29
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN KOMODITAS KAPAS OLEH : BINTI SA’ADAH 115040101111120 DESIRE NADIRA AZIES 115040107111010 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS KELAS U UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN MALANG 2012

Laporan TPT Aspek BP Kapas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Komoditas Kapas

Citation preview

Page 1: Laporan TPT Aspek BP Kapas

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

KOMODITAS KAPAS

OLEH :

BINTI SA’ADAH 115040101111120

DESIRE NADIRA AZIES 115040107111010

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

KELAS U

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

MALANG

2012

Page 2: Laporan TPT Aspek BP Kapas

Lembar Persetujuan

Judul Laporan : Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Kapas

Nama dan NIM : 1. Binti sa’adah 115040101111120

2. Desire Nadira Azies 115040107111010

Menyetujui,

Asisten Kelas, Asisten Lapang

Muhamad Syaifudin Yanik

Page 3: Laporan TPT Aspek BP Kapas

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kapas adalah serat halus yang menyelubungi biji beberapa jenis Gossypium (biasa

disebut pohon/tanaman kapas), tumbuhan semak yang berasal dari daerah tropika dan

subtropika. Serat kapas menjadi bahan penting dalam industri tekstil. Serat itu dapat dipintal

menjadi benang dan ditenun menjadi kain. Produk tekstil dari serat kapas biasa disebut

sebagai katun (benang maupun kainnya). Produksi serat kapas dalam negeri baru dapat

memenuhi ± 5% dari kebutuhan, sedangkan 95% harus diimpor dari luar negeri.

Tanaman kapas dapat tumbuh dengan optimal pada daerah dengan ketinggian kurang

dari 300 m dpl, dengan keadaan tanah lempung, lempung berpasir dan lempung liat dengan

struktur remah sampai liat, sedangkan curah hujan yang diperlukan rata-rata 1.500-1.800

mm/thn, dan sinar matahari yang cukup banyak yaitu lebih dari 50 %, serta angin yang tidak

terlalu kencang agar ketika tanaman kapas telah berproduksi, serat kapas tidak kotor.

Untuk dapat membudidayakan tanaman kapas dengan baik sehingga mendapatkan

hasil produksi yang maksimal, maka diperlukan ilmu pengetahuan kaitannya dengan

tindakan-tindakan yang harus dilakuan untuk dapat membdidayakan tanaman kapas tersebut,

mulai dari pengetahuan tentang syarat tumbuh tanaman kapas, bagaimana tanah yang tepat

untuk ditanami kapas, pembibitan dan penanaman, pemeliharaan tanaman kapas dari hama

dan penyakit, hingga proses pemanenan yang tepat.

Dengan adanya praktikum tersebut, praktikan dapat mempelajari cara budidaya

tanaman kapas yang baik dan benar, serta mempraktikan teori penanaman yang ada dan

disarankan, apakah sesuai atau tidak dengan daerah yang ditempati untuk pembudidayaan

tanaman kapas tersebut.

1.2 Tujuan

Untuk Mengetahui Teknik Budidaya Kapas

Untuk Mengetahui Pengaruh Perlakuan yang digunakan pada Pertumbuhan Kapas

Page 4: Laporan TPT Aspek BP Kapas

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kapas

Klasifikasi :

Regnum : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Sub Divisi : Angiospermae (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Dicotyledoneae (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Dialypetalae

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)

Genus : Gossypium

Spesies : Gossypium obtusifolium var. wightianum Roxb.

Morfologi Kapas

KAPAS (Gossypium herbaceum L.)

Secara garis besar, jenis kapas yang ditanam di Indonesia antara lain :

Jenis kapas lama

Kapas Jawa atau Pandak (G. Obtusifolum), yang telah ditanam di daerah Demak, Pati,

Banten, dengan ciri-ciri serat pendek kaku, kurang halus dan kurang tahan terhadap hama ulat

Empoasca.

Kapas Palembang atau Kapas Ulu (G. Obtusifolum) dengan cirri-ciri ukuran kapas kecil,

tinggi tanaman lebih kurang 1½ m, serat pendek, mutunya agak rendah dan serat seperti bulu

kucing.

Kapas Lombok atau Kapas Jantuk, kapas ini dapat tumbuh di sembarang tempat, tetapi mutu

kapasnya kurang baik.

Jenis kapas baru

Jenis kapas baru merupakan jenis kapas yang dianjurkan untuk ditanam, yaitu G. Hirsutum

dengan ciri-ciri :

T. GHs-25 (dulu Kamboja 80)

- Tanaman tetap tinggi, daun berbulu dan berlekuk

- Bentuk buah bulat dan besar

Page 5: Laporan TPT Aspek BP Kapas

- Umur lebih 6 bulan

- Panjang serat 25 cm, rendemen 33%

- Indek serat 5 (100 biji kapas hasil serat = 5 gram)

T. GHs-44 (dulu Sind Sudhar 134) Tinggi tanaman sedang, daun kecil, berlekuk dan

berbulu banyak.

