Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    1/31

    MATA KULIAH INSTRUMENTASI DAN OBSERVASI LAPANGAN

    LAPORAN PRAKTIKUM

    PENGUKURAN CEMARAN LOGAM BERAT

    DALAM MAKANAN

    Disusun oleh:Kelompok 10

    Fina Violita C 101211131195 Nurindah Nanda S. 101211133012

    Muhammad Sudrajad 101211133048

    Shofiyatur Rohmah 101211133066

    Minat Kesehatan Lingkungan

    FAKULTAS KESEHATAN MASYRAKAT

    UNIVERSITAS AIRLANGGA

    SURABAYA

    2015

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    2/31

    i

    Daftar Isi

    Daftar Isi i

    Daftar Gambar iiDaftar Tabel iii

    BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang 11.2 Rumusan Masalah 2

    1.3 Tujuan 3

    1.3.1  Tujuan umum 3

    1.3.2  Tujuan khusus 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Merkuri 4

    2.2 Timbal 62.3 Arsen 7

    2.4 Sianida 10

    BAB III METODE PENELITIAN3.1 Lokasi dan Waktu Praktikum 11

    3.1.1 Lokasi 11

    3.1.2 Waktu 11

    3.2 Alat dan Bahan 123.2.1 Alat dan bahan uji kandungan merkuri 12

    3.2.2 Alat dan bahan uji kandungan timbal 12

    3.2.3 Alat dan bahan uji kandungan arsen 12

    3.2.4 Alat dan bahan uji kandungan sianida 123.3 Persiapan Sampel Padatan 13

    3.3.1 Persiapan sampel padatan uji kandungan merkuri 14

    3.3.2 

    Persiapan sampel padatan uji kandungan timbal 143.3.3 Persiapan sampel padatan uji kandungan arsen 15

    3.3.4 Persiapan sampel padatan uji kandungan sianida 15

    3.4 Langkah Pengujian 15

    3.5 Tabel Pengamatan 19

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Praktikum 21

    4.2 Pembahasan 234.2.1

     

    Merkuri 23

    4.2.2 Timbal 23

    4.2.3 Arsen 24

    4.2.4 

    Sianida 25BAB V KESIMPULAN 26

    Daftar Pustaka 27

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    3/31

    ii

    Daftar Gambar

    Gambar 3.1 Mercury Food Test 12 

    Gambar 3.2 Arsen Food Test Kit 12 

    Gambar 3.3 Cianida Food Test Kit   12 Gambar 3.4 Penimbangan sampel 13

    Gambar 3.5 Pembuatan ekstrak sampel 13

    Gambar 3.6 Air Raksa untuk uji rekayasa 13Gambar 3.7 Penimbangan sampel 14

    Gambar 3.8 Pembuatan ekstrak sampel 14

    Gambar 3.9 Cat tembok untuk uji rekayasa 14

    Gambar 3.10 pH indicators 14Gambar 3.11 Reagen Pb-1 14

    Gambar 3.12 Penimbangan rebung 15

    Gambar 3.13 Pembuatan ekstrak sampel 15Gambar 3.14 Pengambilan 5 ml Sampel ke dalam tabung reaksi 16

    Gambar 3.15 Penambahan reagen mercury-1 ke dalam sampel 16

    Gambar 3.16 Penambahan reagen mercury-2 ke dalam sampel 16

    Gambar 3.17 Hasil akhir dari pengujian kandungan merkuri dalam makanan 16Gambar 3.18 Penyiapan ekstrak sampel 17

    Gambar 3.19 Test pH awal sampel 17

    Gambar 3.20 Pemberian reagen Pb-1 17Gambar 3.21 Hasil tes pada sampel 17

    Gambar 3.22 Hasil uji rekayasa 17

    Gambar 4.1 hasil uji arsen 22

    Gambar 4.2 hasil uji arsen rekayasa 22Gambar 4.3 hasil uji sianida 22

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    4/31

    iii

    Daftar Tabel

    Tabel 2.1 batas maksimum cemaran merkuri dalam makanan  4 

    Tabel 2.2 batas maksimum cemaran timbal dalam makanan 6Tabel 2.3 batas maksimum cemaran arsen dalam makanan 8

    Tabel 2.4 kandungan asam sianida rebung dari beberapa varietas bambu 10Tabel 2.5 kandungan asam sianida rebung setelah dimasak 10Tabel 3.1 langkah pengujian merkuri 15

    Tabel 3.2 langkah pengujian timbal 17

    Tabel 3.3 langkah pengujian sianida 18

    Tabel 3.4 contoh tabel pengamatan untuk uji kandunganmerkuri dan uji rekayasanya 19

    Tabel 3.5 contoh tabel pengamatan untuk uji kandungan

    timbal dan uji rekayasanya 19Tabel 3.6 contoh tabel pengamatan untuk uji kandungan

    arsen dan uji rekayasanya 20

    Tabel 3.7 contoh tabel pengamatan untuk uji kandungansianida dan uji rekayasanya 20

    Tabel 4.1 hasil uji kandungan merkuri menggunakan food test kit   21 

    Tabel 4.2 hasil uji kandungan timbal dan uji rekayasanya 21

    Tabel 4.3 hasil uji kandungan arsen dan uji rekayasanya 22

    Tabel 4.4 hasil uji kandungan sianida dan uji rekayasanya 22

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    5/31

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Makanan adalah bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan

    oleh makhluk hidup untuk memberikan tenaga dana nutrisi. Setiap makhluk

    hidup membutuhkan makanan.Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit dalam

    mengerjakan aktifitas sehari - harinya. Makanan dapat membantu kita dalam

    mendapatkan energi, membantu pertumbuhan badan dan otak.

