Upload
babiluchu
View
1.177
Download
20
Embed Size (px)
Citation preview
1
BAB I
PEMERIKSAAN ASPAL KERAS
1.1 Pemeriksaan Penetrasi Aspal
1.1.1 Maksud Percobaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi aspal, menguji
keras atau lembeknya (solid atau semi solid) aspal dengan memasukkan jarum
penetrasi ukuran, beban dan waktu tertentu ke dalam aspal pada suhu tertentu pula
(25° C).
1.1.2 Peralatan
a. Alat penetrasi
b. Cawan perendam
c. Beban 50 gram
d. Jarum penetrasi
e. Tin box
f. Bak perendam (water bath)
g. Termometer 50° C
h. Stopwatch
i. Senter
j. Kompor listrik
k. Panci dan penutup
l. Pengaduk bambu
m. Kapas + bensin
n. Glyserin
1.1.3 Benda Uji
Benda uji berupa aspal, yang dimasukkan ke dalam panci dan panaskan
hingga cair dan dapat dituang. Selama pemanasan, aspal diaduk dengan hati-hati agar
udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang
dalam 3 buah tin box, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit
dan direndam dalam bak perendam pada ruang AC bersuhu 25º C selama 60 menit.
1
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 2
1.1.4 Prosedur Percobaan
a. Aspal keras kurang lebih cukup untuk mengisi 3 buah tin box dipanaskan
perlahan-lahan sampai mencair dan bisa dituangkan dengan waktu
pemanasan lebih kecil dari 30 menit.
b. Selama pemanasan, aspal diaduk perlahan-lahan supaya udara tidak
masuk ke dalam contoh.
c. Cawan ditutup agar benda uji tidak kena debu. Didiamkan selama 1 – 1,5
jam untuk cawan kecil, 1,5 – 2 jam untuk cawan besar pada ruang
AC/kulkas dengan temperatur 15C - 30C.
d. Jarum penetrasi dipasang pada pluyer head.
e. Pemberat 50 gram diletakkan di atas jarum untuk memperoleh beban 100
gram berikut berat pluyer head.
f. Tempat air beserta benda uji dipindahkan ke bawah alat penetrasi.
g. Jarum diturunkan perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji, kemudian angka dial penetrometer diatur sehingga
jarum penunjuk berimpit dengan angka 0 (nol).
h. Pemegang jarum ditekan secara serentak dengan stop watch selama 5
detik.
i. Dial penetrometer berputar dan angka penetrasi yang berimpit dengan
jarum penunjuk dibaca. Dilakukan pembulatan hingga angka 0.1 mm
terdekat.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 3
1.1.5 Cara Kerja Sebenarnya
a. Aspal dipanaskan kurang lebih cukup untuk mengisi 2 buah tin box.
Selama pemanasan, aspal diaduk dengan hati-hati agar udara dapat keluar
dari dalam aspal tersebut. Setelah cair, aspal tersebut dituang ke dalam 2
buah tin box, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30
menit.
b. Benda uji direndam di dalam bak perendam di ruang AC dengan suhu air
25º C selama 60 menit.
c. Jarum penetrasi dibersihkan dengan kapas yang telah diberi bensin.
d. Jarum penetrasi dipasang pada pluyer head dan diberi pemberat 50 gram.
e. Benda uji dipindahkan dari bak perendam ke tempat yang telah diberi air
dibawah jarum penetrasi.
f. Jarum penetrasi diturunkan secara perlahan-lahan hingga jarum tersebut
menyentuh permukaan benda uji.
g. Tiang dial diturunkan dan angka yang berimpit dengan jarum penunjuk
pada dial penetrometer dibaca, kemudian hasilnya dicatat (1).
h. Clutch trigger ditekan bersamaan dengan stop watch dinyalakan selama 5
detik, setelah 5 detik penenekan clutch trigger dihentikan.
i. Tiang dial diturunkan dan angka yang berimpit dengan jarum penunjuk
pada dial penetrometer dibaca, kemudian hasilnya dicatat (2).
j. Besar penetrasi adalah hasil (2) dikurangi dengan (1).
k. Pengunci jarum dikendurkan kemudian tiang dial penetrometer diangkat.
l. Jarum penetrometer diangkat dari aspal dengan cara diputar sambil
diangkat perlahan-lahan. Jarum dibersihkan dengan kapas yang telah
dibasahi dengan bensin. Setelah bersih, jarum dipasang kembali.
m. Langkah (d) sampai (j) dilakukan sebanyak 5 kali untuk benda uji yang
sama, dengan ketentuan jarak antartitik pemeriksaan ± 1 cm membentuk
salib sumbu.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 4
1.1.6 Hasil Percobaan
Penetrasi I II IIIPengamatan 1Pengamatan 2Pengamatan 3Pengamatan 4Pengamatan 5
67 74 7067 72 7765 75 7565 75 7366 73 70
Rata – rata66 73,8 73
70,9333
Jenis Aspal PEN. 40 PEN. 60 PEN. 80Persyaratan Umum Aspal
Keras
min. maks. min. maks. min. maks.
