Upload
farista-galuh-sandra
View
15
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES
IDENTITAS PRAKTIKAN
Nama : Farista Galuh Sandra
NIM : 03121403003
Kelompok : 6 (Enam)
I. NAMA PERCOBAAN : Pembuatan Medium
II. TUJUAN PERCOBAAN
1. Dapat mengetahui cara pembiakan jamur pada medium padat.
2. Dapat mengetahui cara membuat medium berfungsi untuk
mengembangbiakkan mikroorgaisme.
3. Dapat mengetahui bagaimana cara mensterilkan media.
III. DASAR TEORI
3.1. Medium
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis
mikroorganisme yang bersangkutan. Memformulasikan suatu medium atau bahan
yang dimana akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme didalamnya
harus memperhatikan berbagi macam ketentuan. Jika yang ingin kita membuat
medium untuk organisme yang bersel tunggal, biasanya air sangat penting sebagai
komponen utama protoplasma nya serta untuk masuknya nutrien ke dalam sel.
Pembuatan medium agar padat, digunakan agar-agar, gelatin atau gel
silika. Bahan agar-agar yang utama adalah galaktan (komplek karbohidrat yang
diekstrak dari alga genus gelidium). Agar akan larut atau cair pada suhu hampir
100oC dan akan cair apabila kurang lebih 43oC. Menurut Schlegel (1993) agar-
agar merupakan media tumbuh yang ideal yang diperkenalkan melalui metode
bacteriaological. Akan tetapi yang terpenting medium harus mengandung nutrien
yang merupakan substansi dengan berat molekul rendah dan mudah larut dalam
air. Nutrien ini adalah degradasi dari nutrien dengan molekul yang kompleks.
1
2
Nutrien dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar makhluk hidup, yang
meliputi air, karbon, energi, mineral dan faktor tumbuh. Untuk melakukan hal ini,
haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang diisyaratkan oleh bakteri dan juga
macam-macam dari lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya.
Inokulasi adalah salah satu hal yang sangat penting dalam usaha gaharu.
Karena resin gaharu sangat tidak mudah terjadi secara alami, sehingga perlu
campur tangan manusia seperti dengan proses pembuatan pelukaan dan
memberikan sebagai bahan pemicu produksi resin gaharu seperti cendawan dan
gahan lainnya. Cendawan yang sering diinokulasikan adalah jenis Fusarium sp.,
Phialopora parasitica, Torula sp, Aspergillus sp, Penicillium sp, Cladosporium
sp, Epicoccum granulatum, Clymndrocladium sp, Sphaeropsis sp., Botryodiplodia
theobromae, Trichoderma sp, Phomopsis sp., Chunninghamella echinulata. Pada
dasarnya cendawan tersebut membuat pelukaan yang tetap terbuka sehingga
memicu produksi resin dari jaringan kayu. Metoda inokulasi atau penyuntikan
sangat bervariasi dari besarnya lubang yang dibuat atau cara membuat lubang.
Lubang dengan diameter 5 mm dapat dilakukan dengan kedalaman 5-10 cm
dengan jarak yang lebih rapat seperti 5 cm sehingga satu pohon dapat ribuan
lubang dapat dibuat. Akan tetapi untuk lubang yang cukup besar juga akan
menyesuaikan jarak lubang sehingga pohon dapat bertahan dari tempaan angina
sehinga tidak roboh. Tingkat keberhasilan dari inokulasi pada satu pohon sangat
bervariasi atau bermacam-macam. Perhitungan yang sangat pesimis hasil budi
daya pada tahun ke 7 yaitu 1 kg gubal, 10 kg kemedangan dan 15 kg abu. Namun
berdasarkan pengalaman optimis di Thailand hasilnya mencapai 5-10 kg Gubal.
Berdasarkan konsistensi atau kepadatannya, medium dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu :
1. Medium cair/broth/liquid medium
Contoh : air pepton, nutrient broth, lactosa
2. Medium setengah padat (semi solid medium)
Contoh : sim agar, cary dan brain agar
3. Medium padat (solid medium)
3
Contoh : endo agar, PDA, nutrient agar
Medium semi solid dan solid menggunakan bahan pemadat (seperti amilum,
gelatin, selulosa dan agar-agar). Untuk medium padat atau solid kita dapat
menggunakan agar-agar dengan kadar 1,5%-1,8%, dan pada medium semi solid
kadarnya setengah dari medium padat, sedangkan pada medium cair tidak
diperlukan pemadat. Agar biakan bakteri dapat dibuat, maka medium dan alat-alat
yang diperlukan harus disterilisasi sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu suatu proses
untuk mematikan semua organisme yang dapat menjadi kontaminan. Metode yang
lazim digunakan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan
pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi
basah yang dimana menggunakan autoklaf, sedangkan jika tanpa uap air disebut
sterilisasi kering yang dimana menggunakan oven.
