Upload
rizqi-pandu-sudarmawan
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 1/38
LAPORAN PRAKTIKUM R-LAB FISIKA DASAR
PENGUKURAN LEBAR CELAH
Nama : Rizqi Pandu Sudarmawan
NPM : 0906557045
Grup : 5-Rabu Pagi
Fakultas/Departemen :Teknik/Teknik Kimia
No.Percobaan : OR-02
Nama Percobaan : Pengukuran Lebar Celah
Tanggal Percobaan : 12 Oktober 2013
Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu Pengetahuan Dasar
(UPP-IPD)Universitas Indonesia
Depok, 2013
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 2/38
A. Tujuan Percobaan
Mengukur lebar celah tunggal dengan menggunakan metode difraksi.
B. Landasan Teori
Jika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit (lebarnya lebih kecil dari
panjang gelombang ), maka gelombang ini akan mengalami pelenturan sehingga terjadi
gelombang-gelombang setengah lingkaran yang melebar di belakang celah tersebut. Peristiwa
ini dikenal dengan difraksi .
Difraksi merupakan pembelokan cahaya di sekitar suatu penghalang /suatu celah.
Semakin kecil penghalang atau celah yang menghalangi cahaya tersebut, maka penyebaran
gelombang akan menjadi semakin besar. Hal ini bisa diterangkan oleh prinsip Huygens.
Menurut prinsip Huygens, pada saat melewati celah kecil, muka gelombang (wave front)
akan menimbulkan wavelet-wavelet baru yang jumlahnya tak terhingga sehingga gelombang
tidak mengalir lurus saja, tetapi menyebar.
Gambar 1. Ilustrasi Pembentukan Inferensi Konstruktif dan Destruktif
Difraksi atau pembelokkan (pelenturan) cahaya merupakan salah satu cara untuk menguji
apakah cahaya merupakan suatu gelombang. Difraksi cahaya sebenarnya sudah ditemukan
sejak pertengahan abad ke-17 oleh Fransesco Grimaldi. Namun baru 10 tahun setelah
penemuan Young, orang mengakui bahwa cahaya mempunyai sifat gelombang. Augustin
Fresnel dan Francois Argo menunjukkan sederetan percobaan difraksi dan interferensi yang
menyimpulkan bahwa cahaya adalah gelombang. Gambar 2 merupakan suatu tepi tajam yang
menghalangi sumber cahaya dengan layar.
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 3/38
Gambar 2. Difraksi Cahaya oleh Tepi Tajam
Jika tidak ada difraksi kita mengharapkan pada layer akan gelap. Namum kenyataannya
pada layer terdapat pola gelap dan terang, pola-pola tersebut timbul karena adanya peristiwa
pelenturan (difraksi) cahaya oleh tepi tajam tersebut.
Berkas sinar dengan panjang gelombang λ yang dilewatkan pada sebuah celah sempit
dengan lebar a akan mengalami difraksi. Pola difraksi ini dapat dilihat pada layar atau diukur
dengan sensor cahaya. Jika jarak antara celah dengan layar jauh lebih besar dari pada lebar
celah (L » a), maka berkas yang sampai di layar dapat dianggap paralel. Pada difraksi celah
tunggal, pola gelap (intensitas minimum) akan terjadi jika perbedaan panjang lintasan berkas
(a sin θ) antara berkas paling kiri dan berkas paling kanan sebesar λ, 2λ, 3λ, dst, (Gbr. 3).
Dengan demikian pola gelap pada difraksi yang terjadi karena celah tunggal dapat dinyatakan
oleh:
... (1)
dengan n = 1, 2, 3, dst
Gambar 3. Diagram difraksi pada celah tunggal
Pola interferensi dihasilkan dari celah ganda. Kita juga dapat menghasilkan pola
interferensi dengan celah tunggal yang lebar celahnya mendekati l (tidak lebih kecil atau lebih
besar).
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 4/38
Gambar 4. Arah sinar-sinar pada kisi difraksi
Pada Gambar 4, tiap bagian dari celah berlaku sebagai suatu titik sumber gelombang.
Menurut prinsip Huygens, tiap bagian celah berlaku sebagai sebuah gelombang. Dengan
demikian, cahaya dari satu bagian celah dapat berinterferensi dengan cahaya dari bagian
lainnya, dan intensitas resultannya pada layar bergantung pada arah θ.
Untuk menganalisis pola difraksi, kita bagi celah menjadi dua bagian. Perhatikan
gelombang 1 dan 3, yang keluar dari bawah dan tengah celah. Gelombang 1 menempuh
lintasan yang jauh lebih jauh daripada gelombang 3 dengan beda lintasan (a/2) sin θ. Serupa
dengan itu, beda lintasan antara gelombang 2 dan 4 juga sama dengan (a/2) sin θ. Interferensi
minimum (pita gelap) terjadi jika kedua gelombang berbeda fase 180o atau beda lintasannya
sama dengan setengah panjang gelombang.
... (2)
Jika celah dibagi menjadi empat bagian dan memakai cara yang sama, maka akan
diperoleh bahwa pita gelap terjadi saat ketika beda lintasannya memenuhi hubungan
matematis berikut.
... (3)
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 5/38
C. Peralatan
Piranti laser dan catu daya
Piranti pemilih otomatis celah tunggal
Piranti scanner beserta fotodioda
Camcorder
Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis
D. Prosedur Percobaan dan Data Pengamatan
a. Prosedur Percobaan
1. Melakukan login di http://sitrampil.ui.ac.id/elaboratory, lalu masuk ke dalam
halaman login R-LAB melalui link yang tertera pada Pekan Praktikum ke-2
untuk tanggal 9 Oktober 2013 dengan modul praktikum OR02 – Pengukluran
Lebar Celah.
2. Melakukan login pada halaman login R-LAB sehingga muncul tampilan
peralatan berikut.
Gambar 5. Rangkaian percobaan pengukuran lebar celah dengan metode difraksi.
