Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN TAHUNAN
2018
INSPEKTORAT II BADAN POM JL PERCETAKAAN NEGARA NO 23 JAKARTA PUSAT
1
13
18
37
DAFTAR ISI
B A B I P E N D A H U L U A N
Latar Belakang 1 / Tugas Pokok dan Fungsi 2 / Struktur
Organisasi 3 / Pernyataan Visi , Misi dan Tujuan 4 /
Budaya Organisasi 7 / Komitmen Inspektorat II Badan
POM 10 / Dasar Hukum 10 / Kegiatan Pengawasan 11
B A B I I S U M B E R D A Y A P E N G A W A S A N
Sumber Daya Manusia 13 / Sarana 15 / Anggaran 15
B A B I I I H A S I L K E G I A T A N I N S P E K T O R A T I I
Kegiatan Utama 18 / Meningkatnya Pengawasan Intern
yang Efektif dan Efisien 18 / Meningkatkan Tindak Lanjut
Hasil Pengawasan 24 / Implementasi Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah 26 / Implementasi Bidang Penguatan
Pengawasan 29 / Implementasi Reformasi Birokrasi 31 /
Kegiatan Penunjang 33 / Implementasi QMS 33 /
Pengelolaan Human Capital Management (HCM) 35 /
Dukungan Manajemen Terhadap Pengawasan Intern 36
B A B I V K E S I M P U L A N D A N S A R A N Kesimpulan dan Saran 40
1
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Sebagai bagian dari Badan POM,
Inspektorat sepenuhnya
memberikan dukungan bagi Badan
POM dalam menjalankan peran
strategisnya, melalui implementasi
core business Inspektorat dengan
melaksanakan peran pengawasan
intern yang optimal.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai dukungan pemerintah dalam upaya perlindungan dan peningkatan kualitas
hidup masyarakat Indonesia dan mendukung daya saing nasional maka dilakukan
penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat dan Makanan untuk
meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan melalui Peraturan Presiden
Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan
Pengawas Obat dan Makanan. Salah
satu perubahan yang ada pada
Peraturan tersebut adalah
transformasi fungsi pengawasan
internal serta perubahan organisasi
dan tata kerja Inspektorat menjadi
Inspektorat Utama.
Untuk melaksanakan ketentuan Pasal
53 Peraturan Presiden Nomor 80
Tahun 2017 tentang Badan Pengawas
Obat dan Makanan dan berdasarkan
surat persetujuan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
B/598/M.KT.01/2017 tanggal 20 November 2017 maka ditetapkan Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan. Dengan adanya peraturan tersebut maka
dibentuk Inspektorat I dan Inspektorat II dengan perbedaan pada cakupan wilayah
pengawasan.
Selanjutnya dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan tentang
keuangan dan sistem anggaran berbasis kinerja yang selalu diperbaharui secara
dinamis melalui adanya Peraturan Pemerintah mengharuskan Instansi Pemerintah,
termasuk Badan POM, menyusun Rencana Strategis (Renstra) dan Laporan Kinerja
pada akhir tahun, serta menyusun Laporan Tahunan sebagai dasar dan bahan
pertimbangan dalam menyusun perencanaan kegiatan tahun anggaran berikutnya.
Laporan Tahunan 2018 Inspektorat II Badan POM adalah sarana komunikasi dan
informasi bentuk pertanggungjawaban administratif yang dibuat setahun sekali di akhir
tahun anggaran. Laporan tahunan tahun 2018 ini mencerminkan alur kegiatan yang
dilaksanakan oleh Inspektorat II dalam mengawal tugas dan fungsi Badan POM.
Dalam proses pelaksanaan tugas yang diemban, Inspektorat II terbuka terhadap
masukan dan saran dari seluruh anggota organisasi maupun pihak terkait untuk
kesempurnaan kinerja.
2
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
B. Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Presiden nomor 80 tahun 2017 tentang Badan Pengawas
Obat dan Makanan, sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden nomor 80 tahun 2017
diterbitkanlah Peraturan Badan POM nomor 26 tahun 2017 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan POM, dalam pasal 361 s/d 377 dijelaskan tentang Organisasi dan
Tata Kerja Inspektorat Utama Badan POM, mengatur perubahan Inspektorat yang
secara struktural menjadi Inspektorat Utama. Sesuai peraturan tersebut, Inspektorat
Utama terdiri dari 2 (dua) unit kerja Eselon II yaitu Inspektorat I dan Inspektorat II.
Sesuai Peraturan Badan POM nomor 26 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Badan POM; tugas Inspektorat II Badan POM adalah melaksanakan
penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan pengawasan intern serta penyusunan
laporan hasil pengawasan di lingkup Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional,
Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan,
Deputi Bidang Penindakan, Inspektorat I, dan Unit Pelaksana Teknis BPOM di wilayah
Provinsi Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta,
Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Maluku,
Maluku Utara, Papua, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera
Barat, dan Sumatera Utara.
Sedangkan fungsi Inspektorat II Badan POM adalah sebagai berikut:
a) Penyusunan kebijakan teknis dan pelaksanaan pengawasan intern di lingkup
Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan
Kosmetik, Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan, Deputi Bidang
Penindakan, Inspektorat I, dan Unit Pelaksana Teknis BPOM di wilayah Provinsi
Bali, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Maluku, Maluku
Utara, Papua, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera
Barat, dan Sumatera Utara;
b) Penyusunan rencana program pengawasan intern di lingkup Deputi Bidang
Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik, Deputi
Bidang Pengawasan Pangan Olahan, Deputi Bidang Penindakan, Inspektorat I,
dan Unit Pelaksana Teknis BPOM di wilayah Provinsi Bali, Bangka Belitung,
Banten, Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Maluku, Maluku Utara, Papua,
Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, dan
Sumatera Utara;
c) Pengawasan intern terhadap keuangan dan kinerja melalui audit, reviu, evaluasi,
pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya di lingkup Deputi Bidang
Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik, Deputi
Bidang Pengawasan Pangan Olahan, Deputi Bidang Penindakan, Inspektorat I,
3
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
dan Unit Pelaksana Teknis BPOM di wilayah Provinsi Bali, Bangka Belitung,
Banten, Bengkulu, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Tengah, Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Maluku, Maluku Utara, Papua,
Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, dan
Sumatera Utara;
d) Pelaporan hasil pengawasan; dan
e) Pelaksanaan urusan tata usaha Inspektorat II.
C. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Badan POM nomor 26 tahun 2017 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Badan POM, Inspektorat II Badan POM secara struktural berada di bawah
dan bertanggungjawab kepada Inspektorat Utama Badan POM dan dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari dibina oleh Inspektur Utama Badan POM.
Bagan 1. Struktur Organisasi Inspektorat Utama Badan POM
Untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut dan berdasarkan
Peraturan Badan POM nomor 26 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan POM, Struktur organisasi Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
terdiri dari Inspektur, Sub Bagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional.
SDM Inspektorat II Badan POM terdiri dari 20 orang pegawai dan 4 orang Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dengan uraian sebagai berikut:
4
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Dengan memperhitungkan beban kerja yang sangat meningkat, dirasa penting untuk
melakukan penambahan SDM khususnya auditor.
D. Pernyataan Visi, Misi Dan Tujuan Inspektorat II Badan POM
Renstra Inspektorat II Badan POM 2018–2019 disusun dalam koridor Renstra Badan
POM 2015–2019 untuk memenuhi tugas pokok dan fungsi Badan POM. Dengan
memperhatikan Renstra Badan POM, Inspektorat II Badan POM menyusun Rencana
Strategis yang diawali dengan penyusunan visi dan misi Inspektorat II Badan POM.
Dengan ditetapkannya visi dan misi Inspektorat II Badan POM dalam koridor tersebut,
maka pemenuhan tugas pokok dan fungsi Inspektorat II Badan POM dapat dilakukan
secara lebih terarah dan terkendali serta senantiasa secara dinamis
mengakomodasikan dan mengantisipasi perubahan internal dan eksternal yang
terjadi. Tahap akhir dari proses adalah diformulasikannya program dan kegiatan yang
sepenuhnya mendukung pencapaian
Visi dan Misi Inspektorat II Badan
POM.
Pernyataan Visi
Dalam menjalankan tugas dan
fungsinya, Inspektorat mempunyai
komitmen bersama mulai dari unsur
pimpinan sampai unsur pelaksana
untuk mendukung terwujudnya visi
Badan POM yaitu Obat dan
Makanan aman meningkatkan
Bagan 2. Struktur Organisasi Inspektorat II Badan POM
Visi Inspektorat II Badan POM adalah
rumusan umum mengenai keadaan yang
ingin dicapai oleh Inspektorat II Badan
POM pada akhir periode perencanaan. Visi
memberikan gambaran konsistensi
kinerja selama 5 (lima) tahun mendatang
serta gambaran menyeluruh mengenai
peranan dan fungsi Inspektorat II Badan
POM.
5
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
• Meningkatkan sistem pengawasan Obat dan Makananberbasis risiko untuk melindungi masyarakat1
• Mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikanjaminan keamanan Obat dan Makanan serta memperkuatkemitraan dengan pemangku kepentingan
2
• Meningkatkan kapasitas kelembagaan Badan Pengawas Obatdan Makanan3
kesehatan masyarakat dan daya saing bangsa. Dukungan tersebut
diimplementasikan melalui pelaksanaan pengawasan fungsional yang mampu
mendorong peningkatan kinerja Badan POM yang transparan dan akuntabel,
sehingga ditetapkanlah visi Inspektorat sebagai berikut:
Pernyataan Misi
Sebagai bentuk nyata dari visi
tersebut, maka ditetapkanlah misi
yang menggambarkan hal yang
seharusnya terlaksana, sehingga
hal yang masih terlihat abstrak
pada visi tampak lebih nyata pada
misi tersebut. Inspektorat II
menetapkan misi sebagai berikut:
Inspektorat II sebagai APIP yang memiliki fungsi pengawasan dalam manajemen
Badan POM memberikan jaminan penyelenggaraan pemerintahan yang memenuhi
prinsip-prinsip good governance dan terhindar dari tuntutan hukum administrasi,
perdata dan pidana sehingga tercapai tata kelola pemerintahan yang baik pada setiap
jenjang dan struktur organisasi di lingkungan Badan POM, serta mendorong
penguatan akuntabilitas kinerja Badan POM. Dengan demikian diharapkan semua unit
kerja di lingkungan Badan POM akan tumbuh budaya untuk transparansi,
berpartisipasi, dan berakuntabilitas.
Misi Inspektorat II Badan POM adalah
rumusan umum mengenai upaya-upaya
yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi Inspektorat II Badan POM.
