16
  Oleh 07120100042 -Daniel Gunawan 07120100050 -Kennytha Yoesdanto 07120100058- Febby Andri 07120100059 -Ayu Aksara 07120100063 -Joan Vinata Winona 07120100069 -Evan hindoro 04120110088-R. Cassie K. UNIVERSITAS PELITA HARAPAN KARAWACI Tahun 2011

Laporan Uas Sl Cadangan-final

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 1/16

 

 

Oleh

07120100042-Daniel Gunawan

07120100050-Kennytha Yoesdanto

07120100058- Febby Andri

07120100059-Ayu Aksara

07120100063-Joan Vinata Winona

07120100069-Evan hindoro

04120110088-R. Cassie K.

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

KARAWACI

Tahun 2011

Page 2: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 2/16

 

I. Kesesuaian Proposal dengan Pelaksanaan

1. Judul

Proposal : Menanamkan Nilai Kejujuran dan Kebersamaan Sejak Dini

Pelaksanaan : Penanaman Nilai kejujuran dan kerjasama sejak dini

Alasan : dari awal kami memang ingin mengangkat tema tentang penanaman nilai karakter

hidup yang baik sejak dini, yang berkaitan dengan materi pelajaran Character Development kami,

yaitu nilai kejujuran dan kerjasama

2. Latar belakang & tujuanProposal

- Latar Belakang : Pergeseran nilai moral yang terjadi secara luas pada era modern ini sangat

bergantung pada karakter masing-masing individu sendiri. Oleh karena itu kami menganggapsangatlah penting untuk menanamkan nilai karakter hidup yang baik sejak dini agar tercipta

pemahaman moral yang baik pula

- Tujuan : mengarahkan anak-anak untuk memiliki karakter hidup yang baik diantaranya

kejujuran dan kerjasama, melalui penanaman nilai-nilai tersebut sejak dini. Dengan menggunakan

sarana drama dan permainan, diharapkan anak-anak akan lebih mudah mengenal dan memahami

nilai-nilai yang kami tanamkan.

Alasan : kami memandang perlu sedini mungkin menanamkan nilai-nilai karakter hidup

yang baik sehingga terbentuk pemahaman moral yang benar seiring pertumbuhan mereka.

* Identifikasi Lokasi Proyeka. Nama Lokasi/Yayasan : Pusat Pengembangan Anak Yayasan Kasih Bangsa

b. Penanggung jawab : Ibu Cendana

c. Alamat : Jalan Rasamala Permai Raya blok F-7 No.18 Perum Kosambi Baru,

Kelurahan Duri

Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat

d. Nomor telepon : 085645794969

Identifikasi Lokasi Proyek di proposal sesuai dengan pelaksanaannya. Kami telah lebih dahulu

survey beberapa minggu sebelumnya.

3. Target Peserta

Proposal : Anak-anak usia 6-8 tahun

Pelaksanaan : Anak-anak usia 4-6 tahun

Alasan : ketika kami tiba di lokasi kami melihat anak-anak usia 6-8 tahun ternyata tidak

terlalu sesuai dengan gaya penyampaian kami mengenai tema yang akan dibawakan, sehingga kami

meminta kelompok usia yang lebih kecil

Page 3: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 3/16

 

4. Jumlah Peserta

Proposal : 20 anak

Pelaksanaan : 24 anak

Alasan : dengan adanya penggantian kelompok umur, maka ternyata jumlah yang tersediaadalah 30 anak. Selisih jumlah anak yang tidak terlalu beda jauh membuat kami setuju dengan

pertambahan jumlah ini.

5. Hari/Tanggal/Durasi

Proposal : Kamis 3 November 2011, Pukul 08.00 – 10.00 WIB (2 jam)

Pelaksanaan : Kamis 17 November 2011, Pukul 15.00 – 17.00 WIB (2 jam)

Alasan : Kami mengganti tanggal pelaksanaan karena ternyata sudah kelompok service

learning lain di sana. Oleh karena itu kami terpaksa mengganti tanggal ke 17 November 2011 pukul

15.00 – pukul 17.00, sehingga kami tidak bisa mengikuti kelas Character Development pada hariyang sama pukul 13.40 – 15.30.

6. Anggaran/BudgetProposal : Rp. 340.000,00 untuk keperluan membeli bingkisan, sedotan (permainan), dan

transport

Pelaksanaan : Rp 520.000,00

Alasan : Sebenarnya anggaran kami sempat berkurang karena properti permainan kami

dapatkan gratis, namun anggaran kami akhirnya bertambah karena membeli konsumsi sejumlah 30

porsi.

7. Susunan AcaraProposal Pukul 08.00 – 08.15 Permulaan acara: Doa pembuka dan perkenalan

Pukul 08.00 – 08.50 Session I : Drama “Kejujuran” 

Pukul 08.50 - 09.00 Istirahat, Menyanyi bersama

Pukul 09.00 – 09.45 Session II : Permainan “sedotan dan karet” 

Pukul 09.45 – 10.00 Pembagian bingkisan + foto bersama, doa penutup

Pelaksanaan Pukul 15.00 – 15.15 Permulaan acara: Doa pembuka, perkenalan, nyanyi bersama

Pukul 15.15 – 15.30 Session I : Permainan “Sedotan dan Karet” Pukul 15.30 – 15.50 Session II : Drama “Kejujuran” 

Pukul 15.50 – 16.20 Session III: “Membiasakan diri menabung” 

Pukul 16.20 – 16.40 Menyanyi dan bermain kereta api bersama

Pukul 16.40 – 17.00 Pembagian bingkisan+konsumsi, foto bersama, doa penutup

Alasan : Setelah berkonsultasi dengan Pak Andry kami meninjau ulang proyek kami dan

akhirnya menambahkan suatu acara yang bisa memberikan efek berkesinambungan, tidak hanya

memperkenalkan nilai-nilai, tetapi juga mengingat dan mempraktekkan nilai-nilai tersebut dalam

kehidupan mereka sehari-hari kelak. Oleh karena itu kami menambahkan acara “membiasakan diri

menabung”. Selain itu ternyata permainan dan drama tidak mengambil waktu terlalu lama sepertiyang diperkirakan.

