29
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RAMBUT Rambut terdiri dari Akar rambut diselimuti oleh folikel rambut dan didekatnya terdapat kelenjar sebasea yang mengeluarkan sebum untuk melindungi agar rambut tetap melekat pada kulit kepala. Batang rambut yang kelihatan dari luar. Siklus pertumbuhan rambut : 1. Fase anagen ( pertumbuhan ) Kecepatan 0,35 mm/hari berlangsung 2 – 6 tahun. 2. Fase telogen ( istirahat ) Pertumbuhan terhenti beberapa bulan sehingga rambut seakan – akan bertambah panjang selama waktu tertentu. 3. Fase katagen ( peralihan ) Berlangsung singkat ( beberapa hari ) Komposisi rambut : Karbon 50% Hidrogen 6%

Laporan Shampoo

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan pembuatan shampoo

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

RAMBUT

Rambut terdiri dari

Akar rambut diselimuti oleh folikel rambut dan didekatnya terdapat kelenjar sebasea yang mengeluarkan sebum untuk melindungi agar rambut tetap melekat pada kulit kepala.

Batang rambut yang kelihatan dari luar.

Siklus pertumbuhan rambut :

1. Fase anagen ( pertumbuhan )

Kecepatan 0,35 mm/hari berlangsung 2 6 tahun.

2. Fase telogen ( istirahat )

Pertumbuhan terhenti beberapa bulan sehingga rambut seakan akan bertambah panjang selama waktu tertentu.

3. Fase katagen ( peralihan )

Berlangsung singkat ( beberapa hari )

Komposisi rambut :

Karbon

50%

Hidrogen6%

Nitrogen17%

Sulfur

5%

Oksigen20%

Komponen sebum pada rambut :

Asam lemak bebas tak jenuh

20%

Asam lemak bebas jenuh

10%

Trigliserida

30%

Ester asam lemak

20%

Kolesterol

5%

Squalence

15%

Jenis rambut :

Rambut normal / sehat

Kuat dan lembut

Elastis dan tidak mudah patah

Tidak mudah terlepas dari akarnya

Berkilap dengan kontur rata

Mudah disisir dalam keadaan basah atau kering

Pada keadaan bersih : berkilat,tidak kelihatan berminyak.

Rambut kering

Tidak bercahaya

Rapuh,mudah patah

Lebih porous sehingga pengeringan lebih cepat

Peningkatan kandungan sulfur karena ada pengeringan

Degradasi rantai polipeptida yang memicu terjadinya eliminasi oligoprotein

Rambut berminyak

Seborrhea : hipersekresi kelenjar palit

Rambut kelihatan lebih berminyak

Kadang diikuti pula oleh sekresi kelenjar keringat

Rambut tampak bergumpal

Penataan rambut tidak tahan lama,sebum membuat rambut jatuh

Debu / kotoran cepat terakumulasi,sehingga rambut cepat / mudah kotor

Sebum dapat mengalami transformasi peroksidasi,sehingga menyebabkan bau.

Karena banyaknya aktivitas yang kita lakukan seringkali badan maupun rambut berkeringat apalagi aktivitas dilakukan di luar ruangan, sehingga menyebabkan kulit kepala terasa gatal dan rambut menjadi lepek. Oleh karena itu, kita perlu membersihkannya dengan menggunakan shampoo.

SHAMPOOShampoo melapisi rambut kita dengan bahan bahan berlemak supaya tetap lembab.

Fungsi Shampoo :

1. Membersihkan kotoran / lemak pada rambut dan kulit kepala

2. Melembabkan rambut dan kulit kepala

3. Menyehatkan ( mengobati ) rambut dan kulit kepala

Syarat shampoo yang baik :

Shampoo yang ideal harus memenuhi persyaratan :

1. Mudah terdistribusi merata

2. Mempunyai kemampuan membentuk busa

3. Mudah dibilas dan rambut mudah disisir dalamkeadaan basah

4. Mudah dikeringkan

5. Menjadikan rambut mudah disisir dan diatur

6. Menjadikan rambut berkilau

7. Tidak toksik

8. Tidak mengiritasi baik mata maupun kulit

B. Rumusan Masalaha. Bahan aktif apa yang dapat digunakan untuk membasmi ketombe serta bagaimana efek sampingnya terhadap rambut ?

b. Bahan bahan lain apa yang digunakan dalam penyusunan formula shampoo serta apa fungsi dan bagaimana efek masing masing komponen terhadap rambut ?

c. Bagaimana mekanisme kerja pembersihan rambut oleh shampoo tersebut dan ditujukan untuk target organ apa ?

d. Apakah sediaan yang dibuat sudah memenuhi spesifikasi sediaan dan sudah layak diproduksi ?

