134
1 LAPORAN RESMI PRAKTIKUM TEKNIK TATA CARA KERJA TPI 2504 Disusun Oleh : Bintang Elka (9660) Yanis Rahmasari (9714) M. Roisul Akbar Islami (9724) Moh. Hidayatullah (9934) Co. Asisten: Melia Widya LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

Laporan resmi praktikum ttck final c2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan resmi praktikum ttck final c2

1

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

TEKNIK TATA CARA KERJA

TPI 2504

Disusun Oleh :

Bintang Elka (9660)

Yanis Rahmasari (9714)

M. Roisul Akbar Islami (9724)

Moh. Hidayatullah (9934)

Co. Asisten: Melia Widya

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 2: Laporan resmi praktikum ttck final c2

2

DAFTAR ISI

ACARA 1

BAB I : PENDAHULUAN.................................................5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.......................................7

BAB III: HASIL DAN PEMBAHASAN...........................12

BAB IV: PENUTUP ..........................................................22

DAFTAR PUSTAKA.........................................................23

ACARA 2

BAB I : PENDAHULUAN...............................................26

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA......................................28

BAB III: HASIL DAN PEMBAHASAN...........................32

BAB IV: PENUTUP ..........................................................42

DAFTAR PUSTAKA.........................................................43

ACARA 3

BAB I : PENDAHULUAN...............................................45

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA......................................47

BAB III: HASIL DAN PEMBAHASAN...........................50

BAB IV: PENUTUP ...........................................................61

DAFTAR PUSTAKA..........................................................62

ACARA 4

BAB I : PENDAHULUAN...............................................64

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA......................................66

BAB III: HASIL DAN PEMBAHASAN...........................69

Page 3: Laporan resmi praktikum ttck final c2

3

BAB IV: PENUTUP ..........................................................81

DAFTAR PUSTAKA.........................................................82

ACARA 5

BAB I : PENDAHULUAN...............................................84

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA......................................86

BAB III: HASIL DAN PEMBAHASAN...........................89

BAB IV: PENUTUP ...........................................................94

DAFTAR PUSTAKA..........................................................95

LAMPIRAN...................................................................................96

Page 4: Laporan resmi praktikum ttck final c2

4

LAPORAN RESMI TEKNIK TATA CARA KERJA

ACARA I

STUDI WAKTU DAN STUDI GERAK

Disusun Oleh:

Bintang Elka (09660)

Yanis Rahmasari P (09714)

M.Roisul Akbar I (09724)

Moh.Hidayatullah (09934)

Asisten:Melya Widya

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 5: Laporan resmi praktikum ttck final c2

5

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Untuk dapat merancang sistem kerja yang baik, seorang

perancang kerja harus dapat menguasai dan mengendalikan faktor

yang membentuk suatu sistem kerja. Faktor tersebut secara garis

besar terdiri dari pegawai, mesin dan peralatan serta

lingkungannya.

Pengetahuan tentang gerakan merupakan pengetahuan dasar

untuk dapat menganalisis suatu pekerjaan dengan gerakan-

gerakannya. Penghematan gerakan berupa prinsip-prinsip yang

harus dipertimbangkan dalam perancangan sistem kerja yang baik.

Prinsip-prinsip ini dikembangkan berdasarkan analisis terhadap

gerakan-gerakan dalam suatu pekerjaan. Gerakan yang dilakukan

oleh seorang pegawai adakalanya sudah tepat atau sesuai dengan

gerakan yang diperlukan, tetapi kadang-seorang pegawai

melakukan gerakan yang tidak perlu atau bisa disebut gerakan

tidak efektif, maka terlebih dahulu perlu mempelajari hal-hal yang

berhubungan dengan gerakan kerja serta perancangan sistem kerja.

Pengetahuan tentang gerakan dapat diperoleh dari analisis

yang dilakukan terhadap beberapa gerakan badan pegawai dalam

menyelesaikan pekerjaannya. Diharapkan gerakan yang tidak

efektif dapat dikurangi, atau bahkan dihilangkan. Sehingga

pemakaian fasilitas yang tersedia untuk suatu pekerjaan dapat lebih

Page 6: Laporan resmi praktikum ttck final c2

6

bermanfaat. Oleh karena itulah, dilakukan praktikum studi gerak

dan studi waktu ini pada industri Rumah Makan Putra Tunggal

Sinar Harapan di daerah Srandakan, Bantul, guna menganalisis

gerakan yang akan dipelajari.

B.TUJUAN PRAKTIKUM

1. Praktikan dapat mengidentifikasi elemen gerakan dasar yang

dilakukan dalam proses produksi.

2. Praktikan dapat mengelompokkan elemen gerakan dasar

menjadi elemen kerja yang teridentifikasi dan terukur untuk

keperluan studi gerak dan studi waktu.

3. Praktikan dapat menentukan waktu siklus, waktu normal, rating

factor, allowance factor, dan waktu baku bagi pekerjaan

tersebut.

4. Praktikan dapat melakukan analisa kerja menggunakan Peta

Tangan Kiri dan Tangan Kanan, Peta Pekerja Mesin dan Peta

Proses Kelompok Kerja.

Page 7: Laporan resmi praktikum ttck final c2

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada umumnya kesehatan tenaga pekerja sangat mempengaruhi

perkembangan ekonomi dan pembangunan nasional.Hal ini dapat

dilihat pada negara-negara lain yang sudah lebih dahulu maju. Secara

umum bahwa kesehatan dan lingkungan dapat mempengaruhi

pembangunan ekonomi. Dimana industrialisasi banyak memberikan

dampak positif terhadap kesehatan, seperti meningkatnya penghasilan

pekerja, kondisi tempat tinggal yang lebih baik dan peningkatan

pelayanan. Akan tetapi kegiatan industrialisasi juga memberikan

dampak yang tidak baik juga terhadap kesehatan di tempat kerja dan

masyarakat pada umumnya (Suma‟mur, 1989).

Suatu metode kerja dirancang dengan maksud untuk

mempelajari prinsip dan teknik tata cara kerja yang efektif dan efisien.

Ada 4 macam komponen sistem kerja yang harus dipelajari yaitu

(Konz, 1983):

a. Komponen material

b. Komponen manusia

c. Komponen mesin

d. Komponen lingkungan kerja fisik

Studi gerakan atau yang disebut dengan motion study adalah

suatu studi gerakan-gerakan yang dilakukan pekerja untuk

menyelesaikan pekerjaannya.Dengan studi ini ingin diperoleh

gerakan-gerakan standar untuk penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu

rangkaian gerakan-gerakan yang efektif dan efisien.Untuk

memperoleh hal tersebut maka perlu diperhatikan terlebih dahulu

Page 8: Laporan resmi praktikum ttck final c2

8

kondisi pekerjaan yang ada yaitu kondisi pekerjaan yang

memungkinkan dilakukan gerakan-gerakan kerja yang ekonomis.Studi

mengenai ini dikenal sebagai studi ekonomi gerakan yaitu studi yang

menitikberatkan pada penerapan prinsip-prinsip ekonomi gerakan

(Currie, 1982).

Studi gerakan umumnya diklasifikasikan ke dalam dua macam

studi, yaitu Visual Motion Study dan Micromotion Study umumnya

lebih sering diaplikasikan karena dianggap jauh lebih ekonomis. Di

sini hanya hanya sekedar dilakukan pengamatan secara visual

terhadap operasi kerja yang berlangsung kemudian dibuat suatu peta

yang dikenal dengan Operator Process Chart dengan

mengaplikasikan simbol-simbol Therbligs. Langkah selanjutnya

adalah melakukan analisa terhadap gerakan – gerakan kerja yang ada

dengan mendasarkan pada prinsip – prinsip ekonomi gerakan

(Niebel,1993).

Ada tiga metode yang umum digunakan untuk mengukur

elemen-elemen kerja dengan menggunakan jam henti (stopwatch)

yaitu pengukuran waktu secara terus-menerus, pengukuran waktu

secara berulang-ulang, pengukuran waktu secara penjumlahan

(Barnes,1980).

Di dalam praktek pengukuran kerja maka metode penetapan

rating performance kerja operator adalah didasarkan pada suatu faktor

tunggal yaitu operator speed, space atau tempo.Sistem ini dikenal

sebagai Performance Rating.Rating factor umumnya dinyatakan

dalam prosentase atau angka desimal, dimana performance kerja yang

normal akan sama dengan 100% atau 1,00. Penetapan besar kecilnya

Page 9: Laporan resmi praktikum ttck final c2

9

angka akan dilakukan oleh time study analysis sendiri, sehingga untuk

itu dibutuhkan pengalaman yang cukup di dalam mengevaluasi

ataupun menilai performance kerja yang ditunjukkan operator

(Mundel,1994).

Metode pengukuran kerja yang paling banyak digunakan adalah

studi waktu.Studi waktu dapat dilaksanakan untuk menentukan waktu

yang dipergunakan seseorang yang bekerja secara baik dan terlatih

dalam menyelesaikan suatu pekerjaan pada kondisi normal (Barnes,

1980).

Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan

kerja secara sistematis dan jelas. Informasi-informasi yang didapatkan

melalui peta kerja antara lain (Anonim, 2012):

a. Benda kerja berupa gambar kerja, jumlah dan spesifikasi

material, dimensi/ukuran pekerjaan, dan lain-lain.

b. Macam proses yang dilakukan, jenis dan spesifikasi mesin,

peralatan produksi, tooling, dan lain-lain.

c. Waktu operasi (waktu standar untuk setiap proses atau

elemen kegiatan disamping total waktu penyelesaiannya).

d. Kapasitas mesin atau kapasitas kerja lainnya yang

dipergunakan.

Temperatur efektif yang banyak dikenal dalam psikologi

industri, dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan temperatur dengan

kandungan air 50%, dimana keadaan ini tidak mengakibatkan ganguan

terhadap prestasi kerja (Sritomo, 1995).

Page 10: Laporan resmi praktikum ttck final c2

10

Pengukuran pendahuluan perlu dilakukan untuk mengetahui

berapa kali pengukuran harus dilakukan. Setelah pengukuran tahap

pertama dilakukan maka harus dilakukan uji keseragaman data,

menghitung jumlah pengukuran yang diperlukan dan bila jumlah

belum mencukupi maka dilakukan pengukuran tahap kedua kemudian

lakukan hal yang sama dengan langkah-langkah diatas. Begitu

seterusnya sampai jumlah keseluruhan mencukupi untuk tingkat

ketelitian dan kepercayaan yang dikehendaki. Rumus yang digunakan

adalah (Barnes,1980):

Uji Kecukupan Data

a. Tingkat kepercayaan 95%, tingkat ketelitian 5%

N‟ =

222 )(40

x

xxN

b. Tingkat kepercayaan 90%, tingkat ketelitian 10%

N‟ =

222 )(20

x

xxN

Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah semata-

mata menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik

akan bekerja menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan/tempo kerja

yang normal.Waktu longgar diberikan kepada pekerja untuk istirahat

dan jumlah waktu longgar yang dibutuhkan tiap personel pun berbeda-

beda. Ada 3 penetapan waktu longgar dan waktu baku, yaitu sebagai

berikut (Subroto, 1994).

a. Kelonggaran waktu untuk kebutuhan personal

b. Kelonggaran waktu untuk melepaskan lelah

Page 11: Laporan resmi praktikum ttck final c2

11

c. Kelonggaran waktu karena keterlambatan-keterlambatan.

Salah satu tolak ukur pekerjaan dikatakan efektif adalah

pekerjaan tersebut memerlukan waktu yang singkat dalam

penyelesaiannya. Dalam skala industri pengukuran waktu

penyelesaian suatu pekerjaan dilakukan dengan menentukan waktu

baku. Waktu baku merupakan waktu yang diperlukan seorang pekerja

dengan kemampuan standar untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

ditambah dengan adanya kelonggaran dalam melakukan pekerjaannya.

Waktu baku diperoleh dari waktu normal setelah dikalikan dengan

kelongaran-kelonggaran (allowance) yang perlu. Maka dapat

disimpulkan bahwa waktu baku adalah sama dengan waktu normal

kerja ditambah faktor waktu longgar (Sutalaksana, 1982).

Page 12: Laporan resmi praktikum ttck final c2

12

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Terlampir

B. PEMBAHASAN

1. Profil Industri

Rumah makan „Putra Tunggal Sinar Harapan‟ berdiri sekitar 5

tahun yang lalu.Rumah makan yang terletak di Pantai Kuwaru,

Srandakan, Bantul ini menyediakan berbagai jenis olahan ikan

laut.Pemilik rumah makan, Pak Kenthut menjelaskan bahwa pada

awalnya beliau hanya membuka warung kecil-kecilan.Warung

yang dulunya terbuat dari bambu itu hanya menjual makanan

ringan dan minuman-minuman, juga letaknya masih di sebelah

utara dari lokasi warung makan yang sekarang. Karena banyaknya

pengunjung, khususnya yang mengunjungi Pantai Kuwaru, warung

kecil-kecilan tersebut berkembang sedikit demi sedikit menjadi

warung yang menyediakan makanan olahan hasil laut dari nelayan

di sekitar pantai.

Nama „Putra Tunggal Sinar Harapan‟ itu sendiri berasal dari

sejarah keluarga, yaitu kakek dari pemilik warung yang merupakan

anak tunggal. Rata-rata per hari warung ini menyediakan 25-50 kg

ikan segar, termasuk kepiting, udang, cumi, kerang, dan ikan-ikan

kecil. Agar ikan selalu terjaga kesegarannya, ikan-ikan tersebut

diberi es batu yang didapatkan dari pengepul es yang berada di

sekitar lokasi warung.Ikan didapatkan dari nelayan sekitar pantai,

setiap jam 7 pagi ikan datang diantarkan ke warung. Jika ikan-ikan

Page 13: Laporan resmi praktikum ttck final c2

13

tidak habis terjual di warung, pada hari yang sama ikan-ikan

tersebut dijual secara berkeliling baik dalam keadaan mentah

ataupun yang sudah di masak sebelumnya. Misalnya saja ikan

cakalang, dibeli dengan harga Rp.13.000,- per kilogram, lalu dijual

dengan harga Rp.15.000,- per kilogramnya. Namun jika sudah di

masak, maka harga jualnya menjadi Rp.4000-5000 per ekornya.

Bahan baku lain seperti bumbu-bumbu dan sayuran didapatkan dari

penjual keliling yang menawari, jika tidak dapat membeli di pasar

daerah Srandakan yang tidak jauh dari lokasi warung.

Saat awal berdirinya warung makan ini, pegawai hanya dari

keluarga pemilik, namun setelah agak ramai ditambah 2 orang

pegawai dari tetangga.Seiring dengan banyaknya pengunjung yang

berwisata ke Pantai Kuwaru, pegawai pun ditingkatkan hingga

mencapai 10 orang.Namun para pekerja tersebut bekerja secara

serabutan, tidak tetap.Sesuai dengan jumlah pengunjung warung.

Dari sekian banyak pekerja, hanya 2 orang saja yang memasak,

sisanya menangani yang lain seperti pencucian atau penyiapan

bahan. Warung ini buka mulai dari jam 8 pagi hingga jam 5

sore.Namun jika ada pesanan, bisa sampai malam.Resep semua

masakan di warung ini didapatkan dari istri pemilik warung.Di

warung ini pengunjung diperbolehkan membawa ikan sendiri,

namun dicek terlebih dahulu kondisinya, lalu para juru masak

mengolah ikan sesuai dengan keinginan pengunjung.

Fasilitas yang terdapat di warung ini cukup baik, tersedia ruang

aula untuk pengunjung yang datang dengan rombongannya, kamar

mandi, mushola, serta kolam ikan air tawar yang berisi ikan lele

atau gurame. Rata-rata pengunjung di hari biasa hanya sekitar 3-4

Page 14: Laporan resmi praktikum ttck final c2

14

orang saja, namun pada saat hari libur pengunjung melonjak

hingga 100-200 orang, kebanyakan datang dengan

rombongan.Pengunjung berasal dari berbagai daerah seperti

Sleman, Kotagede, Solo, Kebumen, Salatiga, dan daerah lainnya.

Juga dari berbagai kalangan seperti tokoh masyarakat, guru,

pegawai kantor, ibu-ibu PKK, dan lain-lain. Kebanyakan dari

mereka mengadakan rapat atau arisan di warung ini. Karena

banyaknya pengunjung, membuat warga lain membangun warung

makan sejenis, khususnya saat 2 tahun terakhir. Sehingga terjadi

saingan antar warung makan.Awalnya warga lokal yang membuka

warung makan, lama kelamaan warga luar daerah Srandakan juga

ikut membuka warung.Namun warung makan milik Pak Kenthut

ini menyediakan minuman spesial, yaitu degan bakar.Sehingga

menjadi daya tarik tersendiri dibandingkan dengan warung yang

lainnya.

Melihat pengunjung yang semakin banyak mendatangi Pantai

Kuwaru, juga pantai lainnya, membuat keinginan Pak Kenthut

untuk membuka warung lagi di pantai lain masih di pantai daerah

Bantul, seperti Pantai Depok atau Pantai Dua Cemara.

2. Cara Kerja Praktikum :

Diamati proses produksi sejak bahan baku dijual sampai

produk disajikan ke konsumen. Kemudian Proses produksi dibagi

menjadi beberapa stasiun kerja (dibuat Peta Proses Operasinya).

Studi waktu dilakukan terhadap setiap stasiun kerja untuk

Page 15: Laporan resmi praktikum ttck final c2

15

mendapatkan data waktu siklus, serta diitabulasikan datanya

seperti dibawah ini :

No Operasi

Pengamatan ke-

X

Σ

1 2 9 10

1

2

3

4

5

Setelah itu diuji keseragaman data, dihiitung rata-rata, standar

deviasi, standar deviasi dari distribusi rata-rata, batas kontrol atas dan

batas kontrol bawah. Diplotkan dalam peta kontrol.

Kemudian diberi tanda untuk data-data yang berada di atas

Batas Kontrol Atas atau di Batas Kontrol Bawah (out of control).

Setelah itu dihitung jumlah data yang in control(ada di bawah BKA

dan di atas BKB). Ini adalah jumlah data (N) untuk uji kecukupan

data.

Kecukupan data dihitung, dengan :

N= jumlah data yang in kontrol

k= nilai untuk tingkat kepercayaan tertentu (95% = 2)

s= tingkat ketelitian (dalam desimal)

n= N

Page 16: Laporan resmi praktikum ttck final c2

16

Jika N‟ > N, jumlah data belum mencukupi, ambil data lagi,

ditentukan rating factor, dan allowance factor. Penentuan kedua

faktor ini berdasarkan pengamatan :

Rating factor dengan mengamati dan membandingkan dengan

pekerja lain yang bekerja normal.

Allowance factor dengan mencatat jumlah waktu yang

diperlukan pekerja (di stasiun kerja yang diamati) untuk tidak

bekerja (bukan pada jam istirahat), dibandingkan dengan total

jam kerjanya, Setelah itu dihitung waktu normal dan waktu

baku.

3. Proses pembuatan makanan

A. Pembuatan Nasi

Pada proses pembuatan nasi ini menggunakan bahan utama

beras 1,5 kilogram. Beras tersebut dicuci selama 3 menit 30 detik.

kemudian beras ditanak selama 22 menit yang sebelumnya

ditambah air dulu. Beras mengalami pengukusan selama 15 detik

dan jadilah nasi yang sudah siap untuk disajikan.

B. Udang Goreng Tepung

Pembuatan Udang goreng tepung ini dimulai dari penimbangan

yang dilakukan selama 3 menit 45 detik. Setelah itu dilakukan

penambahan bahan yang berupa air. Udang pun dimasukkan

dalam baskom selama 2 menit 5 detik. Dilakukan penambahan

bawang putih yang sebelumnya telah ditimbang selama 2 menit

dan digiling selama 1 menit 12. Kemudian ditambahkan royco,

garam dan sasa. Proses pembumbuan dilakukan dalam baskom

selama 1 menit 48 detik. Langkah selanjutnya yaitu perendaman

bahan didalam bumbu selama 2 menit 14 detik dan ditambahkan

Page 17: Laporan resmi praktikum ttck final c2

17

tepung instan dan diaduk selama 3 menit 8 detik. Setelah itu

dilakukan penambahan minyak, kemudian ikan digoreng di wajan

selama 35 menit 16 detik. Kemudian penyaringan dengan

menggunakan saringan selama 12 menit 8 detik. Dan langkah

terakhir yaitu penirisan di tempayak selama 25 detik dan ikan

cakalang pun siap disajikan.

