22
BAB IV HASIL PENGAMATAN Sebelum dilakukan penjernihan : a. untuk air got pH sebelum ditambahkan Aluminium Sulfat Al 2 (SO 4 ) 3 atau tawas = 7,5 Gambar 4.1. pH Air Got Sebelum Penambahan Aluminium Sulfat Ciri - ciri : Gambar 4.2. Air Got Sebelum Penambahan Aluminium Sulfat 1) Warna air keruh 2) Impurities (pengotor) cukup besar dan banyak 3) Bau menyengat untuk air rawa pH sebelum ditambahkan Aluminium Sulfat Al 2 (SO 4 ) 3 = 3 17

Laporan Tetap Wt

Embed Size (px)

DESCRIPTION

NN

Citation preview

BAB IV

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

Sebelum dilakukan penjernihan :

untuk air got

pH sebelum ditambahkan Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 atau tawas = 7,5

Gambar 4.1. pH Air Got Sebelum Penambahan Aluminium Sulfat

Ciri - ciri :

Gambar 4.2. Air Got Sebelum Penambahan Aluminium Sulfat

Warna air keruh

Impurities (pengotor) cukup besar dan banyak

Bau menyengat

untuk air rawa

pH sebelum ditambahkan Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 = 3

Gambar 4.3. pH Air Rawa Sebelum Penambahan Aluminium SulfatCiri - ciri :

Gambar 4.4. Air Rawa Sebelum Penambahan Aluminium SulfatWarna air kekuning-kuningan

Mengandung pengotor

Setelah dilakukan penjernihan di clarifier :

Untuk air got

pH setelah ditambahkan Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 = 4

Gambar 4.5. pH Air Got Setelah Penambahan Aluminium SulfatCiri ciri :

Gambar 4.6. Air Got Setelah Penambahan Aluminium Sulfat

Warna air jernih

Masih ada bau

Partikel pengotornya lebih halus dan sedikit

Untuk air rawa

pH setelah ditambahkan Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 = 3

Gambar 4.7. pH Air Rawa Setelah Penambahan Aluminium Sulfat

Ciri ciri :

Gambar 4.8. Air Rawa Setelah Penambahan Aluminium SulfatWarna air jernih

Pengotornya sedikit dan halus

Setelah dilakukan penjernihan keluaran sand filter :

Untuk air got

pH setelah ditambahkan Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 = 4,5

Gambar 4.9. pH Air Got Keluaran Sand FilterCiri ciri :

Warna air jernih

Bau tidak menyengatLebih jernihUntuk air rawa

pH setelah ditambahkan Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 = 3

Gambar 4.10. pH Air Rawa Keluaran Sand FilterCiri ciri :Warna air jernihPengotornya sedikit dan halusBau tidak terlalu menyengat

BAB V

PEMBAHASAN

Pada percobaan water treatment ini, material yang digunakan adalah air got / comberan, dan air rawa. Digunakan nya air got karena untuk mengetahui tingkat basa dari limbah rumah tangga yang umumnya berupa limba detergen dan digunakan air rawa untuk melihat tingkat kekeruhan dan asam dari air tersebut. Percobaan ini dilakukan untuk mengamati tingkat keasaman dari bahan bahan atau material seperti yang disebutkan diatas, serta untuk mengetahui tentang alat alat yang digunakan pada proses water treatment yang digunakan pada industri atau pabrik didalam memenuhi kebutuhan pabrik.

Percobaan dimulai dengan memasukkan air yang akan kita jernihkan ke dalam alat clarifier dan diukur pH nya. Alat clarifier ini sendiri terdiri atas dua buah dinding, yang mana dinding bagian dalam tingginya lebih pendek dari pada dinding terluarnya. Hal ini bertujuan supaya saat terjadi proses pengadukan setelah sebelumnya ditambahkan suatu koagulan terlebih dahulu didalamnya, maka air yang sudah terpisah dari partikel pengotor akan tumpah atau meluap dari dinding bagian dalam ke dinding yang agak luar yang kemudian akan dialirkan ke sand filter. Akan tetapi dalam percobaan kali ini, hal itu tidak dapat terlaksana karena pemakaian air yang terbatas jumlahnya.

Di timbang Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 atau yang lebih dikenal dengan nama tawas sebanyak masing masing 21 gram dengan menggunakan neraca analitis untuk penjernihan air comberan dan air rawa. Tujuan penambahan Aluminium Sulfat Al2(SO4)3 ini adalah untuk mengkoagulankan serta mengendapkan partikel partikel padat yang terkandung didalam air tersebut.

