10
Perum Perhutani Unit II Jawa Timur Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) Perum Perhutani berupaya meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya hutan non kayu berupa pengolahan getah pinus menjadi Gondorukem dan Terpentin. Perum Perhutani Unit II Jawa Timur melalui Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Non Kayu, mengelola 3 unit Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) yaitu PGT Sukun, PGT Garahan, dan PGT Rejowinangun, dengan kapasitas produksi maksimum mampu mengolah getah pinus 54.000 ton/tahun. Tujuan didirikannya PGT -Memanfaatkan hutan pinus -Mengembangkan industry pengolahan hasil hutan non kayu -Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi gondorukem dan terpentin -Menanmbah penyediaan lapangan kerja bagi penduduk sekitar hutan PGT Sukun didirikan tahun 1948, lalu pada sekitar tahun 1973-1974 mulai menggunakan system destilasi, dan akhirnya pada 15 Juli 1976 diresmikan. Hingga saat ini jumlah karyawan berjumlah 51 orang. Gondorukem merupakan residu/sisa dari hasil distilasi getah pinus yang berupa padatan berwarna kuning jernih sampai kuning tua. Mutu Grade Warna Utama X (Rex) Jernih Pertama WW (White Water) Bening Air Kedua WG (Window Glass) Bening

Laporan Studi Ekskursi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Studi Ekskursi

Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT)

Perum Perhutani berupaya meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya hutan non

kayu berupa pengolahan getah pinus menjadi Gondorukem dan Terpentin. Perum Perhutani

Unit II Jawa Timur melalui Kesatuan Bisnis Mandiri Industri Non Kayu, mengelola 3 unit

Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) yaitu PGT Sukun, PGT Garahan, dan PGT

Rejowinangun, dengan kapasitas produksi maksimum mampu mengolah getah pinus

54.000 ton/tahun.

Tujuan didirikannya PGT

-Memanfaatkan hutan pinus

-Mengembangkan industry pengolahan hasil hutan non kayu

-Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi gondorukem dan terpentin

-Menanmbah penyediaan lapangan kerja bagi penduduk sekitar hutan

PGT Sukun didirikan tahun 1948, lalu pada sekitar tahun 1973-1974 mulai

menggunakan system destilasi, dan akhirnya pada 15 Juli 1976 diresmikan. Hingga saat ini

jumlah karyawan berjumlah 51 orang.

Gondorukem merupakan residu/sisa dari hasil distilasi getah pinus yang berupa padatan

berwarna kuning jernih sampai kuning tua.

Mutu Grade Warna

Utama X (Rex) Jernih

Pertama WW (White Water) Bening Air

Kedua WG (Window Glass) Bening

Ketiga N (Nancy) Kuning Kecoklatan

Titik Lunak 78o C - 82o C

Warna X - WG

Kadar Kotoran 0,02% - 0,04%

Bilangan Asam 160 - 190

Bilangan Penyabunan 170 – 220

Kadar Abu 0,01 % - 0,04%

Page 2: Laporan Studi Ekskursi

Minyak Terpentin merupakan hasil distilasi/penyulingan getah pinus. Beberapa persyaratan

dalam klasifikasi mutu yaitu:

-Mutu Utama dengan tanda Mutu A

-Mutu Standar dengan tanda Mutu B

Penentuan mutu terpentin ditentukan:

-Warna jernih

-Tidak mengandung kotoran dan air

-Kandungan Alpha Pinene (80% - 85%)

-Bau yang khas

-Berat jenis (0,848 – 0,865)

Beberapa Kegunaan Gondorukem dan Terpentin

Gondorukem semula dikenal sebagai bahan proses pembuatan pabrik dan bahan untuk

melekatkan patri/solder, namun saat ini mempunyai kegunaan lain seperti pelapis kertas,

bahan additive, tinta printing, industry ban, isolasi, cat, vernis, plastic, sabun, semir sepatu,

keramik, lem, dll. Terpentin yang semula hanya dikenal sebagai pelarut cat apabila diproses

dapat menghasilkan bahan baku industry parfum, kosmetik, farmasi, kamfer, desinfektan, dll.

Persiapan Bahan Baku

Getah dari penyadap dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Getah (TPG) kemudian

diangkut secara visual dengan membandingkan antara getah yang diterima dangan sample

standar/master getah, kemudian ditimbang.

Penampungan Getah

Getah ditampung dalam suatu bak penampung bersekat yang disebut Bak Getah,

berfungsi memisahkan getah dengan kotoran.

Pengenceran dan Penyaringan

Tangki Melter berfungsi untuk mengencerkan larutan getah dengan menggunakan

terpentin untuk memudahkan pemisahan kotoran kasar.