40 59 60 79 80 99
1.1.7 Kesimpulan
Dari hasil pengujian penetrasi aspal diperoleh rata-rata 70,9333. Jadi
termasuk jenis aspal pen 60 dengan syarat minimum 60 dan maksimum 79
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 5
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 6
GAMBAR ALAT PENETRASI ASPAL
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 7
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 8
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 9
1.2 Pemeriksaan Kehilangan Berat Aspal
1.2.1 Maksud Percobaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kehilangan berat aspal
setelah dipanaskan dalam oven bersuhu 160º C.
1.2.2 Peralatan
a. Oven
b. Plat logam (tergantung vertikal dalam oven dan dapat diputar 5 – 6 ppm)
c. Tin box
d. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
e. Kompor listrik
f. Panci dan penutup
g. Pengaduk bambu
1.2.3 Benda Uji
Benda uji berupa aspal yang dimasukkan ke dalam panci dan dipanaskan
hingga cair dan dapat dituang. Selama pemanasan aspal diaduk dengan hati-hati agar
udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang
dalam 3 buah tin box, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit
dan dimasukkan ke dalam oven yang dilengkapi dengan pemutar plat dengan suhu
163º C selama 5 jam.
1.2.4 Prosedur Percobaan
a. Contoh aspal diaduk serta dipanaskan untuk mendapatkan campuran yang
merata.
b. Dituangkan ke dalam cawan sebanyak ± 50 gram (A).
c. Benda uji ganda (duplo) disiapkan. Benda uji yang diperiksa harus bebas
dari air.
d. Oven dihidupkan dan motor pemutar plat yang berada dalam oven
dijalankan. Termometer dipasang pada tempatnya sehingga terletak pada
jarak 1,9 cm dari pinggir plat. Setelah oven mencapai suhu ± 160° C,
benda uji diletakkan di atas plat logam yang berputar.
e. Benda uji didinginkan pada suhu ruang kemudian ditimbang dengan
ketelitian 0,01 gram (B).
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 10
f. Persentase kehilangan berat dihitung dengan rumus :
g. Bila digunakan 2 buah benda uji dan hasilnya sama, maka tidak dilakukan
pemeriksaan ulang. Bila tidak sama, perlu diulang.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 11
1.2.5 Cara Kerja Sebenarnya
a. Tiga buah tin box yang sebelumnya diberi nomor, terlebih dulu
ditimbang.
b. Aspal dipanaskan hingga mencair dan dapat dituang dengan waktu
pemanasan ± 30 menit. Selama pemanasan, aspal diaduk dengan hati-hati
agar udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut.
c. Setelah mencair, aspal tersebut dituang ke dalam 3 buah tin box,
kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit.
d. Benda uji dimasukkan ke dalam ruang AC selama 60 menit (1 jam)
dengan suhu 25º C.
e. Benda uji dipindahkan dari ruang AC kemudian ditimbang beratnya.
f. Benda uji dimasukkan ke oven yang dilengkapi dengan pemutar plat pada
suhu 160º C selama 5 jam.
g. Setelah 5 jam benda uji dikeluarkan dan didinginkan di dalam ruang AC
dengan suhu 16º C.
h. Berat masing-masing tin box ditimbang.
i. Persentase kehilangan beratnya dihitung.
j. Benda uji disimpan untuk pemeriksaan penetrasi aspal setelah kehilangan
berat.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 12
1.2.6 Hasil Percobaan
Nomor cawan I II III
Berat cawan (A)Berat cawan + benda uji (B) Berat benda uji (C) = (A) + (B)Berat cawan + benda uji setelah pemanasan (D)Berat benda uji setelah pemanasan (E) = (D) – (A)Berat yang hilang (F) = (C) – (E)
11,7 11,5 9,7
69,3 69,5 62,857,6 58 53,169,29 69,33 62,6157,6 57,83 52,910,10 0,17 0,19
% Kehilangan 0,174% 0,294% 0,359%
Rata – rata 0,2756
1.2.7 Kesimpulan
Dari pemeriksaan kehilangan berat aspal, diperoleh rata-rata kehilangan berat
sebesar 0,2756 %, sedangkan syarat kehilangan berat maksimum untuk PEN. 60
adalah 0, %, maka aspal tersebut tidak memenuhi syarat dan tidak dapat digunakan
untuk bahan perkerasan jalan.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 13
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 14
GAMBAR ALAT PERCOBAAN KEHILANGAN BERAT ASPAL
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 15
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 16
1.3 Pemeriksaan Penetrasi Aspal Setelah Kehilangan Berat
1.3.1 Maksud Percobaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi aspal setelah
kehilangan berat.