C. Cakalang Goreng

Pembuatan cakalang goreng ini dimulai dengan melakukan

penimbangan terhadap ikan cakalang menggunakan timbangan

selama 1 menit 43 detik. Kemudian ikan dipotong dengan

menggunakan pisau selama 45 detik. Ditambahkan air digunakan

untuk pencucian selama 1 menit 9 detik menggunakan baskom

cuci. Bumbu yang merupakan bahan tambahan dimasukkan untuk

operasi pembumbuan ikan selama 1 menit. Pembumbuan ini

dilakukan menggunakan alat berupa baskom. Selanjutnya

penggorengan ikan dilakukan menggunakan wajan selama 11

menit 43 detik. Setelah itu operasi penirisan dilakukan selama 1

menit dan ikan cakalang goreng pun siap untuk disajikan.

D. Cakalang Bakar

Pada pembuatan cakalang bakar ini dimulai dengan melakukan

penimbangan dengan menggunakan timbangan selama 4 menit 20

detik, kemudian dipotong dengan menggunakan pisau selama 2

menit 55 detik. Bahan tambahan berupa air digunakan untuk

pencucian selama 9 menit 10 detik. Setelah itu bahan tambahan

berupa bumbu ditambahkan dan dilakukan pembumbuan terhadap

ikan menggunakan baskom selama 3 menit 19 detik. Bahan

tambahan arang disiapkan dan dilakukan pemanasan terhadap

arang di tungku selama 5 menit 15 detik. Arang ditambahkan

Page 18: Laporan resmi praktikum ttck final c2

18

kemudian dibakar, dan ikan cakalang pun di panggang selama 13

menit 57 detik. Ikan cakalang pun siap untuk disajikan.

E. Tuna Lombok Hijau

Untuk pembuatan tuna lombok hijau langkah pertama yaitu

menyiapkan minyak goreng. Kemudian minyak tersebut ditaruh

wajan dan dipanaskan selama 1 menit 30 detik, setelah itu

ditambahkan bahan tambahan yaitu bawang bombay. Kemudian

ditumiskan selama 2 menit. Air ditambahkan dan dimasukkan

kedalam wajan dan diaduk selama 2 menit. Setelah itu

ditambahkan bawang merah, bawang putih dan cabai yang sudah

digiling dengan blender selama 3 menit 5 detik. Penambahan

bahan tersebut dilakukan secara bersamaan dengan sereh, salam,

keccap, garam dan penyedap rasa dimasukkan kedalam minyak

lalu diaduk selama 3 menit. Ikan tuna ditimbang menggunakan

timbangan selama 2 menit. Lalu ikan tuna dibersihkan

menggunakan baskom selama 15 menit. Ditambahkan minyak

yang merupakan bahan tambahan kemudian digoreng ½ matang

selama 15 menit. Ikan tuna ½ matang ditambahkan kedalam

minyak dan diaduk selama 3 menit. Selanjutnya ikan dipotong

selama 28 menit 20 detik. Ikan tuna lombok hijau pun siap untuk

disajikan.

F. Ca Kangkung

Langkah pertama untuk membuat ca kangkung ini yaitu dengan

memanaskan minyak goreng. Ditambahkan bawang merah,

bawang putih, cabai, dan tomat kedalam wajan. Tomat dan cabai

dipotong dan kemudian ditambahkan ke wajan. Setelah itu

ditumiskan selama 1 menit 50 detik. Kemudian dilakukan

penambahan kangkung yang telah dipotong dengan pisau selama

Page 19: Laporan resmi praktikum ttck final c2

19

10 detik dan dicuci di ember selama 2 menit. Kemudian kangkung

dimasukkan kedalam wajan dan dilakukan penumisan kembali

selama 2 menit juga. Bumbu penyedap instan ditambahkan ke

dalam wajan. Dan dilakukan penumisan terakhir didalam wajan

selama 2 menit 6 detik dan Ca kangkung siap untuk disajikan.

G. Es Teh

Pembuatan Es Teh dimulai dengan Penyiapan alat dan bahan

selama 5 detik. Kemudian teh tersebut dimasukkan kedalam gelas.

Lalu ditambahkan bahan tambahan berupa gula pasir dan air

hangat dan kemudian diaduk. Bahan tambahan berupa es batu

ditambahkan. Lalu dicampur dan es jeruk pun siap untuk

disajikan.

H. Es Kelapa Muda

Untuk membuat es kelapa lagkah pertama yaitu diawali dengan

pemilihan kelapa secara manual. Setelah didapatkan kelapa yang

sesuai dangan kriteria, kemudian kelapa dibelah atau dipangkas

dengan menggunakan pisau. Setelah itu air kelapa ditambahkan

guladan diaduk. Setalah itu ditambahkan es kedalam kelapa dan

diaduk kembali dan es kelapa muda pun siap untuk disajikan.

I. Lalapan

Timun dicuci dengan air bersih selama kurang lebih 30 detik.

Kemudian timun dikupas dengan pisaudengan tidak terlalu tipis

dan tidak terlalu tebal. Setalah itu disiapkan bahan lain seperti

kubis, tomat dan kemangi dan dilakukan dengan perlakuan yang

sama. Akan tetapi untuk kemangi cukup dicuci saja. Setelah

semua proses sudah dilakukan, lalapan pun siap untuk disajikan.

J. Sambal

Page 20: Laporan resmi praktikum ttck final c2

20

Pembuatan sambal dimulai dengan menyiapkan bahan-bahan

yang akan di operasikan dalam pembuatan sambal seperti lombok,

bawang merah, dan kecap. Lombok dan bawang merah dipotong

kecil-kecil dan ditambahkan kecap, kemudian diaduk sebentar dan

sambal pun siap untuk disajikan.

Dari hasil pengamatan yang didapat oleh sepuluh data perhitungan

dan dari data tersebut kami hanya mengambil satu stasiun yaitu

stasiun penyiapan bahan pada pembuatan nasi untuk dibahas. Berikut

adalah hasil dari perhitungan pada stasiun penyiapan bahan

pembuatan nasi dan diperoleh rata-rata 55 detik kemudian standart

deviasi 19,78. BKA (Batas Kontrol Atas) sebesar 114,34, sedangkan

BKB (Batas Kontrol Bawah) sebesar -4,34. Untuk Nilai N‟ diambil

dari rumus N‟=

222 )(20

Xi

XiXiNdan diperoleh nilai sebesar

46,55. Waktu siklus yang didapat untuk stasiun penyiapan pembuatan

nasi ini adalah 55, sedangkan untuk waktu normal 61,6 dan waktu

bakunya adalah 69,16.

Sedangkan dari tabel data keseluruhan diperoleh bahwa waktu

siklus paling lama yaitu pada stasiun pemasakan yaitu sebesar

8952,77, sedangkan watu normal paling lama juga terdapat pada

stasiun pemasakan dengan nilai sebesar 10024,432. Untuk waktu baku

paling besar juga terdapat pada stasiun pemasakan dengan total nilai

sebesar 11153,987. Hasil tersebut didapatkan setelah dilakukannya

pengamatan terhadap pembuatan nasi, dan pada stasiun pemasakan

inilah memang membutuhkan waktu yang sangat lama.

Sedangkan yang paling cepat dalam hasil pengamatan studi waktu

adalah stasiun penyiapan. Waktu siklusnya adalah 1160,67 detik,

Page 21: Laporan resmi praktikum ttck final c2

21

sedangkan waktu normal diperoleh hasil sebesar 1261,626 detik,

untuk waktu baku didapatkan nilai sebesar 1416,315 detik. Hasil

tersebut didapatkan dari penjumlahan atau total dari semua stasiun

dari setiap masakan dan minuman.

Aplikasi Industri dari praktikum studi waktu dan studi gerak ini

diantaranya :

1. Dapat menentukan peralatan bagi pekerja yang nyaman dan

aman agar produktivitas produksi dapat terus meningkat.

2. Penentuan jadwal dan perencanaan tenaga kerja agar lebih

terorganisir.

3. Penentuan biaya standar dan estimasi biaya produksi sebelum

produksi.

4. Perhitungan upah/insentif bagi tenaga kerja langsung maupun

tak langsung.

5. Penentuan jumlah mesin akan digunakan dan dapat digunakan

oleh pekerja.

6. Penentuan teknik-teknik serta posisi pekerja yang nyaman

sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

Page 22: Laporan resmi praktikum ttck final c2

22

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Dari hasil selama praktikum diperoleh waktu siklus, waktu

normal, dan waktu baku sebagai berikut :

NO OPERASI WAKTU

SIKLUS

WAKTU

NORMAL

WAKTU

BAKU

1 Penyiapan 1160,67 1261,626 1416,315

2 Penyucian 1667,6 1900,07 2133,115

3 Pembuatan 8952,77 10024,432 11153,987

2. Untuk allowance factor dari semua stasiun kerja, kami

asumsikan sama yaitu sebesar :

% allowance= ∑

x 100% = 10,925%

3. Nilai untuk rating factor juga kita asumsikan sama yaitu :

Rating factor = (0,11) + (0,05) + (0,00) + (0,00) = 0,16 + 1 =

1,16

Page 23: Laporan resmi praktikum ttck final c2

23

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.Pengukuran Waktu Kerja.

http://dian.staff.gunadarma.ac.id/

Downloads/files/3665/PENGUKURANWAKTUKERJA.pdf

Diakses tanggal 25 Maret 2012 pukul 22.58 WIB.

Barnes, R.M. 1980. Motion and Time Study Design and Measurement

of Work.John Wiley and Sons : Singapore.

Currie,R.M. and Joseph E. Farady. 1982. Work Study. Pitman Books,

Ltd : London.

Konz, Stoephan. 1983. Work Design: Industrial Ergonomis. McGraw

Hill Book Company : New York.

Mundel, Marvin E and David L. Danner. 1994. Design and

Measurment of Works Methods.Englewood Cliffs, N.J.

Printice-Hall International Inc : New York.

Niebel, Benjamin W. 1993. Motion adn Time Study. Homewood, IL :

New York.

Page 24: Laporan resmi praktikum ttck final c2

24

Sritomo, Wignjosoebroto.1995. Ergonomi studi gerak dan studi

waktu. Jakarta : Guna Widya.

Suma‟mur, P. K. 1989. Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakarta :

CV Haji Masagung.

Sutalaksana, I.Z., Anggawisastra, R., dan Tjakraatmaja, J.H. 1982.

Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : Institut Teknologi

Bandung.

Page 25: Laporan resmi praktikum ttck final c2

25

LAPORAN RESMI TEKNIK TATA CARA KERJA

ACARA 2

ANALISIS KENYAMANAN DAN POSTUR KERJA

Disusun Oleh:

Bintang Elka (09660)

Yanis Rahmasari P (09714)

M.Roisul Akbar I (09724)

Moh.Hidayatullah (09934)

Asisten:Melia Widya

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 26: Laporan resmi praktikum ttck final c2

26

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hubungan antara manusia–mesin yang dipertimbangkan sebagai

sistem integral, saat ini dengan ergonomi perancangan suatu peralatan

dan fasilitas kerja telah memperlihatkan interaksi manusia secara lebih

baik. Istilah ergonomi sebagai suatu cabang ilmu yang sistematis

untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat,

kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang sistem kerja

sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem itu dengan baik,

yaitu mencapai tujuan yang diinginkan melalui pekerjaan itu dengan

efektif, aman dan nyaman.

Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki performansi kerja,

mengurangi waktu dan biaya pelatihan, memperbaiki pendayagunaan

sumber daya manusia melalui peningkatan ketrampilan yang

diperlukan, mengurangi waktu yang terbuang sia–sia dan

meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan human error,

memperbaiki kenyamanan manusia dalam kerja. Berdasarkan berbagai

pendefinisian ergonomi oleh beberapa pakar tersebut, dapat

disimpulkan bahwa di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang

sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling

berinteraksi satu sama lain.

Page 27: Laporan resmi praktikum ttck final c2

27

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikan dapat melakukan analisis postur / sikap tubuh pekerja

saat bekerja sehingga dapat diketahui sikap kerja tersebut harus

diperbaiki atau tidak

Page 28: Laporan resmi praktikum ttck final c2

28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Ergonomi memberikan peranan penting dalam meningkatkan

faktor keselamatan dan kesehatan kerja, misalnya : desain suatu sistem

kerja untuk mengurangi rasa nyeri dan ngilu pada sistem kerangka

manusia dan desain stasiun kerja untuk alat peraga visual. Hal itu

adalah untuk mengurangi ketidaknyamanan visual dan postur kerja,

desain suatu perkakas kerja (handtools) untuk mengurangi kelelahan

kerja, desain suatu peletakan instrumen dan sistem pengendali agar

didapat optimasi dalam proses transfer informasi dengan

dihasilkannya suatu respon yang cepat dengan meminimumkan risiko

kesalahan, serta supaya didapatkan optimasi, efisiensi kerja dan

hilangnya risiko kesehatan akibat metoda kerja yang kurang tepat

(Nurmianto, 1996).

Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada

suatu organisasi, misalnya: penentuan jumlah jam istirahat, pemilihan

jadwal pergantian waktu kerja (shift kerja), meningkatkan variasi

pekerjaan dan lain-lain. Penerapan ergonomi pada umumnya

merupakan aktivitas rancang bangun (disain) ataupun rancang ulang

yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi dan juga anatomy,

psysiology, industrial medicine (Wignjosoebroto, 1992).

Tujuan ergonomi adalah untuk meningkatkan produktivitas

tenaga kerja pada suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini dapat

tercapai apabila terdapat kesesuaian antara pekerja dengan

pekerjaannya. Banyak yang menyimpulkan bahwa tenaga kerja haru

dimotivasi dan kebutuhannya terpenuhi. Dengan demikian akan

Page 29: Laporan resmi praktikum ttck final c2

29

menurunkan jumlah tenaga kerja yang tidak masuk kerja. Namun

pendekatan ergonomi mencoba mencoba mencapai kebaikan antara

pekerja dan pimpinan perusahaan (Sutalaksana, 1979).

Konsekuensi situasi kerja yang tidak ergonomis adalah kondisi

tubuh menjadi kurang optimal, tidak efisien, kualitas rendah dan

seorang mengalami kesehatan seperti nyeri (low back pain), gangguan

otot rangka dan lain-lain. Oleh karena itu ergonomi penting karena

pendekatan ergonomi adalah membuat keserasian yang baik antara

manusia dengan mesin dan lingkungan (Anonim, 2012).

Terdapat beberapa tools yang dapat digunakan dalam

memperbaiki sistem kerja, diantaranya adalah:

1) QEC (The Quick Exposure Check) adalah suatu alat untuk

penilaian terhadap resiko kerja yang berhubungan dengan gangguan

otot (work-related musculoskeletal disorders - WMSDs) di tempat

kerja. QEC sistem ini menilai gangguan resiko yang terjadi pada

bagian belakang punggung (back), bahu/lengan (should/arm),

pergelangan tangan (hand/wrist), dan leher (neck);

2) Kuesioner Nordic Body Map merupakan kuesioner yang

digunakan untuk mengetahui ketidaknyamanan pada para pekerja,

kuesioner ini paling sering digunakan karena sudah terstandarisasi dan

tersusun rapi. Kuesioner ini menggunakan gambar tubuh manusia

yang sudah dibagi menjadi 9 bagian utama, yaitu leher, bahu,

punggung bagian atas, siku, punggung bagian bawah, pergelangan

tangan/tangan, pinggang/pantat, lutut, tumit/kaki;

3) Ergoweb Job Evaluator Toolbox merupakan suatu software

yang dibuat oleh Ergoweb Inc. dan University of Utah Research

Page 30: Laporan resmi praktikum ttck final c2

30

Foundation pada tahun 1999. Software ini dapat digunakan sebagai

alat bantu (tool) bagi penelitian ergonomi. Secara garis besar,

Ergoweb Job Evaluator Toolbox (Ergoweb JET) terdiri atas 3 fungsi

utama, yaitu sebagai sumber dasar-dasar teori ergonomi, alat bantu

untuk mengidentifikasikan masalah ergonomi, dan sebagai alat

analisis terhadap suatu masalah ergonomi;

4) RULA (Rapid Upper Limb Assessment) merupakan tool yang

berbentuk survey untuk mengidentifikasi pekerjaan yang

menyebabkan risiko dari cedera yang kumulatif (cumulative trauma

disorder) melalui analisis postur, gaya, dan penggunaan otot. Tool ini

merupakan screening tool yang mendetail untuk menguji

kecenderungan pekerja terhadap risiko cedera pada postur, gaya,

penggunaan otot, dan pergerakan pekerja pada saat melakukan

pekerjaannya. Tool ini tidak memberikan rekomendasi khusus untuk

modifikasi pekerjaan. Tetapi tool ini dirancang untuk menjadi survey

yang cepat dan mudah sehingga memudahkan untuk mengetahui

apakah diperlukan analisis yang lebih detail;

5) ManneQuin Pro 7.0 merupakan salah satu software komputer

yang dapat digunakan untuk menganalisa prinsip ergonomi,

berdasarkan model manusia dan desain program ergonomic. Software

ini juga dapat digunakan untuk mensimulasikan pekerjaan yang

berkaitan pekerja (manusia) dengan peralatan kerjanya dengan

penerapan prinsip-prinsip ergonomi. Selain dapat mensimulasikan

kerja, software ini juga dapat mengkreasikan bentuk manusia tiga

dimensi pada layar komputer yang pengoperasiannya hanya dengan

mengklik mouse komputer. Model “Manusia” tiga dimensi ini dapat

digerakkan dengan bermacam-macam gaya dan dapat dilihat pada

Page 31: Laporan resmi praktikum ttck final c2

31

beberapa tampilan, jarak atau perspektif. Hasil dari tampilannya dapat

di-print atau dipindahkan ke software grafik lainnya (Li dan Buckle,

1999).

Page 32: Laporan resmi praktikum ttck final c2

32

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Terlampir

B. PEMBAHASAN

Pada praktikum acara 2 ini yang berjudul ”Analisis

Kenyamanan dan Postur Kerja” bertujuan agar praktikan dapat

melakukan analisis postur atau sikap tubuh pekerja saat bekerja

sehingga dapat diketahui sikap kerja tersebut harus diperbaiki atau

tidak.

Pada praktikum ini digunakan metode untuk menganalisis

postur tubuh saat bekerja yaitu OWAS (Ovako Working Posture

Analysis System) dan sebuah kuesioner yang bernama Nordic Body

map. Metode yang pertama yaitu OWAS (Ovako Working Posture

Analysis System), adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengetahui komplikasi rangka otot sehingga menyebabkaan rasa sakit

dan nyeri pada tubuh. OWAS adalah suatu metde ergonomi yang

digunakan untuk mengevaluasi postural stress yang terjadi pada

seseorang ketika sedang bekerja. Kegunaan dari metode OWAS

adalah untuk memperbaiki kondisi pekerja dalam bekerja, sehingga

performance kerja dapat ditingkatkan terus. Hasil yang diperoleh dari

metode OWAS, digunakan untuk merancang metode perbaikan kerja

guna meningkatkan produktivitas. Metode OWAS dibuat oleh O.

Karhu yang berasal dari negara finlandia padatahun 1977 untuk

menganalisa postural stress pada bidang pekerjan manual. Dalam

metode OWAS klasifikasi postur tubuh sudah ditentukan. Postur-

Page 33: Laporan resmi praktikum ttck final c2

33

postur tersebut dianalisis dan digunakan dalam perencanaan

pembaikan. Elemen-elemen penting dari tubuh yang akan dipakai

sebagai dasar dari pengkodean adalah tulang belakang (back), lengan

(arms), dan kaki (legs) serta beban yang dibawa ( load).