Misi adalah suatu yang harus dilaksanakan
oleh Inspektorat dan tidak menyimpang
dari visi yang ditetapkan agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dan berhasil
dengan baik.
6
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Inspektorat II secara sadar patuh pada suatu standar dan etika profesi dan meyakini
bahwa keberadaannya lebih kepada upaya penciptaan proses tata kelola
pemerintahan yang baik dan bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dan
penerapan sistem pengendalian manajemen, guna mendukung pencapaian visi dan
misi Badan POM.
Pernyataan Tujuan Strategis
Dalam rangka mencapai visi dan misi Inspektorat II Badan POM, maka visi dan misi
tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang lebih terarah dan operasional
berupa perumusan tujuan strategis (strategic goals) organisasi. Tujuan merupakan
implementasi dari pernyataan misi organisasi yang ingin dicapai pada periode Renstra
dalam kurun waktu satu sampai dengan lima tahun. Tujuan yang ditetapkan
Inspektorat II Badan POM adalah sebagai berikut:
Bagan 3. Tujuan dan Indikator Tujuan
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Inspektorat II melaksanakan tugas dan
fungsinya sebagai aparat pengawas internal secara optimal sehingga terselenggara
pengawasan internal yang efektif dan efisien. Inspektorat II memiliki peranan penting
dalam upaya penciptaan proses tata kelola pemerintahan yang baik dan bebas dari
Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) melalui pengawalan terhadap implementasi
Reformasi Birokrasi dan penerapan sistem pengendalian manajemen, guna
mendukung pencapaian visi dan misi Badan POM.
7
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Pernyataan Sasaran Strategis
Sasaran Inspektorat II merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan
secara lebih spesifik dan terukur, yang menggambarkan sesuatu yang akan dihasilkan
dalam kurun waktu 2 (dua) tahun dan dialokasikan dalam 2 (dua) periode secara
tahunan melalui kegiatan yang akan dijabarkan lebih lanjut dalam suatu Rencana
Kinerja (Performance Plan). Penetapan sasaran strategis ini diperlukan untuk
memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan alokasi sumber daya organisasi
dalam kegiatan atau operasional organisasi tiap-tiap tahun dalam kurun waktu 2 (dua)
tahun.
Sasaran yang ditetapkan sepenuhnya mendukung pencapaian tujuan strategis yang
terkait. Dengan demikian, apabila sasaran yang ditetapkan telah dicapai diharapkan
bahwa tujuan juga telah dapat dicapai.
Rincian sasaran sebagai berikut:
Tabel 5. Sasaran Strategis
1. Meningkatnya capaian RB
BPOM program penguatan sistem
pengawasan sesuai Roadmap RB
BPOM 2015-2019 di lingkup
wilayah Inspektorat II
5. Tata kelola, Manajemen Risiko dan
Pengendalian Intern BPOM yang
andal di lingkup wilayah Inspektorat II
2. Meningkatnya peran Inspektorat II
sebagai Trusted Advisor
6. Terjaminnya laporan keuangan
BPOM yang sesuai SAP di lingkup
wilayah Inspektorat II
3. Meningkatnya birokrasi BPOM yang
berkualitas, bersih dan bebas dari
KKN
7. Terwujudnya RB Inspektorat II sesuai
Roadmap RB BPOM 2015 - 2019
4. Terlaksananya rencana aksi RB
BPOM program penguatan sistem
pengawasan di lingkup wilayah
Inspektorat II
8. Meningkatnya kapabilitas
pengawasan intern
Inspektorat II dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya senantiasa
berusaha merumuskan paradigma baru pengawasan yang berupa perubahan
sikap auditan yang tidak menginginkan pengawasan internal menjadi diperlukan,
menjadi solusi atas keluhan dan hambatan pencapaian kinerja serta berusaha
menjadi agent of change bagi organisasi Badan POM.
E. Budaya Organisasi
Budaya kerja Inspektorat II mengadopsi budaya kerja Badan POM yang merupakan
nilai-nilai luhur yang diyakini dan harus dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota
organisasi dalam melaksanakan tugas.
8
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh kembang dalam organisasi menjadi semangat
bagi seluruh anggota organisasi dalam berkarsa dan berkarya.
Bagan 4. Budaya Kerja
PROFESIONAL, menegakkan profesionalisme dengan integritas, objektivitas,
ketekunan dan komitmen yang tinggi.
INTEGRITAS, konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
KREDIBILITAS, dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas, nasional dan
internasional.
KERJASAMA TIM, mengutamakan keterbukaan, saling percaya dan komunikasi
yang baik.
INOVATIF, mampu melakukan pembaruan dan inovasi-inovasi sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi terkini.
RESPONSIF/CEPAT TANGGAP, antisipatif dan responsif dalam mengatasi
masalah.
Di samping budaya kerja, Inspektorat II Badan POM sebagai unit yang melaksanakan
fungsi pengawasan internal memiliki slogan yang diharapkan dapat diinternalisasikan
dalam mengemban pelaksanaan penugasan.
PROFESIONAL
INTEGRITAS
KREDIBILITAS
KERJASAMA
TIM
INOVATIF
RESPONSIF/
CEPAT
TANGGAP
BUDAYA
KERJA
INSPEKTORAT
II
9
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Slogan Inspektorat II: PASTI
Bagan 5. Slogan Inspektorat “PASTI”
1. Profesional, auditor harus:
- Menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due
professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan.
- Mampu mengambil keputusan sesuai dengan pertimbangan profesionalisme
audit (professional judgement).
2. Aktif, auditor harus berperan aktif dalam pencapaian kinerja.
3. Setia, auditor harus setia terhadap bukti audit dan kebenaran.
- Menunjukkan kesetiaan dalam segala hal yang berkaitan dengan profesi dan
organisasi dalam melaksanakan tugas.
- Mengumpulkan bukti yang cukup, kompeten, dan relevan.
- Menguji bukti audit yang dikumpulkan untuk memperoleh kebenaran.
- Pengambilan keputusan berdasarkan atas bukti audit yang rekocuma (relevan,
kompeten, cukup dan material).
4. Talenta, auditor harus memiliki pengetahuan (knowledge), keahlian (expert),
pengalaman dan keterampilan (skill) yang diperlukan untuk melaksanakan tugas.
Talenta/kompetensi dibangun dengan upaya sistemik melalui peningkatan
kapasitas sumber daya manusia dengan pola karir dan kompetensi yang tepat dan
sesuai dengan tuntutan penugasan.
5. Independen, auditor memperhatikan aspek:
- Tidak memihak, independen dalam kenyataan dan dalam penampilan
- Secara hati-hati menggunakan dan menjaga segala informasi yang diperoleh
dalam audit.
10
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
- Tidak akan menggunakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan
pribadi/golongan di luar kepentingan negara atau dengan cara yang
bertentangan dengan peraturan perundangan.
F. Komitmen Inspektorat II Badan POM
Inspektorat II Badan POM berkomitmen untuk terus-menerus meningkatkan serta
memelihara standar audit untuk:
Menjadi unit kerja yang mampu mengawal akuntabilitas kinerja.
Memberikan solusi atas permasalahan.
Menjadi inisiator perubahan.
G. Dasar Hukum
Dasar hukum dari kegiatan Inspektorat II adalah peraturan-peraturan sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil;
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2015;
7. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
9. Peraturan Badan POM nomor 26 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan POM
10. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
HK.04.1.6.09.15.4338 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor HK.04.1.23.07.11.6690 Tahun 2011
tentang Pedoman Evaluasi Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Badan Pengawas
Obat dan Makanan.
11. Keputusan Dewan Pengurus Nasional Asosiasi Auditor Intern Pemerintah
Indonesia (DPN AAIPI) Nomor KEP-005/AAIPI/DPN/2014 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kode Etik Auditor Intern Pemerintah Indonesia, Standar Audit
Intern Pemerintah Indonesia, dan Pedoman Telaah Sejawat Auditor Intern
Pemerintah Indonesia;
11
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Inspektorat II melalui implementasi core
business dengan peran pengawasan
berusaha untuk membantu manajemen
Badan POM dalam meningkatkan internal
kontrol, mendeteksi risiko pencapaian
tujuan dan berupaya untuk meningkatkan
tata kelola Badan POM yang baik dan
bersih.
H. Kegiatan Pengawasan
Sebagai bagian integral Badan POM, Inspektorat II sepenuhnya mendukung Badan
POM dalam menjalankan tugas dan fungsinya mewujudkan obat dan makanan yang
aman guna meningkatkan kesehatan masyarakat dan daya saing bangsa melalui
fungsi pengawasan intern.
Inspektorat II memanifestasikan fungsi pengawasan internal tersebut selaras dengan
paradigma pengawasan intern yang baru. Inspektorat II memperluas peran
pengawasan yang telah diembannya melalui 2 (dua) kegiatan besar yaitu fungsi
assurance (penjaminan mutu) dan fungsi consulting (konsultasi)
1) Memberikan fungsi assurance (penjaminan mutu).
Pola-pola pengawasan konvensional seperti audit operasional, audit investigatif
dan audit kinerja tidak ditinggalkan, melainkan memperluasnya dengan kegiatan
penjaminan mutu seperti reviu, evaluasi, pemantauan; dan
2) Fungsi consulting (konsultasi)
kepada manajemen.
APIP dapat memberikan masukan
kepada pembuat kebijakan
mengenai upaya preventif yang
perlu dipertimbangkan agar
pembuat kebijakan tidak terkait
dalam kasus pelanggaran hukum.
Kedua fungsi ini pada gilirannya akan
menurunkan penyimpangan dan
sekaligus meningkatkan akuntabilitas
organisasi.
12
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
2 (dua) fungsi tersebut akan dirinci dalam kegiatan-kegiatan yang tergambarkan
dalam bagan-bagan berikut ini:
Pengawasan Internal
Assurance
Audit Evaluasi ReviuPenjaminan
Quality
Implemen-tasi SPIP dan WBK
Pengawasan
lainnya
Consulting
Bimtek/ asistensi
Workshop
Pengembangan Kapasitas
Diklat
•Audit Operasional.
•Klarifikasi/audit dengan tujuan tertentu/audit investigasi.
•Penelusuran pengaduan masyarakat yangberkadar pengawasan
Audit
•Evaluasi sistem akuntabilitas instansipemerintah (SAKIP).
Evaluasi
•Reviu Laporan Keuangan BPOM
•Reviu RKAKL BPOMReviu
•Diseminasi hasil audit internal QMS BadanPOM.
•Audit surveilance QMS ISO 9001:2015
•Audit internal QMS ISO 9001:2015
•Tinjauan Manajemen unit kerja Inspektorat
Penjaminan Mutu
•Pemantauan/ evaluasi SPIP/ RB diLingkungan Badan POM.