Page 4: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 4/16

 

8. Organisasi / Susunan PanitiaProposal Daniel : Pemain drama

Kennytha : Pembagi bingkisan dan perlengkapan

Febby : Pemain drama

Ayu : Pemain drama

Joan : MC acara dan nyanyi bersama

Evan : Dokumentasi dan perlengkapan

Cassie : Perlengkapan dan pembagi bingkisan

Pelaksanaan Daniel : Pemain drama, pemimpin session I, pemain gitar

Kennytha : Narator drama, pemimpin kelompok dalam permainan

Febby : Pemain drama, pemimpin kelompok dalam permainan, perlengkapan

Ayu : Pemimpin kelompok dalam permainan, pemimpin session III

Joan : Pemain drama, MC acara dan nyanyi bersama, dokumentasi

Evan : Pemain drama, pemimpin kelompok dalam permainan, perlengkapan

Cassie : Pemain drama, dokumentasi, pembagi bingkisan.

II. Isi Proyek

1. Bentuk Kegiatan dan Proses Kegiatan

- Session I

Session I ini berupa permainan dalam 4 kelompok kecil (masing-masing 6 orang)

memindahkan karet secara berantai dalam suatu barisan, dari orang paling depan ke orang

paling belakang dengan menggunakan sedotan. Orang paling belakang (pemimpin

kelompok) akan mengumpulkan karetnya untuk dihitung. Kelompok dengan jumlah karet

terbanyak adalah pemenangnya. Karet-karet yang jatuh tidak boleh diambil lagi dan

dibiarkan saja. Kami mengajarkan anak-anak untuk saling bekerja sama dalam kelompok,

yaitu dengan menjalankan bagiannya masing-masing: menerima dan kemudian

menghantarkan karet ke pada orang selanjutnya. Kami juga tidak henti-hentinya

mengingatkan mereka untuk jujur yaitu tidak memungut karet yang telah jatuh ke lantai.

Kemenangan memang sesuatu yang penting, harus dicapai lewat kerjasama yang baik dan

tidak harus dicapai dengan cara curang/tidak jujur.

- Session II

Session II berupa pelaksanaan drama singkat yang diperankan oleh beberapa orang

anggota kami. Anak-anak tetap duduk dalam kelompokk kecil. Drama ini menceritakan

mengenai kejujuran yang menceritakan seorang anak yang diminta ibunya untuk membeli

daging di pasar dengan menggunakan sejumlah uang. Si anak akhirnya pergi ke pasar

ditemani dua orang temannya. Sesampainya di pasar ia membeli barang yang diminta

ibunya, namun ternyata ia juga melihat ada mainan-mainan bagus yang dijual di sana.

Kebetulan masih ada sedikit uang sisa kembalian dari membeli daging tadi. Namun ia

mengurungkan niatnya dan memutuskan untuk pulang bersama kedua temannya. Dalam

Page 5: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 5/16

 

perjalanan pulang, timbul lagi keinginan untuk memebeli mainan tadi dengan menggunakan

uang kembalian. Salah satu temannya menghasut dia untuk membeli mainan itu dan

membohongi ibunya bahwa tidak ada uang lebih kembalian dari membeli daging, lagipula

ibunya tidak akan tahu. Temannya seorang lagi menasehatinya bahwa ia tidak boleh

berbohong dan harus menyerahkan uang kembalian itu kepada ibunya. Singkat cerita sianak akhirnya kembali ke pasar membeli mainan itu dan ketika di rumah melaporkan bahwa

tidak ada uang kembalian. Ia bermain sembunyi-sembunyi dan di depan ibunya tidak

mengakui bahwa mainan itu miliknya. Akhirnya sang Ibu tahu bahwa mainan itu adalah milik

si anak yang dibeli dengan menggunakan uang kembalian membeli daging. Sang ibu

memarahi si anak dan menghukumnya agar ia mengerti bahwa kebohongan adalah hal

yang salah. Katakan dengan jujur jika memang ingin membeli mainan dan ibu sebagai

orangtua bisa mempertimbangkan yang terbaik untuk anaknya.

- Session III

Session II penerapan apa yang kami ajarkan mengenai kejujuran, melalui pemberian

celengan kepada setiap kelompok. Kami memberikan penjelasan bahwa mereka diharapkan

bertanggung jawab menyisihkan uang jajan setiap mereka bersekolah untuk sebagian

ditabung. Tidak penting jumlah nominalnya berapa, yang penting adalah mereka mau jujur

menyisihkan sebagian uang jajan mereka untuk ditabung. Selain itu kami juga menyediakan

lembar pencatatan yang diserahkan kepada ibu guru pembimbing yang akan

mencatat/menandai setiap kali anak-anak menabung, disini juga kami mengharapkan anak-

anak untuk berkata jujur apabila memang telah menabung, baru akan ditandai oleh ibu guru

pembimbing. Para pemimpin kelompok kemudian aktif mencatat nama anak-anak dalam

kelompoknya sambil membina mereka untuk mulai menabung sejak kecil karena banyaknya

manfaat yang bisa diperoleh.

