183
LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN BANTUL TAHUN 2013 PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

LAPORAN

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

KABUPATEN BANTUL

TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Page 2: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

i

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Kuasa, atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya

Pemerintah Kabupaten Bantul dapat kembali menyampaikan

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013.

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah yang mendokumentasikan perubahan

dan kecenderungan kondisi lingkungan di Kabupaten Bantul ini merupakan bentuk

akuntabilitas kepada publik dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan

dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan masyarakat dalam

menanggulangi masalah lingkungan.

Mengingat kompleksnya jenis tekanan terhadap lingkungan hidup di Kabupaten

Bantul, maka diperlukan kesadaran bersama akan pentingnya peningkatan kapasitas

agar dapat mengamati perubahan kondisi lingkungan hidup yang terjadi dalam suatu

sistem pemantauan. Data dan informasi yang dihasilkan akan sangat bermanfaat bagi

pengambilan kebijakan untuk ketepatan intervensi persoalan lingkungan hidup yang

dihadapi.

Harapan kami, semoga Laporan Status Lingkungan Hidup ini juga bermanfaat

serta menggugah semua pihak untuk ikut berpartisipasi dalam upaya pelestarian fungsi

lingkungan hidup di Kabupaten Bantul.

Akhirnya, kami menyadari bahwa Laporan Status Lingkungan Hidup Kabupaten

Bantul Tahun 2013 ini tidak dapat disajikan apabila tidak ada partisipasi dari berbagai

pihak terkait. Untuk itu, atas nama Pemerintah Kabupaten Bantul, saya menyampaikan

terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dari semua pihak yang terlibat.

Bantul, Januari 2013

Bupati,

Hj. Sri Surya Widati

Page 3: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul ii

DAFTAR ISIHalaman

KATA PENGANTAR .......................………………………………………….......................

DAFTAR ISI .....................................................................................................................

DAFTAR GAMBAR... ........................................................................................ .............

i

ii

v

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Isu-isu Prioritas................................................................................ 1

BAB II KONDISI LINGKUNGAN HIDUP............................................................. 5

A.

B.

C.

D.

E.

F.

G.

Lahan Dan Hutan...........................................................................

A.1. Lahan......................................................................................

A.2. Hutan ......................................................................................

A.3 . Kualitas Lahan.......................................................................

A.4. Kerusakan Lahan.....................................................................

Keanekaragaman Hayati...……………………………….................

B.1. Jumlah Spesies Flora dan Fauna yang Diketahui...................

B.2. Keadaan Flora dan Fauna yang Dilindungi.............................

Air....................................................................................................

C.1. Kondisi Hidrologi.....................................................................

C.2. Kualitas Air Sungai.................................................................

C.3. Kualitas Mata Air....................................................................

C.4. Kualitas Sumur.......................................................................

Udara..............................................................................................

D.1. Udara Ambient........................................................................

D.2. Kualitas Air Hujan...................................................................

Laut, Pesisir dan Pantai.................................................................

E.1. Kondisi Pesisir dan Pantai………………………………………

E.2. Kualitas Air Laut…………………………………………………..

Iklim ................................................................................................

F.1. Kondisi Iklim............................................................................

F.2. Unsur Iklim..............................................................................

Bencana Alam.................................................................................

5

5

6

10

11

12

12

13

15

15

17

34

35

36

36

47

47

47

50

51

51

51

52

Page 4: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul iii

BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN……………………………………… 56

A.

B.

C.

D.

E.

F.

G.

H.

I.

J.

Kependudukan………………………………………………………….

A.1. Jumlah, Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk…………….

A.2. Jumlah Penduduk Menurut Status Pendidikan.......................

Pemukiman……………………………………………………………..

B.1.Kondisi Pemukiman……………………………………………….

B.2. Permasalahan Sosial…………………………………………….

B.3. Sanitasi Lingkungan………………………………………………

Kesehatan…………………………………..………………………….

C.1. Kondisi Kesehatan dan Sarana Pelayanan……………….... .

C.2. Kondisi Penyakit………………………………………………….

C.3. Limbah Kesehatan……………………………………………….

Pertanian………………………………………………………………..

D.1. Lahan dan Produksi Sawah…………………………………....

D.2. Lahan dan Produksi Perkebunan...........................................

D.3. Penggunaan Pupuk dan Bahan Kimia……….........................

D.4. Perubahan lahan pertanian menjadi non pertanian..…………

D.4. Peternakan…………………………………………………..…..

D.5. Emisi gas methan dan karbon dioksida……………………….

Industri…………………………………………………………………..

E.1. Perkembangan Sektor Industri………………………………….

E.2. Pengelolaan Limbah Industri…………………………………….

Pertambangan………………………………………………………….

F.1. Kegiatan Pertambangan………………………………………….

F.2. Jenis-Jenis Penambangan……………………………………….

Energi……………………………………………………………………

G.1. Penggunaan Energi Sektor pada Transportasi…………........

G.2. Penggunaan Energi pada Sektor Industri dan Rumah

Tangga....................................................................................

G.3. Emisi CO2 dari Konsumsi Energi……………………………….

Transportasi…………………………………………………………….

H.1. Pengembangan sistem Transportasi…………………………...

H.2. Dampak Kegiatan Transportasi…………………………………

Pariwisata……………………………………………………………….

I.1. Potensi Wisata……………………………………………………..

I.2. Kunjungan Wisatawan……………………………………………

I.3. Limbah SeKtor Pariwisata……………….…………………........

Limbah B3………………………………………………………………

J.1. Pengelolaan Limbah B3…………………………………………..

J.2. Industri Penghasil Limbah B3……………………………………

56

56

59

60

60

61

63

69

69

71

71

73

73

75

75

77

78

80

81

81

86

87

87

87

90

90

91

92

93

93

94

94

94

96

97

98

98

99

Page 5: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul iv

J.3. Izin Penyimpanan, Pengumpulan Limbah B3………………….

J.4. Dampak Lingkungan Limbah B3………………………….........

100

100

BAB IV UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN 102A.

B.

C.

D.

E.

Rehabilitasi Lingkungan.................................................................

AMDAL...........................................................................................

Penegakan Hukum.........................................................................

Peran serta Masyarakat .................................................................

Kelembagaan .................................................................................

102

104

105

106

109

Page 6: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul v

DAFTAR GAMBARHalaman

Gambar 2.1 : Peta Rencana Penggunaan Lahan......................................... 6

Gambar 2.2 : Peta Rencana Kawasan Hutan Lindung.................................. 9

Gambar 2.3 : Penyu Sisik di Pantai Selatan Bantul………………………....... 13

Gambar 2.4 : Peta Hidrogeologi Kabupaten Bantul…………………………... 16

Gambar 2.5 : Pemantauan Kualitas Air Sungai Opak.................................... 17

Gambar 2.6. : Parameter Total Koli dan Koli Tinja di Sungai Winongo.......... 18

Gambar 2.7 : Parameter BOD,COD,DO dan Phosphat di Sungai Winongo.. 19

Gambar 2.8 : Parameter Khlorin bebas di Sungai Winongo.......................... 20

Gambar 2.9 : Parameter Total Koli dan Koli Tinja di Sungai Bedog.............. 21

Gambar 2.10 : Parameter DO, BOD dan Phosphat di Sungai Bedog.............. 22

Gambar 2.11 : Parameter Khlorin bebas, Sulfida dan Seng di Sungai Bedog 22

Gambar 2.12 : Parameter Total Koli dan Koli Tinja di Sungai Code.............. 24

Gambar 2.13 : Parameter BOD,COD,DO, Fenol dan Phosphat di sungai

Code......................................................................................... 24

Gambar 2.14 : Parameter Khlorin bebas, Sulfida dan Seng di Sungai Code.. 25

Gambar 2.15 : Parameter Total Koli dan Koli Tinja di Sungai Opak................ 26

Gambar 2.16 : Parameter BOD,COD,DO, Fenol di sungai Opak.................... 26

Gambar 2.17 : Parameter Khlorin bebas, Sulfida dan Seng di Sungai Opak 27

Gambar 2.18 : Parameter Total Koli dan Koli Tinja di Sungai Gajah Wong.... 28

Gambar 2.19 : Parameter BOD, DO, Fenol di sungai Gajah Wong................. 29

Gambar 2.20 : Parameter Khlorin bebas, Sulfida dan Seng di Sungai Gajah

Wong....................................................................................... 29

Gambar 2.21 : Tren Konsentrasi BOD di sungai Winongo.............................. 30

Gambar 2.22 : Tren Konsentrasi COD di sungai Winongo.............................. 31

Gambar 2.23 : Tren Konsentrasi DO di sungai Winongo................................. 31

Gambar 2.24 : Tren Konsentrasi Phosphat di sungai Winongo....................... 32

Gambar 2.25 : Peta Pengambilan Pengambilan Sampel Air Sungai............... 33

Gambar 2.26 : Pengambilan Sampel air Sumur di Kecamatan Sewon........... 36

Gambar 2.27 : Pemantauan Kualitas Udara di Sewon dan Bantul.................. 37

Gambar 2.28 : Konsentrasi CO2...................................................................... 38

Gambar 2.29 : Konsentrasi CO...................................................................... 39

Gambar 2.30 : Konsentrasi NO2...................................................................... 41

Gambar 2.31 : Konsentrasi Pb......................................................................... 42

Gambar 2.32 : Konsentrasi Partikel (TSP)...................................................... 43

Gambar 2.33 : Tren Konsentrasi Partikel (TSP).............................................. 44

Page 7: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul vi

Gambar 2.34 : Tren Konsentrasi Pb............................................................... 45

Gambar 3.35 : Peta Pengambilan Sampel Udara........................................... 46

Gambar 3.36 : Bencana Angin Puting Beliung di Piyungan............................. 53

Gambar 2.37 : Bencana Tanah Longsor di Pajangan...................................... 54

Gambar 3.38 : Peta Kawasan Rawan Longsor................................................ 55

Gambar 3.1 : Sampah di sungai wilayah kecamatan Sewon......................... 68

Gambar 3.2 : Timbulan Sampah di Kabupaten Bantul.................................. 68

Gambar 3.3 : Perubahan Lahan Pertanian Menjadi Non Pertanian di

Kasihan.................................................................................... 77

Gambar 3.4 : Tren Perubahan Lahan Pertanian menjadi Non Pertanian...... 78

Gambar 3.5 : Perkembangan Industri di Kabupaten Bantul........................... 82

Gambar 3.6 : Peta Rencana Kawasan Industri.............................................. 85

Gambar 3.7 : Abrasi pantai Kuwaru di Srandakan......................................... 96

Gambar 3.8 : Tren Kunjungan Wisata........................................................... 96

Gambar 3.9 : Limbah Pertamina dan Industri Tekstil..................................... 99

Gambar 4.1 : Rehabilitasi Hutan Rakyat........................................................ 102

Gambar 4.2 : IPAL Biogas............................................................................ 104

Gambar 4.3 : Kegiatan Peternakan Ayam di Pajangan................................. 105

Gambar 4.4 : Kegiatan Bank Sampah di Badegan, Bantul........................... 106

Gambar 4.5 : Peralatan Pengelolaan Sampah.............................................. 109

Page 8: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 1

A. Latar Belakang

Pembangunan dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan manusia dan

dilakukan secara berkelanjutan. Eksplorasi sumber daya alam terus dilakukan untuk

menunjang pembangunan. Akan tetapi eksplorasi tanpa memperhatikan aspek

pengelolaan dan perlindungan menyebabkan tingginya tekanan terhadap lingkungan

berupa pencemaran air, udara dan tanah, berkurangnya luasan hutan serta perubahan

iklim yang menyebabkan terjadinya pemanasan global.

Pentingnya aspek pengelolaan dan perlindungan dalam melakukan eksplorasi

sumber daya alam maka perlu dilakukan pengawasan. Peraturan dan perijinan

mengenai Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Ijin Lingkungan,

Pengawasan Lingkungan dan Penilaian kondisi lingkungan dibuat dengan

memperhatikan kondisi lingkungan agar tidak terjadi penurunan kualitas lingkungan

yang berdampak buruk terhadap mahluk hidup. Status Lingkungan Hidup Daerah

(SLHD) menjadi perangkat penting bagi pemerintah dalam mengevaluasi kondisi

lingkungan dan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

menyangkut pembangunan suatu daerah.

B. Isu-isu Prioritas

Permasalahan-permasalahan lingkungan hidup yang ada di Kabupaten Bantul

hasil inventarisasi dan berdampak besar terhadap pelestarian lingkungan hidup dan

sumberdaya alam, merupakan isu prioritas daerah. Untuk menyelesaikan isu-isu

tersebut diperlukan perhatian semua pihak dengan didukung anggaran yang memadai.

Berdasarkan pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau

perusakan lingkungan hidup yang masuk, iventarisasi permasalahan lingkungan dari

Kecamatan dan dinas/instansi terkait serta hasil pemantauan yang dilaksanakan, ada

beberapa isu prioritas yang terjadi saat ini antara lain pencemaran air, permasalahan

sampah akibat dari kegiatan, kerusakan kawasan pantai (abrasi), bencana alam seperti

banjir dan tanah longsor, dan efek gas rumah kaca.

BAB IPENDAHULUAN

Page 9: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 2

1. Pencemaran Air

Pesatnya aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya menyebabkan

meningkatnya berbagai kegiatan yaitu industri, peternakan, kesehatan dan lain-lainnya

yang apabila limbahnya tidak dikelola dengan benar dikhawatirkan menimbulkan

pencemaran lingkungan baik air, udara dan tanah. Sumber pencemaran air berasal dari

limbah rumah tangga yang belum tertangani, industri yang membuang limbahnya

langsung ke sungai tanpa diolah lebih dulu, limbah kesehatan yang tidak dikelola dengan

baik, limbah peternakan yang belum dikelola secara baik, dan lain-lainnya. Kurangnya

pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan dari berbagai pihak serta keterbatasan

modal maupun SDM menyebabkan belum optimalnya pengelolaan limbah yang dihasilkan

dari kegiatan/usaha sehingga masih ditemukan kasus-kasus pencemaran dari

kegiatan/usaha. Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah melalui Dinas/Instansi

terkait, masyarakat, LSM, dan lain-lain untuk mencegah pencemaran air yang meliputi

pemantauan kualitas air secara rutin, monitoring kegiatan/usaha yang berpotensi

menimbulkan pencemaran pemberian bantuan biogas bagi kelompok ternak, evaluasi dan

monitoring dokumen lingkungan dan pembuatan IPAL Komunal. Namun dari kegiatan-

kegiatan yang telah dilaksanakan, sampai saat ini belum dapat memecahkan

permasalahan-permasalah lingkungan dengan tuntas. Oleh sebab itu diperlukan perhatian

yang lebih besar serta penambahan anggaran maupun jumlah kegiatan agar dapat

meningkatkan kualitas lingkungan hidup mengingat air merupakan sumberdaya alam yang

sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup.

2. Permasalahan Sampah

Meningkatnya jumlah penduduk diiringi oleh meningkatnya kebutuhan keluarga dan

perkembangan teknologi, menyebabkan peningkatan produk-produk yang menghasilkan

sampah anorganik lebih banyak dari sampah organik. Dari tahun ke tahun volume sampah

selalu mengalami peningkatan baik jumlah maupun jenisnya. Permasalahan sampah bukan

lagi menjadi masalah lokal tetapi sudah menjadi masalah nasional yang sangat komplek.

Untuk itu dalam upaya pemecahannya diperlukan keterlibatan berbagai pihak agar ikut

berperan aktif menurunkan volume sampah melalui pengelolaan sampah dengan prinsip

3R (Reduse, Reuse dan Recycle). Tidak berbeda dengan kabupaten/kota lainnya,

permasalahan sampah di Kabupaten Bantul juga menjadi isu prioritas yang perlu

dipecahkan bersama untuk mewujudkan kondisi lingkungan hidup yang bersih dan sehat.

Page 10: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 3

Pada umumnya permasalahan sampah banyak terjadi di wilayah perbatasan dengan kota

Yogyakarta yang meliputi Kecamatan Banguntapan, Sewon dan Kasihan. Beberapa hal

yang menyebabkan permasalahan tersebut antara lain kurangnya TPS di lokasi

pemukiman, perkantoran, pasar dan lain-lain, keterbatasan lahan, kurangnya sarana dan

prasarana pengangkut sampah, serta belum optimalnya pengelolaan sampah dengan

prinsip 3 R. Beberapa upaya telah dilaksanakan Pemerintah Daerah melalui dinas/instansi

terkait bekerjasama dengan masyarakat, LSM dan Perguruan Tinggi untuk membantu

memecahkan permasalahan tersebut namun hasilnya belum optimal. Upaya-upaya yang

dilakukan antara lain sosialisasi tentang pengelolaan sampah di kantor-kantor, sekolah-

sekolah, PKK dan lain-lain, pemasangan papan larangan serta pemberian bantuan kepada

kelompok-kelompok pengelola sampah berbasis masyarakat maupun sekolah berupa alat

pengelola sampah seperti tong sampah, mesin pencacah sampah, komposter, motor

pengangkut sampah dan lain-lain. Melalui pemberian stimulan alat pengelola sampah

tersebut, kelompok-kelompok pengelola sampah mampu memproduksi pupuk, briket,

kerajinan tangan berupa tas, dompet, tempat HP dan lain-lain yang dapat meningkatkan

pendapatan keluarga serta menurunkan volume sampah.

3. Kerusakan kawasan pantai

Kawasan pantai selatan Bantul meliputi 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Srandakan,

Sanden, dan Kretek dengan garis pantai kurang lebih 12 Km. Kondisi pantai saat ini sangat

berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, terjadinya perubahan iklim menyebabkan

tingginya gelombang air laut yang mengakibatkan tebing pantai tergerus (abrasi).

Disamping itu rusaknya ekosistem pantai dikhawatirkan mendorong terjadinya abrasi

pantai. Dari ketiga kawasan pantai tersebut saat ini telah mengalami abrasi walaupun

tingkat kerusakannya berbeda-beda. Pantai Parangtritis tingkat abrasinya lebih kecil

dibandingkan dengan pantai Samas, Pandansimo dan Kuwaru. Hal ini disebabkan adanya

gumuk pasir yang lebih banyak dibandingkan dengan pantai lainnya sehingga dapat

menghalangi terjadinya gelombang pasang. Abrasi terbesar tahun 2011 terjadi di pantai

Kuwaru, Srandakan yang mengikis habis bangunan pelestari penyu, mercu suar dan

hanyutnya cemara udang. Upaya yang telah dilakukan pemerintah daerah bersama

masyarakat, LSM, swasta dan lain-lain untuk mencegah abrasi pantai antara lain

penanaman pohon bakau, cemara udang, pandan laut, nyamplung dan lain-lain yang

berfungsi sebagai wind barrier untuk mengurangi abrasi pantai yang terjadi.

Page 11: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 4

4. Bencana Alam (Banjir dan tanah longsor)

Posisi Kabupaten Bantul yang terletak di bagian hilir serta banyaknya sungai yang

melewatinya, curah hujan tinggi, drainse yang kurang baik, berkurangnya daerah

resapan air mengakibatkan setiap tahun bencana banjir melanda di beberapa wilayah

kecamatan. Banjir terjadi di beberapa wilayah kecamatan khususnya pada wilayah yang

mempunyai permasalahan air.

Sebagian dari wilayah di Kabupaten Bantul merupakan daerah perbukitan yang berada

di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul dan bagian Barat yang

berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo. Wilayah-wilayah tersebut meliputi

kecamatan Piyungan, Dlingo, Imogiri, Pleret, Pajangan dan Sedayu. Mengingat struktur

tanahnya yang labil berupa tanah liat yang sukar menyerap air, curah hujan tinggi,

kurangnya penghijauan menyebabkan wilayah-wilayah tersebut setiap tahun

mengalami longsor lahan yang mengakibatkan rusaknya bangunan sarana dan

prasarana lainnya.

5. Efek Gas Rumah Kaca

Dengan meningkatnya aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhannya

mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan energi. Kebutuhan akan energi selama

ini bergantung pada bahan bakar fosil. Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan

gas-gas yang mempunyai efek rumah kaca, seperti gas karbondioksida dan nitrogen

oksida.

Efek gas rumah kaca mengakibatkan temperatur permukaan bumi meningkat,

selanjutnya berakibat pada perubahan iklim yang sangat ekstrim. Pemanasan

permukaan bumi terjadi secara global sehingga berdampak pada mencairnya gunung-

gunung es di daerah kutub yang menyebabkan naiknya permukaan air laut.

Pemerintah Kabupaten Bantul bekerjasama dengan instansi terkait, masyarakat, dan

LSM untuk mengurangi efek gas rumah kaca. Upaya yang telah dilakukan adalah

melakukan penanaman pohon di lahan bekas penambangan, daerah pesisir pantai, dan

lahan kritis serta memperluas ruang terbuka hijau dengan membangun taman-taman di

daerah perkotaan.

Page 12: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 5

A. LAHAN DAN HUTAN

A.1 Lahan

Penggunaan lahan berdasarkan tabel SD-1 dibagi menjadi non pertanian, sawah, lahan

kering, perkebunan, hutan dan badan air. Penggunaan lahan di Kabupaten Bantul

berdasarkan klasifikasi tersebut, penggunaan lahan terluas adalah untuk persawahan

dengan luasan 16.049,43 Ha. Sedangkan penggunaan terendah untuk lahan badan air

sebesar 31 Ha.

Penggunaan lahan untuk persawahan mengalami penurunan dari 16.401,111 Ha pada

tahun 2012 menjadi 16.049,43 Ha pada tahun 2013 Ha atau terjadi alih fungsi lahan sebesar

351,681 Ha. Lahan sawah dimanfaatkan oleh sebagian besar penduduk Kabupaten Bantul

sebagai lahan pertanian tanaman pangan yang merupakan salah satu sektor sumber

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Penggunaan lahan untuk persawahan tertinggi di Kecamatan Sewon yang mencapai

1.420,20 Ha. Terjadi penurunan luasan peruntukkan sawah sebesar 4, 57 Ha dari 1.424,766

Ha di tahun 2012. Sedangkan penggunaan lahan sawah terkecil di kecamatan Dlingo

sebesar 261 Ha. Kecilnya luas lahan sawah di Kecamatan Dlingo disebabkan karena wilayah

tersebut sebagian besar berupa perbukitan, tanah tandus sehingga tidak cocok sebagai

lahan pertanian khususnya tanaman padi.

Luasan lahan kering di Kabupaten Bantul sebesar 23.237,06 Ha terdiri dari tegalan

seluas 6.634,7534 Ha dan kebun campur seluas 16.602,3042 Ha. Dimana tegalan terluas

terdapat di Kecamatan Dlingo dengan luasan 1.705,4252 Ha. Sedangkan terkecil di

Kecamatan Bantul dan Sewon dengan luasan masing-masing 2 Ha dan Kecamatan

Bambanglipuro tidak mempunyai lahan tegalan. Untuk kebun campur, luasan terbesar

terdapat di Kecamatan Pajangan sebesar 2.295 Ha sedangkan terkecil di Kecamatan Pleret

356 Ha.

Lahan hutan terdapat di Kecamatan Dlingo dan Imogiri dengan luasan masing-masing

1.198 Ha dan 187 Ha. Lahan sebagai badan air mempunyai luasan 30 Ha terdapat di

Kecamatan Srandakan.

Penggunaan lahan non pertanian seperti pemukiman, perkantoran, infrastruktur

lainnya berdasarkan data dari Badan Pertanahan Kabupaten Bantul mengalami kenaikan

BAB IIKONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

Page 13: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 6

tiap tahun dari 3844,39 Ha tahun 2010, 3872,2020 Ha di tahun 2011 dan pada tahun 2012

menjadi 14.093,098 Ha sedangkan pada tahun 2013 terjadi penurunan sebesar 10.257,2653

Ha atau menjadi 3.835,8327 Ha. Luasan lahan non pertanian terbesar di Kecamatan

Kasihan dengan luasan 548,6676 Ha dan terkecil di Kecamatan Kretek dengan luasan

38,1221 Ha. Luasnya lahan non pertanian di Kecamatan Kasihan disebabkan lokasi wilayah

yang berada di perbatasan dengan Kota Yogyakarta sehingga perkembangan

pembangunan baik industri, pemukiman, pendidikan dan lain-lain berkembang pesat.

Page 14: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 1

Gambar 2.1. Peta Rencana Penggunaan Lahan

Page 15: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 1

A.2 Hutan

Hutan merupakan sumber kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Hutan

mempunyai peran sebagai penyedia sumber air bagi manusia dan lingkungannya, hutan

punya kemampuan menyerap karbon, pemasok oksigen (O2) di udara dan penyedia jasa

wisata serta sumber genetik flora dan fauna. Mengingat begitu besar peran hutan bagi

makluk hidup, maka hutan harus dilindungi dan dijaga kelestariannya, sehingga kerusakan

hutan seperti kebakaran hutan, penebangan ilegal, kegiatan penambangan dan lain-lain

dapat dihindari.

Ada beberapa fungsi/status kawasan hutan antara lain kawasan konservasi, cagar

alam, suaka margasatwa, taman wisata, taman burung, taman nasional, taman hutan raya,

hutan lindung, hutan produksi maupun hutan kota (tabel SD-2). Berdasarkan hal tersebut,

Kabupaten Bantul mempunyai hutan yang berfungsi sebagai suaka margasatwa yang

berlokasi di kecamatan Imogiri seluas 11,4 Ha sedangkan sebagai hutan lindung berlokasi

di kecamatan Dlingo seluas 1.041 Ha.

Dengan mengacu RTRW yang ada, Kabupaten Bantul juga memiliki kawasan lindung,

yang berfungsi melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam,

sumber daya buatan, serta nilai budaya dan sejarah bangsa untuk kepentingan

berlangsungnya pembangunan yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan

mengacu tiga pilar utama yaitu aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.

Luas kawasan lindung berdasarkan RTRW dan tutupan lahannya (tabel SD-3) berupa

kawasan perlindungan terhadap kawasan bawahannya terdiri dari kawasan hutan lindung

seluas 1.041 Ha dan kawasan resapan air seluas 1.001 Ha. Kawasan hutan lindung

memberikan perlindungan kawasan sekitar maupun bawahannya sebagai pencegah banjir

dan erosi, pengatur tata air, serta memelihara kesuburan tanah. Sedangkan kawasan

resapan air adalah daerah yang mempunyai kemampuan tinggi meresap air hujan sehingga

merupakan tempat pengisian air bumi yang berguna sebagai sumber air.

Kawasan perlindungan setempat terdiri dari kawasan sekitar danau/waduk

seluas 1.578 Ha, sempadan sungai 2.805 Ha dan sempadan pantai seluas 123 Ha. Kawasan

perlindungan setempat ini diperuntukkan bagi pemanfaatan tanah yang dapat menjaga

pelestarian jumlah, kualitas, dan penyebaran mata air serta kelancaran maupun ketertiban

pengaturan air dari sumber-sumber air.

Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya merupakan kawasan

dengan ciri khas tertentu baik di darat mapun perairan yang mempunyai fungsi pokok

sebagai pengawetan keanekaragaman hayati dan sebagai penyangga sistem kehidupan

Page 16: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 2

kawasan tersebut yang meliputi kawasan suaka alam di Imogiri seluas 11,4 Ha, suaka

margasatwa laut (Penyu) di kawasan pantai selatan seluas 0,1 Ha serta kawasan pantai

berhutan bakau di Kecamatan Kretek seluas 5 Ha. Kawasan yang memberikan

perlindungan terhadap air tanah diantaranya adalah sempadan mata air seluas 1.578 Ha

yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan antara lain Dlingo, Piyungan, Pajangan,

Imogiri, Pundong dan Bambanglipuro. Kawasan budidaya seluas 38.287 Ha.

Page 17: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 1

Gambar 2.2. Peta Rencana Kawasan Hutan Lindung

Page 18: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 47

A.3 Kualitas Lahan

Tanah memiliki banyak fungsi dalam kehidupan, salah satunya adalah fungsi produksi.

Fungsi produksi adalah sebagai penghasil biomassa, seperti bahan makanan, kayu dan

bahan obat-obatan. Untuk mempertahankan dan meningkatkan fungsi tanah, dengan

tujuan melestarikan dan meningkatkan kemampuan produksi dan pelestariannya maka

perlu dilaksanakan pemantauan maupun pengujian kualitas lahan secara rutin.

Pemantauan kualitas lahan dilaksanakan dengan pengambilan sampel sebanyak sepuluh

titik untuk lahan kering yang mana kesepuluh titik tersebut mewakili penggunaan lahan

untuk sawah, perkebunan dan tegalan. Lokasi pengambilan sampel meliputi kecamatan

Keretek, Srandakan, Sanden, Pajangan, dan Bambanglipuro.

Pengujian sampel berdasarkan parameter-parameter yang tercantum dalam

peraturan pemerintah nomor 150 tahun 2000 tentang pengendalian kerusakan tanah

untuk produksi biomassa. Berdasarkan hasil pengujian laboratorium, dari sepuluh titik

pengambilan sampel pada parameter pH tertinggi 6,5 di dua lokasi, yaitu Desa Gadingsari

Kecamatan Sanden dan Desa Poncosari kecamatan Srandakan sedangkan terendah

mencapai 4,8 di Desa Sundi Kecamatan pajangan. Sedangkan besarnya parameter DHL

tertinggi 0,221 µs/cm di Desa Ngepet kecamatan Srigading dan terendah 0,0737 µs/cm di

Desa Srigading kecamatan Sanden.

Apabila hasil uji dilihat berdasarkan tekstur tanah ( pasir, debu, dan liat ) kandungan

pasir tertinggi di Desa Murtigading Kecamatan Sanden sebesar 80%, debu dan liat atau

disebut koloid tertinggi di desa parangtritis Kecamatan Kretek sebesar 72%. Tekstur tanah

yang baik utuk tanaman adalah tekstur tanah yang gembur, di dalamnya terdapat ruang

pori-pori yang dapat diisi oleh tanah dan udara. Tanah liat bertekstur jelek tersusun atas

partikel-partikel yang cukup kecil. Jeleknya lagi, tanah liat akan menahan air dengan keras

sehingga keadaannya menjadi lembab dan udarapun berputar cukup lambat. Tanah liat

cenderung menggumpal dan amat rakus menghisap air.

Adapun tanah yang strukturnya seperti tanah pasir bersifat porous yang

menyebabkan tanaman tidak tumbuh subur. Sifat porous tanah tersebut sangat mudah

merembeskan air yang mengangkut zat-zat makanan hingga jauh ke dalam tanah,

akibatnya zat-zat makanan yang dibutuhkan tanaman tersebut tidak dapat dijangkau oleh

akar. Berdasarkan hasil pengamatan porositas total tidak ada yang melebihi baku mutu.

Porositas tertinggi terdapat di desa Argorejo dengan nilai 64,5% sedangkan terendah desa

Sidomulyo kecamatan Bambanglipuro sebesar 50,4%.

Page 19: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 48

A.4 Kerusakan Hutan dan Lahan

Kerusakan hutan dan lahan disebabkan oleh penggunaan lahan yang tidak

memperdulikan faktor ekologi. Laju Deforestasi yang tinggi tidak sebanding dengan laju

rehabilitasi hutan dapat menyebabkan terjadinya bencana alam seperti banjir, kekeringan,

erosi dan tanah longsor. Untuk menghidari bencana akibat deforestasi maka dilakukan

inventarisasi luasan lahan kritis untuk dilakukan rehabilitasi hutan dan lahan.

Lokasi lahan kritis di kabupaten Bantul tersebar di 12 kecamatan (tabel SD-5). total

luasan lahan kritis pada tahun 2013 sebesar 463,2 Ha terjadi penurunan sebesar 1.864,55 Ha

dari 2.327, 75 Ha ditahun 2012. Luasan tersebut terus menurun dengan rata-rata penurunan

sebesar 932,53 Ha dari tahun 2011 yang mencapai 2.328,25 Ha. Wilayah dengan luasan lahan

kritis terbesar adalah kecamatan Sedayu yang mencapai 99 Ha turun sebesar 471

dibandigkan tahun 2012 sebesar 570 Ha. sedangkan terendah adalah kecamatan pandak

dengan luasan sebesar 5 Ha. Sedangkan wilayah yang tidak mempunyai lahan kritis adalah

wilayah kecamatan Banguntapan, Bantul, Bambanglipuro, Pajangan, dan Sewon.

Faktor lain penyebab terjadinya lahan kritis adalah konversi hutan menjadi

pemukiman, pertanian, perkebunan, industri, wilayah pertambangan hutan tanaman

industri. Berdasarkan data dari dinas terkait seperti tercantum pada tabel SD-10 tidak ada

konversi hutan. Kerusakan hutan pada tahun 2012 akibat kebakaran hutan, ladang

berpindah, penebangan liar, perambahan hutan tidak terjadi (SD-9).

B. KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keanekaragaman hayati merupakan pernyataan mengenai berbagai macam (variasi)

bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang terdapat pada berbagai tingkatan makhluk

hidup. Sedangkan menurut UU no. 5 tahun 1994, keanekaragaman hayati merupakan

keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk di antaranya

daratan, lautan, dan ekosistem akuatik (perairan) lainnya, serta komplek-komplek Ekologi

yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam

spesies, antara spesies dengan ekosistem.

B.1 Jumlah Spesies Flora dan Fauna yang diketahui

Keanekaragaman hayati berdasarkan ekosistem di kabupaten Bantul meliputi dua

ekosistem, yaitu ekosistem daratan dan ekosistem perairan. Berdasarkan Balai Konservasi

Sumber Daya Alam, fauna yang telah teridentifikasi adalah golongan hewan menyusu,

Page 20: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 49

burung, dan reptil, sedangkan golongan amphibi, keong, serangga, dan ikan belum

teridentifikasi. Untuk flora atau tumbuhan, juga belum teridentifikasi.

Jumlah spesies fauna di kabupaten Bantul (Tabel SD-11) yang telah diketahui

berjumlah 11 spesies. Sebelas spesies tersebut meliputi golongan hewan menyusu

sebanyak 1 spesies, yaitu rusa timor. Golongan burung ada 6 spesies, yaitu Cakakak jawa,

cakaka sungai, burung madu sriganti, burung madu kelapa, elang ular bido, dan kuntul

kerbau. Kemudian golongan reptil yang telah teridentifikasi berjumlah empat spesies, yaitu

penyu hijau, penyu sisik, penyu belimbing, dan penyu abu-abu.

Jumlah tiap spesies di Kabupaten Bantul belum diketahui kecuali spesies rusa timor

sebanyak 43 ekor yang merupakan jumlah yang ada dipenangkaran.

B.2 Status Flora dan Fauna

Berdasarkan hasil identifikasi, status fauna yang masuk kategori endemik dari tiga

golongan yang telah teridentifikasi, yaitu golongan hewan menyusu adalah spesies rusa

timor dan dari golongan burung adalah cakakak jawa.

Spesies yang masuk kedalam hewan yang dilindungi meliputi golongan hewan

menyusu, burung, dan reptil. Dari golongan hewan tersebut semua spesies masuk kedalam

kategori hewan dilindungi.

Fenomena perubahan iklim yang terjadi saat ini dikhawatirkan terjadinya penurunan

flora dan fauna yang ada baik jumlah maupun jenisnya. Untuk mempertahankan

kelestarian flora dan fauna, maka perlu dilakukan perlindungan melalui pengembang

biakkan.

Beberapa golongan dan spesies fauna yang statusnya terancam diperlukan

perlindungan seperti golongan hewan menyusu dari spesies rusa timor. Sedangkan dari

golongan burung meliputi spesies burung madu kelapa, burung madu sriganti, cikakak

jawa, cikakak sungai, elang ular bido, dan kuntul kerbau. Untuk golongan reptil meliputi

spesies penyu sisik, hijau, abu-abu dan belimbing. Usaha penangkaran telah dilakukan oleh

kelompok-kelompok masyarakat yaitu satwa penyu yang ada di pantai selatan. Dengan

terjadinya abrasi pantai Kuwaru, gedung penangkaran penyu yang ada hanyut terbawa air

laut.

Berbagai kasus lingkungan terkait dengan keanekaragaman hayati menunjukan kita

belum mampu menjaga kelestarian keanekaragaman hayati tersebut. Eksplotasi

keanekaragaman hayati, penebangan ilegal, konversi kawasan hutan, perburuan dan

Page 21: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 50

perdagangan satwa liar, penggunaan teknis dan alat tangkap ikan yang merusak

lingkungan adalah beberapa faktor yang menyebabkan terancamnya keanekaragaman

hayati. Pemanfaatan berlebihan oleh manusia sering kali mempercepat proses

kepunahannya. Ancaman kepunahan pada keanekaragaman hayati di hutan umumnya

karena rusaknya habitat, penggunaan secara berlebihan. Kebanyakan spesies yang

terancam punah menghadapi dua atau lebih permasalahan tersebut, sehingga

mempercepat kepunahannya dan menyulitkan usaha–usaha pelestariannya. Perubahan

habitat alami maupun konversi habitat alami menjadi areal hutan tanaman industri,

perkebunan, pertanian, pemukiman dan lain-lain telah memberi andil yang besar bagi

kepunahan keanekaragaman hayati dan kerabat liar tanaman budidaya di Indonesia.

C. AIR

Letak kabupaten Bantul yang berada di posisi hilir provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta, dialiri oleh sungai-sungai besar maupun anak sungainya. Sungai-sungai besar

yang mengalir adalah sungai Bedog, Winongo, Opak dan Gajah Wong dengan panjang,

lebar dan debit yang bervariasi (SD-12). Sungai yang terpanjang adalah sungai Bedog

mencapai 40,92 Km, sungai yang terdalam adalah sungai Gajahwong dengan kedalaman 3

m. Dari lima sungai tersebut apabila dilihat debitnya, debit terbesar adalah sungai Opak

yang mencapai 22,88 m3/det, terendah sungai Winongo yang mencapai 0,76 m3/det.

Sumber daya air lainnya adalah mata air (tuk) yang tersebar di beberapa wilayah dan

beberapa mata air membentuk situ (tabel SD-13). Berdasarkan data dari dinas Suber Daya

Air terdapat 69 mata air yang telah diinventarisasi dan yang membentuk situ berjumlah 15

mata air. situ terluas adalah mata air Semuten dengan luas 110 Ha. Dan yang terkecil adalah

mata air Kunden dengan luas sebesar 10,5 Ha.