3. Memasang kisi, dengan menset pilihan pasang kisi sebagai berikut.
4. Mengaktifkan power supply laser dengan mengklik radio button pada pilihan
menghidupkan power supply sebagai berikut.
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 6/38
5. Mengukur intensitas pola difraksi, dengan mengklik tombol scanning sebagai
berikut.
b. Data Pengamatan
Tabel 1. Rekapitulasi Data Percobaan Pengukuran Lebar Celah
Posisi (mm) Intensitas (Cd)
0.00 0.22
0.44 0.22
0.88 0.21
1.32 0.22
1.76 0.22
2.20 0.222.64 0.22
3.08 0.22
3.52 0.22
3.96 0.22
4.40 0.22
4.84 0.22
5.28 0.22
5.72 0.22
6.16 0.22
6.60 0.22
7.04 0.22
7.48 0.22
7.92 0.22
8.36 0.22
8.80 0.22
9.24 0.22
9.68 0.22
10.12 0.22
10.56 0.22
11.00 0.22
11.44 0.22
11.88 0.22
12.32 0.22
12.76 0.22
13.20 0.21
13.64 0.22
14.08 0.22
14.52 0.22
14.96 0.22
15.40 0.22
15.84 0.22
16.28 0.22
16.72 0.22
17.16 0.22
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 7/38
17.60 0.22
18.04 0.22
18.48 0.22
18.92 0.22
19.36 0.2219.80 0.22
20.24 0.22
20.68 0.22
21.12 0.22
21.56 0.22
22.00 0.22
22.44 0.22
22.88 0.22
23.32 0.22
23.76 0.22
24.20 0.22
24.64 0.22
25.08 0.22
25.52 0.22
25.96 0.22
26.40 0.22
26.84 0.22
27.28 0.22
27.72 0.2228.16 0.22
28.60 0.22
29.04 0.22
29.48 0.22
29.92 0.22
30.36 0.22
30.80 0.22
31.24 0.22
31.68 0.2232.12 0.22
32.56 0.22
33.00 0.22
33.44 0.22
33.88 0.22
34.32 0.22
34.76 0.22
35.20 0.22
35.64 0.22
36.08 0.22
36.52 0.22
36.96 0.22
37.40 0.22
37.84 0.22
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 8/38
38.28 0.23
38.72 0.22
39.16 0.22
39.60 0.22
40.04 0.2240.48 0.22
40.92 0.22
41.36 0.22
41.80 0.22
42.24 0.22
42.68 0.22
43.12 0.22
43.56 0.22
44.00 0.22
44.44 0.22
44.88 0.22
45.32 0.22
45.76 0.22
46.20 0.22
46.64 0.22
47.08 0.22
47.52 0.22
47.96 0.22
48.40 0.2248.84 0.22
49.28 0.22
49.72 0.22
50.16 0.22
50.60 0.22
51.04 0.22
51.48 0.22
51.92 0.22
52.36 0.2252.80 0.22
53.24 0.22
53.68 0.22
54.12 0.22
54.56 0.22
55.00 0.22
55.44 0.22
55.88 0.22
56.32 0.22
56.76 0.22
57.20 0.22
57.64 0.22
58.08 0.22
58.52 0.22
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 9/38
58.96 0.22
59.40 0.22
59.84 0.22
60.28 0.22
60.72 0.2261.16 0.22
61.60 0.22
62.04 0.22
62.48 0.22
62.92 0.22
63.36 0.22
63.80 0.22
64.24 0.22
64.68 0.22
65.12 0.22
65.56 0.22
66.00 0.22
66.44 0.22
66.88 0.22
67.32 0.22
67.76 0.22
68.20 0.22
68.64 0.22
69.08 0.2269.52 0.22
69.96 0.23
70.40 0.22
70.84 0.22
71.28 0.23
71.72 0.22
72.16 0.22
72.60 0.23
73.04 0.2273.48 0.22
73.92 0.22
74.36 0.22
74.80 0.22
75.24 0.22
75.68 0.22
76.12 0.22
76.56 0.22
77.00 0.22
77.44 0.22
77.88 0.22
78.32 0.22
78.76 0.22
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 10/38
79.20 0.22
79.64 0.22
80.08 0.22
80.52 0.22
80.96 0.2381.40 0.22
81.84 0.22
82.28 0.23
82.72 0.22
83.16 0.22
83.60 0.23
84.04 0.22
84.48 0.22
84.92 0.22
85.36 0.22
85.80 0.22
86.24 0.22
86.68 0.22
87.12 0.23
87.56 0.22
88.00 0.22
88.44 0.23
88.88 0.22
89.32 0.2289.76 0.22
90.20 0.22
90.64 0.23
91.08 0.22
91.52 0.22
91.96 0.23
92.40 0.22
92.84 0.22
93.28 0.2393.72 0.22
94.16 0.22
94.60 0.23
95.04 0.22
95.48 0.22
95.92 0.22
96.36 0.22
96.80 0.22
97.24 0.22
97.68 0.22
98.12 0.23
98.56 0.22
99.00 0.22
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 11/38
99.44 0.23
99.88 0.22
100.32 0.22
100.76 0.23
101.20 0.22101.64 0.22
102.08 0.23
102.52 0.22
102.96 0.23
103.40 0.22
103.84 0.22
104.28 0.23
104.72 0.22
105.16 0.22
105.60 0.23
106.04 0.22
106.48 0.22
106.92 0.23
107.36 0.22
107.80 0.23
108.24 0.23
108.68 0.22
109.12 0.23
109.56 0.22110.00 0.22
110.44 0.23
110.88 0.22
111.32 0.22
111.76 0.22
112.20 0.22
112.64 0.22
113.08 0.22
113.52 0.22113.96 0.22
114.40 0.22
114.84 0.22
115.28 0.23
115.72 0.22
116.16 0.22
116.60 0.23
117.04 0.22
117.48 0.22
117.92 0.23
118.36 0.22
118.80 0.22
119.24 0.22
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 12/38
119.68 0.22
120.12 0.23
120.56 0.22
121.00 0.22
121.44 0.23121.88 0.22
122.32 0.22
122.76 0.23
123.20 0.22
123.64 0.22
124.08 0.22
124.52 0.22
124.96 0.22
125.40 0.22
125.84 0.22
126.28 0.23
126.72 0.22