Metode yang kedua adalah NBM (Nordic Body map). NBM

merupakan sebuah alat berupa peta tubuh yang digunakan untuk

mengetahui keluhan pada otot dengan ingkat keluhan mulai dari rasa

tidak nyaman (agak sakit) sampai dengan sangat sakit. NBM ini

berupa kuisioner yang diberikan kepada pekerja sebelum dan sesudah

bekerja. Setelah itu hasil analisis dimasukkan ke dalam perhitungan

sehingga diketahui bagian tubuh mana yang terasa sakit. Dari hasil

kuisioner inilah dapat digunakan untuk merubah posisi dari suatu

pekkerjaan dan dapat mengurangi keluhan-keluhan yang disebabkan

oleh salah posisi saat bekerja.

Sebelum menggunakan OWAS dengan benar, diperlukan

pengetahuan untuk mengaplikasikan OWAS tersebut. Cara

mengaplikasikannya yaitu pertama-tama praktikan melakukan

observasi untuk pengambilan data terkait dengan beban kerja selama

melakukan pekerjaan, melakukan pengamatan terkait bentuk

punggung ketika melakukan kerja, bentuk tangan, dan posisi kaki.

Untuk mempermudah dalam menganalisis biasanya digunakan kamera

untuk mengabadikan posisi kerja dari pekerja. Berdasarkan foto yang

telah diambil ketika observasi, praktikan melakukan analisa postur

atau sikap tubuh dengan memberi penilaian terhadap bentuk

punggung, bentuk tangan, bentuk kaki, dan berat beban ketika bekerja.

Dituliskan juga deskripsi postur tubuh pekerja ketika melakukan suatu

pekerjaan. Setelah selesai memberi penilaian terhadap postur pekerja,

Page 34: Laporan resmi praktikum ttck final c2

34

selanjutnya hasil penilaian di masukkan kedalam tabel kategori

tindakan OWAS. Setelah dimasukkan kedalam tabel kategori tindakan

OWAS, praktikan mendapatkan kategori pekerjaan bagi pekerja. Jika

pekerjaan termasuk ke dalam kategori pekerjaan ringan atau normal,

tidak perlu diberikan rekomendasi sebagai langkah perbaikan untuk

pekerja ketika melakukan pekerjaan. Namun, jika pekerjaan termasuk

kedalam kategori pekerjaan agak berat, pekerjaan berat, dan pekerjaan

sangat berat, maka diharuskan memberikan rekomendasi untuk

pekerja agar pekerja dapat memperbaiki sikap kerja ketika melakukan

kerja dan rekomendasi juga diharapkan dapat meminimalisir cedera

saat pekerja melakukan kerja.

Sedangkan untuk mengaplikasikan NBM, langkah-langkah yang

harus dilakukan adalah pertama-tama praktikan memberikan

kuesioner nordic body map questionare kepada pekerja untuk

mengukur ketidaknyamanan dan “kesakitan” akibat kerja. Pengisian

kuesioner ini dilaksanakan sebelum dan sesudah pekerja selesai

melakukan pekerjaannya. Kuesioner tersebut dilengkapi dengan skala

Litert untuk menunjukkan grade (tingkat) resiko. Berikut adalah

tingkatan resiko (rasa sakit) akibat kerja dalam skala Litert :

A = 1 poin : Tidak sakit

B = 2 poin : Agak sakit

C = 3 poin : Sakit

D = 4 poin : Sangat sakit

% rasa sakit yang dirasakan pekerja dihitung dengan rumus :

Page 35: Laporan resmi praktikum ttck final c2

35

Adapun hasil penilaian pada kedua metode, diantarana adalah

pada metode pertama yaitu metrode OWAS (Ovako Working Posture

Analysis System), pada stasiun kerja penyiapan bahan kategori sikap

kerja untuk pengambilan ikan adalah pekerjaan agak berat sehingga

direkomendasikan agak dinaikkan lebih dari tinggi siku pekerja, hasil

ini didapat berdasarkan kajian dan skor yaitu back 2, arms 1, legs 2dan

load 1. Kemudian hasil tersebut dicocokan pada tabel kategori

tindakan OWAS. Sedangkan untuk elemen kerja penimbangan ikan

dari kajian dan skor yaitu back 1, arms 1 legs 1 dan load 1. Kemudian

hasil tersebut dicocokan pada tabel kategori tindakan OWAS dan

didapatkan kategori sikap kerja yaitu termasuk pekerjaan normal atau

ringan sehingga dapat dilanjutkan dan tidak ada masalah ataupun

keluhan dari pekerja. Setelah itu elemen kerja pencucian bahan

mendapatkan skor untuk kajian back 2, arms 1, legs 2 dan load 1.

Kemudian hasil tersebut dicocokan pada tabel kategori tindakan

OWAS sehingga didapatkan kategori sikap kerjanya termasuk

pekerjaan agak berat maka dari itu direkomendasikan diberikan

tempat duduk untuk pekerja agar posisi tubuh lebih rendah dan tidak

membungkuk atau dapat juga meja pencucian ditinggikan. Selanjutnya

pada elemen kerja pemotongan bahan, didapatkan skor untuk kajian

back 1, arms 1, legs 2, dan load 1, hasil tersebut dicocokan pada tabel

kategori tindakan OWAS sehingga pekerjaan tersebut masuk dalam

sikap kerja pekerjaan normal atau ringan. Rekomendasinya diberi

tempat duduk agar beban kaki berkurang atau meja pemotongan bahan

ditinggikan sehingga pekerja dapat melakukan pekerjannya lebih

nyaman. Pada stasiun kerja pembersihan elemen kerja penghilangan

Page 36: Laporan resmi praktikum ttck final c2

36

sisik, didapatkan skor dari kajian back 2, arms 1, legs 2, load 1.

Kemudian hasil tersebut dicocokan pada tabel kategori tindakan

OWAS sehingga didapatkan kategori sikap kerjanya termasuk

kedalam pekerjaan agak berat. Rekomendasinya adalah dengan

meninggikan meja tempat menghilangkan sisik. Selanjutnya elemen

kerja pengeluaran kotoran bahan didapatkan skor dari kajian back 2,

arms 1, legs 2, load 1. Kemudian hasil tersebut dicocokan pada tabel

kategori tindakan OWAS sehingga didapatkan kategori sikapnya

dalam pekerjaan agak berat. Sehingga rekomendasinya adalah

diberikannya tempat duduk untuk pekerja dalam melakukan pekerjaan

pengeluaran kotoran ini.

Kemudain beralih pada stasiun kerja pemasakan, pada elemen

kerja pembuatan bumbu berdasarkan kajian dan skornya yaitu back 1,

arms 1, legs 2, dan load 1. Sehingga pekerjaan ini termasuk dalam

kategori pekerjaan ringan dan tidak perlu adanya rekomendasi dalam

perbaikan peralatan ataupun tambahan alat apapun. Setelah itu

memasuki elemen kerja perendaman bumbu, pada elemen kerja ini

didapatkan skor dari kajian back 2, arms 1, legs 2, dan load 1.

Sehingga sikap ini dikaegorikan pekerjaan agak berat. Sehingga perlu

rekomendasi meja tempat perendaman bumbu ditinggikan atau perlu

kursi untuk pekerja saat melakukan pekerjaan ini. Setelah melewati

elemen kerja perendaman bumbu, berlanjut ke elemen pemasukkan

ikan ke dalam minyak. Pada elemen ini didapatkan skor pada kajian

back 1, arms 1, legs 2 dan load 1. Sehingga dimasukkan ke dalam

kategori pekerjaan normal atau ringan. Rekomendasi yang diberikan

pada elemen ini tidak ada masalah pada sistem muskoloskeletal

sehingga tidak perlu adanya perubahan. Selanjutnya adalah elemen

Page 37: Laporan resmi praktikum ttck final c2

37

kerja penggorengan, pada elemen kerja ini didapatkan skor dari kajian

back 1, arms 1, legs 2 dan load 1. Pekerjaan ini termasuk dalam

kategori pekerjaan normal atau ringan, sehingga direkomendasikan

tidak ada masalah pada sistem muskoloskeletal sehingga tidak perlu

adanya perubahan. Setelah selesai pada elemen kerja penggorengan,

lanjut ke elemen kerja pembakaran, pada elemen ini didapatkan skor

dari kajian back 1, arms 1, legs 2 dan load 1. Dari hasil ini dapat

dikategorikan pekerjaan termasuk pekerjaan normal atau ringan.

Sehingga tidak perlu adanya perubahan dalam perbaikan peralatan

atau sikap kerja.

Setelah selesai pada stasiun kerja pemasakan beralih pada

stasiun kerja yang terakhir yaitu pembuatan minuman, yaitu tepatnya

pada pembelahan kelapa muda. Pada elemen kerja ini didapatkan skor

dari kajian back 2, arms 1, legs 1 dan load 1. Dari hasil ini pekerjaan

dikategorikan dalam pekerjaan agak berat. Sehingga perlu

rekomendasi diberikan tempat duduk yang memiliki sandaran atau

diberikan alat bantu yang lainnya.

Pada hasil penilaian NBM ( Nordic Body Map) didapatkan hasil

yaitu, pada stasiun pertama yaitu penyiapan didapatkan hasil yaitu

sebagai berikut. Pada survei pertama yaitu sebelum pekerja

melakukan pekerjaannya, hasil survei yang didapatkan yaitu tingkat

kesakitan yang dialami oleh pekerja tidak sakit sama sekali pada

seluruh bagian tubuhya. Sedangkan penilaian setelah pekerja selesai

melakukan pekerjaannya didapat keluhan pada pinggang, betis kiri

dan kanan yang terasa agak sakit dan selebihnya tidak ada bagian

yang terasa sakit. Menurut pengamatan dengan metode OWAS

didapatkan pada 2 elemen kerja yang ada yaitu pengambilan ikan dan

Page 38: Laporan resmi praktikum ttck final c2

38

penimbangan ikan diperoleh bahwa pekerjan termasuk dalam kategori

agak berat hal ini sesuai dengan keluhan yang diberikan oleh pekerja

yang merasakan agak sakit pada beberapa bagian tubuh setelah

melakukan pekerjaan itu. Selanjutnya yaitu pada stasiun pencucian

bahan didapatkan hasil berupa, pada saat sebelum pekerja melakukan

pekerjaan didapatkan hasi tidak ada bagian tubuh yang terasa sakit.

Namun setelah melakukan pekerjaan pada tangan kiri dantangan

kanan terjadi keluhan agak sakit sedangkan pada leher atas, pinggang,

betis kiri dan betis kanan terjadi keluhan sakit. Hal ini jika

dibandingkan dengan metode OWAS stasiun yang terdiri dari elemen

kerja penghilangan sisik dan pengeluran kotoran, keduanya termasuk

dalam kategori pekerjaan agak berat. Hal ini sesuai dengan penilain

terhadap metode keduanya sehingga diperlukan adanya perbaikan

peralatan atau sikap kerja yang lebih baik. Kemudian yang terakhir

yaitu pada stasiun penggorengan, pada stasiun ini didapatkan hasil

berupa, pada sebelum pekerja melakukan pekerjaan terdapat beberapa

keluhan pada bagian pinggang, pergelangan kaki kiri, pergelangan

kaki kanan, kaki kri dan kaki kanan. Setelah pekerja selesai

melakukan pekerjaan terjadi keluhan ada leher bawah, bahu kiri, bahu

kanan, lengan atas kiri, punggung, lengan atas kanan, pantat, terasa

agak sakit. Sedangkan pada pinggang, pergelangan kaki kiri dan

pergelangan kaki kanan terasa sakit, selebihnya pada bagian tubuh

lainnya tidak terjadi keluhan. Apabila dibandingkan dengan hasil

pengamatan menggunakan metode OWAS pekerjaan pada stasiun

pemasakan termasuk dalam kategori pekerjaan normal atau ringan,

seharusnya tidak banyak keluhan namun ada faktor lain yang

menyebabkan pekerja mengalami banyak keluhan sakit pada bagian

tubuhnya, misalnya karena pekerja melakukan pekerjaan di beberapa

Page 39: Laporan resmi praktikum ttck final c2

39

stasiun sekaligus atau posisi tubuh yang salah sehingga menyebabkan

banyakna keluhan sakit pada tubuhnya.

Sedangkan pada hasil perbandingan studi waktu dan hasil

penilaian OWAS yaitu pertama tama pada stasiun kerja penyiapan

bahan, elemen kerja pengambilan ikan dengan waktu siklus yang

diambil dari masakan cakalang goreng yaitu selama kurang lebih 31

detik termasuk kedalam kategori pekerjaan agak berat, jika pekerjaan

dilakukan berulang-ulang, maka bisa menyebabkan adanya cedera.

Untuk elemen kerja penimbangan ikan dari hasil scoring OWAS

termasuk kedalam pekerjaan normal atau ringan dengan waktu siklus

kurang lebih 30 detik, jika pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang

kecil kemungkinannya terjadi cedera atau muskoloskeletal disorder.

Pada elemen kerja pencucian bahan menurut scoring OWAS termasuk

dalam kategori pekerjaan agak berat dengan waktu siklus 31 detik.

Jika pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang maka bisa menyebabkan

adanya cedera. Selanjutnya pada elemen kerja pemotongan bahan

dengan waktu siklus 31 detik menurut pengamatan dari scoring

OWAS, termasuk dalam kategori pekerjaan normal/ringan, jika

pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang kecil kemungkinannya terjadi

cedera atau muskoloskeletal disorder. Untuk stasiun kerja pencucian

bahan, pada elemen kerja penghilangan sisik, dengan membandingkan

scoring OWAS dan termasuk dalam kategori pekerjaan agak berat dan

waktu siklus kurang lebih 54 detik, Jika pekerjaan ini dilakukan

berulang-ulang maka bisa menyebabkan adanya cedera. Selanjutnya

adalah elemen kerja penyiapan bahan yaitu pengeluaran kotoran,

dengan waktu siklus kurang lebih 54 detik. Menurut pengamatan dari

tabel scoring OWAS termasuk dalam kategori pekerjaan agak berat,

Page 40: Laporan resmi praktikum ttck final c2

40

jika pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang maka bisa menyebabkan

adanya cedera.

Setelah melewati stasiun pencucian bahan, yaitu stasiun kerja

pemasakan pada elemen kerja pembuatan bumbu. Dengan

membandingkan scoring OWAS dan termasuk dalam kategori

pekerjaan normal atau ringan dan waktu siklus kurang lebih 40 detik,

jika pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang kecil kemungkinannya

terjadi cedera atau muskoloskeletal disorder. Sselanjutnya yaitu pada

elemen kerja perendaman bumbu dan waktu siklus kurang lebih 60

detik, dan termasuk dalam kategori pekerjaan agak berat. Jika

pekerjaan ini dilakukan berulang-ulang maka bisa menyebabkan

adanya cedera. Setelah itu pada elemen kerja pemasukan ikan dalam

minyak dengan waktu kurang lebih 10 detik, berdasarkan scoring

OWAS termasuk dalam kategori pekerjaan normal atau ringan,

sehingga jika pekerjan ini dilakukan berulang-ulang dalam satu hari

pada jam kerja yang lama maka kecil kemungkinan untuk terjadi

cedera. Selanjutnya yaitu elemen kerja penggorengan, berdasarkan

scoring OWAS termasuk dalam kategori pekerjaan normal atau

ringan, dengan waktu siklus kurang lebih selama 256 detik. Jika

dilakukan berulang-ulang dapat menyebabkan cedera karena waktu

siklus yang cukup lama dan menyita waktu sehingga postur tubuh

pekerja dapat menyebabkan keluhan sakit.selanjutnya adalah elemen

kerja pemabakaran, berdasarkan scoring OWAS ermasuk dalam

kategori pekerjaan normal atau ringan, dengan waktu siklus 601,75

detik. Namun jika pekerjaan dilakukan berulang-ulang maka dapat

menyebabkan adanya cedera atau muskoloskeletal disorder.

Selanjutnya adalah stasiun kerja pembuatan minuman es kelapa muda,

Page 41: Laporan resmi praktikum ttck final c2

41

berdasarkan scoring OWAS ermasuk dalam kategori pekerjaan agak

berat dengan waktu siklus kurang lebih 140 detik. Maka dapat

menyebabkan cedera atau muskoloskeletal disorder jika pekerjaan ini

dilakukan beberapa kali atau berulang-ulang sehingga perlu adanya

bantuan alat agar postur tubuh pekerja dapat diperbaiki.

Berikut ini merupakan beberapa metode ergonomi, diantaranya

adalah:

1. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja,

inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan,

ergonomik checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.

Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai

kompleks.

2. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data

dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah

posisi meubel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli

furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.

3. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif

misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit,

nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara

obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi

sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.

4. RULA.

Page 42: Laporan resmi praktikum ttck final c2

42

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pada praktikum Acara 2 ini dapat disimpulkan bahwa praktikan

sudah dapat menganalisis sikap atau postur tubuh yang tidak baik. Hal

tersebut dapat dilihat dari tabel OWAS dan tabel NBM yang telah

dibuat oleh praktikan. Untuk pekerjaan yang termasuk dalam

pekerjaan agak berat, yang disebabkan karena peralatan yang kurang

mendukung selain itu pekerjaan yang agak berat ini juga dapat

menyebabkan cedera serius pada para pekerja, perlu adanya perbaikan

terhadap peralatan tersebut. Perbaikan tersebut bisa berupa penggatian

peralatan atau penambahan beberapa bagian pada peralatan tersebut

yang dapat membuat peralatan sesuai dengan pekerja yang

memakainya. Hasil OWAS dan NBM mempunyai hubungan, Semakin

berat pekerjaan yang diidentifikasi pada OWAS maka akan semakin

banyak bagian tubuh pekerja yang merasakan sakit. Hal tersebut akan

mempengaruhi perhitungan pada NBM. OWAS juga mempunyai

hubungan dengan studi waktu. Semakin berat suatu pekerjaan yang

dilakukan, maka wakrtu untuk menghasilkan produk tersebut juga

akan semakin lama selain itu juga dapat mnebabkan keluhan pada

beberapa bagian tubuh pekerja.

Page 43: Laporan resmi praktikum ttck final c2

43

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Pengukuran Waktu Kerja.

http://dian.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/3665/PENGUK

URAN WAKTU KERJA.pdf. Diakses tanggal 25 Maret 2012

pukul 22.58 WIB.

Li, Guangyan and Peter Buckle. 1999. A Practical Method For The

Assessment of Work-Related Musculoskeletal Risk - Quick

Exposure Check (QEC). Proceeding of Human Factors And

Ergonomics Society 42nd Annual Meeting. 1351-1355. Pitman

Books, Ltd : London.

Nurmianto. 1996. Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta:

PT. Guna Widya.

Sutalaksana, Iftikar. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung : TI-

ITB.

Wignjosoebroto, Sritomo. 1992. Teknik Tata Cara dan Pengukuran

Kerja. Jakarta : PT.Guna Widya.

.

Page 44: Laporan resmi praktikum ttck final c2

44

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TATA CARA KERJA

ACARA 3

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO

Disusun Oleh :

Bintang Elka (09660)

Yanis Rahmasari P (09714)

M. Roisul Akbar (09724)

Moh. Hidayatullah (09934)

Asisten:MeliaWidya

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 45: Laporan resmi praktikum ttck final c2

45

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahaya dan risiko ada dimana-mana di sekeliling kita.

Jenis bahaya dan tingkat risiko tergantung dari kondisi

lingkungan yang dihadapi termasuk di lingkungan kerja. Jenis

bahaya dan tingkat risiko dari setiap tahapan proses dalam suatu

proses industry adalah spesifik. Tidak semua pekerja mampu

mengenali bahaya dan risiko dari pekerjaan yang mereka

lakukan. Mengetahui jenis bahaya dan tingkat risiko di

lingkungan kerja adalah kunci pokok untuk dapat

mengendalikan bahaya dan risiko tersebut agar tidak menjadi

malapetaka atau kecelakaan yang tidak diinginkan. Berbagai

teknik telah dikembangkan untuk mengidentifikasi bahaya dan

kajian risiko sehingga dapat dikembangkan sistem atau program

pengendalian bahaya dan risiko ditempat kerja.

Bahaya (hazard) adalah suatu keadaan yang dapat

mengakibatkan cidera (injury) atau kerusakan (damage) baik

manusia, properti dan lingkungan (Baktiyar, 2009). Setiap

kegiatan yang dilakukan tidak ada satupun yang bebas dari

resiko yang ditimbulkan dari bahaya, demikian pula kegiatan

yang dilakukan di industri yang dalam proses produksinya

menggunakan proses kimia. Proses kimia pada industri

memberikan potensi bahaya yang besar, potensi bahaya yang

ditimbulkan disebabkan antara lain: penggunaan bahan baku,

tingkat reaktivitas dan toksitas tinggi, reaksi kimia, temperatur

Page 46: Laporan resmi praktikum ttck final c2

46

tinggi, tekanan tinggi, dan jumlah dari bahan yang digunakan.