Air sungai dimanfaatkan untuk irigasi, perikanan dan industri, air tanah seperti sumur

dimanfaatkan untuk mandi, cuci, masak, menyirami tanaman, cuci mobil/motor dan lain-

lain. Sedangkan mata air yang berada di perbukitan pemanfaatannya hampir sama dengan

air sumur.

C.1 Kualitas Air Sungai

Pemanfaatan air sungai yang begitu besar maka diperlukan pemantauan terhadap

kualitas air sungai tersebut agar kualitasnya sesuai dengan peruntukkannya dan untuk

mencegah terjadinya pencemaran. Peruntukkan air sungai di Kabupaten Bantul sesuai

Page 22: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 51

dengan Peraturan Gubenur DIY nomor 20 Tahun 2008, mutu air klas II. Pemantauan

dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul terhadap lima sungai besar.

Gambar 2.5. Pemantauan Kualitas Air Sungai Opak

Titik pantau dari kelima sungai tersebut berjumlah 15 titik dimana titik pengambilan

sampel mewakili bagian hulu, tengah dan hilir sungai. Dari hasil pemantauan rata-rata

36,12% parameter yang diujikan melampaui baku mutu klas II. Parameter-parameter

tersebut meliputi parameter kimia anorganik, mikrobilogi, dan kimia organik.

Berikut parameter-parameter yang melampaui baku mutu klas II. Parameter kimia

anorganik meliputi DO (Disolve Oxygen), BOD (Biological Oxygen Demand), Total fosfat,

fenol, klorin bebas, nitrit (NO2), dan nitrat (NO3). Parameter organik adalah minyak dan

lemak dan parameter kimia organik yaitu fecal coliform dan total coliform.

C.1.a. Hasil Analisa Kualitas Air Sungai

1. Sungai Winongo

Pemantauan air Sungai Winongo dilakukan pada bulan Mei 2013 dengan

sasaran 5 lokasi titik pantau (lokasi yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya)

mulai dari daerah hulu yaitu Jomegatan, Kweni, Nyemengan, Manding hingga

daerah hilir yaitu Gading Lumbung, Kretek. Hasil analisa laboratorium jika

parameter yang tercemar dipersentasekan berdasarkan titik pantaunya maka

hasilnya adalah BOD (80%), DO (100%), nitrit (40%), Total fosfat (40%), Bakteri

total koli (100%), Bakteri Koli Tinja (100%), dan minyak dan Lemak (60%) telah

melampaui batas baku mutu. Sedangkan parameter minyak dan lemak untuk titik

pantau yang terletak di hilir (Gading lumbung) nilainya sama dengan batas baku

mutu (33,3%).

Page 23: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 52

1.a Parameter BOD, COD dan DO

Hasil uji laboratorium untuk parameter BOD, COD dan DO pada 5 titik pantau

di sungai Winongo dapat dilihat pada gambar grafik dibawah.

Gambar 2.6 Parameter DO di sungai Winongo

Gambar 2.7 Parameter BOD di sungai Winongo

4,1 3,8

4,9 4,6 4,75

0,01,02,03,04,05,06,0

Jomegatan Nyemengan Kweni Manding GadingLumbung

Parameter DODO

BakuMutuDO

Kons

entr

asi (

mg/

L)

2,1

4,0 3,9

5,96,9

3

0,0

2,0

4,0

6,0

8,0

Jomegatan Nyemengan Kweni Manding GadingLumbung

Parameter BODBOD

BakuMutuBODKo

nsen

tras

i (m

g/L)

Page 24: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 53

Gambar 2.8 Parameter BOD di sungai Winongo

Berdasarkan grafik diatas, parameter DO dan BOD telah melampui batas baku

mutu meskipun untuk parameter BOD ada satu titik yang belum melapui baku

mutu. Sedangkan untuk parameter COD, kelima titik pantau belum malampaui

batas baku mutu dengan nilai sebesar 25 mg/l (gambar 2.8).

Lebih lanjut, konsentrasi parameter DO di lima titik pantau berada dibawah

baku baku mutu air klas II. Berdasarkan baku mutu air klas II, kadar minimum DO

sebesar 5 mg/l. Kadar DO terendah sebesar 3,8 mg/l terdapat pada titik pantau

Nyemengan. Sebaliknya, titik pantau dengan kadar DO tertinggi pada titik pantau

Kweni dengan nilai sebesar 4,9 mg/l. Rendahnya kadar DO hingga dibawah baku

mutu disetiap titik pantau sungai Winongo mengindikasikan terjadinya

pencemaran oleh limbah yang mengandung senyawa pereduksi sehingga

mengikat oksigen terlarut (DO) dan/atau banyaknya mikroorganisme seperti alga

dan bakteri. DO sangat diperlukan untuk kehidupan makhluk hidup yang tinggal

di air, baik tanaman maupun hewan.

Selanjutnya, parameter BOD mempunyai baku mutu dengan kadar maksimal

sebesar 3 mg/l. Berdasarkan hal tersebut, konsentrasi BOD yang masih dibawah

baku mutu terletak di hulu sungai, yaitu titik pantau Jomegatan dengan nilai

sebesar 2,1 mg/l. Sedangkan yang telah melewati baku mutu adalah titik pantau

Nyemengan, Kweni, Manding dan Gading lumbung. Konsentrasi tertinggi

terdapat pada titik pantau Gading lumnung dengan kadar sebesar 6,9 mg/l.

Sebaliknya, konsentrasi terendah adalah titik pantau Kweni dengan konsentrasi

sebesar 3,9 mg/l. Tingginya kadar BOD mengindikasikan tingginya zat organik

yang dapat diurai oleh mikroorganisme. Tingginya zat organik tersebut dapat

6,39,1 8,2

12,9 14,7

25

0,05,0

10,015,020,025,030,0

Jomegatan Nyemengan Kweni Manding GadingLumbung

Parameter COD

COD

BakuMutuCODKo

nsen

tras

i (m

g/L)

Page 25: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 54

disebabkan oleh limbah industri, domestik dan/atau tumbuhan yang mati baik itu

tumbuhan di sempadan sungai atau tumbuhan air yang masuk kedalam air.

1.b Parameter Nitrit (NO2)

Batas maksimum konsentrasi NO2 berdasarkan baku mutu air klas II adalah

0,06 mg/l. Berdasarkan hal tersebut terdapat dua titik pantau yang melebihi baku

mutu, yaitu titik pantau Manding dan Gading lumbung dengan nilai sebesar 0,1

mg/l, seperti terlihat pada gambar 2.9 .

Gambar 2.9 Parameter Nitrit di sungai Winongo

Lebih lanjut, konsentrasi NO2 tertinggi terdapat di Manding dan Gading

lumbung dengan nilai sebesar 0,1 mg/L sedangkan kadar terendah di Nyemengan

sebesar 0,02 mg/L. Tingginya kadar nitrit (NO2) di Manding dan Gading lumbung

mengindikasikan banyaknya limbah organik sehingga membentuk amonium yang

cenderung mengikat oksigen dan dengan bantuan mikroba membentuk NO2.

1.c Parameter Total Fosfat

Kandungan total fosfat di sungai Winongo berdasarkan hasil analisa

laboratorium menunjukkan di empat lokasi melampaui baku mutu, yaitu titik

pantau Jomegatan, Kweni, Manding, dan Gading Lumbung. Sedangkan titik

pantau Nyemengan masih dibawah baku mutu dengan konsentrasi sebesar 0,001

mg/l.

0,040,02

0,03

0,1 0,10

0,06

00,020,040,060,08

0,10,12

JomegatanNyemengan Kweni MandingGading Lumbung

Kon

sent

rasi

(mg/

L)

lokasi Sampel

Parameter Nitrit (NO2)

Nitrit

BakuMutuNitrit

Page 26: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 55

Berdasarkan keempat titik pantau yang melampaui baku mutu, kandungan

fosfat tertinggi sebesar 0,6 mg/l terdapat di titik pantau Kweni. Sedangkan

kandungan fosfat terendah sebesar 0,5 mg/l terdapat di omegatan, Manding,

dan Gading lumbung. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar 2.10.

Gambar 2.10 Parameter Total Fosfat

Kandungan fosfat yang tinggi didalam air dapat menyebabkan tingginya kadar

BOD dan menurunkan kandungan DO. Penurunan kandungan DO pada level

tertentu dapat menyebabkan air tersebut tidak dapat didiami atau sebagai

tempat hidup mahluk air.

1.d Minyak dan Lemak

Konsentrasi minyak dan lemak berdasarkan gambar 2.11, tiga titik pantau

melampaui baku mutu air klas II, yaitu Jomegatan, Kweni, dan Manding dengan

konsentrasi sebesar 1500 µg/l, tertinggi. Satu titik pantau berada di angka baku

mutu, yaitu titik pantau Gading lumbung dengan konsentrasi sebesar 1000 µg/l

dan dibawah baku mutu, di titik pantau Nyemengan dengan konsentrasi sebesar

500 µg/l, terendah.

0,5

0,001

0,60,5 0,5

0,2

00,10,20,30,40,50,60,7

Jomegatan Nyemengan Kweni Manding GadingLumbung

Kons

entr

asi (

mg/

l)

Lokasi Sampel

Total FosfatTotalFosfat

BakuMutuTotalFosfat

1500

500

1500 15001000

1000

0

500

1000

1500

2000

Jomegatan Nyemengan Kweni Manding GadingLumbung

Kon

sent

rasi

(µg/

L)

Lokasi Sampel

Minyak dan Lemak

Minyak danLemak

Baku MutuMinyak danLemak

Page 27: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 56

Gambar 2.11 Parameter Minyak dan Lemak

Tingginya konsentrasi minyak dan lemak dapat mengurangi konsentrasi

oksigen terlarut dalam air karena fiksasi oksigen bebas menjadi terhambat. Hal

tersebut disebabkan oleh sifat fisik dari minyak dan lemak yang berat jenisnya

lebih rendah dari air sehingga mengapung dipermukaan air yang menyebabkan

penetrasi sinar matahari terhalang.

Polutan ini berasal dari limbah domestik seperti minyak sisa menggoreng.

Sedangkan yang berasal dari limbah industri adalah industri yang mengolah

bahan baku mengandung minyak.

1.e Parameter Koli Tinja (Fecal Coliform) dan Total Koli (Total Coliform)

Total coliform merupakan pengelompokkan berbagai jenis bakteri coliform

termasuk fecal coliform. Berdasarkan gambar 2.12, pencemaran akibat total

coliform terdapat di semua titik pantau. Konsentrasi tertinggi terdapat di titik

pantau Kweni dengan konsentrasi sebesar 4,6 x 106 JPT/100 ml sedangkan

terendah di Manding sebesar 2,3 x 104.

Gambar 2.12 Parameter Total Coliform

Fecal coliform merupakan bakteri yang terdapat di dalam saluran pencernaan

hewan berdarah panas dan manusia, dan ditemukan pada bangkai, kotoran

hewan, dan secara alami terdapat di tanah. Berdasarkan gambar 2.13, telah

terjadi pencemaran terhadap air sungai Winongo. Pencemaran tertinggi terdapat

pada titik pantau Nyemengan sebesar 2,4 x 106 JPT/100 ml sedangkan terendah di

Manding sebesar 9 x 103 JPT/100 ml.

2,40E+06 2,40E+06

4,60E+06

2,30E+044,60E+05

50000,00E+005,00E+051,00E+061,50E+062,00E+062,50E+063,00E+063,50E+064,00E+064,50E+065,00E+06

Jomegatan Nyemengan Kweni Manding GadingLumbung

Kon

sent

rasi

(JPT

/100

ml)

Lokasi Sampel

Parameter Total Coliform

Totalcoliform

Baku MutuTotalcoliform

Page 28: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 57

Gambar 2.13 Parameter Total Coliform

Berdasarkan parameter total coliform dan fecal coliform terjadi pencemaran

air yang penyebab utamanya adalah kelompok fecal coliform. Lebih lanjut,

pencemaran tersebut beraasal dari kotoran hewan dan manusia dan peternakan

hewan.

2. Sungai Bedog

Pemantauan sungai Bedog dilakukan pada bulan Mei 2013 dengan sampel di

ambil di 3 (tiga) titik pantau mulai dari hulu sungai di Menayu Kidul Tirtonirmolo,

Kasihan hingga daerah hilir di Mangir Kidul, Sendang sari, Pajangan. Hasil analisa

laboratorium jika parameter yang tercemar dipersentasekan berdasarkan titik

pantaunya maka hasilnya adalah BOD (100%), DO (33,3%), nitrit (66,7%), nitrat

(33,3%), Klorin bebas (33,3%), total fosfat (100%), Bakteri total koli (100%), Bakteri

Koli Tinja (100%), dan minyak dan Lemak (33,3%) telah melampaui batas baku

mutu. Sedangkan parameter-parameter dengan konsentrasi sama dengan batas

baku mutu adalah DO (33,3%), minyak dan lemak (33,3%).

2.a Parameter DO, BOD dan COD

Berdasarkan hasil analisa laboratorium, parameter DO yang telah melebihi

baku mutu air kelas II adalah titik pantau Mangir kidul, hilir sungai Bedog dengan

konsentrasi 4,4 mg/l. Sedangkan pada titik pantau Menayu kidul, hulu sungai

bedog untuk wilayah Kabupaten Bantul, konsentrasi sebesar 5 mg/l atau pada

9,30E+04

2,40E+06

2,40E+059,00E+03

2,10E+04

10000,00E+00

5,00E+05

1,00E+06

1,50E+06

2,00E+06

2,50E+06

3,00E+06

Jomegatan Nyemengan Kweni Manding GadingLumbung

Kon

sent

rasi

(JPT

/100

ml)

Lokasi Sampel

Parameter Fecal Coliform

Fecalcoliform

Baku MutuFecalcoliform

Page 29: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 58

ambang kritis dan konsentrasi pada titik pantau Sindon, konsentrasi sebesar 5,1

mg/l, seperti pada grafik dibawah.

Gambar 2.14 Parameter DO di sungai Bedog

Untuk parameter BOD, ketiga titik pantau, yaitu Menayu kidul, Sindon, dan

Mangir kidul telah melampaui baku mutu air klas II. Konsentrasi tertinggi pada

titik pantau Sindon, sebesar 5,9 mg/l sedangkan terendah pada titik pantau

Menayu kidul, sebesar 4 mg/l, seperti pada gambar dibawah.

Gambar 2.15 Parameter BOD di sungai Bedog

4

4,2

4,4

4,6

4,8

5

5,2

Menayu Kidul

Kons

entr

asi (

mg/

L)

01234567

Menayu Kidul

Kons

entr

asi (

mg/

L)

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 58

ambang kritis dan konsentrasi pada titik pantau Sindon, konsentrasi sebesar 5,1

mg/l, seperti pada grafik dibawah.

Gambar 2.14 Parameter DO di sungai Bedog

Untuk parameter BOD, ketiga titik pantau, yaitu Menayu kidul, Sindon, dan

Mangir kidul telah melampaui baku mutu air klas II. Konsentrasi tertinggi pada

titik pantau Sindon, sebesar 5,9 mg/l sedangkan terendah pada titik pantau

Menayu kidul, sebesar 4 mg/l, seperti pada gambar dibawah.

Gambar 2.15 Parameter BOD di sungai Bedog

55,1

4,4

5

Menayu Kidul Sindon Mangir Kidul

Parameter DO

4

5,94,9

3

Menayu Kidul Sindon Mangir Kidul

Parameter BOD

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 58

ambang kritis dan konsentrasi pada titik pantau Sindon, konsentrasi sebesar 5,1

mg/l, seperti pada grafik dibawah.

Gambar 2.14 Parameter DO di sungai Bedog

Untuk parameter BOD, ketiga titik pantau, yaitu Menayu kidul, Sindon, dan

Mangir kidul telah melampaui baku mutu air klas II. Konsentrasi tertinggi pada

titik pantau Sindon, sebesar 5,9 mg/l sedangkan terendah pada titik pantau

Menayu kidul, sebesar 4 mg/l, seperti pada gambar dibawah.

Gambar 2.15 Parameter BOD di sungai Bedog

DO

Baku MutuDO

BOD

Baku MutuBOD

Page 30: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 59

Sedangkan untuk konsentrasi COD ketiga titik pantau tersebut tidak melebihi

baku mutu air kelas II. Ilustrasi Konsentrasi parameter-parameter tersebut dapat

dilihat pada gambar 2.10.

Gambar 2.16 Parameter COD di sungai Bedog

2.b Parameter Nitrit (NO2) dan Nitrat (NO3)

Batas maksimum konsentrasi NO2 dan NO3 berdasarkan baku mutu air klas II

adalah 0,06 mg/l dan 10 mg/l. Berdasarkan hal tersebut, untuk parameter NO2

terdapat dua titik pantau yang melebihi baku mutu, yaitu titik pantau Sindon

dengan konsentrasi sebesar 0,09 mg/l dan Mangir kidul dengan nilai sebesar 0,12

mg/l, seperti terlihat pada gambar 2.9. Konsentrasi tertinggi pada titik pantau

Mangir kidul sedangkan terendah di Menayu Kidul sebesar 0,01 mg/l.

10,212,2 13,5

25

0

5

10

15

20

25

30

Menayu Kidul Sindon Mangir Kidul

Kons

entr

asi (

mg/

l)

Lokasi Sampel

Parameter COD

COD

Baku MutuCOD

Page 31: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 60

Gambar 2.17 Parameter NO2

Gambar 2.18 Parameter NO3

Berdasarkan gambar 2.18, parameter nitrat yang melampaui baku mutu

adalah titik pantau Menayu kidul, konsentrasi tertinggi dengan kadar 18,3 mg/l.

Sedangkan terendah di Sindon dan Mangir kiduli dengan kadar 0,9 mg/l, dibawah

baku mutu. Jika dilihat dari sifat nitrit yang mempunyai kecenderungan mengikat

oksigen dengan bantuan bakteri nitrifikasi seperti nitrobakter maka dapat

disimpulkan bahwa rendahnya kadar nitrit di Menayu kidul disebabkan proses

nitrifikasi.

2.c Parameter klorin bebas dan Total Fosfat

0,01

0,09

0,12

0,06

0

0,02

0,04

0,06

0,08

0,1

0,12

0,14

Menayu Kidul Sindon Mangir Kidul

Kons

entr

asi (

mg/

l)

Lokasi Sampel

Parameter Nitrit (NO2)

Nitrit

BakuMutuNO2

18,3

0,9 0,9

10

0

5

10

15

20

Menayu Kidul Sindon Mangir Kidul

Kon

sent

rasi

(mg/

L)

lokasi Sampel

Parameter Nitrat (NO3)

Nitrat

BakuMutuNitrat

Page 32: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 61

Kandungan klorin bebas dan total fosfat di sungai Bedog berdasarkan hasil

analisa laboratorium menunjukkan, untuk parameter klorin bebas terdapat satu

titik pantau yang melebihi baku mutu dan parameter total fosfat tiga titik pantau

melampaui baku mutu. Titik pantau tersebut adalah Menayu Kidul, Sindon, dan

Mangir Kidul.

Lebih lanjut, parameter Klorin bebas dari tiga titik pantau, konsentrasi

tertinggi pada titik pantau Mangir Kidul sebesar 1,42 mg/l, melebih baku mutu.

Sedangkan terendah pada dua titik pantau sisanya, yaitu Menayu Kidul dan

Sindon dengan konsentrasi ≤ 0,01 mg/l, dibawah baku mutu.

Untuk parameter total fosfat (T-P), ketiga titik pantau telah melampaui baku

mutu, kandungan fosfat tertinggi sebesar 0,5 mg/l terdapat di titik pantau

Menayu Kidul. Sedangkan kandungan fosfat terendah sebesar 0,4 mg/l terdapat

di Sindon dan Mangir Kidul. Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar 2.19 dan

2.20.

Gambar 2.19 Parameter Klorin Bebas

0,01 0,01

1,42

0,0300,20,40,60,8

11,21,41,6

Menayu Kidul Sindon Mangir Kidul

Kon

sent

rasi

(mg/

l)

lokasi Sampel

Parameter Klorin Bebas

Clorinbebas

BakuMutuClorinbebas

0,50,4 0,4

0,2

00,10,20,30,40,50,6

Menayu Kidul Sindon Mangir Kidul

Kon

sent

rasi

(mg/

l)

lokasi Sampel

Parameter T-P

T-P

BakuMutuT-P

Page 33: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 62

Gambar 2.20 Parameter T-P

Klorin bebas selain sebagai disinfektan juga bereaksi dengan senyawa-

senyawa organik yang terdapat didalam air. Klorin bebas tersebut bereaksi

dengan senyawa organik tersebut membentuk senyawa organoklorin yang

merupakan senyawa toksik.

2.d Minyak dan Lemak

Kandungan minyak dan lemak di sungai Bedog berdasarkan analisa

laboratorium menunjukkan tiap titik pantau memiliki kondisi yang berbeda. Pada

titik pantau hulu atau Menayu Kidul telah melampaui baku mutu. Pada titik

pantau tengah atau Sindon, konsentrasi minyak dan lemak berada dibawah baku

mutu. Sedangkan Mangir Kidul atau hilir berada di ambang batas baku mutu.

Lebih lanjut, Menayu Kidul merupakan titik pantau dengan konsentrasi

tertinggi sebesar 1500 µg/l. Sedangkan Sindon merupakan titik pantau dengan

konsentrasi terendah sebesar 500 µg/l, dibawah baku mutu, seperti pada gambar

2.11.

Gambar 2.21 Parameter Minyak dan Lemak

2.e Parameter Koli tinja (Fecal Coliform) dan Total koli (Total Coliform)

Berdasarkan hasil analisa laboratorium dari tiga titik pantau di sungai Bedog

kadar koli tinja dan total koli melebihi baku mutu air kelas II seperti terlihat pada

gambar 2.22 dan 2.23.

2000

500

10001000

0

500

1000

1500

2000

2500

Menayu Kidul Sindon Mangir Kidul

Kon

sent

rasi

(µg/

L)

lokasi Sampel

Parameter Minyak dan Lemak

MinyakdanLemak

BakuMutuMinyakdanLemak

Page 34: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 63

Gambar 2.22 Parameter Koli Tinja dan Total Koli di sungai Bedog

Gambar 2.23 Parameter Koli Tinja dan Total Koli di sungai Bedog

Dari gambar tersebut dapat dilihat kosentrasi total koli dan koli tinja

tertinggi ada di lokasi pantau Menayu Kidul dengan kosentrasi total koli

sebesar 2,4 x 106 JPT/100ml dengan kosentrasi koli tinja sebesar 2,1 x 104.

Konsentrasi terendah di Mangir Kidul dengan konsentrasi total koli dan koli

tinja sebesar 9,0 x 103 JPT/100ml.

3. Sungai Code

Pemantauan sungai Code dilakukan pada bulan Mei 2013 dengan sasaran 2

lokasi titik pantau dari sungai bagian hulu di Ngoto, Bangunharjo dan bagian

0,00E+00

5,00E+03

1,00E+04

1,50E+04

2,00E+04

2,50E+04

Kons

entr

asi (

JPT/

100

ml)

0,00E+005,00E+051,00E+061,50E+062,00E+062,50E+063,00E+06

Kons

entr

asi (

JPT/

100

ml)

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 63

Gambar 2.22 Parameter Koli Tinja dan Total Koli di sungai Bedog

Gambar 2.23 Parameter Koli Tinja dan Total Koli di sungai Bedog

Dari gambar tersebut dapat dilihat kosentrasi total koli dan koli tinja

tertinggi ada di lokasi pantau Menayu Kidul dengan kosentrasi total koli

sebesar 2,4 x 106 JPT/100ml dengan kosentrasi koli tinja sebesar 2,1 x 104.

Konsentrasi terendah di Mangir Kidul dengan konsentrasi total koli dan koli

tinja sebesar 9,0 x 103 JPT/100ml.

3. Sungai Code

Pemantauan sungai Code dilakukan pada bulan Mei 2013 dengan sasaran 2

lokasi titik pantau dari sungai bagian hulu di Ngoto, Bangunharjo dan bagian

2,10E+04

1,50E+04

9,00E+03

10000,00E+00

5,00E+03

1,00E+04

1,50E+04

2,00E+04

2,50E+04

Menayu Kidul Sindon Mangir Kidul

Parameter Fecal Coliform

2,40E+06

9,30E+049,00E+03

50000,00E+005,00E+051,00E+061,50E+062,00E+062,50E+063,00E+06

Menayu Kidul Sindon Mangir Kidul

Parameter Total Coliform

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 63

Gambar 2.22 Parameter Koli Tinja dan Total Koli di sungai Bedog

Gambar 2.23 Parameter Koli Tinja dan Total Koli di sungai Bedog

Dari gambar tersebut dapat dilihat kosentrasi total koli dan koli tinja

tertinggi ada di lokasi pantau Menayu Kidul dengan kosentrasi total koli

sebesar 2,4 x 106 JPT/100ml dengan kosentrasi koli tinja sebesar 2,1 x 104.

Konsentrasi terendah di Mangir Kidul dengan konsentrasi total koli dan koli

tinja sebesar 9,0 x 103 JPT/100ml.

3. Sungai Code

Pemantauan sungai Code dilakukan pada bulan Mei 2013 dengan sasaran 2

lokasi titik pantau dari sungai bagian hulu di Ngoto, Bangunharjo dan bagian

9,00E+03

1000

Mangir Kidul

Parameter Fecal Coliform

Fecalcoliform

BakuMutuFecalcoliform

9,00E+03

5000Mangir Kidul

Parameter Total ColiformTotalcoliform

BakuMutuTotalcoliform

Page 35: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 64

tengah di Kembang Songo, Trimulyo, Jetis. Dari hasil pemantauan menunjukkan

bahwa parameter pencemar terbesar di Sungai code berturut-turut adalah

bakteri Coli tinja (100%), bakteri total Coli (100%), BOD (100%), Total Fosfat (100%),

dan minyak dan lemak (50%).

3.a Parameter BOD

Berdasarkan hasil uji laboratorium menunjukkan konsentrasi BOD di 2 (dua)

lokasi pemantauan konsentrasinya melebihi baku mutu air klas II sesuai

Peraturan Gubernur DIY Nomor 20 Tahun 2008. Konsentrasi tertinggi BOD

adalah 5,9 mg/L di Ngoto, Bangunharjo, Sewon sekaligus terendah untuk

parameter DO dengan konsentrasi sebesar 5,3 mg/L, seperti terlihat pada

gambar 2.24.

Gambar 2.24 Konsentrasi BOD di sungai Code

3.b Parameter Total Fosfat

Kandungan total fosfat di sungai Code berdasarkan hasil analisa laboratorium

menunjukkan di dua lokasi melampaui baku mutu, yaitu titik pantau Ngoto dan

Kembang Songo.

Berdasarkan ke dua titik pantau yang melampaui baku mutu, kandungan fosfat

tertinggi sebesar 0,5 mg/l terdapat di titik pantau Kweni. Sedangkan

kandungan fosfat terendah sebesar 0,3 mg/l terdapat di Kembang Songo.

Untuk lebih jelasnya dapat melihat gambar 2.25.

5,95,3

3

01234567

Ngoto Kembang Songo

Kon

sent

rasi

(mg/

L)

Lokasi Sampel

Parameter BOD

BOD

BakuMutuBOD

Page 36: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 65

Gambar 2.25 Konsentrasi Total Fosfat di sungai Code

3.c Minyak dan Lemak

Kandungan minyak dan lemak di sungai Code berdasarkan analisa

laboratorium menunjukkan tiap titik pantau memiliki kondisi yang berbeda. Pada

titik pantau Ngoto telah melampaui baku mutu. Pada titik Kembang Songo,

konsentrasi minyak dan lemak berada di ambang batas baku mutu.

Lebih lanjut, Menayu Kidul merupakan titik pantau dengan konsentrasi

tertinggi sebesar 1500 µg/l. Sedangkan Sindon merupakan titik pantau dengan

konsentrasi terendah sebesar 1000 µg/l, seperti pada gambar 2.26.

Gambar 2.26 Konsentrasi Minyak dan Lemak di sungai Code

0,5

0,3

0,2

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

Ngoto Kembang Songo

Kon

sent

rasi

(mg/

L)

Lokasi Sampel

Parameter Total Fosfat

T-P

BakuMutuT-P

1500

10001000

0200400600800

1000120014001600

Ngoto Kembang Songo

Kon

sent

rasi

(µg/

L)

Lokasi Sampel

Parameter Minyak dan Lemak

MinyakdanLemak

BakuMinyakdanLemak

Page 37: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 66

3.d Parameter Total Koli (Total Coliform) dan Koli Tinja (Fecal Coliform)

Pencemaran bakteri Koli tinja dan Total Coli terjadi di semua titik pantau

dengan konsentrasi tertinggi di Ngoto sebesar 4,3 x 104 JPT/100 ml untuk koli

tinja dan 2,4 x 105 JPT/100 ml untuk total koliform. Sedangkan konsentrasi

terendah di Kembang Songo dengan konsentrasi 9 x 103 JPT/100 ml untuk koli

tinja ddan 2,4 x 104 JPT/!00 ml untuk total koli. Untuk lebih jelasnya mengenai

konsentrasi Koli tinja dan Total koli di sungai Code dapat dilihat pada gambar 2.27

dan 2.28.

Gambar 2.27 Parameter Fecal Coliform di sungai Code

Gambar 2.28 Parameter Fecal Coliform di sungai Code

4. Sungai Opak

4,30E+04

9,00E+03

10000,00E+005,00E+031,00E+041,50E+042,00E+042,50E+043,00E+043,50E+044,00E+044,50E+045,00E+04

Ngoto Kembang Songo

Kon

sent

rasi

(µg/

L)

Lokasi Sampel

Parameter Fecal Coliform

Fecalcoliform

Baku MutuFecalcoliform

2,40E+05

2,30E+045000

0,00E+00

5,00E+04

1,00E+05

1,50E+05

2,00E+05

2,50E+05

3,00E+05

Ngoto Kembang Songo

Kon

sent

rasi

(µg/

L)

Lokasi Sampel

Parameter Total Coliform

Totalcoliform

BakuMutuTotalcoliform

Page 38: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 67

Pemantauan Sungai Opak dilakukan pada bulan Mei 20113 dengan sasaran 3

titik pantau dari sungai bagian hulu Kloron, Klenggotan sampai bagian hilir di

Putat, Selopamioro, Imogiri. Dari hasil pemantauan menunjukkan bahwa

parameter pencemar terbesar di sungai Opak berturut-turut adalah BOD (100%),

Nitrit (66,7%), Klorin bebas (33,3%), Total Fosfat (66,7%), minyak dan lemak

(33,3%) bakteri koli tinja (100%), bakteri total koli (100%). Grafik parameter

pencemar dapat di lihat di bawah ini.

4.a. Parameter BOD

Berdasarkan hasil analisa laboratorium konsentrasi BOD di tiga titik pantau

melebihi baku mutu, yaitu Kloron, Klenggotan, dan putat. Konsentrasi tertinggi

terdapat di titik pantau Kloron dengan konsentrsai sebesar 5,1 mg/l. Sedangkan

konsentrasi trendah adalah titik pantau Klenggotan sebesar 3,1 mg/l, seperti

yang terlihat pada gambar 2.29.

Meskipun konsentrasi BOD tinggi tetapi kadar DO nya masih diatas baku mutu

sehingga masih memungkinkan tumbuhan dan hewan untuk hidup di sungai

Opak.

Gambar 2.29 Parameter BOD di sungai Opak

4.b. Parameter Nitrit (NO2)

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap air sungai Opak untuk parameter

nitrit adalah satu titik pantau masih dibawah baku mutu sedangkan dua titik

pantau telah melewati baku mutu. Titik pantau yang bmasih dibawah baku mutu

5,13,1

4,9

3

0

1

2

3

4

5

6

Kloron Klenggotan Putat

Kon

sent

rasi

(mg/

L)

Lokasi Sampel

Parameter BOD

BOD

BakuMutuBOD

Page 39: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 68

adalah titik pantau Kloron dengan konsentrasi 0,04 mg/l. Titik pantau yang telah

melewati baku mutu adalah titik pantau Klenggotan dan Putat. Konsentrasi

masing-masing titik pantau tersebut secara berurutan adalah 0,1 mg/l dan 0,11

mg/l, seperti pada gambar 2.30.

Gambar 2.30 Parameter NO2 di sungai Opak

Selain itu, konsentrasi tertinggi terdapat pada titik pantau Putat dan terendah

pada titik pantau Kloron yang mana masih dibawah baku mutu.

4.c. Parameter Total Fosfat

Kandungan total fosfat di sungai Opak berdasarkan hasil analisa laboratorium

menunjukkan dua lokasi melampaui baku mutu, yaitu titik pantau Kloron dan

Klenggotan. Satu titik pantau di ambang kritis, yaitu Putat.

Berdasarkan ke dua titik pantau yang melampaui baku mutu, kandungan

fosfat tertinggi sebesar 0,4 mg/l terdapat di titik pantau Kloron. Sedangkan

kandungan fosfat terendah sebesar 0,2 mg/l terdapat di Putat. Untuk lebih

jelasnya dapat melihat gambar 2.31.

0,04

0,1 0,11

0,06

0

0,02

0,04

0,06

0,08

0,1

0,12

Kloron Klenggotan Putat

Kon

sent

rasi

(mg/

L)

Lokasi Sampel

Parameter Nitrit (NO2)

NO2

BakuMutuNO2

Page 40: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 69

Gambar 2.31 Parameter Total Fosfat di sungai Opak

4.d. Parameter Minyak dan Lemak

Kandungan minyak dan lemak di sungai Opak berdasarkan analisa

laboratorium menunjukkan tiap titik pantau memiliki kondisi yang berbeda. Pada

titik pantau Putat telah melampaui baku mutu. Kemudian titik pantau

Klenggotan dibawah baku mutu dan titik pantau Kloron berada di ambang batas

baku mutu.

Lebih lanjut, konsentrasi tertinggi sebesar 2000 µg/l pada titik pantau Putat.

Sedangkan titik pantau dengan konsentrasi terendah sebesar 1000 µg/l di

Klenggotan, seperti pada gambar 2.32.

Gambar 2.32 Parameter Minyak dan Lemak di sungai Opak

0,4 0,3

0,20,2

00,05

0,10,15

0,20,25

0,30,35

0,40,45

Kloron Klenggotan Putat

Kon

sent

rasi

(mg/

L)

Lokasi Sampel

Parameter Total Fosfat

T-P

BakuMutu T-P

1000

500

2000

1000

0

500

1000

1500

2000

2500

Kloron Klenggotan Putat

Kon

sent

rasi

(µg/

L)

Lokasi Sampel

Parameter Minyak dan Lemak

MinyakdanLemakBakuMinyakdanLemak

Page 41: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 70

4.e. Parameter Koli tinja (Fecal Coliform) dan Total koli (Total Coliform)

Pencemaran Bakteri total koli dan koli tinja di sungai Opak terjadi di semua

titik pantau dengan konsentrasi tertinggi untuk koli tinja sebesar 7,5 x 104 JPT/100

ml di titik pantau Klenggotan dan terendah di Putat dengan kadar 4 x 103 JPT/100

ml. Untuk parameter total koli konsentrasi tertinggi di lokasi Klenggotan dengan

konsentrasi 7,5 x 104 JPT/100 mL dan terendah di Putat dengan kadar 1,4 x 104

JPT/100 mL. Secara keseluruhan besarnya konsentrasi Koli tinja maupun total di

sungai Opak dapat dilihat pada gambar 2.33 dan 2.34.

Gambar 2.33 Konsentrasi Total Koli di sungai Opak

4,30E+04

7,50E+05

1,40E+04

50000,00E+00

1,00E+05

2,00E+05

3,00E+05

4,00E+05

5,00E+05

6,00E+05

7,00E+05

8,00E+05

Kloron Klenggotan Putat

Kon

sent

rasi

(JPT

/ 100

ml)

Lokasi Sampel

Parameter Total Coliform

Totalcoliform

BakuMutuTotalcoliform

Page 42: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 71

Gambar 2.34 Konsentrasi Koli Tinja di sungai Opak

5. Sungai Gajah Wong

Pemantauan sungai Gajah Wong dilakukan pada bulan Juni 2012 dengan

sasaran 2 lokasi titik pantau dari sungai bagian hulu di Bodon Jagalan

Banguntapan dan sungai bagian tengah di Kanggotan Wonokromo Pleret. Dari

hasil pemantauan menunjukkan bahwa parameter pencemar terbesar di sungai

Gajah Wong berturut-turut adalah BOD (100%), DO (50%), Total Fosfat (100),

Minyak dan lemak (100%), Bakteri total koli (100%), dan Koli tinja (100%).

5.a. Parameter BOD dan DO

Besarnya konsentrasi parameter-parameter BOD dan DO di sungai Gajah

Wong dapat dilihat pada gambar 2.35.

2,30E+04

7,50E+04

4,00E+03

10000,00E+001,00E+042,00E+043,00E+044,00E+045,00E+046,00E+047,00E+048,00E+04

Kloron Klenggotan Putat

Kon

sent

rasi

(JPT

/ 100

ml)

Lokasi Sampel

Parameter Koli Tinja

Fecalcoliform

BakuMutuFecalcoliform

Page 43: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 72

Gambar 2.35 Parameter BOD di sungai Gadjah Wong

Berdasarkan grafik tersebut, konsentrasi untuk parameter BOD di titik pantau

Bodon dan Kanggotan sama sebesar 5,9 mg/l.

Gambar 2.36 Parameter BOD di sungai Gadjah Wong

Untuk parameter DO terendah 4,9 mg/l di Bodon, sedangkan tertinggi di

lokasi kanggotan sebesar 6,5 mg/L, seperti terlihat pada gambar 2.36.

5.b. Parameter Total Fosfat

Berdasarkan hasil laboratorium konsentrasi total fosfat melebihi baku mutu

air klas II di 2 (dua) lokasi titik pantau. kosentrasi di kedua lokasi adalah o,5 mg/l.

Ilustrasi besarnya paramater total fosfat di sungai Gajah Wong dapat dilihat pada

Gambar 2.37.

