33
  LAPORAN TETAP PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR  DISUSUN OLEH : NAM : muhammad syarif h.  NIM : B0D013059  KELOMPOK : 10 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS MATARAM 2014 

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • LAPORAN TETAP PRAKTIKUM

    MIKROBIOLOGI DASAR

    DISUSUN OLEH :

    NAM : muhammad syarif h.

    NIM : B0D013059

    KELOMPOK : 10

    FAKULTAS PETERNAKAN

    UNIVERSITAS MATARAM

    2014

  • HALAMAN PENGESAHAN

    Laporan Ini Disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat

    Untuk Menyelesaikan Mata Kuliah

    Biologi Dasar

    Mataram, 3 Juni 2013

  • Co.Ast

    Praktikan

    (Hamzan Wadi)

    B1D012114

    KATA PENGANTAR

    Tiada sepatah katapun yang patut kami ucapkan, setelah terselesainya penyusunan

    Laporan Tetap Praktikum Dasar Mikrobiologi ini, kecuali ucapan tahmid dan tasyakur kehadirat

    Allah SWT. Karena dari kehadirat-Nyalah datangnya semua nikmat.

    Penyusunan Laporan Tetap Praktikum Dasar Mikrobiologi ini merupakan sebagian syarat

    untuk menyelesaikan mata kuliah Kimia Dasar, laporan ini terdiri atas empat acara praktikum

    dan tiap-tiap acara memuat tujuan, landasan teori, alat dan bahan praktikum, cara kerja serta

    hasil pengamatan.

    Kami menyadari akan kekurangan dan kekhilafan dalam penyusunan Laporan Tetap

    Praktikum Dasar Mikrobiologi ini. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangatlah

    kami harapkan demi penyempurnaannya.

  • Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

    penyusunan Laporan Tetap praktikum Dasar Mikrobiologi ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi

    kita semua. Amiin

    Mataram, 3 Juni 2013

    Penyusun

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHANii KATA PENGANTAR...iii DAFTAR ISI..iv ACARA III : Isolasi Dan Pembiakan Mikroba

    BAB I PENDAHULUAN

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    BAB III MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    ACARA IV : Pengaruh Lingkungan Terhadap Pertumbuhan Mikroba

    BAB I PENDAHULUAN

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    BAB III MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    ACARA V : Analisis Dan Kuantitatif Mikroba

    BAB I PENDAHULUAN

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    BAB III MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

  • DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    ACARA VI : Pengecatan Gram

    BAB I PENDAHULUAN

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    BAB III MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    ACARA III

    ISOLASI DAN PEMBIAKAN

    MIKROBA

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

  • Mikroorganisme terdapat dimana-mana, jadi persiapan untuk biakan murni, tidak

    saja isolasi mikroorganisme tertentu dari populasi mikroba campuran di alam, tetapi juga

    pemeliharaan individu yang diisolasi itu dan keturunannya pada lingkungan buatan, dan di

    dalamnya dicegah pemasukan mikroorganisme lain. Mikrooganisme tidak memerlukan banyak

    ruangan untuk perkembanganny, sebab itu media buatan dapat dimasukkan ke dalam sebuah

    tabung percobaan, labu, atau cawan petri: ketiga jenis ini sangat umum digunakan untuk

    membiakkan mikroorganisme. Pada permulaannya bejana biakan harus dijadikan steril (bebas

    dari setiap mikroorganisme yang hidup) dan, setelah dimasukkan jenis mikroorganisme yang

    diinginkan, bejana itu harus dilindungi terhadap kontaminasi yang berikut dari luar.

    Biakan mikroorganisme yang murni yang membentuk koloni terpisah pada media

    padat dapat diperoleh dengan salah satu modifikasi metode semai. Metode ini mencakup

    pemisahan dan pelumpuhan organisme individu di dalam medium zat gizi yang dipadatkan

    dengan agar atau dengan bahan mengeras lain yang cocok. Setiap organisme yang tumbuh

    menjadi koloni dan dari sini pemindahan dapat segera dilakukan.

    1.2 Tujuan Praktikum

    Mahasiswa dapat mengetahui pertumbuhan dari masing-masing mikroba yang diisolasi dan diinokulasi pada medium pertumbuhan yang digunakan.

    Mahasiswa dapat mengetahui media apa saja yang biasa digunakan untuk isolasi dan pembiakan bakteri.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Mikroorganisme tidak memerlukan banyak ruangan untuk perkembangannya,

    sebab itu, media buatan dapat dimasukkan ke dalam sebuah tabung percobaan, labu, atau cawan

    petri. Ketiga jenis ini sangat umum digunakan untuk membiakkan mikroorganisme. Pada

    permulaannya bejana biakan harus dijadikan steril (bebas dari setiap mikroorganisme yang

    hidup). Dan setelah dimasukkan jenis mikroorganisme yang diinginkan, bejana itu harus

    dilindungi terhadap kontaminasi yang berikut dari luar (Stanier, 1982).

    Jika bakteri ditumbuhkan pada suatu medium kultur di laboratorium, sel dapat

    berkelompok satu sama lainnya. Cocci misalnya, dapat bergandengan dalam bentuk rantai

    (streptococci) atau tersusun dalam suatu kelompok atau staphylococci (Gaman, 1992).