127.16 0.22
127.60 0.23
128.04 0.22
128.48 0.22
128.92 0.23
129.36 0.22
129.80 0.22130.24 0.22
130.68 0.22
131.12 0.23
131.56 0.22
132.00 0.22
132.44 0.23
132.88 0.22
133.32 0.22
133.76 0.22134.20 0.22
134.64 0.22
135.08 0.22
135.52 0.22
135.96 0.23
136.40 0.22
136.84 0.22
137.28 0.23
137.72 0.22
138.16 0.22
138.60 0.23
139.04 0.22
139.48 0.22
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 13/38
139.92 0.23
140.36 0.22
140.80 0.22
141.24 0.22
141.68 0.22142.12 0.22
142.56 0.22
143.00 0.22
143.44 0.23
143.88 0.22
144.32 0.22
144.76 0.23
145.20 0.22
145.64 0.23
146.08 0.23
146.52 0.22
146.96 0.23
147.40 0.22
147.84 0.22
148.28 0.23
148.72 0.22
149.16 0.22
149.60 0.23
150.04 0.22150.48 0.22
150.92 0.23
151.36 0.22
151.80 0.23
152.24 0.23
152.68 0.22
153.12 0.23
153.56 0.22
154.00 0.22154.44 0.23
154.88 0.22
155.32 0.22
155.76 0.23
156.20 0.22
156.64 0.22
157.08 0.23
157.52 0.22
157.96 0.23
158.40 0.22
158.84 0.22
159.28 0.23
159.72 0.22
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 14/38
160.16 0.22
160.60 0.23
161.04 0.22
161.48 0.23
161.92 0.23162.36 0.22
162.80 0.23
163.24 0.23
163.68 0.22
164.12 0.23
164.56 0.23
165.00 0.22
165.44 0.23
165.88 0.22
166.32 0.23
166.76 0.23
167.20 0.22
167.64 0.23
168.08 0.24
168.52 0.23
168.96 0.24
169.40 0.24
169.84 0.23
170.28 0.24170.72 0.23
171.16 0.23
171.60 0.23
172.04 0.22
172.48 0.23
172.92 0.23
173.36 0.22
173.80 0.23
174.24 0.24174.68 0.23
175.12 0.25
175.56 0.26
176.00 0.26
176.44 0.29
176.88 0.29
177.32 0.31
177.76 0.33
178.20 0.33
178.64 0.35
179.08 0.36
179.52 0.36
179.96 0.38
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 15/38
180.40 0.38
180.84 0.37
181.28 0.37
181.72 0.36
182.16 0.34182.60 0.34
183.04 0.32
183.48 0.31
183.92 0.30
184.36 0.27
184.80 0.27
185.24 0.26
185.68 0.24
186.12 0.25
186.56 0.23
187.00 0.23
187.44 0.23
187.88 0.23
188.32 0.23
188.76 0.23
189.20 0.22
189.64 0.23
190.08 0.23
190.52 0.22190.96 0.23
191.40 0.23
191.84 0.22
192.28 0.23
192.72 0.23
193.16 0.22
193.60 0.23
194.04 0.22
194.48 0.22194.92 0.23
195.36 0.22
195.80 0.22
196.24 0.23
196.68 0.22
197.12 0.23
197.56 0.23
198.00 0.22
198.44 0.23
198.88 0.22
199.32 0.22
199.76 0.23
200.20 0.22
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 16/38
200.64 0.22
201.08 0.23
201.52 0.22
201.96 0.22
202.40 0.22202.84 0.22
203.28 0.23
203.72 0.22
204.16 0.22
204.60 0.23
205.04 0.22
205.48 0.22
205.92 0.23
206.36 0.22
206.80 0.22
207.24 0.23
207.68 0.22
208.12 0.22
208.56 0.22
209.00 0.22
209.44 0.23
209.88 0.22
210.32 0.22
210.76 0.23211.20 0.22
211.64 0.22
212.08 0.23
212.52 0.22
212.96 0.22
213.40 0.23
213.84 0.22
214.28 0.23
214.72 0.22215.16 0.22
215.60 0.23
216.04 0.22
216.48 0.22
216.92 0.23
217.36 0.22
217.80 0.22
218.24 0.23
218.68 0.22
219.12 0.22
219.56 0.22
220.00 0.22
220.44 0.23
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 17/38
220.88 0.22
221.32 0.22
221.76 0.23
222.20 0.22
222.64 0.22223.08 0.23
223.52 0.22
223.96 0.22
224.40 0.22
224.84 0.22
225.28 0.23
225.72 0.22
226.16 0.22
226.60 0.23
227.04 0.22
227.48 0.22
227.92 0.23
228.36 0.22
228.80 0.22
229.24 0.23
229.68 0.22
230.12 0.22
230.56 0.22
231.00 0.22231.44 0.23
231.88 0.22
232.32 0.22
232.76 0.23
233.20 0.22
233.64 0.22
234.08 0.23
234.52 0.22
234.96 0.23235.40 0.23
235.84 0.22
236.28 0.23
236.72 0.22
237.16 0.22
237.60 0.23
238.04 0.22
238.48 0.22
238.92 0.23
239.36 0.22
239.80 0.22
240.24 0.23
240.68 0.22
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 18/38
241.12 0.22
241.56 0.23
242.00 0.22
242.44 0.23
242.88 0.22243.32 0.22
243.76 0.23
244.20 0.22
244.64 0.22
245.08 0.23
245.52 0.22
245.96 0.22
246.40 0.23
246.84 0.22
247.28 0.23
247.72 0.22
248.16 0.22
248.60 0.23
249.04 0.22
249.48 0.22
249.92 0.23
250.36 0.22
250.80 0.22
251.24 0.23251.68 0.22
252.12 0.22
252.56 0.23
253.00 0.22
253.44 0.23
253.88 0.22
254.32 0.22
254.76 0.23
255.20 0.22255.64 0.22
256.08 0.23
256.52 0.22
256.96 0.22
257.40 0.23
257.84 0.22
258.28 0.22
258.72 0.23
259.16 0.22
259.60 0.23
260.04 0.22
260.48 0.22