- Selingan

Kami mengisi selingan waktu dengan menyanyi bersama untuk menambah keceriaan

diiringi gitar yang memang tersedia di lokasi

2. Dampak/perubahan/manfaat yang terjadi pada saat sekarang dan mendatang

Anak-anak terlihat memahami apa yang kami ajarkan pada saat kami melaksanakan

kegiatan Service Learning waktu itu, ditunjukkan dengan timbal-balik interaksi yang berjalan

lancar saat bermain dan menyimak drama. Memang pada awal permainan terlihat beberapa

anak yang masih malas bekerja sama dengan temannya, serta ada juga anak yang tidak jujur

memungut secara sembunyi-sembunyi karet-karet yang telah jatuh, namun melalui bujukan

dan nasehat akhirnya mereka tidak lagi malas dan tidak jujur, malahan berpartisipasi aktif 

dalam permainan. Demikian juga dengan drama, mereka sudah tahu bagaimana berbuat

 jujur yang seharusnya. Dengan menabung mereka akan dilatih berdisiplin diri dan jujur

menyisihkan sebagian uang jajannya untuk ditabung.

Page 6: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 6/16

 

Kami harapkan mereka mau menyimpan dan menerapkan nilai-nilai yang kami

ajarkan, dan tentunya terus melatih kejujuran dan kerjasama (karena tidak mungkin

didapat/dimiliki dengan instan), serta hidup sesuai nilai-nilai itu.

3. Hal-hal yang telah dicapai dan belum dicapai

Kami pikir kami telah berhasil menanamkan sedikit nilai-nilai karakter hidup yang

baik. Kami harapkan mereka ingat dan mau menerapkannya dalam hidup mereka masing-

masing. Susunan acara yang kami rencanakan juga berjalan cukup teratur serta mencapai

respon yang sangat baik dari anak-anak dan antusiasmenya tinggi. Meskipun masih terdapat

beberapa kekurangan dalam pelaksanaan SL kami, tetapi kami pikir kami telah mencapai

yang terbaik yang bisa kami lakukan.

Hal yang belum dicapai adalah pemonitoran berkala apakah penerapan nilai

kejujuran melalui menabung itu sudah berjalan dengan baik atau belum. Sebab kami belum

melakukan kontrol dengan menelpon guru pembimbingnya. Kami berencana melakukan

kontrol setiap bulannya mengingat anak-anak ini tidak datang setiap hari ke sekolah

melainkan pada hari tertentu saja daan hanya

4. Hubungan kegiatan SL dengan mata kuliah Character Development

Terdapat hubungan kuat dengan kegiatan SL yang kami lakukan kali ini dengan mata

kuliah Character development. Kami sengaja mengangkat beberapa nilai-nilai karakter hidup

yang baik yang sudah pernah diajarkan dan disinggung dalam kuliah untuk ditanamkan

kepada anak-anak, dan kami memilih nilai kejujuran dan kerjasama. Nilai-nilai kejujuran dan

kerjasama merupakan sesuatu yang akrab dengan dunia keseharian anak-anak baik dalamkeluarga, lingkungan, dan sekolah, sehingga akan sangat bermanfaat bila mereka bisa

melatihnya sejak kecil dan kemudian menguasainya. Dan bila kembali lagi dilihat dari tujuan

kami sebelumnya yaitu penanaman nilai-nilai karakter hidup yang baik ini diharapkan akan

memunculkan anak-anak dengan karakter hidup yang baik dan otomatis mempunyai

pemahaman moral yang benar.

Page 7: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 7/16

 

III. Kesimpulan

1. Refleksi pribadi anggota kelompok

Daniel Gunawan (07120100042)

Kegiatan Service Learning (SL) yang kami lakukan di Yayasan Kasih Bangsa cukup

bermanfaat dan mengajarkan banyak hal bagi kami baik secara kelompok, bagi saya secara

pribadi, dan terutama bagi anak-anak di yayasan tersebut. Dalam kegiatan SL ini, kelompok

kami berupaya menanamkan nilai kerjasama dan kejujuran pada anak-anak melalui

permainan, drama, serta penerapan secara sederhana.

Permainan dilakukan lewat lomba antar kelompok yang diminta berbaris untuk

memindahkan karet secara berantai dari orang paling depan ke orang paling belakang

dengan menggunakan sedotan. Karet akan dikumpulkan pada orang paling belakang untukdihitung jumlah terbanyak dari kelompok-kelompok tersebut sebagai pemenangnya. Karet-

karet yang jatuh tidak boleh diambil lagi dan dibiarkan saja. Kami mengajarkan anak-anak

untuk saling bekerja sama dalam kelompok, yaitu dengan menjalankan bagiannya masing-

masing: menerima dan kemudian menghantarkan karet ke pada orang selanjutnya. Kami

 juga tidak henti-hentinya mengingatkan mereka untuk jujur yaitu tidak memungut karet

yang telah jatuh ke lantai. Kemenangan memang sesuatu yang penting tetapi harus

dilakukan dengan kerjasama yang baik dan tidak harus dicapai dengan cara curang.