- Buah kecil agak lonjong dan ujungnya berkenop

- Umur 51/2 bulan

- Panjan serat 27 cm, rendemen 30%

- Indek serat 4 (100 biji kapas hasil serat = 4 gram)

2.2 Syarat Tumbuh Kapas

Berbeda dengan tanaman lainnya, tanaman kapas membutuhkan perhatian yang cukup

cermat dan teliti terhadap faktor iklim. Syarat-syarat tumbuh tanaman kapas antara lain :

Curah hujan

Curah hujan yang diperlukan oleh tanaman kapas rata-rata 1.500 sampai dengan 1.800

mm/tahun (minimum 175 sampai dengan 200 mm/bulan) yang terbagi atas :

Masa persiapan memerlukan air dengan hujan ringan. Waktu umur 1 sampai dengan 3

bulan perlu hujan ringan untuk pembungaan dan pembuahan. Disamping itu

diperlukan kelembaban yang tinggi, sebaiknya ada irigasi. Waktu siap untuk berbuah

(umur 5 sampai dengan 7 bulan) tidak memerlukan hujan. Curah hujan dapat

berpengaruh langsung terhadap jumlah dan kualitas kapas yang dihasilkan. Hujan

yang terlalu lebat dapat mengganggu pertumbuhan kecambah, kapas yang telah

dewasa bias roboh. Disamping itu, hujan yang terus-menerus selama masa

pembungaan akan menghambat proses persarian sehingga menghambat proses

persarian sehingga proses pembuahan terhenti pada saat mulai pecah dan buah

menjadi busuk. Selain itu, buah yang telah mekar bila terus disiram hujan, warna

seratnya menguning dan kualitas kapas turun.

Sinar matahari dan angin

Untuk pertumbuhan dan perkembangannya, tanaman kapas membutuhkan sinar

matahari yang cukup banyak. Bila sinar matahari kurang, dapat memperlambat

masaknya buah dan masaknya tidak seragam. Dengan adanya sinar yang cukup, buah

dapat masak antara 70 sampai dengan 90%. Dengan demikian, daerah-daerah yang

Page 6: Laporan TPT Aspek BP Kapas

selama musim tanam hanya mendapat sinar matahari kurang dari 50% tidak baik

untuk tanaman kapas.

Arus angin yang berlebihan dapat menjadi gangguan bagi tanaman kapas. Angin juga

dapat menurunkan kualitas kapas, karena mengotori serat buah yang belum dipetik.

Disamping itu angin yang mengandung uap air, sangat baik untuk pertumbuhan

kapas. Angin kencang dapat menyebabkan tanaman roboh dan menghambat usaha

pemberantasan hama serta hama serta penyakit.

Suhu dan lokasi

Kapas adalah tanaman yang cocok ditanam di daerah dataran rendah dengan

ketinggian kurang dari 300 m dari permukaan laut. Dalam pertumbuhannya, tanaman

kapas membutuhkan suhu yang tinggi. Untuk pertumbuhan kapas yang optimal, kapas

memerlukan suhu antar 30° sampai dengan 34° C.

Keadaan tanah

Kapas dapat ditanam di berbagai jenis tanah. Untuk memeperoleh hasil yang baik,

syarat-syarat tanah yang dianjurkan antara lain tanah lempung, tanah-tanah lempung

berpasir, dan tanah lempung liat.

Struktur tanah yang baik untuk tanaman kapas adalah remah sampai liat, serta

mengandung humus.

2.3 Teknik Budidaya Kapas

2.3.1 Penyiapan Lahan dan Pembibitan

Penyiapan lahan

Sebelum dilakukan penanaman, terlebih dahulu perlu disiapkan lahan yang baik

melalui pengolahan tanah yang sempurna.

Adapun cara pengolahan tanah untuk tanaman kapas adalah sebagai berikut :

Tanah dibajak dengan kedalaman 20 sampai dengan 30 cm dengan frekuensi 1 sampai

dengan 2 kali.

Tanah dibersihkan dari sisa-sisa tanaman terdahulu.

Page 7: Laporan TPT Aspek BP Kapas

Tanah untuk tanaman kapas sebaiknya bekas tanaman padi/palawija, sehingga ada

pergiliran tanaman untuk menghindari berjangkitnya hama hama dan penyakit kapas.

Pemilihan bibit kapas

Seleksi bibit merupakan faktor yang dapat mempengaruhi dalam bercocok tanam

kapas. Hal ini berhubungan dengan pertumbuhan serta kualitas yang dihasilkan.

Ciri-ciri bibit yang baik adalah :

Berasal dari buah yang kering dan tua serta mempunyai daya kecambah lebih 80%.

Bibit harus murni, bersih dan berasal dari varietas unggul. Bebas dari hama dan

penyakit. Sebelum ditanam sebaiknya diaduk dengan pestisida atau fungisida.

Penanaman

Dalam penanaman kapas perlu diperhatikan waktu tanam, jarak tanam serta cara

penanamannya.

a. Waktu tanam

Kapas memerlukan banyak air selama 3 sampai dengan 4 bulan sejak dari penanaman.