C. Tujuan PraktikumDari rumusan rumusan masalah diatas, maka tujuan dilakukannya praktikum ini antara lain :

1. Menentukan bahan aktif yang dapat digunakan sebagai antiketombe serta memberikan efek yang menguntungkan bagi rambut serta memenuhi syarat shampoo yang baik.

2. Menentukan bahan bahan penyusun lain yang dapat menunjang efek dari shampoo serta tidak memberikan efek yang merugikan bagi rambut.

3. Mengetahui mekanisme kerja pembersihan dari shampoo antiketombe dan ditujukan untuk target organ yang sesuai.

4. Menyusun formula yang sesuai dengan spesifikasi serta menyesuaikan dengan kebutuhan dan kepuasan konsumen ( layak produksi )

D. Manfaat Praktikuma. Dapat menyususn formula serta membuat shampoo antiketombe yang memberikan efek menguntungkan bagi rambut serta sesuai dengan kebutuhan konsumen.b. Dapat melakukan evaluasi mutu sediaan yang dihasilkan memenuhi spesifikasi, sehingga dapat layak diproduksi.BAB II

TINJAUAN PUSTAKAI. Pemilihan Bahan Aktif

1. Zinc pyritioneEfek utama : bacteriostatic and fungistatic. In usual concentrtion of 1% to 2% in the control of seborrhoic dermatitis and dandruff. It has also been used in the treatment of pityriasis versi color. (MD 36. P. 1611)

Efek samping : peripheral neuritis paraesthesia and muscle weakness in a patient was associdted with the prolonge use of a shampoo containing pyrithione zinc 2%. The muscle weakness had disappeared 3 mounth after shopping the shampoo and 2 years later the paraesthesia had improved by about 75%. (MD 36. P. 1611)Indikasi : seborroeic dermatitis dan dandruff. (MD 36. P. 1611)

Kontra indikasi : tidak dapat diberikan pada pasien yang hipersensitif terhadap zinc pyrritione. (Nathan, 1998)

2. Selenium sulfide

Efek utama : selenium sulfide has anti fungal ang anti seborrhoeic properties. It is used topically in the treatment of dandruff (pilyriasis capitis) and seborroeic dermatitis of the scalp. (MD 36. P. 1613)

Efek samping : topical application of selenium sulfide can produce irritation of the scalp and skin, especially in the genital area and skin folds. Nausea, vomiting and diarrhoea may occur and gastrointestinal decontamination in generally considered unnecessary, but systemic absorbtion and toxicity, particulary neurological effects, might develop if large amounts are retained in the gut. A woman with excoriated eruptions on her scalp developed weakness, anorexia, abdominal pain, vomiting, tremors, sweatting and metalic taste in her mouth, and a garlic l.ike smell on her breath after using a shampoo containing selenium sulfide 2 or 3 time weekly for 8 mounths. (MD 36. P. 1613)Indikasi : dandruff and seborroeic dermatitis (MD 36. P. 1613)

Kontra indikasi : tidak dapat diberikan kepada penderita hipersensitif terhadap selenium sulfide, pada ibu hamil dan menyusui (tetapi bagian produksi memperbolehkan pemakaian pada trisemester 1 kehamilan ) serta tidak direkomendasikan untuk anak-anak dibawah 5 tahun. (http://smart-fresh.blogspot.com/2011/12/dandruff-ketombe.html)

Spesifikasi lain : selenium sulfide dapat melunturkan rambut yang diwarnai, jadi pastikan untuk menggunakannya sesuai petunjuk dan dibilas dengan baik setelah keramas (anonim 4, 2009). Pewarnaan dan pengeritingan rambut tidak boleh dilakukan paling tidak 2 hari setelah penggunaan shampoo yang mengandung selenium sulfide.3. Coal tar