•Koordinasi Implementasi SPIP
•Promosi program anti korupsi
•Sosialisasi program anti korupsi BPOM(gratifikasi, benturan kepentingan, danwhistleblowing, dan saber pungli)
• Intervensi pemenuhan indikator WBK danWBBM
•Rapat penyusunan aksi pencegahan danpemberantasan korupsi
Implementasi SPIP dan Program pencegahan dan pemberantasan
korupsi
•Survei kepuasan masyarakat terkaitpelayanan publik.
•FGD Badan POM bersama stakeholder
•Pembahasan hasil tindak lanjut dengan unitutama
•Pemantauan/evaluasi tindak lanjut hasilpengawasan
•Rapat evaluasi dan penyelesaian tuntutanganti rugi
•Pembahasan peraturan/keputusan/petunjukpelaksanaan di bidang pengawasan intern
•Pendampingan dalam rangka KajianPerizinan dan Pengawasan Obat JKN diBadan POM oleh KPK
Pengawasan lainnya
Sosialisasi dan bimtek atas pelaksanaan anggaran dan
kegiatan
Bimtek tindak lanjut hasil pengawasan
Sosialisasi/Bimtek PMPRB
FGD penilaian lembar kerja evaluasi RB &
konsensus
Pembinaan satuan kerja
PMPRB
Penguatan peran tim konsultasi pengadaan
barang/jasa
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program
reformasi birokrasi BPOM
Probity audit
Pembinaan, koordinasi dan konsultasi pengawasan
Workshop auditor internal QMS Badan POM
peningkatan kompetensi SDM penunjang
Pendidikan dan pelatihan internal dan eksternal
pengawasan
Benchmarking
Pelatihan di kantor sendiri
Pembinaan administrasi kepegawaian
Rekruitmen SDM pengawasan
13
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
BAB II
SUMBER DAYA PENGAWASAN
A. SUMBER DAYA MANUSIA
Untuk mendukung tugas-tugas Inspektorat II sesuai dengan peran dan fungsinya,
diperlukan SDM yang memiliki keahlian dan kompetensi yang baik. SDM Inspektorat II
Badan POM per Desember tahun 2018 terdiri dari 24 orang pegawai, sebagaimana
terlihat pada bagan di bawah ini:
JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR
AUDITOR MADYA Ir. Noviana Susanti Agus Sulisno,S.Si.,Apt
AUDITOR MUDA Moh. Nur Herman Syah, S.Farm., Apt Farizka Dhian Widyartanti, S.H. Mahardhika Hestiningtyas, S.Farm., Apt
AUDITOR PERTAMA Wikan Yogi Pratomo,S.E. Fadhila Nurfida Hanif, S. Farm, Apt Brigitta Melati I. O., S. Farm, Apt Elida Sari Silalahi, SE Istiqomah, S.Si Dedi Gunawan, S.TP
PNS CALON AUDITOR Ardianto Nugroho, S.Farm, Apt
CPNS CALON AUDITOR Indra Ramadhani, S.E. Yahya Rikaro Utomo S.A.P Ardhian Triwiratno, S.E. Achmad Bagus Yustiawan, S.E. Fernando Nainggolan, S.E.
PFM Madya Atiek Supardiati Eka S S.Si, Apt, MKM
Ka.Sub Bagian TU
Mochammad Fachrul Rizal,S.H.
INSPEKTUR II
Dra. Zulaimah, Apt., M.Si
Bagan 6. Struktur Organisasi Inspektorat II Badan POM
Pramubakti Suci Rachmayani, S.Kom Ina Karlina, S.E. Dodo Saputra, S.Kom Abimanyu Sidhikoro
14
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Sumber Daya Manusia (SDM) tahun 2018 berdasarkan jabatan, golongan dan
pendidikan adalah sebagai berikut:
1. SDM Inspektorat II Berdasarkan Jabatan
JABATAN JUMLAH
Eselon II 1 Orang
Eselon IV 1 Orang
Jabatan Fungsional Auditor
Auditor Madya 2 Orang
Auditor Muda 3 Orang
Auditor Pertama 6 Orang
Jabatan Fungsional Umum
7 Orang
Jumlah 20 Orang
2. SDM Inspektorat II Berdasarkan Golongan
GOLONGAN JUMLAH
Golongan III 16 Orang Golongan IV 4 Orang
Jumlah 20 Orang
3. SDM Inspektorat II Berdasarkan Pendidikan
PENDIDIKAN JUMLAH
Magister 2 Orang Profesi Apoteker 6 Orang Ekonomi Hukum Kimia Komputer Administrasi Publik
6 Orang 2 Orang 1 Orang 1 Orang 1 Orang
Teknologi Pangan
1 Orang
Jumlah 20 Orang
4. Perkembangan Kualifikasi Tenaga Pengawas
Selama tahun 2018 Inspektorat II mendapatkan 5 (lima) orang CPNS untuk
Jabatan Fungsional Auditor (JFA) jenjang auditor pertama melalui proses
rekrutmen eksternal, sehingga jumlah fungsional auditor sampai dengan tanggal
31 Desember 2018 sejumlah 17 orang auditor. Selain itu, Inspektorat II juga
mendapatkan 1 (satu) orang Pengawas Farmasi Makanan (PFM) Madya.
No
KUALIFIKASI 2018
1 Auditor Madya 2
2 PFM Madya 1
3 Auditor Muda 3
4 Auditor Pertama 6
5 Belum diangkat JFA 1
6 CPNS 5
Jumlah 18
Tabel 1. Tenaga Pengawas Inspektorat II
15
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
B. SARANA
Inspektorat II Badan POM menempati ruangan yang berlokasi di gedung I lantai 2
yang terdiri dari 4 ruang yaitu Ruang Inspektur, Ruang Sub Bagian Tata Usaha dan
Ruang Auditor Madya, Ruang Auditor, serta Ruang Rapat. Sarana untuk mendukung
kegiatan di Inspektorat II sebagian besar merupakan sarana yang dikelola Inspektorat
Utama, terdiri dari peralatan pengolah data, meubelair, perangkat dan sistem
teknologi informasi yang mendukung pelaksanaan aktivitas assurance, consulting dan
administrasi, serta kelengkapan lainnya. Sarana kerja pada Inspektorat II dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 2. Sarana Kerja Inspektorat II Tahun 2018
C. ANGGARAN
Pada tahun 2018 Inspektorat II Badan POM melaksanakan kegiatan yang dibiayai
DIPA tahun 2018 senilai Rp 5.753.768.718,00 (Lima milyar tujuh ratus lima puluh tiga
juta tujuh ratus enam puluh delapan ribu tujuh ratus delapan belas rupiah). Rincian
anggaran dan realisasi sebelum maupun setelah pemotongan anggaran dapat dilihat
pada tabel 3.
Nama Kegiatan
Biaya
Pagu Realisasi Persentase Realisasi
4115 Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur II
4115.001 Pengawasan Intern Pada Mitra Inspektorat II
051 Pelaksanaan pengawasan internal 1,067,585,000 1,054,700,402 96.58%
A Audit 788,375,000 785,715,248 99.66%
B Reviu 59,960,000 54,729,100 91.28%
C Evaluasi Lapkin Inspektorat II 108,050,000 103,715,900 95.99%
D Bimbingan Teknis Inspektorat II 111,200,000 110,540,154 99.41%
052 Pelaksanaan tindak lanjut hasil pengawasan
318,525,000 291,946,497 90.27%
A Pemantauan dan monitoring evaluasi 136,170,000 126,371,937 92.80%
B Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor Bidang Pengawasan dan Antar K/L
10,220,000 8,890,660 86.99%
C Diseminasi Analisis Tren Temuan Audit 172,135,000 156,683,900 91.02%
054 Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
1,265,897,000 1,165,755,253 93.21%
NO NAMA BARANG 2018
1 Alat Pengolah Data 35 unit
2 Meubelair 2 unit
3 Kendaraan Bermotor Roda 2 4 unit
4 Aplikasi 2 unit
16
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nama Kegiatan
Biaya
Pagu Realisasi Persentase Realisasi
A Implementasi dan Benchmarking IACM 121,830,000 110,436,500 90.65%
B Penilaian Risiko dan Pemantauan SPIP 64,600,000 64,534,500 99.90%
C Diseminasi Hasil Evaluasi Implementasi SPIP, Manrisk, dan Program Anti Korupsi
65,280,000 62,145,000 95.20%
E
Pertemuan Nasional Peningkatan Kompetensi dan Fungsi Three Lines of Defance dalam Implementasi Manajemen Risiko yang Terintegritas dengan ISO 9001:2015
589,492,000 582,613,400 98.83%
F
Pertemuan Nasional Penguatan Pelaksanaan RB dan Budaya Anti Korupsi Untuk Mewujudkan Aparatur yang Berkinerja dan Berintegritas
424,695,000 346,025,853 81.48%
055 Implementasi Bidang Penguatan Pengawasan
1,098,255,000 941,682,390 87.79%
A Rapat Evaluasi Pelaksanaan Pelaporan LHKPN, Gratifikasi dan Benturan Kepentingan
134,635,000 124,891,780 92.76%
C Intervensi Pemenuhan Indikator WBK dan WBBM
123,000,000 122,194,750 99.35%
D Rapat Finalisasi Usulan WBK/WBBM BPOM
40,870,000 32,896,910 80.49%
E Kajian/Pedoman/Peraturan Inspektorat II 14,860,000 12,427,000 83.63%
F Rapat Evaluasi dan Perencanaan Strategis Ittama
784,890,000 649,271,950 82.72%
056 Implementasi Reformasi Birokrasi 193,570,000 178,301,368 91.69%
A Rapat Evaluasi Implementasi RB dan Program Anti Korupsi
64,380,000 62,780,800 97.52%
B Monitoring dan Evaluasi (MONEV) Pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi BPOM
78,400,000 71,951,268 91.77%
C Evaluasi Pelaksanaan RB Oleh KemenPAN RB
50,790,000 43,569,300 85.78%
057 Implementasi Quality Management System
134,805,000 132,311,515 98.03%
A Diseminasi Pra Audit Internal ISO 9001:2015
76,065,000 75,287,499 98.98%
B Audit Internal/Surveilan QMS/RTM Inspektorat II ISO 9001:2015
58,740,000 57,024,016 97.08%
058 Pengelolaan Human Capital Management (HCM)
940,380,000 901,022,474 96.02%
A Pelatihan Sertifikasi Auditor 32,950,000 30,960,000 93.96%
B Pelatihan/Workshop/Meeting Auditor 143,910,000 119,612,041 83.12%
C Workshop Internal Auditor(SNIA) 21,136,000 21,135,000 100.00%
D Pelatihan Workshop Pegawai TU 100,400,000 87,501,633 87.15%
E Pelatihan Kantor Sendiri 7,200,000 7,200,000 100.00%
F Penyusunan Majalah Infowas 225,000 225,000 100.00%
17
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nama Kegiatan
Biaya
Pagu Realisasi Persentase Realisasi
G Diklat Investigasi/ Intelijen 206,340,000 206,339,500 100.00%
H Rapat Evaluasi Ittama dan Workshop Peningkatan Kompetensi Three Line of Defance di Belitung
198,539,000 198,489,300 99.97%
I Inhouse CRMO 229,680,000 229,560,000 99.95%
059 Dukungan manajemen terhadap pengawasan intern - Subbag II
265,430,000 247,072,319 79.49%
A Administrasi Kegiatan 249,310,000 238,452,719 95.65%
B Administrasi Keuangan 3,000,000 3,000,000 100.00%
C Penyusunan Laporan Akuntabilitas, Laporan Tahunan, Laporan Pengawasan (Inspektorat II)
13,120,000 5,619,600 42.83%
4116.951 Layanan Internal (Overhead)
007 Peralatan dan Mesin 845,440,000 840,976,500 98.33%
A Pengadaan Alat Pengolah Data 475,678,000 473,815,500 99.61%
B Pengadaan Meubelair 29,439,000 28,000,000 95.11%
C Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda 2 80,000,000 79,781,000 99.73%
D Pengadaan Aplikasi 226,380,000 226,380,000 100.00%
E Pengadaan Meubelair 33,943,000 33,000,000 97.22%
TOTAL 6,129,887,000 5,753,768,718 93.86%
Tabel 3. Rincian Anggaran dan Realisasi Inspektorat II Tahun 2018
18
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
BAB III
HASIL KEGIATAN INSPEKTORAT II
Pengawasan intern yang dilaksanakan APIP sebagai assurance yaitu dengan
memberikan penilaian/pendapat objektif terkait suatu entitas, operasi, fungsi, proses,
sistem, atau subjek lainnya. Dalam standar audit APIP, kegiatan assurance terbagi
dalam kegiatan audit, reviu, pemantauan, dan evaluasi. Pada tahun 2018 kegiatan
peningkatan pengawasan sebagai assurance menyerap anggaran sebesar
Rp1.054.700.402,00 atau 98,79% dari alokasi anggaran sebesar Rp1.067.585.000,00,
dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
1. Audit Operasional dan/atau Keuangan
Audit Operasional dan/atau Keuangan merupakan kegiatan pengawasan yang dalam
pelaksanaannya mencakup sebagian besar sumber daya yang dimiliki Inspektorat.