Dengan demikian sebaiknya penanaman dapat ditentukan 5 bulan sebelum musim

kemarau, sehingga kapas dapat tumbuh baik dan mendapat air yang cukup. Untuk

mendapatkan pertumbuhan kecambah yang baik, pada saat benih akan ditanam, tanah

harus cukup basah dan lembab. Waktu penanaman hendaknya dilakukan serentak,

sehingga dapat mencegah penyebaran hama dan penyakit serta memudahkan

pemerantasan.

b. Jarak tanam

Jumlah tanaman yang akan ditanam sebaiknya 50.000 sampai dengan 60.000 setiap

hektar. Hal ini dimaksudkan agar setiap tanaman memperoleh sinar matahari,

peredaran udara dan ruang tumbuh yang cukup, sehingga akan memperoleh hasil yang

baik. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam antara barisan 90 sampai dengan 120

cm, sedang jarak tanam dalam barisan berkisar antara 20 atau 25 cm

Page 8: Laporan TPT Aspek BP Kapas

Sifat tanah Jarak tanam antar baris Jarak tanam dalam baris Jumlah pohon/Ha

Subur 100 cm 40 cm 25.000

Subur 100 cm 30 cm 33.000

Kering subur 100 cm 20 cm 50.000

Kering subur 90 cm 25 cm 44.000

Kering subur 90 cm 30 cm 36.000

Cara penanaman

Penanaman kapas dilakukan dengan langkah-langkah seperti dibawah ini :

Benih ditanam dengan tugal, yaitu dengan menugal (melubangi tanah dengan

mempergunakan kayu atau bambu) dan dalamnya lebih kurang 5 cm, sedang untuk

tanah berlempung agar lubangnya dibuat lebih dangkal. Tiap lubang diisi dengan 4

sampai dengan 5 biji benih, sedangakan pada tanah yang tidak subur atau agak liat

sehingga sulit ditembus kecambah sebaiknya diisi sebanyak 8 sampai dengan 10 biji

yang diletakkan secara bergerombol, agar ketika mulai berkecambah dapat dengan

mudah bersama-sama menembus lapisan tanah. Penanaman dilakukan secara teratur

dalam barisan, agar mudah dalam pemeliharaan selanjutnya.Lubang yang telah diisi

biji benih, ditutup dengan tanah gembur, atau pupuk kandang yang masak.

2.3.2 Pemeliharaan Tanaman

Tanaman kapas memerlukan pemeliharaan yang meliputi kegiatan-kegiatan

:penjarangan, penyulaman, penyiangan, pembubunan, pemupukan, pemangkasan pohon dan

pencegahan hama serta penyakit:

Penjarangan

Penjarangan bertujuan untuk mengurangi tanaman yang tumbuh terlalu padat dalam satu

lubang, sehingga diberi kesempatan kepada tanaman yang tinggal untuk tumbuh subur dan

menghasilakn sesuai dengan tingkat produksi yang diharapkan. Beberapa kegiatan yang

dilakukan dalam kegiatan penjarangan antara lain :

Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 sampai dengn 3 minggu.

Tanaman yang tumbuh cacat dicabut.

Page 9: Laporan TPT Aspek BP Kapas

Tiap lubang sebaiknya dipelihara 1 atau 2 pohon, atau tergantung keadaan tanah.

Bagi tanah yang subur sebaiknya cukup 1 pohon saja, agar tidak terlalu rimbun.

Penyulaman

Penyulaman diperlukan apabila tanaman tumbuh kurang dari 80%, diganti dengan

tanaman kapas yang baru, sehingga jumlah pohon sesuai yang diinginkan. Penyulaman

sebaiknya dilakukan pada saat tanaman berumur tidak lebih daru 10 hari. Hal ini untuk

menjaga agar pertumbuhan tanaman serempak dan mudah dalam pemeliharaan. Bibit

tanaman yang akan disulam dapat diambil dari lubang lain yang jumlahnya berlebihan,

dengan mencabut secara hati-hati agar akar tunggang tidak putus.

Penyiangan dan pembumbunan

Penyiangan dilakukan dengan membuang rumput-rumput sekitar tanaman kapas agar

pertumbuhannya tidak terhambat. Rumput-rumput yang tidak dicabut dapat menjadi sarang

hama dan penyakit serta dapat mengurangi hasil maupun mutu kapas sampai 50%.

Penyiangan dilakukan sebaiknya tiga kali, yaitu pada saat tanaman berumur 2 sampai dengan

3 minggu (penyiangan pertama), berumur 5 minggu (penyiangan kedua) dan ketika berumur

7 minggu (penyiangan ketiga). Bersamaan dengan penyiangan, perlu dilakukan pembubunan,

yaitu menguruk atau membumbun tanah di sekitar pohon sedemikian rupa untuk memberi

kesempatan pada tanaman kapas tumbuh subur.

Khusus untuk daerah datar, pembumbunan pertama dilakukan mengikuti barisan,

pembumbunan kedua menyilang barisan. Sedang untuk daerah miring, pembumbunan

dilakukan sesuai dengan tingkat kemiringan tanah.

Cara Pemupukan

Untuk menambah tingkat kesuburan tanah, tanaman kapas dapat dipupuk dengan pupuk

anorganik (buatan) yaitu Urea atau ZA, pupuk P (TSP) dan K. Cara pemupukan adalah

sebagai berikut:

- Pupuk Urea atau ZA diberikan sebanyak dua kali, yaitu pemupukan pertama pada saat

tanaman berumur ±2 minggu dan pemupukan kedua setelah tanaman berumur 6 sampai

dengan 8 minggu, dengan dosis 100 kg Urea atau 200 kg ZA per hektar. Pupuk kalium Sulfat

Page 10: Laporan TPT Aspek BP Kapas

diberikan dengan dosis 50 kg/ha, bila tanah kekurangan belerang. Pupuk TSP diberikan

dengan dosis 100 kg/ha.

