20

Click here to load reader

Laporan Refreshing

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

Page 1: Laporan Refreshing

Sering terjadi peningkatan tekanan darah dalam kehamilan dan memiliki potensi sebagai suatu

komplikasi kehamilan yang sangat berbahaya oleh karena berkaitan dengan morbiditas dan

mortalitas ibu dan anak yang tinggi.

Tekanan darah ≥ 140 / 90 mmHg adalah tidak normal. Pengukuran dilakukan pada posisi duduk

dan setelah beristirahat sekurangnya 10 menit.

Angka kejadian bervariasi, diperkirakan sekitar 12 – 25% dari seluruh kehamilan. Angka

kejadian sindroma preeklampsia – eklampsia 5 – 8% seluruh kehamilan.

Tekanan darah istirahat tidak pernah > 120 / 80 mmHg , mengingat bahwa selama kehamilan

terjadi peningkatan volume plasma sebesar 1200 ml maka untuk menampung peningkatan

tersebut harus terjadi vasodilatasi untuk mempertahankan tekanan darah perifer tetap rendah.

Bila vasodilatasi terhalang oleh peristiwa spasme arteriolar maka akan terjadi :

Hipertensi

Penurunan perfusi pada seluruh organ termasuk uterus dan ‘plasental site’

Komplikasi IBU :

1. Solusio plasenta

2. DIC –Disseminated Intravascular Coagulation

3. Gagal ginjal

4. Gagal hepar

5. Perdarahan CNS – Central Nervous System

6. Apopleksia serebri

Komplikasi ANAK :

1. PJT – Pertumbuhan Janin Terhambat

2. Prematuritas

3. Kematian perinatal

Page 2: Laporan Refreshing

Preeklampsia – eklampsia merupakan penyebab utama ke III (setelah perdarahan dan infeksi )

kematian IBU terutama akibat perdarahan CNS.

KLASIFIKASI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN :

Preeklampsia - eklampsia

Hipertensi kronik

Hipertensi kronik dengan superimposed preeklampsia

hipertensi gestasional ( transient hypertension )

PREEKLAMPSIA – EKLAMPSIA

Preeklampsia adalah sindroma yang terjadi dalam kehamilan dan ditandai oleh gejala baru

HIPERTENSI dan PROTEINURIA pada paruh pertama kehamilan.

Meskipun lebih sering terjadi pada primigravida, penyakit ini dapat pula terjadi pada

multigravida khususnya bila memiliki faktor resiko :

1. Kehamilan kembar

2. Diabetes

3. Hipertensi kronik

Bila penyakit ini terjadi pada awal trimester kedua ( minggu ke 14 – 20 ) maka perlu dipikirkan

kemungkinan :

Mola hidatidosa

Choriocarcinoma

Page 3: Laporan Refreshing

Kriteria diagnostik Preeklampsia :

1. HIPERTENSI

1. TD sistolik ≥ 140 mmHg atau

2. TD Diastolik ≥ 90 mmHg

3. Pada wanita yang tekanan darah sebelum kehamilan normal dan terjadi pada

kehamilan > 20 minggu.

2. PROTEINURIA

Dalam keadaan normal , protein dapat dijumpai dalam urine namun tidak > 0.3 gram kuantitatif

24 jam ( 1 + atau lebih pada pemeriksaan dipstick )

Proteinuria menunjukkan adanya gangguan fungsi ginjal dan bersama dengan gangguan fungsi

plasenta dapat mengancam kehidupan janin.

