laporan sce C

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/2/2019 laporan sce C

    1/37

    Skenario C Blok 10

    Ayu, 7-year-old girl was referred to MH hospital for poor weight gain. She always

    complains of frequent respiratory tract infection. Sometimes she complains of shortness

    of breath after activities and easily fatique.

    Post natal history: her birth weight was 3 kg.

    Physical examination:

    Ayus body weight: 15 kg, body height: 85 cm, temp: 37.1 oC, RR: 28x/min, HR: 100

    bpm regular, BP:90/70 mmHg.

    Chest: precordial bulging, hyperactive precordium, second heart sound (s2)is fixed and

    widely split. A nonspecific 3/6, almost vibratory systolic ejection murmur is best heard

    at the upper left sternal border and there is also a middiastolic rumble murmur at the

    lower left sterna.

    ECG: sinus rhythm, right bundle branch block (RBBB) pattern, right ventricular

    hypertrophy (RVH), right atrial hypertrophy (RAH)

    Chest X Ray: Cardiothoracic ratio 60%, upward, apex, increased pulmonary vascular

    markings.

    I. Klarifikasi Istilah

    1. Frequent respiratory tract infection : Infeksi saluran nafas yang berulang secara

    periodic.

    2. Shortness of breath : Sukar bernafas/sesak

    3. Fatigue : Kehilangan tenaga/kemampuan menjawab rangsangan.

    4. Precordial bulging : Pembesaran pada daerah permukaan anterior tubuh

    yang menutupi jantung dan dada bagian bawah.

    5. Hyperactive precordium: Peningkatan aktivitas otot di daerah permukaan

    anterior tubuh yang menutupi jantung dan dada bagian bawah.

    6. Second heart sound is fixed and widely split : Bunyi jantung yang terdengar

    ketika penutupan katup semilunar yang jelas namun tidak bersamaan dengan

    jeda yang lama.

    7. Vibratory systolic ejection murmur : bising jantung yang terjadi ketika volume

    ejeksi dan kecepatan aliran darah pada fase sistolik mencapai maksimum yang

    biasanya terjadi pada stenosis aorta dan pulmonalis.

    1

  • 8/2/2019 laporan sce C

    2/37

    8. Sternal border : linea sternalis bagian atas sebelah kiri.

    9. Middiastolic rumble murmur : murmur yang terdengar setelah/selama bunyi

    jantung ke2/selama bunyi jantung diastolic biasanya karena regurgitasi katup

    semilunaris / gangguan aliran darah melalui katup atrium ventrikularis dengan

    bunyi seperti gemuruh (rumble)

    10. Right bundle branch block pattern (RBBB) : Gangguan kondusi pada cabang

    sebelah kanan.

    11. Nonspesific 3/6 : Derajat bunyi murmur

    12. Increased pulmonary vascular markings : bertambahnya vaskuler-vaskuler

    pulmonarypada x-ray yang biasanya terjadi karena adanya pembesaran organ

    intrathoraks.

    13. Cardiothoracic ratio : Ratio antara diameter transversal jantung dengan

    diameter terlebar dada bagian dalam tepat diatas diafragma.

    II. Identifikasi Masalah

    1. Ayu, anak perempuan 7 tahun, dibawa ke RSMH karena perlambatan kenaikan

    berat badan, Dia juga sering mengalami infeksi di saluran pernapasan juga

    kadang-kadang mengeluh sesak napas sestelah beraktivitas dan mudah lelah.

    Riwayat post-natal: Berat badan 3 kg.

    2. Pada pemeriksaan fisik, berat badan ayu: 15 kg, tinggi badan: 85 cm, Temp:

    37.1 oC, RR: 28x/min, HR: 100 bpm regular, BP: 90/70 mmHg.

    3. Pemeriksaan fisik dada: Precordial bulging, hyperactive precordium, second

    heart sound (S2) is fixed and widely split, A nonspecific 3/6, vibratory systolic

    ejection murmur terdengar jelas di upper left sternal border, dan juga terdapat

    middiastolic rumble murmur di lower left sterna.

    4. Pada pemeriksaan penunjang:

    ECG: Sinus rhythm, RBBB pattern ( right bundle branch block), hipertrofi

    atrium kanan dan ventrikel kanan.

    Chest X Ray :Rasio kardiothoraks 60%, upward apeks, increased pulmonary

    vascular markings.

    III. Analisis Masalah

    1. a. Berapa berat badan normal bayi baru lahir?

    2

  • 8/2/2019 laporan sce C

    3/37

    b. Berapa BB ideal anak perempuan usia 7 tahun?

    c. Bagaimana patofisiologi infeksi saluran pernapasan dalam kasus ini?

    d. Bagaimana patofisiologi sesak napas setelah beraktivitas yang dialami ayu?

    e. Bagaimana patofisiologi fatigue yang dialami ayu?

    f. Bagaimana hubungan antar gejala yang dialami ayu?

    g. Mengapa berat badan ayu sulit naik pada kasus ini?

    2. a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik (vital sign)?

    b. Bagaimana mekanisme abnormal dr hasil pemeriksaan fisik vital sign ayu?

    3. a. Bagaimana interpretasi hasil pemerikasaan fisik dada ayu?

    b. Bagaimana mekanisme abnormalnya?

    4. a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan penunjang (ECG dan X Ray)?

    b. Bagaimana mekanisme abnormalnya?

    c. Bagaimana cara menghitung rasio kardiothoraks?

    5. Bagaimana DD dalam kasus ini?

    6. Bagaimana cara penegakan diagnosis dan WD pada kasus ini?

    7. Apa etiologi penyakit dalam kasus ini?

    8. Bagaimana epidemiologi penyakit dalam kasus ini?

    9. Apa faktor resiko penyakit ini?

    10. Bagaimana patogenesis penyakit dalam kasus ini?

    11. Bagaimana manifestasi klinis penyakit ini?

    12. Bagaimana tatalaksana pada kasus ini?

    13. Apa komplikasi dari penyakit ini?

    14. Bagaimana prognosis penyakit dalam kasus ini?

    15. Apa KDU berdasarkan kasus ini?

    IV. Hipotesis

    Ayu, 7 tahun menderita atrium septum defek besar.

    3

  • 8/2/2019 laporan sce C

    4/37

    V. Kerangka Konsep

    4

  • 8/2/2019 laporan sce C

    5/37

    VI. Keterbatasan ilmu dan learning Issue

    Materi What I Dont Know What I have to

    Prove

    Source

    Anatomi dan

    fisiologi jantung Anatomi

    jantung

    Letak defek

    pada penderita

    ASD

    Letak defek pada

    penderitaASD

    Internet, text

    book

    Atrial septum

    defek Patofisiologi

    dan patogenesis

    Anamnesis

    pada penderita

    ASD Pemeriksaan

    fisik ASD

    Pemeriksaan

    tambahan

    Tatalaksana

    Patogenesis dari

    ASD dan

    penanganannya

    Embriologi organ

    jantung

    Murumur pada

    jantung

    Tahap-tahap

    pembentukan organ

    jantung pada masa

    embrio dan mekanisme

    terjadi abnormalitas

    perkembangan

    Jenis-jenis

    murmur pada

    jantung

    Mekanisme

    terjadinya murmur

    tersebut

    5

  • 8/2/2019 laporan sce C

    6/37

    VII. Sintesis

    1. a. Berapa berat badan normal bayi baru lahir?

    Rata-rata berat badan bayi yang baru lahir sekitar 2,5-3,5 kg.

    Berdasarkan skenario, riwayat post natal ayu, berat badannya sewaktu lahir 3

    kg, masih termasuk dalam kategori berat badan yang normal untuk bayi.

    b. Berapa BB ideal anak perempuan usia 7 tahun?

    Berdasarkan rumus perkiraan tinggi badan menurut nelson of pediatric 1992

    Usia (tahun)x6+77

    Skenario: (7x6)+77 = 119 cm. Jadi, tinggi badan ayu seharusnya 119 cm.