Audit ini mencakup pemeriksaan pertanggungjawaban keuangan, kesesuaian
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa terhadap peraturan perundang-undangan
dan pelaksanaan kegiatan pengawasan obat dan makanan.
Meningkatkan Pengawasan Intern yang Efektif dan Efisien
KEGIATAN UTAMA
Tugas pokok dan fungsi APIP berupa pengawasan intern yang meliputi audit,
reviu, diagnostic assessment dan evaluasi implementasi pengendalian intern
melalui manajemen risiko sehingga diharapkan dapat memberikan keyakinan
(assurance) yang memadai atas kegiatan yang dilaksanakan oleh auditan
sehingga pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai peraturan perundang-undangan.
Untuk menyelaraskan kegiatan assurance, APIP juga memberikan consulting
berupa bimbingan teknis atau konsultasi atas pelaksanaan anggaran maupun
kegiatan pengadaan barang/jasa.
Sebagai salah satu bentuk pengawasan, pada tahun 2018 Inspektorat II Badan POM
melaksanakan Audit Kinerja pada Unit Kerja Pusat dan Balai Besar/Balai POM. Audit
kinerja tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kinerja
organisasi.
A. KEGIATAN PENGAWASAN
PENGAWASAN
19
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Dalam implementasi audit, Inspektorat juga
telah melakukan perubahan pola audit
sehingga tidak hanya bersifat post audit,
namun juga dilaksanakan terhadap
kegiatan yang sedang berjalan (ongoing
audit) sehingga potensi penyimpangan
dapat dideteksi dan perbaikan dapat
dilaksanakan sedini mungkin.
Audit Operasional dan/atau Keuangan bertujuan menilai kinerja
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang didanai DIPA Badan
POM, serta memberikan rekomendasi untuk membantu manajemen atau
pimpinan unit kerja dalam
meningkatkan kinerjanya.
Saran/rekomendasi temuan Audit
Operasional dan/atau Keuangan
tersebut antara lain dapat berupa
perbaikan maupun yang bersifat
penyempurnaan sistem
pengendalian intern agar
pengendalian kegiatan menjadi
lebih efektif dan efisien sehingga
temuan kejadian penyimpangan
atau ketidaktaatan tidak
berulang. Selain itu,
saran/rekomendasi juga dapat ditujukan untuk mengurangi dampak kerugian
akibat adanya penyimpangan atau ketidaktaatan dalam pelaksanaan anggaran,
melalui penyetoran ke kas negara.
Pada tahun 2018 audit Operasional dan/atau Keuangan direncanakan
dilaksanakan pada 17 Balai/Balai Besar POM dan seluruhnya telah terealisasi.
No. Objek Audit Keterangan
1 BBPOM di Semarang Terlaksana
2 BPOM di Sofifi Terlaksana
3 BBPOM di Medan Terlaksana
4 BBPOM di Padang Terlaksana
5 BBPOM di Denpasar Terlaksana
6 BPOM di Serang Terlaksana
7 BBPOM di Pontianak Terlaksana
8 BPOM di Pangkalpinang Terlaksana
9 BPOM di Ambon Terlaksana
10 BBPOM di Jayapura Terlaksana
11 BBPOM di Manado Terlaksana
12 BPOM di Batam Terlaksana
13 BPOM di Kendari Terlaksana
14 BPOM di Bengkulu Terlaksana
15 BBPOM di Banjarmasin Terlaksana
16 BPOM di Mamuju Terlaksana
17 BBPOM di Yogyakarta Terlaksana
Tabel 4. Pelaksanaan Audit Operasional dan/atau Keuangan Tahun 2018
20
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Pada tahun 2018 Inspektorat II Badan POM juga melaksanakan join audit
pengadaan barang dan jasa dengan BPKP perwakilan di Mamuju dalam rangka
menilai pelaksanaan Pembangunan Gedung Balai POM di Mamuju.
2. Audit Kinerja
Pada tahun 2018 disamping telah dilaksanakan audit operasional/audit keuangan
juga dilaksanakan audit kinerja. Audit kinerja bertujuan untuk menilai aspek ekonomi,
efisienai dan efektivitas serta ketaatan pada peraturan yang mencakup pelaksanaan
tugas dan fungsi Badan Pengawas Obat dan Makanan. Audit kinerja juga
dilaksanakan untuk menilai keberhasilan program yang dilaksanakan.
Pelaksanaan audit kinerja pada tahun 2018 dilaksanakan pada Satuan kerja pusat
yang kemudian dilakukan sampling ke Balai Besar/Balai POM untuk menilai kinerja
Kedeputian terkait.
A. Audit kinerja pada Deputi Bidang Penindakan
Audit dilaksanakan untuk menilai pelaksanaan kinerja pada masing-masing
Direktorat yaitu Direktorat Penyidikan Obat dan Makanan, Direktorat Intelijen
Obat dan Makanan dan Direktorat Pengamanan dikaitkan dengan pelaksanaan
pada Balai Besar/Balai POM. Audit dilaksanakan dengan sampel audit 8 Balai
Besar/Balai POM, yaitu:
1. Balai Besar POM di Semarang
2. Balai Besar POM di Medan
3. Balai Besar POM di Banjarmasin
4. Balai Besar POM di Pontianak
5. Balai Besar POM di Jayapura
6. Balai POM di Sofifi
7. Balai POM di Serang
8. Balai POM di Kendari
B. Audit kinerja pada Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan
Audit dilaksanakan pada Direktorat Pengawasan Pangan Olahan Risiko Tinggi
dan Teknologi Baru, Direktorat Pengawasan Pangan Olahan Risiko Rendah dan
Sedang dan Direktorat Pemberdayaan Masyarakat dan Pelaku Usaha. Untuk
menilai efektifitas, efisiensi dan keberhasilan program, audit dilaksanakan pula
pada 6 Balai Besar/ Balai POM sebagai sampel audit, yaitu:
1. Balai Besar POM di Manado
2. Balai Besar POM di Denpasar
3. Balai Besar POM di Padang
4. Balai POM di Ambon
5. Balai POM di Batam
6. Balai POM di Mamuju
21
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Reviu Laporan Keuangan ditujukan untuk
memberikan keyakinan terbatas mengenai
akurasi, keandalan, dan keabsahan
informasi serta kesesuaian pengukuran,
pengklasifikasian, dan pelaporan transaksi
dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.
C. Audit kinerja pada Direktorat Standardisasi Obat Tradisional, Suplemen
Kesehatan, dan Kosmetik.
Audit dilaksanakan dalam rangka menilai capaian kinerja pada Direktorat
Standardisasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik TA 2018.
3. Klarifikasi/Audit dengan Tujuan Tertentu/Audit Investigasi
Pelaksanaan Klarifikasi/Audit dengan Tujuan Tertentu/Audit Investigasi bersifat
tentatif bergantung kepada disposisi unsur pimpinan Badan POM maupun
penugasan yang dipandang perlu oleh Inspektur Utama Badan POM, yaitu apabila
terdapat indikasi kuat adanya unsur-unsur ketidaktaatan terhadap peraturan, disiplin
pegawai, dan penanganan pengaduan.
Kegiatan Klarifikasi/Audit dengan Tujuan Tertentu/Audit Investigasi pada tahun 2018
dilaksanakan sebanyak 8 kali pada 4 Balai Besar/Balai POM dan 4 unit eselon II
pusat dengan rincian sebagai berikut:
1. Balai Besar POM di Jayapura;
2. Balai Besar POM di Banjarmasin;
3. Balai POM di Bengkulu;
4. Balai POM di Batam;
5. Biro Umum/ULP;
6. Direktorat Registrasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetik; dan
7. Direktorat Pengawasan Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan.
Kegiatan Audit yang terdiri atas audit operasional dan/atau keuangan, audit kinerja
serta audit dengan tujuan tertentu menyerap anggaran sebesar Rp785.715.248,00
(99.66%) dari alokasi anggaran yang direncanakan sebesar Rp788.375.000,00
dengan realisasi kegiatan 106,25%.
4. Reviu
A. Reviu Laporan Keuangan
Badan POM
Kewajiban Reviu Laporan
Keuangan oleh APIP
dinyatakan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun
2006 tentang Laporan
Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah dan PMK Nomor
255/PMK.09/2015 tentang
Standar Reviu atas Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.