1.3.2 Peralatan
a. Alat penetrasi
b. Pemegang jarum
c. Pemberat dengan berat (50 ± 0,05) gram
d. Jarum penetrasi
e. Tin box
f. Bak perendam (water bath)
g. Termometer 50° C
h. Stopwatch
i. Senter
j. Kompor listrik
k. Panci dan tutup
l. Pengaduk bambu
m. Cawan perendam
n. Kapas + bensin
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 17
1.3.3 Benda Uji
Benda uji berupa aspal yang dimasukkan ke dalam panci dan panaskan
hingga cair dan dapat dituang. Selama pemanasan aspal diaduk dengan hati-hati agar
udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang
dalam 3 buah tin box, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30
menit dan dimasukkan ke dalam oven yang dilengkapi dengan pemutar plat dengan
suhu 163º C selama 5 jam. Kemudian direndam dalam bak perendam pada ruang AC
bersuhu 25º C selama 60 menit.
1.3.4 Prosedur Percobaan
a. Aspal keras kurang lebih cukup untuk mengisi 3 buah tin box dipanaskan
secara perlahan sampai mencair dan bisa dituangkan dengan waktu
pemanasan lebih kecil dari 30 menit.
b. Selama pemanasan, aspal diaduk perlahan-lahan supaya udara tidak
masuk kedalam contoh.
c. Cawan ditutup agar benda uji tidak kena debu. Didiamkan selama 1 – 1,5
jam untuk cawan kecil dan 1,5 – 2 jam untuk cawan besar pada ruang
AC/kulkas dengan temperatur 15 C - 30 C.
d. Jarum penetrasi dipasang pada pluyer head.
e. Pemberat 50 gram diletakkan di atas jarum untuk memperoleh beban 100
gram berikut berat pluyer head.
f. Tempat air beserta benda uji dipindahkan ke bawah alat penetrasi.
g. Jarum diturunkan perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan benda uji, kemudian angka dial penetrometer diatur sehingga
jarum penunjuk berimpit dengan angka 0 (nol).
h. Pemegang jarum dilipaskan dan stopwatch dijalankan secara serentak
selama 5 detik.
i. Dial penetrometer berputar dan angka penetrasi yang berimpit dengan
jarum penunjuk dibaca.
j. Dilakukan pembulatan hingga angka 0,1 mm terdekat.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 18
1.3.5 Cara Kerja Sebenarnya
a. Benda uji hasil pemeriksaan kehilangan berat direndam ke dalam bak
perendam dengan suhu air 25º C selama 60 menit.
b. Jarum penetrasi dibersihkan dengan kapas yang telah diberi bensin.
c. Jarum penetrasi dipasang pada pluyer head dan diberi pemberat 50 gram.
d. Benda uji dipindahkan dari bak perendam ke tempat yang telah diberi air
di bawah jarum penetrasi.
e. Jarum penetrasi diturunkan secara perlahan-lahan hingga jarum tersebut
menyentuh permukaan benda uji.
f. Tiang dial diturunkan dan angka yang berimpit dengan jarum penunjuk
pada dial penetrometer dibaca, kemudian hasilnya dicatat (1).
g. Clutch trigger ditekan bersamaan dengan stop watch dinyalakan selama 5
detik. Setelah 5 detik hentikan menekan clutch trigger.
h. Tiang dial diturunkan dan angka yang berimpit dengan jarum penunjuk
pada dial penetrometer dibaca, kemudian hasilnya dicatat (2).
i. Besar penetrasi adalah hasil (2) dikurangi dengan (1).
j. Pengunci jarum dikendurkan kemudian tiang dial penetrometer diangkat.
k. Jarum penetrometer diangkat dari aspal dengan diputar-putar sambil
diangkat perlahan-lahan. Jarum dibersihkan dengan kapas yang telah
dibasahi dengan bensin. Setelah bersih, jarum dipasang kembali.
l. Langkah (d) sampai (j) dilakukan sebanyak 5 kali untuk benda uji yang
sama, dengan ketentuan jarak antar titik pemeriksaan ± 1 cm membentuk
salib sumbu.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 19
1.3.6 Hasil Percobaan
Penetrasi I II IIIPengamatan 1Pengamatan 2Pengamatan 3Pengamatan 4Pengamatan 5
65 67 6865 72 6567 68 6471 69 7267 66 71
Rata – rata67 68,4 68
67,8
1.3.7 Kesimpulan
Dari hasil pengujian penetrasi aspal setelah kehilangan berat diperoleh rata-rata
67,8. Sehingga benda uji termasuk dalam jenis aspal PEN 60 dengan syarat minimum
60 dan maksimum 79.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 20
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 21
GAMBAR ALAT PERCOBAAN PENETRASI ASPAL SETELAH
KEHILANGAN BERAT
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 22
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 23
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 24
1.4 Pemeriksaan Kelarutan dalam CC l 4
1.4.1 Maksud Percobaan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan kadar aspal yang dapat larut
dalam CCl4 (karbon tetraklorida). Dalam praktikum digunakan bensin.
1.4.2 Peralatan
a. Cawan Gooch crucible
b. Filter dari serat asbes
c. Labu Erlenmeyer dengan kapasitas 125 ml
d. Gliserin
e. Oven
f. Timbangan dengan ketelitian 0,01 gram
g. Gelas beaker kapasitas 200 ml
h. Kompor listrik
i. Tin box
j. Pengaduk bambu
k. Panci dan tutup
l. Statif
m. Akuades
n. Bensin
1.4.3 Benda uji
Benda uji berupa aspal yang dimasukkan ke dalam panci dan dipanaskan
hingga cair dan dapat dituang. Selama pemanasan, aspal diaduk dengan hati-hati agar
udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang
dalam tin box, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit.
