38
LAPORAN PROJECT KOMUNITAS TETAP MEROKOK BAHAYA UNTUK KAMU (TEMBAKAU) Dosen Pengampu: Ns. Eliyana, S.Kep., MNS Bayu Shinta, S.Kep., Ns Disusun Oleh: Kelompok 3 D Vina Tira Rutwitasari (04.12.3265) Willi Brorda Rahayaan (04.12.3267) Efendi Trio Putranto (04.12.3366) Agung Prestawan (04.12.3388) Evi Yuniarsih (04.12.3391) G.A.K Agung Ardhianthi (04.12.3392) Hidayatul Husna (04.12.3394) Jamilatun Naimah (04.12.3395) Khazainu Rahmatus S.

Laporan Project Komunitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Nama kegiatan: Tetap Merokok Bahaya Untuk Kamu (TEMBAKAU)

Citation preview

Page 1: Laporan Project Komunitas

LAPORAN PROJECT KOMUNITASTETAP MEROKOK BAHAYA UNTUK KAMU (TEMBAKAU)

Dosen Pengampu:

Ns. Eliyana, S.Kep., MNSBayu Shinta, S.Kep., Ns

Disusun Oleh:Kelompok 3 D

Vina Tira Rutwitasari (04.12.3265)

Willi Brorda Rahayaan (04.12.3267)

Efendi Trio Putranto (04.12.3366)

Agung Prestawan (04.12.3388)

Alfiyah (04.12.3389)

Evi Yuniarsih (04.12.3391)

G.A.K Agung Ardhianthi (04.12.3392)

Hidayatul Husna (04.12.3394)

Jamilatun Naimah (04.12.3395)

Khazainu Rahmatus S. (04.12.3396)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SURYA GLOBAL YOGYAKARTA2015

Page 2: Laporan Project Komunitas

BAB I

PENDAHULUAN

Hidup sejahtera merupakan impian untuk semua orang. Sejahtera

adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial semua

warga Negara agar hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga

dapat menjalankan fungsinya (UU. No 11 tahun 2009), untuk menjamin

kesejahtran hidup badan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengesahkan

dokumen Sustainable Development Goals (SDGs) pada KTT pembengunan

berkelanjutan di New York tanggal 25-27 September 2015. Dalam KTT

tersebut ditetapkan bahwa SDGs akan mulai diberlakukan pasca tahun 2015

sampai tahun 2030. SDGs tidak hanya berlaku untuk Negara berkembang,

tapi juga untuk negara-negara maju.

Target tujuan pembangunan SDGs dalam bidang kesehatan salah

satunya adalah Menjamin Kehidupan Yang Sehat dan Mendorong

Kesejahteraan Bagi Semua Orang Disalah Satu Umur. Target pencapian pada

tahun 2030 adalah mengurangi sepertiga kematian prematur akibat penyakit

tidak menular melalui pencegahan dan perawatan serta mendorong

kesejahteraan dan kesehatan mental. Penyakit tidak menular salah satunya

adalah penyakit kangker paru.

Menurut World Health Organisation (WHO), kanker paru merupakan

penyebab kematian utama dalam kelompok kanker pada pria maupun

wanita. Kanker paru membunuh hampir 90% penderitanya, atau hampir

30% dari seluruh kematian akibat kanker. Pada tahun 2008 angka kejadian

kanker paru mencapai 7,6 juta kematian atau sekitar 13% dari semua

kematian (WHO, 2012). Terdapat beberapa faktor resiko dari kanker paru, di

antaranya merokok (perokok aktif dan pasif), polusi udara, paparan zat

karsinogen, diet, genetik, dan penyakit paru lainya. faktor terbesar saat ini

adalah merokok. Peningkatan angka konsumsi rokok diperkirakan akan

meningkatkan angka kematian akibat kanker paru. Penyakit kanker paru

Page 3: Laporan Project Komunitas

ditemui pada perokok yang kematianya bisa mencapai 1.370.000 setiap

tahun diseluruh dunia (WHO, 2012)

Angka kejadian di Amerika Serikat pada tahun 2000 melebihi dari

25% dari angka kejadian merokok pada orang dewasa, dan dikatakan

terdapat peningkatan sekitar 50% dari tahun 1988. Lebih dari 80% perokok

sebelum umur 18 tahun serta diperkirakan sekitar 3000 remaja mulai

merokok setiap hari. Angka kejadian merokok pada remaja lebih tinggi di

pedesaan dari pada perkotaan. Variasi etnis dan budaya dalam hal merokok

mencerminkan interaksi yang mejemuk antara pendapatan, harga rokok,

ketersediaan rokok, budaya, stress, keturunan, umur, jenis kelamin, dan

reklame rokok. (Soetjiningsih, 2007). Peningkatan konsumsi rokok yang

mencapai 7 juta ton, dengan peningkatan 1,4% per tahun. Rata-rata rokok

yang dihisap perhari 24 gram/hari. Di Negara-negara maju dan 14 gram/hari

di Negara-negara sedang berkembang. Merokok merupakan salah satu

kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Dimana-mana,

mudah menemui orang merokok, lelaki-wanita, anak kecil-tua renta, kaya

miskin, dan tidak terkecuali (Bustan, 2007).

