26
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SENIN, 4 MARET 2013 LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI” Page 1

Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dini

Citation preview

Page 1: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 1

 

 

Page 2: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 2 

KATA PENGANTAR

Puja dan Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan nikmat

kesehatan, iman, dan ilmu pengetahuan kepada umat manusia. Atas dasar nikmat tersebut

itulah kami atas dapat menyelesaikan laporan tentang presentasi “Pengantar Ilmu

Komunikasi” tepat pada waktunya. Laporan ini berisikan tentang apa itu komunikasi, cara-

cara berkomunikasi, bagian-bagian dalam komunikasi, sampai fungsi komunikasi dan lainnya

yang bertalian dengan ilmu komunikasi itu sendiri. Semua materi tersebut kami susun secara

ringkas, padat, jelas, dan dengan dukungan sumber literatur yang terbarukan.

Dalam penulisan makalah ini kami banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, kami dalam kesempatan kali ini mengucapkan terima kasih kepada semua

pihak yang telah membantu penulisan makalah ini hingga kami mempresentasikannya.

Kami sadar bahwa dalam laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di

karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun dari dosen, rekan

mahasiswa, dan para pembaca sekalian. Akhir kata, saya memohon maaf apabila dalam

penulisan laporan ini terdapat banyak kesalahan.

Surabaya, 04 Maret 2013

Penulis

 

 

 

 

Page 3: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 3 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Komunikasi

Kata atau istilah komunikasi ( dari bahasa inggris “communication” ), secara

epistemologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa latin communicatus, dan

perkataan ini bersumber pada kata communis. Kata communis memiliki makana “berbagi”

atau “menjadi milik bersama” yaitu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau

kesamaan makna. Komunikasi secara terminilogis merujuk pada adanya proses penyampaian

suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi ini

adalah manusia.

Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut dijelaskan secara efektif oleh

Effendy bahwa para ahli komunikasi sering mengutip paradigma yang dikemukakan oleh

Harold Lasswell dalam karyannya, The Structure and Function of Communication in Society.

Laswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah dengan

menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel to Whom with

What Effect? Paradigma Laswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai

jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:

• Komunikator (siapa yang mengatakan?)

• Pesan (mengatakan apa?)

• Media (melalui saluran apa?)

• Komunikan (kepada siapa?)

• Efek (efek apa?)

Jadi, berdasarkan paradigma Laswell, secara sederhana prosese komunikasi adalah

pihak komunikator membentuk (encode) pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran

tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.

Page 4: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 4 

B. Proses Komunikasi

Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses

komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau

perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai

media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal

(bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya)

yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator

kepada komunikan.

Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna

dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain , komunikasi adalah proses

membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut,

pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan

kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya

ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian

giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia

menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam

konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator

dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan

makna).

Wilbur Schramm (dalam Effendy, 1994) menyatakan bahwa komunikasi akan

berhasil (terdapat kesamaan makna) apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok

dengan kerangka acuan (frame of reference) , yakni paduan pengalaman dan pengertian

(collection of experiences and meanings) yang diperoleh oleh komunikan. Schramm

menambahkan, bahwa bidang (field of experience) merupakan faktor penting juga dalam

komunikasi. Jika bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman

komunikan, komunikasi akan berlangsung lancar. Sebaliknya, bila bidang pengalaman

komunikan tidak sama dengan bidang pengalaman komunikator, akan timbul kesukaran

untuk mengerti satu sama lain. Sebagai contoh seperti yang diungkapkan oleh

Sendjaja(1994:33)yakni : Si A seorang mahasiswa ingin berbincang-bincang mengenai

perkembangan valuta asing dalam kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Bagi si A

Page 5: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 5 

tentunya akan lebih mudah dan lancar apabila pembicaraan mengenai hal tersebut dilakukan

dengan si B yang juga sama-sama mahasiswa. Seandainya si A tersebut membicarakan hal

tersebut dengan si C, sorang pemuda desa tamatan SD tentunya proses komunikaasi tidak

akan berjalan sebagaimana mestinya seperti yang diharapkan si A. Karena antara si A dan si

C terdapat perbedaan yang menyangkut tingkat pengetahuan, pengalaman, budaya, orientasi

dan mungkin juga kepentingannya.

Contoh tersebut dapat memberikan gambaran bahwa proses komunikasiakan berjalan

baik atau mudah apabila di antara pelaku (sumber dan penerima) relatif sama. Artinya apabila

kita ingin berkomunikasi dengan baik dengan seseorang, maka kita harsu mengolah dan

menyampaikan pesan dalam bahasa dan cara-cara yang sesuai dengan tingkat pengetahuan,

pengalaman, orientasi dan latar belakang budayanya. Dengan kata lain komunikator perlu

mengenali karakteristik individual, sosial dan budaya dari komunikan.

2. Proses komunikasi sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua

setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan

komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau

jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb

adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara

sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat

kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).

C. Komponen Komunikasi

Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa

berlangsung dengan baik. Menurut Lasswell komponen komunikasi adalah :

1. Sender

Sumber atau pengirim adalah orang atau kelompok orang yang memiliki pemikiran

untuk disampaikan kepada orang lain.

2. Encoding

Adalah suatu proses menerjemahkan pemikiran kedalam bentukbentuk simbolis.

Sumber tersebut memilih tanda-tanda spesifik dari berbagai kata, struktur kalimat, simbol

Page 6: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 6 

dan unsur non verbal yang amat luas pilihannya untuk menerjemahkan sebuah pesan

sehingga dapat dikomunikasikan dengan efektif kepada khalayak sasaran.