Untuk percobaan diambil sebanyak 1 gram aspal tadi secara perlahan, dengan cara
membentuknya menjadi butiran butiran kecil agar memudahkan/mempercepat
pelarutan.
1.4.4 Prosedur Percobaan
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 25
a. Aspal keras sebanyak kurang lebih 25 gram dipanaskan pada suhu 110 C
sampai mencair.
b. Aspal keras didiamkan pada suhu ruang 25 C.
c. Labu Erlenmeyer kosong ditimbang. Kemudian diisi dengan contoh aspal
sebanyak 1 gram. Dalam pengisian contoh aspal diusahakan jangan
sampai kotor atau melekat pada dinding dalam leher labu Erlenmeyer,
kemudian ditimbang.
d. Bensin sebanyak 100 ml dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer sebagai
pengganti larutan karbon tetraklorida, kemudian labu tersebut digoyang
agar aspal cepat larut dan homogen.
e. Didiamkan selama 1 hari.
f. Isi Gooch crucible dengan filter dari serat asbes kering oven secukupnya,
kemudian dipadatkan.
g. Gooch crucible yang berisi filter tadi ditimbang.
h. Cawan diletakkan di atas gelas ukur (untuk menampung larutan).
i. Larutan aspal yang sudah homogen dituang ke dalam cawan Gooch
crucible.
j. Apabila larutan sudah habis, sisi dalam labu Erlenmeyer dibersihkan
sampai betul-betul bersih.
k. Kertas filter didiamkan hingga tidak ada cairan yang keluar dari cawan.
l. Cawan dikeringkan dalam oven pada suhu 110 C selama 20 menit.
m. Kertas filter didinginkan didiamkan dan kemudian ditimbang.
1.4.5 Cara Kerja Sebenarnya
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 26
a. Aspal dipanaskan sampai mencair dan dapat dituang dengan waktu
pemanasan kurang dari 30 menit. Setelah cair, aspal dituang ke dalam tin
box, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27 C selama 30 menit lalu
dipindahkan ke ruang AC dengan suhu 25 C selama minimum 1 jam.
b. Gelas beaker kosong ditimbang.
c. Kertas saring dibentuk kerucut, kemudian ditimbang.
d. Botol akuades ditambahkan bensin sebanyak 200 ml.
e. Aspal yang telah didinginkan dalam ruang AC dikeluarkan, diambil
seberat 1 gram, dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam gelas beaker
dengan cara dibentuk butiran-butiran (bola-bola) kecil.
f. Bensin dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam gelas beaker, aspal
dilarutkan ke dalam bensin tersebut, dicampur sampai homogen dengan
cara gelas beaker digoyang-goyangkan perlahan.
g. Cawan Gooch crucible dipasang pada labu Erlenmeyer, kemudian dijepit
dengan statif untuk menjaga keseimbangannya.
h. Kertas saring yang telah dibentuk kerucut diletakkan pada cawan Gooch
crucible.
i. Larutan bensin dan aspal yang telah homogen dituang ke dalam kertas
saring sedikit demi sedikit.
j. Bensin ditambahkan lagi ke dalam gelas beaker, dicampur lagi sampai
homogen kemudian dituang ke dalam kertas saring. Demikian langkah ini
diulangi samapai bensin habis.
k. Setelah bensin habis kertas saring didiamkan sampai kering dalam suhu
ruang.
l. Setelah kertas saring kering, kertas ditimbang dan dihitung berat endapan,
persen endapan, dan kelarutan aspal.
1.4.6 Hasil Percobaan
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 27
Pemeriksaan HasilA. Berat tabung Erlenmeyer kosong 332,100 gramB. Berat tabung Erlenmeyer kosong + aspal 333,100 gramC. Berat aspal (B - A) 1,000 gramD. Berat Gooch Crucible + serat 1,06 gramE. Berat Gooch Crucible + serat + endapan 1,12 gramF. Berat endapan (E - D) 0,06 gram
G. Persen endapan = 6 %
H. Rata-rata 6 %I. Kelarutan Aspal 100 – (H) 94 %
1.4.7 Kesimpulan
Dari pemeriksaan kelarutan aspal dalam CCl4 diperoleh hasil kelarutan aspal
sebesar 94%, sedangkan yang diisyaratkan minimal sebesar 99% sehingga aspal tidak
memenuhi syarat kelarutan aspal keras dalam CCl4 dari PEN 60 sehingga aspal tidak
dapat digunakan sebagai bahan perkerasan jalan.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 28
GAMBAR ALAT PERCOBAAN KELARUTAN ASPAL DALAM
TETRA KLORIDA (CCL4)
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 29
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 30
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 31
1.5 Daktilitas
1.5.1 Maksud Percobaan
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 32
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui panjang aspal berdasarkan
panjangnya aspal yang dapat ditarik sebelum putus dengan mesin daktilitas.