Menurut Soetjiningsih (2007), merokok merupakan sebuah kebiasaan

yang dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak

dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si perokok itu sendiri maupun

orang-orang disekitarnya. Merokok merupakan bagian hidup masyarakat.

Dari segi kesehatan, tidak ada satu titik yang menyetujui atau melihat

manfaat yang dikandungnya. Namun tidak mudah untuk menurunkan atau

menghilangkannya. Karena itu gaya hidup ini menarik sebagai suatu masalah

kesehatan, minimal dianggap sebagai faktor risiko dari berbagai macam

penyakit. Di perkirakan sejumlah 1,1 milyar perokok dunia berumur 15 tahun

keatas, seperti dari total penduduk dunia (Bustan, 2007).

Rokok merupakan salah satu produk industri dan komuditas

internasional yang mengandung sekitar 3000 bahan kimia. Unsur-unsur

penting antara lain tar, nikotin, benzopiryin, metil-klorid, aseton, ammonia,

Page 4: Laporan Project Komunitas

dan karbonmonoksida (Bustan, 2007). Nikotin umumnya merupakan zat

pertama yang digunakan oleh kaum muda yang masuk kedalam rangkaian

pengguanaan zat seperti tembakau, alkohol, marijuana, dan penyalahgunaan

obat lainnya. Merokok yang menggunakan nikotin 15 kali lebih mungkin

menggunakan obat lainnya dari pada yang tidak pernah merokok

(Soetjiningsih, 2007). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan,

tembakau membunuh lebih daari 5 juta orang per tahun, dan di proyeksikan

akan membunuh 10 juta samapai tahun 2020 (Bunstan, 2007). Merokok

telah menjadi penyebab utam kematian terbesar di dunia. Rokok yang

dihisap setiap harinya mencapai 15 milyar batang. Indonesia menempati

peringkat 5 dalam mengkonsumsi rokok di Dunia. Banyak masyarakat

menghisap rokok setiap harinya, baik bagi masyarakat menengah kebawah

sampai menengah ke atas. Bahkan tidak jarang kita temukan anak-anak di

bawah umur yang sudah mulai merokok (Wiarto, 2013).

Dari jumlah itu, 70% korban berasal dari Negara berkembang.

Lembaga demografi UI mencatat, angka kematian akibat penyakit yang

disebabkan rokok pada tahun 2004 adalah 427.948 jiwa per hari atau sekitar

22,5% dari total kematian di Indonesia (Bustan, 2007). Perilaku merokok

penduduk 15 tahun keatas masih belum terjadi penurunan dari 2007 ke

2013, cenderung meningkat dari 34,2% tahun 2007 menjadi 36,3% tahun

2013. 64,9% laki-laki dan2,1% perempuan masih menghisap rokok tahun

2013. Ditemukan 1,4% perokok umur 10-14 tahun, 9,9% perokok pada

kelompok tidak bekerja, dan 32,2% kelompok kuintil indeks kepemilikan

terendah. Sedangkan rata-rata jumlah batang rokok yang dihisap adalah

sekitar 12,3 batang, bervariasi dari yang terendah 10 batang di DI Yogyakarta

dan tertinggi di Bangka Belitung 18,3 batang (Riskesdas,2013).

Beberapa hasil survey di Indonesia, seperti Riset Kesehatan Dasar,

GYTS dan GATS menunjukkan besarnya masalah konsumsi rokok bagi

kesehatan masyarakat. GYTS adalah survey berbasis sekolah untuk masalah

merokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun dan masyarakat sekolah yang

Page 5: Laporan Project Komunitas

telah dilakukan dibeberapa Negara termasuk di Indonesia. Prevalensi

merokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun (GYTS 2009) 30,4% anak

sekolah pernah merokok (laki-laki 57,8%, perempuan 6,4%) 20,3% anak

sekolah adalah perokok aktif (laki-laki 41%, perempuan 3,5%) GYTS 2009

68,8% anak usia sekolah 13-15 tahun terpapar asap rokok di luar rumah

72,4% anak sekolah usia 13-15 tahun mempunyai orang tua merokok. Akses

rokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun (GYTS 2009) 51,1% membeli rokok

di toko atau warung 59% dapat membeli rokok di toko atau warung tanpa

penolakan dari penjual (Tobbaco Control Support Center-IAKMI, 2011)

Menurut Sitopoe (2005), perilaku merokok adalah suatu perilaku

yang melibatkan proses membakar tembakau yang kemudian di hisap

asapnya, baik menggunakan rokok maupun pipa. Dalam 10 tahun terakhir,

konsumsi rokok di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 44,1% dan

jumlah perokok mencapai 70% penduduk Indonesia (Fatmawati, 2006).

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali ditemui orang merokok dimana-

mana, baik di kantor, di pasar, ataupun ditempat lainnya dikalangan rumah

tangga sendiri atau bahkan disekolah (Depkes RI, 2009). Hal ini diperkuat

dalam peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 42 Tahun

2009 pada pasal 1 Kawasan Dilarang Merokok adalah ruang atau area yang

dinyatakan dilarang untuk merokok meliputi tempat umum, sarana

kesehatan, tempat kerja, dan tempat spesifik sebagai tempat belajar

mengajar, area kegiatan anak, tempat ibadah, dan angkutan umum.