5,95,9

3

0

1

2

3

4

5

6

7

Bodon Kanggotan

Kon

sent

rasi

(mg/

L)

Lokasi Sampel

Parameter BOD

BOD

BakuMutuBOD

4,96,5

5

0

1

2

3

4

5

6

7

Bodon Kanggotan

Kon

sent

rasi

(mg/

L)

Lokasi Sampel

Parameter DO

DO

BakuMutu DO

Page 44: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 73

Gambar 2.37 Parameter Total Fosfat di sungai Gadjah Wong

5.c. Parameter Minyak dan Lemak

Berdasarkan analisa laboratorium, konsentrasi minyak dan lemak di dua titik

pantau, yaitu Bodon dan Kanggotan telah melampaui baku mutu. Konsentrasi di

titik pantau Bodon sebesar 1500 µg/l dan di titik pantau Kanggotan sebesar 2000

µg/l dengan baku mutu sebesar 1000 µg/l. Hal tersebut dapat dilihat pada

gambar 2.38.

Gambar 2.38 Parameter Minyak dan Lemak di sungai Gadjah Wong

5.d. Parameter Koli tinja (Fecal Coliform) dan Total koli (Total Coliform)

0,50,5

0,2

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

Bodon Kanggotan

Kons

entr

asi (

mg/

l)

Lokasi Sampel

Parameter Total Fosfat

T-P

Baku Mutu T-P

1500

2000

1000

0

500

1000

1500

2000

2500

Bodon Kanggotan

Kon

sent

rasi

(µg/

L)

Lokasi Sampel

Parameter Minyak dan Lemak

Minyak dan Lemak

Baku Minyak danLemak

Page 45: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 74

Konsentrasi parameter Koli tinja dan Total koli di sungai Gajah wong di

masing-masing lokasi sampling dapat dilihat pada Gambar 2.39 dan 2.40.

Gambar 2.39 Parameter Koli Tinja Gadjah Wong

Gambar 2.40 Parameter Total Tinja Gadjah Wong

Pencemaran Bakteri total koli dan koli tinja terjadi di semua titik pantau.

Konsentrasi total koli dan koli tinja tertinggi di Bodon dengan kosentrasi

sebesar 2,4 x 106 JPT/100 ml untuk total koli dan 9,3 x 104 Jml/100 ml untuk koli

tinja. Terendah di Kanggotan dengan konsentrasi 4,3 x 104 Jml/100 ml untuk

total koli dan 9 x 103 Jml/100ml untuk koli tinja.

C.1.b. Tren Kualitas Air Sungai

2,30E+04

9,00E+03

10000,00E+00

5,00E+03

1,00E+04

1,50E+04

2,00E+04

2,50E+04

Bodon Kanggotan

Kon

sent

rasi

(jm

l/100

ml)

Lokasi Sampel

Parameter Koli Tinja

Fecalcoliform

2,40E+06

4,30E+04

50000,00E+00

5,00E+05

1,00E+06

1,50E+06

2,00E+06

2,50E+06

3,00E+06

Bodon Kanggotan

Kon

sent

rasi

(jm

l/100

ml)

Lokasi Sampel

Parameter Total Coliform

Totalcoliform

Page 46: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 75

Untuk mengetahui seberapa jauh perkembangan tiap parameter per

tahunnya di suatu sungai, dilakukan analisis tren sungai selama 4 tahun berturut-

turut. Berikut disajikan salah satu contoh tren kualitas air sungai untuk beberapa

parameter dari tahun 2010 sampai 2012.

1.a. Parameter BOD

Konsentrasi BOD di sungai Bedog dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013

secara keseluruhan mengalami penurunan yang dapat dilihat pada gambar 2.41.

Gambar 2.41 Tren konsentrasi BOD di Sungai Bedog

Penurunan terjadi hampir di tiap titik pantau tiap tahunnya. Penurunan

terbesar terjadi pada tahun 2010 ke tahun 2011 sebesar 23 mg/l di titik pantau

Sindon. Sedangkan pada titik pantau Mangir kidul pada tahun 2012-2013 terjadi

kenaikkan konsentrasi BOD sebesar 0,9 mg/l. Penurunan tersebut

mengindikasikan bahwa beban pencemaran terhadap sungai Bedog mengalami

penurunan.

Konsentrasi terendah selama empat tahun terakhir adalah 4 mg/l di titik

pantau Menayu Kidul pada tahun 2013 dan Mangir Kidul pada tahun 2012.

0

5

10

15

20

25

30

35

Menayu Kidul Sindon Mangir Kidul

Kon

sent

rasi

(mg/

l)

Lokasi Sampel

Tren Konsentrasi BOD di Sungai Bedog

2010

2011

2012

2013

BakuMutuBOD

Page 47: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 76

Konsentrasi tertinggi selama empat tahun berada di titik pantau Sindon dan

Mangir kidul sebesar 32 mg/l pada tahun 2010.

1.b. Parameter COD

Konsentrasi COD di Sungai Bedog dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013

secara keseluruhan mengalami penurunan.

Gambar 2.42 Tren konsentrasi COD Sungai Bedog

Penurunan-penurunan tersebut terjadi di tiga titik pantau seperti yang terlihat

pada gambar 2.42. pada titik pantau Menayu kidul terjadi penurunan sebesar 3,8

mg/l. Sindon, turun sebesar 43,8 mg/l dan titik pantau Mangir Kidul sebesar 38,5

mg/l.

Meskipun dari tahun 2010 sampai 2012 terjadi penurunan, jika dicermati lebih

dalam terjadi kenaikkan konsentrasi sebesar 6,5 mg/l pada titik pantau Mangir

Kidul dari tahun 2012 ke 2013.

Berdasarkan gambar tersebut diatas, dapat dilihat selama empat tahun

berturut-turut tren konsentrasi COD terus mengalami penurunan dan statusnya

sekarang berada di bawah baku mutu air klas II. Hal tersebut mengindikasikan

beban pencemaran terhadap sungai Bedog mengalami penurunan dari tahun ke

tahun.

1.c. Parameter DO

0

10

20

30

40

50

60

Menayu Kidul Sindon Mangir Kidul

Kon

sent

rasi

(mg/

L)

Lokasi Sampel

Grafik Tren Konsentrasi COD di Sungai Bedog

2010

2011

2012

2013

BakuMutuCOD

Page 48: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 77

Berikut gambar untuk konsentrasi parameter DO, gambar 2.43. Berdasarkan

gambar tersebut kualitas DO dari tahun ke tahun semakin membaik meskipun

masih ada yang dibawah baku mutu air klas II.

Gambar 2.43 Tren konsentrasi DO Sungai Bedog

Peningkatan terjadi pada tiga titik pantau selama empat tahun terakhir. Titik

pantau Menayu Kidul meningkat sebesar 2 mg/l, Sindon meningkat sebesar 3,9

mg/l, dan Mangir Kidul meningkat sebesar 0,6 mg/l. Lebih lanjut, peningkatan

tersebut jika dilihat dari segi baku mutu klas II untuk titik pantau Mangir Kidul

masih dibawah dan Menayu Kidul berada diambang kritis sedangkan untuk

Sindon hanya 0,1 mg/l diatas baku mutu.

Berdasarkan tren kualitas air sungai Bedog dengan melihat parameter BOD

dan COD yang mengalami penurunan tiap tahunnya akan tetapi kadar DO masih

dibawah baku mutu. Hal tersebut mengkhawatirkan, karena berdampak

berkurangnya biota-biota air yang hidup di sungai karena kekurangan oksigen.

Untuk itu diperlukan peran aktif kepada semua pihak baik masyarakat di sekitar

sungai, pemerintah dan pelaku usaha agar dapat melestarikan fungsi sungai

sehingga sungai dapat dimanfaatkan sebagai sumberdaya kehidupan.

1.d. Parameter Nitrat (NO3)

Konsentrasi nitrat (NO3) di sungai Bedog dari tahun 2010 sampai dengan

tahun 2013 yang dapat dilihat pada gambar 2.44.

0

1

2

3

4

5

6

Menayu Kidul Sindon Mangir Kidul

Kon

sent

rasi

(mg/

l)

Lokasi Sampel

Grafik Tren Konsentrasi DO

2010

2011

2012

2013

Baku Mutu DO

Page 49: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 78

Gambar 2.44 Tren Konsentrasi Nitrat di Sungai Bedog

Berdasarkan grafik tersebut diatas, dapat dilihat selama 4 (empat) tahun

berturut-turut tren konsentrasi berfluktuatif. Konsentrasi nitirt tertinggi selama

empat tahun terakhir berada di Menayu Kidul sebesar 18,3 mg/l pada tahun 2013.

Sedangkan Konsentrasi terendah di lokasi Mangir Kidul sebesar 0,1 mg/l pada

tahun 2010.

Selama tiga tahun, yaitu 2010-2012 kon sentrasi di tiga titik pantau berada di

bawah baku mutu air klas II. Pada tahun 2013 terjadi kenaikkan yang sangat

signifikan di titik pantau Menay Kidul hingga diatas baku mutu klas II. Dimana

pada tahun 2012 konsentrasi nitrit di titik pantau tersebut sebesar 3 mg/l menjadi

18, 3 mg/l di tahun 2013.

Berikut lokasi titik pantau dalam pengambilan sampel air di lima sungai yang

berada di Kabupaten bantul (Gambar 2.45).

02468

101214161820

Menayu Kidul Sindon Mangir Kidul

Kon

sent

rasi

(mg/

L)

Lokasi Sampel

Grafik Tren Konsentrasi Nitrat (NO3)

2010

2011

2012

2013

Baku MutuNO3

Page 50: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 79

Gambar 2.45 Peta Pengambilan Sampel Air Sungai

C.2 Kualitas Mata Air

Sebaran mata air potensial di Kabupaten Bantul terdapat di satuan Perbukitan

Baturagung, dan kemungkinan di Perbukitan Formasi Sentolo. Terbentuknya mata air

dapat disebabkan oleh adanya: (a) patahan, (b) perbedaan perlapisan batuan, dan (c)

distrike. Di Kecamatan Imogiri dan Piyungan wilayahnya merupakan pegunungan yang

tersusun dari berbagai formasi batuan, sehingga di daerah ini terdapat beberapa mata

air. Kecamatan Kretek terdapat mata air panas, yaitu di Parangwedang dan beberapa

mata air lain di sekitar daerah obyek wisata Parangtritis.

Mata air Cerme di Kecamatan Imogiri mempunyai debit aliran yang paling

besar, yaitu 66 liter/detik. Mata air ini merupakan muara sungai bawah tanah yang

muncul ke permukaan karena adanya sesar. Aliran air tanah yang mengalir melalui

rekahan, celah dan lorong pelarutan pada batugamping Formasi Wonosari, akan ter-

bentur pada Formasi Nglanggeran yang berbatuan breksi volkanik dan relatif kedap air,

sehingga menyebabkan munculnya mata air, seperti Mata air Surocolo. Nawungan I

dan Nawungan II.

Page 51: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 80

Mata air merupakan salah satu sumberdaya air yang dipergunakan untuk

mencukupi kebutuhan rumah tangga seperti mandi, mencuci, memasak, pengairan,

dan lain-lain terutama penduduk yang berada di wilayah perbukitan. Air disalurkan

melalui selang maupun pipa ke rumah-rumah penduduk untuk mencukupi kebutuhan

air keluarga.

Agar air mata air yang dimanfaatkan masyarakat sekitar kawasan mata air

memenuhi peryaratan sesuai peruntukannya serta layak dikonsumsi diperlukan

pemantauan secara rutin. Untuk itu, Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul

bekerjasama dengan Dinas/Instansi terkait melaksanakan pemantauan mata air

walaupun baru dalam jumlah sedikit. Mengingat keterbatasan dana, belum semua

paramater yang ada sesuai peraturan dapat dilakukan pengujian.

Analisa laboratorium dari mata air di dua lokasi pemantauan yaitu Mata air

Kedung dan Beji, Pajangan, Bantul (tabel SD-15) dilakukan terhadap parameter fisika,

kimia anorganik dan Biologi. Berdasarkan hasil analisa dengan mengacu baku mutu air

sesuai Permenkes Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 ada parameter yang konsentrasinya

diatas baku mutu, yaitu fecal coliform dan total coliform.

Besarnya konsentrasi fecal coliform di dua mata air tersebut melebihi baku

mutu air yaitu untuk mata air Kedung Pajangan sebesar 11 JML/100 ml dan Beji

mencapai 11 JML/100 ml dan untuk konsentrasi total coliform yang juga melebihi baku

mutu, yaitu mata air Kedung Pajangan sebesar 22 JML/100 ml dan Beji sebesar 22

JML/100 ml dimana berdasarkan baku mutu untuk konsentrasi kedua parameter

tersebut adalah nol. sedangkan untuk parameter yang lainnya masih dibawah baku

mutu.

C.3 Kualitas Air Sumur

Air sumur merupakan sumber daya air yang paling banyak dimanfaatkan untuk

memenuhi kebutuhan air dalam rumah tangga. Pembangunan yang terus meningkat

berdampak pada kualitas air sumur. Penurunan kualitas air sumur akan berdampak

langsung pada kesehatan masyarakat di suatu wilayah.

Untuk memantau kualitas air sumur maka dilakukan pemantauan di tiga lokasi

yang berdekatan dengan sumber pencemar. Parameter yang digunakan dalam

pengujian laboratorium menggunakan baku mutu yang tertuang dalam peraturan

menteri kesehatan No. 416/MENKES/PER/IX/1990. Hasil pengujian kualitas air sumur di 3

Page 52: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 81

(tiga) lokasi pantau dapat dilihat pada tabel SD-16. Salah satu lokasi pengambilan

sampling air sumur dapat dilihat pada gambar 2.46.

Gambar 2.46 Pengambilan sampel air sumur di kecamatan Sewon

Berdasarkan hasil uji laboratorium ada beberapa parameter yang melebihi baku

mutu. Parameter-parameter yang konsentrasinya melebihi baku mutu yaitu senyawa

kadmium, besi, mangan, dan Total koli. Parameter kadmium melebihi baku mutu didua

lokasi titik pantau dengan konsentrasi sebesar 0,025 mg/l dan 0,032 mg/l dimana baku

mutu yang dipersyaratkan sebesar 0,005 mg/l. Tingginya konsentrasi kadmium di air

sumur mengindikasikan terjadinya pencemaran yang berasal dari limbah domestik

rumah tangga atau industri kecil yang mana limbah tersebut meresap ke tanah hingga

sampai ke air sumur warga. Untuk parameter besi dan mangan, konsentrasi kedua

parameter tersebut sebesar 6 mg/l dan 2,55 mg/l dimana baku mutu yang

dipersyaratkan sebesar 0,3 mg/l untuk besi dan 0,1 mg/l untuk mangan.

Untuk parameter total koli, ketiga titik pantau juga melebihi baku mutu dengan

konsentrasi sebesar 4,6 x 103 jml/100 ml, 2,1 x 102 jml/100 ml, dan 1,1 x 104 jml/100 ml.

Tingginya konsentrasi bakteri koli dipengaruhi oleh sanitasi yang kurang baik seperti

terikutnya kotoran manusia maupun hewan dalam air tersebut.

D. UDARA

D.1 Udara Ambient

Udara ambient menurut PP no. 41 tahun 1999 tentang pengendalian

pencemaran udara adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang

berada didalam wilayah yuridiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan

memengaruhi kesehatan manusia, mahluk hidup, dan unsur lingkungan hidup lainnya.

Berdasarkan hal tersebut kualitas udara suatu wilayah dapat memengaruhi kesehatan

Page 53: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 82

dimana kualitas udara yang baik menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat karena

udara sangat dibutuhkan makhluk hidup untuk bernafas. Untuk menjaga agar kualitas

udara tidak menurun perlu dilakukan pemantauan secara rutin dan berkelanjutan.

Pemantauan udara ambient dilakukan di 6 (enam) titik pantau/lokasi yang tersebar di

wilayah Kabupaten Bantul, khususnya di tempat-tempat yang padat lalu lintas dan

berdekatan dengan industri. Pemantauan kualitas udara dilaksanakan secara periodik

dalam satu tahun dengan parameter-parameter yang dipantau meliputi : Sulfur

Dioksida (SO2), Nitrogen Dioksida (NO2), Karbon Monooksida (CO), Ozon (O3), TSP,

PM 10, PM 2,5 dan Timbal (Pb). Pemantauan kualitas udara ambient yang dilakukan

BLH Bantul seperti terlihat pada gambar 2.47

Gambar 2.47. Pemantauan kualitas udara di Sewon dan Bantul

Hasil analisis parameter-parameter tersebut di atas dibandingkan dengan

standar baku mutu udara ambient daerah dan baku kebisingan. Standar baku mutu

kebisingan yang digunakan Surat Keputusan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

Nomor 176/KPTS/2003 sedangkan baku mutu udara ambient adalah Lampiran

Keputusan Gubernur daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 153 tahun 2002.

Kualitas udara ambient untuk parameter yang diuji (tabel SD-18) di kabupaten

Bantul masih dibawah baku mutu.

D.1.1. Hasil Pengukuran Kualitas Udara Ambient

Hasil pemantauan kualitas udara yang dilaksanakan pada tahun 2013 di 6

(enam) titik pemantauan (tabel SD-16) untuk masing-masing parameter adalah

sebagai berikut :

a. Sulfur Dioksida (SO2)

Konsentrasi Sulfur Dioksida (SO2) di udara dapat menyebabkan hujan

asam. Hujan asam terbentuk dari senyawa SO2 yang bereaksi dengan Oksigen

(O2) membentuk SO3 yang merupakan senyawa yang reaktif. Senyawa SO3

Page 54: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 83

akan bereaksi dengan uap air membentuk asam sulfit (H2SO3). Asam sulfit

inilah jika hujan turun akan ikut terbawa air yang menyebabkan hujan asam.

Hujan asam sangat merugikan karena dapat merusak tanaman maupun

kesuburan tanah, juga benda-benda yang terbuat dari logam akan mengalami

peristiwa perkaratan (oksidasi). Adapun hasil pengukuran SO2 di udara dapat

dilihat pada gambar 2.48.

Gambar 2.48 Konsentrasi SO2

Berdasarkan pengukuran SO2 yang terlihat pada grafik tersebut diatas,

besarnya konsentrasi di 6 (enam) lokasi titik pemantauan masih di bawah

baku mutu udara ambient. Namun konsentrasi SO2 di udara relatif rendah

tidak dapat diabaikan begitu saja, karena proses akumulasi akan tetap terjadi

untuk emisi yang terus menerus. Kadar SO2 tertinggi mencapai 26,90 µg/Nm3

di titik pemantauan perempatan Madukismo, Kasihan, sedangkan yang

terendah berada di titik pemantauan perempatan klodran, jalan Bantul

dengan konsentrasi 20,40 µg/Nm3. Tingginya konsentrasi SO2 tersebut

diindikasikan adanya kepadatan kendaraan bermotor, industri yang

menggunakan bahan bakar fosil.

b. Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwana, tidak berbau dan

tidak berasa yang merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna dari

senyawa karbon. Gas tersebut terdiri dari satu atom karbon yang mempunyai

0,00100,00200,00300,00400,00500,00600,00700,00800,00900,00

1.000,00

PerempatanJejeran

PertigaanPasar

Piyungan

Perempatanketandan

Perempatandepan

BRIMOB

PerempatanKlodran

PerempatanMadukismo

µg/N

m3

Lokasi Sampel

Parameter SO2

SO2

BakuMutuSO2

Page 55: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 84

ikatan kovalen dengan satu atom oksigen. Adapun hasil pengukuran CO

diudara dapat dilihat pada gambar 2,49.

Gambar 2.49 Konsentrasi CO

Berdasarkan gambar tersebut diatas dapat diketahui bahwa kandungan

CO untuk semua titik pemantauan berada di bawah baku mutu. Konsentrasi

tertinggi sebesar 11.300 µg/Nm3 di lokasi titik pantau perempatan Ketandan,

Jalan Wonosari sedangkan konsentrasi terendah sebesar 8.550 µg/Nm3 di titik

pantau perempatan Klodran, jalan Bantul. Tingginya konsentrasi CO di

perempatan Ketandan mengindikasikan adanya polusi dari pembakaran

bahan bakar fosil yang tidak sempurna.

Tingginya konsentrasi CO diatas baku mutu dapat menyebabkan gangguan

kesehatan. Gas CO yang terhirup kedalam tubuh menyebabkan pusing, rasa

tidak enak pada mata, sakit kepala, dan mual. Hal tesebut diakibatkan oleh

gas CO yang terhirup kedalam tubuh masuk kesaluran darah sehingga

berikatan dengan hemoglobin dan menggantikan oksigen dalam darah.

c. Nitrogen Dioksida (NO2)

Gas Nitrogen Oksida (NOx) ada dua macam, yaitu gas Nitrogen

Monooksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2), yang keduanya mempunyai

sifat yang sangat berbeda serta sama-sama sangat berbahaya bagi kesehatan.

Gas NO2 bila mencemari udara mudah di rasakan baunya yang sangat

menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Wilayah perkotaan yang padat

penduduknya biasanya kadar NOx cenderung tinggi. Hal ini disebabkan oleh

berbagai macam kegiatan/usaha yang menunjang kehidupan seperti

10.050 10.500 11.300 9.500 8.55011.200

30.000

05.000

10.00015.00020.00025.00030.00035.000

PerempatanJejeran

PertigaanPasar

Piyungan

Perempatanketandan

Perempatandepan

BRIMOB

PerempatanKlodran

PerempatanMadukismo

µg/N

m3

Lokasi Sampel

Parameter CO

CO

BakuMutuCO

Page 56: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 85

transportasi, penggunaan generator pembangkit liatrik, pembuangan sampah

dan sebagainya.

Nitrogen Dioksida (NO2) yang ada di udara ambient yang terhirup manusia,

dapat menyebabkan kerusakan paru-paru. Setelah bereaksi dengan

atmospher, zat ini membentuk partikel-partikel nitrat yang sangat halus yang

dapat menembus bagian dalam paru-paru. Selain itu, zat ini jika bereaksi

dengan asap bensin yang tidak terbakar dengan sempurna ataupun hidro

karbon lain, akan membentuk Ozon rendah atau Smog kabut berwarna coklat

kemerahan yang menyelimuti sebagian besar kota di dunia.

Hasil pengukuran NO2 di 6 (enam) titik pantau di beberapa wilayah di

Kabupaten Bantul dapat dilihat pada gambar 2.50.

Gambar 2.50. Konsentrasi NO2

Berdasarkan gambar tersebut diatas dapat diketahui bahwa kandungan

NO2 untuk semua titik pemantauan berada di bawah baku mutu. Konsentrasi

tertinggi sebesar 29,30 µg/Nm3 di lokasi titik pantau perempatan Ketandan,

Jalan Wonosari sedangkan konsentrasi terendah sebesar 27 µg/Nm3 di titik

pantau perempatan Klodran, jalan Bantul. Tingginya konsentrasi NO2 di

perempatan Ketandan diindikasikan adanya polusi dari kendaraan bermotor,

produksi energi dan pembuangan sampah.

d. Timbal (pb)

27,90 26 29,30 28,20 27 28,10

400

0,0050,00

100,00150,00200,00250,00300,00350,00400,00450,00

PerempatanJejeran

PertigaanPasar

Piyungan

Perempatanketandan

Perempatandepan

BRIMOB

PerempatanKlodran

PerempatanMadukismo

µg/N

m3

Lokasi Sampel

Parameter NO2

NO2

BakuMutuNO2

Page 57: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 86

Timbal (Pb) merupakan logam berat yang berwarna kebiru-biruan atau

abu-abu keperakan dengan titik leleh 327,5 °C pada tekanan atmosphere.

Sumber utama pencemaran udara dari Pb yaitu asap kendaraan bermotor

yang menggunakan bahan bakar yang mengandung timbal, bahkan dapat

mencemari makanan yang dijajakan di pinggir-pinggir jalan secara terbuka.

Udara yang tercemar timbal berpotensi mengakibatkan gangguan kesehatan

pada saluran pernafasan.

Pencemaran Pb akibat pembakaran bensin tidak sama antara satu tempat

dengan tempat lainnya, karena tergantung pada kepadatan kendaraan

bermotor. Hasil pengukuran Pb di 6 (enam) titik pantau di beberapa wilayah

Kabupaten Bantul dapat dilihat pada gambar 2.51.

Gambar 2.51 Konsentrasi Timbal (Pb)

Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi Pb di 6 (enam) titik pantau

masih berada di bawah baku mutu yang dipersyaratkan. Konsentrasi Pb

tertinggi sebesar 0,234 µg/Nm3 berada di titik pemantauan pertigaan pasar

piyungan, jalan Wonosari, dan konsentrasi terendah sebesar < 0,02 µg/Nm3 di

lokasi perempatan Ketandan, jalan Wonosari dan perempatan Klodaran, Jalan

bantul. Tingginya konsentrasi Timah (Pb) diindikasikan tingginya polutan yang

berasal dari asap kendaraan bermotor di lokasi tersebut.

Polutan Pb memberikan dampak terhadap kesehatan manusia terutama

pada gangguan pertumbuhan anak. Timbal (Pb) mempengaruhi fungsi

kognitif, kemampuan belajar, penurunan fungsi pendengaran, mempengaruhi

0,1380,234

0,02 0,11 0,02 0,15

2

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

PerempatanJejeran

PertigaanPasar

Piyungan

Perempatanketandan

Perempatandepan

BRIMOB

PerempatanKlodran

PerempatanMadukismo

µg/N

m3

Lokasi Sampel

Parameter Pb

Pb

BakuMutuPb

Page 58: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 87

perilaku dan intelegensia, merusak fungsi organ ginjal, system syaraf dan

reproduksi selain itu juga meningkatkan tekanan darah dan mempengaruhi

perkembangan otak.

Selain itu, gangguan kesehatan adalah akibat bereaksinya Pb dengan

gugus sulfidril dari protein yang menyebabkan pengendapan protein dan

menghambat produksi haemoglobin. Gejala keracunan akut didapati bila

tertelan dalam jumlah yang besar yang dapat menimbulkan sakit perut,

muntah dan diare. Gejala keracunan kronis bisa menyebabkan hilangnya nafsu

makan, kontipasi, lelah, sakit kepala, anemia. Pada ibu hamil, kelumpuhan

anggota badan dan gangguan penglihatan.

e. Ozon (O3), PM 10, dan PM 2,5

Berdasarkan hasil pengukuran udara ambient untuk parameter-parameter

Ozon, PM 10, dan PM 2,5 di seluruh titik pemantauan konsentrasinya masih

dibawah baku mutu udara ambient. Konsentrasi tertinggi untuk parameter

Ozon sebesar 17,10 µg/Nm3 di perempatan jejeran, jalan imogiri timur dan

konsentrasi terendah di titik pantau perempatan Ketandan, jalan wonosari

sebesar 9,36 µg/Nm3.

Sedangkan untuk parameter PM10, konsentrasi tertinggi di titik pantau

perempatan madukismo, jalan ringroad selatan sebesar 15,70 µg/Nm3 dan

terendah 4,50 µg/Nm3 di titik pantau perempatan depan brimob, jalan imogiri

timur. Konsentrasi tertinggi untuk parameter PM 2,5 sebesar 16,50 µg/Nm3 di

titik pantau perempatan ketandan, jalan wonosari dan terendah 5,40 µg/Nm3

di titik pantau perempatan depan brimob, jalan imogiri timur.

f. TSP (Partikel)

Partikel dapat berupa debu padat atau titik-titik cair, dapat bersifat primer

atau sekunder. Sumber partikel selain dari proses alam juga oleh aktivitas

manusia seperti peleburan, pembakaran tidak sempurna, transportasi dan

kegiatan industri. Bergeraknya partikel di udara dipengaruhi oleh tenaga dari

luar seperti angin, hujan, tenaga bertahan dan tenaga interaksi. Partikel-

partikel yang dapat mempengaruhi kesehatan yaitu bahan organik dan bahan

anorganik.

Hasil pengukuran konsentrasi partikel (TSP) di 6 (enam) titik pemantauan

dapat dilihat pada gambar 2.52.

Page 59: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 88

Gambar 2.52 Konsentrasi Partikel (TSP)

Hasil pengukuran parameter partikel di 6 (enam) titik pantau menunjukkan

masih dibawah baku mutu udara ambient (230 µg/Nm3). Konsentrasi tertinggi

ada di titik pantau perempatan depan brimob, jalan imogiri timur sebesar 139

µg/Nm3. Konsentrasi terendah TSP sebesar 117,8 µg/Nm3 di perempatan

ketandan, jalan wonosari.

D.1.2. Tren Kualitas Udara

Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencemaran udara, dilakukan

analisis tren udara selama empat tahun berturut-turut. Berikut disajikan salah

satu contoh tren kualitas udara ambient untuk beberapa parameter dari tahun

2010 sampai 2013.

a. Parameter Partikel (TSP)

Hasil pengukuran parameter partikel (TSP) di 6 (enam) titik pantau selama

empat tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 2.53.

62 65

27

139

77

102

230

0

50

100

150

200

250

PerempatanJejeran

PertigaanPasar

Piyungan

Perempatanketandan

Perempatandepan

BRIMOB

PerempatanKlodran

PerempatanMadukismo

µg/N

m3

Lokasi Sampel

Parameter TSP

TSP

BakuMutuTSP

Page 60: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 89

Gambar 2.53 Tren konsentrasi Partikel (TSP)

Berdasarkan grafik tersebut diatas, konsentrasi parameter TSP selama 4

(empat) tahun besarnya fluktuatif. Tahun 2010, hasil analisa laboratorium

menunjukkan 3 titik pantau melampaui baku mutu. Tahun 2011, kondisi udara

ambient memburuk menjadi 5 titik pantau yang melebihi baku mutu. Tahun

2012, kondisi udara ambient membaik, diperlihatkan dengan menurunnya titik

pantau yang melebihi baku mutu menjadi 2 titik pantau. Di tahun 2013, kondisi

udara ambient baik karena ke enam titik pantau berada dibawah baku mutu.

Dalam kurun waktu empat tahun konsentrasi tertinggi ada di titik pantau

perempatan jejeran, jalan imogiri timur pada tahun 2011 sebesar 938 µg/Nm3.

Konsentrasi terendah selama empat tahun terakhir pada tahun 2013 di titik

pantau perempatan ketandan, jalan wonosari dengan nilai sebesar 27 µg/Nm3.

b. Parameter Timbal (Pb)

Hasil pengukuran parameter Timah (Pb) di 6 (enam) titik pantau selama

empat tahun terakhir dapat dilihat pada gambar 2.54.

230

0100200300400500600700800900

1.000

PerempatanJejeran

PertigaanPasar

Piyungan

Perempatanketandan

Perempatandepan

BRIMOB

PerempatanKlodran

PerempatanMadukismo,

Kons

entr

asi µ

g/Nm

3

Lokasi Sampel

Grafik Tren TSP

2013

2012

2011

2010

bakumutu

Page 61: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 90

Gambar 2.54 Tren konsentrasi Timah (Pb)

Berdasarkan grafik tersebut diatas, secara keseluruhan konsentrasi

parameter Pb selama empat tahun terakhir masih dibawah baku mutu.

Selama empat tahun tersebut konsentrasi tertinggi secara keseluruhan terjadi

pada tahun 2010. Jika kita lihat lebih lanjut di titik pantau perempatan jejeran,

jalan imogiri timur, konsentrasi Pb mengalami penurunan dari tahun 2010

sampai 2013 sebesar 0,68 µg/Nm3 meskipun pada tahun 2011 merupakan

konsentrasi Pb terendah.

Selanjutnya pertigaan pasar piyungan, dari tahun 2010 sampai 2013

konsentrasi timbal turun sebesar 0,36 µg/Nm3 dan konsentrasi terendah pada

tahun 2011. Kemudian perempatan ketandan dimana selama tiga tahun

terakhir perubahan konsentrasi yang terjadi tidak signifikan dan selama

empat tahun telah turun sebesar 0,67 µg/Nm3. Perempatan depan brimob,

jalan imogiri timur, terjadi penurunan konsentrasi sebesar 0,71 µg/Nm3 dan

konsentrasi terendah terjadi pada tahun 2011. Perempatan klodran, jalan

bantul, terjadi penurunan sebesar 0,69 µg/Nm3 dan konsentrasi terendah

terendah terjadi pada tahun 2013. Perempatan madukismo, jalan ringroad

selatan, terjadi penurunan sebesar 0,68 µg/Nm3 dan konsentrasi terendah

pada tahun 2011.

0,000

0,500

1,000

1,500

2,000

2,500

PerempatanJejeran

PertigaanPasar

Piyungan

Perempatanketandan

Perempatandepan

BRIMOB

PerempatanKlodran

PerempatanMadukismo,

Kons

entr

asi µ

g/Nm

3

Lokasi Sampel

Grafik Tren Timbal

2013

2010

2011

2012

bakumutu

Page 62: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 91

Gambar 2.55 Peta Pengambilan Sampel Udara

D.2 Kualitas Air Hujan

Pencemaran udara dapat menimbulkan bau, kerusakan materi, gangguan

penglihatan, dan dapat menimbulkan hujan asam yang merusak lingkungan. Hujan

asam merupakan salah satu indikator untuk melihat kondisi pencemaran udara dan

air. Hujan asam terjadi karena banyaknya udara yang larut dan terbawa oleh air hujan

sehingga pH air akan berada di bawah rata-rata. Batas rata-rata pH air hujan adalah 5,6,

merupakan nilai yang dianggap normal atau hujan alami yang telah disepakati secara

internasional oleh badan dunia WHO.

Apabila pH air hujan dibawah 5,6 maka hujan bersifat asam atau disebut

dengan hujan asam. Dampak hujan asam dapat mengikis bangunan/gedung-gedung,

Page 63: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 92

atau bersifat korosif terhadap bahan bangunan, merusak kehidupan biota-biota di

danau-danau dan aliran sungai. Berdasarkan hasil pemantauan kualitas air hujan yang

dilakukan laboratorium Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, pH air hujan

cenderung basa berkisar antara 6,73-8,45. Hal tersebut menandakan pencemaran

udara akibat emisi Sox dan Nox masih rendah. Untuk parameter DHL, besarnya

berkisar 20,5-233 µmhos/cm. Konsentrasi sulfat kadarnya berkisar 0,03235-1,0010 mg/l,

kemudian amonia kadarnya berkisar 0,008-1,1665 mg/l (Tabel SD-24).

E. LAUT, PESISIR, DAN PANTAI

E.1 Kondisi Pesisir dan Pantai

Kabupaten Bantul yang berlokasi di sebelah selatan Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta mempunyai kawasan pantai dengan panjang garis pantai ± 12 km

memanjang dari kawasan obyek wisata Parangtritis ke barat sampai obyek wisata

Pandansimo. Di Kabupaten Bantul terdapat enam desa pesisir yang tersebar di tiga

kecamatan, yaitu Desa Poncosari dan Desa Trimurti (Kec. Srandakan), Desa Gadingsari

dan Desa Srigading (Kec. Sanden) serta Desa Parangtritis dan Desa Tirtoharjo (Kec.

Kretek) .

Pantai di daerah Bantul memiliki ciri berpasir, relatif landai dan terdapat gumuk

pasir dengan tipe Barchan (bulan sabit). Di pantai Parangtritis terdapat sekitar 190

bentukan gumuk pasir bentuk Barchan, Longitudinal, Parabolic dan Sisir. Masing-

masing bentuk tersebut mempunyai cara dan faktor pengontrol pembentukan yang

berbeda. Bentuk parabolik dan sisir dipengaruhi oleh vegetasi yang memotong arah

angin, sehingga kecepatan angin di belakang vegetasi kurang. Bentuk Barchan dan

longitudinal dipengaruhi oleh aktivitas angin, yang bertiup keras. Barchan mempunyai

proses pembentukan yang menarik. Mulanya terbentuk gumuk pasir longitudinal yang

mempunyai sumbu panjang sejajar dengan arah angin, berikutnya tubuh gumuk pasir

semakin tinggi. Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya perputaran air di belakang

gumuk, yang menyebabkan terjadinya penggerusan di belakang gumuk. Penggerusan

yang semakin luas menjadikan penggerusan semakin intensif, sehingga dimensi lebar

seimbang dengan dimensi panjang.

Gumuk pasir Parangtritis dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar,

yaitu pasif dan aktif. Gumuk pasir aktif menempati sisi timur, disini proses

pembentukan gumuk pasir longitudinal dan Barchan oleh aktivitas angin yang bertiup

kuat dapat diamati dan dipelajari dengan baik. Gumuk pasir pasif menempati sisi barat

Page 64: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 93

dan selatan sampai muara kali Opak. Secara global, gumuk pasir merupakan lahan

bentukan yang terjadi karena proses angin. Gumuk pasir yang ada di Pantai selatan

tidak dijumpai di wilayah Indonesia yang lain dan merupakan keajaiban dunia.

Keberadaan gumuk pasir ini dapat menghalangi gelombang pasang maupun tsunami.

Untuk itu keberadaan gumuk pasir harus dijaga dari kegiatan-kegiatan yang dapat

merusak seperti pengambilan pasir pantai untuk pembangunan.

Ditinjau dari aspek ekonomi, secara umum kawasan pesisir Kabupaten Bantul

menunjukkan kondisi cukup baik. Prasarana dan sarana transportasi berupa jalan dan

kendaraan telah berkembang dengan baik, jalan pedesaan pesisir telah diaspal.

Sebagian besar masyarakat pesisir masih mengandalkan sektor pertanian sebagai

sumber penghidupan utama. Namun karena adanya pengurangan luas lahan untuk

kepentingan non pertanian, masyarakat mencari alternatif lain dalam meningkatkan

perekonomian keluarga. Kebanyakan dari masyarakat pesisir saat ini tidak mau

mengandalkan pekerjaannya hanya pada satu profesi. Mereka telah mengembangkan

profesi lain yang dapat menjamin pemenuhan perekonomian keluarga mereka. Ketika

musim tanam dan panen, sebagian masyarakat pesisir berprofesi sebagai petani namun

di sela-sela musim tersebut, mereka berprofesi sebagai nelayan dan lain-lain.

Profesi nelayan dari tahun ke tahun mulai menjadi pilihan menarik bagi

masyarakat pesisir. Alasan pemilihan tersebut adalah cepat menuai hasil dan selalu ada

harapan atas potensi yang terkandung di laut selatan. Tekhnologi yang digunakan

dalam penangkapan ikan tergolong sederhana yaitu dengan menggunakan perahu

motor dan dilengkapi dengan alat tangkap berupa jaring, pancing rawa dasar dan

trolling.

