51
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR ILMU TANAH PROFIL TANAH DISUSUN OLEH : NAMA : PUTRYANI RANTE LEMBANG NIM : G11112318 KELOMPOK : V ASISTEN : REZKY AYU LESTARI JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Laporan Profil Tanah.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Profil Tanah.docx

LAPORAN PRAKTIKUM

DASAR-DASAR ILMU TANAH

PROFIL TANAH

DISUSUN OLEH :

NAMA : PUTRYANI RANTE LEMBANG

NIM : G11112318

KELOMPOK : V

ASISTEN : REZKY AYU LESTARI

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 2: Laporan Profil Tanah.docx

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media

tumbuhnya tanaman darat. Tanah dapat memberikan kehidupan di atasnya, namun

tidak semua jenis-jenis tanah memenuhi kriteria untuk jenis kehidupan di atasnya

karena setiap jenis-jenis tanah memiliki bahan induk pembentuk tanah yang

berbeda-beda.

Tanah berasal dan hasil pelapukan batuan bercampur dengan sisa bahan

organik dan organisme (vegetasi atau hewan) yang hidup di atasnya atau

didalamnya. Selain itu di dalam tanah terdapat pula udara dan air. Oleh karena itu

dalam definisi ilmiahnya tanah (soil) adalah kumpulan dari benda alam di

permukaan bumi yang tersusun dalam horison-horison, terdiri dari campuran

bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media untuk

tumbuhnya tanaman. Apabila kita menggali tanah sedalam-dalamnya, maka akan

terlihat lapisan-lapisan tanah yang terbentuk. Lapisan-lapisan inilah yang disebut

dengan horizon-horizon tanah yang terbentuk dari mineral anorganik tanah dan

susunan horizon-horizon tersebut biasa disebut dengan profil tanah. Dengan kata

lain, profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang

menunjukkan susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah sampai

lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan tersebut terbentuk selain

Page 3: Laporan Profil Tanah.docx

dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga

terbentuk karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan air.

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu diadakan praktikum pengambilan

profil untuk mengetahui lapisan-lapisan tanah dengan sifat yang

berbeda-beda yang dilihat dari lapisan, kedalaman lapisan, batasan, topografi,

warna, tesktur, struktur, konsistensi, dan karatan.

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan diadakannya praktikum profil tanah yaitu untuk mengenal dan

mengetahui sifat-sifat fisik pada tanah oxisol dan vertisol yang meliputi tekstur

tanah, struktur, kepadatan, konsistensi tanah, dan kedalaman lapisan serta faktor-

faktor yang mempengaruhinya.

Kegunaan dari praktikum ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui dan

membedakan tiap-tiap horizon tanah dengan melihatnya secara langsung di

lapangan serta mengamati karakteristik masing-masing horizon pada profil tanah

tersebut.

Page 4: Laporan Profil Tanah.docx

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil Tanah

Profil tanah merupakan irisan vertical tanah dari lapisan paling atas

sehingga ke bebatuan induk tanah (regolit), yang biasanya terdiri horizon-horizon

O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang masih dipengaruhi cuaca disebut

Solum Tanah, horizon O-A disebut lapisan tanah atas dan horizon E-B disebut

lapisan tanah bawah (Hanafiah, 2009).

Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat

dengan cara membuat lubang dengan ukuran panjang dan lebar serta kedalaman

tertentu sesuai dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tanah merupakan

tubuh alam yang terbentuk dan berkembang akibat terkena gaya-gaya alam

(natural forces) terhadap proses pembentukan mineral dan pelapukan bahan-bahan

koloid (Abdul Madjid, 2008).

Pengenalan profil tanah secara lengkap meliputi sifat fisik, kimia, dan

biologi tanah. Pengenalan ini penting dalam hal mempelajari pembentukan dan

klasifikasi tanah dengan pertumbuhan tanaman serta kemungkinan pengolahan

tanah uang lebih tepat waktu. Adanya beberapa tingkatan atau variasi faktor-

faktor pembentuk tanah maka potensi untuk membentuk berbagai jenis tanah yang

berbeda adalah amat besar (Foth.H.D, 1999).

Definisi lain dari profil tanah yaitu urutan-urutan horizon tanah, yakni

lapisan-lapisan tanah yang dianggap sejajar dengan permukaan buli. Profil tanah

Page 5: Laporan Profil Tanah.docx

dipelajari dengan mengenali tanah dengan lubang vertikal ke lapisan paling

bawah. Warna, tekstur, ketebalan horizon dan kedalaman solum, sifat perakaran

atau konkresi merupakan sifat-sifat penting tanah yang selanjutnya menjadi

parameter pengukuran profil tanah (Tim Asisten dan Dosen UNHAS, 2010).

Karakteristik Horizon Tanah

Menurut Abdul Madjid (2007), ada tiga istilah yang sering diutarakan

dalam ilmu tanah, yaitu:

1) Solum tanah yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: O - A - E - B.

2) Lapisan tanah atas (top soil) yaitu lapisan tanah yang meliputi horison:

O - A.

3) Lapisan tanah bawah yaitu lapisan tanah yang meliputi horison: E - B.

Menurut Dimas Prasetyo (2008), horizon dan lapisan terbagi atas :

1. Horizon Organik (horizon O)

Horizon Organik atau horizon O ialah lapisan yang terdiri dari

bahan-bahan organik, baik yang masih segar ataupun yang sudah

membusuk. Horizon O dapat dibagi sebagai berikut :

Horizon O1 : Terdapat bahan-bahan organik yang ciri-

cirinya tampak jelas.