Proteinuria juga dapat ditemukan pada kasus :

Kontaminasi

Infeksi traktus urinarius

Penyakit ginjal

Penyakit jaringan ikat

Proteinuria ortostatik

KRITERIA PREEKLAMPSIA BERAT

1. Hipertensi berat ( tekanan darah sistolik lebih atau sama dengan 160 mmHg dan tekanan

diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg ) diukur dalam keadaan istirahat sebanyak

dua kali pengukuran selang waktu 6 jam

2. Proteinuria berat ( lebih dari 5 gram dalam 24 jam / +++ dalam sediaan 4 jam )

3. Oliguria (produksi urine <>

4. Ganguan serebral atau visus

5. Edema paru atau sianosis

Page 4: Laporan Refreshing

6. Nyeri epigastrium

7. Gangguan fungsi hepar

8. Trombositopenia

9. PJT - pertumbuhan janin terhambat

Pre eklampsia dibagi menjadi 2 : Preeklampsia RINGAN dan Preeklampsia BERAT

Bentuk lain dari Preeklampsia Berat dengan morbiditas yang tinggi adalah sindroma HELLP ,

yaitu preeklampsia yang disertai dengan :

1. Hemolisis

2. Elevated liver enzym

3. Low platelet (trombositopenia )

Tidak seperti gambaran khas dari pasien preeklampsia, Preeklampsia dengan sindroma HELLP

memilki karakteristik :

1. Multipara

2. Usia > 25 tahun

3. Terjadi pada kehamilan >; 36 minggu

EKLAMPSIA

Adanya peristiwa kejang tonik dan klonik yang tidak disebabkan oleh hal lain berkaitan dengan

kehamilan.

Pasien preeklampsia memiliki resiko tinggi untuk menderita kejang-kejang (eklampsia ) dan

terdapat beberapa tanda akan terjadinya serangan kejang pada penderita preeklampsia (gejala

‘impending eclampsia “ ) :

1. Nyeri kepala bagian depan

2. Gangguan visus (pandangan kabur atau berkunang kunag )

3. Nyeri ulu hati

4. Gejala objektif : hiperefleksia

Page 5: Laporan Refreshing

Bila terdapat tanda diatas maka penatalaksanaan kasus adalah serupa dengan kejadian eklampsia.

Pada umumnya 25 % penderita eklampsia mengalami kejang sebelum persalinan, 50% selama

persalinan dan 25% pasca persalinan ( umumnya 24 – 48 jam pertama )

HIPERTENSI KRONIK

Syarat untuk menegakkan diagnosa HIPERTENSI KRONIK adalah salah satu dari :

1. Sudah menderita hipertensi sebelum kehamilan

2. Diketahui menderita hipertensi pada kehamilan <>

3. Hipertensi masih terjadi pada 12 minggu pasca persalinan

Sebagian besar wanita hamil dengan hipertensi kronik adalah penderita hipertensi esensial ;

sebagian kecil menderita hipertensi sekunder akibat gangguan pada ginjal , pembuluh darah atau

endokrin

HIPERTENSI KRONIK DENGAN SUPERIMPOSED PREEKLAMPSIA

Preeklampsia dapat terjadi pada penderita hipertensi kronik yang sedang hamil. Latar belakang

hipertensi adalah renal atau dari sebab lain dan menjadi semakin berat dengan adanya kehamilan

Superimposed preeklampsia sulit dibedakan dengan hipertensi kronik yang tidak diawasi dengan

baik, khusus nya bila pasien baru datang ke dokter setelah kehamilan > 20 minggu.

Diagnosa superimposed preeklampsia hanya ditegakkan pada pasien hipertensi kronik, yang baru

menunjukkan adanya proteinuria ≥ 3 gram / 24 jam setelah kehamilan 20 minggu.

Pada wanita hamil dengan hipertensi dan proteinuria , diagnosis hipertensi kronis superimposed

preeklampsia ditegakkan hanya bila tekanan darah semakin meningkat dan proteinuria semakin

berat secara mendadak atau bila disertai dengan salah satu atau beberapa tanda yang

menunjukkan kriteria beratnya preeklampsia.

Page 6: Laporan Refreshing

HIPERTENSI GESTASIONAL

Diagnosis hipertensi gestasional ditegakkan bila hipertensi TANPA proteinuria pertama kali

terjadi pada kehamilan lebih dari 20 minggu atau dalam waktu 48 – 72 jam pasca persalinan dan

hilang setelah 12 minggu pasca persalinan.