Pemanfaatan lahan pesisir beragam, lahan pantai disamping dimanfaatkan

sebagai area pertambakan udang juga dimanfaatkan sebagai tempat peternakan dan

penanaman tanaman produktif. Pemanfaatan lahan untuk peternakan di samping

mengoptimalkan lahan yang ada, juga sebagai upaya menjaga kondisi lingkungan yang

baik. Selain itu hasil limbah kotoran ternak tersebut dapat dipakai untuk pupuk organik

yang diperlukan dalam pertanian. Di kawasan pesisir telah dibangun fasilitas irigasi

lahan kering berupa embung dan sumur-sumur renteng yang dilengkapi dengan pompa

air.

Konservasi lahan pesisir di Kecamatan Sanden, Kretek dan Srandakan

dilaksanakan dalam bentuk penanaman tanaman keras yang difungsikan sebagai wind

barrier. Jenis-jenis tanaman keras yang ditanam disesuaikan dengan struktur tanah

Page 65: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 94

berpasir, yaitu pandan duri, cemara udang, ketapang, sengon, kleresede dan lain-lain.

Luasan lahan yang difungsikan sebagai wind barrier sebesar 122 Ha di Kecamatan

Srandakan, 28 Ha di Kecamatan Kretek dan 100 Ha di Kecamatan Sanden. Selain

membuat indah dan sejuk di kawasan pesisir, upaya ini sangat bermanfaat sebagai

perlindungan terhadap pertanian lahan kering yang ada serta memberikan

perlindungan terhadap satwa liar terutama jenis-jenis burung. Selain itu juga ditanam

tanaman semusim (sayur-sayuran) seperti ubi jalar, bawang merah, cabai dan lain-lain.

Hal tersebut dilakukan sebagai mata pencarian tambahan penduduk diwilayah pesisir

selain sebagai nelayan dan juga dikarenakan wilayah pesisir pantai selatan tidak

terdapat padang lamun. Dan laut di wilayah kabupaten Bantul tidak terdapat terumbu

karang.

Dukungan masyarakat pesisir terhadap upaya konservasi lahan pesisir sangat

besar. Ini dibuktikan oleh kelompok tani Wonolestari di dusun Samas, desa Srigading,

kecamatan Sanden menggencarkan program penanaman ribuan bakau, nyamplung

dan cemara udang. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mencegah terjangan tsunami,

sebagai pemecah hantaman gelombang (abrasi).

Kegiatan yang sama juga dilaksanakan oleh pemuda-pemudi Baros, Desa

Tirtoharjo, kecamatan Kretek yang menanam bakau di lahan seluas 5 Ha dari 25 Ha

lahan pengembangan untuk tanaman bakau, prosentase tutupan mencapai 75%

dengan kerapatan pohon 500 pohon/Ha (Tabel SD-21). Tujuan dari penanaman bakau

ini juga mencegah terjangan gelombang pasang atau tsunami.

Bentuk konservasi lain yang ada adalah upaya pelestarian penyu yang

dilaksanakan di pantai Samas dan Pandansimo dan Kuwaru yang dimulai sejak tahun

1999. Jenis kegiatan pelestarian ini adalah penjagaan telur-telur penyu yang ada di

pantai sampai menetas. Selanjutnya dilakukan pemeliharaan tukik (anak penyu) di

tempat pemeliharaan yang dibangun Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY.

Kegiatan pelestarian penyu di kawasan Kabupaten Bantul dilaksanakan oleh kelompok

pelestari penyu. Masyarakat sudah menyadari tentang arti konservasi penyu sebagai

satwa yang dilindungi, sehingga masyarakat yang berada di pesisir tidak menangkap

penyu tersebut untuk diperjual belikan. Kelompok masyarakat tersebut juga

melakukan pengamanan tempat bertelur dan melakukan pemeliharaan sampai telur-

telur menetas dan siap untuk dilepas ke laut. Proses pelepasan tukik ke laut telah

dikemas menjadi ajang wisata pendidikan di pantai selatan.

Page 66: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 95

E.2 Kulitas Air laut

Pemanfaatan wilayah pesisir dan pantai untuk kegiatan pariwisata alam

menimbulkan dampak yang cukup besar terhadap perekonomian masyarakat.

Pembangunan fasilitas pendukung seperti penginapan, atraksi-atraksi wisata, rumah

makan dan lain-lain. Mengingat banyaknya kegiatan di kawasan pesisir tersebut maka

banyak pula limbah yang dihasilkan, baik limbah wisatawan, hotel, rumah makan juga

limbah rumah tangga. Kegiatan-kegiatan tersebut apabila tidak ditangani dengan

benar dikhawatirkan terjadi pencemaran di kawasan pantai. Untuk mengetahui sejauh

mana tingkat pencemaran yang terjadi, perlu dilakukan pengujian kualitas air laut.

Pengujian dilakukan di dua titik, yaitu di pantai Kuwaru dan Parangtritis karena lokasi

tersebut ramai pengunjung dan ada kegiatan lain seperti tempat pelelangan ikan,

rumah makan dan lain-lain.

Dari hasil pemantauan kualitas air laut (SD-17), terdapat beberapa parameter

yang melampaui baku mutu berdasarkan Kep. Men LH no. 51 tahun 2004 tentang baku

mutu air biota laut. Untuk parameter fisika, total partikel tersuspensi dan kekeruhan.

Konsentrasi tertinggi untuk parameter TSS dan kekeruhan terdapat di pantai Kwaru.

Besarnya konsentrasi TSS adalah 55,5 mg/l dan tingkat kekeruhannya sebesar 12,76

FTU. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah.

Gambar 2.56 Tingkat Kekeruhan

7,08

12,76

5

0

2

4

6

8

10

12

14

P. Parangtritis P. Kwaru

FTU

Lokasi Sampel

Parameter Kekeruhan

Kekeruhan

Baku Mutu

Page 67: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 96

Gambar 2.57 Konsentrasi TSS

Sedangkan untuk parameter kimia, terdapat beberapa senyawa yang

melampaui baku mutu, yaitu amonia total dan fenol. Kandungan amonia total di kedua

lokasi sampel sebesar 0,7 mg/l dan 0,84 mg/l. Sedangkan untuk kandungan fenol di

kedua lokasi sebesar 0,049 mg/l dan 0,047 mg/l.

Lebih lanjut, berikut beberapa contoh tren terhadap parameter-parameter

yang melampaui baku mutu.

Gambar 2.58 Tren Tingkat Kekeruhan

Berdasarkan gambar diatas tingkat kekeruhan air laut di dua lokasi titik pantau

mengalami peningkatan. Tingkat kekeruhan tertinggi terjadi pada tahun 2013 dimana

52,1

55,5

20

0

10

20

30

40

50

60

P. Parangtritis P. Kwaru

Kons

entr

asi (

mg/

l)

Lokasi sampel

Parameter TSS

TSS

Baku Mutu

0

2

4

6

8

10

12

14

P. Parangtritis P. Kwaru

FTU

Lokasi Sampel

Grafik Tren Tingkat Kekeruhan

2013

2012

2011

Baku Mutu

Page 68: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 97

pada pantai kwaru tingkat kekeruhannya tertinggi di tahu yang sama. Dititik pantau

pantai Parangtritis meningkat sebesar 3,11 FTU dan di pantai Kwaru meningkat sebesar

7,36 FTU.

Gambar 2.59 Tren Tingkat Kekeruhan

Untuk parameter TSS, pada tahun 2013 ini terjadi penurunan meskipun pada

tahun 2012 terjadi kenaikkan konsentrasi TSS di titik pantau pantai Kwaru. Pada titik

pantau pantai Parangtritis selama tiga tahun terakhir konsentrasi TSS terus menurun

meskipun masih berada diatas baku mutu yang ditetapkan. Besaran penurunan yang

terjadi selam tiga tahun terakhir adalah 367,9 mg/l untuk pantai Parangtritis dan 186,5

mg/l untuk pantai Kwaru.

F. IKLIM

F.1 Kondisi Iklim

Di Indonesia terdapat tiga jenis iklim yang mempengaruhi iklim di Indonesia,

yaitu iklim musim (muson), iklim tropica (iklim panas) dan iklim laut. Pergeseran posisi

matahari setiap tahunnya menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia mempunyai

dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada saat matahari berada di utara

ekuator sebagian wilayah indonesia mengalami musim kemarau, sedangkan saat

matahari ada di selatan, sebagian besar wilayah indonesia mengalami musim

penghujan.

Namun beberapa tahun terakhir ini, iklim di Indonesia tidak dapat diprediksi hal

tersebut disebabkan terjadinya pemanasan global. Pemanasan global berdampak pada

050

100150200250300350400450

P. Parangtritis P. Kwaru

Kons

entr

asi (

mg/

l)

Lokasi Sampel

Grafik Konsentrasi TSS

2013

2012

2011

Baku Mutu

Page 69: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 98

perubahan iklim di seluruh dunia. Musim hujan yang berkepanjangan menyebabkan

banjir dan tanah longsor. Musim kemarau yang panjang sehingga terjadi kekeringan

dimana-mana dan kebakaran hutan. Akibat dari hal tersebut menyebabkan kerugian

yang sangat besar khususnya oleh petani yang gagal panen maupun nelayan yang tidak

bisa melaut.

F.2 Unsur Iklim

Salah satu unsur iklim yang sering dan menarik untuk dikaji adalah curah hujan,

karena pola curah hujan di seluruh wilayah Indonesia tidak sama. Curah hujan di

beberapa wilayah di Indonesia dipengaruhi kuat oleh kejadian La-Nina yang

menyebabkan curah hujan di atas rata-rata, sehingga beberapa bencana seperti banjir

maupun longsor lahan terjadi di banyak wilayah Indonesia bahkan seluruh dunia.

Curah hujan pada umumnya diukur dalam harian, bulanan, maupun tahunan.

Curah hujan bulanan tahun 2013 berdasarkan 12 (dua belas) stasiun pemantau (Tabel

SD-22). Curah tertinggi mencapai 907 mm terjadi di Stasiun pemantau CDPU

Bantul/Ringinharjo pada Bulan Januari. Sedang curah hujan terendah sebesar 1 mm di

Stasiun Barongan pada bulan Agustus. Sedangkan data pada bulan Desember hingga

buku ini ditulis data belum masuk.

Unsur iklim lainnya adalah suhu udara yang diukur setiap bulan untuk melihat

cuaca yang terjadi. Berdasarkan data dari BMKG stasiun geofisika kelas I Yogyakarata

suhu rata-rata bulanan tahun 2012 tertinggi pada bulan April dengan suhu rata-rata 27,20C dan terendah pada bulan Agustus dengan suhu rata-rata 25,1 0C. Secara umum suhu

udara rata-rata terendah terjadi pada saat musim hujan dan suhu tertinggi pada musim

kemarau. Namun adanya anomali musim, maka suhu udara juga mengalami

peningkatan atau penurunan.

G. BENCANA ALAM

Selama tahun 2013 ini, bencana alam yang terjadi di Indonesia mulai dari banjir,

longsor, gempa, terjadi di lokasi yang berbeda-beda dan membawa kerugian baik nyawa

manusia maupun harta benda. Pada tahun ini terjadi dua kali letusan gunung merapi yang

mengeluarkan asap tebal. Dampak yang dirasakan di Kabupaten Bantul adalah hujan abu

vulkanik.

Bencana longsor, kekeringan, banjir, kebakaran hutan dan gempa hampir terjadi tiap

tahun. Bencana longsor yang terjadi dikerenakan sebagian wilayah kabupaten Bantul

Page 70: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 99

merupakan perbukitan. Dan bencana gempa yang dialami disebabkan kabupaten bantul

dilewati oleh sesar Opak yang masih aktif.

Tercatat bencana alam yang terjadi pada tahun ini adalah banjir, tanah longsor,

kekeringan dan kebakaran hutan yang melanda di beberapa wilayah kecamatan, dan

gempa bumi. Bencana banjir melanda di dua kecamatan yaitu Kretek dan Dlingo. Kerugian

materiil diperkirakan mencapai Rp. 11.700.000,- lebih rendah dari tahun sebelumnya

sebesar Rp. 20.523.500,-. Dimana Kecamatan Kretek menderita kerugian materiil sebesar

Rp. 8.200.000,- dan Kecamatan Dlingo menderita kerugian sebesar Rp. 3.500.000,-. Pada

tahun 2013, berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bancana daerah, Kabupaten

Bantul tidak ada bencana kekeringan .

Kebakaran hutan pada tahun ini melanda 9 kecamatan, yaitu kecamatan Pundong,

Bambanglipuro, Pandak, Imogiri, Dlingo, Pleret, Piyungan, Sewon, dan Kasihan dengan

total kerugian materiil Rp. 398.000.000,-. Kerugian materiil terbesar di kecamatan Kasihan

Rp. 175.000.000,-. Kerugian materiil terkecil di kecamatan Bambanglipuro Rp. 500.000,-.

Curah hujan yang tinggi, kondisi lahan dengan jenis tanah liat, lokasi di wilayah yang

berada di perbukitan ataupun kurangnya penghijauan menyebabkan terjadinya bencana

longsor terjadi hampir setiap tahun. Tahun 2013, bencana longsor terjadi di empat

kecamatan yaitu Imogiri, Dlingo, Pleret, dan Kasihan (Tabel BA-4). Akibat yang ditimbulkan

dari tanah longsor berupa kerugian materiil mencapai Rp. 164.975.000,-. Adapun korban

materiil terbanyak di Imogiri yang mencapai Rp. 139.625.000,- dan terendah di Kecamatan

Dlingo yang mencapai Rp. 6.850.000,-. Salah satu bencana alam tanah longsor yang

terjadi dalam tahun 2012 seperti pada gambar 2.37.

Gambar 2.37 Bencana tanah longsor di Pajangan

Gambar 2.38 Peta Kawasan Rawan Longsor

Page 71: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 100

Page 72: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 86

Lingkungan merupakan kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup sumber daya alam

serta flora dan fauna yang tumbuh diatas tanah maupun didalam lautan dengan

kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia. Ciptaan manusia seperti pemanfaatan

lingkungan untuk kesejahteraan manusia berdampak pada lingkungan atau tekanan

terhadap lingkungan.

Aktivitas manusia yang memberikan tekanan terhadap lingkungan seperti disektor

pertanian, perindustrian, pertambangan dan energi, transportasi, dan pariwisata. Aktivitas

tersebut menghasilkan produk samping bisa berupa limbah padat, cair, ataupun gas yang

akan memberikan tekanan yang besar terhadap lingkungan jika tidak dikelola dan dimonitor

dengan benar, selanjutnya terjadi penurunan kualitas lingkungan.

A. KEPENDUDUKAN

A.1 Jumlah, Pertumbuhan & Kepadatan penduduk

Ancaman terbesar dari lingkungan hidup di seluruh dunia adalah populasi

manusia. Semakin tingginya populasi manusia akan berdampak langsung pada

kebutuhan akan energi, lahan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk bertahan

hidup. Untuk memenuhi itu manusia akan memanfaatkan segala sumber daya yang ada

dialam. Pemanfaatan sumber daya alam jika tidak memperhatikan kemampuan bumi

dan lingkungan untuk memperbaiki sumber daya tersebut maka bumi akan rusak dan

berdampak pada kualitas hidup manusia yang rendah. Agar bumi tetap sehat dan

kualitas hidup manusia terjaga kita perlu mempertahankan keseimbangan antara

lingkungan dan regenerasi populasi.

Dengan luas wilayah Kabupaten Bantul sebesar 506,85 km2 yang dibagi

menjadi 17 kecamatan persebaran penduduk dapat dilihat pada tabel DE-1. Tabel DE-1

merupakan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bantul per

semester pertama. Jumlah penduduk di Kabupaten Bantul sebesar 914.654 jiwa,

terbagi atas laki-laki sebanyak 459.185 jiwa dan perempuan sebanyak 455.469 jiwa.

Jumlah penduduk terbanyak dikecamatan Banguntapan sebanyak 105.445 jiwa dengan

jumlah laki-laki sebanyak 53.172 jiwa dan perempuan sebanyak 52.272 jiwa. untuk

BAB IIITEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

Page 73: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 87

jumlah penduduk terkecil, kecamatan Srandakan 30.682 jiwa dengan laki-laki sebanyak

15,311 jiwa dan perempuan sebanyak 15.371 jiwa.

Penduduk wilayah pesisir meliputi Kecamatan Kretek, Sanden, dan Srandakan

yang masing-masing sebanyak 2 desa. Berdasarkan tabel DE-3 dan 3A jumlah penduduk

tertinggi adalah kecamatan Srandakan sebesar 28.582 jiwa terbagi atas Desa Poncosari

sebesar 15.148 jiwa dengan jumlah rumah tangga/KK sebanyak 4.892 KK dan Desa

Trimurti sebesar 13.434 jiwa dengan jumlah rumah tangga 4.339 KK. Sedangkan jumlah

penduduk terendah adalah kecamatan Sanden sebesar 3.841 jiwa terbagi atas Desa

Srigading dengan jumlah penduduk 2.445 jiwa dengan jumlah rumah tangga 713 KK dan

Desa Gadingsari sebesar 1.396 jiwa dengan jumlah rumahtangga 395 KK.

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bantul tahun 2013 semester pertama

adalah -9,50% dengan tahun 2012 sebagai acuan. kecamatan dengan laju pertumbuhan

penduduk tertinggi adalah Kecamatan Piyungan, sebesar -6,59%. Kecamatan dengan

laju pertumbuhan terkecil adalah kecamatan Pundong, sebesar -17,36%. Kepadatan

penduduk kabupaten Bantul sebesar 1.804,59 jiwa/km2 dengan kepadatan tertinggi di

kecamatan Banguntapan sebesar 3.702 jiwa/km2. Sedangkan kepadatan penduduk

terendah sebesar 685 jiwa/km2 di Kecamatan Dlingo.

Tren kepadatan penduduk di wilayah sub urban dari tahun 2010 sampai

semenster pertama tahun 2013 menurun kecuali Kecamatan banguntapan. Di

kecamatan Banguntapan kenaikan kepadatan penduduknya sebesar 40 jiwa/km2 dari

3.662 jiwa/km2 di tahun 2010. Untuk kecamatan Sewon turun sebesar 218 jiwa/km2 dari

3.740 jiwa/km2 di tahun 2010. Kecamatan Kasihan kepadatan penduduknya turun

sebesar 377 jiwa/km2 dari 3.382 jiwa/km2 di tahun 2010.

Penggolongan penduduk dapat didasarkan jenis kelamin dan status pendidikan

menurut lokasi wilayah. Berdasarkan tabel DE-2, kecamatan Banguntapan mempunyai

penduduk laki-laki tertinggi sebanyak 53.173 jiwa, sedangkan pada tahun 2012

mencapai 37.409 jiwa atau mengalami kenaikan sebesar 15.764 jiwa. Penduduk laki-laki

terendah di kecamatan Srandakan sebesar 15.311 jiwa mengalami kenaikkan sebesar

3.770 jiwa dari tahun 2012. Penduduk perempuan untuk tahun 2012 tertinggi terdapat di

kecamatan Banguntapan sebesar 52.272 jiwa naik sebesar 14.715 jiwa dari tahun 2012.

Sedangkan terendah terdapat di kecamatan Srandakan sebesar 15.371 jiwa, naik

sebesar 3.357 jiwa dari tahun 2012.

A.2 Jumlah Penduduk menurut Status pendidikan

Page 74: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 88

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kota pendidikan, demikian

juga Kabupaten Bantul yang merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang terletak di

posisi selatan Yogyakarta, pendidikan merupakan salah satu prioritas dalam

pembangunan daerah. Dari jumlah penduduk 914.654 jiwa, data semester pertama,

Kondisi status pendidikan penduduk kabupaten Bantul berdasarkan tabel DS-1A

dan DS-1B, 61.957 laki-laki dan 76.325 perempuan tidak pernah sekolah.

Lebih lanjut, berdasarkan tabel DS-1A, kelompok masyarakat dengan tingkat

pendidikan SD, laki-laki berjumlah 120.790 jiwa dan perempuan berjumlah 127.019 jiwa.

Kecamatan dengan kelompok pendidikan SD tertinggi adalah Kecamatan Sewon

sebesar 11.737 jiwa untuk laki-laki dan 12.196 jiwa untuk perempuan. Kelompok

masyarakat dengan tingkat pendidikan SLTP, berjumlah 69.909 jiwa untuk laki-laki dan

66.071 jiwa untuk perempuan. Kecamatan dengan kelompok tersebut tertinggi di

kecamatan Banguntapan dengan jumlah laki-laki sebesar 7.456 jiwa dan 7.180 jiwa

untuk perempuan. Kelompok masyarakat dengan tingkat pendidikan SLTA, berjumlah

120.624 jiwa untuk laki-laki dan 106.273 jiwa untuk perempuan. Kecamatan dengan

kelompok tersebut tertinggi di Kecamatan Banguntapan dengan jumlah laki-laki

sebesar 15.585 jiwa dan perempuan sebesar 14.039 jiwa.

Berdasarkan tabel DS-1B, pengelompokan masyarakat berdasarkan tingkat

pendidikan mulai dari diploma hingga S3. Kelompok masyarakat dengan tingkat

pendidikan tersebut tertinggi di semua jenjang tersebut adalah kecamatan

Banguntapan. Banyaknya penduduk untuk jenjang diploma sebesar 1.903 jiwa untuk

laki-laki dan perempuan sebesar 2.436 jiwa. Untuk jenjang S1, laki-laki sebesar 5.289

jiwa dan perempuan sebesar 4.968 jiwa. Jenjang S2, laki-laki sebesar 673 jiwa dan

perempuan sebesar 373 jiwa. kemudian jenjang S3, laki-laki sebesar 24 jiwa dan

perempuan sebesar 6 jiwa.

Jika dilihat penduduk di kabupaten Bantul menyadari penih pentingnya

pendidikan, hal tersebut dapat dilihat dari jumlah penduduk yang bersekolah masih

lebih tinggi dari yang tidak bersekolah. Dan kecenderungan menurunnya jumlah

penduduk ditiap jenjang pendidikan yang lebih tinggi dikarenakan semakin mahalnya

biaya pendidikan tersebut. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang harus

diselesaikan di karenakan pendidikan merupakan modal untuk kemajuan bangsa.

Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Daerah melalui Dinas/Instansi terkait

untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat seperti pemberian beasiswa pelajar

berprestasi, dan keluarga kurang mampu, pendidikan lanjutan untuk tenaga guru,

Page 75: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 89

penyediaan sarana dan prasarana pendidikan seperti laboratorium, perpustakaan, aula,

kantin, taman, KM/WC dan lain-lain. Tujuan dari semua itu adalah untuk meningkatkan

kualitas pendidikan agar diperoleh lulusan-lulusan yang bermutu dan mampu bersaing

baik di tingkat nasional maupun internasional.

B. PEMUKIMAN

pemukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup yang digunakan sekelompok

manusia sebagai tempat tinggal. Pemukiman menurut WHO adalah suatu struktur fisik

dimana orang menggunakannya untuk tempat belindung, dimana lingkungan dari struktur

tersebut termasuk juga semua fasilitas dan pelayanan yang diperlukan, perlengkapan

yang berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani dan keadaan sosialnya yang baik untuk

keluarga dan individu.

Pemukiman dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat menentukan kualitas

lingkungan pemukiman tersebut antara lain kondisi sosial dan sanitasi lingkungan.

B.1 Kondisi Sosial

Kondisi sosial suatu daerah dapat dilihat dari seberapa besarnya keluarga

miskin didaerah tersebut. Berdasarkan data dari BKK PPKB jumlah keluarga miskin di

Kabupaten bantul tahun 2012 sebesaar 40.551 KK dari 273.563 KK yang ada (Tabel SE-1)

atau 14,82%. Kecamatan dengan jumlah keluarga miskin tertinggi adalah kecamatan

Banguntapan dengan jumlah sebesar 3.783 KK dari 28.003 kk atau 13,5 %. Adapun

wilayah dengan jumlah rumah tangga miskin terendah adalah kecamatan Srandakan

yang mencapai 1.267 KK dari 9.150 KK ada atau 13,8 %.

Jumlah keluarga miskin terus menurun dari tahun 2010 dengan penurunan

sebesar 929 kk. Untuk Kecamatan Bangutapan, tren yang terjadi adalah peningkatan

keluarga miskin dari 11,94% menjadi 13,5% ditahun 2012. Sedangkan untuk kecamatan

Srandakan dengan status jumlah rumah tangga terendah, tren yang terjadi adalah

peningkatan jumlah keluarga miskin dari 13,22% menjadi 13,8% ditahun 2012. Meskipun

terjadi penurunan akan tetapi kecamatan dengan status jumlah keluarga miskin

tertinggi maupun terendah mengalami peningkatan jumlah keluarga miskin, hal

tersebut membutuhkan perhatian khusus.

B.2 Sanitasi Lingkungan

Page 76: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 90

Sanitasi lingkungan merupakan sebuah upaya/usaha dalam pengendalian

semua faktor lingkungan fisik manusia, yang mungkin menimbulkan atau dapat

menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik, kesehatan dan daya

tahan hidup manusia. Upaya yang dilakukan meliputi penyediaan air besih,

pembuangan kotoran manusia, pengelolaan sampah dan pengelolaan air limbah.

Sanitasi lingkungan berkaitan erat pada perilaku menjaga kebersihan dan

kesehatan pada lingkungan tempat kita berada. Sanitasi lingkungan bertujuan untuk

mencegah diri sendiri maupun lingkungan untuk bersentuhan langsung dengan

kotoran atau bahan buangan/limbah lainnya. Pemerintah Kabupaten Bantul dalam hal

usaha meningkatkan sanitasi lingkungan telah membangun sejumlah sarana maupun

prasarana kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada

masyarakat.

B.2.1 Air Bersih

Untuk menunjang berbagai aktivitas yang terjadi didalam sebuah pemukiman

salah satunya adalah air bersih. Ketersediaan akan air bersih sangatlah penting

dalam sebuah pemukiman yang sehat. Untuk itu menjaga agar ketersedian air

bersih terus ada, salah satunya dengan cara menjaga hutan kita sehingga

peresapan air hujan dapat maksimal. Salah satu kegunaan air bersih adalah sebagai

air minum. Pemenuhan kebutuhan akan air minum sebagian besar penduduk

kabupaten Bantul berasal dari ledeng, sumur, hujan, dan mata air (Tabel SE-2).

Penggunaan sumber air minum yang paling besar berasal dari sumur dengan

jumlah rumah tangga sebanyak 180.871 KK dan diurutan kedua sebanyak 15.627 KK

dengan ledeng sebagai sumber air minum.

Penggunaan sumur sebagai sumber air minum dari tahun ke tahun terus

meningkat. Pada tahun 2010 sebanyak 169.226 KK menjadi 180.871 KK ditahun 2012

atau mengalami peningkatan sebesar 6,88%. Kecamatan Banguntapan merupakan

pengguna tertinggi, sebesar 21.538 KK. Sedangkan terendah di kecamatan Dlingo

sebesar 2.454 KK.

Untuk penggunaan ledeng sebagai sumber air minum, ditahun 2010 sebanyak

15.379 KK naik menjadi 15.627 KK pada tahun 2011, sedangkan di tahun 2012 tidak

mengalami peningkatan maupun penurunan. Pengguna ledeng tertinggi di

kecamatan Kasihan sebanyak 3.248 KK sedangkan terendah di kecamatan Kretek

sebanyak 23 KK. Penggunaan air hujan sebagai sumber air minum terbesar

Page 77: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 91

terdapat di kecamatan Piyungan sebanyak 796 KK, terendah di kecamatan Jetis

sebanyak 15 KK.

B.2.2 Limbah Rumah Tangga

Salah satu dari upaya sanitasi lingkungan adalah pengelolaan pembuangan

limbah kotoran manusia. Limbah kotoran manusia merupakan hasil ekskresi

manusia berupa tinja dan urine. Dan merupakan media kultur yang baik bagi

pertumbuhan beberapa spesies mikroba baik yang patogen maupun non patogen.

Oleh sebab itu penangan limbah tersebut harus dilaksanakan baik secara pribadi

maupun kelompk.

Penangan limbah secara kelompok dilakukan dengan cara pembangunan IPAL

komunal seperti di Pendowoharjo kecamatan Sewon. Meskipun IPAL tersebut

tidak dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat yang disebabkan oleh faktor

kemiringan tanah. Namun pemerintah kabupaten Bantul mengambil kebijakan

bahwa setiap pengembang rumah yang lokasinya berdekatan dengan jaringan

limbah harus menyalurkan limbahnya melalui jaringan terpusat (IPAL Sewon).

Pembangunan fasilitas tempat buang air besar merupakan sarana penting

dalam menunjang kesehatan masyarakat dan mencegah terjadinya pencemaran

lingkungan.

Fasilitas tersebut meliputi pembuatan jamban sendiri, bersama maupun umum

seperti pada tabel SP-8. Berdasarkan tabel tersebut, jumlah rumah yang memiliki

tempat buang air besar sendiri pada tahun 2013 mencapai 88.951 rumah tangga.

Kemudian rumah tangga yang tidak mempunyai jamban sebesar 2.678 rumah

tangga. Kecamatan Jetis merupakan kecamatan dengan jumlah rumah tangga

yang mempunyai jamban sendiri dengan jumlah rumah tangga sebesar 15.537

rumah tangga sedangkan terendah di kecamatan Pundong sebanyak 636 rumah

tangga. Sedangkan Jumlah tempat buang air besar untuk umum dan bersama

tidak ada. Masyarakat yang tidak mempunyai tempat buang air besar tertinggi di

Kecamatan Jetis yang mencapai 641 KK dan terendah di Kecamatan Sanden yang

mencapai 24 KK.

B.2.3 Sampah

Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat menyebabkan sampah yang

dihasilkan meningkat juga. Untuk itu upaya peningkatan pengelolan sampah terus

dilakukan dari tahun ke tahun sehingga sampah yang dihasilkan penduduk tidak

Page 78: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 92

menjadi beban lingkungan yang menyebabkan penurunan kualitas lingkungan.

Cara-cara pembuangan sampah yang dilakukan oleh masyarakat adalah diangkut,

penimbunan, dibakar, dibuang ke kali atau lainnya.

Di kabupaten Bantul ada sebagian masyarakat yang telah mengelola sampah

dengan prinsip 3R dan membentuk jejaring sampah mandiri yang terdiri dari

beberapa kelompok pengelola sampah berbasis masyarakat dari beberapa

wilayah Kecamatan. Dan berdasarkan data pada tabel SP-9 perkiraan jumlah

timbulan sampah per hari dengan asumsi satu orang menghasilkan 0,0025 m3/hari.

Jumlah sampah yang dihasilkan per hari di 17 kecamatan sebesar 2.286,63 m3/hari.

Penghasil sampah terbesar ada di kecamatan Piyungan sebesar 263,6125 m3/hari.

Dan terendah sebesar 76,705 m3/hari terdapat di kecamatan Srandakan. Tingginya

timbulan sampah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kepadatan

penduduk yang tinggi dan peningkatan aktivitas serta belum semua pihak

mempunyai kemampuan maupun kemauan dalam mengelola sampah dengan

prinsip 3R. Berdasarkan data dari tahun 2010 hingga 2012 timbulan sampah yang

terjadi tiap tahunnya meningkat dengan kenaikan rata-rata sebesar 2.286,4519

m3/hari. Seperti yang terlihat pada grafik di bawah ini.

Peningkatan volume sampah rumah tangga maupun industri tidak dapat

dihindarkan lagi. Pemerintah Daerah melalui Dinas terkait menyediakan TPS

sebanyak 115 dengan daya tampung sebesar 380 ton yang tersebar di berbagai

tempat seperti komplek perkantoran, pemukiman, pasar, sekolah dan lain

sebagainya untuk kemudian diangkut ke TPA Piyungan yang merupakan kerjasama

1900

2000

2100

2200

2300

2400

2500

2600

2010 2011 2012 2013

Tim

bula

n Sa

mpa

h m

3 /ha

ri

Tahun

Timbulan Sampah

Timbulan Sampah

Page 79: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 93

dari pemerintah kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul (Sekber

Kertamantul). Upaya meningkatkan perilaku masyarakat agar terlibat dalam

penanganan sampah dilakukan melalui bantuan sarana-prasarana penelolaan

sampah seperti di sekolah, pemukiman, kelompok pengelola sampah, perkantoran

dan tempat-tempat umum dan lain-lain untuk menurunka volume sampah yang

dibuang di TPA (Tempat pemrosesan Akhir)

C. KESEHATAN

C.1 Kondisi Penyakit di Bantul

Berdasarkan data dari dinas kesehatan kabupaten Bantul (Tabel DS-2) pada

tahun 2013 ada 99.868 jiwa yang menderita penyakit, meningkat sebesar 49.230 jiwa

dari tahun 2012. Penyakit yang dialami oleh masyarakat sebanyak 13 jenis penyakit.

Lima terbesar penyakit yang diderita masyarakat adalah Hipertensi esensial, diare dan

gastroenteritis, Nasofaringtis akut (common cold), Myalgia dan Dyspepsia.

Jumlah penderita dan prosentase terhadap total penderita untuk lima besar

penyakit yang menyerang masyarakat adalah Hipertensi esensial sebesar 6.069 jiwa

atau 34,15%, diare dan gastroenteritis 7.939 jiwa atau 7,95%, Nasofaringtis akut

(common cold) 34.102 jiwa atau 34,15%, Myalgia sebesar 13.573 jiwa atau 13,59% dan

Asma sebesar 3.136 jiwa atau 3,14%.

C.2 Limbah Kesehatan

Secara umum limbah kesehatan/rumah sakit dikelompokkan menjadi limbah

benda tajam, limbah infeksius, jaringan tubuh, farmasi, klinis, radio aktif, sitotoksik.

Limbah klinis yang berbentuk padat harus dimusnahkan dengan cara dibakar pada

temperatur tinggi, minimal 10000C. Limbah cair kesehatan tergolong berbahaya karena

kemungkinannya mengandung mikroorganisme patogen, parasit, bahan kimia beracun

dan radio aktif. Oleh karena itu perlu dilakukan pengelolaan limbah cair tersebut secara

benar agar tidak berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan melalui beberapa

sistem pengolahan. Sistem pengolahan limbah cair kesehatan/rumah sakit

menggunakan Anaerobic, Aerobic atau kombinasi dari sistem Aerobic maupun An

Aerobik.

Sumber limbah cair kesehatan/rumah sakit adalah kegiatan perawatan,

laboratorium, poliklinik, farmasi, radioaktif, dapur, perkantoran, laundry, kantin,

Page 80: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 94

KM/WC umum. Volume limbah yang dihasilkan tergantung dari jumlah pasien dan

penggunaan bahan-bahan yang dipakai. Berdasarkan data yang diperoleh, volume

limbah padat rumah sakit umum daerah Panembahan Senopati berupa limbah B3

mencapai 30.396 m3/hari dan limbah cair B3 sebesar 21.600 m3/hari. kemudian di RSKIA

Ummi Khasanah volume limbah cairnya B3 mencapai 979 m3/hari dan limbah padat B3

sebesar 180 m3/hari.

Rumah sakit-rumah sakit tersebut telah mempunyai Instalasi Pengolah Limbah

cair sendiri seperti RSKIA Ummi Khasanah menggunakan proses Reaktor kombinasi

anaerobik-Aerobik yaitu suatu proses biologis dimana mikroorganisme berperan

menguraikan polutan dalam air limbah sehingga jumlahnya akan semakin bertambah

dan berakumulasi di dalam IPAL.

D. PERTANIAN

D.1 Lahan dan Produksi Sawah

Pemanfaatan lahan untuk pertanian atau sawah di kabupaten Bantul sebesar

16.049,4257 Ha. Frekuensi penanaman pada umumnya dua kali sampe tiga kali dalam

setahun. Berdasarkan pola tanam, ada pola tanam padi sebanyak 2 kali dalam satu

tahunnya, sedangkan palawija 1 kali. Tetapi ada juga yang memakai pola tanam padi

satu kali setahun, palawija satu kali setahun. Pernerapan pola tanam tersebut

tergantung lokasi wilayah. Wilayah-wilayah yang menerapkan pola tanam setahun

sekali biasanya perbukitan atau daerah yang hanya mengandalkan curah hujan,

sedangkan yang dua kali setahun sudah memanfaakan jaringan irigasi.

Berdasarkan data SE-7, untuk frekuensi penanaman satu kali setahun sebesar

2.597 Ha dengan luas terbesar di kecamatan Dlingo dengan luas 588 Ha. Penanaman

dengan frekuensi dua kali setahun sebesar 7.406 Ha, luas terbesar berada di

kecamatan Jetis dengan luas lahan 1.151 Ha. Dan dengan frekuensi tiga kali setahun luas

lahan sebesar 4.596 Ha, kecamatan dengan luas tertinggi adalah Sewon dengan luas

593 Ha.

Produksi perhektar di kabupaten Bantul rata-rata sebesar 7,1 ton. Produksi

tertinggi sebesar 7,5 ton/hektar berada di kecamatan Kretek dan kasihan dengan

frekuensi penanaman hingga tiga kali setahun. Dan produksi terendah sebesar 6,2

ton/tahun berada di kecamatan Dlingo.

Page 81: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 95

D.2 Lahan dan Produksi Perkebunan

Lahan perkebunan di kabupaten bantul berupa lahan perkebunan rakyat. Lahan

perkebunan tersebut ditanami berbagai jenis tanaman perkebunan seperti karet,

kelapa, coklat, cengkeh, tebu, tembakau, jarak, kapuk, Kenanga, pandan, kemiri, dan

jambu mete (tabel SE-3).

Luasan lahan yang di tanami tanaman tersebut sebesar 15.074,18 Ha. Luas lahan

perkebunan terluas ditanami dengan jenis tanaman kelapa dengan luas sebesar

10.486,75 Ha dengan hasil produksi sebanyak 8.501,51 ton (data produksi per triwulan

III). Peringkat kedua, merupakan perkebunan jambu mete dengan luas lahan 2.650 Ha,

berdasarkan data per triwulan III, hasil produksi belum ada. Peringkat ketiga,

perkebunan teh dengan luas lahan 1.459,71 Ha. Dan yang terendah adalah perkebunan

kemiri dengan luas lahan 2,5 Ha dengan hasil produksi sebesar 0,003 ton.

