42
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik berbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, akar serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari kultur jaringan adalah memperbanyak tanaman dengan menggukanakn bagian vegetatif tanaman dengan menggunakan media buatan yang dilakukan ditempat aseptik. Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangkan secara generatif. 1

Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jaringan tumbuhan

Citation preview

Page 1: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara

vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik berbanyakan tanaman dengan

cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, akar serta

menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik

yang kaya nutrisi dan pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus

cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi

menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari kultur jaringan adalah

memperbanyak tanaman dengan menggukanakn bagian vegetatif tanaman

dengan menggunakan media buatan yang dilakukan ditempat aseptik.

Metode kultur jaringan dikembangkan untuk membantu memperbanyak

tanaman, khususnya untuk tanaman yang sulit dikembangkan secara generatif.

Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa kelebihan

antara lain: mempunyai sifat sama seperti induknya, dapat dipeerbanyak

dalam jumlah yang besar sihingga tidak terlalu membutuhkan tempat luas,

mampu menghasikan bibit dengan jumlah yang besar dalam waktu yang

singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih dijamin, kecepatan tumbuh bibit lebih

cepat dibandingkan dengan perbanyakan secara konvensional.

Disini kita menggunakan ekplan tanaman lengkeng, tanaman lengkeng

(Dimocarpus longan Lour.) dalam sistem klasifikasi tanaman termasuk

1

Page 2: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

keluarga Sapindaceae, dan termasuk satu suku (Nepheliaea) dengan tanaman

lecee dan rambutan.

  Asal mula lengkeng adalah daerah subtropik tetapi jenis tanaman ini

ternyata dapat tumbuh baik di daerah panas (tropik).  Di Indonesia, buah

lengkeng umumnya digunakan sebagai buah meja walaupun buah ini juga bisa

dijumpai dalam kemasan kaleng maupun sebagai buah yang dikeringkan. 

Banyak yang belum mengetahui bahwa buah lengkeng yang dalam bahasa

mandarin dikenal sebagai “ong ya guo” atau “long yan” yang berarti mata

naga mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan dan dunia kecantikan, Bagi

kesehatan, khasiat daging buah lengkeng telah ditulis dalam beberapa artikel

antara lain bermanfaat untuk meningkatkan vitalitas, pengobatan penyakit

insomnia, cemas, depresi, mudah marah dan berkeringat, kurang nafsu makan,

limpa lemah, badan lemah setelah sakit, pusing, diare, batuk dan asma,

penglihatan kabur, dan menghaluskan kulit. Selain buahnya, daun lengkeng

mengandung quercetin, sebagai antioksidan dan antiviral serta digunakan

untuk mengobati penyakit alergi, kanker, diabetes dan kardiovaskuler.  Bubuk

biji lengkeng mengandung busa dan dapat digunakan sebagai sampo.  Di Cina

dan Vietnam, buah lengkeng juga digunakan sebagai penangkal racun.

Pada mulanya daerah penghasil lengkeng di Indonesia adalah dataran

tinggi di Jawa Tangah dan Jawa Timur, tetapi pada akhir-akhir ini beberapa

pekebun/petani telah berhasil mengembangkan lengkeng di dataran rendah

seperti di daerah Selarong (DIY) yang dikenal dengan varietas Selarong, di

Singkawang dan Pontianak (Kalbar), dan Demak dan Semarang (Jateng)

2

Page 3: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

mengembangkan beberapan varietas introduksi antara lain Diamond River,

Pingpong dan Itoh.  Ketiga varietas terakhir mendapatkan perhatian yang lebih

besar karena memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis lengkeng yang

sudah ada, antara lain umur lebih genjah dan rajin berproduksi, ukuran buah

lebih besar, daging buah lebih tebal, rasa lebih manis, dan pemeliharaan relatif

lebih mudah.  Adaptasi yang baik dari varietas lengkeng yang konon bibitnya

didatangkan dari Vietnam (Ping Pong, Diamond River), Malaysia (Itoh) dan

Thailand (Bie Kiew, Ido, dan Sichompu) merupakan salah satu indikasi bahwa

lengkeng memiliki potensi besar untuk dikembangkan di dataran rendah

Indonesia. 