    Pada umumnya logam berat banyak digunakan dalam kegiatan perindustrian

    seperti pabrik tekstil, cat, farmasi, kimia, pestisida, deterjen percetakan dll.

    Timbal merupakan logam berat yang paling banyak ditemukan di alam, baik

     pada proses alami seperti kerusakan karena hujan dan angin, proses penuaan dan

    gunung berapi (Budiharjo,1990).

    Pada perairan tawar bentuk Pb paling umum dijumpai adalah timbal karbonat

    dan kompleks timbal organik dan bentuk ion logam bebas jumlahnya sedikit.

    Penurunan pH air menyebabkan daya racun logam berat semakin besar,

    kesadahan tinggi dapat mengurangi toksisitas logam berat karena akan

    membentuk senyawa kompleks yang mengendap pada dasar perairan (Bryan,

    1976).

    Pencemaran yang ditimbulkan akibat dampak dari logam berat ini juga

     berimbas pada makanan, tidak sedikit makanan atau bahan pangan yang tercemar

    logam berat. Misalnya ikan di laut yang mengandung Pb, dan merkuri, hal ini

     bisa terjadi karena perairan tempat ikan itu hidup merupakan tempat buangan

    limbah dari industri yang menghasilkan limbah Pb dan merkuri. Ketika ikan yang

    tercemar ini dikonsumsi oleh manusia, maka akan memberikan dampak yang

     buruk bagi kesehatanya.

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    6/31

    2

    Logam yang terlarut di dalam air sangat berbahaya bagi kehidupan organisme

    didalamnya. Hal ini disebabkan karena logam berat bersifat bioakumulatif yaitu

    logam berat terkumpul dan meningkat kadarnya dalam jaringan tubuh organisme

    hidup walaupun kadar logam berat perairan rendah tetapi dapat diabsorbsi oleh

    tubuh organisme perairan (Loedin,1985)

    Menghindari hal tersebut perlu dilakukan pengawasan pada makanan yang

    dijual di masyarakat. Pemerintah melalui Badan Pengawasan Obat dan Makanan

    telah melakukan pengawasan terhadap keamanan dan kelayakan makanan yang

    dijual kepada masyarakat, misalnya dengan melakukan inspeksi atau investigasi

    kepada penjual makanan yang dicurigai melakukan praktik tidak benar pada

     pengolahan makanannya. Sebagai langkah preventif, kelompok kami melakukan

     beberapa uji untuk melihat kandungan logam berat pada beberapa sampel

    makanan.

    1.2 Rumusan Masalah 

    1.  Bagaimana prosedur uji logam berat (timbal, merkuri, arsen, dan sianida) pada

    sampel makanan yang diduga mengandung logam berat (timbal, merkuri,

    arsen, dan sianida) menggunakan uji kualitatif dengan metode food test kit ?

    2.  Bagaimana praktik uji logam berat (timbal, merkuri, arsen, dan sianida) pada

    sampel makanan yang diduga mengandung logam berat (timbal, merkuri,

    arsen, dan sianida) menggunakan uji kualitatif dengan metode food test kit  ?

    3.  Bagaimana interpretasi hasil uji logam berat (timbal, merkuri, arsen, dan

    sianida) pada sampel makanan yang diduga mengandung logam berat (timbal,

    merkuri, arsen, dan sianida) menggunakan uji kualitatif dengan metode food

    test kit ?

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    7/31

    3

    1.3 Tujuan 

    1.3.1  Tujuan umum

    Mempraktekkan uji logam berat (timbal, merkuri, arsen, dan sianida)

     pada sampel makanan yang diduga mengandung logam berat (timbal,

    merkuri, arsen, dan sianida) menggunakan uji kualitatif dengan metode

     food test kit  

    1.3.2  Tujuan khusus 

    1.  Mengetahui prosedur uji logam berat (timbal, merkuri, arsen, dan

    sianida) pada sampel makanan yang diduga mengandung logam berat

    (timbal, merkuri, arsen, dan sianida) menggunakan uji kualitatif

    dengan metode food test kit  

    2.  Mempraktikkan uji logam berat (timbal, merkuri, arsen, dan sianida)

     pada sampel makanan yang diduga mengandung logam berat (timbal,

    merkuri, arsen, dan sianida) menggunakan uji kualitatif dengan metode

     food test kit  

    3.  Menginterpretasikan hasil uji logam berat (timbal, merkuri, arsen, dan

    sianida) pada sampel makanan yang diduga mengandung logam berat

    (timbal, merkuri, arsen, dan sianida) menggunakan uji kualitatif

    dengan metode food test kit

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    8/31

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Logam berat adalah elemen kimiawi metalik dan metaloida, memiliki bobot atom dan

     bobot jenis yang tinggi dan bersifat racun bagi mahluk hidup (BSN, 2009). Dalam bab

     berikut jenis logam berat yang akan dibahas adalah merkuri, timbal, arsen dan sianida.

