17
 PEKERJAAN PENGECORAN DAN BASE ISOLATOR PADA STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT  Di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pelatihan pelaksana lapang an  proyek bangun an gedung angkatan I Disusun Oleh : Fatihatun Iqriah !R "##$ Jessi%a Sa&ita "'($  N)*iera Ristianin&ru+ ",'$ Ri-.i Setia/an ",0$ Satrian Fa1ar ",2$ Th es3a Pr a+u43a Ana nt ha "#'$ PROGRAM STUDI TEKNIK KONTRUKSI GEDUNG POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEPOK 2015

Laporan Struktur PU

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ddd

Citation preview

PEKERJAAN PENGECORAN DAN BASE ISOLATOR PADA STRUKTUR BANGUNAN BERTINGKAT

Di ajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pelatihan pelaksana lapangan proyek bangunan gedung angkatan I

Disusun Oleh :Fatihatun Iqriah H.R(22)Jessica Sagita(31)Noviera Ristianingrum(03)Rizki Setiawan(09)Satrian Fajar(06)Thesya Pramudya Anantha(23)

PROGRAM STUDI TEKNIK KONTRUKSI GEDUNGPOLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEPOK2015

1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSaat ini struktur bangunan gedung lebih didominasi oleh beton. Berbeda dengan struktur kayu dan baja, beton memiliki keunggulan tersendiri yaitu mudah untuk di bentuk. Kemudahan untuk dibentuk tersebut karena keplastisan beton segar yang dapat di cetak sesuai bentuk yang direncanakan. Proses pencetakan beton tersebut lebih di kenal dengan nama pengecoran.Pengecoran merupakan suatu kontruksi permanen, dikatakan permanen dikarenakan kontruksi pengecoran akan menghasilkan beton. Dengan demikian, dalam perencanaannya harus memenuhi persyaratan-persyaratan seperti, biaya, kekuatan, dan kemudahan dalam pelaksanaan dll. Proses pengecoran dapat menentukan bentuk dan kekuatan beton. Oleh karena itu, pelaksanaan pengecoran dilakukan harus sesuai dengan prosedur yang benar. Kekuatan struktur bangunan bergantung pada hasil pengecoran. Dalam struktur bangunan ketika terjadi gempa bumi skala kecil, bangunan tidak boleh mengalami kerusakan. Sedangkan apabila gempa bumi yang terjadi skala sedang, maka bangunan boleh mengalami kerusakan sedikit, yaitu pada elemen non structural dan tidak boleh terjadi kerusakan pada elemen struktural. Namun ketika gempa yang terjadi adalah gempa besar, maka bangunan boleh mengalami kerusakan baik pada elemen structural maupun non struktural, tetapi tidak boleh sampai runtuh. Prinsip diatas biasanya disebut dengan Prinsip Bangunan Tahan Gempa. Bangunan-bangunan penting, setelah terjadi gempa bumi harus segera bisa beroperasi lagi dan berfungsi dengan baik. Itu berarti tidak boleh terjadi kerusakan yang berarti. Namun untuk membuat bangunan yang demikian tentunya membutuhkan cost yang tidak sedikit.Pada saat ini ada teknologi yang bisa digunakan untuk mengurangi efek gempa pada bangunan, sehingga bangunan tidak mengalami kerusakan yang fatal pasca gempa bumi adalah Base Isolation Devices.

1.2 TujuanAdapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :1. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan pekerjaan pengecoran.2. Untuk mengetahui kegunaan base isolator.

1.3 Batasan MasalahDalam penyusunan makalah ini, dibatasi beberapa hal antara lain :1. Lingkup pelaksanaan pekerjaan pengecoran dibatasi pada pekerjaan pengecoran kolom.

BAB IIDASAR TEORI

2.1 DefinisiBeton adalah suastu campuran homogen yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, semen (bahan perekat) dan air. Sedangkan konstruksi beton sendiri adalah beton yang digunakan pada suatu konstruksi tertentu yang mampu menahan bebannya sendiri.