Ruang lingkup reviu adalah penelahaan atas Laporan Realisasi Anggaran (LRA),
Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan
22
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Melalui kegiatan Reviu RKAKL diharapkan
akan menekan inefisiensi belanja
(pemborosan) sebagai akibat adanya
mark-up harga, program yang tidak efektif,
dan ketidakkonsistenan dengan program
pembangunan nasional yang selama ini
terjadi.
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) serta proses pelaporan keuangan. Hasil
dari kegiatan ini berupa pernyataan telah direviu oleh Inspektur atas Laporan
Keuangan Badan POM.
Kegiatan Reviu Laporan Keuangan tahun 2018 dilaksanakan oleh tim reviu
laporan keuangan Badan POM yang terdiri dari auditor Inspektorat dan petugas
dari unit terkait lainnya yang berkompeten dan dilaksanakan sebanyak 3 (tiga)
kali, yaitu pada bulan Januari 2018 untuk finalisasi Reviu Laporan Keuangan
tahun 2017, bulan Juli 2018 untuk Reviu Laporan Keuangan Badan POM
Semester I tahun 2018 dan bulan Oktober 2018 untuk Reviu Laporan Keuangan
Triwulan III tahun 2018.
Selain pelaksanaan reviu Laporan Keuangan, dilaksanakan pula asistensi
terhadap penyusunan laporan keuangan pada Balai Besar/Balai POM, yaitu
Balai POM di Batam.
B. Reviu Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-K/L) Badan POM
Sebagai unit yang bertugas melakukan pengawasan, Aparat Pengawasan
Internal (APIP) dituntut untuk memahami prosedur penyusunan dan penelaahan
RKA-K/L, sehingga dapat memaksimalkan perannya dalam mengawal pada
tahap perencanaan dan penganggaran. Peran ini semakin diperkuat dengan
adanya Surat Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
kepada Menteri Keuangan NomorB/2362/M.PAN-RB/2012 tanggal 23 Agustus
2012 perihal Kebijakan Menteri Keuangan tentang Reviu RKA-K/L oleh APIP K/L
dan Surat Edaran Men PAN-RB Nomor 7 tahun 2013 tentang Peningkatan
Pengawasan dalam rangka Penghematan Penggunaan Belanja Barang dan
Belanja Pegawai di lingkungan Aparatur Negara, antara lain menyatakan bahwa
pimpinan instansi memberi tugas APIP K/L untuk melakukan peningkatan
pengawasan dalam rangka penyusunan rencana kerja anggaran K/L, sehingga
mendorong meningkatnya perencanaan anggaran yang patuh pada kaidah-
kaidah penganggaran serta
terbitnya sebuah Peraturan
Menteri Keuangan Nomor
142/PMK.02/2018 tentang
Petunjuk Penyusunan dan
Penelaahan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementrian/Lembaga
dan Pengesahan DIPA.
Berdasarkan penugasan
tersebut, Inspektorat Badan
POM telah melaksanakan
kegiatan Reviu RKA-KL
sebanyak 3 kali, yakni pada bulan Mei 2018 untuk Reviu RKA/KL dalam rangka
Organisasi dan Tata Kerja Badan POM baru, bulan Agustus 2018 Reviu
23
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Evaluasi SAKIP bertujuan untuk
memperoleh informasi tentang
implementasi Sistem AKIP, menilai
akuntabilitas kinerja, dan memberikan
saran perbaikan untuk peningkatan kinerja
dan penguatan akuntabilitas pada Unit
Kerja Eselon I , Unit Eselon II dan Unit
Mandiri Badan POM.
RKA/KL pagu anggaran dan bulan Oktober 2018 Reviu RKA/KL alokasi
anggaran.
Realisasi kegiatan Reviu yang terdiri dari Reviu Laporan Keuangan dan Reviu
Rencana Kerja dan Anggaran Badan POM sebesar 100% serta menyerap
anggaran Rp54.729.100,00 (91,28%) dari alokasi anggaran yang direncanakan
sebesar Rp59.960.000,00.
5. Evaluasi SAKIP
Pelaksanaan evaluasi SAKIP
berpedoman pada Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi
nomor 12 tahun 2015 tentang
Pedoman Evaluasi atas
Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah serta Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Evaluasi atas
Implementasi SAKIP di
Lingkungan Badan POM.
Kegiatan evaluasi SAKIP telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2018. Evaluasi
SAKIP dilakukan dengan mengevaluasi dokumen perencanaan, pelaksanaan dan
Laporan kinerja. Evaluasi SAKIP Unit Kerja Pusat dilakukan melalui kegiatan desk
evaluasi SAKIP, sedangkan evaluasi SAKIP Balai besar/Balai POM dilakukan
dengan mengevaluasi dokumen yang disampaikan. Selain itu dilaksanakan Evaluasi
SAKIP pada Balai Besar/Balai POM sebanyak 4 (empat kali) antara lain pada Balai
Besar POM di Banjarmasin, Balai Besar POM di Manado, Balai POM di Bengkulu
dan Balai POM di Sofifi. Realisasi kegiatan Evaluasi LAKIP menyerap anggaran
sebesar Rp103.715.900,00 (95,99%) dari alokasi anggaran yang direncanakan
sebesar Rp108.050.000,00.
6. Pembinaan Satuan Kerja melalui Supervisi dan Bimbingan Teknis
Pembinaan Satuan Kerja yang dilaksanakan melalui bimbingan teknis merupakan
upaya untuk meminimalisir penyimpangan pelaksanaan kegiatan serta melakukan
pendampingan pada Balai Besar/Balai POM di daerah. Pada tahun 2018 Pembinaan
Satuan Kerja dilaksanakan pada 10 Balai/Balai Besar POM, antara lain sebagai
berikut:
1. Balai Besar POM di Bandung;
2. Balai Besar POM di Banjarmasin;
3. Balai Besar POM di Manado;
4. Balai Besar POM di Denpasar;
5. Balai Besar POM di Pekanbaru;
6. Balai Besar POM di Samarinda;
24
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
7. Balai Besar POM di Semarang;
8. Balai Besar POM di Yogyakarta;
9. Balai POM di Bengkulu; dan
10. Balai POM di Ambon
Pembinaan tersebut dilaksanakan dalam rangka Bimtek pembanguan ZI menuju
WBK/WBBM, Bimtek persiapan evaluasi WBK/WBBM, Intervensi pemenuhan
indikator WBK/WBBM dan Bimtek pelaksanaan kegiatan dan anggaran pada Balai
Besar/Balai POM. Kegiatan ini menyerap anggaran sebesar Rp110.540.154,00
(99,41%) dari alokasi anggaran yang telah direncanakan sebesar
Rp111.200.000,00.
Kegiatan ini berupa kegiatan pemantauan dan evaluasi yang bertujuan untuk
memastikan kegiatan lintas sektor Bidang Pengawasan dan antar K/L terkait, baik
Kementerian PAN dan RB, BPKP, maupun BPK telah dilaksanakan dengan baik, serta
melakukan percepatan penyelesaian tindak lanjut atas laporan hasil pemeriksaan
eksternal dan internal.
1. Pemantauan dan Monitoring Evaluasi Tindak Lanjut atas Laporan Hasil Pemeriksaaan Eksternal dan Internal
Salah satu peran Inspektorat yaitu membantu manajemen mendeteksi risiko
kegagalan pencapaian kinerja, menyampaikan rekomendasi untuk meningkatkan
internal kontrol dan membantu manajemen untuk mencapai tata kelola
pemerintahan yang baik dan bersih. Setiap pemeriksaan yang dilaksanakan oleh
BPK, BPKP dan Inspektorat Badan POM pada akhirnya sebagai wujud peran
pengawasan yang dilaksanakan auditor atas pelaksanaan program dan kegiatan
Badan POM.
Monitoring tindak lanjut hasil pengawasan dilaksanakan berusaha untuk
membantu manajemen dalam mempercepat dan meningkatkan efektifitas
penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan. Tahapan pelaksanaan terdiri dari
rapat persiapan dan perjalanan dinas dilaksanakan sebagai pelaksanaan verifikasi
faktual atas data yang disajikan sebagai tindak lanjut hasil pemeriksaan. Pada
tahun 2018 monitoring tindak lanjut hasil temuan dilaksanakan pada Balai
Besar/Balai POM yaitu Balai POM di Batam, Balai POM di Pangkalpinang dan
Balai POM di Kendari.
Meningkatkan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
25
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Kegiatan monitoring tindak lanjut hasil pengawasan dari total anggaran yang
dialokasikan sebesar Rp136.170.000,00 terealisasi sebesar Rp126.371.937,00
(92.80%).
2. Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor Bidang Pengawasan
Kerjasama lintas program dan lintas sektor bidang pengawasan dilaksanakan
dengan melakukan koordinasi dengan Kementerian PAN dan RB , KPK serta
BPKP selaku pembina APIP. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan
kesepahaman tentang pelaksanaan sejumlah program/kegiatan yang menjadi
tanggung jawab Inspektorat II Badan POM. Kerjasama dengan Kementerian PAN
dan RB yaitu evaluasi Reformasi Birokrasi Badan POM, sedangkan kerjasama
dengan KPK yaitu implementasi program anti korupsi, gratifikasi serta
pemantauan pelaporan LHKPN pegawai Badan POM.
Disamping itu, kerjasama dengan BPKP meliputi evaluasi penerapan JFA pada
Inspektorat, peningkatan kapasitas kelembagaan model Internal Audit Capability
Model (IA-CM). Peningkatan kapabilitas merupakan upaya terstruktur untuk
memperkuat, meningkatkan, mengembangkan kelembagaan, tata laksana/proses
bisnis/manajemen dan sumber daya manusia APIP agar dapat melaksanakan
peran dan fungsi APIP yang efektif. Berdasarkan hasil evaluasi BPKP tahun 2018
perihal kapabilitas Inspektorat Badan POM, Inspektorat Badan POM telah berada
pada level 3.
Total anggaran kegiatan Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektor Bidang
Pengawasan dan Antar K/L yaitu Rp10.220.000,00 dan terealisasi sebesar
Rp8.890.660 (86,99%).
3. Diseminasi Analisis Tren Temuan Audit
Pelaksanaan pengawasan oleh Inspektorat
II tidak lepas dari peran serta unit kerja
terkait di Badan POM. Untuk menunjang
pengawasan dalam rangka memperbaiki
kinerja dan meningkatkan akuntabilitas,
diperlukan upaya perbaikan dalam berbagai
hal, salah satunya yaitu persamaan
persepsi dengan unit kerja terkait.
