Upload
lekiet
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Laporan Tahunan 2015 Page 1
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dalam Penyelenggaraan karantina pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram tahun 2015 telah berhasil melakukan pencegahan masuk dan tersebarnya
Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina (OPTK) yang berbahaya seperti Rabies dan Nematoda Systa Kuning
(NSK). Sebagai pendukung terhadap suksesnya pencegahan masuk dan
tersebarnya HPHK/OPTK telah terimplementasi dalam program dan kegiatan Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai upaya pencapaian visi dan misi.
Dalam rangka menjalankan tupoksinya, tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas
I Mataram telah melakukan tindakan karantina pertanian antara lain : Tindakan
Karantina Hewan berupa pemeriksaan Hewan : Domestik Masuk, Pelaksanaan
tindakan karantina hewan untuk pemasukan komoditi Hewan, BAH, HBAH, dan
Benda lain antar area dalam tahun anggaran 2015 adalah sebanyak 3.740 kali
berupa Hewan dengan volume 12.219.888 Ekor, Bahan Asal Hewan (BAH)
Volume 4.423.903 Kg dengan frekuensi 2.844 kali, 2.573 lembar dengan frekuensi
793 kali dan 4.133.450 butir dengan frekuensi 1.372 kali, berupa Hasil Bahan Asal
Hewan (HBAH) sebanyak 72.200 Kg dengan frekuensi 238 kali dan Benda lain
sebanyak 5.492.7030 kg dengan frekuensi 85 kali, 141 kemasan dengan frekuensi
16 kali, 2.604 collie dengan frekuensi sebanyak 116 kali. Domestik Keluar
:Pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran media pembawa Hama
Penyakit hewan karantina (HPHK) yang dikeluarkan dari Pulau Lombok sebanyak
1.419 kali berupa Hewan dengan volume 3.226.733 Ekor, Bahan Asal Hewan
(BAH), 38.435 kg dengan frekuensi 1.233 kali, 3.400 lbr dengan frekuensi 9 kali,
sedangkan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 692 kg dengan frekuensi
35 dan Benda lain sebanyak 3.769.700 kg dengan frekuensi 767 kali, dan 4 Colli
dengan frekuensi 4 kali .Impor :Nihil. Ekspor ; Nihil.
Tindakan pemeriksaan terhadap komoditas tumbuhan dan produknya
Domestik Masuk, volume 7.686.537 kg, 800 M3 dan 53.811 batang hasil tanaman
Hidup dan 29.410 kg benih tanaman, dan 78.434 batang bibit tanaman dengan
frekuensi sebanyak 1.612 kali. Domestik Keluar : volume 79.926.361 Kg, dan
109.050 batang hasil tanaman , 81.755 Kg benih tanaman, serta 180.890 batang
bibit tanaman dan benda lain sebanyak 26 kg dengan frekuensi sebanyak 7.291
Laporan Tahunan 2015 Page 2
kali. Impor Nihil. Ekspor ; dilakukan sebanyak 74 kali dengan volume sebanyak
369.650 Kg
Dalam rangka melaksanakan tupoksi tersebut, petugas karantina melakukan
tindakan karantina terhadap media pembawa HPHK, OPTK yang dilalulintaskan baik
masuk maupun keluar dari Pulau Lombok (antar area maupun ekspor/impor) di
tempat pemasukan/pengeluaran (Pelabuhan Laut dan Penyeberangan Lembar,
Bandara Internasional Lombok dan Pelabuhan Penyeberangan Kayangan, namun
dalam hal-hal tertentu tindakan karantina dapat dilaksanakan diluar tempat
pemasukan/ pengeluaran (Pelabuhan Laut) yaitu di dalam instalasi maupun diluar
instalasi karantina karena :
1. Tidak tersedianya tempat, waktu dan fasilitas memadai untuk pelaksanaan
tindakan karantina di tempat pemasukan/pengeluaran.
2. Kondisi alat angkut (Truck) yang membawa media pembawa telah tertutup rapat
dengan terpal. Bila dilaksanakan tindakan karantina di pelabuhan akan
mengakibatkan terjadinya stagnasi lalulintas alat angkut dan berdampak
terganggunya arus penyeberangan.
3. Untuk komoditas tertentu seperti daging, DOC dan Tumbuhan/Hasil Tumbuhan
memerlukan pemeriksaan cepat dengan kondisi lingkungan sesuai.
Pemeriksaan karantina ditempat pemasukan/pengeluaran yang mengakibatkan
terjadinya stagnasi lalulintas alat angkut akan berdampak terjadinya kerusakan
komoditas tersebut.
Peningkatan kualitas pelayanan karantina kepada pengguna jasa
memberikan jaminan bahwa komoditas yang diperiksa sehat dan layak dikonsumsi
dengan pemberian Sertifikat Kesehatan Hewan, Phytosanitary Certificate, Sertifikat
Sanitasi dan Sertifikat Pelepasan. Bila kondisi seperti ini tercapai, tentu komoditas
yang ada mampu bersaing di pasaran Domestik maupun Internasional yang pada
akhirnya pencapaian peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat pelaku
usaha agribisnis dapat terwujud.
Laporan Tahunan 2015 Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Laporan Tahunan ini merupakan laporan yang rutin dibuat setiap tahun oleh
Unit Pelaksana Teknis Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan teknis operasional perkarantinaan dan
non teknis (administrasi) selama setahun. Kegiatanperkarantinaanmeliputi
pemeriksaan, pengasingan,pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan,
pemusnahan danpembebasan. Pemberian sertifikasi merupakan salah satu
bentukfinal dari kegiatan perkarantinaansedangkan kegiatan non teknis(administrasi)
sebagai kegiatan penunjang meliputi pengelolaankeuangan, kepegawaian, IT,
kehumasan, pengadaan barang /jasa, perlengkapan dan rumah tangga.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram merupakan Unit Pelaksana Teknis
dari Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian merupakan hasil integrasi
2 (dua) Unit Pelaksana Teknis yaitu Balai Karantina Hewan Kelas II Lembar dan
Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I Lembar. Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram terbentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian RI Nomor :
22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 03 April 2008 dengan melaksanakan kegiatan
operasional perkarantinaan di Pulau Lombok dengan mengkoordinir Wilayah Kerja
Pelabuhan Laut Lembar, Wilayah Kerja Pelabuhan Laut Labuhan Lombok, Labuan
Haji, Tanjung Luar, serta Wilayah Kerja Kantor Pos Besar Mataram.
Memahami Pulau Lombok memiliki garis pantai yang panjang, luas serta
merupakan transportasi lintasBali, Sumbawa, Flores-NTT maka Karantina
Pertanianmemegang peran sangat strategis sebagai benteng terdepan Karantina
Pertanian dalam melindungi pulau Lombok dari resiko
masuknya HPHK/OPTK dari Luar Negeri ke Indonesia, mencegah tersebarnya
HPHK/OPTK dari satu area ke area lain di Indonesia serta mencegah keluarnya
HPHK/OPTK dari Indonesia ke Luar Negeri.
Dalam pembangunan bidang pertanian di Pulau Lombok, peran institusi yang
menanganiaspek-aspek lalulintas pertanian dan kesehatan hewan menjadi sangat
penting. Karantina Pertaniansebagai salah satu institusi yang menjalankan mata
rantai aspek-aspek tersebut bertugas untuk mencegah masuk-keluar dan
Laporan Tahunan 2015 Page 4
tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan Karantina (OPTK) juga memiliki peran yang sangat penting dalam
menjaga pulau Lombok dari ancaman HPHK dan OPTK tersebut. Hal ini penting
dilaksanakan karena :
a. Mendukung Program PIJAR yang dicanangkan oleh Pemerintah Provinsi NTB
b. Pulau Lombok merupakan salah satu sumber ternak potong dan bibit untuk
memenuhi kebutuhan daerah lainnya di Indonesia.
c. Pulau Lombok masih dinyatakan bebas dari beberapa penyakit hewan yang
membahayakan seperti : Rabies, Penyakit Mulut dan Kuku, Brucellosis dan
Septicemia Epizootica dan beberapa penyakit tumbuhan seperti penyakit
Nematoda Sista Kuning pada kentang. Dengan keberadaan Pulau Lombok
diantara Pulau Bali dan Pulau Flores yang terjangkit penyakit Rabies dan
Septicemia Epizootica maka Pulau Lombok berpotensi tertular/ masuk dan
tersebarnya HPHK dan OPTK yang membahayakan.
d. Kemajuan di bidang perhubungan dan pariwisata mengakibatkan kebutuhan
terhadap Hewan,Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewandan produk
pertanian lainnya menjadi meningkat seiring pemenuhan kebutuhan hotel
dan restoran yang ada.
e. Kejadian penyakit Rabies di Pulau Bali mulai Oktober 2008dan di Pulau
Flores mulai tahun 1997 serta penyakit Anthraks di Kabupaten Bima
(NTB)memerlukan perhatian dan kewaspadaan tersendiri karena Pulau
Lombok merupakan jalur transportasi darat yang vital menghubungkan
pulau-pulau tersebut.
1.2. Maksud Dan Tujuan
Laporan Tahunan ini disusun dengan tujuan memberikan gambaran terhadap
pelaksanaan kegiatan perkarantinaan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
dari Januari sampai dengan Desember 2015baik yang menyangkut teknis maupun
non teknis, permasalahan-permasalahan yang muncul dalam pelaksanaannya,
perkembangan dari kegiatan yang telah dilakukan serta solusi/saran yang
ditawarkan sehingga dapat dijadikan bahan untuk menentukan kebijakan
selanjutnya.
Laporan Tahunan 2015 Page 5
BAB II
STRUKTUR ORGANISASI, VISI, MISI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI
2.1. Struktur Organisasi
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram terbentuk berdasarkan Peraturan
Menteri Pertanian RI No. 22/Permentan/OT.140/4/2008 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian mempunyai
wilayah operasional di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan wilayah kerja
sebagai berikut :
a) Pelabuhan Laut/Penyebrangan Lembar.
b) Pelabuhan Laut Labuhan Lombok/Kayangan.
c) Labuhan Haji
d) Tanjung Luar
e) Bandara Internasional Lombok dan
f) Kantor Pos Besar Mataram.
g) Pelabuhan Pemenang
Adapun bagan struktur organisasi berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
RI No.22/Permentan/OT.140/4/2008 dapat dilihat pada lampiran 1.
2.2. Visi dan Misi
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam melaksanakan kegiatan
penyelenggaraan perkarantinaan , mempunyai visi dan misi sebagai berikut :
2.2.1. Visi
“ Terwujudnya Karantina Pertanian yang tangguh, dan terpercaya”
Tangguh : Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sebagai benteng
terdepan harus mampu melindungi wilayah ini dari ancaman HPHK
dan OPTK dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain dalam
negeri, pelaksanaan karantina harus jelas, tegas dan konsisten,
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Prefesional : Memiliki integritas dan kompetensi yang tinggi pada tugas pokok dan
fungsi, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram didukung oleh sumberdaya manusia yang
Laporan Tahunan 2015 Page 6
kreatif dan tanggap terhadap tuntutan publik, efisien dan efektif serta
ilmiah dalam pelaksanaan kegiatan.
Terpercaya : Jujur dan bertanggungjawab, transparan dan konsisten dalam
pelaksanaan tugas,
2.2.2. Misi
Untuk mewujudkan visi tersebut, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
mengemban misi :
1. Melindungi dan menyelamatkan kelestarian sumber daya hayati hewan dan
tumbuhan.
2. Mendukung keberhasilan program agribisisnis dan ketahanan pangan
nasional
3. Mengembankan dan meningkatkan teknologi perkarantinaan nasional dalam
rangka meningkatkan daya saing melalui standar sertifikasi karantina
internasional.
4. Memfasilitasi kelancaran perdagangan/pemasaran agribisnis
5. Meningkatkan kualitas pelayanan publik melului sumberDaya manusia yang
profesional.
6. Mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan perkarantinaan.
2.3. Tugas Pokok dan Fungsi
2.3.1. Tugas Pokok
Tugas pokok :Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan
tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.
2.3.2. Fungsi
1. Penyusunan rencana, evaluasi dan pelaporan
2. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa
hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan Organisme pengganggu
tumbuhan karantina (OPTK)
3. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK
4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK
5. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati
Laporan Tahunan 2015 Page 7
6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan
tumbuhan
7. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional, pengawasan keamanan
hayati hewani dan nabati
8. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik karantina
hewan dan tumbuhan.
9. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan
perundang-undangan di bidang karantina hewan, karantina tumbuhan, dan
keamanan hayati hewani dan nabati.
Laporan Tahunan 2015 Page 8
BAB III
CAPAIAN PELAKSANAAN KEGIATAN OPERASIONAL
KARANTINA HEWAN
3.1. Pemeriksaan dan Pembebasan
3.1.1 Impor
Dalam tahun anggaran 2015, tidak ada komoditi Hewan, BAH, HBAH, dan
Benda lain yang di impor, sehingga tidak ada tindakan karantina terhadap impor.
3.1.2 Ekspor
Dalam tahun anggaran 2015, tidak ada komoditi Hewan, BAH, HBAH, dan
Benda lain yang di ekspor, sehingga tidak ada tindakan karantina terhadap ekspor.
3.1.3 Pemasukan Antar Area / Domestik Masuk
Pelaksanaan tindakan karantina hewan untuk pemasukan komoditi Hewan,
BAH, HBAH, dan Benda lain antar area dalam tahun anggaran 2015 adalah
sebanyak 3.740 kali berupa Hewan dengan volume 12.219.888 Ekor, Bahan Asal
Hewan (BAH) Volume 4.423.903 Kg dengan frekuensi 2.844 kali, 2.573 lembar
dengan frekuensi 793 kali dan 4.133.450 butir dengan frekuensi 1.372 kali, berupa
Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 72.200 Kg dengan frekuensi 238 kali
dan Benda lain sebanyak 5.492.7030 kg dengan frekuensi 85 kali, 141 kemasan
dengan frekuensi 16 kali, 2.604 collie dengan frekuensi sebanyak 116 kali. Jenis
media pembawa HPHK yang dimasukkan ke pulau Lombok antara lain : Hewan
terdiri dari Sapi potong, ayam ras afkir, ayam bangkok, DOC, DOD, Kerbau potong,
anjing, Kuda Potong, Kuda Kesayangan, Kambing, tikus putih dan Kelinci, Bahan
Asal Hewan (BAH) terdiri dari Daging ayam beku, Daging Kambing beku, daging
sapi, daging kerbau, daging sapi beku, jeroan kerbau, jeroan sapi, Kulit sapi, kulit
kerbau, kulit sapi, madu dan susu , telur konsumsi, tulang kerbau, tulang sapi dan
sarang burung walet, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) terdiri dari Butter, daging
ayam olahan, daging sapi olahan, dan es cream, Benda Lain terdiri dari pakan
ternak, semen, Vaksin, prebiotik dan ulat Hongkong. Sedangkan daerah asal dari
media pembawa HPHK tersebut berasal dari, Sulawesi, sumbawa, Bima , Dompu,
Jawa Timur, Jawa Barat dan Jakarta.