2.2 Jenis Beton1. Menurut cara pembuatannya Beton biasaMerupakan beton yang dibuat untuk suatu konstruksi yang langsung dibuat pada perletakan atau cetakan yang sederhan serta tidak menerima beban sebelumnya. Beton pracetak (Precast)Merupakan beton yang dibuat dalam bentuk elemen-elemen atau bagian-bagian yang dibuat pada besi lain, kemudian disusun pada lokasi yang ingin dibuat. Beton prategang (Press Trased Concrete)Merupakan beton yang dibuat dengan cara diberikan gaya tegang sebelum konstruksi itu jadi, beton seperti ini biasanya digunakan untuk mencegah terjadinya lendutan pada beton, contohnya pada bantalan rel kereta.2. Menurut berat jenisnya Beton ringanBerat jenisnya 2800 kg/ m3, biasanya digunakan untuk pembuatan gudang amunisi serta bangunan yang diberi beban nerat lainnya. Bahan-bahan yang biasa digunakan adalah: semen, bijih besi, terak tungku baja, dll.3. Menurut fungsinya Beton strukturalMerupakan konstrukasi beton yang memiliki beban sendiri dan beban luas seperti: beban bangunan, beban hidup, angin dan gempa. Beton nonstrukturalMerupakan konstruksi beton yang hanya memiliki beban sendiri dan juga ada beban dari luar itupun hanya sedikit, contohnya angin dan gempa.Menurut mutu kualitasnya KELASMUTU bk (kg/ cm3) km (dqs: 46 kg/ cm3)TUJUANPENGAWASAN

MUTUKUAT TEKAN

IBo--NON STRUKTURALRINGANTANPA

B1--STRUKTURALSEDANGTANPA

IIK 125125200STRUKTURALKETATKONTINU

K 175175250STRUKTURALKETATKONTINU

K 225225300STRUKTURALKETATKONTINU

IIIK72257300STRUKTURALKETATKONTINU

Keterangan: Pengawasan ringan: Pengawasan terhadap kekerasan agregat Pengawasan sedang: Pengawasan terhadap kekerasan agregat, kadar lumppur dan organik Pengawasan ketat: Pengawasan terhadap semua persyaratan agregat (halus/ kasar) Kuat tekan: Kuat tekan hasil pemeriksaan benda uji kemungkinan perubahan kuat tekan terbatas hanya 5% saja. K-300: Kemampuan beton menahan tekan 300 kg/ cm3 dalam pengujian tegangan izin dan metode atau ketentuan yang berlaku. Kekuatan beton: Umur 24 jam 15% Umur 3 hari 45% Umur 28 hari 100%4. Menurut jenis adukannya Beton insitu (incast consrete)Adalah beton yang pengadukannya dilakukan di lokasi pelaksanaan pembetonan. Beton siap pakai (readymix concrete)Adalah beton yang diaduk (pengadukannya) dilakukan di lokasi batchingplant.