Klasifikasi Lengkeng

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

         Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

             Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

                 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

                     Sub Kelas: Rosidae

                         Ordo: Sapindales

                             Famili: Sapindaceae

                                 Genus: Euphoria

                                     Spesies: Euphoria longana (Lour.) Steud

3

Page 4: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

1.2. TUJUAN

Tujuan di lakukan kultur jaringan ini sebagai upaya meningkatkan

wawasan serta pengalaman mahasiswa untuk mengetahui lebih lanjut tentang

kultur jaringan dan metodenya. Dengan adanya praktikum ini, mahasiswa

bukan hanya mampu mengusai teori, tapo juga mampu melakukan kultur

jaringan.

4

Page 5: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Suryowinoto (1991), kultur jaringan merupakan dalam bahasa

asing disebut sebagai tissue culture. Kultur adalah budidaya dan jaringan adalah

sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi, kultur

jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil

yang mempunyai sifat yang sama seperti induknya.

Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik apabila syarat-syarat

yang diperlukan terpenuhi. Syarat-syarat tersebut meliputi pemilihan eksplan

sebagai bahan dasar untuk pembentukan kalus, penggunaan medium yang cocok,

keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik terutama untuk kultur cair.

Meskipun pada prinsipnya semua jenis sel dapat ditumbuhkan, tetapi sebaiknya

dipilih bagian tanaman yang masih muda dan mudah tumbuh yaitu bagian

metistem, seperti daun muda, ujung akar, ujung batang, keping biji dan

sebagainya. Bila menggunakan embrio bagian biji-biji yang lain sebagai ekplan,

yang perlu diperhatikan adalah kemasakan embrio, waktu imbibisi, temperatur

dan dormansi (Suryowinoto,1991).

5

Page 6: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman teknik kultur jaringan

adalah:

1. Pembuatan media

Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan tanaman dengan

kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis

tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri

dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga

bahan tambahan seperti agar-agar, gula, dan lain-lain. At pengatur tumbuh

(hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun

jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang digunakan.

Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol

kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan memanaskan

dengan autoklaf.

2. Inisiasi

Inisiasi merupakan pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan

dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur

jaringan adalah tunas.

3. Sterilisasi

Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus

dilakukan di tempat yang steril, yaitu laminar air flow dan menggunakan

alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan,

yaitu menggunakan etanol yang diseprotkan secara merata dan peralatan

yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.

6

Page 7: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

4. Multiplikasi

Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan

menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar air flow

untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya

pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami eksplan

diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu

kamar.

5. Pengakaran

Pengakan adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya

pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang

dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari

untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat

adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang

terkontaminasi anak menunjukkan gejala seperti berwarna putih ataupun

biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).

6. Aklimatisasi

Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan

aseptic ke lingkungan terbuka. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan

bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk

melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama dan penyakit karena

bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit

dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan

barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit

7

Page 8: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

dilakuka dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.

(Dhanny jufril,2009).

Kegunaan utama kultur jaringan adalah mendapatkan tanaman baru dalam

jumlah banyak dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi

dan marfologi yang sama persisi seperti induknya. Dari teknik kultur jaringan

tanaman ini diharapkan juga memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul.

Secara lebih rinci dan jelas berikut ini akan dibahas secara khusus kegunaan dari

kultur jaringan terhadap ilmu pengetahuan. (Daisy P. Dkk,1994).

Beberapa jenis tanaman ada terancam punah (endangered species),

misalnya berbagai jenis tanaman pisang, tanaman melati, kenanga, kayu jati, dan

kayu putih. Usaha yang paling tepat untuk melestarikan tanaman yang teracam

punah adalah dengan kloning. Dengan usaha kloning ini, populasi dari tanaman

tersebut akan diselamatkan, bahkan dapat bertambah, sekaligus sifat-sifat yang

dimiliki oleh tanaman tersebut tetap terjamin.(Suryowinoto,1985).

Melalui perbanyakan vegetatif buatan yaitu dengan kultur jaringan

ternyata juga berpengaruh terhadap devisa negara, misalnya, dengan terlaksanya

ekspor tanaman anggrek ke negara lain, maka akan menaikkan devisa negara

dibidang pertania.(julita,2000).