Laporan Tahunan 2015
Berikut Data Domestik Masuk Tahun
No Keterangan
1 Hewan
2Bahan asalhewan
3 HBAH
4 Benda Lain
Grafik Domestik Masuk Tahun
Ekor Kg lbr
Hewan Bahan asal hewan
17.258.998
190.752 -
12.219.888
4.423.903
2.573
Masuk Tahun 2014 dan 2015
2014 2015 Satuan
17.258.998 12.219.888 Ekor
190.752 4.423.903
0 2.573
3.037.083 4.133.450 butir
22.983 72.200
4.829.610 5.492.703
0 0 tabung
2.166 2.604 Collie
Grafik Domestik Masuk Tahun 2014 dan 2015
butir Kg Kg tabung Collie
Bahan asal hewan HBAH Benda Lain
3.037.083
22.983
4.829.610
- 2.1662.573
4.133.450
72.200
5.492.703
-2.604
Domestik Masuk
Tahun 2014 Tahun 2015
Page 9
Satuan
Ekor
Kg
lbr
butir
Kg
Kg
tabung
Collie
2.604
Laporan Tahunan 2015 Page 10
3.1.4 Pengeluaran Antar Area / Domestik Keluar
Pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran media pembawa
Hama Penyakit hewan karantina (HPHK) yang dikeluarkan dari Pulau Lombok
sebanyak 1.419 kali berupa Hewan dengan volume 3.226.733 Ekor, Bahan Asal
Hewan (BAH), 38.435 kg dengan frekuensi 1.233 kali, 3.400 lbr dengan frekuensi 9
kali, sedangkan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 692 kg dengan
frekuensi 35 dan Benda lain sebanyak 3.769.700 kg dengan frekuensi 767 kali, dan
4 Colli dengan frekuensi 4 kali.
Media pembawa yang dikeluarkan dari pulau Lombok antara lain, berupa
hewan terdiri dari anjing, ayam, ayam aduan,ayam petelur, ayam bangkok, ayam
potong, bebek, Kambing PE, Kambing bibit,kucing, kuda poni, burung, DOC, sapi
bibit, sapi potong dan babi. Bahan Asal Hewan terdiri dari kulit kambing, sarang
burung, madu, telur tetas dan telur serangga. Sedangkan tujuan pengeluarannya
adalah Sumbawa, Jawa Timur, Bima, riau, Kupang, Ujung Pandang, Balik Papan,
Pontianak, samarinda, Papua, sorong, Jogyakarta, Jakarta, Barito kuala, Gorontalo,
dan Manokwari.
Data Domestik Keluar Tahun 2014 dan Tahun 2015 :
No Keterangan Satuan 2014 2015
1 Hewan ekor 1.297.635 3.226.733
2 Bahan asal hewan
Kg 24.540 38.435
lbr 3.650 3.400
butir 0 1.640.640
collie 0 0
3 HBAH kg 178 692
4 Benda Lain
kg 2.201.351 3.769.700
tabung 1 0
collie 0 4
Laporan Tahunan 2015
Grafik Domestik Keluar Tahun
Data hasil pelaksanaan kegiatan tindakan karantina terhadap
pengeluaran media pembawa antar area disajikan dalam
3.2. Perlakuan
Dalam anggaran tahun 2015, terdapat tindakan perla
komoditas yang dilalulintaskan yaitu pada kegiatan domestik masuk : Hewan
11.547.976 ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) 3.581.728 Kg dan 2.537 lembar, Hasil
Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 1.351.733 kg, Benda Lain sebanyak
Kegiatan domestik keluar : Hewan
416.834 kg dan 3.400 lembar
kg, Benda Lain sebanyak 0 kg
3.3. Pengasingan dan Pengamatan
Dalam tahun anggaran
Domestik Masuk nihil, terhadap Domestik keluar sebanyak terhadap 200 ekor
Hewan dengan frekuensi sebanyak 1 kali
3.4. Penahanan
Dalam tahun anggaran
mengalami penurunan dibandingkan tahun
dilakukan terhadap : Daging, madu,
1.297.635
24.540
3.650
3.226.733
38.435
3.400
1.640.640
ekor Kg lbr
Hewan Bahan asal hewan
Tahun 2014 dan 2015
Data hasil pelaksanaan kegiatan tindakan karantina terhadap
pengeluaran media pembawa antar area disajikan dalam lampiran 2
Dalam anggaran tahun 2015, terdapat tindakan perla
lalulintaskan yaitu pada kegiatan domestik masuk : Hewan
11.547.976 ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) 3.581.728 Kg dan 2.537 lembar, Hasil
Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 1.351.733 kg, Benda Lain sebanyak
Kegiatan domestik keluar : Hewan 3.877.584 ekor, Bahan Asal Hewan (BAH)
3.400 lembar, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 3.337.000
0 kg.
Pengasingan dan Pengamatan
Dalam tahun anggaran 2015, telah dilakukan pengasingan dan pengamatan :
, terhadap Domestik keluar sebanyak terhadap 200 ekor
Hewan dengan frekuensi sebanyak 1 kali.
Dalam tahun anggaran 2015 terjadi 166 kali tindakan karantina penahanan,
dibandingkan tahun 2014 sebanyak 252
Daging, madu, Ayam , Burung, dan tulang Sapi
178
2.201.351
1
3.400
1.640.640
692
3.769.700
4
butir collie kg kg tabung collie
Bahan asal hewan HBAH Benda Lain
Page 11
Data hasil pelaksanaan kegiatan tindakan karantina terhadap pemasukan dan
lampiran 2.
Dalam anggaran tahun 2015, terdapat tindakan perlakuan terhadap
lalulintaskan yaitu pada kegiatan domestik masuk : Hewan
11.547.976 ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) 3.581.728 Kg dan 2.537 lembar, Hasil
Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 1.351.733 kg, Benda Lain sebanyak 158 kg,
r, Bahan Asal Hewan (BAH)
, Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) sebanyak 3.337.000
, telah dilakukan pengasingan dan pengamatan :
, terhadap Domestik keluar sebanyak terhadap 200 ekor
kali tindakan karantina penahanan,
kali. Penahanan
Sapi.
Tahun2013
Tahun2014
Laporan Tahunan 2015 Page 12
3.5. Penolakan
Tindakan penolakan dilakukan 12 kali berupa burung.
3.6. Pemusnahan
Pada tahun 2015 di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah
dilakukan tindakan pemusnahan sebanyak 73 kali, mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2014.
Data penahanan, penolakan dan pemusnahan terlampir pada lampiran 3.
3.7. Intersepsi HPHK
Pemeriksaan laboratorium dalam rangka memantau hama penyakit hewan
karantina dilakukan terhadap komoditi karantina yang dilalulintaskan masuk maupun
keluar tidak dijumpai penyakit karantina yang membahayakan. Pada pemeriksaan
mikroskopis terhadap Hewan, Bahan Asal Hewan, Hasil Bahan Asal Hewan, Benda
lain yang masuk telah dilakukan beberapa pengujian antara lain untuk
contoh/sampel yang berupa serum darah telah dilakukan uji serologi AI, terhadap
komoditi telur dilakukan uji mutu, untuk bahan asal hewan yang berupa daging
telah dilakukan uji organoleptik, PH daging, pemeriksaan awal kebusukan daging,
Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi penyakit Surra, Bacillus antraxis dan
Trypanosoma Sp pada komoditas hewan ternak ( bibit, potong) yang akan
dikeluarkan dari Lombok hasilnya negatif, terhadap sapi dan kerbau bibit yang akan
dikeluarkan, dilakukan pemeriksaan Brucellosis dengan uji RBPT cukup satu kali
oleh Dinas Peternakan Propinsi NTB sesuai Surat dari Dinas Peternakan Propinsi
NTB No.524.3/5708/Keswan tanggal 3 Oktober 2008 mengingat pulau Lombok sejak
tahun 2002 telah dideklarasikan bebas Brucellosis oleh Menteri Pertanian RI.
Intersepsi terhadap komoditas karantina berupa hewan yang dilalulintaskan masuk
antar area dilaksanakan intersepsi terhadap DOC berasal dari Bali dan dari Jawa.
Terhadap Bahan asal hewan dilakukan intersepsi masing masing untuk telur ayam
yang berasal dari Bali dan Jawa, daging ayam berasal dari Jawa dan Bali , daging
sapi dari jawa , daging kambing berasal dari Jawa dan untuk Hasil bahan asal
hewan dilakukan pemeriksaan laboratorium antara lain daging ayam olahan ,daging
sapi olahan.
Intersepsi dilakukan terhadap media pembawa HPHK yang akan dikeluarkan
dari pulau Lombok ke daerah lain terdiri dari sapi bibit tujuan Papua, Kalsel, Kalbar,
Laporan Tahunan 2015 Page 13
Kaltim, Jambi dan Gorontalo, sapi potong tujuan Bogor, Kalimantan Barat,
Kalimantan Selatan, dan Kambing tujuan pulau Jawa. Data intersepsi terlampir di
lampiran 4.
3.8. Penggunaan Formulir
Formulir dokumen karantina hewan yang digunakan selama tahun 2015 di
lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram untuk sertifikasi komoditas yang
masuk/keluar pulau Lombok , terdiri dari formulir utama (KH – 9 s/d KH – 12)
formulir yang dikirim Badan Karantina Pertanian Jakarta sesuai dengan kebutuhan.
Dokumen penunjang (KH-1 s/d KH-8c) yang pengadaannya dilakukan di Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Pencatatan dan pelaporan penggunaan
formulir telah dilakukan dengan baik. Hanya pemakaian form segel Karantina
Pertanian (KP – 1) belum dipakai dalam pelaksaan tindak karantina.
Dan untuk perincian penggunaan formulir (KH) karantina hewan dapat dilihat
pada lampiran 5.
3.9. Kegiatan Pemantauan Daerah Sebar Penyakit Hewan Karantina
3.9.1 Sasaran
Sasaran dari pemantauan ini adalah untuk memperoleh informasi status dan
situasi HPHK di Pulau Lombok, memetakan status dan situasi HPHK dan
tersusunnya peta status dan situasi HPHK di Pulau Lombok..
3.9.2 Hasil Pemetaan
Hasil pengumpulan informasi yang dilakukan kepada seluruh Dinas Myang
membidangi kesehatan hewan di Pulau Lombok, BBV denpasar, Universitas
Udayana dan Universitas Mataram , dapat disimpulkan bahwa : Hama Penyakit
Hewan Karantina yang terdapat dipulau lombok Tahun 2015 adalah
Scabies/Demodecosis, New Castle Desease (ND), Contagious Ecthyma (ORF),
Surra, Malignant Catarrhal fever (MCF) dan Canine Parvovirus
3.10. Laboratorium Karantina Hewan
Dalam Tahun Anggaran 2015 Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram telah melaksanakan pengujian sebanyak 3.609 sampel
dengan frekuensi intersepsi sebanyak 270 kali.
Laporan Tahunan 2015
Data Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Hewan Per Bulan Tahun
Bulan Jan Feb Maret
Frekwensi 58 10 20
Grafik Pengujian Laboratorium Karantina Hewan
Dalam tahun 2015 juga Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram mendapatkan sertifikat akreditasi SNI I
;2008 (ISO/IEC 17025 ;2005) dari
Lingkup Pengujian HA-HI AI pada U
sertifikat LP-901-IDN tanggal 22 April 2015, berlaku hingga 21 April 2019.
3.11. Kegiatan Pengambilan dan Pengiriman Sampel HPHK
Pengambilan sampel dilaksanakan oleh petugas laboratorium di cold storage,
gudang penyimpanan dan kandang. Sampel diambil berupa ulas darah, sampel
pakan, sampel daging ayam beku, sampel daging sapi beku, sampel daging
kambing, sampel telur, sampel serum a
HA-HI AI, uji residu antibiotika, isolasi dan identifikasi
sp., isolasi dan identifikasi cendawan dan kapang dan uji cepat (
3.12. Pembuatan dan pengelolaan Koleksi HPHK
Koleksi Laboratorium Karantina Hewan berupa koleksi preparat ulas darah
dari hewan yang terindikasi menderita sakit (
1
10
100 58
1020
Jan Feb
Juli Agust
Data Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Hewan Per Bulan Tahun
Maret April Mei Juni Juli Agust Sept.
20 23 21 29 9 24 21
Pengujian Laboratorium Karantina Hewan
Dalam tahun 2015 juga Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram mendapatkan sertifikat akreditasi SNI I
ISO/IEC 17025 ;2005) dari Komite Akreditasi Nasional (KAN)
HI AI pada Unggas, burung dan bebek, dengan nomor
IDN tanggal 22 April 2015, berlaku hingga 21 April 2019.
Kegiatan Pengambilan dan Pengiriman Sampel HPHK-PSAH
Pengambilan sampel dilaksanakan oleh petugas laboratorium di cold storage,
gudang penyimpanan dan kandang. Sampel diambil berupa ulas darah, sampel
pakan, sampel daging ayam beku, sampel daging sapi beku, sampel daging
kambing, sampel telur, sampel serum ayam. Jenis pengujian yang dilakukan yaitu uji
HI AI, uji residu antibiotika, isolasi dan identifikasi E.coli, colliform, Salmonella
., isolasi dan identifikasi cendawan dan kapang dan uji cepat (rapid test
Pembuatan dan pengelolaan Koleksi HPHK-PSAH
Koleksi Laboratorium Karantina Hewan berupa koleksi preparat ulas darah
dari hewan yang terindikasi menderita sakit (Trypanosoma sp., Babesia sp., Theleria
23 2129
9
24 21 2714 14
Frekwensi
Feb Maret April Mei Juni
Agust Sept. Okt. Nop. Des
Page 14
Data Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Hewan Per Bulan Tahun 2015
Sept. Okt. Nop. Des
21 27 14 14
Dalam tahun 2015 juga Laboratorium Karantina Hewan Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram mendapatkan sertifikat akreditasi SNI ISO/IEC 17025
Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk Ruang
nggas, burung dan bebek, dengan nomor
IDN tanggal 22 April 2015, berlaku hingga 21 April 2019.
PSAH
Pengambilan sampel dilaksanakan oleh petugas laboratorium di cold storage,
gudang penyimpanan dan kandang. Sampel diambil berupa ulas darah, sampel
pakan, sampel daging ayam beku, sampel daging sapi beku, sampel daging
yam. Jenis pengujian yang dilakukan yaitu uji
E.coli, colliform, Salmonella
rapid test) AI.