  • BAB III

    MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

    3.1 Materi Praktikum

    A. Alat praktikum Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

    1. cawan petri

    2. ose

    3. lampu Bunsen

    4. inkubator

    5.kertas label

    B. Bahan praktikum Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

    1. Medium MCA

    2. Bakteri E. coli

    3.2 Metode Praktikum

  • A. Isolasi E. Coli (pada medium MCA cawan petri secara goresan)

    1. Sediakan alat dan bahan yang akan digunakan

    2. Medium MCA dicairkan terlebih dahulu

    3. MCA cair dituang dalam cawan petri steril dan dibiarkan hingga memadat

    4. Biakan E. Coli diambil dengan ose bulat dan dipindahkan ke medium MCA dalam cawan petri

    dengan cara menggoreskan secara langsung, dan kuadran

    5. Ose dipijarkan kembali, dan cawan ditutup dengan baik

    6. Cawan petri dimasukkan dalam incubator dengan posisi terbaik pada suhu 34oC selama 2 x 24

    jam

    7. Bersihakan dan kembalikan alat dan bahan praktikum pada tempatnya.

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Praktikum Adapun Hasil Praktikum yang diperoleh adalah sebagai berikut:

    1. Bentuk Bakteri,

    Dilihat dari bagian atas cawan petri kemudian dicocokkan dengan gambar yang ada pada buku

    pedoman praktikum. Maka diperoleh hasil bentuk bulat dengan tepi berserabut.

    2. Warna Bakteri

    Dilihat langsung terhadap koloni yang tumbuh pada cawan petri dan diperoeh hasil warna bakteri

    yaitu di tengah putih dan ditepinya ungu kemerahan.

    3. Margin Bakteri

    Dilihat dari bagian samping cawan petri dan diperoleh hasil Margin bakteri yaitu Helus.

    4. Penonjolan

    Pada pengamatan penonjolan, yang diamati hanya satu koloni dan diperoleh hasil yaitu

    Umbonet.

    4.2 Pembahasan Dalam praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai isolasi dan pembiakan mikroba

    dengan tujuan memindahkan mikroba untuk memperbanyak, selain ditumbuhkan juga perlu

    dilakukan isolasi.

    Isolasi Mikroba Beratus-ratus spesies mikroba dapat menghuni berbagai macam bagian tubuh kita, misal:

    mulut, saluran pencernaan, kulit, dll. Sekali bersin dapat menyebarkan beribu-ribu

    mikroorganisme. Satu gram kotoran manusia/hewan dapat mengandung jutaan bakteri. Udara,

    air, tanah, juga dihuni oleh sekumpulan mikroorganisme.

    Populasi mikroorganisme tersebut pada umumnya terdapat dalam populasi campuran.

    Amat jarang mikroorganisme tersebut dijumpai sebagai satu spesies tunggal. Di sisi lain, untuk

  • mencirikan dan mengidentifikasikan suatu spesies mikroorganisme tertentu, yang pertama harus

    dilakukan adalah memisahkannya dari organisme lain, hingga diperoleh biakan murni. Biakan

    murni adalah biakan yang sel-selnya berasal dari pembelahan satu sel tunggal.Proses

    pemisahan/pemurnian dari mikroorganisme lain perlu dilakukan karena semua pekerjaan

    mikrobiologis, misalnya telaah dan identifikasi mikroorganisme, memerlukan suatu populasi

    yang hanya terdiri dari satu macam mikroorganisme saja. Teknik tersebut dikenal dengan

    Isolasai Mikroba. Terdapat berbagai cara mengisolasi mikroba, yaitu: 1) isolasi pada agar cawan,

    2) isolasi pada medium cair, dan 3) Isolasi sel tunggal.

    Isolasi pada agar cawan Prinsip pada metode isolasi pada agar cawan adalah mengencerkan mikroorganisme

    sehingga diperoleh individu spesies yang dapat dipisahkan dari organisme lainnya. Setiap koloni

    yang terpisah yang tampak pada cawan tersebut setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal.

    Terdapat beberapa cara dalam metode isolasi pada agar cawan, yaitu: Metode gores kuadran, dan

    metode agar cawan tuang Metode gores kuadran. Bila metode ini dilakukan dengan baik akan

    menghasilkan terisolasinya mikroorganisme, dimana setiap koloni berasal dari satu sel.

    Setelah diperoleh biakan murni (koloni yang berasal dari sel tunggal), mikroorganisme

    tersebut siap dilakukan telaah dan identifikasi, dan kemudian ditumbuhkan sesuai tujuan.

    Pertumbuhan pada mikroorganisme diartikan sebagai penambahan jumlah atau total massa

    sel yang melebihi inokulum asalnya. Telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya, bahwa sistem

    reproduksi bakteri adalah dengan cara pembelahan biner melintang, satu sel membelah diri

    menjadi 2 sel anakan yang identik dan terpisah. Selang waktu yang dibutuhkan bagi sel untuk

    membelah diri menjadi dua kali lipat disebut sebagai waktu generasi. Waktu generasi pada setiap

    bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit bahkan ada yang memerlukan sampai

    berjam-jam atau berhari-hari.

    Bila bakteri diinokulasikan ke dalam medium baru, pembiakan tidak segera terjadi tetapi

    ada periode penyesuaian pada lingkungan yang dikenal dengan pertumbuhan. Kemudian akan

    memperbanyak diri (replikasi) dengan laju yang konstan, sehingga akan diperoleh kurva

    pertumbuhan. Pada kurva pertumbuhan dikenal beberapa fase pertumbuhan yaitu :

    a) Fase lamban

    Fase lamban merupakan periode awal dan merupakan fase penyesuaian diri (adaptasi), sehingga

    tidak ada pertambahan jumlah sel bahkan kadang-kadang jumlah sel menurun.

    b) Fase cepat

    Fase cepat merupakan periode pembiakan yang cepat. Pada periode ini dapat teramati ciri-ciri sel

    yang aktif. Waktu generasi pada setiap bakteri dapat ditentukan pada fase cepat ini. Pada fase

