18
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PENGENDALIAN MUTU PANGAN DAN PENGUJIAN SENSORIS ACCEPTANCE SAMPLING PLAN BY ATTRIBUTE Oleh: Ivana Halingkar (6103008103) Dobby Timothy (6103008123) KELOMPOK B-11 TANGGAL PRAKTIKUM: 28 November 2009

Laporan Resmi Bab 10

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Resmi Bab 10

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM PENGENDALIAN MUTU

PANGAN DAN PENGUJIAN SENSORIS

ACCEPTANCE SAMPLING PLAN BY ATTRIBUTE

Oleh:

Ivana Halingkar(6103008103)

Dobby Timothy (6103008123)

KELOMPOK B-11

TANGGAL PRAKTIKUM: 28 November 2009

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

SURABAYA

2009

Page 2: Laporan Resmi Bab 10

I. TUJUAN

Tujuan Instruksional Umum

Mampu merancang pengambilan sampel penerimaan untuk

atribut

Tujuan Instruksional Khusus

1. Menjelaskan metode pengambilan sampel penerimaan

atribut untuk produk

2. Menentukan apakah suatu sampel dapat diterima dari

satu lot sampel yang ada menggunakan single

sampling plan, multiple sampling plan, dan sequential

sampling plan.

II. DASAR TEORI

Dalam pengawasan mutu pangan sering dilakukan

pegujian-pengujian mutu terhadap contoh pangan. Menurut

Soekarta (1990), pengujian mutu ini biasanya dilakukan untuk

dua tujuan (a) untuk pemeriksaan mutu (quality inspection) dan

(b) untuk analisa mutu (Quality Analysis). Baik untuk

pemeriksaan mutu ataupun untuk analisa mutu, kedua pekerjaan

tersebut tidak dilakukan terhadap seluruh populasi produk,

melainkan hanya terhadap sebagian populasi yang dinamakan

dengan contoh atau sampel. Populasi adalah seluruh individu

produk atau seluruh materi yang menjadi focus perhatian aau

cakupan atau tanggungjawab atau lingkupnya untuk dinilai.

Sedangkan contoh atau sampel yaitu sebagian populasi yang

diambil dengan cara tertentu agar mewakili keseluruhan

X-1

Page 3: Laporan Resmi Bab 10

populasi. Contoh yang mewakili populasi juga disebut contoh

sah atau contoh benar (Soekarta, 1990).

Pengambilan sampel dapat dilakukan saat penerimaan

bahan baku dari pemasok ke pabrik ataupun produk akhir dari

pabrik ke konsumen. Pengambilan sampel dilakukan karena

keterbatasan waktu, tenaga dan biaya. Sampel yang diambil

harus dapat mewakili keseluruhan produk (lot) yang akan

ditetapkan diterima atau ditolak.

Pengambilan sampel metode ini terkait dengan sifat mutu

yang terukur (measureable), yaitu berat produk. Untuk

menentukan lot diterima atau ditolak harus ditentukan terlebih

dahulu batas spesifikasi produk tersebut. Untuk spesifikasi

tunggal ditetapkan jumlah sampel dan batas sebagai berikut :

Zα=X a−X1

σ /√nZβ=

X a−X1

σ /√n

n=[ (Z β−Zα ) σ

X1−X2]

2

X a=Zβ X1−Z α X2

X1−X2

Jika rata-rata sampel kurang dari Xa maka lot ditolak

Menurut Kartika (1990), perencanaan pengambilan sampel

dilakukan dengan penekanan pada beberapa persyaratan khusus:

1. Apabila sejumlah penyimpangan sebagaimana

didefinisikan dalam hubungannya dengan persyratan

khusus dalam sampel tidak melebihi jumlah

X-2

Page 4: Laporan Resmi Bab 10

penerimaan ukuran sampel yang lebih kecil berikutnya,

maka barang-barang akan memenuhi persyaratan.

2. Bila sejumlah penyimpangan dalam sampel yang

melampaui hal yang tidak diijinkan untuk ukuran

sampel, maka barang tersebut tidak memenuhi syarat.

3. Apabila sejumlah penyimpangan dalam sampel yang

tidak tentu itu sama dengan jumlah penerimaan yang

dibutuhkan untuk ukuran sampel berikutnya yang lebih

besar, maka barang (lot) tersebut tidak memenuhi

syarat.