Dalam permainan ini empat anggota kelompok kami ikut bermain sebagai

pengumpul karet di barisan paling belakang. Kami harus menjalin kerjasama yang baik

dengan anak-anak di kelompok kami masing-masing. Kami tentunya belajar bahwa tidak

akan tercapai kerjasama yang baik bila antara dua pihak atau lebih saling mengutamakan

kepentingan dan egonya masing-masing, harus ada kerendahan hati dan pengorbanan

untuk menjalin kerjasama yang baik. Dalam permainan ini dibuktikan dengan jika kita

menjadi penerima karet maka kita harus rela merendahkan diri kita agar lebih mudah

menggapai karet itu, baru kemudian ketika kita menjadi pemberi karet maka lebih mudah

pada posisi yang tinggi untuk memberikan karet kepada orang yang giliran mereka untuk

merendahkan diri mereka.

Drama mengisahkan tentang seorang anak yang tidak jujur mengembalikan sisa uang

belanja yang diberikan ibunya karena ia menggunakan uang itu untuk membeli mainan. Ia

berbohong dua kali dimana ia berkata kepada ibunya bahwa tidak ada uang kembalian dan

mainan yang ada di tangannya hanyalah milik temannya.

Melalui drama ini anak-anak dihadapkan pada contoh kasus sehari-hari dimana

kejujuran mereka diuji, apakah mereka tetap jujur ketika tidak ada orang lain yang melihat

dan mengetahui, apakah mereka tetap jujur saat teman-temannya mengajak untuk tidak

 jujur.

Page 8: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 8/16

 

Dan bagi kami pun para pemain drama juga sebenarnya berpikir apakah kami sudah

menjalankan kejujuran sepenuhnya dalam hidup kami, dan lebih jauh lagi apakah kami

sudah memiliki integritas dalam hidup kami, apakah tetap memegang nilai kejujuran di

tengah komunitas yang sudah menyepelekan kejujuran. Contoh yang sering saya temui yaitu

mengkopi tugas, membeli bocoran soal, dan menyontek saat ujian. Semua itu termasukketidakjujuran karena nilai yang didapat bukan hasil murni dari usaha kita sendiri. Saya

sendiri bersyukur kalau sampai saat ini saya masih memegang kejujuran sebagai salah satu

prinsip hidup saya dan mempunyai integritas tentang hal ini. Hidup sebagai mahasiswa yang

tinggal di kost, jauh dari orang tua, saya dituntut kejujurannya untuk mengatur keuangan

saya, apakah benar-benar digunakan untuk hal yang berguna atau justru untuk hal yang sia-

sia. Dari hal-hal yang menuntut kejujuran ini bisa dilihat bahwa saya bertanggungjawab

kepada orang tua, kepada dosen, dan terutama kepada Tuhan karena ia jelas membenci

kebohongan yanga dalah dosa.

Mendekati akhir acara kami ingin menerapkan  apa yang kami ajarkan mengenai

kejujuran, melalui pemberian celengan kepada setiap kelompok dan diharapkan mereka

bertanggung jawab menyisihkan uang jajan setiap mereka bersekolah untuk sebagian

ditabung. Tidak penting jumlah nominalnya berapa, yang penting adalah mereka mau jujur

menyisihkan sebagian uang jajan mereka untuk ditabung. Selain itu kami juga menyediakan

lembar pencatatan yang diserahkan kepada ibu guru pembimbing yang akan

mencatat/menandai setiap kali anak-anak menabung, disini juga kami mengharapkan anak-

anak untuk berkata jujur apabila memang telah menabung, baru akan ditandai oleh ibu guru

pembimbing. Jadi disini selain kita ajarkan kejujuran, juga kita ajarkan kebiasaan menabungsejak kecil.

Melalui kegiatan SL ini saya dan kelompok kami bisa belajar beberapa hal dalam

memberikan pelayanan dan pelajaran. Dalam pelaksanaan SL kami belajar untuk lebih siap

lagi dalam menyiapkan pernak-pernik acara karena kami sempat terkendala dengan

dokumentasi dan konsumsi, namun dalam menjalankan acara tidak ada masalah karena

sudah dipersiapkan dengan baik. Selain nilai-nilai kejujuran dan kerjasama yang kami

ajarkan, kami juga tentunya dituntut untuk saling bekerja sama dalam kelompok kami

sendiri, mulai dari merencanakan kegiatan, melaksanakan, sampai mengevaluasi kegiatan

ini. Dibutuhkan kerjasama yang baik, saling mempercayai, tanggung jawab, dan kerendahan

hati untuk meminta maaf bila terjadi kesalahan. Bagi kami yang dari kedokteran sendiri

tidak mudah melakukan tugas kelompok di tengah jadwal yang begitu padat, mengatur

 jadwal, bahkan pembagian tugas, ditambah lagi kali ini kami bekerjasama dengan 1 orang

dari fakultas berbeda sehingga tentu lebih sulit. Kami harus saling percaya bahwa masing-

masing akan bertanggungjawab terhadap jatah tugas yang diberikan kepadanya meskipun

hasilnya kadang mengecewakan, dan butuh rasa rendah hati untuk minta maaf jika memang

terjadi kesalahan.

Page 9: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 9/16

 

Kennytha Yoesdyanto (07120100050)

Dalam kesempatan kali ini, untuk kegiatan Service Learning, saya dan kelompok saya

pergi menuju daerah Duri Kosambi untuk melakukan kegiatan Service Learning yang kedua.

Ide dari kegiatan kali ini cukup berbeda dengan kunjungan sebelumnya karena dalam

kunjungan kali ini, kita ingin menerapkan apa yang kita pelajari dalam pelajaran Character

Development terhadap anak-anak tersebut. Kita juga ingin meningkatkan kualitas per

orangan dari mereka agar memiliki nilai-nilai sikap yang baik.