Efek utama : tar berfungsi sebagai anti jamur ringan (prawito, 2009). Memperlambat lematian sel kulit kepala (anonim 4, 2009), tar dapat mencegah dan menghalangi serpihan ketombe dengan mengganggu formasi dari cairan intraseluler, serta dapat mengganggu pengeluaran sebum. Tar juga dapat berfungsi sebagai anti gatal (Nathan,1998)Efek samping : kemungkinan karsinogenik dan mutagenik. (Nathan.1998)

Indikasi : ketombe, seborroeic dermatitis dan psoriasis. (Anonim 4. 2009)

Kontra indikasi : Tidak dapat diberikan pada pasien yang hipersensitifitas terhadap tar dan turunannya. (http://smart-fresh.blogspot.com/2011/12/dandruff-ketombe.html)

Spesifikasi lain : apabila terjadi reaksi alergi, hentikan pemakaian dan gunakan shampoo anti ketombe lainnya.

4. Ketokonazole

Efek utama : ketokonazole merupakan antimikotik golongan imidazole (prawito,2009). Ketokonazole sebagai anti jamur yang memiliki spectrum sangat luas (anonim 4, 2009) yaitu kerjanya menghambat replikasi dari sel jamur dengan mengganggu sintesis ergosterol yang merupakan komponen vital dari membran sel jamur (Nathan. 1998).Efek samping : pada penggunaan secara topikal terutama pada shampoo anti ketombe dimana konsentrasi ketokonazole yang digunakan relatif kecil, tidak terdapat efek samping yang ditimbulkan dan sangat jarang terjadi iritasi kulit (Nathan, 1998)

Indikasi : ketokonazole di indikasikan untuk mengobati infeksi pada kulit, rambut, dan kuku (kecuali kuku kaki) yang disebabkan oleh dermatofit dan oleh ragi (dermathopytosis, onychomycosis, candida perionyxixs, pityriasis versicolor, pityriasis capitis, pityrosponum, folloculitis, chronic mucocutaneous candidosis. (Anonim 12, 2009)

Kontra indikasi : jangan diberikan pada pasien dengan gangguan hati/hepar, hipersensitif terhadap ketokonazole. Untuk penggunaan topikal ketokonazole dapat diberikan untuk wanita hamil (Nathan, 1998) sedangkan dikontra indikasikan jika digunakan secara oral. (anonim 12, 2009)Spesifikasi lain : jika terjadi reaksi alergi, hentikan pemakain.

Bahan aktif yang terpilih : Zinc pyrithione

Alasan :

1. Kandungan yang banyak digunakan di shampoo anti ketombe yang dijual bebas dengan sifat anti jamurnya menekan pertumbuhan p.ovale.

2. Efek samping hanya terjadi iritasi ringan pada kulit kepala, adapun terjadi hipersensitifitas terhadap ZPT itupun sangat jarang terjadi.

3. Cocole digunakan sehari-hari karena ZPT berikatan kuat dengan ranbut dan epidermis tetapi tidak berpenetrasi ke dermis (dekat sistemik) sehingga tidak toksik.

4. Selenium sulfidetidak aman untuk wanita hamil dan menyusui.

5. Ketokonazole tidak cocok digunakan untuk sehari-hari dengan tingkat ketombe yang tidak terlalu parah. Ketokonzole hanya digunakan untuk tingkat ketombe yang membandel dan penggunaannya pun memerlukan konsultasi dokter.II. Karakteristik Fisika Kimia:FisikaKimia

white crystalin powder

ukuran partikel 1-2 mcg

melting point = 240oC

kelarutan = tidak larut dalam air pH = 6 - 8

Pemilihan bentuk sediaanDipilih bentuk sediaan cair, karena :1. mudah penggunaannya.

2. praktis, dapat dibawa kemana saja (bepergian).

3. merupakan bentuk shampoo yang paling umum.

4. Cepat berbusa dan dapat dibilas dengan mudah.

5. Dapat dicuci dengan baik.

Sumber : cosmetic science and technology, 2 nd ed. P. 73.