Pada tahun 2018 Inspektorat II melaksanakan diseminasi analisis tren temuan di
Bogor dengan dihadiri oleh Unit Layanan Pengadaan (ULP), P3OMN, Biro
Perencanaan dan Keuangan, dan Biro Umum. Dalam pertemuan ini disampaikan
kendala-kendala pelaksanaan kegiatan yang pada umumnya dilaksanakan pada
Balai Besar/Balai POM dan belum sesuai dengan ketentuan Perundang-
26
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
undangan. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat dilakukan perbaikan melalui
pembinaan dan pemberian informasi yang cukup pada Balai Besar/Balai POM
sebagai pelaksana kegiatan.
Foto Diseminasi Analisis Tren Temuan Audit
Kegiatan Diseminasi analisis tren temuan menyerap anggaran sebesar
Rp156.683.900,00 (91,02) dari total anggaran Rp172.135.000,00.
1. Implementasi dan Benchmarking IACM
Sebagai Auditor Internal, Inspektorat harus selalu meningkatkan kapabilitasnya,
peningkatan kapasitas kelembagaan atau yang biasa disebut Internal Audit
Capability Model (IA-CM). Peningkatan kapabilitas merupakan upaya untuk
memperkuat, meningkatkan, mengembangkan kelembagaan, tata laksana/proses
bisnis/manajemen dan sumber daya manusia APIP agar dapat melaksanakan
peran dan fungsi APIP yang efektif.
Pada tahun 2018 Inspektorat Badan POM melaksanakan benchmark IACM ke
Inspektorat Daerah Gunung Kidul, Inspektorat Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan BPKP perwakilan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan
ini menyerap anggaran sebesar Rp110.436.500,00 (90,65%) dari total anggaran
Rp121.830.000,00.
2. Penilaian Risiko dan Pemantauan SPIP
Dalam rangka penerapan manajemen risiko di lingkungan Badan POM Sesuai
dengan modul identifikasi risiko, analisis risiko, dan monitoring risiko sesuai dengan
modul yang telah disusun dan diberlakukannya Keputusan Kepala Badan POM
Nomor HK.04.01.1.23.08.17.3896 Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Manajemen Risiko di Lingkungan Badan POM, maka Inspektorat
II melakukan penyusunan daftar risiko, identifikasi risiko, analisis risiko dan
Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
27
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
monitoring risiko. Selain itu Inspektorat II juga mengkoordinir penyusunan daftar
risiko, identifikasi risiko, analisis risiko dan monitoring risiko pada seluruh unit kerja
sebagai salah satu wujud penerapan manajemen risiko.
Pada tahun 2018 implementasi SPIP Badan POM meliputi pembangunan
infrastruktur dan internalisasi SPIP yang dalam pelaksanaan kegiatannya
dijalankan bersamaan dengan kegiatan implementasi Quality Management
System dan Reformasi Birokrasi. Kegiatan monitoring implementasi SPIP
dimaksudkan untuk memastikan bahwa kegiatan implementasi SPIP telah
dilaksanakan dan efektif dalam mencapai tujuan-tujuan penerapan SPIP.
Total anggaran kegiatan penilaian risiko dan pemantauan SPIP yaitu
Rp64.600.000,00 dengan realisasi sebesar Rp64.534.500,00 (99,90%)
3. Diseminasi Hasil Evaluasi Implementasi SPIP, Manrisk dan Program Anti
Korupsi
Untuk mengetahui sejauh mana implementasi SPIP, manajemen risiko dan
program anti korupsi maka dilakukan evaluasi terhadap ketiga elemen tersebut.
Melalui evaluasi ini diharapkan dapat diidentifikasi kekurangan dan rencana
perbaikannya. Evaluasi ini dilakukan melalui rapat pembahasan internal.
Realisasi kegiatan evaluasi implementasi SPIP, manajemen risiko dan program
anti korupsi di Lingkungan Badan POM sebesar Rp62.145.000,00 atau sebesar
95.20% dari alokasi anggaran yang direncanakan sebesar Rp65.280.000,00.
4. Pertemuan Nasional Peningkatan Kompetensi dan Fungsi Three Lines of
Defence
Sesuai dengan Keputusan Kepala Badan
POM Nomor HK.04.01.1.23.08.17.3896
Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Manajemen Risiko di
Lingkungan Badan POM, pada bulan
November 2018 dilaksanakan pertemuan
nasional peningkatan kompetensi dan
fungsi three lines of defence di Belitung
yang diselenggarakan Inspektorat Utama
dan diikuti oleh seluruh unit kerja Badan POM. Pada kegiatan ini dilakukan
peningkatan pemahaman tentang manajemen risiko oleh narasumber dan
dilaksanakan desk manajemen risiko yang dilakukan auditor Inspektorat Utama.
Berdasarkan hasil desk masih banyak penyusunan identifikasi risiko,analisis risiko
dan monitoring risiko dari unit kerja yang kurang komperehensif dan dilakukan
perbaikan.
28
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Kegiatan Pertemuan Nasional Peningkatan Kompetensi dan Fungsi Three Lines of
Defence pada Inspektorat II menyerap anggaran sebesar Rp582.613.400,00(98,83)
dari total anggaran Rp 589.492.000,00.
Foto Pertemuan Nasional Peningkatan Kompetensi dan Fungsi Three Lines of Defence
5. Pertemuan Nasional Penguatan Pelaksanaan RB dan Budaya Anti Korupsi
Pada tahun 2018 telah dilaksanakan
Pertemuan Nasional Penguatan
Pelaksanaan RB dan Budaya Anti
Korupsi dengan peserta seluruh unit
kerja di lingkungan Badan POM.
Kegiatan ini bertujuan untuk penguatan
dan peningkatan pemahaman tentang
pelaksanaan RB dan budaya anti
korupsi di Lingkungan Badan POM
dengan menghadirkan narasumber dari KPK, Kementerian PAN dan RB, POLRI
dan BPKP.
Kegiatan Pertemuan Nasional Penguatan Pelaksanaan RB dan Budaya Anti
Korupsi menyerap anggaran sebesar Rp346.025.853,00 atau sebesar 81,48% dari
alokasi anggaran yang direncanakan sebesar Rp424.695.000,00.
Foto Pertemuan Nasional Penguatan Pelaksanaan RB dan Budaya Anti Korupsi
29
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Kegiatan Implementasi Bidang Penguatan Pengawasan meliputi Pelaporan LHKPN,
Gratifikasi, Benturan Kepentingan, Penetapan WBK/WBBM, dan Penyusunan
Kajian/Pedoman dan Peraturan terkait Inspektorat II. Kegiatan implementasi bidang
peguatan pengawasan menyerap anggaran Rp941.682.390,00 atau sebesar 85,74%
dari alokasi anggaran sebesar Rp1.098.255.000,00.
1. Rapat Evaluasi Pelaksanaan Pelaporan LHKPN, Gratifikasi dan Benturan
Kepentingan
Keberhasilan pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia tergantung
pada pencapaian pelaksanaan aksi-aksi yang dikembangkan berdasarkan enam
strategi, yaitu pencegahan, penegakan hukum, harmonisasi peraturan perundang-
undangan, budaya anti korupsi, serta mekanisme pelaporan pelaksanaan
pemberantasan korupsi. Pelaksanaan sosialisasi program anti korupsi yang
dilaksanakan Inspektorat II yaitu berupa Sosialisasi tentang pelaporan LHKPN
dan pengendalian serta pelaporan gratifikasi.
Salah satu bentuk penguatan pengawasan yang dilakukan oleh APIP yaitu
pemantauan LHKPN di lingkungan Badan POM. Kegiatan ini bertujuan untuk
memonitor pelaporan LHKPN yang dilaksanakan oleh wajib lapor. Selain itu juga
dilaksanakan pemantauan pelaporan gratifikasi serta benturan kepentingan. Hal
ini dimaksudkan untuk menjamin bahwa seluruh entitas Badan POM bersih dari
tindakan maupun potensi terjadinya korupsi dan penyalahgunaan wewenang.
Pada tahun 2018, realisasi anggaran kegiatan rapat evaluasi pelaksanaan
pelaporan LHKPN, Gratifikasi dan Benturan Kepentingan sebesar Rp124.891.780
(92,76%). Dari total anggaran Rp134.635.000,00.
2. Intervensi Pemenuhan Indikator WBK dan WBBM
Sebagai upaya untuk menerapkan budaya anti korupsi dan meningkatkan
pelayanan publik di Badan POM, dilakukan penetapan Wilayah Bebas Korupsi
(WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Untuk mengawal
penetapan tersebut Inspektorat melaksanakan intervensi pemenuhan indikator
WBK dan WBBM pada tahun 2018 pada beberapa Balai Besar/Balai POM, yaitu:
1. Balai Besar POM di Bandung;
2. Balai Besar POM di Denpasar;
3. Balai Besar POM di Pekanbaru;
4. Balai Besar POM di Samarinda;
Implementasi Bidang Penguatan Pengawasan
30
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
5. Balai Besar POM di Semarang;
6. Balai Besar POM di Yogyakarta; dan
7. Balai POM di Bengkulu.
Realisasi kegiatan ini menyerap anggaran sebesar Rp122.194.750,00 (99,35%)
dari alokasi anggaran yang direncanakan sebesar Rp123.000.000,00.
3. Rapat Finalisasi Usulan WBK/WBBM BPOM
Rapat finalisasi usulan WBK/WBBM dilaksanakan untuk menetapkan Unit Kerja
yang akan diusulkan sebagai WBK/WBBM. Unit kerja yang diusulkan harus
memenuhi indikator yang dipersyaratkan dan dapat memenuhi data dukung.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui rapat internal dan RDK dengan melibatkan unit
kerja terkait.
Kegiatan rapat finalisasi usulan WBK/WBBM menyerap anggaran sebesar
Rp32.896.910,00 atau 80,49 % dari alokasi anggaran sebesar Rp40.870.000,00
4. Kajian/Pedoman/Peraturan Inspektorat II
Pembahasan pedoman dan petunjuk pelaksanaan di bidang pengawasan intern
bertujuan untuk mereviu sejumlah pedoman dan petunjuk di bidang pengawasan
intern dan menyusun peraturan di bidang pengawasan intern. Kegiatan ini
menyerap anggaran sebesar Rp12.427.000,00 atau sebesar 83,63% dari alokasi
anggaran sebesar Rp14.860.000,00.
5. Rapat Evaluasi dan Perencanaan Strategis Ittama
Rapat Evaluasi dan Perencanaan Strategis
Inspektorat Utama dilaksanakan untuk
evaluasi kinerja dan kegiatan Inspektorat
Utama pada tahun 2018 serta membahas
perencanaan strategis tahun 2019.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh pegawai
Inspektorat pada bulan Desember 2018.