Kelompok kali ini cukup berbeda karena kita memiliki tambahan anggota baru yang

berbeda jurusan dengan kami, oleh karena itu, kami harus menyiasati waktu yang baik bagi

kami untuk mendiskusikan proyek Service Learning tersebut. Kami berpikir bahwa ini

merupakan kesempatan yang baik untuk bertukar pikiran dengan orang lain yang berbeda

 jurusan, agar kami sendiri juga dapat memahami cara pola pikir orang lain dan

menyatukannya menjadi sebuah konsep untuk Service Learning.

Ide yang kami pilih akhirnya adalah tentang kerja sama dan kejujuran. Kami pikir ini

merupakan konsep yang baik tentang nilai-nilai kehidupan yang dapat diterapkan kepada

anak-anak tersebut sejak dini. Untuk kerja sama, kita membuat permainan yang memang

perlu kerja sama mereka sebagai suatu tim, dan memberikan kesan bahwa dengan kerja

sama yang baik, maka hasilnya pun juga akan lebih bagus. Untuk kejujuran, kita

menerapkannya melalui drama dan melihat reaksi mereka, lalu memberikan nasehat. Lalu,

kami juga terpikir akan ide tentang menabung, ini merupakan gabungan antara konsep

kami, yaitu kerja sama dan kejujuran. Dari seluruh pihak menanggapi ini sebagai kegiatan

yang positif dan membangun kerja sama serta kejujuran mereka, maka kami pikir ini

merupakan respons yang baik.

Saya merasa bahwa kunjungan kali ini memberikan kesan tersendiri bagi saya,

karena mereka sangatlah antusias dan juga rencana-rencana serta konsep kelompok saya

pun juga berhasil. Mungkin kekurangan dari kunjungan kali ini adalah kurangnya alat-alat

dokumentasi sehingga mungkin dokumentasi yang dapat dibuat tidaklah sesempurna yang

diharapkan. Namun, saya berharap bahwa kelompok saya dan saya juga telah memberikan

kesan dan pengaruh yang positif ke dalam hidup anak-anak tersebut. Saya berharap jugarencana menabung tersebut dapat selalu dilanjutkan, dan juga anak-anak disana dapat terus

memupuk nilai-nilai kehidupan yang penting sejak dini, seperti kerja sama dan kejujuran.

Page 10: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 10/16

 

Febby Andri (07120100058)

Service learning kali ini adalah yang kedua kali dijalankan oleh saya pribadi. Di dalam

pengerjaanya saya dan kelompok harus lebih berpikir untuk konsep sebab hasil yang mau

didapat dari kegiatan ini bisa berkesinambungan dan tidak hanya bersifat sesaat lalu hilang

dalam beberapa waktu. Hal inilah yang menuntut pemikiran lebih matang ddari setiap

anggota kelompok. Terlebih lagi, kami biasanya satu tim dengan jurusan yang sama, namun

dalam kasus ini, ada satu anggota dari jurusan lain. Ini adalah kali pertama kami berinteraksi

dalam satu kelompok dengan jurusan lain. Hal ini tidak menghambat kami, malah kami

merasa menambah pengalaman dalam bekerja tim.

Konsep yang muncul di otak kami semua adalah kejujuran dan kerja sama. Hal ini

diambil dari materi Character Development yang dicoba diterapkan dalam kehidupan nyata.

Namun, awalnya kami hanya sebatas memikirkan konsep yang tidak berkesinambungan.

Munculah ide dari kami yaitu menabung di celengan. Rencananya nanti akan dibagi

kelompok, setiap kelompok akan diberi satu celengan dan daftar absen. Maksud dari daftar

absen itu adalah untuk melatih kejujuran mereka, jadi mereka dituntut untuk bertindak jujur

dan hanya menulis absen dihari setiap mereka memasukkan uang ke celengan. Kami pikir ini

adalah salah satu cara yang berkesinambungan untuk melatih kejujuran dengan cara yang

sederhana dan bermanfaat bagi mereka sendiri.

Saat melakukan pelaksanaan, saya melihat bahwa respon anak-anak terhadap

rencana kami sangat tinggi sebab mereka langsung ingin menabung saat itu juga dan

respons dari pengurus yayasan tersebut juga positif. Dengan menabung, diharapkan dapat

menjadi sebuah kebiasaan yang diasah dari kecil dan tertanam hingga dewasa.

Semangat yang muncul dalam diri mereka menjadi semangat bagi saya sebab secara

pribadi saya tidak menyangka akan sebesar ini responnya, namun itulah yang terjadi di

lapangan. Hal-hal yang kami pikir tidak akan berhasil, bisa mendapatkan hasil yang cukup

baik. Sehingga nilai yang saya ambil adalah jangan takut untuk menelurkan ide dan

melakukannya sebab hasilnya belum tentu negatif seperti apa yang saya pikirkan. Saya

berharap tradisi menabung di yayasan ini dilanjutkan ke tahun-tahun berikutnya sebab

dapat menanamkan untuk mengelola uang dengan baik hingga besar nanti. Walaupun apayang kelompok kami lakukan hanya sederhana, namun inilah ide kami yang berjalan dengan

respon cukup tinggi oleh anak-anak ini. Tuhan beserta kalian.

Page 11: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 11/16

 

Ayu Aksara (07120100059)

Melalui program Service Learning Character Development, saya dapat melatih dan

mendalami apa yang telah diajarkan. Terdapat banyak nilai-nilai kehidupan yang ada dan

kelompok kami memutuskan untuk mensharingkan tentang nilai kerjasama dan kejujuran.