(www.biro hukum setda provinsi DIY.com). Hasil survey tahun 2005

menunjukkan bahwa usia mulai merokok cenderung semakin muda,

sedngkan hasil survey 2008 tentang perilaku merokok SMP SMA (12-18

tahun) di Yogyakarta memperlihatkan bahwa hampir 50% remaja setinggkat

SMA dan 30% remaja SMP pernah mencoba untuk merokok. Dari jumlah

tersebut, hanya 37,5% remaja yang bisa melepaskan diri untuk tidak

merokok sementara sebanyak 9,3% diantaranya menjadi perokok rutin

dimana 3% diantaranya adalah remaja putri (Dinkes DIY, 2009).

Page 6: Laporan Project Komunitas

Iklan rokok dianggap sebagai kendala utama dalam pencegahan

dampak bahaya rokok terhadap anak-anak. Penelitian Komnas Perlindungan

Anak tahun 2007 menujukkan bahwa 91,7% remaja berusia 13-15 tahun

merokok karena didorong oleh pengaruh iklan. Penelitian Universitas hamka

dan komnas anak 2007 menunjukkan hampir semua anak (9,7%) melihat

iklanrokok di televisi dan 68,2% memiliki kesan atau persepsi terhdap

merokok iklan rokok serta 50% remaja perokok lebih percaya diri dicitrakan

oleh iklan rokok (Adam, 2011). Studi Mirnet dalam Tuakli dkk, (1990)

menemukan bahwa perilaku merokok dipengaruhi oleh rasa ingin tahu dan

pengaruh teman sebaya.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan Kepala Sekolah, di

dapatkan data siswa yang ketahuan merokok di dalam kelas selama 6 bulan

terakhir yaitu sebanyak 9 orang siswa. Selain itu Kepala sekolah juga

mengatakan bahwa di sekolah masih ada satu guru yang menjadi role play

merokok dilingkungan sekolah dan akhir-akhir ini siswa-siswanya banyak

yang ketahuan merokok di sekitar lingkungan sekolah sebelum mereka

masuk kesekolah. Beliau juga menyayangkan karena lingkungan sekitar

sekolah yaitu warung-warung memberikan dukungan terhadap perilaku

merokok pada para siswa dengan membiarkan mereka membeli rokok. Dan

dari data kuesioner yang kami sebarkan sebelum kegiatan didapatkan data

13 siswa mempunyai pengetahuan baik tentang bahaya merokok dan

dampak merokok yang terdiri dari 10 perempuan dan 3 laki-laki. 12 siswa

yang mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup, terdiri dari 9 laki-laki dan

3 perempuan. 3 orang laki-laki memiliki pengetahuan kurang baik. Data

diatas menunjukan bahwa rata-rata anak laki-laki mempunyai tingkat

pengetahuan bahaya merokok dan dampak merokok cukup, perempuan

rata-rata memiliki tingkat pengetahuan terhadap bahaya dan dampak

merokok baik. Jika dilihat dari tingkat pengetahuan mereka tahu bahwa

merokok itu berbahya, tetapi berbanding terbalik dengan perilaku meraka

yang tetap merokok padahal meraka tahu rokok itu berbahya.

Page 7: Laporan Project Komunitas

Dari uraian masalah diatas kami kelompok sepakat untuk

mengangkat judul projek “TEMBAKAU (Tetap Merokok Bahaya Untuk

Kamu)” Di SMP Muhamadiya Pleret.

Page 8: Laporan Project Komunitas

BAB II

PROGRAM PROMKES

A. Tujuan Kegiatan

1. Jangka Panjang :

Meningkatkan status kesehatan remaja dengan cara meningkatkan

pengetahuan sebesar 5% dan mengubah perilaku merokok sebanyak 1

orang siswa yang mendapatkan poin merah dari guru bimbingan

konseling.

2. Jangka Pendek :

a. Siswa dan Siswi memahami tentang bahaya merokok

b. Siswa mengetahui kadungan dari rokok

c. Menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari asap rokok

d. Memberikan tips agar berhenti merokok

e. Mengurangi frekuensi merokok di lingkungan sekolah

B. Deskripsi Project

1. Nama kegiatan: Tetap Merokok Bahaya Untuk Kamu (TEMBAKAU)

2. Target: Sembilan siswa yang mendapatkan point merah dari guru

bimbingan konseling karena ketahuan merokok didalam kelas dan 38

siswa perwakilan dari kelas VII A sampai VII D dan VIII A sampai VIII D

yang masing-masing kelas mengirimkan enam orang.

3. Waktu dan Tempat: Delapan hari, kegiatan dimulai tanggal 11 November

2015 , selesai tanggal 23 November 2015 di SMP Muhammadiyah Pleret.

4. Aktivitas: Kami mempunyai 5 aktivitas. Aktivitas pertama Sosialisasi,

kedua Focus Discussion Group (FGD), ketiga Pagi Segar, keempat Tutor

Sebaya dan kegiatan terakhir penutupan.

5. Teori yang digunakan: B.F Skinner Operant Conditioning dan Lawrence &

Green Precede-Proceed.