    Berdasarkan rumus perkiraan berat badan menurut nelson of pediatric 1992

    {Usia (tahun)x7-5}:2

    Skenario: {(7x7)-5}:2 = 22 kg. Jadi, berat badan ayu seharusnya 22 kg

    Berdasarkan skenario berat badan ayu 15 kg, berdasarkan tabel berat

    badan idel itu merupakan berat badan ideal anak perempuan usia 4 tahun.

    Sedangkan, tinggi badan ayu 85 cm yang merupakan tinggi badan ideal anak

    usia 2 tahun. Sehingga bisa dikatakan bahwa ayu mengalami perlambatan dalam

    tumbuh dan kembangnya.

    c. Bagaimana patofisiologi infeksi saluran pernapasan dalam kasus ini?

    ASD besar pirau/shunting dari atrium kiri ke atrium kanan overflow di

    sirkulasi pulmonal dilatasi arteri pulmonalis tekanan kapiler di paru-paru

    tinggi menekan bronkus fungsi flushing paru-paru terganggu infeksi

    saluran nafas berulang.

    d. Bagaimana patofisiologi sesak napas setelah beraktivitas yang dialami ayu?

    Sesak napas adalah suatu kompensasi yang dilakukan tubuh, dimana ketika

    perfusiO2yang berkurang ke periferkarena defek septum atrial tubuh berusaha

    agar O2 tetap terpenuhi dengan cara meningkatkan frekuensi pernapasan.

    e. Bagaimana patofisiologi fatigue yang dialami ayu?

    6

  • 8/2/2019 laporan sce C

    7/37

    ASD besar pirau dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan darah yang

    kaya akan oksigen (berasal dari atrium kiri) sebagian besar akan kembali lagi ke

    paru-paru dan tersisa sedikit untuk diteruskan ke ventrikel kiri cardiac output

    menurun darah pada sirkulasi sistemik berkurang suplai darah ke jaringan

    otot berkurang Kebutuhan oksigen pada saat beraktivitas tidak tercukupi

    terjadinya mekanisme anaerob pembentukan asam laktat kelelahan

    f. Mengapa berat badan ayu sulit naik pada kasus ini?

    ASD besar sering infeksi saluran nafas yang berulang metabolisme

    meningkat, intake kurang berat badan sulit naik.

    Dan juga dikarenakan pengaruh defek septum atrial yang menyebabkan asupan

    darah yang dikontraksikan dari ventrikel ke seluruh tubuh tergangganggu

    sehingga nutrisi untuk pertumubuhan dan perkembangan tubuh tidak tercukupi,

    misalnya kalsium dan fosfor untuk pertumbuhan tulang dan otot. Hal ini

    diperparah dengan infeksi berulang yang dialami Ayu yang mengakibatkan

    berat badan Ayu sulit untuk naik.

    h. Bagaimana hubungan antar gejala yang dialami ayu?

    7

    Defect Pada

    Septum atrial

    Tekanan atrium kiri

    >atrium kanan

    Volume ventrikel

    kiri menurun

    Terjadi aliran yangtinggi dari

    atrium kiri ke atrium kanan

    Volume atrium

    kanan meningkat

    Volume ventrikel

    kanan meningkat

    Curah Jantung

    Menurun

    Peningkatan Aliran

    Pulmonal

    Hipoksia Jaringan

    Ketidakadekuatan

    oksigen dan nutrisi

    ke jaringan

    Gangguan

    pertumbuhan dan

    perkembangan

  • 8/2/2019 laporan sce C

    8/37

    2. a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan fisik (vital sign)?

    BB : 15 kg, tinggi badan: 85 cm

    BMI: 15/ (0,85)2 = 20,761NORMAL

    Tapi, untuk anak umur 7 tahun, seharusnya,

    BB: (usia x 7-5) : 2 = 49-5 : 2 = 44 : 2 = 22 kg

    TB: (usia x 6 + 77) = 42 + 77 = 119 cm

    Temp: 37.1 oCNormal; 36,5-37,5

    RR: 28x/mintakipnu

    Normal: 16-24 x/menit

    HR: 100 bpm regularNormal

    Normal: 60-100 bpm

    BP: 90/70 mmHgHipotensi

    b. Bagaimana mekanisme abnormal dr hasil pemeriksaan fisik vital sign ayu?

    Hipotensi, khususnya tekanan sistolik dikarenakan ASD besar pirau

    dari atrium kiri mengalir ke atrium kanan darah yang kaya akan oksigen

    (berasal dari atrium kiri) sebagian besar akan kembali lagi ke paru-paru dan

    tersisa sedikit untuk diteruskan ke ventrikel kiri cardiac output menurun

    tekanan sistolik menurun.

    Takipnu sama seperti halnya sesak napas yang merupakan suatu

    kompensasi yang dilakukan tubuh, dimana ketika perfusiO2yang berkurang ke

    periferkarena defek septum atrial tubuh berusaha agar O2 tetap terpenuhi

    dengan cara meningkatkan frekuensi pernapasan.

    8

    Ganggun pertukaran

    Gas

    Kelemahan

    Edema Paru

    Intoleransi Aktivitas

    poor Weigh Gain

  • 8/2/2019 laporan sce C

    9/37

    3. a. Bagaimana interpretasi hasil pemerikasaan fisik dada ayu?

    precordial bulging dan hiperactive precordium, diperiksa dengan cara

    inspeksi dan palpasi. Terjadi karena pericardium berusaha keras

    mengaluarkan darah residu pada ventrikel kanan. Terlihat padapermukaan tubuh penonjolan, dan terasa getaran saat di palpasi.

    S2 fixed and widely split dengan pemeriksaan auskultasi, normalnya S2

    terdengar jelas, tidak pecah dan tidak lebar.

    Nonspecific 3/6 merupakan derajat murmur

    a. Derajat 1 : hanya terdengar dengan auskultasi yang sangat teliti.

    b. Derajat 2 : jelas, tetapi bisingnya masih halus.

    c. Derajat 3 : antara 2 dan 4.

    d. Derajat 4 : dapat teraba getaran bising.

    e. Derajat 5 : bising sangat keras. Dapat terdengar meskipun

    stetoskop sedikit terangkat dari dada.

    f. Derajat 6 : bising dapat terdengar tanpa stetoskop.

    Bising harus dinyatakan dalam x/6 dan seterusnya.

    Sistolic ejection dan mid diastolik murmur normalnya tidak ada.

    Pada skenario terdengar, mungkin disebabkan oleh gangguan katup

    akibat overload pada atrium kanan dan ventrikel kanan.

    b. Bagaimana mekanisme abnormalnya?

    Precordial bulging (hipertrofi ventrike kanan)

    Pada pemeriksaan fisik, dalam kasus ini akan terlihat bahwa dada pasien

    menjadi cembung pada bagian ventrikel kanan.

    ASD besar > overload pada bagian kanan jantung > kompensasi jantung >

    precordial bulging

    hyperactive precordium

    ASD besar > overload pada bagian kanan jantung > jantung berusaha

    mengurangi oveloadnya > jantung berkontraksi lebih cepat > hyperactive

    precordial.

    S2 yang pecah dan lebar

    9

  • 8/2/2019 laporan sce C

    10/37

    Volume overload di RV menyebabkan tertundanya penutupan katup pulmonal

    karena waktu ejeksi yang memanjang sehingga pada auskultasi akan terdengar

    bunyi jantung II yang pecah dan lebar pada saat inspirasi maupun ekspirasi.

    Vibratory sytolic ejection murmur

    ASD besar pirau dari atrium kiri ke atrium kanan overload ventrikel

    kanan banyak darah yang melalui katup pulmonal (stenosis pulmonal

    relative) timbul suara bising sistolik.

    Middiastolic rumble murmur

    Sejumlah darah yang sama juga melintasi katup trikuspid pada saat diastolik

    sehingga bila defeknya besar menyebabkan stenosis trikuspid relatif yang

    terdengar sebagai bising mid diastolik di bagian bawah tepi sternum.

    4. a. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaan penunjang (ECG dan X Ray)?

