35
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Air susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi karena mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh manusia. Air susu merupakan air susu sapi yang tidak dikurangi ataupun tidak ditambahkan sesuatu apapun yang diperoleh dari hasil pemerahan. Komposisi air susu adalah air, protein, lemak, karbohidrat, vitamin, air susu dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya. Susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar susu (mammae) baik dari binatang maupun dari seorang ibu. Air susu ibu dikenal dengan asi, sedangkan susu hewan atau susu tiruan sebagai pengganti susu ibu disebut pasi (pengganti air susu ibu). Susu memiliki aroma yang ringan dan umumnya dapat diterima orang-orang di wilayah perkotaan. Di pedesaan, sebagian penduduk memang menolak untuk minum susu dengan alasan berbau amis dan tidak biasa. Namun susu dengan nilai gizinya tinggi merupakan makanan penting bagi mereka yang dalam keadaan sakit (beck, 1993). Sapi perah merupakan salah satu ternak penghasil susu yang cukup tinggi, untuk konsumsi manusia. Susu hanya didapatkan pada akhir siklus reproduksi dan sangat tergantung pada sekresi sejumlah hormon yang diatur oleh sistem neuroendokrin (Senger, 203). Proses pengeluaran susu yang disebut dengan ejeksi susu atau Milk Let Down, memerlukan aktivitas sensoris, aktivitas saraf, aktivitas 1

LAPORAN PRAKTIKUM PMM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pemerahan Susu Sapi

Citation preview

Page 1: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Air susu merupakan bahan makanan yang mempunyai nilai  gizi tinggi karena

mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh manusia. Air susu merupakan air

susu sapi yang tidak dikurangi ataupun tidak ditambahkan sesuatu apapun yang

diperoleh dari hasil pemerahan. Komposisi air susu adalah air, protein, lemak,

karbohidrat, vitamin, air susu dapat digunakan baik dalam bentuk aslinya.

Susu adalah cairan yang dihasilkan oleh kelenjar susu (mammae) baik dari

binatang maupun dari seorang ibu. Air susu ibu dikenal dengan asi, sedangkan susu

hewan atau susu tiruan sebagai pengganti susu ibu disebut pasi (pengganti air susu

ibu). Susu memiliki aroma yang ringan dan umumnya dapat diterima orang-orang di

wilayah perkotaan. Di pedesaan, sebagian penduduk memang menolak untuk minum

susu dengan alasan berbau amis dan tidak biasa. Namun susu dengan nilai gizinya

tinggi merupakan makanan penting bagi mereka yang dalam keadaan sakit (beck,

1993).Sapi perah merupakan salah satu ternak penghasil susu yang cukup tinggi,

untuk konsumsi manusia. Susu hanya didapatkan pada akhir siklus reproduksi dan

sangat tergantung pada sekresi sejumlah hormon yang diatur oleh sistem

neuroendokrin (Senger, 203). Proses pengeluaran susu yang disebut dengan ejeksi

susu atau Milk Let Down, memerlukan aktivitas sensoris, aktivitas saraf, aktivitas

hormon oksitosin, kontraksi sel mioepitel dan transfer mekanis susu dari alveoli hinga

ke puting susu (Senger, 203; Bruckmaier, 205). Ejeksi susu memerlukan suatu

lingkungan bebas stres emosional untuk sapi perah dalam mencapai pelepasan

oksitosin berkelanjutan untuk pengeluaran susu hinga pengosongan ambing selesai

(Bruckmaier, 205).

Proses pemerahan merupakan aspek penting dalam peternakan sapi perah. Hal

ini disebabkan karena susu adalah produk utama dari sapi perah, dan jika tidak

ditangani dengan baik, maka kualitas susu yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan. Susu sebagai bahan yang kaya dengan kandungan

nutrisi menyebabkan mikroba akan mudah berkembang biak, demikian juga berbagai

1

Page 2: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

pencemer lainnya berupa material fisik dari lingkungan sekitar, selain itu susu juga

sangat mudah menyerap bau yang ada. Berdasarkan hal ini, maka dibutuhkan

penangan khusus sebelum, ketika, dan setelah proses pemerahan ternak, demikian

juga susu yang dihasilkan, harus segera ditangani dengan baik dan benar, tentu tujuan

utamanya adalah untuk menghindari kerusakan pada produk susu yang telah diperah.

Produk susu yang dihasilkan haruslah selalu dikontrol mutunya. Pemeriksaan

kualitas susu secara rutin merupakan prosedur standar yang harus dilakukan agar

dapat diketahui kualitas susu secara kontinyu. Analisa keadaan dan kualitas susu

meliputi berbagai uji, diantaranya uji fisik (bau, rasa, warna, dan kekentalan), uji

alkohol, pengukuran kadar protein, kadar lemak, bahan kering, dan beberapa jenis

pengujian lainnya. Intinya adalah sebagai kontrol kualitas produk susu yang

dihasilkan. Pengujian yang dilakukan tentunya atas dasar menjaga kualitas produk

yang dihasilkan. Hal ini sebagai kontrol mutu sesuai dengan standar yang berlaku,

yaitu SNI. 