Dalam penarikan sampel untuk penentuan keputusan lot

diterima atau ditolak, metode yang digunakan antara lain metode

single sampling plan, double sampling plan, multiple sampling

plan, dan sequential sampling plan.

III. ALAT DAN BAHAN

Alat : -

Mangkok plastik

- Tabel “Cumulative Poison Distribution”

- Komputer

- Kalkulator

Bahan :

- Kacang kedelai

X-3

Page 5: Laporan Resmi Bab 10

1 kontainer kacang kedelai

Diambil sampel sebanyak n buah secara acak

Jika melebihi C DITOLAK

Dihitung jumlah kedelai yang cacat

Jika kurang dari C DITERIMA

IV. CARA KERJA

Single Sampling Plan (n = 15, C = 2)

-

*Percobaan ini diulang sebanyak 10 kali

X-4

Page 6: Laporan Resmi Bab 10

1 kontainer kacang kedelai

Diambil sampel sebanyak n1 buah secara acak

Jika melebihi C2 DITOLAK

Dihitung jumlah kedelai yang cacat

Jika kurang dari C1 DITERIMA

Diambil sampel sebanyak n2 buah secara acak

Jika total melebihi C2 DITOLAK Jika total kurang dari C2 DITERIMA

Jika antara C1 dan C2 pengambilan kedua

Double Sampling Plan (n1 = 10, C1 = 1 , n2 = 10, C2 = 3)

*percobaan ini diulang sebanyak 10 kali

X-5

Page 7: Laporan Resmi Bab 10

Diketahui data-data: α, β, n, P1, dan P2

Dibuat grafik sesuai perhitungan dengan data-data yang ada

Pengambilan sampel pada 1 kontainer kedelai sejumlah n

Pengambilan sampel lagi pada lot yang sama sejumlah n (kedelai pada pengambilan sebelumnya tidak dikembalikan) hingga dapat diputuskan lot diterima atau ditolak (5 kali)

Sequential Sampling Plan (n=25)

X-6

Page 8: Laporan Resmi Bab 10

V. DATA PENGAMATAN dan PEMBAHASAN

Single Sampling Plan

Pengambilan jumlah cacat keputusan

1 3 ditolak

2 3 ditolak

3 3 ditolak

4 2 diterima

5 1 diterima

6 2 diterima

7 1 diterima

8 1 diterima

9 2 diterima

10 1 diterima

Pada pengambilan sampel dengan metode single

sampling plan pengambilan sampel dilakukan sebanyak

satu kali dalam satu lot, kemudian ditentukan apakah suatu

lot tersebut diterima atau ditolak, tergantung dari jumlah

cacat maksimum yang disyaratkan (C). Jika jumlah cacat

dalam suatu pengambilan sampel kurang dari atau sama

dengan nilai C, maka lot tersebut diterima, sedangkan bila

melebihi nilai C, maka lot tersebut ditolak.

Syarat pengambilan sampel yang digunakan pada

metode single sampling plan dalam praktikum ini adalah

pengulangan pengambilan dilakukan sebanyak 10 kali,

setiap pengulangan dilakukan pengambilan sampel

X-7

Page 9: Laporan Resmi Bab 10

sebanyak 15 (n=15) dengan syarat cacat maksimal adalah

dua (C=2) dan nilai defect 12% dan N=2000.

Dalam praktikum ini akan dibandingkan antara

perhitungan Pa dengan rumus (secara teori) dan nilai Pa

dari pengambilan secara langsung. Contoh perhitungan

yang digunakan adalah pada data kelompok 11,

perhitungannya adalah sebagai berikut :

λ = n x p

λ = 15 x 0,12

λ = 1,8

Pa = P (d< 2) = 0,731 = 73,1%

Sedangkan nilai Pa yang didapat dengan melakukan

praktek adalah sebesar 70%. Nilai tersebut didapatkan dari

10 kali pengulangan pengambilan sampel, 7 diantaranya

diterima dan 3 di antaranya ditolak, jadi 7/10 x 100%

=70%. Nilai Pa yang didapatkan dari perhitungan secara

teoritis tidak berbeda jauh dari nilai Pa yang didapatkan

dengan melakukan praktek pengambilan sampel secara

langsung, berarti perhitungan secara toritis dapat

menentukan nilai Pa meskipun tidak menghasilkan nilai Pa

yang sama persis dengan pengambilan sampel secara

langsung.