Potensi bahaya yang ditimbulkan diperlukan upaya untuk

meminimalkan terhadap risiko yang diterima apabila terjadi

kecelakaan (Baktiyar, 2009). Mengingat potensi bahaya yang

besar pada industri yang menggunakan proses kimia, maka

diperlukan upaya pengendalian, sehingga resiko yang

ditimbulkan pada batas-batas yang dapat diterima melalui Risk

Assessment. Salah satu bentuk resiko tersebut seperti

kecelakaan, peledakan, dan kebakaran pada industri. Hal ini

bisa disebabkan, karena kurang pengetahuan tentang penilaian

resiko atau risk assessment, sehingga dalam penerapan

keselamatan kerja kurang tepat dan efisien (Wanahidayati,

2006). Dalam implementasinya, banyak metode yang digunakan

dalam kegiatan Risk Assessment, salah satunya adalah

Integrated Inherent Safety Index (I2SI). Metode ini banyak

digunakan pada proses kimia, sehingga metode ini banyak

diaplikasikan di industri kimia sebagai tools, untuk mencegah

kerugian, tingkat ukuran keselamatan proses, dan penambahan

peralatan safety yang diperlukan (Baktiyar, 2009).

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikan dapat melakukan identifikasi bahaya pada

system produksi dan menganalisis resiko yang dapat terjadi

pada pekerja.

Page 47: Laporan resmi praktikum ttck final c2

47

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bahaya adalah sesuatu yang berpotensi menimbulkan

kerusakan, kerugian dan kecelakaan. Sedangkan resiko adalah

besarnya kemungkinan suatu bahaya dapat menimbulkan kecelakaan

serta besarnya keparahan yang diakibatkannya.Ada tiga tipe bahaya

yaitu terlihat, tersembunyi dan berkembang. Bahaya terlihat adalah

bahaya yang nyata dapat dilihat dan diidentifikasi dengan

dilakukannya inspeksi. Contoh bahaya terlihat antara lain tidak adanya

kebersihan, tidak menggunakan petunjuk pemakaian mesin, dan

tangga patah atau rusak. Bahaya tersembunyi tidak dapat dilihat tanpa

perhatian yang teliti. Contohnyainspeksi rantai memerlukan

pengetahuan khusus untuk mengetahui bahaya. Dalam beberapa

definisi pemakaian checklist yang baik akan menghasilkan inspeksi

yang tidak cukup nyata. Contoh bahaya tersembunyi adalah racun, gas

gas zat karbon, uap air didalam tempat terbatas, dan emisi dari sumber

radioaktif. Sedangkan bahaya berkembang adalah tipe bahaya yang

mana jika tidak diperbaiki dapat menjadi lebih buruk.(Anonim, 2012).

Beberapa contoh bahaya berkembang yaitu (Suma‟mur, 1998):

1. Bangunan dan struktur kerusakan berhubungan dengan getaran atau

kelembaban.

2. Kondisi komponen komponen baja dan korosi.

3. Terungkapnya bising secara tiba tiba yang mana diatas batas

petunjuk.

4. Pemakaian yang tidak umum dan cabikan pada bagian kritis mesin

mesin, plant dan peralatan, serta

Page 48: Laporan resmi praktikum ttck final c2

48

5. Detonator dari radiasi ultra-violet atau reaksi bahan kimia

6. Anda mungkin berpikir bahwa inspeksi yang anda lakukan telah

efektif karena adan telah membuat daftar bahaya bahaya terlihat

yang bisa anda perbaiki, tapi anda mungkin juga telah melewatkan

bagian bahaya yang tersembunyi atau bagian bahay`a berkembang.

7. Kita dapat menunjukkan bagaimana hal ini dapat terjadi dengan

menggunakan portable listrik bor kategori bahaya.

Untuk membantu mengenali bahaya, ada enam kategori umum

bahaya yaitu (Syukri, 1997) :

1. Secara pisik (bising, getaran, temperature)

2. Zat kimia (bocornya cyanide, zat asam, soda bahan yang berbau

tajam, timah)

3. Ergonomic (pemindahan area kerja, rancangan alat, pemindahan

alata alat).

4. Radiasi (bocornya ultraviolet dari matahari atau penggilasan, infra-

merah dari proses pengeringan atau

5. Secara biologis (virus virus, bakteri, parasit), dan

6. Secara pisikologi (beban kerja, pengaturan pergantian, kondisi dan

bahaya yang ada ditempat kerja).

Saat kita telah mengenali bahaya, kita perlu menilai kemungkinan

penyebab cedera, kerusakan, dan kerugian tersebut.Mengenali bahaya

hanyalah bagian dari tugas.Resiko terkait dengan membukanya sebuah

bahaya didefinisi sebagai kemungkinan dari semua penyebab cedera

atau kerugian yang terjadi akibat bahaya.Kita perlu menganalisa

kemungkinan konsekuensi bahaya dan kemungkinan bahaya

yangmenyebabkan cedera, kerusakan dan kerugian. Dengan melakukan

ini, kita bisa mengetahui sesuatu yang perlu segera diperbaiki dan

direncakan pada langkah selanjutnya (Robert, 2001).

Page 49: Laporan resmi praktikum ttck final c2

49

Sebuah resiko yang meningkat dapat diberikan untuk tiap dasar

kemungkinan, terbukanya frekuensi (sesering apapun) dan

kemungkinan konsekuensinya. Ada tiga kategori umum resiko, resiko

bahaya tinggi, resiko bahaya sedang, dan resiko bahaya rendah.

Beberapa contoh resiko tinggi dapat mengakibatkan (Pungky, 2002) :

1. Kematian

2. Kelumpuhan yang berkepanjangan.

3. Hilangnya salah satu anggota tubuh

4. Kerugian pencaharian struktur yang luas, peralatan atau bahan

bahannya.

Beberapa contoh resiko sedang dapat mengakibatkan cedera serius

atau luka luka pada anggota tubuh yang dapat menyebabkan

kelumpuhan yang berkepanjangan.Kerusakan peralatan yang cukup

parah tapi kurang parah daripada bahaya resiko tinggi.Beberapa

contoh resiko rendah dapat mengakibatkan kelumpuhan cedera atau

luka luka kecildan ketidak putusannya kerusakan peralatan (Handoko,

2008).

Setelah mengenali bahaya, mengatasi atau menempatkan bahaya

tersebut dengan mengurangi resiko atau tekanan. Cara penyelesaian

harus di pilih dan digunakan untuk tiap tiap bahaya. Hal yang paling

penting adalah memilih cara latihan yang efektif. Ada lima metode

utama mengatasi bahaya yaitu (Bannet, 1995) :

1. Eliminasi

2. Penggantian

3. Engineering (Rekayasa)

4. Kontrol Administrasi

5. Alat Pelindung Diri

Page 50: Laporan resmi praktikum ttck final c2

50

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Terlampir

B. PEMBAHASAN

Pada praktikum Acara ke 3 ini berjudul tentang “Identifikasi

Bahaya dan Penilaian Resiko”. Praktikum ini bertujuan agar Praktikan

dapat melakukan identifikasi bahaya pada system produksi dan

menganalisis resiko yang dapat terja di pada pekerja.

Adapun langkah kerja pada praktikum kali ini adalah diawali

dengan mengamati proses produksi yang ada pada warung makan,lalu

membuat table what-if untuk masing-masing stasiun kerja yang ada

diwarung putra tunggal. Kemudian daftar pertanyaan disusun didalam

tabel beserta jawabannya diisi pada tabel pula. Setelah itu peluang

kejadian ditanyakan untuk setiap pertanyaan yang ada,lalu lengkapi

konsekuensi (resiko) jika hal tersebut benar-benar terjadi. Langkah

akhirnya yakni memberikan rekomendasi yang masuk akal,yang bisa

diterapkan pada warung makan tersebut.

Warung makan Putra Tunggal Sinar Harapan tempat kami

melakukan analisis memiliki tempat untuk masing-masing stasiun

kerja yang sudah terpisah. Hal ini cukup baik karena bahan yang akan

diproses ditangani pada tempat yang sudah khusus untk masing-

masing bahan tertentu. Selain itu stasiun kerja memiliki peralatan

untuk setiap pekerjaan meskipun terbilang masih banyak yang perlu

diperbaiki. Akan tetapi terdapat beberapa tempat kerja yang

Page 51: Laporan resmi praktikum ttck final c2

51

perpindahan bahannya masih cukup jauh sehingga pekerja

memerlukan tenaga lebih untuk melakukan suatu pekerjaan dalam satu

stasiun kerja.

Pada stasiun penyiapan bahan, analisis bahaya yang pertama

yaitu pekerja terpeleset saat mengambil ikan. Kejadian ini dapat

menyebabkan pekerja terjatuh dan terluka, kemungkinan yang dapat

terjadi yaitu possible dalam artian dapat terjadi sekali-sekali.

Sedangkan consequency yang dimungkinkan yaitu minor, dapat

menyebabkan cedera ringan, kerugian finansial yang ditimbulkan

sedang. Adapun rekomendasinya adalah lantai dibuat agak kasar agar

pekerja tidak terpeleset. Selanjutnya yaitu pekerja terkena sisik ikan.

Kejadian ini dapat menyebabkan kulit pekerja bisa terkelupas.

Kemungkinan terjadinya yaitu almost certain dalam artian dapat

terjadi setiap saat. Sedangkan consequency-nya yaitu insignifant, tidak

terjadi cedera dan kerugian finansial kecil. Rekomendasinya yang

dimungkinkan untuk diterapkan yaitu pekerja harus memakai sarung

tangan dari plastik. Selanjutnya beban terjatuh ke lantai. Hal ini dapat

menyebabkan beban mengenai kaki pekerja dan kaki dapat terluka.

Kemungkinan terjadinya yaitu unlikely dalam artian kemungkinan

terjadi jarang. Sedangkan consequency-nya minor, cedera ringan dan

kerugian finansial yang diakibatkan sedang. Adapun rekomendasinya

yang diterapkan pekerja diberikan meja yang luas. Selanjutnya yaitu

pekerja terjepit alat timbang. Hal ini dapat menyebabkan tangan

terluka dan bengkak. Kemungkinan yang terjadi unlikely dan

consequency-nya minor, cedera ringan dan kerugian finansial yang

diakibatkan sedang. Adapun rekomendasinya yang perlu diterapkan

yaitu dengan mengganti alat timbangan yang lebih bagus.

Page 52: Laporan resmi praktikum ttck final c2

52

Pada stasiun pencucian, hal-hal yang dapat terjadi diantaranya

yaitu tangan pekerja terkena pisau. Ini dapat menyebabkan tangan

terluka dan darah mengalir dari tangan. Kemungkinan terjadi yaitu

almost certain, atau dapat terjadi setiap saat. Sedangkan consequency

yang yang dapat terjadi yaitu minor, cedera ringan , kerugian finansial

sedang. Rekomendasinya yang dapat diterapkan yaitu pekerja

menggunakan sarung tangan dari karet. Hal yang dapat terjadi

selanjutnya yaitu kran atau selang air bocor. Ini dapat menyebabkan

air keluar kemana-mana dan menyebar. Kemungkinan yang terjadi

almost certain, dapat terjadi setiap saat. Sedangkan consequency yang

dapat terjadi yaitu insignifant, tidak terjadi cedera, kerugian finansial

kecil. Sedangkan rekomendasinya yaitu dilakukan pemeriksaan rutin

terhadap selang sebelum bekerja. Hal selanjutnya yang dapat terjadi

yaitu pekerja terkena sisik- sisik ikan (duri ikan). Ini dapat

menyebabkan tangan atau bagian tubuh yang lain mengalami infeksi

ringan dan luka kecil. sedangkan kemungkinan yang terjadi yaitu

almost certain, dapat terjadi setiap saat. Sedangkan consequency-nya

adalah minor, cedera ringan, kerugian finansial sedang.

Rekomendasinya yaitu pekerja menggunakan sarung tangan dari karet.

Selanjutnya yaitu pisau pemotong dapat terjatuh ke lantai. Ini dapat

menyebabkan kaki terluka dan cedera sedang. Kemungkinan yang

terjadi possible, dapat terjadi sekali-sekali. Consequency-nya adalah

moderate, cedera sedang, perlu penenganan medis, kerugian finansial

besar. Adapun rekomendasi yang perlu diterapkan yaitu meja tempat

pemotongan dibuat lebih luas dan ketika pisau selesai digunakan

sebaiknya dimasukkan ke sarung pisau.

Page 53: Laporan resmi praktikum ttck final c2

53

Selanjutnya pada stasiun pemasakan, hal yang dapat terjadi

diantaranya adalah minyak panas mengenai kulit, ini dapat

menyebabkan kulit dapat melepuh karena cipratan minyak panas

tersebut. Kemungkinan terjadi yaitu almost certain, dapat terjadi setiap

saat. Sedangkan consequency yaitu minor, cedera ringan, kerugian

finansial kecil. Adapun rekomendasi yang perlu diterapkan yaitu saat

menggoreng wajan ditutup atau pekerja memakai sarung tangan atau

baju lengan panjang. Selanjutnya adalah selang, regulator, tabung gas

lpg bocor. Ini dapat menyebabkan gas menyebar kemana-mana.

Kemungkinan yang terjadi almost certain, dapat terjadi setiap saat.

Consequencynya yaitu moderate atau cedera sedang, perlu

penanganan medis, kerugian finansial besar. Sedangkan rekomendasi

yang perlu diterapkan yaitu dipasang alat semacam gas detector.

Selanjutnya yaitu wajan jatuh ke lantai mengenai tubuh pekerja. Ini

dapat menyebabkan wajan jatuh yang berisi minyak panas tumpah.

Kemungkinan yang terjadi yaitu possible, dapat terjadi sekali-sekali.

Sedangkan consequencynya yaitu minor atau cedera ringan, kerugian

finansial sedang. Sedangkan rekomendasinya adalah disekitar kompor

tempat memasak dipasang penyangga atau pelindung alat masak.

Selanjutnya adalah ulekan mengenai tangan pekerja. Ini dapat

menyebabkan saat membuat/mengulek bumbu ulekan menimpa

tangan pekerja. Kemungkinan yang terjadi yaitu likely, kemungkinan

terjadi sering. Sedangkan consequencynya adalah minor atau cedera

ringan, kerugian finansial sedang. Sedangkan rekomendasinya yang

diterapkan yaitu penggunaan blender untuk membuat bumbu halus.

Selanjutnya adalah asap panas mengenai mata, ini dapat menyebabkan

saat membakar ikan asap panas masuk ke mata pekerja. Kemungkinan

yang terjadi yaitu possible, dapat terjadi sekali-sekali. Sedangkan

Page 54: Laporan resmi praktikum ttck final c2

54

consequencynya adalah minor atau cedera ringan , kerugian finansial

sedang. Sedangkan rekomendasinya adalah penggunaan kipas manual

atau kipas angin dengan kecepatan kecil dan tidak mengarah ke wajah

pekerja. Selanjutnya tubuh pekerja terkena ciparatan api arang. Ini

dapat menyebabkan saat membakar ikan asap panas masuk ke mata

pekerja. Kemungkinan yang terjadi adalah possible atau dapat terjadi

sekali-sekali. Sedangkan consequencynya adalah minor atau cedera

ringan , kerugian finansial sedang. Rekomendasinya yang perlu

diterapkan adalah saat pembakaran kipas jangan mengarah ke tubuh

pekerja. Selanjutnya adalah bara api terpercik ke kabel kipas angin

pembakaran. Ini dapat menyebabkan listrik konslet atau dapat

menyebabkan kebakaran. Kemungkinan yang terjadi adalah possible

atau dapat terjadi sekali-sekali. Sedangkan consequencynya adalah

moderate atau cedera sedang, perlu penanganan medis, kerugian

finansial besar. Sedangkan rekomendasinya adalah pengecekan

berkala terhadap alat-alat elektronik, bara api ditutup saat tidak

digunakan.

Yang terakhir yaitu stasiun kerja pembuatan minuman, hal yang

dapat terjadi diantaranya adalah golok terkena tangan pekerja, ini

dapat menyebabkan tangan dapat cedera. Kemungkinan yang dapat

terjadi yaitu almost certain, dapat terjadi setiap saat. Sedangkan

consequencynya adalah minor atau cedera ringan. Sedangkan

rekomendasi yang perlu diterapkan yaitu pekerja memakai sarung

tangan saat bekerja. Selanjutnya yaitu pekerja terkena serabut-serabut

halus, ini dapat menyebabkan tangan dapat gatal-gatal. Kemungkinan

yang terjadi yaitu likely, kemungkinan terjadi sering. Sedangkan

consequencynya adalah minor atau cedera ringan, kerugian finansial

Page 55: Laporan resmi praktikum ttck final c2

55

sedang. Adapun rekomendasiyang perlu diterapkan yaitu pekerja

diberikan sarung tangan dari kain. Selanjutnya yaitu pekerja terciprat

air panas,hal ini dapat menyebabkan tangan dapat melepuh.

Kemungkinan yang dapat terjadi yaitu almost certain,dapat terjadi

setiap saat. Sedangkan consequencynya adalah minor atau cedera

ringan. Adapun rekomendasi yang perlu diterapkan yaitu panci atau

termo yang digunakan diberikan penutup saat penuangan. Selanjutnya

yaitu pekerja terkena cipratan jeruk,hal ini dapat menyebabkan mata

dapat terkena iritasi. Kemungkinan yang dapat terjadi yaitu almost

certain,dapat terjadi setiap saat. Sedangkan consequencynya adalah

minor atau cedera ringan. Adapun rekomendasi yang perlu diterapkan

yaitu pekerja memakai alat persan jeruk yang lebih bagus. Selanjutnya

yaitu golok yang digunakan longgar,hal ini dapat menyebabkan golok

terkena tangan pekerja dan terluka. Kemungkinan yang terjadi yaitu

likely, kemungkinan terjadi sering. Sedangkan consequencynya adalah

minor atau cedera ringan, kerugian finansial sedang. Adapun

rekomendasi yang perlu diterapkan yaitu pekerja memegang kelapa

disaat pemotongan agar tidak meleset,serta menggunakan golok yang

lebih bagus.

Pada analisis resiko yang sering terjadi yaitu kemungkinan

terjadinya adalah almost certain (atau dapat terjadi setiap saat).

Apabila keadaan ini terjadi terus menerus dapat menimbulkan

kemungkinan kecelakaan kerja yang menimpa pekerja dan

menibulkan kerugian finansial bagi perusahaan atau tempat makan

tempat dia bekerja.

Selanjutnya rekomendasi yang paling memungkinkan untuk

dilakukan adalah memperbaiki sarana prasarana di tempat bekerja

Page 56: Laporan resmi praktikum ttck final c2

56

seperti memperbaiki lantai yang licin supaya meminimalisir

kecelakaan yang terjadi dan memperbaiki meja kerja agar sesuai

dengan tinggi pekerja. Kemudian diberikannya sarung tangan untuk

pekerja untuk mempermudah pekerjaan dalam menangani bahan yang

dapat menimbulkan bahaya.

Dari pengamatan yang telah dilakukan, stasiun kerja yang perlu

mendapat perhatian adalah stasiun kerja pemasakan. Hal tersebut

didasarkan pada jumlah pertanyaan what if yang paling banyak

dibandingkan dengan stasiun kerja yang lain. Selain itu juga

dikarenakan oleh stasiun kerja pemasakan merupakan stasiun kerja

yang paling berat kerjanya dibandingkan dengan stasiun yang lain.

Hampir semua pekerjaan yang merupakan inti dari warung makan

Putra Tunggal Sinar Harapan dikerjakan pada stasiun ini, yaitu

mematangkan masakan dengan berbagai macam cara. Karenanya,

banyak bahaya dan risiko yang dapat diterima oleh para pekerja.

Orang-orang yang bekerja pada stasiun ini juga harus memiliki

kemampuan khusus, sehingga tidak semua pekerja bisa dipekerjakan

di stasiun ini yang membuat stasiun ini menjadi lebih berat

dibandingkan dengan stasiun lain.