Koleksi Laboratorium Karantina Hewan berupa koleksi preparat ulas darah
Trypanosoma sp., Babesia sp., Theleria
Laporan Tahunan 2015 Page 15
sp.), koleksi foto cendawan/kapang dari hasil monitoring komoditi pakan hewan
(Aspergillus sp., Aspergillus flavus, Aspergillus niger), koleksi preparat eksternal
(Pthyarus pubis, Linognatus sp., Cytodectes sp.), koleksi parasit internal (Ascaris
sp., Taenia sp., Entamoeba sp.).
Sedangkan pengelolaan koleksi terdiri dari perawatan koleksi berupa
penggantian wadah, penggantian cairan alkohol, pelabelan, penataan dan
pendataan ulang koleksi.
Laporan Tahunan 2015 Page 16
BAB IV
CAPAIAN KEGIATAN OPERASIONAL
KARANTINA TUMBUHAN
4.1. Pemeriksaan dan Pembebasan
4.1.1 Impor
Dalam tahun anggaran 2015 Import Nihil.
4.1.2. Ekspor
Kegiatan tindakan karantina tumbuhan terhadap ekspor tanaman/bahan
tanaman di dalam wilayah Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam tahun
anggaran 2015 dilakukan sebanyak 74 kali dengan volume sebanyak 369.650 Kg
,dan 0 Batang meningkat dibandingkan dengan ekspor pada tahun 2014 sebanyak
20 kali dengan volume sebanyak 19.081 Kg
Data Hasil Pelaksanaan Kegiatan Tindakan karantina Tumbuan Ekspor Tahun 2015
No. KomuditasNegaraTujuan
PelabuhanPengeluaran
Jumlah Sat. Frek.
1BUAHMELON
HONGKONGMATARAM
4.950 KILOGRAM 6
SINGAPORE 7.700 KILOGRAM 11
2BUAHMANGGIS
THAILANDMATARAM
340.800 KILOGRAM 51
HONGKONG 160.000 KILOGRAM 2
3DAUNASHITABA
MALAYSIA MATARAM 180 KILOGRAM 2
4BUAHSALAK
SINGAPORE MATARAM 10 KILOGRAM 1
5BUBUKKELADITIKUS
MALAYSIA MATARAM 10 KILOGRAM 1
J U M L A H……….. 369.650 KILOGRAM 74
Komoditi yang diekspor tersebut adalah buah melon dengan negara tujuan
Hongkong, Singapura, buah manggis negara tujuan Thailand Hongkong, Buah Salak
Negara tujuan Singapore, Daun Ashitaba negara tujuan Malaysia dan Bubuk Keladi
Tikus dengan tujuan Malaysia. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, sampai
Laporan Tahunan 2015
dengan tahun 2015 tidak terjadi keluhan ataupun permasalahan di negara tujuan
berkaitan dengan Phytosanitary Certificate yang diterbitkan oleh Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram.
4.1.3 Pemasukan Antar Area / Domestik Masuk
Pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan tanaman/hasil
tanaman antar area dalam tahun anggaran 2014 adalah sebanyak 1.462 kali dengan
volume 7.683.537 kg dan 53.811
tanaman dan 78.343 batang bibit tanaman. Jika dibandingkan dengan data tahun
2014, terjadi peningkatan domestik masuk. Berikut data Domas tahun 2014 dan
tahun 2015 :
Data Domestik Masuk Karantina Tumbuhan
No Keterangan
1 Hasil Tanaman
2Benih dan Bibit
Tanaman
Grafik Perkembangan Domestik Masuk tahun 2014 dan 2014 sebagai Berikut :
Kg Btg
Hasil Tanaman
6.412.090
10.192
53.811
dengan tahun 2015 tidak terjadi keluhan ataupun permasalahan di negara tujuan
berkaitan dengan Phytosanitary Certificate yang diterbitkan oleh Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram.
Area / Domestik Masuk
tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan tanaman/hasil
tanaman antar area dalam tahun anggaran 2014 adalah sebanyak 1.462 kali dengan
kg dan 53.811 batang hasil tanaman, 2.884.7871
dan 78.343 batang bibit tanaman. Jika dibandingkan dengan data tahun
2014, terjadi peningkatan domestik masuk. Berikut data Domas tahun 2014 dan
Data Domestik Masuk Karantina Tumbuhan Tahun 2014 dan 2015 :
2014 2015
6.412.090 7.683.537 kg
10.192 53.811 Btg
178.051 2.884.7871 Kg
32.653 78.343 Btg
Grafik Perkembangan Domestik Masuk tahun 2014 dan 2014 sebagai Berikut :
Kg Btg
Benih dan Bibit Tanaman
178.051 32.65353.811
2.884.787
78.343
Tahun 2014
Tahun 2015
Page 17
dengan tahun 2015 tidak terjadi keluhan ataupun permasalahan di negara tujuan
berkaitan dengan Phytosanitary Certificate yang diterbitkan oleh Balai Karantina
tindakan karantina tumbuhan untuk pemasukan tanaman/hasil
tanaman antar area dalam tahun anggaran 2014 adalah sebanyak 1.462 kali dengan
2.884.7871 kg benih
dan 78.343 batang bibit tanaman. Jika dibandingkan dengan data tahun
2014, terjadi peningkatan domestik masuk. Berikut data Domas tahun 2014 dan
2014 dan 2015 :
7.683.537 kg
53.811 Btg
2.884.7871 Kg
78.343 Btg
Grafik Perkembangan Domestik Masuk tahun 2014 dan 2014 sebagai Berikut :
Laporan Tahunan 2015 Page 18
Jenis media pembawa organisme pengganggu tumbuhan yang dimasukkan
ke pulau Lombok antara lain, buah-buahan seperti : strawbery, jeruk, dukuh, pir,
anggur, buah rambutan, kemudian tepung terigu, tepung tapioka, buah anggur,
bawang putih, buah apel, buah salak, sayuran segar, , tomat, wortel, kentang,
kedelai, bawang merah, sayran kubis, beras, kacang hijau, bibit durian, bibit kakao,
kayu sengon, bunga mawar, brocolli, benih kacang panjang, benih padi, buah jeruk,
jahe, bibit kelengkeng dan wijen, bunga potong segar, kelapa tempurung, pandan,
paprika, petai, kemiri, ubi jalar dan lain-lain.
Sedangkan daerah asal dari media pembawa organisme pengganggu
tumbuhan tersebut diantaranya adalah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Makasar,
Palembang,sumbawa,bima,dompu,Jakarta,sumba, dan Medan.
4.1.4. Pengeluaran Antar Area / Domestik Keluar
Pemeriksaan dan pembebasan terhadap pengeluaran media pembawa
organisme penggaggu tumbuhan karantina yang dikeluarkan dari Pulau Lombok
sebanyak 3.617 kali dengan volume 79.926.361Kg dan 109.050 batang hasil
tanaman, 81.755 Kg benih tanaman, serta 180.890 batang bibit tanaman.
Berikut Data Domestik Keluar Tahun 2014 dan 2015 :
No Keterangan 2014 2015
1 Hasil Tanaman
50.781.915 Kg 79.926.361Kg
110.062 Btg 109.050 Btg
2 Benih dan Bibit Tanaman
45.361 Kg 81.755 Kg
243.212 Btg 180.890 Btg
Laporan Tahunan 2015
Grafik Domestik Keluar Tahun 2014 dan 2014 :
Media pembawa yang dikeluarkan dari pulau Lombok antara lain, bawang
merah, bawang putih, bawang bombai, kedelai, paprika, buah melon, sayuran segar,
adenium, bibit gaharu, bibit tanaman hias, bibit kelapa, kacang tanah, bibit mangga,
mangga, sayuran kangkung, tembaka
Sedangkan tujuan pengeluarannya adalah, Sumba, Flores, Kupang (Nusa
Tenggara Timur), Jawa Timur, Bali, Jakar
Pangkal Pinang, Palembang dan Tangerang
Data hasil pelaksanaan kegiatan tindakan karantina terhadap pemasukan
media pembawa antar area di
.
4.2. Perlakuan
Dalam tahun anggaran tahun 201
terhadap komoditas yang di lalulintaskan baik impor, ekspor, maupun antar area.
4.3. Pengasingan dan Pengamatan
Dalam tahun anggaran 201
dan pengamatan.
4.4. Penahanan
Dalam tahun anggaran 201
Penahanan dilakukan terhadap bibit tanaman hias dan getah pinus, benih dari
Kg Btg
Hasil Tanaman
50.781.915
110.062
79.926.361
109.050
omestik Keluar Tahun 2014 dan 2014 :
Media pembawa yang dikeluarkan dari pulau Lombok antara lain, bawang
merah, bawang putih, bawang bombai, kedelai, paprika, buah melon, sayuran segar,
bibit tanaman hias, bibit kelapa, kacang tanah, bibit mangga,
mangga, sayuran kangkung, tembakau kering, bibit kelengkeng, cab
Sedangkan tujuan pengeluarannya adalah, Sumba, Flores, Kupang (Nusa
Tenggara Timur), Jawa Timur, Bali, Jakarta, Batam, Jawa Barat, Klaten, Balikpapan,
Pangkal Pinang, Palembang dan Tangerang.
Data hasil pelaksanaan kegiatan tindakan karantina terhadap pemasukan
media pembawa antar area di lampiran 6.
Dalam tahun anggaran tahun 2015, tidak terdapat kegiatan perlakuan
terhadap komoditas yang di lalulintaskan baik impor, ekspor, maupun antar area.
Pengasingan dan Pengamatan
Dalam tahun anggaran 2015, tidak ada komoditi yang dilakukan pengasingan
anggaran 2015 terjadi 36 kali tindakan karantina penahanan.
Penahanan dilakukan terhadap bibit tanaman hias dan getah pinus, benih dari
Kg Btg
Benih dan Bibit Tanaman
45.361243.212
109.050
81.755
180.890
Page 19
Media pembawa yang dikeluarkan dari pulau Lombok antara lain, bawang
merah, bawang putih, bawang bombai, kedelai, paprika, buah melon, sayuran segar,
bibit tanaman hias, bibit kelapa, kacang tanah, bibit mangga,
u kering, bibit kelengkeng, cabai dan lain-lain.
Sedangkan tujuan pengeluarannya adalah, Sumba, Flores, Kupang (Nusa
ta, Batam, Jawa Barat, Klaten, Balikpapan,
Data hasil pelaksanaan kegiatan tindakan karantina terhadap pemasukan
terdapat kegiatan perlakuan
terhadap komoditas yang di lalulintaskan baik impor, ekspor, maupun antar area.
, tidak ada komoditi yang dilakukan pengasingan
terjadi 36 kali tindakan karantina penahanan.
Penahanan dilakukan terhadap bibit tanaman hias dan getah pinus, benih dari
Laporan Tahunan 2015 Page 20
Slovakia, Korea Selatan dan malaysia karena tidak dilengkapi dengan surat ijin
Pemasukan dari Menteri Pertanian dan surat kesehatan tanaman (Phytosanitary
certifacate).
4.5. Penolakan
Tidak terdapat Tindakan karantina penolakan terhadap Media Pembawa
OPT/OPTK selama tahun 2015.
4.6. Pemusnahan
Pada tahun 2015 di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah
dilakukan tindakan pemusnahan sebanyak 99 kali karena tidak memenuhi
persyaratan karantina baik dari aspek adminitrasi maupun teknis. Data penahanan,
penolakan dan pemusnahan terlampir di lampiran 7.
4.7. Intersepsi OPT / OPTK
Hasil intersepsi organisme pengganggu tumbuhan di Laboratorium Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram bredasarkan media pembawa yg
dilalulintaskan selama tahun 2014 ditemukan 24 (dua puluh empat) jenis organisme
pengganggu tumbuhan. Intersepsi OPT umumnya dari kelompok cendawan.
Cendawan yang ditemukan antara lain : Aspergillus flavus; Aspergillus fumigatus;
Aspergillus herbariorum; Aspergillus niger; Cercospora sojae ; Cercospora kikuchii;
Cladosporium cladosporoides; Doratomyces sp.; Fusarium oxysporum; Fusarium
solani; Helicotylenchus sp.; Humicolo fuscoatra; Hyalodendron sp.; Monilia sp.;
Penicillium expasum; Penicillium funiculosum; Penicillium notatum; Penicillium sp.;
Phaecilomyces farinosus; Phomopsis sojae; Rhizopus oligosporus; Rhizopus
oryzae; Rhizopus stolonifer; Tilletia foetida.
Hasil intersepsi organisme pengganggu tumbuhan di Laboratorium Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram bredasarkan hasil pemantauan dan monitoring
dapat dilihat pada table daftar hasil pemantauan dan monitoring.
Data hasil pelaksanaan kegiatan intersepsi organisme pengganggu tumbuhan
dan organisme pengganggu tumbuhan karantina disajikan dalam lampiran 8.
Laporan Tahunan 2015 Page 21
4.8. Penggunaan Formulir
Pelaksanaan kegiatan tindakan karantina tumbuhan di Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram ditandai dengan dilakukannya sertifikasi atas
tanaman/hasil tanaman yang akan dilalulintaskan baik ke maupun dari dalam
wilayah Pulau Lombok Propinsi Nusa Tenggara Barat.
Data penggunaan formulir Karantina Tumbuhan dapat dilihat pada lampiran 9.
4.9. Pemantauan Daerah Sebar OPT /OPTK
4.9.1 Sasaran Pemantauan
Berdasarkan kebijakan Badan Karantina Pertanian pelaksanaan Pemantauan
OPT/OPTK Tahun Anggaran 2015, sasaran pemantauan secara umum mengacu
kepada Peraturan Menteri Pertanian No. 93/Permentan/OT.140/ 12/2011 tentang
Jenis-jenis OPTK. Secara khusus yang menjadi sasaran pemantauan adalah
tanaman unggulan daerah dan jenis-jenis OPTK yang kemungkinan terbawa melalui
produk pertanian impor maupun antar area melalui benih/
non benih impor.
Sasaran pemantauan OPTK tahun 2015 secara umum adalah OPTK kategori
A1 maupun A2 seperti tercantum dalam Permentan Nomor 93/PERMENTAN/
OT.140/12/2011 sedangkan secara khusus berdasarkan:
1. OPTK pada padi, jagung dan kedelai yang merupakan arahan untuk
mendukung swasembada pangan serta komoditi impor strategis di Pulau
Lombok.
2. OPT dan OPTK pada komoditi ekspor Pulau Lombok.
3. Hasil pemantauan Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yaitu OPTK A1
dan A2 yang ditemukan pada tahun 2012, 2013 dan 2014 yang perlu
diverivikasi ulang dalam rangka penetapan daerah sebar.
4. Surat Kepala Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati No.
366/KT.210/L.3/9/2013 tentang Temuan OPTK Papayae Ring Spot Virus
(PRsV) yang termasuk OPTK A1 yang telah ditemukan di Provinsi Aceh
Darussalam dan Provinsi Sumatera Utara menghimbau untuk dilakukan
pemantauan lebih lanjut.