Pada kegiatan ini dibahas capaian kinerja
Ittama serta kendala/hambatan pada saat
pelaksanaan kegiatan. Berdasarkan hasil
evaluasi diharapkan pelaksanaan kegiatan
Inspektorat Utama pada tahun 2019 lebih
baik dengan meminimalisir kendala/hambatan yang ada.
Realisasi kegiatan ini menyerap anggaran sebesar Rp649.271.950,00 atau sebesar
82,72% dari alokasi anggaran sebesar Rp784.890.000,00
31
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Foto Rapat Evaluasi dan Perencanaan Strategis Ittama
Inspektorat memiliki peran dalam mendukung reformasi birokrasi Badan POM melalui
monitoring dan evaluasi (monev) pelaksanaan program reformasi birokrasi BPOM dan
pendampingan evaluasi pelaksanaan RB oleh KemenPAN dan RB.
1. Rapat Evaluasi Implementasi RB dan Program Anti Korupsi
Salah satu peran Inspektorat dalam mendukung reformasi birokrasi yaitu dengan
melaksanakan pendampingan dalam hal ini rapat evaluasi implementasi reformasi
birokrasi. Rapat evaluasi ini diikuti oleh assessor tim RB dari masing-masing area
perubahan. Rapat evaluasi dilaksanakan dalam rangka persiapan PMPRB
dengam tujuan untuk memberikan panduan dalam melakukan langkah teknis dan
melakukan penilaian objektif atas pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan
Badan POM.
Kegiatan ini menyerap anggaran sebesar Rp62.780.800,00 atau sebesar 97,52%
dari alokasi anggaran yang direncanakan sebesar Rp64.380.000,00.
2. Monitoring dan Evaluasi (Monev) Pelaksanaan Program Reformasi Birokrasi
BPOM
Monev pelaksanaan reformasi birokrasi dilaksanakan dengan membandingkan
kesesuaian antara tools dari Kementerian PAN dan RB dengan implementasi di
Badan POM pada PMPRB. Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
(PMPRB) merupakan alat untuk menilai mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi.
PMPRB akan semakin baik jika lembaga dapat menunjukkan proses menuju
target reformasi birokrasi dan juga mengidentifikasi kekurangan yang ada.
PMPRB merupakan tahapan monitoring dan evaluasi dalam satu siklus
Implementasi Reformasi Birokrasi
32
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
pelaksanaan Reformasi Birokrasi di sebuah K/L. Diharapkan dengan pelaksanaan
PMPRB Badan POM dapat mengidentifikasi kekurangan yang ada dalam
pelaksanaan RB dan kemudian dapat membuat langkah korektif dan antisipasif
sebagai perbaikan di masa mendatang.
Kegiatan Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program reformasi birokrasi
menyerap anggaran sebesar 71.951.268,00 atau sebesar 91,77% dari alokasi
anggaran sebesar Rp78.400.000,00.
3. Evaluasi Pelaksanaan RB oleh KemenPAN RB
Evaluasi pelaksanaan reformasi
birokrasi dilakukan untuk menilai
kemajuan pelaksanaan reformasi
birokrasi secara keseluruhan termasuk
tindak lanjut hasil monitoring yang
dilakukan pada saat pelaksanaan
kegiatan.
Sebelum dilaksanakan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi telah
dilaksanakan konsensus yang melibatkan para Asesor RB dari Unit Kerja Eselon
II Badan POM. Pencapaian konsensus dalam penilaian PMPRB diperoleh antara
Tim Pelaksana RB dan Tim Asesor RB. Kesepakatan tersebut akan diusulkan
kepada Pimpinan Badan POM yang tertuang dalam penandatanganan berita
acara konsensus PMPRB yang ditandatangani oleh Kepala Badan POM dan
Pejabat Eselon I.
Foto Penandatanganan Konsensus PMPRB
Tim Verifikator dari Kementerian PAN dan RB memverifikasi pelaksanaan
reformasi birokrasi yan telah dilaksanakan Badan POM. Verifikasi akan memilah
dan meneliti kelengkapan data dukung yang telah disiapkan oleh tim pelaksana
RB, Koordinator dan Sub Sekretaris Tim Pelaksana RB Badan POM. Hasil
33
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
verifikasi tim Menpan dan RB merupakan hasil final penilaian reformasi birokrasi
Badan POM.
Foto Evaluasi Pelaksanaan RB oleh KemenPAN RB
Evaluasi pelaksanaan RB oleh KemenPAN RB dilaksanakan pada bulan
September 2018 dan menyerap anggaran sebesar Rp43.569.300,00 (85,78%)
dari total anggaran sebesar Rp 50.790.000,00.
1. Diseminasi Pra Audit Internal ISO 9001:2015
Sebelum pelaksanaan audit internal ISO
9001:2015, dilakukan rapat persiapan
yang diprakarsai oleh Inspektorat II
selaku Koordinator Auditor Internal Badan
POM. Diseminasi Pra Audit Internal tahun
2018 dilaksanakan pada bulan Juli
dengan peserta auditor internal unit kerja
pusat dan Balai Besar/Balai POM.
Pelaksanaan rapat membahas antara lain
jangka waktu pelaksanaan audit, ruang lingkup audit, dan formulir yang digunakan
dalam pelaksanaan audit internal. Pada rapat ini juga dipaparkan tentang
manajemen risiko dan implementasinya di Badan POM.
Implementasi QMS
KEGIATAN PENUNJANG
34
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Foto Diseminasi Pra Audit Internal ISO 9001:2015
Realisasi anggaran kegiatan ini sebesar Rp75.287.499,00 (98,98%) dari alokasi
anggaran Rp76.065.000,00.
2. Audit Internal/Surveilan QMS/RTM ISO 9001:2015
Audit internal merupakan upaya yang dilakukan oleh pihak manajemen untuk
meningkatkan kinerja organisasi organisasi secara berkesinambungan melalui
upaya corrective action dan preventif action (CAPA). Audit internal bertujuan untuk
meyakinkan manajemen bahwa standar operasional baku telah dijalankan dengan
benar dan bertujuan pula untuk membantu manajemen agar mampu meningkatkan
kinerja organisasi melalui serangkaian saran perbaikan. Audit internal dilaksanakan
sebelum audit surveilan.
Audit surveilan dilakukan oleh auditor eksternal sebagai upaya untuk meyakinkan
bahwa pelaksanaan program dan kegiatan telah berjalan sesuai dengan SOP yang
berlaku. Audit survailance bertujuan untuk:
Meningkatkan kinerja organisasi dalam pencapaian tujuannya.
Meyakini bahwa SOP telah dilaksanakan dengan benar.
Pada tahun 2018, audit surveilan dilaksanakan oleh TUV-SUD sebagai auditor
eksternal.
Audit surveilan pada Inspektorat II dilaksanakan pada bulan Oktober 2018.
Realisasi kegiatan Audit Internal/Surveilan/RTM QMS ISO 9001:2015 di Inspektorat
II Badan POM menyerap anggaran sebesar Rp57.024.016,00 (97,08%) dari alokasi
anggaran yang direncanakan sebesar Rp58.740.000,00.
35
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
kompetensi, pengetahuan, keterampilan, kapabilitas, profesionalisme dan jumlah
SDM. Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM di Inspektorat dilaksanakan melalui
kegiatan diklat, workshop maupun seminar serta rekruitmen SDM pengawasan.
Kegiatan peningkatan human capital management (HCM) menyerap anggaran
sebesar 95,81% dengan nilai Rp901.022.474,00 dari alokasi anggaran yang
direncanakan sebesar Rp940.380.000,00.
1. Pelatihan/Sertifikasi/Workshop Auditor
Auditor internal yang memiliki kompetensi dan profesionalitas yang tinggi
sangatlah dibutuhkan demi mewujudkan tata kelola instansi yang baik. Untuk
menunjang kompetensi dan profesionalitas auditor internal, dibutuhkan
pemahaman yang menyeluruh terhadap standar audit internal, metode
pelaksanaan penugasan audit internal, dan pengetahuan mengenai organisasi
lainnya. Oleh karena itu, pada tahun 2018 telah dilakukan
pelatihan/sertifikasi/workshop auditor pada Inspektorat II bekerja sama dengan
berbagai lembaga pendidikan dan pelatihan yaitu:
No Nama Diklat Penyelenggara Jumlah
Peserta
1 Certified Risk Management Officer
(CRMO) PPM Manajemen 2
2 Bimbingan Teknis Nasional Probity
Audit Pengadaan Barang/Jasa LIM-SDMI 2
3 Continous Auditing YPIA 5
4 Pengadaan Barang/Jasa PPM Manajemen 7
5
Teknik Wawancara, Permintaan
Keterangan dan Pembuatan Berita
Acara dalam Audit Investigatif
LPFA 3
6 Cascading Balance Scorecard Cognos 1
7 Pelatihan Fraud Auditing 1 (FA-1) LPFA 4
8 Pelatihan Fraud Auditing 2 (FA-2) LPFA 1
9 Pelatihan ISO 9001:2015 PPSDM Badan
POM 2
10 Interpersonal Softskills PPM Manajemen 5
Selain itu juga dilakukan peningkatan kompetensi pegawai Sub Bagian Tata
Usaha Inspektorat II untuk menunjang dan meningkatkan kinerja, yaitu:
Pengelolaan Human Capital Management (HCM)
36
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
No Nama Diklat Penyelenggara Jumlah
Peserta
1 Penilaian Angka Kredit JFA di
Lingkungan APIP Pusdiklatwas BPKP 1
2 Pengadaan barang dan Jasa PPM Manajemen 1
3 Management for Professional Secretary PPM Manajemen 1
4 Time Management PPM Manajemen 2
Dalam perkembangannya auditor perlu meningkatkan kompetensi salah satunya
yaitu dalam bidang intelijen. Inspektorat menyelenggarakan diklat
investigasi/intelijen yang diikuti oleh auditor Inspektorat, pejabat struktural serta
peserta dari BBPOM di Bandung dan BBPOM di Jakarta. Selain itu juga
dilaksanakan Diklat CRMO yang diikuti oleh Manajemen Representatif di masing-
masing unit pusat di Badan POM. Diklat ini bertujuan untuk meningkatkan
pemahaman tentang manajemen risiko dan implementasinya di lingkungan kerja
masing-masing.