III. Persyaratan Mutu

Sediaan yang dibuat harus memenuhi persyaratan mutu yang setara dengan ketentuan dari farmakope indonesi/USP dan memperhatikan kriteria pendaftaran obat jadi depkes RI.

a. Aman : sediaan yang digunakan aman dan tidak menimbulkan bahaya bagi pemakaiannya apabila digunakan secara tepat dan wajar. Yaitu, tidak mengiritasi kulit.

b. Efektif : dapat menimbulakan buih yang cukup sehingga dapat menghilangkan kotoran. Dalam hal ini keberadaan buih tetap dianggap penting karena selera konsumen di indonesia menyukai shampoo yang banyak busanya.

c. Dapat diterima : mempunyai penampilan yang menarik dan menyenangkan baik bentuk, bau dan warnanya sehingga meninggalkan rasa senang dan nyaman pada pemakaiannya.

d. Stabilitas fisika : tidak boleh/tidak mengalami perubahan fisika selama pembuatan, penyimpanan dan sampai ketangan pasien.

Konsistensi tidak berubah selama penyimpanan. Viskositas > gliseri p.a

Sifat alir : pseudo plastik

Organoleptis

Warna : kuning

Bau : sahara

Bentuk : cair

Bj > bj aquadest

Homogenitas : harus homogen dan partikel terdispersi merata dalam basis. (USP XXII p. 1703)

e. Stabilitas kimia : secara kimia antar komponen tidak saling berinteraksi yang menimbulkan perubahan potensi, perubahan warna dan tidak terjadi perubahan pH dan bentuk sediaan. (USP XXII p. 1703)

pH sediaaan = 5,8 6,2

pH kulit = 4,5 6,5

pH sediaan shampoo tidak boleh melewati rentang pH kulit karena jika pH terlalu basa maka dapat berdampak pada membelahnya ujung rambut dan malah menyebabkan ketombe, sedangkan pH terlalu asam dapat mengakibatkan daya cuci yang kurang maksimal dan rambut menjadi kering.

f. Stabilitas toksikologi : tidak boleh terjadi peningkatan toksisitas pada sediaan selama batas waktu tertentu selama penyimpanan.

g. Stabilitas farmakologi : efek harus tetap dan tidak berubah selama batas waktu tertentu dan sampai ketangan pasien. (USP XXII p. 1703)h. Stabilitas mikrobiologi : tetap resisten terhadap perkembangan dan aktivitas mikroorganisme, memenuhi persyaratan yang ditentukan untuk sediaan non steril (USP XXII p. 1703). Secara umum kosmetik tidak boleh mengandung mikroba :

Aspergilus niger

E. Coli

P. Aeruginosa

Staphylococcus aureus

Bacillus subtilis

P. Purida

Candida albicans

(cosmetic & drug prescriptions, p. 915)

IV. Takaran/ Dosis Bahan Aktif

Zinc pyrithione

MD 36 : 1 2 % Codex ed 20 : 1 2 %

Volume Takaran Terkecil dan KemasanDiharapkan shampoo dapat digunakan dalam jangka waktu yang agak lama (11,5 bulan).

Diperkirakan 1x pakai = 5 ml

1 minggu 3x = 15 x 4 = 60 ml (untuk perkiraan 1 bulan)

Maka dibuat 100 ml shampoo yang diperkirakan untuk 1,5 bulan

V. Penyusunan formula sediaanKomponen shampooo1. Surfaktan uatama

Untuk rambut normal : surfaktan anionik

Untuk rambut kering : surfaktan kationik

Untuk rambut berminyak : surfaktan non ionik

Untuk anak-anak : surfaktan amfoterik

Dipilih yang anionik karena dikehendaki shampoo anti ketombe untuk rambut normal, yaitu : Na lauryl sulfat 10%

Sebagai foaming agent/ pembentuk busa dan foaming stability yang menstabilkan busa / busanya dapat bertahan beberapa menit ketika bercampur dengan air. Merupakan derajat yang paling baik dan tetap efektif dalam air sadah.

Merupakan anionik emulsifying agent yang dapat mengurangi tegangan permukaan serta efektif sebagai detergent dan wetting agent pada larutan asam / basa.( sagarin.cosmetics science & technologi p.102 dan MD 28 . p. 1442)

2. Foam builders (pembentuk busa)

Coconut oil :

a. Asam lemak rantai pendek (sagarin. P. 84)

b. Pembentuk busa yang paling baik tapi tidak efektif di air sadah. Berfungsi sebagai getergen yang dapat menghilangkan kotoran dan lemak yang menempel pada rambut dan kulit kepala dengan membentuk garam. (MD 28. P. 697). Olive oil :Bersama sama dengan coconut oil berfungsi sebagai detergen yang dapat menghilangkan kotoran dan lemak. (MD 28. P. 697).