Horizon O2 : Bahan-bahan organik yang sudah

mengalami pelapukan sehingga ciri-cirinya sudah tidak jelas

karena telah terjadi proses humifikasi.

2. Horizon Mineral (horizon A, B, dan C)

Page 6: Laporan Profil Tanah.docx

Horizon mineral terdiri atas :

Horizon A : Horizon A disebut daerah eluviasi atau

proses perpindahan bahan-bahan tanah dari horizon A ke

horizon B.

Horizon A1 : Horizon ini kaya bahan-bahan organik

yang bercampur dengan mineral sehingga berwarna kelam.

Horizon A2 : Horizon ini memiliki struktur longgar,

tekstur kasar, dan berwarna terang karena mengalami

pencucian.

Horizon A3 : Horizon ini merupakan peralihan dari

horizon A ke horizon B dengan ciri warna lebih dekat ke

horizon A2 atau Horizon E.

Horizon B : Horizon B disebut daerah Iluviasi atau

akumulasi bahan-bahan tanah di horizon B yang berasal dari

horizon A.

Horizon B1 : Horizon ini merupakan peralihan dari

horizon A ke horizon B dengan ciri dan warna lebih dekat

ke horizon B.

Horizon B2 : Horizon ini merupakan horizon yang

paling memperlihatkan ciri-ciri horizon B yaitu struktur

padat, tekstur halus, dan berwarna gelap.

Page 7: Laporan Profil Tanah.docx

Horizon B3 : Horizon ini merpakan peralihan dari

horizon B ke C dengan ciri dan warna lebih dekat ke

horizon B.

Horizon C : Horizon ini merupakan batuan yang telah

mengalami perubahan atau tidak utuh lagi dan belum

mengalami perkembangan tanah baik eluviasi atau iluviasi.

Tentang hal ini dikemukakan oleh Kartasapoetra dan Mulyani (1987)

sebagai berikut :

1) Lapisan tanah atas (top soil) yang ketebalan solumnya sekitar 20 – 30 cm

merupakan tanah yang relatif lebih subur jika dibandingkan dengan sub

soil, banyak mengandung bahan organik dan biasanya merupakan lapisan

olah tanah bagi pertanian yang banyak memungkinkan keberhasilan usaha

penanaman di atasnya.

2) Lapisan tanah atas merupakan media utama bagi perkembangan akar

tanaman yang kita budidayakan dengan kandungan unsur-unsur haranya

yang tinggi serta tingkat kelembaban tanahnya menguntungkan bagi

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pengelolaan tanah yang baik

(pengolahan dan pemberian bahan organik) akan lebih memperbaiki sifat

fisik tanah itu, sedangkan kesuburan dan produktivitasnya akan dapat lebih

ditingkatkan dengan beberapa perlakuan, seperti pemberian pupuk,

pemulsaan, pengapuran, pengeringan atau pembasahan dan lain

sebagainya.

Page 8: Laporan Profil Tanah.docx

3) Akan tetapi dalam ketahanannya, tanah lapisan atas biasanya lebih rapuh,

lebih mudah terangkut dan hanyut dibanding dengan sub soil, terutama

pada permukaan tanah yang mempunyai kemiringan (slope), hanya dengan

beberapa perlakuan pula (penanaman rumput-rumputan dan lain-lain)

maka keadaan top soil akan dapat lebih dipertahankan. Terdapat unsur

hara yang diperlukan dalam tanah yang sangat penting bagi pertumbuhan

tanaman. Unsur hara terdiri atas unsur hara dasar (unsur hara makro) dan

unsur-unsur kelumit (unsur hara mikro). Unsur hara makroyaitu Carbon,

Hidrogen, Oksigen, Nitrogen, Belerang, Fosfor, Kalium, Kalsium dan

Magnesium. Sedangkan unsur hara mikro meliputi besi, tembaga, boron,

seng, dan mangan.

Ciri-ciri utamanya yaitu :

a. Pemekatan illuvial lempung silikat, besi, Al/humus baik sendiri-

sendiri maupun kombinasi.

b. Pemekatan residuil seskudesido atau lempung silikat dengan

pelarutan/penghilangan karbonat-karbonat/garam-garam mudah

larut.

c. Terjadi pelarutan seskuidesida sehingga berwarna lebih tua,

cemerlang atau lebih merah tapi tak ada iluviasi besi.

d. Perobahan bahan dari keadaan aslinya yang mengaburkan struktur

batuan asli,   yang membentuk lempung-lempung silikat,

membebaskan desida-desida atau keduanya dan membentuk

struktur granuler, gumpal atau prismatik.

Page 9: Laporan Profil Tanah.docx

Warna pada tanah disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain

(Kartasapoetra dkk, 1985) :

1. Bahan organik pada tanah organosol menyebabkan tanah berwarna hitam,

atau gelap coklat

2. Mangan, ditandai dengan tanah berwarna gelap

3. Ferum pada tanah latosol menyebabkan tanah berwarna merah jingga atau

kuning coklat

4. Garam-garam, pasir kwarsa, kaolin, dan garam-garam karbonat akan

memperlihatkan warna putih pucat.

Menurut Hanafiah (2007), berdasarkan pembentukannya, bebatuan

dikelompokkan menjadi 3 golongan yaitu :

a) Batuan Beku (Igneous Rock)

Batuan beku (igneous rock) merupakan bebatuan yang terbentuk

dari proses solidifikasi (pembekuan) magma cair. Apabila proses

pembentukannya terjadi jauh dibawah tanah, maka bebatuan yang

terbentuk disebut plutonik (batuan dalam), disebut intrusi (batuan gang)

jika pembekuannya terjadi didalam liang-liang menuju permukaan tanah,

dan disebut ekstrusi (batuan vulkanik atau lelehan) jika pembekuannya

terjadi dipermukaan tanah.

b) Batuan Sedimen (Sedimentary Rock)

Batuan sedimen (sedimentary rock) merupakan bebatuan yang

terbentuk dari proses konsolidasi (pemadatan) endapan-endapan partikel

yang terbawa oleh angin atau air dibawah permukaan bumi.