260.92 0.23
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 19/38
261.36 0.22
261.80 0.22
262.24 0.23
262.68 0.22
263.12 0.22263.56 0.23
264.00 0.22
264.44 0.23
264.88 0.22
265.32 0.22
265.76 0.23
266.20 0.22
266.64 0.22
267.08 0.23
267.52 0.22
267.96 0.22
268.40 0.23
268.84 0.22
269.28 0.22
269.72 0.22
270.16 0.22
270.60 0.23
271.04 0.22
271.48 0.22271.92 0.23
272.36 0.22
272.80 0.22
273.24 0.23
273.68 0.22
274.12 0.22
274.56 0.23
275.00 0.22
275.44 0.22275.88 0.22
276.32 0.22
276.76 0.23
277.20 0.22
277.64 0.22
278.08 0.23
278.52 0.22
278.96 0.22
279.40 0.23
279.84 0.22
280.28 0.22
280.72 0.22
281.16 0.22
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 20/38
281.60 0.23
282.04 0.22
282.48 0.22
282.92 0.23
283.36 0.22283.80 0.22
284.24 0.23
284.68 0.22
285.12 0.22
285.56 0.22
286.00 0.22
286.44 0.22
286.88 0.22
287.32 0.22
287.76 0.23
288.20 0.22
288.64 0.22
289.08 0.23
289.52 0.22
289.96 0.22
290.40 0.23
290.84 0.22
291.28 0.22
291.72 0.22292.16 0.22
292.60 0.22
293.04 0.22
293.48 0.22
293.92 0.23
294.36 0.22
294.80 0.22
295.24 0.23
295.68 0.22296.12 0.22
296.56 0.22
297.00 0.22
297.44 0.22
297.88 0.22
298.32 0.22
298.76 0.22
299.20 0.22
299.64 0.22
300.08 0.22
300.52 0.22
300.96 0.22
301.40 0.22
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 21/38
301.84 0.22
302.28 0.22
302.72 0.22
303.16 0.22
303.60 0.22304.04 0.22
304.48 0.22
304.92 0.22
305.36 0.22
305.80 0.22
306.24 0.23
306.68 0.22
307.12 0.22
307.56 0.22
308.00 0.22
308.44 0.22
308.88 0.22
309.32 0.22
309.76 0.22
310.20 0.22
310.64 0.22
311.08 0.22
311.52 0.22
311.96 0.22312.40 0.22
312.84 0.22
313.28 0.22
313.72 0.22
314.16 0.22
314.60 0.22
315.04 0.22
315.48 0.22
315.92 0.22316.36 0.22
316.80 0.22
317.24 0.22
317.68 0.22
318.12 0.22
318.56 0.23
319.00 0.22
319.44 0.22
319.88 0.22
320.32 0.22
320.76 0.22
321.20 0.22
321.64 0.22
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 22/38
322.08 0.22
322.52 0.22
322.96 0.22
323.40 0.22
323.84 0.22324.28 0.22
324.72 0.22
325.16 0.22
325.60 0.22
326.04 0.22
326.48 0.22
326.92 0.22
327.36 0.22
327.80 0.22
328.24 0.22
328.68 0.22
329.12 0.22
329.56 0.22
330.00 0.22
330.44 0.22
330.88 0.22
331.32 0.22
331.76 0.22
332.20 0.22332.64 0.22
333.08 0.22
333.52 0.22
333.96 0.22
334.40 0.22
334.84 0.22
335.28 0.22
335.72 0.22
336.16 0.22336.60 0.22
337.04 0.22
337.48 0.22
337.92 0.22
338.36 0.22
338.80 0.22
339.24 0.22
339.68 0.22
340.12 0.22
340.56 0.22
341.00 0.22
341.44 0.22
341.88 0.22
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 23/38
342.32 0.22
342.76 0.22
343.20 0.22
343.64 0.22
344.08 0.22344.52 0.22
344.96 0.22
345.40 0.22
345.84 0.22
346.28 0.22
346.72 0.22
347.16 0.22
347.60 0.22
348.04 0.22
348.48 0.22
348.92 0.22
349.36 0.22
349.80 0.22
350.24 0.22
350.68 0.22
351.12 0.22
351.56 0.22
352.00 0.22
352.44 0.22352.88 0.22
353.32 0.22
353.76 0.22
354.20 0.22
354.64 0.22
355.08 0.22
355.52 0.22
355.96 0.22
356.40 0.22356.84 0.22
357.28 0.22
357.72 0.22
358.16 0.21
358.60 0.22
359.04 0.22
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 24/38
E. Evaluasi Percobaan
1. Dari data eksperimen yang diperoleh, buatlah grafik intensitas pola difraksi (I), pada
eksperimen dinyatakan dalam arus sebagai fungsi dari posisi (x), I vs x!
Jawab:
Gambar 6. Grafik Intensitas Cahaya (sumbu y) terhadap Posisi (sumbu x) pada percobaan
difraksi celah tunggal.
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
3 5 6 .
I ( C d )
x (mm)
Grafik Intensitas Cahaya (I) vs Posisi (x)
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 25/38
2. Berdasarkan spektrum yang diperoleh, tentukan letak terang pusat!
Jawab:
Tabel 2. Data Titik dengan Intensitas Tertinggi
Posisi (mm) Intensitas (Cd)
179,96 0,38
180,40 0,38
Pada data spektrum yang diperoleh, ada 2 posisi yang memiliki intensitas tertinggi
sebesar 0,38 Cd yaitu pada 179,96 mm dan 180,40 mm. Terang pusat terletak pada
suatu posisi yang memiliki intensitas tertinggi dan diapit oleh dua nilai intensitas
minimum pertama (kiri dan kanan), yaitu pada 180,40 mm.