2.3 Adukan BetonPengadukan pada beton dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan menggunakan mesin pengaduk dan dengan cara manual. Mutu dari beton harus dijaga dengan cara melakukan pengawasan yang kuat terhadap cara pemadatan tulangannya.Kelecakkan pada beton tergantung pada : Jumlah dan jenis semen Nilai faktor air semen Gradasi, bentuk dan kualitas permukaan butir agregat Rasio antara agregat halus dan agregat kasar Diameter agregat maksimum Adrbsorsi Penggunaan admixtureUntuk mengetahui kekentalan (kelecakan) pada beton, dapat di uji dengan pengujian nilai slump yang dilakukan di laboratorium. Sample beton yang di uji harus langsung dari mesin dan diambil dengan alat yang tidak menyerap air.Permasalahan pada adukan beton antara lain:1. Pemisahan (Segregasi)Segregasi adalah turunnya butiran kebagian bawah dan beton segar atau terpisahnya agregat kasar dan campuran akibat dari cara penuangan dan pemadatan yang salah. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya segregasi adalah: Ukuran partikel yang terlalu besar Berat jenis agregat kasar berbeda dengan jenis agregat halus Kurangnya jumlah material halus dalam campuran Bentuk butir yang tidak rata dan tidak bulat Campuran yang terlalu basah atau terlalu kering2. Pendarahan (Bleeding)Bleeding sering terjadi setelah beton segar dituang dalam acuan. Bisa dilihat dari terbentuknya lapisan air pada permukaan beton, karena berat jenis semen lebih dari berat 3 kali berat jenis air, maka butiran semen dalam pasta terutama yang cair cenderung turun. Pada beton normal dengan konsistensi yang cukup, bleeding terjadi secara bertahap. Dengan rembesan seragam pada seluruh permukaan. Namun pada campuran yang kurus dan basah, akan membentuk saluran sehingga air dapat mengalir dengan cukup cepat untuk mengangkut butir semen halus ke atas.Bleeding bisa dikurangi dengan beberapa cara antara lain: Penambahan semen Memakai semen dengan butiran halus Menambah pengisi halus (filler) seperti pazzolan

BAB IIIANALISA HASIL PEKERJAAN LAPANGAN

3.1 Jenis-jenis StrukturPada setiap bangunan pasti memiliki berbagai jenis struktur seperti :

1. KolomKolom ialah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan runtuhnya lantai (collaps) yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collaps) seluruh struktur (sudarmoko, 1996).Kolom merupakan komponen struktur bangunan yang bertugas sebagai penyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. (SK SNI T-15-1991-03).

Gambar 2.1 kolom

2. BalokBalok merupakan bagian dari struktur sebuah bangunan yang memiliki fungsi sebagai penompang lantai diatasnya, balok juga berfungsi sebagai penyalur momen menuju kolom kolom. Balok dikenal sebagai elemen lentur, yaitu elemen struktur yang dominan memikul gaya dalam berupa momen lentur dan geser. Kontruksi balok biasanya berupa balok bertulang yang merupakan konstruksi yang sudah tidak asing dalam dunia dibidang sipil.Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok induk) dan balok anak.

Gambar 2.2 balok

3. Plat LantaiPlat merupakan salah satu elemen yang dominan menerima beban lentur. Berdasarkan momen yang diperhitungkan, terdapat dua jenis plat, yaitu plat satu arah dan plat dua arah. plat satu arah yaitu plat yang memiliki bentang memanjang (Ly) lebih besar 3,0 kali dari bentang pendek (Lx). Sedangkan plat dua arah yaitu plat yang memiliki bentang memanjang (Ly) lebih kecil 3,0 kali bentang pendek (Lx).

Gambar 2.3 plat

4. Base IsolatorKonsep base isolation mengandaikan sebuah struktur dapat dipisahkan secara substansial dari potensi kerusakan yang ditimbulkan dari terjadinya gempa bumi. Pemisahan struktur dari getaran tanah dapat mengurangi respons struktur yang justru sebaliknya tidak terjadi pada struktur fixed base. Pemisahan struktur dari getaran tanah membuat periode fundamental struktur dengan isolasi beberapa kali lebih besar dari periode struktur di atas sistem isolasi. ( FEMA P-751)

