12

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani38

Page 2: Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju

Hortikultura 39

HortikulturaTantangan serius yang dihadapi produk hortikultura Indonesia dalammenghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah standar kualitasyang masih perlu ditingkatkan untuk mencapai kualitas ekspor. Olehkarena itu, upaya peningkatan daya saing produk hortikultura nasionalterpilih terus dilakukan, antara lain untuk komoditas jeruk, kentang,bawang merah, dan krisan. Peran penelitian dan pengembanganhortikultura menjadi sangat penting untuk menghasilkan varietasunggul, teknologi berbasis pertanian bioindustri, dan benih sumber.

Page 3: Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani40

Varietas Unggul Baru

Varietas unggul baru hortikultura diperlukan untukmeningkatkan produksi dan memenuhi selerakonsumen yang makin berkembang. Oleh karena itu,melalui kegiatan penelitian pada tahun 2015,Balitbangtan telah menghasilkan varietas unggulbaru (VUB) hortikultura yang berpotensi diadopsi secaraluas oleh masyarakat, di antaranya VUB cabai rawit,VUB tanaman hias, dan VUB tanaman buah.

Cabai Rawit Varietas Rabani Agrihorti

Cabai rawit varietas Rabani Agrihorti merupakanvarietas unggul baru bersari bebas yang memiliki buah

sangat lebat dan hasil tinggi, mencapai 13 t/ha. Umurmulai panen 130–160 hari setelah tanam. Buah mudaberwarna kuning kehijauan dan pada saat masakberubah menjadi oranye. Buah berukuran panjang4–5 cm dan diameter 0,8–1,3 cm serta mempunyairasa pedas (kadar kapsaisin 610 ppm atau 0,06%).Buah dapat dimanfaatkan untuk keperluan segar atauolahan, dengan masa simpan 9–10 hari. VarietasRabani Agrihorti cocok dikembangkan di daerahdataran medium sampai dataran tinggi.

Anggrek Phalaenopsis Adelina Agrihort

Anggrek Phalaenopsis varietas Adelina Agrihortmerupakan anggrek hasil persilangan konvensional.Penampilannya sangat menarik. Kuntum bunga yangjumlahnya antara 26–30 kuntum/tangkai tersusunrapi pada tandan bunga yang menjuntai dengan tipebunga novelty. Bunga mekar serempak, berukuransedang, petal berwarna putih dengan variasi kucurungu kemerahan. Panjang tangkai 30–40 cm dan vaselife 3–4 bulan.

Anggrek varietas Adelina Agrihort diharapkandapat melengkapi varietas-varietas anggrek yangsudah beredar di pasaran sehingga konsumenmempunyai pilihan yang beragam. Varietas ini jugadapat mengurangi kebutuhan impor benih anggrek.

Cabai rawit varietas Rabani Agrihorti denganpotensi hasil 13 t/ha. Phalaenopsis varietas Adelina Agrihort.

Page 4: Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju

Hortikultura 41

Krisan Varietas Manggarani Agrihort

Krisan varietas Manggarani Agrihort merupakanhasil pemuliaan mutasi yang mempunyai keunggulantahan terhadap penyakit karat dan ketahanan segardalam vas antara 14–16 hari. Bunga berwarnakuning emas, tipe standar dengan bentuk dekoratif.Varietas ini adaptif pada area dengan ketinggian 750–1.200 m dpl. Manggarani Agrihort akan melengkapivarietas-varietas unggul krisan Balitbangtan yangsebagian telah berkembang di beberapa daerah.

Jeruk Keprok Varietas Monita Agrihorti

Monita Agrihorti merupakan salah satu varietasunggul baru jeruk keprok dengan kualitas buah yangsebanding varietas Batu 55. Buah memiliki warna kulitkuning-oranye, rasa manis sedikit asam, denganukuran rata-rata masuk dalam grade A. KeunggulanMonita Agrihorti yaitu produksi buah tinggi denganproduktivitas 150–210 kg/tahun (umur 10 tahun dilapangan). Jeruk keprok ini adaptif di daerah datarantinggi.

Kuntum bunga krisan varietas ManggaraniAgrihort.

Buah jeruk keprok Monita Agrihorti, rasamanis sedikit asam dan ukuran buah ratamasuk grade A.