3. Message

Adalah suatu ekspresi simbolis dari pemikiran sang pengirim. Dalam komunikasi

pemasaran pesan dapat berbentuk sebuah iklan, sebuah presentasi penjualan, sebuah

rancangan kemasan, berbagai petunjuk di tempat-tempat pembelian dan sebagainya.

4. Media

Adalah suatu saluran yang dilalui pesan dari pihak pengirim, untuk disampaikan

kepada pihak penerima. Perusahaan menggunakan media elektronik dan media cetak

sebagai saluran untuk menyampaikan pesan iklan kepada pelanggan secara lansung

melalui wiraniaga, melalui telepon, dan secara tidak lansung melalui berita dari mulut ke

mulut.

5. Receiver

Adalah orang atau kelompok orang yang dengan mereka pihak pengirim berusaha

untuk menyampaikan ide-idenya. Dalam komunikasi pemasaran, penerima adalah

pelanggan dan calon pelanggan suatu produk atau jasa perusahaan.

6. Decoding

Proses atau aktivitas yang dilakukan pihak komunikian dalam menginterpretasi atau

mengartikan pesan yang disampaikan.

7. Response

Tanggapan, seperangkat reaksi kepada komunikan setelah diberi atau diterpa sebuah

pesan.

8. Feedback

Memungkinkan sumber pesan memonitor seberapa akurat pesan yang disampaikan

dapat diterima. Umpan balik memungkinkan sumber untuk menentukan apakah pesan

sampai pada target secara akurat atau apakah pesan tersebut perlu diubah untuk

memberikan gambaran yang lebih jelas di benak penerima.

9. Noise

Adalah sebuah pesan yang melintas dalam suatu saluran dipengaruhi oleh syimulus-

stimulus eksternal yang mengganggu. Stimulus ini mengganggu penerimaan pesan dalam

bentuk yang murni dan orisinil.

Page 7: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 7 

BAB II

PENGHAMBAT & DAMPAK KOMUNIKASI

A. Penghambat Komunikasi

1. Hambatan Sosio-Antro-Psikologis

A. Hambatan Sosiologis

Seorang sosiolog jerman bernama Ferdinand Tonnies mengklasifikasikan kehidupan

masyarakat menjadi dua jenis yang ia namakan Gemeinschaft dan gesellschaft. Gemeinschaft

adalah pergaulan hidup yang bersifat pribadi, statis, dan rasional, seperti dalam kehidupan

rumah tanngga; sedangkan gesellschaft adalah pergaulan hidup yang bersifat pribadi,

dinamis, dan rasional, seperti pergaulan di kantor atau dalam organisasi.

Karena dalam kehidupan masyarakat itu terbagi atas berbagai gologan dan lapisan,

menimbulkan perbedaan status social, agama, ideologi, tingkat pendidikan, tingkat kekayaan,

dan sebagainya, semua itu menjadi hambatan dalam berkomunikasi dan inilah yang

termaksud dalam hambatan sosiologis.

B. Hambatan Antropologis

Manusia, meskipun satu sama lain sama dalam jenisnya sebagai makhluk “homo

sapiens”, tetapi ditakdirkan berbeda dalam banyak hal. Dalam komunikasi misalnya,

komunikator dalam melancarkan komunikasinya dia akan berhasil apabila dia mengenal siapa

komunikan dalam arti ‘siapa’ disini adalah bukan soal nama, melainkan ras, bangsa, atau

suku apa si komunikan tersebut. Dengan mengenal dirinya, akan mengenal pula

kebudayaannya, gaya hidup dan norma kehidupannya, kebiasaan dan bahasanya.

Perlu kita ketahui komunikasi berjalan lancar jika suatu pesan yang disampaikan

komunikator diterima olehg komunikan secara tuntas, yaitu diterima dalam pengertian

received atau secara inderawi, dan dalam pengertian accepted atau rohani. Teknologi

komunikasi tanpa dukungan kebudayaan tidak akan berfungsi.

C. Hambatan Psikologis

Faktor psikologis sering menjadi hambatan dalam berkomunikasi. Hal ini umunnya

disebabkan sikomunikator dalam melancarkan komunikasinya tidak terlebih dahulu mengkaji

si komunikan. Komunikasi sulit untuk berhasil apabila komunikan sedang sedih, bingung,

Page 8: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 8 

marah, merasa kecewa, merasa iri hati, dan kondisi psikologi lainnya; juga jika komunikasi

menaruh prasangka kepada komunikator.

Prasangka merupakan salah satu hambatan berat bagi kegiatan komunikasi, karena

orang yang berprasangka belum apa-apa sudah bersikap menentang komunikator. Apalagi

kalau prasangka itu sudah berakar, seseorang tidak lagi berpikir objektif, dan apa saja yang

dilihat atau didengarnya selalu dinilai negatif. Prasangka sebagai factor psikologis dapat

disebabkan oleh aspek antropologisdan sosiologis; dapat terjadi terhadap ras, bangsa suku

bangsa, agama, partai politik, kelompok dan apa saja yang bagi seseorang merupakan suatu

perangsang disebabkan dalam pengalamannya pernah diberi kesan tidak enak.

Berkenaan dengan faktor-faktor penghambat komunikasi yang bersifat sosiologis-

antropologis-psikologis itu menjadi permasalahan ialah bagaimana upaya kita mengatasinya.

Cara mengatasinya ialah mengenal diri komunikan dengan mengkaji kondisi psikologinya

sebelum komunikasi terjadi, dan bersikap empatik kepada komunikan.