Gambar 2.4. Bangunan dengan Base Isolator dan Tanpa Base IsolatorKonsep dari Base Isolation Devices adalah sebagaimana digambarkan dalam gambar 1, yaitu bangunan diletakkan di atas rollers yang bisa bergerak tanpa gesekan. Ketika tanah bergetar, maka rollers akan bergerak dengan sendirinya dan bangunan di atasnya tidak ikut bergerak, dan tidak terjadi penyaluran energi dari getaran gempa ke bangunan. Singkat kata, bangunan tidak akan merasakan getaran ketika ada gempa bumi.Dengan adanya base isolation, energi yang ditimbulkan oleh getaran tanah dapat diredam, sehingga menjadi sangat kecil dibandingkan apabila bangunan didirikan langsung di atas tanah tanpa base isolation, atau disebut dengan fixed base building (struktur konvesional). Pada gambar 1 nampak bahwa bangunan tanpa base isolation akan bergerak dengan kasar (apabila tanah bergetar), dan akan mengalami simpangan yang sangat besar.Lapisan fleksibel itu disebut base-isolators dan bangunan diatasnya disebut base-isolated buildings. Keistimewaan dari teknologi ini adalah memberi kelenturan pada bangunan, karena isolators dirancang untuk meredam energi dan menambah damping sistem, sehingga dapat mengurangi seismic respon pada bangunan.Terdapat berbagai macam isolator yang dapat ditemukan di pasaran, bentuknya seperti bantalan karet yang besar dengan berbagai macam bahan yang harus disesuaikan dengan bangunan yang akan didirikan. Perlu dilakukan study terlebih dahulu untuk menentukan tipe yang cocok dengan kekhususan bangunan, karena tidak semua bangunan cocok dengan base isolation. Bangunan dengan jumlah lantai sedikit hingga sedang dan didirikan di atas tanah kasar cocok dengan teknologi ini, tetapi bangunan tinggi atau bangunan yang dibangun di atas tanah lunak tidak cocok menggunakan base isolation.

Gambar 2.5. High dumping rubber bearingHigh dumping rubber bearing dirancang untuk menyerap energi seismik yang ditimbulkan dari getaran gempa. Bantalan karet khusus yang rekatkan pada plat baja membuat deformasi pada bagian dasar besar namun tetap fleksibel untuk meredam efek getaran. Regangan geser yang dapat dicapai high dumping rubber bearing 200% - 350%, rasio dumping berkisar antara 10% - 20 % pada regangan geser 100%. ( BRIDGESTONE Seismic Isolation Product Line - Up)

BAB IVSTUDI KASUS DAN SOLUSI

4.1 Studi KasusA. Identifikasi Proyek1. Informasi Umum Proyek Nama Proyek: Construction Work UI Hospital Package I Durasi Proyek: 24 bulan ( 16 Oktober 2013 15 Oktober 2015) Luas Bangunan: 87.082 m (terdiri dari Rumah Sakit, Rumah Energi dan Jalan)Biaya Kontrak : Rp 542 MSistem Kontrak : Lumpsum Fixed PriceKeterangan Teknis:1.Gedung di desain sebagai bangunan tahan gempa2.Terdiri dari 20 lapis struktur kolom, pelat, dan balok3.Lantai pit floor diperuntukkan bagi penempatan base isolator2. Pihak-Pihak yang TerlibatOwner : Universitas IndonesiaKonsultan : Konsultan Perencana Desain UNECO Internation incKonsultan Perencana Administrasi : NikonKonsultan Pengawas : Cakra Mandilingan Jaya Kontraktor : PT. Wijaya Karya

B. Pengecoran dan Pengamatan Base isolator Pada Proyek Rumah SakitPengecoran pada proyek Rumah Sakit UI paling banyak dilakukan dengan menggunakan beton readymix, berkerjasama dengan perusahaan beton seperti; Pioneer dan Adhimix. Sistem pengecoran dilakukan dengan menggunakan beskisting dan perancah. Item pengecoran meliputi kolom, balok, plat, tangga, serta konstruksi struktur lainnya. Struktur yang dicor dibagi menjadi dua : 1. Struktur lantai basement sampai lantai 4 menggunakan beton dengan kekuatan K-300 (fc 29) dan 2. Struktur lantai 4-16 atau disebut podium menggunakan kekuatan K-350 (fc 33,2).