8

Page 9: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

Masalah-masalah yang terjadi dalam kultur jaringan yaitu:

1. Kontaminasi

Kontaminasi adalah gangguan yang sangat umum terjadi dalam kegiatan

kultur jarinan. Munculnya gangguan ini bila dipahami secara mendasar

adalah merupakan sesuatu yang sangat wajar sebagai konsekuensi

pengguanaan yang diperkaya.

2. Pencoklatan atau browning

Pencoklatan atau bowning adalah suatu karakter munculnya warna coklat

atau hitam yang sering membuat tidak terjadinya pertumbuhan dan

perkembangan eksplan. Peristiwa pencoklatan sesungguhnya merupakan

peristiwa alamiah yang biasa dan sering terjadi. Pencoklatan umumnya

merupakan suatu tanda-tanda kemunduran fisiologi eksplan dan tidak

jarang berakhir pada kematian eksplan.

3. Vitrifikasi

Vitrifikasi merupakan suatu istilah problema pada kultur jaringan yang

ditandai denga munculnya pertumbuhan yang tidak normal. Tanaman yang

dihasilkan pendek-pendek atau kerdil. Pertumbuhan batang cendrung ke

arah penambahan diameter.tanaman utuhnya menjadi sangat turgencent.

Pada daunnya tidak memiliki jaringan palidase.

4. Pertumbuhan dan perkembangan

Problem utama berkaitan dengan proses pertumbuhan adalah bila eksplan

yang ditanami stagnasi, dari mulainya tanam hingga kurun waktu tertentu

tidak mati tetapi tidak tumbuh. Untuk menghindari hal itu dapat dilakukan

9

Page 10: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

dengan preventif menghindari bahan tanam yang tidak juvenil atau

meritematik. Karena awal pertumbuhan eksplan akan dimulai dari sel-sel

yang muda yang aktif membelah, atau dari sel tua yang muda

kembali(Suryowinoto,1985).

10

Page 11: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

BAB III

METODELOGI PRAKTIKUM

3.1. Pelaksanaan.

Praktikum ini dilaksanakan dilaboratorium kultur jaringan yang

berlokasi di lancang garam Lhokseumawe kabupaten aceh utara. Pada

praktikum ini di praktikumkan ada beberapa materi yaitu sebagai berikut:

1. Pengenalan laboratorium dan alat-alat kultur jaringan

2. Pembuatan media ms.

3. Strelisasi eksplan

4. Penanaman eksplan

5. Penanaman planlet(sub kultur).

3.2. pengumpulan data.

Pengumpulan data dilakukan dengan mengutip teori-teori pada referensi atau

buku-buku dan media internet yang berkenaan tentang kultur jaringan dan juga

berdasarkan teori diruang belajar dan pelaksanaan yang diberikan pada saat

praktikum kultur jaringan.

11

Page 12: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setelah dilkukan praktikum di laboratorium kultur jaringan maka

diperoleh hasil dan pembahasan tentang beberapa materi yang telah di

praktikumkan:

4.1. Pengenalan Laboratorium Dan Alat-Alat Dalam Kultur Jaringan

Fasilitas laboratorium kultur jaringan dan alat-alat yang ada sangatlah

beragam yang fungsinya satu sama lainnya berbeda-beda. Laboratorium kultur

jaringan harus dirancang secara khusus. Karena ada bagian-bagian atau ruangan-

ruangan yang harus dalam suasana steril atau bebas mikroba.

Dalam laboratorium kultur jaringan memiliki beberapa ruangan. Adapun

ruang-ruang dalam laboratorium kultur jaringan di lancang garam yaitu sebgai

berikut:

a. Ruang kerja

Dalam raboratorium kultur jaringan ruang kerja berfungsi sebagai ruangan

serba guna dimana berbagai kegiatan dilakukan mulai sebagai ruang tamu,

pembuatan media dan sebagai ruang kerja dimana pekerja melakukan

proses-proses sebelum penanman eksplan. Ruangan ini dilengkapi dengan

pendingin air condition(AC) dan ruangan ini tidak mutlak steril. Adapun

isi ruangan ini sebagai berikut:

Meja kerja

Meja kerja di dalam lab.kultur ini berfungsi dimana pelaku

praktikum atau pekerja melakukan kerja seperti pembuatan media,

12

Page 13: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

sterilisasi eksplan dan alat-alat kultur dan berbagai kegiatan yang

diperlukan sebelum melakukan penanaman ekplant ataupun

planlet.

