

tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara

terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan

rusak

Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan

efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur

jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih

untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup

kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk

mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman

sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan

berjumlah banyak

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan mawar

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan mawar

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal

29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan

pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan Laporan Praktikum Kultur Jaringan ini Penyusunan laporan ini

bertujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah Kultur Jaringan pada semester V di

Program StudiJurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis menyadari sepenuhnya

apabila tanpa bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak tidak akan

dapat terselessaikan dengan baik Oleh karena itu penulis menyampaikan terima

kasih kepada

1 Prof Dr Ir Suntoro MS selaku dekan Fakultas Pertanian Universitas

Sebelas Maret Surakarta

2 Dosen mata kuliah Kultur Jaringan yang telah memberikan izin kepada

penulis dalam proses penyusunan laporan ini

3 Seluruh Co-Assisten Praktikum Kultur Jaringan yang telah memberikan

bimbingan kepada penulis

4 Semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun spiritual

kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan oleh karena

itu saran dan kritik penulis harapkan dari pembaca agar laporan ini menjadi lebih

baik

Demikian semoga Laporan Praktikum Kultur Jaringan ini dapat

bermanfaat

Surakarta Desember 2008

Penulis

4

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL viii

I Pembuatan Larutan Stock Pembuatan Media Kultur dan Sterilisasinya

A Pendahuluan 1

1 Latar Belakang 1

2 Tujuan 2

3 Waktu dan Tempat Praktikum 2

B Tinjauan Pustaka 2

C Alat Bahan dan Cara Kerja 4

1 Alat 4

2 Bahan 4

3 Cara Kerja 4

DAFTAR PUSTAKA 7

II Kultur Jaringan Mawar

A Pendahuluan 8

1 Latar Belakang 8

2 Tujuan 8

3 Waktu dan Tempat Praktikum 8

B Tinjauan Pustaka 9

C Alat Bahan dan Cara Kerja 10

1 Alat 10

2 Bahan 10

3 Cara Kerja 10

D Hasil dan Pembahasan 11

1 Hasil 11

5

2 Pembahasan 11

E Kesimpulan dan Saran 13

1 Kesimpulan 13

2 Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

III Kultur Jaringan Nanas dan Wortel

A Pendahuluan 15

1 Latar Belakang 15

2 Tujuan 15

3 Waktu dan Tempat Praktikum 16

B Tinjauan Pustaka 16

C Alat Bahan dan Cara Kerja 17

1 Alat 17

2 Bahan 18

3 Cara Kerja 18

D Hasil dan Pembahasan 19

1 Hasil 19

2 Pembahasan 19

E Kesimpulan dan Saran 21

1 Kesimpulan 21

2 Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

IV Kultur Jaringan Sanseviera

A Pendahuluan 23

1 Latar Belakang 23

2 Tujuan 23

3 Waktu dan Tempat Praktikum 23

B Tinjauan Pustaka 24

C Alat Bahan dan Cara Kerja 25

1 Alat 25

2 Bahan 25

6

3 Cara Kerja 26

D Hasil dan Pembahasan 27

1 Hasil 27

2 Pembahasan 27

E Kesimpulan dan Saran 28

1 Kesimpulan 28

2 Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN

7

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp ) 11

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus) 19

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota) 19

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp) 27

8

I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR

DAN STERILISASINYA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman

secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan

tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena

biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan

terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan

mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu

mengkulturkan satu sel dari tanaman

Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu

memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu

yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan

solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan

sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak

membutuhkan temapat yang besar

Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan

konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan

konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan

tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman

mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan

stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai

sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara I ini adalah

a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock

b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan

c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur

9

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur

jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman

yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam

mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan

seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang

ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung

dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi

ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan

juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf

(Anonim 2008)

Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk

mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah

wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan

untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan

Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk

hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)

Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman

yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang

besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas

virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan

penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif

(Anonim 2008)

Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam

laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir

tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya

10

Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan

tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan

tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)

Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan

diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan

ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada

umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah

atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain

Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau

pengalaman (Rahardja 1988)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

a Alat pembuatan larutan stock

- Timbangan analitik

- Sendok

- Pipet

- Erlenmeyer

b Alat pembuatan media tanam

- Magneitk stirer

- Timbangan analitik

- Pipet

- Ph meter

- Gelas piala

- Botol-botol kultur

- Plastik pp 03 mm

- Karet gelang

- Kertas label

c Alat sterilisasi

- Autoklaf

11

2 Bahan

a Bahan pembuatan larutan stock

- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT

- Aquadest

b Bahan-bahan untuk pembuatan media

- Gula

- Agar

- Aqua destilata (aquadest)

- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT

- NaOH 1 N dan HCL 1 N

3 Cara Kerja

a Membuat larutan stok

1) Larutan stok media

- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi

beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro

dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali

konsentrasi

- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest

dengan volume tertentu misalnya 500 ml

- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan

menyimpannnya ke dalam refrigerator

2) Larutan stok zat pengatur tumbuh

- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah

sebagai berikut

100ppm = 100mgl

= 30 mg03 l

= 30 mg300 ml

- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah

sebagai berikut

100 ppm = 100 mgl

= 10 mg 01 l

12

= 10 mg 100 ml

- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian

ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100

ml untuk IBA

- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol

dan menyimpannya ke dalam refrigerator

b Membuat media kultur

- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara

mikro vitamin dan ZPT

- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan

aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda

- Memasukkan ke dalam bekerglass

- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut

- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan

menambahkan HCl atau NaOH

- Memasukkan agar sebanyak 8 grl

- Mendidihkan larutan tersebut

- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur

- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan

karet gelang

- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk

disterilkan

c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur

- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara

bersama-sama menggunakan autoklaf

- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan

pinset dengan kertas koran

- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang

telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses

sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit

- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven

13

- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan

untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media

sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah

terkontaminasi pada saat penanaman

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm

Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey

8

I I KULTUR JARINGAN MAWAR

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh

banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting

sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya

Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan

tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara

terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan

rusak

Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan

efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur

jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih

untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup

kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk

mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman

sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan

berjumlah banyak

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan mawar

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan mawar

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal

29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan

pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

4

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGESAHAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL viii

I Pembuatan Larutan Stock Pembuatan Media Kultur dan Sterilisasinya

A Pendahuluan 1

1 Latar Belakang 1

2 Tujuan 2

3 Waktu dan Tempat Praktikum 2

B Tinjauan Pustaka 2

C Alat Bahan dan Cara Kerja 4

1 Alat 4

2 Bahan 4

3 Cara Kerja 4

DAFTAR PUSTAKA 7

II Kultur Jaringan Mawar

A Pendahuluan 8

1 Latar Belakang 8

2 Tujuan 8

3 Waktu dan Tempat Praktikum 8

B Tinjauan Pustaka 9

C Alat Bahan dan Cara Kerja 10

1 Alat 10

2 Bahan 10

3 Cara Kerja 10

D Hasil dan Pembahasan 11

1 Hasil 11

5

2 Pembahasan 11

E Kesimpulan dan Saran 13

1 Kesimpulan 13

2 Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

III Kultur Jaringan Nanas dan Wortel

A Pendahuluan 15

1 Latar Belakang 15

2 Tujuan 15

3 Waktu dan Tempat Praktikum 16

B Tinjauan Pustaka 16

C Alat Bahan dan Cara Kerja 17

1 Alat 17

2 Bahan 18

3 Cara Kerja 18

D Hasil dan Pembahasan 19

1 Hasil 19

2 Pembahasan 19

E Kesimpulan dan Saran 21

1 Kesimpulan 21

2 Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

IV Kultur Jaringan Sanseviera

A Pendahuluan 23

1 Latar Belakang 23

2 Tujuan 23

3 Waktu dan Tempat Praktikum 23

B Tinjauan Pustaka 24

C Alat Bahan dan Cara Kerja 25

1 Alat 25

2 Bahan 25

6

3 Cara Kerja 26

D Hasil dan Pembahasan 27

1 Hasil 27

2 Pembahasan 27

E Kesimpulan dan Saran 28

1 Kesimpulan 28

2 Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN

7

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp ) 11

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus) 19

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota) 19

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp) 27

8

I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR

DAN STERILISASINYA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman

secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan

tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena

biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan

terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan

mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu

mengkulturkan satu sel dari tanaman

Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu

memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu

yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan

solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan

sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak

membutuhkan temapat yang besar

Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan

konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan

konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan

tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman

mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan

stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai

sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara I ini adalah

a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock

b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan

c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur

9

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur

jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman

yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam

mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan

seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang

ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung

dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi

ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan

juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf

(Anonim 2008)

Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk

mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah

wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan

untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan

Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk

hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)

Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman

yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang

besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas

virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan

penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif

(Anonim 2008)

Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam

laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir

tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya

10

Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan

tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan

tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)

Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan

diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan

ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada

umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah

atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain

Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau

pengalaman (Rahardja 1988)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

a Alat pembuatan larutan stock

- Timbangan analitik

- Sendok

- Pipet

- Erlenmeyer

b Alat pembuatan media tanam

- Magneitk stirer

- Timbangan analitik

- Pipet

- Ph meter

- Gelas piala

- Botol-botol kultur

- Plastik pp 03 mm

- Karet gelang

- Kertas label

c Alat sterilisasi

- Autoklaf

11

2 Bahan

a Bahan pembuatan larutan stock

- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT

- Aquadest

b Bahan-bahan untuk pembuatan media

- Gula

- Agar

- Aqua destilata (aquadest)

- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT

- NaOH 1 N dan HCL 1 N

3 Cara Kerja

a Membuat larutan stok

1) Larutan stok media

- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi

beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro

dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali

konsentrasi

- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest

dengan volume tertentu misalnya 500 ml

- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan

menyimpannnya ke dalam refrigerator

2) Larutan stok zat pengatur tumbuh

- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah

sebagai berikut

100ppm = 100mgl

= 30 mg03 l

= 30 mg300 ml

- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah

sebagai berikut

100 ppm = 100 mgl

= 10 mg 01 l

12

= 10 mg 100 ml

- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian

ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100

ml untuk IBA

- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol

dan menyimpannya ke dalam refrigerator

b Membuat media kultur

- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara

mikro vitamin dan ZPT

- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan

aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda

- Memasukkan ke dalam bekerglass

- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut

- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan

menambahkan HCl atau NaOH

- Memasukkan agar sebanyak 8 grl

- Mendidihkan larutan tersebut

- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur

- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan

karet gelang

- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk

disterilkan

c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur

- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara

bersama-sama menggunakan autoklaf

- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan

pinset dengan kertas koran

- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang

telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses

sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit

- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven

13

- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan

untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media

sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah

terkontaminasi pada saat penanaman

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm

Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey

8

I I KULTUR JARINGAN MAWAR

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh

banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting

sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya

Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan

tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara

terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan

rusak

Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan

efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur

jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih

untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup

kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk

mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman

sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan

berjumlah banyak

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan mawar

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan mawar

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal

29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan

pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

5

2 Pembahasan 11

E Kesimpulan dan Saran 13

1 Kesimpulan 13

2 Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

III Kultur Jaringan Nanas dan Wortel

A Pendahuluan 15

1 Latar Belakang 15

2 Tujuan 15

3 Waktu dan Tempat Praktikum 16

B Tinjauan Pustaka 16

C Alat Bahan dan Cara Kerja 17

1 Alat 17

2 Bahan 18

3 Cara Kerja 18

D Hasil dan Pembahasan 19

1 Hasil 19

2 Pembahasan 19

E Kesimpulan dan Saran 21

1 Kesimpulan 21

2 Saran 21

DAFTAR PUSTAKA 22

IV Kultur Jaringan Sanseviera

A Pendahuluan 23

1 Latar Belakang 23

2 Tujuan 23

3 Waktu dan Tempat Praktikum 23

B Tinjauan Pustaka 24

C Alat Bahan dan Cara Kerja 25

1 Alat 25

2 Bahan 25

6

3 Cara Kerja 26

D Hasil dan Pembahasan 27

1 Hasil 27

2 Pembahasan 27

E Kesimpulan dan Saran 28

1 Kesimpulan 28

2 Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN

7

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp ) 11

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus) 19

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota) 19

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp) 27

8

I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR

DAN STERILISASINYA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman

secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan

tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena

biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan

terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan

mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu

mengkulturkan satu sel dari tanaman

Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu

memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu

yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan

solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan

sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak

membutuhkan temapat yang besar

Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan

konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan

konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan

tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman

mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan

stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai

sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara I ini adalah

a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock

b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan

c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur

9

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur

jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman

yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam

mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan

seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang

ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung

dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi

ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan

juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf

(Anonim 2008)

Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk

mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah

wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan

untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan

Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk

hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)

Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman

yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang

besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas

virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan

penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif

(Anonim 2008)

Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam

laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir

tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya

10

Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan

tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan

tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)

Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan

diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan

ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada

umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah

atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain

Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau

pengalaman (Rahardja 1988)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

a Alat pembuatan larutan stock

- Timbangan analitik

- Sendok

- Pipet

- Erlenmeyer

b Alat pembuatan media tanam

- Magneitk stirer

- Timbangan analitik

- Pipet

- Ph meter

- Gelas piala

- Botol-botol kultur

- Plastik pp 03 mm

- Karet gelang

- Kertas label

c Alat sterilisasi

- Autoklaf

11

2 Bahan

a Bahan pembuatan larutan stock

- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT

- Aquadest

b Bahan-bahan untuk pembuatan media

- Gula

- Agar

- Aqua destilata (aquadest)

- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT

- NaOH 1 N dan HCL 1 N

3 Cara Kerja

a Membuat larutan stok

1) Larutan stok media

- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi

beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro

dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali

konsentrasi

- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest

dengan volume tertentu misalnya 500 ml

- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan

menyimpannnya ke dalam refrigerator

2) Larutan stok zat pengatur tumbuh

- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah

sebagai berikut

100ppm = 100mgl

= 30 mg03 l

= 30 mg300 ml

- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah

sebagai berikut

100 ppm = 100 mgl

= 10 mg 01 l

12

= 10 mg 100 ml

- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian

ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100

ml untuk IBA

- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol

dan menyimpannya ke dalam refrigerator

b Membuat media kultur

- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara

mikro vitamin dan ZPT

- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan

aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda

- Memasukkan ke dalam bekerglass

- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut

- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan

menambahkan HCl atau NaOH

- Memasukkan agar sebanyak 8 grl

- Mendidihkan larutan tersebut

- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur

- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan

karet gelang

- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk

disterilkan

c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur

- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara

bersama-sama menggunakan autoklaf

- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan

pinset dengan kertas koran

- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang

telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses

sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit

- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven

13

- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan

untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media

sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah

terkontaminasi pada saat penanaman

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm

Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey

8

I I KULTUR JARINGAN MAWAR

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh

banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting

sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya

Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan

tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara

terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan

rusak

Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan

efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur

jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih

untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup

kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk

mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman

sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan

berjumlah banyak

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan mawar

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan mawar

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal

29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan

pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

6

3 Cara Kerja 26

D Hasil dan Pembahasan 27

1 Hasil 27

2 Pembahasan 27

E Kesimpulan dan Saran 28

1 Kesimpulan 28

2 Saran 29

DAFTAR PUSTAKA 30

LAMPIRAN

7

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp ) 11

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus) 19

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota) 19

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp) 27

8

I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR

DAN STERILISASINYA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman

secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan

tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena

biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan

terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan

mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu

mengkulturkan satu sel dari tanaman

Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu

memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu

yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan

solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan

sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak

membutuhkan temapat yang besar

Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan

konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan

konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan

tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman

mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan

stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai

sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara I ini adalah

a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock

b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan

c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur

9

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur

jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman

yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam

mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan

seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang

ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung

dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi

ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan

juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf

(Anonim 2008)

Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk

mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah

wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan

untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan

Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk

hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)

Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman

yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang

besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas

virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan

penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif

(Anonim 2008)

Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam

laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir

tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya

10

Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan

tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan

tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)

Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan

diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan

ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada

umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah

atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain

Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau

pengalaman (Rahardja 1988)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

a Alat pembuatan larutan stock

- Timbangan analitik

- Sendok

- Pipet

- Erlenmeyer

b Alat pembuatan media tanam

- Magneitk stirer

- Timbangan analitik

- Pipet

- Ph meter

- Gelas piala

- Botol-botol kultur

- Plastik pp 03 mm

- Karet gelang

- Kertas label

c Alat sterilisasi

- Autoklaf

11

2 Bahan

a Bahan pembuatan larutan stock

- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT

- Aquadest

b Bahan-bahan untuk pembuatan media

- Gula

- Agar

- Aqua destilata (aquadest)

- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT

- NaOH 1 N dan HCL 1 N

3 Cara Kerja

a Membuat larutan stok

1) Larutan stok media

- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi

beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro

dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali

konsentrasi

- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest

dengan volume tertentu misalnya 500 ml

- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan

menyimpannnya ke dalam refrigerator

2) Larutan stok zat pengatur tumbuh

- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah

sebagai berikut

100ppm = 100mgl

= 30 mg03 l

= 30 mg300 ml

- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah

sebagai berikut

100 ppm = 100 mgl

= 10 mg 01 l

12

= 10 mg 100 ml

- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian

ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100

ml untuk IBA

- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol

dan menyimpannya ke dalam refrigerator

b Membuat media kultur

- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara

mikro vitamin dan ZPT

- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan

aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda

- Memasukkan ke dalam bekerglass

- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut

- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan

menambahkan HCl atau NaOH

- Memasukkan agar sebanyak 8 grl

- Mendidihkan larutan tersebut

- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur

- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan

karet gelang

- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk

disterilkan

c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur

- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara

bersama-sama menggunakan autoklaf

- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan

pinset dengan kertas koran

- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang

telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses

sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit

- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven

13

- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan

untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media

sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah

terkontaminasi pada saat penanaman

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm

Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey

8

I I KULTUR JARINGAN MAWAR

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh

banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting

sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya

Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan

tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara

terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan

rusak

Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan

efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur

jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih

untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup

kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk

mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman

sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan

berjumlah banyak

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan mawar

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan mawar

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal

29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan

pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

7

DAFTAR TABEL

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp ) 11

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus) 19

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota) 19

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp) 27

8

I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR

DAN STERILISASINYA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman

secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan

tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena

biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan

terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan

mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu

mengkulturkan satu sel dari tanaman

Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu

memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu

yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan

solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan

sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak

membutuhkan temapat yang besar

Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan

konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan

konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan

tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman

mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan

stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai

sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara I ini adalah

a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock

b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan

c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur

9

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur

jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman

yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam

mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan

seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang

ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung

dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi

ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan

juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf

(Anonim 2008)

Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk

mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah

wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan

untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan

Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk

hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)

Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman

yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang

besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas

virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan

penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif

(Anonim 2008)

Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam

laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir

tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya

10

Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan

tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan

tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)

Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan

diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan

ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada

umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah

atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain

Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau

pengalaman (Rahardja 1988)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

a Alat pembuatan larutan stock

- Timbangan analitik

- Sendok

- Pipet

- Erlenmeyer

b Alat pembuatan media tanam

- Magneitk stirer

- Timbangan analitik

- Pipet

- Ph meter

- Gelas piala

- Botol-botol kultur

- Plastik pp 03 mm

- Karet gelang

- Kertas label

c Alat sterilisasi

- Autoklaf

11

2 Bahan

a Bahan pembuatan larutan stock

- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT

- Aquadest

b Bahan-bahan untuk pembuatan media

- Gula

- Agar

- Aqua destilata (aquadest)

- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT

- NaOH 1 N dan HCL 1 N

3 Cara Kerja

a Membuat larutan stok

1) Larutan stok media

- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi

beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro

dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali

konsentrasi

- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest

dengan volume tertentu misalnya 500 ml

- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan

menyimpannnya ke dalam refrigerator

2) Larutan stok zat pengatur tumbuh

- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah

sebagai berikut

100ppm = 100mgl

= 30 mg03 l

= 30 mg300 ml

- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah

sebagai berikut

100 ppm = 100 mgl

= 10 mg 01 l

12

= 10 mg 100 ml

- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian

ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100

ml untuk IBA

- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol

dan menyimpannya ke dalam refrigerator

b Membuat media kultur

- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara

mikro vitamin dan ZPT

- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan

aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda

- Memasukkan ke dalam bekerglass

- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut

- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan

menambahkan HCl atau NaOH

- Memasukkan agar sebanyak 8 grl

- Mendidihkan larutan tersebut

- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur

- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan

karet gelang

- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk

disterilkan

c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur

- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara

bersama-sama menggunakan autoklaf

- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan

pinset dengan kertas koran

- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang

telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses

sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit

- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven

13

- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan

untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media

sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah

terkontaminasi pada saat penanaman

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm

Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey

8

I I KULTUR JARINGAN MAWAR

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh

banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting

sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya

Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan

tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara

terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan

rusak

Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan

efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur

jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih

untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup

kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk

mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman

sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan

berjumlah banyak

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan mawar

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan mawar

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal

29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan

pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

8

I PEMBUATAN LARUTAN STOCK PEMBUATAN MEDIA KULTUR

DAN STERILISASINYA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Kultur jaringan merupakan salah satu metode perbanyakan tanaman

secara vegetatif Kultur jaringan tertua dilakukan pada biji anggrek dengan

tujuan untuk mengecambahkannya dalam media yang kaya nutrisi karena

biji dari anggrek tidak mempunyai cadangan makanan Kultur jaringan

terus berkembang dari mengkulturkan biji berkembang dengan

mengkulturkan jaringan dan terus berkembang hingga mampu

mengkulturkan satu sel dari tanaman

Penggunaan kultur jaringan mempunyai kelebihan yaitu mampu

memproduksi bibit yang seragam dalam jumlah banyak dan dalam waktu

yang relatifr singkat Oleh karena itu kultur jaringan sering dijadikan

solusi sebagai metode perbanyakana tanaman dan juga dapat digunakan

sebagai suatu metode penyimpanan plasma nutfah yang tidak

membutuhkan temapat yang besar

Keberhasilan darai kultur jaringan sangat bergantung dari ketepatan

konsentrasi nutrisi yang berada di dalam media kultur Ketepatan

konsentrasi ini menyangkut pada ketersediaan nutrisi bagi eksplan

tanaman Kelebihan nutrisi dari tanaman akan menyebabkan tanaman

mengalami keracunan unsur hara Oleh karena itu pembuatan larutan

stock dan sterilisasi media dianggap penting untuk diketahui sebagai

sarana penenunjang kebutuhan informasi akan kultur jaringan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara I ini adalah

a Mengetahui prosedur pembuatan larutan stock

b Mengetahui langkah-langkah dalam pembuatan media kultur jaringan

c Mengetahui prosedur sterilisasi alat dan media kultur

9

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur

jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman

yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam

mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan

seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang

ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung

dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi

ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan

juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf

(Anonim 2008)

Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk

mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah

wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan

untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan

Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk

hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)

Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman

yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang

besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas

virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan

penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif

(Anonim 2008)

Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam

laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir

tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya

10

Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan

tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan

tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)

Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan

diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan

ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada

umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah

atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain

Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau

pengalaman (Rahardja 1988)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

a Alat pembuatan larutan stock

- Timbangan analitik

- Sendok

- Pipet

- Erlenmeyer

b Alat pembuatan media tanam

- Magneitk stirer

- Timbangan analitik

- Pipet

- Ph meter

- Gelas piala

- Botol-botol kultur

- Plastik pp 03 mm

- Karet gelang

- Kertas label

c Alat sterilisasi

- Autoklaf

11

2 Bahan

a Bahan pembuatan larutan stock

- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT

- Aquadest

b Bahan-bahan untuk pembuatan media

- Gula

- Agar

- Aqua destilata (aquadest)

- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT

- NaOH 1 N dan HCL 1 N

3 Cara Kerja

a Membuat larutan stok

1) Larutan stok media

- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi

beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro

dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali

konsentrasi

- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest

dengan volume tertentu misalnya 500 ml

- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan

menyimpannnya ke dalam refrigerator

2) Larutan stok zat pengatur tumbuh

- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah

sebagai berikut

100ppm = 100mgl

= 30 mg03 l

= 30 mg300 ml

- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah

sebagai berikut

100 ppm = 100 mgl

= 10 mg 01 l

12

= 10 mg 100 ml

- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian

ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100

ml untuk IBA

- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol

dan menyimpannya ke dalam refrigerator

b Membuat media kultur

- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara

mikro vitamin dan ZPT

- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan

aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda

- Memasukkan ke dalam bekerglass

- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut

- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan

menambahkan HCl atau NaOH

- Memasukkan agar sebanyak 8 grl

- Mendidihkan larutan tersebut

- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur

- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan

karet gelang

- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk

disterilkan

c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur

- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara

bersama-sama menggunakan autoklaf

- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan

pinset dengan kertas koran

- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang

telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses

sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit

- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven

13

- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan

untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media

sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah

terkontaminasi pada saat penanaman

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm

Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey

8

I I KULTUR JARINGAN MAWAR

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh

banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting

sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya

Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan

tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara

terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan

rusak

Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan

efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur

jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih

untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup

kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk

mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman

sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan

berjumlah banyak

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan mawar

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan mawar

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal

29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan

pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

9

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara I ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur

jaringan Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman

yang akan diperbanyak Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam

mineral vitamin dan hormon Selain itu diperlukan juga bahan tambahan

seperti agar gula dan lain-lain Zat pengatur tumbuh (hormon) yang

ditambahkan juga bervariasi baik jenisnya maupun jumlahnya tergantung

dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan Media yang sudah jadi

ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca Media yang digunakan

juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf

(Anonim 2008)