D.3 Penggunaan Pupuk dan Bahan Kimia Pertanian

Peningkatan produksi pada lahan pertanian menyebabkan ketergantungan

petani terhadap pupuk maupun pestisida. Pupuk-pupuk sintetis lebih menunjukkan

hasil di bandingkan penggunaan pupuk organik. Akan tetapi jika penggunaan pupuk

sintetis melebihi dari yang dibutuhkan akan menyebabkan menurunnya kesuburan

tanah dan dapat menyebabkan pencemaran serta berakibat kepada global warming.

Jenis-jenis pupuk sintetis adalah urea, SP.36, ZA dan NPK. Besarnya

penggunaan pupuk ZA dan NPK untuk perkebunan adalah 400 ton dan 150 ton yang

digunakan untuk perkebunan tebu. Penggunaan pupuk sintetis tersebut untuk

tanaman padi dan palawija berdasarkan data yang terhimpun pada tahun 2011 (Tabel

SE-4) adalah urea sebesar 8.640 ton. Digunakan untuk tanaman padi sebesar 7.790 ton

dan jagung sebesar 850 ton. Pupuk SP.36 total penggunaan sebesar 612 ton yang

digunakan untuk tanaman padi sebesar 433 ton, kedelai sebesar 80 ton dan kacang

tanah sebesar 99 ton. Kemudian pupuk ZA dengan total penggunaan sebesar 725 ton

yang digunakan untuk padi sebesar 519, kedelai 97 ton dan kacang tanah sebesar 109

ton. Dan pupuk NPK dengan total penggunaan sebesar 2.447 ton untuk padi seberat

2.300 ton dan untuk jagung seberat 147 ton.

Selanjutnya berdasarkan tabel SE-4 penggunaan pupuk organik masih kecil

sekali jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk urea dan NPK, yaitu hanya 965 ton

dan hanya dimanfaatkan untuk tanaman padi.

D.4 Perubahan Lahan Pertanian menjadi Non Pertanian

Page 82: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 96

Meningkatnya jumlah penduduk saat ini khususnya Kabupaten Bantul dan

pesatnya pembangunan, meningkat pula kebutuhan sarana maupun prasarana seperti

rumah tinggal, gedung sekolah, industri, hotel dan lain-lain sehingga kebutuhan lahan

semakin meningkat pula. Mengingat kondisi lahan yang paling banyak adalah lahan

pertanian baik sawah maupun kebun, maka untuk mencukupi kebutuhan lahan

tersebut dipenuhi dengan menggunakan lahan pertanian. Salah satu contoh

perubahan lahan pertanian menjadi non pertanian (pemukiman) seperti terlihat pada

gambar 3.3.

Gambar 3.3. Perubahan penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian di

Kasihan

Penggunaan lahan pertanian menjadi non pertanian yang terjadi di Kabupaten

Bantul dari tahun 2010 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan. Perubahan lahan

pertanian menjadi non pertanian meliputi pemukiman, industri, rumah sakit, toko,

gudang, pendidikan dan lain-lain. Total luas perubahan lahan pertanian menjadi non

pertanian menurun, pada tahun 2010 sebesar 56,90 Ha menjadi 33,69 Ha ditahun 2013

(Tabel SE-5).

Dari beberapa jenis penggunaan lahan non pertanian tersebut yang terbesar

untuk keperluan lain-lain sebesar 10,66 Ha dan paling sedikit untuk industri sebesar

0,56 Ha. Dampak dari perubahan lahan pertanian menjadi non pertanian adalah

berkurangnya lahan pertanian tanaman pangan. Jika ditinjau dari aspek pertanian,

meskipun terjadi perubahan penggunaan lahan sawah namun luas lahan pertanian

yang ada masih mampu untuk mencukupi kebutuhan dan ketersediaan pangan bagi

masyarakat. Namun demikian alih fungsi lahan tersebut harus dikendalikan secara

ketat agar tidak mengancam potensi pertanian dan ketersediaan bahan pangan yang

apa bila tidak ditangani secara serius dapat mengakibatkan kurangnya stok pangan.

Page 83: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 97

Selain itu alih fungsi lahan berdampak menurunnya daerah resapan air karena dipenuhi

bangunan serta berkurangnya ruang terbuka hijau sebagai sumber penyuplai oksigen

dan menurunkan efek gas rumah kaca.

D.5 Perternakan

Usaha peternakan di kabupaten Bantul meliputi peternakan hewan ternak dan

unggas. Peternakan hewan ternak meliputi ternak sapi perah, sapi potong, kerbau,

kuda, kambing, domba dan babi. Dan peternakan unggas meliputi ayam kampung,

ayam petelur, ayam pedaging, itik dan puyuh. Secara umum, peternak hewan sapi

perah dan babi terdapat di 9 kecamatan, sapi potong, kambing dan domba di 17

kecamatan dan kerbau di 12 kecamatan (Tabel SE-8). Sedangkan untuk peternakan

unggas, peternak ayam petelur terdapat di 13 kecamatan. Dan peternak lainnya

terdapat di seluruh kecamatan kabupaten Bantul (Tabel SE-9).

Jenis hewan ternak terbesar adalah kambing dengan jumlah ternak sebanyak

87.911 ekor. Posisi kedua terbanyak adalah kambing dengan jumlah 84.414 ekor.

Sedangkan posisi ketiga terbanyak adalah domba dengan jumlah 43.561 ekor. Dan yang

paling sedikit adalah peternakan kerbau sebanyak 239 ekor di kabupaten Bantul.

Peternakan kambing dan sapi potong terbesar di kabupaten Bantul terdapat di

kecamatan Dlingo dengan jumlah peternakan kambing sebesar 12.231 ekor dan sapi

potong sebesar 8.270 ekor. Sedangkan peternakan domba di Dlingo terkecil di

kabupaten Bantul dengan jumlah hewan ternak sebanyak 708 ekor. Kecamatan

Banguntapan mempunyai peternakan sapi perah dan kuda terbesar di kabupaten

Bantul dengan jumlah hewan 79 ekor untuk sapi perah sedangkan jumlah kuda

sebanyak 482 ekor. Peternakan kerbau terbanyak ada di kecamatan Sewon dengan

jumlah 44 ekor dan peternakan babi sebesar 689 ekor terdapat di kecamatan

Srandakan.

Untuk jenis ternak unggas kecamatan Pajangan mempunyai peternakan ayam

petelur, ayam pedaging dan puyuh terbesar. Jumlah ternak ayam petelur sebesar

369.125 ekor, ayam pedaging sebesar 245.340 ekor dan puyuh 31.500 ekor. Kecamatan

Kasihan merupakan kecamatan dengan jumlah hewan ternak ayam kampung terbesar

dengan jumlah ternak sebesar 65.795 ekor. Untuk hewan ternak itik, kecamatan jetis

mempunyai jumlah terbanyak yaitu sebesar 28.216 ekor.

Page 84: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 98

E. INDUSTRI

Tekanan terhadap lingkungan dari sektor industri berupa produk samping dari hasil

produksi yang tidak mempunyai nilai ekonomis dan sisa hasil dari kegiatan utilitas.

Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dibagi menjadi empat bagian, yaitu limbah

cair, padat, gas dan partikel. Oleh karena itu untuk mengurangi beban lingkungan maka

perlu dilakukan pengelolaan dan pengolahan limbah baik industri skala kecil, menengah

maupun besar.

Jenis industri yang terdapat di Kabupaten Bantul adalah industri spritus, kulit dan

tekstil. Pada industri tersebut parameter limbah cair yang dipantau berupa BOD, COD,

TSS, minyak dan lemak, krom total, dan amonia total. Untuk mengetahui beban

lingkungan dari sektor industri dilakukan pemantauan terhadap limbah yang dihasilkan.

Pemantauan dilakukan terhadap limbah cair yang dibuang ke sungai, seperti yang

terangkum dalam tabel SP-1.

Industri dengan beban tertinggi untuk parameter BOD adalah industri spritus sebesar

296,69 ton/tahun sedangkan terendah adalah industri tekstil sebesar 1,68 ton/tahun.

Kemudian beban tertinggi untuk parameter COD adalah industri spritus sebesar 643,61

ton/tahun sedangkan terendah adalah industri tektil sebesar 3,98 ton/tahun.

Selanjutnya beban tertinggi untuk parameter TSS adalah industri spritus sebesar 29,21

ton/tahun sedangkan terendah adalah industri kulit sebesar 1,79 ton/tahun. Parameter

sulfida beban tertinggi adalah industri spritus sebesar 3,78 ton/tahun sedangkan terendah

adalah industri kulit sebesar 0,236 ton/tahun. Parameter minyak dan lemak beban

tertinggi adalah industri tekstil sebesar 6,33 ton/tahun sedangkan terendah adalah

industri spritus sebesar 0,57 ton/tahun.

F. PERTAMBANGAN

F.1 Kegiatan Pertambangan

Golongan bahan tambang terbagi menjadi 3 jenis, yaitu golongan A yang

merupakan barang yang penting bagi petahanan, keamanan dan strategis untuk

menjamin perekonomian negara dan sebagian besar hanya diizinkan untuk dimiliki oleh

pihak pemerintah. Golongan B (bahan vital) adalah bahan galian yang dapat menjamin

hayat hidup orang banyak, seperti emas, perak, besi dan tembaga. Dan golongan C

Page 85: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 99

bahan yang tidak dianggap langsung mempengaruhi hayat hidup orang banyak. (UU

No. 11 Tahun 1967)

Sumber daya alam di kabupaten Bantul khususnya bahan galian golongan C

jumlahnya belimpah yang menyebar di beberapa wilayah kecamatan seperti seperti

Kretek, Pundong, Sewon, Piyungan, Banguntapan, Sedayu dan lain-lain. Sebagian besar

bahan galian gol C termasuk bahan galian industri seperti pasir, kerikil, batu, tanah

urug. Kegiatan penambangan pada umumnya dilakukan oleh kelompok, perorangan,

maupun pihak swasta. Peralatan yang digunakan adalah sederhana seperti perahu

bambu, sekop, pacul dan lain-lain dengan teknik yang sederhana, namun ada yang

menggunakan peralatan modern seperti Bego khususnya dari pihak swasta.

F.2 Jenis-jenis Pertambangan

Banyaknya bukit di Kabupaten Bantul juga membuka peluang lebar kepada

perusahaan menjalankan bisnis penjualan tanah urug. Penjualan tanah urug tersebut

tidak hanya di Kabupaten Bantul namun dapat menembus di luar Kabupaten/Kota,

bahkan ada yang di luar Propinsi DIY. Disamping dilakukan oleh perusahaan,

penambangan tanah urug juga dilakukan oleh masyarakat.

Berdasarkan Tabel SE-6, ada lima perusahaan yang melakukan pertambangan

tanah urug dengan luas areal dan produksi yang bervariasi. Produksi terbanyak sebesar

692.187 m3 dengan luas areal 28.833 m2 dilakukan oleh Kliwon Basir. Sedangkan yang

terendah dengan produksi 3.180,15 m3 pada luas areal 1.539 m2 dilaksanakan oleh H.

Mujiyono. Tingginya produksi tanah urug ini ini disebabkan karena meningkatnya

kebutuhan tanah urug untuk keperluan pembangunan.

Untuk menjaga kelestarian lingkungan dan sumberdaya alam agar tidak terjadi

kerusakan lahan akibat kegiatan penambangan perlu dilakukan aturan-aturan

penambangan yang benar dan ramah lingkungan misalnya melalui kegiatan reklamasi

lahan, alih fungsi lahan dan lain-lain. Dampak yang ditimbulkan apabila tidak segera

dilakukan reklamasi areal bekas pertambangan adalah kesuburan tanah berkurang,

perubahan bentang lahan serta kandungan logam-logam berat yang tinggi.

Selain tanah urug, ada kegiatan pertambangan rakyat yang meliputi pasir/kerikil

dan batu kali, batu bata, batu putih, tanah liat dan batuan phosphat. Pasir sungai

berasal dari hasil kegiatan gunung merapi, dibawa oleh aliran sungai dan diendapkan

kembali di bagian hilirnya. Pertambangan pasir sungai dilakukan di alur sungai Progo,

Opak, Oyo maupun anak sungainya. Untuk sungai Opak, penambangan dilakukan di

Page 86: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 100

Kecamatan Kretek, Pundong, Imogiri, Piyungan. Sungai Progo dilakukan di Kecamatan

Srandakan, Sanden, Pajangan. Pertambangan pasir/kerikil tahun 2011 menghasilkan

produksi terbesar dibandingkan jenis penambangan lain yaitu mencapai produksi

223.165 m3/tahun dan terendah 300 m3/tahun yaitu batuan phosphat. Tingginya

produksi pertambangan pasir/kerikil dan batu kali disebabkan oleh meningkatnya

aktivitas pembangunan karena pasir/kerikil dan batu kali merupakan bahan baku

pembangunan.

Lahan sawah subur dan tanah perkarangan digunakan untuk pembuatan batu

bata dalam rangka pemenuhan kebutuhan bahan bangunan. Tanah yang ditambang

merupakan tanah milik sendiri maupun tanah yang disewa. Lokasi pertambangan batu

bata meliputi Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Piyungan, Sewon. Di Kecamatan

Banguntapan pertambangan dilakukan di 2 desa yaitu Potorono dan Jambidan. Sedang

di Kecamatan Piyungan luas areal penambangan lebih luas dibandingkan dengan

Banguntapan yaitu di desa Sitimulyo dan Srimulyo. Produksi pertambangan batu bata

di lokasi tersebut untuk tahun 2011 mencapai 14.229 m3/tahun.

Batu putih merupakan batuan berwarna putih yang cukup keras, biasa

digunakan untuk fondasi bangunan, pengerasan jalan dan banyak terdapat pada

daerah-daerah pegunungan di Kabupaten Bantul. Lahan pada daerah yang tersusun

oleh batu putih berupa kebun campuran yang kurang produktif. Lokasi pertambangan

batu putih di Kabupaten Bantul tersebar di beberapa Kecamatan yaitu Kecamatan

Pleret, Imogiri, Piyungan, Jetis, Pajangan dan Sedayu. Pertambangan dilakukan sendiri-

sendiri dengan menggunakan alat manual, baru sedikit penambang yang mengetahui

aturan dan teknik penambangan yang benar dan ramah lingkungan. Banyaknya

permintaan batu sebagai fondasi bangunan mendorong masyarakat untuk

memanfaatkan sumberdaya alam tersebut dengan cara menambang dan hasilnya

langsung dapat dinikmati, tanpa modal dan ketrampilan khusus walaupun ada

resikonya. Dalam tahun 2011, beberapa bukit yang ditambang menghasilkan produksi

batu putih yang mencapai 16.554 m3/tahun. Kerusakan yang ditimbulkan akibat

penambangan batu putih adalah tanah rawan longsor, terjadinya bentang alam,

perubahan tata guna tanah dan penurunan kesuburan tanah.

Page 87: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 101

G. ENERGI

Tekanan dari sektor energi berupa pemanfaatan energi dalam peranannya mendukung

pembangunan yang berkelanjutan, karena segala aktivitas manusia membutuhkan

pasokan energi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Hingga saat ini pasokan

energi nasional bergantung pada sumber energi fosil yaitu minyak bumi, gas dan batu

bara.

Pemanfaatan sumber energi dari fosil menghasilkan produk samping berupa

pencemaran udara. Sektor-sektor pemanfaat energi dari fosil antara lain sektor

transportasi, industri, dan rumah tangga.

Penggunaan energi pada sektor transportasi akan tumbuh dan berkembang seiring

dengan peningkatan perekonomian nasional. Berdasarkan data dari Polres Kabupaten

Bantul (Tabel SP-2), jumlah kendaraan bermotor tahun 2013 mencapai 41.945 unit.

Kendaraan bermotor jenis kendaraan roda dua merupakan jumlah terbesar mencapai

36.558 unit dan terkecil jenis kendaraan bus besar umum sebanyak 9 unit. Penggunaan

bahan bakar dalam sektor transportasi ada bermacam-macam, antara lain premium dan

solar. Kendaraan bermotor dengan bahan bakar premium tahun 2013 mencapai 41.588

unit , sedangkan yang menggunakan solar mencapai 357 unit. Premium paling banyak

dipegunakan oleh jenis kendaraan roda dua sedangkan solar paling banyak digunakan

oleh jenis kendaraan beban yang mencapai 1.342 unit.

Penggunaan energi pada sektor industri meliputi LPG, minyak bakar, minyak diesel,

solar, minyak tanah, gas, batu bara, dan bio massa. Energi tersebut dibutuhkan untuk

proses produksi, utilitas (mesin ketel uap), proses packing dan lain-lain, namun demikan

data penggunaan energi belum ada. Begitu juga keperluan energi untuk rumah tangga

seperti LPG, minyak tanah, briket dan kayu bakar juga belum ada data.

H. TRANSPORTASI

Sektor transportasi memberikan tekanan terhadap lingkungan berupa polusi udara dan

kebisingan. Meningkatnya aktivitas masyarakat secara langsung berimbas kepada

peningkatan kebutuhan akan transportasi. Peningkatan tersebut berdampak pada jumlah

polutan yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Polutan seperti gas CO2 (karbon

dioksida) merupakan salah satu dari polutan penyabab efek gas rumah kaca (GRK).

Page 88: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 102

Masyarakat Kabupaten Bantul yang sebagian besar bekerja di wilayah perkotaan

sehingga membutuhkan tranportasi darat yang cukup besar, baik menggunakan

kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Tekanan terhadap lingkungan bertambah

besar ketika musim liburan datang dimana banyak masyarakat dari luar Bantul datang

untuk berwisata di obyek-obyek wisata.

Tekanan tersebut nampak dengan padatnya jalur-jalur atau ruas jalan yang

menghubungkan wilayah kota dengan wilayah Bantul dan/atau obyek wisata di Bantul.

Ruas jalan tersebut seperti jalan parangtritis, jalan Bantul dan jalan imogiri timur. Selain

untuk kemudahan masyarakat Bantul dan parawisatawan juga untuk mengurangi tekanan

tersebut pemerintahKabupaten Bantul membangun prasarana dan sarana transportasi.

Sarana transportasi yang ada di Kabupaten Bantul adalah sarana transportasi darat

berupa terminal terminal Palbapang dan terminal Parangtritis dengan klasifikasi terminal

golongan C. Luas kawasan untuk terminal parangtritis sebesar 0,375 Ha dan terminal

Palbapang sebesar 0,444 Ha. Sedangkan untuk transportasi air dan udara Kabupaten

Bantul belum mempunyai. (Tabel SP-5)

Selain tekanan dari transportasi, sarana transportasi itu sendiri memberikan tekanan

terhadap lingkungan berupa limbah padat meskipun data belum tersedia.

I. PARIWISATA

I.1 Potensi Wisata

Kabupaten Bantul memiliki berbagai obyek wisata yang menarik baik wisata

alam maupun petilasan bersejarah. Jumlah obyek wisata yang ada di Kabupaten Bantul

tahun 2013 ada 7 lokasi yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan (tabel SP-6).

Selain memiliki pemandangan alam yang menawan, banyak obyek wisata yang memiliki

nilai spiritual dan mitos bagi masyarakat jawa. Wisata alam pantai selatan masih

menjadi tujuan favorit wisatawan.

Wisata alam pantai Parangtritis yang terletak di Pantai selatan Bantul memiliki

13 obyek wisata yang berlokasi di sekitarnya. Hamparan pantai yang luas,

pemandangan laut yang terbuka, bukit kapur, gumuk pasir yang merupakan satu-

satunya di Asia serta peninggalan bersejarah menjadi daya tarik tersendiri bagi

wisatawan baik dalam maupun luar negeri.

Selain pantai Parangtritis, pantai Kuwaru dan Goa Cemara juga mempunyai

daya tarik tersendiri yaitu indah dan sejuknya pantai yang dipenuhi dengan cemara laut

Page 89: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 103

sehingga membentuk Goa. Sedangkan di pantai Kuwaru, terkenal dengan wisata

kulinernya karena adanya tempat pelelangan ikan serta sarana prasarana lain.

Obyek wisata alam lainnya adalah goa cerme dan petilasan goa selarong. Goa

cerme menghadirkan keindahan sebuah goa yang masih alami. Para wisatawan dapat

melakukan caving dan menikmati pemandangan stalaktit dan stalakmit. Dan di

petilasan goa selarong yang mana merupakan peninggalan bersejarah bangsa

Indonesia. Di komplek goa tersebut pangeran Diponogoro menyusun strategi unuk

melawan penjajah.

I.2 Kunjungan Wisatawan

Kunjungan wisatawan dari tahun 2010 hingga 2013 mengalami kenaikkan tiap

tahunnya dengan rata-rata kenaikkan per tahunnya sebesar 80.461 jiwa/tahun.

Kenaikkan tertinggi terjadi pada periode waktu 2010-2011 sebesar 410.033 jiwa/tahun

sedangkan pada periode 2012-2013 terjadi penurunan kunjungan wisatawan sebesar

212.016 jiwa/tahun.

Jumlah wisatawan terbanyak pada tahun 2013 terdapat di obyek wisata pantai

parangtritis dengan jumlah pengunjung sebanyak 1.195.625 wisatawan, turun jika

dibandingkan jumlah kunjungan wisatawan tahun 2012 yang berjumlah 1.334.537

wisatawan atau terjadi penurunan sebesar 138.912 wisatawan. Sedangkan kunjungan

obyek wisata terendah terdapat di goa cerme sebesar 10.818 wisatawan, turun sebesar

10.344 wisatawan dari tahun 2012 yang berjumlah 21.162 wisatawan. Perkembangan

kunjungan wisatawan dapat dilihat pada grafik 3.8

Grafik 3.8. Tren kunjungan wisata

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

Jum

lah

Peng

unju

ng (o

rang

)

Grafik Kunjungan Wisatawan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 103

sehingga membentuk Goa. Sedangkan di pantai Kuwaru, terkenal dengan wisata

kulinernya karena adanya tempat pelelangan ikan serta sarana prasarana lain.

Obyek wisata alam lainnya adalah goa cerme dan petilasan goa selarong. Goa

cerme menghadirkan keindahan sebuah goa yang masih alami. Para wisatawan dapat

melakukan caving dan menikmati pemandangan stalaktit dan stalakmit. Dan di

petilasan goa selarong yang mana merupakan peninggalan bersejarah bangsa

Indonesia. Di komplek goa tersebut pangeran Diponogoro menyusun strategi unuk

melawan penjajah.

I.2 Kunjungan Wisatawan

Kunjungan wisatawan dari tahun 2010 hingga 2013 mengalami kenaikkan tiap

tahunnya dengan rata-rata kenaikkan per tahunnya sebesar 80.461 jiwa/tahun.

Kenaikkan tertinggi terjadi pada periode waktu 2010-2011 sebesar 410.033 jiwa/tahun

sedangkan pada periode 2012-2013 terjadi penurunan kunjungan wisatawan sebesar

212.016 jiwa/tahun.

Jumlah wisatawan terbanyak pada tahun 2013 terdapat di obyek wisata pantai

parangtritis dengan jumlah pengunjung sebanyak 1.195.625 wisatawan, turun jika

dibandingkan jumlah kunjungan wisatawan tahun 2012 yang berjumlah 1.334.537

wisatawan atau terjadi penurunan sebesar 138.912 wisatawan. Sedangkan kunjungan

obyek wisata terendah terdapat di goa cerme sebesar 10.818 wisatawan, turun sebesar

10.344 wisatawan dari tahun 2012 yang berjumlah 21.162 wisatawan. Perkembangan

kunjungan wisatawan dapat dilihat pada grafik 3.8

Grafik 3.8. Tren kunjungan wisata

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2010 2011 2012 2013

Tahun

Grafik Kunjungan Wisatawan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 103

sehingga membentuk Goa. Sedangkan di pantai Kuwaru, terkenal dengan wisata

kulinernya karena adanya tempat pelelangan ikan serta sarana prasarana lain.

Obyek wisata alam lainnya adalah goa cerme dan petilasan goa selarong. Goa

cerme menghadirkan keindahan sebuah goa yang masih alami. Para wisatawan dapat

melakukan caving dan menikmati pemandangan stalaktit dan stalakmit. Dan di

petilasan goa selarong yang mana merupakan peninggalan bersejarah bangsa

Indonesia. Di komplek goa tersebut pangeran Diponogoro menyusun strategi unuk

melawan penjajah.

I.2 Kunjungan Wisatawan

Kunjungan wisatawan dari tahun 2010 hingga 2013 mengalami kenaikkan tiap

tahunnya dengan rata-rata kenaikkan per tahunnya sebesar 80.461 jiwa/tahun.

Kenaikkan tertinggi terjadi pada periode waktu 2010-2011 sebesar 410.033 jiwa/tahun

sedangkan pada periode 2012-2013 terjadi penurunan kunjungan wisatawan sebesar

212.016 jiwa/tahun.

Jumlah wisatawan terbanyak pada tahun 2013 terdapat di obyek wisata pantai

parangtritis dengan jumlah pengunjung sebanyak 1.195.625 wisatawan, turun jika

dibandingkan jumlah kunjungan wisatawan tahun 2012 yang berjumlah 1.334.537

wisatawan atau terjadi penurunan sebesar 138.912 wisatawan. Sedangkan kunjungan

obyek wisata terendah terdapat di goa cerme sebesar 10.818 wisatawan, turun sebesar

10.344 wisatawan dari tahun 2012 yang berjumlah 21.162 wisatawan. Perkembangan

kunjungan wisatawan dapat dilihat pada grafik 3.8

Grafik 3.8. Tren kunjungan wisata

Grafik Kunjungan Wisatawan

Pengunjung

Page 90: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 104

I.3 Limbah Sektor Pariwisata

Limbah sektor pariwisata antara lain limbah domestik baik dari sarana umum,

hotel/penginapan, restoran, pertokoan dan terminal, air bersih dan sampah di kawasan

wisata. Limbah yang tidak dikelola secara benar menurunkan kualitas lingkungan di

kawasan wisata.

Untuk menjaga kualitas lingkungan maka perlu dilakukan penanganan limbah

demestik tersebut. Penanganan limbah domestik yang berupa limbah cair dilakukan

dengan membangun saluran air limbah berupa septic tank ataupun membuat IPAL

komunal. Sedangkan untuk limbah padat yaitu sampah yang terdiri dari berbagai jenis

dikelola Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul.

Volume limbah padat (tabel SP-6) di dua obyek wisata tahun 2013 mencapai 6,7

m3 per hari naik sebesar 0,7 m3 dari tahun 2012 sebesar 6 m3/hari. Limbah padat ini

terdiri dari sampah organik maupun anorganik yang berasal dari masyarakat sekitar

kawasan wisata, wisatawan, pedagang dan lain-lain. Volume limbah padat terbanyak

dari dua kawasan tersebut adalah obyek wisata pantai parangtritis yang mencapai 5,7

M3/hari turun sebesar 0,3 m3 dari tahun 2012, dan yang paling kecil 1 M3/hari yang juga

turun sebesar 1,13 m3 dari tahun lalu berada di Pantai Kwaru.

Kegiatan hotel maupun penginapan menghasilkan limbah padat dan cair yang

dikelola dengan metode sederhana agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.

Untuk memperkirakan beban pencemaran limbah cair dan volume limbah padat dari

hotel kami melakukan uji laboratorium dengan mengambil sampel di dua hotel, yaitu

hotel Tirta Kencana dan Ros-In Hotel. Beban pencemaran di Ros-In hotel yang

merupakan hotel bintang 4 menghasilkan limbah cair terhitung untuk BOD sebesar 0,15

ton/tahun dan COD mencapai 100,11 ton/tahun. Sedangkan hotel Tirta Kencana beban

limbah cair untuk BOD 11,45 ton/tahun dan COD 76,85 ton/tahun.

Dengan tertanganinya limbah domestik di kawasan wisata, maupun hotel,

pencemaran lingkungan dapat diminimalisir sehingga kebersihan dan kenyamanan

terjamin yang menyebabkan wisatawan nyaman berkunjung di kawasan tersebut. Hal

demikian dapat mendukung jumlah kunjungan wisatawan yang berdampak pada

kenaikan retribusi dan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

J. LIMBAH B3

J.1 Pengelolaan Limbah B3

Page 91: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 105

Kegiatan pembangunan bertujuan meningkatkan kesejahteraan hidup rakyat

dan dilaksanakan melalui rencana pembangunan jangka panjang yang bertumpu pada

pembangunan di bidang industri. Pembangunan dibidang industri tersebut disatu pihak

akan menghasilkan barang yang bermanfaat bagi kesejahteraan hidup rakyat, dan di

lain pihak industri juga akan menghasilkan limbah. Diantara limbah yang dihasilkan oleh

kegiatan industri tersebut, terdapat limbah bahan berbahaya dan beracun (limbah B3).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No 18 Tahun 1999 tentang pengelolaan limbah

B3, limbah B3 adalah sisa suatu usaha yang mengandung bahan berbahaya dan atau

bahan beracun yang karena sifat atau konsentrasinya atau jumlahnya dapat mencemari

dan atau merusak lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia atau

makhluk hidup.

Untuk mengidentifikasi limbah sebagai limbah B3 diperlukan uji karakteristik

dan uji toksikologi atas limbah tersebut. Uji karakteristik limbah atas sifat-sifat mudah

meledak dan atau nudah terbakar atau reaktif, beracun dan infeksi serta korosif.

Sedangkan uji toksikologi untuk penentuan nilai akut limbah dan atau kronik limbah.

Limbah B3 yang dibuang langsung ke dalam lingkungan dapat menimbulkan

bahaya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Untuk menghilangkan atau mengurangi resiko yang dapat ditimbulkan dari limbah B3

yang dihasilkan, maka limbah B3 dihasilkan perlu dikelola secara khusus. Pengelolaan

itu meliputi penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan

penimbunan hasil pengolahan tersebut.

Pemanfaatan limbah B3 mencakup kegiatan daur ulang, perolehan kembali dan

penggunaan kembali. Dengan teknologi pemanfaatan limbah B3 disatu pihak dapat

dikurangi jumlah limbah B3 sehingga biaya pengolahan limbah B3 dapat ditekan dan

dilain pihak akan dapat meningkatkan pemanfaatan bahan baku.

J.2 Ijin Penyimpanan dan pengumpulan limbah B3

Setiap usaha/kegiatan yang menghasilkan ataupun yang mengumpulkan dan

menyimpan sementara limbah B3 harus memiliki ijin dari yang berwenang dengan

membuat dokumen lingkungan. Di kabupaten Bantul terdapat dua perusahaan yang

memiliki ijin pengumpulan, tujuh perusahaan dengan ijin penyimpanan dimana tiga

perusahaan tersebut mempunyai ijin dari kementrian lingkungan hidup sedangkan

empat perusahaan mempunyai ijin berdasarkan keputusan Bupati Bantul, satu

Page 92: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 106

perusahaan dengan ijin pemanfaatan limbah B3 dengan ijin dari kementrian lingkungan

hidup.

Perusahaan yang mendapat ijin pengumpulan berdasarkan SK No. 79/2012

adalah CV. Sidoharjo Energi. Untuk izin pemanfaatan dalah PT. Holcim Beton (Batching

Plant Bantul) berdasarkan SK No. 230/2011. Sedangkan izin penyimpanan yang

dikeluarkan berdasarkan keputusan Bupati Adalah PT. Madukismo, PT. Pertamina S&D

region II Depot Rewulu dan RSUD Panembahan Senopati. Dan izin penyimpanan yang

dikeluarkan oleh kementrian lingkungan hidup adalah PT. Samitex (SP-11).

J.3 Dampak Lingkungan Limbah B3

Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) yang sangat ditakuti adalah limbah

dari industri kimia. Limbah dari industri kima pada umumnya mengandung berbagai

macam unsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan beracun (toxic)

sehingga berbahaya bagi kesehatan manusia. Limbah B3 dari kegiatan industri yang

terbuang ke lingkungan akhirnya akan berdampak pada kesehatan manusia. Dampak

itu dapat langsung dari sumber ke manusia, misalnya meminum air yang

terkontaminasi atau melalui rantai makanan, seperti memakan ikan yang telah

menggandakan (biological magnification) pencemar karena memakan mangsa yang

tercemar.

Untuk industri tekstil, asal limbah sludge dari IPAL yang mengandung logam

berat seperti Cd (kadmium), Cr (khrom), Pb (Timbal), Cu(Tembaga), dan As (Arsen).

Sedangkan untuk industri elektroplating, asal limbah dari sludge adalah pengolahan

dan pencucian, sludge IPAL, pelarut bekas yang mengandung logam berat seperti As,

Cd, Cr, Pb, Cu dan lain sebagainya. Pada industri kulit, asal limbah adalah sludge dari

IPAL, pelarut bekas, sludge dari proses tanning dan finishing yang mengandung logam

berat terutama Pb (Timbal) dan Cr (Khrom).

Karena sebagian besar limbah B3 yang berasal dari industri mengandung logam berat,

dikhawatirkan membahayakan kesehatan manusia karena logam berat tersebut

terakumulasi dalam organ tubuh manusia apabila tidak dilakukan pengelolaan secara

benar. Salah satu contoh Chromium adalah suatu logam keras berwarna abu-abu dan

sulit dioksidasi meski dalam suhu tinggi. Chromium digunakan oleh industri Metalurgi,

Kimia, Refractory (heat resistant application). Dalam industri metalurgi, chromium

merupakan komponen penting dari stainless steel dan berbagai campuran logam. Cr

(III) merupakan unsur penting dalam makanan (trace essential) yang mempunyai

Page 93: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 107

fungsi menjaga agar metabolisme glucosa, lemak dan cholesterol berjalan normal.

Organ utama yang terserang apabila Cr terhisap adalah paru-paru, sedangkan organ

lain adalah ginjal, lever, kulit dan sistem imunitas. Adapun efek pada ginjal, terhirup Cr-

VI dapat mengakibatkan necrosis tubulus renalis, sedangkan pada hati adalah

pemajanan akut Cr yang dapat menyebabkan necrosis hepar. Bila terjadi 20 % tubuh

tersiram asam Cr akan mengakibatkan kerusakan berat hepar dan terjadi kegagalan

ginjal akut.

Mengingat bahaya yang dapat ditimbulkan dari limbah B3 maka diperlukan

upaya perlindungan dan pengelolaan limbah tersebut agar tidak menimbulkan

pencemaran lingkungan baik air, udara, maupun tanah. Upaya tersebut dapat berupa

kebijakan pemerintah Kabupaten/Kota yang dituangkan dalam Peraturan-peraturan.

Hal ini juga dilakukan pemerintah kabupaten Bantul dengan penyusunan Peraturan

Bupati Bantul No. 42 tahun 2010 tentang Perizinan dan Pengawasan Pengelolaan LB3

serta Pengawasan Pemulihan akibat Pencemaran LB3.

A. REHABILITASI LINGKUNGAN

Untuk tahun 2013 berdasarkan data yang terhimpun dari Dinas Pertanian, Kehutanan

dan Pertenakan dan Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul, rehabilitasi lahan yang

berupa penghijauan dilakukan di sebelas kecamatan (Tabel UP-1) dengan penanaman

pohon sebanyak 68.285 batang.

BAB IVUPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Page 94: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 108

Kegiatan realisasi yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan

dilakukan di sembilan kecamatan, yaitu : Imogiri, Dlingo, Kasihan, Piyungan, Kretek,

Pundong, Pajangan, Sedayu, dan Srandakan. Total luas lahan kegiatan penghijauan sebesar

500 Ha dengan jumlah pohon sebanyak 42.755 batang.

Kegiatan penghijauan yang dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten

Bantul pada tahun 2013 dilaksanakan di 3 kecamatan melalui penanaman 25.530 batang.

Kecamatan Srandakan dilakukan penanaman pohon sebanyak 24.500 batang diarea seluas

10 Ha, Kecamatan Sanden sebanyak 1000 pohon diarea seluas 2 Ha dan Kecamatan bantul

sebanyak 30 pohon diarea seluas 0,018 Ha (taman kota). Penghijauan ini dimaksudkan

selain untuk menambah sumber oksigen juga untuk konseravasi kawasan pantai.

Kegiatan fisik yang menunjang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang

bertujuan untuk pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan, menjaga kuantitas

sumberdaya air agar tidak terjadi penurunan, serta penuranan emisi gas rumah kaca yang

dapat menyebabkan terjadinya pemanasan global. Berdasarkan tabel UP-2, beberapa

kegiatan yang dilaksanakan Badan Lingkungan Hidup antara lain pembuatan IPAL Biogas

bagi kelompok kandang ternak, IPAL bioreaktor, IPAL tahu/tempe, penyediaan sarana dan

prasarana persampahan berupa pengadaan komposter, tong sampah, gerobak sampah,

mesin pencacah sampah organik, mesin pencacah sampah plastik dan mesin jahit. Kegiatan

konservasi sumber daya air dengan melakukan pembangunan sumur resapan dan

pembangunan taman hijau serta kegiatan pembersihan sungai Winongo dan Bedog.

B. Dokumen Lingkungan

Selama tahun 2013 BLH bersama dinas/instansi terkait telah membahas dan

merekomendasi dokumen lingkungan baik UKL/UPL maupun SPPL yang berasal dari

beberapa macam jenis usaha/kegiatan (Tabel UP-3).

Untuk meningkatkan pengelolaan dan pemantauan lingkungan bagi usaha/kegiatan

yang telah memiliki dokumen lingkungan dan melaporkan secara rutin kepada instansi

pengawas (BLH kab. Bantul), maka dari berbagai dokumen lingkungan tersebut dilakukan

pengawasan baik secara adminitrasi maupun tinjauan lapangan. Pada tahun 2013,

dilakukan pengawasan terhadap 12 perusahan. Pengawasan tersebut meliputi verifikasi ijin

TPS limbah B3, Monev dokumen, evaluasi dokumen, dan pembinaan dan pengawasan

limbah B3.

Diharapkan melalui pengawasan tersebut diatas pelaku usaha yang status

pengawasannya kurang maupun buruk agar dapat memperbaiki upaya pengelolaan

Page 95: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 109

maupun pemantauan limbah usahanya supaya tidak memberikan dampak pada lingkungan

sekitar.

