13
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Dalam rangka pencapaian tujuan mata kuliah Ilmu Teknologi Pangan Dosen Pembimbing : Yohanes Kristianto GradDiplFood.Sci., MFT Oleh : Kelompok Febrina Frindiarini 1203410010 Riza Candra Puspita 1203410011 Karlina Oktaviani 1203410012 Rachmadea Ajeng T. 1203410013

LAPORAN TEKPANG SOETOMO

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Dalam rangka pencapaian tujuan mata kuliah

Ilmu Teknologi Pangan

Dosen Pembimbing :

Yohanes Kristianto GradDiplFood.Sci., MFTOleh :

Kelompok

Febrina Frindiarini

1203410010

Riza Candra Puspita

1203410011

Karlina Oktaviani

1203410012

Rachmadea Ajeng T.

1203410013

JURUSAN GIZI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV GIZI

MALANG

2014 LATAR BELAKANGRumah sakit sebagai sarana upaya perbaikan kesehatan yang melaksanakan pelayanan kesehatan sekaligus sebagai lembaga pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian, ternyata memiliki dampak positif dan negatif terhadap lingkungan sekitarnya. Rumah sakit dalam menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan rawat jalan, rawat inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik, dan pelayanan nonmedik menggunakan teknologi yang dapat memengaruhi lingkungan sekitarnya. Rumah sakit berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas, rumah sakit diharapkan dapat mewujudkan kesehatan masyarakat. Akan tetapi di dalam fungsinya tersebut tidak sedikit permasalahan yang dihadapi. Peranan rumah sakit untuk mempercepat penyembuhan dan pemulihan penderita sebagaimana yang diharapkan, belum diselenggarakan secara optimal sehingga dapat menimbulkan dampak negatif. Dampak negatif ini menjadikan tujuan utama rumah sakit memberi pelayanan yang berkualitas tinggi bagi pasien belum dapat tercapai secara optimal, salah satu penyebab adalah kurangnya perhatian terhadap sanitasi dan higiene rumah sakit. Salah satu diantara sanitasi rumah sakit yang sangat penting mendapatkan perhatian adalah penyelenggaraan makanan terutama bagi penderita yang dirawat inap, sebab kebutuhan akan makanan merupakan kebutuhan dasar yang juga bisa berperan untuk membantu proses penyembuhan. Batasan rumah sakit adalah organisasi tenaga medis profesional yang terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen dalam menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan perawatan yang berkesinambungan, diagnosa, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Sementara itu menurut Wolper dan Pena (1987), rumah sakit adalah tempat dimana orang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat, dan berbagai profesi kesehatan lainnya diselenggarakan.Pelayanan pendukung medis seperti instalasi gizi di suatu rumah sakit merupakan suatu kegiatan yang membantu dalam upaya penyembuhan dan pemulihan penderita, yang kegiatannya dapat dari usaha dapur sampai pengolahan diet bagi penderita. Dalam petunjuk tentang ukuran akreditas rumah sakit, dinyatakan bahwa pelayanan gizi merupakan salah satu fasilitas dan pelayanan yang harus ada di rumah sakit. Bagian ini harus diatur dengan mempertimbangkan kebutuhan klinis, kebutuhan masyarakat, keamanan, kebersihan, sumber-sumber dan manajemen tepat guna. Dimana dalam proses penyembuhan pasien dibantu dengan adanya makanan yang memenuhi syarat, baik dari segi kualitas maupun kuantitas (Andry Hartono, 2000).Penyelenggaraan makanan di rumah sakit yang meliputi pengadaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengangkutan makanan masak, penyimpanan makanan masak dan penyajian makanan, hendaknya memperhatikan syarat higiene dan sanitasi, mengingat permasalahan dari suatu makanan ditentukan oleh ada tidaknya kontaminasi terhadap makanan (soediano dkk, 2009).Untuk menghasilkan makanan yang mengandung gizi dapat memenuhi syarat kesehatan bagi pasien yang ada dirumah sakit, maka diperlukan untuk mengelola makanan yang sesuai dengan standar kesehatan di instalasi gizi rumah sakit. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan tentang higiene dan sanitasi pengolahan makanan dan pelayanan gizi di instalasi gizi rumah sakit, oleh karena itu pihak rumah sakit dapatmeningkatkan manajemen pada petugas instalasi gizi, bekerja sama dengan pihak-pihak yang bersangkutan untuk merencanakan kegiatan studi banding dan pelatihan guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah makanan bagi petugas pada instalasi gizi tersebut (Depkes RI, 1994).Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rumah sakit adalah suatu tempat yang terorganisasi dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien, baik yang bersifat dasar. Selain itu rumah sakit juga dapat digunakan sebagai lembaga pendidikan bagi tenaga profesi kesehatan. Sesuai dengan batasan diatas, maka rumah sakit merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta penyelenggaraan pelayanan rawat inap dan rawat jalan juga perawatan di rumah sakit. Disamping itu, rumah sakit juga berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian. Karena itu, agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, rumah sakit harus bekerja sama dengan instansi lain di wilayahnya, baik instansi kesehatan maupun non kesehatan.Berbagai departemen/instansi pemerintah yang bersangkutan dengan pelaksanaan Inpres no. 20 tahun 1979, telah mengadakan latihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi para petugas gizi dalam merencanakan dan mengelola program gizi. Pelayanan gizi rumah sakit dalam ini wadahnya adalah instalasi gizi, bertujuan untuk memberikan makanan yang bermutu, bergizi, higiene dan sanitasi yang baik pada instalasi gizi yang sesuai dengan standar kesehatan bagi pasien, sekaligus untuk mempercepat proses penyembuhan pasien. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penting diterapkan manajemen dalam penyelenggaraan makanan sehingga menghasilkan makanan yang bermutu dan kebersihan makanan yang memenuhi syarat kesehatan (Rachmat, R Hapsara Habbit , 2004). Dalam aspek manajemen langkah pertama dilakukan adalah menerapkan perencanaan. Strategi penyusunan perencanaan tersebut dilakukan oleh kepala instalasi gizi rumah sakit tersebut , yaitu meliputi perencanaan mengenai tenaga yang bekerja khusus berhubungan dengan penyelengaraan makanan yang akan diolah, perencanaan mengenai kebutuhan bahan-bahan makanan, dan perencanaan mengenai peralatan yang digunakan dalam pengolahan makanan. Kepala instalasi gizi harus mempunyai kemampuan manajemen yang baik dalam mengatur sumber daya manusia yang ada, membuat perencanaan yang baik sehingga kebutuhan yang diperlukan dapat tersedia di dalam pengelolaan gizi pasien (Arifin dan P. Heru A, 2006). TUJUAN