5. Lampiran Surat Kepala Badan Karantina Pertanian No.596/KT.110/L/01/2014
tentang pelaksanaan Pemantauan OPTK Tahun Anggaran 2014, menyatakan
Laporan Tahunan 2015 Page 22
bahwa UPT Karantina Pertanian agar melakukan verifikasi ulang terhadap
temuan OPTK A1 dan/atau A2 yang pernah ditemukan di wilayah pemantauan
masing-masing, sekaligus memantau keberadaan OPTK yang telah ditemukan
oleh UPT atau instansi lain.
6. Rekapitulasi hasil temuan OPTK tahun 2014 berdasarkan seminar nasional
pemantauan di Medan tanggal 26 September 2014.
Pemantauan OPTK dilakukan diseluruh wilayah Pulau Lombok, yaitu :
Kabupaten Lombok
Timur
: Kecamatan Sembalun, Suela, Terara, Sikur, Masbagik,
Selong, Sakra, Wanasaba, Aikmel, Labuhan Haji.
Kabupaten Lombok
Tengah
: Kecamatan. Batukliang, Batukliang Utara, Kopang,
Praya Barat, Praya Barat Daya, Jonggat.
Kabupaten Lombok
Barat
: Kecamatan Narmada, Gerung, Kediri, Lembar, Labuapi,
Senggigi, Batu Layar, Gunung Sari, Sekotong.
Kabupaten Lombok
Utara
: Kecamatan Bayan, Kayangan, Gangga, Tanjung,
Pemenang.
Kota Mataram : Kecamatan Ampenan, Sekarbela, Cakranegara,
Selaparang, Mataram.
4.9.2 Hasil Pemantauan
Berdasarkan hasil pemantauan OPTK di seluruh wilayah Pulau Lombok
(4 Kabupaten dan 1 Kota) yang dilanjutkan dengan identifikasi di Laboratorium
Karantina Tumbuhan dan hasil uji konfirmasi atau uji rujukan di Balai Besar Uji
Standar Karantina Pertanian, didapat temuan OPTK sasaran sesuai keputusan
Menteri Pertanian No.93/Permentan/OT.140/12/2011 sebanyak 15 OPTK yaitu 4
OPTK Kategori A1 dan 10 OPTK Kategori A2 serta 1 usulan OPTK A1 dan 1 usulan
OPTK A2 (berdasarkan target arahan dari Badan Karantina Pertanian) dengan
perincian sebagai berikut :
Daftar OPTK Hasil Temuan Pemantauan OPTK Tahun 2015Kelompok Temuan Jenis OPTK
Serangga
1. Bactrocera occipitalis OPTK A2
2.Bactrocera musae OPTK A2
3.Paraeucosmetus pallicornis OPTK A2
Laporan Tahunan 2015 Page 23
4.Paracoccus marginatus OPTK A2
5. Alaerodicus dugesii Usulan OPTK A2
Tungau
1. Raoiella indica OPTK A1
2. Eutetranychus orientalis OPTK A1
3. Brevipalpus californicus OPTK A1
4. Panonychus citri OPTK A2
5. Calacarus carinatus OPTK A2
Cendawan
1. Phakopsora vitis OPTK A2
2. Uromycladium terpperianum OPTK A2
3. Pseudoperonospora cubensis OPTK A2
4. Helminthosporium solani OPTK A2
5. Penicillium expansum Usulan OPTK A1
Bakteri 1. Pantoea stewartii OPTK A1
Berikut ini adalah Lokasi Daerah Sebar ditemukannya Organisme Pengganggu
Tanaman Karantina (OPTK) berdasarkan hasil pemantauan daerah sebar
OPT/OPTK di wilayah Pulau Lombok ditemukan 16 jenis OPTK yaitu :
1. Bactrocera occipitalis
Tanaman Inang : belimbing, jambu biji, jeruk mandarin, mangga, dan sawo.
Daerah Temuan di Pulau Lombok: Kabupaten Lombok Utara yaitu
Kecamatan. Kayangan Desa Sesait, Desa Santong, Desa Temposodo,
Desa Selengen; Kecamatan. Bayan Desa Mumbul Sari, Desa Akar-Akar,
Desa Anyar; Kecamatan. Pemenang Desa Pusuk, Desa Bentek, Desa
Sumur Mual; Kecamatan. Tanjung Desa Sigar Penjalin; Kecamatan.
Gangga Desa Gangga. Kabupaten Lombok Timur Kecamatan. Pringgabaya
Desa Seruni Mumbul, Desa Pohgading; Kecamatan. Aik Mel Desa Kembang
Kerang; Kecamatan. Wanasaba Desa Otak Rangrang; Kecamatan. Suela
Desa Lemor, Desa Sapit; Kecamatan. Sembalun Desa Pusuk, Desa
Sembalun Bumbung. Kabupaten Lombok Barat: Kecamatan. Kuripan Desa
Kuripan Utara, Desa Jagaraga; Kecamatan. Gunung Sari Desa Dasan
Geria, Desa Taman Sari; Kecamatan. Batu Layar Desa Batu Layar;
Kecamatan. Labuapi Desa Kuranji; Kecamatan. Lembar Desa Bakong
Dasan, Desa Dasan Tereng; Kecamatan. Gerung Desa Balekedit,
Laporan Tahunan 2015 Page 24
Kecamatan. Kediri Desa Kuripan Barat; Kabupaten Lombok Tengah:
Kecamatan. Pujut Desa Teruwai, Desa BIL/Tanaq Awu; Kecamatan. Praya
Desa Batu Nyala; Kecamatan. Pringgarata Desa Pemepek, Desa Jurang
Sate; Kecamatan. Batukliang DesaMantang, Desa Subhanala; Kecamatan.
Kopang Desa Waja Geseng. Kota Mataram: Kecamatan. Ampenan Desa
Pejarakan, Desa Tinggar, Desa Dayan Peken; Desa Kekalik; Kecamatan.
Sekarbela Desa Loang Baloq.
2. Bactrocera musae
Tanaman Inang : Musa spp. (pisang) ,Carica papaya (pepaya), Psidium
guajava (jambu biji).
Daerah temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Utara yaitu
Kecamatan Kayangan Desa Pakmayon, Desa Sesait, Desa Santong;
Kecamatan Bayan Desa Anyar; Kecamatan Pemenang Desa Bentek, Desa
Sumur Mual; Kecamatan Tanjung Desa Sigar Penjalin; Kecamatan Gangga
Desa Genggelang, Desa Gangga. Kabupaten Lombok Timur yaitu
Kecamatan Pringgabaya Desa Pringga, Desa Pohgading; Kecamatan Aik
Mel Desa Kembang Kerang; Kecamatan Wanasaba Desa Otak Rangrang;
Kecamatan Suela Desa Lemor, Desa Sapit; Kecamatan Sembalun Desa
Pusuk, Desa Sembalun Bumbung. Kabupaten Lombok Barat yaitu
Kecamatan Narmada Desa Narmada, Desa Selat; Kecamatan Lingsar Desa
Karang Bayan; Kecamatan Gunungsari Desa Dasan Geria, Desa Taman
Sari; Kecamatan Labuapi Desa Kuranji. Kota Mataram Kecamatan
Sekarbela Desa Batu Ringgit, Kecamatan Ampenan Desa Kekalik;
Kecamatan Cakranegara Desa Selagalas.
3. Paraecosmetus pallicornis
Tanaman Inang : Oryza sativa (padi)
Daerah temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Utara Kecamatan
Kayangan, Desa Sesait; Kecamatan Pemenang Desa Bentek. Kabupaten
Lombok Timur Kecamatan Pringgabaya Desa Kerumut, Desa Poh gading;
Kecamatan Aik Mel Desa Kembang Kerang; Kecamatan Wanasaba Desa
Otak Rangrang,. Kabupaten Lombok Barat Kecamatan Gunung Sari Desa
Mambalan, Ds kekeri Buwuh; Kecamatan Lingsar Desa Sigerongan,
Kecamatan Gerung Desa Taman Ayu.
Laporan Tahunan 2015 Page 25
4. Paracoccus marginatus
Tanaman Inang : Carica papaya (papaya).
Daerah temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Utara yaitu di Desa
Pemenang Kecamatan bentek, Kabupaten Lombok Barat yaitu di Desa
Kuripan Kecamatan Kuripan Utara. P. marginatus hasil pemantauan ini
diperoleh pada daun dan buah pepaya.
5. Raoiella indica
Tanaman Inang :Cocos nucifera (kelapa)
Daerah temuan di Pulau Lombok :Raoiella indica ditemukan di Kabupaten
Lombok Utara Kecamatan Kayangan Desa Sesait, Desa Selengen;
Kecamatan Bayan Desa Sukadana; Kecamatan Pemenang Desa Bentek,
Desa Sumur Mual; Kecamatan Tanjung Desa Lading-lading. Kabupaten
Lombok Timur Kecamatan Sambelia Desa Labuhan Pandan. Kabupaten
Lombok Tengah Kecamatan Pujut Desa Awang. Raoiella indica hasil
pemantauan ini diperoleh dari bagian bawah permukaan daun kelapa yang
terserang, terutama pada tanaman muda.
6. Eutetranychus orientalis Klein
Tanaman Inang: Pepaya
Daerah temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Timur,
Kecamatan.Sembalun, Desa Sajang.
7. Brevipalpus californicus
Tanaman Inang : Jeruk
Daerah Temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Barat, Kecamatan
Lembar, Desa Bakong Dasan dan Desa Jembatan Kembar.
8. Panonychus citri McGregor; (Prostigmata: Tetranychidae)
Tanaman Inang : : (P) : Citrus deliciosa ,Citrus limon (lemon), Citrus x
paradisi (jeruk bali, pommelo), Citrus reticulata (jeruk keprok, mandarin),
Citrus sinensis (jeruk manis, navel orange), belimbing.
Daerah temuan di Pulau Lombok : Panonychus citri ditemukan di
Kabupaten Lombok Timur yaitu di Kecamatan Sembalun Desa Sembalun
Bumbung dan Kabupaten Lombok Barat yaitu di Desa Lembar Kecamatan
Jembatan Kembar.
Laporan Tahunan 2015 Page 26
9. Calacarus carinatus (Green) ( Prostigmata: Eriophyidae)
Tanaman Inang : (P) : Camellia japonica, Capsicum spp., Viburnum spp.,
Camellia sinensis (teh, tea), Carica papayae (Pepaya).
Daerah temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Barat, Kecamatan
Lembar, Desa Jembatan Kembar.
10.Phakopsora vitis
Tanaman Inang: Vitis vinifera (anggur).
Daerah temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Timur yaitu di Desa
Labuhan Pandan Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Tengah yaitu di
Desa Aik Darek Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Barat yaitu di
Desa Sesela Kecamatan Gunung Sari, Desa Tanak Tepong Peresak
Kecamatan Narmada, Kota Mataram yaitu di Kelurahan Ampenan Utara
Kecamatan Ampenan.
11.Uromycladium tepperianum (Sacc.) McAlpine
Tanaman Inang: Sengon
Daerah temuan di Pulau Lombok : Uromycladium tepperianum di Pulau
Lombok ditemukan di Kabupaten Lombok Tengah yaitu di Desa Tanak
Bengan Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Barat yaitu di Desa
Tanak Tepong Peresak Kecamatan Narmada, Desa Bakong Liwat
Kecamatan Lembar.
12.Pseudoperonospora cubensis
Tanaman Inang: Cucumis sativus (mentimun, cucumber),Cucumis melo
(melun, melon),Citrullus lanatus semangka, watermelon) dan cucurbitaceae
lainnya
Daerah Temuan : Kabupaten Lombok Tengah Kecamatan Praya Timur
Desa ganti dan Kabupaten Lombok Barat Kecamatan Gerung Desa Bakong
dan Kecamatan Kediri Desa Ombe.
13.Helminthosporium solani
Tanaman Inang: (P): Solanum tuberosum (kentang, potato)
Daerah Temuan di Pulau Lombok : di Kota Mataram yaitu di Kelurahan
Abian Tubuh Kecamatan Cakranegara, dimana ekosistemnya adalah pasar.
Laporan Tahunan 2015 Page 27
14.Penicillium expansum
Tanaman Inang : Apel, pir (hasil temuan pemantauan)
Daerah Temuan di Pulau Lombok :
Penicillium expansum telah ditemukan di Kota Mataram yaitu di Kelurahan
Abian Tubuh Kecamatan Cakranegara, Kelurahan Bertais Kecamatan
Sandubaya dimana ekosistemnya adalah pasar.
15.Pantoea stewartii subsp. Stewartii
Tanaman Inang : Zea mays (Jagung)
Daerah Temuan di Pulau Lombok :
Pantoea stewartii telah ditemukan di Kabupaten Lombok Timur yaitu di Desa
Pringgabaya Kecamatan Pringgabaya, Desa Poh Gading Kecamatan
Pringabaya, Kabupaten Lombok Tengah yaitu di Desa Kopang Kecamatan
Kopang dan Desa Bebuak Kecamatan Kopang.
16.Alaerodicus dugesii
Tanaman Inang : Persea americana (alpokat) , Sechium edule (Labu siam).
Daerah temuan di Pulau Lombok : Kabupaten Lombok Timur Kecamatan
Aikmel Desa Lenek.
4.10. Laboratorium
Pemeriksaan media pembawa yang memerlukan pengujian laboratorium
selama bulan Januari s.d Desember tahun 2015 adalah sebanyak 386 kali
pengujian. Pengujian yang dilakukan terdiri dari pengujian dengan target nematoda,
cendawan, bakteri, virus dan serangga. Jumlah pengujian tiap bulan bervariasi.
Metode uji yang digunakan disesuaikan dengan target OPTK.
Laporan Tahunan 2015
Data Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Per Bulan
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan eplaq system tahun 2015
Grafik Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Per Bulan
Interpretasi Data dan Grafik:
Frekwensi pengujian tahun 2015 bervariasi setiap bulannya berkisar dari 4 (empat)
sampai dengan 94 (enam belas) setiap bulan. Kegiatan pengujian tertinggi pada
bulan Agustus dan Oktober 2015.
1
2
4
8
16
32
64
128
3
5 64 4
7
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Data Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Per BulanTahun 2014 dan Tahun 2015
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan eplaq system tahun 2015
Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Per Bulan
Tahun 2014 dan Tahun 2015
Interpretasi Data dan Grafik:
Frekwensi pengujian tahun 2015 bervariasi setiap bulannya berkisar dari 4 (empat)
sampai dengan 94 (enam belas) setiap bulan. Kegiatan pengujian tertinggi pada
bulan Agustus dan Oktober 2015.