  • tersebut dapat terlihat beberapa sel mulai membelah, yang lainnya setengah membelah, dan yang

    lainnya lagi selesai membelah.

    c) Fase statis

    Pada fase statis pembiakan mulai berkurang dan beberapa sel mati. Apabila laju pembiakan sama

    dengan laju kematian, maka secara keseluruhan jumlah sel tetap konstan. Hal ini dapat

    disebabkan karena berkurangnya nutrien ataupun terbentuknya produk metabolisme yang

    cenderung menumpuk mungkin menjadi racun bagi bakteri yang bersangkutan.

    d) Fase kematian

    Fase kematian merupakan fase dimana proses pembiakan telah berhenti. Sel-selnya sudah mati,

    yang kemudian akan diikuti dengan proses lisis. Apabila laju kematian melampaui laju

    pembiakan, maka jumlah sel sebenarnya menurun.

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

    berikut:

    1. Ada beberapa cara untuk menggoreskan kultur pada agar cawan yaitu:

    a) Goresan langsung

    b) Goresan kuadran

    c) Goresan radian

  • 2. Koloni yang tumbuh pada agar cawan dapat dibedakan berdasarkan besarnya, warna

    penampakan apakah keruh atau bening, bentuk penyebarannya atau margin dan bentuk

    kemunculannya di atas agar dan bentuk permukaan.

    5.2 Saran Untuk mendapatkan hasil praktikum yang baik diharapkan kepada semua praktikan

    datang tepat waktu, mengikuti praktikum sesuai dengan arahan dari co. assisten dan tata tertib

    yang ada dan memperhatikan keselamatan kerja selama kegiatan praktikum berlangsung.

    DAFTAR PUSTAKA

    Gaman, P.M. 1992. Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Yogyakarta:

    Gadjah Mada University Press

    Stanier, Roger Y. 1982. Dunia Mikroba I. Jakarta: Bhratara Karya Aksara

  • ACARA IV

    PENGARUH LINGKUNGAN

    TERHADAP PERTUMBUHAN

    MIKROBA

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Semua mikroorganisme memerlukan kondisi lingkungan tertentu untuk

    pertumbuhan dan perbanyakannya. Terdapat variasi persyaratan pertumbuhan untuk spesies

    yang berbeda. Laju perbanyakan bakteri variasi menurut spesies dan kondisi pertumbuhannya.

    Pada kondisi optimal, hamper semua bakteri memperbanyak diri dengan pembelahan biner sekali

    setiap 20 menit. Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba

    diantaranya adalah suhu, tekanan osmotik, sinar ultraviolet, dan pH.

    Tiap-tiap mikroorganisme memiliki suhu pertumbuhan maksimal, suhu

    pertumbuhan minimal dan suhu pertumbuhan optimal, yaitu suhu yang memberikan

    pertumbuhan terbaik dan perbanyakan diri tercepat. Suhu optimal biasanya lebih dekat ke suhu

    maksimal daripada suhu minimal. Mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum antara 0-

    20oC disebut psikofil. Mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum antara 20-50

    oC

    sedangkan Mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum antara 50-100oC disebut thermofil.

    Tersedianya oksigen juga dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme.

    Bakteri diklasifikasikan menjadi empat kelompok menurut keperluan oksigennya:

    a. Aerob obligat, hanya dapat tumbuh jika terdapat persediaan oksigen yang banyak.

    b. Aerob fakultatif, tumbuh dengan baik jika oksigen cukup, tetapi juga dapat tumbuh secara

    anaerob

    c. Anaerob obligat, hanya dapat tumbuh jika tidak ada oksigen.

    d. Anaerob fakultatif, tumbuh sangat baik jika tidak ada oksigen, tetapi dapat tumbuh secara aerob.

    1.2 Tujuan Praktikum

    Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan mikroba.

    Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi mikroorganisme berdasarkan suhu pertumbuhan yang diperlukannya.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Mikroorganisme dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan suhu

    pertumbuhan yang diperlukannya (Gaman, 1992).

  • a) Psikrofil (organisme yang suka dingin) dapat tumbuh baik pada suhu di bawah 200C, kisaran

    suhu optimalnya adalah 100C sampai 20

    0C.

    b) Mesofil (organisme yang suka pada suhu sedang) memiliki suhu pertumbuhan optimal antara

    200C sampai 45

    0C.

    c) Termofil (organisme yang suka pada suhu tinggi) dapat tumbuh baik pada suhu di atas 450C

    kisaran pertumbuhan optimalnya adalah 500C sampai 60

    0C.

    Umumnya cahaya mempunyai daya merusak kepada sel mikroorganisme yang

    tidak mempunyai pigmen fotosintesa. Sedang cahaya dengan gelombang pendek dapat

    berpengaruh terhadap jasad hidup. Sinar dengan gelombang panjang juga mempunyai daya foto

    dinamik dan daya biofisik, misalnya cahaya matahari. Jika energy radiasi diabsorbsi oleh sel

    mikroorganisme, akan menyebabkan terjadinya ionisasi komponen sel. Ionisasi molekul tertentu

    dari protoplasma dapat menyebabkan kematian, perubahan genetik atapun dapat pula

    menghambat pertumbuhan (Suriawiria, 1993).

    Radiasi mungkin didefinisi sebagai transmisi energy melalui ruangan. Semua

    bentuk radiasi dapat merusak mikroorganisme, yang menyebabkan kematian atau mutasi. Dua

    kelompok utama radiasi yang telah digunakan untuk mengendalikan mikroorganisme adalah

    radiasi pengionan (sinar-X, sinar Gamma dan sinar katode) dan sinar ultraviolet. Jika digunakan

    dengan intensitas yang cukup, cahaya ultraviolet efektif dalam mematikan bakteri, tetapi

    mempunyai keterbatasan utama, cahaya ultraviolet telah digunakan untuk mengurangi populasi

    mikroorganisme di udara dalam ruangan operasi, laboratorium bakteriologi, pabrik roti, rumah

    makan, dan tempat-tempat makanan lainnya (Volk, 1988).