C. Prosedur Project

Page 9: Laporan Project Komunitas

Faktor predisposisi:pengetahuan

Health education:Untuk meningkatkan pengetahuan

Penguat & reinforcement positifTanda centang & rewardUntuk penurunan frekuensi merokok pada siswa-siswa

Untuk meningkatkan pengetahuan dan perubahan perilaku merokok

Evaluasi: perawat kolaborasi dengan guru memantau perilaku merokok pada pagi hari

Perawat memberikan edukasi dengan kegiatan FGDSiswa melakukan Tutor sebaya dengan teman satu kelas

Garis biru untuk model teori GreenGaris hijau untuk model teori Skinner

D. Panduan Aktivitas

Aktivitas I

Page 10: Laporan Project Komunitas

Nama kegiatan : Sosialisasi program Tetap Merokok Bahaya Untuk Kamu

(TEMBAKAU)

Tanggal/Waktu : Rabu, 11 November 2015 (jam 08.00 s.d selesai)

Tempat : SMP Muhammadiyah Pleret

Target : Kepala Sekolah SMP Muhamadiyah Pleret dan Wali kelas

VII dan VII A-D

Tujuan kegiatan:

1. Memberikan informasi tentang program kegiatan

“TEMBAKAU”

2. Memastikan bahwa antara perawat dan guru

mempunyai persamaan, pandangan dan pemahaman

yang sama terkait agenda kegiatan yang akan

dilakukan.

3. Megetahui tingkat pengetahuan siswa-siswi tentang

rokok.

Panduan Kegiatan

Tujuan Isi dan Kegiatan Waktu MediaPenanggung

JawabEvaluasi

BHSP Perkenalan 08.15-

08.30

- Agung

prestawan

Tanya

jawab

Persamaan

persepsi

program

kegiatan

“TEMBAKAU”

- Menyampaikan informasi program projek dengan tema “TEMBAKAU”

- Menanyakan data siswa 1 tahun terakhir yang aktif

08.30-

09.00

Handou

t

Efendy trio

putranto

Tanya

jawab

Page 11: Laporan Project Komunitas

mahasiswa

dengan pihak

sekolah

merokok- Mengajukan

kerjasama dengan guru BK terkait mengontrol siswa dan koordinasi tutor sebaya.

Mengetahui

tingkat

pengetahuan

siswa-siswi

tentang

merokok

Pembagian

kuisoner

Kondisional Handou

t

Guru BK -

Mewakili kelas

dalam kegiatan

penkes

Memilih 6 orang

untuk kegiatan

penkes

Kondisional - Wali kelas -

Menumbuhka

n rasa

tanggung

jawab dan

kemandirian

siswa-siawi.

memberikan

tugas mepelajari

kandungan

berbahaya dalam

rokok, dampak

merokok, tips

Kondisional - Wali kelas -

Page 12: Laporan Project Komunitas

berhenti merokok

Aktivitas II

Nama Kegiatan : Fokus Discusion Group “TEMBAKAU”(Tetap Merokok

Bahaya Untuk Kamu)

Tanggal/Waktu : Sabtu, 14 November 2015 (jam 09.00-12.30)

Tempat : Masjid SMP Muhammadiyah Pleret

Target : 48 siswa/siswi SMP Muhammadiyah Pleret

Tujuan:

1. Meningkatkan pengetahuan siswa dan siswi tentang kandungan zat

berbahaya (bahan kimia) dalam rokok

2. Meningkatkan pengetahuan siswa dan siswi tentang kandungan

partikel-partikel gas (asap) rokok.

3. Meningkatakan pengetahuan siswa dan siswi dampak kesehatan yang

ditimbulkan bagi perokok pasif.

4. Meningkatkan pengetahuan bagi siswa dan siswi penyakit yang

ditimbulkan akibat merokok.

5. Untuk mencegah bertambahnya perokok pemula dikalangan remaja.

Panduan kegiatan

Kegiatan WaktuPenangung Jawab

Perlengkapan yang Disiapkan

Evaluasi

Persiapan- Pengisian

absensi- Pembagian

snack- Pengisian

lembar prites

09.00-09.15

G.A.K. Ayu Agung

Lembar absensi

-

Pembukaan- Pembacaan

doa- Pembacaan

susunan

09.15-09.30

Vina Tira Rutwitasari

Susunan acara -

Page 13: Laporan Project Komunitas

acara- Sambutan

Kepala Sekolah

- Perkenalan anggota kelompok 3D

Penyegaran - Senam otak- Pembentuka

n kelompok- FGD

09.3009.45

Agung Prestawan

(LCD & laptop)

-

FGD- Nonton

bersama video dampak merokok

- Menangapi video yang di putar

- Diskusi masing-masing kelompok

(zat berbahaya dalam rokok, patikel gas berbahaya dalam rokok, dampak yang ditimbulkan bagi perokok pasif, dampak merokok bagi kesehatan, tips menghentikan merokok)

Menunjuk 1 orang sebagai

09.45-10.45

10.45-10.50

VII A : Agung prestawanVII B : Willi berorda .R.VII C : Kazainu RahmaVII D : AlfiyahVIII A : Evi YuniarsihVIII B : G.A.K. Agung .A.VIII C : Hidayatul HusnaVIII D : Jamilatun Naimah

Guru BK kelas VII & VIII

- Power Point- Video - LCD- Sound

system

-

- Menaggapi vidio

- Tanya jawab

Tanya jawab

Page 14: Laporan Project Komunitas

Leader melakukan tutor sebaya di kelas

Menjelaskan teknik tutor sebaya

10.50-11.00

VII A : Agung prestawanVII B : Williberorda .R.VII C : Kazainu RahmaVII D : AlfiyahVIII A : Evi YuniarsihVIII B : G.A.K. Agung .A.VIII C : Hidayatul HusnaVIII D : Jamilatun Naimah