Pemerahan ternak dapat dilakukan dengan cara tradisional (dengan

menggunakan tangan), dan dengan cara modern (menggunakan mesin). Masing-

masing cara memiliki keunggulan tersendiri, sehingga perlu disesuaikan dengan

keadaan peternakan yang dikelola. Cara tradisional tidak membutuhkan biaya tinggi,

tetapi kualitas susu perahan yang dihasilkan cenderung lebih rendah dibandingkan

dengan menggunakan cara modern (Himam, 2008).

Pemerahan merupakan satu kesatuan proses dari pra-pemerahan, saat

pemerahan, dan setalah pemerahan, dan juga penangan hasil pemerahan. Proses ini

haruslah dilakukan secara sempurna dan selalu memperhatikan semua aspek yang

meliputinya. Penerapan prosedur pemerahan yang baik dan benar diharapkan dapat

meningkatkan kualitas susu yang dihasilkan.

2

Page 3: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh gambaran penerapan higiene dan sanitasi pada pemerahan

susu kambing, memenuhi persyaratan kesehatan untuk dikonsumsi oleh

masyarakat.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui higiene sanitasi pemerah susu.

Untuk mengetahui cara pemerahan susu.

Untuk mengetahui keadaan fasilitas sanitasi.

Untuk mengetahui sanitasi peralatan pemerahan susu

Untuk mengetahui ada tidaknya bakteri salmonella pada minuman susu yang akan dijual.

3

Page 4: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hygiene Sanitasi

Higiene adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitik beratkan pada

usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut

berada (Retno Widyati dan Yuliarsih, 2002).

Higiene merupakan upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk

melindungi kebersihan tangan, mencuci piring untuk kebersihan piring, membuang

bagian makanan yang rusak untuk melindungi keutuhan makanan secara keseluruhan

(Depkes RI, 2004).

Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan

kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia (Retno Widyati dan

Yuliarsih,2002). Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan

melindungi kebersihan lingkungan dari subjeknya. Misalnya menyediakan air yang

bersih untuk keperluan mencuci tangan, menyediakan tempat sampah untuk

mewadahi sampah agar tidak dibuang sembarangan (Depkes RI, 2004). Higiene dan

sanitasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain karena erat kaitannya. Misalnya

higiene sudah baik karena mau mencuci tangan, tetapi sanitasinya tidak mendukung

karena tidak cukup tersedia air bersih, maka mencuci tangan tidak sempurna (Depkes

RI, 2004).

Departemen Kesehatan RI telah mendefinisikan sanitasi makanan sebagai

usaha pencegahan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman dari segala

bahaya yang dapat mengganggu atau merusak kesehatan, mulai dari sebelum

makanan itu diproduksi, selama proses pengolahan penyimpanan, pengangkutan,

penjualan sampai pada saat makanan dan minuman tersebut siap untuk dikonsumsi

masyarakat.

4

Page 5: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

B. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Komposisi Susu

Susu adalah suatu sekresi kelenjar susu dari sapi atau kambing yang sedang

laktasi, yang diperoleh dari pemerahan secara sempurna (tidak termasuk kolostrum),

dengan tanpa penambahan atau pengurangan suatu komponen. Susu merupakan bahan

makanan yang sangat penting untuk kebutuhan manusia, karena mengandung zat yang

sangat diperlukan oleh tubuh seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.

Disamping itu, susu juga merupakan bahan pangan yang dapat diolah menjadi

beberapa produk olahan susu seperti: susu kental manis, susu bubuk, susu skim,

mentega, es krim, keju, yoghurt, dan lain-lain. Susu mudah sekali rusak karena

pengaruh lingkungannya, terutama oleh pengaruh temperature ataupun udara

sekitarnya, sehingga diperlukan perhatian khusus untuk penanganan pada waktu

pemerahan ataupun sesudah pemerahan, agar diperoleh susu yang berkualitas baik,

memenuhi standar susu yang telah ditentukan, dan masih layak untuk dikonsumsi

(Suardana dan Swacita, 2009).

Untuk mengatasi kerusakan susu sebelum dikonsumsi, atau sebelum diolah

oleh industri pengolahan susu (IPS), perlu diketahui beberapa prinsip diantaranya: apa

yang dimaksud dengan susu, kualitas dan cara penentuan kualitas susu, komposisi

susu dan cara sanitasi peralatan, sehingga dapat ditentukan kualitas susu apakah

sesuai dengan standar dan layak konsumsi (Suardana dan Swacita, 2009)

Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi susu :

1. Jenis ternak

Komposisi rata rata susu berlainan pada tiap tiap jenis ternak. Lagipula, mungkin

terdapat keragaman yang berarti dalam komposisi susu pada suatu jenis ternak

tertentu. Misalnya jenis jenis sapi yang berbeda akan menghasilkan susu dengan

komposisi keseluruhan yang agak berbeda. Perbedaan yang terbesar dijumpai

pada kandungan lemaknya.

2. Waktu pemerahan

Susu yang diperah pagi hari mungkin mengandung 0,5-2% lebih banyak lemak

daripada susu yang diperah pada waktu sore hari. Semakin teratur jarak antara

pemerahan, semakin teratur pula kandungan lemak pada susu tersebut.

