22
MIKROMERITIK BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita mengetahui bahwa di dalam bidang ke farmasian, kita berkecimpung dalam dunia pengobatan. Dalam dunia pengobatan kita mengenal beberapa bentuk sediaan-sedian obat. Diantara sediaan obat tersebut ada yang berupa seperti sediaan padat, semi padat maupun cair. Serbuk adalah salah satu bentuk sediaan padat yang mempunyai ukuran partikel yang patut sangat kita ketahui seorang farmasis. Secara klinik ukuran-ukuran partikel dari suatu obat yang dapat mempengaruhi pelepasannya di dalam tubuh. Dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral, parental, rectal, dan topical. Ukuran partikel suatu obat dapat juga sangat mempengaruhi efek farmakologisnya di dalam tubuh. Hal ini berhubungan dengan derajat kehalusannya. Semakin cepat diabsorbsi semakin cepat pula respon farmakologisnya. Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam bidang farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika, kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut. Dalam pembuatan tablet dan kapsul misalnya, pengontrolan ukuran partikel penting AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH 15020140084

Laporan praktikum mikromeritik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kita mengetahui bahwa di dalam bidang ke farmasian, kita

berkecimpung dalam dunia pengobatan. Dalam dunia pengobatan kita

mengenal beberapa bentuk sediaan-sedian obat. Diantara sediaan obat

tersebut ada yang berupa seperti sediaan padat, semi padat maupun cair.

Serbuk adalah salah satu bentuk sediaan padat yang mempunyai ukuran

partikel yang patut sangat kita ketahui seorang farmasis.

Secara klinik ukuran-ukuran partikel dari suatu obat yang dapat

mempengaruhi pelepasannya di dalam tubuh. Dari bentuk-bentuk sediaan

yang diberikan secara oral, parental, rectal, dan topical. Ukuran partikel

suatu obat dapat juga sangat mempengaruhi efek farmakologisnya di dalam

tubuh. Hal ini berhubungan dengan derajat kehalusannya. Semakin cepat

diabsorbsi semakin cepat pula respon farmakologisnya.

Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam

bidang farmasi sebab merupakan penentu bagi sifat-sifat, baik sifat fisika,

kimia dan farmakologik dari bahan obat tersebut. Dalam pembuatan tablet

dan kapsul misalnya, pengontrolan ukuran partikel penting dilakukan untuk

mendapatkan sifat alir yang tepat dari granulat dan serbuk. Formulasi yang

berhasil dari suspensi, emulsi dan tablet, baik dipandang dari segi stabilitas

fisika maupun dari segi respon biologisnya juga tergantung dari ukuran

partikel dan bahan obatnya.

Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul ukuran partikel sangat

penting untuk melihat dan mengetahui sifat aslinya. Jadi dengan mengetahui

ukuran partikel dari suatu bentuk sediaan padat, kita dapat mengetahui sifat

alirnya, efek farmakologisnya dan dapat menyusun suatu formula yang baik.

Aplikasinya dalam bidang farmasi yaitu: sangat perlu untuk diketahui

karena sangat berpengaruh dalam bahan pembuatan obat. Dimana

digunakan untuk pengukuran partikel bahan obat. Jika partikel penyusun

obat kecil, maka semakin mudah diabsorbsi di dalam tubuh.

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084

Page 2: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

1.2 Tujuan Percobaan

Menentukan ukuran partikel serbuk paracetamol dengan

menggunakan metode ayakan.

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084

Page 3: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel).Metode paling sederhana

dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah menggunakan pengayak standar.

Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuranlubang tertentu. Istilah ini (mesh)

digunakan untuk menyatakan jumlah lubangtiap inchi linear (Parrot, 1970).

Ukuran dari suatu bulatan dengan segera dinyatakan dengan garistengahnya.

Tetapi, begitu derajat ketidaksimestrisan dari partikel

naik, bertambah sulit pula menyatakan ukuran dalam garis tengah yang berarti.Dal

am keadaan seperti ini, tidak ada garis tengah yang unik. Makanya harus dicari

jalan untuk menggunaka suatu garis tengah bulatan yang ekuivalen,yang

menghubungkan ukuran partikel dan garis tengah bulatan yangmempunyai luas

permukaan, volume, dan garis tengah yang sama. Jadi, garistengah permukaan ds,

adalah garis tengah suatu bulatan yang mempunyai luas permukaan yang

sama seperti partikel yang diperiksa (Martin, 2008).

Banyak metode tersedia untuk menetukan ukuran partikel.