2. Hambatan Semantik

Kalau hambatan sosiologis-antrop[ologis-psikologis terdapat pada pihak komunikan,

maka hambatan semantis terdapat pada komunikator. Factor semantis menyangkut bahasa

yang dipergunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya

kepada komunikan. Agar proses komunikasi itu berjalan denga baik seorang komunikator

hareus benar-benar memperhatikan gangguan semantis ini, sebab salah mengucap atau salah

tulis dapat menimbulkan salah pengertian atau salah tafsir, yang pada gilirannya bisa

,menimbulkan salah komunikasi. Gangguan semantis juga kadang-kadang disebabkan oleh

aspek antropologis, yakni kata-kata yang sama bunyi dan tulisannya, tetapi memiliki makna

yang berbeda. Salah komunikasi ada kalanya disebabkan oleh pemilihan kata yang tidak

tepat, dalam komunikasi hendaknya menggunakan kata-kata yang dapat dimengeri atau yang

denotatif.

Jadi untuk menghilangkan hambatan semantis dalam komunikasi, seorang komunikator

harus mengucapakan pertanyaan yang jelas dan tegas, memilih kata-kata yang tidak

menimbulkan persepsi yang salah, dan disususn dalam kalimat-kalimat yang dapat

dimengerti.

3. Hambatan Mekanis

Hambatan mekanis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan

komunikasi. Contohnya: suara telepon yang kurang jelas, berita surat kabar yang sulit dicari

Page 9: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 9 

sambungan kolomnya, gambar yang kurang jelas pada pesawat televisi dan lain-lain.

Hambatan pada beberapa media tidak mungkin diatasi oleh komunikator tapi biasanya

memerlukan orang-orang yang ahli di bidang tersebut misalnya teknisi.

4. Hambatan Ekologis

Hambatan ekologis terjadi oleh gangguan lingkungan terhadap proses berlangsungnya

komunikasi. Contohnya adalah suara riuh (bising) orang-orang atau lalu lintas, suara hujan

atau petir, suara pesawat terbang dan lain-lain. Untuk menghindari hambatan ini, komunkator

harus mengusahakan tempat komunikasi yang bebas dari gangguan seperti yang telah

disebutkan tadi.

B. Dampak Komunikasi

Dalam bab ini, dampak komunikasi yang akan dibahas adalah contoh dampak

komunikasi massa yaitu media massa. Sejak tahun 1964 komunikasi massa telah mencapai

publik dunia secara langsung dan serentak. Melalui satelit komunikasi sekarang ini kita

dimungkinkan untuk menyampaikan informasi (pesan) berupa data, gambar, maupun suara

kepada jutaan manusia di seluruh dunia secara serentak. Perkembangan teknologi

komunikasi/informasi yang bergerak cepat membawa kita menuju era masyarakat informasi,

dimana hampir segala aspek kehidupan dipengaruhi oleh keberadaan media yang semakin

jauh memasuki ruang kehidupan manusia.

Wilbur Schramm menyatakan bahwa luas sempitnya ruang kehidupan seseorang,

yang awalnya ditentukan pada kemampuan baca tulis, selanjutnya ditentukan oleh seberapa

banyak ia bergaul dengan media massa. Artinya media memiliki pengaruh yang signifikan

pada kehidupan manusia. Pada dasarnya, komunikasi sendiri memiliki 3 dampak utama yaitu:

1. Dampak Kognitif,

2. Dampak Afektif dan

3. Dampak Behavior.

1. Dampak Kognitif Media Massa

Kognisi adalah semua proses yang terjadi di fikiran kita yaitu, melihat, mengamati,

mengingat, mempersepsikan sesuatu, membayangkan sesuatu, berfikir, menduga, menilai,

Page 10: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 10 

mempertimbangkan dan memperkirakan. Media mempunyai pengaruh yang sangat kuat

dalam pembentukan kognisi seseorang. Media memberikan informasi dan pengetahuan yang

pada akhirnya dapat membentuk persepsi. Wilbur Schramm (1997:13) mendefinisikan

informasi sebagai segala sesuatu “yang mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah

kemungkinan alternatif dalam situasi.” Informasi akan menstruktur atau mengorganisasi

realitas, sehingga realitas tampak sebagai gambaran yang mempunyai makna. Realitas yang

ditampilkan media adalah realitas yang sudah diseleksi atau realitas tangan-kedua (second

hand reality). Karena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, dampaknya

adalah memberikan status dan menciptakan stereotip. Para kritikus social memandang media

massa bukan saja menyajikan realitas kedua, tetapi karena distorsi, media massa juga

“menipu” manusia; memberikan citra dunia yang keliru. Tetapi pengaruh media massa tidak

berhenti sampai di situ. Media massa juga mempertahankan citra yang sudah dimiliki

khalayaknya.

Dampak media massa – kemampuan untuk menimbulkan perubahan kognitif di antara

individu-individu – telah dijuluki sebagai fungsi agenda setting dari komunikasi massa. Di

sinilah terletak efek komunikasi massa yang terpenting, kemampuan media untuk

menstruktur dunia buat kita (McCombs danShaw, 1974:1). Media massa mempengaruhi

persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Media massa memang tidak

menentukan “what to think”, tetapi mempengaruhi “what to think about”. Dengan memilih

berita tertentu dan mengabaikan yang lain, dengan menonjolkan satu persoalan dan

mengesampingkan yang lain, media membentuk citra atau gambaran dunia kita seperti yang

disajikan dalam media massa.