5

Page 6: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

3. Urutan pemerahan

Pada saat saat pemerahan pertama selalu diperoleh susu yang paling sedikit

mengandung lemak, dan pada saat akhir pemerahan diperoleh sisa sisa yang

paling banyak lemaknya

Tangki susu dan penampungan susu sehabis dipakai harus segera dibersihkan.

Anjuran untuk membersihkan tangki susu dan tangki serta peralatan penampungan

susu lainnya sebagai berikut:

1. Bersihkan tempat-tempat penampungan tersebut dengan air dingin segera setelah

penampungan kosong.

2. Sediakan larutan detergen dalam ember plastik, dan masukkan ketempat

penampungan susu yang kosong

3. Gunakan sikat bulu yang kaku untuk menyikat bagian dalam.

4. Agar karyawan atau peternak dapat melaksanakan semua prosedur diatas, maka

air panas, detergen, alat-alat pembersih serta sikat, harus disediakan (Suardana

dan Swacita, 2009).

Kesanggupan ternak untuk mempertahankan hidup dan berproduksi, selain

ditentukan oleh potensi ternak (termasuk di dalamnya breed, umur dan faktor genetis)

dan manajemen (termasuk feeding), maka ditentukan pula oleh keadaan mikroklimat

tempat ternak tersebut berada. Kondisi klimatologis lndonesia sebagai contoh, selalu

berubah-ubah mengikuti perubahan musim. Hal ini juga secara langsung akan

berpengaruh terhadap fisiologis ternak, yang selanjutnya akan menentukan proses-

proses produksi ternaknya sendiri. Suhu dan kelembaban udara merupakan dua

komponen ilkim paling penting yang harus diperhatikan. Keduanya secara langsung

akan mempengaruhi kondisi fisiologis ternak. Suhu lingkungan terutama sekali akan

mempengaruhi suhu tubuh, respirasi dan denyut nadi. Untuk mempertahankan suhu

tubuhnya terhadap suhu lingkungan yang bervariasi ternak harus mempertahankan

keseimbangan panas antara yang diproduksi oleh tubuh dan didapat dari lingkungan,

suhu udara yang nyaman untuk ternak sapi perah adalah 10– 27 0C (Williamson dan

Payne, 1993)

6

Page 7: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

C. Sanitasi Kandang Sapi

Bangunan kandang sebaiknya diusahakan supaya sinar matahari pagi bisa

masuk ke dalam kandang. Sebab sinar matahari pagi tidak begitu panas dan banyak

mengandung ultraviolet yang berfungsi sebagai disinfektan dan membantu

pembentukan vitamin D. Pembuatan kandang sebaiknya jauh dari pemukiman

penduduk sehingga tidak menganggu masyarakat baik dari limbah ternak maupun

pencemaran udara (Girisonta, 1980). Sistem perkandangan merupakan aspek penting

dalam usaha peternakan sapi perah. Kandang bagi sapi perah bukan hanya berfungsi

sebagai tempat tinggal saja, akan tetapi harus dapat memberikan perlindungan dari

segala aspek yang menganggu (Siregar, 1993), seperti untuk menghindari ternak dari

terik matahari, hujan ,angin kencang, gangguan binatang buas, dan pencuri (Sugeng,

2001).

Ukuran kandang induk laktasi yaitu lebar 1,75 m dan panjang 1,25 m serta

dilengkapi tempat pakan dan minum, masing-masing dengan ukuran 80 x 50 cm dan

50 x 40 cm. Kandang yang baik mempunyai persyaratan, seperti lantai yang kuat dan

tidak licin, dengan kemiringan 5º dan kemiringan atap 30º serta disesuaikan dengan

suhu dan kelembaban lingkungan sehingga ternak akan merasa nyaman berada di

dalam kandang serta letak selokan dibuat pada gang tepat di belakang jajaran sapi

(Girisonta, 1995). Menurut konstruksinya kandang sapi perah dapat dibedakan

menjadi dua yaitu kandang tunggal yang terdiri satu baris dan kandang ganda yang

terdiri dari dua baris yang saling berhadapan (Head to Head ) atau berlawanan (Tail to

Tail). Tipe kandang Head to Head dirancang dengan satu gang bertujuan agar

mempermudah saat memberi pakan dan efisien waktu, sedangkan tipe kandang Tail to

Tail terdapat 2 gang dengan tujuan untuk mempermudah saat membersihkan feses

(Anonimus, 2002).

Untuk bahan atap kandang dapat menggunakan genting, seng, asbes, rumbia,

ijuk/ alang-alang, dan sebagainya. Menurut Girisonta (1980) bahan atap kandang yang

ideal di negara tropis adalah genting. Dengan berbagai pertimbangan yakni genting

dapat menyerap panas, mudah didapat, tahan lama, antara genting yang satu dengan

yang lain terdapat celah sehingga sirkulasi udara cukup baik.