Mikroskopi, pengayakan, sedimentasi, dan penentuan volume partikel dibicarakan 

dalam bagian berikut. Tidak ada satu pun cara pengukuran yang benar-benar

merupakan metode langsung. Walaupun dengan mikroskopik kita dapatmelihat

gambaran partikel yang sesungguhnya, hasil yang didapat kemungkinan besar

tidak lebih “Langsung” daripada menggunakan metode lain, karena hanya dua

dari tiga dimensi partikel yang biasanya terlihat. Metodesedimentasi

menghasilkan suatu ukuran partikel relatif terhadap laju di mana partikel itu

mengendap melalui suatu medium pensuspensi (Martin, 2008).

Metode-metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel(Martin,

1990).

Mikroskopi OptikMenurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi,

diencerkanatau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan

pada pentas mekanik. Di bawah mikroskop tersebut, pada tempat di mana

partikelterlihat, diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel

tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuahlayar di

mana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084

Page 4: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke l

ayaruntuk diukur.Kerugian dari metode ini adalah bahwa garis tengah yang

diperolehhanya dari dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang

danlebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui

ketebalandari partikel dengan memakai metode ini. Tambahan lagi, jumlah

partikelyang harus dihitung (sekitar 300-500) agar mendapatkan suatu

perkiraanyang baik dari distribusi , menjadikan metode tersebut memakan waktu

dan jelimet. Namun demikian pengujian mikroskopis dari suatu sampel harusselal

u dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran partikellainnya,

karena adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satukomponen seringkali

bisa dideteksi dengan metode ini. PengayakanSuatu metode yang paling

sederhana, tetapi relatif lama dari  penentuan  ukuran  partikel  adalah  metode

analisis ayakan. Di sini penentunya adalah pengukuran geometrik partikel. Sampe 

diayak melaluisebuah susunan menurut meningginya lebarnya jala ayakan penguji

yangdisusun ke atas. Bahan yang akan diayak dibawa pada ayakan

teratas denganlebar jala paling besar. Partikel, yang ukurannya lebih kecil dari

pada lebar  jala  yang  dijumpai,  berjatuhan  melewatinya.  Mereka 

membentuk bahan halus (lolos). Partikel yang tinggal kembali pada ayakan,

membentuk bahankasar. Setelah suatu waktu ayakan tertentu (pada penimbangan

40-150 g setelah kira-kira 9 menit) ditentukan melalui penimbangan, persentase

manadari jumlah yang telah ditimbang ditahan kembali pada setiap ayakan.c.

Dengan cara sedimentasiCara ini pada prinsipnya menggunakan rumus

sedimentasi Stocks.Dasar untuk metode ini adalah Aturan Stokes:

d = √ 18(ρ-ρo)g√ht

Metode yang digunakan dalam penentuan partikel cara sedimentasi ini

adalahmetode pipet, metode hidrometer dan metode malance.Partikel dari serbuk

obat mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukurankurang lebih 10.000 mikron

atau 10 milimikron atau mungkin juga sangathalus mencapai ukuran koloidal, 1

mikron atau lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar,

maka USP menggunakan suatu batasan dengan istilah “very coarse, coarse,

moderately coarse, fine and very fine”, yang dihubungkan dengan bagian serbuk

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084

Page 5: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

yang mempu melalui lubang-lubangayakan yang telah distandarisasi yang

berbeda-beda ukurannya, pada suatu  periode  waktu  tertentu ketika  diadakan 

pengadukan  dan biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis (Voigt,

1994).

Pengetahuan mengenai bentuk dan luas permukaan suatu

partikeldikehendaki. Bentuk partikel mempengaruhi aliran dan sifat-sifat

pengemasandari suatu serbuk, juga mempunyai beberapa pengaruh terhadap

luas permukaan. Luas permukaan persatuan berat atau volume merupakankarakter

istik serbuk yang penting jika seseorang mempelajari adsorpsi permukaan dan laju

disolusi (Martin, 2008).

Partikel bisa keras dan lembut dalam satu hal dan kasar serta berporidalam

hal lainnya, seseorang harus menyatakan kerapatan dengan hati-hati.Kerapatan

secara umum diartikan sebagai berat per satuan volume, kesulitantimbul bila

seseorang mencoba untuk menentukan volume dari partikel yangmengandung

retakan-retakan mikroskopis, pori-pori dalam dan ruang-ruangkapiler (Martin,

2008).

Tidak ada metode yang telah diketahui untuk menentukan bentuk

partikelyang tidak beraturan secara geometris, namun telah dikembangkan

metodestatistic untuk menyatakan ukuran partikel yang tidak beraturan pada

suatudimensi tunggal, yaitu dalam diameternya. Jika diameter ini diukur

dengan prosedur yang telah dibakukan untuk sejumlah besar partikel, nilainya dap

atdinyatakan dengan berbagai diameter. Hanya dibutuhkan luas permukaan

yangsebanding dengan diameter kuadrat dan volume yang sebanding

dengandiameter kubik (Lachman, 1989).

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084

Page 6: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

BAB 3 METODE KERJA

1.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat yang digunakan

Adapun alat yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu

Ayakan, kuas, vibrator dan timbangan.