    BAB III

    MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

    3.1 Materi Praktikum

    A. Alat Praktikum Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

    1. Tabung Reaksi

    2. Kertas label

    3. Kulkas

    4. Incubator

    5. Ose

    6. Alatradiasi UV

  • B. Bahan Praktikum Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : 1. NB

    (Nutrien Broth)

    2. Media NA ( Nutrient Agar) 3.

    Bakteri E. Coli

    3.2 Metode Praktikum A. Pengaruh Suhu

    1. Sediakan alat dan bahan praktikum

    2. Sediakan tiga tabung reaksi dan tempatkan pada rak tabung reaksi.

    3. Masukkan 1 ml NB (Nutrien Broth) ke dalam ketiga tabung reaksi.

    4. Masukkan bakteri E. Coli ke dalam ketiga tabung reaksi kemudian celupkan sehingga sampai

    terjadi kekeruhan.

    5. Tutup ketiga tabung reaksi dengan kapas kemudian diberi label.

    6. Tabung no. 1 dimasukkan ke dalam suhu ruang dengan suhu 30oC

    7. Tabung no. 2 dimasukkan ke dalam incubator dengan suhu 34oC

    8. Tabung no. 3 dimasukkan ke dalam kulkas dengan suhu 0-20oC

    9. Ketiganya didiamkan selama 2 x 24 jam.

    10. Kembalikan alat dan bahan praktikum pada tempatnya.

    B. Pengaruh Sinar Ultraviolet

    1. Sediakan alat dan bahan praktikum

    2. Masukkan bakteri E. Coli pada cawan petri yang berisi media Na dengan goresan kuadran.

    3. masukkan media biakan kedalam alat radiasi Ultraviolet selama 10 menit dengan panjang

    gelombang 365 Nm.

    4. Masukkan ke dalam incubator dengan suhu 34oC dengan cara posisi cawan petri dibalik.

    5. Incubasi selama 2 x 24 jam.

    6. Kembalikan alat dan bahan praktikum pada tempatnya.

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Praktikum

    Adapun hasil praktikum yang diperoleh adalah sebagai berikut:

    1. Hasil pengamatan pengaruh suhu

    No Perlakuan (Inkubasi) Hasil

    1 Inkubator ++

    2 Suhu Ruang +

    3 Kulkas -

    2. Hasil Pengamatan Pengaruh Radiasi Sinar UV

    No Perlakuan (waktu/panjang gelombang) Hasil

    1 Kontrol +

    2 10 menit/365 Nm +

    3 15 menit/365 Nm +++

    Keterangan :

    - : Tidak Tumbuh

    + : Sedikit

    ++ : Sedang

    +++ : Banyak

  • 4.2 Pembahasan Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan bagaimana pengaruh lingkungan terhadap

    pertumbuhan mikroba. Adapun hal-hal yang diamati yaitu pengaruh suhu dan pengaruh sinar

    ultraviolet. Mikroba seperti makhluk hidup lainnya memerlukan nutrisi pertumbuhan.

    Pengetahuan akan nutrisi pertumbuhan ini akan membantu di dalam mengkultivasi, mengisolasi,

    dan mengidentifikasi mikroba. Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di

    dalam persyaratan pertumbuhannya. Ada mikroba yang bisa hidup hanya pada media yang

    mengandung sulfur dan ada pula yang tidak mampu hidup dan seterusnya. Karakteristik

    persyaratan pertumbuhan mikroba inilah yang menyebabkan bermacam-macamnya media

    penunjang pertumbuhan mikroba.

    Di dalam mikrobiologi, media diartikan sebagai bahan yang terdiri atas campuran nutrisi

    atau zat-zat hara (nutrien) yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di atas atau di

    dalamnya. Selain itu, media juda dapat digunakan untuk isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-

    sifat fisiologis dan biokimia, serta perhitungan jumlah mikoorganisme. Ada berbagai macam

    jenis media pertumbuhan mikroba. Berdasarkan sumbernya, media di bagi atas dua yaitu media

    sintetik dan media alami.

    Dalam percobaan ini, medium yang digunakan untuk pertumbuhan mikroba adalah

    Nutrien Broth dan media Na. Perbedaan pertumbuhan mikroba sangat ditentukan dengan

    perlakuan yang diberikan, baik itu perlakuan dari analis atau perlakuan fisiko kimia yang

    diberikan untuk mengamati kondisi optimum pertumbuhan mikroba.

    Setiap spesies mikroba memiliki aktivitas yang berbeda-beda dalam melakukan

    pertumbuhan. Pertumbuhan mikroba diartikan sebagai pembelahan sel atau semakin banyaknya

    organisme yang terbentuk. Mikroba akan semakin cepat pertumbuhannya apabila ia diinkubasi

    dalam suasana yang disukai oleh mikroba. Kondisi pertumbuhan suatu mikroba tidak akan lepas

    dari faktor fisiko-kimia, seperti pH, suhu, tekanan, salinitas, kandungan nutrisi media, sterilitas

    media, kontaminan dan paparan radiasi yang bersifat inhibitor.

    Percobaan ini bertujuan untuk mengamati tentang bagaimana pertumbuhan mikroba yang

    dibiakkan dalam media yang divariasikan suhu dan radiasi sinar UV. Berdasarkan suhu optimum

    untuk pertumbuhan maka dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu : 1. Psikrofilik (0-20oC), 2.

