6
cVDPV1 cases in Papua Province, Indonesia, 2018 2019 Sorotan Mingguan Tidak ada kasus VDPV baru yang dilapor kan minggu ini-epi no. 37. Cakupan Sub NID polio putaran 2 di provinsi Papua dengan menggun a ka n perkiraan target populasi lokal telah mencapai 91%. Evaluasi dan pelatihan ulang untuk surveilans PD31 telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Kota Jayapura pada 10-11 September 2019. Total peserta sebanyak 45 orang dari Puskesmas, Rumah Sakit, dan DKK. Tinjauan kualitas data untuk surveilans PD3I dilakukan di 4 provinsi terpilih (Banten, Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Jawa Timur) pada 10-13 September 2019 oleh Kementerian Kesehatan dan mitra yang didampingi oleh pakar internasional. Sebagian besar dari provinsi tersebut masih memerlukan pelatihan sistem pencatatan dan pelaporan karena terdapat diskrepansi data antara pelaporan rutin dan SKDR, selain itu analisis data juga tidak tersedia. Koordinasi nasional dan rapat tinjauan untuk Surveilans dan Karantina Kesehatan telah dilakukan pada 18-21 September 2019, diikuti oleh kepala bidang surveilans dan imunisasi dari 34 provinsi, petugas surveilans dan Laboratorium. Peserta menyepakati adanya upaya akselerasi untuk meningkatkan surveilans AFP dan memperkuat imunisasi rutin dengan cara mengintensifkan temuan kasus AFP, SKDR, pelaksanaan backlog fighting dan crash program berdasarkan pedoman nasional. Untuk dua minggu terakhir, operasi khusus di Yahukimo tidak dilaksanakan karena isu keamanan (demonstrasi massa) di beberapa daerah di Papua. Seluruh penerbangan ke dan dari desa-desa di kabupaten Yahukimo mengalami penundaan. Terdapat eskalas i isu keamanan baik di Papua maupun Papua Barat yang dapat menghambat respons KLB polio. Jumlah total circulating vaccine-derived poliovirus tipe 1 (cVDPV1) yang terkonfirmas i di Indonesia masih tetap 1, sampel positif dari dua anak sehat yang mengkonfir masi adanya sirkulasi VDPV tipe 1 di Kabupaten Yahukimo , Provinsi Papua. Tidak ada kasus AFP baru yang dilaporkan secara resmi minggu ini. Jumlah total kasus AFP yang dilaporkan secara resmi pada 2019 adalah 52 dari Papua dan 16 dari Papua Barat. Total number of cVDPV1 case:1 Ringkasan Kasus cVDPV1 baru minggu ini: 0 Total kasus cVDPV1:1 Total anak sehat positif dengan VDPV1: 2 Grade KLB: 1 Deteksi terakhir: 13 Feb 2019 Detail Kasus Jenis kelamin: Laki-laki Usia: 31 bulan Mulai kelumpuhan: 27 Nov 2018 Status vaksinasi: 0 dosis Area Terinfeksi Kecamatan Dekai Kabupaten Yahukimo Provinsi Papua Respon KLB Dimana: Provinsi Papua dan Papua Barat Siapa: Seluruh anak berusia 0 sampai kurang dari 15 tahun Target: 1.26 juta anak Laporan Situasi KLB cVDPV1 di Indonesia #15 25 September 2019 Hanya untuk sirkulasi internal

Laporan Situasi KLB cVDPV1 di Indonesia #15 25 September

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

cVDPV1 cases in Papua Province, Indonesia, 2018 – 2019

Sorotan Mingguan

Tidak ada kasus VDPV baru yang dilaporkan minggu ini-epi no. 37.

Cakupan Sub NID polio putaran 2 di provinsi Papua dengan menggun a ka n

perkiraan target populasi lokal telah mencapai 91%.

Evaluasi dan pelatihan ulang untuk surveilans PD31 telah dilakukan oleh Dinas

Kesehatan Kota (DKK) Kota Jayapura pada 10-11 September 2019. Total

peserta sebanyak 45 orang dari Puskesmas, Rumah Sakit, dan DKK.

Tinjauan kualitas data untuk surveilans PD3I dilakukan di 4 provinsi terpilih

(Banten, Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan Jaw a Timur) pada 10-13 September 2019 oleh Kementerian Kesehatan dan mitra yang didampingi oleh

pakar internasional. Sebagian besar dari provinsi tersebut masih memerlukan

pelatihan sistem pencatatan dan pelaporan karena terdapat diskrepansi data

antara pelaporan rutin dan SKDR, selain itu analisis data juga tidak tersedia.