    2.1 Merkuri

    Merkuri merupakan logam cair berwarna putih keperakan, mengkilat dan tidak

     berbau. Merkuri merupakan salah satu logam berat yang berbahaya dan dapat terjadi

    secara alamiah di lingkungan, sebagai hasil dari perombakan mineral di alam melalui

     proses cuaca/iklim, dari angin dan air. Senyawa merkuri dapat ditemukan di udara, tanah,

    dan air dekat tempat kotor dan berbahaya. Merkuri biasanya ditemukan pada ikan laut

    atau kerang secara alamiah ±0,1 mg/kg. Dapat masuk ke manusia melalui uap ataupun

    melalui konsumsi makanan yang tercemar merkuri.

    Merkuri masuk melalui jalur inhalasi, ingesti dan kulit. Saat manusia menghirup

    uap merkuri, 80 % merkuri akan langsung masuk ke dalam darah dari paru-paru dan

    dengan cepat menyebar ke organ tubuh lainnya termasuk otak dan ginjal, dapat

    menyebabkan beberapa gejala seperti mudah marah, tremor atau gemetar, kesulitasn daya

    ingat dan lain-lain. Merkuri yang masuk melalui jalur ingesti maka organ ginjal dan

    empedu yang akan diserang. Apabila kontak dengan kulit dapat menyebabkan alergi dan

    reaksi yang ditimbulkan tergantung daya tahan tubuh seseorang.

    Tabel 2.1 Batas maksimum cemaran merkuri dalam makanan

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    9/31

    5

    (sumber SNI 7387:2009)

    Bandeng

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    10/31

    6

    2.2 Timbal

    Timbal merupakan logam yang sangat beracun terutama pada anak-anak. Secara

    alami ditemukan pada tanah. Timbal tidak berbau dan tidak berasa. Timbal dapat bereaksi

    dengan senyawa lain membentuk senyawa organik seperti timbal oksida (PbO), timbal

    klorida (Pb Cl2) dll. Timbal dapat masuk kedalam tubuh melalui inhalasi dan ingesti.

    Konsumsi timbal dalam jumlah banyak secara langsung menyebabkan kerusakan jaringan

    mukosal, jaringan darah (hematopoietik) dan timbal juga dapat merusak syaraf.

    Tabel 2.2 Batas maksimum cemaran Timbal dalam makanan

    Banden

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    11/31

    7

    (sumber SNI 7387:2009)

    2.3 Arsen

    Arsen merupakan logam anorganik berwarna abu-abu, dengan kelarutan dalam air

    sangat rendah. Unsur ini berekasi dengan halogen, asam pengoksidasi pekat dan alkali

     panas. Persenyawaan arsen dengan oksigen, klorin dan sulfur disebut arsen anorganik,

    sedangkan persenyawaan arsen dengan carbon dan hidrogen disebut arsen organik.

    Senyawa arsen digunakan dalam insektisida dan sebagai bahan pendadahan dalam semi

    konduktor (Badan Standarisasi nasional, 2009).

    Arsen berbentuk serbuk atau pelet, berwarna abu-abu metalik, tidak berbau, berat

    molekul: 74,92 g/mol; titik didih: tidak tersedia; titik lebur: 817°C; titik sublimasi: 615ºC.

    Kerapatan= 5,7 g/cm3. Tidak larut dalam air. Rumus molekul: As. Nilai ambang batas

    untuk penelanan sejumlah 100-300 mg arsenik trivalent dapat berakibat fatal. Batas

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    12/31

    8

    terendah toksisitas pada manusia adalah 0,05 mg/kg, dimana dosis ini dihubungkan

    dengan kejadian distress saluran cerna pada individu. ACGIH: A1  –   diklasifikasikan

    sebagai karsinogen pada manusia. Efek yang ditimbulkan apabila terpapar ke dalam

    tubuh yaitu iritasi saluran pernafasan, berupa batuk, nyeri tenggorok, nafas dangkal,

    tubuh lemah, gejala lainnya serupa dengan efek klinis keracunan akut melalui penelanan.

    (BPOM RI, 2010).

    Tabel 2.3 Batas maksimum cemaran arsen dalam makanan

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    13/31

    9

    (sumber SNI 7387:2009)

    cumi

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    14/31

    10

    2.4 Sianida

    Merupakan senyawa dari carbon dan nitrogen (C≡N). Sianida terdapat dalam

     bentuk gas, liquid dan solid, dalam kondisi kering sianida bersifat stabil, namun akan

     berubah jadi toksik bila larut dalam air. setiap senyawa tersebut dapat melepaskan anion

    CN- yang sangat beracun dan terkadang memilki bau khas seperti “bitter almond ”.

    FSANZ (2005) dalam Putra (2009) menyatakan dosis lethal asam sianida pada

    manusia dilaporkan 0.5 -3.5 mg/kg berat badan. Gejala keracunan akut asam sianida pada

    manusia meliputi: nafas tersengal, penurunan tekanan darah, denyut nadi cepat, sakit

    kepala, sakit perut, mual, diare, pusing, kekacauan mental dan kejang. 

    Rebung bambu telah lama dikenal oleh masyarakat kita sebagai bahan makanan

    khususnya untuk masakan tradisional. Kelemahan dari rebung sebagai bahan makanan

    adalah kandungan asam sianidanya. Wogan,dkk (1985) dalam Putra (2009) melaporkan,

    rebung bambu mengandung asam sianida sekitar 245 mg/100 g dan bervariasi tergantung

     pada jenis bambunya. 