    Mesofilik (20-50oC), 3. Termofilik (50-60

    oC). Suhu merupakan faktor lingkungan yang sangat

    menentukan kehidupan mikroorganisme, pengaruh suhu berhubungan dengan aktivitas enzim.

    Suhu rendah menyebabkan aktiivtas enzim menurun dan jika suhu terlalu tinggi dapat

    mendenaturasi enzim. Sehingga enzim akan rusak dan tidak dapat bekerja untuk mensintesis zat-

    zat yang dibutuhkan mikroba. Dalam percobaan yang dilakukan variasi kondisi yang diberikan

    pada mikroba di waktu inkubasinya adalah pada suhu kamar 30oC. Dari hasil percobaan ini

    diketahui kondisi optimum mikroba sampel untuk tumbuh pada suhu 34oC, dimana pada suhu

    tersebut media tampak keruh, kekeruhan menandakan banyaknya mikroba yang tumbuh dalam

    media tersebut.

  • Di prosedur kedua ingin dilihat pengaruh pemaparan sinar UV terhadap pertumbuhan

    mikroba di media, variasi waktu pemaparan dilakukan selama 10 menit dan 15 menit. Pada

    dasarnya sinar UV memiliki panjang gelombang 365 Nm dan dapat membunuh mikroba dengan

    memaparkan radiasi yang diserap oleh asam nukleat, asam nukleat merupakan DNA bagi

    mikroba sehingga apabila DNA rusak maka mikroba tidak dapat melakukan pembelahan dan

    akhirnya mati. Hipotesis awal yang dapat diambil adalah pertumbuhan mikroba akan semakin

    menurun seiring dengan lamanya mikroba dipaparkan oleh sinar UV.

    Hasil yang diperoleh pada percobaan menunjukkan ada perbedaan terhadap mikroba

    yang telah dipaparkan sinar UV dengan variasi waktu tersebut, bahkan mikroba dapat tumbuh

    dengan subur di dua media. Hal ini diakibatkan terjadinya kesalahan praktikan dalam melakukan

    prosedur sehingga tidak diperoleh hasil sesuai teori.

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

    berikut:

    1. Semua mikroorganisme memerlukan kondisi lingkungan tertentu untuk

    Pertumbuhan dan perbanyakannya.

    2. Tiap-tiap mikroorganisme memiliki suhu pertumbuhan maksimal, suhu pertumbuhan minimal

    dan suhu pertumbuhan optimal, yaitu suhu yang memberikan pertumbuhan terbaik dan

    perbanyakan diri tercepat.

    3. Mikroorganisme dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok berdasarkan suhu pertumbuhan

    yang diperlukannya yaitu:

    a) Mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum antara 0-20oC disebut psikofil.

  • b) Mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum antara 20-50oC

    c) Mikroorganisme yang mempunyai suhu optimum antara 50-100oC disebut thermofil.

    4. Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba diantaranya adalah

    suhu, tekanan osmotik, sinar ultraviolet, dan pH.

    5.2 Saran Untuk mendapatkan hasil praktikum yang baik diharapkan kepada semua praktikan

    dating tepat waktu, mengikuti praktikum sesuai dengan arahan dari co. assisten dan tata tertib

    yang ada dan memperhatikan keselamatan kerja selama kegiatan praktikum berlangsung.

    DAFTAR PUSTAKA

    Gaman, P.M. 1992. Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Yogyakarta:

    Gadjah Mada University Press

    Suriawiria, unus. 1993. Mikrobiologi Air. Bandung: Alumni

    Volk, Wesley A. 1988. Mikrobiologi sDasar. Jakarta: Erlangga

  • ACARA V

    ANALISIS KUANTITATIF

    MIKROBA

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

  • Tanah, air dan udara merupakan tempat atau sarang mikroba. Untuk mengetahui

    serta menghitung jumlah sel mikroba yang terkandung pada tempat-tempat tersebut tidaklah

    mudah. Terdapat tahapan serta teknik tertentu untuk dapat menghitung jumlah mikroba yang

    terkandung dalam suatu suspensi.

    Dalam praktikum kali ini, dilakukan metode perhitungan, namun sebelum

    melakukan perhitungan dilakukan pengenceran untuk memperkecil jumlah suspensi mikroba.

    Terdapat dua cara dalam memperkecil jumlah suspensi mikroba, yaitu metode hitungan cawan

    (Technique Plate Count/TPC) dan metode hitungan Most Probable Number/MPN.

    Pemahaman tentang satuan dalam menghitung sel mikroba khususnya bakteri

    adalah sangat penting. Pada hasil akhir penghitungan bakteri pada cawan digunakan satuan

    CFUs/volume atau berat. CFUs adalah singkatan dari Coloni Forming Units yang artinya unit-unit/satuan pembentuk koloni. Yang dimaksud satuan pembentuk koloni adalah sel tunggal atau

    sekumpulan sel yang jika ditumbuhkan dalam cawan akan membentuk satu koloni tunggal.

    1.2 Tujuan Praktikum

    Mahasiswa dapat mengetahui jumlah mikroba dalam sampel dengan metode SPC (Standar Plate Count).

    Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara menghitung jumlah koloni bakteri.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Di dalam suatu populasi bakteri tidak semua sel mampu hidup terus, yang di

    anggap sebagai sel hidup adalah sel yang mampu membentuk koloni di dalam agar biak atau

    membentuk suspensi dalam larutan biak. Sel-sel yang mampu hidup terus inilah yang dihitung

    dengan berbagai metode untuk menetapkan jumlah sel hidup (Schlegel, 1994).