- Pupuk TSP dan kalium Sulfat diberikan bersama-sama pada waktu tanam atau dapat juga

diberikan bersamaan dengan pemberian pupuk Urea atau ZA yang pertama.

- Pemupukan pertama dilakukan dengan menggali lubang sedalam 5 cm. kemudian pupuk

dimasukkan dan ditutup rapat dengan tanah. Lubang pupuk dapat dibuat dengan tugal atau

alat lain.

- Pemupukan kedua dilakukan dengan membuat alur yang berjarak 10 sampai dengan 15 cm

dari pohon dan perlakuannya sama dengan pemupukan pertama.

Pemotongan dan Pemangkasan Pohon

Pemangkasan tanaman kapas bertujuan untuk menjaga pertumbuhan kapas tidak

terlalu tinggi, untuk mempermudah melakukan penyemprotan dan pemanenan. Pemangkasan

dilakukan pada saat tanaman berumur 110 sampai dengan 120 hari. Pemangkasan dilakukan

dengan pisau atau gunting maupun dengan tangan pada bagian yang lunak.

2.4 Hubungan Perlakuan yang Digunakan dengan Komoditas Kapas

Penggunaan mulsa jerami pada mulanya ditujukan untuk kepentingan agronomi, yaitu

mempertahankan tingkat kelembaban tanah, menjaga suhu permukaan tanah, mengurangi

erosi, memperlambat pemiskinan K dan Si, meningkatkan C-organik, Mg dan KTK,

meningkatkan serapan hara P dan K, dan meningkatkan stabilitas agregat tanah serta

translokasi N dan P (Purwani et al., 2000). Akhir akhir ini dilaporkan bahwa mulsa jerami

bermanfaat dalam kaitannya dengan upaya pengedalian hama. Mulsa jerami padi dapat

menyebabkan peningkatan kelimpahan artropoda predator serangga hama pada tanaman

kedelai, terutama artropoda predator kelompok laba-laba.

Pemberian mulsa jerami padi di pertanaman kapas secara nyata dapat mengurangi

kerusakan persentase kuncup bunga dan buah kapas yang rusak. Pada perlakuan mulsa jerami

padi kuncup rusak rata-rata 1,15% dan buah rusak 0,76%, sedangkan tanpa mulsa kuncup

rusak 1,3% dan buah rusak 0,81% (Gambar 8). Rendahnya persentase kuncup bunga kapas

dan buah kapas yang rusak pada perlakuan mulsa jerami padi disebabkan populasi hama ulat

lebih rendah.

Page 11: Laporan TPT Aspek BP Kapas

Jenis pupuk yang digunakan dalam budidaya kapas Kanesia 10 disini adalah pupuk

Urea dengan rekomendasi pupuk sebesar 150 kg/ha, SP36 dengan rekomendasi pupuk

sebesar 50 kg/ha, dan KCl dengan rekomendasi pupuk sebesar 50 kg/ha. Luas lahan tanaman

kapas kelompok kelas U dan X adalah 2 m x 4 m, dengan jarak tanam sebesar 50 cm x 100

cm.

Keadaan tanaman kapas dengan perlakuan mulsa jerami padi (kelas U dan kelas X)

dibandingkan dengan tanaman kapas tanpa perlakuan mulsa jerami padi (kelas L-

Agroekoteknologi) pertumbuhannya lebih cepat dan produktifitas tanamannya lebih baik,

baik dalam produktifitas daun, cabang produktif maupun pada produktifitas bunga tanaman

kapas.

Page 12: Laporan TPT Aspek BP Kapas

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu praktikum Teknologi Produksi Pertanian dilakukan pada setiap hari Kamis

pada pukul 13.30 – 16.30 WIB di lahan Ngijo, Karangploso sebagai tempat praktikumnya.

3.2. Alat dan Bahan + Fungsi

3.2.1. Alat

Bambu : sebagai penanda lahan

Tali Rafia : sebagai pembatas lahan

Cangkul : Untuk mengolah tanah

Gembor : Untuk menyiram tanaman

Cetok : Untuk membalik tanah

Penggaris : sebagai pengukuran pertumbuhan tanaman

Kamera : sebagai dokumentasi tanaman

Alat tulis : sebagai alat pencatat hasil pengukuran

3.2.2. Bahan

Benih tanaman kapas : sebagai bahan tanam

Pupuk

o kandang : sebagai penambah unsur hara dalam

tanah dan penambah nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan

awal tanaman kapas. Sesuai kebutuhan petak lahan.

o Urea : sebagai zat yang mempercepat

pertumbuhan tanaman. Rekomendasi 150 kg/ha.

o SP36 : sebagai penambah unsur hara dalam

tanah dan penambah nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan

tanaman kapas. Rekomendasi 50 kg/ha.

o KCl : sebagai penambah unsur hara dalam

tanah dan penambah nutrisi untuk pertumbuhan dan perkembangan

tanaman kapas. Rekomendasi 50 kg/ha.

