9
LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM KONSELING KONSELING FARMASI KEPADA IBU HAMIL Disusun Oleh : Kelas B Kelompok 1 Gelombang 1 FITRI LESTARI HARYANI G1F010004 ARUM WINDA SETYORINI G1F010020 WIMALA PERMATASARI G1F010032 M. FIKARROTALA G1F010040 JURUSAN FARMASI

Laporan Sementara Praktikum Konseling p3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Sementara Praktikum Konseling p3

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM KONSELING

KONSELING FARMASI KEPADA IBU HAMIL

Disusun Oleh :

Kelas B

Kelompok 1 Gelombang 1

FITRI LESTARI HARYANI G1F010004

ARUM WINDA SETYORINI G1F010020

WIMALA PERMATASARI G1F010032

M. FIKARROTALA G1F010040

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2013

Page 2: Laporan Sementara Praktikum Konseling p3

PRAKTIKUM III

IBU HAMIL

1. JUDUL

KASUS IBU HAMIL

2. TUJUAN

Mampu melakukan konseling kepada pasien ibu hamil.

3. IDENTIFIKASI MASALAH

Kepatuhan pasien berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pengobatan.

Hasil terapi tidak akan mencapai tingkat optimal tanpa adanya kesadaran dari

pasien itu sendiri, bahkan dapat menyebabkan kegagalan terapi, serta dapat

pula menimbulkan komplikasi yang sangat merugikan dan pada akhirnya akan

berakibat fatal (Hussar, 1995). Terapi obat yang aman dan efektif akan terjadi

apabila pasien diberi informasi yang cukup tentang obat-obat dan

penggunaannya (Cipolle, Strand & Morley, 2004). Pada pemberian informasi

obat ini terjadi suatu komunikasi antara apoteker dengan pasien dan merupakan

salah satu bentuk implementasi dari Pharmaceutical Care yang dinamakan

dengan konseling (Jepson, 1990; Rantucci, 2007).

Tatalaksana pelayanan farmasi untuk ibu hamil dan menyusui bertujuan

untuk memastikan bahwa rejimen obat diberikan sesuai dengan indikasi

kliniknya, mencegah atau meminimalkan efek yang merugikan akibat

penggunaan obat dan mengevaluasi kepatuhan pasien dalam mengikuti rejimen

pengobatan. Kriteria ibu hamil/menyusui yang mendapat prioritas untuk

dilakukan telah ulang rejimen obat :

- Mendapat 5 macam obat atau lebih, atau 12 dosis atau lebih dalam sehari

- Mendapat obat dengan rejimen yang kompleks, dan atau obat yang berisiko

tinggi untuk mengalami efek samping yang serius

- Menderita tiga penyakit atau lebih

- Mengalami gangguan kognitif, atau tinggal sendiri

- Tidak patuh dalam mengikuti rejimen pengobatan

Page 3: Laporan Sementara Praktikum Konseling p3

- Akan pulang dari perawatan di rumah sakit

- Berobat pada banyak dokter

- Mengalami efek samping yang serius, alergi

(Anonim, 2006)

Tatalaksana telaah ulang rejimen obat :

a. Apoteker yang melakukan kegiatan ini harus memiliki pengetahuan tentang

prinsip-prinsip farmakoterapi ibu hamil dan menyusui dan ketrampilan yang

memadai

b. Melakukan pengambilan riwayat penggunaan obat ibu hamil / menyusui :

- Meminta ibu hamil/menyusui untuk memperlihatkan semua obat yang sedang

digunakannya

- Menanyakan mengenai semua obat yang sedang digunakan ibu hamil/menyusui,

meliputi: obat resep, obat bebas, obat tradisional/jamu, obat suplemen

- Aspek-aspek yang ditanyakan meliputi: nama obat, frekuensi, cara penggunaan

dan alasan penggunaan

- Melakukan cek silang antara informasi yang diberikan ibu mhamil/menyusui

dengan data yang ada di catatan medis, catatan pemberian obat dan hasil

pemeriksaan terhadap obat yang diperlihatkan

- Memisahkan obat-obat yang seharusnya tidak digunakan lagi oleh ibu hamil /

menyusui

- Menanyakan mengenai efek yang dirasakan oleh ibu hamil / menyusui, baik efek

terapi maupun efek samping

- Mencatat semua informasi di atas pada formulir pengambilan riwayat

penggunaan obat ibu hamil/ menyusui

c. Meneliti obat-obat yang baru diresepkan dokter

d. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan penggunaan obat

e. Melakukan tindakan yang sesuai untuk masalah yang teridentifikasi

(Anonim, 2006)

Informasi perlu diberikan kepada semua wanita yang merencanakan

kehamilan, peran farmasis selain memberikan informasi tentang obat, juga

memberikan penyuluhan tentang kesuburan dan perencanaan kehamilan.