3.2. Media
Media merupakan suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara
(nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan
bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-
sifat fisiologis dan perhitungan jumlah suatu mikroba. Untuk menumbuhkan dan
mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut media.
Sedang media tersebut sebelum digunakan harus dalam keadaan steril, artinya
tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan.
Susunan bahan, baik berbentuk bahan alami (seperti tauge, daging, telur,
wortel dan sebagainya) ataupun bahan buatan (berbentuk senyawa kimia, organik,
ataupun anorganik) yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan
mikroba, dinamakan media. Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu
bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan atau nutrisi yang diperlukan
mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi
media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel.
Dengan media pertumbuhan yang dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi
kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya. Sehingga
pada akhirnya dapat dilakukan proses inokulasi. Memformulasikan suatu medium
4
atau bahan yang akan digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di
dalamnya harus memperhatikan berbagai macam ketentuan, seperti apabila ingin
membuat medium untuk organisme bersel tunggal, biasanya air disini sangat
penting dalam medium sebagai komponen utama protoplasmanya serta untuk
masuknya nutrien ke dalam sel. Dimana pendapat para ahli menyimpulkan bahwa
agar akan larut pada suhu hampir 100oC dan tidak akan cair apabila kurang dari
43oC dan agar merupakan media tumbuh ideal yang diperkenalkan melalui metode
bacteriaological. Pertumbuhan bakteri selain memerlukan nutrisi, juga
memerlukan pH yang tepat. Kebanyakan bakteri tidak dapat tumbuh pada kondisi
yang terlalu basa, kecuali Vibrio cholerae yang dapat hidup pada pH lebih dari 8.
Suhu juga merupakan variabel yang perlu dikendalikan.
Kelompok terbesar yaitu mesofil, pH merupakan faktor yang sangat
mempengaruhi suatu keberhasilan dalam pembuatan medium sehingga kondisi pH
yang terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba
karena mikroba tidak dapat hidup pada kondisi tersebut. Medium didiamkan atau
disimpan selama 2 x 24 jam untuk menyakinkan bahwa medium masih steril,
karena selain pH sebagai penentu tumbuhnya mikroba, alat dan medium yang
steril. Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media
diperlukan persyaratan tertentu, yaitu:
a) Bahan di dalam media harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan mikroba.
b) Media harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH sesuai
dengan kebutuhan mikroba dan media juga harus dalam keadaan steril, artinya
sebelum ditanami mikroba yang dimaksud tidak ditumbuhi oleh mikroba lain
yang tidak diharapkan.
3.3. Macam-macam Media Pertumbuhan
Adapun macam-macam media pertumbuhan, diantaranya:
1. Medium Berdasarkan Sifat Fisik
Medium padat, merupakan media yang mengandung agar 15% sehingga
setelah dingin media menjadi padat. Medium setengah padat, yaitu media yang
5
mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak
begitu cair. Medium cair, yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya
adalah NB (Nutrient Broth), LB (Lactose Broth).
2. Medium Berdasarkan Komposisi
Medium sintesis, yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia, dimana
komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya secara pasti. Medium Semi
Sintesis, yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti, misanya
PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak
kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail
tentang komposisi senyawa penyusunnya. Medium non sintesis, yaitu media yang
dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui secara pasti dan biasanya
langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar, Brain
Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.
Medium berdasarkan tujuan media untuk isolasi, media ini mengandung
semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya Nutrient Broth,
Blood Agar. Media selektif/penghambat, media yang selain mengandung nutrisi
juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan
pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang
diinginkan untuk dikembangbiakkan. Sehingga media ini hanya ditumbuhi oleh
satu atau lebih jenis mikroba tertentu tetapi mematikan untuk jenis-jenis lainnya.