Page 13: Laporan TPT Aspek BP Kapas

3.3. Cara Kerja (Diagram Alir + Penjelasan)

Penanaman Tanaman Kapas

Pengolahan lahan dengan cara pembersihan gulma

Memberikan batas antar lahan dengan menggunakan bamboo sebagai penegak dan tali raffia

sebagai pembatas lahan

Menambahkan pupuk kandang di lahan

Melakukan irigasi sebelum dilakukan penanaman benih kapas

Melakukan penanaman dengan jarak tanam (100 x 50) cm

Kemudian dilakukan pemeliharaan dengan cara penyiangan, penjarangan, dan penyulaman

apabila diperlukan dengan benih yang baru jika tanaman yang tumbuh kurang dari 80%

Melakukan pemupukan dengan Urea, SP36 dan KCl setelah tanaman berusia 21 hst dengan

cara meletakkan pupuk disamping kiri/kanan lubang tanaman kemudia ditimbun dengan

sedikit tanah

Dilakukan pemeliharaan setiap 1 minggu sekali dengan mengontrol penyediaan air dan

penyiangan gulma

Page 14: Laporan TPT Aspek BP Kapas

Penanaman tanaman kapas dilakukan dengan cara melakukan pengolahan lahan dan

pembersihan gulma, membuat petak lahan dengan memberikan batas antar lahan dengan

menggunakan bamboo sebagai penegak dan tali rafia sebagai pembatas lahan, menambahkan

pupuk kandang pada petak lahan, melakukan irigasi sebelum dilakukan penanaman benih

kapas, penanaman dilakukan pada jarak 100 cm x 50 cm, pemeliharaan dilakukan dengan

cara penyiangan bila banyak gulma yang tumbuh pada lahan, penjarangan yang dilakukan

apabila terlalu banyak tanaman yang tumbuh pada satu lubang tanam, dan penyulaman yang

dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati pada lubang tanam, pemupukan dengan

pemberian pupuk kimia setelah usia tanaman kapas 21 hst dengan cara meletakkan pupuk

disekitar lubang tanam tanaman kapas, kemudian ditimbun sedikit tanah, pemeliharaan

lanjutan dilakukan dengan cara pemeliharaan setiap satu minggu sekali dengan mengontrol

penyediaan air dan penyiangan gulma.

Adapun besarnya pupuk yang digunakan adalah: pupuk Urea sebesar 120 gr/bedeng,

pupuk SP36 sebesar 40 gr/bedeng, dan pupuk KCl sebesar 40 gr/bedeng. Jumlah tersebut

adalah jumlah pupuk yang dipakai untuk penanaman kapas dengan luas lahan 2 m x 4 m, baik

dengan perlakuan mulsa jerami maupun tanpa mulsa jerami.

Page 15: Laporan TPT Aspek BP Kapas

Pengukuran Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Kapas

Pertama-tama siapkan alat penggaris, tali raffia, dan bambu

Kemudian pilih tanaman Kapas yang ada di dalam tanaman pagar/border untuk

dijadikan sebagai sampel percobaan

Kemudian memilih tanaman Kapas sampel sebanyak 8 lubang tanam Kapas

Setelah memilih sampel tanaman Kapas hitung tinggi, jumlah daun, dan jumlah

cabang tanaman Kapas sample sebagai hasil pertumbuhan dan perkembangannya

Kemudian catat hasil dari pengamatan yang dilakukan

Dokumentasikan

Pengukuran pertumbuhan dan perkembangan tanaman kapas dilakukan dengan

cara mengukur pertumbuhan tanaman contoh pada setiap minggunya dengan penggaris,

dimana yang diamati dan dihitung adalah tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang

(jumlah cabang keseluruhan), jumlah cabang produkif (jumlah cabang tempat bunga/calon

bunga tumbuh), dan jumlah bunga (baik bunga yang masih kuncup/calon bunga maupun

bunga yang sudah mekar), kemudian catat dan dokumentasikan.

Page 16: Laporan TPT Aspek BP Kapas

IV. PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan (Tabel, Grafik+foto Pengamatan)

Tabel Pengamatan Kelas U dengan Mulsa Jerami

Tanaman Sample 1

Pengamatan

Pertambahan Tingggi

(cm)

Cabang

Daun

∑ Cabang

Produktif ∑ Bunga

21 hst 35 4 27 0 0

28 hst 39 4 39 0 0

35 hst 64 13 75 13 22

42 hst 82 30 99 30 30 (berbunga 1)

Tanaman Sample 2

Pengamatan

Pertambahan Tingggi

(cm)

Cabang

Daun

∑ Cabang

Produktif ∑ Bunga

21 hst 34 2 18 0 0

28 hst 37 3 25 0 0

35 hst 59 12 70 10 15

42 hst 77 19 92 19 21

Tanaman Sample 3

Pengamatan

Pertambahan Tingggi

(cm)

Cabang

Daun

∑ Cabang

Produktif ∑ Bunga

21 hst 44 11 35 0 0

28 hst 60 12 82 0 0

35 hst 75 41 95 33 34

42 hst 87 42 102 41 41 (berbunga 1)

Tanaman Sample 4

Pengamatan

Pertambahan Tingggi

(cm)