Selain metode what if, terdapat beberapa metode identifikasi lain

untuk menganalisa potensi bahaya dalam kegiatan industri, yakni Pre-

HA (Preliminary Hazard Analysis), HAZOPS (Hazard and

Operability Study), FMEA (Failure Mode and Effect Analysis), FTA

(Fault Tree Analysis), ETA (Event Tree Analysis), dan JHA (Job

Hazard Analysis). Secara terperinci metode-metode tersebut akan

dijelaskan sebagai berikut :

1. Pre-HA (Preliminary Hazard Analysis)

Page 57: Laporan resmi praktikum ttck final c2

57

Merupakan Metode identifikasi bahaya yang diterapkan pada

tahap awal perancangan sistem atau untuk modifikasi yang tidak

terlalu rumit (process safety reviews). Teknik ini didasarkan pada

konsep bahaya yang terjadi jika timbul pelepasan tenaga yang tidak

diharapkan terutama pelepasan bahan berbahaya dan beracun. Dalam

menilai risiko suatu daerah/sarana baru perlu ditentukan sumber

tenaga dan mekanisme pelepasannya. Teknik ini merupakan

penyaring/identifikasi sebelum menentukan teknik analisa bahaya

yang lebih detail.

2. HAZOPS (Hazard and Operability Study)

HAZOPS merupakan teknik analisa yang digunakan untuk

mengidentifikasi permasalahan dari operasional proses yang dapat

mempengaruhi efisiensi produksi dan keselamatan. Teknik analisa ini

didasarkan pemikiran bahwa suatu problem timbul bila terjadi suatu

penyimpangan dari ketentuan rancangan atau operasi, misal tidak ada

aliran bahan, atau timbulnya aliran balik, dan sebagainya.

Penyimpangan ini dapat terjadi pada aliran fluida, tekanan, temperatur

atau komposisi bahan baku. Untuk mengungkapkan dan menelaah

sebab dan akibat penyimpangan unit proses, maka diajukan

pertanyaan berdasarkan suatu kata bantu (guide words) terhadap

masing-masing sistem (node) secara sistematis. Hazops dapat

dilaksanakan pada plant/unit proses saat design, proses berjalan dan

juga pada saat modifikasi alat/unit.

3. FMEA (Failure Mode and Effect Analysis)

FMEA merupakan metode identifikasi risiko dengan menganalisis

masalah kualitas yang muncul sejak tahap pengembangan dari

berbagai pertimbangan kesalahan dari peralatan yang digunakan dan

mengevaluasi dampak dari kesalahan tersebut. Sehingga tindakan

Page 58: Laporan resmi praktikum ttck final c2

58

koreksi bisa langsung diambil dan desain bisa langsung diperbaiki.

Kelemahan metode ini adalah tidak mempertimbangkan kesalahan

manusia. Dalam hal ini FMEA mengidentifikasi kemungkinan

abnormal atau penyimpangan yang dapat terjadi pada komponen atau

peralatan yang terlibat dalam proses produksi serta konsekuensi yang

ditimbulkan. FMEA bersifat prediktif dengan mengambil kegagalan

komponen tunggal sebagai titik awal penyelidikan atau identifikasi

akibat kegagalan tersebut. Terdapat 3 (tiga) variabel utama dalam

FMEA, yaitu :

a. Severity, yakni rating yang mengacu pada besarnya dampak

serius dari suatu potential failure mode.

b. Occurrence, yakni rating yang mengacu pada beberapa

banyak frekuensi potential failure terjadi.

c. Detection, yakni mengacu pada kemungkinan metode

deteksi yang sekarang dapat mendeteksi potential failure

mode sebelum produk tersebut dirilis untuk produksi, untuk

desain, hingga untuk proses sebelumnya.

4. FTA (Fault Tree Analysis)

Fault Tree Analysis (FTA) merupakan teknik analisa yang dapat

digunakan untuk memprediksi atau sebagai alat investigasi setelah

terjadinya kecelakaan dengan melakukan analisis proses kejadian.

Analisa pohon kegagalan ini merupakan teknik analisa yang sifatnya

deduktif, yang dimulai dengan perumusan kejadian yang tidak

diinginkan. Selanjutnya disusun suatu pohon-logika kearah bawah

untuk menyatakan semua rangkaian penyebab dari kejadian tersebut.

Jika probability kejadian penyebab dapat diketahui maka probability

kejadian puncak dapat dihitung, sehingga dapat diketahui berapa besar

kemungkinan terjadinya kejadian puncak (top event). FTA nantinya

Page 59: Laporan resmi praktikum ttck final c2

59

akan menghasilkan quantitative assesment dari probabilitas kejadian

yang tidak diinginkan tersebut. FTA merupakan metode yang paling

efektif dalam menentukan inti permasalahan karena dapat menentukan

kerugian yang ditimbulkan tidak berasal dari satu kegagalan.

5. ETA (Event Tree Analysis)

ETA (Event Tree Analysis) adalah metode yang menunjukan

dampak yang mungkin terjadi diawali dengan mengidentifikasi

pemicu kejadian dan proses dalam setiap tahapan yang menimbulkan

terjadinya kecelakaan. Sehingga dalam ETA perlu diketahui pemicu

dari kejadian dan fungsi sistem keselamatan atau prosedur

kegawatdaruratan yang tersedia untuk menentukan langkah perbaikan

dampak yang ditimbulkan oleh pemicu kejadian.

6. JHA (Job Hazard Analysis)

Job Hazard Analysis (JHA) adalah teknik yang berfokus pada

tahapan pekerjaan sebagai cara untuk mengidentifikasi bahaya

sebelum suatu kejadian yang tidak diinginkan muncul. Metode ini

lebih fokus pada interaksi antara pekerja, tugas atau pekerjaan, alat,

dan lingkungan. Setelah diketahui bahaya yang tidak bisa

dikendalikan, maka dilakukan usaha untuk menghilangkan atau

mengurangi risiko bahaya ke tingkat level yang bisa diterima.

Terdapat beberapa prioritas pekerjaan yang dapat dilakukan analisa

dengan menggunakan JIH adalah :

a. Pekerjaan dengan tingkat kecelakaan sakit yang tinggi.

b. Pekerjaan yang berpotensi menyebabkan luka, cacat, atau sakit

meskipun tidak terdapat insiden yang terjadi sebelumnya.

c. Pekerja yang bila terjadi sedikit kesalahan kecil dapat memicu

terjadinya kecelakaan parah atau luka.

Page 60: Laporan resmi praktikum ttck final c2

60

d. Pekerjaan yang baru atau mengalami perubahan dalam proses

dan prosedur.

e. Pekerjaan cukup kompleks untuk dituliskan instruksi

pelaksanaannya.

Page 61: Laporan resmi praktikum ttck final c2

61

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, kesimpulan yang

dapat diambil, yaitu pada setiap stasiun kerja terdapat bahaya dan

risiko yang dapat terjadi. Bahaya terjadi beragam jenisnya mulai dari

jarang, sering hingga dapat terjadi setiap saat. Sedangkan risiko yang

terjadi dapat bersifat ringan, sedang hingga berat. Untuk stasiun kerja

yang paling banyak bahaya dan risikonya adalah stasiun kerja

pemasakan. Kualitas bahaya yang terjadi bersifat sering, dapat terjadi

sekali-kali dan jarang. Sedangkan risiko yang akan didapat ringan

(minor), sedang (moderate) dan berat (major). Setiap risiko yang

didapat memerlukan penanganan (rekomendasi) yang berbeda, agar

risiko tersebut menjadi lebih ringan atau hilang sama sekali.

Sedangkan untuk bahaya dan risiko pada stasiun kerja lain dijabarkan

pada bab hasil dan pembahasan.

Page 62: Laporan resmi praktikum ttck final c2

62

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.Pengawasan Keselamatan Kerja.Dalam

http://staffsite.gunadarma.com.Diakses pada tangal 24 april

2012 pukul 15.00 WIB.

Bannet, Silalahi. 1995. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.Jakarta : PT. Pustaka BinamanPressindo.

Handoko, Riwidikdo. 2008. StatistikKesehatan. Yogyakarta:

MitraCendikia Press.

Robert, John. 2001. Work Analysis. Mc. Grow Hill. New York.

Pungky.2002.HimpunanPeraturanKeselamatandanKesehatanKerja.

Jakarta: Sekretariat ASEAN-OSHNET dan Direktorat PNKK.

Suma‟mur. 1998. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan.

Jakarta: CV GunungAgung.

Syukri, Sahab. 1997. Teknik Manajemen Keselamatan dan Kesehatan

Kerja.Jakarta : PT. Bina Sumber Daya Manusia.

Page 63: Laporan resmi praktikum ttck final c2

63

LAPORAN RESMI TEKNIK TATA CARA KERJA

ACARA 4

ANTHROPOMETRI

Disusun Oleh:

Bintang Elka (09660)

Yanis Rahmasari P (09714)

M.Roisul Akbar I (09724)

Moh.Hidayatullah (09934)

Asisten:Melia Widya

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 64: Laporan resmi praktikum ttck final c2

64

BAB I

PENDAHULUAN

B. LATAR BELAKANG

Perancangan sistem kerja dibutuhkan oleh sebuah industri untuk

mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kinerja

produktivitas kerja. Maka industri haruslah terlabih dahulu

memfokuskan pada analisis perancangan kerja dan pembagian kerja

agar terbentuk spesialisasi kerja yang sesuai. Namun dalam rancangan

kerja yang dibuat diperlukan data anthropometri seperti ukuran dan

bentuk pekerja agar diperoleh hasil perancangan sistem kerja yang

dapat menciptakan sistem kerja dengan standar ergonomi yang baik.

Dalam perancangan sistem kerja diperlukan perhatian khusus

pada aspek awal yaitu prinsip-prinsip ekonomi gerakan. Prinsip-

prinsip ekonomi gerakan perlu dilakukan agar dapat diperoleh

peningkatan produktivitas dan dapat memberikan hasil yang efektif

serta efisien. Data anthropometri dibutuhkan dalam melakukan

perancangan sistem kerja yang ergonomis dengan tujuan untuk

merancang sebuah stasiun kerja yang ergonomis pada stasiun kerja.

Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan keekonomisasian

gerakan yang dilakukan pekerja selama bekerja sehingga dapat

mengurangi kelelahan kerja.

Tempat kerja yang ideal akan memberikan pengaruh positif

bagi tenaga kerja (operator), begitupun sebaliknya. Pengetahuan

tentang antropometri diperlukan untuk merancang alat yang dapat

berfungsi untuk mempermudah para pekerja unutuk bekerja. Langkah

Page 65: Laporan resmi praktikum ttck final c2

65

awal yang digunakan guna meracang alat adalah dengan mengukur

dimensi antropometri yang dimiliki pekerja.

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Praktikan dapat melakukan pengukuran dimensi tubuh hingga

diperoleh data anthropometri.

Page 66: Laporan resmi praktikum ttck final c2

66

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Brainstorming merupakan suatu teknik yang menggalakkan

ahli-ahli kumpulan untuk melahirkan seberapa banyak idea yang aneh

dan ganjil yang mungkin dalam sebuah topik tanpa menilaikannya.

Terdapat empat peraturan semasa menggunakan teknik brainstorming,

yaitu (Anonim, 2012) :

a) Tiada penilaian tentang idea yang dijanakan.

b) Galakan idea yang „gila‟ (freewheel).

c) Tambahkan kepada idea yang telah diberikan.

d) Fokuskan kepada kuantiti idea, bukan kualiti.

Perancangan tata letak tempat kerja mempunyai tujuan untuk

menciptakan tata letak tempat kerja yang ergonomis, sehingga

performansi pekerja dapat ditingkatkan mendekati batas maksimalnya.

Dalam perancangan tata letak tempat kerja yang baik mempunyai

kriteria yaitu tata letak tempat kerja yang memungkinkan bagi

operator atau pekerja melihat dan meraih dengan mudah dan cepat

seluruh panel kendali untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik

dengan postur kerja yang alamiah yaitu tidak menimbulkan terjadinya

tekanan atau tegangan yang berarti pada bagian tertentu tubuh dari

operator atau pekerja (Polk, 1984).

Penyelesaian suatu pekerjaan oleh manusia dalam suatu sistem

kerja pada dasarnya dipengaruhi oleh 2 faktor utama sebagai elemen

dari sistem kerja yaitu kelompok faktor-faktor individual dan

kelompok faktor situasional. Faktor individual adalah faktor yang

mempengaruhi kerja seseorang berasal dari dalam diri orang itu

Page 67: Laporan resmi praktikum ttck final c2

67

sendiri dan sulit berubah (usia, jenis kelamin, motivasi, sistem, nilai,

dan sebagainya). Faktor situasional adalah faktor yang mempengaruhi

kerja yang berasal dari luar diri pekerja, dapat diubah dan diatur

(kondisi mesin, peralatan, metode kerja, dan sebagainya) (Barnes,

1980).

Prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang perlu diperhatikan dalam

perancangan kerja adalah (Wignjosoebroto, 1992) :

1. Mengetahui penempatan material (bahan baku, produk akhir,

atau limbah buangan/scrap), spare parts, peralatan kerja, mekanisme

kontrol atau display dan lain-lain. Organisasi fasilitas kerja sehingga

operator secara mudah akan mendapatkan yang dibutuhkan tanpa

harus mencari-cari.

2. Membuat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi, dan lain-

lain) dengan dimensi yang sesuai dengan data anthropometri dalam

range 5 sampai 95 persentil agar operator dapat bekerja dengan leluasa

dan tidak cepat lelah.

3. Mengatur suplai/pengiriman material ataupun peralatan

perkakas secara teratur ke stasiun-stasiun kerja yang membutuhkan.

Di sini operator tidak seharusnya membuang enersi dan waktu untuk

mengambil material atau peralatan/perkakas kerja yang dibutuhkan.

4. Untuk menghindari pelatihan ulang yang tidak perlu dan

kesalahan-kesalahan manusiawi karena pola kebiasaan yang sudah

dianut, kita perlu membakukan rancangan lokasi dari peralatan kerja

(mekanisme kendali atau display) untuk model dan tipe yang sama.

5. Membuat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga

akan terjadi keseimbangan kerja antara tangan kanan dan tangan kiri.

Operator juga diharapkan agar dapat memulai dan mengakhiri gerakan

kedua tangannya tersebut secara serentak daan menghindari jangan

Page 68: Laporan resmi praktikum ttck final c2

68

sampai kedua tangan menganggur (idle) pada saat yang bersamaan.

Kita juga harus mendistribusikan beban kerja pada tangan dan kaki

secara seimbang apabila kaki kita juga ikut bekerja.

6. Mengatur tata letak fasilitas kerja sesuai dengan aliran proses

produksinya. Dengan demikian kita dapat meminimalkan jarak

perpindahan material selama proses produksi berlangsung terutama

sekali untuk fasilitas-fasilitas yang frekuensi perpindahan atau volume

material handlingnya cukup besar.

7. Mengkombinasikan dua atau lebih peralatan kerja sehingga

akan memperketat proses kerja. Demikian pula sedapat mungkin

peralatan kerja yang digunakan sudah berada dalam arah dan posisi

yang sesuai pada saat operasi kerja akan diselenggarakan.

Ada empat kriteria yang dapat dijadikan sebagai pengukur yang

baik tentang kebaikan suatu sistem kerja yaitu waktu, tenaga,

psikologi, dan sosiologis. Artinya suatu sistem kerja dinilai baik jika

sistem ini memiliki efisiensi dan produktifitas yang tinggi, yang

diukur dari waktu penyelesaian yang sangat singkat, tenaga yang

diperlukan untuk menyelesaikannya sangat sedikit dan akibat-akibat

psikologi dan sosiologi yang ditimbulkan sangat minim (Sutalaksana,

1982).

Page 69: Laporan resmi praktikum ttck final c2

69

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Terlampir

B. PEMBAHASAN

Pada praktikum Teknik Tata Cara Kerja acara 4 yang berjudul

”Anthropometri”, memiliki tujuan untuk dapat melakukan

pengukuran dimensi tubuh hingga diperoleh data anthropometri.

Secara khusus praktikum anthropometri ini melakukan pengukuran

dimensi tubuh pada mahasiswa Jurusan Teknologi Industri Pertanian

angkatan 2010.

Secara umum pengertian antropometri merupakan bagian dari

ilmu ergonomi yang berhubungan dengan dimensi tubuh manusia

yang meliputi bentuk, ukuran, kekuatan dan penerapannya untuk

kebutuhan perancangan fasilitas aktivitas manusia. Data antropometri

sangat diperlukan untuk perancangan peralatan dan lingkungan kerja.

Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran

alat dengan ukuran manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka

waktu tertentu akan mengakibatkan stress tubuh antara lain dapat

berupa lelah, nyeri, pusing. Rancangan yang mempunyai

kompatibilitas tinggi dengan manusia yang memakainya sangat

penting untuk mengurangi timbulnya bahaya akibat terjadinya

kesalahan kerja akibat adanya kesalahan disain.

Pelaksanaan praktikum sangat sederhana dimana masing-masing

kelompok membuat data anthropometri anggotanya dengan mengukur

dimensi dan ukuran tubuh yang diperlukan. Pengukuran dilakukan

Page 70: Laporan resmi praktikum ttck final c2

70

dengan alat seperti penggaris, meteran, jangka sorong, dan lain-lain.

Kemudian data dari semua kelompok disatukan dan dihitung

persentilnya. Pengukuran dilakukan oleh setiap kelompok praktikum.

Sebaiknya pengukuran dilakukan secara terpisah antara laku-laki dan

perempuan. Ini dimaksudkan agar proses pengukuran dapat lebih

mudah.

Untuk pengukuran anthropometri terdapat 4 kelompok bagian

tubuh, yaitu kepala, badan, kaki dan tangan. Berikut ini adalah data-

data yang terdapat dalam pengukuran anthropometri:

Antropometri Kepala

a. Panjang Kepala h. Mata ke Puncak Kepala

b. Lebar Kepala i. Mata ke Belakang Kepala

c. Diameter Maksimum Dari

Dagu

j. Antara dua pupil mata

d. Dagu ke Puncak Kepala k. Hidung ke Puncak Kepala

e. Telinga ke Puncak Kepala l. Hidung ke Belakang Kepala

f. Telinga ke Belakang Kepala m. Mulut ke Puncak Kepala

g. Antara dua telinga n. Lebar Mulut

Antropometri Badan

a. Tinggi tubuh posisi berdiri tegak

Page 71: Laporan resmi praktikum ttck final c2

71

b. Tinggi mata

c. Tinggi bahu

d. Tinggi siku

e. Tinggi genggaman tangan (knuckle) pada posisi relaks ke bawah

f. Tinggi badan pada posisi duduk

g. Tinggi mata pada posisi duduk

h. Tinggi bahu pada posisi duduk

i. Tinggi siku pada posisi duduk

j. Tebal paha

k. Jarak dari pantat ke lutut

l. Jarak dari lipat lutut (popliteal) ke pantat

m tinggi lutut

n. Tinggi lipat lutut (popliteal)

o. Lebar bahu (bideltoid)

p. Lebar panggul

q. Tebal dada

r. Tebal perut (abdominal)

s. Jarak dari siku ke ujung jari

t. Lebar kepala

Page 72: Laporan resmi praktikum ttck final c2

72

u. Panjang tangan

v. Lebar tangan

W Jarak bentang dari ujung tangan kanan ke kiri

x.

Tinggi pegangan tangan (grip) pada posisi tangan vertikal ke

atas

dan berdiri tegak

y.

Tinggi pegangan tangan (grip) pada posisi tangan vertikal ke atas

dan duduk

z.