Koordinasi nasional dan rapat tinjauan untuk Surveilans dan Karantina

Kesehatan telah dilakukan pada 18-21 September 2019, diikuti oleh kepala

bidang surveilans dan imunisasi dari 34 provinsi, petugas surveilans dan

Laboratorium. Peserta menyepakati adanya upaya akselerasi untuk

meningkatkan surveilans AFP dan memperkuat imunisasi rutin dengan cara

mengintensifkan temuan kasus AFP, SKDR, pelaksanaan backlog f ighting dan

crash program berdasarkan pedoman nasional. Untuk dua minggu terakhir, operasi khusus di Yahukimo tidak dilaksanakan

karena isu keamanan (demonstrasi massa) di beberapa daerah di Papua.

Seluruh penerbangan ke dan dari desa-desa di kabupaten Yahukimo mengalami

penundaan.

Terdapat eskalas i isu keamanan baik di Papua maupun Papua Barat yang

dapat menghambat respons KLB polio.

Jumlah total circulating vaccine-derived poliovirus tipe 1 (cVDPV1) yang

terkonfirmas i di Indonesia masih tetap 1, sampel positif dari dua anak sehat

yang mengkonfirmasi adanya sirkulasi VDPV tipe 1 di Kabupaten Yahukimo ,

Provinsi Papua.

Tidak ada kasus AFP baru yang dilaporkan secara resmi minggu ini. Jumlah

total kasus AFP yang dilaporkan secara resmi pada 2019 adalah 52 dar i

Papua dan 16 dari Papua Barat.

Summary

New cVDPV1 case this week: 0

Total number of cVDPV1 case:1

Total number of healthy children

contact positive for VDPV1: 2

Outbreak grade: 1

Most recent detection: 13 Feb

2019

Case Details

Sex: Male

Age: Thirty-one months

Onset of paralysis: 27 Nov

2018

Vaccination status: 0 dose

Infected Area

Dekai Subdistrict

Yahukimo District

Papua Province

Outbreak Response

Where: Papua and West Papua

Provinces

Who: All children 0 to below 15

years

Target: 1.26 Million Children

Ringkasan

Kasus cVDPV1 baru minggu ini:

0

Total kasus cVDPV1:1

Total anak sehat positif dengan

VDPV1: 2

Grade KLB: 1

Deteksi terakhir: 13 Feb 2019

Detail Kasus

Jenis kelamin: Laki-laki

Usia: 31 bulan

Mulai kelumpuhan: 27

Nov 2018

Status vaksinasi: 0 dosis

Area Terinfeksi

Kecamatan Dekai

Kabupaten Yahukimo

Provinsi Papua

Respon KLB

Dimana: Provinsi Papua dan Papua Barat

Siapa: Seluruh anak berusia 0 sampai kurang dari 15 tahun

Target: 1.26 juta anak

Laporan Situasi KLB cVDPV1 di Indonesia #15 25 September 2019

Hanya untuk sirkulasi internal

2

Sub PIN

• Indonesia telah mengadopsi pendekatan berbeda untuk menjangkau semua anak yang disesuaikan dengan 3 zona risiko geografis dan sosial: (1) Papua Barat (2) dataran rendah Papua yang mudah diakses, dan (3) dataran tinggi Papua yang sulit diakses.

• Wisataw an yang mengunjungi Papua selama lebih dari empat minggu, baik orang Indonesia maupun orang asing harus divaksinasi di titik masuk sampai w abah dinyatakan telah mampu diatasi. Vaksinasi dilakukan di 5 titik transit, termasuk bandara dan pelabuhan utama di provinsi Papua. Pihak berw enang di Pelabuhan Papua Barat juga telah memulai vaksinasi transit di pelabuhan dan bandara di sejumlah kabupaten termasuk Sorong dan Manokw ari.

• Vaksinasi perbatasan terus dilangsungkan di 5 kabupaten (Kota Jayapura, Keerom, Pegunungan Bintang, Boven Digul, Merauke) di perlintasan perbatasan resmi antara Provinsi Papua dan Papua Nugini.