Diagnosa ditegakkan secara retrospektif bila kehamilan dapat berlangsung tanpa proteinuria dan

bila tekanan darah kembali ke nilai normal sebelum 12 minggu pasca persalinan.

PREEKLAMPSIA – EKLAMPSIA

ETIOLOGI

“ The Disease of Theory “ – genetik , imunologi – endokrinologi – nutrisi atau infeksi,

semua ini diperkirakan merupajan penyebab tejadinya preeklampsia – eklampsia

ISKEMIA UTEROPLASENTA – pusat dari segala masalah pada penyakit ini.

1. Perubahan fisiologi yang seharusnya terjadi pada perkembangan arteri spiralis dan

arteri radialis pada kehamilan TIDAK TERJADI dengan baik sehingga terjadi

ISKEMIA UTEROPLASENTA

2. Penyakit vaskular yang terjadi pada hipertensi kronis dan kerusakan vaskular

plasenta yang memiliki latar belakang imunologi

3. Peningkatan resistensi pembuluh darah uterus intramural seperti yang dijumpai

pada primipara , kehamilan kembar , bayi besar atau hidramnion

ISKEMIA UTERO PLASENTA – menyebabkan produksi dan pelepasan toksin yang

masuk kedalam sirkulasi dan menyebabkan disfungsi endotel secara luas.

DISFUNGSI ENDOTELIAL – menyebabkan ketidakseimbangan produksi

vasokonstriktor dan produksi vasodilator.

Preeklampsia berkaitan dengan kekacauan produksi prostaglandin berupa penurunan

perbandingan antara vasodilator yang terdiri dari PGE2 dan prostasiklin dengan

vasokonstriktor yang terdiri dari PGF dan tromboxan.

Page 7: Laporan Refreshing

Kehamilan normal : sintesa prostasi klin (PGI2) meningkat 4 kali lipat dan produksi

thromboxan A2 tidak berubah.

PGI2 : Prostasiklin

Penurunan resistensi vaskular

Penurunan agregasi platelet

Hipertensi dalam Kehamilan : peningkatan produksi PGI2 tidak sebesar kehamilan

normal, dan thromboxane A2 juga tidak berubah. Sebagai resultante adalah bahwa

penurunan perbandingan PGI2 : Thromboxane A2 secara relatif akan menyebabkan

peningkatan resistensi vaskular dan aktivasi trombosit.

Perubahan endotelial berkaitan dengan defisiensi relatif produksi NO2 yang berperan

sebagai vasodilator dan inhibitor agregasi trombosit serta peningkatan produksi

endothelin - I

Endothelin-I adalah vasokonstriktor kuat dan aktivator trombosit

Pergeseran produksi bahan vasoaktif lokal akan menyebabkan vasokonstriksi . Hasil

akhir dari semua ini adalah :

Konstriksi arteriolar luas yang mengakibatkan hipoksia dan kerusakan

iskemik pada jaringan berbagai organ tubuh

Hipertensi

Iskemia plasenta

Gejala dan tanda dari Hipertensi Dalam Kehamilan sesuai dengan organ yang mengalami

kerusakan.

PATOFISIOLOGI

Latar belakang abnormalitas patofisiologi : VASOSPASME GENERALISATA

Kenaikan tekanan darah dapat disebabkan oleh meningkatnya cardiac output dan atau

meningkatnya tahanan vaskular sistemik.