3.1.2 Bahan yang digunakan

Adapun bahan yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu

paracetamol dan kertas perkamen.

1.2 Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan

2. Ditimbang terlebih dahulu Paracetamol 100 gram

3. Dimasukkan 100 g granul paracetamol ke dalam ayakan paling atas pada

bobot tertentu yang telah ditimbang seksama

4. Diayak serbuk paracetamol selama 3 menit pada kecepatan 60 amplitud

pada alat vibrator shaker

5. Ditimbang serbuk yang terdapat pada masing-masing ayakan

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084

Page 7: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

Mengukur diameter partikel menurut metode pengayakan

No Ayakan Berat zat tertinngal

35 11,3365 gr

40 15, 3964 gr

60 32,0163 gr

120 22,4159 gr

170 2, 7881 gr

230 0, 5616 gr

Nomor

Ayakan

Ukuran pori

(rata-rata)

(mm)

Berat zat yang

tertinggal (g)% tertinggal

% tertinggal x

berat pori

35/40 0,46 mm 13,36645 g 17,013% 7,825

40/60 0,335 mm 23,70635 g 30,173% 10,107

60/120 0,1875 mm 27,2161 g 34,641% 6,495

120/170 0,0915 mm 12,602 g 16,040% 1,467

170/230 0,06 mm 1,67485 g 2,131% 0,127

Jumlah 78,56575 g 99,998 26,021

Perhitungan

Ukuran pori (rata-rata) (mm)

No ayakan 35 / 40

Ukuran pori 35 + Ukuran pori 40

2

0,050 + 0,42

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084

Page 8: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

2

= 0,46 mm

No ayakan 40 / 60

Ukuran pori 40 + Ukuran pori 60

2

0,42 + 0,250

2

= 0,335 mm

No ayakan 60 / 120

Ukuran pori 60 + Ukuran pori 120

2

0,250 + 0,125

2

= 0,1875 mm

No ayakan 120 / 170

Ukuran pori 120 + Ukuran pori 170

2

0,125 + 0,058

2

= 0, 0915 mm

No ayakan 170 / 230

Ukuran pori 170 + Ukuran pori 230

2

0,058 + 0,062

2

= 0,06 mm

Berat yang tertinggal

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084

Page 9: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

No ayakan 35 / 40

Berat yang tertinggal di 35 + berat yang tertinggal di 40

2

11,3365 + 15,3964

2

= 13,36645 g

No ayakan 40 / 60

Berat yang tertinggal di 40 + berat yang tertinggal di 60

2

15,3964 + 32,0163

2

= 23,70635 g

No ayakan 60 / 120

Berat yang tertinggal di 60 + berat yang tertinggal di 120

2

32,0163 + 22,4159

2

= 27,2161 g

No ayakan 120 / 170

Berat yang tertinggal di 120 + berat yang tertinggal di 170

2

22,4159 + 2,7881

2

= 12,602 g

No ayakan 170 / 230

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084

Page 10: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

Berat yang tertinggal di 170 + berat yang tertinggal di 230

2

2,7881 + 0,5616

2

= 1,67485 g

% Tertinggal

No ayakan 35 / 40

Berat zat tertinggal 35 / 40 X 100%

∑ Berat zat tertinggal

13,36645 g X 100%

78,56575 g

= 17,013 %

No ayakan 40 / 60

Berat zat tertinggal 40 / 60 X 100%

∑ Berat zat tertinggal

23,70635 g X 100%

78,56575 g

= 30,173 %

No ayakan 60 / 120

Berat zat tertinggal 60 / 120 X 100%

∑ Berat zat tertinggal

27,2161 g

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084

Page 11: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

X 100%

78,56575 g

= 11,838 %

No ayakan 120 / 170

Berat zat tertinggal 120 / 170 X 100%

∑ Berat zat tertinggal

12,602 g X 100%

78,56575 g

= 16,040%

No ayakan 170 / 230

Berat zat tertinggal 170 / 230 X 100%

∑ Berat zat tertinggal

1,67485 g X 100%

78,56575 g

= 2,131 %

% Tertinggal X Ukuran pori

No ayakan 35 / 40

= 17,013 X 0,46

= 7,825

No ayakan 40 / 60

= 30,173 X 0,335

= 10,107

No ayakan 60 / 120

= 34,641 X 0,1875

= 6,495

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084

Page 12: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

No ayakan 120 / 170

= 16,040 X 0,0915

= 1,467

No ayakan 170 / 230

= 2,131 X 0,06

= 0,127

Diameter rata-rata

∑ (Tertinggal X Ukuran pori)

100

26,021

100

= 0,26021 mikrometer

4.1 PEMBAHASAN

Tujuan dari praktikum ini, yaitu untuk melakukan pengukuran partikel

dengan metode pengayakan (shieving). Pengayakan adalah sebuah cara

pengelompokan butiran, yang akan dipisahkan menjadi satu atau beberapa

kelompok. Dengan demikian, dapat dipisahkan antara partikel lolos ayakan

(butir halus) dan yang tertinggal diayakan (butir kasar).