3.
Hitunglah letak dan jarak antara dua minimum orde pertama (n=1), dua minimum ordeke-2 (n=2) dst. Hitunglah θ berdasarkan definisinya seperti pada Gambar 3!
Jawab :
Minimum Orde Pertama (n = 1)
Intensitas minimum orde pertama kiri terletak pada 174,68 mm.
Intensitas minimum orde pertama kanan terletak pada 185,68 mm.
Jarak antara dua minimum orde pertama adalah 11 mm.
L = 1 m = 1000 mm.
Sin θ =
= 0,0055
θ = arc sin (0,00682) = 0,315o = 0,0055 rad
Minimum Orde Kedua (n = 2)
Intensitas minimum orde kedua kiri terletak pada 173,36 mm.
Intensitas minimum orde kedua kanan terletak pada 189,20 mm.
Jarak antara dua minimum orde kedua adalah 15,84 mm.
L = 1 m = 1000 mm.
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 26/38
Sin θ =
= 0,00792
θ = arc sin (0,00792) = 0,454o = 0,00792 rad
Minimum Orde Ketiga (n = 3)
Intensitas minimum orde ketiga kiri terletak pada 172,04 mm.
Intensitas minimum orde ketiga kanan terletak pada 190,52 mm.
Jarak antara dua minimum orde ketiga adalah 18,48 mm.
L = 1 m = 1000 mm.
Sin θ =
= 0,00924
θ = arc sin (0,00924) = 0,529o = 0,00924 rad
Minimum Orde Keempat (n = 4)
Intensitas minimum orde keempat kiri terletak pada 169,84 mm.
Intensitas minimum orde keempat kanan terletak pada 191,84 mm.Jarak antara dua minimum orde keempat adalah 22 mm.
L = 1 m = 1000 mm.
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 27/38
Sin θ =
= 0,011
θ = arc sin (0,011) = 0,630o = 0,011 rad
Minimum Orde Kelima (n = 5)
Intensitas minimum orde kelima kiri terletak pada 168,52 mm.
Intensitas minimum orde kelima kanan terletak pada 193,16 mm.
Jarak antara dua minimum orde kelima adalah 24,64 mm.
L = 1 m = 1000 mm.
Sin θ =
= 0,0123
θ = arc sin (0,0123) = 0,705o = 0,0123 rad
4. Hitunglah lebar celah a dengan metode grafik! Buatlah grafik antara sin θ vs. n!
Pada eksperimen ini laser yang digunakan mempunyai λ = (650 ± 10) nm.
Gambar 7. Grafik Sin θ (sumbu y) terhadap Orde (sumbu x) pada percobaan difraksi celah tunggal.
0
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
0 1 2 3 4 5
S i n θ
n
Grafik Sin θ vs n
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 28/38
Persamaan garis dari kurva grafik pada Gambar 7 dapat ditentukan dengan
menggunakan metode least square (kuadrat terkecil). Dengan metode ini, maka
koefisien persamaan garis y = mx + b , dapat ditentukan sebagai berikut.
m= y
- ()(y)
n2 2
b=y
2 - ()(y)
n2 2
Di mana n adalah banyaknya nilai arus rata-rata yang berhubungan linier dengan nilai
tegangan rata-rata. Sedangkan x adalah nilai-nilai arus rata-rata dan y adalah nilai-nilai
tegangan rata-rata. Data-data untuk penentuan koefisien m dan b dari persamaan garis
akan disajikan dalam tabel 3 berikut.
Tabel 3. Data untuk Penentuan Koefisien Persamaan Garis
x y x2 xy
0 0 0 0
1 0,0055 1 0,0055
2 0,00792 4 0,01584
3 0,00924 9 0,02772
4 0,011 16 0,044
5 0,0123 25 0,0615
15 y 0,04596 55 y 0,15456
m= -
m= 0,00227
b= - (1)()
12
b = 0,122
Jadi, persamaan garisnya adalah y = 0,00227x + 0,122
Dengan menggunakan persamaan (1) sebagai representasi persamaan
garis, maka a dapat dihitung sebagai berikut.
Sin θ = n
y = 0,00227 x + 0,122 = 0,00227
=
= (286343,612 nm = (0,0286 cm
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 29/38
5. Buatlah analisis dari hasil percobaan ini!
Jawab :
Analisa Percobaan
Pada percobaan modul OR-02 ini, praktikan melakukan percobaan online dengan
menggunakan fasilitas RLAB. Praktikan melakukan percobaan dengan tujuan untuk
mengukur lebar celah tunggal dengan menggunakan metode difraksi.
Secara garis besar, praktikan melakukan percobaan dengan memasang kisi pada
suatu rangkaian percobaan seperti pada Gambar 5, kemudian menghidupkan laser
sebagai sumber cahaya. Intensitas cahaya kemudian diukur dengan menggunakan
scanner, sehingga diperoleh nilai intensitas cahaya pada setiap posisi.
Setelah menghidupkan laser, maka cahaya laser akan bergerak menembus celah
difraksi. Cahaya laser tersebut akan mengalami proses difraksi cahaya sebelum
tampak pada layar sebagai pola gelap-terang. Pola gelap terang hasil interferensi yang
tampak pada layar merepresentasikan energi gelombang elektromagnetik yang jatuh
suatu titik. Intensitas berhubungan dengan tingkat kecerahan cahaya. Pada titik dimana
terdapat terang pusat, disitulah intensitas cahaya paling besar. Dalam konteks energi
elektromagnetik, pada titik itu pula energi gelombang elektromagnetik terakumulasi
secara maksimum. Pola gelap-terang ini akan terdeteksi oleh sensor sehingga dengan
proses scanning, akan didapatkan data-data posisi dan nilai intensitas cahayanya.