Selain terbukti sanggup membentuk citra orang tentang lingkungan dengan

menyampaikan informasi, kita juga dapat menduga media massa tertentu berperan juga dalam

menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai yang baik. Ini disebut efek

prososial kognitif dari media, yaitu bagaimana media massa memberikan manfaat yang

dikehendaki oleh masyarakat.

Media massa adalah penyampai informasi sekaligus penafsir informasi. Dengan media

massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang, ruang atau waktu yang tidak kita

alami secara langsung. Namun media pun melakukan seleksi terhadap realitas yang hendak

ditampilkan, sehingga dampaknya adalah menimbulkan perubahan kognitif tertentu di antara

individu-individu khalayaknya.

Page 11: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 11 

Acara televisi dewasa ini lebih banyak diisi oleh acara-acara hiburan serta sinetron

yang banyak menampilkan kehidupan glamor dan kemewahan yang kontras dengan

kehidupan masyarakat pada umumnya. Dampaknya, khalayak mendapatkan gambaran versi

media mengenai apa itu kebahagiaan. Mereka yang tergantung pada media seperti televisi

cenderung menganggap informasi yang didapatnya dari media sebagai sebuah kebenaran,

akibatnya mereka rentan terhadap terpaan pesan yang memiliki muatan tertentu. Penonton

sinetron atau infotainment cenderung berorientasi pada materi atau gaya hidup yang

mengikuti trend. Mahasiswa penonton sinetron dan infotainment yang penulis amati,

sebagian memiliki kecenderungan seperti itu. Prioritas mereka dalam hidup, misalnya, antara

lain hendak memenuhi kebutuhan mereka akan gaya hidup yang menurut mereka ‘modern’.

Sementara bagi yang lainnya, juga pemirsa televisi, ketika ditanya mengenai prioritas hidup

mereka berniat membangun usaha untuk masa depan (walaupun dalam bahasa yang berbeda,

namun memiliki orientasi yang sama).

Efek negatif lain dari media televisi adalah merusak kesabaran masyarakat bagi

tumbuhnya masyarakat demokratis. Acara maupun iklannya, karena keterbatasan waktu,

sering melukiskan ditemukannya berbagai solusi dengan begitu cepat dan gampang. Hampir

semua mengaku bahwa tujuan utama mereka berkuliah adalah untuk mendapatkan pekerjaan

kelak, bukan mendapatkan ilmu. Informasi ini lebih mendominasi dibandingkan bahwa

keahlian dan ilmu jauh lebih berguna ketimbang gelar. Akibatnya banyak mahasiswa yang

menganggap mata kuliahnya sebatas hafalan wajib atau dengan kata lain tidak cukup

bermanfaat untuk didalami. Di sini kita temukan adanya indikasi pemikiran serba instan, atau

kurangnya penghargaan terhadap kerja keras.

2. Dampak Afektif Media Massa

Baron (1979); Fishbein and Azjen 1975 (dalam Baron, 1979); Kiesler and Munson

1975 (dalam Baron, 1979) mendefinisikan sikap sebagai kesatuan perasaan (feelings),

keyakinan (beliefs), dan kecenderungan berperilaku (behavior tendencies) terhadap orang

lain, kelompok, faham, dan objek-objek yang relatif menetap.

Para peneliti kebanyakan tidak berhasil menemukan perubahan sikap yang berarti

sebagai pengaruh media massa. Berbagai dalih dikemukakan, namun ada satu yang dapat

Page 12: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 12 

menjelaskan dengan lebih baik mengapa demikian. Menurut Asch, semua sikap bersumber

pada organisasi kognitif – pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Sikap selalu

diarahkan pada objek, kelompok, atau orang. Tidak akan ada teori sikap atau aksi-sosial yang

tidak didasarkan pada penyelidikan tentang dasar-dasar kognitifnya.

Efek afektif media tentu saja ada, jika tidak demikian maka tidak ada gunanya segala

upaya publik relation yang banyak dilakukan oleh politikus atau pengusaha di media. Media

televisi punya dampak yang besar pada afeksi khalayaknya. Lewat televisi khalayak merasa

terlibat secara emosional dengan tokoh yang ditampilkan. Contoh yang terbaru adalah

gencarnya pemberitaan media tentang Obama, membuat khalayak yang paling tidak

berkepentingan pun ikut gembira dengan kemenangannya. Demikian yang terjadi pada

beberapa mahasiswa yang penulis temui. Namun seseorang yang memiliki informasi atau

pengetahuan yang lebih luas tidak akan serta merta terpengaruh oleh realitas buatan media.

Seorang mahasiswa yang termasuk kategori ini bahkan skeptis dan cenderung sinis dengan

euphoria kemenangan Obama. Baginya kebijakan AS tak mungkin berbeda jauh siapapun

pemenangnya. Sebaliknya beberapa responden juga menyatakan ketidakpeduliannya karena

hal tersebut kurang menarik perhatian mereka bukan karena informasi atau pengetahuan

mereka lebih baik.

Seperti yang dikemukakan Oskamp, pengaruh komunikasi massa diantarai oleh

faktor-faktor seperti predisposisi personal, proses selektif, keanggotaan kelompok. Khalayak

tidaklah seragam, mereka memiliki keunikan dan kesadaran individu. Bahkan dalam satu

kelompok mahasiswa, penulis mendapatkan fakta-fakta yang jauh berbeda dan berlawanan.