3. Clarifying agent & sequestering agentEthylen diamine tetra acetic acid (EDTA)

Clarifying agent, yang dapat menjernihkan shampoo.

Sequestering agent, yang dapat mengkilatkan rambut, dengan membentuk khelat dengan ion-ion Ca dan Mg pada air sadah yang dapat meninggalkan kesan tidak bersih dan rambut terlihat kusam. (MD 28, p. 1688).

4. Tonicity agent

Sodium chloride

Control micelle size, and to adjust the viscosity of polimer dispersions by alternating the ionic character of a formulation. (HPE, P. 637).

5. Alkalizing agent : NaOH dan KOH (HPE ed 6 p. 576 dan p. 648)

6. Pengawet : ethyl alkohol7. Anti oksidan : propyl gallate

8. Dapar : Na fosfat dan As sitrat

9. Parfum : sahara

10. Bahan aktif : zinc pyrithione

Formula AwalR/Na lauryl sulfat10%Coconut oil

21%

Olive oil

3%

Sodium Chlorid0,05%EDTA

0,5%NaOH95%

1,9%KOH 85%

4,1%Etyl alkohol

15%

Propyl gallat

0,1%Asam Sitrat

1,03%

Na Fosfat

3%

Zinc pyrithione1%Parfumsahara

0,05%

Air

ad 100%

mf shampoo 100 mlVI. Spesifikasi sediaan Organoleptis sediaanBentuk dan penampilan : cairan agak kental

Rasa

: -

Bau

: sahara

Warna

: kuning

Kadar : 1%

Viscositas : > viscositas gliserin p.a

Bj > bj air

pH : 6,00

sifat alir : pseudoplastik

tipe emulsi : o/wVII. Formula sediaan dam Jumlah bahanNO.BahanKadar5ml100 ml200 ml100000 ml

1.Na lauryl sulfat10%0,5 g10 g20 g10000 g

2Coconut oil

21%1,05 g21 g42 g21000 g

3Olive oil3%0,15 g3 g6 g3000 g

4Sodium Chlorid0,05%0,0025 g0,05 g0,1 g50 g

5EDTA

0,5%0,025 g0,5 g1 g500 g

6NaOH95%

1,9%0,095 g1,95 g3,8 g1900 g

7KOH 85%

4,1%0,205 g4,1 g8,2 g4100 g

8Etyl alkohol15%0,75 g15 g30 g15000 g

9Propyl gallat0,1%0,005 g0,1 g0,2 g100 g

10Asam Sitrat1,03%0,0515 g1,03 g2,06 g1030 g

11Na Fosfat3%0,15 g3 g6 g3000 g

12Zinc pyrithione1%0,05 g1 g2 g1000 g

13Parfumsahara0,05%0,0025 g0,05 g0,1g50 g

14AirAd 100%Ad 5mlAd 100 mlAd 200 mlAd 1000000ml

Perhitungan dapar pH : 6,00

asam sitrat

36,85 ml/ 100 ml x 200 ml = 73,7 ml

21 g/ 1000ml x 73,7 ml = 1,5477 g ~ 1,03%

Na fosfat

63,15 ml / 100 ml x 200 ml = 126,3 ml

35,6 g / 1000 ml x 126,3 ml = 4,5 g ~ 3%BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan:

Alat:

Botol shampoo timbangan analitik

mortir dan stamper

beker glass

pengaduk kaca

gelas ukur

pipet tetes

perkamen

kaca arloji

cawan

Bahan:Na lauryl sulfat10%Coconut oil

21%

Olive oil

3%Sodium Chlorid0,05%EDTA

0,5%NaOH95%

1,9%KOH 85%

4,1%Etyl alkohol

15%Propyl gallat

0,1%Asam Sitrat

1,03%

Na Fosfat

3%

Zinc pyrithione1%Parfumsahara

0,05%

Air

ad 100%B. Penyusunan Kerangka OperasionalNoTahap perlakuanAlat

1.Tara kaca arloji, timbang NaOH 9,5 gTimbangan analitik

2.1 + air 10 ml, aduk ad larut, kemudian timbang sebanyak 3,8 g, masukkan dalam beaker glassBatang pengaduk, timbangan analitik, beaker glass