Tempat penyimpanan bahan kimia dan alat-alat kultur

Komponen bahan kimia penyusun media kultur jaringan sangat

banyak macamnya. Oleh karena itu, penyimpanannya memerlukan

pengaturan yang khusus supanya mudah saat diambil saat

dibutuhkan. Penyimpanan yang tidak teratur akan mempersulit

bahkan memperlambat dalam pekerjaannya.

b. Ruang inokulasi

Ruangan inokulasi adalah ruangan penanaman eksplan ataupun planlet

pada media , ruangan ini adalah ruang mutlak steril. Ruangan ini dibuat

tidak terlalu besar tujuannya adalah agar pelaksanaan sterilisasi

ruangannya tidak membutuhkan waktu yang lama dan tidak mengalami

kesulitan. Sterilasasi ruangan dilakukan dengan menyemprotkan alkohol

70 % dengan handspayer. Sedangkan sterilisasi lantai dengan

menggunakan kain pel yang dibasahi alkohol 70%. Sterilisasi ini mutlak

harus dilakukan menjalang penanaman akan dilakukan.

c. Ruang inkubasi

Eksplan yang sudah ditanami dalam media kultur jaringan perlu dipantau

pertumbuhannya setiap hari. Untuk pemantauan ini diperlukan ruangan

khusus yang keadaannya lebih steril, yaitu ruang inkubasi. Ruang inkubasi

13

Page 14: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

harus memiliki suhu kurang lebih 25 oC dan harus dilengkapi dengan

lampu-lampu neon, karena eksplan yang dibutuhkan dalam ruangan

inkubasi membutuhkan temperatur dan cahaya yang disesuaikan

kebutuhan eksplan.

Alat-alat yang digunakan dalam kultur jaringan beserta fungsinya:

1. Laminar air flow cabinet (LAFC)

Alat ini letaknya diruang inokulasi, yaitu ruang yang selalu harus

dalam keadaan steril. Alat ini bekerja menstrilkan wadah laminar

dengan menggunakan UV dan blower yang menghasilkan udara steril

sehingga jamur,bakteri dan virus sulit untuk masuk kewadah tersebut

Alat ini digunakan sebagai tahap perlakuan tanaman.

2. Autoclav

Autoclave adalah alat yang digunakan untuk mensterilisasi alat-alat

dan media dalam kultur jaringan.

3. Timbangan analitik

Jenis alat ini bermacam-macam, tetapi yang penting adalah timbangan

ini digunakan untuk menimbang satuan yang sangat kecil, alat ini

berfungsi untuk menimbang bahan- bahan unsur yang dibutuhkan

untuk membuat media stok.

14

Page 15: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

4. Stirer dan magnet

Alat ini berfungsi untuk mengocok dan memanaskan larutan stok. Alat

ini menggunakan listrik sebagai penggerak stirer dan magnet dalam

wadah larutan stok.

5. Erlemeyer

Alat ini sebagai sebagai wadah untuk media tanam dan sebagai wadah

tempat larutan stok.

6. Gelas ukur

Gelas ini digunakan unruk menakar air suling dan bahan larutan stok

yang akan digunakan.

7. Gelas piala

Gelas piala digunakan untuk menakarkan air dan juga larutan stok

dalam membuat stok.

8. Petridish

Alat ini dalam kultur jaringan ketika saat penanaman ekplan maupun

planlet. Alat ini sebagai tempat manaruk ekplan atau planlet pada saat

penanaman.

9. Pinset dan scampel

Alat ini digunakan untuk memegang eksplan atau planlet saat

penanaman.

15

Page 16: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

10. Lampu spiritus

Alat ini digunakan untuk mensterilkan pinset saat melakukan

penanaman di dala laminar dan lampu spiritus ini di taruk didalam

laminer.

11. Tabung reaksi

Alat ini digunakan pada saat melakukan isolasi protoplas dan isolasi

khoroplas

12. Pipet tetes dan bola ajaib

Alat ini digunakan saat memipet larutan stok dengan takaran tertentu

dengan menggunakan bola ajaib. Bola ajaib ini mempermudah saat

memipet dengan fungsi yang beragam.

13. Labu takar

Labu takar disini berfungsi untuk menyimpan larutan stok.

14. Sundip

Alat ini digunakan untuk mengambil bahan saat menimbang di

timbangan analitik.