Dalam studi komprehensifnya mengenai dampak media massa, Joseph T. Kappler

melaporkan bahwa orang-orang mencari hiburan acapkali karena mereka ingin melepaskan

tekanan emosinya dari beratnya kehidupan sehari-hari. Mereka ingin menentramkan perasaan

dengan cara membaca komik, menonton film bioskop, serta menikmati acara hiburan di radio

dan televisi. Di samping itu, hiburan juga berfungsi sebagai elemen penting kehidupan yang

baik, bahkan juga bisa berfungsi sebagai simbol status. Paling tidak, hiburan membantu

seseorang merasa gembira. Responden yang merupakan pembaca komik lebih memiliki sense

of humor yang lebih tinggi.

Komik hiburan, novel, maupun film atau kartun, mampu mempengaruhi emosi

(afeksi) pembaca atau penontonnya dengan lebih baik dari berita di surat kabar atau televisi.

Page 13: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 13 

Seseorang yang memanfaatkan media sebagai hiburan, memiliki imajinasi atau daya khayal

yang cukup tinggi. Prioritas hidup mereka juga lebih variatif, dan cenderung mengutamakan

pemenuhan kebutuhan emosional (afeksi) mereka. Seorang mahasiswa yang merupakan

pembaca buku, komik, suratkabar sekaligus pemirsa televisi, mempunyai cita-cita untuk

melakukan perbaikan sosial terutama dimulai dari kalangan remaja. Kebetulan ia adalah

seorang aktivis organisasi remaja muslim. Kepeduliannya pada kondisi remaja sekarang ini

dipengaruhi oleh informasi yang ia peroleh dari media, sementara komik maupun novel

tertentu turut mendukung sikap kritisnya terhadap kejahatan, masalah sosial, memperteguh

harapan dan kedermawanan, sekaligus menebalkan semangat kerja kerasnya. Film kartun dan

komik jepang yang banyak beredar sekarang ini memang banyak menyuguhkan khayalan

serta kekerasan, namun di sisi lain mengandung pesan yang berhubungan dengan nilai-nilai

kerja keras, kebaikan, semangat menolong orang lain, dan pesan moral bahwa kejahatan

selalu kalah pada akhirnya.

3. Dampak Behavior Media Massa

Perilaku meliputi bidang yang luas, dalam kaitannya dengan tema makalah ini yang

kita pilih ialah efek komunikasi massa pada perilaku sosial yang diterima (efek prososial

behavioral).

Efek prososial media massa dapat dijelaskan oleh teori Belajar Sosial dari Bandura.

Menurut Bandura, kita belajar bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau

peneladanan (modeling). Perilaku merupakan hasil factor-faktor kognitif dan lingkungan.

Artinya, kita mampu memiliki keterampilan tertentu, bila terdapat jalinan positif antara

stimuli yang kita amati dan karakteristik diri kita.

Bandura menjelaskan proses belajar social dalam empat tahapan proses: proses

perhatian, proses pengingatan (retention), proses reproduksi motoris, dan proses

motivasional. Proses belajar diawali munculnya peristiwa yang dapat diamati secara langsung

oleh seseorangtertentu atau gambaran pola pemikiran, yang disebut Bandura sebagai abstract

modelling – misalnya sikap, nilai, atau persepsi realitas social. Melalui media massa,

seseorang dapat mengamati orang lain yang terlibat dalam perilaku tertentu di televisi,

misalnya, dan dapat mempraktekkan perilaku itu dalm kehidupannya.

Page 14: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 14 

Menurut Bandura, peristiwa yang menarik perhatian ialah yang tampak menonjol dan

sederhana, terjadi berulang-ulang, atau menimbulkan perasaan positif pada pengamatnya.

Selain pengaruh factor personal, faktor-faktor lain sebagai penentu dalam pemilihan apa yang

akan diperhatikan dan diteladani adalah: karakteristik demografis, kebutuhan, suasana

emosional, nilai, dan pengalaman masa lalu.

Setelah pengamatan, proses selanjutnya adalah penyimpanan hasil pengamatan dalam

pikiran untuk dipanggil kembali saat akan bertindak sesuai teladan yang diberikan. Kemudian

pada proses reproduksi motoris seseorang menghasilkan kembali perilaku teladan atau

tindakan yang diamatinya. Pelaksanaan perilaku teladan dapat terjadi ketika dikuatkan

dengan suatu penghargaan atau motivasi. Inilah yang disebut proses motivasional.

Pembelajaran sosial terutama efektif dengan media massa seperti televisi, dimana kita

mendapatkan kekuatan yang berlipat ganda dari model tunggal yang mengirimkan cara-cara

berpikir dan berperilaku baru bagi banyak orang di lokasi yang berlainan.

Media massa mampu mempengaruhi perilaku khalayaknya. Menurut teori belajar

sosial dari Bandura, orang cenderung meniru perilaku yang diamatinya; stimuli menjadi

teladan untuk perilakunya. Hampir semua responden yang penulis amati berperilaku

mengikuti trend yang ditampilkan oleh televisi. Cara berbicara dengan menggunakan bahasa

gaul, cara berpakaian artis dalam sinetron, penggunaan produk-produk yang ditampilkan oleh

iklan, sampai cara mengemukakan pendapat ala mahasiswa yang identik dengan demonstrasi

dan membakar ban di jalan raya.