Jarak genggaman tangan (grip) ke punggung pada posisi tangan

Ke depan (horizontal)

Antropometri Kaki

a. Panjang telapak kaki

b. Panjang telapak lengan kaki

c. Panjang kaki sampai jari kelingking

d. Lebar kaki

e. Lebar tangkai kaki

f. Tinggi mata kaki

g. Tinggi bagian tengah telapak kaki

h. Jarak horizontal tangkai mata kaki

Page 73: Laporan resmi praktikum ttck final c2

73

Antropometri Tangan

a. Panjang tangan

b. Panjang telapak tangan

c. Panjang ibu jari

d. Panjang jari telunjuk

e. Panjang jari tengah

f. Panjang jari manis

g. Panjang jari kelingking

h. Lebar ibu jari

i. Tebal ibu jari

j. Lebar jari telunjuk

k. Tebal jari telunjuk

l. Lebar telapak tangan (metacarpal)

M Lebar telapak tangan (sampai ibu jari)

n. Tebal telapak tangan (metacarpal)

o. Tebal telapak tangan (sampai ibu jari)

p. Lebar maksimum (ibu jari ke jari kelingking)

Faktor-faktor yang mempengaruhi dimensi tubuh yang perlu

diperhatikan adalah usia, jenis kelamin, postur tubuh (sikap ataupun

posisi tubuh), cacat tubuh, tebal/tipisnya pakaian yang digunakan,

suku bangsa, kehamilan. Ada dua kategori data anthropometri dalam

Page 74: Laporan resmi praktikum ttck final c2

74

kaitannya dengan posisi tubuh dikenal dengan 2 cara pengukuran yang

pertama adalah pengukuran dimensi struktur tubuh yaitu tubuh diukur

dalam berbagai posisi standar dan tidak bergerak (tetap tegak

sempurna). Kedua pengukuran dimensi fungsioanal tubuh yaitu

pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat berfungsi

melakuakan gerakan-gerakan tertentu yang berkaiatan dengan

kegiatan yang harus diselesaikan.

Untuk menentukan berapa ukuran data pada penggunaan ketiga-

tiganya dilakukan dengan menggunakan konsep persentil. Persentil

yaitu kisaran data yang ada dibagi menjadi 100 bagian yang sama.

Berikut tabel persentil dan perhitungannya.

Persentil Perhitungan

1 - 2,325 x

2,5 - 1,960 x

5 - 1,645 x

10 - 1,280 x

50

90 + 1,280 x

95 + 1,645 x

97,5 + 1,960 x

99 + 2,325 x

Page 75: Laporan resmi praktikum ttck final c2

75

Dari data anthropometri yang didapatkan dari praktikum,

dihitung rata-rata dan standar deviasinya. Kemudian, dihitung

persentil dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan, yaitu

sebagai berikut:.

1. Persentil : Ci 95% = ̅ + 1,64 SD

Ci 90% = ̅ + 1,28 SD

Persentil 95 dan 90 biasanya digunakan untuk menunjukkan batas atas

desain agar dapat digunakan oleh 95% atau 90% populasi. Ukuran ini

digunakan untuk mengakomodir individu ekstrem maksimum.

Penggunaan desain dengan persentil 100 dihindarkan karena alasan

efisiensi dan efektivitas.

2. Persentil : Ci 50% = ̅ + 0,00 SD

Pesentil 50% biasa digunakan untuk perancangan yang sifatnya dapat

digunakan oleh individu dengan ukuran rata-rata. Walaupun tidak ada

ukuran rata-rata yang sebenarnya, namun jika ukuran tersebut dapat

diterima, maka dapat digunakan.

3. Persentil : Ci 5% = ̅ – 1,64 SD

Ci 10% = ̅ – 1,28 SD

Persentil 5 dan 10 biasa digunakan untuk individu dengan ukuran

minimum. Dengan harapan hanya 5 atau 10% dari populasi yang

berukuran minimum saja yang tidak dapat menggunakannya.

4. Selain ketiga kondisi diatas, ada juga perancangan yang sifatnya

dapat dijustifikasi (misalnya: 5% ILE sampai 95% ILE) untuk

kesesuaian si pengguna.

Page 76: Laporan resmi praktikum ttck final c2

76

Namun, dalam perhitungan yang dilakukan oleh praktikan,

dilakukan menggunakan persentil 95%, persentil 50% dan persentil

5%.

Dari hasil perhitungan yang telah dilampirkan dalam bab hasil,

didapatkan bahwa hasil perhitungan antropometri badan yang

didahului data pria terlebih dahulu. Setelah dilakukan perhitungan

terhadap data yang telah didapatkan praktikan saat praktikum,

diwakili oleh 2 indikator untuk setiap masing-masing antropometri.

Yang pertama adalah antropometri badan yang diwakili oleh tinggi

tubuh posisi berdiri tegak dan tinggi mata, dan juga dipisahkan antara

antropometri pria dan wanita. Hal ini disebabkan karena antropometri

pria dan waniti memiliki perbedaan baik itu karakteristik, maupun

dimensinya. Dimulai dari data pria, untuk tinggi tubuh posisi berdiri

tegak, didapatkan rata-rata sebesar 160,67 cm, standar deviasi 0,58.

Perhitungan didapatkan dari data yang diperoleh dari 3 orang

praktikan. Dengan persentil 5% hasilnya adalah 159,72, persentil 50%

sebesar 160,67, dan persentil 95% sebesar 161,61. Untuk tinggi mata

didapatkan hasil perhitungan rata-rata hasilnya didapat sebesar

149,17. Standar deviasi sebesar 1,04, untuk persentil 5% sebesar

147,46, persentil 50% sebesar 149,17, dan persentil 95% sebesar

150,87.

Selanjutnya untuk panjang telapak kaki didapatkan rata-rata

sebesar 24,67 cm, standard deviasi sebesar 1,53%. Dan untuk persentil

5% diperoleh nilai 22,16%, persentil 50% diperoleh nilai 2,67%, dan

persentil 95% diperoleh nilai 27,17%. Untuk panjang telapak lengan

kaki diperoleh nilai rata-rata 18,17 cm, standard deviasi sebesar

Page 77: Laporan resmi praktikum ttck final c2

77

1,15%. Untuk persentil 5% diperoleh nilai 16,27%, persentil 50%

diperoleh nilai 18,17%, dan persentil 95% diperoleh nilai 20,06%.

Untuk panjang kepala didapatkan rata-rata sebesar 17,17 cm,

standard deviasi sebesar 0,76%. Dan untuk persentil 5% diperoleh

nilai 15,91%, persentil 50% diperoleh nilai 17,17%, dan persentil 95%

diperoleh nilai 18,42%. Untuk lebar kepala diperoleh nilai rata-rata

15,17 cm, standard deviasi sebesar 0,76%. Untuk persentil 5%

diperoleh nilai 13,91%, persentil 50% diperoleh nilai 13,91%, dan

persentil 95% diperoleh nilai 16,42%.

Sedangkan untuk panjang tangan didapatkan rata-rata sebesar

17,40 cm, standard deviasi sebesar 0,66%. Dan untuk persentil 5%

diperoleh nilai 16,32%, persentil 50% diperoleh nilai 17,40%, dan

persentil 95% diperoleh nilai 18,48%. Untuk panjang telapak tangan

diperoleh nilai rata-rata 9,38 cm, standard deviasi sebesar 0,58%.

Untuk persentil 5% diperoleh nilai 8,89%, persentil 50% diperoleh

nilai 9,83%, dan persentil 95% diperoleh nilai 10,78%.

Untuk data antropometri wanita, dikarenakan praktikan hanya

seorang, sehingga tidak dapat dihitung standar deviasinya, juga

persentil 5% dan 95%, selain itu, rata-ratanya pun sama dengan data

yang diambil saat praktikum. Selain itu, persentil 50% juga sama saja

dengan data yang didapatkan saat praktikum dan terlampir dalam bab

hasil.

Persentil 95% digunakan untuk perancangan peralatan yang

menunjukkan batas atas desain agar bisa digunakan untuk 95%

populasi (mengakomodir populasi ekstrim atas). Contoh aplikasi

persentil 95% ini adalah untuk pembuatan pintu masuk. Jika

Page 78: Laporan resmi praktikum ttck final c2

78

menggunakan persentil 95%, maka populasi ekstrim atas (orang yang

berpostur tinggi dapat melewatinya). Otomatis, orang yang lebih

pendek pun dapat melaluinya dengan leluasa.

Persentil 50% digunakan untuk perancangan peralatan yang

sifatnya dapat digunakan oleh rata-rata orang. Aplikasi persentil 50%

ini contohnya untuk pembuatan kursi yang memiliki ketinggian

tertentu yang disesuaikan dengan tinggi rata-rata duduk orang pada

umumnya. Data yang diperlukan untuk persentil ini antara lain tinggi

badan pada posisi duduk, tinggi siku, tinggi mata, dan sebagainya.

Persentil 5% digunakan untuk perancangan peralatan yang

biasanya digunakan oleh populasi minimum (ekstrim bawah). Contoh

aplikasi persentil 5% ini adalah perancangan kursi pilot. Agar hanya

orang-orang tertentu saja yang dapat memakainya.

Perhitungan anthropometri seperti di atas merupakan awal dari

perancangan suatu sistem kerja baru yang lebih ergonomis, yang mana

dapat meliputi pembuatan alat, stasiun kerja, ataupun proses kerja agar

pekerja merasa lebih nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Dengan

suasana kerja yang lebih ergonomis maka akan berpengaruh terhadap

kemajuan serta peningkatan produktivitas pekerja.

Data anthropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan

antara lain dalam hal :

a. Perancangan peralatan kerja.

b. Perancangan produk-produk seperti pakaian, kursi meja

komputer, kursi, dan tas sekolah.

c. Perancangan lingkungan kerja fisik.

d. Perancangan areal kerja

Didalam pengukuran dimensi tubuh diperlukan alat untuk

memperoleh data anthropometri. Alat-alat tersebut antara lain:

Page 79: Laporan resmi praktikum ttck final c2

79

1.Antropometer

Alat ini terdiri dari satu set untuk tinggi badan dan tinggi duduk

2.Skinfold caliper

Alat ini digunakan untuk mengukur tebal lipatan kulit

3.Spreading caliper

Alat ini dipakai untuk mengukur panjang kepala, lebar kepala atau

pengukuran objek berbentuk lengkung yang lain. Alat ini digunakan

dengan cara mengukur bagian-bagian kepala yang sulit dijangkau oleh

mistar biasa sehingga dapat lebih akurat. Seperti pada pengukuran

panjang kepala, alat ini mengukur panjang kepala dari depan sampai

bagian kepala belakang. Skala pada capiler akan menunjukkan

panjang bagian tubuh yang di ukur.

4. Pitameter

Khusus digunakan untuk mengukur objek berbentuk lingkaran

misalnya kepala, dan sebagainya.

5. Kursi Anthropometri

Dignakan untuk mengukur tubuh praktikum sesuai dengan

kenyamanan postur tubuhnya pada posisi duduk, posisi siku, posisi

bahu, punggung dan sebagainya. Cara pengukuran dengan kursi ini

adalah dengan praktikan menyesuaikan posisi kursi sesuai dengan

kenyamanan seseorang yang diuji, kemudian setelah itu bagian

antropometri tubuhnya diukur dengan skala yang terdapat pada bagian

belakang kursi anthropometri dan dibantu dengan penggunaan

meteran. Hasil pengukuran tersebut akan ditunjukkan sesuai dengan

skala pada kursi anthropometri dan meteran.

6. Jangka Sorong

Jangka sorong merupakan alat yamg memiliki ketelitian 0,01 cm yang

mempunyai dua ujung yang dapat digunakan untuk mengukur bagian

Page 80: Laporan resmi praktikum ttck final c2

80

yang kecil dan sulit dijangkau oleh mistar. Hasil pengukuran jangka

sorong akan ditampilkan melalui skala yang terdapat pada bagian

batang jangka sorong. Skala pada jangka sorong tidak terlalu besar

sehingga alat ini hanya digunakan untuk mengukur bagian

anthropometri yang kecil.

7. Mistar

Alat yang terakhir ialah mistar. Alat ini digunakan untuk mengukur

bagian tubuh yang mudah dijangkau dan dengan jangkauan yang

pendek. Mistar memili ketelitian 0,1 cm sehingga hasil pengukuran

yang ditunjukkan merupakan pengukuran yang simpel.

Page 81: Laporan resmi praktikum ttck final c2

81

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Data anthropometri yang diperoleh pada praktikum kali ini adalah

anthropometri kepala, badan, kaki, dan tangan.

2. Pada praktikum ini, hasil pengukuran di hitung menggunakan

persentil 5%, 50%, dan 95%.

Page 82: Laporan resmi praktikum ttck final c2

82

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2012.Brainstorming.Dalamhttp://www.hbp.usm.my/SpaceTi

me/Ch1/Ch1/siewmei. htm. diakses pada tanggal 29April 2012

pukul 19.00 WIB.

Barnes, R.M. 1980. Motion and Time Study Design and Measurement

of Work. John Wiley and Sons : Singapore.

Polk, Edward J. 1984. Methods Analysis and Work Measurment.

McGraw-Hill Book co: New York.

Sutalaksana, I.Z., Anggawisastra, R., Tjakraatmaja, J.H. 1982. Teknik

Tata Cara Kerja. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Wignjosoebroto, S. 1992. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Institut

Teknologi Sepuluh November. Jakarta : Penerbit Guna Widya.

Page 83: Laporan resmi praktikum ttck final c2

83

LAPORAN RESMI TEKNIK TATA CARA KERJA

ACARA 5

PERANCANGAN PERALATAN KERJA MENGGUNAKAN

DATA ANTHROPOMETRI

Disusun Oleh:

1. Bintang Elka (09660)

2. Yanis Rahmasari P (09714)

3. M.Roisul Akbar I (09724)

4. Moh.Hidayatullah (09934)

Asisten:Melia Widya

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 84: Laporan resmi praktikum ttck final c2

84

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perancangan sistem kerja dibutuhkan oleh sebuah industri

untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap kinerja

produktivitas kerja. Maka industri haruslah terlebih dahulu

memfokuskan pada analisis perancangan alat kerja dan pembagian

kerja agar terbentuk spesialisasi kerja yang sesuai. Namun dalam

rancangan kerja yang dibuat diperlukan data anthropometri seperti

ukuran dan bentuk pekerja agar diperoleh hasil perancangan sistem

kerja yang dapat menciptakan sistem kerja dengan standar

ergonomi yang baik.

Dalam perancangan sistem kerja diperlukan perhatian

khusus pada aspek awal yaitu prinsip-prinsip ekonomi gerakan.

Prinsip-prinsip ekonomi gerakan perlu dilakukan agar dapat

diperoleh peningkatan produktivitas dan dapat memberikan hasil

yang efektif serta efisien. Data anthropometri dibutuhkan dalam

melakukan perancangan sistem kerja yang ergonomis dengan

tujuan untuk merancang sebuah stasiun kerja yang ergonomis pada

stasiun kerja. Perancangan sistem kerja haruslah memperhatikan

keekonomisasian gerakan yang dilakukan pekerja selama bekerja

sehingga dapat mengurangi kelelahan kerja.

Oleh karena itu, pada acara 5 ini praktikan memperbaiki dan

merancang alat kerja dari rumah makan yang dikunjungi untuk

mencapai standar ergonomi yang baik dalam sistem kerja.

Page 85: Laporan resmi praktikum ttck final c2

85

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Paktikum pada kali ini bertujuan agar praktikan dapat

melakukan perancangan peralatan kerja (meja, rak, dan alat bantu

lainnya) yang ergonomis dengan menggunakan data anthropometri.

Page 86: Laporan resmi praktikum ttck final c2

86

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Brainstorming merupakan suatu teknik yang menggalakkan

ahli-ahli kumpulan untuk melahirkan seberapa banyak idea yang aneh

dan ganjil yang mungkin dalam sebuah topik tanpa menilaikannya.

Terdapat empat peraturan semasa menggunakan teknik brainstorming,

yaitu (Anonim, 2012) :

e) Tiada penilaian tentang idea yang dijanakan.

f) Galakan idea yang „gila‟ (freewheel).

g) Tambahkan kepada idea yang telah diberikan.

h) Fokuskan kepada kuantiti idea, bukan kualiti.

Perancangan tata letak tempat kerja mempunyai tujuan untuk

menciptakan tata letak tempat kerja yang ergonomis, sehingga

performansi pekerja dapat ditingkatkan mendekati batas maksimalnya.

Dalam perancangan tata letak tempat kerja yang baik mempunyai

kriteria yaitu tata letak tempat kerja yang memungkinkan bagi

operator atau pekerja melihat dan meraih dengan mudah dan cepat

seluruh panel kendali untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik

dengan postur kerja yang alamiah yaitu tidak menimbulkan terjadinya

tekanan atau tegangan yang berarti pada bagian tertentu tubuh dari

operator atau pekerja (Edward,1984).

Penyelesaian suatu pekerjaan oleh manusia dalam suatu sistem

kerja pada dasarnya dipengaruhi oleh 2 faktor utama sebagai elemen

dari sistem kerja yaitu kelompok faktor-faktor individual dan

kelompok faktor situasional. Faktor individual adalah faktor yang

Page 87: Laporan resmi praktikum ttck final c2

87

mempengaruhi kerja seseorang berasal dari dalam diri orang itu

sendiri dan sulit berubah (usia, jenis kelamin, motivasi, sistem, nilai,

dan sebagainya). Faktor situasional adalah faktor yang mempengaruhi

kerja yang berasal dari luar diri pekerja, dapat diubah dan diatur

(kondisi mesin, peralatan, metode kerja, dan sebagainya) (Barnes,

1980).

Prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang perlu diperhatikan dalam

perancangan kerja adalah (Wignjosoebroto, 1992) :

8. Mengetahui penempatan material (bahan baku, produk akhir,

atau limbah buangan/scrap), spare parts, peralatan kerja,

mekanisme kontrol atau display dan lain-lain. Organisasi

fasilitas kerja sehingga operator secara mudah akan

mendapatkan yang dibutuhkan tanpa harus mencari-cari.

9. Membuat rancangan fasilitas kerja (mesin, meja, kursi, dan lain-

lain) dengan dimensi yang sesuai dengan data anthropometri

dalam range 5 sampai 95 persentil agar operator dapat bekerja

dengan leluasa dan tidak cepat lelah.

10. Mengatur suplai/pengiriman material ataupun peralatan

perkakas secara teratur ke stasiun-stasiun kerja yang

membutuhkan. Di sini operator tidak seharusnya membuang

enersi dan waktu untuk mengambil material atau

peralatan/perkakas kerja yang dibutuhkan.

11. Untuk menghindari pelatihan ulang yang tidak perlu dan

kesalahan-kesalahan manusiawi karena pola kebiasaan yang

sudah dianut, kita perlu membakukan rancangan lokasi dari

peralatan kerja (mekanisme kendali atau display) untuk model

dan tipe yang sama.

Page 88: Laporan resmi praktikum ttck final c2

88

12. Membuat rancangan kegiatan kerja sedemikian rupa sehingga

akan terjadi keseimbangan kerja antara tangan kanan dan tangan

kiri. Operator juga diharapkan agar dapat memulai dan

mengakhiri gerakan kedua tangannya tersebut secara serentak

daan menghindari jangan sampai kedua tangan menganggur

(idle) pada saat yang bersamaan. Kita juga harus

mendistribusikan beban kerja pada tangan dan kaki secara

seimbang apabila kaki kita juga ikut bekerja.

13. Mengatur tata letak fasilitas kerja sesuai dengan aliran proses

produksinya. Dengan demikian kita dapat meminimalkan jarak

perpindahan material selama proses produksi berlangsung

terutama sekali untuk fasilitas-fasilitas yang frekuensi

perpindahan atau volume material handlingnya cukup besar.

14. Mengkombinasikan dua atau lebih peralatan kerja sehingga

akan memperketat proses kerja. Demikian pula sedapat

mungkin peralatan kerja yang digunakan sudah berada dalam

arah dan posisi yang sesuai pada saat operasi kerja akan

diselenggarakan.

Ada empat kriteria yang dapat dijadikan sebagai pengukur yang

baik tentang kebaikan suatu sistem kerja yaitu waktu, tenaga,

psikologi, dan sosiologis. Artinya suatu sistem kerja dinilai baik jika

sistem ini memiliki efisiensi dan produktifitas yang tinggi, yang

diukur dari waktu penyelesaian yang sangat singkat, tenaga yang

diperlukan untuk menyelesaikannya sangat sedikit dan akibat-akibat

psikologi dan sosiologi yang ditimbulkan sangat minim (Sutalaksana,

1982).