1. PengecoranStudi Kasus:Pengecoran terlambat dikarenakan pengiriman material yang tidak sesuai jadwal yang mengakibatkan keterlambatan pengecoran strukturPembahasan :Pengecoran dilakukan bisanya pada saat malam kendala jarak anatara batchingplant dengan proyek jauh. Solusi :Penjadwalan yang sudah ada harus selalu dikoordinasikan kepada subkon beton sehingga pengecoran dapat dilaksanakan dengan lancar sesuai jadwal2. PengecoranStudi Kasus:Pengecoran struktur atas khususnya podium ke atas dilakukan dengan menggunakan tremi sehingga memperlambat waktu pengerjaan beton Pembahasan :Pengecoran struktur beton dibagi menjadi beberapa zonaSolusi :Permasalahan tersebut ditanggulangi dengan menambah mutu dari k-350 menjadi K-400 ini dikarenakan penambahan air yang dilakukan pelaksana agar beton tidak setinng mempengaruhi kualitas beton.

3. PengecoranStudi Kasus :Keterlambatan pengecoran beton yang menggunakan tremi berdampak pada pengerasan beton.Pembahasan :Pengerasan beton sangat dihindari pada saat pengecoran. Karena jika beton mulai mengeras maka beton tidak akan bisa rata saat dicor, baik pada saat mengecor lantai maupun mengecor balok. Solusi :Gunakan Pompa Kodok untuk mempercepat sampainya beton khusunya ke lantai tower. Penggunaan pompa kodok dapat menjadi solusi karena kekuatan dorong dari pompa kodok lebih besar sehingga pengecoran dapat efektif dan efisien.

4. Base IsolatorStudi Kasus :Pada saat pengujian base isolator angka pengujian pada spesifikasi adalah 60 namun pada pengujian hasilnya antara 15-20?Pembahasan :Base isolator terdapat 168 titik dengan dimensi 800, 1100, 1200, 1300 mm (diameter rubber). Hasil defleksi sebesar 60 biasa digunakan di standar jepang.Solusi :Setelah pengujian dilakukan, hasil itu tetap digunakan karena standar gempa di Indonesia lebih rendah dari pada di Jepang.

5. Base IsolatorStudi Kasus :Pemasangan lapisan pedestal dibawah base isolator tidak rata?Pembahasan :Pedestal adalah tumpuan dibawah base isolator yang terdapat kurang lebih rata 20 buah dalam satu base isolator. Ketinggian base isolator tidak ditentukan, namun semakin rendah baseisilator makan momen semakin kecil. Leveling pada pedestal pada saat ada gempa base isolator dapat berfungsi tanpa permukaan yang rata, base isolator tidak akan berfungsi.

Solusi :Jika lapisan pedestal atau alas base isolator tidak rata maka diratakan dengan cara digrouting.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Pekerjaan struktur memiliki banyak lingkup pekerjaan diantaranya kolom, balok dan plat lantai. Pekerjaan struktur terdiri dari pekerjaan pembesian, bekisting dan pengecoran. Pelaksanaan pengecoran pada proyek Construction Work UI Hospital Package I kurang efisien dan efektif. Penggunaan Base Isolator merupakan salah satu metode untuk bangunan tahan gempa. Kegunaannya diperuntukkan untuk mereduksi gempa dari dalam tanah agar tidak sampai ke bangunan (fixed base building).

5.2 SaranPada saat pelaksanaan pengecoran pastikan jadwal pendatangan material dan bahan tepat waktu sesuai perencanaan. Metode pengecoran dapat diubah menggunakan metode lain seperti pengecoran menggunakan pompa kodok. Penggunaan Base Isolator sangat baik untuk digunakan pada konstruksi bangunan gedung. Untuk kedepannya, diharapkan agar dapat diaplikasikan pada bangunan gedung bertingkat lainnya di Indonesia.