23
2 23
6
2
1615
2720
44
94
39
94
Tahun 2014 Tahun 2015
BulanFrekuensi
2014 2015
3 4
5 4
6 7
2 15
3 27
2 20
2 44
3 94
September 6 39
2 94
November 16 12
Desember 2 26
Page 28
Data Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Per Bulan
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan eplaq system tahun 2015
Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Per Bulan
Frekwensi pengujian tahun 2015 bervariasi setiap bulannya berkisar dari 4 (empat)
sampai dengan 94 (enam belas) setiap bulan. Kegiatan pengujian tertinggi pada
2
12
26
Laporan Tahunan 2015
Data Frekwensi Pengujian Laborat
Golongan Target Uji
Nematoda
SeranggaCendawanBakteriVirusTungau
Sumber: Laporan pengujian laboratorium Karantina Tumbuhan dan eplaq system tahun 2015
Grafik Persentase Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Sesuai Target
Interpretasi Data dan Grafik:
Berdasarkan target permintaan pengujian, untuk tahun 2015
adalah pengujian Serangga sebesar 50,00% sedangkan terendah Tungau dan
Nematoda masing – masing sebesar 4,15%. Hal ini dikarenakan pemasukan
komoditas yang paling dominan adalah kedelai dimana target OPTKnya adalah
cendawan.
Dalam tahun 2015 juga Laboratorium Karantina
Pertanian Kelas I Mataram mendapatkan sertifikat akreditasi SNI I
;2008 (ISO/IEC 17025 ;2005) dari Komite Akreditasi Nasional (KAN)
16
Nematoda
Data Frekwensi Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Sesuai GolonganTarget Pengujian Tahun 2015
Golongan Target Uji Frekwensi Persentase
16 4.15%
193 50%110 28.50%15 3.89%36 9.33%16 4.15%
laboratorium Karantina Tumbuhan dan eplaq system tahun 2015
Grafik Persentase Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Sesuai TargetPengujian Tahun 2015
Interpretasi Data dan Grafik:
Berdasarkan target permintaan pengujian, untuk tahun 2015 persentase tertinggi
adalah pengujian Serangga sebesar 50,00% sedangkan terendah Tungau dan
masing sebesar 4,15%. Hal ini dikarenakan pemasukan
komoditas yang paling dominan adalah kedelai dimana target OPTKnya adalah
n 2015 juga Laboratorium Karantina Tumbuhan
Pertanian Kelas I Mataram mendapatkan sertifikat akreditasi SNI I
ISO/IEC 17025 ;2005) dari Komite Akreditasi Nasional (KAN)
193
110
1536
16
Serangga Cendawan Bakteri Virus Tungau
Page 29
orium Karantina Tumbuhan Sesuai Golongan
Persentase
4.15%
50%28.50%3.89%9.33%4.15%
laboratorium Karantina Tumbuhan dan eplaq system tahun 2015
Grafik Persentase Pengujian Laboratorium Karantina Tumbuhan Sesuai Target
persentase tertinggi
adalah pengujian Serangga sebesar 50,00% sedangkan terendah Tungau dan
masing sebesar 4,15%. Hal ini dikarenakan pemasukan
komoditas yang paling dominan adalah kedelai dimana target OPTKnya adalah
Tumbuhan Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram mendapatkan sertifikat akreditasi SNI ISO/IEC 17025
ISO/IEC 17025 ;2005) dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) untuk Ruang
Tungau
Laporan Tahunan 2015 Page 30
Lingkup Pengujian identifikasi morfologi Helminthosporium solani, nomor sertifikat
LP-901-IDN tanggal 22 April 2015, berlaku hingga 21 April 2019.
4.11. Kegiatan Monitoring dan Pengambilan Sampel
Kegiatan monitoring bertujuan untuk melakukan pengambilan sampel dalam
rangka peningkatan kompetensi personel laboratorium. Kegiatan monitoring berupa
pengambilan sampel kentang, serangga hama gudang dan lalat buah, dimana
merupakan target ruang lingkup pengujian akreditasi laboratorium tumbuhan sesuai
SNI ISO/IEC 17025:2008. Hasil kegiatan monitoring/pengambilan sampel telah
dirangkum dalam hasil pengujian laboratorium
4.12. Koleksi OPT/OPTK
Kegiatan koleksi yang dilakukan yaitu melaksanakan pembuatan dan
pengelolaan koleksi OPT/OPTK, berupa herbarium (kering, basah), koleksi kultur
dan serangga. Kegiatan koleksi ini berdasarkan hasil intersepsi teknik operasional
karantina, pemantauan daerah sebar OPT/OPTK di Pulau Lombok serta
monotoring/pengambilan sampel tahun 2015. Data koleksi pada lampiran 10.
Laporan Tahunan 2015 Page 31
BAB V
PENGAWASAN DAN PENINDAKAN
Dengan semakin meningkatnya perkembangan kehidupan masyarakat, tentu
mempunyai konsekwensi logis terhadap perkembangan dan peningkatan arus
lalulintas alat angkut udara, laut maupun darat. Kondisi seperti itu tidak dipungkiri
membuat terjadinya peningkatan arus bongkar muat barang dan manusia. Bila
fungsi pengawasan tidak mendapat penanganan yang serius oleh petugas karantina
di pintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang ditetapkan Pemerintah, maka akan
memiliki potensi besar beresiko masuk dan tersebarnya HPHK (Hama dan Penyakit
Hewan Karantina) / OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina) serta
terjadinya perdagangan satwa-satwa dilindungi. Kekayaan alam dan kelestarian
sumber daya alam yang tidak terjaga dan terawasi dengan baik dapat beresiko
menimbulkan kerugian ekonomi yang besar dan berpengaruh terhadap kondisi
sosial masyarakat secara luas dan nyata.
Operasional pengawasan sebagai implementasi pelaksanaan fungsi
perkarantinaan dilaksanakan berdasarkan pada peraturan perkarantinaan antara
lain Undang-undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan
Tumbuhan; Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2000 tentang Karantina Hewan;
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2002 tentang Karantina Tumbuhan dan
peraturan-peraturan lain yang relevan.
Sebagai institusi pemerintah yang bertanggungjawab langsung kepada Badan
Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, Republik Indonesia, Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram diberikan mandat dan tanggungjawab strategis sebagai
instansi pelaksana fungsi pengawasan perkarantinaan lalulintas komoditas
pertanian dipintu-pintu pemasukan dan pengeluaran yang telah ditetapkan
Pemerintah di Pulau Lombok. Serangkaian tugas pokok tersebut dilakukan oleh
petugas karantina didalam upaya memberikan perlindungan pada sumber daya alam
hayati/hewani melalui tindakan mencegah masuk dan tersebarnya HPHK (Hama dan
Penyakit Hewan Karantina) serta OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina) dari Luar Negeri ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia; antar
area/antar pulau di dalam Wilayah Negara Republik Indonesia serta mencegah
keluarnya HPHK (Hama dan Penyakit Hewan Karantina) dan OPTK (Organisme
Laporan Tahunan 2015 Page 32
Pengganggu Tumbuhan Karantina) dari wilayah Negara Republik Indonesia ke Luar
Negeri.
Kegiatan pengawasan terkait pencegahan masuk dan tersebarnya MPHPHK
serta MPOTK dilakukan di tempat-tempat pemasukan dan pengeluaran yang telah
ditetapkan Pemerintah. Tetapi resiko pelanggaran lalulintas bongkar muat barang
serta manusia yang berdampak masuk dan tersebarnya HPHK/OPTK bisa saja
terjadi dengan alat angkut perairan melalui tempat-tempat pemasukan/pengeluaran
yang belum ditetapkan disepanjang pantai Pulau Lombok. Pengawasan pada tempat
yang belum ditetapkan perlu mendapat perhatian dari semua pihak termasuk
instansi teknis terkait.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dalam mengemban
tanggungjawab fungsi pengawasan, berupaya melakukan pengawasan di tempat-
tempat pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan melalui kegiatan Patroli
secara reguler dengan tujuan untuk memberi keyakinan bahwa tempat
pemasukan/pengeluaran yang belum ditetapkan tidak dipergunakan sebagai tempat
bongkar muat media pembawa yang beresiko mengancam kelestarian sumberdaya
alam hayati/hewani di Pulau Lombok melalui masuk dan tersebarnya penyakit
hewan/tumbuhan karantina. Pelaksanaan koordinasi dengan Instansi terkait dan
Pemerintah Daerah terus diupayakan meningkatkan fungsi pengawasan agar
program pemerintah khususnya program Pemerintah Daerah dibidang peternakan
dan pertanian dapat berjalan dengan optimal.
Selain fungsi pengawasan untuk pelaksanaan perkarantinaan, fungsi
pengawasan juga mempunyai peran luas dan melekat pada semua aspek kegiatan
untuk mencapai tujuan organisasi.
Dalam pencapaian kinerja Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah
melaksanakan berbagai kegiatan yang berdaya guna dengan penerapan SMM
(Sistem Managemen Mutu) Pelayanan 9001 : 2008, SMM Laboratorium 17025 :
2008, Standar Pelayanan Publik (SPP) serta penerapan SPIP (Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah) sebagai alat kontrol dan evaluasi.
Laporan Tahunan 2015 Page 33
Dalam meningkatkan peran pengawasan dan penindakan ada 3 (tiga)
kegiatan pokok yang diupayakan dilakukan seperti :
5.1. Pre-emptif
a. Sosialisasi
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman dan mendorong
peran serta masyarakat akan pentingnya pelaksanaan perkarantinaan dalam rangka
mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan/tumbuhan karantina
ke Pulau Lombok terutama penyakit Rabies dan Nematoda Sista Kuning pada
kentang.
Penyakit Rabies, salah satu penyakit hewan yang disebabkan oleh virus,
bersifat akut, menyerang susunan syaraf pusat dan dapat bersifat zoonosis. Anjing,
kucing, kera dan hewan sebangsanya sangat berpotensi sebagai hewan pembawa
rabies (HPR) kepada manusia lewat gigitan atau jilatan pada kulit terluka. Penyakit
ini juga merupakan penyakit yang sangat ditakuti para wisatawan setelah penyakit
malaria karena dapat menyebabkan kematian pada manusia yang tertular.
Menyebabkan tingkat keamanan dan kenyamanan masyarakat terganggu dengan
kerugian ekonomi yang sangat besar untuk program pemberantasannya.
Nematoda Sista Kuning (NSK) merupakan nematoda parasit tanaman dan
penyakit pada tanaman kentang, mempunyai kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan. Penyakit NSK ini dapat menyebabkan produksi kentang petani turun
hingga 70% dan sangat sulit dikendalikan sehingga menimbulkan kerugian ekonomi
yang sangat besar untuk program eradikasinya.
Nusa Tenggara Barat sampai saat masih bebas dari penyakit Rabies dan
NSK untuk itu terus diupayakan dapat dipertahankan melalui kegiatan sosialisasi
Karantina Pertanian dengan melibatkan Instansi terkait, masyarakat pendidikan,
masyarakat umum dan media masa dalam bentuk kegiatan pameran, pembuatan
banner, pemasangan baligho serta penyebarluasan brosur, leaflet dan sticker.
Kegiatan sosialisasi dilakukan untuk meyakinkan bahwa masyarakat memahami
pelaksanaan perkarantinaan dan perlunya dilakukan upaya pencegahan penyakit
hewan/tumbuhan karantina. Untuk pemasangan baligho, ditempatkan dilokasi-lokasi
strategis seprti di Jalan Raya Bandara Internasional Lombok, Jalan Raya Lembar
dan beberapa titik di kantor wilayah Kerja Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram.
Laporan Tahunan 2015 Page 34
Sosialisasi telah dilakukan diberbagai tempat seperti di wilayah kerja
Labuhan Lombok yang merupakan tempat pemasukan/pengeluaran yang
berbatasan dengan P. Sumbaw, yang mengambil tempat di Pelabuhan Ikan (Tempat
Pelelangan Ikan) Lombok Timur, di Wilayah Kerja Pelabuhan Penyeberangan
Lembar yang merupakan tempat pemasukan/pengeluaran yang berbatasan dengan
P. Bali mengambil tempat di Desa Sekotong Tengah Kecamatan Sekotong Lombok
Barat dan di Kabupaten Lombok Utara yang merupakan tempat/pelabuhan transit
kapal wisata dari Bali dengan tujuan Gili Terawangan mengambil tempat di Desa
Malaka Kecamatan Pemenang Kabupaten Lombok Utara. Pelaksanaan sosialisasi
juga dilakukan di BNP2TKI untuk memberikan pemahaman tentang perkarantinaan
kepada para TKI yang akan bekerja di luar negeri. Terkait kewaspadaan Rabies,
telah dipasang baligho di pelabuhan Kayangan, Lombok Timur dan dipelabuhan
Lembar, Lombok Barat yang pada prinsipnya mengajak peran masyarakat dalam
mengantisipasi masuknya Hewan Penular Rabies (HPR) seperti anjing, kucing, kera
dan hewan sebangsanya ke Pulau Lombok.
b. Pameran
Kegiatan pameran merupakan salah satu kegiatan penting yang bertujuan
untuk menyebarluaskan informasi dan telah dilaksanakan dalam rangka Festifal dan
Pekan Holtikultura Nasional di Lombok Barat, dan Hari Pangan Sedunia ke 35 di
Kabupaten Lombok Tengah.
5.2. Kegiatan Preventif
Kegiatan ini dilakukan dalam upaya meminimalisir terjadinya pelanggaran
tindakan perkarantinaan. Peluang dan kesempatan masyarakat untuk melakukan
tindakan pelanggaran perkarantinaan diupayakan ditekan seminimal mungkin
melalui pengawasan Tim Terpadu (Karantina dan KP3) di Pelabuhan Penyebrangan
Lembar, Pelabuhan Penyebrangan Labuhan Lombok, dan Pelabuhan Penyebrangan
Pemenang, serta kegiatan patroli secara reguler yang intensitasnya perlu
ditingkatkan di tempat-tempat pemasukan/pengeluaran ditetapkan maupun yang
belum ditetapkan. Kegiatan ini tidak dapat terlepas dari pelaksanaan koordinasi
dengan berbagai instansi terkait di pelabuhan/bandara dan Pemerintah Daerah.
Laporan Tahunan 2015 Page 35
5.3. Kegiatan Refresif
Komitmen pelaksanaan penegakan hukum oleh aparatur karantina dilakukan
dengan meningkatkan kwalitas SDM melalui pelatihan PPNS sebagai jaminan dalam
penegakan hukum serta melaksanakan rapat koordinasi dengan Korwas PPNS
sebagai langkah pelaksanaan bimbingan teknis.
Kegiatan penegakan hukum terkait tindakan pelanggaran di bidang Karantina
Pertanian diupayakan secara terus menerus dilakukan sehingga adanya kesadaran
pengguna jasa untuk patuh terhadap peraturan perkarantinaan. Data PPNS,
POLSUS dan Intelejen Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram di lampiran 11.