Tangki Mixer berfungsi untuk mencampurkan larutan getah – asam oksalat dan air. Asam

oksalat digunakan untuk mengendapkan ion Fe yang berasal dari kotoran khususnya tanah.

Page 3: Laporan Studi Ekskursi

Pencucian

Proses ini berfungsi untuk mencuci larutan getah dengan air bersih agar terpisah dari

kotoran halus sebelum dialirkan ke tangki penampung getah bersih melalui filter.

Pemasakan

Pemasakan adalah tahapan yang paling penting dan menentukan kualitas gondorukem

dan terpentin. Meskipun pencucian getah dilakukan berulang – ulang dengan hasil sempurna,

namun apabila proses pemasakan tidak dilakukan dengan baik, maka gondorukem yang

dihasilkan akan bermutu rendah. Pemisahan terpentin dan gondorukem terjadi disini pada

suhu 165oC dengan waktu ± 2 jam. Uap ke kondensor menjadi terpentin + air. Air dan

terpentin terpisah di kondensor pada suhu 20oC

Pengemasan

Pengemasan dilakukan langsung dari tangki pemasak pada saat gondorukem masih

dalam keadaan cair. Gondorukem yang sudah dalam kemasan kaleng diberi label dan

dilakukan pendinginan selama 3 hari yang kemudian siap diangkut untuk dipasarkan.

Page 4: Laporan Studi Ekskursi

Pabrik Minyak Kayu Putih

Alur proses DKP ( Daun Kayu Putih) jadi MKP (Minyak Kayu Putih) di PMKP (Pabrik

Minyak Kayu Putih)

Start:

1. Daun kayu putih ditimbang ± 9 ton.

2. BBI masuk tangki pemasak ± 1,5 ton dengan tekanan 0,2 atm. Uap yang didinginkan

pada kondensor.

3. Air masuk dari kondensor terpisah di separator.

4. Minyak di separator dialirkan ke tangki dehydrator untuk proses penyaringan dengan

garam industri.

5. Di tangki dehydrator, minyak ditampung di tangki penampung.

6. Mesin filing untuk pengujian minyak kayu putih pada kemasan.

7. Limbah sebagai briket untuk boiler, untuk menghasilkan uap.

8. Minyak kayu putih siap dipasarkan.

Daun Minyak Kayu Putih yang siap diproses

Limbah sebagai briket hasil pengolahan minyak kayu putih

Page 5: Laporan Studi Ekskursi

Perum Perhutani Unit II Jawa Timur

Pabrik Lak

Lak merupakan salah satu komoditi khas hasil hutan non kayu yang dimiliki Perum

Perhutani. Lak berupa sejenis dammar alam dihasilkan dari sekresi sejenis insekta yang

disebut Laccifer lacca Kerr yang hidup di pohon inang.

Tujuan Perusahaan:

-Mengembangkan industry hasil hutan non kayu sebagai diversifikasi produk.

-Mengadakan peluasan lapangan kerja bagi masyarakat.

-Menunjang pengembangan industri yang menggunakan lak sebagai bahan baku.

Manfaat dari Lak

Lak digunakan sebagai bahan pembuatan politur kayu, isolasi, alat – alat listrik,

piringan hitam, tinta cetak, perekat, bahan penyamak kulit, campuran semir sepatu dan

perekat.

Alur Pengolahan Lak

Pemungutan Lak Cabang

Sumber butiran seedlak soltimenta (kutu).

Unit Pengerok

Lak cabang yang telah dipungut kemudian masuk dalam unit pengerokan sehingga

dihasilkan butiran-butiran lak.

Pengayakan

Lak butiran yang masih tercampur dengan kotoran kemudian diayak/disaring untuk

memisahkan kotoran dan ditimbang. Untuk memisahkan dengan ranting, ditimbang lagi.

Perendaman

Perendaman dalam larutan soda api/triethanolamin untuk memisahkan lak butiran

dengan kotoran berupa kayu yang masih tercampur. Bak perendaman 1 malam 0,72 gram

soda, cuci lagi lalu diberi garam.

Page 6: Laporan Studi Ekskursi

Pencucian

Lak butiran kemudian dibilas/dicuci dengan air tawar ± selama 60 menit lalu

direndam.

Pengeringan

Pengeringan dilakukan dalam kondisi kering angin

Page 7: Laporan Studi Ekskursi

Pabrik Godorukem dan Terpentin

Bak Penampungan Getah

Pengenceran dan Penyaringan

Pemasakan

Pemasaran

Page 8: Laporan Studi Ekskursi

Pabrik Lak

Beberapa Produksi Lak

Proses dari awal hingga menjadi limbah