    Tabel 2.4 Kandungan asam sianida rebung dari beberapa varietas bambu

    (Sumber: Putra (2009))

    Menurut putra (2009:40-42) melaporkan bahwa rebung bambu mentah varietas

    ampel mengandung asam sianida 35.76 mg/100g. Kandungan ini lebih tinggi

    dibandingkan rebung bambu varietas buluh (20.25 mg/100g), tali (21.52 mg/100g) dan

    tabah (22.70 mg/100g). Namun setelah mengalami proses perebusan kandungan

    asam sianida rebung mengalami penurunan.

    Tabel 2.5 kandungan asam sianida rebung setelah dimasak

    (Sumber: Putra (2009))

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    15/31

    11

    BAB III 

    METODE PRAKTIKUM

    3.1 Lokasi dan Waktu Praktikum

    3.1.1 Lokasi

    1.  Lokasi pengambilan sampel

    Dalam praktikum uji kandungan merkuri dan timbal, pengambilan sampel ikan

     bandeng diambil di Pasar Kebomas Gresik, sama halnya dengan sampel ikan

     bandeng yang digunakan untuk uji rekayasa kandungan merkuri dan timbal juga

    diambil di Pasar Kebomas Gresik. Koordinat titik untuk Pasar Kebomas Gresik

    adalah S= -7.164504 E= 112.638164.

    Uji kandungan arsen dan rekayasa arsen menggunakan sampel cumi yang

    dibeli di pasar Bulak Banteng, Surabaya. Koordinat titik untuk pasar Bulak

    Banteng adalah 7012’44.5’’S 112

    045’55.0’E. 

    Uji kandungan sianida dan rekayasa sianida menggunakan sampel rebung

     bambu yang dibeli di pedagang pinggir jalan dekat Taman Remaja Surabaya.

    Koordinat titik untuk untuk lokasi pendapatan sampel ialah 7015’13.8’’ S

    112044’59.7’’ E. 

    2.  Lokasi praktikum

    Untuk praktikum uji kandungan merkuri dan timbal dilakukan dengan

    menggunakan food test kit yang dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan

    Lingkungan lantai 3 FKM UNAIR.

    3.1.2 Waktu

    Pelaksanaan pengambilan sampel untuk uji kandungan merkuri, timbal, arsen dan

    sianida dilakukan pada tanggal 10 Mei 2015, sedangkan untuk sampel uji rekayasa

    merkuri, timbal, arsen dan sianida dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2015.

    Pelaksanaan praktikum uji kandungan merkuri dan timbal dilakukan pada tanggal 11

    Mei 2015, dan untuk uji rekayasa kandungan merkuri dan timbal dilaksanakan pada

    tanggal 18 Mei 2015.

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    16/31

    12

    3.2 Alat dan Bahan

    3.2.1  Alat dan bahan uji kandungan merkuri dan uji rekayasanya :

    1.  Rapid test kit untuk Mercury

    2.  Lumpang alu

    3.  Tabung reaksi

    4.  Sampel ikan bandeng

    5.  Air raksa untuk rekayasa merkuri

    6.  Aquades

    3.2.2 Alat dan bahan uji kandungan timbal dan uji rekayasanya :

    1.  Rapid test kit untuk Lead/ Pb

    2. 

    Lumpang alu

    3.  Sampel ikan bandeng

    4.  Cat kayu warna putih “Avian” untuk rekayasa timbal

    5.  Aquades

    3.2.3  Alat dan bahan uji kandungan arsen dan uji rekayasanya :

    1.  Rapid test kit untuk Arsen

    2.  Lumpang alu

    3.  Gelas kimia

    4.  Srynge

    5.  Sampel cumi

    6.  Racun tikus untuk rekayasa arsen

    7.  Aquades

    3.2.4 Alat dan bahan uji kandungan sianida dan uji rekayasanya :

    1.  Rapid test kit untuk sianida

    2.  Lumpang alu

    3. 

    Pipet

    4.  Sampel rebung bambu

    5.  Potasium sianida untuk rekayasa

    6.  Aquades

    Gambar 3.1 Mercury Food Test

    (Sumber: dokumen pribadi)

    Gambar 3.3 Cianida Food Test Kit(Sumber: dokumen pribadi)

    Gambar 3.2 Arsen Food Test Kit(Sumber: dokumen pribadi)

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    17/31

    13

    3.3 Persiapan Sampel Padatan

    3.3.1 

    Persiapan sampel padatan uji kandungan merkuri1.  Ambil sampel sesuai dengan teknik pengambilan sampel