Setelah di tambahkan tawas sebanyak 7 gram, campuran air tersebut diaduk secara perlahan-lahan dengan menggunakan pengaduk kayu kemudian didiamkan selama beberapa menit. Proses koagulasi yaitu proses dimana partikel-partikel yang bersifat ionik dinetralkan muatannya agar dapat saling menempel satu sama lain. Pada proses koagulasi ini, floknya belum begitu kelihatan karena masih sangat kecil sehingga masih sulit untuk diamati. Kemudian pin flok tadi menempel lagi dengan yang lainnya membentuk flok yang lebih besar dari proses koagulasi tadi. Proses kedua ini dinamakan dengan proses flokulasi.Pada proses flokulasi ini, flok-flok yang terbentuk sudah dapat dilihat dan diamati dengan sangat jelas akan tetapi masih tetap mengapung di atas permukaan air. Lalu karena akibat adanya gaya gravitasi, maka flok-flok yang cukup besar tadi jatuh dan mengendap ke bawah sehingga terjadilah proses sedimentasi atau pengendapan. Pada tahap ini, campuran air tadi sudah mulai kelihatan jernih dan terpisah menjadi dua bagian yaitu air yang jernih berada di posisi atas dan kotorannya mengendap ke bawah.

Clarifier ini terdiri atas dua buah dinding, yang mana dinding bagian dalam tingginya lebih pendek daripada dinding terluarnya. Supaya saat terjadi proses pengadukan setelah sebelumnya ditambahkan suatu koagulan terlebih dahulu didalamnya, maka air yang sudah terpisah dari partikel pengotor akan tumpah atau meluap dari dinding bagian dalam ke dinding yang agak luar yang kemudian akan dialirkan ke sand filter. Clarifier berbentuk eperti corong, sehingga nanti gumpalan pengotor tersebut akan terhambat diujung clarifier dan bisa dibuang secara manual. Dari clarifier nantinya air akan dialirkan ke sand filter melalui suatu keran,

Sand filter ini tersusun atas koral, ijuk, dan pasir pada bagian atas. Air mengalir ke sand filter lalu turun ke bak penampungan. Setelah di treatment, warna air tersebut menjadi sangat jernih, akan tetapi bau nya tetap ada dan tidak hilang. Hal itu berarti tawas hanya dapat menghilangkan kotoran-kotoran yang terdapat pada air tersebut atau dengan kata lain hanya dapat menjernihkan air tetapi tidak dapat menghilangkan bau dari air tersebut. Air yang telah jernih tadi kemudian diukur pH nya. Pada campuran air tersebut sudah mulai terlihat adanya gumpalan-gumpalan kecil dari kotoran air tersebut. Gumpalan-gumpalan ini dinamakan dengan flok kecil atau pin flok. Proses yang terjadi di sini adalah proses koagulasi yaitu proses dimana partikel-partikel yang bersifat ionik dinetralkan muatannya agar dapat saling menempel satu sama lain. Pada proses koagulasi ini, floknya belum begitu kelihatan karena masih sangat kecil sehingga masih sulit untuk diamati. Kemudian pin flok tadi menempel lagi dengan yang lainnya membentuk flok yang lebih besar dari proses koagulasi tadi. Proses kedua ini dinamakan dengan proses flokulasi. Pada proses flokulasi ini, flok-flok yang terbentuk sudah dapat dilihat dan diamati dengan sangat jelas akan tetapi masih tetap mengapung di atas permukaan air.

Lalu karena akibat adanya gaya gravitasi, maka flok-flok yang cukup besar tadi jatuh dan mengendap ke bawah sehingga terjadilah proses sedimentasi atau pengendapan. Pada tahap ini, campuran air tadi sudah mulai kelihatan jernih dan terpisah menjadi dua bagian yaitu air yang jernih berada di posisi atas dan kotorannya mengendap ke bawah.

Air tersebut kemudian di saring lagi atau di filterisasi dengan menggunakan alat sand filter atau saringan pasir. Sand filter ini sendiri tersusun atas koral, ijuk, dan pasir pada bagian atas. Air mengalir ke sand filter lalu turun ke bak penampungan. Setelah di treatment, warna air tersebut menjadi sangat jernih, akan tetapi bau nya tetap ada dan tidak hilang. Hal itu berarti tawas hanya dapat menghilangkan kotoran-kotoran yang terdapat pada air tersebut atau dengan kata lain hanya dapat menjernihkan air tetapi tidak dapat menghilangkan bau dari air tersebut. Air yang telah jernih tadi kemudian diukur pH nya.