Durian Tambago Sungai Tarab

Seleksi terhadap durian asli dari beberapa daerahmemperoleh tiga durian yang tergolong unggul, yaitudurian Sambeng dari Banjarnegara Jawa Tengah,durian Sungai Leman dari Sungai Tarab SumateraBarat, dan durian Slipi dari Balai Karangan KalimantanBarat. Dari hasil evaluasi terpilih durian Sungai Leman

Buah durian Tambago Sungai Tarab, rasadaging buah manis sampai sangat manis dansedikit pahit.

Page 5: Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani42

Pengendalian Penyakit Tanaman Buah Nagadengan Pestisida Nabati

Masalah yang dihadapi petani buah naga adalahserangan hama dan penyakit seiring makin banyaknyasentra penanaman buah naga berskala luas. Untukmengatasi masalah hama dan penyakit, petani masihmengandalkan pestisida kimia. Penggunaan pestisidakimia secara terus-menerus dan tidak tepat akanberdampak negatif terhadap lingkungan dan manusia.Pengendalian hama dan penyakit dengan pestisidanabati/botani sangat berpeluang untuk dikembangkankarena ramah lingkungan.

Pestisida nabati/botani untuk pengendalianpenyakit utama pada tanaman buah naga dapatdibuat dari ekstrak serai wangi, ekstrak daun cengkih,dan ekstrak daun kayu manis. Ekstrak serai wangimemiliki bahan aktif sitronelol dan ekstrak dauncengkih mengandung bahan aktif eugenol. Aplikasipestisida nabati dapat menekan serangan penyakitkanker batang pada tanaman buah naga dengan dayahambat 45,0–55,9%. Pengendalian dengan fungisidakimia bubur bordeaux diikuti dengan penyemprotanbakterisida kimia streptomisin sulfat 20% setiapminggu menunjukkan daya hambat terhadap penyakityang lebih tinggi dibandingkan pestisida nabati, yaitu52,1–72,5%. Pestisida diaplikasikan setelahpemangkasan cabang atau bagian tanaman yangterserang penyakit.

Tiga bentuk rain shelter untuk budi daya cabai pada musim hujan.

Bentuk A Bentuk datar Bentuk melengkung

untuk dilanjutkan ke tahap pendaftaran varietasdengan nama durian Tambago Sungai Tarab. Durianunggul ini memiliki kulit buah berwarna cokelatkehijauan, daging buah berwarna kuning cerahdengan rasa manis sampai sangat manis dan sedikitpahit, bentuk buah bulat, dan produksi tinggi, berkisar500–700 buah/tanaman.

Teknologi Hortikultura BerbasisPertanian Bioindustri

Rain Shelter dalam Budi Daya Cabai

Rain shelter merupakan salah satu teknologi budidaya cabai pada musim hujan. Rain shelter dapatmenahan air hujan yang langsung mengenaipertanaman cabai sehingga dapat mengurangiserangan penyakit patek (antraknose) dan kerontokanbuah. Selain dapat menekan kehilangan hasil, rainshelter juga dapat mengurangi penggunaan pestisidadan pencucian unsur hara di sekitar pertanamancabai. Ada tiga bentuk rain shelter dan ketiganyamempunyai keunggulan yang sama. Pemanfaatanrain shelter dalam budi daya cabai pada musim hujancukup menjanjikan, apalagi jika dikaitkan denganprogram pengembangan tanam cabai dalam polibagdi perkotaan.

Page 6: Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju

Hortikultura 43

ketersediaan hara terus-menerus karena tanamanini berproduksi sepanjang tahun, terutama di daerahtropis.

Aplikasi pupuk K dapat memperbaiki kualitasbuah, terutama bobot dan rasa buah. Peningkatanpemberian pupuk K dari 50 g menjadi 100 g K2O/tiang meningkatkan jumlah buah kelas A (bobot diatas 400 g) sebesar 33,9% dan padatan total terlarut(TSS) dari 14° brix menjadi 16° brix.

Teknologi Rancang Bangun Sistem Pakaruntuk Pengendalian Hama Jeruk

Teknologi ini bermanfaat untuk memantau perkem-bangan populasi hama tanaman jeruk secaralangsung di lapangan berdasarkan gejala serangan.Pengguna dapat melakukan pengamatan secaraonline dan hasilnya akan terekam secara otomatisdalam sistem. Hasil pengamatan yang terekammenunjukkan status serangan hama saat itu (realtime) di lokasi atau daerah pengamatan tertentu.