Putaran 1

• Sub PIN putaran 1 yang menargetkan anak-anak berusia 0 hingga kurang dari 15 tahun dengan pemberian bivalent oral polio vaksin (bOPV) telah selesai dilaksanakan di Papua dan Papua Barat pada 28 April. Laporan terakhir, sebanyak 1.004.670 anak telah divaksinasi di putaran pertama dari 1.362.877 yang menjadi target,berdasarkan data Pusdatin atau target proyeksi nasional di kedua provinsi tersebut.

• Seluruh 13 kabupaten di Papua Barat melaporkan pencapaian minimal 95% dari target populasi.

• Di Provinsi Papua, 11 dari 29 kota/kabupaten mencapai cakupan imunisasi sebesar 95%. Sementara, cakupan di tiga kabupaten mencapai lebih dari 80%. Lima belas kabupaten dilaporkan memiliki cakupan kurang dari 80%, termasuk Kabupaten Yahukimo dengan cakupan yang dilaporkan mencapai 19%.

• Terdapat 218 rapid convenience assessment (RCA) yang telah selesai diimplementasikan setelah pelaksanaan putaran 1. Di Papua Barat, total 48 RCA telah dilakukan untuk memeriksa sebanyak 2,439 anak di semua kabupaten, perkiraan cakupan adalah 95%. Di Papua, 170 RCA dilakukan di 20/29 kabupaten dengan total 8,597 anak. Data menunjukkan capaian vaksinasi secara keseluruhan sebesar 91%, 90% di daerah dataran rendah dan 93% di daerah dataran tinggi. Empat dari 12 kabupaten dataran rendah (Asmat, Merauke, Kepulauan Yapen, Biak Numfor) dan empat dari 8 kabupaten dataran tinggi (Puncak, Puncak Jaya, Jayaw ijaya, Yahukimo) yang telah dilakukan RCA dengan capaian sebesar 95%.

Putaran 2

• Sub PIN putaran 2 telah selesai di provinsi Papua Barat. Cakupan yang dilaporkan dari Papua Barat adalah >100%. Seluruh 13 kabupaten telah melaporkan cakupan tinggi yang seragam, yaitu >95%.

• Sub PIN putaran 2 di Papua diperpanjang sampai pertemuan peninjauan berikutnya pada akhir September 2019. Pada 19 September, cakupan yang dilaporkan di Papua adalah 83,36% (menggunakan Pusdatin atau target proyeksi nasional) . Cakupan menggunakan perkiraan populasi target lokal adalah 90,51%. Dengan menggunakan perkiraan populasi target lokal, 21 (14 di dataran rendah, 7 di dataran tinggi) dari 29 kabupaten telah melaporkan setidaknya 80%. Dari 21 kabupaten tersebut, 16 kabupaten telah mencapai lebih dari 95%.

• Strategi khusus sedang dilaksanakan untuk mencapai 10-15% anak-anak target yang tersisa terutama di kabupaten dataran tinggi, antara lain melalui sw eeping, kepemimpinan politik yang intensif , koordinasi dan kolaborasi antar kementerian.

• Tools RCA telah dimodif ikasi untuk menjangkau anak-anak yang menerima vaksinasi bOPV dan dibagikan kepada Dinas Kesehatan Provinsi (DKP) Papua dan termasuk mitra. Analisis data akan disajikan dalam sitrep berikutnya.

• Provinsi Papua Barat telah melakukan total 36 RCA di 9 dari 13 kabupaten setelah menyelesaikan sub PIN putaran 2. Total 1,862 anak-anak usia 0-15 tahun telah dinilai. Data menunjukkan 98% anak-anak yang dinilai telah divaksinasi. Alasan utama anak-anak tidak tervaksinasi di Papua Barat adalah sedang bepergian atau sakit. Di Papua, 47 RCA (5 RCA baru ditambahkan) telah diselesaikan selama putaran 2 di 4 kabupaten dataran tinggi dan 6 kabupaten dataran rendah. Sebanyak 2,576 anak telah dinilai. Data menunjukkan 90% anak-anak yang dinilai telah divaksinasi. Di Papua, alasan utama anak-anak yang tidak tervaksinasi antara lain anak/pengasuh sedang bepergian, kurangnya informasi tentang kampanye dan tentang lokasi titik vaksinasi.

3

Ringkasan Surveilans

• Pada tahun 2018, Non Polio Acute Faccid Paralysis (NP AFP) di Indonesia sebesar 2,42 dengan spesimen adekuat sebesar 78,4%. Sembilan dari 34 provinsi memenuhi kedua indikator utama surveilans AFP: >2 atau lebih kasus AFP non-polio per 100.000 anak di baw ah usia 15 tahun dan >80 persen kasus AFP dengan spesimen yang adekuat.