Semua perlakuan diatas dilakukan sama baik untuk air comberan maupun air rawa, pH awal yang diamati yaitu 7,5 untuk air got dan 3 untuk air rawa. pH berubah ketika masuk ke calrifier dan di tambahkan dengan tawas yaitu menjadi 4 untuk air got dan 3 untuk air rawa. Hasil penjernian akhir keluaran sand filter yaitu pH 4,5 untuk air rawa dan 3 untuk Air got. Hal itu berarti, air tersebut masih bersifat asam dikarenakan penggunaan tawas Al2(SO4)3 atau flokulan yang bersifat asam. Praktikum yang kami lakukan hanya sebatas itu, sedangkan untuk skala pabrik, masih perlu dilakukan proses lanjutan hingga air yg dihasilkan sesuai dengan yang dibutuhkan.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Water treatment adalah bagian dari unit utilitas yang sangat vital, yaitu sebagai unit yang berfungsi dalam pengolahan air yang digunakan untuk mendukung kegiatan dari produksi itu sendiri antara lain untuk kebutuhan make up cooling water, pembuatan air demin dan untuk memenuhi keperluan air bersih dan air minum baik untuk kompleks maupun untuk pabrik itu sendiri.

Peralatan yang digunakan dalam unit water treatment adalah Filter (saringan), Pompa, Flocculator, Clarifier, Clear well, Sand Filter dan Filtered Water Storage Tank.Tawas atau Al2(SO4)3 berfungsi untuk memperbesar ukuran partikel-partikel koloid sehingga akan lebih mudah terbentuk flok-flok dan mengendap sehingga terpisah dari air.

Dalam proses water treatment produk akhir dari air yang dinginkan adalah jernih, tidak berbau, tidak berasa, memiliki pH = 7 , akan tetapi pada praktikum ini hasil yang diperoleh pHnya tidak sesuai dengan yang diinginkan yaitu didapatkan pH akhirnya = 4,5 untuk air rawa dan pH 3 untuk air got.

Setelah dilakukan percobaan, air got dan air rawa menjadi lebih jernih, tetapi tingkat kejernihan air got lebih tinggi dari air rawa.

6.2. Saran

1) Praktikan harus membersihkan sand filter terlebih dahulu karena mungkin saja ada zat yang tidak diinginkan yang tertinggal didalamnya dari praktikum sebelumnya.

2) Pada saat melakukan praktikum hendaknya membawa air yang cukup sehingga praktikum bisa berjalan dengan baik dan optimal.3) Sebaiknya di perhatikan jumlah penggunaan tawas karena akan berpengaruh terhadap hasil akhir yang akan bersifat lebih asam.

DAFTAR PUSTAKA

Elita, Ira. 2012. Laporan Pendahulan OTK. http://www.docstoc.com/docs/133794 951/LAPORAN-PENDAHULUAN-OTK-_WATER-TREATMENT_. Diakses pada tanggal 05 September 2014.Korps Asisten Laboratorium Proses dan Operasi Teknik Kimia.2008. Penuntun Praktiukum Operasi Teknik Kimia II. Indralaya. Universitas Sriwijaya.McCabe, Warren L., Julian C. Smith and Peter Harriot. 1993. Operasi Teknik Kimia. Jakarta: Erlangga.

Oktari, Depi. 2013. Laporan Tetap Water Treatment. http://depisatir.blogspot .com/2013/10/laporan-tetap-water-treatment.html. Diakses pada tanggal 05 September 2014.Rasuan,Marsitoh. 2000. Sistem Utilitas I. Indralaya. Universitas Sriwijaya.LAMPIRAN

GAMBAR ALAT

pH meter

sand filter

Clarifier

Pengaduk Kurs Porselen

Beker GelasTABEL HASIL PENGAMATAN

PengamatanJenis Air

Air Got Air Rawa

Keadaan Awal

pH awal

Warna awal

Bau awal

Setelah ditambahkan Tawas

pH

Warna

Bau

Keadaan setelah keluar sandfilter

pH

Warna

Bau awal7,5

Keruh kehitaman

Bau menyengat

4

Jernih

Menyengat

4.5

Jernih

Tidak menyengat3

Keruh Kekuningan

Bau menyengat

3

Jernih

Menyengat

3

Jernih

Tidak menyengat

17