News, talkshow, sampai parodi politik mendorong pemirsanya bersikap kritis dan

reaktif terhadap kebijakan pemerintah maupun kondisi sosial yang ada. Mahasiswa belajar

dari tayangan-tayangan televisi tersebut bagaimana cara menghadapi permasalahan sosial

maupun politik. Persoalannya memang tidak semua mahasiswa pemirsa tayangan televisi

seperti news atau talkshow politik yang akan berperilaku kritis atau radikal seperti

demonstrasi maupun bergabung dengan gerakan kiri misalnya. Khalayak harus sanggup

menyimpan hasil pengamatannya dalam benaknya dan memanggil kembali saat mereka akan

bertindak sesuai dengan teladan yang diberikan. Melaksanakan perilaku teladan itu

bergantung pada motivasi. Motivasi bergantung pada peneguhan. Ada tiga macam peneguhan

yang mendorong seseorang bertindak: peneguhan eksternal, peneguhan gantian (vicarious

reinforcement), dan peneguhan diri (self-reinforcement). Jadi, contoh untuk berdemonstrasi

Page 15: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 15 

di televisi atau suratkabar baru berhasil bila ada iklim yang memungkinkannya, misalnya bila

orang lain tidak mencemooh atau mau menghargai tindakan kita.

Seseorang juga akan terdorong melakukan perilaku teladan bila ia melihat orang lain

yang berbuat sama mendapat ganjaran karena perbuatannya. Kita memerlukan peneguhan

gantian. Walaupun kita tidak mendapat ganjaran (pujian, penghargaan, status dan

sebagainya). Tetapi melihat orang lain melihat orang lain mendapat gamjaran karena

perbuatan yang ingin kita teladani akan membantu terjadinya proses reproduksi motorik.

Akhirnya tindakan teladan akan kita lakukan bila diri kita sendiri mendorong tindakan

itu. Dorongan dari diri sendiri itu mungkin timbul dari perasaan puas, senang, atau

dipenuhinya citra diri yang ideal. Kita akan melakukan demonstrasi bila kita yakin bahwa

dengan cara itu kita memberikan kontribusi bagi masyarakat.

BAB III

KONSEP, KONTEKS, FUNGSI & ETIKA

KOMUNIKASI

A. Konsep Komunikasi

Deddy Mulyana (2005:61-69) mengkategorikan definisi-definisi tentang komunikasi

dalam tiga konseptual yaitu:

Komunikasi sebagai tindakan satu arah

Suatu pemahaman komunikasi sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang

(atau lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap

muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau

televisi. Pemahaman komunikasi sebagai proses searah sebenarnya kurang sesuai bila

diterapkan pada komunikasi tatapmuka, namun tidak terlalu keliru bila diterapkan pada

Page 16: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 16 

komunikasi publik (pidato) yang tidak melibatkan tanya jawab. Pemahaman komunikasi

dalam konsep ini, sebagai definisi berorientasi-sumber. Definisi seperti ini mengisyaratkan

komunikasi semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan

rangsangan untuk membangkitkan respon orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi

dianggap suatu tindakan yang disengaja untuk menyampaikan pesan demi memenuhi

kebutuhan komunikator, seperti menjelaskan sesuatu sesuatu kepada orang lain atau

membujuk untuk melakukan sesuatu.

Beberapa definisi komunikasi dalam konseptual tindakan satu arah:

a. Everet M. Rogers: komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber

kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku.

b. Gerald R. Miller: komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan

kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.

c. Carld R. Miller: komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang (komunikator)

menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku

orang lain (komunkate).

d. Theodore M. Newcomb: Setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi

informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima.

Komunikasi sebagai interaksi.

Pandangan ini menyetarakan komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-

reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal,

seorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau nonverbal, kemudian orang

pertama bereaksi lagi setelah menerima respon atau umpan balik dari orang kedua, dan begitu

seterusnya.

Contoh definisi komunikasi dalam konsep ini, Shanon dan Weaver (dalam Wiryanto,

2004), komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama

lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk pada bentuk komunikasi

verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni , dan teknologi.

Page 17: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 17 

Komunikasi sebagai transaksi.

Pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang dinamis yang

secara sinambungan mengubah phak-pihak yang berkomunikasi. Berdasrkan pandangan ini,

maka orang-orang yang berkomunikasi dianggap sebagai komunikator yang secara aktif

mengirimkan dan menafsirkan pesan. Setiap saat mereka bertukar pesan verbal dan atau

pesan nonverbal.

Beberapa definisi yang sesuai dengan konsep transaksi:

a. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses pembentukan makna di

antara dua orang atau lebih.

b. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson: Komunikasi adalah proses memahami danberbagi

makna.

c. William I. Gordon : Komunikasi adalah suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan

dan perasaan.

d. Donald Byker dan Loren J. Anderson: Komunikasi adalah berbagi informasi antara dua

orang atau lebih

B. RAGAM TINGKATAN KOMUNIKASI ATAU KONTEKS-KONTEKS

KOMUNIKASI

Secara umum ragam tingkatan komunikasi adalah sebagai berikut:

Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) yaitu komunikasi yang terjadi

dalam diri seseorang yang berupa proses pengolahan informasi melalui panca indera dan

sistem syaraf manusia.

Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) yaitu kegiatan komunikasi

yang dilakukan seseorang dengan orang lain dengan corak komunikasinya lebih bersifat

pribadi dan sampai pada tataran prediksi hasil komunikasinya pada tingkatan psikologis yang

memandang pribadi sebagai unik. Dalam komunikasi ini jumlah perilaku yang terlibat pada

Page 18: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 18 

dasarnya bisa lebih dari dua orang selama pesan atau informasi yang disampaikan bersifat

pribadi.

Komunikasi kelompok (group communication) yaitu komunikasi yang berlangsung di

antara anggota suatu kelompok. Menurut Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam

Sendjaja,(1994) memberi batasan komunikasi kelompok sebagai interaksi tatap muka dari

tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti

berbagi informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat

menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.

Komunikasi organisasi (organization communication) yaitu pengiriman dan

penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu

organisasi (Wiryanto, 2005:52).