    ECG:

    - Sinus rhythm irama jantung normal, yakni aktivasi listriknya mulai dari

    nodus SA

    - RBBB pattern ( right bundle branch block) Gangguan hantaran pada

    cabang kanan sebelah distal berkas His. (rangsang dari SA nodes ke

    miokard melalui nodus AV berkas His cabang-cabang sebelah

    distalnya )

    menunjukkan pola RBBB pada 95%, yang menunjukkan beban volume

    ventrikel kanan.

    - hipertrofi atrium kanan dan ventrikel kanan Pembesaran

    Dalam kasus ASD besar (> 9mm), yang dapat mengakibatkan shunt kiri ke

    kanan klinis yang luar biasa, darah akan shunt dari atrium kiri ke atrium

    kanan. Ini darah tambahan dari atrium kiri dapat menyebabkan kelebihan

    volume kedua atrium kanan dan ventrikel kanan. Jika tidak diobati, kondisi

    ini dapat mengakibatkan pembesaran dari sisi kanan jantung dan akhirnya

    gagal jantung.

    Chest X Ray :

    - Rasio kardiothoraks 60% Kardiomegali, normalnya

  • 8/2/2019 laporan sce C

    11/37

    - increased pulmonary vascular markings bertambahnya vaskuler-vaskuler

    pulmonary pada x-ray yang biasanya terjadi karena adanya pembesaran

    organ intrathoraks.

    b. Bagaimana mekanisme abnormalnya?

    Dilatasi ventrikel kanan waktu depolarisasi ventrikel kanan

    memanjang adanya gambaran RBBB (right bundle branch block)

    pada pemeriksaan elektrokardiografi (EKG)

    Defek septum atrium darah dari atrium kanan yang terogsigenisasi

    masuk ke atrium kiri darah di atrium kiri yang sedikit oksigen

    bercampur dengan darah dari atrium kanan yang banyak mengandung

    oksigen volume atrium kanan volume ventrikel kanan

    darah yang melalui vena pulmonalis kompensasi RAH, RVH, dan

    pulmonary vascular markings tampak RAH dan RVH pada EKG, dan

    pulmonary vascular markings pada Chest X Ray

    c. Bagaimana cara menghitung rasio kardiothoraks?

    Cara menghitung rasio kardiotoraks yakni dengan penghitungan jarak

    dari garis atau batas yang telah kita tentukan pada foto thorax pasien, rumusnya

    yakni

    CTR = (A+B)/C

    Dimana :

    CTR : rasio kardiotoraks

    A : jarak mediastinum posterior dengan batas terjauh jantung kanan

    B : jarak mediastinum posterior dengan batas terjauh jantung kiri

    11

  • 8/2/2019 laporan sce C

    12/37

    C : jarak bayangan terluar dinding thorax

    Apabila hasil yang didapat menunjukkan > 0,5 atau >50% artinya sudah terjadi

    kardiomegali pada psien tersebut.

    5. Bagaimana DD dalam kasus ini?

    a. Primary Atrial Septal Defect. ECG : LAD

    b. Partial Anomalous Pulmonary Vein Drainage (vena pulmonalis tidak

    semuanya masuk ke atrium kiri)

    c. Pulmonary Stenosis

    d. Innocent Murmur (ada murmur walaupun tidak ada kelainan jantung)

    Symptoms and

    SignPDA VSD ASD

    Shortness of

    breath+ + +

    Anorexia + - +

    Hipertrofi LV, LA

    LA, LV, RV (jika

    defek sudah

    besar)

    RA, RV

    Letak MurmurUpper left sterna

    border 2

    Lower left sternal

    border 3

    Lower left

    sternal border

    Jenis MurmurMachinery

    systolicHolosystolic Ejection systolic

    Grade 1-4 2-3 2-5

    6. Bagaimana cara penegakan diagnosis dan WD pada kasus ini?

    a. Anamnesis

    1). Riwayat gestasi dan kelahiran : premature, kebiasaan dan

    konsumsi ibu saat mengandung, cara kelahiran

    2). Riwayat penyakit pasien : infeksi saluran nafas

    3). Riwayat penyakit keluarga : riwayat penyakit cardiovascular

    4). Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek

    (sianosis, aktivitas terbatas)

    12

  • 8/2/2019 laporan sce C

    13/37

    5). Kaji adanya tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas,

    retraksi, bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur), edera tungkai,

    hepatomegali, angina, palpitasi, sinkop.

    6). Kaji pola makan, pola pertambahan berat badan

    7). Pengkajian psikososial meliputi : usia anak, tugas perkembangan

    anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap

    penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress.

    b. Pemeriksaan fisik

    1). 15 kg dan 85 cm : underweight, marasmus

    2). 37,5 OC : normal tinggi

    3). RR 28 x/menit : takipnea

    4). HR 100 x/menit regular : normal

    5). BP 90/70 mmHg : hipotensi, pelebaran jarak sistolik

    dengan diastolic, PDA, VSD

    6). Chest precordial bulging : kardiomegali

    7). Hyperactive precordium : peningkatan aktivitas ventrikel

    kiri

    8). A systolic thrill in the upper left sterna borders : murmur grade 4 ataulebih

    9). A grade 3/6 continuous murmur at the left infraclavicular area :

    c. Pemeriksaan penunjang

    Chest x-ray

    1). CTR 60% : kardiomegali

    2). upward apex : RVH

    3). Increase pulmonary vascular markings : overload vascular paru-

    paru

    ECG

    1). Sinus rhytm : normal

    2). Right atrial hypertrophy : overload

    3). Right ventricle hypertrophy : overload

    4). Right bundle branch block (RBBB) pattern : Dilatasi ventrikel

    kanan mengakibatkan waktu depolarisasi ventrikel kanan memanjang.

    13

  • 8/2/2019 laporan sce C

    14/37

    Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

    penunjang Ayu mengalami ASD besar.

    7. Apa etiologi penyakit dalam kasus ini?

    Jantung membentuk selama 8 minggu pertama perkembangan janin. Ini dimulai

    sebagai tabung hampa, kemudian partisi dalam tabung mengembangkan yang

    akhirnya menjadi septa (atau dinding) membagi sisi kanan jantung dari kiri.

    Defek septum atrium terjadi ketika proses partisi tidak terjadi sepenuhnya,

    meninggalkan sebuah lubang di septum atrium.

    Beberapa cacat jantung bawaan mungkin memiliki link genetik, baik yang

    terjadi karena cacat pada gen, kelainan kromosom, atau paparan lingkungan,

    menyebabkan masalah jantung lebih sering terjadi dalam keluarga tertentu.

    Defek septum atrium Kebanyakan terjadi secara sporadis (secara kebetulan),

    tanpa alasan yang jelas bagi perkembangan mereka.

    Faktor-faktor penyebab tersebut diantaranya :

    1. Faktor Prenatal

    a. Ibu menderita infeksi Rubella

    b. Ibu alkoholisme

    c. Umur ibu lebih dari 40 tahun

    d. Ibu menderita IDDM

    e. Ibu meminum obat-obatan penenang atau jamu

    2. Faktor genetik

    a. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB

    b. Ayah atau ibu menderita PJB

    c. Kelainan kromosom misalnya Sindroma Down

    d. Lahir dengan kelainan bawaan lain

    8. Bagaimana epidemiologi penyakit dalam kasus ini?

    14

  • 8/2/2019 laporan sce C

    15/37

    ASD terdapat pada lebih kurang 10% dari seluruh kasus penyakit jantung

    bawaan. Lebih sering ditemiukan pada anak perempuan dibanding laki-laki

    dengan perbandingan 1,5-2:1. Angka kejadian ASD berkisar 1 dari 1500

    kelahiran hidup.

    9. Apa faktor resiko penyakit ini?

    Faktor lingkungan bisa menjadi faktor resiko terjadinya defek septum atrial.