Page 10: Laporan Profil Tanah.docx

c) Batuan peralihan (Metamorf)

Batuan peralihan (metamorf) merupakan batuan beku atau batuan

sedimen yang telah mengalami transformasi (perubahan rupa) akibat

adanya pengaruh perubahan suhu, tekanan, cairan atau gas aktif.

2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah yaitu :

1. Bahan Induk

Keadaan alami bahan induk akan mempunyai pengaruh terputus pada

sifat-sifat tanah muda, mereka dapat memakai satu pengaruh pada tanah-tanah tua

yang ada. Sifat bahan induk yang memakai satu pengaruh yang mendalam pada

perkembangan tanah, termasuk tekstur, komposisi mineral, dan tingkat stratifikasi.

Pembentukan tanah dapat dimulai segera setelah penimbunan abu vulkanik tetapi

harus menunggu penghancuran batuan keras secara fisik dimana granit dibuka.

Selama stadia awal pembentukan tanah, penghancuran dapat membatasi laju dan

kedalaman perkembangan tanah, dimana laju dan penghancuran batuan melebihi

laju perpindahan bahan oleh erosi tanah-tanah produktif dengan solum tebal dapat

berkembang dari batuan dasar (Foth. H.D, 1988).

2. Iklim

Pengaruh iklim yang penting yang mempengaruhi pembentukan tanah

adalah presipitasi dan temperature. Iklim juga mempengaruhi pembentukan tanah

secara tidak langsung yang menentukan vegetasi alami. Tidaklah terlalu

mengejutkan bahwa terdapat beberapa penyebaran iklim, vegetasi dan tanah yang

Page 11: Laporan Profil Tanah.docx

paralel di permukaan bumi. Setiap kenaikan 10°C akan menaikkan laju reaksi

kimia dua sampai tiga kali. Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi

dengan meningkatnya rata-rata temperatur tanah. Rupanya hanya tanah-tanah

yang sangat muda yang mempunyai pengaruh iklim yang konstan selama genesa

tanah (Foth. H.D, 1988).

3. Organisme

Tanaman mengabsorbsi unsur hara dari tanah dan mengangkut nutrien

ketajuk tanaman, bila tajuk mati dan jatuh ke permukaan tanah perombakan bahan

organik akan melepaskan unsur hara untuk kesuburan dirinya sendiri (Foth, 1988).

Profil tanah rumput mengandung lebih banyak bahan organik terdistribusi

lebih uniform di dalam tanah daripada tanah hutan. Tanah dengan vegetasi hutan

mempunyai kira-kira separuh dari kandungan bahan organik dan terdistribusi

tidak merata dengan tingkat perkembangan profil tanah lebih sempurna. Horizon-

horizon pada solum lebih asam dan % jenuh basa yang rendah dan lebih banyak

liat yang dipindahkan dari horizon A ke horizon B (Buckman & Brady, 1982).

4. Topografi

Topografi mengubah perkembangan profil tanah dalam tiga cara, yaitu :

1) Dengan mempengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan

ditahan dalam tanah,oleh karenanya mempengaruhi kelembaban ;

2) dengan mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah oleh erosi ;

3) dengan mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau

larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain (Foth. H.D,

1988).

Page 12: Laporan Profil Tanah.docx

Pada skope yang lebih besar terjadi penghanyutan (erosi) tanah secara

kontinue sehingga akan muncul soil-soil kepermukaan tanah dan peristiwa ini

akan memodifikasi profil. Konsekuensinya tanah-tanah pada kemiringan besar

memiliki solum yang tipis dengan kandungan bahan organik yang rendah

dibandingkan dengan tanah pada bergelombang dan datar. Drainase yang baik dan

warna bahan tanah pada daerah-daerah rendah akan berubah dari kuning merah

dan cokelat, menunjukkan aerasi tanah yang baik dengan kondisi oksidasi.

Drainase buruk, berwarna kelabu dan ditemukannya sejumlah karatan-karatan

berwarna kuning sebagai akibat reduksi besi ferri menjadi besi ferro (Buckman &

Brady, 1982).

5. Waktu

Tanah sebagai hasil evolusi berubah secara tetap seperti perubahan bentuk

bui. Mereka mempunyai siklus hidup dengan keadaan yang sama dimana bentuk

muka bumi lambat laun menembus suatu siklus. Siklus hidup tanah teristimewa

termasuk stadia bahan induk, tanah muda, tanah matang dan tanah tua. Pada

tanah-tanah muda kandungan bahan organik meningkat dengan cepat sebab laju

pertambahan melebihi laju dekomposisi. Kematangan dicirikan oleh kandungan

bahan organik yang konstan sebagai penambah diimbangi oleh yang hilang. Unsur

yang tua dicirikan oleh kandungan bahan organik yang rendah dan menurun yang

menunjukkan bahwa laju pertambahan susut dari tanah menjadi lebih mudah

dilapukkan (Foth. H.D, 1988).