1.5.2 Peralatan
a. Cetakan daktilitas
b. Mesin daktilitas
c. Gliserin dan talc
d. Akuades
e. Kompor listrik
f. Pengaduk bambu
g. Panci + penutup
h. Meteran
1.5.3 Benda uji
Benda uji berupa aspal yang dimasukkan ke dalam panci dan dipanaskan
hingga cair dan dapat dituang. Selama pemanasan aspal diaduk dengan hati-hati agar
udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang
dalam 2 buah cetakan daktilitas yang sebelumnya telah diolesi dengan gliserin dan
talc supaya tidak menempel, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama
30 menit.
1.5.4 Prosedur Percobaan
a. Bagian dalam cetakan daktilitas dan bagian atas plat dasar dilapisi dengan
gliserin dan talc.
b. Cetakan daktilitas dipasang di atas plat dasar.
c. Aspal dipanaskan sampai cair dan dapat dituangkan dengan suhu 120 C
di atas titik lembek kedalam cetakan.
d. Cetakan didinginkan dalam suhu ruang selama kurang lebih 30 menit, lalu
pindahkan seluruhnya ke dalam bak perendam (water heater) di ruang
AC/kulkas yang telah disiapkan pada suhu 25 C selama 60 menit,
kemudian ratakan contoh yang berlebihan dengan pisau atau spatula yang
panas hingga cetakan terisi penuh.
e. Didiamkan dalam ruang AC/kulkas selama 85 – 90 menit, kemudian
dilepaskan dari cetakan.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 33
f. Bak perendam daktilitas diisi dengan air dan ditambahkan larutan gliserin
untuk merubah berat jenis air.
g. Benda uji dipasang pada mesin daktilitas dan ditarik secara teratur dengan
kecepatan 5 cm/menit sampai benda uji putus, dengan kecepatan 5 % masih
diizinkan.
h. Jarak antara penjepit cetakan pada saat benda uji putus (dalam cm)
dibaca. Selama percobaan berlangsung benda uji harus selalu terendam
sekurang kurangnya 2,5 cm dari permukaan air dan suhu harus
dipertahankan 25 C.
i. Jika benda uji menyentuh dasar mesin daktilitas atau terapung di atas
permukaan air, pengujian dianggap tidak normal. Untuk itu, berat jenis air
harus sesuai dengan berat jenis benda uji dengan menambah gliserin.
1.5.5 Cara Kerja Sebenarnya
a. Aspal dipanaskan. Selama pemanasan, aspal diaduk dengan hati-hati agar
udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah cair, aspal tersebut
dituang ke dalam 2 buah cetakan daktilitas (sebelumnya pada bagian
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 34
samping dan dasar cetakan telah dilapisi gliserin dan talc), kemudian
dinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit.
b. Masukkan benda uji ke dalam ruang AC selama 60 menit dengan suhu
25º C.
c. Benda uji dilepaskan dari cetakan, kemudian benda uji dimasukkan ke
dalam mesin daktilitas (mesin daktilitas harus terisi akuades, sehingga
benda uji dalam keadaan melayang dalam aquades).
d. Posisi awal letak cetakan daktilitas dalam mesin uji dibaca.
e. Benda uji ditarik secara teratur dengan kecepatan mesin 5 cm/menit sampai
benda uji putus, hasil pengamatan dicatat.
f. Jarak antara penjepit cetakan pada saat benda uji putus dibaca.
g. Mesin daktilitas dihentikan jika :
Aspal telah putus.
Aspal telah mencapai panjang minimal 100 cm.
1.5.6 Hasil Percobaan
Daktilitas Pada Temperatur 25° C Pembacaan Pengukuran Pada Alat
Pengamatan > 100 cm > 100 cm
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 35
Rata-rata > 100 cm
1.5.7 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan daktilitas diperoleh hasil panjang aspal > 100 cm,
sehingga aspal tersebut memenuhi syarat minimal daktilitas aspal pen 60 yaitu 100
cm sehingga dapat digunakan untuk bahan perkerasan jalan.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 36
GAMBAR ALAT PERCOBAAN DAKTILITAS
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 37
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 38
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 39
1.6 Pemeriksaan Titik Nyala dan Titik Bakar
1.6.1 Maksud Percobaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar
dari semua jenis hasil minyak bumi kecuali minyak bakar dan bahan lainnya yang
mempunyai titik nyala open cup kurang dari 79° C dengan Cleveland open cup PA-
0303-76 (AASHTO -48-74 & ASTM D-92-52).
Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas
permukaan aspal. Titik bakar adalah suhu pada saat terlihat nyala sekurang-
kurangnya 5 detik pada suatu titik di atas permukaan aspal.