Pelaksanaan teknik ini memerlukan berbagai prasyarat untuk

mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan Yang paling esensial adalah

wadah dan media tumbuh yang steril Media adalah tempat bagi jaringan

untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan

Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan jaringan untuk

hidup dan memperbanyak dirinya (Hendra 2007)

Tujuan kegiatan kultur jaringan adalah perbanyakan massal tanaman

yang biasanya sangat lambat dengan metoda konvensional dalam jumlah yang

besar dalam waktu yang singkat selain itu diperoleh tanaman yang bebas

virus membantu pemulian tanaman untuk mempercepat pencapaian tujuan

penelitian pada tanaman yang biasa diperbanyak secara vegetatif

(Anonim 2008)

Apabila kita melakukan gerakan-gerakan selama bekerja di dalam

laboratorium akan megakibatkan timbulnya suatu awan debu yang hampir

tidak tampak Debu tersebut mengandung spora yang sangat besar jumlahnya

10

Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan

tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan

tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)

Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan

diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan

ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada

umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah

atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain

Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau

pengalaman (Rahardja 1988)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

a Alat pembuatan larutan stock

- Timbangan analitik

- Sendok

- Pipet

- Erlenmeyer

b Alat pembuatan media tanam

- Magneitk stirer

- Timbangan analitik

- Pipet

- Ph meter

- Gelas piala

- Botol-botol kultur

- Plastik pp 03 mm

- Karet gelang

- Kertas label

c Alat sterilisasi

- Autoklaf

11

2 Bahan

a Bahan pembuatan larutan stock

- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT

- Aquadest

b Bahan-bahan untuk pembuatan media

- Gula

- Agar

- Aqua destilata (aquadest)

- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT

- NaOH 1 N dan HCL 1 N

3 Cara Kerja

a Membuat larutan stok

1) Larutan stok media

- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi

beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro

dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali

konsentrasi

- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest

dengan volume tertentu misalnya 500 ml

- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan

menyimpannnya ke dalam refrigerator

2) Larutan stok zat pengatur tumbuh

- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah

sebagai berikut

100ppm = 100mgl

= 30 mg03 l

= 30 mg300 ml

- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah

sebagai berikut

100 ppm = 100 mgl

= 10 mg 01 l

12

= 10 mg 100 ml

- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian

ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100

ml untuk IBA

- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol

dan menyimpannya ke dalam refrigerator

b Membuat media kultur

- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara

mikro vitamin dan ZPT

- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan

aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda

- Memasukkan ke dalam bekerglass

- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut

- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan

menambahkan HCl atau NaOH

- Memasukkan agar sebanyak 8 grl

- Mendidihkan larutan tersebut

- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur

- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan

karet gelang

- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk

disterilkan

c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur

- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara

bersama-sama menggunakan autoklaf

- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan

pinset dengan kertas koran

- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang

telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses

sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit

- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven

13

- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan

untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media

sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah

terkontaminasi pada saat penanaman

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm

Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey

8

I I KULTUR JARINGAN MAWAR

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh

banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting

sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya

Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan

tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara

terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan

rusak

Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan

efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur

jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih

untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup

kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk

mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman

sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan

berjumlah banyak

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan mawar

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan mawar

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal

29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan

pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

10

Bila spora ini kontak dengan media kultur yang digunakan dalam pekerjaan

tersebut spora kan tumbuh dengan cepat Dalam beberapa hari spora akan

tumbuh menjadi koloni yang terlihat oleh mata biasa (Wetherel 1982)

Untuk membuat media dengan jumlah zat seperti yang ditentukan

diperlukan penimbangan dan penakaran bahan secara tepat Ketidaktepatan

ukuran dapat menyebabkan terjadinya proses yang dikehendaki Pada

umumnya untuk suatu keperluan media yang telah dirumuskan dapat diubah

atau diperbarui dengan mengganti zat-zat tertentu atau menambah zat lain

Untuk melakukan perubahan ini diperlukan acuan yang mantap atau

pengalaman (Rahardja 1988)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

a Alat pembuatan larutan stock

- Timbangan analitik

- Sendok

- Pipet

- Erlenmeyer

b Alat pembuatan media tanam

- Magneitk stirer

- Timbangan analitik

- Pipet

- Ph meter

- Gelas piala

- Botol-botol kultur

- Plastik pp 03 mm

- Karet gelang

- Kertas label

c Alat sterilisasi

- Autoklaf

11

2 Bahan

a Bahan pembuatan larutan stock

- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT

- Aquadest

b Bahan-bahan untuk pembuatan media

- Gula

- Agar

- Aqua destilata (aquadest)

- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT

- NaOH 1 N dan HCL 1 N

3 Cara Kerja

a Membuat larutan stok

1) Larutan stok media

- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi

beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro

dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali

konsentrasi

- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest

dengan volume tertentu misalnya 500 ml

- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan

menyimpannnya ke dalam refrigerator

2) Larutan stok zat pengatur tumbuh

- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah

sebagai berikut

100ppm = 100mgl

= 30 mg03 l

= 30 mg300 ml

- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah

sebagai berikut

100 ppm = 100 mgl

= 10 mg 01 l

12

= 10 mg 100 ml

- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian

ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100

ml untuk IBA

- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol

dan menyimpannya ke dalam refrigerator

b Membuat media kultur

- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara

mikro vitamin dan ZPT

- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan

aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda

- Memasukkan ke dalam bekerglass

- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut

- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan

menambahkan HCl atau NaOH

- Memasukkan agar sebanyak 8 grl

- Mendidihkan larutan tersebut

- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur

- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan

karet gelang

- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk

disterilkan

c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur

- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara

bersama-sama menggunakan autoklaf

- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan

pinset dengan kertas koran

- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang

telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses

sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit

- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven

13

- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan

untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media

sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah

terkontaminasi pada saat penanaman

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm

Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey

8

I I KULTUR JARINGAN MAWAR

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh

banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting

sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya

Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan

tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara

terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan

rusak

Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan

efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur

jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih

untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup

kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk

mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman

sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan

berjumlah banyak

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan mawar

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan mawar

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal

29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan

pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

11

2 Bahan

a Bahan pembuatan larutan stock

- Bahan kimia untuk nutrisi vitamin FeEDTA ZPT

- Aquadest

b Bahan-bahan untuk pembuatan media

- Gula

- Agar

- Aqua destilata (aquadest)