Sistem pakar (expert system) disusun untukmemudahkan pengguna (petani jeruk, petugaslapangan) dalam mengambil keputusan pengendalianhama berdasarkan kondisi populasi hama di lapangan.Teknologi sistem pakar juga dapat di-install padatelepon seluler berbasis Android. Oleh karena itu,peluang pemanfaatannya sangat besar sebagai alatbantu dalam pengendalian hama secara langsung dilapangan.

Pemberian pupuk kalium pada buah naga.Jendela masuk sistem pakar dan tampilanmenu depan.

Pestisida nabati diberikan dua kali seminggu, baiksecara tunggal maupun diselang-seling denganpestisida ekstrak daun kayu manis. Konsentrasipestisida nabati yang digunakan adalah 1.500 ppmdan ditambah bahan perekat pestisida. Penyemprotandilakukan pada pagi atau sore hari untuk mengurangipenguapan.

Pemupukan Kalium untuk MeningkatkanProduktivitas dan Kualitas Buah Naga

Aplikasi pupuk kalium (K) diperlukan untuk mendukungpertumbuhan vegetatif tanaman buah naga sertamemperbaiki beberapa komponen produksi sepertijumlah cabang, jumlah bunga, dan jumlah buah.Pemberian pupuk K 100 g K2O/tiang dengan interval2 bulan sekali meningkatkan hasil 44,9% dibandingtakaran 50 g K2O/tiang. Pemberian pupuk K dengantakaran yang lebih tinggi (150 g K 2O/tiang)menyebabkan produksi menurun 10,2%. Hal ini karenapemberian pupuk K yang berlebihan dapatmemengaruhi pertumbuhan tanaman akibat hara lainyang diserap tanaman menjadi tidak seimbang.

Pemberian pupuk K 100 g K2O/tiang denganinterval 2 bulan memberikan hasil paling baik.Pemberian pupuk K 100 g K2O/tiang dengan interval4 bulan menyebabkan produksi menurun 18%. Halini karena K merupakan unsur hara yang mudahtercuci. Proses pencucian menyebabkan ketersediaanK dalam tanah dan penyerapan oleh tanamanberkurang. Tanaman buah naga memerlukan

Page 7: Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani44

dini. Kondisi ini menyebabkan tindakan pengendalianselalu terlambat sehingga penyakit berkembangcepat, baik di antara tanaman dalam kebun maupunantarkebun atau antarlokasi yang secara geografisberbeda.

Untuk mendeteksi penyakit HLB secara cepat danakurat di lapangan, pada tahun 2015 Balitbangtanmenghasilkan teknologi deteksi cepat penyakit HLBtanaman jeruk. Dengan tersedianya perangkatdeteksi cepat penyakit HLB yang praktis, murah, danmudah digunakan, indeksing HLB dapat dilakukan dilapangan tanpa harus melalui laboratorium sehinggapengambilan keputusan tindakan pengendalian dapat

Menu utama dan gejala serangan hama.

Menu sistem pakar dan hasil sistem pakar.

Teknologi Deteksi Cepat PenyakitHuanglongbing pada Tanaman Jeruk

Penyakit huanglongbing (HLB) atau populer denganCitrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) masihmenjadi ancaman serius dan endemis di berbagaidaerah sentra produksi jeruk. Penyakit ini bersifatsistemik dan disebabkan oleh bakteri gram negatifalpha-proteobacteria Candidatus Liberibacterasiaticus (CLas).

Pada tahap awal, tanaman yang terinfeksi HLBsering kali tidak menunjukkan gejala sehingga sulitmemastikan kehadiran penyakit ini di lapangan sejak

Page 8: Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju

Hortikultura 45

amplifikasi DNA, dan (3) visualisasi DNA produkamplifikasi. Ketiga tahap ini berlangsung selama 60-75 menit.

Prosedur deteksi cepat penyakit huanglongbing berbasis LAMP.

STEP WAKTU PROSEDUR VISUALISASI

PREPARASI SAMPEL/EKSTRAKSI DNA

AMPLIFIKASI DNA

DETEKSI/INTERPRETASI HASIL

5-10MENIT

45-60MENIT

5-10MENIT

1. Memotong midrib daun yangdiduga rusak

2. Memasukkan potongan midrib kedalam kantong ekstraksi yangsebelumnya diisi buffer, kemudiandigerus sampai halus

3. Dua- 5 l ekstrak dimasukkandalam tabung eppendorf yangberisi 25 l campuran reaksi LAMP.

4. Preparasi diinkubasi 45–45 menitpada heatblock yang suhunyadiatur 65°C, dilanjutkan denganpemanasan 95°C 2 menit untukinaktivasi enzim