Dengan sanitasi yang baik dan benar, ternak sapi dapat terbebas dari penyakit

yang disebabkan oleh : bakteri, virus ataupun parasit. Beberapa tindakan sanitasi yang

wajib dilakukan yaitu :

7

Page 8: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

1. Selalu membersihkan peralatan yang telah digunakan dengan cara :

a) Menggunakan disinfektan seperti : creolin, Lysol, dll.

b) Menjemur langsung pada cahaya matahari.

c) Menggunakan air mendidih

2. Menjaga kebersihan kandang dengan cara :

a) Merancang ventilasi kandang agar aliran udara dapat berjalan dengan lancar.

b) Merancang bangunan kandang agar sinar matahari dapat masuk kedalam

kandang.

c) Tidak membiarkan kotoran sapi menumpuk di kandang.

d) Segera membersihkan sisa-sisa pakan yang tercecer di lantai kandang.

3. Menjaga kebersihan areal diluar kandang, seperti membersihkan semak-semak,

sampah peternakan, dll.

4. Menjaga kebersihan badan sapi, salah satunya dengan cara memandikan sapi.

Badan sapi terutama pada bagian kulit, seringkali kotor akibat : kulit ari yang

mengelupas atau debu/lumpur yang melekat bersama dengan keringat dan lemak

sapi. Kulit yang kotor ini dapat menyebabkan hal-hal yang merugikan yaitu:

Radang kulit, menyulitkan sapi untuk membuang zat yang merugikan melalui

keringat, sapi kesulitan untuk mengatur suhu badannya, mengganggu kenyamanan

sapi sehingga pertumbuhannya tidak maksimal.

5. Segera mengubur dalam-dalam atau membakar bangkai sapi yang mati akibat

penyakit yang membahayakan

6. Menjaga kebersihan petugas/pekerja kandang, untuk menghindari penyebarluasan

kuman dengan cara selalu membersihkan anggota badan dengan air hangat dan

sabun ataupun disinfektan.

7. Menjaga kebersihan pakan dengan cara menghindari pemberian pakan yang

tercemar oleh bahan-bahan yang membahayakan seperti :

a) Tanah ataupun lumpur kotor.

b) Hama ulat.

c) Jamur/cendawan.

d) Terkontaminasi logam seperti Besi (Fe), Seng (Zn), dll.

e) Racun alami pada pakan hijauan seperti daun koro, beberapa jenis daun ketela

pohon, turi bunga merah, dll. (Abrianto, 2010)

8

Page 9: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

Kelembaban udara secara tidak langsung berhubungan dengan pengaturan

suhu tubuh melalui evaporasi permukaan kulit. Williamson dan Payne (1993)

menyatakan ternak nyaman pada kelembaban 50 - 60%. Menurut (Sugeng. 1998),

kelembapan yang baik adalah kurang lebih 60%. Kelembaban yang tinggi bisa

mengurangi atau menurunkan jumlah panas yang hilang akibat penguapan, sedangkan

penguapan merupakan salah satu cara untuk mengurangi panas tubuh sehingga tubuh

menjadi sejuk, jumlah panas yang hilang tersebut tergantung dari luas permukaan

tubuh, bulu yang menyelubungi kulit, jumlah dan besar kelenjar keringat, suhu

lingkungan dan kelembaban udara (Sugeng, 1998) Suhu lingkungan berpengaruh

terhadap aktivitas organ-organ. kegiatan merumput, pertumbuhan dan reproduksi pada

ternak. Suhu lingkungan yang tinggi ternyata menurunkan nafsu makan, serta

mengurangi konsumsi rumput dan sebaliknya kebutuhan akan air minum bertambah.

Bila hal ini berlangsung terus, akan menghambat laju pertumbuhan dan menurunkan

reproduksi ternak.

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwa mayoritas peternak sapi perah

kurang memperhatikan kebersihan sapi mereka terutama dalam hal memandikan sapi,

air yang dipakai untuk membersihkan lipat paha, ambing dan puting. Apabila sapi

tidak disiapkan sebaik mungkin, saat sapi diperah maka akan mempengaruhi jumlah

kuman pada susu hasil perahan. Jumlah kuman total yang melebihi standar salah

satunya disebabkan oleh kesehatan dan kebersihan sapi yang tidak memenuhi syarat.

D. Teknik Pemerahan

Teknik Pemerahan dengan Tangan (Hand Milking) :

1. Persiapan pemerahan

a) Sikap pemerah; harus ditinggalkan masalah di luar tempat pemerahan

b) Siapkan lingkungan pemerahan yang bebas dari kondisi yang dapat

menyebabkan sapi stres;

c) Pemerahan harus dilakukan ditempat bersih, beratap dan berlantai semen;

d) Sapi dan lantai tempat pemerahan harus dicuci sebelum pemerahan;

e) Tangan pemerah harus dicuci sebelum pemerahan;

f) Sebelum mulai pemerahan, semua peralatan penampungan susu seperti ember

dan tempat susu lainnya harus benar-benar bersih dan didesinfeksi;

9

Page 10: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

g) Sapi yang pernah atau sedang menderita mastitis harus diperah paling akhir,

hal ini untuk menghindari penularan pada sapi yang sehat;

h) Apabila sapinya nakal, kakinya diberi tali pengaman dan ekornya diikat;

i) Untuk merangsang turunnya susu, ambing dipalpasi dengan air hangat;

j) Ambing dilap dengan handuk atau kain bersih;

k) Pancaran pertama dan kedua ditampung di strip cup untuk pengujian.