    2.  Iris sampel menjadi potongan kecil

    3.  Ambil potongan sampel sampai kira-kira 5 gram, lalu masukkan ke dalam gelas/

    wadah

    4.  Tambahkan air secukupnya

    5.  Sampel yang telah diberi air kemudian diaduk-aduk dan akan dihasilkan ekstrak

    sampel

    Jangan lupa untuk menambahkan bahan yang mengandung merkuri untuk melakukan

    uji rekayasa kandungan merkuri pada makanan

    3.3.2  Persiapan sampel padatan uji kandungan timbal

    1.  Ambil sampel sesuai dengan teknik pengambilan sampel

    2.  Iris sampel menjadi potongan kecil

    3.  Ambil potongan sampel sampai kira-kira 5 gram, lalu masukkan ke dalam gelas/

    wadah

    4.  Tambahkan air secukupnya

    5.  Sampel yang telah diberi air kemudian diaduk-aduk dan akan dihasilkan ekstrak

    sampel

    Gambar 3.4 Penimbangan

    Sampel

    (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

    Gambar 3.5 Pembuatan

    Ekstrak Sampel

    Sumber: Dokumentasi

    Gambar 3.6 Air Raksa untuk

    Uji Rekayasa

    Sumber: Dokumentasi

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    18/31

    14

    Jangan lupa untuk menambahkan bahan yang mengandung timbal untuk melakukan

    uji rekayasa kandungan timbal pada makanan

    3.3.3  Persiapan sampel padatan uji kandungan arsen

    1.  Ambil cumi sesuai dengan teknik pengambilan sampel

    2.  Iris cumi menjadi potongan kecil

    3.  Ambil potongan sampel sampai kira-kira 5 gram, lalu masukkan ke dalam gelas/

    wadah

    4.  Tambahkan air secukupnya

    Gambar 3.7 Penimbangansampel

    (Sumber: dokumentasi pribadi)

    Gambar 3.8Pembuatan ekstrak

    sampel

    (Sumber: dokumentasi pribadi)

    Gambar 3.10 pH indicators(sumber: dokumentasi pribadi)

    Gambar 3.11 Reagen Pb-1

    (sumber: dokumentasi pribadi)

    Gambar 3.9 Cat tembok untukuji rekayasa

    (sumber: dokumentasi pribadi)

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    19/31

    15

    5.  Sampel yang telah diberi air kemudian dihaluskan dan akan dihasilkan ekstrak

    sampel

    3.3.4  Persiapan sampel padatan untuk uji kandungan arsen dan uji rekayasanya

    1.  Ambil rebung bambu sesuai dengan teknik pengambilan sampel

    2.  Iris rebung bambu menjadi potongan kecil

    3.  Timbang potongan sampel sampai kira-kira 5 gram, lalu masukkan ke dalam

    gelas/ wadah

    4.  Tambahkan air secukupnya

    5.  Sampel yang telah diberi air kemudian dihaluskan dan akan dihasilkan ekstrak

    sampel

    3.4 Langkah Pengujian :1. Langkah pengujian untuk uji kandungan merkuri dan uji rekayasanya

    Tabel 3.1 langkah pengujian merkuri

    Bilas tabung reaksi dengan larutan sampel beberapa kali

    Sample

    Pretreated sample (liquid) 5 ml Isi tabung reaksi sampai batas

    5 ml

    Reagent Mercury-1 @5 tetes Tambah dan campur

    Reagent Mercury-2 @10 tetes Tambah dan campur

    Baca hasil sebagai uji kualitatis, jika warna larutan menjadi warna gelap atau hitam kelabu, dan

    diikuti terbentuknya endapan, maka sampel positif mengandung merkuri dan jika warna larutan

    tidak berubah, maka sampel negatif.

    Gambar 3.12 Penimbangan

    rebung

    (sumber: dokumentasi pribadi)

    Gambar 3.13 Pembuatan ekstrak

    sampel(sumber: dokumentasi pribadi)

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    20/31

    16

    Gambar 3.14 Pengambilan 5 mlSampel ke dalam tabung reaksi(Sumber: dokumentasi pribadi)

    Gambar 3.15 Penambahanreagen mercury-1 ke dalam

    sampel

    (Sumber: dokumentasi pribadi)

    Gambar 3.16 Penambahanreagen mercury-2 ke dalam

    sampel

    Sumber: dokumentasi ribadi

    Gambar 3.17 Hasil akhir dari

     pengujian kandungan merkuri dalam

    makanan

    (Sumber: dokumentasi pribadi)

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    21/31

    17

    2. Langkah pengujian untuk uji kandungan timbal dan uji rekayasanya

    Tabel 3.2 langkah pengujian timbal

    Bilas tabung reaksi beberapa kali dengan contoh uji

    Pretreated sample (15o

    C –  35

    oC)

    5 ml Isi tabung reaksi sampai batas5 ml

    Cek dengan menggunakan pH indikator strips, jika pH berada dalam range 2-5 langsung lakukan

    test tanpa menambahkan larutan Pb-1 pada contoh. Tetapi kalau pH diluar 2-5 maka lakukan hal

    sebagai berikut.

    Reagent Pb-1 3 tetes Tambahkan dan goyangkan

    Check pH dengan universal indicators strips. Jika pH diluar range 2-5, pH dari sampel tersebut

    harus disesuaikan dengan menambahkan larutan natrium hydroksida atau larutan asam nitrat.

    Celupkan zone reaksi pada test strip kedalam sampel selama 1 detik

    Keringkan larutan yang berlebih pada strip setelah 2 menit bandingkan warna tersebut dengan

    skala warna pada tabung. Tentukan warna yang paling mendekati dengan skala warna.