Cabang

Daun

∑ Cabang

Produktif ∑ Bunga

21 hst 42 9 49 0 0

28 hst 48,5 10 73 0 0

35 hst 70 15 85 15 15

42 hst 82 26 91 23 25

Page 17: Laporan TPT Aspek BP Kapas

Tanaman Sample 5

Pengamatan

Pertambahan Tingggi

(cm)

Cabang

Daun

∑ Cabang

Produktif ∑ Bunga

21 hst 50 11 50 0 0

28 hst 53 11 57 0 0

35 hst 61 25 63 23 23

42 hst 63 34 80 34 34 (berbunga 1)

Tanaman Sample 6

Pengamatan

Pertambahan Tingggi

(cm)

Cabang

Daun

∑ Cabang

Produktif ∑ Bunga

21 hst 32 10 24 0 0

28 hst 49 11 29 0 0

35 hst 66 36 41 33 33

42 hst 81 43 62 43 43 (berbunga 1)

Tanaman Sample 7

Pengamatan

Pertambahan Tingggi

(cm)

Cabang

Daun

∑ Cabang

Produktif ∑ Bunga

21 hst 40 10 44 0 0

28 hst 55 11 69 0 0

35 hst 75 37 77 36 36

42 hst 88 42 90 41 41 (berbunga 2)

Tanaman Sample 8

Pengamatan

Pertambahan Tingggi

(cm)

Cabang

Daun

∑ Cabang

Produktif ∑ Bunga

21 hst 36 15 51 0 0

28 hst 50 16 73 0 0

35 hst 83 47 88 44 44

42 hst 101 62 117 59 60 (berbunga 2)

Page 18: Laporan TPT Aspek BP Kapas

Tabel Pengamatan Kelas X dengan Mulsa Jerami

Tanaman 1

Pengamatan tinggi (cm) ∑ Cabang ∑ Daun ∑ Cabang Produktif ∑ bunga Bunga

21 hst 21 3 24 0 0

28 hst 36 4 35 0 0

35 hst 57 11 73 4 1

42 hst 78 27 97 24 3

tanaman 2

Pengamatan Pertambahan Tingggi (cm) ∑ Cabang ∑ Daun

∑ Cabang

Produktif ∑ Bunga

21 hst 30 2 18 0 0

28 hst 35 3 23 0 0

35 hst 55 11 68 9 1

42 hst 75 22 90 18 2

tanaman 3

Pengamatan Pertambahan Tingggi (cm) ∑ Cabang ∑ Daun

∑ Cabang

Produktif ∑ Bunga

21 hst 32 9 35 0 0

28 hst 56 12 82 0 0

35 hst 70 28 96 24 1

42 hst 85 42 105 38 4

tanaman 4

Pengamatan Pertambahan Tingggi (cm) ∑ Cabang ∑ Daun

∑ Cabang

Produktif ∑ Bunga

21 hst 33 8 44 0 0

28 hst 66 17 71 0 0

35 hst 75 21 89 11 1

42 hst 88 36 104 30 3

tanaman 5

Pengamatan Pertambahan Tingggi (cm) ∑ Cabang ∑ Daun

∑ Cabang

Produktif

∑ Calon

Bunga

21 hst 32 10 32 0 0

28 hst 55 16 55 0 0

Page 19: Laporan TPT Aspek BP Kapas

35 hst 61 27 66 22 2

42 hst 78 36 98 31 4

tanaman 6

Pengamatan

Pertambahan Tingggi

(cm)

Cabang

Daun

∑ Cabang

Produktif

∑ Calon

Bunga

21 hst 31 10 29 0 0

28 hst 46 14 38 0 0

35 hst 63 26 41 20 1

42 hst 79 39 69 31 3

tanaman 7

Pengamatan

Pertambahan Tingggi

(cm)

Cabang

Daun

∑ Cabang

Produktif

∑ Calon

Bunga

21 hst 35 8 23 0 0

28 hst 47 14 37 0 0

35 hst 68 28 72 17 1

42 hst 87 43 83 36 2

tanaman 8

Pengamatan

Pertambahan Tingggi

(cm)

Cabang

Daun

∑ Cabang

Produktif

∑ Calon

Bunga

21 hst 35 9 56 0 0

28 hst 56 17 76 0 0

35 hst 85 37 89 48 2

42 hst 104 64 108 59 4

Tabel Pengamatan Kelas L Tanpa Mulsa Jerami

Pada Tanggal 06 November 2012 (21 hst)

Tanaman Jumlah daun Jumlah cabang

Tingg

i Cabang produktif

LUBANG I

Tanaman I 21 4 29 cm belum ada

Tanaman II 18 4 28 cm belum ada

LUBANG II

Tanaman I 22 4 23 cm belum ada

Page 20: Laporan TPT Aspek BP Kapas

Tanaman II 12 1 24 cm belum ada

LUBANG III

Tanaman I 11 1 22 cm belum ada

Tanaman II 12 1 20 cm belum ada

LUBANG IV

Tanaman I 10 0 14 cm belum ada

Tanaman II 8 0 17 cm belum ada

LUBANG V

Tanaman I 18 4 19 cm belum ada

Tanaman II 8 0 12 cm belum ada

LUBANG VI

Tanaman I 11 3 12 cm belum ada

Tanaman II 13 2 29 cm belum ada

Pada Tanggal 20 November 2012 (28 hst)