Page 8: Laporan Refreshing

Terjadi penurunan Renal Blood Flow – RBF dan GFR – Glomerular Filtration Rate pada

PE – E

Menurunnya RBF menyebabkan konstriksi sistem aferen arteriolar sehingga

menyebabkan kerusakan membran glomerulus sehingga terjadi PROTEINURIA

Vasokonstriksi Renal dan menurunnya GFR menyebabkan OLIGURIA

Resistensi vaskular cerebral pada PE – E meningkat. Pada penderita yang tidak

mengalami kejang , aliran darah cerebral berada dalam batas normal sebagai akibat dari

fenomena autoregular. Pada penderita kejang, aliran darah serebral dan konsumsi oksigen

rendah dibandingkan keadaan normal

- Pada kasus PE-E terjadi penurunan aliran darah dan meningkatnya resistensi vaskular

dalam sirkulasi uteroplasenta

PATOLOGI

Pada PE dan E terdapat 3 lesi patologi utama :

1. Tidak terjadi desidualisasi pada arteri spiralis segmen miometrial

2. Glomerular Capillary Endotheliosis

3. Perdarahan dan nekrosis sejumlah organ akibat vasokostriksi

MANIFESTASI KLINIK & LABORATORIUM

Sejumlah manifestasi klinik dan laboratorium pada preeklampsia – eklampsia dapat dijelaskan

atas dasar DISFUNGSI ENDOTEL dan VASOSPASME

1. SENSITIVITAS ANGIOSTENSIN

1. Salah satu tanda dini terjadinya PE adalah menurunnya dosis efektif angiostensin

II.

2. Pada kehamilan normal terjadi peningkatan kebutuhan angiostensin II untuk

meningkatkan tekanan diastolik sebesar 20 mmHg , pada penderita preeklampsia

dosis tersebut menurun.

Page 9: Laporan Refreshing

2. EDEMA & KENAIKAN BERAT BADAN

o Kenaikan berat badan dan edema pada awal kehamilan menggambarkan adanya

ekspansi cairan ekstravaskular akibat meningkatnya permeabilitas kapiler

sehingga volume cairan intravaskuler menurun.

o Hematokrit meningkat akibat hipovolemia dan hemokonsentrasi

3. PENINGKATAN TEKANAN DARAH

1. Meningkatnya tekanan darah terutama tekanan darah diastolik yang

mencerminkan adanya peningkatan resistensi vaskular perifer.

2. Pada periode antepartum, perubahan tekanan darah terjadi beberapa hari sampai

beberapa minggu pasca adanya retensi cairan.

4. PROTEINURIA

1. Pada periode antepartum , proteinuria terjadi beberapa hari atau beberapa minggu

setelah timbulnya hipertensi.

2. Preoteinuria pada preeklampsia eklampsia terjadi akibat konstriksi arteriolar

aferen dengan peningkatan permeabilitas protein glomerular

5. FUNGSI RENAL

1. Tanda klinik dini pada PE-E adalah meningkatnya kadar serum uric acid

2. Gangguan klinik pada ginjal dapat berkembang sampai oliguria dan gagal ginjal

6. SISTEM KOAGULASI

1. Trombositopenia adalah satu abnormalitas yang jelas terlihat.

2. Penurunan patologis dalam kehamilan : < 100.000 sel /mm3

3. Solusio plasenta yang terjadi dapat menyebabkan DIC

4. Sindroma HELLP dapat terjadi tanpa disertai dengan gejala DIC dan ini adalah

pertanda memburuknya keadaan pada preeklampsia eklampsia.

7. 7. FUNGSI HEPAR

o Vasospasme pembuluh darah hepar menyebabkan perdarahan fokal dan infark ;

keadaan ini menyebabkan adanya keluhan nyeri eopigastrium dan meningkatnya

kadar enzym hepar :

Alanine aminotranferase

Page 10: Laporan Refreshing

Aspartat aminotranferase

o Ruptura hepar jarang terjadi dan ini adalah komplikasi dari sindroma HELLP

o Seringkali ditemukan peningkatan serum bilirubin pada kasus yang disertai

dengan hemolisis.

8. FUNGSI PLASENTA

1. Vasospasme sirkulasi uteroplasenta akan menyebabkan infark plasenta dan

menurunnya perfusi uteroplasenta sehingga dapat mengganggu kehidupan janin

dalam bentuk PJT , oligohiramniond dan abnormalitas pola DJJ.