    Hasil yang diperoleh dilaporkan dalam satuan mg/l Pb2+

    Gambar 3.18 Penyiapan ekstrak

    sampel

    (Sumber: dokumentasi pribadi)

    Gambar 3.19 Test pH awal

    sampel

    (Sumber: dokumentasi pribadi)

    Gambar 3.20 Pemberian reagen

    Pb-1

    (Sumber: dokumentasi pribadi)

    Gambar 3.21 Hasil tes pada

    sampel

    (Sumber: dokumentasi pribadi)

    Gambar 3.22 Hasil uji rekayasa

    (Sumber: dokumentasi pribadi)

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    22/31

    18

    3.  Langkah pengujian untuk uji kandungan arsen dan uji rekayasanya

    a.  Ambil 5 ml sample dengan menggunakan syringe masukan kedalam tabung

    reaksi yang telah disediakan;

     b.  Tambahkan Reagent Arsenic-1 satu sendok yang tersedia dan putar tabung

    reaksi tersebut perlahan;

    c.  Tambahkan reagent arsenic-2 satu sendok yang tersedia;

    d.  Ambil 1 tes strip dan segera tutup kembali tube tersebut. Jangan menyentuh

    test paper zone;

    e.  Masukan stick penguji pada bagian zona penguji sepanjang 2 cm kedalam

    tabung dan jepit dengan tutup tabung;

    f.  Biarkan selama 20 menit dan putar tabung perlahan;

    g.  Setelah 20 menit celupkan tes strip dalam air selama 2 detik, kibaskan untuk

    menghilangkan cairan yang berlebihan dan bandingkan dengan skala warna

     pada tube.

    4.  Langkah pengujian untuk uji kandungan sianida dan uji rekayasanya

    Tabel 3.3 langkah pengujian sianida

    Sample B blank A

    Contoh sampel

    (larutan)

    5 ml 5ml Masukan kedalam tabung

    reaksi dengan

    menggunakan syringe

    Reagent CN-1 5 tetes CN-1 - Tambahkan, tutup tabung

    dan campurkan

    Reagent CN-2 1 sendok kecil

    CN-2

    - Tambahkan, tutup tabung,

    koscok kuat-kuat sampai

    terlarut sempurna

    Reagent CN-3 5 tetes CN-3 - Tambahkan, tutup tabung

    dan campurkan

    Biarkan selama 15 menit, nuka tutup dan letakkan pada posisi B di komparator

    Letakkan ke-2 tabung A dan B di komparator sliding sampai diperoleh warna

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    23/31

    19

    terdekat antara warna standar dan warna sampel

    Baca hasil dalam satuan mg/L CN yang dilihat di komparator. Setelah selesai

    analisa kedua gelas ukur, cuci lalu keringkan.

    3.5 Tabel Pengamatan

    Tabel 3.4 contoh tabel pengamatan untuk uji kandungan merkuri dan uji rekayasanya

     No Jenis Sampel Warna

    ekstrak

    sampel

    Warna

    ekstrak

    sampel

    setelah

    ditambah

    denganreagen

    mercury 1

    Warna

    ekstrak

    sampel

    setelah

    ditambah

    denganreagen

    mercury 2

    Keterangan

    1. Ikan bandeng

    2. Rekayasa ikan bandeng

    yang ditambah dengan

    mercury

    Tabel 3.5 contoh tabel pengamatan untuk uji kandungan timbal dan uji rekayasanya

     No Jenis Sampel  pH awal

    sampel

    dengan pH

    indicator

    strips

     pH sampel

    setelah di

    tetesi Reagent

    Pb-1

    Warna test

    strips setelah

    dimasukan ke

    sampel

    selama 1

    detik

    Keterangan

    1. Ikan bandeng

    2. Rekayasa ikan bandengyang ditambah dengan

    timbal (air raksa)

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    24/31

    20

    Tabel 3.6 contoh tabel pengamatan untuk uji kandungan arsen dan uji rekayasanya

     No Jenis Sampel Warna test strips setelah

    diberi perlakuan

    Keterangan

    1. cumi

    2. Rekayasa cumi + (racun

    tikus)

    Tabel 3.7 contoh tabel pengamatan untuk uji kandungan sianida dan uji rekayasanya

     No Jenis Sampel Perbandingan warna di

    komparator sliding

    Keterangan

    1. Rebung bambu

    2. Rekayasa rebung bambu

    + (KCN)

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    25/31

    21

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Praktikum

    Tabel 4.1 Hasil Uji Kandungan Merkuri Menggunakan Food test kit

     No Jenis Sampel Warna

    ekstrak

    sampel

    Warna

    ekstrak

    sampel

    setelah

    ditambah

    dengan

    reagen

    mercury 1

    Warna

    ekstrak

    sampel

    setelah

    ditambah

    dengan

    reagen

    mercury 2

    Keterangan

    1. Ikan bandeng Coklat

    kemerahan

    Tetap Tetap  Negatif

    mengandung

    mercury

    2. Rekayasa ikan bandeng

    yang ditambah dengan

    mercury

    Coklat

    kemerahan

    Tetap Merah bata Mengandung

    mercury

    Tabel 4.2 Hasil Uji Kandungan Timbal Dan Uji Rekayasanya

     No Jenis Sampel  pH awal

    sampel

    dengan pH

    indicator

    strips

     pH sampel

    setelah di

    tetesi Reagent

    Pb-1

    Warna test

    strips setelah

    dimasukan ke

    sampel

    selama 1

    detik

    Keterangan

    1. Ikan bandeng 6 5 Kuning muda Tidak

    mengandung

    logam timbal(Pb)

    2. Rekayasa ikan bandeng

    yang ditambah dengan

    timbal (cat tembok)

    6 5 Kuning

    kemerahan

    Mengandung

    logam timbal

    (Pb)