Media diperkaya (enrichment), adalah media yang komponen kompleks
seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk
mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam suatu media ini tidak hanya
membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan
komponen kompleks, misalnya Blood Tellurite Agar, Bile Agar, Serum Agar, dll.
Media untuk peremajaan kultur, media umum atau spesifik yang digunakan untuk
peremajaan kultur.
Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik, Media ini digunakan
unutk mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroba. Contohnya
adalah Koser’s Citrate medium, yang biasa digunakan untuk menguji kemampuan
6
menggunakan asam sitrat sebagai sumber karbon. Media untuk karakterisasi
bakteri, Maksud media ini adalah, media yang dapat digunakan untuk mengetahui
kemempuan spesifik suatu mikroba. Kadang-kadang indikator ditambahkan untuk
menunjukkan adanya perubahan kimia. Contohnya adalah Nitrate Broth, Lactose
Broth, Arginine Agar.
Media diferensial, media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba
dari suatu campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media
diferensial, misalnya TSIA (Triple Sugar Iron Agar) yang mampu memilih
Enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran koloni dan perubahan warna
media di sekeliling koloni. Bahan-bahan media pertumbuhan, yaitu air (H2O)
yang sebagai pelarut, agar yaitu dari rumput laut yang berfungsi untuk pemadat
media. Agar sulit didegradasi oleh mikroorganisme pada umumnya dan mencair
pada suhu 45 oC.
Gelatin adalah polimer asam amino yang diproduksi dari kolagen. Gelatin
juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Kekurangannnya dari gelatin adalah
lebih banyak jenis mikroba yang tidak mampu menguraikannya dibanding agar.
silica gel yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai
pemadat media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi
mikroorganisme autotrof obligat. Nutrisi atau zat makanan, maksudnya disini
yaitu media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme
sel yaitu berupa unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg
dan unsur pelikan/trace element. Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh
berupa senyawa organik atau anorganik sesuai dengan sifat mikrobanya. Jasad
heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain dari karbohidrat, lemak,
protein dan asam organik. Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau
senyawa bernitrogen lain. Sejumlah mikroba yang dapat menggunakan sumber N
anorganik seperti urea.Vitamin-vitamin. Ada beberapa bahan tambahan yang bisa
digunakan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu,
misalnya phenol red sebagai indikator asam-basa ditambahkan untuk indikator
perubahan pH akibat produksi asam organik hasil metabolisme.
7
Berikut ini adalah bahan-bahan yang sering digunakan dalam pembuatan
media,yaitu:
1. Agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat
dari beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling)
yang pertama kali digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat
media. Jika dicampur dengan air dingin, agar tidak akan larut. Untuk dapat
melarutkannya harus diaduk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan berkali-
kali atau dengan sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar,
terutama pada pH yang asam
2. Peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver,
darah, susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai.
3. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol. Yeast
extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B complex).
4. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan
gas dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunkan dalam amilum,
glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, manitol. Konsentrasi yang ditambahkan
untuk analisis fermentasi adalah 0,5-1%.
3.4. Bentuk, Susunan, dan Sifat dari Mikroba
Mikroba memiliki bentuk susunan dan sifat yang berbeda karena itu
penggunaan suatu mikroba yang dimana bukan hanya untuk semata pertumbuhan
dan perkembangbiakannya saja. Tetapi pada laporan ini akan dijelaskan mengenai
bentuk, susunan, dan sifat dari mikroba, yaitu bentuk, susunan, dan sifat media
ditentukan oleh pemadat, seperti agar-agar, gelatin dan sebagainya, maka bentuk
media dikenal 3 (tiga) jenis, diantaranya adalah:
1. Media Padat, jumlah tepung agar-agar yang ditambahkan tergantung kepada
jenis atau kelompok mikroba yang ditanamkan. Ada yang memerlukan kadar
air tinggi, sehingga jumlah tepung agar-agar harus rendah, tetapi ada pula yang
memerlukan kandungan air rendah sehingga penambahan tepung agar-agar agak
banyak. Media pada umumnya sangat diperlukan untuk ragi, bakteri, jamur dan
kadang juga mikro alga.
8
2. Media cair, kalau ke dalam media tidak ditambahkan zat pemadat, biasanya
media cair digunakan untuk membiakkan mikro alga, tetapi juga mikroba lain
juga terutama bakteri dan ragi.