2. Pelaksanaan Pemerahan

a) Apabila putingnya silindris, pemerahan dilakukan dengan lima jari;

b) Apabila membutuhkan pelicin, dapat digunakan vaselin putih;

c) Selama diperah, sapi tidak perlu diberi pakan agar sapi tenang;

d) Ember yang digunakan untuk memerah adalah yang bersih;

e) Pemerahan digunakan sampai apuh;

f) Lama pemerahan diselesaikan dalam waktu 7 menit, karena pengaruh sekresi

oksitosin yang sangat singkat. Apabila peternak menggunakan teknik

memerah yang benar dan terlatih, maka pemerah dapat berlangsung sekitar 3-5

menit.

3. Penyelesaian pemerahan

a) Setelah selesai pemerahan, ambing dan lantai dicuci dengan air bersih;

b) Dilakukan deeping (pencelupan puting dengan menggunakan biosid 3000 i.u

(3,3 ml/ ltr air); sebaiknya dengan penyemprotan semua sisi puting yang baik;

c) Susu ditakar dan dicatat;

d) Alat penampungan susu harus dibersihkan dengan baik dan dikeringkan

dengan meletakkannya secara tertelungkup.

4. Lain-lain

a) Sapi perah merupakan hewan yang dibentuk oleh kebiasaan. Perubahan-

perubahan yang terjadi dapat membuat hewan menjadi tidak tenang dan

mengakibatkan produk susu menjadi tueun.

b) Pemerahan sebaiknya dilakukan 2 kali sehari dengan interval pemerahan

paling baik 12 jam.

c) Jika sapi takut dan gelisah, sapi akan mengeluarkan hormone adrenalin

kedalam sirkulasi darah. Hormon ini akan menghalangi hormone oksitosin

yang merangsang pelepasan susu akibatnya, pemerahan tidak dapat tuntas atau

susunya ditahan. Untuk mencegah keluarnya hormon adrenalin, maka sapi

10

Page 11: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

harus diperlakukan dengan lembut, dan dijauhkan dari gangguan-gangguan

yang ada seperti anjing dan lain-lain (Budi, 2006)

5. Penanganan susu

a) Susu harus ditampung didalam wadah yang benar-benar bersih dan telah

didesinfektan;

b) Jangan mencampur susu hangat dengan susu dingin dalam wadah yang sama,

karena akan berakibat susu menjadi asam

c) Susu harus cepat didinginkan, karena bekteri akan berlipat ganda dengan

cepat. Sebaiknya susu didinginkan dalam waktu kurang dari 2 jam (Budi,

2006)

Beberapa prinsip dasar yang harus dilakukan oleh peternak berkaitan dengan

program kesehatan ternak antara lain:

1. Mencegah timbulnya suatu organisme penyebab penyakit

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya bibit penyebab

penyakit antara lain :

a) melakukan sanitasi/kebersihan secara baik, benar dan teratur,

b) biasakan memisahkan ternak yang baru datang terlebih dahulu untuk beberapa

saat,

c) menjaga lingkungan tetap baik

d) jika perlu ternak yang sering sakit-sakitan dikeluarkan.

2. Menjaga agar ketahanan tubuh ternak tetap baik

Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain :

a) jagalah kebutuhan pakan) untuk tetap baik, cukup dan seimbang,

b) jika di daerah tersebut sering muncul penyakit menular, kontak dengan

petugas setempat untuk diupayakan adanya vaksinasi,

c) biasakan melakukan program seleksi ternak secara baik dan teratur.

3. Mengurangi penyebaran penyakit

Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah :

a) jika ada ternak yang sakit harus segera dipisahkan,

b) segera lakukan pengamatan secara mendalam pada ternak-ternak yang lain

apakah ada tanda-tanda sakit atau tidak misalnya tingkah laku ternak, tanda-

tanda fisiknya, nafsu makan dan sebagainya,

11

Page 12: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

c) jika perlu upayakan pengobatan sementara.

4. Melakukan sistem pencatatan (produksi dan reproduksi) secara teratur

E. Kerugian Dan Keuntungan Sanitasi

a. Keuntungan melakukan sanitasi :

1. Pencegahan penyakit

2. Hemat biaya pengobatan ternak

3. Menjaga kesehatan sapi

4. Meningkatkan nafsu makan ternak

5. Susu tidak mudah rusak

6. Susu terjaga kualitasnya

7. Kandang dan lingkungan kerja nyaman

b. Kerugian bagi yang tidak melakukan sanitasi :