- Larutan stok terdiri atas hara makro hara mikro vitamin ZPT

- NaOH 1 N dan HCL 1 N

3 Cara Kerja

a Membuat larutan stok

1) Larutan stok media

- Menimbang bahan-bahan kimia yang telah dikalikan menjadi

beberapa kali konsentrasi misalnya untuk unsur hara makro

dikalikan 20 dan unsur hara mikro dikalikan 100 kali

konsentrasi

- Melarutkan bahan-bahan kimia tersebut ke dalam aquadest

dengan volume tertentu misalnya 500 ml

- Memasukkan masing-masing larutan ke dalanm botol dan

menyimpannnya ke dalam refrigerator

2) Larutan stok zat pengatur tumbuh

- Menghitung kebutuhan BAP 100 ppm sebanyak 300 ml adalah

sebagai berikut

100ppm = 100mgl

= 30 mg03 l

= 30 mg300 ml

- Menghitung kebutuhan IBA 100 ppm sebanyak 100 ml adalah

sebagai berikut

100 ppm = 100 mgl

= 10 mg 01 l

12

= 10 mg 100 ml

- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian

ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100

ml untuk IBA

- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol

dan menyimpannya ke dalam refrigerator

b Membuat media kultur

- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara

mikro vitamin dan ZPT

- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan

aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda

- Memasukkan ke dalam bekerglass

- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut

- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan

menambahkan HCl atau NaOH

- Memasukkan agar sebanyak 8 grl

- Mendidihkan larutan tersebut

- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur

- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan

karet gelang

- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk

disterilkan

c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur

- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara

bersama-sama menggunakan autoklaf

- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan

pinset dengan kertas koran

- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang

telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses

sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit

- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven

13

- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan

untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media

sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah

terkontaminasi pada saat penanaman

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm

Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey

8

I I KULTUR JARINGAN MAWAR

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh

banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting

sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya

Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan

tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara

terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan

rusak

Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan

efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur

jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih

untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup

kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk

mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman

sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan

berjumlah banyak

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan mawar

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan mawar

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal

29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan

pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

12

= 10 mg 100 ml

- Melarutkan bahan dengan alkohol atau NaOH 1 N kemudian

ditambah dengan aquadest sampai 300 ml untuk BAP dan 100

ml untuk IBA

- Memasukkan masing-masing larutan tersebut ke dalam botol

dan menyimpannya ke dalam refrigerator

b Membuat media kultur

- Mengambil larutan stok yang berisi NaEDTA hara makro hara

mikro vitamin dan ZPT

- Memasukkan larutan stok ke dalam abu takar dan tambahkan

aquadest sebanyak 1000ml sampai tanda

- Memasukkan ke dalam bekerglass

- Memasukkan gula sebanyak 30 gr tunggu sampai larut

- Mengukur pH dan mengkondisikannya menjadi 58 ndash 62 dengan

menambahkan HCl atau NaOH

- Memasukkan agar sebanyak 8 grl

- Mendidihkan larutan tersebut

- Memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol kultur

- Menutup botol kultur dengan plastik pp dan mengikatnya dengan

karet gelang

- Memasukkan botol kultur tersebut ke dalam autoklaf untuk

disterilkan

c Melakukan sterilisasi Alat dan Media Kultur

- Sterilissasi alat dan media kultur jaringan dilakukan secara

bersama-sama menggunakan autoklaf

- Membungkus alat-alat kultir seperti petridish pisau scalpel dan

pinset dengan kertas koran

- Memasukkan botol-botol berisi media dan alat-alat kultur yang

telah dibungkus kertas koran ke dalam autoklaf untuk proses

sterilisasi pada suhu 121 C tekanan 15 kgcm2 selama 45 menit

- Menyimpan alat-alat kultur dalam oven

13

- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan

untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media

sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah

terkontaminasi pada saat penanaman

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm

Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey

8

I I KULTUR JARINGAN MAWAR

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh

banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting

sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya

Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan

tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara

terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan

rusak

Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan

efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur

jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih

untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup

kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk

mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman

sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan

berjumlah banyak

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan mawar

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan mawar

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal

29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan

pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

13

- Menyimpan media pada rak penyimpanan media yang bertujuan

untuk mengantisipasi ada tidaknya kontaminasi pada media

sehingga dapat dicegah penggunaan media yang telah

terkontaminasi pada saat penanaman

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm

Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey

8

I I KULTUR JARINGAN MAWAR

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh

banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting

sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya

Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan

tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara

terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan

rusak

Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan

efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur

jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih

untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup

kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk

mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman

sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan

berjumlah banyak

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan mawar

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan mawar

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal

29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan

pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Proses Atau Skematis Kultur Jaringan httpidanswersyahoocomhtm Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Anonim 2008 Teknik Kultur Jaringan httpwwwbbpp-lembanginfohtm

Diakses pada tanggal 16 Desember 2008

Hendra T 2007 Kultur Jaringan httplelos66blogfriendstercomhtm Diakses pada tanggal 16 desember 2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing Group Inc New Jersey

8

I I KULTUR JARINGAN MAWAR

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh

banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting

sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya

Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan

tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara

terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan

rusak

Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan

efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur

jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih

untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup

kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk

mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman

sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan

berjumlah banyak

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan mawar

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan mawar

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal

29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan

pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

8

I I KULTUR JARINGAN MAWAR

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Tanaman mawar merupakan tanaman berbunga yang digemari oleh

banyak orang Tanamana ini biasa diperbanyak dengan stek atau cutting

sehingga tanaman baru mempunyai sifat genetik sama dengan induknya

Perlakuan penyetekan pada tanaman mawar hanya mampu menghasilkan

tsedikit tanaman baru dan apabila induk tanaman mawar dipotong secara

terus-menerus sebagai bahan stek maka tanaman induk tersebut akan

rusak

Oleh karena itu diperlukan suatu metode atau cara yang efektif dan

efisien serta cepat dalam memperkembangbiakan tanaman mawar Kultur

jaringan sebagai salah satu metode perbanyakan tanaman dapat dipilih

untuk mengatasi permasalahana diatas Pada kultur jaringan tidak menutup

kemungkinan ditambahkannya suatu zat pengatur tumbuh untuk

mempercepat regenerasi dan pertumbuhan dari jaraingan tanaman

sehingga tanaman baru yang dihasilkan dalam waktu singkat dan

berjumlah banyak

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara II ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan mawar

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan mawar

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara II ini dilaksanakan pada hari tanggal Rabu tanggal

29 Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Auksin adalah kelompok senyawa yang mampu menyebabkan

pemanjangan sel pada jaringan tunas muda Auksin juga berpengaruh pada

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

9

pertumbuhan buah dan pembentukan akar Dalam konsentrasi rendah auksin

merangsang pemanjangan sel tetapi dalam konsentrasi tinggi malah berfungsi

sebaliknya ZPT yang sering digunakan dari golongan auksin antara lain IAA

IBA 24 D hormon ini harus dipakai dalam konsentrasi yang tepat karena

konsentrasi yang terlalu berlebihan menyebabkan terjadinya hal-hal yang tidak

diinginkan (Rahardja 1988)

Semua jaringan tanaman terdapat hormon ABA yang dapat dipisahkan

secara kromatografi Senyawa tersebut merupakan inhibitor Bndashkompleks

Senyawa ini mempengaruhi proses pertumbuhan dormansi dan absisi

Beberapa peneliti akhirnya menemukan senyawa yang sama yaitu asam

absisat (ABA) (Wattimena 1992)

Mawar (Rosa hybrida L) biasa diperbanyak secara vegetatif

sedangkan secara generatif hanya ditujukan untuk pemuliaan Perbanyakan

mawar bunga potong umumnya diperbanyak secara okulasi okulasi mata

tunas atau okulasi mata berkayu Okulasi mata tunas dilakukan pada saat kulit

batang bawah mudah dikelupas Pada saat tersebut sel-sel tanaman dan sel-sel

kambium tersebut sedang dalam keadaan aktif (Anonim 2008)

Dalam budidaya in vitro (kultur jaringan) menginduksi kalus

merupakan salah satu langkah penting setelah itu diusahakan agar terjadi

diferensiasi akar dan tunas Proses terjadinya kalus sampai diferensiasi

berbedandashbeda tergantung pada bagian tanaman yang dipakai sebagai eksplan

metode budidaya in vitro juga zatndashzat tanaman yang di bubuhkan pada media

dasar Untuk mendapatkan kalus penggunaan eksplan dari daun umumnya

lebih menguntungkan dari pada eksplan batang Masalah yang perlu diantipasi

adalah generasi kalus menjadi planlet Untuk mendapatkan kalus zat pengatur

tumbuh yang biasa digunakan adalah 24ndashD dari golongan auksin dan BAP

dari golongan sitokinin (Ibrahim et al 2004)

Pada 0 ppm BAP tidak ada satupun kalus yang terbentuk Nilai

tertinggi dijumpai pada pemberian 4 ppm BAP dengan menghasilkan

prosentase kalus terbentuk sebesar 697 yang berbeda sangat nyatadengan

pemberian 0 ppm BAP Hasil penelitian menunjukkan bahwapada konsentrasi

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

10

4 ppm BAP sinergis dengan pemberian 15 ppm CCC sehingga menghasilkan

prosentase kalus tertinggi Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan

peningkatan konsentrasi BAP hingga 4 ppm terjadi peningkatan prosentase

kalus Tetapi setelah itu makin tinggi konsentrasi BAP dalam media tumbuh

makin menurun prosentase kalus yang terbentuk (Sofia 2007)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

2 Bahan

- Eksplan mawar (Rosa sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada eksplan dengan

Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

Membuka plastik penutup botol media kultur

Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

11

- Melakukan pemeliharaan eksplan

Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 21 Rekapan kultur jaringan tanaman mawar (Rosa sp )