Praktikan mencatat 817 data yang terukur pada percobaan tersebut. Dari data-data
tersebut praktikan dapat menentukan letak terang pusat serta letak intensitas minimum
pertama, intensitas minimum kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Dari data-data
terebut, praktikan dapat melakukan pengolahan data untuk mendapatkan lebar celah
difraksi yang digunakan dalam percobaan.
Analisa Hasil
Pada data hasil pengukuran yang disajikan pada Tabel 1, terlihat bahwa terjadi
perubahan intensitas cahaya yang bervariasi untuk berbagai posisi. Untuk menentukan
letak terang pusat, praktikan menganalisis data yang disajikan pada Tabel 1. Terang
pusat terletak pada titik dengan intensitas cahaya paling tinggi dan diapit oleh dua
nilai intensitas minimum pertama (kiri dan kanan).
Intensitas paling tinggi berada pada posisi 179, 96 mm dan 180,40 mm dengan
nilai intensitas cahaya sebesar 0,38 Cd. Terang pusat tidak berada pada posisi 179,96
mm, hal ini dikarenakan intensitas cahaya baru mulai akan menurun pada 180,84 mm(0,37 Cd) yaitu setelah mencapai puncak grafik, yaitu pada 180,40 mm (lihat Gambar
6).
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 30/38
Sementara itu, untuk mengetahui jarak antara dua intensitas minimum pertama,
kedua, ketiga, keempat, dan kelima, praktikan menentukan masing-masing letaknya
terlebih dahulu. Intensitas minimum pertama kiri dan kanan merupakan pola gelap
bagian kiri dan kanan yang mengapit terang pusat. Jika ditinjau dari data pada Tabel 1,
nilai intensitas minimum kiri merupakan data yang mengalami penurunan dari titik
terang pusat (0,38 Cd) ke arah nilai posisi dan intensitas yang lebih kecil hingga tepat
akan mengalami kenaikan kembali ke arah nilai posisi yang lebih kecil namun dengan
intensitas yang lebih besar. Dari analisa data tersebut, diperoleh bahwa intensitas
minimum pertama kiri terletak pada titik 174,68 mm dengan intensitas cahaya sebesar
0,23 Cd. Sedangkan, nilai intensitas minimum kanan merupakan data yang mengalami
penurunan dari titik terang pusat (0,38 Cd) ke arah nilai posisi yang lebih besar
dengan intensitas yang lebih kecil hingga tepat akan mengalami kenaikan kembali ke
arah nilai posisi yang lebih besar dengan intensitas yang lebih besar pula. Dari analisa
data tersebut, diperoleh bahwa intensitas minimum pertama kanan terletak pada titik
185,68 mm dengan intensitas cahaya sebesar 0,24 Cd. Jarak antara dua minimum
pertama merupakan besar selisih dari letak intensitas pertama minimum kiri dan
kanan, yaitu sebesar 11 mm.
Intensitas minimum kedua kiri dan intensitas minimum pertama kiri merupakan
pola gelap bagian kiri dan kanan yang mengapit suatu pola terang pertama kiri
sesudah terang pusat. Nilai pola terang pertama kiri merupakan puncak grafik pertama
sebelum terang pusat, yang terletak di bagian sebelah kiri posisi nilai intensitas terang
pusat (<180,40 mm), yaitu sebesar 0,24 Cd yang terletak pada posisi 174,24 mm.
Jika ditinjau dari data pada Tabel 1, nilai intensitas minimum kedua kiri merupakan
data yang mengalami penurunan dari titik terang pertama kiri ke arah nilai posisi dan
intensitas yang lebih kecil hingga tepat akan mengalami kenaikan kembali ke arah
nilai posisi yang lebih kecil namun dengan intensitas yang lebih besar. Dari analisa
data tersebut, diperoleh bahwa intensitas minimum kedua kiri terletak pada titik
173,36 mm dengan intensitas cahaya sebesar 0,22 Cd.
Intensitas minimum kedua kanan dan intensitas minimum pertama kanan
merupakan pola gelap bagian kiri dan kanan yang mengapit suatu pola terang pertama
kanan sesudah terang pusat. Nilai pola terang pertama kanan merupakan puncak grafik
pertama setelah terang pusat, yang terletak di bagian sebelah kanan posisi nilai
intensitas terang pusat (>180,40 mm), yaitu sebesar 0,25 Cd yang terletak pada posisi186,12 mm.
Maka dari peninjauan data pada Tabel 1, nilai intensitas minimum kedua kanan
merupakan data yang mengalami penurunan dari titik terang pertama kanan (0,25 Cd)
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 31/38
ke arah nilai posisi yang lebih besar dengan intensitas yang lebih kecil hingga tepat
akan mengalami kenaikan kembali ke arah nilai posisi yang lebih besar dengan
intensitas yang lebih besar pula. Dari analisa data tersebut, diperoleh bahwa intensitas
minimum kedua kanan terletak pada titik 189,20 mm dengan intensitas cahaya sebesar
0,22 Cd. Jarak antara dua minimum kedua merupakan besar selisih dari letak
intensitas minimum kedua kiri dan kanan, yaitu sebesar 15,84 mm.
Dengan cara analisis yang sama seperti penentuan jarak antara dua minimum
pertama dan jarak antara dua minimum kedua yang telah disampaikan di atas, maka
jarak antara minimum ketiga, keempat, dan kelima diperoleh sebagai berikut.
Minimum Orde Ketiga (n = 3)
Intensitas minimum orde ketiga kiri terletak pada 172,04 mm.
Intensitas minimum orde ketiga kanan terletak pada 190,52 mm.
Jarak antara dua minimum orde ketiga adalah 18,48 mm.
Minimum Orde Keempat (n = 4)
Intensitas minimum orde keempat kiri terletak pada 169,84 mm.
Intensitas minimum orde keempat kanan terletak pada 191,84 mm.
Jarak antara dua minimum orde keempat adalah 22 mm.
Minimum Orde Kelima (n = 5)
Intensitas minimum orde kelima kiri terletak pada 168,52 mm.