5.4. Tindakan Pelanggaran dan Analisa Data
A. Tindakan Pelanggaran
FREKWENSI LALULINTAS, PENAHANAN, PENOLAKAN DAN PEMUSNAHAN MEDIA PEMBAWAORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN KARANTINA (MPOPTK)
NO TAHUNLALIN(kali)
PENAHANAN(kali)
%PENOLAKAN
(kali)%
PEMUSNAHAN(kali)
%
1 2013 4.321 36 0,9 58 1,4 89 2,1
2 2014 5.405 92 1,7 50 0,1 88 1,7
3 2015 8.960 100 1,1 - - 95 1,0
FREKWENSI LALULINTAS, PENAHANAN, PENOLAKAN DAN PEMUSNAHAN MEDIA PEMBAWA HAMA DANPENYAKIT HEWAN KARANTINA (MPHPHK)
NO TAHUNLALIN(kali)
PENAHANAN(kali)
%PENOLAKAN
(kali)%
PEMUSNAHAN(kali)
%
1 2013 8.700 97 1,2 18 0,2 86 1
2 2014 9.436 166 1,8 9 0,1 31 0,4
3 2015 12.347 252 2,0 12 0,1 73 0,6
Laporan Tahunan 2015
B. FREKWENSI LALULINTAS MPOPTK DAN
C. FREKWENSI TINDAKAN PENAMPOPTK
(kali)
MPOPTK
5405
8960
LALU LINTAS MEDIA PEMBAWA
Tahun 2014
PENAHANAN
92100
PENAHANAN, PENOLAKAN DANPENAHANAN MPOPTK
Tahun 2014
FREKWENSI LALULINTAS MPOPTK DAN MPHPHK
FREKWENSI TINDAKAN PENAHANAN, PENOLAKAN DAN PEMUSNAHAN
(kali)
MPHPHK
94368960
12347
LALU LINTAS MEDIA PEMBAWA
Tahun 2014 Tahun 2015
PENOLAKAN PEMUSNAHAN
50
88
0
95
PENAHANAN, PENOLAKAN DANPENAHANAN MPOPTK
Tahun 2014 Tahun 2015
Page 36
HANAN, PENOLAKAN DAN PEMUSNAHAN
Laporan Tahunan 2015
D. FREKWENSI TINDAKAN PENAHANAN, PENOLAKAN DAN PEMUSNAHANMPHPHK
Analisa Data :
Dari data kegiatan karantina tumbuhan menunjukkan bahwa pada tahun 2015
terjadi peningkatan frekwensi kegiatan lalulintas MPOPTK 39,68 % dibanding tahun
2014. Untuk kegiatan penahanan MPOPTK pada tahun 2015 terjadi penurunan
0,6% dibandingkan tahun 2014,
Nihil, terjadi penurunan 0,1% dibandingkan tahun 2014 dan kegiatan pemusnahan
MPOPTK pada tahun 2015 terjadi penurunan 0,7% dibandingkan tahun 2014.
Frekwensi kegiatan penahanan dan pemusnahan MPOPTK cenderung t
terjadi di Wilayah Kerja Bandar Udara Internasional Lombok (BIL) dibandingkan
Wilayah Kerja yang lain seperti : Wilayah Kerja Lembar, Wilayah Kerja Labuhan
Lombok, Wilayah Kerja Pemenang. Frekwensi penahanan MPOPTK pada tahun
2015 terjadi disebabkan pemasukan benih, bibit, buah, sayur segar, hortikultura dari
luar negeri (Malaysia) yang dibawa oleh para TKI tanpa dilengkapi dokumen
persyaratan karantina yang dipersyaratkan. Sosialisasi telah dilakukan di BNP2TKI
dan penyebarluasan informasi pada berba
banyaknya TKI yang datang dan pergi dari Nusa Tenggara Barat maka lalulintas
MPOPTK dari luar negeri terus terjadi dengan alasan sebagai oleh
keluarga.
PENAHANAN
166
252
PENAHANAN, PENOLAKAN, DANPEMUSNAHAN MPHPHK
Tahun 2014
FREKWENSI TINDAKAN PENAHANAN, PENOLAKAN DAN PEMUSNAHAN
Dari data kegiatan karantina tumbuhan menunjukkan bahwa pada tahun 2015
terjadi peningkatan frekwensi kegiatan lalulintas MPOPTK 39,68 % dibanding tahun
2014. Untuk kegiatan penahanan MPOPTK pada tahun 2015 terjadi penurunan
0,6% dibandingkan tahun 2014, kegiatan penolakan MPOPTK pada tahun 2015
Nihil, terjadi penurunan 0,1% dibandingkan tahun 2014 dan kegiatan pemusnahan
MPOPTK pada tahun 2015 terjadi penurunan 0,7% dibandingkan tahun 2014.
Frekwensi kegiatan penahanan dan pemusnahan MPOPTK cenderung t
terjadi di Wilayah Kerja Bandar Udara Internasional Lombok (BIL) dibandingkan
Wilayah Kerja yang lain seperti : Wilayah Kerja Lembar, Wilayah Kerja Labuhan
Lombok, Wilayah Kerja Pemenang. Frekwensi penahanan MPOPTK pada tahun
pemasukan benih, bibit, buah, sayur segar, hortikultura dari
luar negeri (Malaysia) yang dibawa oleh para TKI tanpa dilengkapi dokumen
persyaratan karantina yang dipersyaratkan. Sosialisasi telah dilakukan di BNP2TKI
dan penyebarluasan informasi pada berbagai kesempatan, namun karena
banyaknya TKI yang datang dan pergi dari Nusa Tenggara Barat maka lalulintas
MPOPTK dari luar negeri terus terjadi dengan alasan sebagai oleh
PENOLAKAN PEMUSNAHAN
93112
73
PENAHANAN, PENOLAKAN, DANPEMUSNAHAN MPHPHK
Tahun 2014 Tahun 2015
Page 37
FREKWENSI TINDAKAN PENAHANAN, PENOLAKAN DAN PEMUSNAHAN
Dari data kegiatan karantina tumbuhan menunjukkan bahwa pada tahun 2015
terjadi peningkatan frekwensi kegiatan lalulintas MPOPTK 39,68 % dibanding tahun
2014. Untuk kegiatan penahanan MPOPTK pada tahun 2015 terjadi penurunan
kegiatan penolakan MPOPTK pada tahun 2015
Nihil, terjadi penurunan 0,1% dibandingkan tahun 2014 dan kegiatan pemusnahan
MPOPTK pada tahun 2015 terjadi penurunan 0,7% dibandingkan tahun 2014.
Frekwensi kegiatan penahanan dan pemusnahan MPOPTK cenderung tinggi
terjadi di Wilayah Kerja Bandar Udara Internasional Lombok (BIL) dibandingkan
Wilayah Kerja yang lain seperti : Wilayah Kerja Lembar, Wilayah Kerja Labuhan
Lombok, Wilayah Kerja Pemenang. Frekwensi penahanan MPOPTK pada tahun
pemasukan benih, bibit, buah, sayur segar, hortikultura dari
luar negeri (Malaysia) yang dibawa oleh para TKI tanpa dilengkapi dokumen
persyaratan karantina yang dipersyaratkan. Sosialisasi telah dilakukan di BNP2TKI
gai kesempatan, namun karena
banyaknya TKI yang datang dan pergi dari Nusa Tenggara Barat maka lalulintas
MPOPTK dari luar negeri terus terjadi dengan alasan sebagai oleh-oleh untuk
Laporan Tahunan 2015 Page 38
Sedangkan dari data kegiatan karantina hewan, menunjukkan bahwa
frekwensi kegiatan lalulintas MPHPHK pada tahun 2015 terjadi peningkatan 23,58%
dibanding tahun 2014. Untuk kegiatan penahanan MPHPHK pada tahun 2015
menunjukkan terjadinya peningkatan 0,2 % dibandingkan tahun 2014 dan kegiatan
penolakan MPHPHK pada tahun 2015 menunjukkan angka yang stagnan pada
0,1% dibandingkan tahun 2014 dan kegiatan pemusnahan MPHPHK pada tahun
2015 menunjukkan peningkatan 0,2% dibandingkan tahun 2014.
Kegiatan penahanan MPHPHK pada tahun 2015 mengalami peningkatan
0,2% dibandingkan tahun 2014. Kegiatan penahanan MPHPHK cenderung tinggi
terjadi di Wilayah Kerja Bandar Udara Internasional Lombok (BIL) dibandingkan
Wilayah Kerja yang lain seperti : Wilayah Kerja Lembar, Wilayah Kerja Labuhan
Lombok, Wilayah Kerja Pemenang. Hal ini disebabkan karena banyaknya TKI
bekerja di Luar Negeri (Malaysia) yang mempunyai tingkat pemahaman tentang
perkarantinaan jauh dari harapan kita sehingga perlu terus diupayakan memberikan
pemahaman mengenai perkarantinaan. Mereka cenderung membawa komoditas
hewan seperti burung dari Luar Negeri tanpa disertai dokumen persyaratan
karantina.
Laporan Tahunan 2015 Page 39
BAB VI
CAPAIAN PENGELOLAAN KETATAUSAHAAN
6.1. PENGELOLAAN KEUANGAN
6.1.1 Keuangan
Dalam tahun anggaran 2015 anggaran belanja yang dialokasikan untuk
penyelenggaraan Karantina Pertanian di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
sebesar Rp. 15.357.596.000,- Terdiri dari :
Belanja Pegawai ............................................... Rp. 5.319.149.000,-
Belanja Barang ................................................. Rp. 6.614.422.000,-
Belanja Modal .................................................. Rp. 3.424.025.000,-
Dari dana tersebut telah terealisasi sebesar Rp. 14.984.505.993,- atau
mencapai 97,57 %. Yang terdiri dari :
Belanja Pegawai ..............................................Rp. 5.295.426.628,-
Belanja Barang ................................................ Rp. 6.293.390.365,-
Belanja modal ................................................. Rp. 3.395.689.000,-
Berikut Rincian Anggaran dan realisasi Belanja TA 2015
Dari Anggaran tahun 2015 tersebut masih tersisa sebesar Rp. 373.090.007,-
(tiga ratus tujuh puluh tiga juta Sembilan puluh ribu tujuh rupiah). Yang terdiri dari :
Belanja Pegawai .............................................. Rp. 23.722.372,-
Belanja barang ................................................ Rp. 321.031.635,-
Belanja Modal .................................................. Rp. 28.336.000,-
Uraian Jenis Belanja Anggaran Realisasi %
Belanja Pegawai 5.319.149.000 5.295.426.628 99,55
Belanja Barang 6.614.422.000 . 6.293.390.365 95,15
Belanja Modal 3.424.025.000 3.395.689.000 99,17
Total Belanja Kotor 15.357.596.000 14.984.505.993 97.57
Pengembalian Belanja
Belanja Netto 14.984.505.993
Laporan Tahunan 2015
Capaian persentase realisasi anggaran tahun
% dari realisasi anggaran tahun
Berikut data Perbandingan realisasi anggaran Tahun Anggaran
Tahun Anggaran 2014.
Grafik realisasi anggaran per Jenis Belanja tahun
Laporan Keuangan tahun 2015
6.1.2 Penerimaan Negara Bukan Pajak
Penerimaan Negara Bukan pajak yang diterima tahun
penerimaan fungsional berupa jasa karantina sebesar
ratus dua juta delapan ratus dua puluh enam ribu delapan puluh rupiah) dari target
realisasi sebesar Rp. 311.000.000,
396.921.602 (Tiga ratus Sembilan puluh enam juta Sembilan ratus du
ribu enam ratus dua rupiah)
juta rupiah) atau mencapai 130
0
500000
1000000
1500000
2000000
2500000
3000000
3500000
4000000
4500000
5000000
BelanjaPegawai
An
ggar
an
Uraian Jenis Belanja
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Jumlah
Persentase Capaian
Realisasi
Capaian persentase realisasi anggaran tahun 2015 meningkat sebesar
% dari realisasi anggaran tahun 2014.
Berikut data Perbandingan realisasi anggaran Tahun Anggaran
Grafik realisasi anggaran per Jenis Belanja tahun 2015 dan
2015 Lampiran 12.
Penerimaan Negara Bukan Pajak
Penerimaan Negara Bukan pajak yang diterima tahun
penerimaan fungsional berupa jasa karantina sebesar Rp. 402.826.080,
ratus dua juta delapan ratus dua puluh enam ribu delapan puluh rupiah) dari target
realisasi sebesar Rp. 311.000.000,- atau mencapai 129 % dari target capaian.
(Tiga ratus Sembilan puluh enam juta Sembilan ratus du
ribu enam ratus dua rupiah) dari target sebesar Rp. 306.000.000,-
atau mencapai 130%.
BelanjaPegawai
BelanjaModal
Realisasi TA 2013
Realisasi TA 2012
Realisasi TA 2014 Realisasi TA 201
3.927.736.888 5.295.426.628
4.565.882.537 . 6.293.390.365
2.731.802.680 3.395.689.000
10.250.544.196 14.984.505.993
96,51 % 97.57
Page 40
meningkat sebesar 1.06
Berikut data Perbandingan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2015 dan
dan 2014
Penerimaan Negara Bukan pajak yang diterima tahun 2015 adalah
Rp. 402.826.080,- (empat
ratus dua juta delapan ratus dua puluh enam ribu delapan puluh rupiah) dari target
atau mencapai 129 % dari target capaian. Rp.
(Tiga ratus Sembilan puluh enam juta Sembilan ratus dua puluh satu
(Tiga ratus enam
2015
5.295.426.628
6.293.390.365
3.395.689.000
14.984.505.993
97.57 %
Laporan Tahunan 2015
Bila dibandingkan dengan realisasi PNBP tahun
396.921.602 (Tiga ratus Sembilan puluh enam juta Sembilan ratus
ribu enam ratus dua rupiah)
sebesar 101 %, hal ini terjadi karena terjadi
komoditas pertanian. Rekapitulasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) selama
tahun 2014 dan tahun 2015
DATA REALISASI PNBP TAHUN
No Bulan
1. Januari2. Pebruari3. Maret4. April5. Mei6. Juni7. Juli8. Agustus9. September10. Oktober11. Nopember12. Desember
JUMLAH
Bila dibandingkan dengan realisasi PNBP tahun 2014
(Tiga ratus Sembilan puluh enam juta Sembilan ratus
ribu enam ratus dua rupiah) maka PNBP pada tahun 2015 mengalami
%, hal ini terjadi karena terjadi peningkatan frekuensi lalulintas
. Rekapitulasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) selama
2015 secara rinci dapat dilihat pada lampiran
DATA REALISASI PNBP TAHUN 2014- 2015
20142015
36.250.55224.771.39522.599.79122.463.61731.804.94938.59385223.888.89231.088.15245.729.09040.120.37835.396.51244.214.422396.921.602 402,826,080
Grafik PNBP 2014-2015
PNBP 2014-2015
Tahun 2014 Tahun 2015
Page 41
2014 sebesar Rp.