2. Infark plasenta yang luas dapat menyebabkan perdarahan retroplasenta (solusio

plasenta ) penyebab penting meningkatnya morbiditas dan mortalitas perinatal.

9. EFEK SISTEM SARAF PUSAT

o Gangguan visus ( pengelihatan kabur, berkunang-kunang) disebabkan oleh

vasospasme pembuluh retina

o Meningkatnya iritabiltas ( hipererfleksia )

o Tanda tanda diatas menunjukkan adanya proses di CNS yang berbahaya dan

merupakan tanda awal dari kemungkinan terjadinya kejang ( impending

eclampsia )

EVALUASI & PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA

Terdapat 3 pertanyaan yang harus dijawab :

1. Apakah penyakit yang terjadi RINGAN atau BERAT

2. Adakah tanda tanda terjadinya GANGGUAN PADA JANIN ( PJT, oligohidramnion atau

abnormalitas pola DJJ )

3. Apakah janin sudah CUKUP MATUR untuk dilahirkan

Terminasi kehamilan adalah satu satunya terapi definitif untuk mengatasi Preeklampsia :

Tujuan penatalaksanaan adalah mencegah terjadinya komplikasi maternal dan komplikasi

janin akibat prematuritas

Page 11: Laporan Refreshing

Pada preeklampsia ringan tanpa komplikasi pada janin kehamilan dipertahnkan sampai

34 minggu

Pada preeklampsia berat atau eklampsia , terminasi kehamilan dilakukan setelah

stabilisasi tanpa memandang usia kehamilan

PENILAIAN AWAL :

1. Anamnesa medis

o Riwayat hipertensi – penyakit ginjal

o Keluhan yang berhubungan dengan PE Berat

o Keluhan impending eklampsia (nyeri uluhati – scotoma dan pengelihatan kabur –

hiperefleksia - nyeri kepala )

o Perdarahan pervaginam

2. Pemeriksaan fisik :

o Tekanan darah

o Berat badan

o Edema

o Petechiae

o Tinggi Fundus Uteri

o Nyeri epigastrium

o Pemeriksaan opthlamoskop

o Reflek patologik

3. Pemeriksaan laboratorium :

o Pemeriksaan Darah Lengkap

o Pemeriksaan faal Ginjal

o Pemeriksaan fungsi Hepar

4. Pemeriksaan janin :

o Ultrasonografi ( pertumbuhan janin dan volume air ketuban )

o NST – non stress test dan profil biofisikal

PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA INTRAPARTUM

Page 12: Laporan Refreshing

Induksi persalinan ( atau persalinan spontan pervaginam pada kasus inpartu ) bila tidak ada

indikasi seksio sesar .

Dilakukan monitoring keadaan IBU dan Anak

3 hal penting yang harus dilakukan :

1. Mencegah kejang atau mencegah serangan ulang kejang

2. Mengendalikan tekanan darah

3. Mengamati adanya komplikasi ;

1. Gawat janin

2. Sindroma HELLP

3. Solusio plasenta

ANTI KEJANG : MAGNESIUM SULFAT

TERAPI ANTI KEJANG MAGNESIUM

SULFAT

JENIS TERAPI INTRAVENA INTRAMUSKULAR

Profilaksis Loading

4 gram MgSO4

dalam 100 ml cairan

diberikan perlahan

selama 20 menit

5 gram intramuskular

dimasing masing bokong

Maintanance 2 gram/ jam dalam

cairan infus – infuse

pump

5 gram i.m setiap 4 jam

MgSO4 diberikan sampai 24 jam pasca persalinan atau sampai 24 jam bebas kejang.