Page 89: Laporan resmi praktikum ttck final c2

89

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Terlampir

B. PEMBAHASAN

Pada praktikum acara 5 ini berjudul Perancangan Peralatan

Kerja Menggunakan Data Anthropometri dan bertujuan agar praktikan

dapat melakukan perancangan peralatan kerja (meja, rak, dan alat

bantu kerja) yang ergonomis dengan menggunakan data

anthropometri.

Perancangan peralatan kerja ini dilakukan dengan cara

brainstorming, yaitu diskusi untuk menentukan perbaikan apa yang

akan dilakukan. Anggota kelompok bebas memberikan saran dan

masukan untuk mendapatkan hasil akhir yang sesuai dengan yang

diharapkan. Dalam brainstorming, setiap anggota berhak dan wajib

memberikan ide-idenya yang nantinya akan ditampung untuk

didiskusikan lagi. Setelah ide-ide tersebut terkumpul, salah satu

anggota kelompok akan merangking ide-ide berdasarkan keutamaan

dan kualitas ide (ide-ide mana yang sekiranya baik untuk dilakukan).

Dari hasil brainstorming akhirnya kelompok kita memutuskan

untuk melakukan perbaikan pada stasiun kerja pencucian dikarenakan

pada OWAS menunjukkan hasil kategori pekerjaan agak berat. Dan

alat yang kami rancang adalah kursi untuk membantu pekerjaan pada

stasiun pencucian bahan. Kursi ini di desain berlipat agar lebih mudah

dibawa atau diarahkan pada saat selesai bekerja dan juga terdapat

empat kaki di bagian bawahnya. Kursi ini diberi sandaran punggung

agar punggung pekerja bisa lebih santai dan nyaman saat bekerja.

Page 90: Laporan resmi praktikum ttck final c2

90

Sandaran ini juga diberi pengatur sandaran agar pekerja dapat

menyesuaikan posisi punggung yang dia mau sehingga punggung

tidak cepat capek. Selanjutnya kursi diberi sandaran kepala untuk

mengistirahatkan sejenak kepala mereka yang capek sehingga tidak

perlu istirahat di tempat lain dan dapat juga mengefisiensi waktu

bekerja. Kursi juga diberikan pengatur tinggi kursi yang berfungsi

untuk menyesuaikan antara tinggi meja dan tinggi pekerja pada saat

duduk sehingga apabila bisa lebih mudah diatur tanpa mengganti

dengan kursi lain yang lebih baru. Sedangkan di bagian bawah kursi

diberikan sandaran kaki yang berguna untuk meletakkan telapak kaki

agar tidak mudah capek. Kursi juga diberikan sandaran tangan agar

tangan pekerja tidak mudah capek dan bisa ditaruh sejenak di

sandaran itu pada saat tangan mengalami kecapekan. Pada tempat

duduk dan pada bagian sandaran punggung diberi bantalan busa agar

pantat tidak mudah capek dan panas, sedangkan pada sandaran

punggung juga menjadi lebih nyaman.

Dalam pembuatan kursi ini kami menggunakan data

anthropometri pada salah satu anggota kelompok kita yang

mempunyai postur tubuh yang sama dengan pekerja. Persentil yang

kami gunakan dalam pembuatan alat kursi ini adalah persentil 95%

yang dalam artian agar dapat digunakan oleh 95% populasi. Sehingga

didapatkan data anthropometri yang digunakan dalam pembuatan

kursi ini yaitu tinggi badan pekerja pada posisi duduk sebesar 75,50

cm, tinggi bahu pekerja pada posisi duduk sebesar 50 cm, tinggi siku

pada posisi duduk sebesar 23,10 cm, jarak dari pantat ke lutut sebesar

55,50 cm, tinggi lipat lutut 40,50 cm, tinggi lutut 49 cm, dan lebar

panggul sebesar 33,50 cm. Setelah data anthropometri yang digunakan

Page 91: Laporan resmi praktikum ttck final c2

91

dalam pembuatan kursi didapatkan, maka kemudian kami membuat

desain kursinya menggunakan acuan data ini akan tetapi ditambahkan

sedikit nilainya karena dikhawatirkan akan tidak terlalu sempit dengan

ukuran anthropometri pekerja. Untuk tinggi kursi kami

mengasumsikannya pada tinggi badan pada posisi duduk yaitu yang

awalnya 75,50 cm menjadi 78 cm. Tinggi bahu pada posisi duduk 50

cm menjadi 52 cm. Kemudian tinggi lipat lutut 40,50 cm menjadi 51

cm. Sehingga dapat diketahui tinggi kursi sebesar 129 cm. Sedangkan

untuk sandaran tangan kami memakai data anthropometri tinggi siku

pada posisi duduk sebesar 23,10 cm. Sedangkan untuk panjang tempat

duduk menggunakan data anthropometri jarak dari pantat ke lutut

yaitu yang awalnya 55,50 cm menjadi 57 cm. Untuk ukuran besar

tempat duduk, menggunakan data anthropometri besar panggul

sebesar 33,50 cm menjadi 36 cm. Dengan menggunakan data

anthropometri inilah maka desain kursi pekerja dapat dibuat.

Keterkaitan antrhopometri dengan desain alat yaitu beberapa

data antrhopometri digunakan untuk menentukan ukuran alat alat yang

akan dibuat. Misalnya data antrhopometri tinggi badan pada posisi

duduk digunakan untuk menentukan ukuran sandaran kursi dari pantat

sampai keujung kepala. Tinggi bahu pada posisi duduk digunakan

untuk menentukan ukuran / tinggi sandaran bahu ataupun punggung.

Selanjutnya data anntropometri tinggi siku pada posisi duduk untuk

menentukan tinggi sandaran tangan. Sedangkan jarak dari pantat

kelutut dipergunakan untuk menetukan panjang tempat duduk, lalu

tinggi lipat lutut dipergunakan untuk menentukan tinggi kaki kursi dan

tinggi alas duduk. Kemudian data antrhopometri lebar panggul

dipergunakan untuk menentukan lebar tempat duduk.

Page 92: Laporan resmi praktikum ttck final c2

92

Adapun kelebihan alat yang kami rancang diantaranya yaitu :

1. Lebih ergonomis.

Kursi yang kami rancang ergonomis karena dalam

perancangannya memperhatikan semua aspek untuk mencegah

cedera dan memperhatikan aspek kenyamanan bagi pengguna

atau pekerja yang bersangkutan. Kursi yang kami rancang

dibuat berdasarkan data anthropometri sehingga semua ukuran

kursi mulai dari sandaran punggung sampai tinggi tempat duduk

disesuaikan dengan dimensi tubuh pekerja.

2. Meningkatkan produktivitas pekerja.

Kelebihan kedua yaitu dapat meningkatkan produktivitas

pekerja hal ini dikarenakan dengan adanya berbagai fungsi kursi

yang bertujuan untuk memudahkan pekerja daalm melakukan

pekerjaannya sehingga pekerja dapat lebih produktif dalam

menghasilkan produk, juga lebih efisien dalam penggunaan

waktu karena mengurangi allowance karena penggunaan kursi

ini diharapkan dapat memperbaiki postur tubuh yang salah.

3. Mencegah Muscolosceletal Disorders (MSDs)

Postur tubuh yang salah dapat mengakibatkan

Muscolosceletal Disorders atau MSDs, untuk itu rancangan alat

ini disesuaikan dengan postur tubuh yang baik agar pekerja

nyaman dalam melakukan pekerjaannya.

Sedangkan kekurangan dari alat ini yaitu sulit diaplikasikan

pada rumah makan yang dikaji. Ini disebabkan pembuatan alat ini

memakan biaya yang tinggi sehingga jika diaplikasikan pada rumah

makan yang masih tergolong kedalam industri rumah tangga kecil

sangat tidak dimungkinkan karena memakan biaya yang cukup tinggi.

Page 93: Laporan resmi praktikum ttck final c2

93

Keterkaitan alat yang kami rancang dengan MSDs yaitu alat ini dapat

mencegah adanya MSDs sesuai dengan salah satu kelebihan dari alat

ini yaitu mencegah adanya MSDs. Alat ini sudah dirancang

sedemikian rupa yang disesuaikan dengan postur tubuh pekerja serta

data anthropometri yang diperlukan, selain itu telah disesuaikan juga

dengan persentil yang sesuai untuk alat ini. Maka dari itu alat ini dapat

memperkecil resiko bagi pekerja untuk terkena dampak

Muscolosceletal Disorder(MSDs).

Page 94: Laporan resmi praktikum ttck final c2

94

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Alat yang kami rancang ini adalah alat yang digunakan pada

stasiun pencucian.

2. Alat dirancang sedemikian rupa berdasarkan data anthropometri

pekerja sehingga diperhatikan untuk kenyamanan dan

produktivitas pekerja.

Page 95: Laporan resmi praktikum ttck final c2

95

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.Brainstorming.Dalamhttp://www.hbp.usm.my/SpaceTi

me/Ch1/siewmei.htm diakses tanggal 07 Mei 2012 pukul 19.00

WIB.

Barnes, R.M. 1980. Motion and Time Study Design and Measurement

of Work. John Wiley and Sons. Singapore

Polk, Edward J. 1984. Methods Analysis and Work Measurment.

McGraw-Hill Book co. New York

Sutalaksana, I.Z., Anggawisastra, R., Tjakraatmaja, J.H. 1982. Teknik

Tata Cara Kerja. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Wignjosoebroto, S. 1992. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Jakarta:

Institut Teknologi Sepuluh November. Penerbit Guna Widya.

Page 96: Laporan resmi praktikum ttck final c2

96

Page 97: Laporan resmi praktikum ttck final c2

97

LAPORAN RESMI TEKNIK TATA CARA KERJA

ACARA I

STUDI WAKTU DAN STUDI GERAK

Disusun Oleh:

Bintang Elka (09660)

Yanis Rahmasari P (09714)

M.Roisul Akbar I (09724)

Moh.Hidayatullah (09934)

Asisten:Melya Widya

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 98: Laporan resmi praktikum ttck final c2

98

Adapun tabel yang diperoleh dari semua masakan per stasiun kerja

diantaranya adalah:

KELAPA MUDA

N

O OPERASI ∑ ∑ (∑ ) N‟

1 Penyiapan 958 96106 917764 18,87

2 Pembuatan 466 21976 217156 4,796

CAKALANG

GORENG

N

O OPERASI ∑ ∑ (∑ ) N‟

1 Penyiapan 1194 1425636 143520 2,68

2 Pencucian 1007 1014049 123631 87,67

3 Pemasakan 4398 19342404 2118622 38,13

UDANG GORENG

TEPUNG

N

O OPERASI ∑ ∑ (∑ ) N‟

1 Penyiapan 431 185762 30175 249,64

2 Pencucian 2752 1274280 7573504 273,02

3 Pemasakan 6723 4968717 45198729 39,72

CAKALANG

BAKAR

N OPERASI ∑ ∑ (∑ ) N‟

Page 99: Laporan resmi praktikum ttck final c2

99

O

1 Penyiapan 2412 752444 5817744 117,344

2 Pencucian 1762 403540 3104644 119,917

3 Pemasakan 7470 6718712 55800900 81,58

PEMBUATAN

NASI

N

O OPERASI ∑ ∑ (∑ ) N‟

1 Penyiapan 550 33770 302500 46,55

2 Pencucian 2764 907414 7639696 75,10

3 Pemasakan 37119

16064906

5

137782016

1 66,39

TUNA LOMBOK

HIJAU

N

O OPERASI ∑ ∑ (∑ ) N‟

1 Penyiapan 1791 343953 3207681 28,836

2 Pencucian 8296 8134996 68823616 72,760

3 Pemasakan 28147 79445341 792253609 1,1025

SAMBAL TOMAT

N

O OPERASI ∑ ∑ (∑ ) N‟

1 Penyiapan 805 93045 648025 174,329

2 Pencucian 95 907 9025 1,994

Page 100: Laporan resmi praktikum ttck final c2

100

3 Pencampuran 794 63898 630436 5,4210

LALAPAN

N

O OPERASI ∑ ∑ (∑ ) N‟

1 Penyiapan 1527 241195 2331729 13,76

2 Pembuatan 1594 255040 2540836 1,50

CA KANGKUNG

N

O OPERASI ∑ ∑ (∑ ) N‟

1 Penyiapan 1936 378854 3748096 4,31

2 Pembuatan 2458 629096 6041764 16,49

ES TEH MANIS

N

O OPERASI ∑ ∑ (∑ ) N‟

1 Pembuatan 275,5 8008,91 75900,25 22,075

Sedangkan tabel yang mencakup semua jenis waktu yang

mencukup seluruh stasiun dan masakan yaitu:

NO OPERASI WAKTU

SIKLUS

WAKTU

NORMAL

WAKTU

BAKU

1 Penyiapan 1160,67 1261,626 1416,315

2 Penyucian 1667,6 1900,07 2133,115

Page 101: Laporan resmi praktikum ttck final c2

101

3 Pembuatan 8952,77 10024,432 11153,987

Perhitungan:

Untuk perhitungan kelompok kita mengambil hanya satu sampel

yaitu stasiun penyiapan (Es Kelapa Muda)

N

XiX

10

104818667811317412595114X

8,95X detik

1

2

N

XXiSD

110

95,8-10495,8-8195,8-8695,8-6795,8-81

95,8-13195,8-7495,8-12595,8-9595,8-114

22222

22222

= 21,93

Batas Kontrol Atas 59,161)93,21(38,953 X

Batas Kontrol Bawah 01,30)93,21(38,953 X

Uji Kecukupan Data

Tingkat kepercayaan 95%, k=2

Tingkat ketelitian 10%, s=0,1

Page 102: Laporan resmi praktikum ttck final c2

102

2

22

'

Xi

XiiXNs

k

N

87,18

958

91776496106101,0

22

Waktu normal= waktu siklus x (1+rating factor)

Rating factor= (0,11)+(0,05)+(0,00)+(0,00)= 0,16+1=1,16

Waktu normal= 95,8 x 1,16= 153,28 detik

% allowance= ∑

x 100% =

x 100% = 10,925%

Waktu baku = waktu normal x

=153,28 x

=

=172,08 detik

Sedangkan Grafik sebagai sampel yaitu dari pembuatan nasi

diantaranya yaitu:

a.Grafik stasiun penyiapan

Page 103: Laporan resmi praktikum ttck final c2

103

b.Grafik stasiun pencucian bahan

c.Grafik stasiun pemasakan

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

STASIUN PENYIAPAN

WAKTU

RATA-RATA

BKA

BKB

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Axi

s Ti

tle

STASIUN PENCUCIAN

WAKTU

RATA-RATA

BKA

BKB

Page 104: Laporan resmi praktikum ttck final c2

104

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

STASIUN PEMASAKAN

WAKTU

RATA-RATA

BKA

BKB

Page 105: Laporan resmi praktikum ttck final c2

105

LAPORAN RESMI TEKNIK TATA CARA KERJA

ACARA 2

ANALISIS KENYAMANAN DAN POSTUR KERJA

Disusun Oleh:

Bintang Elka (09660)

Yanis Rahmasari P (09714)

M.Roisul Akbar I (09724)

Moh.Hidayatullah (09934)

Asisten:Melia Widya

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 106: Laporan resmi praktikum ttck final c2

106

1. Tabel Hasil Metode Nordic Body Map

No Stasiun

Tingkat

Kesakita

n

Pengamatan

Sebelu

m Sesudah

1 Penyiapan

A 100 89,29

B 0 10,71

C 0 0

D 0 0

2 Pencucian Bahan

A 100 78,57

B 0 7,14

C 0 14,29

D 0 0

3 Penggorengan

A 82,14 53,57

B 17,86 35,71

C 0 10,71

D 0 0

2. Perhitungan Metode Nordic Body Map

C. Stasiun Penyiapan

Sebelum Sesudah

-Tidak Sakit :

100%=100%

100%=89,29%

-Agak Sakit :

100%=10,71%

Page 107: Laporan resmi praktikum ttck final c2

107

-Sakit :

-Sangat Sakit :

2. Stasiun Pencucian Bahan

Sebelum Sesudah

-Tidak Sakit :

100%=100%

100%=78,57%

-Agak Sakit :

100%=7,14%

-Sakit :

100%=14,29%

-Sangat Sakit :

3. Stasiun Penggorengan

Sebelum Sesudah

-Tidak Sakit :

100%=82,14%

100%=53,57%

-Agak Sakit :

100%=17,86%

100%=35,71%

-Sakit :

100%=10,71%

-Sangat Sakit :

2. Tabel Hasil Metode Ovako Working Posture Analysis

System

Page 108: Laporan resmi praktikum ttck final c2

108

Stasiun Kerja Penyiapan Bahan

Elemen Kerja Kajian dan Skor

Kategori Rekomendasi Back Arms Legs Load

1.Pengambilan Ikan

2 1 2 1 Pekerjaan agak

berat

Tempat ikan dinaikkan setinggi

bahu pekerja supaya

memudahkan pekerja dalam beraktivitas.

2.Penimbangan Ikan

1 1 1 1 Pekerjaan normal

(ringan)

Dipertahankan dan tidak ada masalah

serta dapat dilanjutkan dan

tidak ada masalah ataupun keluhan

dari pekerja.

Page 109: Laporan resmi praktikum ttck final c2

109

3.Pencucian Bahan

2 1 2 1 Pekerjaan agak

berat

Diberi tempat duduk agar posisi

badan lebih rendah dan tidak

membungkuk /meja di tinggikan.

4.Pemotongan Bahan

1 1 2 1 Pekerjaan normal

(ringan) Dipertahankan dan tidak ada masalah

Stasiun Kerja Pembersihan

Elemen Kerja Kajian dan Skor

Kategori Rekomendasi Back Arms Legs Load

1.Penghilangan sisik

2 1 2 1 Pekerjaan agak

berat

Dengan meninggikan meja

tempat menghilangkan sisik

supaya memudahkan pekerja dalam

melakukan pekerjaan.

Page 110: Laporan resmi praktikum ttck final c2

110

2.Pengeluaran kotoran

2 1 2 1 Pekerjaan agak

berat

Pada tahap ini sebaiknya

diberikannya tempat duduk untuk pekerja

dalam melakukan pekerjaan

pengeluaran kotoran ini atau

tempat pencucian ditinggikan.

Stasiun pemasakan

Elemen Kerja

Kajian dan Skor Kategori Rekomendasi

Back Arms Legs Load

1.Pembuatan bumbu

1 1 2 1 Pekerjaan normal

(ringan)

Dipertahankan dan tidak ada masalah serta tidak perlu

adanya rekomendasi dalam perbaikan peralatan ataupun tambahan

alat apapun.

2.Perendaman bumbu

2 1 2 1 Pekerjaan agak

berat

Meja tempat perendaman

bumbu ditinggikan atau perlu

ditambahkan kursi saat perendaman

bumbu.

3.Pemasukan ikan dalam minyak

1 1 2 1 Pekerjaan normal

(ringan)

Dipertahankan dan tidak ada masalah serta tidak perlu

adanya rekomendasi dalam perbaikan peralatan ataupun tambahan

alat apapun.

Page 111: Laporan resmi praktikum ttck final c2

111

4.Penggorengan

1 1 2 1 Pekerjaan normal

(ringan)

Dipertahankan dan tidak ada masalah serta tidak perlu

adanya rekomendasi dalam perbaikan peralatan ataupun tambahan

alat apapun.

Stasiun Pembuatan Minuman

Elemen Kerja Kajian dan Skor

Kategori Rekomendasi Back Arms Legs Load

1.Pembelahan kelapa muda

2 1 1 1 Pekerjaan agak

berat

Pekerja diberikan tempat duduk yang memiliki sandaran atau diberikan alat bantu yang lainnya.