    Seringnya terpapar dengan sinar radioaktif dipercaya dapat menjadifaktor

    pencetus terjadinya penyakit jantung kongenital pada bayi. Faktor obat-obat

    teratogenik dan infeksi virus pun bisa memicu teradinya penyakit jantung

    kongenital. Obat yang terbukti teratogenik seperti talidomid, antagonis asam

    folat, dextroamfetamin. Sedangkan obat-obatan yang diduga teratogen yaitu

    antikonvulsan, litium kloride, alkhohol, estrogen/progesteron. Infeksi virus yang

    dapat memicu penyakit jantung kongenital yaitu infeksi virus rubella dan

    herpes.

    10. Bagaimana patogenesis penyakit dalam kasus ini?

    Pasien dengan defek septum atrium mempunyai beban pada sisi kanan jantung,

    akibat pirau dari atrium kiri ke atrium kanan. Left to right shunt menyebabkan

    atrium kanan dilatasi, volume ventrikel kanan overload dan terjadi peningkatan

    aliran darah pulmonal.

    11. Bagaimana manifestasi klinis penyakit ini?

    a. Adanya Dispneab. Kecenderungan infeksi pada jalan nafas

    c. Palpitasi

    d. Kardiomegali

    e. atrium dan ventrikel kanan membesar

    f. Diastolik meningkat

    g. Sistolik Rendah

    15

  • 8/2/2019 laporan sce C

    16/37

    12. Bagaimana tatalaksana pada kasus ini?

    Terapi medis

    1. Pembedahan penutupan defek dianjurkan pada saat anak berusia 5-10 tahun.Prognosis sangat ditentukan oleh resistensi kapiler paru, dan bila terjadi

    sindrome Eisenmenger, umumnya menunjukkan prognosis buruk.

    2. Amplazer Septal Ocluder

    3. Sadap jantung (bila diperlukan).

    Penatalaksanaan :

    1. PembedahanUntuk tujuan praktis, penderita dengan defek sekat atrium dirujuk ke ahli bedah untuk

    penutupan bila diagnosis pasti. Berdalih tentang pembedahan jantung yang didasarkan

    pada ukuran shunt menempatkan lebih pada kepercayaan terhadap data dari pada alasan

    yang diberikan. Dengan terbuktinya defek sekat atrium dengan shunt dari kiri ke kanan

    pada anak yang umurnya lebih dari 3 tahun, penutupan adalah beralasan. Agar

    terdeteksi, shunt dari kiri ke kanan harus memungkinkan rasio QP/QS sekurang-

    kurangnya 1,5 : 1 ; karenanya mencatat adanya shunt merupakan bukti cukup untuk

    maju terus. Dalam tahun pertama atau kedua, ada beberapa manfaat menunda sampai

    pasti bahwa defek tidak akan menutup secara spontan.

    2. Penutupan Defek Sekat Atrium dengan kateter.

    Alat payung ganda yang dimasukan dengan kateter jantung sekarang digunakan

    untuk menutup banyak defek sekat atrium. Defek yang lebih kecil dan terletak

    lebih sentral terutama cocok untuk pendekatan ini. Kesukaran yang nyata yaitu

    dekatnya katup atrioventrikular dan bangunan lain, seperti orifisium vena kava,

    adalah nyata dan hingga sekarang, sistem untuk memasukkan alat cukup besar

    menutup defek yang besar tidak tersedia. Keinginan untuk menghindari

    pemotongan intratorak dan membuka jantung jelas. Langkah yang paling

    penting pada penutupan defek sekat atrium transkateter adalah penilaian yang

    tepat mengenai jumlah, ukuran dan lokasi defek. Defek yang lebih besar dari

    pada diameter 25 mm, defek multipel termasuk defek di luar fosa ovalis, defek

    16

  • 8/2/2019 laporan sce C

    17/37

    sinus venosus yang meluas ke dalam vena kava, dan defek dengan tepi jaringan

    kurang dari 3-6 mm dari katup trikuspidal atau vena pulmonalis kanan dihindari.

    3. Terapi intervensi non bedah

    Aso adalah alat khusus yang dibuat untuk menutup ASD tipe sekundum secara

    non bedah yang dipasang melalui kateter secara perkutaneus lewat pembuluh

    darah di lipat paha (arteri femoralis). Alat ini terdiri dari 2 buah cakram yang

    dihubungkan dengan pinggang pendek dan terbuat dari anyaman kawat nitinol

    yang dapat teregang menyesuaikan diri dengan ukuran ASD. Di dalamnya ada

    patch dan benang polyester yang dapat merangsang trombosis sehingga

    lubang/komunikasi antara atrium kiri dan kanan akan tertutup sempurna.

    Operasi harus segera dilakukan bila:

    Jantung sangat membesar

    Dyspnoe deffort yang berat atau sering ada serangan bronchitis.

    Kenaikan tekanan pada arteri pulmonalis.

    13. Apa komplikasi dari penyakit ini?

    a. Gagal Jantunngb. Penyakit pembuluh darah paru

    c. Endokarditis

    d. Aritmia

    14. Bagaimana prognosis penyakit dalam kasus ini?

    Biasanya ASD dapat ditoleransi dengan baik pada bayi maupun pada

    anak. Hanya kadang-kadang pada ASD dengan shunt yang besar menimbulkan

    gejala-gejala gagal jantung, dan pada keadaan ini perlu dibantu dengan digitalis.

    Kalau dengan digitalis tidak berhasil perlu dioperasi, untuk ASD dengan shunt

    yang besar, operasi segera dipikirkan, guna mencegah terjadinya hipertensi

    pulmonal. Hipertensi pulmonal pada ASD jarang sekali terjadi pada anak. Umur

    harapan penderita ASD sangat tergantung pada besarnya shunt. Bila shunt kecil

    dan tekanan darah pada ventrikel kanan normal operasi tedak perlu dilakukan.

    Echocardiografi diperlukan untuk mengetahui lokasi, besar shunt dan

    besardefectyang terjadi.

    17

  • 8/2/2019 laporan sce C

    18/37

    15. Apa KDU berdasarkan kasus ini?

    3B yaitu Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan

    pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :

    pemeriksaan laboratorium sederhana atauX-ray). Dokter dapat memutuskan dan

    memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus

    gawat darurat).

    VII.2 Learning Issue

    VII.2.1 ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG

    18

  • 8/2/2019 laporan sce C

    19/37

    1. Ukuran,Posisi atau letak Jantung

    Ukuran jantung manusia mendekati ukuran kepalan tangannya atau dengan

    ukuran panjang kira-kira 5" (12cm) dan lebar sekitar 3,5" (9cm). Jantung terletak di

    belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua paru-paru dan

    bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak dibagian bawah sternal

    notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari midline sternum , 2/3 nya disebelah

    kiri dari midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung di interkostal ke-5 atau

    tepatnya di bawah puting susu sebelah kiri.

    2. Lapisan Pembungkus Jantung

    Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardium, di

    mana lapisan perikardium ini di bagi menjadi 3 lapisan, yaitu :

    Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang melindungi

    jantung ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan fibrosa bersifat sangat keras

    dan bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam sternum rongga thorax,

    disamping itu lapisan fibrosa ini termasuk penghubung antara jaringan, khususnya

    pembuluh darah besar yang menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava, aorta,

    pulmonal arteri dan vena pulmonal).

    Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa.

    Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar dari otot

    jantung atau epikardium.

    Diantara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat

    ruang atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut dengan

    cairan perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari gesekan-

    19

  • 8/2/2019 laporan sce C

    20/37

    gesekan yang berlebihan saat jantung berdenyut atau berkontraksi. Banyaknya cairan

    perikardium ini antara 15 - 50 ml, dan tidak boleh kurang atau lebih karena akan

    mempengaruhi fungsi kerja jantung.

    3. Lapisan dinding Jantung

    Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral

    Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas

    kemampuan kontraksi jantung.

    Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis endotel

    sel yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin untuk aliran

    darah, seperti halnya pada sel-sel endotel pada pembuluh darah lainnya.

    4. Katup Jantung

    Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup atrioventrikuler dan katup

    semilunar. Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang

    menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup atrioventrikuler

    yang lain adalah katup yang menghubungkan antara atrium kiri dengan ventrikel kiri

    yang dinamakan dengan katup mitral atau bicuspid.

    Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang menghubungkan

    antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup semilunar yang lain adalah katup

    yang menghubungkan antara ventrikel kiri dengan asendence aorta yaitu katup aorta.

    Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung sebelumnya

    sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi atau diastolik. Tiap bagian

    daun katup jantung diikat oleh chordae tendinea sehingga pada saat kontraksi daun

    20

  • 8/2/2019 laporan sce C

    21/37

    katup tidak terdorong masuk keruang sebelumnya yang bertekanan rendah. Chordae

    tendinea sendiri berikatan dengan otot yang disebut muskulus papilaris.

    5. Ruang Jantung

    Jantung kita dibagi menjadi 2 bagian ruang, yaitu :

    1. Atrium (serambi)

    2. Ventrikel (bilik)

    Kedua atrium bagian dalam dibatasi oleh septal atrium. Ada bagian septal

    atrium yang mengalami depresi atau yang dinamakan fossa ovalis, yaitu bagian septal

    atrium yang mengalami depresi disebabkan karena penutupan foramen ovale saat kita

    lahir.

    Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel, baik ventrikel

    maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang mana bagian lapisan dalam

    dari masing-masing ruangan dilapisi oleh sel endotelium yang kontak langsung dengan

    darah. Bagian otot jantung di bagian dalam ventrikel yang berupa tonjolan-tonjolan

    yang tidak beraturan dinamakan trabecula. Kedua otot atrium dan ventrikel

    dihubungkan dengan jaringan penghubung yang juga membentuk katup jatung

    dinamakan sulcus coronary, dan 2 sulcus yang lain adalah anterior dan posterior

    interventrikuler yang keduanya menghubungkan dan memisahkan antara kiri dan kanan

    kedua ventrikel.

    6. Perdarahan jantung

    Ada beberapa pembuluh besar yang perlu diketahui, yaitu:

    Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian atas

    diafragma menuju atrium kanan.

    Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari bagian bawah

    diafragma ke atrium kanan.

    Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor dari jantung

    sendiri.

    Pulmonary Trunk, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah kotor dari

    ventrikel kanan ke arteri pulmonalis

    Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah kotor

    dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.

    21

  • 8/2/2019 laporan sce C

    22/37

    Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa darah bersih

    dari kedua paru-paru ke atrium kiri.

    Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah bersih dari

    ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung jawab dengan organ tubuh

    bagian atas.

    Descending Aorta, yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan bertanggung

    jawab dengan organ tubuh bagian bawah.

    Arteri Koroner

    Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik, dimana muara

    arteri koroner berada dekat dengan katup aorta atau tepatnya di sinus valsava. Arteri

    koroner dibagi dua,yaitu:

    1.Arteri koroner kanan

    Arteri koroner kanan bertanggung jawab mensuplai darah ke atrium kanan,

    ventrikel kanan,permukaan bawah dan belakang ventrikel kiri, 90% mensuplai AV

    Node,dan 55% mensuplai SA Node.

    2.Arteri koroner kiri

    Arteri koroner kiri mempunyai 2 cabang yaitu LAD (Left Anterior

    Desenden)dan arteri sirkumflek. Kedua arteri ini melingkari jantung dalam dua lekuk

    anatomis eksterna, yaitu sulcus coronary atau sulcus atrioventrikuler yang melingkari

    jantung diantara atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu sulcus interventrikuler yang

    memisahkan kedua ventrikel. Pertemuan kedua lekuk ini dibagian permukaan posterior

    jantung yang merupakan bagian dari jantung yang sangat penting yaitu kruks jantung.

    Nodus AV node berada pada titik ini.

    LAD arteri bertanggung jawab untuk mensuplai darah untuk otot ventrikel kiri

    dan kanan, serta bagian interventrikuler septum. Sirkumflex arteri bertanggung jawab

    untuk mensuplai 45% darah untuk atrium kiri dan ventrikel kiri, 10% bertanggung

    jawab mensuplai SA node.

    7. Siklus Jantung

    Dari atrium kanan, darah akan dipompakan ke ventrikel kanan melewati katup

    trikuspid. Dari ventrikel kanan, darah dipompakan ke paru-paru untuk mendapatkan

    oksigen melewati:

    - Katup pulmonal

    - Pulmonal Trunk

    22

  • 8/2/2019 laporan sce C

    23/37

    - Empat (4) arteri pulmonalis, 2 ke paru-paru kanan dan 2 ke paru-paru kiri

    Darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru akan di alirkan kembali ke

    jantung melalui 4 vena pulmonalis (2 dari paru-paru kanan dan 2 dari paru-paru

    kiri)menuju atrium kiri. Dari atrium kiri darah akan dipompakan ke ventrikel kiri

    melewati katup biskupid atau katup mitral.

    Dari ventrikel kiri darah akan di pompakan ke seluruh tubuh termasuk jantung

    (melalui sinus valsava) sendiri melewati katup aorta. Dari seluruh tubuh,darah balik lagi

    ke jantung melewati vena kava superior,vena kava inferior dan sinus koronarius menuju

    atrium kanan.

    7.2.2 EMBRIOLOGI JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH

    Perkembangan Anatomi Jantung pada trimester I hingga 3 tahun

    Jantung bayi saat baru lahir amat berbeda dengan jantung saat berumur 3 tahun,

    saat berumur 3 tahun, jantung sang bayi sudah berada dalam keadaan normal seperti

    orang dewasa, yaitu sirkulasi darahnya berupa darah ke paru-paru melalui ruang jantung

    sebelah kanan dan darah ke bagian tubuh lainnya melalui ruang jantung sebelah kiri.

    Pada bayi yang baru lahir, darah yang berasal dari tubuh selain paru-paru seharusnya kejantung bagian kanan, namun ada pula yang mengalir ke jantung bagian kiri, lalu darah

    masuk ke paru-paru yang seharusnya lewat jantung bagian kanan, juga mendapat

    tambahan darah dari jantung bagian kiri.

    Embriologi pada trismester 1

    Pembentukan angioblas (pertengahan minggu ke-3)

    Pembentukan tabung jantung dan mulai meluas dengan menerima aliran darah

    vena dari katup kaudalnya dan mulai memompakan darah keluar dari lengkung

    aorta pertama menuju ke aorta dorsalis

    Pembentukan 3 lapisan jantung, yaitu endokardium, miokardium, dan epikardium

    atau pericardium visceral

    Pemanjangan dan pembengkokkan bentuk jantung (hari ke-23 sampai 28)

    23

  • 8/2/2019 laporan sce C

    24/37

    Perkembangan sinus venosus (pertengahan minggu ke-4)

    Pembentukan sekat-sekat jantung (antara hari ke 27- 37)

    Pembentukan sekat di dalam atrium komunis dan kanalis atrioventrikularis (akhirminggu ke4)

    Diferensiasi atrium selanjutnya

    Pembentukkan katup-katup atrioventrikuler yang dibantu dengan adanya muskuli

    papillares dan korda tendinea

    Pembentukan sekat pada trunkus arteriosus dank onus kordis (minggu ke-5)

    Pembentukkan sekat di dalam ventrikel (menjelang akhir minggu ke-4)

    Pembentukkan katup semilunaris

    Pembentukkan system konduksi jantung

    Kelainan pembentukan organ (malformasi) paling banyak terjadi pada trimester

    pertama (12 minggu pertama) kehamilan, yang merupakan masa-masa pembentukan

    organ dimana embrio sangat rentan terhadap efek obat-obatan atau virus. Karena itu

    seorang wanita hamil sebaiknya tidak menjalani immunisasi atau mengkonsumsi obat-

    obatan pada trimester pertama kecuali sangat penting untuk melindungi kesehatannya.

    Pemberian obat-obatan yang diketahui dapat menyebabkan malformasi harus dihindari.