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    26/31

    22

    Tabel 4.3 Hasil Uji Kandungan Arsen Dan Uji Rekayasanya

     No Jenis Sampel Warna test strips setelah

    diberi perlakuan

    Keterangan

    1. cumi Putih (0 mg/L) Negatif mengandung arsen

    Gambar 4.1 hasil uji arsen

    (Sumber: dokumentasi pribadi)2. Rekayasa cumi + (racun

    tikus)

    Kuning (0,1 mg/L) Positif mengandung arsen

    Gambar 4.2 hasil uji arsen rekayasa

    (Sumber: dokumentasi pribadi)

    Tabel 4.4 Hasil Uji Kandungan Sianida Dan Uji Rekayasanya

     No Jenis Sampel Perbandingan warna di

    komparator sliding

    Keterangan

    1. Rebung bambu 0

    Warna sampel pada

    tabung B sama dengan

    warna sampel pada

    kontrol A

    Tidak mengandung sianida

    Gambar 4.3 hasil uji sianida

    (Sumber: dokumentasi pribadi)

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    27/31

    23

    2. Rekayasa rebung bambu

    + (KCN)

    Pada tabung B

    mengalami perubahan

    warna menjadi ke hijau-

    hijauan

    Positif sianida 0,01

    4.2 Pembahasan

    4.2.1  Merkuri

    Uji kandungan merkuri dilakukan dengan menggunakan  food test kit . Berdasarkan

    SNI Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan, kandungan maksimum

    merkuri pada ikan dan hasil olahanya adalah 0,5 mg/kg. Kandungan merkuri yang

     berlebih akan memberikan efek racun bagi tubuh. Merkuri yang masuk melalui

    saluran pencernaan dapat menyerang ginjal, hingga menyebabkan gagal ginjal dan

     juga gangguan pada sistem saraf pusat yang akan berakibat fatal pada pengkonsumsi

    (Alfian, 2006)

    Hasil uji menggunakan food test kit menunjukkan bahwa sampel makanan yang

    diuji tidak mengandung mercury (Hg). Hal tersebut dibuktikan dengan tidak

     berubahnya warna menjadi lebih gelap dan tidak terbentuknya endapan di dasar.

    Pada uji rekayasa kandungan mercury yakni sampel makanan ditambahkan dengan

    air raksa yang mengandung merkuri. Pada pengamatan perubahan warna, setelah

    ditetesi reagen mercury-1 tidak terjadi perubahan warna atau warna tetap coklat

    kemerahan setelah sampel dikocok. Setelah sampel ditetesi reagen mercury-2

    sebanyak 10 tetes, maka terlihat perubahan warna menjadi merah bata, hal ini

    menunjukkan terjadi perubahan warna pada sampel menjadi lebih gelap atau dengan

    kata lain positif mengandung mercury (Hg). Sementara itu juga terdapat sedikit

    endapan di dasar botol sampel. Pada umunya merkuri masuk ke dalam tubuh

    manusia melewati saluran pernafasan dan pencernaan. Pada inhalasi paling sering

    menyebabkan keracunan, sedangkan ketika merkuri tersebut masuk ke dalam tubuhmelalui organ pencernaan, maka akan menyebabkan gagal ginjal dan dapat

    mempengaruhi sistem sarat pusat.

    4.2.2  Timbal

    Pada uji kandungan timbal dilakukan dengan menggunakan food test kit.

    Berdasarkan SNI Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan, kandungan

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    28/31

    24

    maksimum timbal pada ikan dan hasil olahanya adalah 0,3 mg/kg. Kandungan timbal

    yang berlebih akan memberikan efek racun bagi tubuh manusia apabila dikonsumsi

    secara berlebih atau secara terus menerus. Timbal yang masuk ke dalam tubuh

    manusia melalui saluran pencernaan akan didistribusikan ke dalam berbagai jaringan

    tubuh oleh darah. Pengaruh negatif timbal dalam tubuh adalah menghambat sintesis

    heme, dan juga menggangu sistem saraf terutama pada pelepasan neuritransmitter

    seperti acetilkolin (Rice, D.C dan Gilbert. 1985).

    Hasil uji menggunakan food test kit menunjukkan bahwa pH awal sampel adalah

    6, kemudian harus ditambah dengan reagen Pb-1, setelah diaduk dan diukur pH nya

    kembali, ternyata menunjukkan pH 5, sehingga bisa dilakukan ke langkah

    selanjutnya yaitu melihat kandungan timbal pada makanan, setlah dilakukan

     pengujian ternyata sampel makanan yang diuji tidak mengandung timbal (Pb). Hal

    tersebut dibuktikan dengan warna test strips yang menunjukkan warna kuning muda.

    Pada uji rekayasa kandungan timbal yakni sampel makanan ditambahkan dengan cat

    tembok yang mengandung timbal, kondisi pH awal sampel yakni 6, sehingga harus

    ditambahkan reagen Pb-1, setelah ditambahkan kemudian diukur kembali pH nya

    dan menunjukan pH sampel menjadi 5. Saat test strips dicelupkan ke sampel

    kemudian dikeringkan, hal yang terjadi adalah terdapat warna kuning kemerahan

     pada test strips, hal ini menunjukkan terdapat kandungan timbal sebesar 20 mg/I

    Pb2+

    .