1.6.2 Peralatan
a. Termometer 420° C
b. Cawan kuningan (Cleveland open cup)
c. Plat pemanas (hot plate)
d. Sumber pemanas tabung gas
e. Batang nyala Bunsen
f. Kompor listrik
g. Panci dan penutup
h. Pengaduk bambu
i. Statif
j. Korek api
k. Stopwatch
1.6.3 Benda Uji
Benda uji berupa aspal yang dimasukkan ke dalam panci dan dipanaskan
hingga cair dan dapat dituang. Selama pemanasan aspal diaduk dengan hati-hati agar
udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang
ke dalam cawan kuningan kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30
menit dan didiamkan pada ruang AC bersuhu 25º C selama 60 menit.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 40
1.6.4 Prosedur Percobaan
a. Contoh aspal dipanaskan sampai cukup cair.
b. Cawan kuningan diisi sampai garis dan gelembung udara yang ada di
permukaan dihilangkan dengan cara membakar bagian atas secara
perlahan.
c. Cawan diletakkan di atas pelat pemanas, sumber pemanas diatur sehingga
terletak di bawah titik tengah cawan.
d. Termometer diletakkan tegak lurus di atas benda uji dengan jarak 6,4 mm
di atas dasar cawan, dan terletak pada satu garis yang menghubungkan
titik tengah cawan dan titik poros nyala burner. Kemudian aturlah
sehingga poros termometer terletak pada jarak ¼ diameter cawan dari
tepi.
e. Bunsen dinyalakan dan pemanas diatur sehingga kenaikan suhu teratur
15º C per menit sampai suhu 56º C di bawah titik nyala perkiraan.
f. Kecepatan pemanasan diatur sebesar 5º C - 6º C.
g. Batang nyala Bunsen diputar melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi
cawan) dalam waktu 1 detik. Pekerjaan diulangi tersebut tiap kenaikan
temperatur 2º C.
h. Prosedur (g) sampai (h) diulangi hingga terlihat nyala singkat pada suatu
titik di atas permukaan benda uji. Temperatur dibaca dan dicatat titik
nyalanya.
i. Prosedur (i) dilanjutkan sampai terlihat nyala agak lama kurang lebih
selama 3 detik di atas permukaan benda uji. Temperatur dibaca dan
dicatat titik bakarnya.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 41
1.6.5 Cara Kerja Sebenarnya
a. Aspal dipanaskan. Selama pemanasan, aspal diaduk dengan hati-hati agar
udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah cair, aspal tersebut
dituang ke dalam cawan Cleveland sampai batas garis kemudian
didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit.
b. Aspal dimasukkan ke dalam ruang AC selama ± 60 menit dengan suhu
25º C.
c. Cawan Cleveland diletakkan di atas plat pemanas dan sumber
pemanasnya diatur.
d. Bunsen diletakkan dengan poros pada 7,5 cm di atas cawan Cleveland.
e. Termometer diletakkan di atas permukaan aspal.
f. Bunsen dinyalakan dan sumber pemanas diatur dengan kenaikan suhu
setiap 15º C/menit, waktunya dicatat.
g. Aspal dipanaskan sampai 50º C di bawah titik nyala perkiraan (350º C)
dibaca setiap kenaikan 15º C.
h. Setelah mencapai 300º C, batang nyala Bunsen dinyalakan.
i. Batang nyala Bunsen diputar melintasi tepi permukaan aspal sesering
mungkin.
j. Pemeriksaan diulangi setiap kenaikan suhu 5º C, waktunya dicatat.
k. Waktu dan termometer dibaca pada suhu titik nyala. Titik nyala ditandai
dengan nyala api di atas aspal jadi biru.
l. Waktu dan termometer dibaca pada suhu titik baker. Titik bakar ditandai
dengan terlihat percikan api di atas aspal.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 42
1.6.6 Hasil Percobaan
°C di Bawah Titik Nyala Waktu Temperatur ° C310 - 56 12' 05'' 25 255310 - 51 13' 25'' 32 270310 - 46 15' 02'' 55 285310 - 41 17' 11'' 02 300310 - 36 18' 51'' 42 305310 - 31 20' 07'' 06 310310 - 26 21' 13'' 08 315310 - 21310 - 16310 - 11 310 - 6310 - 1
Titik NyalaTemperatur ° C
312
Titik BakarTemperatur ° C
314
1.6.7 Kesimpulan
Dari pemeriksaan titik nyala dan titik bakar aspal keras PEN 60 diperoleh
temperatur titik nyala dan titik bakar masing-masing 312° C dan 314° C, sedangkan
syarat minimum titik nyala dan titik bakar PEN. 60 adalah 210° C, maka aspal yang
diuji memenuhi syarat dan dapat digunakan untuk perkerasan jalan.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 43
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 44
GAMBAR ALAT PERCOBAAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 45
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 46
1.7 Pemeriksaan Titik Lembek
1.7.1 Maksud Percobaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan titik lembek aspal yang
berkisar antara 51° C sampai 63° C.
Titik lembek adalah suhu pada saat bola-bola baja dengan berat tertentu,
mendesak turun suatu lapisan aspal yang tertekan dalam cincin yang berukuran
tertentu, sehingga aspal tersebut menyentuh plat dasar yang terletak di bawah cincin
pada tinggi tertentu, sebagai akibat kecepatan pemanasan tertentu.