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Mawar

1 - - - - - - -

0

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - - - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan yang digunakan dalam kultur jaringan ini adalah ruas batang

mawar dari jaringan yang masih muda agar mampu beregenerasi lebih

cepat Dalam kultur batang mawar ini tingkat keberhasilan yang didapat

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

12

adalah 0 Eksplan yang dikulturkan tidak ada yang hidup Eksplan yang

ditanam menjadi kekuningan karena browning dan sebagian lagi

mengalami kontaminasi oleh berbagai macam jamur

Kontaminasi oleh berbagai macam jamur disebabkan oleh sterilisasi

yang kurang sempurna sehingga mikroba-mikroba yang ada didalam

maupun disekitar eksplan berkembang biak di dalam media Sterilisasi

yang kurang sempurna kemungkinan besar terjadi pada saat eksplan akan

ditanam di dalam botol kultur

Pada saat eksplan akan ditanam dilakukan sterilisasi bahan tanam

dengan menggunakan alkohol 96 dan larutan Clorox 525 Apabila

perendaman dalam larutan terlalu cepat maka mikroba yang ada

kemungkinan masih terbawa di sekitar permukaan eksplan sehingga

peristiwa kontaminasi tidak dapat dihindarkan

Eksplan mawar tekontaminasi oleh jamur dan bakteri pada

kontaminasi jamur terlihat hifa putih hingga hitam (jenis yang berbeda)

muncul pada media ataupun pada bahan tanam Sedangkan kontaminasi

oleh bakteri terlihat cairan kental di sekitar bahan tanam maupun media

yang merupakan kumpulan massa bakteri Kontaminasi yang terjadi

disebabakan oleh faktor media ataupun bahan tanam yang sterilisasinya

kurang sempurna Sterilisasi yang kurang sempurna ini mengakibatkan

tumbuhnya mikroba dalam media yang sangat kaya akan nutrisi

Sebagian dari eksplan mawar terkontaminasi oleh bakteri dan jamur

sedangkan sebagian yang lain mengalami browning yaitu matinya eksplan

karena terlalu lama mengalami sterilisasi Fungsi dari sterilisasi adalah

membunuh mikroba akan tetapi apabila sterilisasi yang dilakukan terlalu

lama maka jaringan tanaman juga akan ikut mati atau terjadi browning

Apabila dibandingkan dengan bahan lain yang digunakan untuk

kultur jaringan bahan tanam mawar memiliki prosentase keberhasilan

paling rendah yaitu 0 Hal ini dikarenakan eksplan yang digunakan

berupa batang yang mempunyai permukaan yang cukup sulit untuk

ditembus oleh media sehingga media agak sulit untuk masuk ke dalam

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

13

jaringan eksplan dan menyebabkan eksplan menjadi coklat kekuningan

karena tidak mendapatkan nutrisi yang cukup

Pengaruh dari BAP dan IBA terhadap eksplan mawar ini belum bisa

diamati karena seluruh eksplan mati karena terkontaminasi maupun karena

sterilisasi bahan tanam yang terlalu lama Fungsi dari BAP adalah sebagai

pemacu tunas sedangkan IBA digunakan sebagai pemacu akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam dan sifat bahan tanam

yang agak sulit untuk menyerap media

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masiih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Pengaruh BAP dan IBA belum bisa diamati karena eksplan mati

sedangkan fungsi dari IBA digunakan sebagai permacu pertumbuhan

akar sedangkan BAP sebagai pemacu pertumbuhan tunas

d Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan mawar ini adalah 0

2 Saran

Saran yang bisa kami berikan adalah pada saat sterilisasi jangan

terlalu singkat melakukan perendaman dengan bahan klorox karena

sterilisasi yang dilakukan terkadang belum membunuh keseluruhan

mikrobia sehingga terjadi kontaminasi

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

14

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008 Perbanyakan Mawar secara Stenting (Stek dan grafting)

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

IbrahimMSD N Nova K Nurliani B 2004 Studi Pendahuluan Induksi

Kalus Embriogenik Dari Eksplan Daun Echinaceae purpureaBuletin TRO

Vol XV No 2 2004

Nia 2008 Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan

httpanthuriumonlinewordpresscom Diakses pada tanggal 22 Desember

2008

Rahardja PE 1988 Kultur Jaringan Teknik Perbanyakan Tanaman Secara

Modern Panebar Swadaya Jakarta

Sofia D 2007 Pengaruh Berbagai Konsentrasi Benzyl Amino Purine Dan

Cycocel Terhadap Pertumbuhan Embrio Kedelai (Glysine max L Marr)

USU Reposytor

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

15

III KULTUR JARINGAN NANAS DAN WORTEL

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Wortel (Daucus carota) adalah tumbuhan sayur yang ditanam

sepanjang tahun Terutama di daerah pegunungan yang memiliki suhu

udara dingin dan lembab kurang lebih pada ketinggian 1200 ineter di atas

permukaan laut Tumbuhan wortel mernbutuhkan sinar matahari dan dapat

turnbuh pada sernua musim Menurut para botanis wortel (Daucus carota)

dapat dibedakan atas beberapa jenis di antaranya Wortel (Daucus carota

Linn) Jenis imperator yakni wortel yang memiliki umbi akar berukuran

panjang dengan ujung meruncing dan rasanya kurang manis - jenis

chantenang yakni wortel yang memiliki umbi akar berbentuk bulat

panjang dan rasanya manis Perbanyakan secara kultur in vitro pada wortel

dilakukan untuk memperbanyak tanaman dan juga sebagai bahan pelatihan

kultur jaringan karena perlakuan sterilisasi dan penanaman relatif lebih

mudah

Sedangkan prospek penerapan teknik kultur in vitro tanaman nanas

di Indonesia cukup bagus terutama untuk mengatasi permasalahan

perbanyakan nanas Si Madu yang kemungkinan me-rupakan pertumbuhan

sel mutan dari tanaman khimera Masalah yang dihadapi dalam

perbanyakan vegetatif nanas Si Madu secara konvensional adalah

timbulnya keragaman sehingga sifat pohon induknya tidak dapat

dipertahankan Melalui jalur embrio-genesis karakteristik nanas Si Madu

diharapkan dapat dipertahankan Dalam hal ini tanaman (planlet) yang

dihasil-kan dari jalur embriogenesis berasal dari satu sel sehingga

terjadinya khimera dapat dihindari

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara III ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan nanas dan wortel

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

16

Mengetahui pengaruh bap dan iba terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan nanas dan wortel

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara III ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

B Tinjauan Pustaka

Suatu aturan sederhana yang mungkin dapat digunakan sebagai

pegangan adalah bahwa kita harus menggunakan tanaman sumber eksplan

yang sehat dan tumbuh kuat memilih jaringan yang muda dan menggunakan

eksplan yang cukup besar tetapi meskipun demikian banyak pengecualian-

pengecualiannya Sehingga kadang-kadang perlu melakukan langkah coba-

coba bila akan mengkulturkan suatu species atau varietas tanaman yang belum

pernah dilakukan sebelumnya (Wetherel 1988)

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi karena dalam hal

ini metode sterilisasi harus selektif Walaupun sterilisasi telah dilakukan

dengan berbagai cara namun kadang-kadang kontaminasi tetap saja terjadi

Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan telah terjadi kontaminasi internal

Cara penggulangannya dilakukan treatment pada tanaman yang akan dijadikan

sebagai sumber eksplan Treatment-nya adalah dengan mengisolasi eksplan

disemprot dengan bakterisida fungisida selama 3 bulan setiap hari dengan

konsentrasi 150-200 mgl (Anonim 2008)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan

konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu

relatif singkat Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada

faktor-faktor sepert umur bahan stek waktulamanya pemberian hormon cara

pemberian hormon jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan (Yasman

dan Smits 1988) Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk

perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari

kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001)

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 24: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

17

Nanas diperbanyak dengan mahkota atau stek Secara umum bahan

penanaman yang baik digunakan untuk pertumbuhan dan pembuahan yang

seragam Untuk nanas yang ditanam untuk pasar buah segar dan dimana

semua bahan tanam bernilai campuran tipe tunas dapat digunakan Propagasi

vegetatif dengan tunas daun dimana setiap satu buku dari mahkota atau sulur

yang masak dapat memproduksi bibit merupakan teknik yang berguna untuk

menyediakan lebih dari 40 bibit per tunas terutama dari mahkota daunnya

Penanaman dengan kultur jaringan telah dikembangkan terutama introduksi

baru klon atau hibrid Penanaman biasanya dalam 2 garis dengan parit yang

lebar (Anonim 2003)

Tanaman wortel diperbanyak dengan bijinya Biji untuk penanaman ini

dikenal dengan istilah benih Benih wortel berwarna cokelat ukurannya keci

berbulu dan saling melekat satu sama lain Setiap 1 gr benih terdapat 200 biji

Benih wortel dapat diperoleh dengan cara membeli di kios atau toko-toko

pertanian Kebutuhan benih wortel untuk setiap hektarnya sekitar 15 kg-3 kg

(Ali et al2003)

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam

pembentukan kalus morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis

Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe

pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki Penggunaan

auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 24-D NAA atau

dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya

digunakan untuk induksi kalus embriogenik Selain itu jenis dan konsentrasi

hormon jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan

dalam menginduksi pembentukan kalus ( Purnamaningsih 2006)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish danbotol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 25: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

18

2 Bahan

- Eksplan nanas (Ananas comosus)

- Eksplan wortel (Daucus carota)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin) 525

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

a Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan luar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 26: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

19

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 31 rekapan kultur jaringan tanaman nanas (Ananas comosus)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

nanas 1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - 5 MST - - -

5 - - - - - - -

6 - - - 5 MST - - -

7 - - - - - - -

8 - - - 5 MST - - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan sementara