Tanaman Jumlah daun Jumlah cabang

Tingg

i Cabang produktif

LUBANG I

Tanaman I 51 14 70 cm 10

Tanaman II 37 12 65 cm 9

LUBANG II

Tanaman I 62 12 60 cm 11

Tanaman II 30 9 50 cm 4

LUBANG III

Tanaman I 22 9 48 cm 4

Tanaman II 26 8 45 cm 3

LUBANG IV

Tanaman I 29 7 34 cm 5

Tanaman II 17 7 35 cm 3

LUBANG V

Tanaman I 41 15 56 cm 10

Tanaman II 12 4 35 cm 2

LUBANG VI

Page 21: Laporan TPT Aspek BP Kapas

Tanaman I 33 10 48 cm 6

Tanaman II 24 9 44 cm 5

Pada Tanggal 27 November 2012 (35 hst)

Tanaman Jumlah daun Jumlah cabang

Tingg

i Cabang produktif

LUBANG I

Tanaman I 77 17 91 cm 24

Tanaman II 56 26 85 cm 21

LUBANG II

Tanaman I 98 31 80 cm 20

Tanaman II 24 13 63 cm 11

LUBANG III

Tanaman I 26 12 62 cm 6

Tanaman II 28 9 65 cm 4

LUBANG IV

Tanaman I 34 15 54 cm 6

Tanaman II 24 10 55 cm 5

LUBANG V

Tanaman I 56 19 73 cm 23

Tanaman II 14 6 42 cm 3

LUBANG VI

Tanaman I 40 15 60 cm 8

Tanaman II 41 14 63 cm 9

Grafik Pengamatan seluruh kelas setelah dirata-rata setiap minggu:

a. Daun

37,25 32,625 13,667

55,875 52,125 32

74,25 74,25

43,1667

90,75 94,25

0

0

50

100

150

200

250

300

Kelas U Kelas X Kelas L

Daun

42 HST

35 HST

28 HST

21 HST

Page 22: Laporan TPT Aspek BP Kapas

b. Cabang

c. Cabang produktif

d. Tinggi

e. Bunga

9 7,275 2

9,75 12,125 9,667

28,25 23,625

15,583

37,125 38,625

0

0

20

40

60

80

100

Kelas U Kelas X kelas L

Cabang

42 HST

35 HST

28 HST

21 HST

0 0 0 0 0 6

25,875 19,375 11,667

35,25 33,375

0

0

20

40

60

80

Kelas U Kelas X kelas L

Cabang Produktif

42 HST

35 HST

28 HST

21 HST

39,125 31,125 20,75

48,9375 49,625 49,1667

69,125 66,75 60,083

81,125 84,25

0

0

100

200

300

Kelas U Kelas X Kelas L

Tinggi Tanaman Kapas

42 HST

35 HST

28 HST

21 HST

0 0 0 0 0 0

22

1,25 0

36

3,125 0 0

20

40

60

80

Kelas U Kelas X Kelas L

Bunga

42 HST

35 HST

28 HST

21 HST

Page 23: Laporan TPT Aspek BP Kapas

Foto Pengamatan Komoditas Kapas Kelas U

Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3

Tanaman 4 Tanaman 5 Tanaman 6

Tanaman 7 Tanaman 8

Page 24: Laporan TPT Aspek BP Kapas

Foto Pengamatan Komoditas Kapas Kelas X

Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3

Tanaman 4 Tanaman 5

Foto Pengamatan Kapas Agoekoteknologi Kelas L

(Tidak ada Dokumentasi dari Kelas L)

Page 25: Laporan TPT Aspek BP Kapas

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa pertumbuhan tanaman kapas

dengan perlakuan mulsa jerami lebih cepat pertumbuhannya bila dibandingkan dengan

tanaman kapas tanpa perlakuan. Hal ini dikarenakan fungsi dari mulsa jerami sendiri

adalah sebagai salah satu bahan penambah unsur hara organik selain dari pupuk kimia

yang telah diberikan.

Berdasarkan jurnal yang kami dapatkan, pemberian mulsa jerami padi dapat

memperbaiki agroekosistem karena menciptakan iklim mikro yang kondusif untuk

perkembangan mikroarthropoda tanah dan pertumbuhan tanaman (Subiyakto et al. 2005c;

Subiyakto dan Indrayani 2008). Pemberian mulsa jerami juga akan menambah bahan

organik ke dalam tanah dan sebagai pemicu utama berfungsinya suatu komponen

penyusun habitat (Hattenschwiler et al. 2005; Subiyakto et al. 2005b).

Tanaman kapas dengan pertumbuhan terbaik terdapat pada kelas U, dengan rata-rata

jumlah daun pada pengamatan akhir (42 hst) sebanyak 90,75, jumlah cabang sebanyak

37,125, jumlah cabang produktif sebanyak 35,25, tinggi tanaman kapas sebesar 81,125

cm, dan jumlah bunga sebanyak 36.