3.Tara kaca arloji, timbang KOH 8,5 gTimbangan analitik

4.3 + 10 ml air, aduk ad larut, kemudian timbang sebanyak 8,2 gBatang pengaduk, timbangan analitik, beaker glass

5.Timbang EDTA 1 g, masukkan dalam no. 4, aduk ad larut, masukkan dalam beaker glass no.2Batang pengaduk, timbangan analitik, beaker glass

6.Timbang NaCl 0,1 gTimbangan analitik

7.5 + 1ml air aduk ad larut, masukkan dalam beaker glass no. 5Batang pengaduk, beaker glass

8.Timbang asam sitrat 2,06 g + 3 ml air, aduk ad larut, masukkan dalam beaker glass no. 7Batang pengaduk, timbangan analitik, beaker glass

9.Timbang Na fosfat 6mg + 1ml air, aduk ad larut, masukkan dalam beaker glass no. 8Batang pengaduk, timbangan analitik, beaker glass

9.Tara erlenmeyer, timbang etil alkohol 30 gTimbangan analitik, erlenmeyer

10.Timbang propil gallat 0,2 gTimbangan analitik

1110 + 9, aduk ad larutBatang pengaduk, erlenmeyer

12.Timbang zinc pyrithion 2 gTimbagan analitik

13.12 + 11 aduk ad larut, masukkan dalam beaker no. 9Batang pengaduk

14.Timbang Na lauryl sulfat 20g + air 40 ml, panaskan diatas api bebas ad larutBatang pengaduk, timbangan analitik, beaker glass

15.14 masukkan dalam beaker no, 13

16.15 panaskan diatas wb ad suhu 70-80oCWB

17.Tara cawan, timbang coconut oil 42 gTimbangan analitik, cawan

18.Timbang olive oil 6 g, masukkan dalam cawan no. 17Timbangan analitik

1918 panaskan diatas WB ad suhu 70-80oCWB

20.19 masukkan dalam 16, aduk di atas WB ad terbentuk massa kentalWB, batang pengaduk

21.20 setelah dingin tambahkan parfum sahara, aduk ad homogenBatang pengaduk

22.21 diambil 100 ml, masukkan dalam botol shampoo

23.Sisa bahan digunakan untuk evaluasi

BAB V

EVALUASI1. Organoleptis

Bentuk: cair ( emulsi o/w )

Warna: kuning Bau: sahara2. Stabilitas busa (tidak dilakukan)Larutan surfaktan 200 ml dimasukkan ke dalam kolom yang terdiri dari 50 ml larutan yang sama,ketinggian busa akan segera terlihat .

Setelah interval waktu tertentu busa kembali yang sebanding dengan volumenya.

3. pH

Ukur dengan menggunakan pHmeter yang telah dikalibrasi. Pastikan bahwa elektroda benar benar tercelup

Amati pH

- aq ( 9 ml ) dalam beaker gelas

- aq ( 9 ml ) + 1 ml sediaan

Hasil : pH : 6 0,05

4. Berat jenis

Alat : piknometer

Cara kerja :

1. Timbang piknometer kosong di timbangan analitik

2. Isi piknometer dengan sediaan

3. Timbang piknometer + sediaan di timbangan analitik

4. Kurangkan bobot piknometer yang telah diisi dengan bobot piknometer kosong

5. Tentukan berat jenis sediaan

Hasil : Beratpikno + sediaan = 45,9102 g

Berat pikno kosong = 35,4174 g -

10,4955 g

= m / v= 10,4955 g / 10 cm3= 1,04955 g / cm3 Berat jenis memenuhi berat jenis persyaratan mutu yaitu > BJ air5. Viskositas dan sifat alir

Alat dan Viskometer Stormer

Cara:

1. Menentukan nilai tetapan Kv viscometer

Letakkan viscometer pada posisi yang benar

Isilah mantel dengan aquadem secukupnya

Masukkan gliserin p.a ke dalam cup ad tanda

Masukkan posisi cup beserta penyangganya sampai bob tercelup seluruh permukaan

Siapkan stopwatch, pasang beban, lepaskan rem dan lakukan pengamatan waktu yang diperlukan untuk menempuh 100 putaran.