- -

Melakukan post test

11.00-11.20

VII A : Agung prestawanVII B : Williberorda .R.VII C : Kazainu RahmaVII D : AlfiyahVIII A : Evi YuniarsihVIII B : G.A.K. Agung .A.VIII C : Hidayatul

Lembar kuisoner

-

Page 15: Laporan Project Komunitas

HusnaVIII D : Jamilatun Naimah

Penutup - Membaca

doa

11.25-11.30

Vina Tira Rutwitasari

- -

Aktivitas III

Nama kegiatan : Pagi Segar

Tangga/Waktu : Senin-Sabtu, 16-21 November 2015 (06.00 – 08.00)

Tempat : SMP Muhammadiyah Pleret

Target : 9 siswa yang medapat poin merokok di kelas

Tujuan : Untuk mengurangi frekuensi merokok siswa pada pagi

hari

Panduan kegiatan

Kegiatan WaktuPenanggung

Jawab

Perlengkapan yang

DisiapkanPagi segar- Memeriksa

apakah siswa masih merokok atau tidak

Senin,16/11/201506.00-08.00

Selasa,17/11/201506.00-08.00

Rabu, 18/11/201506.00-08.00

Kamis,19/11/2015

- Guru BK/mewakili

- Gst Ayu Km Agung A.

- Agung Prestawan

- Guru BK/mewakili

- Guru BK/mewakili

- Evi Yuniarsih- Willi

Berorda Rahayaan

- guru

Lembar Pemantauan

Page 16: Laporan Project Komunitas

06.00-08.00

Jum’at,20/11/201506.00-08.00

Sabtu,21/11/201506.00-08.00

BK/mewakili- Hidayatul

Husna- Alfiyah

- Guru Bk/Mewakili

- Jamilatun Naimah

- Khazainu Rahmatus S.

- Guru BK/mewakili

- Vina Tira R.- Efendi Trio P

Aktifitas IV

Nama Kegiatan : Tutor Sebaya “TEMBAKAU”(Tetap Merokok Bahaya Untuk

Kamu)

Tanggal/Waktu : Senin-Sabtu, 16-21 November 2015

Tempat : Ruang Kelas VII dan VIII SMP Muhammadiyah Pleret

Target : Siswa dan Siswi Kelas VII dan VIII SMP Muhammadiyah

Pleret

Tujuan : untuk menyampaikan informasi tentang bahaya merokok

pada teman satu kelas dan meningkatkan rasa percaya diri

Panduan Kegiatan

Kegiatan WaktuPenanggung

Jawab

Perlengkapan yang Disiapkan

Tutor Sebaya- Siswa yang

telah mengikuti promosi kesehatan menyampaikan kepada teman kelasnya tentang

Page 17: Laporan Project Komunitas

dampak dan bahaya merokok.

Kelas VIII A

Kelas VII B

Kelas VII DKelas VIII C

Kelas VII C

Kelas VIII B

Kelas VII A

Kelas VIII D

Selasa,17/11/201510.20-11.00

Rabu,18/11/201512.20-13.00

13.00-13.3013.00-13.30

Kamis,19/11/201509.10-09.50

Jum’at,20/11/201509.10-09.50

11.00- 11.40

Sabtu,21/11/201509.10-09.50

- Guru BK

- Khazainu Rahmatus S.

- Evi Yuniarsih- Jamilatun

Naimah

- Guru BK- Alfiyah- Hidayatul

Husna

- Guru BK

- Vina Tira R.- Willi Berorda

R.

Guru BK Gst Ayu Km

Agung A Agung

Prestawan

Handout

Aktivitas V

Nama kegiatan : Penutupan

Tangga/Waktu: Senin,23 November 2015 (07.00)

Tempat : SMP Muhammadiyah Pleret

Target : Siswa yang mendapatkan point prilaku merokok di

Page 18: Laporan Project Komunitas

sekolahan

Tujuan : Memberikan reinforcement dan penyerahan kenang-

kenangan ke sekolah.

Panduan Kegiatan

Kegiatan Waktu Penanggung JawabPerlengkapan

yangDisiapkan

Pemberian Reward Pagi Segar

08.15-08.30 Ketua kelompok Hadiah

Penutupan Kegiatan Project

08.30-selesai

Kepala sekolah dan kelompok 3D

Penyerahan Kenang-kenangan

HASIL YANG DIHARAPAKAN

- Siswa

Siswa mampu merubah perilaku merokok menjadi tidak merokok dan

meningkatan pengetahuan setelah diberikan program promosi

kesehatan. Karena mereka dapat mengaplikasikan tips yang diberikan

untuk berhenti merokok dan menamba wawasan tentang kandungan

dan bahaya rokok untuk kesehatan sehingga dapat meningkatkan status

kesehatan pada siswa-siswi SMP Muhammadiyah Pleret.

- Sekolah

Hasil projek akan mendukung program kesehatan sekolahan untuk

mempertahankan status kesehatan prilaku hidup bersih dan sehat.

- Petugas Kesehatan

Projek ini mampu memberikan kesadaran bagi petugas kesehatan untuk

menindak lanjuti program kesehatan siswa-siswi di sekolahan.