Page 13: Laporan Profil Tanah.docx

2.3 Sifat-sifat Tanah

Tanah terdiri atas 2 sifat, yaitu sifat fisika dan sifat kimia. Ada beberapa

pendapat yang dikemukakan mengenai sifat-sifat fisika dan sifat-sifat kimia tanah

sebagai berikut :

Sifat-sifat Fisika Tanah

Dalam menilai kesuburan suatu tanah maka sifat fisika tanah mempunyai

peranan yang penting disamping sifat kimia. Sifat-sifat fisika itu yaitu tekstur

tanah, struktur tanah, konsistensi tanah, warna tanah, temperatur tanah, tata air

dan udara tanah. Sifat-sifat fisika ini bisa berubah dengan adanya pengolahan

tanah. Dengan pengolahan tanah ini strukturnya menjadi baik sehingga akan

membantu berfungsinya faktor pertumbuhan tanaman secara optimal (Sarief,

1979).

Salah satu sifat fisika tanah yang secara langsung dapat dilihat dengan

mata telanjang yaitu warna tanah. Warna tanah merupakan campuran dari warna

abu-abu, coklat dan komponen warna lainnya yang terjadi oleh adanya pengaruh

berbagai faktor atau senyawa tunggal atau bersama memberikan jenis warna

tertentu. Warna tanah yang dominan bukan warna-warna tanah yang murni tetapi

sudah merupakan campuran dari warna abu-abu, coklat dan warna seperti karat.

Warna hijau atau biru yang murni tidak dijumpai pada tanah, sedang dua warna

atau lebih yang terjadi pada suatu bidang permukaan atau tempat tertentu disebut

becak-becak ( nottling ). Warna tanah dipengaruhi oleh kondisi atau sifat tanah

Page 14: Laporan Profil Tanah.docx

lainnya melalui pengaruhnya atas radiasi dari energi sinar matahari. Warna yang

semakin hitam atau semakin gelap akan lebih banyak menyerap panas dari sinar

matahari dari pada warna tanah yang terang. Sejumlah energi panas yang terdapat

dalam tanah mengakibatkan tingkat evaporasi yang tinggi, sehingga tanah yang

semakin gelap akan lebih cepat mengering dibanding warna yang lebih muda.

Temperatur tanag dipengaruhi oleh warna tanah dan akan berpengaruh pada

pertumbuhan tanaman dan aktifitas jasad renik serta struktur tanah. Jadi dengan

adanya warna tanah secara tidak langsung berpengruh pada pertumbuhan tanaman

dan jasad renik. Selain itu warna tanah secara langsung dapat dipakai untuk

menentukan tingkat pelapukan, menilai kandungan bahan organik, menilai

keadaan pembuangan air, melihat adanya horison pencucian dan horison

pengendapan serta untuk dapat menaksir kandungan mineral. warna tanah yang

semakin merah menunjukkan tingkat pelapukan semakin lanjut. Tanah yang

semakin gelap warnanya akan semakin banyak kandungan bahan organiknya.

Warna kuning, coklat, atau merah menunjukkan drainase baik, sedang warna

kelabu kebiruan atau bercak-bercak menunjukkan drainase jelek. Warna putih

atau pucat menunjukkan horison pengendapan ( akumulasi ) bahan dari horison

diatasnya. Warna pucat atau kekuningan ini menunjukkan berasal dari mineral

kuarsa, sedang warna merah menunjukkan berasal dari mineral mengandung besi

(Soepardi, 1983).

Struktur tanah merupakan susunan ikat an partikel tanah satu sama lain.

Ikatan tanah berbentuk sebagai agregat tanah. Apabila syarat agregat tanah

terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari luar disebut ped, sedangkan

Page 15: Laporan Profil Tanah.docx

ikatan yang merupakan gumpalan tanah yang sudah terbentuk akibat

penggarapan tanah disebut clod. Untuk mendapatkan struktur tanah yang baik

dan valid harus dengan melakukan kegiatan dilapangan, sedang laboratorium

elatif sukar terutama dalam mempertahankan keasliannya dari bentuk

agregatnya. Pengamatan dilapangan pada umumnya didasarkan atas type struktur,

klas struktur dan derajat struktur. Ada macam-macam tipe tanah dan pembagian

menjadi bermacam-macam klas pula. Di sini akan dibagi menjadi 7 type tanah

yaitu : type lempeng (platy), type tiang, type gumpal (blocky), type remah

(crumb), type granulair, type butir tunggal dan type pejal (masif). Dengan

pembagian klas yaitu dengan fase sangat halus, halus, sedang, kasar dan sangat

kasar. Untuk semua type tanah dengan ukuran klas berbeda-beda untuk masing-

masing type. Berdasarkan tegas dan tidaknya agregat tanah dibedakan atas : tanah

tidak beragregat dengan struktur pejal atau berbutir tunggal, tanah lemah (weak)

yaitu tanah yang jika tersinggung mudah pecah menjadi pecahan-pecahan yang

masih dapat terbagi lagi menjadi sangat lemah dan agak lemah tanah

sedang/cukup yaitu tanah berbentuk agregat yang jelas yang masih dapat

dipecahkan, tanah kuat (strong) yaitu tanah yang telah membentuk agregat yang

tahan lama dan jika dipecah terasa ada tahanan serta dibedakan lagi atas sangat

kuat dan cukupan (Baver, 1961).

Tanah mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tekstur tanah, tanah

pasir biasanya tak lekat, tak liat serta tak lepas. Akan tetapi tanah lempung berat

berkonsistensi sangat lekat, sangat liat, sangat teguh dan keras. Analisis

konsistensi dapat dilakukan dengan meletakkan tanah diatas ibu jari dan telunjuk

Page 16: Laporan Profil Tanah.docx

dalam genggaman tangan tergantung dari kelengasan tanah. Khusus tanah yang

dalam keadaan basah ini dapat diamati dengan kelekatan dan kekenyalan berbeda

dengan tanah kering (Darmawijaya, 1990).