• Pada minggu ke-37 2019, NP AFP tahunan Indonesia adalah 1,48 dengan spesimen adekuat sebesar 79,2%.

• Pada minggu ke-37 2019, provinsi Papua memiliki tingkat NP AFP tahunan sebesar 4,60 dengan spesimen adekuat sebesar 53,3%, 19 kasus AFP masih dalam klasif ikasi pending. Papua Barat memiliki tingkat NP AFP tahunan sebesar 6,41, spesimen adekuat sebesar 53,3% dengan 3 kasus AFP masih dalam klasif ikasi pending.

• Komite Ahli Indonesia merencanakan pertemuan ad-hoc, untuk meninjau sisa kasus AFP tahun 2019 yang masih dalam klasif ikasi pending di Papua dan Papua Barat.

• Surveilans aktif dan pelaporan kasus AFP terus meningkat di kedua provinsi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Namun, di kedua provinsi tersebut masih menghadapi tantangan dalam hal pelaporan dan investigasi kasus yang tepat w aktu. Peningkatan pengumpulan spesimen yang tepat w aktu dan memadai adalah prioritas bagi kedua provinsi.

• Pelatihan surveilans AFP untuk memperkuat kapasitas petugas kesehatan di rumah sakit, kantor kesehatan pelabuhan, dinas kesehatan kabupaten dan Puskesmas di Papua Barat dilakukan oleh Kementerian Kesehatan dari 24-27 September 2019. Total peserta adalah 45 dari semua (13 kabupaten) di Papua Barat dengan narasumber dan fasilitator dari pejabat senior Kemenkes , DKP Papua dan WHO Indonesia. Pertemuan diakhiri dengan kesepakatan dan tindak lanjut untuk meningkatkan kualitas surveilans AFP melalui peningkatan koordinasi di tingkat provinsi, kabupaten dan Puskesmas.

• Ulasan Rekam Medis Rumah Sakit (HRR) di 12 provinsi berisiko tinggi terus berlanjut. Di Papua, 35/35 Rumah Sakit telah ditinjau. Adapun, di Papua Barat, 17/18 Rumah Sakit telah ditinjau. Di Papua Barat, direncanakan peninjauan ini selesai pada akhir bulan September.

• Pengambilan sampel surveilans lingkungan (ES) di tahun 2019, di Papua telah diambil 19 sampel dari 8 lokasi berbeda di 3 kabupaten yaitu Kota Jayapura, Jayapura dan Yahukimo. Hasil pengujian menunjukan, negatif untuk 17 sampel dan 2 lainnya masih dalam proses. Sedangkan di Papua Barat telah diambil t2 sampel dari Manokw ari yang hasilnya masih dalam proses.

Kiri: Kunjungan ke praktik dokter umum dan klinik untuk meninjau buku pendaftaran pasien dari bulan Januari hingga September sebagai uoaya penemuan kasus AFP oleh petugas kesehatan di Dinkes Sorong. Tengah: Pelatihan surveilans AFP di Kabupaten Sorong, Papua Barat. Kredit:

Aning Isfyandari / WHO Indonesia. Kanan: Pengambilan spesimen dari kasus AFP di BTN Furia Sentani. Ia berusia 4 tahun dengan status imunisasi OPV 0 dosis. Kredit: Mindo Nainggolan/WHO Indonesia.

4

Komunikasi dan Sosial Mobilisasi

• Per 16 September 2019, 918 kegiatan Sosial Mobilisasi l telah dilakukan di Papua yang menjangkau sekitar 46.795 orang.

• Provinsi Papua tengah menghadapi serangkaian protes terkait masalah etnis dalam sebulan terakhir yang telah mengganggu keamanan dan pekerjaan sehari-hari di provinsi tersebut. Masalah ini juga berdampak pada kegiatan social mobilisasi dan vaksinasi di beberapa daerah, karena banyak kantor dan fasilitas kesehatan harus ditutup. Keterbatasan internet juga mempengaruhi koordinasi dan penyebaran informasi melalui Whatsapp dan beberapa media.

• Sosialisasi Polio dan AFP dilakukan selama Peringatan Tahun Baru Islam oleh Dompet Dhuafa dan Palang Merah Indonesia di Kecamatan Koya Timur, Kota Jayapura pada 21 September 2019 dan sekitar dua ratus orang berpartisipasi. Acara ini juga dihadiri oleh perw akilan dari WHO, PAEI, dan UNICEF.