Status kesehatan remaja masuk dalam indikator SDGs poin ketiga tentang

kesehatan yang baik dan sejateraan yang artinya menjamin kehidupan

Page 19: Laporan Project Komunitas

yang sehat serta mendorong kesejateraan hidup untuk seluruh

masyarakat disegala umur.

Dua jenis evaluasi

1. Evaluasi formatif

- Evaluasi dengan tanya jawab selama sesi pendidikan kesehatan (FGD

dan Tutor sebaya)

- Evaluasi menggunakan kuisioner tingkat pengetahuan

- Evaluasi dengan observasi dan pengamatan selama kegiatan pagi

segar

2. Evaluasi somatif

Final dari kegiatan yang kami lakukan adalah pemberian tanda ceklist

kepada 9 siswa yang mampu mengurangi frekuensi merokok yang setiap

harinya dilingkungan sekolah dan mengikuti seluruh kegiatan secara

kooperatif.

BAB III

PEMBAHASAN

Aktivitas pertama dalam program promosi kesehatan adalah sosialisasi.

Sosialisasi adalah proses mempelajari norma, nilai, peran, dan semua

persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan partisipasi yang

efektif dalam kehidupan sosial (sasrawan, 2013). Proses sosialisasi menggunakan

Page 20: Laporan Project Komunitas

komunikasi interpersonal dimana mahasiswa menjelaskan secara langsung

maksud dari tujuan kepada kepala sekolah. Teknik ini didukung oleh suharsono

(2012) sosialisasi dilakukan menggunakan komunikasi interpersonal dalam

meningkatkan partisipasi masyarakat kota untuk meningkatkan budaya hidup

yang peduli lingkungan. Hasil dari kegiatan sosialisasi ini, telah diperoleh

kesepakatan antara mahasiswa dan pihak sekolah (kepala sekolah) mengenai

tujuan, agenda kegiatan dan waktu pelaksanaan kegiatan.

Aktivitas kedua adalah Focus Group Discussion (FGD), menurut Irwanto

(2006: 1-2) dalam muhammad (2014) mendefinisikan FGD adalah suatu proses

pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu permasalahan

tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok. Dalam kegiatan FGD

terdapat 8 kelompok dengan masing-masing kelompok beranggotakan 7 orang

termasuk 1 orang mahasiswa. Model ini didukung menurut Kruger (1988) dalam

Paramita & Kristiana (2013) bahwa jumlah peserta dalam kelompok cukup 7–10

orang, namun dapat diperbanyak hingga 12 orang, sehingga memungkinkan

setiap individu untuk mendapat kesempatan mengeluarkan pendapatnya serta

cukup memperoleh pandangan anggota kelompok yang bervariasi. Dalam

aktivitas FGD, kelompok menggunakan media video untuk membantu

memahamkan materi tentang bahaya rokok. Cara ini didukung oleh Purnama,

Muhlisin & Kartinah (2013) yang menunjukkan bahwa media video lebih efektif

dalam meningkatkan pengetahuan dibanding responden dengan media leflet.

Kekurangan kelompok dalam melaksanakan FGD yaitu peserta sulit dikendalikan

ketika diskusi berlangsung, di dukung dalam penelitian Paramita & Kristiana

(2013) bahwa peserta kadang sulit dikendalikan ketika diskusi berlangsung.

Evaluasi menggunakan lembar kuesioner. Hasil dari kegiatan ini di dapatkan

peningkatan pengetahuan dari hasil pretest pengetahuan bahaya merokok yaitu

69,8%, setelah dilakukan FGD dan dilakukan post test menjadi 76,2% dan dapat

disimpulkan bahwa adanya peningkatan sebanyak 6,4%. Metode FGD ini di

dukung dalam penelitian Rizki (2012) bahwa FGD juga berpengaruh terhadap

peningkatan pengetahuan Kesehatan Reproduksi (KRR).

Page 21: Laporan Project Komunitas

Aktivitas ketiga adalah kegiatan pagi segar, yaitu merupakan kegiatan yang

dilakukan dalam upaya pencegahan dan intervensi sekolah dalam mengurangi

frekuensi perilaku merokok pada remaja di sekolah. Menurut Rachmat dkk

(2013) sekolah perlu dilibatkan lebih intensif pada upaya pencegahan dan

intervensi perilaku merokok pada anak dan remaja. Oleh karena itu, kelompok

kami menerapkan kegiatan pagi segar sebagai upaya pencegahan dan intervensi

terhadap perilaku merokok pada siswa-siswa SMP Muhammadiyah Pleret. Dalam

kegiatan ini, selama 6 hari setiap pagi, mahasiswa berkolaborasi dengan guru

jaga yang sebelumnya sudah diberi info mengenai daftar nama-nama siswa yang

akan dipantau. Evaluasi kegiatan ini adalah dengan pengamatan langsung atau

observasi. Setelah diamati selama 6 hari, tidak ada perubahan sama sekali

meskipun telah diikutkan dalam kegiatan FGD yang membahas rokok dan

bahayanya, ke-9 siswa tetap merokok sebelum masuk gerbang sekolah. Bahkan

beberapa siswa terlihat dengan terang-terangan merokok di samping sekolah.

Kelemahan, untuk kegiatan ini, dari mahasiswa yang datang ke sekolah berganti-

ganti setiap harinya, sehingga hasil observasi kurang maksimal.