Dinamika bahan organik ditentukan oleh pemasukan sisa – sisa nabati dan

hewani secara sinambung dan pngalihragamannya secara sinambung pula oleh

faktor biologi sebagai penindak utama dan sampai batas tertentu juga oleh faktor-

faktor kimia dan fisik (Kononova, 1966).

Umumnya bahan organik memberikan warna kelam, semakin stabil bahan

organik maka warnanya kan semakin tua. Humus yang paling stabil mempunyai

warna hitam, warna merah dapat menunjukkan tanah yang telah lanjut mengalami

perkembangan yang intensif, misalnya tanah latosol. Warna kuning sebagian besar

disebabkan oleh adanya oksida besi. Tanah warna coklat berarti banyak dalam

mengandung oksida besi yang tercampur bahan organik. Warna kelabu

disebabkan oleh kuarsa, kaolin, dan mineral lempung, karbonat Ca dan Mg, gibs

serta macam garam serta senyawa ferro. Tanah yang kelabu menandakan gejala

gleisasi dimana Fe terbentuk ferro. Tanah yang drainasenya buruk hampir selalu

terdapat bercak-bercak kelabu, coklat, merah dan kuning, warna putih terjadi

karena pengaruh bahan induk. Hampir setiap horison menunjukkan warna yang

berbeda, warna reduksi dan bercak menunjukkan adanya bahwa drainase yang

terjadi buruk (Darmawijaya, 1990).

Page 17: Laporan Profil Tanah.docx

Beberapa sifat-sifat fisik menurut Hardjowigeno (1987), antara lain :

1) Batas-batas Horizon

Batas suatu horizon dengan horizon lainnya dalam suatu profil tanah dapat

terlihat jelas atau baur. Dalam pengamatan tanah di lapang ketajaman peralihan

horizon-horizon ini dibedakan ke dalam beberapa tingkatan yaitu nyata (lebar

peralihan kurang dari 2,5 cm), jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm), berangsur

(lebar peralihan 6,5 – 12,5 cm) dan baur (lebar peralihan lebih dari 12,5 cm). Di

samping itu bentuk topografi dari batas horizon tersebut dapat rata, berombak,

tidak teratur atau terputus.

2) Warna tanah

Penyebab perbedaan warna permukaan tanah umumnya disebabkan oleh

perbedaaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan organik, warna

tanah semakin gelap. Di lapisan bawah, dimana kandungan bahan organik

umumnya rendah, warna tanah banyak dipengaruhi oleh bentuk dan banyaknya

senyawa Fe yang didapat.

3) Tekstur

Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dari fraksi tanah

halusnya tanah (< 2 mm). Berdasarkan atas perbandingan banyaknya butir-butir

pasir, debu dan liat maka tanah dikelompokkan ke dalam beberapa macam kelas

tekstur.

Page 18: Laporan Profil Tanah.docx

4) Struktur tanah

Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan

struktur ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain

oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi dan lain-lain.

Gumpalan-gumpalan kecil ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan

(ketahanan) yang berbeda-beda.

5) Kemantapan dan tingkat perkembangan struktur

Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi tingkat perkembangan lemah

(butir-butir struktur tanah mudah hancur), tingkat perkembangan sedang (butir-

butir struktur tanah agak sukar hancur), dan tingkat perkembangan kuat (butir-

butir struktur tanah sukar hancur). Hal ini sesuai dengan jenis tanah dan

kelembaban tanah. Tanah-tanah permukaan yang banyak mengandung humus

biasanya mempunyai tingkat perkembangan yang kuat. Tanah yang kering

umumnya mempunyai kemantapan yang lebih tinggi daripada tanah basah. Jika

dalam menentukan kemantapan struktur tidak disebutkan kelembabannya,

biasanya dianggap tanah dalam keadaan mendekati kering atau sedikit lembab

karena dalam keadaan tersebut struktur tanah dalam keadaaan tersebut struktur

tanah dalam keadaan yang paling baik.

6) Konsistensi

Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah

atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Hal ini ditunjukkan oleh

daya tahan tanah terhadap gaya yang akan mengubah bentuk. Dalam keadaan

Page 19: Laporan Profil Tanah.docx

lembab atau kering konsisteni tanah ditentukan dengan meremas segumpal tanah.

Bila gumpalan tersebut mudah hancur, maka tanah dikatakan berkonsistensi

gembur bila lembab atau lunak bila kering. Bila gumpalan tanah sukar hancur

dengan remasan tersebut tanah dikatakan berkonsistensi teguh (lembab) atau keras

(kering).

Sifat-sifat Kimia Tanah

Sejumlah proses tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah laju dekomposisi

mineral tanah dan bahan organik dipengaruhi oleh reaksi tanah. Pembentukan

tanaman juga dipengaruhi oleh reaksi asam basa dalam tanah, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pengaruh tidak langsung terhadap tanaman

adalah pengaruh terhadap kelarutan dan ketersediaan hara tanaman. Pengaruh

secara langsung ion H+ dilaporkan mempunyai pengaruh beracun terhadap

tanaman jika terdapat dalam konsentrasi yang tinggi (Tan, 1991).

Pengujian PH tanah dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan

menggunakan kertas lakmus, dengan menggunakan kertas indikator universal dan

dengan alat PH dilaboratorium dapat menggunakan PH meter Beckman H5

(Kuswandi, 1993).