    Perhitungan kelompok bakteri Coli mempergunakan JPT (jumlah perkiraan

    terdekat) MPN (Most Probable Number), dengan jumlah 3-3-3 atau 5-5-5 tanpa memperhatikan

    apakah jenis-jenis di dalam kelompok tersebut termasuk Coli fekal/FCB (Fecal Coliform

    Bacterial) ataupun non-FCB. Perbedaan kedua kelompok tersebut dilakukan berdasarkan

  • temperature inkubasi, yaitu untuk FCB (42 1oC) dan untuk non-FCB (37 1

    oC) (Suriawiria,

    1992).

    BAB III

    MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

    3.1 Materi Praktikum

    A. Alat Praktikum Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

    1. Tabung Reaksi

    2. Pipet

    3. Cawan petri

    4. Kertas label

    5. Incubator

    6. Kapas

    B. Bahan Praktikum Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

    1. NACL

  • 2. Media NA

    3. Sampel (kuning telur yang sudah di pasteurisasi dengan suhu 37O

    C selama 5 menit)

    3.2 Metode Praktikum

    A. Cara pengenceran

    1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

    2. Siapkan 5 tabung reaksi

    3. Tabung no.1 berisi kuning telur yang sudah di pasteurisasi dengan suhu 37oC selam 5 menit

    4. Tabung no.2,3,4 dan 5 dimasukan NaCl fisiologis sebanyak 9 ml

    5. Dari tabung no. 1 yang berisi kuning telur diambil 1 ml dengan pipet kemudian masukkan pada

    tabung no. 2 dan dicampur sampai homogen.

    6. Dari tabung no. 2 diambil 1 ml kemudian masukkan pada tabung no. 3 dan dicampur sampai

    homogen.

    7. Begitu seterusnya dilakukan perlakuan yang sama terhadap tabung no. 3,4 dan 5.

    8. Tentukan dua dari empat tabung yang akan digunakan

    9. Siapkan Petridis kemudian ambil 1 ml dari ke 2 tabung tersebut dan tuangkan ke dalam Petridis.

    10. Campurkan media Na (Nutrian Agar) dengan suhu 45oC kemudian tuangkan ke dalam Petridis

    11. Letakkan Petridis pada bidang datar dan goyangkan perlahan-lahan sampai membeku

    12. Beri label kemudian simpan pada incubator selama 2 x 24 jam dengan posisi terbalik

    13. Bersihkan dan kembalikan alat dan bahan pada tempatnya.

    B. Cara menghitung jumlah koloni

    1. Setelah incubasi selama 2 x 24 jam kemudian kita menghitung jumlah koloni dengan bantuan

    alat coloni counter

    2. Pada saat menghitung jumlah koloni posisi Petridis dalam keadaan terbalik

    3. Tekan pada bagian dimana tumbuhnya koloni dengan menggunakan alat pada coloni counter

    4. Jika koloni berdempetan tetap dihitung satu koloni

  • BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Praktikum Adapun Hasil Praktikum yang diperoleh adalah sebagai berikut:

    1. Hasil penghitungan jumlah bakteri

    No Sampel Pengenceran Jumlah Koloni

    1 Kuning telur Fasteorisasi

    37oC selama 5 menit

    10-1

    205

    2 Kuning telur Fasteorisasi

    37oC selama 5 menit

    10-2

    257

    3 Kuning telur Fasteorisasi

    37oC selama 5 menit

    10-3

    275

    2. Cara Penghitungan :

    Rumus: per ml = koloni x 1/FP (Faktor Pengencer)

    1. Diketehui :

    Jumlah koloni : 205

    Faktor Pengencer : 10-1

    Jawab :

    Rumus: per ml = koloni x 1/FP (Faktor Pengencer) per ml = 205 x 1/10-1 = 205 x 10

    1 CFU/ml

    = 20,5 dibulatkan menjadi 21 x 102 CFU/ml

    2. Diketehui :

    Jumlah koloni : 257

    Faktor Pengencer : 10-2

    Jawab :

    Rumus: per ml = koloni x 1/FP (Faktor Pengencer) per ml = 257 x 1/10-2 = 257 x 10

    2 CFU/ml

    = 257 dibulatkan menjadi 257 x 102 CFU/ml

    3. Diketehui :

    Jumlah koloni : 275

    Faktor Pengencer : 10-3

    Jawab :

    Rumus: per ml = koloni x 1/FP (Faktor Pengencer) per ml = 275 x 1/10-3 = 275 x 10

    3 CFU/ml

    = 275 x 103 CFU/m

    4.2 Pembahasan

  • Dalam praktikum ini dilakukan percobaan Analisis Kuantitatif Mikroba, dengan

    sampel kuning telur yang dipasteurisasi pada suhu 37oC selama 5 menit. Sebelum melakukan

    perhitungan dilakukan pengenceran untuk memperkecil jumlah suspensi mikroba. Terdapat dua

    cara dalam memperkecil jumlah suspensi mikroba, yaitu metode hitungan cawan (Technique

    Plate Count/TPC) dan metode hitungan Most Probable Number/MPN.

    Di dalam suatu populasi bakteri tidak semua sel mampu hidup terus, yang di

    anggap sebagai sel hidup adalah sel yang mampu membentuk koloni di dalam agar biak atau

    membentuk suspensi dalam larutan biak. Sel-sel yang mampu hidup terus inilah yang dihitung

    dengan berbagai metode untuk menetapkan jumlah sel hidup

    Banyak tersedia metode untuk menganalisa jumlah mikroorganisme dalam suatu

    sampel, diantaranya adalah plate count (spread plate, pour plate, spiral plate), MPN,

    menghitung langsung dengan Petroff Hausser ataupun cara lainnya (misalnya aktivitas

    metabolik, turbidimetri, berat kering dll.). Namun dalam percobaan ini lebih ditekankan pada

    metode yang memerlukan penghitungan koloni pada cawan petri, seperti membrane filtration,

    spread plate, pour plate.