Page 112: Laporan resmi praktikum ttck final c2

112

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TATA CARA KERJA

ACARA 3

IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RESIKO

Disusun Oleh :

Bintang Elka (09660)

Yanis Rahmasari P (09714)

M. Roisul Akbar (09724)

Moh. Hidayatullah (09934)

Asisten:MeliaWidya

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 113: Laporan resmi praktikum ttck final c2

113

FORM WHAT IF

KEL :

C2

CO-ASS : Melia

Widya

Stasiun kerja:Penyiapan Bahan Deskripsi pekerjaan :Pengambilan Bahan dan Penimbangan

Tanggal : 04 April

2012

What If? Jawaban LIKELIHOOD CONSEQUNCES Rekomendasi

1 Pekerja bisa terpeleset

ketika mengambil ikan

Jatuh,dan dapat

terluka

Posibble:Dapat terjadi

sekali-sekali

Minor : Cedera ringan

,kerugian finansial sedang

lantai dibuat agak

kasar,agar tidak

terpeleset

2 Terkena sisik ikan Kulit pekerja bisa

terkelupas

Almost certain:dapat

terjadi setiap saat

Insignifant: tidak terjadi

cidera,kerugian finansial

kecil

pekerja harus memakai

sarung tangan

3 Beban dapat jatuh

kelantai

Beban terkena kaki

dan dapat

megakibatkan kaki

terluka

unlikely :

kemungkinan terjadi

jarang

Minor : Cedera ringan

,kerugian finansial sedang

diberikan meja yang

luas

4 Pekerja terjepit alat

timbang

Tangan bisa terluka

dan bengkak

unlikely :

kemungkinan terjadi

jarang

Minor : Cedera ringan

,kerugian finansial sedang

Mengganti alat

timbangan dengan

yang lebih baik

FORM WHAT IF

KEL :

C2

CO-ASS : Melia

Widya

Stasiun kerja:Pencucian

Deskripsi pekerjaan : Pembuangan sisik,penyiangan,pemotongan dan

pencucian

Tanggal : 04 April

2012

What If? Jawaban LIKELIHOOD CONSEQUNCES Rekomendasi

1 Tangan pekerja terkena tangan pekerja Almost certain:dapat Minor : Cedera ringan Pekerja menggunakan

Page 114: Laporan resmi praktikum ttck final c2

114

pisau terluka terjadi setiap saat ,kerugian finansial sedang sarung tangan dari

karet

2 Kran atau slang air

bocor

air keluar menyebar

ke mana-mana

Almost certain:dapat

terjadi setiap saat

Insignifant : tidak terjadi

cedera,kerugian finansial

kecil

dilakukan pemeriksaan

secara rutin terhadap

slang sebelum bekerja

3 Pekerja terkena sisik

sisik ikan

Tangan/bagian tubuh

yang lain mengalami

infeksi dan luka

kecil

Almost certain:dapat

terjadi setiap saat

Minor : Cedera ringan

,kerugian finansial sedang

Pekerja menggunakan

sarung tangan dari

karet

4 Pisau pemotong jatuh

kelantai

kaki terluka dan

mengalami cedera

Posibble : dapat

terjadi sekali-kali

Moderate : Cedera

sedang,perlu penanganan

medis dan kerugian finansial

besar

Meja tempat

pemotongan dibuat

lebih luas dan ketika

pisau selesai digunakan

diberi sarung

FORM WHAT IF

KEL :

C2

CO-ASS : Melia

Widya

Stasiun kerja:Pemasakan Deskripsi pekerjaan :Penggorengan dan pembakaran ikan

Tanggal : 04 April

2012

What If? Jawaban LIKELIHOOD CONSEQUNCES Rekomendasi

1 Minyak panas mengenai

kulit

Kulit dapat melepuh

jika terkena atau

terciprat minyak

panas

Almost certain:dapat

terjadi setiap saat

Minor : Cedera ringan

,kerugian finansial sedang

Saat menggoreng

wajan ditutup atau

pekerja pakai sarung

tangan atau baju lengan

panjang

2 Selang,regulator,tabung

gas LPG bocor

Gas menyebar

kemana mana

Almost certain:dapat

terjadi setiap saat

Moderate : Cedera

sedang,perlu penanganan

Dipasang gas detector

Page 115: Laporan resmi praktikum ttck final c2

115

medis dan kerugian finansial

besar

3 Wajan jatuh kelantai Minyak panas

tumpah mengenai

tubuh pekerja

Posibble : dapat

terjadi sekali kali

Minor : Cedera ringan

,kerugian finansial sedang

Disekitar kompor

tempat memasak

dipasang penyangga

atau pelindung alat

masak

4 Ulekan mnganai tangan

pekerja

Tangan pekerja

bengkak atau terluka

Likely : kemungkinan

terjadi sering

Minor : Cedera ringan

,kerugian finansial sedang

Penggunaan blender

untuk membuat bumbu

halus

5 Asap panas mengenai

mata

Mata terkena infeksi Posibble : dapat

terjadi sekali kali

Minor : Cedera ringan

,kerugian finansial sedang

Penggunaan kipas

manual atau kipas

angin dengan

kecepatan kecil dan

tidak mengarah

kewajah

6 Saat membakar

ikan,angin

menggembuskan arang

ketubuh pekerja

Tubuh pekerja

terkena cipratan api

arang

Posibble : dapat

terjadi sekali kali

Minor : Cedera ringan

,kerugian finansial sedang

Saat pembakaran kipas

jangan mengarah ke

tubuh pekerja

7 Listrik korslet Pekerja kesetrum

aliaran listrik

Posibble : dapat

terjadi sekali kali

Moderate : Cedera

sedang,perlu penanganan

medis dan kerugian finansial

besar

Pengecekan berkala

alat-alat

elektronik,bara api

ditutup saat tidak

digunakan

FORM WHAT IF

KEL :

C2

CO-ASS : Melia

Widya

Page 116: Laporan resmi praktikum ttck final c2

116

Stasiun kerja:Pembuatan minuman Deskripsi pekerjaan : Mengupas kelapa dan pembuatan es teh

Tanggal : 04 April

2012

What If? Jawaban LIKELIHOOD CONSEQUNCES Rekomendasi

1 Golok terkena tangan

pekerja

Tangan dapat cedera Almost certain:dapat

terjadi setiap saat

Minor : Cedera ringan

,kerugian finansial sedang

Pekerja diberikan

sarung tangan

2 Pekerja terkena serabut-

serabut halus

Tangan dapat gatal -

gatal

Likely : kemungkinan

terjadi sering

Minor : Cedera ringan

,kerugian finansial sedang

Pekerja diberikan

sarung tangan kain

3 Pekerja terciprat air

panas

Tangan dapat

melepuh

Almost certain:dapat

terjadi setiap saat

Minor : Cedera ringan

,kerugian finansial sedang

Panci atau termos yang

digunakan diberikan

penutup saat

penuangan

4 Pekerja tekena cipratan

air jeruk

Mata dapat terkena

iritasi

Almost certain:dapat

terjadi setiap saat

Minor : Cedera ringan

,kerugian finansial sedang

Pekerja memakai alat

persan jeruk yang lebih

bagus

5 Golok yang digunakan

longgar

Golok terkena

tangan pekerja atau

menimpa orang lain

Likely : kemungkinan

terjadi sering

Minor : Cedera ringan

,kerugian finansial sedang

Pekerja memegang

kelapa saat

pemotongan agar tidak

meleset serta

menggunakan golok

yang lebih bagus

Page 117: Laporan resmi praktikum ttck final c2

117

LAPORAN RESMI TEKNIK TATA CARA KERJA

ACARA 4

ANTHROPOMETRI

Disusun Oleh:

Bintang Elka (09660)

Yanis Rahmasari P (09714)

M.Roisul Akbar I (09724)

Moh.Hidayatullah (09934)

Asisten:Melia Widya

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2012

Page 118: Laporan resmi praktikum ttck final c2

118

DATA ANTHROPOMETRI

1. Tinggi tubuh posisi berdiri tegak

Rata-rata = 3

00,16100,16000,161

= 160,67

Standar deviasi =

2

)67,16000,161()67,16000,160()67,160161,00( 222

= 0,58

Persentil 5% = 160,67- (1,64) 0,58

= 159,72

Persentil 50% = 160,67- (0) 0,58

= 160,67

Persentil 95% = 150,67+ (1,64) 0,58

= 161,61

2. Tinggi mata

Rata-rata = 3

50,14900,14800,150

= 149,17

No.

Antropometri

Badan Roy Dayat Bintang

rata-

rata SD

5% 50% 95%

1

Tinggi tubuh

posisi berdiri

tegak 161,00 160,00 161,00 160,67 0,58 159,72 160,67 161,61

2 Tinggi mata 150,00 148,00 149,50 149,17 1,04 147,46 149,17 150,87

Page 119: Laporan resmi praktikum ttck final c2

119

Standar deviasi =

2

)17,14950,149()17,14900,148()17,149150,00( 222

= 1,04

Persentil 5% = 149,17- (1,64) 1,04

= 147,46

Persentil 50% = 149,17- (0) 1,04

= 149,17

Persentil 95% = 149,17+ (1,64) 1,04

= 150,87

1. Panjang telapak kaki

Rata-rata = 3

00,2600,2300,25

= 24,67

Standar deviasi =

2

)67,2400,26()67,2400,23()24,67 - 25,00( 222

= 1,53

No.

Antropometri

Kaki Roy Dayat Bintang

Rata-

rata SD 5% 50% 95%

1

Panjang

telapak kaki 25,00 23,00 26,00 24,67 1,53 22,16 24,67 27,17

2

Panjang

telapak lengan

kaki 17,50 17,50 19,50 18,17 1,15 16,27 18,17 20,06

Page 120: Laporan resmi praktikum ttck final c2

120

Persentil 5% = 24,67- (1,64) 1,53

= 22,16

Persentil 50% = 24,67- (0) 1,53

= 24,67

Persentil 95% = 24,67+ (1,64) 1,53

= 27,17

2. Panjang telapak lengan kaki

Rata-rata = 3

50,1950,1750,17

= 18,17

Standar deviasi =

2

)18,1750,19()18,1750,17()18,17 - 50,17( 222

= 1,15

Persentil 5% = 18,17- (1,64) 1,15

= 16,27

Persentil 50% = 18,17- (0) 1,15

= 18,17

Persentil 95% = 18,17+ (1,64) 1,15

= 20,06

No.

Antropometri

Kepala Roy

Dayat

Bintang

Rata-

rata SD 5% 50% 95%

1 Panjang kepala 17,00 18,00 16,50 17,17 0,76 15,91 17,17 18,42

2 Lebar kepala 14,50 16,00 15,00 15,17 0,76 13,91 15,17 16,42

Page 121: Laporan resmi praktikum ttck final c2

121

1. Panjang kepala

Rata-rata = 3

50,1600,1800,17

= 17,17

Standar deviasi =

2

)17,1750,16()17,1700,18()17,17 - 17,00( 222

= 0,76

Persentil 5% = 17,17- (1,64) 0,76

= 15,91

Persentil 50% = 17,17- (0) 0,76

= 17,17

Persentil 95% = 17,17+ (1,64) 0,76

= 18,42

2. Lebar kepala

Rata-rata = 3

00,1500,1650,14

= 15,17

Standar deviasi =

2

)15,1700,15()15,1700,16()15,17 - 50,41( 222

= 0,76

Persentil 5% = 14,50- (1,64) 0,76

= 13,91

Persentil 50% = 16,00 - (0) 0,76

= 15,17

Persentil 95% = 15,00 + (1,64) 0,67

Page 122: Laporan resmi praktikum ttck final c2

122

= 16,42

No.

Antropometri

Tangan Roy Dayat Bintang

Rata-

rata SD 5% 50% 95%

1 Panjang tangan 17,50 16,70 18,00 17,40 0,66 16,32 17,40 18,48

2

Panjang telapak

tangan 10,50 9,50 9,50 9,83 0,58 8,89 9,83 10,78

1. Panjang tangan

Rata-rata = 3

00,1870,1650,17

= 17,40

Standar deviasi =

2

)17,4000,18()17,4070,16()17,40 - 00,17( 222

= 0,66

Persentil 5% = 17,40- (1,64) 0,66

= 16,32

Persentil 50% = 17,40- (0) 0,66

= 17,40

Persentil 95% = 17,40+ (1,64) 0,66

= 18,48

2. Panjang telapak tangan

Rata-rata = 3

50,950,950,10

= 9,83

Standar deviasi = 2

)83,950,9()83,950,9()9,83 - 50,10( 222

= 0,58

Page 123: Laporan resmi praktikum ttck final c2

123

Persentil 5% = 9,83- (1,64) 0,58

= 8,89

Persentil 50% = 9,83- (0) 0,58

= 9,83

Persentil 95% = 9,83+ (1,64) 0,58

= 10,78

Antropometri Yanis (Perempuan)

No.

Antropometri

Badan Yanis

Rata-

rata SD

5% 50% 95%

1

Tinggi tubuh

posisi berdiri

tegak 159,00 159,00 #DIV/0! #DIV/0! 159,00 #DIV/0!

2 Tinggi mata 148,00 148,00 #DIV/0! #DIV/0! 148,00 #DIV/0!

1. Tinggi tubuh posisi berdiri tegak

Rata-rata = 1

159,00

= 159,00

Standar deviasi = 0

)159,00159,00( 2 = Tidak memiliki Standar

deviasi

Persentil 5% = 159,00 - (1,64) 0

= #DIV/0!

Persentil 50% = 159,00 - (0) 0

= 159,00

Persentil 95% = 159,00 + (1,64) 0

= #DIV/0!

Page 124: Laporan resmi praktikum ttck final c2

124

2. Tinggimata

Rata-rata = 1

148,00

= 148,00

Standar deviasi = 0

)148,00148,00( 2 = Tidak memiliki Standar

deviasi

Persentil 5% = 148,00- (1,64) 0

= Tidak memiliki Persentil 5%

Persentil 50% = 148,00- (0) 0

= 148,00

Persentil 95% = 148,00+ (1,64) 0

= Tidak memiliki Persentil 95%

No.

Antropometri

Kaki Yanis

Rata-

rata SD

5% 50% 95%

1

Panjang telapak

kaki 22,00 22,00 #DIV/0! #DIV/0! 22,00 #DIV/0!

2

Panjang telapak

lengan kaki 17,00 17,00 #DIV/0! #DIV/0! 17,00 #DIV/0!

1. Panjangtelapak kaki

Rata-rata = 1

22,00

= 22,00

Page 125: Laporan resmi praktikum ttck final c2

125

Standar deviasi = 0

)22,0022,00( 2 = Tidak memiliki Standar

deviasi

Persentil 5% = 22,00 - (1,64) 0

= Tidak memiliki Persentil 5%

Persentil 50% = 22,0- (0) 0

= 22,00

Persentil 95% = 22,0 + (1,64) 0

= Tidak memiliki Persentil 95%

2. Panjang telapak lengan kaki

Rata-rata = 1

17,00

= 17,00

Standar deviasi = 0

)17,0017,00( 2 = Tidak memiliki Standar

deviasi

Persentil 5% = 17,00 - (1,64) 0

= Tidak memiliki Persentil 5%

Persentil 50% = 17,00 - (0) 0

= 17,00

Persentil 95% = 17,00 + (1,64) 0

= Tidak memiliki Persentil 95%

No.

Antropomentri

kepala Yanis

Rata-

rata SD

5% 50% 95%

Page 126: Laporan resmi praktikum ttck final c2

126

1 Panjang kepala 17,60 17,60 #DIV/0! #DIV/0! 17,60 #DIV/0!

2 Lebar kepala 13,70 13,70 #DIV/0! #DIV/0! 13,70 #DIV/0!

1. Panjang kepala

Rata-rata = 1

17,60

= 17,60

Standar deviasi = 0

)17,6017,60( 2 = Tidak memiliki Standar

deviasi

Persentil 5% = 17,60 - (1,64) 0

= Tidak memiliki Persentil 5%

Persentil 50% = 17,60 - (0) 0

= 17,60

Persentil 95% = 17,60 + (1,64) 0

= Tidak memiliki Persentil 95%

2. Lebar kepala

Rata-rata = 1

13,70

= 13,70

Standar deviasi = 0

)13,7013,70( 2 = Tidak memiliki Standar

deviasi

Persentil 5% = 13,70- (1,64) 0

Page 127: Laporan resmi praktikum ttck final c2

127

= Tidak memiliki Persentil 5%

Persentil 50% = 13,70 - (0) 0

= 13,70

Persentil 95% = 13,70 + (1,64) 0

= Tidak memiliki Persentil 95%

No.

Antropometri

tangan Yanis

Rata-

rata SD

5% 50% 95%

1 Panjang tangan 16,00 16,00 #DIV/0! #DIV/0! 16,00 #DIV/0!

2

Panjang telapak

tangan 9,00 9,00 #DIV/0! #DIV/0! 9,00 #DIV/0!

1. Panjang tangan

Rata-rata = 1

16,00

= 16,00

Standar deviasi = 0

)16,0016,00( 2 = Tidak memiliki Standar

deviasi

Persentil 5% = 16,00- (1,64) 0

= Tidak memiliki Persentil 5%

Persentil 50% = 16,00- (0) 0

= 16,00

Persentil 95% = 16,00+ (1,64) 0

= Tidak memiliki Persentil 95%

Page 128: Laporan resmi praktikum ttck final c2

128

2. Panjang telapak tangan

Rata-rata = 1

9,00

= 9,00

Standar deviasi = 0

)9,009,00( 2 = Tidak memiliki Standar

deviasi

Persentil 5% = 9,00- (1,64) 0

= Tidak memiliki Persentil 5%

Persentil 50% = 9,00- (0) 0

= 9,00

Persentil 95% = 9,00+ (1,64) 0

= Tidak memiliki Persentil 95%

Page 129: Laporan resmi praktikum ttck final c2

129

LAPORAN RESMI TEKNIK TATA CARA KERJA

ACARA 5

PERANCANGAN PERALATAN KERJA MENGGUNAKAN

DATA ANTHROPOMETRI

Disusun Oleh:

Bintang Elka (09660)

Yanis Rahmasari P (09714)

M.Roisul Akbar I (09724)

Moh.Hidayatullah (09934)

Asisten:Melia Widya

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

Page 130: Laporan resmi praktikum ttck final c2

130

YOGYAKARTA

2012

Page 131: Laporan resmi praktikum ttck final c2

131

1. Perbaikan Stasiun Hasil Brainstorming.

No Nama Praktikan Perbaikan Stasiun Kerja

1 Yanis

1) Perbaikan pada stasiun pencucian

karenapada hasil OWAS menunjukan

hasil kategori pekerjaan agak berat.

2) Kursi diberi meja yang dapat dilipat,

disesuaikan dengan kebutuhan.

2 Dayat 1) Kursi rancangan diberi alat sandaran

kepala.

3 Roy

1) Kursi diberi pengatur untuk tinggi

kursi.

2) Kursi diberi meja untuk menaruh

peralatan atau bahan.

3) Kursi diberi sandaran kaki.

4 Bintang

1) Kursi diberi pengatur agar sandaran

punggung dapat dinaik-turunkan.

2) Kursi diberi pegangan atau sandaran,

serta diberi busa untuk tempat

duduknya.

Kesimpulan Brainstorming :

Alat yang dirancang adalah kursi untuk membantu pekerjaan

pada stasiun pencucian bahan. Kursi diberi sandaran punggung dan

kepala, pengatur tinggi kursi , pengatur sandaran kursi, busa untuk

tempat duduk, sandaran kaki, meja lipat, dan sandaran tangan.

1. Kelebihan dan kekurangan stasiun kerja.

Page 132: Laporan resmi praktikum ttck final c2

132

a. Kelebihan Stasiun kerja

1. Jarak stasiun pencucian dan penyiapan bahan berdekatan.

2. Tinggi meja Pencucian bahan sesuai, yaitu dibawah siku

pekerja.

b. Kekurangan stasiun kerja

1. Tidak ada alat bantu pekerja seperti kursi.

2. Ruang terlalu sempit untuk pergerakan pekerja.

3. Kelebihan dan kekurangan alat yang dirancang.

a. Kelebihan alat yang dirancang

1. Lebih ergonomis.

2. Meningkatkan Produktivitas pekerja.

3. Mencegah Muskoloskeletal Disorders.

b. Kekurangan alat yang dirancang

1. Sulit diaplikasikan pada rumah makan yang dikaji.

4. Data anthropometri yang digunakan :

No Data anthropometri Persentil

1

Tinggi badan pada posisi

duduk 95%

2

Tinggi bahu pada posisi

duduk 95%

3

Tinggi siku pada posisi

duduk 95%

4 Jarak dari pantat ke lutut 95%

5 Tinggi lipat lutut 95%

Page 133: Laporan resmi praktikum ttck final c2

133

6 Lebar panggul 95%

5. Gambar Alat

Terlampir

Page 134: Laporan resmi praktikum ttck final c2

134