    4.2.3  Arsen

    Pada praktikum pengujian arsen pada sampel makanan yaitu cumi yang dibeli di

    sebuah pasar tradisional menghasilkan bahwa sampel tersebut tidak mengandung

    arsen. Hal ini ditunjukan pada hasil test strip yang warnanya tetap menjadi putih

    yaitu kadar arsen sebesar 0 mg/L. Sedangkan dalam uji rekayasa arsen pada sampel

    cumi yang diberi perlakuan yaitu pemberian racun tikus pada ekstrak sampel

    menghasilkan warna pada test strip berubah menjadi putih tulang dengan kadar arsen

    sebesar 0,1 mg/L. Berdasarkan SNI 7387:2009 tentang Batas Maksimum Cemaran

    Logam Berat dalam Pangan menyatakan bahwa kadar maksimum arsen dalam Ikan

    dan produk perikanan termasuk moluska, krustase dan ekinodermata serta amfibi dan

    reptil sebesar 1mg/kg (mg/kg = mg/L). Apabila dibandingkan dengan peraturan

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    29/31

    25

    tersebut, maka kandungan arsen dalam uji rekayasa arsen pada sampel cumi tidak

    melebihi kadar maksimum yang telah ditetapkan, sehingga tergolong aman.

    Meskipun kuantitas arsen pada kerang tersebut sedikit, apabila dikonsumsi secara

    terus-menerus akan mengakibatkan racun berakumulasi didalam tubuh dan akan

    mengakibatkan dampak kesehatan bagi konsumennya.

    4.2.4  Sianida

    Uji kandungan sianida dilakukan dengan menggunakan sampel rebung bambu yang

    telah dimasak dan dijadikan isi lumpia. Pada pengujian sianida warna sampel pada

    tabung B sama dengan warna sampel pada kontrol A hal ini berarti tidak ada

    kandungan sianida dalam sampel makanan olahan rebung bambu. Rebung bambu

    yang telah mengalami proses pengolahan mulai dari pencucian, perebusan hingga

     penggorengan kembali dapat menguapkan kandungan sianida alami pada rebung

     bambu. Uji rekayasa sianida menggunakan sampel rebung bambu mentah yang di

     beri kandungan sianida dari potas ikan yang berbahan potasium sianida. Hasil uji

    rekayasa menunjukkan sampel positif sianida sebesar 0,01 mg/dl. Rebung bambu

    tanpa mengalami proses pengolahan memiliki kandungan sianida alami lebih besar

    daripada rebung bambu yang telah diolah, upaya pencucian dan perendaman rebung

     bambu terbukti efektif untuk menurunkan kadar sianida alami pada rebung bambu.

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    30/31

    26

    BAB V

    KESIMPULAN

    Pengukuran paramater cemaran logam pada makanan sangat berguna untuk mengetahui

    kandungan sianida, Pb, merkuri, dan arsen dengan menggunakan  food test kit . Berdasarkan

    uji kandungan logam berat merkuri dan timbal pada sampel makanan berupa ikan bandeng

    yang didapatkan dari Pasar Kebomas Gresik, menunjukkan bahwa sampel makanan tidak

    mengandung merkuri dan timbal. Untuk uji kandungan merkuri sampel ikan bandeng tidak

    menunjukkan perubahan warna sampel menjadi lebih gelap ataupun terdapat endapan,

    sementara itu untuk uji kandungan timbal, test strips yang dapat menunjukkan warna

    indikator kandungan timbal menunjukkan perubahan warna dari putih menjadi kuning muda,

    yang berarti tidak terdapat kandungan timbal pada sampel makanan. Sehingga dapat ditarik

    kesimpulan bahwa sampel ikan bandeng yang didapatkan di Pasar Kebomas Gresik aman dan

    tidak mengandung logam berat merkuri dan timbal. Uji kandungan arsen pada sampel

    makanan cumi yang dibeli di pasar tradisional Bulak Banteng Surabaya tidak mengandung

    arsen. Uji kandungan sianida pada sampel rebung bambu juga terbukti negatif sianida. Pada

     praktikum tanggal 18 mei 2015 dilakukan uji rekayasa makanan dengan memasukkan

    cemaran logam berat ke dalam sampel makanan untuk mendapatkan hasil positif kandungan

    logam berat.

  • 8/19/2019 Laporan Praktikum Uji Makanan Logam Berat

    31/31

    Daftar Pustaka

    Alfian, Zul. 2006. Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaanya Bagi Kesehatan Manusia

    dan Lingkungan. Sumatra Utara.

    Badan Standardisasi Nasional. 2009. Standar Nasional Indonesia (SNI) Batas MaksimumCemaran Logam Berat dalam Pangan nomor 7387:2009. Jakarta

    Budiharjo E. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Prokasih di Wilayah DKI Jakarta. Widyapura, 3. 8,

    1990

    BPOM RI. (2010). Arsenik. Jakarta. Sentra Informasi Keracunan Nasional Pusat Informasi Obatdan Makanan Badan POM RI

    Bryan GW. Heavy Metal In The Sea dalam : Marine Polution. Johnson (ED) Academic Press.

    London, 1976. h: 185.

    Loedin.L. Pencemaran Logam Berat di Perairan Teluk Jakarta dan Upaya penanggulangannya,Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Jakarta, 1985.

    Putra, I Nengah K.2009. Efektifitas Berbagai Cara Pemasakan Terhadap Penurunan Kandungan

    Asam Sianida Berbagai Jenis Rebung Bambu.Jurnal Agrotekno vol 15, nomor 2: 40-42Rice, D.C. & Gilbert. 1985. Low lead exposure from birth produces behavioural toxicity (DRL)

    in monkeys. Toxicol. Applied Pharmacol.