(Tiga ratus Sembilan puluh enam juta Sembilan ratus dua puluh satu
mengalami kenaikan
frekuensi lalulintas
. Rekapitulasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) selama
lampiran 13.
40,612,36518,862,56732,549,47432,427,66226,272,06928,718,06527,026,01532,761,35049,188,09231,662,58641,306,71141,439,124
402,826,080
Laporan Tahunan 2015 Page 42
6.2 Perlengkapan
6.2.1 Sarana Dan Prasarana
Sarana dan Prasarana yang dimiliki Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram meliputi :
A. Sarana Tidak Bergerak
1. Tanah
a. Tanah di Lembar seluas 10.010 M2 dipergunakan untuk Kantor,
Laboratorium, Gedung Serba Guna, Gudang, Musolla, Kandang, Incenerator
dan Pos Jaga Keamanan. Sertifikat tanah berstatus Hak Milik dengan nomor
7573306 tanggal 29 Oktober 1982, tanah seluas 407 M2 dan 1.000 M2 belum
ada bangunan dan sudah bersertifikat .
b. Tanah di Mataram seluas 530 M2 dipergunakan untuk Kantor Induk Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram sudah bersertifikat, tanah seluas 500
M2 di Selaparang sertifikat berstatus Hak Milik dengan No. : AT.916693
tanggal 17 September 2004 dipergunakan untuk Kantor Wilker Bandara
Selaparang dan tanah rumah dinas seluas 452 M2.
c. Tanah di Lombok Timur seluas 2.934 M2 dipergunakan untuk bangunan Pos
Jaga telah berstatus hak milik dengan sertifikat No. A.1511835 tanggal 4 Mei
1985.
2. Bangunan
Kantor induk Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram 1 unit, 3 unit di
Wilker Labuhan Lombok, Lombok Timur, 4 unit di Wilker Pelabuhan Lembar berikut
Laboratorium, Gedung kantor Balai (baru), Kandang, Incenerator, Gudang, Pos Jaga
dan Screen House, 1 unit di eks Bandara Selaparang, 1 unit Rumah Dinas, 2 unit
gedung baru di Wilker Bandara Internasional Lombok dan 2 unit Rumah Jaga plus
MCK serta 1 unit gedung laboratorium dan tempat parkir.
2. Sarana Bergerak
Untuk menunjang kelancaran tugas pokok dan fungsi Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram ditunjang dengan 7 (tujuh) unit kendaraan roda empat
dan 30 (tiga puluh) unit kendaraan roda dua serta sarana dan prasarana bergerak
lainnya.
Laporan Tahunan 2015 Page 43
Untuk lebih jelasnya daftar inventaris barang-barang milik kekayaan Negara tahun
2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dapat dilihat pada Lampiran 14.
6.3 Sumber Daya Manusia
6.3.1 Keadaan Pegawai
Keadaan pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram sampai dengan
tanggal 31 Desember 2015 seluruhnya berjumlah 122( seratus dua puluh dua )
orang yang terdiri dari 5 orang pejabat struktural, 69 orang pejabat fungsional
khusus, 20 orang tenaga fungsional umum dan dibantu 29 orang tenaga harian
lepas.
Sedangkan ditinjau dari ruang gaji / golongan saat ini terdiri dari 2 orang
golongan IV/b, 3 orang golongan IV/a; 6 orang golongan III/d; 10 orang golongan
III/c; 17 orang golongan III/b; 9 orang golongan III/a; 20 orang golongan II/d; 11
orang golongan II/c; 0 orang golongan II/b dan 14 orang golongan II/a; dan 1 orang
golongan I/c. Data pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram dapat dilihat
pada lampiran 15.
6.3.2 Mutasi Alih Tugas
Dalam tahun anggaran 2015, Pegawai Negeri Sipil Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram yang mutasi alih tugas sebanyak 1 (satu) orang terdiri dari : Mutasi
keluar 1 (satu) orang ke Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang. Data mutasi di
lampiran 16.
6.3.3 Pendidikan dan Pelatihan
Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
khususnya pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram tiap tahunnya selalu
diikutkan dalam pelatihan-pelatihan baik yang dilakukan oleh Badan Karantina
Pertanian atau instansi lain.
Untuk tahun 2015 kegiatan pelatihan yang diadakan secara internal adalah
pelaksanaan inhouse training untuk tenaga laboratorium, kegiatan ini diikuti oleh 20
orang peserta dari laboratorium karantina hewan dan laboratorium karantina
tumbuhan.
Laporan Tahunan 2015 Page 44
6.3.4 Kenaikan Pangkat
Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang mendapat kenaikan
pangkat tahun 2015 sebanyak 10 orang terdiri dari kenaikan pangkat fungsional 2
orang dan kenaikan pangkat struktural 8 orang untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran 17.
6.3.5 Kenaikan Gaji Berkala
Pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram yang mendapatkan
kenaikan gaji berkala tahun 2015 sebanyak 33 orang untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran 18.
6.4. Upaya-Upaya Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Dan Sumber
Daya Manusia
Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaksanaan kegiatan
perkarantinaan dan Kualitas Sumber Daya Manusia di lingkup Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram, telah dilakukan beberapa upaya berikut ini :
a. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001 : 2008
Kondisi dan dinamika lingkungan yang cenderung terus meningkat dengan
sangat cepat dan pesat di bidang ilmu pengetahuan teknologi transportasi dan
komunikasi membawa pengaruh meningkatnya volume dan frekuensi lalu lintas
manusia, barang, jasa, hewan dan produknya baik antar pulau di dalam suatu
negara maupun antar negara yang kemudian pada gilirannya dapat
menyebabkan ancaman terhadap resiko masuk dan menyebarnya hama
penyakit yang melampaui batas negara.
Oleh karena itu penyelenggaraan Karantina Pertanian adalah upaya pencegahan
masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan dan tumbuhan dari luar
negeri, dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari
dalam wilayah Negara Republik Indonesia, perlu meningkatkan perannya sejalan
dengan perkembangan tersebut diatas dan prospek karantina kedepan yang
semakin strategis. Kondisi faktual ini secara sistematis perlu ditindaklanjuti
dengan menetapkan kebijakan yang programnya antara lain adalah peningkatan
kualitas sumber daya manusia karantina, peningkatan sarana dan prasarana,
Laporan Tahunan 2015 Page 45
serta penyelenggaraan pelayanan karantina dengan sistem manajemen mutu
yang berstandar internasional mengacu pada ISO 9001.
Penyelenggaraan pelayanan Karantina dengan sistem manajemen mutu sudah
merupakan tuntutan global yang perlu diterapkan sebagai wujud clean
governance dan good governance service. Upaya penyelenggaraan karantina
melalui clean governance dan good governance service dilaksanakan dimulai
penyiapan sarana prasarana baik hardware maupun software yang memadai dan
diikuti dengan penyiapan sumberdaya manusia yang kompeten memiliki
integritas dan profesional yang handal menjadi fokus dalam kebijakan dan
penerapannya.
Implementasi dari SMM ISO 9001:2008 tersebut diatas diselaraskan dengan
peraturan perundangan Karantina Hewan dan Tumbuhan agar sejalan dengan
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram.
Tahun 2015 Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah mendapatkan
sertifikat akreditasi SMM ISO 9001:2008.
b. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium ISO 17025 : 2008
Sesuai Undang-Undang No. 16 tahun 1992, pelaksanaan tindakan karantina
hewan dan tumbuhan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan
tersebarnya hama penyakit hewan dan organisme pengganggu tumbuhan dari
luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya dari
dalam wilayah Negara Republik Indonesia berdasarkan Peraturan Perundangan
yang berlaku. Tindakan Karantina dilakukan dengan melaksanakan 8 (delapan)
butir kegiatan meliputi Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan,
Penahanan, Penolakan, Pemusnahan dan Pembebasan di tempat-tempat
pemasukan dan pengeluaran.
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram (BKP Kelas I Mataram) merupakan
Unit Pelaksana Teknis yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.14/4/2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, tugas
pokok BKP Kelas I Mataram adalah melaksanakan kegiatan operasional
perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati,
Laporan Tahunan 2015 Page 46
hewani dan nabati. Untuk memenuhi hal tersebut, BKP Kelas I Mataram dituntut
untuk mempunyai laboratorium pengujian yang dapat diandalkan.
Salah satu hal penting dalam meningkatkan mutu pengujian laboratorium adalah
mengatur segala kegiatan yang berlaku dalam suatu laboratorium baik dalam
aspek sistem mutu, administrasi maupun aspek teknis laboratorium. Dalam hal
ini dirasa perlu untuk ditetapkan suatu sistem manajemen laboratorium yang
berisikan persyaratan umum kompetensi laboratorium pengujian yang diatur
dalam Standar Nasional Indonesia ISO/IEC 17025:2008 sesuai dengan lingkup
pengujian. Sertifikat ISO terlampir di lampiran 19
6.5. Pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern
Pelaksanaan SPI lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
dimaksudkan untuk peningkatan kinerja yang efektif, efisien, ekonomis dan tertib;
pengelolaan keuangan Balai Karantina Pertanian yang transparan, dan akuntabel;
mendorong ketaatan peraturan perundangan dan pengamanan aset negara.
Dalam pelaksanaan SPI, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah
membentuk Tim Satlak SPI dan tim tersebut telah merancang dan melaksanakan
program yang direncanakan selama tahun 2015. Adapun program yang telah
dilaksanakan oleh tim Satlak PI Balai Karantina Pertanian Kelas I Matarama antara
lain :
Jawaban dan Tindak Lanjut LHP tahun 2014
Pelaksanaan kegiatan audit internal
Perumusan sistem pengendalian intern kegiatan di Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram.
Kegiatan SPI selama tahun 2015, cukup efektif dalam melakukan
pemantauan kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing penanggungjawab
dan pelaksana kegiatan, yaitu dengan adanya kegiatan audit internal, dapat lebih
awal terdeteksi kekurangan atau ketidaksesuaian antara apa yang seharusnya
dilaksanakan dengan kondisi riel pelaksanaan kegiatan. Sehingga dengan adanya
hasil audit SPI dapat segera diperbaiki dalam waktu yang relatif lebih cepat oleh
penanggungjawab dan pelaksana kegiatan.
Laporan Tahunan 2015 Page 47
6.6. Pembinaan Mental Pegawai
Dalam aspek manajemen sumber daya manusia, kualitas SDM dapat terjadi
peningkatan yang signifikan ketika tersentuh dalam beberapa hal, diantaranya
sebagai berikut : aspek ruhiyah (moral, etika, kedekatan dengan Tuhannya), aspek
jasadiyah (fisik, kesehatan fisik), Aspek sosial ( Lingkungan kerja yang kondusif),
dan aspek ekonomi (kesejahteraan pegawai terpenuhi). Menyadari hal tersebut,
Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram melakukan kegiatan pembinaan mental
dengan berbagai bentuk kegiatan sebagai berikut :
1. Pembinaan Rohani
Kegiatan pembinaan rohani ini dilaksanakan dalam bentuk kajian
keagamaan dengan mengundang narasumber dari tokoh agama dengan
memanfaatkan momentum hari besar agama, pemberian nasehat oleh
pimpinan disetiap apel pagi, jum`at pagi dan upacara bendera disetiap
bulannya, serta renungan-renungan lain yang disampaikan oleh pegawai
yang diminta oleh kepala Balai untuk menyampaikannya. Hal ini dilakukan
agar stamina mental, komitmen kebaikan, dan kekuatan moral pegawai tetap
terjaga, sehingga secara kualitas, SDM BKP Kelas I Mataram tetap terjaga
dan Prima.
2. Pembinaan Fisik
Kegiatan pembinaan fisik di Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
secara rutin dilakukan dalam bentuk olahraga bersama setiap hari jumat
pagi, olahraga bersama ini dapat berupa senam pagi, jalan santai, serta
diselingi juga dengan olahraga lain seperti bulutangkis, voly ball, sepak
takraw. Kegiatan ini juga dilaksanakan dalam bentuk lomba antar wilker
yang memanfaatkan momentum Bulan Bakti Karantina Pertanian, hal ini
dilakukan selain untuk menjaga kesehatan fisik juga untuk menjaga
kekompakan dan persaudaraan diantara sesama pegawai Balai Karantina
Pertanian Kelas I Mataram.
3. Pembinaan Kerjasama team (Team Work) dan kedisiplinan
Kegiatan pembinaan kerjasama team dan kedisiplinan dilaksanakan dalam
bentuk kegiatan outbond training dengan menghadirkan trainer profesional,
pada tahun 2015, Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram telah
melaksanakan 3 ( tiga) kali kegiatan Pembinaan Mental Pegawai antara lain
kegiatan outbond dilaksanakan 2 ( kali ) yaitu : dilaksanakan pada Agustus
Laporan Tahunan 2015 Page 48
dan Oktober yanng menghadirkan team Outbond dari BKSDA yang bertugas
pada wilayah taman Suranadi setempat. Kegiatan Outbond tersebut
dilaksanakan di Lesehan Taufik II Suranadi Kabupaten Lombok Barat –
Nusa Tenggara Barat. sedangkan pada bulan Desember 2015 kegiatan
pembinaan mental pegawai melalui kerjasama team yang menghadirkan
Narasumber dari BKD Prov NTB ( Drs. Samsul Bukhari,M.Kes.Psi ) yang
dilaksanakan di Hotel Lombok Raya – Kota Mataram NTB. kegiatan ini
dihadiri oleh seluruh pegawai kecuali petugas piket, dan kegiatan tersebut
menitik beratkan pada kerjasama team, bertanggungjawab terhadap tugas
yang dibebankan dan kejujuran dalam melaksanakannya ( kegiatan tersebut
dibuatkan dalam bentuk laporan ).
4. Pembinaan Disiplin Pegawai
Pembinaan disiplin pegawai di lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram, dilakukan secara terus menerus baik melalui arahan-arahan
pimpinan dan juga melalui sarana-sarana seperti :
- Penggunaan Finger Print/absensi manual
- Pencatatan buku keluar-masuk pada saat jam kerja
- Kegiatan apel pagi setiap senin dan upacara bendera setiap tanggal 17
setiap bulan serta kegiatan Senam pagi bersama yang dilaksanakan
setiap hari jumat.
6.7. Pemanfaatan Teknologi Informasi (IT)
Laporan Tahunan 2015 Page 49
Salah satu wujud penyelenggaraan negara yang terbuka adalah di
implemetasikannya “keterbukaan informasi publik” melalui penggunaan hak publik
untuk memperoleh informasi yang berdasar dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Hak atas informasi menjadi sangat penting dalam upaya menjadikan proses
keterbukaan penyelenggara Negara untuk terbuka kepada publik sehingga apa yang
dilakukan oleh penyelenggara atas kerja-kerja penyelenggaraan Negara dapat
diterima dan dipertanggungjawabkan kepada publik.