    Pemahaman tentang satuan dalam menghitung sel mikroba khususnya bakteri

    adalah sangat penting. Pada hasil akhir penghitungan bakteri pada cawan digunakan satuan

    CFUs/volume atau berat. CFUs adalah singkatan dari Coloni Forming Units yang artinya unit-unit / satuan pembentuk koloni, yang dimaksud satuan pembentuk koloni adalah sel tunggal atau

    sekumpulan sel yang jika ditumbuhkan dalam cawan akan membentuk satu koloni tunggal.

    Pada dasarnya sel tersebar homogen pada sampel, tetapi ada jenis bakteri yang

    memang pembelahan selnya dapat terpisah baik sehingga tersebar merata tiap sel dan ada pula

    bakteri yang setelah membelah sel anakan masih menempel pada induknya, seperti halnya yang

    terjadi pada streptococcus, diplococcus, sarcina dll. sehingga penyebarannya berkelompok-

    kelompok. Pada jenis yang seperti ini jika tersebar merata dalam kelompok-kelompok sel maka

    pertumbuhan menjadi koloni tunggal bukan berasal dari satu sel saja melainkan dari beberapa

    sel.

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

    berikut:

    1. Di dalam suatu populasi bakteri tidak semua sel mampu hidup terus, yang di anggap sebagai sel

    hidup adalah sel yang mampu membentuk koloni di dalam agar biak atau membentuk suspensi

  • dalam larutan biak. Sel-sel yang mampu hidup terus inilah yang dihitung dengan berbagai

    metode untuk menetapkan jumlah sel hidup.

    2. Berbagai metode untuk menetapkan jumlah sel hidup, Metode Penghitungan tersebut adalah :

    a) Metode hitung bakteri

    b) Metode total bakteri hidup dan mati

    c) Metode pour plate d) Metode spread plate e) Metode Most Probable Plate 3. Jumlah koloni bakteri yang hidup juga dipengaruhi oleh pengencernya.

    5.2 Saran

    Untuk mendapatkan hasil praktikum yang baik diharapkan kepada semua praktikan

    datang tepat waktu, mengikuti praktikum sesuai dengan arahan dari co. assisten dan tata tertib

    yang ada dan memperhatikan keselamatan kerja selama kegiatan praktikum berlangsung.

    DAFTAR PUSTAKA

    Schlegel, Hans G. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gajah Mada University

    Press

    Suriawiria, unus. 1993. Mikrobiologi Air. Bandung: Alumni

  • ACARA VI

    PENGECATAN GRAM

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram, pada tahun

    1884. Dengan metode pengecatan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri

    Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi

    atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan

    Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti

    Mycoplasma sp. Bakteri yang dapat mengikat cat, menjadi berwarana violet jika dilihat

    dengan mikroskop, adalah bakteri gram positif. Bakteri yang lain yang tidak dapat mengikat cat

    adalah bakteri gram negatif dan nampak berwarna merah muda.

    Pengecatan Gram merupakan salah satu teknik pengecatan yang dikerjakan di

    laboratorium mikrobiologi untuk kepentingan identifikasi mikroorganisme. Morfologi

    mikroskopik mikroorganisme yang diperiksa dan sifatnya yang khas terhadap pengecatan

    tertentu (pengecatan Gram) dapat digunakan untuk identifikasi awal. Pemeriksaan ini dapat

    dilakukan dengan cepat dan biaya murah serta, dalam kasus tertentu, dapat membantu dokter

    untuk memulai terapi suatu penyakit tanpa menunggu hasil kultur.

    1.2 Tujuan Praktikum

    Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami morfologi bakteri dengan cara melakukan pengecatan.

    Mahasiswa dapat mengetahui cat yang umum dipakai dalam pengecatan bakteri yaitu pengecatan Gram.

    Mahasiswa dapat mengetahui perbedaan antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif.

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Berdasarkan tehnik pengecatan gram, dibagi menjadi bakteri gram positif

    (dinding sel peptidoglikan tebal) dan gram negatif ( dinding sel peptidoglikan tipis dan tertutup

    oleh sebuah lapisan lipopolisakarida). Christian gram, bakteriolog Denmark, pada tahun 1843

    mengelompokkan bakteri menjadi dua golongan berdasarkan reaksi pengecatan. Kedua golongan

    tersebut, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri gram positif adalah bakteri

    yang tidak dapat dihilangkan warnanya dengan etil alkohol 95% setelah pengecatan dengan

  • violet dan iodine menghasilkan warna ungu. Bakteri gram negatif adalah bakteri yang warnanya

    mudah dihilangkan dengan cara sama sehingga sulit dilihat oleh mikroskop, oleh karena itu perlu

    pengecatan counterstain untuk memunculkan warna merah sehingga dapat dilihat oleh

    mikroskop (Sudjino, 2007).

    Sel bakteri secara keseluruhan atau bagian dari sel memungkinkan untuk di cat

    dengan berbagai cat atau warna. Kemampuannya untuk mengikat cat tergantung atas spesies

    bakteri. Cat yang umum dipakai adalah cat Gram. Bakteri yang dapat mengikat cat, menjadi

    warna violet jika dilihat dengan mikroskop adalah bakteri Gram positif, bakteri yang lain yang

    tidak dapat mengikat cat adalah bakteri Gram negatif dan Nampak berwarana merah muda

    (Gaman, 1992).