• Sosialisasi polio dilakukan pada upacara peresmian Gereja baru di desa Metaw eja, kecamatan Iw aso, Mamberamo Raya. Acara ini diadakan oleh Klasis Mamberamo Apaw er di baw ah sinode GKI pada 8 September 2019. Metaw eja adalah desa terpencil di Mamberamo Raya. Sayangnya, karena kurangnya dukungan transportasi udara untuk membaw a vaksin, kegiatan imunisas i tidak dapat dilakukan setelah sosialisasi.

• Setelah Pertemuan Para Pemimpin Gereja pada 19-20 Agustus 2019 untuk mendukung sub PIN di Papua, DKP Papua dan UNICEF Papua mengembangkan rencana pelatihan untuk kabupaten di dataran tinggi. Rencana tersebut berfokus terutama pada distrik Nduga, yang akan didukung oleh para pemimpin Gereja dan petugas kesehatan di masing-masing kabupaten. Pelatihan kaskade untuk petugas di gereja dan kader kesehatan Nduga di Wamena, Kenyam dan beberapa desa lainnya akan dilakukan dalam beberapa minggu ke depan.

• Kolaborasi antara DKK dan Gereja juga terjadi di Puncak Jaya. Dalam persiapan untuk kegiatan vaksinasi polio di Kecamatan Kiyage, Puncak Jaya bersama Kemenkes menyelenggarakan sesi informasi vaksinasi polio pada 27 September 2019. Para pemimpin gereja dari GIDI telah berkomitmen untuk menyebarkan informasi kepada komunitas mereka untuk memastikan sebanyak mungkin anak dapat divaksinasi.

• Palang Merah Indonesia melanjutkan dukungan mereka untuk kampanye Sub PIN dengan memasang spanduk raksasa tentang dukungan untuk Polio di tempat-tempat strategis di Jayapura.

Kiri: Kegiatan RCA di Puskesmas Bhintuka, Timika yang diselenggarakan GAPAI. Kanan: Kader telah memainkan peran aktif bersama

Puskesmas dan tim WVI saat kegiatan (Kredit: UNICEF/WVI).

5

Mobilisasi Dukungan yang Optimal

Kementerian Kesehatan

• Kementerian Kesehatan Indonesia terus mengirim pakar senior ke Provinsi Papua dan Papua Barat untuk mendukung perencanaan, pemantauan, koordinasi dan evaluasi kegiatan KLB polio.

WHO

• WHO telah membuka kantor cabang di Jayapura, Provinsi Papua dan merekrut 10 petugas nasional untuk mendukung

kegiatan di Papua dan Papua Barat. Para Petugas tersebut ditempatkan ke daerah dengan risiko tinggi untuk bekerja secara langsung dengan dinas kesehatan kota/kabupaten.

• Dua tambahan asisten data telah bergabung bersama tim Polio WHO, salah satunya ditempatkan di Jayapura sementara yang lainnya di Jakarta agar dapat menguatkan analisis data dan pembuatan keputusan berbasis bukti.

UNICEF

• Tim Sub PIN Polio terdiri dari perw akilan DKP Papua (dr. Aaron, Pak Togu dan Pak Yasman) dan satu orang dari Dew an Adat

Papua telah diberangkatkan ke Kecamatan Kasonaw eja, Mamberamo Raya pada 23 September 2019. Bersama dengan DKK,

Puskesmas dan kader Mamberamo Raya, tim akan melaksanakan misi di desa-desa terpilih di kabupaten ini untuk

meningkatkan cakupan Sub PIN. Kegiatan ini didukung oleh dana Kemenkes untuk KLB Polio.

Lain-lain

• Rotary terus menyediakan kaos, topi, pin, buku, dan bahan KIE lainnya ke banyak kabupaten di provinsi Papua.

• Relaw an Palang Merah Indonesia telah memberikan dukungan untuk kegiatan tanggap KLB di Jayapura baik sebagai pember i vaksin dan penggerak masyarakat

• Kantor CDC Indonesia telah memperkuat dukungan mereka untuk operasi penanggulangan KLB melalui Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI). Sembilan titik fokus kota/kabupaten sekarang sudah tersedia dan telah secara aktif mendukung HRR dan Penilaian Kesiapan Sederhana. Satu konsultan internasional CDC saat ini berada di Jakarta untuk mendukung respons KLB.