3. Media semi padat dan semi cair, kalau penambahan zat pemadat hanya 50 %
atau kurang dari yang seharusnya. Ini umumnya diperlukan untuk mikroba
yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup anaerobik atau fakultatif.
Susunan, sesuai dengan fungsiologis dari masing-masing unsur hara yang
terdapat dalam media, maka susunan media pada semua jenis-jenis mempunyai
kesamaan isi, yaitu kandungan air, kandungan nitrogen, kandungan sumber energi
atau unsur C, kandungan vitamin. Berdasarkan pada persyaratan tersebut susunan
media dapat berbentuk, yaitu:
a) Media alami, merupakan media yang disusun oleh bahan-bahan alami, seperti
kentang, tepung, daging, dan sebagainya. Contoh yang paling banyak adalah
telur untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan virus.
b) Media semisintetis, adalah media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan
alami dan bahan-bahan sintesis, misalnya kaldu nutrisi, touge agar, wortel
agar.
c) Media sintetik, adalah media yang disusun oleh senyawa kimia, seperti media
untuk pertumbuhan dan perkembangbiakkan bakteri Clostridium. Sifat dari
penggunaan mikroba bukan hanya pada pertumbuhan dan perkembangbiakkan
dalam mikroba saja, tetapi juga untuk tujuan lain, yaitu untuk isolasi, seleksi,
evaluasi, dan diferensiasi biakkan yang didapatkan.
Berdasarkan pada sifat-sifatnya, media dibedakan menjadi berikut:
a) Media umum, merupakan media yang digunakan untuk perkembangbiakkan
dan pertumbuhan satu atau lebih mikroba secara umum, seperti kaldu nutrisi
untuk bakteri. Contoh, agar nutrisi untuk bakteri, agar tauge atau agar kentang
desktrose untuk jamur. Dan memiliki banyak bakteri yang dapat membantu.
b) Media pengaya, media ini dipergunakan dengan maksud memberi kesempatan
kepada suatu jenis mikroba untuk tumbuh dan berkembang lebih cepat dari
jenis lainnya yang sama berada dalam satu bahan, misalnya kaldu lelenit.
9
c) Media selektif, media yang hanya ditumbuhi oleh satu atau lebih jenis
mikroba tertentu tetapi mematikan untuk jenis-jenis lainnya. Contoh, agar
ENDO, agar SS, dan lain-lain.
d) Media penguji, media untuk pengujian senyawa tertentu dengan bantuan
mikroba.
e) Media perhitungan, media yang berfungsi untuk menghitung jumlah mikroba
pada suatu bahan media ini dapat berbentuk media umum, selektif, diferensial
dan penguji.
Ada beberapa cara mensterilkan medium, diantaranya yaitu mendidihkan
medium, mensterilkan medium cukup dengan mendidihkan medium tersebut,
selama beberapa jam, maka semua benih kehidupan akan mati, hal ini dilakukan
oleh Spallanzani (1729-1788) untuk membuktikan tidak mungkinnya abiogenesis,
dengan cara Tyndallisasi mendidihkan medium dengan uap dalam beberapa
menit. Didiamkan 1 hari, spora akan tumbuh menjadi suatu bakteri vegetatif dan
medium dididihkan lagi beberapa menit. Pada hari ketiga medium tersebut di
didihkan lagi, dengan jalan inilah diperoleh medium yang steril dan dengan
autoklaf yang merupakan alat serupa tangki minyak yang diisi uap. Medium yang
akan disterilkan ditempatkan dalam autoklaf selama 15-20 menit, tergantung
banyaknya medium. Medium yang disterilkan sebaiknya diletakkan dalam botol
agak kecil, setelah pintu autoklaf ditutup rapat, baru kran pipa uap dibuka dan
temperatur akan naik sampai 121 oC. Setelah cukup waktu, kran uap ditutup, suhu
mulai turun sedikit demi sedikit. Autoklaf dibuka secara perlahan bila termometer telah
menunjukkan angka nol, setelah dingin dikeluarkan dari autoklaf dan setelah stabil
disimpan dalam lemari es. Ada pula penyaringan (filtrasi) medium dapat disaring
dengan menggunakan suatu saringan porselin, maka zat organik tidak mengalami
penguraian sama sekali, sehabis penyaringan medium masih perlu dipanasi dalam
autoklaf meskipun tidak selama 15 menit dan temperatur 121oC. Penyaringan
dilakukan dengan saringan yang terbuat dari suatu asbes karena mudah untuk
dibersihkan. Sebelum digunakan, medium yang sudah disterilkan, baik medium
cair maupun medium padat bisa disimpan didalam tabung-tabung gelas berupa
10
erlenmeyer atau tabung reaksi sebanyak 10-15 ml untuk agar diri yang nantinya
diperlukan untuk mengisi cawan petri. Agar miring dibuat dengan memiringkan
tabung reaksi berisi medium setelah disterilkan sebelum medium menjadi padat.