Aktivitas ke empat adalah kegiatan tutor sebaya. Menurut Susilowati

dalam Hafizah dkk (2013) tutor sebaya adalah seorang murid membantu

belajar murid lainnya dengan tingkat kelas yang sama. Metode tutor sebaya

dilakukan dengan cara memberdayakan kemampuan siswa yang memiliki

daya serap tinggi, siswa tersebut mengajarkan materi kepada teman-

temannya yang belum paham sehingga memenuhi ketuntasan belajar

semuanya. Kegiatan tutor sebaya dilakukan pada saat siswa mengikuti jam

pelajaran Bimbingan Konseling (BK) sesuai dengan jamnya. Dalam proses

tutor sebaya, dilakukan oleh siswa yang dipilih berdasarkan keaktifan pada

saat kegiatan FGD , kemudian siswa tersebut menyampaikan informasi yang

sudah di dapatkan di kelasnya masing-masing. Model ini didukung oleh

Winataputra (2000:38) dalam Anggorowati (2011) yang menggunakan model

student to tutor. Masing-masing dari 8 kelompok yang dibuat pada saat

kegiatan FGD, satu siswa perwakilan tiap kelompok yang paling aktif akan

Page 22: Laporan Project Komunitas

menyalurkan ilmu yang telah diperoleh dikelasnya. Hambatan yang muncul

dalam pelaksanaan kegiatan tutor sebaya ini adalah kemampuan setiap anak

dalam menyampaikan materi berbeda-beda, sehingga pada anak yang

kurang mampu menyampaikan materi, suasananya kurang hidup. Dapat

dilihat dari cara penyampaian materi. Selain itu, kurangnya persiapan dari

para tutor atau siswa tersebut. Kesulitan semacam ini juga dialami oleh

Anggorowati (2011) dalam penelitiannya bahwa ada beberapa tutor yang

mengaku belum siap untuk menjadi tutor karena mereka merasa belum

percaya diri, mereka masih takut ketika menyampaikan informasi ke teman-

teman satu kelompoknya. Dan melakukan kekeliruan dalam menjelaskan

kembali materi yang telah sampaikan.

Aktivitas terakhir adalah penutupan. Kegiatan ini dilakukan usai

melaksanakan upacara bendera. Penyerahan hadiah pada siswa yang dinilai

paling aktif dan kooperatif pada kegiatan tutor sebaya serta berpengetahuan

baik mengenai rokok. Serta penyerahan kenang-kenangan kepada sekolah.

Hadiah diberikan kepada Raja muda kelas 8 D.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Page 23: Laporan Project Komunitas

Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa,

tingkat pengetahuan siswa kelas VII dan VIII SMP Muhammadiyah Pleret

meningkat setelah dilakukan kegiatan FGD dan Tutor Sebaya selama 60 menit

sebesar 6,4% dari 69,8% menjadi 76,2%.

Sedangkan pada perilaku merokok siswa SMP Muhammadiyah Pleret

tidak terjadi perubahan perilaku yang signifikan, dari 48 siswa terdapat 41

(85,4%) siswa yang merokok dan 7 (14,6%) siswa tidak merokok. Hal itu

menunjukkan adanya perilaku merokok yang masih relative besar. Karena

menurut roger 1974 seorang mengadopsi perilaku baru di dalam dirinya

terjadi 5 proses: awarness (kesadaran), mengetahui terlebih dahulu,

interest, evaluasi (menimbang-nimbang), trial (mencoba), adoption yaitu

terjadi perubahan perilaku baru.

B. Saran

Adapun beberapa saran yang dapat diajukan sebagai bahan

pertimbangan dalam kegiatan ini adalah :

1. Bagi sekolah, diharapkan kepada sekolah khususnya guru BK dan guru

agama untuk menanggulangi perilaku merokok, untuk menanggulanginya

diperlukan tindakan dan pengarahan yang tegas kepada siswa yang

merokok dengan cara memberikan hukuman. Selain itu sekolah juga

harus bekerja sama dengan orangtua siswa dalam melakukan

pengawasan terhadap siswa sehingga pengawasan menjadi lebih efektif

dan siswa tidak salah mengambil tindakan dalam pergaulannya. Hal yang

penting juga bahwa orangtua dan guru harus memberikan teladan

kepada siswa untuk meninggalkan perilaku merokok karena merokok

dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

2. Bagi institusi, diharapkan agar memberikan waktu yang lebih lama untuk

mengimplementasikan project agar kegiatan dapat diterapkan secara

maksimal, selain itu diharapkan kepada dosen untuk membimbing

Page 24: Laporan Project Komunitas

mahasiswa secara langsung di lapangan agar dapat melakukan kegiatan

secara efektif dalam mengaplikasikan dan menjalankan program project.

3. Bagi mahasiswa, diharapkan kepada mahasiswa untuk menggunakan

metode yang kreatif dan lebih menarik dalam melakukan penyuluhan

misalnya Mini Drama dan Simulation Game.