5. Pengamatan hasil amplifikasi:a . SYBR Greenb. Calceinc. Hydroxynaphthol blue (HNB)d. Gel agarose

Prototipe perangkat deteksi cepat penyakitHLB berbasis LAMP dengan akurasi tinggi .

dilakukan lebih cepat. Tersedianya perangkat deteksicepat HLB juga memungkinkan kegiatan deteksi,diagnosis, surveilance maupun kajian epidemiologiHLB yang merupakan komponen utama dalampengembangan sistem peringatan dini dapatdiimplementasikan. Pada gilirannya, perkembanganpenyakit dapat ditekan dan penyebaran penyakit kearea yang lebih luas dapat diminimumkan. Dalamjangka panjang, kondisi ini akan berdampak padabertambah panjangnya masa produktif (life span)tanaman jeruk dari kondisi saat ini yang hanyaberkisar 5–7 tahun.

Hasil evaluasi menunjukkan bahwa teknik deteksipenyakit HLB berbasis LAMP efektif digunakan untukmendeteksi penyakit HLB. Optimasi komponen-komponen penyusun loop mediated isothermalamplification (LAMP) mendapatkan komposisi dankonsentrasi yang optimal untuk diformulasikansebagai perangkat deteksi penyakit HLB denganplatform LAMP.

Aplikasi prosedur LAMP terdiri atas tiga tahap,yaitu: (1) preparasi sampel/ekstraksi DNA, (2)

Page 9: Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani46

Aklimatisasi Citrumelo di dalam sungkupplastik.

Shootlet Citrumelo umur 60 hari setelah inkubasi pada media optimum.

Shootlet Citrumelo umur 60 hari setelahinkubasi dan shootlet yang disiapkan untukaklimatisasi.

Teknologi Produksi Biomassa

Produksi metabolit sekunder secara in vitro perludilakukan pada level yang lebih efisien untukmemastikan keberlanjutan penyediaannya. Untukmemiliki sistem produksi yang berkelanjutan danproduktif, prosedur perbanyakan biomassa yangefisien secara in vitro dan deteksi dini keragamangenetik dan biokimia harus dikembangkan. Sebagaimodel digunakan Citrumelo dan Japanese Citroen(JC). Kedua tanaman ini memiliki metabolit sekunderyang relatif tinggi di antara SDG jeruk fungsional danberperan sebagai batang bawah potensial.

Tahap awal perakitan teknologi adalah denganmencari pita DNA spesifik. Citrumelo dideteksispesifik pada enam posisi oleh enam primer. JerukJC dideteksi spesifik pada 18 posisi oleh 10 primer.Empat primer menghasilkan pita spesifik untukCitrumelo dan JC.

Kegiatan ini memberi pilihan kepada produsenbahan baku bioindustri untuk menyediakan metabolitsekunder dari alam (ex vitro) atau in vitro dengankeunggulan dan kelebihan masing-masing. Teknologijuga dapat digunakan untuk produksi massal benihunggul bebas penyakit. Molecular farming dalamsistem soilless culture ini menyediakan bahan bakubioindustri yang bebas kontaminasi pestisida, logamberat, dan patogen sehingga aman bagi konsumendan lingkungan (zero waste). Penyediaan bahan bakubioindustri secara in vitro dapat dilakukan sepanjangtahun dan produk terstandarisasi tanpa gangguan

Page 10: Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju

Hortikultura 47

Uji antoganisme mikroba endofit terhadap penyakit diplodia pada tanaman jeruk.

perubahan iklim global. Inovasi teknologi ini memilikidampak positif dalam menggerakkan ekonomiproduktif mendukung ketahanan pangan melaluidukungannya terhadap kemandirian benih dan bahanbaku bioindustri (seperti limonin dan naringin).

Teknik Isolasi, Konservasi, Karakterisasi,dan Identifikasi Mikroba Endofit

Karakterisasi makroskopis, mikroskopis, fisiologi, dangenetik telah dilakukan terhadap mikroba endofit.Isolat yang sudah dikarakterisasi dan diseleksi memilikidaya hambat yang bervariasi terhadap patogenDiplodia dalam uji in vitro. Oleh karena itu, endofittersebut berpotensi untuk diaplikasikan secara sinergisdalam jaringan tanaman secara ex vitro maupun invitro.