Kiri: Petugas kesehatan melakukan vaksinasi di daerah yang sulit dijangkau di Kabupaten Puncak Jaya dengan berjalan kaki, menggunakan transportasi darat dan udara juga melintasi sungai. Ada 652 anak yang divaksinasi. Kredit: Christian Daisiu/GAPAI. Tengah: 41 anak-anak

divaksinasi di SD Sutasoma oleh petugas kesehatan Puskesmas Kalibumi, Kabupaten Paniai. Kredit: Hermansyah/WHO Indonesia. Kanan: Pesan utama yang disiarkan melalui SMS telah dikembangkan melalui koordinasi antara DKP Papua dan UNICEF. Konten tersebut

ditujukan untuk mengundang orangtua agar mengimunisasi anak mereka di Puskesmas/Posyandu.

6

Koordinasi

• Kementerian Kesehatan terus memimpin dan mengoordinasikan dukungan pemerintah dan mitra untuk semua kegiatan penanggulangan KLB polio. Pertemuan mingguan di tingkat nasional dan provinsi membantu untuk mengoordinasikan kegiatan dan memantau pelaksanaan rencana tanggap polio di tingkat lokal.

• Perw akilan senior Menteri Kesehatan (Penasihat Menteri Kesehatan) telah ditunjuk untuk secara langsung mendukung KLB polio di Indonesia dan melakukan perjalanan mingguan ke Jayapura, Papua untuk membahas isu anggaran dan operasional.

• Berbagai upaya sedang berlangsung untuk memaksimalkan dukungan dari Kementerian Koordinator Pembangunan Manus ia dan Kebudayaan serta Kementerian Dalam Negeri yang secara aktif bekerja untuk memastikan semua respon pemerintah terhadap KLB yang terjadi.

• Pusat Operasi Darurat Kesehatan Masyarakat (PHEOC) yang bertempat di DKP Jayapura telah didirikan dan beroperasi penuh.

• Konferensi video bersama WHO/UNICEF antara tim nasional dan provinsi dari Papua dan Papua Barat terus diadakan setiap minggu.

• Pertemuan mitra Polio, yang dipimpin oleh WHO, dilakukan setiap 2 minggu. Terakhir adalah pertemuan ke-26 pada 12 September 2019.

• Rotary International dan IFRC/PMI terus memberikan dukungan yang berharga dalam memobilisasi komunitas lokal yang bekerja

sama dengan LSM lokal dan kelompok gereja untuk menyadarkan dan membangun permintaan untuk vaksinasi polio.

Langkah Selanjutnya

• Kemenkes dan DKP dengan dukungan Mitra akan meningkatkan pemantauan perkembangan cakupan Sub PIN putaran 2 dan indikator Surveillance AFP di Papua.

• Pot spesimen, poster AFP, dan folder advokasi polio telah didistribusikan ke semua kabupaten di Papua/Papua Barat dan juga ke semua provinsi berisiko tinggi di Indonesia.

• Pedoman surveilans AFP sedang direvisi oleh Kemenkes.

• Penilaian ulang lokasi sampling Surveilans Lingkungan (ES) di Indonesia akan dilakukan pada akhir September 2019 oleh

Kementerian Kesehatan, WHO Indonesia dan Kantor Pusat WHO.

Untuk informasi lebih lanjut silakan hubungi:

Kementerian Kesehatan Indonesia

Direktorat Surveilans dan Karantina. Email: [email protected] #PHEOCIndonesia

+62 877 7759 1097 +62878 0678 3906

WHO Indonesia

Dr Vinod Bura, Global Polio Eradication Coordinator. Email: burav@w ho.int

+62 812 8118 7429

UNICEF Indonesia

Dr Paul Pronyk, Chief , Child Survival & Development. Email: [email protected]

Kiri: Defaulter tracking dengan menggunakan poster My Village My Home (MVMH) yang sedikit dimodifikasi oleh petugas di Puskesmas Mansinam, kabupaten Manokwari. Kredit: Musthofa Kamal/WHO Indonesia. Tengah dan kanan: Pemasangan poster AFP di tempat-tempa tpublik seperti masjid,

terminal, pasar, praktik dokter umum dan klinik di Provinsi Papua dan Papua Barat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah temuan kasus AFP. Kredit: Mindo dan Yumiati/WHO Indonesia.