Tabel 32 Rekapan Kultur Jaringan Tanaman wortel (Daucus carota)

Macam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasilan

Wortel

1 - - - - - - -

30

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 - - - 5 MST - - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 - - - - - - -

9 - - - 5 MST - - -

10 - - - 5 MST - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan eksplan yang digunakan berupa umbi wortel dan daging

bonggol dari mahkota nanas Bahan yang digunakan dari kedua tanaman

ini mempunyai karakteristik yang sama yaitu keduanya merupakan

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 27: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

20

jaringan tebal dan berair pada bahan tanam sebelum dilakukan penanaman

terlebuih dahulu dilakukan sterilisasi

Sterilisasi eksplan dilakukan menggunakan clorox (sunclin) dengan

melakukan perendaman selama plusmn 3 menit pada bahan dan membilas bahan

dengan aquadest Sterilisasi bahan harus dilakukan dengan tepat apabila

perendaman clorox terlalu lama maka jaringan dari bahan tanam akan

mengalami kematian (browning) sehingga tidak mampu membentuk

individu baru apabila sterilisasi terlalu singkat maka bahan tanam yang

digunakan akan membawa bibit ndash bibit kontaminasi

Kontaminasi dari eksplanlah yang paling sulit diatasi walaupun

sterilisasi telah dilakukan dengan berbagai cara namun kadang-kadang

kontaminasi tetap saja terjadi Dalam hal ini dikarenakan pada eksplan

telah terjadi kontaminasi internal Cara penggulangannya dilakukan

treatment pada tanaman yang akan dijadikan sebagai sumber eksplan

dengan mencuci eksplan pada larutan fungisida dan bakterisida Untuk

menanggulangi kontamiknasi setelah ekspaln dikulturkan maka dilakukan

pemeliharaan secara dengan melakukan penyemprotan spirtus ataupun

alkohol pada permukaan botol kultur dua hari sekali

Pada 5 MST muncul kalus pada wortel dan nanas yang berjumlah 6

eksplan (3 eksplan wortel 3 eksplan nanas) Kalus merupakan sekumpulan

massa sel yang belum terdiferensiasi menjadi organ dari tanaman Kalus

yang muncul merupakan hasil dari pembelahana sel-sel yang berda dalam

jaringan eksplan Sedangkan eksplan yang lain mengalami browning dan

kontaminasi Kontaminasi ini dikarenakan media MS merupakan media

yang kaya akan nutrisi sehingga mikroba di sekeliling tanaman atau udara

sekitar eksplan juga tumbuh dan berkompetisi dengan eksplan

Prosentase keberhasilan dari kultur nanas adalah 30 dan

prosentase keberhasilan dari kultur wortel adalah 30 Tingkat

keberhasilan dari kultur wortel dan kultur nanas ini pling tinggi jika

dibandingkan dengan kultur bahan yang lain karena bahan tanam yang

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 28: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

21

digunakan lebih mudah menyerap media sehingga pertumbuhan kalus

lebih banyak dan lebih cepat

Pembentukan kalus ini akibat dari pengaruh hormon BAP yang

diberikan pada media BAP merupakan senyawa kelompok sitokinin yang

memacu pembelahan sel sehingga mampu memacu pembentukan kalus

atau massa sel Kalus yang terbentuk dapat dipacu untuk berdiferensiasi

menjadi tunas dengan menambahkan kandungan IBA pada media

Pengaruh BAP pada eksplan lebih dominan karena kandungan di dalam

media lebih besar daripada IBA sehingga terbentuklah kalus pada eksplan

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari wortel dan nanas cukup mudah untuk menyerap

nutrisi di dalam media sehingga lebih cepat terbentuk kalus

d Kalus iterbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

e Pengaruh BAP lebih tinggi jika dibandingkan dengan IBA karena

konsentrasi BAP yang lebih tinggi

f BAP merangsang pembelahan sel sehingga terbentuk kalus yang

berupa massa sel yang belum terdiferensiasi

g Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan nanas adalah 30 dan

pada kultur wortel adalah 30

2 Saran

Dalam proses penanaman sebaiknya dicontohkan terlebih dahulu

cara penanaman eksplan yang benar sehingga tidak terjadi kesalahan

sterilisasi bahan yang berakibat terjadinya kontaminasi ataupun browning

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 29: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

22

DAFTAR PUSTAKA

Ali NBV Estu R Hendro S 2003 Wortel dan Lobak Panebar Swadaya Bogor

Anonim 2003 Ananas comosus httpwwwproseanetorg Diakses pada tanggal

22 Desember 2008

Husen M 2008 Kontaminasi Dalam Kultur Jaringan httpeshafloracom

Diakses pada tanggal 18 Desember 2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 30: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

23

I V KULTUR JARINGAN SANSIEVERA

A Pendahuluan

1 Latar Belakang

Sansievera merupakan tanaman hias yang sekarang sedang digemari

oleh para pecinta tanaman Selain mempunyai corak daun yang indah dan

unik mempunyai bentuk dan ukuran bervariasi tanaman ini juga berfungsi

sebagai penyerap polutan di udara sekitar tempat tumbuhnya Hal inilah

yang menyebabkan pecinta tanaman kembali melirik tanaman sansievera

Penciptaan varian-varian baru terus dilakukan untuk memperbaiki

keindahan dan keunikan dari daun sansievera Salah satu cara yang

digunakan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan

kultur jaringan pada tanaman sansievera Diharapkan pada saat dikulturkan

secara terus-menerus terjadi perubahan genetik yang menyebabkan

keberagaman genetik dalam waktu yang relatif singkat sehingga tidak

membutuhkan waktu untuk menghasilkan satu varian yang baru

Selain itu kultur jaringan pada sansievera ju8ga serng digunakan

untuk menghasilkan anakan dalam jumlah yang banyak pada varietas yang

langka dan cukup sulit apabila dikembangbiakkan dengan cara vegetatif

biasa oleh karena itu kultur jaringan sangat bermanfaat bagi peningkatan

varietas baru dan pengembangbiakan varietas-varietas langka yang sulit

dikembangbiakkan

2 Tujuan

Tujuan dari praktikum acara IV ini adalah

Mengetahui teknik kultur jaringan sansievera

Mengetahui pengaruh BAP dan IBA terhadap pertumbuhan dan

perkembangan eksplan sansievera

3 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum acara IV ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29

Oktober 2008 bertempat di Laboratorium Kultur Jaringan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 31: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

24

B Tinjauan Pustaka

Sitokinin juga mempunyai dua peran yang penting untuk propagasi

seara in vitro yaitu merupakan perangsang pembelahan sel dalam jaringan

yang dibuat eksplan dan merangsang pertumbuhan tunas daun namun

demikian kadar sitokinin yang optimal untuk pertumbuhan tunas dapat

menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar Karena itu konsentrasi dari

sitokinin yang dipakai harus sesuai sehingga tidak menghambat pertumbuhan

dari eksplan (Wetherel 1988)

Jumlah kadar auksin yang terdapat pada organ stek bervariasi Pada

stek yang memiliki kadar auksin lebih t inggi lebih mampu menumbuhkan

akar dan menghasilkan persen hidup stek lebih tinggi dari pada stek yang

memiliki kadar yang rendah Sebagaimana diketahui bahwa auksin adalah

jenis hormon penumbuh yang dibuat oleh tanaman dan berfungsi sebagai

katalisator dalam metabolisme dan berperan sebagai penyebab perpanjangan

sel Ada beberapa macam hormon dari kelompok auksin ini antara lain adalah

IAA (Indole Acetic Acid) NAA (Napthalen Acetic Acid) dan IBA (Indole

Butyric Acid) (Irwanto 2001)

Perbanyakan tanaman secara kultur jaringan ( tissue culture ) bertujuan

untuk mendapatkan tanaman dalam jumlah banyak dan seragam

pertumbuhannya Seiring dengan permintaan bibit sansievera yang semakin

meningkat cara perbanyakan secara konvensional menggunakan setek

anakan dan cabut pucuk tidak lagi bisa mencukupi Satu-satunya cara

perbanyakan yang sanggup memenuhi kebutuhan permintaan bibit dalam

jumlah besar itu hanyalah kultur jaringan

Eksplan yang digunakan adalah jaringan yang masih muda Jaringan

muda ini tersusun atas sel-sel yang masih muda dan aktif membelah sehingga

diharapkan bisa menghasilkan tanaman yang sempurna (Purwanto 2008)

Struktur kalus dari berbagai varietas yang digunakan berbeda-beda

tergantung kepada formulasi yang digunakan Biasanya struktur kalus

menggambarkan daya regenerasinya membentuk tunas dan akar Kalus yang

berbentuk globular (nodul-nodul) dan berwarna bening biasanya mempunyai

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 32: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