X-8

Page 10: Laporan Resmi Bab 10

Double Sampling Plan

Ulangan Pengambilan jumlah cacat keputusan1 I 1 diterima2 I 2 diterima

II 1 diterima3 I 1 diterima4 I 1 diterima5 I 0 diterima6 I 0 diterima7 I 0 diterima8 I 2 diterima

II 1 diterima9 I 1 diterima10 I 0 diterima

Pengambilan double sampling adalah proses yang

menyatakan lot diterima atau ditolak berdasarkan 2 kali

pengambilan sampel. Jika jumlah cacat yang terdapat pada

n buah sampel dari pengambilan sampel pertama (n1)

kurang dari atau sama dengan jumlah cacat yang diijinkan

untuk sampling pertama (C1), maka lot tersebut langsung

diterima. Namun jika jumlah cacat dari pengambilan

sampel (n1) lebih besar dari jumlah cacat yang sudah

ditentukan untuk sampling pertama (C1) maka perlu

dilakukan pengambilan kedua dimana jika jumlah cacat

(n2) yang dikumulatifkan dengan jumlah cacat pertama (n1)

tidak melebihi syarat jumlah cacat yang kedua (C2) maka

lot diterima, jika melebihi jumlah cacat yang telah

ditentukan maka lot ditolak.

X-9

Page 11: Laporan Resmi Bab 10

Contoh perhitungan yang akan digunakan adalah

pada data kelompok 11 dengan syarat sebagai berikut :

N = 2000 defect = 12%

n1 = 10 n2 = 10

C1 = 1 C2 = 3

Perhitungan nilai Pa akan dilakukan dua kali, yang pertama

dilakukan secara teoritis dan yang kedua dilakukan secara

langsung dengan melakukan pengambilan sampel kacang

kedelai.

Perhitungan secara teoritis adalah sebagai berikut :

Pertama, tentukan nilai Pa1, yaitu nilai Pa dari

pengambilan pertama

Pa1 = P (d<1) = 0,663

Kemudian lakukan perhitungan Pa2 yaitu nilai Pa

dari pengambilan kedua yang dilakukan apabila

pada pengambilan pertama jumlah cacat melebihi

nilai C1.

Pa2 = P(d=2)xP(d=1) + P(d=2)xP(d=0) +

P(d=3)xP(d=0)

= 0,065 + 0,0782 + 0,0259

Pa2 = 0,1691

Setelah diketahui nilai Pa1 dan Pa2, jumlahkan

keduanya untuk mengetahui nilai Patotal.

X-10

Page 12: Laporan Resmi Bab 10

Patotal = Pa1 + Pa2

= 0,0259 + 0,1691

= 0,8321 = 83,21%

Dari perhitungan nilai Pa yang dilakukan secara

langsung dengan cara pengambilan sampel kacang kedelai.

Dari perhitungan nilai Pa yang dilakukan secara langsung

diperoleh nilai Pa sebesar 100%. Dari perhitungan yang

dilakukan dengan teori dan praktek terjadi perbedaan yang

cukup besar (16,79%). Dilihat dari perbedaan yang cukup

besar tersebut, maka perhitungan secara teori dianggap

tidak dapat mewakili nilai Pa yang diperoleh dengan

praktek secara langsung.

VI. KESIMPULAN

1. Atribut Sampling Plan digunakan untuk menentukan

lot diterima atau ditolak.

2. Pada single sampling plan, diputuskan bahwa 3 lot

ditolak.

3. Pada double sampling plan, diputuskan bahwa

seluruh lot diterima.

X-11

Page 13: Laporan Resmi Bab 10

VII. DAFTAR PUSTAKA

Kartika, B. 1990. Dasar-dasar Pengendalian Mutu dalam

Industri Pangan. Yogyakarta: PAU Pangan dan

Gizi, UGM.

Soekarta, S.T. 1990. Dasar-dasar Pengawasan dan

Standarisasi Mutu Pangan. Bogor: PAU Pangan

dan Gizi IPB.

X-12