3.5. Bakteri
Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti
sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat
kecil, serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok
bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok
lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri.
sifat-sifat bakteri dapat berupa Merupakan makhluk hidup bersel satu, tidak
mempunyai klorofil, karena itu pada umumnya bakteri bersifat heterotrof, bakteri
terdapat di udara, di air, dan di darat baik sebagai sapropit atau parasit
Pada umumnya bakteri hanya mengenal satu macam pembiakan saja yaitu
dengan cara aseksual atau vegetatif, yang pelaksanaan pembiakannya dengan
pembelahan diri atau divisio. Sedangkan pada jamur pembiakan dapat secara
aseksual maupun seksual atau vegetatif dan generatif. Untuk mengamati sifat-sifat
suatu koloni, maka perlu ditumbuhkan pada medium padat agar-agar sifat-sifatnya
tampak jelas dan dapat dilihat dengan pandangan biasa tanpa menggunakan
mikroskop (pengamatan makroskopi). Ada empat cara menumbuhkan bakteri
pada medium padat, yaitu :
a) Piaraan adukan (shake culture); diperoleh dengan cara mencampuradukkan
setetes suspensi bakteri ke dalam medium yang masih cair (belum membeku).
b) Piaraan tusukan (stab culure); diperoleh dengan cara menusukkan ujung
kawat inokulasi yang membawa suatu bakteri dalam agar-agar pada tabung
reaksi sedangkan permukaan agar ini tidak miring.
c) Piaraan lempengan (plate streak culture); diperoleh dengan cara mengesek-
gesekkan ujung kawat inokulasi yang membawa bakteri pada permukaan agar-
agar lempengan dalam cawan petri sampai meliputi seluruh permukaan.
d) Piaraan miring (slant culture); diperoleh dengan cara menggesek-gesekkan
ujung kawat inokulasi yang membawakan bakteri pada permukaan agar-agar
miring.
11
Untuk menumbuhkan suatu koloni pada suatu medium padat, maka perlu
diperhatikan sifat-sifat koloni tersebut. Di antaranya adalah besar kecilnya koloni,
di mana ada koloni yang berupa titik saja, dan ada yang melebar di seluruh
permukaan, pada bentuk ada koloni yang berbentuk bulat, memanjang, tepi rata
atau tidak rata, pada kenaikan permukaan ada koloni yang rata dengan permukaan
dan ada yang timbul, halus kasar permukaan koloni, wajah permukaan, ada yang
mengkilap dan ada yang suram, pada warna kebanyakan koloni berwarna putih
kekuningan, tapi ada juga yang berwarna coklat, kehitaman, jingga biru, hijau,
kuning, ungu. untuk kepekatan ada koloni yang lunak, ada yang keras, dan kering.
IV. ALAT DAN BAHAN
4.1. Alat
1. Autoklaf
2. Tabung reaksi
3. Kapas
4.2. Bahan
1. Kentang yang bagus (200gr)
2. Agar-agar (15gr)
3. Air suling (1 liter)
V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Kentang dikupas selanjutnya dipotong kecil-kecil, kemudia ditimbang 100 gr
dan tambahkan air 500 ml rebus selama 15 menit
2. Dinginkan laluu saring (tidak pakai air es untuk mendinginkannya, buat di
rumah)
3. Tambah ragi fermipan 0,04 gr
4. Tambahkan Dextrosa 4 gr
5. Tambahkan agar-agar batang yang sudah dipotong kecil-kecil
6. Semua bahan diencerkan dengan air kaldu kentang sampai volume 200 ml
7. Panaskan sampai larut
8. Kemudian masukkan kedalam tabung reaksi sekitar ¾ tabung
9. Tutup dengan kapas
10. Lalu sterilkan selama 15 menit dengan autoklaf
12
2