Tambahkan beban dan lakukan pengamatan dengan cara yang sama

Lakukan penambahan beban berikutnya dan diamati sampai diperoleh 8 titik pengamatan.

Dihitung rpmnya dan ditentukan Kvnya dari harga gliserin p.a yang diketahui.

2. Menentukan sifat alir gliserin pa

Pengamatan diatas dilanjutkan dengan mengurangi beban yang diberikan secara bertahap dan diamati pada beban yang sama mulai beban kedua yang paling berat yang digunakan sempai beban yang paling ringan yang digunakan

3. Percobaan penentuan sifat alir bahan

Dilakukan sama seperti prosedur ( 1 ) dan ( 2 ) diatas, ( dengan susunan berat beban yang berbeda ) dan dengan menggunakan harga Kv yang diperoleh pada percobaan cara kerja ( 1 ) dapat dilihat sediaan

Hasil pengamatan :

Menentukan nilai tetapan KV viscometer stormer

Berat beban (g)t 100 putaranRpmHarga Kv

50150,44 detik39,8888,53

10079,52 detik75,4583,75

15062,44 detik96,0971,11

20049,2 detik121,9567,68

25040,33 detik178,7966,05

75,42

Menentukan sifat alir gliserin p.a

Beban berat (g)T putaran 100RpmViskositas (cps)

50150,44 detik39,8894,56

10079,52 detik75,4599,96

15062,44 detik96,09117,73

20049,33 detik121,95123,69

25040,33 detik148,77126,74

20049,10 detik122,19123,45

15063 detik95,24118,78

10083,28 detik75,05104,68

50125,81 detik47,6979,07

Sediaan cair (emulsi)

Beban berat (g)T putaran 100RpmViskositas (cps)

50140,2042.8687.98

10075,3679.6294.72

15060,2399.62113.56

20045,35132.30114.01

25038,56155.60121.18

20045,10133.03113.39

15059,89100.18112.93

10075,4079.5894.77

50140,4042.7488.23

Kesimpulan : viscositas cairan < viscositas gliserin p.a

6. Tes tipe emulsi

Sedikit sediaan ditambah aquadem qs dikaca arloji, jika sediaan dapat bercampur maka emulsi tipe o/w

Cara mikroskop

Sedikit sediaan diteteskan diobyek gelas, lalu :

a. Teteskan Metylen blue, campur ad homogeny, jika biru ( fase air ) dominan mengelilingi fase lemak yang berupa tetes tetes, maka tipe emulsi o/w

b. Teteskan sudan III, campur ad homogen, maka merah jingga ( tetes tetes minyak )Hasil Pengamatan :

a) Dicampur sudan III = tidak berwarna

b) Dicampur Methylen Blue = berwarna biru

c) Dicampur air = bercampur

Hasil memenuhi spesifikasi sedian shampoo tipe o / w

DAFTAR PUSTAKA

British Pharmacopeia Codex, 1973

Committee of Revision, 1990, United States Pharmacopeia XXII, United States Pharmacopeia Convention, Inc, Washington DC.

Departemen kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, Korpri Sub Unit Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta

Departemen kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia, edisi IV, Korpri Sub Unit Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan, Jakarta

Kibbe, AH, 2000, Handbook of Pharmaceuticals Excipients, 3rd edition, Pharmaceutical Press, London

Lachmann, L Lieberman, AH Kamig, LJ, 1994, Teori Dan Praktek Farmasi Industri, edisi 3, Penerbit Universitas Indonesia

Parfitt, K, 1986, Martindale The Complete Drug Reference, 28th edition, Pharmaceutical Press, London

Parfitt, K, 1986, Martindale The Complete Drug Reference, 32th edition, Pharmaceutical Press, London

Sweetman, SC, 2005, Martindale The Complete Drug Reference, 34th edition, Pharmaceutical Press, LondonBalsam,M.S & Sagarin, E, 1972,Cosmetics Science and Technology,2th ed,Willey Interscience,New York

Sjarif M. Wasitaatmadja,1997,Penuntun Ilmu Kosmetik Medik,cetakan pertama,Penerbit Universitas Indonesia ( UIP )