1. Tujuan UmumMeningkatkan pengetahuan wawasan, dan pengalaman mahasiswa dalam melakukan pengolahan makanan di rumah sakit.2. Tujuan KhususPada akhir praktikum kunjungan lapangan, mahasiswa :

a. memahami teknik persiapan dan pengolahan makanan di tempat produksi makanan

b. mengetahui parameter proses dalam persiapan dan pengolahan makanan

TEMPAT WAKTU

Praktek Kunjungan Lapangan akan dilaksanakan pada:

Selasa, 10 Juni 2014 untuk Gelombang I (kelas IIB), sejumlah 60 mahasiswa

Rabu, 11 Juni 2014 untuk Gelombang II (kelas IIA), sejumlah 55 mahasiswa

Kamis, 12 Juni 2014 untuk Gelombang III (DIV), sejumlah 41 mahasiswaTempat: di Instalasi Gizi, Bagian IKA, IPD,OBG dan Bedah RSUD Dr. Soetomo

HASIL KEGIATAN1. Suhu Refrigerator : 15 oCNo.Bahan yang disimpanPersiapan sebelum penyimpananPenataan bahanPerkiraan umur simpan

1.Bahan mentahDicuci (daging)Sesuai jenisMax 3 hari

2.Tepung panir-sesuai jenisSesuai masa kadaluarsa

3.Saos tomat-Sesuai jenisSesuai masa kadaluarsa

4.Sun Kara (santan)-Sesuai jenisSesuai masa kadaluarsa

5.Bumbu yang sudah digoreng (kemiri, bawang)-Sesuai jenis2 minggu

2. Suhu freezer: -10oC

No.Bahan yang disimpanPersiapan sebelum penyimpananPenataan bahanPerkiraan umur simpan

1.Daging ayamDisortir > ditimbangSesuai jenis2 hari

2.Daging sapiDisortir > ditimbangSesuai jenis2 hari

3. Thawing:

Bahan yang diproses

: daging sapi

Tujuan

:

Parameter keberhasilan

: daging tidak kaku ( empuk dan kenyal )

Parameter proses

(misal: kombinasi suhu dan waktu):

Media yang digunakan

: air mengalir

Diagram alir proses

:

Bahan dikeluarkan dari freezer >> dialiri air secara terus menerus >> daging tidak beku (empuk dan kenyal )

4. Blanching:

Bahan yang diproses

: -Tujuan

: -Parameter keberhasilan

: -Parameter proses (kombinasi suhu dan waktu): -Media yang digunakan

:-Diagram alir proses

: -5. Pasteurisasi:

Di RSUD dr. Soetomo tidak melakukan proses pasteurisasi pada pengolahan bahan makanan

6. Frying

ShallowDeep

Minyak yang digunakan-

Bahan yang diprosesTempe, tahu, daging sapi, daging ayam-

Parameter proses (suhu, waktu)Waktu menyesuaikan dengan tingkat kematangan bahan-

Parameter keberhasilanWarna bahan makanan berubah -

Metode untuk menjaga mutu minyakDilakukan penambahan minyak saat minyak mulai berkurang, dan penggantian minyak setiap harinya-

7. Penilaian cita rasa produk akhir: uraikan secara singkat cara penilian cita rasa untuk suatu menu tertentu, parameter mutu yang digunakan, dan formulir yang digunakan (jika ada).

Masakan yang sudah jadi hanya diicipi secara manual/ tradisional tidak ada formulir yang digunakan. KesimpulanDalam kunjungan di RSUD Dr Soetomo kami dapat mempelajari penerapan ilmu dan teknologi pangan secara nyata dan dapat menilai apakah penerapan yang diaplikasikan sudah sesuai dengan teori yang ada.

SaranKurangnya penerapan teori pada setiap proses bahan makanan yang akan disajikan pada pasien

DAFTAR PUSTAKAhttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21139/5/Chapter%20I.pdf