DAFTAR PUSTAKA

Page 25: Laporan Project Komunitas

Anggorowati N.P., 2011, Penerapan Model Pembelajaran Tutor Sebaya Pada Mata Pelajaran Sosiologi, dilihat pada 2 desember 2015, http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/komunitas/article/view/2303

Anonim 2012, Perencanaan Kota Indonesia, dilihat 3 Desember 2015, http://perencanaankota.blogspot.co.id/2012/01/beberapa-konsep-tentang-kesejahteraan.html

Bustan, M.N. 2007, Epidemiologi Penyakit Tidak Menular, Jakarta, PT Rineka Cipta

Dinkes DIY, 2009. Mapping Prilaku Merokok Rumah Tangga di Provinsi DIY. http://www.dinkes.jogjaprov.go.id/files/mappingrokoksummary%5B1%5D (diakses pada tanggal 1 Desember 2015)

Hafizah, E.,Halidjah, S. & Nursyamsiar 2013, Pengaruh metode tutor sebaya terhadap Hasil belajar di kelas v sekolah dasar,dilihat 1 Desember 2015, http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/1047/pdf

Hoelman, dkk, 2012. Panduan SDGs untuk Pemerintah Daerah. http://infid.org/wp-content/uploads/2015/11/Buku_PANDUAN-SDGs.pdf (diakses pada tanggal 1 Desember 2015)

Kementrian kesehatan 2015, Keselarasan Agenda Pembangunan Pasca-2015 dan RPJMN 2015 – 2019, dilihat 3 Desember 2015, http://infid.org/wp-content/uploads/2015/11/Paper-Diskusi-Paralel-IVb-Kajian-SDGs-dan-RPJMN-Kesehatan-by-Anindita-Sitepu-CISDI.pdf

Megawati 2014, Perubahan Perilaku, dilihat 4 Desember 2015, http://cantikmegawati.blogspot.co.id/2014/01/perubahan-perilaku-menurut-robert-kwick.html

Menteri Kesehatan Republik Idonesia 2008, Pedoman Pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik No 1022/Menkes/SK/XI/2008. Jakarta

Muhammad 2014, Diskusi Kelompok Terarah/Focus Group Discussion, dilihat 2 Desember 2015, http://azharmind.blogspot.co.id/2014/01/diskusi-kelompok-terarah-focus-group.html

Paramita, A & Kristiana, L 2013, Teknik Focus Group Discussion dalam Penelitian Kualitatif (Focus Group Discussion Tehnique in Qualitative Research), dilihat 2 Desember 2015, bpk.litbang.depkes.go.id/index.php/hsr/article/download/3301/3292

Page 26: Laporan Project Komunitas

Peraturan Gubernur DIY 2009.(serial online), dilihat 1 Desember 2015, http://www.google.co.id/urluu+larangan+merokok+di+sekolah+pdf&source=web&cd=2&cad=rja&uact8&ved=0CCEQFjAB&urr=http://www.birohukum.jogjaprof.go.id

Purnama, A.P., Muhlisin, A & Kartinah 2013, Efektivitas Penggunaan Media Video dan Media Leafleat terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Siswa tentang Bahaya NAPZA di SMP Negeri 3 Mojosongo Boyolali, dilihat 2 Desemder 2015,

Rachmat,M., Thaha,R.M. & Syafar, M 2010, Perilaku Merokok Remaja Sekolah Menengah Pertama, dilihat 2 Desember 2015, http://jurnalkesmas.ui.ac.id/index.php/kesmas/article/view/363

Riskesdes 2013, Prevalensi Merokok, Jakarta, dilihat 1 Desember 2015, http://www.depkes.go.id/resources/dwonload/general/hasil%20riskesdes%202013.pdf

Rizki, N.A 2012, Metode Focus Group Discussion dan Simulation Game terhadap Peningkatan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi, dilihat 2 Desember 2015, http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/viewFile/2255/2692

Sasrawan, H 2013, Sosialisasi menurut Para Ahli, dilihat 2 Desember 2015, http ://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-sosialisasi- menurut-para-ahli.html?m=1

Sitpoe M. (2005). Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: Gramedia Medika Sarana Indonesia

Soetjiningsih 2007, Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya, Jakarta, CV Sagung Seto

Suharsono 2012, Peran Komunikasi Interpersonal dan Proses Sosialisasi dalam Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Kota untuk Menciptakan Budaya Gaya Hidup yang Peduli Lingkungan, dilihat pada 2 Desember 2015, http://library.umn.ac.id/jurnal/public/uploads/papers/pdf/23c5134b514640a3e15b2655f3ba77b9.pdf

Susanti, I 2015, Pengaruh pengetahuan, Teman Sebaya dan Persepsi terhadap Perilaku Merokok pada Siswa kelas IX SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta, Skripsi

Tobbaco Control Suport-IAKMI 2011, Masalah Rokok di Indonesia, Jakarta : Bakti Husada

Page 27: Laporan Project Komunitas

World Health Organization 2012, Angka Kejadian Kanker Paru. http://repository.maranatha.edu/8767/3/0910096_Chapter1.pdf (Diakses pada tanggal 3 desember 2015)

Page 28: Laporan Project Komunitas

Daftar Lampiran

1. 5cm Menuju Kematian (Video Pembelajaran Rokok)2. 8 DAMPAK NEGATIF AKIBAT BAHAYA MEROKOK UNTUK KESEHATAN3. Anggaran Dana4. data hasil pretest dan pos ttest5. kuisioner merokok6. LAMPIRA1 foto7. materi rokok8. Ppt Project Komunitas9. siswa point merah di bk10. susunan acara FGD