1. Sapi perah rawan sekali terkena mastitis

2. Menurunkan kualitas dan produksi susu

3. Susu mudah sekali rusak

4. Boros biaya pengobatan

12

Page 13: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

BAB III

PROSEDUR KERJA

A. Alat Dan Bahan

1. Formulir pengawasan Uji Kelaikan Fisik Untuk Hygiene Sanitasi Pemerahan Susu

2. Alat tulis

3. Buku catatan

4. Alat Monitoring (psikrometer)

B. Cara Kerja

1. Mahasiswa menerima penjelasan pengawasan Uji Kelaikan Fisik Untuk Hygiene

Sanitasi Pemerahan Susu

2. Mahasiswa praktek menyusun formulir penilaian Uji Kelaikan Fisik Untuk

Hygiene Sanitasi Pemerahan Susu

3. Mahasiswa melakukan praktek penilaian Uji Kelaikan Fisik Untuk Hygiene

Sanitasi Pemerahan Susu di wilayah Sidoarjo yang telah mendapat persetujuan

dari pemilik pemerahan susu, dengan menggunakan formulir yang telah disusun

4. Mahasiswa mengolah data hasil penilaian Uji Kelaikan Fisik Untuk Hygiene

Sanitasi Pemerahan Susu dan menyimpulkan hasil penilaian

5. Mahasiswa menyusun laporan praktikum pengawasan Uji Kelaikan Fisik Untuk

Hygiene Sanitasi Pemerahan Susu

6. Presentasi hasil pemeriksaan Uji Kelaikan Fisik Untuk Hygiene Sanitasi

Pemerahan Susu dengan pembimbing

13

Page 14: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

BAB IV

HASIL PENGAWASAN

A. Tanggal Praktikum

Sabtu, 28 Maret 2015

B. Acara Praktikum

Pengawasan Uji Kelaikan Fisik Untuk Hygiene Sanitasi Pemerahan Susu

C. Tujuan Praktikum

1. Mahasiswa dapat membuat formulir penilaian Uji Kelaikan Fisik Untuk Hygiene

Sanitasi Pemerahan Susu

2. Mahasiswa dapat menerapkan formulir penilaian Uji Kelaikan Fisik Untuk

Hygiene Sanitasi Pemerahan Susu di lapangan

3. Mahasiswa dapat menilai Uji Kelaikan Fisik Untuk Hygiene Sanitasi Pemerahan

Susu disesuaikan dengan standart

14

Page 15: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

D. Hasil Pengawasan

FORMULIR OBSERVASI

UJI KELAIKAN FISIK

UNTUK HYGIENE SANITASI PEMERAHAN SUSU

Nama Perusahaan : Baqoroh Joyo

Alamat Perusahaan : Kelurahan Cemengkalang

Nama Penanggung Jawab : Bapak Hj Jamil

Jumlah Karyawan : 3

Nama Pemeriksa :

No. Variabel Bobot Kriteria PenilaianNilai

maksimum

Nilai

observasi

Total

SkorKeterangan

A Kandang sapi:

1. Kondisi

kandang

2. Lantai

3. Dinding

5

4

2

a. Permanen, menghadap ke

timur, cukup air, bersekat

dan bersih.

b. Salah satu tidak memenu hi

syarat.

c. Hanya satu yang memenuhi

syarat

d. Tidak ada yang memenuhi

syarat

a. Kedap air, bersih,tidak licin

dan rata

b. Mempunyai kemiringan

yang cukup ke saluran

pembuangan 2-3%

c. Keduanya tidak memenuhi

syarat

a. Kedap air, bersih,

kuat,terang dan setengah

terbuka

b. Salah satu

5

3

1

0

5

3

1

5

B

B

15

12

15

Page 16: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

4. Saluran

pembuangan air

kotor

5. Ventilasi

6. Atap

7. Tempat makan

dan minum sapi

5

1

2

5

tidak memnuhi syarat

c. Hanya 1

yang memnuhi syarat

d. Tidak ada

yang memenuhi syarat

a. Sistem

saluran tertutup, kedap air,

aliran lancar dan terletak

agak miring

b. Salah satu

tidak memenuhi syarat

c. Hanya satu

tidak memenuhi syarat

d. Tidak ada

yang memenuhi syarat

a. Udara

segar bebas keluar masuk,

sinar matahari pagi dapat

masuk dan berupa ventilasi

alami

b. Salah satu

tidak memenuhi syarat

c. Hanya satu

yang memenuhi syarat

d. Tidak ada

yang memenuhi syarat

a. Kuat,tidak

bocor,tinggi minimal 2,5 m

dari lantai, tahan lama dan

terbuat dari genting

b. Salah satu

tidak memenuhi syarat.

c. Hanya satu

memenuhi syarat.

d. Tidak ada

yang memenuhi syarat.

a. Terpisah

untuk 1 ekor sapi,bak

cekung, permukaan

halus,bagian luar 1m dari

3

1

0

5

3

1

0

5

3

1

0

5

3

1

0

5

B

B

A

C

A

6

15

5

2

25

16

Page 17: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

lantai dan bagian dalam 40

cm dari dasar bak

b. Salah satu

tidak memenuhi syarat

c. Hanya satu

yang memenuhi syarat

d. Tidak ada

yang memenuhi syarat

3

1

0

B Kebersihan dan

kesehatan tenaga

kerja

1.Kebersihan dan

perilaku

2. Pakaian kerja

3. Keadaan

kesehatan

5

3

5

a. Pemerah berperilaku sehat

bersih, selalu mencuci

tangan sebelum dan sesudah

bekerja,dan mengelap

tangan hingga bersih.

b. Salah satu tidak memenuhi

c. Hanya satu yang memenuhi

syarat.