Intensitas minimum orde kelima kanan terletak pada 193,16 mm.
Jarak antara dua minimum orde kelima adalah 24,64 mm.
Dalam perhitungan θ untuk setiap orde, praktikan menggunakan definisi sin θ pada
Gambar 3. Sin θ dibentuk oleh sisi miring dengan alas suatu segitiga siku-siku. Dari
posisi terang pusat di layar, ditarik garis tegak lurus ke lebar celah (a), garis ini
merupakan panjang lintasan cahaya (L) serta representasi dari alas segitiga. Dari garis
Dari titik garis panjang lintasan di lebar celah, ditarik garis ke arah posisi suatu
minimum kiri di layar. Garis ini merupakan representasi garis miring dari segitiga.
Sementara itu, tinggi segitiga direpresentasikan oleh jarak dari posisi suatu minimum
kiri tersebut ke posisi terang pusat. Jarak ini dihitung dengan membagi dua jarak antar
dua minimum tersebut (minimum kiri dan kanan). Dengan menggunakan Dalil
Pythagoras bahwa kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi lainnya
serta perbandingan t, maka sin θ dapat ditentukan dengan menggunakan rumus
berikut.
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 32/38
Dengan memasukkan harga x adalah masing- masing jarak antar dua minimum
serta L = 1 m = 1000 mm, diperoleh harga sin θ dari masing-masing orde. Dengan
menggunakan arc sin-1, harga θ dalam satuan derajat pun dapat diperoleh. Praktikan
kemudian melakukan konversi nilai θ dari derajat ke radian dengan mengalikannya
dengan , sehingga diperoleh nilai θ dari setiap orde adalah sebagai berikut.
Orde Pertama (n = 1)
Sin θ = 0,0055
θ = 0,0055 rad
Orde Kedua (n = 2)
Sin θ = 0,00792
θ = 0,00792 rad Orde Ketiga (n = 3)
Sin θ = 0,00924
θ = 0,00924 rad
Orde Keempat (n = 4)
Sin θ = 0,011
θ = 0,011 rad
Orde Kelima (n = 5)
Sin θ = 0,0123
θ = 0,0123 rad
Analisa Grafik
Gambar 6 merupakan grafik hubungan antara intensitas cahaya dengan posisi
cahaya pada layar untuk percobaan difraksi cahaya celah tunggal. Grafik ini terdiri
dari nilai-nilai intensitas cahaya pada sumbu y dan posisi jatuhnya cahaya di layar
dalam mm pada sumbu x. Nilai – nilai intensitas cahaya dan posisi tersebut merupakan
817 data yang disajikan pada Tabel 1. Grafik tersebut membentuk suatu puncak yang
menjulang tinggi di antara puncak-puncak yang lain yang lebih kecil. Puncak tertinggi
tersebut memiliki nilai intensitas cahaya yang lebih tinggi dibandingkan puncak-
puncak lainnya dan merupakan letak terang pusat. Sementara itu puncak-puncak
lainnya merupakan terang maksimum sekunder kiri dan kanan. Kedua puncak kiri-
kanan terdekat dengan terang pusat disebut terang maksimum sekunder pertama,
kedua puncak kiri-kanan yang terdekat dengan terang maksimum sekunder pertama
disebut terang maksimum sekunder kedua dst.
Sementara itu, dari grafik terlihat bahwa puncak tertinggi letak terang pusat diapit
oleh suatu minimum kiri-kanan. Minimum kiri-kanan ini merupakan representasi dari
pola gelap untuk orde pertama. Sedangkan pada terang maksimum sekunder pertama
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 33/38
kiri, diapit oleh dua minimum kiri, yaitu minimum pertama kiri serta minimum kedua
kiri. Begitu pula dengan terang maksimum sekunder pertama kanan, yang diapit oleh
minimum pertama kanan dan minimum kedua kanan. Minimum kedua kiri-kanan ini
merupakan representasi dari pola gelap untuk orde kedua. Hal ini juga berlaku untuk
terang maksimum dan minimum untuk orde yang lain. Maka, dalam penentuan letak
minimum pertama, minimum kedua dst, dapat juga menggunakan bantuan grafik
selain analisis data pada Tabel 1.
Jarak antar minimum pun dapat diamati pada grafik, sebagai suatu garis yang
mengandung titik-titik kedua minimum kiri-kanan serta titik terang pusat, dimana
terang pusat terletak di tengah-tengah kedua minimum tersebut.
Gambar 7 merupakan grafik hubungan antara sinus sudut θ dengan orde saat sudut
tersebut terbentuk pada percobaan difraksi cahaya celah tunggal. Grafik ini terdiri dari
nilai-nilai sinus θ pada sumbu y dan nilai ordenya pada sumbu x. Nilai sinus θ pada
setiap orde diperoleh dari perhitungan θ menurut definisinya seperti pada Gambar 3,
sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian Analisa Hasil.
Grafik tersebut membentuk kurva yang cenderung linier dengan nilai slope yang
positif. Dengan memodifikasi persamaan (1) sebagai berikut,
Sin θ = n ... (1)
diperoleh bahwa slope pada persamaan garis kurva sin θ vs n, merupakan representasi
dari. Maka dengan memasukkan nilai slope (0,0012) dan = ( 650 ± 10 ) nm,
diperoleh nilai lebar celah, a, sebesar (0,0286 cm.
Analisa Kesalahan
Perkiraan seberapa besar kesalahan yang terjadi pada saat penentuan koefisien-koefisien persamaan garis dengan metode least square (kuadrat terkecil) dapat
ditentukan sebagai berikut.
