Laporan Tugas UAS-Agnes Grace.docx

Embed Size (px)

Citation preview

SISTEM PENGENDALIAN PADA TWO HEATED TANK

Disusun oleh:Agnes Grace S N1206246824

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS INDONESIADEPOK2015

1. PendahuluanSistem pengendalian adalah susunan komponen komponen fisik yang dirakit sedemikian rupa sehingga berfungsi untuk mengendalikan sistem itu sendiri atau sistem lain yang berhubungan dengan sebuah proses. Atau dengan pengertian lain sistem pengendalian adalah suatu proses / pengendalian terhadap suatu atau beberappa besaran sehingga berada pada suatu harga atau range tertentu. Hampir semua proses dalam dunia industri membutuhkan peralatan-peralatan otomatis untuk mengendalikan parameter parameter prosesnya. Parameter-parameter yang harus dikendalikan di dalam suatu proses di antaranya, yang paling umum, adalah tekanan (pressure) di dalam sebuah vassel atau pipa, aliran (flow) didalam pipa, suhu (temperature) di unit proses seperti heat exchanger, atau permukaan zat cair (level) disebuah tangki. Dan ada beberapa parameter lain diluar keempat parameter diatas yang cukup penting dan juga perlu dikendalikan karena kebutuhan spesifik proses, diantaranya : pH di industri petrokimia, water cut (BS & W) di ladang minyak mentah, warna produk di suatu fasilitas pencairan gas (NGL) dan sebagainya.Gabungan serta kerja alat alat pengendalian otomatis itulah yang dinamakan sistem pengendalian proses (process control system). Sedangkan semua peralatannya yang membentuk sistem pengendalian disebut instrumentasi pengendalian proses (process control instrumentation). Kedua hal tersebut berhubungan satu sama lain, namun keduanya mempunyai hakikat yang berbeda. Ilmu process control instrumentation lebih terfokus pada penjelasan kerja alat sedangkan process control system lebih terpusat pada kerja sistem tersebut.Pada makalah ini saya akan membahas mengenai sistem pengendalian proses pada two heated tank. Dimana akan dicari suatu parameter pengendali PID yang paling baik untuk mengontrol sistem pada pengendalian two heated tank.

2. PembahasanProses pada heated tank adalah untuk menjaga suhu cairan yang didalam tank tetap stabil, oleh karena itu diperlukan pengendalian yang dapat mengatur keseimbangan energy didalam tank agar suhu tetap stabil.

Gambar 1. Heated tankDiberikan spesifikasi sebagai berikut: Flow rate cairan (F) = 90 Density cairan () = 40 Heat capacity (Cp) = 0.6 Btu/ Volume pada tank 1 ( Volume pada tank 2 ( Temperatur cairan (To) = pada initial steadystate Temperatur pada tank 1 dan 2 ( = pada initial steadystate Pada tank 1 digunakan heating coil (, dimana dengan adanya heating coil memberikan suhu tambahan pada tank 1.Kita dapat mencari persamaan energy pada masing-masing tank:Energy pada tank 1: Energy pada tank 2: Dimana: dan volume, density, dan heat capacity konstanPersamaan diatas dapat disederhanakan menjadi: .(1) .(2)Dari spesifikasi yang diberikan, maka dapat dicari: ..(3) ..(4) Persamaan (3) dan (4) dapat dilaplace dan dipatkan hasil: .(5) ..(6)Eliminasi dari persamaan (5) dan (6), sehingga didaptkan: (7)Proses dari sistem pengendali two heated tank dapat digambarkan sebagai berikut:Gambar 2. Openloop Proses Gambar 3. Closedloop systemFungsi alih: Dengan PID controller dapat diatur besar parameter-parameter seperti Kp, Ki, dan Kd untuk mendapatkan respon sistem yang paling baik.

3. Percobaan Percobaan dilakukan untuk mencari nilai parameter pengendali yang paling tepat sehingga hasil dari sistem yang digunakan sesuai dengan harapan.Sebelum diberikan pengendali yaitu berupa PID controller, sistem yang digunakan adalah

Dimana fungsi transfer telah didaptkan pada perhitungan diatas dan nilai unit step yang digunakan adalah 150, karena pada proses ini suhu yang ingin dijaga agar tetap konstan adalah suhu cairan yaitu sebesar . Setelah disimulasikan, hasi yang didapatkan: Gambar 5. Respon sistem tanpa pengendali

Dapat kita lihat bahwa hasil diatas, control variable pengendalinya sangat kecil akibatnya respon dari sistem sangat lambat. Karena itu perlu ditambahkan suatu pengendali agar sistem ini menjadi lebih baik dan lebih cepat responnya. Pengendali yang digunkaan adalah pengendali PID. Untuk mendesain pengendali PID ini perlu dicari beberapa parameter, yaitu: Kc, Ti, dan Td. Untuk mencari parameter ini dapat digunakan metode Ziegler-Nichols.Ziegler Nichols mengusulkan aturan untuk menentukan nilai Kc, Ti dan Td berdasarkan pada karakteristik tanggapan peralihan dari plant yang diberikan. Metode pertama Ziegler Nichols menentukan nilai Kc, Ti, dan Td:

Gambar Kurva S Analisa Grafis Ziegler NicholsAturan perpotongan garis lurus terjadi pada kondisi linier dari kurva S repon sistem. Ketepatan dalam pengambilan perpotongan ini sangatlah penting karena menentukan parameter T dan L yang menjadi acuan dari kontroler.ccDari hasil sistem didapatkan nilai L dan T, sehinga:Kc = 6.3Ti = 2L = 1.93Td = 0.5L = 0.4825Setelah ditambahkan pengendali, hasil yang didapatkan:

4. Tuning PIDDari percobaan terlihat bahwa sistem masih memiliki nilai overshoot yang tinggi, sehingga perlu dilakukan tuning secra manual untuk mendapatkan hasil yang paling baik. Menggubah nilai Td = 4

Mengubah nilai Kc = 10 dan Td = 4

Menggubah Kc = 10, Td = 4 dan Ti = 5

5. Kesimpulan Untuk memperbaiki respon sistem dapat dilakukan tuning secara manual, yaitu dengan cara menambahkan atau menggurangi nilai parameter PID (Kc, Td, Ti). Dalam menaikkan nilai parameter PID kita harus mencari secara tepat, artinya jika terlalu tinggi hasil bisa jadi tidak terlalu baik, namun jika terlalu rendah juga belum tentu menghasilkan respon yang baik. Karena itu harus dilakukan tuning secra terus-menerus ntuk mencari nilai parameter yang paling ssesuai dengan sistem Perubahan nilai Td mempengaruhi nilai overshoot sistem Dari hasil percobaan tuning, hasil yang paling baik adalah saat Kc = 10, Td = 4 dan Ti = 5

6. Lampiran ProgramKc=input('Masukkan harga Kc: ');Ti=input('Masukkan harga Ti: ');Td=input('Masukkan harga Td: ');tn=input('Waktu akhir: ');h=input('dt: ');Gc=Kc*tf([Ti*Td Ti 1],[Ti 0]);Gp=tf([1.000462963],[5 6 1]);Kp=1;num=Gc*Gp;den=1+Gc*Gp;G=num/den;t=0:h:tn;step(G,t)[y,t]=step(G,t);n=length(t);grid;