25

kemampuan lebih tinggi untuk membentuk tunas daripada kalus yang bersifat

kompak dan berwarna coklat-kehitaman Dalam hal ini media yang digunakan

untuk memacu regenerasi kalus akan sangat menentukan Keseimbangan

nutrisi dalam media tumbuh sangat mempengaruhi pertumbuhan kalus

maupun diferensiasinya membentuk tunas (Purnamaningsih 2006)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pertumbuhan

plantlet akibat penambahan zat pengatur tumbuh BAP dan pikloram

Persentase daun normal terbesar didapat dari perlakuan B5 tanpa pikloram dan

BAP media MS tanpa pikloram Pertumbuhan akar plantlet lebih baik yang

dikulturkan pada media MS tanpa hormon atau dengan penambahan hormon

dengan konsentrasi terendah (Anonim 2008)

Pada sansievera metode kultur jaringan lebih sering diterapkan untuk

membiakkan jenis yang menghasilkan anakan seperti jenis S cylindrica dan

jenis yang langka Eksplan diambil dari nmata tunas pucuk rimpang atau

pucuk daun sepanjang 1 cm sebelum ditanam eksplan disterilisasi terlebih

dahulu untuk menghindari kontaminasi (Pramono 2008)

C Alat Bahan Dan Cara Kerja

1 Alat

- Laminar air flow cabinet

- Petridish dan botol-botol kultur

- Peralatan diseksi yaitu pinset besarkecil dan pisau pemes

- Eksplan sansievera ( sansievera sp)

- Media kultur

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

2 Bahan

- Sansievera (sansievera sp)

- Media kultur

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 33: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

26

- Alkohol 96

- Aquadest steril

- Spirtus

- Clorox (sunclin)

3 Cara Kerja

- Mempersiapkan eksplan

- Melakukan sterilisasi pada ekspalan dengan

a Melakukan perendaman dalam larutan alkohol selama plusmn 4 menit

dilanjutkan dengan chlorox 525 (sunclin 100) selama plusmn 3

menit

b Membilas eksplan dengan aquadest steril

- Melakukan penanaman eksplan

a Membuka plastik penutup botol media kultur

b Mengambil eksplan dan menanamnya di media kultur dengan

pinset Setelah digunakan pinset harus selalu dibakar di atas api

c Mendekatkan mulut botol dengan api untuk menghindari

kontaminasi

- Melakukan pemeliharaan eksplan

a Menempatkan botol ndash botol berisi eksplan di rak-rak kultur

b Menjaga suhu kelembaban dan cahaya di lingkungan louar botol

c Melakukan penyemprotan pada botol-botol kultur dengan spirtus

2 hari sekali untuk mencegah kontaminasi

- Melakukan pengamatan selama 5 minggu yang diamati

a Melakukan pengamatan setiap hari saat muncul muncul akar

tunas daun dan kalus (HST)

b Melakukan pengamatan 1 minggu sekali pada jumlah akar tunas

dan daun

c Melakukan deskripsi kalus pada akhir pengamatan

- Melakukan perhitungan prosentase keberhasilan pada akhir

pengamatan

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 34: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

27

D Hasil dan Pembahasan

1 Hasil

Tabel 41 Rekapan kultur Jaringan tanaman sansievera (Sansievera sp)

Mcam

eksplan

ulangan Saat

muncul

akar

Saat

muncul

tunas

Saat

muncul

daun

Saat

muncul

kalus

Jumlah

akar

Jumlah

tunas

Jumlah

daun

keberhasil

an

Sansie

vera

1 - - - - - - -

20

2 - - - - - - -

3 - - - - - - -

4 - - - - - - -

5 5 MST - - - 8 akar - -

6 - - - - - - -

7 - - - - - - -

8 5 MST - - - 6 akar - -

9 - - - - - - -

10 - - - - - - -

Sumber Laporan Sementara

2 Pembahasan

Bahan tanam yang digunakan pada kultur jaringan sansievera ini

adalah potongan daun sansievera Setelah dilakukan pencucian bahan

dengan menggunakan fungisida dan bakterisida jaringan tanaman segera

ditanam dalam botol kultur Pada saat penanaman dilakukan bersamaan

dengan sterilisasi eksplan yang dilakukan di dalam LAFC

Pada saat penanaman sebaiknya bahan atanama ditanam dalam

keadaan berdiri bukan rebah Hal ini untuk memudahkan penyerapan

nutrisi yang ada di dalam media Apabila penanaman dilakukan dalam

keadaan rebah bagian daun yang mengadakan kontak dengan media

merupakan daun yang tidak mengalami pelukaan sehingga nutrisi dari

media akan sulit masuk ke dalam jaringan aeksplan

Pada kultur jaringan sansievera ini muncul akar ketika eksplan

berumur 5 MST Dari 10 eksplan yang ditanam eksplan yang

mengeluarkan akar berjumlah dua Akar yang muncul berjumlah masing-

masing 8 akar dan 6 akar Eksplan yang lain mengalami kematian akibat

terjadinya kontaminasi oleh jamur dan bakteri dan juga terjadinya

browning Kontaminasi terjadi karena sterilisasi yang kurang sempurna

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 35: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

28

dan browning terjadi akibat perendaman (untuk tujuan sterilisasi bahan)

klorox yang terlalu lama sehingga jaringan dari sansievera mengalami

browning

Gejala dari kontaminasi bakteri adalah munculnya hifa dari jamur

dan dalam waktu singkat memenuhi media kultur sedangkan gejala

serangan bakteri adalah adanya lendir pada media yang mencirikan koloni

dari bakteri Gejala dari browning sendiri adalah perubahan warna dari

eksplan menjadi hitam atau kepucatan pada jaringan-jaringan yang berada

di tepi

Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan pada sansievera ini

adalah 20 dengan jumlah akar yang terbentuk pada eksplan masing-

masing adalah 8 akar dan 6 akar Tumbuhnya akar pada kultur yang

mengalami keberhasilan merupakan peran dari zat pengatur tumbuh yang

ditambahkan Zat pengatur tumbuh yang ditambahkan adalah BAP dan

IBA BAP merupakan pemacu tunas sedangkan IBA merupakan pemicu

pertumbuhan akar Walaupun konsentrasi dari IBA lebih kecil jika

dibandingkan dengan BAP pertumbuhan akar disini bukan semata-mata

karena hal tersebut Faktor jenis tumbuhan juga mempengaruhi eksplan

sehingga organ yang muncul adalah akar dan Interaksi dari IBA dan BAP

mendorong pertumbuhan dari akar

E Kesimpulan dan Saran

1 Kesimpulan

a Kegagalan dari kultur jaringan dari tanaman mawar ini dikarenakan

terjadinya bowning kontaminasi media tanam

b Kontaminasi yang terjadi karena sterilisasi dari bahan maupun media

kurang sempurna sehingga mikrobia-mikrobia masih hidup dan

berkembang di dalam botol kultur

c Bahan tanam dari sansievera ditanam dalam keadaan tegak agar

eksplan mudah dalam menyerap nutrisi

d Akar terbentuk pada saat eksplan berumur 5 MST

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 36: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

29

e Pembentukan akar ddidorong oleh adanya zat pengatur tumbuh IBA

dan BAP yang diberikan pada media tanam

f Prosentase keberhasilan dari kultur jaringan sansivera adalah 20

keberhasilan kultur dilihat dari munculnya akar pada eksplan

2 Saran

Sebelum sterilisasi dilakukan sebaiknya bahan tanaman yang akan

digunakan permukaannya digosok dengan pemotong untuk menghilangkan

lapisan lilin yang melekat pada permukaan daun agar penyerapan nutrisi

berlangsung lebih mudah

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey

Page 37: LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN - … · Dalam penyusunan laporan praktikum ini, penulis menyadari sepenuhnya ... secara kromatografi. Senyawa tersebut merupakan inhibitor B–kompleks

30

DAFTAR PUSTAKA

Anonim 2008Pengaruh Komposisi Media Dasar Penambahan BAP dan

Pikloram terhadap Induksi Tunas Bawang Merah

httphortikulturalitbangdeptangoid Diakses pada tanggal 23 Desember

2008

Irwanto 2001 Pengaruh Hormon IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Persen

Jadi Stek Pucuk Meranti Putih (Shorea montigena)

httpwwwirwantoshutcom Diakses pada tanggal 22 Desember 2008

Pramono S 2008 Pesona Sansievera PT agro Media Pustaka Jakarta

Purnamaningsih R 2006 Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi Empat Varietas

Padi melalui Kultur In Vitro Jurnal AgroBiogen 2(2)74-80

Purwanto AW 2008 Sansievera Flora Cantik Penyerap Racun Kanisius

Yogyakarta

Wetherel DF 2008 Propagasi Tanaman Secara In Vitro Avery Publishing

Group Inc New Jersey