Mikromiretik biasanya diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang

partikel kecil. Pengertian ini sangat penting untuk diketahui oleh mahasiswa

farmasi khususnya dalam membahas obat sediaan padat seperti

kapsul ,tablet, granul, sirup kering. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan

berbagai cara. Ukuran diameter rata-rata, ukuran luas permukaan rata-rata,

volume rata-rata, volume rata-rata dan sebagainya. Pada umumnya

pengertian ukuran partikel disini adalah ukuran diameter rata-rata.

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084

Page 13: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

Ada beberapa metode yang digunakan untuk menentukan ukuran

partikel, bentuk partikel, luas permukaan partikel, maupun ukuran pori.

Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan.

Banyak metode yang tersedia untuk menentukan ukuran partikel.

Yang diutarakan disini hanyalah metode yang digunakan secara luas dalam

praktek di bidang farmasi serta metode yang merupakan ciri dari suatu

prinsip khusus. Pada bagian ini akan dibicarakan metode pengukuran seperti

mikroskopi, pengayakan, sedimentasi, dan penentuan jumlah volume.

Namun, tidak ada satu pun cara pengukuran yang benar-benar merupakan

metode langsung. Walaupun dengan mikroskop kita dapat melihat gambaran

partikel yang sesungguhnya, hasil yang didapat kemungkinan besar tidak

lebih ”langsung” dari pada menggunakan metode lain, karena hanya dua

dari tiga dimensi partikel yang bisa terlihat.

Metode ayakan merupakan metode yang paling sederhana untuk

mengukur ukuran rata-rata partikel.Ayakan dapat dibuat dari kawat dengan

ukuran lubang tertentu, dimana lubang dinyatakan dalam ukuran inci untuk

mendapatkan analisis yang lebih rinci. Pada cara ini, ayakan disusun

bertingkat dimulai dari ayakan yang paling kasar diletakkan paling atas pada

mesin penggerak dilanjutkan sampai pada ayakan paling halus yang

diletakkan paling bawah. Suatu saampel ditimbang dan ditaruh diatas

ayakan dan digerakkan dengan mesin penggerak.Sisa dari sampel yang

tertinggal pada setiap ayakan diambil untuk kemudian ditimbang. Sampel

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084

Page 14: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

yang diukur partikelnya menggunakan metode ini contohnya granul-granul

tablet.

Pengayakan,pada metode ini digunakan suatu seri dengan nomor 35,

40, 60, 120, 170, 230.Alat vibrator di set selama selang waktu 3 menit.

Untuk selanjutnya dilakukan penimbangan terhadap zat yang tertahan dalam

masing-masing nomor mesh. Digunakan waktu selama 3 meniy untuk

mempercepat pengayakan.

Dari percobaan diperoleh hasil, yaitu; berat zat yang tertinggal pada

nomor ayakan 35 / 40 = 13,36645 gram, ayakan 40 / 60 = 23,70635 gram,

ayakan 60 / 120 = 34,641 gram, ayakan 120 / 170 = 16,040 gram, dan

ayakan 170 / 230 = 2,131 gram Setelah dihitung maka diameter rata-rata

dari paracetamol adalah 0,26021 mikrometer.

Dari data yang diperoleh bahwa umumnya diperoleh zat sisa yang

tertahan dengan semakin tinggi nomor mesh semakin banyak zat yang

tersisa. Hal ini karena ukuran dalam tiap inci semakin kecil lubangnya.

BAB 5 PENUTUP

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084

Page 15: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

semakin kecil ukuran pori ayakan maka semakin banyak % paracetamol

yang tertinggal. Diameter rata-rata paracetamol yang diperoleh dari

percobaan adalah 0,26021mikrometer.

5.2 SARAN

Sebaiknya praktikan lebih bisa disiplin waktu.

DAFTAR PUSTAKA

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084

Page 16: Laporan praktikum mikromeritik

MIKROMERITIK

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI-Press

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia edisi III . Jakarta

Lachman, et all. 1989.Teori dan Praktek Farmasi Industri edisi III . Jakarta: UI-PressMoechtar. 1990.

Martin. 2008. Farmasi Fisika. Yogyakarta: UGM Press

Parrot, L,E. 1970.  Pharmaceutical Technologi. Mineapolish: Burgess Publishing

Company Voigt, R. 1994. Buku  Pelajaran  teknologi  Farmasi  edisi V  Cetakan I . Yogyakarta: UGM Press

AYU MELINDA ANDI MIFTAHUL JANNAH15020140084