C. PENEGAKAN HUKUM

Meningkatnya aktivitas pembangunan yang diiringi dengan peningkatan aktivitas

manusia menyebabkan berbagai dampak baik positif maupun negatif. Salah satu dampak

negatif yang timbul adalah masalah pencemaran maupun kerusakan lingkungan yang

terjadi di beberapa wilayah kecamatan. Selama tahun 2013, Badan Lingkungan Hidup

Kabupaten Bantul menerima 22 kasus pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan

pencemaran dan perusakan lingkungan (Tabel UP-5) yang meliputi :

1. Dugaan pencemaran akibat kegiatan/usaha pembuatan pupuk organik.

2. Dugaan pencemaran sungai kaliputih, Panggungharjo, Sewon akibat kegiatan/usaha

pemulung.

3. Dugaan pencemaran udara akibat kegiatan/usaha ternak babi dan penjemuran bulu

ayam di dusun Kepuh.

4. Dugaan pencemaran udara akibat usaha ayam potong di Kec. Sewon.

5. Dugaan pencemaran suara dan udara akibat usaha furniture di Krapyak, Sewon.

6. Dugaan pencemaran air dan suara di Kids Fun Park.

7. Dugaan pencemaran akibat kegiatan/usaha pupuk cair PT. Surya Pratama di Kec.

Sewon.

8. Keluhan warga terhadap peternakan lele yang kondisinya sangat jorok di Jl.

Parangtritis km. 4

9. Dugaan pencemaran udar akibat kegiatan/usaha peternakan ayam di Sidomulyo, Kec.

Bambanglipuro.

10. Keluhan warga terhadap penambangan pasir kali Progo di Dusun Juwana, Triharjo,

Pandak

11. Dugaan pencemaran air akibat kegiatan/usaha tempe di Dusun Brajan, Pleret.

12. Dugaan pencemaran air akibat kegiatan/usaha bandeng presto di dusun Senowo,

Argorejo, Sedayu.

13. Dugaan pencemaran air dan udara akibat kegiatan/usaha tahu di Tempuran,

Tamantirto, Kasihan.

14. Dugaan pencemaran udara akibat kegiatan/usaha peternakan bebek di Segoroyoso.

15. Dugaan pencemaran udara akibat kegiatan/usaha rambak di jalan Samas.

Page 96: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 110

16. Dugaan pencemaran suara dan udara akibat kegiatan/usaha pembuatan briket di

Tirtonirmolo, Kasihan.

17. Dugaan pencemaran suara akibat kegiatan/usaha patung logam di Tamanan,

Banguntapan.

18. Dugaan pencemaran akibat kegiatan/usaha batubata di Cepokajajar, Situmulyo,

Piyungan.

19. Dugaan pencemaran udara akibat kegiatan/usaha penampungan kambing dan sapi di

Bedog, Donotirto, Kretek.

20. Dugaan pencemaran udara akibat kegiatan/usaha peleburan aluminium di Kec.

Piyungan.

21. Dugaan pencemaran udara akibat kegiatan/usaha PT. Perwita Karya di Kec. Piyungan.

22. Dugaan pencemaran suara dan udara akibat kegiatan/usaha penyamakan kulit di Kec.

Sewon.

Adapun status pengaduan dari kasus lingkungan tersebut secara keseluruhan telah

selesai, masing-masing pihak tidak akan mempermasalahkan kembali kasus-kasus tersebut.

D. PERAN SERTA MASYARAKAT

Peran serta masyarakat dalam menjaga lingkungan hidup dilakukan melalui berbagai

macam kegiatan baik secara perorangan maupun dalam suatu wadah organisasi.

Berdasarkan data tahun 2013 jumlah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di

bidang lingkungan hidup yang masih aktif sebanyak 7 (tujuh) organisasi (UP-6). Sebagian

besar dari LSM tersebut bergerak dalam bidang pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Metode pengolahan sampah yang digunakan seperti pembuatan pupuk organik dari

sampah organik, pembuatan kerajinan dari sampah anorganik (plastik) dan lain-lain dapat

mewujudkan lingkungan bersih dan sehat serta menambah pendapatan keluarga. Salah

satu kegiatan telah mencapai tingkat nasional adalah Bank Sampah LSM Bengkel Kesling di

Dusun badegan, Desa Bantul, Kecamatan Bantul. Disamping itu ada pula jenis LSM lainnya

seperti kelompok peduli lingkungan yang beranggotakan pedagang kaki lima dan

kelompok pecinta lingkungan yang bergerak dibidang pendididkan lingkungan.

Meningkatnya kepedulian masyarakat di bidang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup membuat bermunculnya pelopor-pelopor peduli lingkungan baik berupa

perorangan maupun kelompok dengan kegiatan yang berbeda-beda. Hal ini ditunjukkan

melalui berbagai penghargaan yang diterima baik di tingkat Daerah, Provinsi maupun

Nasional (UP-7). Penghargaan di bidang lingkungan mencakup 4 katagori yakni

Page 97: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 111

penghargaan untuk sekolah berwawasan lingkungan/Adiwiyata, kalpataru, kampung iklim

dan Adipura.

Di tahun 2013 sekolah-sekolah yang menerima penghargaan kategori sekolah

berwawasan lingkungan/Adiwiyata tingkat propinsi adalah SMAN 1 Banguntapan, SMPN 1

Pandak, dan SD Kanisius Sorowajan sedangkan untuk pondok pesantrenya adalah Pontren

Ibnul Qoyyim Putra Piyungan. Untuk sekolah Adiwiyata tingkat Nasional dimenangkan oleh

SMAN 2 Banguntapan, SMPN 1 Piyungan, SMPN 1 Banguntapan, SMP Pangudiluhur Sedayu,

SD Muhammadiyah Bodon, dan SD Bantul 1.

Penghargaan untuk kategori Kalpataru adalah kelompok tani Catur Makaryo kategori

penyelamat lingkungan, Bapak Sukijan kategori pembina lingkungan, Bapak Singgih

Pranowo penerima penghargan kalpataru pengabdi lingkungan, dan Bapak Joko Pekik

penerima penghargaan kalpataru perintis lingkungan. Penghargaan untuk program

kampung iklim berhasil dimenangkan oleh dusun Puton, Trimulyo mendapatkan

penghargaan kampung hijau tingkat propinsi dan Kabupaten Bantul menerima sertifikat

Adipura dari kementrian lingkungan hidup.

Untuk meningkatkan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidup

pada masyarakat, aparat, swasta, sekolah dan lain-lain salah satu kegiatan yang dilakukan

adalah sosialisasi atau penyuluhan (tabel UP-8). Penyuluhan lingkungan diberikan kepada

kelompok-kelompok masyarakat, pelajar, aparat pemerintah, dan perusahaan yang

dilaksanakan bekerjasama dengan instansi lingkungan hidup provinsi.

Materi yang disampaikan beragam dan disesuaikan dengan kondisi maupun

permasalahan dari peserta. Untuk kelompok masyarakat kebanyakan diberikan materi

tentang penggunaan dan manfaat komposter, pengelolaan sampah dan konservasi

sumber daya air dan lain-lain. Sedangkan untuk pengusaha, aparat pemerintah diberikan

materi tentang peraturan perundangan lingkungan hidup serta pengendalian pencemaran

air maupun udara. Untuk siswa maupun guru diberikan materi tentang pengelolaan

sampah, pendidikan lingkungan, kader-kader lingkungan dan perlindungan dan

pengelolaan lingkungan sekolah.

Beberapa jenis kegiatan fisik yang dilakukan oleh masyarakat dalam rangka

perbaikan kualitas lingkungan meliputi pengelolaan sampah rumah tangga, sampah pasar,

bank sampah, konservasi lahan dan pengeloaan sumberdaya air. Kegiatan tersebut

dilaksanakan menggunakan dana dari swadaya masyarakat dan bantuan dari

Dinas/Instansi, LSM dan lain-lain. Untuk mendukung program-program kegiatan fisik

perbaikan kualitas lingkungan yang dilakukan masyarakat, BLH Kab. Bantul melalui

Page 98: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 112

anggaran DAK Bidang LH memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok masyarakat

berupa alat-alat pengelola sampah seperti terlihat pada gambar 4.5

Gambar 4.5 Peralatan Pengelolaan Sampah

Manfaat dari kegiatan fisik perbaikan kualitas lingkungan yang dilakukan oleh

kelompok masyarakat adalah meningkatnya pendapatan ekonomi keluarga, membaiknya

kualitas lingkungan dan terwujudnya kondisi lingkungan yang bersih dan sehat.

E. KELEMBAGAAN

Untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang baik diperlukan ketaatan, ketertiban

dan pengawasan. Pengawasan tersebut membutuhkan peraturan/produk hukum tentang

perlindungan dan pengeloaan lingkungan sesuai yang diamanatkan dalam UU No. 32 tahun

2009. Beberapa produk hukum tentang pengelolaan lingkungan hidup yang dihasilkan di

Kabupaten Bantul (Tabel UP-9) meliputi Perda Kab. Bantul No.6 tahun 2011 tentang

retribusi ijin gangguan (RIG), Perda Kab. Bantul No.15 Tahun 2010 tentang pengelolaan air

limbah dan Peraturan Bupati l No. 42 tahun 2010 tentang Perizinan dan Pengawasan

pengelolaan limbah B3 serta pengawasan pemulihan akibat pencemaran LB3. Dan ditahun

2012 kabupaten Bantul mengeluarkan dua Peraturan baru, yaitu Perda No. 15 Tahun 2012

tentang pengelolaan persampahan dan Peraturan Bupati No. 18 Tahun 2012 tentang upaya

pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauab lingkungan hidup (UKL-UPL) dan

Page 99: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

L aporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul 113

surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL) di

kabupaten Bantul. Sedangkan di tahuni 2013 BLH Kabupaten Bantul tidak mengeluarkan

peraturan berkaitan dengan lingkungan hidup. Perda ini dimaksudkan untuk mengawasi

serta menertibkan perusahaan atau industri yang menghasilkan limbah B3.

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan bidang lingkungan hidup di kabupaten

Bantul pada tahun 2013 telah dilaksanakan Program yang terdiri dari 5 Program perioritas

berdasar pada RPJMD dan 4 program pendukung mendasarkan Permendagri Nomor 13

tahun 2006. Program tersebut dijabarkan dalam 59 kegiatan dengan jumlah total anggaran

Rp. 3.104.974.573,- (tiga milyar seratus empat Juta sembilan ratus tujuh puluh empat ribu

lima ratus tujuh puluh tiga Rupiah) yang berasal dari anggaran APBD Kabupaten Bantul.

Ditambah anggaran dari APBN sebesar Rp. 697.517.000,- untuk tugas pembantuan berupa

rehabilitasi kerusakan ekosistem pesisir dan laut serta infrastruktur pengendalian

pencemaran (Tabel UP-13). Anggaran BLH meningkat sebesar Rp. 857.177.949,- ditahun

2013.

Dalam pelaksanaan Tupoksi Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul didukung

oleh SDM yang memadai dengan disiplin ilmu yang sesuai dengan bidangnya untuk

meningkatkan kinerja institusi lingkungan hidup di daerah. Adapun SDM yang ada

berjumlah 41 personel dengan kualifikasi pendidikan S2 sebanyak 4 orang, S1 28 orang, D3 2

orang dan SLTA mencapai 7 orang. Adapun disiplin ilmu SDM meliputi Hukum, Kimia,

Teknik kimia, Biologi, Teknik Lingkungan, Ekonomi, Sospol.

Namun demikian untuk meningkatkan penaatan hukum dalam rangka penyelesaian

pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran maupun kerusakan lingkungan

belum ada Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Adapun SDM yang telah

mengikuti diklat jabatan fungsional sebanyak 5 orang terdiri dari diklat Pedal sebanyak 3

orang dan diklat pengawas lingkungan sebanyak 2 orang namun belum dilantik.

Page 100: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Buku Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kab. Bantul 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul

i

BUKU DATA

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

KABUPATEN BANTUL

TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Page 101: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Buku Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kab. Bantul 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul

ii

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang

Maha Kuasa, atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya

Pemerintah Kabupaten Bantul dapat kembali menyampaikan

Buku Data Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah Tahun

2013.

Buku Data Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah merupakan kumpulan

data sebagai bahan acuan untuk analisis dalam penyusunan Laporan Status

Lingkungan Hidup Daerah. Dengan ketersediaan data yang berkualitas dan valid

maka kondisi perubahan lingkungan di Kabupaten Bantul dapat diketahui. Laporan

Status Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul yang mendokumentasikan perubahan

dan kecenderungan kondisi lingkungan di Kabupaten Bantul ini merupakan bentuk

akuntabilitas kepada publik dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Data dan informasi yang tersedia akan sangat bermanfaat bagi pengambilan

kebijakan untuk ketepatan intervensi persoalan lingkungan hidup yang dihadapi.

Harapan kami, semoga Buku Data Laporan Status Lingkungan Hidup ini bisa

bermanfaat untuk menggambarkan kondisi perubahan lingkungan hidup di Kabupaten

Bantul serta menggugah semua pihak untuk ikut berpartisipasi dalam upaya

pelestarian fungsi lingkungan hidup di Kabupaten Bantul.

Akhirnya, kami menyadari bahwa Buku Data Laporan Status Lingkungan

Hidup Kabupaten Bantul Tahun 2013 ini tidak dapat disajikan apabila tidak ada

partisipasi dari berbagai pihak terkait. Untuk itu, atas nama Pemerintah Kabupaten

Bantul, saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dari

semua pihak yang terlibat.

Bantul, Januari 2014

Bupati,

Hj. Sri Surya Widati

Page 102: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Buku Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kab. Bantul 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul

iii

DAFTAR TABEL

A. Sumber Daya Alam

Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utaman

Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi atau Statusnya

Tabel SD-3. Luas Kawasan Lindung Berdasarkan RTRW dan Tutupan Lahannya

Tabel SD-4. Luas Penutupan Lahan dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan Hutan

Tabel SD-5. Luas Lahan Kritis

Tabel SD-6. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air

Tabel SD-7. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering

Tabel SD-8. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Basah

Tabel SD-9. Perkiraan Luas Kerusakan Hutan Menurut Penyebabnya

Tabel SD-10. Pelepasan Kawasan Hutan Yang dapat dikonversi

Tabel SD-11. Keadaan Flora dan Fauna yang Dilindungi

Tabel SD-12. Inventarisasi Sungai

Tabel SD-13. Inventarisasi Danau/Waduk/Situ/Embung

Tabel SD-14. Kualitas Air Sungai

Tabel SD-15. Kualitas Air Danau/Situ/Embung

Tabel SD-16. Kualitas Air Sumur

Tabel SD-17. Kualitas Air Laut

Tabel SD-18 Kualitas Udara Ambien menurut Lokasi

Tabel SD-19. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang

Tabel SD-20. Luas dan Kerusakan Padang Lamun

Tabel SD-21. Luas dan Kerapatan Hutan Mangrove

Tabel SD-22. Curah Hujan Rata-rata Bulanan

Tabel SD-23. Suhu Rata-rata Bulanan

Tabel SD-24. Kualitas Air Hujan

B. Bencana Alam

Tabel BA-1. Bencana Banjir, Korban, dan Kerugian

Tabel BA-2. Bencana Kekeringan , Luas, dan Kerugian

Tabel BA-3. Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan, Luas, dan Kerugian

Tabel BA-4. Bencana Gempa Bumi, Korban, dan Kerugian

C. Demografi

Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan per Kecamatan

Tabel DE-2. Penduduk Laki-laki dan Perempuan

Tabel DE-3. Jumlah Penduduk di Laut, di Pesisir

D. Demografi Sosial

Tabel DS-1. Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Menurut tingkat pendidikan

Tabel DS-2. Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk

E. Sosial Ekonomi

Tabel SE-1 Jumlah Rumah Tangga Miskin

Tabel SE-2 Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air

Tabel SE-3 Luas Lahan dan Produksi Perkebunan menurut Jenis Tanaman dan Penggunaan

Tabel SE-4. Penggunaan Pupuk untuk Tanaman Padi dan Palawija menurut Jenis Pupuk

Tabel SE-5. Luas Perubahan Lahan Pertanian

Tabel SE-6. Luas Areal dan Produksi Pertambangan menurut Jenis Bahan Galian

Tabel SE-7. Luas Lahan Sawah menurut frekwensi penanaman

Page 103: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Buku Data Status Lingkungan Hidup Daerah Kab. Bantul 2013

Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Bantul

iv

Tabel SE-8. Jumlah Hewan Ternak Tabel SE-9 Jumlah Hewan Unggas dan Jenis Unggas

Tabel SP-1. Jumlah jenis Industri/Kegiatan Usaha

Tabel SP-2 Jumlah Kendaraan menurut Jenis Kendaraan dan Bahan Bakar yang digunakan

Tabel SP-3. Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Sektor Industri menurut Jenis Bahan Bakar

Tabel SP-4. Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) untu Keperluan Rumah Tangga

Tabel SP-5. Perkiraan Volume Limbah padat berdasarkan sarana tansportasi

Tabel SP-6. Perkiraan Volume Limbah padat dari Obyek Wisata

Tabel SP-7. Perkiraan Beban Pencemaran Limbah Cair dan Padat berdasarkan sarana Hotel/Penginapan

Tabel SP-8. Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Buang Air Besar

Tabel SP-9. Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah Perhari

Tabel SP-10. Perkiraan Volumwe Limbah Padat dan Cair Rumah Sakit

Tabel SP-11. Perusahaan yang Mendapat izin Mengelola Limbah B3.

Tabel UP-1. Realisasi Kegiatan Penghijauan sdan Reboisasi

Tabel UP-2. Kegiatan Fisik Lainnya olweh instansi Pemerintah

Tabel UP-3. Dokumwen Izin Lingkungan

Tabel UP-4. Pengawasan Izin Lingkungan

Tabel UP-5. Status Pengaduan Masyarakat

Tabel UP-6. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan Hidup

Tabel UP-7. Penerima Penghargaan Lingkungan

Tabel UP-8. Kegiatan Sosialisasi Lingkungan

Tabel UP-9. Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan

Tabel UP-10. Anggaran Pengelolaan Lingkungan

Tabel UP-11. Jumlah Personil Institusi Lingkungan Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel UP-12. Jumlah Staf Fungsional Bidang LH dan Staf yang telah mengikuti Diklat LH

Page 104: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan UtamaKabupaten/Kota: BantulTahun Data: 2013

NonPertanian

Sawah LahanKering

Perkebunan Hutan Badan Air Total

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Piyungan 335,3280 1.330,0619 1.268,3770 - - - 2.933,7670

2. Pleret 231,3356 721,3832 990,9888 - - - 1.943,7076

3. Dlingo 121,5498 261,0000 3.165,4250 - 1.198 - 4.745,9748

4. Imogiri 238,8202 923,6876 3.314 - 187 - 4.663,5078

5. Banguntapan 417,2825 1.354,8887 663,6273 - - - 2.435,7985

6. Bantul 169,3113 1.218,0912 691 - - - 2.078,4025

7. Sewon 470,2619 1.420,1981 647,88 - - - 2.538,3400

8. Jetis 406,3249 1.384,4005 617,9429 - - - 2.408,6683

9. Pundong 82,3787 875,9949 1.189,5 - - - 2.147,8736

10. Kretek 38,1221 955,3603 679,5549 - - - 1.673,0373

11. Bambanglipuro 174,9176 1.164,9954 819 - - - 2.158,9130

12. Sedayu 273,9449 981,1837 1.913,1703 - - - 3.168,2989

13. Pajangan 111,4019 282,3052 2.728,4387 - - - 3.122,1458

14. Kasihan 548,6676 868,4517 1.675,1530 - - - 3.092,2723

15. Srandakan 75,2077 484,5723 747 - - 30 1.336,7800

No. KecamatanLuas Lahan (Ha)

15. Srandakan 75,2077 484,5723 747 - - 30 1.336,7800

16. Pandak 89,4752 985,4768 1.107 - - - 2.181,9520

17. Sanden 51,5028 837,3742 1.019 - - - 1.907,8770

3.835,8327 16.049,4257 23.237,0579 0 1.385 30 44.537,3164

Keterangan: (-) nihil, Data per SeptemberSumber: Badan Pertanahan Kab. Bantul

Total

Page 105: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan UtamaKabupaten/Kota: BantulTahun Data: 2013

Tegalan Kebun Campur Total(1) (2) (3) (4) (9)

1. Piyungan 551,4380 716,9385 1.268,3765

2. Pleret 634,9888 356 990,9888

3. Dlingo 1.705,4252 1.460 3.165,4252

4. Imogiri 2.128 1.186 3.314

5. Banguntapan 7,6798 655,9475 663,6273

6. Bantul 2 689 691

7. Sewon 2 645,8800 647,8800

8. Jetis 104,9429 513 617,9429

9. Pundong 456 733,500 1.189,500

10. Kretek 209,5549 470 679,5549

11. Bambanglipuro - 819 819

12. Sedayu 72,1321 1.841,0382 1.913,1703

13. Pajangan 433,4387 2.295 2.728,4387

14. Kasihan 107,1530 1.568 1.675,1530

Luas Lahan (Ha)

KecamatanNo. Lahan Kering

14. Kasihan 107,1530 1.568 1.675,1530

15. Srandakan 53 694 747

16. Pandak 44 1.063 1.107

17. Sanden 123 896 1.019

6.634,7534 16.602,3042 23.237,0576

Keterangan: (-) nihil, Data per SeptemberSumber: Badan Pertanahan Kab. Bantul

Total

Page 106: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/StatusKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

No. Fungsi Luas (Ha)(1) (2) (3)1. Cagar Alam -2. Suaka Margasatwa 11,43. Taman Wisata -4. Taman Buru -5. Taman Nasional -6. Taman Hutan Raya -7. Hutan Lindung 1.0418. Hutan Produksi -9. Hutan Produksi Terbatas -10. Hutan Produksi Konservasi -11. Hutan Kota -

1.053

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Kab. Bantul

Total Luas Hutan

Keterangan : (-) Nihil

Page 107: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-3. Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan Tutupan LahannyaKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

VegetasiArea

Terbangun

(1) (3) (4) (5)

I.

A.

1. 1.0422.

3. 1.0012.043

B.

1. 1232. 2.8053. 1.5784.

4.506C.

1. 11,42.

No. Nama KawasanLuas

Kawasan(Ha)

Tutupan Lahan (Ha)

(2)

Sempadan Sungai

Kawasan Sekitar Danau atau Waduk

Ruang Terbuka Hijau

Jumlah

Kawasan Suaka Alam, Pelestarian Alam dan Cagar Budaya

Kawasan Bergambut

Kawasan Resapan Air

Jumlah

Kawasan Perlindungan Setempat

Sempadan Pantai

Kawasan Lindung

Kawasan Perlindungan Terhadap Kawasan Bawahannya

Kawasan Suaka Laut dan Perairan Lainnya

Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut

Kawasan Suaka Alam

Kawasan Hutan Lindung

2.

3. 0,14.

5. 5,06.

-

7. -8.

9.

16,5

D.

1.

2.

3.

E.

1.

i. Kawasan Keunikan Batuan dan Fosil

ii. Kawasan Keunikan Bentang Alam

iii. Kawasan Keunikan Proses Geologi

2.

i. Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi

ii. Kawasan Rawan Gempa Bumi

iii. Kawasan Rawan Gerakan Tanah

Kawasan Rawan Gelombang Pasang

Kawasan Suaka Laut dan Perairan Lainnya

Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut

Cagar Alam dan Cagar Alam Laut

Kawasan Pantai Berhutan Bakau

Taman Nasional dan Taman Nasional Laut

Taman Hutan Raya

Taman Wisata Alam dan Taman Wisata Alam Laut

Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan

Jumlah

Kawasan Rawan Bencana

Kawasan Rawan Tanah Longsor

Kawasan Rawan Banjir

Jumlah

Kawasan Lindung Geologi

Kawasan Cagar Alam Geologi

Jumlah

Kawasan Rawan Bencana Alam Geologi

Page 108: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

iv. Kawasan yang Terletak di Zona Patahan Aktif

v. Kawasan Rawan Tsunami

vi. Kawasan Rawan Abrasi

vii. Kawasan Rawan Gas Beracun

3.

i. Kawasan Imbuhan Air Tanah

ii. Sempadan Mata Air 1.5781.5781.578

F.

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Cagar Biosfer

Jumlah

Kawasan yangMemberikan Perlindungan Terhadap Air Tanah

Jumlah

Jumlah

Kawasan Lindung Lainnya

Jumlah

Jumlah Total Kawasan Lindung

Kawasan Budidaya

Ramsar

Taman Buru

Kawasan PerlindunganPlasma NutfahKawasan pengungsianSatwa

Terumbu Karang

Kawasan Koridor bagi Jenis Satwa atau Biota Laut yangDilindungi

II. 38.28738.287

Keterangan :Sumber : Bappeda Kab. Bantul

46.431

Jumlah Total Kawasan Lindung

Kawasan Budidaya

Jumlah Total Kawasan Budidaya

Page 109: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-4. Luas Penutupan Lahan dalam Kawasan Hutan dan Luar Kawasan HutanKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

KSA- KPA HL HPT HP JUMLAH

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)1. Kab/Kota A

a.Hutanb.Non Hutanc.Data tidaklengkapDst

Keterangan : Tidak ada dataSumber :

NO Kabupaten/Kota

KAWASAN HUTANHUTAN TETAP

HPK

Page 110: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-5. Luas Lahan KritisKabupaten/Kota:Tahun Data: 2013

No. Kecamatan Kritis (Ha) Sangat Kritis (Ha) Jumlah Total (Ha)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Piyungan 93,2 - 93,2

2. Pleret 12 - 12

3. Dlingo 70 - 70

4. Imogiri 54 - 54

5. Banguntapan - - 0

6. Bantul - - 0

7. Sewon - - 0

8. Jetis 10 - 10

9. Pundong 46 - 46

10. Kretek 25 - 25

11. Bambanglipuro - - 0

12. Sedayu 99 - 9912. Sedayu 99 - 99

13. Pajangan - - 0

14. Kasihan 25 - 25

15. Srandakan 10 - 10

16. Pandak 5 - 5

17. Sanden 14 - 14

463,2 - 463,2

Sumber : Dipertahut

Total

Keterangan :

Page 111: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-6. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi AirKabupaten/Kota:Lokasi:Tahun Data:

(1) (2) (3) (4)

1 < 20 cm 0,2 - 1,3 -

2 20 - < 50 cm 1,3 - < 4 -

3 50 - < 100 cm 4,0 - < 9,0 -

4 100 – 150 cm 9,0 – 12 -

5 > 150 cm > 12 -

Keterangan : BLH tdk melakukan uji kualitas tanah lahan kering akibat erosiSumber : BLH Kab. Bantul dan Tim LSLHD Kab. Bantul

No. Tebal TanahAmbang Kritis Erosi (PP 150/2000)

(mm/10 tahun)Besaran erosi(mm/10 tahun)

Page 112: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-7. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan KeringKabupaten/Kota: BantulLokasi: Puncunganom 1, Murtigading, SandenTahun Data: 2013

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Ketebalan Solum < 20 cm < 50 Tidak2 Kebatuan Permukaan > 40 % 0 Tidak

< 18 % koloid; 20% Tidak> 80 % pasir kuarsitik 80% Tidak

4 Berat Isi > 1,4 g/cm3 1,09 Tidak5 Porositas Total < 30 % ; > 70 % 55,7 Tidak

6 Derajat Pelulusan air < 0,7 cm/jam; > 8,0 cm/jam 0,576 Melebihi

7 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,5 5,5 Tidak

8 Daya Hantar Listrik /DHL > 4,0 mS/cm 0,1085 Tidak

9 Redoks < 200 mV 102 Tidak10 Jumlah Mikroba < 102cfu/g tanah 5,59 x 107 Tidak

Lokasi: Malangan, Srigading, SandenTahun Data: 2013

StatusNo. Parameter Ambang Kritis (PP 150/2000) HasilPengamatan

HasilPengamatan

3 Komposisi Fraksi

No. Parameter Ambang Kritis (PP 150/2000)

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Ketebalan Solum < 20 cm < 50 Tidak2 Kebatuan Permukaan > 40 % 3 Tidak

< 18 % koloid; 65 Tidak> 80 % pasir kuarsitik 35 Tidak

4 Berat Isi > 1,4 g/cm3 1,1 Tidak5 Porositas Total < 30 % ; > 70 % 61,50 Tidak6 Derajat Pelulusan air < 0,7 cm/jam; > 8,0 cm/jam 0,46 Melebihi7 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,5 6,1 Tidak

8 Daya Hantar Listrik /DHL > 4,0 mS/cm 0,0737 Tidak

9 Redoks < 200 mV 97 Melebihi10 Jumlah Mikroba < 102cfu/g tanah 2,4 x 107 Tidak

Lokasi: Gunduk, ArgorejoTahun Data: 2013

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Ketebalan Solum < 20 cm >150 Tidak2 Kebatuan Permukaan > 40 % 2 Tidak

< 18 % koloid; 59 Tidak> 80 % pasir kuarsitik 41 Tidak

4 Berat Isi > 1,4 g/cm3 0,98 Tidak5 Porositas Total < 30 % ; > 70 % 64,5 Tidak6 Derajat Pelulusan air < 0,7 cm/jam; > 8,0 cm/jam 0,513 Melebihi7 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,5 6,2 Tidak

8 Daya Hantar Listrik /DHL > 4,0 mS/cm 0,0971 Tidak

No. Parameter Ambang Kritis (PP 150/2000) HasilPengamatan

3 Komposisi Fraksi

No. Parameter Ambang Kritis (PP 150/2000) HasilPengamatan

3 Komposisi Fraksi

Page 113: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Lokasi: Jopaten, Poncosari, SrandakanTahun Data: 2013

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Ketebalan Solum < 20 cm < 50 Tidak2 Kebatuan Permukaan > 40 % 5 Tidak

< 18 % koloid; 61 Tidak> 80 % pasir kuarsitik 39 Tidak

4 Berat Isi > 1,4 g/cm3 1,01 Tidak5 Porositas Total < 30 % ; > 70 % 61,7 Tidak6 Derajat Pelulusan air < 0,7 cm/jam; > 8,0 cm/jam 0,584 Melebihi7 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,5 6,5 Tidak

8 Daya Hantar Listrik /DHL > 4,0 mS/cm 0,118 Tidak

9 Redoks < 200 mV 147 Melebihi10 Jumlah Mikroba < 102cfu/g tanah 1,35 x 107 Tidak

Lokasi: Sundi, PajanganTahun Data: 2013

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Ketebalan Solum < 20 cm < 50 Tidak

No. Parameter Ambang Kritis (PP 150/2000) HasilPengamatan

No. Parameter Ambang Kritis (PP 150/2000) HasilPengamatan

3 Komposisi Fraksi

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Ketebalan Solum < 20 cm < 50 Tidak2 Kebatuan Permukaan > 40 % 3 Tidak

< 18 % koloid; 70 Tidak> 80 % pasir kuarsitik 30 Tidak

4 Berat Isi > 1,4 g/cm3 1,15 Tidak5 Porositas Total < 30 % ; > 70 % 56,6 Tidak6 Derajat Pelulusan air < 0,7 cm/jam; > 8,0 cm/jam 0,536 Melebihi7 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,5 4,8 Tidak

8 Daya Hantar Listrik /DHL > 4,0 mS/cm 0,0987 Tidak

9 Redoks < 200 mV 111 Melebihi10 Jumlah Mikroba < 102cfu/g tanah 2,54 x 107 Tidak

Lokasi: Klatak, Gadingsari, SandenTahun Data: 2013

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Ketebalan Solum < 20 cm < 50 Tidak2 Kebatuan Permukaan > 40 % 3 Tidak

< 18 % koloid; 63 Tidak> 80 % pasir kuarsitik 37 Tidak

4 Berat Isi > 1,4 g/cm3 1,2 Tidak5 Porositas Total < 30 % ; > 70 % 54,4 Tidak6 Derajat Pelulusan air < 0,7 cm/jam; > 8,0 cm/jam 0,604 Melebihi7 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,5 6,5 Tidak

8 Daya Hantar Listrik /DHL > 4,0 mS/cm 0,0816 Tidak

9 Redoks < 200 mV 153 Melebihi10 Jumlah Mikroba < 102cfu/g tanah 1,69 x 107 Tidak

No. Parameter Ambang Kritis (PP 150/2000) HasilPengamatan

3 Komposisi Fraksi

3 Komposisi Fraksi

Page 114: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tahun Data: 2013

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Ketebalan Solum < 20 cm < 50 Tidak2 Kebatuan Permukaan > 40 % 3 Tidak

< 18 % koloid; 34 Tidak> 80 % pasir kuarsitik 66 Tidak

4 Berat Isi > 1,4 g/cm3 1,28 Tidak5 Porositas Total < 30 % ; > 70 % 52,3 Tidak6 Derajat Pelulusan air < 0,7 cm/jam; > 8,0 cm/jam 0,743 Tidak7 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,5 5,2 Tidak

8 Daya Hantar Listrik /DHL > 4,0 mS/cm 0,221 Tidak

9 Redoks < 200 mV 162 Melebihi10 Jumlah Mikroba < 102cfu/g tanah 9,38 x 107 Tidak

Lokasi: Kretek, Parangtritis, KretekTahun Data: 2013

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Ketebalan Solum < 20 cm < 50 Tidak2 Kebatuan Permukaan > 40 % 1 Tidak

< 18 % koloid; 72 Tidak

No. Parameter Ambang Kritis (PP 150/2000) HasilPengamatan

3 Komposisi Fraksi

No. Parameter Ambang Kritis (PP 150/2000) HasilPengamatan

3 Komposisi Fraksi

2 Kebatuan Permukaan > 40 % 1 Tidak< 18 % koloid; 72 Tidak> 80 % pasir kuarsitik 28 Tidak

4 Berat Isi > 1,4 g/cm3 1,17 Tidak5 Porositas Total < 30 % ; > 70 % 55,2 Tidak6 Derajat Pelulusan air < 0,7 cm/jam; > 8,0 cm/jam 0,404 Melebihi7 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,5 6 Tidak

8 Daya Hantar Listrik /DHL > 4,0 mS/cm 0,1443 Tidak

9 Redoks < 200 mV 132 Melebihi10 Jumlah Mikroba < 102cfu/g tanah 9,69 x 107 Tidak

Lokasi: Selo, Sidomulyo, BambanglipuroTahun Data: 2013

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Ketebalan Solum < 20 cm >150 Tidak2 Kebatuan Permukaan > 40 % 0 Tidak

< 18 % koloid; 66 Tidak> 80 % pasir kuarsitik 34 Tidak

4 Berat Isi > 1,4 g/cm3 1,22 Tidak5 Porositas Total < 30 % ; > 70 % 50,4 Tidak6 Derajat Pelulusan air < 0,7 cm/jam; > 8,0 cm/jam 0,532 Melebihi7 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,5 6 Tidak

8 Daya Hantar Listrik /DHL > 4,0 mS/cm 0,0988 Tidak

9 Redoks < 200 mV 123 Melebihi10 Jumlah Mikroba < 102cfu/g tanah 6,79 x 106 Tidak

Lokasi: Greges, Donotirto, Kretek

No. Parameter Ambang Kritis (PP 150/2000) HasilPengamatan

3 Komposisi Fraksi

3 Komposisi Fraksi

Page 115: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

StatusMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Ketebalan Solum < 20 cm >150 Tidak2 Kebatuan Permukaan > 40 % 1 Tidak

< 18 % koloid; 59 Tidak> 80 % pasir kuarsitik 41 Tidak

4 Berat Isi > 1,4 g/cm3 1,06 Tidak5 Porositas Total < 30 % ; > 70 % 59,4 Tidak6 Derajat Pelulusan air < 0,7 cm/jam; > 8,0 cm/jam 0,357 Melebihi7 pH (H2O) 1 : 2,5 < 4,5 ; > 8,5 6,2 Tidak

8 Daya Hantar Listrik /DHL > 4,0 mS/cm 0,1115 Tidak

9 Redoks < 200 mV 124 Melebihi10 Jumlah Mikroba < 102cfu/g tanah 2,27 x 106 Tidak

Keterangan :Sumber :

No. Parameter Ambang Kritis (PP 150/2000) HasilPengamatan

3 Komposisi Fraksi

Page 116: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-8. Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan BasahKabupaten/Kota: BantulLokasi: -Tahun Data: 2013

No. Parameter Ambang Kritis (PP 150/2000)Hasil

PengamatanMelebihi/Tidak

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Subsidensi Gambut di atas pasir kuarsa > 35 cm/tahun untuk ketebalan gambut ≥ 3 m atau 10%/ 5 tahun untuk ketebalan gambut < 3 m

_ _

2 Kedalaman Lapisan Berpirit dari permukaantanah

< 25 cm dengan pH ≤ 2,5 _ _

3 Kedalaman Air Tanah dangkal > 25 cm _ _

Keterangan : Kabupaten Bantul tidak mempunyai lahan basahSumber : Tim LSLHD Kab. Bantul

Page 117: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-9. Perkiraan Luas Kerusakan Hutan menurut PenyebabnyaKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

No. Penyebab Kerusakan Luas (Ha)

(1) (2) (3)

1 Kebakaran Hutan -

2 Ladang Berpindah -

3 Penebangan Liar -

4. Perambahan Hutan -

5. Lainnya -

-

Keterangan : (-) NihilSumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Kab. Bantul

Total

Page 118: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-10. Pelepasan Kawasan Hutan yang dapat dikonversi Menurut PeruntukkanKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

No. Peruntukan Luas (Ha)

(1) (2) (3)

1 Pemukiman -

2 Pertanian -

3 Perkebunan -

4 Industri -

5 Pertambangan -

6 Lainnya -

-

Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Kab. Bantul

Total

Keterangan : (-) Nihil

Page 119: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-11. Keadaan Flora dan Fauna yang DilindungiKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

Endemik Terancam Berlimpah dilindungi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Hewan menyusui 1. Rusa Timor √ √