1.7.2 Peralatan
a. Termometer 110°C
b. Cincin kuningan
c. Bola baja diameter 9,5 mm; berat 3,45 – 3,55 gram.
d. Alat pengarah bola baja
e. Gelas beaker
f. Dudukan benda uji
g. Penjepit
h. Statif
i. Plat pemanas dan pembakar
j. Kompor listrik
k. Panci dan tutup
l. Pengaduk bambu
m. Stopwatch
n. Batang nyala Bunsen
o. Gliserin & talc
1.7.3 Benda Uji
Benda uji berupa aspal yang dimasukkan panci dan dipanaskan hingga cair
dan dapat dituang. Selama pemanasan aspal diaduk dengan hati-hati agar udara dapat
keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang ke dalam
dua buah cincin kuningan dimana sebelumnya telah diolesi dengan gliserin dan talk
supaya tidak menempel, kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30
menit dan didiamkan pada ruang AC bersuhu 25º C selama 60 menit.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 47
1.7.4 Prosedur Percobaan
a. Contoh dipanaskan secara perlahan-lahan sambil diaduk terus hingga cair
merata.
b. Dua buah cincin disiapkan, kedua cincin diletakkan di atas plat kuningan
yang telah diberi lapisan campuran gliserin dan talc.
c. Contoh dituang ke dalam kedua buah cincin, suhu pemanasan tidak
melebihi 56 C di atas titik lembeknya. Waktu pemanasan tidak melebihi
30 menit dan pemanasan aspal tidak melebihi 2 jam.
d. Setelah dingin, permukaan contoh dalam cincin diratakan dengan pisau
yang telah dipanaskan.
e. Kedua benda uji dipasang dan diatur di atas kedudukannya, pengarah bola
diletakkan di atasnya, kemudian seluruh peralatan tersebut dimasukkan ke
dalam bejana gelas.
f. Bejana diisi dengan air suling baru dengan suhu 5 C sehingga tinggi
permukaan air berkisar antara 101,6 mm - 108 mm. Termometer
diletakkan di antara kedua benda uji (12,7 mm dari tiap cincin).
g. Jarak antara permukaan plat dasar dengan dasar benda uji diperiksa dan
diatur sekitar 25,4 mm.
h. Bola baja diletakkan di atas dan di tengah permukaan masing-masing
benda uji dengan menggunakan penjepit, pengarah bola dipasang
kembali.
i. Bejana dipanaskan sehingga kenaikan suhu 5 C per menit. Untuk 3 menit
pertama perbedaan kecepatan pemanasan tidak boleh melebihi 0,5 C.
j. Suhu dicatat pada saat setiap bola menyentuh plat dasar. Untuk percobaan
duplo hasil pengamatan dicatat saat bola menyentuh plat dasar dan
bulatkan sampai 0,5 C terdekat.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 48
1.7.5 Cara Kerja Sebenarnya
a. Aspal dipanaskan. Selama pemanasan, aspal diaduk dengan hati-hati agar
udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah cair, aspal tersebut
dituang ke dalam 2 buah cincin kuningan yang telah dialasi dengan tutup
tin box (sebelumnya telah dilapisi gliserin dan talc di dasar alas),
kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit.
b. Aspal dimasukkan ke dalam ruang AC selama ± 60 menit dengan suhu
25º C.
c. Cincin kuningan dipasang di atas dudukan dengan pengarah bola baja di
atasnya. Kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dengan
suhu 5° C, tunggu sampai mencair.
d. Termometer diletakkan di tengah, bola baja diletakkan ditengah-tengah
permukaan benda uji dan pengarah bola baja dipasang.
e. Bejana dipasang di atas Bunsen dan pemanasannya diatur dengan
kenaikan suhu 5° C per menit.
f. Waktu yang dibutuhkan dan suhunya (5° C) dicatat pada saat aspal mulai
lembek karena beban bola baja, hingga aspal menyentuh dasar pelat.
g. Titik lembek sama dengan suhu pada saat aspal menyentuh dasar pelat.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 49
1.7.6 Hasil Percobaan
No.Pengamatan Waktu
(detik)° C ° F1. 5 41 02. 10 50 48''3. 15 59 01' 42'' 284. 20 68 02' 47'' 565. 25 77 04' 01' 52'6. 30 89,6 05' 35'' 997. 35 95 07' 25'' 838. 40 104 09' 02'' 309. 45 113 10' 19'' 24
Hasil Pemeriksaan Waktu (detik) Titik Lembek (° C)
Pemeriksaan I 10' 19'' 24 45
Pemeriksaan II 10' 28'' 98 45,5
Rata-rata 45,25° C
1.7.7 Kesimpulan
Dari pemeriksaan titik lembek aspal PEN. 60 diperoleh rata–rata temperatur
titik lembek sebesar 45,25° C maka hasil pengujian ini tidak memenuhi syarat titik
lembek PEN.60 yaitu 48° C maksimal 58° C
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 50
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 51
GAMBAR ALAT PERCOBAAN TITIK LEMBEK
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 52
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 53
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 54
1.8 Pemeriksaan Berat Jenis Aspal
1.8.1 Maksud Percobaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan berat jenis aspal
keras dengan piknometer (AASHTO T-226-28 & ASTM D-70-72).