Komunikasi massa (mass communication). Komunikasi massa dapat didefinisikan

sebagai suatu jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah audien yang tersebar,

heterogen, dan anonim melalui media massa cetak atau elektrolik sehingga pesan yang sama

dapat diterima secara serentak dan sesaat. Kemudian Mulyana (2005:74) juga menambahkan

konteks komunikasi publik. Pengertian komunikasi publik adalah komunikasi antara seorang

pembicara dengan sejumlah besar orang (khalayak). Yang tidak bisa dikenali satu persatu.

Komunikasi demikian sering juga disebut pidato, ceramah atau kuliah (umum). Beberapa

pakar komunikasi menggunakan istilah komunikasi kelompok besar (large group

communication) untuk komunikasi ini.

C. FUNGSI KOMUNIKASI

William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30) mengkategorikan fungsi

komunikasi menjadi empat, yaitu:

Sebagai komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan bahwa

komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk

kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan,

antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan hubungan

orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama dengan anggota masyarakat (keluarga,

Page 19: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 19 

kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, desa, ..., negara secara keseluruhan) untuk mencapai

tujuan bersama.

Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita mengenai diri kita, dan

itu hanya bisa kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Melalui

komunikasi dengan orang lain kita belajar bukan saja mengenai siapa kita, namun juga

bagaimana kita merasakan siapa kita. Anda mencintai diri anda bila anda telah dicintai; anda

berpikir anda cerdas bila orang-orang sekitar anda menganggap anda cerdas; anda merasa

tampan atau cantik bila orang-orang sekitar anda juga mengatakan demikian. George Herbert

Mead (dalam Jalaluddin Rakhmat, 1994) mengistilahkan significant others (orang lain yang

sangat penting) untuk orang-orang disekitar kita yang mempunyai peranan penting dalam

membentuk konsep diri kita. Ketika kita masih kecil, mereka adalah orang tua kita, saudara-

saudara kita, dan orang yang tinggal satu rumah dengan kita. Richard Dewey dan W.J.

Humber (1966) menamai affective others, untuk orang lain yang dengan mereka kita

mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah, secara perlahan-lahan kita membentuk konsep

diri kita. Selain itu, terdapat apa yang disebut dengan reference group (kelompok rujukan)

yaitu kelompok yang secara emosional mengikat kita, dan berpengaruh terhadap

pembentukan konsep diri kita. Dengan melihat ini, orang mengarahkan perilakunya dan

menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya. Kalau anda memilih kelompok rujukan

anda Ikatan Dokter Indonesia, anda menjadikan norma-norma dalam Ikatan ini sebagai

ukuran perilaku anda. Anda juga meras diri sebagai bagian dari kelompok ini, lengkap

dengan sifat-sifat doketer menurut persepsi anda.

Pernyataan eksistensi diri. Orang berkomunikasi untuk menunjukkan dirinya eksis.

Inilah yang disebut aktualisasi diri atau lebih tepat lagi pernyataan eksistensi diri. Fungsi

komunikasi sebagai eksistensi diri terlihat jelas misalnya pada penanya dalam sebuah

seminar. Meskipun mereka sudah diperingatkan moderator untuk berbicara singkat dan

langsung ke pokok masalah, penanya atau komentator itu sering berbicara panjang lebarm

mengkuliahi hadirin, dengan argumen-argumen yang terkadang tidak relevan.

Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan.

Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita perlu dan harus

berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan biologis kita seperti makan

dan minum, dan memnuhi kebutuhan psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Para

psikolog berpendapat, kebutuhan utama kita sebagai manusia, dan untuk menjadi manusia

Page 20: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 20 

yang sehat secara rohaniah, adalah kebutuhan akan hubungan sosial yang ramah, yang hanya

bisa terpenuhi dengan membina hubungan yang baik dengan orang lain. Abraham Moslow

menyebutkan bahwa manusia punya lima kebutuhan dasar: kebutuhan fisiologis, keamanan,

kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan yang lebih dasar harus

dipenuhi terlebih dahulu sebelum kebuthan yang lebih tinggi diupayakan. Kita mungkin

sudah mampu kebuthan fisiologis dan keamanan untuk bertahan hidup. Kini kita ingin

memenuhi kebutuhan sosial, penghargaan diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan ketiga dan

keempat khususnya meliputi keinginan untuk memperoleh rasa lewat rasa memiliki dan

dimiliki, pergaulan, rasa diterima, memberi dan menerima persahabatan. Komunikasi akan

sangat dibutuhkan untuk memperoleh dan memberi informasi yang dibutuhkan, untuk

membujuk atau mempengaruhi orang lain, mempertimbangkan solusi alternatif atas masalah

kemudian mengambil keputusan, dan tujuan-tujuan sosial serta hiburan.

Sebagai komunikasi ekspresif

Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.

Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal.

Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci

dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat

perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala

anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan

seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa

kampus dengan melakukan demontrasi.

Sebagai komunikasi ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun dan

sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage, mulai dari upacara

kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam

acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat

simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik

haji, upacara bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan

lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang berpartisipasi

dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali komitmen mereka kepada

tradisi keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka.

Page 21: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 21 

Sebagai komunikasi instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:

menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan, dan

juga menghibur.

Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan

membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut. Studi

komunika membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam

komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi keuntungan bersama.

Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan,

baik tujuan jangka pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya

untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati, empati,

keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan

kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal, seperti berbicara

sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya

untuk menunjukkan kepada orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan.

Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian komunikasi,

misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing ataupun keahlian menulis. Kedua

tujuan itu (jangka pendek dan panjang) tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa

pengelolaan kesan itu secara kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka

panjang berupa keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan, kekuasaan,

penghormatan sosial, dan kekayaan.

Berkenaan dengan fungsi komunikasi ini, terdapat beberapa pendapat dari para

ilmuwan yang bila dicermati saling melengkapi.[1] Misal pendapat Onong Effendy (1994), ia

berpendapat fungsi komunikasi adalah menyampaikan informasi, mendidik, menghibur, dan

mempengaruhi. Sedangkan Harold D Lasswell (dalam Nurudin, 2004 dan Effendy, 1994:27)

memaparkan fungsi komunikasi sebagai berikut:

1. Penjajagan/pengawasan lingkungan (surveillance of the information) yakni

penyingkapan ancaman dan kesempatan yang mempengaruhi nilai masyarakat.

Page 22: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 22 

2. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisahkan dari masyarakat untuk

menanggapi lingkungannya .

3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya.

D. ETIKA KOMUNIKASI

Dalam berkomunikasi tentunya ada adab atau etika yang harus diperhatikan di setiap

prosesnya.

Arti dari Etika itu sendiri adalah ‘karakter’ yang berasal dari bahasa Yunani dari kata

ethos. Watak kesusilaan atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan individu

atau kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah

dilakukan.

Etika yang baik dalam berkomunikasi adalah :

1. Terbuka

Jujur kepada lawan bicara kita bukan berarti hal yang memalukan. Terbuka yang

artinya tidak mengarang-ngarang cerita untuk membuat lawan bicara kita tertarik kepada kita.

Orang cenderung akan menghargai kita jika kita lebih menjadi apa adanya tanpa dibuat-buat.

Apalagi dalam beralasan hendaknya yang berlogika

2. Fokus

Perhatian penuh terhadap lawan bicara terbilang penting karena semua orang ingin

dimengerti maksud dari pembicaraannya sehingga hambatan akang jarang dan bahkan tidak

akan terjadi sama sekali. Dengan fokusnya kita terhadap teman bicara kita, maka muncullah

sikap saling peduli dan empati

3. Mendengar

Mendengar lawan bicara dengan baik adalah kunci paling utama dalam

berkomunikasi. Kita harus tahu topik apa dan problem apa yang disampaikan oleh lawan

bicara. Jikalau terjadi miss communication seperti tiba-tiba hilang fokus, baiknya untuk jujur

dengan bertanya atau mengulang perkataan yang hilang. Interval dalam berbicara pun harus

diperhatikan. Karena jika kita sudah mengerti interval, maka kita bisa tahu kapan kita mulai

bicara tanpa memotong pembicaraan.

Page 23: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 23 

4. Mengerti

Kita harus paham lawan bicara kita dari segi latar belakang dan kondisi yang di

alaminya agar hambatan yang terjadi tidak saling merugikan satu sama yang lain. Tidak

mudah emosi dan saling peduli

5. Sopan

Postur badan dan posisi badan akan menjadi bahasa tubuh yang menyenangkan jika

dikondisikan dengan baik. Bersikap sopan apabila ingin kesan pertama terlihat baik, kecuali

sudah lama kenal sehingga itu sudah tidak menjadi masalah lagi kepada si lawan bicara.

Postur/posisi yang baik saat berbicara adalah saat kita menghadap teman bicara kita sehingga

kita mau mendengar dan terbuka kepadanya dengan harapan yang sama. Pakaian juga dapat

menentukan persepsi. Kesan yang ditimbulkan jika kita memakai setelan pas di tempat yang

sesuai akan menimbulkan kesan baik. Tidak mungkin memakai piyama di tempat kerja

karena pada dasarnya piyama adalah baju tidur. Setiap tempat mempunyai standar yang

berbeda untuk menimbulkan kesan yang berbeda pula.

BAB IV

DATA OBSERVASI LINGKUNGAN, GRAFIK &

SCREENSHOT

Page 24: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTIT

LAPORA

TUT TEKNO

AN PRESENT

OLOGI SEPU

TASI KOMU

ULUH NOPE

NIKASI “DA

EMBER

ASAR KOMUN

NIKASI”

SENIIN, 4 MAREET 2013 

Page 24 

Page 25: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 25 

Page 26: Laporan Presentasi Komunikasi (Dasar Komunikasi) Kelompok 6

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER  SENIN, 4 MARET 2013 

LAPORAN PRESENTASI KOMUNIKASI “DASAR KOMUNIKASI”  Page 26 

DAFTAR PUSTAKA

Rakhmat, Jalaluddin (1985), Psikologi Komunikasi – Edisi Revisi, PT. Remaja Rosdakarya,

cetakan keduapuluhtiga, Bandung, 2005.

Rivers, William L., Jay W. Jensen, & Theodore Peterson (2003), Media Massa & Masyarakat

Modern, edisi kedua, Prenada Media, Jakarta, 2003.

Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Grasindo.

Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar Ilmu

Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.

Prof. Richard L. Johannesen, Profesor Komunikasi dari Northen Illinois University dalam

buku "Ethics in Human Communication"

Sumber Internet dan Lainnya

pustaka.uns.ac.id

http://definisimu.blogspot.com/2012/10/definisi-komunikasi.html

http://athenlengkong.blogspot.com/2011/03/faktor-faktor-penunjang-dan

penghambat.html

http://communicateam.wordpress.com/2009/02/04/dampak-media-pada-

mahasiswa-%E2%80%93-efek-kognitif-afektif-behavioral-dan-kehadiran-

media/