Keragaman genetik mikroba endofit dikonfirmasidengan menggunakan primer PCR. Sampel dari Garutdigunakan untuk uji isolasi DNA jamur dan bakteri.Optimasi dari berbagai metode yang dimodifikasimenghasilkan DNA jamur dan bakteri dengan kualitasdan kuantitas yang relatif tinggi. Dari 100 mg sampelisolat dapat dipanen DNA dengan ukuran 25–200 ngper µl. Sebanyak 200 µl DNA stok dihasilkan darisampel isolat yang diisolasi.

Beberapa isolat mikroba endofit telah diujiterhadap penyakit penting tanaman jeruk sepertiDiplodia. Hasil uji antogonisme menunjukkan daya

hambat hingga lebih dari 50%. Hal ini menunjukkanbahwa beberapa mikroba endofit tersebut dapatdimanfaatkan sebagai pengendali hayati penyakitDiplodia.

Produksi dan Distribusi BenihSumber

Ketersediaan benih sumber hortikultura bebaspenyakit terus diupayakan agar dapat memenuhikebutuhan pengguna. Selain itu, pola distribusi benihsumber minimal harus memenuhi enam kriteria, yaitutepat jenis, tepat waktu, tepat harga, tepat jumlah,tepat mutu, dan tepat tempat. Benih sumberhortikultura telah mendapat sertifikat sistemmanajemen mutu (SMM) dari lembaga akreditasi.

Pada tahun 2015, Unit Pengelola Benih Sumber(UPBS) hortikultura telah menghasilkan benih sumbersebagai berikut: 126.279 G0 kentang; 36.460 kg benihsumber bawang merah Sembrani (1.077 kg), Katumi(371 kg), Maja (3911 kg), Bima (21.657 kg), Kuning(509 kg), Pikatan (1.835 kg), Trisula (1.500 kg),Pancasona (1.985 kg), Mentes (2.132 kg), Kramat-1(698 kg), Kramat-2 (132 kg), Agrihort 1 (TSS) (127kg), Agrihort 2 (TSS) (121 kg); cabai varietas Tanjung2 (1.319 g), Ciko (9.821 g), dan Lingga (5.379 g);tomat varietas Opal (159 g), Ratna (43 g), Mirah (60g), dan Zamrut (3.688 g); bayam varietas Giti Hijau(520 g); mentimun varietas Saturnus (1.219 g), Mars

Page 11: Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju

Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani48

efektivitas dan efisiensi pelayanan, kesempatanberusaha, kesejahteraan, dan kebersamaankomunitas di sekitar kawasan. Balitbangtanmemberikan dukungan terhadap program ini denganmengembangkan model kawasan agribisnishortikultura di beberapa lokasi. 

Model Pengembangan Kawasan AgribisnisKrisan Salah satu model pengembangan kawasan agribisnishortikultura adalah pengembangan kawasanagribisnis florikultura di Kampung Pasir Halang, DesaLangensari, Kecamatan Sukaraja, KabupatenSukabumi, Jawa Barat. Sukabumi merupakan salahsatu daerah penghasil krisan di Indonesia yangmemasok kebutuhan krisan untuk Bali, Jawa Timur,Tomohon, dan Medan. Namun, sejak tahun 2013,permintaan krisan Sukabumi cenderung menurunkarena kualitasnya kalah bersaing dengan krisan daridaerah lain.

Untuk memperbaiki industri krisan di Sukabumi,Balitbangtan mengembangkan perbenihan varietaskrisan antara lain Puspita Nusantara, Puspita Pelangi,Kusuma Swasti, Marimar, dan Yulimar. Kelima varietastersebut menurut informasi dari petani dapat diterimaoleh konsumen. Selain varietas, Balitbangtan jugamemperkenalkan teknologi budi daya krisan, meliputiteknik pengairan, penambahan cahaya buatan padamalam hari untuk memperpanjang fase pertumbuhanvegetatif, teknologi pengakaran sesuai dengan SOPperbenihan krisan, serta teknologi untuk menekanbiaya produksi sekaligus memandirikan petani menujubudi daya ramah lingkungan.

Teknologi yang diperkenalkan kepada petanikrisan melalui demplot dapat meningkatkanproduktivitas dan mutu hasil sehingga krisan yangdiproduksi Desa Langensari dapat bersaing di pasardalam negeri. Agar usaha krisan makin berkembang,kelompok-kelompok tani krisan membentuk gapoktanSari Tani Jaya untuk memperluas area tanam untukperbenihan dan produksi bunga potong. Saat ini pasarmulai berdatangan ke Desa Langensari, di antaranyastasiun agribisnis, asosiasi florikultura, pedagangbunga, event organizer, dan dekorator.