Ekskresi MgSO4 hanya melalui ginjal sehingga produksi urine tiap jam harus senantiasa diamati

sebelum pemberian MgSO4 ulangan

Page 13: Laporan Refreshing

Untuk mencegah kejadian intoksikasi maka sebelum pemberian MgSO4 ulangan ada 3 syarat

yang harus dipenuhi :

1. Produksi urine > 25 ml per jam

2. Reflek patela +

3. Frequensi pernafasan tidak kurang dari 16 kali per menit

Bila terjadi intoksikasi MgSO4

1. Hentikan pemberian MgSO4

2. Berikan Kalsium Glukonat 10 ml dalam larutan 10% intravena

3. Bila perlu : resusitasi pernafasan

ANTI HIPERTENSI : HIDRALAZINE atau LABETALOL HIDROKLORIDA

Antihipertensi diberikan bila TD sistolik ≥ 180 mmHg dan atau TD diastolik ≥ 110 mmHg

Penurunan tekanan darah :

Tidak perlu ke nilai normal ( <>

Penurunan harus secara bertahap

Hidralazine lebih sering digunakan oleh karena memiliki beberapa keunggulan tertentu dalam

kehamilan oleh karena :

1. Vasodilator langsung

2. Tidak menyebabkan spasme bronchus

3. Bukan kontra indikasi pada penderita penyakit jantung

Dosis Hidralazine :

5 mg intravena selama 1 – 2 menit dan kemudian 5 – 10 mg intra vena setiap 10 – 20 menit

sampai TD sekitar 140 – 150 mmHg / 90 – 100 mmHg. Bila setelah 20 menit tidak ada respon,

ganti dengan obat lain.

Page 14: Laporan Refreshing

NIFEDIPINE

Pemberian per oral sering memberikan hasil memuaskan

Hati hati hipotensi ( terutama bila digunakan bersama dengan MgSO4 )

Dosis 10 mg dan dapat diulang setiap 30 menit

PENATALAKSANAAN PEMBERIAN CAIRAN :

Pengamatan cairan keluar dan masuk

Penderita PE – E : vasokonstriksi – edema interstitsial – volume intravaskular menurun –

produksi urine turun.

Awas hati – hati overload cairan , restriksi Na dan intoksikasi air

Bila perlu : pemasangan kateter CVP untuk menghidari kelebihan pemberian cairan.

EKLAMPSIA

1. Merupakan keadaan gawat darurat obstetrik

2. Bersihkan jalan nafas dan berikan oksigen dalam sungkup

3. Posisi lateral

4. Ukur tekanan darah setiap 10 menit

5. Pasang infus

6. Pasang kateter urine menetap

7. Stabilisasi pasien :

o Cegah serangan kejang ulangan dengan memberikan MgSO4 dosis loading dan

maintanance

o Terminasi kehamilan bila : ( pilihan utama per vaginam ; kecuali bila ada

indikasi)

o Hipoksia sudah diatasi

o Kejang sudah dikendalikan

o Tekanan diastolik 90 – 100 mmHg

Page 15: Laporan Refreshing

o HIPERTENSI KRONIK

Tujuan utama penatalaksanaan :

1. Mengendalikan hipertensi

2. Deteksi superimposed preeklampsia

3. Deteksi PJT

Tidak jelas terbukti bahwa menurunkan tekanan darah sampai dibawah 140 / 90 mmHg

memberikan manfaat bagi kehamilan

Pada sejumlah wanita, tekanan darah pada trimester ke II akan turun dan tidak memerlukan

antihipertensi

Obat ACE – angiostensin converting enyme inhibitor dan angiostensin II receptor bloker jangan

diberikan selama kehamilan oleh karena berbahaya bagi janin

Kehamilan dengan hipertensi kronis sering disertai dengan PJT sehingga harus dilakukan

pemeriksaan ultrasonografi serial

Peningkatan tekanan darah yang bermakna atau terjadinya proteinuria pada penderita hipertensi

kronis menunjukkan bahwa telah terjadi hipertensi kronis superimposed preeklampsia

Bila tak ada tanda PJT , tak ada tanda-tanda superimposed PE dan tekanan darah terkendali

dengan baik maka kehamilan dapat dilanjutkan sampai aterm kecuali bial terdapat tanda tanda

gawat janin.

Pilihan utama terminasi kehamilan adalah persalinan pervaginam kecuali bila ada indikasi untuk

melakukan SC