15. Timer

Kegunaanya untuk mengatur waktu hidupnya lampu diruang inkubasi

16. Pisau

Pisau disini berbeda dengan pisau umumnya, pisau ini dijual khusus

dan sudah dalam keadaan steril yang fungsinya untuk memotong

eksplan yang akan ditaman.

16

Page 17: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

17. Gunting

Gunting kegunaannya untuk memotong bagian tanaman keras sebelum

tanaman tersebut disterilkan.

18. Komfor gas

Kegunaan komfor gas disini untuk memasak larutan stok dan agar-agar

supaya keduanya larut saat pembuatan media kultur jaringan

19. Panci dan centong

Panci kegunaanya sebagai wadah tempat memasak larutan stok dan

centong sebagai pengaduk dan mengambil larutan jadi untuk

dimasukkan kewadah tempat media tanam.

17

Page 18: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

4.2. Pembuatan media MS

Media merupakan faktor utama dalam perbanyakan tanaman

dengan kultur jaringan. Keberhasilan perbanyakan tanaman dan

perkembangbiakan tanaman dengan metode kultur jaringan secara umum

sangat tergantung pada jenis media. Media tumbuh pada kultur jaringan

sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan

eksplan serta bibit yang dihasilkan. Oleh karena itu, macam-macam media

kultur jaringan telah ditemukan sehingga jumlahnya cukup banyak. Nama-

nama media tumbuh untuk eksplan ini biasanya sesuai dengan nama

penemunya.

Pada umunya komposisi utama media tanam kultur jaringan ,

terdiri dari hormon (pengatur tumbuh) dan sejumlah unsur biasanya

terdapat didalam tanah yang dikelompokkan ke dalam unsur makro, unsur

mikro. Hasil yang lebih baik akan dapat kita peroleh bila, kedalam media

tersebut, ditambahkan vitamin, asam amino, dan hormon, bahan pemadat

media(agar-agar), glukosa dalam bentuk gula maupun sukrosa, air destilata

(akuades), dan bahan organik tambahan. Zat pengatur tumbuh dalam

kultur jaringan diperlukan untuk mengedalikan pertumbuhan kultur

tanaman.

Gula digunakan sebagai sumber energi dalam media kultur, karena

umunya bagian tanaman atau eksplan yang dikulturkan tidak autotrof dan

memepunyai laju fotosintesis yang rendah. Bahan pemadat media yang

paling banyak digunakan adalah agar-agar. Agar-agar adalah campuran

18

Page 19: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

polisakarida yang diperoleh dari beberapa spesies algae. Dalam analisa

unsur, diperoleh data bahwa agar-agar mengandung sedikit unsur Ca,Mg,

K, dan Na.

Media MS 0 yang dibuat pada praktikum ini yaitu sebanyak 3000

ml (3 liter). Adapun metode kerja yang ditempuh dalam pembuatan media

MS adalah sebagai berikut:

1. Alat dan bahan

Alat:

Timbangan analitik

Gelas ukur

Hot plate

Gelas beaker

Kompor

Botol

Autoclav

Panci

Centong

Bahan :

Stock makro

Stock mikro

Stock vitamin

Stock KH2PO4

Stock MgSO4 7H2O

19

Page 20: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

Stock CaCl2 2H2O

Stock NH4NO3

Stock FeSO4 7H2O

Stock KNO3 dan Mio-isonitol

Tabel pembuatan media MS dan Komposisi larutan

Nama

stock

komponen Jumlah

perliter media

(mg)

Jumlah

perliter stock

(gr)

Volume stock

yang

akan dipipet

(ml)

A Amonium Nitrate NH4NO3 1.650 82.5 20 ml

B Potassium Nitrat KNO3 1.900 95 10 ml

C Calcium Clorida CaCl2

2H2O

440 44 10 ml

D Magnesium Sulfhate

MgSO4 7H2O potasium

phosphate KH2PO4

370

170

74

34

5 ml

E Ferrous Sulphate FeSO4

7H2O Chelaret Iron Na-

EDTA

27.8

37.2

5.56

7.44

5 ml

F Manganese Sulphate

MnSO4 7H2O

16.9 3.35

20

Page 21: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

Zinc Sulphate ZnSO4 7H2O

Borit Acit

H3BO3

Potassium lodine

Kl

Sodium Molibdate

NaMoO4 2H2O

Cobalt Chlode

CoCl6H2O

Cupro Sulphate

cuSO4 5J2O

8.6

6.2

0.83

0.25

0.025

0.025

1.72

1.24

0.166

0.05

0.005

0.005

G Tiamin HCL Asam

Nikotinat

Pridoksin HCL Glisin

0.1

0.5

0.5

2.00

H Myo-Inositol 100 Dlm bentuk

segar

ZPT NAA

BAP

IAA

Gula

Agar-Agar

30.000

7.000

21

Page 22: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

Cara kerja:

1. Gula ditimbang sebanyak gr. Ambilkan beker glas 500 ml diisikan air

secukupnya dan beker tersebut diletakkan diatas stirer dan masukkan

magnet kedalam beker dan masukkan gula sedikit kedalam agar gulas

tersebut larut didalam air.

2. Stok yang telah jadi campurkan kedalam beker glas dengan ketentuan

untuk 3 liter media yang akan dibuat, masing-masing stok dilakukan

pemipetan yaitu sebagai berikut:

STOK MAKRO:

NH4NO3  30 ml

KNO3   60 ml

MgSO4.7H2O  30 ml

KH2PO4   30ml

CaCl2.2H2O  60ml

semua bahan dilarutkan dalam 3 L air dimasukkan dalam panci

STOK MIKRO:

KI   83 mg

H3BO3  620 mg

MnSO4.4H2O  1690 mg

ZnSO4.7H2O  860 mg

Na2MoO4  25 mg

CuSO4.5H2O  2,5 mg

CoCl2.6H2O  2,5 mg

22

Page 23: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

semua bahan dicampur dalam 200 ml air simpan dalam botol gelap.   stok

ini bisa untuk 100 kali pengenceran (100 L)

 

 

3. stok NaFeEDTA 3,67 mg dalam 500 ml air.

 

4. STOK VITAMIN

 asam nikotinat 5 mg

Pyridoxine HCl  5 mg

Thiamin HCl   1 mg

Glisine  30 mg

 

semua bahan dilarutkan dalam 100 ml air. stok ini untuk 10 kali (10 L)

4.3. Sterilisasi eksplan dan penanaman

Eksplan adalah bagian jaringan atau tanaman yang diambil dari

tanaman induk kemudian kulturkan. Ketepatan dalam menyiapkan

aksplan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi inisiasi

eksplan.

Bagian tanaman yang dapat dijadikan sebagai eksplan adalah ujung

akar,pucuk, daun,bunga, dan tepung sari. Faktor yang dimiliki eksplan itu

sendiri yaitu ukuran, umur fisiologis, sumber genotip dan sterilitas eksplan

yang akan menentukan berhasil tidaknya penanaman eksplan. Umur

fisiologis eksplan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk

23

Page 24: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

beregenerasi. Jaringan tanaman yang masih muda yang meristematik (sel-

selnya masih aktif membelah) lebih mudah beregenarasi dibandingkan

dengan jaringan yang masih tua, sehingga bagian tanaman yang

meristematik paling banyak berhasil bila dijadikan eksplan yang termasuk

jaringan meristem adalah pucuk lateral dan pucuk aksial.

Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan

harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu laminer air flow dan

menggunakan alat-alat yang steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap

peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga

harus steril.

Untuk mensterilkan eksplan dari jamur dan bakteri kira harus

menggunakan bermacam-macam bahan kimia, terutama yang gampang

didapatkan dan banyak disekitar kita. Bahan yang bisa digunakan misalnya

bayclin (pemutih pakaian), deterjen, fungisida,bakterisida, alcohok 70%,

betadine dan lain-lain.

Pada praktikum ini, eksplan yang telah di inisiasi atau di ambil adalah:

Tanaman lengkeng yang dijadikan eksplan berupa Pucuknya.

Berikut metode kerja sterilisasi eksplan, penanaman eksplan dan hasil

yang diperoleh pada praktikum kultur jaringan.