    Embriologi Pembuluh Darah

    Lengkung Aorta

    Ketika lengkung faring terbentuk pada minggun keempat dan kelima, setiap

    lengkung mempunyai saraf cranial dan arterinya sendiri-sendiri. Arteri-arteri ini disebut

    sebagai lengkung-lengkung aorta dan berasal dari sakus aortikus, bagian paling

    distal dari trunkus arteriosus. Lengkung aorta terbenam di dalam mesenkim lengkung

    faring dan berakhir pada aorta dorsalis kiri dan kanan. Lengkung faring dan pembuluh

    darah terbentuk berurutan dari cranial sampai caudal, sehingga tidak semua lenkung dan

    pembukuh darah tersebut terdapay pada waktu yagn bersamaan. Sakus aortikus ikut

    membentuk satu cabang untuk setiap kali terbentuk lenkung baru, sehingga totalnya

    24

  • 8/2/2019 laporan sce C

    25/37

    terdapat lima pasang arteri(lengkung kelima tidak pernah terbentuk/ terbentuk tidak

    sempurna lalu mengalami regresi) yang kelimanya diberi angka I, II, III,IV, dan VI.

    (gambar 12.33)

    Pemisahan trunkus arteriosus oleh septum aortikopulmonalis membagi saluran

    keluar jantung menjadi aorta ventral dan arteri pulmonalis pada minggu kelima. Sakus

    aortikus kemudian membentuk kornu kanan dan kiri, yang selanjutnya masing-masing

    membentuk arteri brakiosefalika dan segmen proksimal lengkung aorta. (gambar

    12.34, B dan C)4

    25

  • 8/2/2019 laporan sce C

    26/37

    Pada hari ke-27, lengkung aorta pertama sudah menghilang (gambar 12.33).

    teteapi sebagian kecil tetap menetap sebagai arteri maksillaris. Demikian pula,

    lengkung aorta kedua akan segera menghilang juga. Bagian yang tersisa daru

    lengkung ini adalah arteri hioidea dan arteri stapedia. Lenkung ketiga besar,

    lengkung keempat dan keenam sedang dalam proses terbentuk. Meskipun lengkun

    keenam belum terbentuk , arteri pulmonalis primitive sudah Nampak sebagai sebuah

    cabang besar (gambar 12.33, A)

    Pada mudiagh usia 29 hari, lengkung aorta pertama dan kedua sudah

    menghilang (gambar 12.33B). Lengkung ketiga, keempat, dan keenam menjadi

    pembuluh darah besar. Sakus trukoaortikus telah terbagi sehingga lengkung keenam

    kinin berlanjut dengan trunkus pulmonalis.

    Selanjutnya terjadi perubahan-perubahan sebagai berikut:

    1. Lengkung aorta ketiga membentuk arteri karotis komunis dan bagian

    pertama dari arteri karotis interna. Bagian lain karotis interna dibentuk oleh

    bagian cranial aorta dorsalis. Arteri karotis eksterna merupakan sebuah

    cabang kecil dari lengkung aorta ketiga.

    2.Lengkung aorta keempat baik di sisi kiri maupun kanan tetap ada. Pada sisikiri, lengkung keempat membentuk bagian dari lengkung aorta, di antara arteri

    karotis komunis kiri dan arteri subklavia kiri. Di sisi kanan, lengkung keempat

    membentuk segmen paling proksimal arteri subklavia kanan, yang bagian

    distalnya dibentuk oleh sebagian dari aorta dorsalis kanan dan arteri

    intersegmentalis ketujuh. (gambar12.34 B)

    3. Lengkung aorta kelima tidak pernah terbentuk atau terbentuk tidak sempurna

    dan kemudian mengalami regresi.

    4. Lengkung aorta keenam, yang juga disebut lengkung pulmonal,

    mempercabangkan sebuah cabang yang penting yang tumbuh kea rah tunas paru

    yang sedang berkembang (gambar 12.33B). pada sisi kanan, bagian

    proksimalnya menjadi segmen proksimal arteri pulmonalis kanan. Bagian distal

    lengkung ini terputus hubungannya dengan aorta dorsalis dan menghilang. Pada

    sisi kiri, bagian distalnya tetap ada selama kehidupan dalam kandungan sebagai

    duktus arteriosus.4

    26

  • 8/2/2019 laporan sce C

    27/37

    7.2.3 PENYAKIT JANTUNG KONGENITAL

    Merupakan penyakit jantung yang terjadi akibat kelainan dalam perkembangan

    jantung dan pembuluh darah sehingga dapat mengganggu dalamfungsi jantung dan

    sirkulasi darah jantung atau yang dapat mengakibatkan sianosis dan asianosis. Panyakit

    jantung kongenital secara umum terdiri atas dua kelompok yaitu sianosisdan asianosis.

    Pada kelompok sianosis tidak terjadi pencampuran darah yang teroksigenasi dalam

    sirkulasi sistemik, sedangkan pada asianosis terjadi percampuran sirkulasi pulmoner

    dan sistemik.

    ASD (Atr ia l septa l defect )

    Aadalah lubang abnormal pada sekat yang memisahkan kedua belah

    atriumsehingga terjadi pengaliran darah dari atrium kiri yang bertekanan tinggi

    kedalamatrium kanan yang bertekanan rendah ( Rudolph, 2006). Prefalensi ASD pada

    remaja lebih tinggi dibandingkan pada masa bayi dan anak,oleh karena itu sebagian

    besar penderita asimtomatik sehingga diagnosis baruditegakkan setelah anak besar atau

    remaja.

    1. Klasifikasi ASD

    ASD diklasifikasikan menjadi:

    Defek Sinus Venosus Defek ini terletak di bagian superior dan posterior sekat,sangat dekat dengan vena kava superior. Juga dekat dengan salah satu muara

    vena pulmonalis.

    Defek Sekat Sekundum Defek ini terletak di tengah sekat atrium. Defek ini

    juga terletak pada foramen ovale.

    Defek Sekat Primum Defek ini terletak dibagian bawah sekat primum,

    dibagian bawah hanya di batasi oleh sekat ventrikel, dan terjadi karena gagal

    pertumbuhan sekat primum. Defek sekat primum dikenal dengan ASD I,Defek sinus Venosus dan defek sekat sekundum dikenal dengan ASD I

    2. Etiologi ASD

    a. F a k t o r g e n e t i k , Resiko penyakit jantung kongenital meningkat

    2 sampai 6% jika terdapat riwayatkeluarga yang terkena sebelumnya. Selain

    itu, 5-8% penderita penyakit jantungkongenital mempunyai keterkaitan

    dengan kelainan kromosom.

    27

  • 8/2/2019 laporan sce C

    28/37

    b. F a k t o r l i n g k u n g a n , Penyakit jantung kongenital juga

    dihubungkan dengan lingkungan ibu selamakehamilan. Seringnya terpapar

    dengan sinar radioaktif dipercaya dapat menjadifaktor pencetus terjadinya

    penyakit jantung kongenital pada bayi.

    c. O b a t - o b a t a n , Meliputi obat-obatan yang dikonsumsi ibu selama

    masa kehamilan, misalnyalitium, etanol, thalidomide, dan agen

    antikonsulvan.

    d. K e s e h a t a n i b u , Beberapa penyakit yang di derita oleh ibu hamil

    dapat berakibat pada janinnya, misalnya diabetes mellitus, fenilketouria,

    lupus eritematusus siskemik, sindrom rubella kongenital.

    3. Penegakan Diagnosis

    Pemeriksaan fisik

    Ditemukan pulsasi ventrikel kanan pada daerah parasternal kanan.

    Wide fixed splitting bunyi jantung kedua (S2) walaupun tidak selalu ada.

    Bising sistolik tipe ejeksi pada daerah pulmonal pada garis sternal kiri atas.

    Bising mid diastolik pada daerah trikuspid,dapat menyebar ke apeks.

    Bunyi jantung kedua (S2) mengeras di daerah pulmonal akibat kenaikan tekanan

    pulmonal.

    Bising-bising yang terjadi pada ASD merupakan bising fungsional akibat adanya

    beban volume yang besar pada jantung kanan.

    Sianosis jarang ditemukan kecuali bila defek besar ,defek sinus

    koronarius,kelainan vaskular paru,stenosis pulmonal,atau bila disertai anomali

    Ebstein.