Jumlah : 43 individu

1. Cakakak Jawa √ √

2. Cakakak Sungai √

3. Burung Madu Kelapa √

4. Burung Madu Sriganti √

5. Elang Ular Bido √

Status

2. Burung

Nama spesies DiketahuiNo. Golongan

5. Elang Ular Bido √

6. Kuntul Kerbau √

Jumlah : NA

1. Penyu Hijau √

2. Penyu Sisik √

3. Penyu Belimbing √

4. Penyu Abu-abu √

Jumlah : NA

4. Amphibi 1. NA

Jumlah

5. Ikan 1. NA

Jumlah

6. Keong 1. NA

Jumlah

3. Reptil

Page 120: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

7. Serangga 1. NA

Jumlah

8. Tumbuh-tumbuhan 1. NA

Jumlah

Sumber : Balai KSDA Yogyakarta

Keterangan : Jenis penyu merupakan jenis yang dijumpai mendarat di pantai selatan Kab. Bantul, jumlah rusa timor merupakanjumlah di penangkaran

Page 121: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Panjang Kedalaman

(km) Permukaan Dasar (m) Maks Min(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1. Winongo 40,92 13,46 NA 0,8 1,08 0,762. Bedog 22,76 20 NA 0,85 8,04 1,123. Code 8.734 13,5 NA 0,37 2,5 1,994. Opak 6,03 24,1 NA 1,6 22,88 3,86

5. Gajahwong 33,67 15,3 NA 3 8,22 3,83

Sumber : BLH Kab. Bantul

Tabel SD-12. Inventarisasi SungaiKabupaten/Kota : Bantul

Debit (m3/dtk)

Keterangan :

Tahun Data : 2013

No. Nama Sungai Lebar (m)

Page 122: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-13. Inventarisasi Danau/Waduk/Situ/EmbungKabupaten/Kota: BantulTahun Data: 2013

No. Nama Danau/Waduk/Situ/Embung Luas (Ha) Volume (m3)

(1) (2) (3) (4)

Sendang1. Tuk Beji I 202. Tuk Beji II 153. Tuk Kunden 10,54. Silonong 185. Tuk Soko 14,56. Tuk Koripan I 127. Tuk Semuten 1108. Tuk Duren 159. Tuk Jati Sari 1210. Tuk Nawungan 14,811. Tuk Bulu 4012. Tuk Niten 4413. Tuk Sibalong 2614. Tuk Sorowajan 15,2415. Tuk Silayon 41,58

Keterangan :Sumber : Dinas Sumber Daya AirKeterangan :

Page 123: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Hulu(Jomegatan,Tirtonirmolo,

Kasihan)

Nyemengan(Winongo

kecil)

Tengah (Kweni,Panggungharjo,Sewon Bantul)

Tengah(Manding,

Bantul)

Hilir (GadingLumbung,Donotirto

Kretek)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

S 07o 50' 15'' 07o 50' 40'' 07o 49' 48'' 07o 53' 726'' 07o 58' 53''E 110o 20' 59'' 110o 20' 42'' 07o 49' 48'' 110o 21' 109'' 110o 23' 40''

06 Mei 2013 06 Mei 2013 06 Mei 2013 14 Mei 2013 14 Mei 2013

1 Tempelatur ºC 29,6 29,1 29,1 28,8 29

2 Residu Terlarut mg/ L 176 173 169 197 218

3 Residu Tersuspensi mg/L 13 25 28 14 13

Koordinat

FISIKA

KIMIA ANORGANIK

Tabel SD-14. Kualitas Air SungaiKabupaten/Kota: BantulTahun Data: 2013

No Parameter Satuan

Lokasi Sampling

DataSungai

Nama Lokasi

Waktu Pemantauan

Sungai Winongo

3 Residu Tersuspensi mg/L 13 25 28 14 13

4 pH 7,09 7,1 7,1 6,9 7,4

5 DHL µmhos/cm 371 366 358 415 4576 TDS mg/L - - - - -

7 TSS mg/L - - - - -

8 DO mg/L 4,1 3,8 4,9 4,6 4,7

9 BOD mg/L 2,1 4 3,9 5,9 7

10 COD mg/L 6,3 9,1 8,2 12,9 15

11 NO2 mg/L 0,04 0,02 0,03 0,1 0,10

12 NO3 mg/L 2,3 1,9 1,2 0,9 0,5

13 NH3 mg/L - - - - -

14 Klorin bebas mg/L ≤ 0,01 ≤ 0,01 ≤ 0,01 ≤ 0,01 ≤ 0,01

15 T-P mg/L 0,5 ≤ 0,001 0,6 0,5 0,5

16 Fenol µg/L 138 195 108 213 224

17 Minyak dan Lemak µg/L 1500 500 1500 1500 1000

18 Detergen µg/L 120 91 99 35 63

19 Fecal coliform jmlh/100 ml 9,3 x 104 ≥ 2,4 x 106 2,4 x 105 9 x 103 2,1 x 104

20 Total coliform jmlh/100 ml ≥ 2,4 x 106 ≥ 2,4 x 106 4,6 x 106 2,3 x 104 4,6 x 105

21 Sianida mg/L 0,001 0,002 0,001 0,001 0,001

22 H2S mg/L - - - - -

KIMIA ANORGANIK

No Parameter Satuan

Lokasi Sampling

Hulu (MenayuKidul ,

Tirtonirmolo,Kasihan

Tengah (Sindon,Guwosari,Pajangan)

Hilir (MangirKidul,

Sendangsari,Pajangan)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

S 07o 49' 29'' 07o 52' 707'' 07o 54' 549''E 110o 19' 56'' 110o 18' 904'' 110o 16' 551''

06 Mei 2013 14 Mei 2013 14 Mei 2013

1 Tempelatur ºC 29,2 31,2 29,2

2 Residu Terlarut mg/ L 139 171 178

3 Residu Tersuspensi mg/L 13 14 13

4 pH 7,1 7,3 7,2

5 DHL µmhos/cm 291 359 3766 TDS mg/L - - -

7 TSS mg/L - - -

8 DO mg/L 5 5,1 4,4

9 BOD mg/L 4 5,9 4,9

Koordinat

No Parameter Satuan

Lokasi Sampling

DataSungai

Nama Lokasi Sungai Bedog

Waktu PemantauanFISIKA

KIMIA ANORGANIK

Page 124: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

13 NH3 mg/L - - -

14 Klorin bebas mg/L ≤ 0,01 ≤ 0,01 1,42

15 T-P mg/L 0,5 0,4 0,4

16 Fenol µg/L 197 155 104

17 Minyak dan Lemak µg/L 2000 500 1000

18 Detergen µg/L 110 62 68

19 Fecal coliform jmlh/100 ml 2,1 x 104 1,5 x 104 9 x 103

20 Total coliform jmlh/100 ml ≥ 2,4 x 106 9,3 x 104 9 x 103

21 Sianida mg/L 0,001 0,001 0,001

22 H2S mg/L - - -

Hulu (Ngoto,Bangunharjo,

Sewon)

Tengah(Kembang

Songo,Trimulyo, Jetis)

(1) (2) (3) (4) (5)

Parameter Satuan

Lokasi Sampling

DataSungai

Nama Lokasi Sungai Code

No

(1) (2) (3) (4) (5)

S 07o 53' 726'' 07o 53' 33''E 110o 22' 508'' 110o 23' 4''

16 Mei 2013 16 Mei 2013

1 Tempelatur ºC 29,3 28,8

2 Residu Terlarut mg/ L 137 139

3 Residu Tersuspensi mg/L 28 13

4 pH 7,1 7,1

5 DHL µmhos/cm 288 2946 TDS mg/L - -

7 TSS mg/L - -

8 DO mg/L 5,2 5,5

9 BOD mg/L 5,9 5,3

10 COD mg/L 13,5 10,5

11 NO2 mg/L 0,04 0,01

12 NO3 mg/L 1,1 0,8

13 NH3 mg/L - -

14 Klorin bebas mg/L ≤ 0,01 ≤ 0,01

15 T-P mg/L 0,5 0,3

16 Fenol µg/L 226 ≤ 0,1

Koordinat

FISIKA

KIMIA ANORGANIK

DataSungai

Nama Lokasi Sungai Code

Waktu Pemantauan

16 Fenol µg/L 226 ≤ 0,1

17 Minyak dan Lemak µg/L 1500 1000

18 Detergen µg/L 77 77

19 Fecal coliform jmlh/100 ml 4,3 x 104 9 x 103

20 Total coliform jmlh/100 ml 2,4 x 105 2,3 x 104

21 Sianida mg/L 0,001 0,001

22 H2S mg/L - -

Hulu (Kloron,Segoroyoso,

Pleret)

Tengah(Klenggotan,

Sitimulyo,Piyungan)

Hilir (Putat,Selopamioro,

Imogiri)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

S 07o 49' 741'' 07o 52' 613'' 07o 57' 22''E 110o 27' 128'' 110o 24' 501'' 110o 21' 44''

16 Mei 2013 16 Mei 2013 14 Mei 2013

1 Tempelatur ºC 29,2 29,5 30

2 Residu Terlarut mg/ L 165 166 136

3 Residu Tersuspensi mg/L 29 14 36

Koordinat

FISIKA

KIMIA ANORGANIK

DataSungai

Nama Lokasi Sungai Opak

Waktu Pemantauan

No Parameter Satuan

Lokasi Sampling

Page 125: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

5 DHL µmhos/cm 350 350 2856 TDS mg/L - - -

7 TSS mg/L - - -

8 DO mg/L 5,1 5,1 5,5

9 BOD mg/L 5,1 3,1 4,9

10 COD mg/L 18,1 6,8 9,8

11 NO2 mg/L 0,04 0,1 0,11

12 NO3 mg/L 0,7 0,5 0,5

13 NH3 mg/L - - -

14 Klorin bebas mg/L ≤ 0,01 ≤ 0,01 0,48

15 T-P mg/L 0,4 0,3 0,2

16 Fenol µg/L 42 35 327

17 Minyak dan Lemak µg/L 1000 500 2000

18 Detergen µg/L 64 25 24

19 Fecal coliform jmlh/100 ml 2,3 x 104 7,5 x 104 4 x 103

20 Total coliform jmlh/100 ml 4,3 x 104 7,5 x 105 1,4 x 104

21 Sianida mg/L 0,001 0,001 0,001

22 H2S mg/L - - -22 H2S mg/L - - -

Hulur (Bodon,Jagalan,

Banguntapan)

Hilir (Kanggotan,Wonokromo,

Pleret)

(1) (2) (3) (4) (5)

S 07o 49' 635'' 07o 52' 8''E 110o 23' 616'' 110o 23' 40''

06 Mei 2013 16 Mei 2013

1 Tempelatur ºC 31,5 29,3

2 Residu Terlarut mg/ L 178 186

3 Residu Tersuspensi mg/L 39 10

4 pH 7,2 7,3

5 DHL µmhos/cm 375 3936 TDS mg/L - -

7 TSS mg/L - -

8 DO mg/L 4,9 6,5

Koordinat

Sungai Gajah Wong

Waktu PemantauanFISIKA

KIMIA ANORGANIK

Parameter Satuan

Lokasi Sampling

No

DataSungai

Nama Lokasi

8 DO mg/L 4,9 6,5

9 BOD mg/L 5,9 5,9

10 COD mg/L 10,5 12,6

11 NO2 mg/L 0,01 0,003

12 NO3 mg/L 1,8 1,2

13 NH3 mg/L - -

14 Klorin bebas mg/L ≤ 0,01 ≤ 0,01

15 T-P mg/L 0,5 0,5

16 Fenol µg/L 159 193

17 Minyak dan Lemak µg/L 1500 2000

18 Detergen µg/L 102 61

19 Fecal coliform jmlh/100 ml 2,3 x 104 9 x 103

20 Total coliform jmlh/100 ml 2,4 x 106 4,3 x 104

21 Sianida mg/L 0,001 0,001

22 H2S mg/L - -

Keterangan : (-) Parameter tidak diujikanSumber : BLH Kab. Bantul

Page 126: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

1 2(1) (2) (3) (4) (5)

Sedang Beji Sendang Kedung

04 Oktober 2013 04 Oktober 2013

1 Tempelatur ºC 20,9 21,52 Residu Terlarut mg/ L - -3 Residu Tersuspensi mg/L - -

4 pH 7,58 7,605 DHL mg/L - -6 TDS mg/L 280 3447 TSS mg/L 543,6 135,28 DO mg/L 9,42 8,559 BOD mg/L 0,72 0,4310 COD mg/L 4,3 2,02

Waktu PemantauanFISIKA

KIMIA ANORGANIK

Tabel SD-15. Kualitas Air Danau/Situ/EmbungKabupaten/Kota: BantulTahun Data : 2013

No Parameter SatuanLokasi Sampling

DataDanau

Nama Lokasi

Koordinat

10 COD mg/L 4,3 2,0211 NO2 mg/L 0,014 ≤ 0,000912 NO3 mg/L 7,48 10,713 NH3 mg/L 0,118 0,071214 Klorin bebas mg/L 0,02 0,0315 T-P mg/L 0,8560 0,803216 Fenol µg/L 0,0156 ≤ 0,000117 Minyak dan Lemak µg/L 0 018 Detergen µg/L ≤ 0,0001 ≤ 0,000119 Fecal coliform jmlh/100 ml 11 1120 Total coliform jmlh/100 ml 22 2221 Sianida mg/L 0,001 0,00122 H2S mg/L 0,051 0,002

Keterangan : ( - ) Partameter tidak diujikanSumber : Tim SLHD Kab. Bantul

Page 127: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

PT. MerapiAgung Lestari

PT.YogyakartaTembakau

PT. CahayaMulia persada

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

 Data Sumur04 Juni 2013 05 Juni 2013 04 Juni 2013

1 Tempelatur ºC 28,3 29,7 31,62 Residu Terlarut mg/ L - - -3 Residu Tersuspensi mg/L - - -

4 pH 6,9 6,7 6,85 BOD mg/L - - -6 COD mg/L - - -7 DO mg/L - - -8 Total Fosfat sbg P mg/L - - -9 NO 3 sebagai N mg/L 4,9 ≤ 0,0001 0,4

Tabel SD-16. Kualitas Air Sumur

Waktu PemantauanFISIKA

No Parameter Satuan

Lokasi Sampling

Nama LokasiKoordinat

Kabupaten/Kota: BantulTahun Data : 2013

KIMIA ANORGANIK

Kab. Bantul

9 NO 3 sebagai N mg/L 4,9 ≤ 0,0001 0,410 NH3-N mg/L - ≤ 0,0001 -11 Arsen mg/L - - -12 Kobalt mg/L - - -13 Barium mg/L - - -14 Boron mg/L - - -15 Selenium mg/L - - -16 Kadmium mg/L 0,025 ≤ 0,001 0,03217 Khrom (VI) mg/L 0,007 0,003 0,000218 Tembaga mg/L - - -19 Besi mg/L 0,03 6 0,00420 Timbal mg/L 0,02 0,01 0,0221 Mangan mg/L ≤ 0.001 0,29 2,5522 Air Raksa mg/L ≤ 0,0003 ≤ 0,0003 ≤ 0,000323 Seng mg/L 0,04 0,01 0,0424 Khlorida mg/l 25,5 19,9 30,525 Sianida mg/L 0,011 0,003 0,00926 Fluorida mg/L ≤ 0,0001 ≤ 0,0001 ≤ 0,000127 Nitrit sebagai N mg/L ≤ 0,0001 ≤ 0,0001 ≤ 0,000128 Sulfat mg/L 60 28 2329 Khlorin bebas mg/L - - -30 Belereng sebagai H2S mg/L - - -

31 Fecal coliform jml/100 ml - - -32 Total coliform jml/100 ml 4,6 x 103 2,1 102 1.1 x 104

33 Gross-A Bq /L - -

MIKROBIOLOGI

RADIOAKTIVITAS

Page 128: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Keterangan:Sumber :

Page 129: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Titik 1 Titik 2(1) (2) (3) (4) (5) (6)

P. Parangtritis P. KwaruS 080 01' 377" 070 59' 435"E 1100 19' 687" 1100 13' 633"

26 September 2013 26 September 2013

1 Warna Pt-Co 30 9,661 8,615

2 Bau Tak Berbau Tak Berbau Tak Berbau

3 Kecerahan M - - -4 Kekeruhan FTU 5 7,08 12,765 TSS mg/l 20 52,1 55,56 Sampah - - - -7 Lapisan Minyak - - - -8 Temperatur oC Alami 20,8 21,4

9 pH 7-8,5 7,47 7,45Kimia

FisikaWaktu sampling (tgl/bln/thn)

Tabel SD-17. Kualitas Air LautKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

No Parameter Satuan Baku MutuLokasi Sampling

Nama Lokasi

Koordinat

9 pH 7-8,5 7,47 7,4510 Salinitas ‰ Alami 48 40,511 DO mg/l >5 6,23 6,5212 BOD mg/l 10 0,29 0,8713 COD mg/l - 13,4 14,6614 Amonia total mg/l Nihil 0,7 0,8415 NO2-N mg/l - 0,0125 0,012316 NO3-N mg/l 0,008 ≤ 0,066 ≤ 0,06617 PO4-P mg/l 0,015 ≤ 0,02 ≤ 0,0218 Sianida (CN-) mg/l - 0,001 ≤ 0,00119 Sulfida (H2S) mg/l Nihil ≤ 0,001 ≤ 0,00120 Klor mg/l - 0,02 ≤ 0,0121 Minyak bumi mg/l - - -22 Fenol mg/l Nihil 0,049 0,04723 Pestisida mg/l - - -24 PCB mg/l - - -

Keterangan : ( - ) parameter tidak diujikanSumber : Tim SLHD Kab. Bantul

Page 130: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-18. Kualitas Udara AmbienKabupaten/Kota: BantulTahun Data : 2013

Perempatan Jejeran,Jl. Imogiri

TimurBantul

PertigaanPasar

Piyungan,Jl.

Wonosari

Perempatan ketandan,

Jl.Wonosari

Perempatan depan

BRIMOB, Jl.ImogiriTimur

Perempatan Klodran,Jl. Bantul

Perempatan

Madukismo, Jl.

RingroadSelatan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1. SO2 µg/Nm3 1 jam 23,90 23,10 22,20 25,90 20,40 26,90

2. CO µg/Nm3 1 jam 10.050 10.500,00 11.300 9.500 8.550 11.200

3. NO2 µg/Nm3 1 jam 27,90 26 29,30 28,20 27 28,10

4. O3 µg/Nm3 1 jam 17,10 10,10 9,36 15 12,10 14,10

5. HC µg/Nm3 - - - - - -

No. Parameter Satuan

LamaPengukuran

Lokasi

5. HC µg/Nm3 - - - - - -

6. PM10 µg/Nm3 24 jam 6,20 14,70 12 4,50 5,10 15,70

7. PM2.5 µg/Nm3 24 jam 7,80 16,20 16,50 5,40 6,50 13,40

8. TSP µg/Nm3 24 jam 62 65 27 139 77 102

9. Pb µg/Nm3 24 jam 0,138 0,234 < 0,02 0,11 < 0,02 0,15

10. Dustfall µg/Nm3 - - - - - -

11. Total Fluorides sebagai F µg/Nm3 ` - - - - - -

12. Fluor Index µg/Nm3 - - - - - -

13. Khlorine & Khlorine Dioksida µg/Nm3 - - - - - -

14. Sulphat Index µg/Nm3 - - - - - -

Keterangan : (-) Parameter tidak diujikanSumber : BLH Kab. Bantul

Page 131: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

SangatBaik

Baik Sedang Rusak

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)123 Dst

Keterangan : (-) Kab. Bantul tidak mempunyai Terumbu karangSumber : Tim LSLHD Kab. Bantul

Tabel SD-19. Luas Tutupan dan Kondisi Terumbu Karang

Tahun Data:Kabupaten/Kota:

Persentase Luas Terumbu Karang (%)LuasTutupan

(Ha)KecamatanNo.

Page 132: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-20. Luas dan Kerusakan Padang Lamun

Persentase AreaKerusakan

(%)(1) (2) (3) (4)

1 - - -2 - - -3 - - -4 - - -5 - - -

Total - -

Keterangan : (-) Kab. Bantul tidak mempunyai padang lamunSumber : Tim LSLHD Kab. Bantul

Luas (Ha)

Kabupaten/Kota: BantulTahun Data: 2013

No Kecamatan

Page 133: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-21. Luas dan Kerapatan Tutupan Mangrove

Tahun Data : 2013

No Lokasi Luas Lokasi (Ha) Persentase tutupan (%) Kerapatan (pohon/Ha)

(1) (2) (3) (4) (5)1 Baros, Tirtoharjo 25 75 500

Total 25 75 500

Kabupaten/Kota : Bantul

Sumber : Kecamatan KretekKeterangan :

Page 134: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-22. Curah Hujan Rata-Rata Bulanan

Tahun Data: 2013

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

(1) (2)

1 Barongan 240 126 62 75 69 82 26 1 2 25 289 NA

2CDPUBantul/Ringinharjo 907 389 214 255 160 163 97 3 7 58 367 NA

3 Dlingo 694 602 148 270 165 291 94 0 0 39 379 NA

4 Gandok 501 372 127 161 136 160 20 0 0 74 230 NA

5 Gedongan 862 439 357 155 297 372 274 0 12 50 702 NA

6 Kotagede 366 268 160 155 98 91 42 0 0 18 108 NA

No.Nama dan Lokasi

Stasiun

Curah Hujan Rata-Rata Bulanan (mm)

(3)

Kabupaten/Kota: Bantul

6 Kotagede 366 268 160 155 98 91 42 0 0 18 108 NA

7 Ngestiharjo 447 425 265 185 203 193 34 0 0 93 477 NA

8 Ngetal 346 250 63 66 64 85 25 0 0 28 265 NA

9 Nyemengan 415 268 72 180 158 107 30 0 0 41 212 NA

10 Piyungan 308 392 176,6 239 140 209 59 0 0 39 266 NA

11 Pundong 611 335 276 59 128 145 143 0 0 49 295 NA

12 Sedayu 513 258,5 195 157 230 152 85 0 0 101 313 NA

TOTAL 6210 4124,5 2115,6 1957 1848 2050 929 4 21 615 3903 NA

Keterangan :Sumber : BMKG

Page 135: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-23. Suhu Udara Rata-Rata Bulanan

Tahun Data: 2013

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

(1) (2)

1Stasiun geofisikaYogyakarta 26,4 26,4 27 27,2 26,7 26,6 25,5 25,1 25,6 27,1 26,3 25,9

TOTAL 26,4 26,4 27 27,2 26,7 26,6 25,5 25,1 25,6 27,1 26,3 25,9

Keterangan :Sumber : BMKG

NoNama dan Lokasi

StasiunSuhu Udara Rata-Rata Bulanan (0C)

(3)

Kabupaten/Kota: Bantul

Page 136: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SD-24. Kualitas Air Hujan

Tahun Data : 2013

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

1 pH - 8,1 8,0 7,11 7,75 NA NA NA NA NA 6,73 7,86 8,45

2 DHL µmhos/cm 28,8 27,2 58,9 20,5 NA NA NA NA NA 233 138,3 137,2

3 SO4 mg/l 0,1016 0,1218 0,0399 0,03235 NA NA NA NA NA 1,001 0,997 1,1486

4 NO3 mg/l - - - - NA NA NA NA NA - - -

5 Cr mg/l - - - - NA NA NA NA NA - - -

6 NH4 mg/l 0,0536 0,008 0,0617 0,02665 NA NA NA NA NA 1,1665 0,2082 0,3033

No ParameterWaktu Pemantauan

Satuan

Kabupaten/Kota : Bantul

6 NH4 mg/l 0,0536 0,008 0,0617 0,02665 NA NA NA NA NA 1,1665 0,2082 0,3033

7 Na mg/l - - - - NA NA NA NA NA - - -

8 Ca2+ mg/l - - - - NA NA NA NA NA - - -

9 Mg2+ mg/l - - - - NA NA NA NA NA - - -

Keterangan : ( - ) Parameter tidak diujikanSumber : BLH Bantul

Page 137: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel BA-1. Bencana Banjir, Korban, dan Kerugian

Tahun Data : 2013

Mengungsi Meninggal(1) (2) (3) (4) (5) (6)1 Srandakan - - - -2 Sanden - - - -3 Kretek NA NA NA 8.200.0004 Pundong - - - -5 Bambanglipuro - - - -6 Pandak - - - -7 Pajangan - - - -8 Bantul - - - -9 Jetis - - - -10 Imogiri - - - -11 Dlingo NA NA NA 3.500.00012 Banguntapan - - - -13 Pleret - - - -14 Piyungan - - - -15 Sewon - - - -

Kabupaten/Kota : Bantul

No KecamatanTotal Area

Terendam (Ha)Jumlah Korban Perkiraan Kerugian

(Rp.)

15 Sewon - - - -16 Kasihan - - - -17 Sedayu - - - -

- - - 11.700.000

Keterangan : (-) Tidak terjadi bencanaSumber : Badan Penanggulangan Bencana Daerah

TOTAL

Page 138: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Total Area Perkiraan Kerugian(Ha) (Rp)

(1) (2) (3) (4)1. Srandakan - -2. Sanden - -3. Kretek - -4. Pundong - -5. Bambanglipuro - -6. Pandak - -7. Pajangan - -8. Bantul - -9. Jetis - -10. Imogiri - -11. Dlingo - -12. Banguntapan - -13. Pleret - -14. Piyungan - -15. Sewon - -16. Kasihan - -

Tabel BA-2. Bencana Kekeringan, Luas, dan KekeringanKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

No Kecamatan

16. Kasihan - -17. Sedayu - -

- -

Sumber : Badan Penanggulangan Bencana DaerahKeterangan : (-) tahun 2013 di Kab. Bantul tidak terjadi bencana kekeringan

TOTAL

Page 139: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Perkiraan Luas Hutan/Lahan Terbakar

(Ha)

(1) (2) (3) (4)

1. Srandakan - -

2. Sanden - -

3. Kretek - -

4. Pundong NA 30.000.000

5. Bambanglipuro NA 500.000

6. Pandak NA 10.000.000

7. Pajangan - -

8. Bantul - -

9. Jetis - -

10. Imogiri NA 25.000.000

Tabel BA-3. Bencana Kebakaran Hutan/Lahan, Luas, dan Kerugian

Kabupaten/Kota : Bantul

Tahun Data : 2013

No KecamatanPerkiraan Kerugian

(Rp.)

10. Imogiri NA 25.000.000

11. Dlingo NA 100.000.000

12. Banguntapan - -

13. Pleret NA 4.000.000

14. Piyungan NA 37.000.000

15. Sewon NA 16.500.000

16. Kasihan NA 175.000.000

17. Sedayu - -

- 398.000.000

Keterangan : (-) Tidak terjadi bencanaSumber : Badan Penanggulangan Bencana Daerah

TOTAL

Page 140: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Jumlah KorbanMeninggal

Perkiraan Kerugian

(jiwa) (Rp.)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Srandakan - - -

2 Sanden - - -

3 Kretek - - -

4 Pundong - - -

5 Bambanglipuro - - -

6 Pandak - - -

7 Pajangan - - -

8 Bantul - - -

9 Jetis - - -

10 Imogiri Tanah longsor NA 139.625.000

Tabel BA-4. Bencana Alam Tanah Longsor dan Gempa Bumi, Korban, KerugianKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

No Kecamatan Jenis Bencana

10 Imogiri Tanah longsor NA 139.625.000

11 Dlingo Tanah longsor NA 6.850.000

12 Banguntapan - - -

13 Pleret Tanah longsor NA 11.000.000

14 Piyungan - - -

15 Sewon - - -

16 Kasihan Tanah longsor NA 7.500.000

17 Sedayu - - -

Total - - 164.975.000

Keterangan : (-) Tidak terjadi bencanaSumber : Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Page 141: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

No. Kecamatan Luas (km2) Jumlah PendudukPertumbuhan Penduduk

(%)Kepadatan Penduduk

(jiwa/km2)Kepadatan Penduduk

(Jiwa/Km2)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Srandakan 18,32 30.682 -10,96 1.674,78 1.674,78

2. Sanden 23,16 33.381 -11,35 1.441,32 1.441,32

3. Kretek 26,77 31.773 -8,48 1.186,89 1.186,89

4. Pundong 23,68 33.827 -17,36 1.428,51 1.392,06

Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk dan KepadatanPenduduk menurut Kecamatan

Tahun Data : 2013Kabupaten/Kota : Bantul

4. Pundong 23,68 33.827 -17,36 1.428,51 1.392,06

5. Bambanglipuro 22,70 40.893 -13,17 1.801,45 1.801,45

6. Pandak 24,30 50.881 -9,43 2.093,87 2.093,87

7. Pajangan 33,25 33.252 -6,66 1.000,06 1.000,06

8. Bantul 21,95 63.079 -9,25 2.873,76 2.873,76

9. Jetis 24,47 57.315 -7,04 2.342,26 2.669,54

10. Imogiri 54,49 61.358 -9,68 1.126,04 1.126,04

11. Dlingo 55,87 38.271 -9,77 685,00 685,00

12. Banguntapan 28,48 105.445 -7,54 3.702,42 3.702,42

13. Pleret 22,97 45.523 -11,05 1.981,85 1.981,85

14. Piyungan 32,54 49.876 -6,59 1.532,76 1.532,76

15. Sewon 27,16 95.657 -8,85 3.521,98 3.521,9815. Sewon 27,16 95.657 -8,85 3.521,98 3.521,98

16. Kasihan 32,38 97.288 -10,69 3.004,57 3.004,57

17. Sedayu 34,36 46.153 -7,70 1.343,22 1.343,22

506,85 914.654 -9,50 1.804,59 1.804,59

jumlah penduduk 2010pertumbuhan dr 2010

Wilayah sub urban 2013 2012 2011 2010No. Kecamatan Luas (km2) Jumlah Penduduk12. Banguntapan 28,48 105.445 114.044 112.866 104,29415. Sewon 27,16 95.65716. Kasihan 32,38 97.288

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Total

Keterangan : Data jumlah penduduk berdasarkan DAK2 semester I

Page 142: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan per KecamatanKabupaten :BantulTahun Data : 2012

Pertumbuhan Penduduk(JIwa)

No. Kecamatan Luas (km2) Jumlah Penduduk Pertumbuhan Penduduk Kepadatan Penduduk

-3.7751 Srandakan 18,32 34.457 -0,86 1.880,84

-4.2722 Sanden 23,16 37.653 -1,86 1.625,77

-2.9433 Kretek 26,77 34.716 -1,01 1.296,82

-7.1054 Pundong 23,68 40.932 -2,90 1.728,54

-7.1054 Pundong 23,68 40.932 -2,90 1.728,54

-6.2045 Bambanglipuro 22,70 47.097 -0,70 2.074,75

-5.2996 Pandak 24,30 56.180 -0,10 2.311,93

-2.3747 Pajangan 33,25 35.626 -0,10 1.071,45

-6.4278 Bantul 21,95 69.506 -0,60 3.166,56

-4.3409 Jetis 24,47 61.655 -1,10 2.519,61

-6.57610 Imogiri 54,49 67.934 -1,62 1.246,72

-4.14611 Dlingo 55,87 42.417 -2,90 759,21

-8.59912 Banguntapan 28,48 114.044 -0,30 4.004,35

-5.65713 Pleret 22,97 51.180 -5,70 2.228,12

-3.51614 Piyungan 32,54 53.392 -1,10 1.640,81

-9.29115 Sewon 27,16 104.948 -1,90 3.864,06

-9.29115 Sewon 27,16 104.948 -1,90 3.864,06

-11.64016 Kasihan 32,38 108.928 -0,01 3.364,05

-3.85117 Sedayu 34,36 50.004 -2,20 1.455,29

-96.015Total 506,85 1.010.669 -24,96 36.238,88

Keterangan :Sumber : Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kabupaten Bantul

940112-25.458 jiwa

Page 143: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel DE-2. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan

Laki-Laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) tot Ltot P

1. Srandakan 15.311 15.371 30.682 # ###

2. Sanden 16.524 16.857 33.381 # ###

3. Kretek 15.616 16.157 31.773 # ###

4. Pundong 16.788 17.039 33.827 # ###

5. Bambanglipuro 20.362 20.531 40.893 # ###

6. Pandak 25.649 25.232 50.881 # ###

7. Pajangan 16.696 16.556 33.252 # ###

8. Bantul 31.632 31.447 63.079 # ###

9. Jetis 28.538 28.777 57.315 # ###

Kabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

No. KecamatanJenis Kelamin

Jumlah

9. Jetis 28.538 28.777 57.315 # ###

10. Imogiri 30.803 30.555 61.358 # ###

11. Dlingo 19.189 19.082 38.271 # ###

12. Banguntapan 53.173 52.272 105.445 # ###

13. Pleret 23.103 22.420 45.523 # ###

14. Piyungan 25.144 24.732 49.876 # ###

15. Sewon 48.427 47.230 95.657 # ###

16. Kasihan 49.042 48.246 97.288 # ###

17. Sedayu 23.188 22.965 46.153 # ###

459.185 455.469 914.654Total

Keterangan : Data jumlah penduduk berdasarkan DAK2 semester ISumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Page 144: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

No. Kecamatan Jumlah DesaJumlah

PendudukJumlah Rumah

Tangga

(1) (2) (3) (4) (5)1. Kretek 2 Desa 10.749 3.1022. Sanden 2 Desa 3.841 1.1083. Srandakan 2 Desa 28.582 9.231

43.172 13.441

Keterangan :Sumber : Kecamatan Sanden

Tabel DE-3. Penduduk di Wilayah Pesisir dan LautKabupaten/Kota : BantulTahun Data: 2013

Total

Page 145: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

No. Kecamatan Desa Jumlah Penduduk Jumlah RumahTangga

(1) (2) (3) (4) (5)Parangtritits 7.729 2.203Tirtoharjo 3.020 899Srigading 2.445 713Gadingsari 1.396 395Poncosari 15.148 4.892Trimurti 13.434 4.339

43.172 13.441

Keterangan :Sumber : Kecamatan Sanden

Tabel DE-3. Penduduk di Wilayah Pesisir dan LautKabupaten/Kota : BantulTahun Data: 2013

Total

2. Sanden

1. Kretek

Srandakan3.