Program yang telah kami rancang meliputi permainan kerjasama (sedotan dan karet), drama

kejujuran, dan menabung.

Ketika kami datang, kami langsung mencari pengurus yayasan sehingga kami dapat

langsung memulai program. Setelah berbicara dengan pengurus yayasan, anak-anak

langsung menuju ruangan yang telah disediakan. Mereka tampak antusias dan menyambut

baik kedatangan kami. Kami memulai dengan perkenalan antar sesama dan dilanjutkan oleh

nyanyian. Mereka sangat pandai bernyanyi dan hafal banyak lirik lagu sampai-sampai kita

sedikit kewalahan untuk memilih lagu selanjutnya untuk dinyayikan anak-anak, karena

seperti yang sudah saya katakan diatas mereka semua sangat antusias dan gembira

menerima kita di sekolah mereka. Saya merasa sangat senang dan bangga melihat anak-

anaknya pintar dan riang sekali, beda dengan pemikiran saya sebelum datang di sekolah itu.

Saya berpikir kalau anak-anak biasanya nakal dan susah diatur, tetapi mereka sangat

disiplin. Mereka semua diberikan pengarahan yang sangat bagus oleh pengurus sekolah itu.

Setelah bernyanyi, kami melanjutkan program kami dengan bermain sedotan dan

karet. Permainan ini mengajarkan anak-anak bagaimana kerjasama sangat penting dalam

meraih tujuan mereka. Agar karet sampai pada tempat tujuan, mereka harus mengoper

karet melalui sedotan antar sesama. Mereka paham maksud dari permainan kami dan

berusaha membantu sesame agar karet dapat sampai pada orang terakhir. Jika ada anak

yang lebih tinggi maka anak itu harus jongkok untuk mengoper karet tersebut. Tidak hanya

anak-anak saja yang belajar nilai kerjasama, saya pun juga belajar nilai kerjasama melalui

kekompakan kelompok untuk melaksanakan program kami, mulai dari perencanaan

program, pembuatan proposal, menemukan waktu untuk melaksanakan Service Learning,

serta pada saat pelaksanaannya. Kami mencoba mengisi kekurangan satu sama lain

sehingga program kami berjalan lancar.

Selanjutnya kami mengadakan drama kejujuran untuk mereka. Drama kejujuranyang kami buat berceritakan tentang seorang anak yang tidak jujur memberikan uang

kembalian dari membeli sayur kepada ibunya. Anak itu justru membeli mainan. Dari drama

tersebut, saya dapat merefleksikan bahwa terkadang saya juga melakukan hal yang sama.

Saya terkadang tidak jujur ketika melakukan pekerjaan yang diberikan kepada saya sehingga

pada akhirnya saya mendapat konsekuensinya. Sama seperti drama yang dipertunjukkan,

pada akhirnya anak tersebut mendapat konsekuensi dimarahi oleh ibunya. Ini menunjukkan

bahwa berbohong selalu akan mendatangkan konsekuensi yang buruk.

Pada akhir program kami, kami mengajarkan anak-anak untuk menabung. Menabungketika dilakukan dalam kelompok adalah wujud dari kerjasama dan kejujuran. Antara

Page 12: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 12/16

 

sesama mengingatkan untuk menabung sehingga satu sama lain tidak lupa menabung.

Ketika tabungan itu akhirnya dibuka, uang yang terkumpul adalah hasil dari kerjasama

mereka. Uang yang terkumpul melambangkan tujuan. Mereka bekerjasama untuk sebuah

tujuan. Kejujuran didapat dari mereka yang dari dalam hati jujur untuk mengaku menabung

atau tidak. Kejujuran sangat penting karena jika mereka tidak jujur, mereka akan dijauhkanoleh kelompoknya. Anak itu tidak akan dihormati oleh anggota yang lain.

Program Service Learning mengajarkan saya untuk mengingat kembali pentingnya

nilai dari kerjasam dan kejujuran.

Page 13: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 13/16

 

Joan Vinata Winona (07120100063)

Pada tanggal 17 November 2011, kelompok kami, melakukan kegiatan Service

Learning di Yayasan Kasih Bangsa yang terletak di Duri Kosambi, Jakarta Barat. Tema yang

kami angkat pada kegiatan ini adalah Kerja sama dan Kejujuran.

Sebelum melakukan Service Learning, kami berdoa bersama dengan anak-anak.

Setelah itu kegiatan diawali dengan bernyanyi bersama. Salah seorang teman kami

memimpin dengan memainkan gitar. Kegiatan yang kami lakukan di sana, yang pertama

adalah bermain mengoper karet menggunakan sedotan. Masing-masing kelompok harus

menyelesaikan permainan yang dimulai dari anak pertama yang mengigit sebuah sedotan

beserta karet gelang pada ujungnya, dan harus dipindahkan ke anak berikutnya tanpa

menggunakan tangan sama sekali. Dalam kegiatan ini kami mengajak anak-anak bagaimana

bekerja sama dalam kelompok mereka, kesabaran, dan ketelitian dari masing-masing

mereka agar karet yang menggantung pada sedotan tidak jatuh ke lantai. Selain itu,

kejujuran mereka juga dilatih dengan bagaimana mereka tidak mengambil sedotan yang

sudah jatuh dan mengoper kembali pada teman di belakang mereka, dan tidak dengan

sembunyi-sembunyi mengambil sedotan lalu mengopernya menggunakan tangan mereka

sendiri. Saya begitu senang saat melihat antusias mereka saat melakukan permainan ini.