Informasi yang diberikan secara umum adalah untuk menghindari segala jenis

Page 4: Laporan Sementara Praktikum Konseling p3

obat, alkohol, rokok, dan obat penenang. Yang harus ditekankan dalam pemberian

penyuluhan tentang penggunaan obat pada wanita hamil adalah manfat

pengobatan pada wanita hamil harus lebih besar daripada risiko jika tidak

diberikan pengobatan. Contohnya adalah pada wanita hamil yang menderita

epilepsi, lebih berbahaya apabila tidak diberikan pengobatan karena risiko terjadi

kejang pada ibu dan janin lebih berbahaya dibandingkan dengan potensi kelainan

janin sebagai akibat pemberian obat. Oleh karena itu, nasehat tentang pengobatan

secara berkesinambungan pada wanita hamil yang menderita penyakit kronis

sangat diperlukan. Apabila pemberian obat tidak dapat dihentikan selama

kehamilan, maka pengobatan harus berada dalam pengawasan dan pemantauan

dokter. Selain itu, juga harus diberikan informasi mengenai bahaya penggunaan

beberapa obat selama menyusui. Beberapa obat dapat tepenetrasi ke dalam ASI

melalui proses difusi pasif, dosis yang masuk biasanya 1-2 % dosis yang

digunakan ibu. Dengan ini maka bayi akan terpengaruhi, sehingga penyuluhan

penting dilakukan. Metode penyuluhan dapat diberikan dengan penyuluhan

langsung (tatap muka) ataupun dengan penyebaran pamflet ke masyarakat

(melalui RS ataupun puskesmas) agar informasi tersebar dengan luas dan

menghindari efek-efek yang merusak janin ataupun bayi (Anonim, 2006).

Ibu hamil merupakan individu yang cukup unik karena pada ibu hamil di

semua trimester akan mengalami perubahan psikologi dan perubahan emosi,

sehingga diperlukan teknik tertentu dalam melakukan komunikasi terapeutik

(Wahyuningrum, 2010). Cara yang perlu diterapkan saat melakukan komunikasi

terapeutik dengan pasien ibu hamil, antara lain:

1. Mendorong pasien untuk bercerita mengenai keluhannya.

2. Menanyakan mengenai kehamilannya.

3. Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh ibu hamil, seperti

perubahan fisik dan psikologi yang kerap terjadi semasa kehamilan.

4. Mengarahkan pada pokok permasalahan.

5. Mendengarkan.

6. Bersikap empati dan perhatian.

7. Meyakinkan dan memecahkan masalah pasien (Priyanto, 2009).

Page 5: Laporan Sementara Praktikum Konseling p3

4. PERUMUSAN MASALAH

Seorang pasien yang bernama Ny. Ayu seorang ibu hamil bulan ke-7 mengeluh keputihan, yang disertai gatal-gatal didaerah kewanitaan. Ny. Ayu memiliki riwayat gatal-gatal, tidak pernah menderita DM maupun HT. Tekanan darah 120/100 mmHg. Kepada Apoteker, ibu Ayu mengatakan bahwa memiliki alergi terhadap Amoxicillin tapi ibu Ayu lupa mengatakan hal tersebut kepada dokter.

Konseling dilaksanakan di Apoteker Sejahtera. Ny. Ayu datang bersama

suaminya. Apoteker mempersilahkan duduk dan memperkenalkan diri sebagai

apoteker di Apotek Sejahtera. Kemudian menanyakan keperluan Ny. Ayu dan

suami datang ke apotek. Ny. Ayu dan suami menyampaikan maksud untuk

menebus resep milik Ny. Ayu. Setelah apoteker menerima resep, apoteker

menanyakan adanya kemungkinan pasien atau Ny. Ayu memiliki alergi terhadap

obat-obatan yang ada di resep. Dan ternyata, Ny. Ayu memiliki alergi terhadap

Amoxicillin, namun Ny. Ayu lupa memberitahuakannya kepada dokter.

Kemudian apoteker menayakan kapan Ny. Ayu datang ke dokter dan alamat dari

dr. Amelia Wahyu, Sp. Og.

Rumah: Praktek:Jl. Mawar No. 301 Jl. Mewangi No. 123Purwokerto PurwokertoTelp. 0281-323571 Telp. 0281-325768

R/ Deksametason 0,75 tab No X

S 3 dd 1

R/ Amoxicillin 500 mg tabNo X

S 3 dd 1

R/ Kalk tab No X

S 1 dd 1

R/ Metronidazol 500 mg tab No X

S 1 dd 1

Page 6: Laporan Sementara Praktikum Konseling p3

Ny. Ayu. Setelah itu apoteker menelpon dokter Amelia untuk mengkonfirmasi

ulang mengenai data base pasien Apoteker menanyakan pada dokter yang

bersangkutan. Kemudian apoteker memberi tahu kepada dokter bahwa Ny. Ayu

lupa memberi tahu bahwa dia memiliki alergi amoxicillin.

5. PEMECAHAN MASALAH

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006, Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui,

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Cipolle, RJ., Strand, LM., Morley, PC, 2004, Pharmaceutical Care Practice :

The Clinican’s Guide (2th Ed), The McGraw Hill Co., New York.

Hussar, D.A., 1995, Patient Compliance, in Remington : The Science and

Practice of Pharmacy (1796-1807), Volume II, The Philadelphia Collage of

Pharmacy and Science, USA.

Jepson, M.H., 1990, Patient Compliance and Conselling, Diana M., Aulton,

ME. (Editor), Pharmaceutical Practice, Churscill Livingstone, London.

Mundakir, 2005, Komunikasi Keperawatan, Graha Ilmu, Yogyakarta.

Priyanto, Agus, 2009, Komunikasi dan Konseling, Salemba Medika, Jakarta.

Rantucci, M.J., 2007, Komunikasi Apoteker-Pasien (Edisi 2), Penerjemah : A.

N. Sani. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Schnipper, JL. et al, 2006, Role of Pharmacist Counseling in Preventing

Adverse Drug Events After Hospitalization, Vol 166.565-571, Archives

Internal Medicine, USA.

Wahyuningrum, Erma, 2010, Buku Saku Komunikasi dan Konseling dalam

Praktik Kebidanan, Trans Infomedia, Jakarta.