    BAB III

    MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

    3.1 Materi Praktikum

    A. Alat Praktikum Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

    1. Tabung Reaksi

    2. Pipet

    3. Cawan petri

    4. Kertas label

    5. Incubator

    6. Kapas

    7. Slide Glass

    8. Ose

  • 9. Lampu Bunsent

    10. Mikroskop Cahaya

    11. Jembatan Pengecatan

    B. Bahan Praktikum Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :

    1. NACL

    2. Media NA

    3. Sampel (Kuning telur yang sudah di pasteurisasi dengan suhu 37O

    C selama 5 menit)

    4. Crystal Violet (Cat Dasar)

    5. Cairan Lugol (Cat Penguat)

    6. Etanol 96%

    7. Vuchen

    3.2 Metode Praktikum

    1. Siapkan alat dan bahan

    2. Ambil satu tetes NaCl fisiologis dengan memakai pipet kemudian teteskan pada slide.

    3. Ambil biakan bakteri atau mikroba (satu mata ose) kemudian campur dengan merata dengan

    NaCl, kemudian setelah tercampur lakukan fiksasi (pemijaran) di atas api, panaskan sampai

    mengering agar mikroba mati.

    4. Setelah itu lakukan pengecatan dengan:

    a. Gentian violet atau Kristal violet yang berguna sebagai cat dasar

    Caranya:

    preparat yang sudah kering letakkan pada jembatan pengecatan, dan teteskan 1 tetes kemudian ratakan dan diamkan selama satu menit

    lakukan pencucian dengan air mengalir dan tiriskan b. pengecatan dengan lugol sebagai cat penguat dengan cara yang sama seperti pada pengecatan

    pertama.

    c. Pengecatan dengan Etanol 96 % sebagai cat peluntur dengan cara yang sama seperti pada

    pengecatan sebelumnya dengan waktu 15 detik

    d. Pengecatan dengan vuchin dengan cara sama seperti pengecatan sebelumnya dengan waktu 90

    detik atau 2 menit

    5. Lakukan pengeringan dengan diangin-anginkan sampai kering

  • 6. Lakukan pemeriksaan warna morfologi morfologi di bawah mikroskop cahaya dengan

    pembesaran 100x oil emertion sebanyak satu tetes untuk memperjelas objek.

    7. Bersihkan dan kembalikan alat dan bahan pada tempatnya.

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Praktikum Hasil pengamatan dengan mikroskop (pembesaran 100 x dan ditambahkan oil imersil

    sebanyak satu tetes).

    4.2 Pembahasan Dalam praktikum ini dilakukan percobaan mengenai Pengecatan Gram. Metode

    pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian Gram, pada tahun 1884. Pengecatan Gram

    merupakan salah satu teknik pengecatan yang dikerjakan di laboratorium mikrobiologi untuk

    kepentingan identifikasi mikroorganisme. Morfologi mikroskopik mikroorganisme yang

  • diperiksa dan sifatnya yang khas terhadap pengecatan tertentu (pengecatan Gram) dapat

    digunakan untuk identifikasi awal.

    Dalam pewarnaan mikroba, dapat digunakan satu jenis zat pewarna, cara ini

    disebut pewarna sederhana. Zat-zat warna yang biasa digunakan untuk pewarna sederhana

    misalnya biru methilen. Pewarna bakteri dapat dibedakan atas beberapa golongan yaitu :

    pewarnaan sederhana, pewarnaan diferensial, pewarnaan structural, dan pewarnaan untuk

    menguji adanya komponen tertentu di dalam sel.

    Dalam praktikum ini dilakukan empat kali pengecatan yaitu: cristal violet yang

    berfungsi sebagai cat dasar, setelah itu pengecatan dilakukan dengan cairan lugol yang berfungsi

    sebagai cat penguat kemudian dengan etanol 96% sebagai cat peluntur dan pengecatan dengan

    vuchin yang berfungsi sebagai cat penutup.

    Sel bakteri secara keseluruhan atau bagian dari sel memungkinkan untuk di cat

    dengan berbagai cat atau warna. Kemampuannya untuk mengikat cat tergantung atas spesies

    bakteri. Cat yang umum dipakai adalah cat Gram. Dengan metode pengecatan Gram, bakteri

    dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan

    reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh

    komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada

    mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp.

    Setelah melakukan praktikum dan diamati dengan mikroskop dengan pembesaran

    100 x dan ditambahkan oil imertion sebanyak satu tetes untuk memperjelas objek pada

    mikroskop sehingga dihasilkan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Bakteri yang dapat

    mengikat cat menjadi berwarana violet jika dilihat dengan mikroskop, adalah bakteri gram

    positif. Bakteri yang lain yang tidak dapat mengikat cat adalah bakteri gram negatif dan nampak

    berwarna merah muda.

    BAB V

  • PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan praktikum yang sudah dilaksanakan dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

    berikut:

    1. Bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif

    berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap pengecatannya.

    2. Bakteri yang dapat mengikat cat, menjadi warna violet jika dilihat dengan mikroskop adalah

    bakteri Gram positif dan bakteri yang lain yang tidak dapat mengikat cat adalah bakteri Gram

    negatif dan nampak berwarana merah muda.

    5.2 Saran

    Untuk mendapatkan hasil praktikum yang baik diharapkan kepada semua praktikan

    datang tepat waktu, mengikuti praktikum sesuai dengan arahan dari co. assisten dan tata tertib

    yang ada dan memperhatikan keselamatan kerja selama kegiatan praktikum berlangsung.

    DAFTAR PUSTAKA

    Gaman, P.M. 1992. Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Yogyakarta:

    Gadjah Mada University Press

    Sudjino, dkk. 2007. Biologi. Jakarta: Intan Pariwara