Sedangkan tanaman kapas dengan pertumbuhan terburuk terdapat pada kelas L,

dengan rata-rata jumlah daun pada pengamatan akhir (35 hst) sebanyak 43,167, jumlah

cabang sebanyak 15,625, jumlah cabang produktif sebanyak 11,67, tinggi tanaman kapas

sebesar 60,08, dan jumlah bunga masih kosong, karena tanaman belum berbunga.

Adapun pemakaian pupuk pada tanaman kapas dengan perlakuan mulsa jerami padi

dan tanpa perlakuan adalah sama, dengan rekomendasi pupuk yang ada yaitu, pupuk Urea

sebesar 150 kg/ha, pupuk SP36 sebesar 50 kg/ha, dan pupuk Kcl sebesar 50 kg/ha.

Perhitungan pupuk :

Diketahui luas lahan = 2 m x 4 m = 8 meter

o Pupuk Urea yang direkomendasikan = 150 kg/ha

o Pupuk SP36 yang direkomendasikan = 50 kg/ha

o Pupuk KCl yang direkomendasikan = 50 kg/ha

Pupuk Urea per bedeng =�

������150 = 0,12��/ℎ� → 120��

Pupuk SP36 per bedeng =�

������50 = 0,04��/ℎ� → 40��

Pupuk KCl per bedeng =�

������50 = 0,04��/ℎ� → 40��

Page 26: Laporan TPT Aspek BP Kapas

Jadi, besarnya pupuk yang digunakan setelah melalui perhitungan pupuk adalah

pupuk Urea sebesar 120 gr/bedeng, pupuk SP36 sebesar 40 gr/bedeng, dan pupuk KCl

sebesar 40 gr/bedeng. Adapun untuk pupuk kandang yang diberikan pada awal

penanaman, besarnya disesuaikan dengan kebutuhan petak lahan yang ada pada masing-

masing bedengan. Dengan pemakaian pupuk yang benar, sesuai perhitungan pupuk ada,

maka tanaman akan tumbuh lebih baik/optimal.

Page 27: Laporan TPT Aspek BP Kapas

4.3 Dokumentasi Praktikum

Tanaman 1 Tanaman 2 Tanaman 3

Tanaman 4 Tanaman 5 Tanaman 6

Tanaman 7 Tanaman 8

Page 28: Laporan TPT Aspek BP Kapas

V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang kami lakukan, tanaman kapas yang menggunakan

perlakuan mulsa jerami padi tumbuh lebih optimal, dibandingkan dengan pertumbuhan

tanaman kapas yang tanpa perlakuan mulsa jerami padi.

Mulsa jerami padi disini berfungsi menjaga kelembaban tanah, menambah unsur

hara tanah, dan mencegah pertumbuhan gulma.

Pemupukan dilakukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman kapas, adapun jenis

pupuk yang dipakai adalah pupuk kandang, Urea, SP36, dan Kcl. Besarnya pupuk Urea yang

direkomendasikan adalah sebesar 150 kg/ha, SP36 adalah sebesar 50 kg/ha, dan Kcl sebesar

50 kg/ha. Besarnya pupuk yang dipakai oleh setiap praktikan, baik kapas dengan perlakuan

mulsa jerami maupun tidak adalah sama, sesuai dengan perhitungan rumus perhitungan

pupuk yang telah diajarkan.

5.2 Saran

Dalam pembudidayaan tanaman kapas, disarankan untuk menggunakan mulsa

jerami padi agar pertumbuhan tanaman lebih optimal.

Page 29: Laporan TPT Aspek BP Kapas

DAFTAR PUSTAKA

Asmin, Baso Aliem Lologau dan Basir Yaha. Pengaruh Pemupukan Fosfat dan Penggunaan

Mulsa terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kapas di Lahan Sawah sesudah Padi..

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/21962735.pdf. Diakses Tanggal 5 Desember

2012

Dahlan, Dahliana. 2011. Buku Ajar: Mata Kuliah Budidaya Tanaman Industri.

http://www.unhas.ac.id/lkpp/tani/BUKU%20ajar%20lengkap%20_Prof.Dr.Ir.pdf.

Diakses Tanggal 5 Desember 2012

Simanjuntak. 2000. Musuh Alami dan Hama pada Kapas.

http://www.mamud.com/Docs/musuh_alami_kapas.pdf. Diakses pada 5 Desember

2012

Subiyakto. 2010. Teknologi Pengendalian Hama Berbasis Ekologi dalam Mendukung

Pengembangan Kapas. http://pustaka.litbang.deptan.go.id/publikasi/p3303111.pdf.

Diakses Tanggal 5 Desember 2012

Subiyakto dan I G.A.A Indrayani.2008. Pengendalian Hama Kapas Menggunakan Mulsa

Jerami Padi.

http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/publikasi/perspektif/Vol%

207%20No%202%202008/perspektif%207%20(2)%202008%20-%20Subiyakto.pdf.

Diakses Tanggal 1 Desember 2012

Tirtosuprobo, Supriyadi, Suko Adi Wahyuni. 2006. Penerapan Teknologi Pengendalian

Hama Terpadu untuk Meningkatkan Produksi dan Pendapatan Usahatani Kapas di

Sulawesi

Selatan.http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/publikasi/perspektif/P

erspektif_vol_5_No_1_4_Supriyadi.pdf. Diakses Tanggal 5 Desember 2012