2. Pelatihan Kantor Sendiri
Pelatihan di kantor sendiri merupakan salah satu kegiatan pengembangan profesi
yang dilaksanakan di unit Inspektorat Badan POM yang merupakan wujud
mentoring dan transfer pengetahuan secara mandiri diantara para pegawai
Inspektorat. Pada tahun 2018 Inspektorat II melaksanakan PKS dengan materi:
No Nama PKS Waktu
1 Konsep Dasar Pemeriksaan Kinerja 15 Januari 2018
2 E-Audit 19 Januari 2018
3 Gambaran Umum dan Kerangka
Implementasi FCP pada Instansi
Pemerintah
2 April 2018
1. Administrasi Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan perkantoran sangat ditentukan oleh ketersediaan sarana
prasarana, anggaran untuk operasional kantor, dan alat pendukung operasional
kantor. Kegiatan ini dilaksanakan secara periodik setiap bulan untuk menunjang
operasional pelaksanaan kegiatan Inspektorat Badan POM. Realisasi kegiatan
Dukungan Manajemen Terhadap Pengawasan Intern
37
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
tersebut menyerap anggaran 95,65% dengan nilai Rp 238.452.719,00 dari alokasi
anggaran yang direncanakan sebesar Rp 249.310.000,00.
2. Administrasi Keuangan
Pelaksanaan tugas pengawasan perlu didukung oleh administrasi keuangan yang
memadai sehingga pengelolaan dilakukan dengan akuntabel. Hal ini juga
dipengaruhi oleh tersedianya sarana prasarana serta rekonsiliasi data antara
pengelola keuangan. Dalam rangka monitoring dan evaluasi pencapaian kegiatan
dan anggaran maka Inspektorat II secara bulanan melaksanakan koordinasi atas
pelaksanaan kegiatan dan realisasi anggaran. Kegiatan dilaksanakan secara
internal dalam bentuk rapat di dalam kantor. Kegiatan ini dilaksanakan setiap
bulan dengan realisasi kegiatan Rp3.000.000,00 (100%) dari total anggaran
Rp3.000.000,00.
3. Penyusunan Laporan Akuntabilitas dan Laporan Tahunan
a. Penyusunan Laporan Kinerja
Inspektorat II Badan POM sebagai salah satu bagian dari sebuah instansi
pemerintah juga mempunyai kewajiban untuk melaksanakan seluruh kegiatan
sesuai dengan Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah (SAKIP) serta
mempertanggung-jawabakan hasil kegiatannya yang dituangkan dalam
sebuah Laporan Kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Inspektorat Badan
POM adalah salah satu wujud kegiatan dalam rangka pelaksanaan
monitoring, evaluasi dan pelaporan hasil pengawasan. Penyusunan Laporan
Kinerja dilaksanakan pada bulan Januari 2018.
b. Penyusunan Laporan Tahunan
Penyusunan laporan tahunan adalah salah satu rangkaian kegiatan yang
harus dilakukan setiap tahun dan merupakan salah satu bentuk manifestasi
dari evaluasi semua rangkaian yang telah dilakukan selama satu tahun
anggaran, baik kegiatan yang berupa tugas-tugas fungsional, tugas struktural,
pembangunan dan lain-lain. Kesemuanya harus terangkum dalam laporan
tahunan, selain sebagai bahan evaluasi dari rangkaian program yang telah
dicanangkan pada awal tahun anggaran juga sebagai bahan pijakan dalam
menyusun langkah-langkah pada tahun berikutnya. Penyusunan laporan
tahunan dilaksanakan pada awal tahun 2018.
c. Penyusunan Laporan Hasil Pengawasan
Sebagai bukti pelaksanaan dan pertanggungjawaban seluruh kegiatan yang
telah dilaksanakan maka unit kerja berkewajiban menyusun laporan hasil
kegiatan dalam hal ini Inspektorat membuat laporan hasil pengawasan.
Laporan hasil pengawasan disusun setiap semester dan dilaporkan kepada
Kementerin PAN dan RB.
38
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
Finalisasi Penyusunan Laporan Akuntabilitas Instansi Pemerintah, Laporan
Tahunan dan Laporan Hasil Pengawasan dilaksanakan di kantor, laporan
dicetak dan diserahkan kepada pemangku kepentingan Inspektorat Badan
POM. Total anggaran yang digunakan adalah Rp5.619.600,00 (42,83%) dari
alokasi anggaran sebesar Rp13.120.000,00.
II. Pengadaan
Dalam rangka memenuhi sarana dan prasana yang dibutuhkan dalam menunjang
pelaksanaan tugas fungsi, pada tahun 2018 Inspektorat Badan POM
melaksanakan Pengadaan barang dan jasa, yaitu:
1. Pengadaan Alat Pengolah Data
Sebagai upaya untuk mengikuti perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) yang saat ini mulai diterapkan pada seluruh aspek kegiatan
perkantoran, Inspektorat Badan POM berusaha memenuhi kebutuhan
pegawainya dalam segi sarana dan prasarana penunjang TIK. Realisasi
kegiatan tersebut menyerap anggaran sebesar 99,61% dengan nilai
Rp473.815.500,00 dari alokasi anggaran sebesar Rp475.678.000,00.
2. Pengadaan Meubelair
Sebagai komponen operasional/penunjang pelaksanaan kegiatan
Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur pada Inspektorat Badan
POM, maka dilakukan pengadaan meubelair. Hal ini berkaitan dengan adanya
pegawai baru dan susunan OTK baru di Inspektorat sehingga dibutuhkan
meubelair untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan. Realisasi pengadaan
meubelair tahun 2018 yaitu Rp28.000.000,00 (95,11%) dari total anggaran
Rp29.439.000,00
3. Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda 2
Tersedianya kendaraan bermotor roda dua sangat diperlukan untuk
kelancaran dan mobilitas tugas Inspektorat Badan POM. Pengadaan
kendaraan bermotor roda 2 terealisasi sebesar Rp79.781.000,00 (99,73%)
dari total anggaram Rp80.000.000,00
4. Pengadaan Aplikasi
Untuk menunjang pelaksanaan tugas pengawasan Inspektorat, pada tahun
2018 dibangun 2 aplikasi yaitu:
a. Aplikasi Simolek Desi Berkinerja (Sistem Monitoring Secara Elektronik
dan Dashboard Evaluasi Kinerja)
Aplikasi ini digunakan untuk monitoring kinerja dan integritas aparatur
Badan POM. Melalui aplikasi ini diharapkan pelaksanaan pengawasan
intern menjadi lebih efisien. Aplikasi ini memuat data unit kerja meliputi
data pengaduan masyarakat, reviu RKAKL, reviu laporan keuangan, reviu
39
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
TEPRA, evaluasi SAKIP, survey pelayanan publik, audit internal, PM-
EPITE, WBK WBBM, benturan kepentingan dan survey kepemimpinan.
b. Aplikasi GIAT (Gerbang Input Angka Kredit)
Aplikasi ini digunakan untuk mengisi angka kredit secara periodik,
sehingga penyusunan dan penilaian DUPAK diharapkan dapat lebih
terstruktur.
Pengadaan Aplikasi Inspektorat Utama pada tahun 2018 terealisasi senilai
Rp226.380.000,00 (100%) dari total anggaran sebesar Rp226.380.000,00
40
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pemerintah mendukung penguatan kelembagaan di bidang pengawasan Obat
dan Makanan untuk meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan
melalui Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat
dan Makanan. Salah satu perubahan yang ada pada Peraturan tersebut adalah
transformasi fungsi pengawasan internal serta perubahan organisasi dan
tata kerja Inspektorat menjadi Inspektorat Utama.
sebagai pelaksanaan Peraturan Presiden nomor 80 tahun 2017 diterbitkanlah
Peraturan Badan POM nomor 26 tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan POM, dalam pasal 361 s/d 377 dijelaskan tentang Organisasi dan Tata
Kerja Inspektorat Utama Badan POM, mengatur perubahan Inspektorat yang
secara struktural menjadi Inspektorat Utama. Sesuai peraturan tersebut,
Inspektorat Utama terdiri dari 2 (dua) unit kerja Eselon II yaitu Inspektorat I dan
Inspektorat II.
Seiring dengan peningkatan upaya pemerintah untuk meningkatkan kinerja
aparatur negara maka tugas-tugas yang diamanatkan kepada Inspektorat II juga
semakin meningkat dan kompleks. Walaupun demikian, Inspektorat II Badan POM
telah berupaya untuk melaksanakan program dan kegiatan secara transparan
serta akuntabel dengan memanfaatkan segala sumber daya yang dimiliki secara
efektif dan efisien.
Pelaksanaan kegiatan tahun 2018, sendiri masih memiliki beberapa kendala yang
dapat dijabarkan sebagai berikut:
Internal
a. Ruang kerja Inspektorat belum memadai, salah satunya belum mempunyai
ruang penyimpanan arsip.
b. Keterbatasan jumlah SDM Auditor dengan beban kerja yang semakin
meningkat.
Eksternal
a. Adanya perubahan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Badan POM sehingga
dilakukan perombakan kebijakan, personil, tugas dan anggaran. Akibatnya
beberapa kegiatan menumpuk pada bulan-bulan akhir tahun 2018.
b. Pelaksanaan evaluasi/audit oleh pihak eksternal yang waktunya saling
berdekatan sehingga menunda pelaksanaan kegiatan utama Inspektorat II.
41
LAPORAN TAHUNAN 2018 | Inspektorat II Badan Pengawas Obat dan Makanan
B. Saran
Berbasis pada uraian yang telah disebutkan dalam pembahasan di Laporan
Tahunan ini, Inspektorat II Badan POM berusaha melaksanakan program dan
kegiatan secara transparan dan akuntabel. Untuk lebih meningkatkan kemampuan
Inspektorat II, dalam upaya menghadapi kompleksitas tantangan di tahun-tahun
mendatang, perlu disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Penambahan personil untuk Auditor maupun Sub Bagian Tata Usaha
mengingat semakin kompleksnya tugas yang diemban oleh Inspektorat II.
2. Pengembangan insitusi Inspektorat II melalui cara-cara sebagai berikut:
a. Perangkat keras pengawasan berupa peningkatan sarana pendukung,
pemutakhiran ketentuan peraturan perundang-undangan, dan kebijakan;
b. Pengembangan perangkat lunak pengawasan berupa Simolekdesi
(Sistem Informasi Monitoring Secara Elektronik dan Dashboard Evaluasi
Kinerja) dan GIAT (Gerbang Input Angka Kredit);
c. Kebijakan penambahan jumlah auditor; dan
d. Peningkatan kompetensi melalui pendidikan dan pelatihan yang
berkesinambungan baik soft maupun hard competency.
3. Peningkatan kerjasama Inspektorat II Badan POM dengan instansi lainnya,
seperti BPKP, Kementerian Keuangan, Kementerian PAN dan RB,
Ombudsman dan Komisi Pemberantasan Korupsi dalam berbagai aspek
dalam rangka peningkatan kualitas pengawasan internal.
4. Meningkatkan keterlibatan seluruh satuan kerja dalam membangun budaya
pengendalian internal yang handal untuk mencapai transparasi dan
akuntabilitas.