    Pemeriksaan Penunjang

    28

  • 8/2/2019 laporan sce C

    29/37

    Elektrokardigrafi

    Menunjukkan aksis ke kanan akibat defek ostium primum,blok bundel

    kanan,hipertrofi ventrikel kanan,interval PR memanjang,aksis gelombang P

    abnormal.

    Foto Rontgen Dada

    - Pada foto lateral terlihat daerah retrosternal terisi,akibat pembesaran ventrikel

    kanan.

    - Dilatasi atrium kanan.

    - Segmen pulmonal menonjol,corakan vaskular paru prominen.

    Ekokardiografi

    - Dengan menggunakan ekokardiografi transtorakal(ETT) dan doppler berwarna

    dapat ditentukan lokasi defek septum ,arah pirau,ukuran atrium dan ventrikel

    kanan,keterlibatan katup mitral misalnya prolaps yang memang sering terjadi pada

    ASD.

    - Ekokardiografi transesofageal(ETE) dapat dilakukan pengukuran besar defek

    secara presisi sehingga dapat membantu dalam tindakan penutupan ASD

    perkutan,juga kelainan yang menyertai.

    Kateterisasi Jantung

    Pemeriksaan ini diperlukan guna:

    - Melihat adanya peningkatan saturasi oksigen di atrium kanan.

    - Mengukur rasio besarnya aliran pulmonal dan sistemik.

    - Menetapkan tekanan dan resistensi arteri pulmonalis.

    - Evaluasi anomali aliran vena pulmonalis.

    29

  • 8/2/2019 laporan sce C

    30/37

    - Angiografi koroner selektif pada kelompok umur yang lebih tua,sebelum

    tindakan operasi penutupan ASD.

    Magnetic Resonance Imaging

    - Sebagai tambahan dalam menentukan adanya dan lokasi ASD.

    - Evaluasi anomali aliran vena,bila belum bisa dibuktikan dengan modalitas lain.

    - Estimasi Qp/Qs

    4. Patofisiologi

    Akibatnya adanya celah patologis antara atrium kanan dan atrium kiri,

    sehingga beban pada sisi kanan jantung lebih kuat, akibat adanya pirau dari atrium kiri

    ke atriumkanan. Beban tersebut merupakan beban volume (volume overload). Penyebab

    dari Atrial septal defect adalah karena tekanan atrium kiri agak melebihitekanan atrium

    kanan, maka darah mengalir dari atrium kiri ke atrium kanan sehinggaterjadi

    peningkatan aliran darah yang kaya oksigen kedalam sisi kanan jantung.

    Karena perbedaan tekanan rendah, kecepatan aliran yang tinggi tetap dapat terjadi

    karenarendahnya tahanan vascular paru dan semakin besarnya daya kembang atrium

    kanan yangselanjutnya akan mengurangi resistensi aliran. Volume darah ini ditoleransi

    dengan baik. Oleh ventrikel kanan karena dialirkan dengan tekanan yang jauh lebih

    rendahdibandingkan pada defek septum ventrikel (VSD).Meskipun terjadi pembesaran

    atrium dan ventrikel kanan, gagal jantung jarang terjadi pada ASD yang tidak

    mengalami komplikasi. Biasanya perubahan pada pembuluh darah paru hanya terjadi

    sesudah beberapa puluh tahun kemudian jika defeknya tidak diperbaiki.

    30

  • 8/2/2019 laporan sce C

    31/37

    5. Manifestasi Klinis

    Tanda dan gejalaPasien ASD mungkin tidak menunjukkan gejala (asimtomatik).

    Pada pasien ASDdapat terjadi gagal jantung kongestif. Terdengar bising jantung yang

    khas. Pasien ASD berisiko untuk mengalami disritmia atrium (yang mungkin

    disebabkan oleh pembesaranatrium dan peregangan serabut penghantar impuls jantung)

    serta kemudian mengalami penyakit obstruksi vascular pulmonalis dan pembentukan

    emboli karena peningkatan aliran darah paru yang kronis.Bila pirau cukup besar pasien

    akan mengalami sesak nafas, sering mengalami infeksi paru, dan berat badan akan

    sedikit berkurang. Jantung umumnya normal atau hanya sedikit membesar denganpulsasi ventrikel kanan teraba. Komponen aorta dan pulmonal bunyi jantung II terbelah

    lebar (wide split) yang tidak berubah saat inspirasi maupunekspirasi ( fixed split). Pada

    defek sedang sampai besar bunyi jantung I mengeras danterdapat bising ejeksi sistolik.

    Selain itu terdapat bising diastolic di daerah tricuspidakibat aliran darah yang

    berlebihan melalui katup tricuspid pada fase pengisian cepat ventrikel kanan.

    31

    Defect Pada

    Septum atrial

    Tekanan atrium kiri

    >atrium kanan

  • 8/2/2019 laporan sce C

    32/37

    6. Tatalaksana

    Indikasi Penutupan ASD:

    Pembesaran jantung pada foto toraks,dilatasi ventrikel kanan,kenaikan tekanan

    arteri pulmonalis 50% atau kurang dari tekanan aorta,tanpa pertimbangkan

    keluhan.Prognosis penutupan ASD akan sangat baik dibandingkan dengan

    pengobatan medikamentosa.Pada kelompok umur 40 tahun ke atas harus

    dipertimbangkan terjadinya aritmia atrial,apalagi kalau sebelumnya sudah

    ditemui gangguan irama.Pada kelompok ini perlu dipertimbangkan ablasi

    perkutan atau ablasi operatif saat penutupan ASD.

    32

    Volume ventrikel

    kiri menurun

    Terjadi aliran yangtinggi dari

    atrium kiri ke atrium kanan

    Volume atrium

    kanan meningkat

    Volume ventrikel

    kanan meningkat

    Curah Jantung

    Menurun

    Peningkatan Aliran

    Pulmonal

    Ganggun pertukaran

    Gas

    Hipoksia Jaringan

    Kelemahan

    Edema Paru

    Intoleransi Aktivitas

    Ketidakadekuatanoksigen dan nutrisi

    ke jaringan

    poor Weigh Gain

    Gangguan

    pertumbuhan dan

    perkembangan

  • 8/2/2019 laporan sce C

    33/37

    Adanya riwayat iskemik transient atau strok pada ASD atau foramen ovale

    persisten.

    Operasi merupakan kontraindikasi bila terjadi kenaikan resistensi vaskular

    paru 7-8 unit,atau ukuran defek kurang dari 8mm tanpa adanya keluhan dan

    pembesaran jantung kanan.

    Tindakan penutupan dapat dilakukan dengan operasi terutama untuk defek

    yang sangat besar lebih dari 40mm,atau tipe ASD selain tipe

    sekundum.Sedangkan untuk ASD sekundum dengan ukuran defek lebih kecil

    dari 40mm harus dipertimbangkan penutupan dengan kateter dengan

    meggunakan amplatzer septal occluder.Masih dibutuhkan evaluasi jangkapanjang untuk menetukan kejadian aritmia dan komplikasi tromboemboli.

    Pemantauan pasca penutupan ASD

    - Pada anak-anak tidak perlu pemantauan.

    - Pada dewasa perlu evaluasi periodik terutama bila saat operasi telah ada

    kenaikan tekanan arteri pulmonal,gangguan irama atau disfungsi ventrikel.

    - Profilaksis untuk endokarditis perlu pada ASD primum,regurgitasi katup,juga

    dianjurkan pemakaian antibiotik selama 6 bulan pada kelompok yang menjalani

    penutupan perkutan.

    Terapi medis

    1. Pembedahan penutupan defek dianjurkan pada saat anak berusia 5-10 tahun.

    Prognosis sangat ditentukan oleh resistensi kapiler paru, dan bila terjadi

    sindrome Eisenmenger, umumnya menunjukkan prognosis buruk.