d. Tidak ada yang memenuhi

syarat

a. Memakai pakaian kerja

yang bersih, memakai

pakaian kerja lengkap

dengan celemek dan tutup

kepala dan memakai sepatu

boot

b. Agak kotor dan tidak

lengkap pakaian kerjanya

c. Kotor dan tidak memakai

semuanya

a. Berbadan sehat,tidak

berpenyakit menular dan

sehat, selalu memeriksakan

kesehatan rutin setiap 6 bln

sekali.

b. Salah satu tidak memenuhi

syarat

c. Hanya satu yang memenuhi

5

3

1

0

5

3

1

5

3

C

C

C

5

3

17

Page 18: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

4. Cara

pemerahan

5

syarat.

d. Tidak ada yang memenuhi

syarat.

a. Dilakukan dengan tangan

manusia, mencuci sapi dan

putting susu sebelum dan

sesudah pemerahan serta

kuku tangan selalu pendek

b. Salah satu tidak memenuhi

syarat.

c. Hanya satu yang memenuhi

syarat.

d. Tidak ada yang memenuhi

syarat.

1

0

5

3

1

0

A

5

25

C Kebersihan dan

kesehatan ternak

sapi

1.Kebersihan

Ternak Sapi

2. Kesehatan

Ternak Sapi

2

3

a. Sapi dimandikan setiap hari

sebelum pemerahan ,pada waktu

dimandikan badan sapi digosok –

gosok / disikat dan sapi

dimandikan dengan air bersih.

b. Salah satu tidak memenuhi

syarat

c. Hanya satu yang memenuhi

syarat

d. Tidak ada yang memenuhi

syarat.

a. Pemeriksaan sapi

dilaksanakan secara rutin jika

sakit segera dilakukan dan

pengobatan serta sapi yang

memiliki penyakit menular

segera diisolasikan

b. Salah satu tidak memenuhi

syarat

c. Hanya satu yang memenuhi

syarat

d. Tidak ada yang memenuhi

5

3

1

0

5

3

1

0

C

C

2

3

18

Page 19: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

syarat

D Kebersihan dan

Keadaan peralatan

1. Kondisi

Peralatan

2. Pencucian

Peralatan

3.Pengeringan

peralatan.

4.Tempat

penyimpanan.

2

4

4

3

a. Terbuat dari bahan yang

kuat,tahan karat,mudah

dibersihkan,tidak berbahaya

b. Salah satu tidak memenuhi

syarat

c. Hanya satu yang memenuhi

syarat.

d. Tidak ada yang memenuhi

syarat

a. Pencucian awal dengan

sabun, pembilasan dengan air

bersih dan untuk pembilasan

terakhir dengan air panas dan

desinfektan

b. Salah satu tidak memenuhi

syarat.

c. Hanya satu yang memenuhi

syarat.

d. Tidak ada yang memenuhi

syarat.

a. Dikeringkan dalam keadaan

terbalik ,tidak bercampur dengan

peralatan dapur lainnya dan dilap

dengan lap yang bersih.

b. Salah satu tidak memenuhi

syarat

c. Hanya satu yang memenuhi

syarat.

d. Tidak ada yang memenuhi

syarat.

a. Bersih, diberi tutup dan

terhindar dari serangga dan tikus.

b. Salah satu tidak memenuhi

syarat.

c. Hanya satu yang memenuhi

syarat.

5

3

1

0

5

3

1

0

5

3

1

0

5

3

1

A

B

A

C

10

12

20

3

19

Page 20: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

d. Tidak ada yang memenuhi

syarat 0

E Keadaan Kamar

susu

1.Lantai

2.Dinding

3.Ventilasi

4.Atap / Langit-

langit.

5

5

3

3

a. Kedap air,bersih permukaan

rata,pertemuan lantai dan dinding

tidak membentuk sudut mati.

b. Salah satu tidak memenuhi

syarat.

c. Hanya satu yang memenuhi

syarat.

d. Tidak ada yamg memenuhi

syarat.

a. Kedap air, bersih, kuat,

berwarna terang.permukaan rata.

b. Salah satu tidak memenuhi

syarat.

c. Hanya satu yang memenuhi

syarat.

d. Tidak ada yang memenuhi

syarat.

a. Minimum 10% luas lantai

kamar susu,diberi kasa rapat

serangga dan tikus serta tidak

pengap.

b. Salah satu tidak memenuhi

syarat.

c. Hanya satu yang memenuhi

syarat.

d. Tidak ada yang memenuhi

syarat.

a. Kuat, tidak bocor, serta rapat

serangga dan tikus.

b. Salah satu tidak memenuhi

syarat.

c. Hanya satu yang memenuhi

syarat.

d. Tidak ada yang memenuhi

syarat.

5

3

1

0

5

3

1

0

5

3

1

0

5

3

1

0

D

C

C

C

0

5

3

3

20

Page 21: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

5.Pintu 5

a. Terbuat dari bahan yang kuat,

rapat serangga dan tikus serta

dapat menutup dengan baik.

b. Salah satu tidak memenuhi

syarat.

c. Hanya satu yang memenuhi

syarat.

d. Tidak ada yang memenuhi

syarat.