Peta distribusi benih sumber hortikultura.

(308 g), dan Pluto (102 g); kacang panjang varietasKP-1 (56.400 g), Prass 1 (418 g), Prass 2 (196 g),dan Prass 3 (256 g); caisim LV 145 (32.067 g); buncisrambat Horti 1 (15.0821 g); kangkung Sutera (68.300g); buncis tegak varietas Balitsa-1 (38.907 g), Balitsa-2 (58.783 g), dan Balitsa-3 (2.983 g); alpukat 710batang, durian 2.340 batang, mangga 1.897 batang,manggis 1.600 batang, sirsak 590 batang, dan pisang50 batang; 5.420 planlet benih sumber anggrek dantanaman hias lain; 483.911 benih sumber krisan;serta 11.767 blok fondasi (BF) dan blok fondasi matatempel (BPMT) jeruk.

Benih didistribusikan ke 29 provinsi, 33 BPTP, dan24 Dinas Pertanian di seluruh Indonesia, di antaranyaProvinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Barat,Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Barat, JawaTengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, KalimantanBarat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah,Sulawesi Tenggara, Papua, dan Papua Barat.

Pengembangan Kawasan AgribisnisHortikultura Program Pengembangan Kawasan AgribisnisHortikultura (PKAH) yang dimulai sejak tahun 2010merupakan salah satu program strategis KementerianPertanian. Program ini bertujuan untuk meningkatkanproduksi, kualitas hasil, dan produktivitas hortikultura,menyediakan lapangan kerja, serta meningkatkan

Page 12: Laporan Tahunan 2015: Inovasi Pertanian Bioindustri Menuju

Hortikultura 49

Bupati Sukabumi dan Kepala Puslitbang Hortikultura Balitbangtan pada acara pengukuhan kawasanagribisnis florikultura di Sukabumi, Jawa Barat.

Pada 9 September 2015, Bupati Sukabumi telahmengukuhkan Model Pengembangan AgribisnisFlorikultura menjadi kawasan agribisnis krisan,ditandai dengan penandatanganan prasasti olehBupati Sukabumi, Direkur Jenderal Hortikultura, danKepala Balitbangtan. Pengukuhan ini menjadi tonggakbagi agribisnis krisan untuk tumbuh lebih besar lagidan berkontribusi terhadap peningkatan ekonomidaerah melalui florikultura, wisata agro, dan wisataedukasi.

Model Pengembangan Kawasan AgribisnisPerbenihan Cabai Merah di Kabupaten Ciamis Model DPKAH juga dilaksanakan untuk pengembangankawasan agribisnis perbenihan cabai merah diKabupaten Ciamis, Jawa Barat. Kegiatan yangdilaksanakan Balitbangtan bekerja sama denganinstitusi lain sejak tahun 2013 ini berhasilmembangkitkan kegiatan agribisnis cabai merah.Kegiatan agribisnis produksi benih cabai dan cabaikonsumsi dengan menggunakan varietas Balitbangtan

Tanjung-2 dan Kencana terbukti dapat meningkatkanpendapatan petani.

Dalam kegiatan tersebut, Balitbangtanmelaksanakan pelatihan di lapangan denganmembuat demplot varietas unggul cabai sertamemperkenalkan teknologi prosesing, pengeringan,pengepakan, pelabelan, dan penyimpanan untukmenghasilkan benih cabai yang berkualitas. Kegiatanyang tidak kalah pentingnya adalah mendukungpemasaran benih dengan mengawal proses lisensivarietas Tanjung-2, Kencana, Ciko, dan Lingga olehkoperasi petani Ciamis, mendorong koperasi petanimendistribusikan benih cabai yang dihasilkan ke toko-toko saprodi, menyelenggarakan temu lapang untukmemperkenalkan varietas Kencana secara luas, sertamendistribusikan benih secara gratis kepada petaniyang ingin mencoba varietas Kencana.

Melalui model pengembangan kawasanagribisnis perbenihan cabai merah tersebut telahdihasilkan benih cabai varietas Kencana sebanyak 40kg dan varietas Ciko 20 kg. Melalui pelatihan, empatpetani penangkar bersertifikat siap memperbanyakbenih sumber cabai dari Balitbangtan.