    2. Amplazer Septal Ocluder

    3. Sadap jantung (bila diperlukan).

    Penatalaksanaan :

    1. Pembedahan

    Untuk tujuan praktis, penderita dengan defek sekat atrium dirujuk ke ahli bedah

    33

  • 8/2/2019 laporan sce C

    34/37

    untuk penutupan bila diagnosis pasti. Berdalih tentang pembedahan jantung

    yang didasarkan pada ukuran shunt menempatkan lebih pada kepercayaan

    terhadap data dari pada alasan yang diberikan. Dengan terbuktinya defek sekat

    atrium dengan shunt dari kiri ke kanan pada anak yang umurnya lebih dari 3

    tahun, penutupan adalah beralasan. Agar terdeteksi, shunt dari kiri ke kanan

    harus memungkinkan rasio QP/QS sekurang-kurangnya 1,5 : 1 ; karenanya

    mencatat adanya shunt merupakan bukti cukup untuk maju terus. Dalam tahun

    pertama atau kedua, ada beberapa manfaat menunda sampai pasti bahwa defek

    tidak akan menutup secara spontan. Sesudah umur 3 tahun, penundaan lebih

    lanjut jarang dibenarkan. Indikasi utama penutupan defek sekat atrium adalah

    mencegah penyakit vascular pulmonal abstruktif. Pencegahan masalah irama di

    kemudian hari dan terjadinya gagal jantung kongesif nantinya mungkin jadi

    dipertimbangkan, tetapi sebenarnya defek dapat ditutup kemudian jika masalah

    ini terjadi. Sekarang resiko pembedahan jantung untuk defek sekat atrium

    varietas sekundum benar-benar nol. Dari 430 penderita yang dioperasi di

    Rumah Sakit Anak Boston, tidak ada mortalitas kecuali untuk satu bayi kecil

    yang amat sakit yang mengalami pengikatan duktus arteriosus paten.

    Kemungkinan penutupan tidak sempurna pada pembedahan jarang. Komplikasi

    kemudian sesudah pembedahan jarang dan terutama adalah masalah dengan

    irama atrium. Berlawanan dengan pengalaman ini adalah masalah obstruksi

    vaskular pulmonal yang sangat menghancurkan pada 510 persen penderita,

    yang menderita penyakit ini. Penyakit vaskular pulmonal obstruktif hampir

    selalu mematikan dalam beberapa tahun dan dengan sendirinya cukup alasan

    untuk mempertimbangkan perbaikan bedah semua defek sekat atrium.

    2. Penutupan Defek Sekat Atrium dengan kateter.

    Alat payung ganda yang dimasukan dengan kateter jantung sekarang digunakan

    untuk menutup banyak defek sekat atrium. Defek yang lebih kecil dan terletak

    lebih sentral terutama cocok untuk pendekatan ini. Kesukaran yang nyata yaitu

    dekatnya katup atrioventrikular dan bangunan lain, seperti orifisium vena kava,

    adalah nyata dan hingga sekarang, sistem untuk memasukkan alat cukup besar

    menutup defek yang besar tidak tersedia. Keinginan untuk menghindari

    pemotongan intratorak dan membuka jantung jelas. Langkah yang paling

    penting pada penutupan defek sekat atrium transkateter adalah penilaian yang

    34

  • 8/2/2019 laporan sce C

    35/37

    tepat mengenai jumlah, ukuran dan lokasi defek. Defek yang lebih besar dari

    pada diameter 25 mm, defek multipel termasuk defek di luar fosa ovalis, defek

    sinus venosus yang meluas ke dalam vena kava, dan defek dengan tepi jaringan

    kurang dari 3-6 mm dari katup trikuspidal atau vena pulmonalis kanan dihindari.

    Untuk penderita dengan defek yang letaknya sesuai, ukuran ditentukan dengan

    menggembungkan balon dan mengukur diameter yang direntangkan. Payung

    dipilih yang 80% lebih besar daripada diameter terentang dari defek. Lengan

    distal payung dibuka pada atrium kiri dan ditarik perlahan-lahan tetapi dengan

    kuat melengkungkan sekat ke arah kanan. Kemudian, lengan sisi kanan dibuka

    dan payung didorong ke posisi netral. Lokasi yang tepat dikonfirmasikan dan

    payung dilepaskan. Penderita dimonitor semalam, besoknya pulang dan dirumat

    dengan profilaksi antibiotik selama 6-9 bulan. Seluruh penderita dengan ASD

    harus menjalani tindakan penutupan pada defek tersebut, karena ASD tidak

    dapat menutup secara spontan, dan bila tidak ditutup akan menimbulkan

    berbagai penyulit di masa dewasa. Namun kapan terapi dan tindakan perlu

    dilakukan sangat tergantung pada besar kecilnya aliran darah (pirau) dan ada

    tidaknya gagal jantung kongestif, peningkatan tekanan pembuluh darah paru

    (hipertensi pulmonal) serta penyulit lain. Sampai 5 tahun yang lalu, semua ASD

    hanya dapat ditangani dengan operasi bedah jantung terbuka. Operasi penutupan

    ASD baik dengan jahitan langsung ataupun menggunakan patch sudah

    dilakukan lebih dari 40 tahun, pertama kali dilakukan tahun 1953 oleh dr.

    Gibbson di Amerika Serikat, menyusul ditemukannya mesin bantu pompa

    jantung-paru (cardio-pulmonary bypass) setahun sebelumnya.

    Tindakan operasi ini sendiri, bila dilakukan pada saat yang tepat (tidak terlambat)

    memberikan hasil yang memuaskan, dengan risiko minimal (angka kematianoperasi 0-1%, angka kesakitan rendah). Murphy JG, et.al melaporkan survival

    (ketahanan hidup) paska opearsi mencapai 98% dalam follow up 27 tahun setelah

    tindakan bedah, pada penderita yang menjalani operasi di usia kurang dari 11

    tahun. Semakin tua usia saat dioperasi maka survival akan semakin menurun,

    berkaitan dengan sudah terjadinya komplikasi seperti peningkatan tekanan pada

    pembuluh darah paru

    3. Terapi intervensi non bedah

    35

  • 8/2/2019 laporan sce C

    36/37

    Aso adalah alat khusus yang dibuat untuk menutup ASD tipe sekundum secara

    non bedah yang dipasang melalui kateter secara perkutaneus lewat pembuluh

    darah di lipat paha (arteri femoralis). Alat ini terdiri dari 2 buah cakram yang

    dihubungkan dengan pinggang pendek dan terbuat dari anyaman kawat nitinol

    yang dapat teregang menyesuaikan diri dengan ukuran ASD. Di dalamnya ada

    patch dan benang polyester yang dapat merangsang trombosis sehingga

    lubang/komunikasi antara atrium kiri dan kanan akan tertutup sempurna.

    Operasi harus segera dilakukan bila:

    Jantung sangat membesar

    Dyspnoe deffort yang berat atau sering ada serangan bronchitis. Kenaikan tekanan pada arteri pulmonalis.

    7. Komplikasi

    Dapat terjadi gagal jantung kongestif , hipertensi pulmonal,disaritmia atrium,

    insufisiensi katup mitral dan penyakit obstruksi vaskular.

    8. Prognosis Atrial Septal Defect (ASD)

    Biasanya ASD dapat ditoleransi dengan baik pada bayi maupun pada anak. Hanya

    kadang kadang pada ASD dengan shunt yang besar menimbulkan gejala

    gejala gagal jantung, dan pada keadaan ini perlu dibantu dengan digitalis. Kalau

    dengan digitalis tidak berhasil perlu dioperasi, untuk ASD dengan shunt yang

    besar, operasi segera dipikirkan, guna mencegah terjadinya hipertensi pulmonal.

    Hipertensi pulmonal pada ASD jarang sekali terjadi pada anak. Umur harapan

    penderita ASD sangat tergantung pada besarnya shunt. Bila shunt kecil dan

    tekanan darah pada ventrikel kanan normal operasi tedak perlu dilakukan. Pada

    defek sekat atrium primum lebih sering terjadi gagal jantung dari pada ASD II.

    Gagal jantung biasanya terjadi pada umum kurang dari 5 tahun. Endokarditis

    Infektif Sub akut lebih sering terjadi pada ASD I, sedang terjadinya hipertensi

    pulmonal hampir sama dengan ASD II.

    36

  • 8/2/2019 laporan sce C

    37/37