Sy2=
y2
2 2 - ()(y)(y) (y)
2 n
2 2
S b= Sy 2
n2 2
Sm= Sy n
2 2
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 34/38
Tabel 4. Data untuk Penentuan Kesalahan Persamaan Garis
x y x2 y
2 xy
0 0 0 0 0
10,0055 1 3,025E-05 0,0055
2 0,00792 4 6,273E-05 0,01584
3 0,00924 9 8,538E-05 0,02772
4 0,011 16 0,000121 0,044
5 0,0123 25 0,0001513 0,0615
= 15 y = 0,04596 = 55 y 0,000451 y = 0,15456
Dengan memasukkan data-data pada tabel 4 akan didapatkan hasil berikut.
Sy2=
0,0001 2 - (1)(0,1)(0,0) (0,1)
2 2
Sy2 = 2,177E-06
Sy = 0,00147
S b = Sy 2 n
2 2 = 2
S b = 0,00107
Sm = 2 = 0,000353
Sm menunjukkan simpangan yang terjadi saat penentuan gradien pada
persamaan garis y = mx + b, sedangkan Sb menunjukkan simpangan yang
terjadi saat penentuan b pada persamaan garis y = mx + b. Sementara itu, nilaikekuatan hubungan antara tegangan rata-rata (sumbu y) dan arus rata-rata
(sumbu x) pada grafik, dapat ditentukan dengan menggunakan metode korelasi
linier.
Nilai ini dinyatakan sebagai koefisien determinasi (R 2), yang didefinisikan
sebagai perbandingan dari variasi terjelaskan terhadap variasi total. Nilai
koefisien determinasi berkisar antara 0 (tidak ada relasi) dan 1 (relasi sempurna).
Penentuan koefisien determinasi sebagai nilai kekuatan hubungan antar variabel
dari grafik pada Gambar 7, dapat ditentukan sebagai berikut.
R 2 =(y)-()(y)
2 2y
2 2
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 35/38
R 2 =(0,1)-(1)(0,0)
120,00010,02
R 2 = 0,912
Karena R 2 ≈ 1, maka hubungan antara variabel pada grafik tersebut cukup kuat.
Hal ini dikarenakan variabel-variabel tersebut merupakan variabel yang
terjelaskan sebagaimana pada persamaan (1). Maka kemungkinan kesalahan
yang terjadi sangat kecil, serta tidak mempengaruhi hasil percobaan secara
signifikan sehingga praktikan cukup memiliki validitas untuk menjelaskan
bahwa percobaan berlangsung normal dan sudah dilakukan sesuai prosedur.
Karena percobaan ini merupakan percobaan yang bersifat online, maka
praktikan memiliki keterbatasan untuk memperkirakan apa saja kesalahan-
kesalahan yang terjadi dan penyebab-penyebab kesalahan tersebut. Maka
praktikan menduga bahwa kesalahan yang terjadi mungkin adalah pada saat
pengambilan data pengamatan pada pengukuran intensitas cahaya serta posisi
jatuhnya cahaya pada layar, yang diakibatkan oleh adanya kesalahan instrumen
pengukuran dan kerusakan pada sensor ataupun adanya error pada rangkaian,
yang tidak diketahui praktikan dengan pasti.
Selain itu, mungkin adanya faktor human error dari praktikan baik saat
pengambilan data, penyusunan data, serta pengolahan data percobaan. Sebagai
contoh, praktikan dapat melakukan kesalahan pada menentukan letak terang
pusat. Pada penentuan letak terang pusat berdasarkan spektrum, terang pusat
berada pada posisi 180,40 mm. Sementara itu berdasarkan jarak antar
minimum pertama, diperoleh bahwa terang pusat terletak pada posisi 180,18
mm, atau terdapat perbedaan sekitar 0,122%, yang bernilai sangat kecil sehingga
dianggap tidak berpengaruh secara signifikan terhadap hasil percobaan secara
keseluruhan. Praktikan juga menggunakan pembulatan pada perhitungan sudut θ
pada setiap orde. Hal ini tentunya akan menyebabkan keakuratan hasil
perhitungan sedikit berkurang jika dibandingkan dengan perhitungan tanpa
pembulatan.
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 36/38
F. Kesimpulan
Difraksi terjadi ketika muka gelombang bidang tiba pada suatu celah sempit yang
lebarnya lebih kecil dari panjang gelombang, sehingga terjadi gelombang-
gelombang setengah lingkaran yang melebar di belakang celah tersebut.
Proses difraksi cahaya pada celah tunggal akan menghasilkan pola gelap terang
dengan suatu cahaya dengan intensitas tertinggi sebagai terang pusat. Baik terang
pusat maupun terang maksimum sekunder akan diapit oleh cahaya dengan intensitas
minimum sebagai pola gelap.
Nilai sudut θ pada setiap orde adalah sebagai berikut.
a. Orde Pertama (n = 1)
Sin θ = 0,0055
θ = 0,0055 rad
b. Orde Kedua (n = 2)
Sin θ = 0,00792
θ = 0,00792 rad
c. Orde Ketiga (n = 3)
Sin θ = 0,00924
θ = 0,00924 rad
d. Orde Keempat (n = 4)
Sin θ = 0,011
θ = 0,011 rad
e. Orde Kelima (n = 5)
Sin θ = 0,0123
θ = 0,0123 rad
Lebar celah yang digunakan pada percobaan difraksi celah tunggal dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan berikut.
Panjang gelombang yang digunakan adalah λ = ( 0 ± 10 ) nm dan lebar celah
adalah sebesar (0,0286 cm.
7/22/2019 Laporan Praktikum Modul OR 02: Fisika Dasar 2 2013
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-praktikum-modul-or-02-fisika-dasar-2-2013 37/38
G. Referensi
1. Giancoli, D.C. 2001. Fisika, Edisi Kelima Jilid Dua. (Terj. Yuhilza Hanum). Jakarta:
Penerbit Erlangga
2. Halliday, Resnick, Walker. 1984. Fisika, Edisi Ketiga Jilid Dua. (Terj. Pantur Silaban dan
Erwin Sucipto). Jakarta: Penerbit Erlangga
3. http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/phyopt/sinslitd.html
4. http://phys.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/03/BAB5-DIFRAKSI.pdf
5. http://sitrampil5.ui.ac.id/or02