5

3

1

0 D 0

Tanggal Pemeriksaan : 28 Maret 2015

TOTAL SKOR PENILAIAN : 176

TOTAL SKOR MAKS : 210

Keterangan :

Buruk = 0 – 70

Sedang = 71 – 140

Baik = 141 - 210

Prosentase Hasil :

(176 x 100 %)/210 = 83,8%

Jadi untuk seluruh penilaian tentang lokasi pemerahan memperoleh skor

penilaian sebesar 176 dari total skor maks yaitu sebesar 210. Termasuk dalam

kriteria Baik. Untuk prosentase data sebesar 83,8%.

BAB V

21

Page 22: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

PEMBAHASAN

Susu adalah suatu sekresi kelenjar susu dari sapi atau kambing yang sedang laktasi,

yang diperoleh dari pemerahan secara sempurna (tidak termasuk kolostrum), dengan tanpa

penambahan atau pengurangan suatu komponen. Faktor-faktor yang mempengaruhi

komposisi susu adalah :

1. Jenis ternak

2. Waktu pemerahan

3. Urutan pemerahan

Kesanggupan ternak untuk mempertahankan hidup dan berproduksi, selain ditentukan

oleh potensi ternak dan manajemen, maka ditentukan pula oleh keadaan mikroklimat tempat

ternak tersebut berada. Tempat ternak atau kandang ternak menurut konstruksinya dapat

dibedakan menjadi dua yaitu kandang tunggal yang terdiri satu baris dan kandang ganda yang

terdiri dari dua baris yang saling berhadapan (Head to Head ) atau berlawanan (Tail to Tail).

Tipe kandang Head to Head dirancang dengan satu gang bertujuan agar mempermudah saat

memberi pakan dan efisien waktu, sedangkan tipe kandang Tail to Tail terdapat 2 gang

dengan tujuan untuk mempermudah saat membersihkan feses.

Beberapa tindakan sanitasi yang wajib dilakukan pada kandang ternak yaitu :

1. Selalu membersihkan peralatan yang telah digunakan dengan cara :

2. Menjaga kebersihan kandang dengan cara :

3. Menjaga kebersihan areal diluar kandang, seperti membersihkan semak-semak,

sampah peternakan, dll.

4. Menjaga kebersihan badan sapi

5. Segera mengubur dalam-dalam atau membakar bangkai sapi yang mati akibat

penyakit yang membahayakan

6. Menjaga kebersihan petugas/pekerja kandang,

7. Menjaga kebersihan pakan dengan cara menghindari pemberian pakan yang tercemar

oleh bahan-bahan yang membahayakan

Dari praktikum yang kami lakukan di kelurahan Cemengkalang Sidoarjo pada tanggal

28 Maret 2015 untuk uji kelaikan fisik hygiene sanitasi pemerahan susu diperoleh skor

penilaian sebesar 176 dari total skor maks yaitu sebesar 210. Untuk prosentase data sebesar

83,8%.

22

Page 23: LAPORAN PRAKTIKUM PMM

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Susu merupakan bahan makanan yang sangat penting untuk kebutuhan manusia,

karena mengandung zat yang sangat diperlukan oleh tubuh seperti protein, karbohidrat,

lemak, vitamin dan mineral.

Dari praktikum yang kami lakukan di kelurahan Cemengkalang Sidoarjo pada

tanggal 28 Maret 2015 untuk uji kelaikan fisik hygiene sanitasi pemerahan susu

diperoleh skor penilaian sebesar 176 dari total skor maks yaitu sebesar 210 dan untuk

prosentase data sebesar 83,8% yang berarti kelaikan fisik hygiene sanitasi pemerahan

susu tersebut termasuk dalam kategori baik.

Usaha susu sapi perah bernama Baqoroh Jaya yang dimiliki oleh bapak Hj. Jamil

ini mempunyai 42 ekor sapi diantaranya adalah pejantan sebanyak 8 ekor, betina

sebanyak 30 ekor, dan anak sapi sebanyak 4 ekor. Sapi betina terdapat 30 ekor yang

diantaranya ada yang produktif dan non produktif. Sapi yang produktif terdapat 25 ekor

dan sapi yang non produktif terdapat 5 ekor.

Sapi yang produktif di lakukan pemerahan setiap hari. Dalam satu hari sapi

dilakukan pemerahan sebanyak 2 kali yaitu pagi dan sore. Dalam melakukan pemerahan

susu sapi ini bapak Hj. Jamil di bantu oleh karyawannya yang berjumlah 4 orang dan

untuk pembersihan kandang, memberi makan, memandikan sapi, dll di bantu oleh 3

karyawan. Sehingga kandang sapi yang dimiliki leh bapak Hj. Jamil ini selalu dalam

keadaan bersih dan sapi yang dimilikinya dalam keadaan sehat karena perawatan yang

baik.

B. Saran

Dalam melakukan pemerahan susu sapi, ada banyak hal yang perlu di perhatikan

agar susu yang dihasilkan tidak terkontaminasi dan kualitasnya bagus antara lain :

1. Selalu membersihkan peralatan yang telah digunakan.

2. Menjaga kebersihan kandang dan badan sapi.

3. Tidak membiarkan kotoran sapi menumpuk di kandang.

4. Sebelum melakukan pemerahan harus mencuci tangan terlebih dahulu.

5. Susu yang dihasilkan harus segera dilakukan pengolahan/segera disimpan dalam

suhu yang sesuai.

23