Mulai 1 Mei 2010, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 mengenai
Keterbukaan Informasi Publik akan efektif diberlakukan. Undang-Undang ini berlaku
setelah pemerintah diberikan kesempatan untuk mempersiapkan segala piranti
pelaksanaan selama dua tahun ini.
Organisasi pemerintah yang berbasis kepada Teknologi Informasi menjadi hal
yang sangat penting dalam abad ke dua puluh satu di era milenium ketiga ini.
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data
dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi
yang relevan, akurat dan tepat waktu. Kekuatan suatu organisasi pemerintahan akan
sangat tergantung kepada informasi atau pengetahuan yang dimilikinya, informasi
akan menjadi perekat unsur-unsur yang ada dalam suatu organisasi.
Sejalan dengan itu, peran dan fungsi pemerintah dalam kerangka
mensosialisasikan kebijakan dan informasi yang cepat sangat mutlak diperlukan.
Salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan mendesaign aplikasi Elektronik
Sistem Komunikasi Internal berbasis website. Dengan adanya aplikasi ESKI,
informasi, komunikasi, dan transaksi antara pegawai dapat dilakukan via internet.
Sehingga ada beberapa manfaat yang dihasilkan seperti misalnya, komunikasi
dalam sistem administrasi berlangsung dalam hitungan jam, bukan hari atau minggu.
Artinya, pelayanan pemerintah pada masyarakat menjadi sangat cepat, service dan
informasi dapat disediakan 24 jam sehari, tujuh hari dalam seminggu. Informasi
dapat dicari dari kantor, rumah, bahkan mobile dimanapun tanpa harus hadir secara
langsung. Fungsi ini disebut sebagai fungsi pelayanan pemberian informasi secara
G2C (Government to Citizen). Fungsi lainnya adalah G2B (Government to
Business), dan G2G (Government to Government).
Laporan Tahunan 2015 Page 50
Pada perkembangannya fungsi website diharapkan tidak hanya berfungsi
sebagai sumber informasi yang bersifat pasif, namun diharapkan bisa bersifat
dinamis, sehingga fungsi dan peran website menjadi dua arah dan timbul efek timbal
balik. Seperti telah di jelaskan dalam Instruksi Presiden Nomor 3 tahun 2003 tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government, yang mana
berangkat dari pemikiran tentang pertimbangan pemanfaatan Teknologi Informasi
dalam proses pemerintahan yang diyakini akan meningkatkan efesiensi, efekstifitas,
transparansi serta akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan. Dengan
terwujudnya aplikasi aplikasi Elektronik Sistem Komunikasi Internal berbasis website
yang bersifat dinamis, diharapkan akan diperoleh aliran informasi yang optimal.
Seiring dengan itu dengan adanya kemanfaatan aplikasi aplikasi Elektronik Sistem
Komunikasi Internal berbasis website tersebut akan semakin meningkatkan efesiensi
dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan.
Kementerian Pertanian khususnya Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
sebagai lembaga pemerintah juga memanfaatkan teknologi informasi berbasis
website sebagai sarana menginformasikan kebijakan-kebijakan yang ada di
keluarkan oleh Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram. Oleh karena itu untuk
meningkatkan keterbukaan informasi publik maka perlu adanya pembuatan aplikasi
Sistem Implementasi Manajemen berbasis website Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram.
APLIKASI ELEKTRONIK SISTEM KOMUNIKASI INTERNAL BERBASIS
WEBSITE
1. E-LABORATORIUM (E-LAB)
http://eplaqsystem.karantina.pertanian.go.id/elab.php
Layanan e-Lab diperuntukkan bagi laboratorium rujukan yang ditunjuk untuk
melakukan pengujian PSAT oleh Badan Karantina Pertanian, hasil dari
pemeriksaan lab tersebut wajib dilaporkan secara online kepada Unit Pelaksana
Teknis yang memberi rekomendasi
Laporan Tahunan 2015 Page 51
2. E-Cert Tumbuhan (Electronic System For Plant Quarantine)
https://eplaqsystem.karantina.pertanian.go.id/1/index.php
System ini memberikan kemudahan2 bagi pengguna baik internal Badan
Karantina Pertanian maupun Pengguna Jasa Karantina dimanapun berada.
3. E-QVET (Electronic System For Animal Quarantine)
https://eqvet.karantina.pertanian.go.id/home/
Monitoring data opersional karantina hewan
4. PPK ONLINE KARANTINA TUMBUHAN
https://ppkonline.karantina.pertanian.go.id/
PPK Online Aplikasi ini memudahkan para pengguna jasa untuk mendaftarkan
komoditi karantina Hewan dan tumbuhan yang akan dilalulintaskan untuk
disertifikasi serta dapat berkomunikasi langsung dengan petugas karantina secara
langsung melalui internet. Aplikasi PPK Online dan petunjuknya dapat di unduh
pada website Badan Karantina Pertanian.
5. PRIOR NOTICE (PSAT)
https://notice.karantina.pertanian.go.id/
Laporan Tahunan 2015 Page 52
Layanan Prior Notice diperuntukkan bagi pengguna jasa karantina yang akan
melaksanakan pemasukan Pangan Segar Asal Tumbuhan, Prior Notice wajib diisi
oleh produsen di negara asal komoditas.
6. Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
lpse.ntbprov.go.id/eproc/
Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) merupakan unit kerja
penyelenggara sistem elektronik pengadaan barang/jasa yang di dirikan oleh
Kementerian/Lembaga/Perguruan Tinggi/BUMN dan Pemerintah Daerah untuk
memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan dalam melaksanakan pengadaan
barang/jasa pemerintah secara elektronik. Terhadap ULP/Pejabat Pengadaan
pada Kementerian/Lembaga/Perguruan Tinggi/BUMN dan Pemerintah Daerah
yang tidak membentuk LPSE,dapat melaksanakan pengadaan secara elektronik
dengan menjadi pengguna dari LPSE terdekat
7. SISTEM APLIKASI PELAYANAN KEPEGAWAIAN (SAPK)
sapk.bkn.go.id
Prosedur Penetapan Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil, Kenaikan Pangkat,
Pemberhentian dan Pemberian Pensiun Pegawai Negeri Sipil, dan Perpindahan
Antar Instansi Berbasis Sistem Aplikasi Pelayanan Kepegawaian secara On-Line
(SAPK-OnLine)
Laporan Tahunan 2015 Page 53
8. ELEKTRONIK SISTEM KOMUNIKASI INTERNAL (ESKI)
eski.bkpmataram.org
Komunikasi internal merupakan komunikasi yang terjadi dalam lingkungan kantor
atau organisasi. Sistem komunikasi internal adalah segenap kegiatan komunikasi
yang secara khusus diarahkan pengerjaannya kepada pegawai dalam lingkungan
organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram berbasis website. Beberapa
Elektronik Sistem Komunikasi Internal Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
diantaranya Elektronik Sistem Pengendalian Internal Karantina (ESPIK),
Elekstronik Sistem Komunikasi Internal (ESKI), Laporan Penerima Negara Bukan
Pajak (PNBP), Informasi Keluar Masuk Komoditas Pertanian (IPORT), Elektronik
Short Message Services (ESMS), Elektronik Mata Anggaran Keuangan (EMAK).
a. Elektronik Sistem Pengendalian Internal Karantina (ESPIK)
Laporan Pengeloaan Penerimaan Negara Bukan Pajak dari
setiap wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram Berbasis Website.
b. Elekstronik Sistem Komunikasi Internal (ESKI)
Laporan catatan kinerja harian, bulanan dan tahunan secara
elektronik pegawai Balai Karantina Pertanian Kelas I Mataram
berbasis website
c. Laporan Penerima Negara Bukan Pajak (PNBP)
Pengeloaan Penerimaan Negara Bukan Pajak di setiap
wilayah kerja lingkup Balai Karantina Pertanian Kelas I
Mataram Berbasis Website.
Laporan Tahunan 2015 Page 54
d. Informasi Keluar Masuk Komoditas Pertanian (IPORT)
Laporan Informasi arus komoditas domestik masuk dan
domestik keluar barang di setiap wilayah kerja lingkup Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram Berbasis Website.
e. Elektronik Short Message Services (ESMS)
Laporan layanan pesan singkat terhadap tarif jasa karantina
pertanian dan sebagai salah satu layanan pengaduan serta
informasi kepegawaaian lingkup Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram berbasis website.
f. Elektronik Mata Anggaran Keuangan (EMAK)
Laporan pengelolaan mata anggaran keuangan lingkup Balai
Karantina Pertanian Kelas I Mataram berbasis website.
9. Survei Indeks Kepuasan Masyarakat
http://bkpmataram.org/main/indeks-kepuasan-masyarakat/
Pemerintah dan dunia usaha sangat membutuhkan informasi unit pelayanan
instansi pemerintah secara rutin. Untuk itu Pemerintah berupaya menyajikan
indeks kepuasan masyarakat secara rutin, yang diharapkan mampu memberikan
gambaran mengenai kualitas pelayanan di instansi pemerintah kepada
masyarakat. Indeks tersebut diperoleh berdasarkan pendapat masyarakat, yang
dikumpulkan melalui survei kepuasan masyarakat terhadap unit pelayanan publik.
Survei ini menanyakan pendapat masyarakat, mengenai pelayanan instansi
pemerintah atas penyelenggaraan pelayanan. Pertanyaan sengaja dirancang
Laporan Tahunan 2015 Page 55
sesederhana mungkin, untuk tidak mengambil waktu Bapak/Ibu/Saudara yang
sangat berharga.
Pendapat Bapak/Ibu/Saudara akan sangat membantu keberhasilan survei ini
sebagai dasar penyusunan indeks kepuasan masyarakat dalam upaya
peningkatan mutu pelayanan instansi pemerintah kepada masyarakat.
Jawaban hanya dipergunakan untuk kepentingan survei.
10. E-Sipmen
https://eplaqsystem.karantina.pertanian.go.id/sipmen/
System Penerbitan Surat Ijin Pemasukan (SIPMEN) online yang terintegrasi di
lingkup Kementerian Pertanian.
11. E-FC
https://efc.karantina.pertanian.go.id/
Fumigasi Sertifikat
12. E-Legislasi
http://karantina.pertanian.go.id/hukum/index.php
Laporan Tahunan 2015 Page 56
13. SABMN Online
http://sislap.karantina.pertanian.go.id/bmn/
Sistem monitoring aset barantan
14. Radio Barantan
Laporan Tahunan 2015 Page 57
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Dari rangkaian kegiatanyang dilaksanakan oleh Balai Karantina Pertanian
Kelas I Mataram selama tahun 2015, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Data Operasional Karantina Hewan :
- Domestik Masuk, Frekuensi sebanyak 3.740 kali berupa Hewan dengan
volume 12.219.888 Ekor, Bahan Asal Hewan (BAH) Volume 4.423.903 Kg
dengan frekuensi 2.844 kali, 2.573 lembar dengan frekuensi 793 kali dan
4.133.450 butir dengan frekuensi 1.372 kali, berupa Hasil Bahan Asal Hewan
(HBAH) sebanyak 72.200 Kg dengan frekuensi 238 kali dan Benda lain
sebanyak 5.492.7030 kg dengan frekuensi 85 kali, 141 kemasan dengan
frekuensi 16 kali, 2.604 collie dengan frekuensi sebanyak 116 kali
- Domestik Keluar : sebanyak 1.419 kali berupa Hewan dengan volume
3.226.733 Ekor, Bahan Asal Hewan (BAH), 38.435 kg dengan frekuensi
1.233 kali, 3.400 lbr dengan frekuensi 9 kali, sedangkan Hasil Bahan Asal
Hewan (HBAH) sebanyak 692 kg dengan frekuensi 35 dan Benda lain
sebanyak 3.769.700 kg dengan frekuensi 767 kali, dan 4 Colli dengan
frekuensi 4 kali
- Impor : Nihil.
- Ekspor ; Nihil
2. Data Operasional Karantina Tumbuhan :
- Domestik Masuk, , volume 7.686.537 kg, 800 M3 dan 53.811 batang hasil
tanaman Hidup dan 29.410 kg benih tanaman, dan 78.434 batang bibit
tanaman dengan frekuensi sebanyak 1.612 kali.
- Domestik Keluar : volume 79.926.361 Kg, dan 109.050 batang hasil
tanaman , 81.755 Kg benih tanaman, serta 180.890 batang bibit tanaman
dan benda lain sebanyak 26 kg dengan frekuensi sebanyak 7.291 kali.
- Impor Nihil.
- Ekspor ; dilakukan sebanyak 74 kali dengan volume sebanyak 369.650 Kg
Laporan Tahunan 2015 Page 58
3. Terjadinya peningkatan disiplin PNS dan peningkatan tata kelola perkantoran
dengan diterapkannya SMM ISO 9001 : 2008., serta sertifikasi Laboratorium
SMM ISO 17025
4. Nusa Tenggara Barat khususnya pulau Lombok Masih bebas Rabies
5. Pelaksanaan tindakan penyidikan terhadap pelanggaran peraturan perundang-
undangan karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati
hewani/nabati dapat berjalan secara optimal.
6. Meningkatnya kerjasama antara struktural, fungsional, PPNS maupun dengan
instansi terkait untuk mendukung peningkatan kinerja pelaksanaan operasional
perkarantinaan di lapangan.
7. Terjadinya tindakan Pelanggaran terhadap peraturan karantina selama tahun
2015, disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
a. Ketidaktahuan pemilik tentang peraturan karantina.
b. Adanya unsur kesengajaan.
c. Modus menggunakan alat transportasi berupa perahu nelayan dan berlabuh
di tempat nelayan.
d. Modus oleh-oleh dari TKI yang datang dari Malaysia
7.2. Saran
Adapun saran-saran sebagai bahan masukan bagi perbaikan pada kegiatan
dimasa yang akan datang adalah sebagai berikut :
1. Untuk mencegah masuknya hama penyakit hewan karantina dan optimalisasi
pengawasan terhadap komoditi karantina hewan perlu adanya penambahan dan
peningkatan sumber daya manusia.
2. Perlunya komitmen seluruh pegawai dalam penerapan peraturan
perkarantinaan.
3. Tertibnya sistem pengarsipan dokumen pelaksanaan tindakan karantina serta
sistem/alur pelaporan ke Unit Pelaksana Teknis.
4. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait di pelabuhan/bandara.
5. Meningkatkan kegiatan sosialisasi dan penyebarluasan informasi tentang
peraturan karantina kepada masyarakat dan stakeholder.
6. Melakukan kerjasama dengan instansi terkait di pelabuhan/bandara.
Laporan Tahunan 2015 Page 59
7. Meningkatkan dan memperketat pengawasan MPHPHK/MPOTK melalui
pengawasan terpadu dan patroli.
8. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM mengenai peraturan perkarantinaan
dan penegakan hukum.