Penentuan PH tanah dapat ditentukan secara kalorimetrik dan

elektrometrik baik dilaboratorium ataupun dilapangan. Elektrik reaksi tanah

ditentukan antara lain dengan PH meter Backman, sedangkan kalorimetrik dapat

ditentukan dengan suatu alat atau menggunakan kertas PH, pasta PH dan larutan

universal. Penentuan car terakhir umumnya lebih murah tetapi peka terhadap

Page 20: Laporan Profil Tanah.docx

pengaruh dari luar. Pada prinsipnya dikerjakan dengan membandingkan warna

larutan tanah dengan warna larutan standart dari kertas, pasta dan larutan indikator

universal (Darmawijaya, 1990).

Ion H+ dalam tanah dapat berada dalam keadaan terjerap. Ion H+ yang

terjerap menentukan kemasaman aktif atau aktual kemasaman potensial dan aktual

secara bersama menentukan kemasaman total. pH yang diukur pada suspensi

tanah dalam larutan garam netral (misal KCl) menunjukan kemasaman total oleh

karena K+ dapat melepaskan H+ yang terjerap dengan mekanisme pertukaran

(Notohadiprawiro, 1998)

Binatang biasanya dianggap sebagai penyumbang sekunder setelah

tumbuhan. Mereka akan menggunakan bahan ini atau bahan organik sebagai

sumber energi. Bentuk kehidupan tertentu terutama cacing tanah, sentripoda atau

semut memainkan peranan penting dalam pemindahan sisa tanaman dari

permukaan ke dalam tanah (Soepardi, 1983).

Bahan kapur pertanian ada tiga macam, yaitu CaCO3 atau CaMg(CO3)2,

CaO atau MgO dan Ca(OH)2. Kapur yang disarankan adalah CaCO3 atau

CaMg(CO3)2 yang digiling dengan kehalusan 100 % melewati saringan 20 mesh

dan 50 % melewati saringan80 – 100 mesh. Pemberian kapur dapat menaikkan

kadar Ca dan beberapa hara lainnya, serta menurunkan Al dan kejenuhan Al, juga

memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah. Pemberian kapur yang menyebabkan

sifat dan ciri tanah membaik, meningkatkan produksi tanaman padi, jagung,

kedelai (Bailey, 1986).

Page 21: Laporan Profil Tanah.docx

Perilaku kimia tanah dapat ditafsirkan sebagai keseluruhan reaksi

fotokimia dan kimia yang berlangsung antar penyusun tanah dan bahan yang

ditambahkan kepada tanah insitu. Faktor kelajuan semua reaksi kimia yang

berlangsung dalam tanah berentangan sangat lebar, antara yang sangat singkat

berhitungan menit ( reaksi serapan tertentu ) dan yang luar biasa berhitung abad

( reaksi yang berkaitan dengan pembentukan tanah ). Reaksi-reaksi tanah diimbas

oleh tindakan faktor lingkungan tertentu. (Notohadiprawiro,1998)

Page 22: Laporan Profil Tanah.docx

III. METODOLOGI

3.1 Letak Geografis dan Administratif

Secara geografis lokasi pengamatan di Desa Saue, Kecamatan Parangloe,

Kabupaten Gowa terletak antara 119°33’7,60” LU dan 95°11’9,14” LS.

Letak lokasi Desa Saue, Kecamatan Parangloe sebagai berikut :

Sebelah Utara : Pallauna

Sebelah Selatan : Balang Palalang

Sebelah Timur : Balang Puza

Sebelah Barat : Buntu Lebang

3.2. Waktu dan Tempat

Praktikum Profil tanah dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 20 Oktober

2012 pukul 09.00 – 14.00 WITA dan bertempat di Kecamatan Parangloe,

Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

3.3 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain: sekop, linggis,

cangkul, palu, cutter, meteran, dan ring sampel.

Bahan yang digunakan yaitu kantong plastik gula, kertas label, alat tulis

menulis, karet gelang, dan Daftar Isian Profil (DIP).

Page 23: Laporan Profil Tanah.docx

3.4 Prosedur Kerja

3.4.1 Penggalian Profil Tanah

Adapun cara kerja praktikum penggalian profil tanah sebagai berikut :

Membuat lubang penampang harus cukup besar agar orang dapat

dengan mudah duduk dan berdiri di dalamnya dan pemeriksaannya

berjalan dengan sempurna.

Mengukur penampang 1,5 m x 1m sampai bahan induk dan

pemeriksaan dipilih di sisi lubang penampang pada bagian teratas.

Tidak menumpuk tanah bekas galian di atas sisi penampang

pemeriksaan.

Melakukan pengamatan pada sinar matahari yang cukup.

3.4.2 Pengambilan Sampel Tanah

a. Sampel Tanah Terganggu

Prosedur kerja pengambilan sampel tanah terganggu yaitu :

Mengambil tanah dengan sendok tanah atau cutter sesuai

dengan lapisan yang akan diambil.

Masukkan dalam kantong plastik gula yang telah diberi

label.

b. Sampel Tanah Utuh

Page 24: Laporan Profil Tanah.docx

Prosedur pengambilan sampel tanah utuh sebagai berikut :

Meratakan dan membersihkan lapisan yang akan diambil,

kemudian letakkan ring sampel tegak lurus (jangan sampai

tanah dalam ring sampel rusak).

Menekan ring sampel sampai bagian ring sampel masuk ke

dalam tanah (+ 10 cm).

Ambil ring sampel beserta tanahnya dengan hati-hati, gali

dengan skop atau linggis.

Potonglah kelebihan tanah yang ada pada permukaan dan

bawah ring sampel sampai permukaan tanah rata dengan

permukaan ring sampel.