Page 146: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tahun Data: 2013

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)1 Srandakan 1.875 2.266 4.362 4.625 2.430 2.288 4.224 3.929

2 Sanden 2.013 2.308 4.164 4.672 2.342 2.139 5.208 4.830

3 Kretek 1.573 2.146 3.827 4.398 2.446 2.379 5.144 4.651

4 Pundong 2.195 2.792 5.056 5.655 2.712 2.489 4.339 3.709

5 Bambanglipuro 2.988 3.572 5.018 5.528 3.207 2.898 5.787 5.201

6 Pandak 3.252 4.082 8.129 8.245 3.690 3.273 6.446 5.644

7 Pajangan 2.579 3.224 5.559 5.483 2.912 2.741 3.300 2.837

Tabel DS-1A. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan PendidikanKabupaten/Kota : Bantul

No. Kecamatan Tidak Sekolah SD SLTP SLTA

7 Pajangan 2.579 3.224 5.559 5.483 2.912 2.741 3.300 2.837

8 Bantul 3.550 4.221 7.234 7.916 4.458 4.423 10.245 8.851

9 Jetis 3.792 4.828 7.573 8.066 4.398 4.124 7.771 6.901

10 Imogiri 5.811 6.773 10.808 10.863 4.819 4.558 5.390 4.654

11 Dlingo 3.657 4.362 6.996 6.904 3.910 3.990 2.636 1.942

12 Banguntapan 6.031 6.586 10.048 11.035 7.456 7.180 15.585 14.039

13 Pleret 3.952 4.344 7.086 6.975 3.430 3.315 4.780 4.200

14 Piyungan 3.483 4.112 5.670 6.125 3.868 3.771 7.132 5.994

15 Sewon 4.319 8.044 11.737 12.196 7.052 6.452 12.802 11.207

16 Kasihan 7.197 8.247 11.683 12.105 7.373 6.916 13.344 12.030

17 Sedayu 3.690 4.418 5.840 6.228 3.406 3.135 6.491 5.654

Jumlah 61.957 76.325 120.790 127.019 69.909 66.071 120.624 106.273

Keterangan : Data hasil konsolidasi semester pertama tahun 2013Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Page 147: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel DS-1B. Jumlah Penduduk Laki-Laki dan Perempuan Menurut Tingkatan Pendidikan

Tahun Data : 2013

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1 Srandakan 402 453 609 603 20 24 0 1

2 Sanden 436 617 912 951 28 23 0 0

3 Kretek 416 552 836 813 43 20 0 0

4 Pundong 307 400 534 537 22 7 1 0

5 Bambanglipuro 529 675 891 920 42 32 1 2

6 Pandak 467 661 1.012 1.035 41 30 3 0

7 Pajangan 195 243 345 331 15 9 2 0

Kabupaten/Kota : Bantul

No. KecamatanDiploma S1 S2 S3

7 Pajangan 195 243 345 331 15 9 2 0

8 Bantul 854 1.213 1.918 1.936 156 103 4 1

9 Jetis 585 801 1.344 1.300 74 50 3 1

10 Imogiri 420 542 822 742 41 26 1 0

11 Dlingo 131 127 199 155 11 0 0 0

12 Banguntapan 1.903 2.436 5.289 4.968 673 373 24 6

13 Pleret 310 441 872 829 56 33 4 0

14 Piyungan 584 661 1.224 1.178 105 45 3 3

15 Sewon 1.351 1.877 3.480 3.165 305 182 18 4

16 Kasihan 1.243 1.654 3.652 3.338 364 187 17 3

17 Sedayu 517 614 1.143 1.101 91 47 2 2

Jumlah 10.650 13.967 25.082 23.902 2.087 1.191 83 23

Keterangan : Data hasil konsolidasi semester pertama tahun 2013Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Page 148: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

No. Jenis Penyakit Jumlah Penderita

(1) (2) (3)

1. Nosofaringitis Akut 34.102

2. Hipertensi Asensial 6.069

3. Myalgia 13.573

4. Dyspepsia 9.328

5. Diare dan Gastroenteritis 7.939

6. Demam tanpa sebab 7.407

7. Diabetes melitus YTT 1.369

8. Asma 3.136

9. Influensa 6.988

Tabel DS-2. Jenis Penyakit Utama yang Diderita PendudukKabupaten/Kota : BantulTahun Data: 2013

9. Influensa 6.988

10.Penyakit pulpa dan jaringanperioptik

5.020

11. Batuk 2.479

12. Gastritis dan Duodentis 2.254

13. Tuberculosis paru klinis 204

Keterangan :Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Bantul

Page 149: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

No. Kecamatan Jumlah Rumah Tangga Jumlah Rumah Tangga Miskin

(1) (2) (3) (4)

1. Srandakan 9.150 1.267

2. Sanden 10.054 1.322

3. Kretek 9.659 1.542

4. Pundong 10.367 1.968

5. Bambanglipuro 12.381 1.604

6. Pandak 15.621 2.641

7. Bantul 17.958 2.010

8. Jetis 17.552 3.100

9. Imogiri 20.571 3.278

10. Dlingo 12.062 2.405

11. Pleret 12.993 1.837

12. Piyungan 14.521 2.248

13. Banguntapan 28.003 3.783

Tabel SE-1. Jumlah Rumah Tangga MiskinKabupaten/Kota : BantulTahun Data: 2012

13. Banguntapan 28.003 3.783

14. Sewon 26.375 3.744

15. Kasihan 30.403 3.777

16. Pajangan 9.741 1.528

17. Sedayu 16.152 2.497

273.563 40.551

Sumber : BKK PPKB

Jumlah

Keterangan :

Page 150: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

No. Kecamatan Ledeng Sumur Sungai Hujan Kemasan Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1 Piyungan 485 9.452 0 796 NA 2.837

2 Pleret 792 7.439 0 0 NA 738

3 Dlingo 2.378 2.454 0 91 NA 331

4 Imogiri 647 10.247 0 0 NA 240

5 Banguntapan 247 21.538 0 0 NA 157

6 Bantul 970 8.229 0 0 NA 102

7 Sewon 1.312 18.565 0 0 NA 0

8 Jetis 49 18.313 o 15 NA 7

9 Pundong 84 6.721 0 0 NA 0

10 Kretek 23 7.536 0 0 NA 0

Tabel SE-2. Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air MinumKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2012

10 Kretek 23 7.536 0 0 NA 0

11 Bambanglipuro 106 9.997 0 0 NA 1

12 Sedayu 2.342 7.695 0 0 NA 12

13 Pajangan 2.500 7.537 0 0 NA 5

14 Kasihan 3.248 18.555 0 0 NA 357

15 Srandakan 282 6.948 0 0 NA 0

16 Pandak 118 10.952 0 0 NA 0

17 Sanden 44 8.693 0 0 NA 0

15.627 180.871 0 902 NA 4.787

Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Bantul

Total

Keterangan :

Page 151: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Urea SP.36 ZA NPK Organik(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)1. Karet 40 -2. Kelapa 10.485,75 8.501,513. Kelapa Sawit - -4. Kopi - -5. Coklat 28 1,4476. Teh 1.459,71 -7. Cengkeh 2,5 -8. Tebu NA - 400 150

Tabel SE-3. Luas Lahan dan Produksi Perkebunan menurut Jenis Tanaman dan Penggunaan PupukKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

No. Jenis Tanaman Luas Lahan (Ha)Produksi

(Ton)Pemakaian Pupuk (Ton)

8. Tebu NA - 400 1509. Tembakau 199 1510. Kapas - -11. Jarak 163 0,15912. Kapuk 10,5 -13. Kina - -14. Jambu Mete 2.650 -15. Pala - -16. Kayu Manis - -17. Kenanga 3,22 1,48818. Pandan 30 25,8719. Kemiri 2,5 0,003

Total 15.074,18 8.545,47 400 150

Keterangan : (-) Nihil, Data produksi per Triwulan IIISumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan peternakan Kab. Bantul

Page 152: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SE-4. Penggunaan Pupuk untuk Tanaman Padi dan Palawija menurut Jenis Pupuk

Tahun Data : 2011

Urea SP.36 ZA NPK Organik

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Padi 7.790 433 519 2.300 965

2. Jagung 850 147

3. Kedelai 80 97

4. Kacang tanah 99 109

5. Ubi kayu

6. Ubi jalar

8.640 612 725 2.447 965

Keterangan : (-) data yang ada masih bersifat global belum per jenis tanamanSumber : Dinas Pertanian , Kehutanan dan Peternakan Kabupaten Bantul

Kabupaten/Kota : Bantul

No. Jenis TanamanPemakaian Pupuk (Ton)

Total

Page 153: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

No. Jenis Penggunaan Baru Luas (Ha)

(1) (2) (3)

1 Permukiman 9,90

2 Industri 0,56

3 Rumah sakit -

4 Toko 1,04

5 Gudang 6,23

6 Ruko 3,97

7 Pendidikan 1,33

8 lain-lain 10,66

33,69

Sumber : Badan Pertanahan Kab. Bantul

Tabel SE-5. Luas Perubahan Penggunaan Lahan PertanianKabupaten/Kota : BantulTahun Data: 2013

Total

Keterangan : (-) nihilSumber : Badan Pertanahan Kab. Bantul

Penjelasan Isi Tabel:

Keterangan : (-) nihil

Page 154: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

No. Nama Perusahaan Jenis Bahan Galian Luas Areal (Ha) Produksi (Ton/Tahun)

(1) (2) (3) (4) (5)

1.CV. Cahaya IndraLaksana

Tanah Urug 5.861 m2 19.894,44 m3

2. Bangun Sutopo Tanah Urug 6.460 m2 11.000 m3

3. H. Mujiyono Tanah Urug 1.539 m2 3.180,15 m3

4. Kliwon Basir Tanah Urug 28.833 m2 692.187 m3

5. Sumarsana Tanah Urug 20.662 m2 217.856 m3

Sumber : Dinas SDA Kab. Bantul

Tabel SE-6. Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan GalianKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2012

Keterangan :

Page 155: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

1 kali 2 kali 3 kali Produksi per Hektar

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Srandakan 21 282 116 7

2 Sanden 276 454 236 7

3 Kretek 305 290 304 7

4 Pundong 20 461 294 7

5 Bambanglipuro 0 405 554 6

6 Pandak 4 331 562 7

7 Bantul 16 1.056 37 7

8 Jetis 0 1.151 0 7

9 Imogiri 556 52 452 7

10 Dlingo 588 0 163 6

11 Pleret 205 327 162 7

12 Piyungan 445 680 81 7

Tabel SE-7. Luas Lahan Sawah menurut Frekuensi Penanaman, Produksi per hektarKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2011

No Kecamatan Luas (Ha) dan Frkuensi Penanaman

12 Piyungan 445 680 81 7

13 Banguntapan 0 809 259 6

14 Sewon 0 517 593 7

15 Kasihan 8 150 360 7

16 Pajangan 126 56 41 7

17 Sedayu 27 385 382 7

2.597 7.406 4.596 7Total

Keterangan :Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan

Page 156: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

No. Kecamatan Sapi Perah SapiPotong

Kerbau Kuda Kambing Domba Babi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1. Srandakan 25 4.259 7 - 5.371 1.226 689

2. Sanden - 3.830 22 - 4.166 2.617 116

3. Kretek - 4.177 - 125 1.958 1.359 16

4. Pundong - 4.628 11 - 3.914 2.690 22

5. Bambanglupurio - 5.747 - - 24.255 1.909 159

6. Pandak - 6.038 - - 3.450 3.208 74

7. Bantul 19 2.964 5 30 3.361 5.320 19

8. Jetis 36 3.403 25 19 2.957 3.427 -

9. Imogiri 5 7.499 33 - 10.720 7.121 -

10. Dlingo - 8.270 5 - 12.231 708 -

Tabel SE- 8 . Jumlah Hewan TernakKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2012

10. Dlingo - 8.270 5 - 12.231 708 -

11. Pleret 16 5.990 4 228 721 3.777 -

12. Piyungan - 8.049 8 66 4.597 1.527 -

13. Banguntapan 79 3.167 33 482 792 1.317 -

14. Sewon 26 3.206 44 253 1.765 2.548 -

15. Kasihan 7 3.455 - 23 1.728 2.594 3.121

16. Pajangan - 5.722 - 23 4.436 1.673 -

17. Sedayu 18 4.010 42 9 1.489 540 21

231 84.414 239 1.258 87.911 43.561 4.237

Sumber :Keterangan :

Total

Page 157: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

No. Kecamatan Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik Puyuh

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Srandakan 29.222 43.358 5.534 5.460 15.500

2. Sanden 31.531 119.479 146.774 5.252 5.000

3. Kretek 29.717 25.369 17.028 4.100

4. Pundong 42.333 68.665 3.153 3.750

5. Bambanglupurio 34.648 6.920 7.533 7.574 18.500

6. Pandak 30.347 11.552 21.930 4.212 9.600

7. Bantul 60.742 32.773 40.110 24.246 5.000

8. Jetis 26.605 575 15.428 28.216 9.500

9. Imogiri 18.407 1.730 2.307 4.994 4.000

10. Dlingo 59.018 558 77.830 1.727 8.000

11. Pleret 22.345 151 38.046 6.201 4.500

Tabel SE-9 Jumlah Hewan Unggas dari Jenis UnggasKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2012

11. Pleret 22.345 151 38.046 6.201 4.500

12. Piyungan 32.171 17.907 76.912 10.471 5.000

13. Banguntapan 55.175 21.898 11.937 25.000

14. Sewon 28.583 22.954 13.321 3.500

15. Kasihan 65.795 8.885 23.134 8.177 3.250

16. Pajangan 45.514 369.125 245.340 24.017 31.500

17. Sedayu 26.503 36.890 5.594 1.602 2.500

638.656 649.903 845.358 177.588 158.200

Keterangan :Sumber : Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perternakan

Total

Page 158: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Produksi

(Ton/Tahun) BOD COD TSS Sulfida Minyak &Lemak

Krom Total AmmoniaTotal

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1. Industri Spritus 1992,5 296,69 643,61 29,21 3,78 0,57 - -

2. Industri Kulit 17,58 2,55 4,94 1,79 0,236 0,6428 0,01968 0,76687

3. Industri Tekstil 1379 1,68 3,98 2,14 - 6,33 - -

Tabel SP-1. Jumlah Jenis Industri/Kegiatan UsahaKabupaten/Kota : BantulTahun Data: 2013

No. Jenis IndustriBeban Limbah Cair (Ton/Tahun)

3. Industri Tekstil 1379 1,68 3,98 2,14 - 6,33 - -

Total 3389,08 300,92 652,53 33,14 4,016 7,5428 0,01968 0,76687

Keterangan : (-) nihil/tdk diujiSumber : BLH Kab. Bantul

Page 159: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

No Jenis Kendaraan Bensin Solar Total

(1) (2) (3) (4) (5)1 Beban 52 1.342 1.394

2 Penumpang pribadi 5.018 292 5.310

3 Penumpang umum - - -

4 Bus besar pribadi - - -

5 Bus besar umum - 9 9

6 Bus kecil pribadi - - -

7 Bus kecil umum 12 56 68

8 Truk besar - - -

Tabel SP-2 Jumlah Kendaraan menurut Jenis Kendaraan dan Bahan Bakar yang digunakanKabupaten/Kota : BantulTahun Data: 2013

8 Truk besar - - -

9 Truk kecil - - -

10 Roda tiga - - -

11 Roda dua 36.558 - 36.558

41.588 357 41.945

Keterangan : (-) nihilSumber : Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Resort Bantul

JUMLAH

Page 160: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

No. Klasifikasi Industri LPG (Kg) Minyak Bakar(lt) Minyak Diesel Solar Minyak Tanah Gas Batubara Biomassa

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1. Industri Kimia Dasar - - - - - - - -

2.Industri Mesin Dasardan Elektronika

- - - - - - - -

3. Aneka Industri - - - - - - - -4. Industri Kecil - - - - - - - -5. Aneka Industri - - - - - - - -

Total - - - - - - - -

Tabel SP-3. Konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk Sektor Industri menurut Jenis Bahan BakarKabupaten/Kota : BantulTahun Data: 2013

Total - - - - - - - -

Sumber :Keterangan : (-) tidak ada data

Page 161: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

LPG (kg) Minyak Tanah(lt)

Briket (kg) Kayu Bakar(kg)

lainnya (kg)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1. Srandakan - - - - -2. Sanden - - - - -3. Kretek - - - - -4. Pundong - - - - -5. Bambanglipuro - - - - -6. Pandak - - - - -7. Bantul - - - - -8. Jetis - - - - -

Tabel SP-4. Konsumsi Bahan Bakar untuk keperluan Rumah TanggaKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

No. KecamatanJenis Bahan Bakar

7. Bantul - - - - -8. Jetis - - - - -9. Imogiri - - - - -10. Dlingo - - - - -11. Pleret - - - - -12. Piyungan - - - - -13. Banguntapan - - - - -14. Sewon - - - - -15. Kasihan - - - - -16. Pajangan - - - - -17. Sedayu - - - - -Total - - - - -

Keterangan : (-) belum ada dataSumber : Bappeda Kab. Bantul

Page 162: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SP-5. Perkiraan Volume Limbah Padat berdasarkan Sarana Transportasi

No.Nama Tempat Sarana

TransportasiTipe/Jenis/Klasifikasi Lokasi

Luas Kawasan(Ha)

Volume Limbah Padat(m3/hari)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Terminal Palbapang C Bantul 0,444 -2 Terminal Parangtritis C Kretek 0,375 -

1 - - - - -2

1 - - - - -2

Kabupaten/Kota : BantulTahun Data: 2013

Udara

Air

Darat

2

Keterangan : Tidak mempunyai sarana transportasi air dan udaraSumber : Dinas Perhubungan dan Dinas Pekerjaan Umum

Page 163: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Kabupaten/Kota: Bantul

No. Nama ObyekWisata

Jenis Obyek Wisata Jumlah Pengunjung(orang per tahun)

Luas Kawasan (Ha) Volume Limbah Padat(m3/Hari)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. P. Parangtritis Wisata Alam 1.195.625 NA 5,7

2. P. Samas Wisata Alam 46.993 NA NA

3. P. Goa Cemara Wisata Alam 64.300 NA NA

4. P. Pandansimo Wisata Alam 99.736 NA NA

Tahun Data: 2013

Tabel SP-6. Perkiraan Jumlah Limbah Padat berdasarkan Lokasi Obyek Wisata, Jumlah Pengunjung, dan Luas Kawasan

0

2010 2011 2012 2013

Tahun

Pengunjung

4. P. Pandansimo Wisata Alam 99.736 NA NA

5. P. Kwaru Wisata Alam 119.142 NA 1,0

6. Goa Selarong Wisata Budaya 23.418 NA NA

7. Goa Cerme Wisata Alam 10.818 NA NA

Sumber : Dinas Pariwisata dan Dinas PU Kab. Bantul

rata'' tiap thn 2010-20122010 1.318.6492011 1.728.682 410.0332012 1.772.048 43.366 226.699,50

Keterangan :

0

2010 2011 2012 2013

Tahun

Pengunjung

Page 164: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

2013 1.560.032 -212.016 80.461,00 2010-2013

0

500.000

1.000.000

1.500.000

2.000.000

2010 2011 2012 2013

Jum

lah

Peng

unju

ng (o

rang

)Grafik Kunjungan Wisatawan

Pengunjung

2012 2013

Jum

lah

Peng

unju

ng (o

rang

)

Tahun

Page 165: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

BOD COD

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Penginapan Tirta Kencana 72 60% NA 0,15 100,11

2. Hotel Bintang IV (ROS-In) 43 50% NA 11,45 76,85

Keterangan:Sumber: Tim LSLHD Kab. Bantul

No. Kelas Hotel /Penginapan Jumlah Kamar Tingkat Hunian (%) Limbah Padat (m3/Hari)

Tabel SP-7. Perkiraan beban Limbah padat dan cair berdasarkan Sarana Hotel/PenginapanKabupaten/Kota: BantulTahun Data: 2013

Beban Limbah Cair (Ton/Tahun)

Page 166: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Sendiri Bersama Umum Tidak Ada

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. Piyungan 3.390 0 0 100

2. Pleret 959 0 0 71

3. Dlingo 4.174 0 0 47

4. Imogiri 4.308 0 0 295

5. Banguntapan 14.199 0 0 58

6. Bantul 6.343 0 0 196

7. Sewon 3.147 0 0 346

8. Jetis 15.537 0 0 641

Tabel SP-8. Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air BesarKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

No. KecamatanTempat Buang Air Besar ( Rumah Tangga)

8. Jetis 15.537 0 0 641

9. Pundong 636 0 0 0

10. Kretek 810 0 0 0

11. Bambanglipuro 2.226 0 0 0

12. Sedayu 4.528 0 0 335

13. Pajangan 3.701 0 0 77

14. Kasihan 7.579 0 0 125

15. Srandakan 1.523 0 0 0

16. Pandak 12.600 0 0 363

17. Sanden 3.291 0 0 24

88.951 - - 2.678Keterangan :Sumber : Dinas Kesehatan Kab. Bantul

Page 167: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

No Kecamatan Jumah Penduduk* Timbulan Sampah**

(1) (2) (3) (4)

1 Srandakan 30682 76,7050

2 Sanden 33381 83,4525

3 Kretek 31773 79,4325

4 Pundong 33827 84,5675

5 Bambanglipuro 40893 102,2325

6 Pandak 50881 127,2025

7 Bantul 33252 83,1300

8 Jetis 63079 157,6975

9 Imogiri 57315 143,2875

10 Dlingo 61358 153,3950

Tabel SP-9. Perkiraan Jumlah Timbulan Sampah per HariKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

2010 2011 2012 2013

Tahun

Timbulan Sampah

Timbulan Sampah10 Dlingo 61358 153,3950

11 Pleret 38271 95,6775

12 Piyungan 105445 263,6125

13 Banguntapan 45523 113,8075

14 Sewon 49876 124,6900

15 Kasihan 95657 239,1425

16 Pajangan 97288 243,2200

17 Sedayu 46153 115,3825

Keterangan : * data semester I, ** 1 orang mengahasilkan0,0025 m3

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Dina Kepundudukan dan Pencatatan Sipil

2010 2011 2012 2013

Tahun

Timbulan Sampah

Timbulan Sampah

Page 168: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

2010 2011 2012 2013

2142,04 2190,46 2526,6725 2.286,6350

2.286,4519

210022002300240025002600

Tim

bula

n Sa

mpa

h m

3 /ha

ri

Timbulan Sampah

Timbulan Sampah

190020002100

2010 2011 2012 2013

Tim

bula

n Sa

mpa

h m

3 /ha

ri

Tahun

Page 169: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SP-10. Perkiraan Volume Limbah Padat dan Limbah Cair dari Rumah SakitKabupaten/Kota:Tahun Data:

Padat Cair Padat Cair

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Ummi Khasanah C 1.801 NA 180 979

2. Santa Elisabeth C NA NA 2.231 1.450

3. Panembahan Senopati B NA NA 30.396 21.600

4. PKU Muhammadiyah Bantul B NA NA 8.107 NA

5. Nur Hidayah C NA NA 3.424 NA

Volume Limbah B3 (m3/hari)No. Nama Rumah Sakit Tipe/Kelas Rumah Sakit

Volume Limbah (m3/hari)

5. Nur Hidayah C NA NA 3.424 NA

6. Rajawali Citra C NA NA 1.101 NA

9. Patmasuri C NA NA 456 NA

10. Permata Husada C NA NA 740 NA

11. RB BP Laras Hati C NA NA 14 NA

12. RSKB Ring Road Selatan C NA NA 1.045 NA

13. Rachma Husada C NA NA 479 NA

1.801 NA 48.173 24.028

Keterangan :Sumber :

Total

Page 170: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel SP-11. Perusahaan yang Mendapat Izin Mengelola Limbah B3Kabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

No. Nama Perusahaan Jenis Kegiatan/Usaha Jenis Izin Nomor Izin

(1) (2) (3) (4) (5)

1. PT. Bintang Alam Semesta Penyamakan Kulit PenyimpananKeputusan Bupatibantul no. 174Tahun 2013

2. PT. Adi Satria Abadi Penyamakan Kulit Penyimpanan

KeputusanMenteri NegaraLingkunganHidup no. 137Tahun 2009

3.RSUD Panembahan SenopatiKab. Bantul

Rumah Sakit PenyimpananKeputusan Bupatibantul no. 385Tahun 2012

4. PT. Samitex Sewon Tekstil Penyimpanan

KeputusanMenteri NegaraLingkunganHidup no. 56Tahun 2009

4. PT. Samitex Sewon Tekstil Penyimpanan

KeputusanMenteri NegaraLingkunganHidup no. 56Tahun 2009

5. CV. Sidoraharjo EnergyMinyak, Gas dan PanasBumi

Pengumpulan

KeputusanMenteri NegaraLingkunganHidup no. 79Tahun 2012

6.PT. Pertamina (Persero) UnitPengolah IV-Terminal BBMRewulu

Minyak, Gas dan PanasBumi

PenyimpananKeputusan BupatiBantulno. 151Tahun 2011

7.PT. Wiraswasta GemilangIndonesia Cabang Yogyakarta

pengumpulan oli bekasPenyimpanan dan

Pengumpulan

KeputusanMenteri NegaraLingkungan hidupno. 127 Tahun2010

8. PT. Madubaru GulaPenyimpanan

sementara

Keputusan BupatiBantul no. 213Tahun 2012

9.PT. Holcim Beton (BatchingPlant bantul)

Semen Pemanfaatan

KeputusanMenteri NegaraLingkunganHidup no.230Tahun 2011

Keterangan :Sumber : BLH Kab. Bantul

Page 171: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Luas (Ha) Jumlah Pohon Luas (Ha) Jumlah Pohon

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Srandakan 15 25.500 - -

2 Sanden 2 1.000 - -

3 Bantul 0,018 30 - -

4 Imogiri 140 6030 - -

5 Dlingo 50 1820 - -

Tabel UP-1. Realisasi Kegiatan Penghijauan dan ReboisasiKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

No KecamatanRealisasi Penghijauan Realisasi Reboisasi

5 Dlingo 50 1820 - -

6 Kasihan 50 4520 - -

7 Piyungan 80 21820 - -

8 Kretek 75 515 - -

9 Pundong 60 5050 - -

10 Pajangan 15 1000 - -

11 Sedayu 15 1000 - -

Total 502 68.285 - -

Keterangan : (-) Nihil

Sumber : BLH Kab. Bantul dan Dinas Pertanian, Kehutanan dan peternakan Kab. Bantul

Page 172: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel UP-2. Kegiatan Fisik Lainnya oleh instansi dan masyarakatKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

No. Nama Kegiatan Lokasi Kegiatan Pelaksana Kegiatan

(1) (2) (3) (4)

1 Pelatihan pengomposan Pasar Imogiri BLH dan Masyarakat

2 Kerja bakti membersihkanlingkungan komplek kantor

Komplek kantor Pemda II BLH

3 Pelatihan pengomposansampah rumah tangga

Potorono, Banguntapan Masyarakat

Bulus wetan, Smberagung, Jetis Masyarakat

Ndayu, Gadingsari, Sanden Masyarakat

Metes, Sedayu Masyarakat

Srimartani, Piyungan Masyarakat

Badegan, bantul Masyarakat

4 Penebaran benih ikan Poton, Trimulyo BLH

Dsn Sembunga, Tamantirto,Kasihan

BLH dan Masyarakat

5 Kerja bakti membersihkansungai Bedog

Sungai Bedog masyarakat5 Kerja bakti membersihkansungai Bedog

Sungai Bedog masyarakat

6 Kerja bakti membersihkansungai Winongo

Bakulan dan Niten BLH

7 Pembangunan tempat khususmerokok

Pemda Parasamya kab. Bantul BLH

Kec. Banguntapan, Kasihan danSewon

Blh

8 Pembangunan IPAL Biogas Kec. Banguntapan, Jetis danPundong

BLH

9 Pembangunan IPALTahu/Tempe

Dsn Bogoran, Triranggo, bantul BLH

10 Pembangunan IPAL Bioreaktor Desa Terong dan desa DlingoKec. Dlingo

BLH

11 Pembangunan sumur resapanair hujan

Kec. Bambanglipuro BLH

Kec. Bantul BLH

Kec. Imogiri BLH

Kec. Kasihan BLH

Kec. Piyungan BLH

Kec. Sedayu BLH

Kec. Sewon BLH

Kec. Sanden BLH

Keterangan :

Page 173: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel UP-3. Dokumen Izin LingkunganKabupaten/Kota: BantulTahun Data: 2013

No. Jenis Dokumen Kegiatan Pemrakarsa

(1) (2) (3) (4)

1.UKP-UPL Industri alat peraga

pendidikanUD. Peraga Pembina

2.UKP-UPL Pembangunan

perumahanPT. Goldenindo Lestari

3.UKP-UPL Penggilingan padi/beras PT. Lentera Panen Mandiri

4.UKP-UPL Pembangunan

perumahanPT. Banyoe Mili Sae

5.UKP-UPL Pengumpul Limbah B3

(oli bekas)PT. Multazam cabang Bantul

6.UKP-UPL PT. Satu Bumi Industri patung dari semen

7.UKP-UPL Industri Pakaian

BonekaPT. IGP Internasional

8.UKP-UPL Industri tas PT. Komitrando Emporio

9.UKP-UPL Industri Furniture dan

HandycraftPT. Yogya Indo Global

9.UKP-UPL Industri Furniture dan

HandycraftPT. Yogya Indo Global

10.SPPL Jasa Katering Sumiyati

11.SPPL Bengkel Mobil Widodo

12.SPPL Industri Pupuk Cair Widodo Cahyono

13.SPPL Industri Jamu

TradisionalNuhroho Tri Haryono

14.SPPL Penggergajian Kayu Budiarto

15.SPPL Toko Kelontong Parjimin Suwarjito

16.SPPL Industri kecil furniture Alex Kurniawan

17.SPPL Bengkel Bubut dan Las Franky Surya Saputra

18.SPPL Jasa Cuci Mobil dan

MotorMuh. Subhi Mubarak

19.SPPL Rumah makan Abdul Malik

20.SPPL Warnet Endang Rustiti

Keterangan : Beberapa contoh dari dokumen lingkunganSumber : BLH Kab. Bantul

Page 174: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel UP-4. Pengawasan Izin Lingkungan (AMDAL, UKL/UPL, Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL)Kabupaten/Kota: BantulTahun Data: 2013

No. Nama Perusahaan/Pemrakarssa Waktu (tgl/bln/thn) Hasil Pengawasan(1) (2) (3) (4)

1. PT. Asa Tex 19 April 2013 Verifikasi ijin TPS LB32. PT. Dong Young Trace 22 April 2013 Pembinaan dan Pengawasan LB33. PT. BAS 23 April 2013 Verifikasi ijin TPS LB34. CV. Yogya Karya Andini 29 April 2013 Pembinaan dan Pengawasan LB3

5. Lab. Pengembangan Balai Besar Kulit,Karet dan Plastik

30 April 2013 Pembinaan dan Pengawasan LB3

6. PT. Madubaru 04 Juli 2013 Monev Dokumen7. PT. Multazam 26 Agustus 2013 Evaluasi dokumen8. RSU Rachma Husada 27 Agustus 2013 Evaluasi dokumen9. PT. Satu Bumi 29 Agustus 2013 Evaluasi dokumen8. RSU Rachma Husada 27 Agustus 2013 Evaluasi dokumen9. PT. Satu Bumi 29 Agustus 2013 Evaluasi dokumen10. PT. Lentera Panen Mandiri 30 Agustus 2013 Evaluasi dokumen11. PT. Indokor Bangun Desa 23 September 2013 Evaluasi dokumen12. PT. BRA (Busana Remaja Agracipta) 27 September 2013 Evaluasi dokumen

Keterangan :Sumber : BLH Kab. Bantul

Page 175: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel UP-5. Status Pengaduan Masyarakat

No.

Masalah Yang Diadukan Status

(1) (2) (3)

1. Warga mengadukan timbulnya bau dari usahapembuatan/produksi pupuk organik

Selesai

2. Sampah liar di sungai kaliputih, PanggungharjoSewon

Selesai

3. Polusi bau akibat usaha ternak babi danpenjemuran bulu ayam di dusun kepuh,

Selesai

4. warga mengadukan timbulnya bau dan lalatakibat usaha ayam potong

Selesai

5.Warga mengadukan timbulnya kebisingan dandebu di sekitar lokasi usaha furniture di Krapyak,Sewon

Selesai

6.Warga di bagian belakang mengeluh timbulnyakebisingan dan pembuangan limbah cair kelingkungan di Kids Fun Park

Selesai

7.Warga mengeluhkan peternakan lele ygkondisinya sangat jorok karena bercampur dgnberbagai ternak yang lain.

Selesai

8.Pihak pondok mengeluhkan timbulnya bau tdksedap serta lalat dari kegiatan lestarikan Selesai

Kabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

8.Pihak pondok mengeluhkan timbulnya bau tdksedap serta lalat dari kegiatan lestarikan Selesai

9. Warga mengeluhkan timbulnya bau tdk sedapserta lalat dari kegiatan lestarikan

Selesai

10.Warga mengeluh penambangan pasir yangmengakibatkan jalan desa dusak Selesai

11.Warga merasa terganggu akibat limbah tempeyang dibuang langsung ke sungai Selesai

12.Warga mengeluh limbah bandeng langsungdibuang ke lingkungan/sungai Selesai

13.Warga mengeluhkan proses produksi tahu yanglimbahnya langsung dibuang ke sungai danmenggunakan bahan bakar plastik sehingga

Selesai

14. warga mengeluhkan bau yang timbul daripeternkan bebek di segoroyoso

Selesai

15. warga mengeluhkan bau yang timbul dari industrirambak

Selesai

16. Warga mengeluhkan debu, kebisingan dangetaran dari industri pembuatan briket

Selesai

17.warga mengeluhkan suara bising akibat proseskerja pembuatan patung logam Selesai

18. warga mengeluhkan proses pembakaran batubata Selesai

19.kotoran ternak menyebarkan bau ke lingkungan

Selesai

20.Warga mengeluhkan asap hasil pembakaranpeleburan Aluminium Selesai20.Warga mengeluhkan asap hasil pembakaranpeleburan Aluminium Selesai

Page 176: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

21.Warga mengeluhkan debu/asap dari usaha yangdilakukan Selesai

22. warga mengeluhkan bau dan suara dari industripenyamakan kulit

Selesai

Keterangan :Sumber : BLH Kab. Bantul

Page 177: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

No. Nama LSM Alamat(1) (2) (3)1. Bengkel Kesling Badegan Bantul

2. Lestari Singosaren, Banguntapan

3. Radite (Spesialis Kerajinan Daur Ulang) Metes, Argorejo, Sedayu

4. Karang Taruna Piyungan (PengelolaSampah Piyungan)

Srimartani, Piyungan

5. Kelompok Pengelola Sampah PasarBantul

Kecamatan Bantul

6. PKL Masjid Agung (Kelompok PeduliLingkungan)

Kecamatan Bantul

7. LSM Cinta Buana Desa Bantul, Kec. Bantul

Tabel UP-6. Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan HidupKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

Keterangan :Sumber : BLH Kab. Bantul

Page 178: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel UP-7. Penerima Penghargaan Lingkungan Hidup

No.Nama Orang

/Kelompok/OrganisasiNama Penghargaan Pemberi Penghargaan Tahun Penghargaan

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pontren Ibnul Qoyyim putraPiyungan

Pontren BerwawasanLH

Gubernur DIY 2013

2. Dsn. Puton, Trimulyo Kampung Hijau Gubernur DIY 20133. SMAN I Banguntapan Adiwiyata Gubernur DIY 20134. SMPN I Pandak Adiwiyata Gubernur DIY 20135. SD Kanisius Sorowajan Adiwiyata Gubernur DIY 20136. Kabupaten Bantul Adipura Menteri LH 20137. SMAN 2 Banguntapan Adiwiyata Menteri LH 20138. SMPN 1 Piyungan Adiwiyata Menteri LH 20139. SMPN 1 Banguntapan Adiwiyata Menteri LH 2013

Kabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

9. SMPN 1 Banguntapan Adiwiyata Menteri LH 201310. SMP Pangudiluhur Sedayu Adiwiyata Menteri LH 201311. SD Muhammadiyah Bodon Adiwiyata Menteri LH 201312. SD Bantul I Adiwiyata Menteri LH 2013

13. Bpk. Sukijan Kalpataru, PembinaLingkungan

Gubernur DIY 2013

14. Kelompok Tani CaturMakaryo

Kalpataru, PenyelamatLingkungan

Gubernur DIY 2013

15. Bpk. Singgih Pranowo Kalpataru, Pengabdilingkungan

Gubernur DIY 2013

16. Bpk. Joko Pekik Kalpataru, PerintisLingkungan

Gubernur DIY 2013

Keterangan :Sumber : BLH Kab. Bantul

Page 179: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel UP-8. Kegiatan Sosialisasi Lingkungan Hidup

No. Nama Kegiatan Instansi Penyelenggara Kelompok Sasaran Waktu Penyuluhan(Bulan/tahun)

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Sosialisasi sekolahAdiwiyata tentang LH

BLH Kab. Bantul Sekolah-sekolah Adiwiyata April 2013

2. Sosialisasi Go Green BLH Kab. Bantul dan LSMShind

Sekolah SMP dan SMAsederajat se-Kab. Bantul

April 2013

3.Sosialisasi danPembentukan Pokmas S.Winongo

BLH Kab. Bantul danBBWSO

Pokmas S. Winongo Agustus 2013

4. Sosialisasi hukum dantata cara pengaduan

BLH Kab. Bantul dan BLHDIY

Masyarakat wilayahkecamatan Piyungan danbanguntapan

Oktober 2013

5. Sosialisasi hukum dantata cara pengaduan

BLH Kab. Bantul dan BLHDIY

Perusahaan di Kab. Bantul Desember 2013

6.

Sosialisasi tentang upayapenanggulangan danpencegahan pencemaranuntuk sekolah Adiwiyata

BLH Kab. Bantul dan BLHDIY

Sekolah Adiwiyata November 2013

7. Sosialisasi hari CiptaPuspa dan Satwa Nasional

BLH Kab. BantulMasyarakat, Jejaringsampah, Sekolah, daninstansi

November 2013

8. Sosialisasi hari CiptaPuspa dan Satwa Nasional

BLH Kab. BantulMasyarakat, Jejaringsampah, Sekolah, daninstansi

November 2013

Kabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

8. Sosialisasi hari CiptaPuspa dan Satwa Nasional

BLH Kab. BantulMasyarakat, Jejaringsampah, Sekolah, daninstansi

November 2013

9. Bimtek persampahan BLH Kab. BantulMasyarakat pedulilingkungan, karang tarunadan ibu-ibu PKK

April 2013

10.Sosialisasi pengelolaanlingkunganpertambangan

BLH Kab. BantulMasyarakat penambanggolongan C

Desember 2013

11.Sosialisasi PengelolaanLimbah B3 (BahanBerbahaya dan Beracun

BLH Kabupaten BantulMasyarakat, Pengusaha, danAparatur Pemerintah

Agustus, Oktober,November 2013

12.Sosialisasi Ijin Gangguandan Dampak Lingkungan

BLH Kabupaten BantulMasyarakat, Pengusaha, danAparatur Pemerintah

Oktober, November,Desember 2013

13.Sosialisasi PenyusunanDokumen LingkunganHidup

BLH Kabupaten BantulMasyarakat, Pengusaha, danAparatur Pemerintah

Agustus, Oktober,November 2013

Keterangan :Sumber : BLH kab. Bantul

Page 180: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

No. Jenis Produk Hukum Nomor Tahun Tentang

(1) (2) (3) (4) (5)1. Peraturan Daerah 15 2012 Pengelolaan Persampahan

2. Peraturan Bupati 18 2012

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidupdan Upaya Pemantauan LingkunganHidup (UKL-UPL) dan Surat PernyataanKesanggupan Pengelolaan danPemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)di Kabupaten Bantul

3. Peraturan Daerah 6 2011 Retribusi Ijin Gangguan (RIG)

4. Peraturan Daerah 15 2010 Pengelolaan Air Limbah

5. Peraturan Bupati 42 2010Perijinan dan Pengawasan PengelolaanLB3 serta Pengawasan PemulihanAkibat Pencemaran LB3

Keterangan : Tahun 2013 tidak ada peraturan baru

Tabel UP-9. Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan HidupKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

Sumber : BLH Kab. Bantul

Page 181: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Tabel UP-10. Anggaran Pengelolaan Lingkungan HidupKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

Tahun 2013 Tahun 2012(1) (2) (3) (4) (5)1. A APBD Pencegahan pencemaran air 1.315.679.240 442.217.650

Pencegahan pencemaran udara sumbertidak bergerak

1.074.893.609 664.731.000

Penyediaan Informasi Status KerusakanLahan dan / atau Tanah untuk ProduksiBiomassa

22.250.000 457.921.250

Tindak lanjut pengaduan masyarakatakibat adanya dugaan pencemarandan/atau perusakan lingkungan hidup

23.225.000 14.000.000

2. A APBN Rehabilitasi kerusakan ekosistem pesisirdan laut

337.637.000 0

Infrastruktur pengendalian pencemaran 359.880.000 0

3. B Bantuan Luar Negeri - - -

Total 3.133.564.849 1.578.869.900

No. Sumber Anggaran Peruntukan AnggaranJumlah Anggaran

Total 3.133.564.849 1.578.869.900

Keterangan :Sumber : BLH Kab. Bantul

Page 182: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Laki-Laki Perempuan(1) (2) (3) (4)1. Doktor (S3) - -2. Master (S2) 3 13. Sarjana (S1) 13 154. Diploma (D3/D4) 2 -5. SLTA 2 5

20 21Total

Keterangan :Sumber : BLH Kab. Bantul

Tabel UP-11. Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup menurut Tingkat PendidikanKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

No. Tingkat PendidikanJumlah

Page 183: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH … 2013.pdf · Laporan ini juga menggambarkan keadaan lingkungan hidup, baik penyebab dan dampak permasalahan maupun respon pemerintah dan

Laki-Laki Perempuan Laki-Laki Perempuan(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. BLH Pedal - - 2 1

2. BLH Pengawas Lingkungan 1 1

Keterangan :Sumber : BLH Kab. Bantul

Tabel UP-12. Jumlah Staf Fungsional Bidang Lingkungan dan Staf yang telah mengikuti DiklatKabupaten/Kota : BantulTahun Data : 2013

No. Nama InstansiNama Jabatan

Fungsional

Jumlah Staf Fungsional(dilantik)

Jumlah Staf Yang SudahDiklat