Mereka sangat kompak dalam kelompoknya masing-masing. Meskipun beberapa kali jatuh

dan harus mengulang dari anak pertama kembali, namun mereka berhasil mengumpulkan

sejumlah karet kepada setiap anggota kelompok kami. Tidak peduli berapa pun karet yang

berhasil mereka kumpulkan, mereka tetap senang dan bangga dengan hasil yang mereka

peroleh. Dan yang terpenting, mereka dapat mengerti bagaimana bekerja sama dengan

teman-teman dalam kelompok masing-masing.

Selain kerja sama, tema yang kami angkat untuk kegiatan Service Learning kali ini

adalah kejujuran. Kami membawakan drama tentang sikap kejujuran seorang anak dalam

melakukan tugas yang diberikan oleh ibunya, bagaimana ia berlaku tidak jujur dan akhirnya

dihukum oleh ibunya. Kami menekankan sikap betapa pentingnya bersikap jujur dimulai

sejak kecil seperti anak-anak ini. Setelah itu, kami membawa celengan dan daftar nama yang

dapat mereka isi setiap kali mereka memasukkan uang ke dalam celengan tersebut. Setiap

celengan diisi oleh 1 kelompok anak yang beranggotakan 6 orang. Di sinilah kejujuran

mereka dinilai, yaitu untuk selalu menyisihkan uang jajan mereka, tidak dengan meminta

uang lebih pada orang tua mereka. Selain itu, siapa yang memasukkan uang harus

menuliskan absen pada daftar nama yang sudah tersedia, dan tidak boleh menulis absen jika

mereka tidak memasukkan uang ke dalamnya. Setelah terkumpul nanti, mereka juga harus

membagi hasilnya sesuai dengan jumlah uang yang mereka tabung, dan nantinya uang

tersebut dapat mereka gunakan untuk membeli keperluan mereka sendiri. Di sinilah kami

rasa bermanfaat untuk mereka karena mereka dibiasakan untuk menabung sejak kecil.

Kami juga meminta bantuan para guru yang bertugas di sana untuk memantau hasil

menabung anak-anak. Setidaknya satu minggu sekali dicek bagaimana perkembangannya,

Page 14: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 14/16

 

dan nanti sesuai kesepakatan mereka bersama kapan hasilnya akan dibagikan kepada

masing-masing anak agar tidak memperberat kerja guru. Untungnya para guru juga tidak

keberatan untuk membantu kami mengawasinya. Saya sangat berharap kegiatan menabung

ini tidak berhenti sampai di sini saja, dan dapat diteruskan sampai mereka dewasa nanti.

Saya sangat tersentuh melihat betapa antusiasnya mereka dalam mengikuti setiap

kegiatan yang kami lakukan, terutama pada saat permainan sedotan tersebut, betapa

mereka begitu semangat, meskipun jatuh, terus mencoba dan berusaha, sampai akhirnya

mereka berhasil. Mereka terus menyemangati teman sesama kelompoknya untuk dapat

memenangkan permainan ini. Dewasa ini, dunia sudah jauh dari sikap kejujuran, semuanya

menutupi segala kecurangan, segala kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja,

dengan uang semua dapat dilakukan untuk berbuat tidak jujur. Kejujuran juga dibutuhkan

dalam praktek kerja sama, karena tanpa kejujuran, kinerja seseorang akan dipertanyakan

dan akan menimbulkan ketidakpercayaan dalam sesama anggota suatu kelompok atausuatu komunitas baik di lingkungan sekolah/kerja maupun masyarakat. Sangat dibutuhkan

tunas-tunas muda yang bersih dan tidak mengenal segala praktik ketidakjujuran di bumi

nusantara ini untuk membangun sebuah Indonesia yang lebih baik. Selain kejujuran, nilai

yang dapat saya ambil dari kegiatan Service Learning kali ini adalah nilai kerjasama yang

harus kita pupuk sejak dini. Kerja sama sangat dibutuhkan untuk meringankan pekerjaan

kita, karena pada dasarnya kita sebagai manusia merupakan makhluk sosial, yang saling

membutuhkan satu dengan yang lainnya. Sikap-sikap yang dapat mengurangi kerja sama

kita, seperti egois, tinggi hati, dan individualistis harus kita hapus dari diri kita untuk dapat

bekerja sama dengan baik. Semoga tidak hanya mengajarkan anak-anak ini bagaimana sikap jujur dan kerja sama yang baik dan benar, tapi saya juga dapat mengaplikasikan sebuah

sikap baru, sikap yang tidak individualistis, egois, tidak tinggi hati, selalu bersikap jujur dan

tidak curang dalam apapun dan terhadap siapapun dalam kehidupan saya sehari-hari

dengan maksimal, sehingga sepanjang perziarahan saya di dunia ini, saya dapat menjadi

pribadi yang semakin memuliakan Tuhan dan semakin disempurnakan menjelang hari

Kristus yang mendekat.

Tuhan Yesus memberkati.

Page 15: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 15/16

 

Refleksi Pribadi : Evan Hindoro 07120100069

Service learning yang kedua kali ini saya berserta anggota kelompok mengunjungi

sebuah yayasan pendidikan yang membina anak-anak SD dan SMP. “Yayasan Kasih Bangsa”

di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Dalam perencanaan sebelum melaksanakan

service learning project ini kita dipandu oleh dosen berserta service learning community

UPH juga sehingga kita mampu menjalankan segala tahap-tahap service learning dengan

benar. Didalam perencanaan dan pelaksanaan service learning sangat membutuhkan

kesiapan dari setiap anggota kelompok untuk aktif dalam berdiskusi dalam memberikan

masukan, pendapat maupun ide-ide yang dapat mambuat project service learning ini

berjalan dengan lancar dalam perencanaan, pembuatan, dan pelaksanaan.