Berat jenis aspal adalah perbandingan antara berat aspal dan berat air suling
dengan isi yang sama dengan suhu tertentu.
1.8.2 Peralatan
a. Piknometer.
b. Gelas beaker
c. Kompor listrik
d. Panci dan tutup
e. Pengaduk bambu
f. Timbangan ketelitian 0,01 gram
g. Tin box
h. Gliserin
i. Akuades
1.8.3 Benda uji
Benda uji berupa aspal yang dimasukkan ke dalam panci dan dipanaskan
hingga cair dan dapat dituang. Selama pemanasan aspal diaduk dengan hati-hati agar
udara dapat keluar dari dalam aspal tersebut. Setelah mencair, aspal tersebut dituang
ke dalam tin box kemudian didinginkan pada suhu ruang 27º C selama 30 menit
dan didiamkan pada ruang AC bersuhu 25º C selama 60 menit. Untuk percobaan,
diambil sebanyak 1 gram aspal tresebut secara perlahan, dengan cara membentuknya
menjadi butiran–butiran kecil kemudian masukkan dalam piknometer.
1.8.4 Prosedur Percobaan
a. Contoh aspal keras sebanyak 50 gram dipanaskan sampai cair dan diaduk.
Pemanasan tidak boleh lebih dari 30 menit pada suhu 56 C di atas titik
lembek.
b. Bejana diisi dengan air suling sehingga diperkirakan bagian atas
piknometer yang tidak terendam setinggi 40 mm.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 55
c. Kemudian bejana tersebut dijepit dan direndam dalam bak perendam
hingga terendam 100 mm suhu bak perendam 25 C (di ruang AC).
d. Piknometer dibersihkan, dikeringkan dan ditimbang dengan ketelitian
0,01 gram (A).
e. Bejana diangkat dari bak perendam dan piknometer diisi dengan air
suling kemudian ditutup tanpa ditekan.
f. Piknometer diletakkan dalam bejana, penutup ditekan hingga rapat,
bejana berisi piknometer dikembalikan ke dalam bak perendam dan
didiamkan selama 30 menit, kemudian piknometer tersebut diangkat dan
dikeringkan dengan lap lalu ditimbang dengan ketelitian 0,01 gram (B).
g. Benda uji dituangkan ke dalam piknometer yang telah kering hingga terisi
¾-nya.
h. Biarkan piknometer + benda uji sampai dingin selama 40 menit,
kemudian ditimbang dengan ketelitian 0,01 gram (C).
i. Piknometer yang berisi benda uji diisi dengan air suling dan ditutup tanpa
ditekan. Didiamkan agar gelembung udaranya keluar.
j. Bejana diangkat dari bak perendam, piknometer diletakkan di dalamnya
dan kemudian penutup ditekan hingga rapat.
k. Bejana dimasukkan dan didiamkan dalam bak perendam selama 30 menit.
Piknometer diangkat, dikeringkan, dan timbang (D).
l. Berat jenis dihitung dengan rumus:
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 56
1.8.5 Cara Kerja Sebenarnya
a. Piknometer dan penutupnya ditimbang dalam keadaan kosong.
b. Piknometer diisi dengan akuades sampai penuh dan ditutup kembali,
kemudian ditimbang beratnya.
c. Piknometer dikosongkan dan dikeringkan, kemudian aspal dimasukkan
sebanyak 1 gram dengan cara dibentuk menjadi butiran-butiran kecil.
Setelah itu, dimasukkan ke dalam piknometer, selanjutnya piknometer
ditutup, ditimbang beratnya.
d. Piknometer tersebut diisi dengan akuades sampai penuh dan ditutup
kembali, kemudian ditimbang.
e. Berat jenis aspal dihitung.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 57
1.8.6 Hasil Percobaan
A. Nomor Piknometer I ( gram )B. Berat Piknometer 32,88C. Berat Piknometer+air penuh 82D. Berat air (C - B) 49,12E. Berat Piknometer+Aspal 33,88F. Berat Aspal (E – B) 1G. Berat Piknometer+Aspal+air 82,09H. Isi Air (G – E) 48,21I. Isi Contoh (D – H) 0,91
J. Berat Jenis = 1,0989
1.8.7 Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan berat jenis aspal keras diperoleh berat jenis aspal
keras sebesar 1,0989 gr/cm³ sedangkan syarat berat jenis aspal PEN. 60 pada suhu
min 25° minimal sebesar 1, maka aspal tersebut memenuhi syarat dan dapat
digunakan untuk perkerasan jalan.
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 58
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 59
GAMBAR ALAT PERCOBAAN BERAT JENIS ASPAL
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY
Praktikum Bahan Perkerasan Jalan 60
Laboratorium Transportasi F.T. UAJY