Metode kerja

1) Alat dan bahan

Alat-alat :

Laminer air flow kabinet

24

Page 25: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

Botol kosong

Pinset

Gunting

Petridish

Lampu bunsen

Hot plate

Timbangan analitik

Gelas ukur

Gelas beaker

Bahan-bahan:

Fungisida dan bakterisida

Eksplan

Deterjen

Betadine

Air steril

Media

Tissue dan alkohol 70%

baycline

2) Cara kerja

Langkah Kerja Mensterilkan Eksplan

25

Page 26: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

1. Eksplan dicuci dengan deterjen kemudian dibilas dengan air bersih lalu

eksplan tersebut tersebut dimasukkan kedalam beker glas yang berisi

air dengan memeberikan betadin sebanyak 5 tetes.

2. Kemudian eksplan dimasukkan kedalam botol yang berisi larutan

bakterisida dan fungisida dengan dosis bakterisida 1 gr dan fungisida 1

gr kemudian dilarutkan dengan aquades sebanyak 250 ml. Kemudian

ditutup rapat dan didiamkan selama 1 jam karena eksplan yang akan

ditanam tumbuhan keras sehingga butuh waktu lama dalam

merandamnya.

3. Kemudian eksplan dimasukkan kedalam ruang inokulasi eksplan

tersebut dibilas dua kali dengan air yang sudah steril lalu eksplan

dimasukkan kedalam botol yang berisi baiklin kemudian direndam

selama 6 menit.

4. Setelah itu eksplan dibilas 1 kali dengan air steril dan kemudian

eksplan dimasukkan kedalam air di berikan betadine sebanyak 3 tetes.

5. Eksplan siap tanam

Langkah Kerja Penanaman Eksplan

1. Sebelum melakukan penanaman penanam harus menyomprotkan tangan

dengan alkohol 70% selanjutnya alat-alat kultur yang dibutuhkan

dimasukan kan delam laminar air flom dan bunsen dinyalakan

2. Saat melakukan penanaman,botol dan alat dipanas kan dulu saat akan

memegang eksplan dan eklpan yang ada didalam petridis dipotong sesuai

kebutuhan

26

Page 27: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

3. Kemudian ekplan yang sudah dipotong dimasukkan kedalam botol media

sebanyak 2 atau 3 potong bagian tanaman yang dikulturkan.

4. Kemudian botol ditutup dengan rapat dan masukkan kedalam ruang

inkubasi .

5. Eksplan diamati pertumbuhan dan perkembangannya.

Hasil yang diperoleh dalam sekali pengamatan

Nama jumlah keberhasilan kontaminasi

Rahmat hidayat 3 1 2

Fuad hasan - - -

Erwin setyawan 3 2 1

Sasikati 4 2 2

rahmah - - -

4.4. Multipliksi atau perbanyakan planlet( subkultur)

Proses penggandaan tanaman dimana tanaman dipotong-potong

pada bagian tertentu menjadi ukuran yang lebih kecil kemudian ditanam

kembali kemedia agar yang telah disiapkan. Proses ini dilakukan secar

berulang setiap tanggal waktu tertentu. Pada setiap siklusnya tanaman

27

Page 28: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

dipotong dan menghasilkan perbanyakan dengan tingkat RM (Rate Of

Multiplication) tertentu yang berbeda-beda untuk setiap tanaman.

Kemampuan multiplikasi akan meningkat apabila biakan

disubkultur berulang kali.Namun perlu diperhatikan, walaupun subkultur

dapat meningkatkan faktor multiplikasi dapat juga meningkatkan

terjadinya mutasi. Untuk itu, biakan perlu diistirahatkan pada media MS0,

yaitu tanpa zat pengatur tumbuh. Banyaknya bibit yang dihasilkan oleh

suatu laboratorium tergantung kemampuan multiplikasi tunas pada setiap

periode tertentu. Semakin tinggi kemampuan kelipatan tunasnya maka

semakin banyak dan semakin cepat bibit dapat dihasilkan.

Langkah kerja penanaman sama dengan saat melakukan penanaman

eksplan cuma yang memedakannya eksplan perlu langkah untuk

mensterilan kalau pada subkultur ini tidak membutuhkan pensterilan lagi

karena planlet tanamansteril lansung bisa ditanama dalam media jadi.

Hasil pengamatan dari hasil subkultur

Nama jumlah

Rahmat hidayat

Fuad hasan

Erwin setiawan

Sasikaati

Rahmah

28

Page 29: Laporan Praktikum Kultur Jaringan Lengkeng

Daftar pustaka

1.1 Sutopo. POTENSI PENGEMBANGAN LENGKENG DI DATARAN RENDAH

April 4, 2011

29