Saya individu merasa bahwa kegiatan ini membuat kita dari setiap anggota kelompok

untuk lebih berpartisipasi dan berpikir secara kritis dalam berdiskusi dan secara tidak

langsung juga mengembangkan pola “open-minded” dari masing-masing dari kita semua

untuk menerima maupun siap untuk ditolak bila berpendapat. Hal inilah yang tidak pernah

diajarkan dari fakultas apapun secara praktiknya.

Proses perencanaan dan persiapan selalu melibatkan anggota kelompok agar kita

dapat membentuk sebuat tim kerja dalam mewujudkan sebuah project. Service learning

adalah sebuah komunitas yang mewujudkan kata-kata “practice makes perfect”. 

Tema yang dipilih oleh kami adalah “Menanamkan Nilai Kejujuran dan Kebersamaan

Sejak Dini”. Dewasa kini seperti yang kita ketahui, para ahli psikolog maupun duniakedokteran telah sepakat bahwa usia emas (Golden age) dari tumbuh kembang anak adalah

umur 0-6 tahun. Oleh alasan tersebutlah kita ingin menanamkan “bibit” yang luar biasa

kepada adik-adik kita di Yayasan Kasih Bangsa untuk mampu menerima “bibit” luar biasa ini

kedalam hidup mereka agar ketika suatu saat ia beranjak dewasa prinsip-prinsip yang

merupakan buah dari bibit ini akan ia petik dan bawa untuk dijadikan panduan, pedoman

dalam kehidupan mereka. Bibit yang kita tanam adalah “Kejujuran dan Kebersamaan”. 

Kita memberikan sesuatu yang berarti bagi adik-adik dalam harapan agar hidup adik-

adik akan lebih bermakna, bahagia, dan mampu siap menerima kesusksesan didalam hidupmereka. Bahkan bukan hanya kesuksesan yang berkedok kejahatan tapi kesuksesan yang

berdasar kepada kejujuran dan sifat keTuhanan.

Saya menilai bahwa setelah kita mencoba menanamkan bibit-bibit ini, adik-adik kita

sangat berantusias di dalam menerima program-program yang telah kita rancang agar dapat

mewujudkan benih benih itu pada diri mereka. Inilah yang sangat kita harapkan dari project

ini.

Disisi dimana kita melihat bahwa program service learning ini membuat setiap dari

kita benar-benar mengenal satu sama lainnya. Dimana kita mendapatkan pelajaran-

pelajaran yang berharga yang mana tidak ditemukan dalam pelajaran teori manapun.

Berbagai masalah yang pasti kita hadapi dalam berkerja sama dalam satu tim kerja project

Page 16: Laporan Uas Sl Cadangan-final

5/16/2018 Laporan Uas Sl Cadangan-final - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/laporan-uas-sl-cadangan-final 16/16

 

service learning dimana pasti selalu saja ada “wrong people” yang tidak memberikan

partisipasi, tidak berkontribusi, dan bahkan menciptakan beberapa trouble-trouble kecil

yang dimana tentunya mampu ditutup oleh anggota kelompok lainnya.

Service learning membawa kita melihat dunia yang sesungguhnya, yang sebenarnya.

Dunia dimana masih banyak adik-adik kecil yang kurang beruntung seperti kita-kita yangbisa berpendidikan layak dan formal seperti sekarang. Dunia dimana kita dapat bersyukur

sampai saat ini. Dunia dimana kita semua dapat melihat keadaan sesungguhnya dan apa

yang terjadi di komunitas dan apa yang sebenarnya yang komunitas butuhkan dari service

learning melalui mahasiswa UPH. Dunia dimana kita semua mampu menerima diri sendiri

dan mimpi-mimpi kita saat ini. Dunia dimana kita melihat adik-adik yang memiliki mimpi-

mimpi hidup mereka serta cita-cita mereka yang mereka ingin gapai untuk menjadi seorang

polisi, polwan, tentara, dokter, businessman, hakim, suster disaat dimana kita yang berada

di jalur mimpi-mimpi mereka sedang berputus asa. Kunjungan yang sangat berkesan dan

bermakna bagi saya.

2. Saran-saran

Saran bagi kelompok kami sendiri yaitu kami harus lebih mempersiapkan

pelaksanaan SL dengan baik dari segi acara maupun di luar acara. Kami sedikit mengalami

kendala mengenai dokumentasi karena kamera yang akan digunakan ternyata memorinya

penuh dan kemudian error. Kami terpaksa menggunakan kamera ponsel, namun kami

sedikit kehilangan dokumentasi video awal-awal kedatangan kami dan juga permainan di

awal. Satu kendala lagi yaitu kendala pada konsumsi, kami menyiapkan 20 bingkisan karena

mengira akan bertemu 20 anak, namun ternyata di lokasi kami mendapatkan 24 anak dan

kekurangan bingkisan sehingga kami terpaksa menggunakan snack yang kami memang

sengaja bawa sebagai bingkisan bagi kelompok yang kalah. Kami harusnya mempersiapkan

cadangan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk seperti kerusakan kamera dan

kekurangan bingkisan seperti ini. Beruntung dalam permainan dan drama kami memiliki

properti yang memadai sehingga tidak menemukan kendala.

3. Ringkasan/Penutup