Tutup ring sampel dengan plastik lalu simpan dalam kotak

yang telah disediakan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 25: Laporan Profil Tanah.docx

4.1 Hasil

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel Pengamatan Profi Tanah

Lapisan I II

Kedalaman Lapisan (cm)

27 cm 36 cm

Batasan Lapisan Nyata Berbaur

Topografi Batas Lapisan

Rata Tidak teratur

Warna (Munsell) Cokelat kehitaman Cokelat muda / cokelat

kekuninganTekstur Pasir berlempung Lempung berliat

Struktur Granular Sedang

Konsistensi Lembab BasahKaratan Tidak ada Ada (Fe)

Sumber: Data primer setelah diolah 2012

4.2 Pembahasan

Berdasarkan tabel pengamatan diatas, dapat kita ketahui beberapa sifat

fisik tanah sebagai berikut :

a) Kedalaman Tanah

Berdasarkan tabel diatas, tanah yang diamati terdiri atas 2 lapisan, yaitu

lapisan pertama 0-27 cm dan lapisan kedua 27-36 cm. Pada lapisan kedua

belum menunjukkan adanya batuan induk. Hal ini sesuai dengan pendapat

Page 26: Laporan Profil Tanah.docx

Pairunan (1985), bahwa semakin ke bawah, kandungan bahan organik

setiap tanah semakin berkurang.

b) Batasan Lapisan

Batasan lapisannya dapat terlihat dengan jelas, dalam artian dapat diamati

secara visual perbedaan warna lapisan satu dengan lapisan berikutnya.

Hasil pengamatan dengan kasat mata menunjukkan bahwa batasan lapisan

pada lapisan I terlihat nyata dan lapisan II terlihat berbaur. Lapisan I dan

lapisan II, batasan lapisan keduanya sama karena disebabkan adanya

pencucian pada lapisan sebelumnya dan hasil pencucian tersebut diikat

oleh lapisan berikutnya. Pencucian terjadi disebabkan karena adanya air

hujan. Hal ini didukung oleh Hardjowigeno (1992) yang menyatakan

bahwa persamaan batasan lapisan disebabkan kandungan tanah lapisan

itu hampir sama.

c) Topografi Batas Lapisan

Topografi batas lapisan yang diamati di lapangan, lapisan I terlihat rata

dan lapisan II tidak teratur. Topografi dikatakan tidak teratur karena

horison A dan Horison B terlihat tidak teratur dan topografi dikatakan rata

karena horison A dan B mempunyai lapisan yang terlihat rata. Banyak

faktor yang mempengaruhi hal tersebut, hal ini sesuai apa yang dikatakan

oleh Hakim, dkk (1986) bahwa tanah tersebut dipengaruh oleh air (erosi

tanah), bahan induk atau pun pengaruh vegetasi.

d) Warna (Munsell)

Page 27: Laporan Profil Tanah.docx

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, kita dapat melihat perbedaan

warna antara lapisan I dengan lapisan II. Lapisan I memiliki warna yang

lebih gelap dibanding dengan warna pada lapisan II. Lapisan I berwarna

cokelat tua atau cokelat kehitaman. Hal ini disebabkan karena lapisan I

kaya akan bahan organik yang tinggi dan aktivitas biologis tumbuhan

ataupun hewan. Humus dan horizon bercampur dengan mineral lapuk

untuk membentuk lapisan I. Hal ini sesuai dengan yang dituturkan oleh

Hakim (2007) yang menyatakan bahwa horizon teratas hamper seluruhnya

mengandung bahan organik. Tumbuhan daratan dan jatuhan dedaunan

termasuk

e) Tekstur

Tekstur tanah dapat ditentukan di lapangan dengan memijit tanah dengan

jari dalam keadaan basah maupun dalam keadaan kering. Seperti tanah

pada lapisan I pasir berlempung dan lapisan II bertekstur lempung berliat.

Teksturnya berbeda disebabkan karena faktor feeling (perasaan) seperti

pasir berlempung yang terasa sedikit kasar, melekat dan tetapi mudah

patah, sedangkan lempung ber liat terasa halus, lembab, agak licin, sangat

lekat, dan dapat dibentuk serta tidak mudah patah.. Hal ini sesuai dengan

pendapat Hakim, dkk (1986) yang menyatakan bahwa tanah berliat akan

menyimpan lebih banyak air dan mineral karena tanah liat sukar ditembus

oleh air dan suka mengikat mineral.

Page 28: Laporan Profil Tanah.docx

f) Struktur

Gumpalan struktur tanah dapat terjadi karena butir-butir pasir, debu dan

liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat tertentu dan memiliki bentuk,

ukuran serta kemantapan yang berbeda-beda. Dalam pengamatan profil

yang dilakukan lapisan I berstruktur granular sedangkan lapisan II

berstruktur sedang. Oleh karena bentuk struktur tersebut dapat kita jumpai

pada daerah beriklim basah. Hal ini didukung oleh pendapat

Hardjowigeno (2003) bahwa lokasi tanah yang berada pada daerah iklim

basah memiliki struktur yang berbeda.

g) Konsistensi

Dalam pengamatan di lapangan, dapat pula ditentukan konsistensi tanah

dengan meremas tanah, seperti tanah pada lapisan I konsistensinya lembab

dan pada lapisan II konsistensinya basah. Dikatakan konsistensi basah

(pada kadar air sekitar kapasitas-lapangan (field-cappacity) dapat di nilai

dengan cara :

a. Derajat kelekatan tanah terhadap benda-benda yang menempelinya,

yang di deskripsikan menjadi: tak lekat, agak lekat, lekat dan sangat

lekat serta

b. Derajat kelenturan tanah terhadap perubahan bentuknya, yaitu:

nonplastis (kaku), agak plastis, plastis, dan sangat plastis.

Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim (1986) yang menyatakan bahwa

konsistensi dan ketahanan suatu lapisan ditentukan oleh bahan

Page 29: Laporan Profil Tanah.docx

pembentuknya, lapisan tanah organik mempunyai potensi ketahanan yang

rendah dan umumnya dibuang dan diganti dengan bahan yang lebih stabil

seperti krikil dan pasir.

h) Karatan

Karatan tanah merupakan sifat dari kandungan yang dimiliki oleh tanah

tersebut. Pada lapisan I kami tidak menemukan adanya karatan, sedangkan

pada lapisan II warnanya banyak menyerupai karat, ini menandakan

bahwa lapisan tersebut mengandung besi (Fe), mangan (Mn) dan

Aluminium (Al). Hal ini terutama dipicu oleh terjadinya reduksi besi dan

mangan kebentuk larutan, dan oksidasi yang menyebabkan terjadinya

presipitasi sesuai dengan pernyataan Hanafiah (2009) yang menyatakan

warna karatan yang terdapat pada tanah merupakan kandungan yang

banyak terdapat pada lapisan tanah tersebut dan mempengaruhi warna tiap

lapisan tanah.

Page 30: Laporan Profil Tanah.docx

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut :

1. Kedalaman lapisan pada lapisan I 27 cm dan kedalaman lapisan II 36 cm.

2. Batasan lapisan pada lapisan I terlihat nyata dan pada lapisan II terlihat

berbaur.

3. Topografi batas lapisan pada lapisan I rata dan pada lapisan II tidak

teratur.

4. Warna (munsell) belum ada karena pada saat praktikum lapangan kami

tidak membawa munsel tetapi jika diamati tanpa menggunakan buku

munsell, warna lapisan I terlihat cokelat kehitaman sedangkan pada

lapisan II terlihat cokelat kekuningan.

5. Tekstur pada lapisan I pasir berlempung dan pada lapisan II lempung

berliat.

6. Untuk struktur profil tanah yang diamati yaitu pada lapisan I strukturnya

granular atau berlempung sedangkan lapisan II agak sedang.

7. Konsistensi pada lapisan I lembab sedangkan pada lapisan II basah.

8. Karatan pada profil tanah yang diamati hanya terdapat pada lapisan II

dibanding dengan lapisan I yang tidak memiliki karatan. Adapun karatan

yang terdapat pada lapisan II adalah besi (Fe).

Page 31: Laporan Profil Tanah.docx

9. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah adalah bahan

induk, iklim, organism,topografi, dan waktu.

10. Sifat-sifat tanah terbagi 2 yaitu sifat fisika dan sifat kimia tanah. Sifat

fisika tanah dapat diketahui dengan melihat tekstur, struktur, warna,

topografi, batasan lapisan, serta konsistensi tanah.

5.2 Saran

Komunikasi antar Asisten dan Praktikan sebaiknya diperlancar agar

praktikan dapat mengetahui apa saja yang diperlukan sehubungan dengan

praktikum ini.

Page 32: Laporan Profil Tanah.docx

DAFTAR PUSTAKA

Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung.27 Oktober 2012

Baver, L.D. 1961. Soil Physics. John Wiley & Sons Inc. New york. 27 Oktober 2012

Buckman. 1982. Ilmu Tanah. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. 27 Oktober 2012

Darmawijaya, M. Isa. 1990. Klasifikasi Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 27 Oktober 2012

Foth, H.D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 23 Oktober 2012

Hakim, 2007. Ciri-ciri utama Profil Tanah. 23 Oktober 2012

Hanafiah, Kemas Ali. 2009. Dasar-dasarIlmu Tanah. Jakarta :Rajawali pers. 27 Oktober 2012

Hanafia, 2007. Ciri-ciri utama Profil Tanah. 23 Oktober 2012

Hardjowigeno, S. 1993. Klasifikasi Tanah Dan Pedogenesis. Akapress. Jakarta. 27 Oktober 2012

Hardjowigeno, 1985. Tanah Vertisol. Kejenuhan Basa. KTK. 23 Oktober 2012

Henry. 1988. Fundamentalis of Soil Science. John Wiley & Sons. Inc. New york. 27 Oktober 2012

Kartasapoetra. 1987. Ilmu Tanah Umum. Bagian Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. Bandung. 27 Oktober 2012

Kononova.M.M. 1996. Soil organic matter. Diterjemahkan dari bahasa Rusia oleh T.Z. Nowokowski & A.C.D. Newman 2nd English Edition. Pergamon Press Ltd. Oxford. London. 27 Oktober 2012

Kuswandi. 1993. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. 27 Oktober 2012

Notohadiprawiro, T. 1998. Tanah dan Lingkungan. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 27 Oktober 2012

Page 33: Laporan Profil Tanah.docx

Pairunan, 1985. Ciri-ciri utama Tanah. Horizon E. 27 Oktober 2012

Sarief. 1979. Ilmu Tanah Umum. Bagian Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. Bandung. 27 Oktober 2012

Sugiman. 1982. Ilmu Tanah Terjemahan. Bhratara Karya Aksara. Jakarta. 27 Oktober 2012

Soepardi. 1979. Sifat Dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu-Ilmu Tanah Fakultas Pertanian IPB. Bogor. 27 Oktober 2012

Tan, Kim. 1991. Dasar-Dasar Kimia Tanah. Balai Penelitian Teh & Kina. Bandung. 27 Oktober 2012

Tim Asisten dan Dosen UNHAS, 2010. 27 Oktober 2012