25
Oleh 07120100042-Daniel Gunawan 07120100050-Kennytha Yoesdanto 07120100058- Febby Andri 07120100059-Ayu Aksara 07120100063-Joan Vinata Winona 07120100069-Evan hindoro 04120110088-R. Cassie K. JURUSAN KEDOKTERAN UMUM FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

Laporan Uas Sl

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan SL tugas kelompok

Citation preview

Page 1: Laporan Uas Sl

Oleh

07120100042-Daniel Gunawan

07120100050-Kennytha Yoesdanto

07120100058- Febby Andri

07120100059-Ayu Aksara

07120100063-Joan Vinata Winona

07120100069-Evan hindoro

04120110088-R. Cassie K.

JURUSAN KEDOKTERAN UMUM

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

KARAWACI

Tahun 2011

Page 2: Laporan Uas Sl

I. Kesesuaian Proposal dengan Pelaksanaan

1. JudulProposal : Menanamkan Nilai Kejujuran dan Kebersamaan Sejak Dini

Pelaksanaan : Penanaman Nilai kejujuran dan kerjasama sejak dini

Alasan : dari awal kami memang ingin mengangkat tema tentang penanaman nilai karakter hidup yang baik sejak dini, yang berkaitan dengan materi pelajaran Character Development kami, yaitu nilai kejujuran dan kerjasama

2. Latar belakang & tujuanProposal- Latar Belakang: Pergeseran nilai moral yang terjadi secara luas pada era modern ini sangat bergantung pada karakter masing-masing individu sendiri. Oleh karena itu kami menganggap sangatlah penting untuk menanamkan nilai karakter hidup yang baik sejak dini agar tercipta pemahaman moral yang baik pula

- Tujuan : mengarahkan anak-anak untuk memiliki karakter hidup yang baik diantaranya kejujuran dan kerjasama, melalui penanaman nilai-nilai tersebut sejak dini. Dengan menggunakan sarana drama dan permainan, diharapkan anak-anak akan lebih mudah mengenal dan memahami nilai-nilai yang kami tanamkan.

Alasan : kami memandang perlu sedini mungkin menanamkan nilai-nilai karakter hidup yang baik sehingga terbentuk pemahaman moral yang benar seiring pertumbuhan mereka.

* Identifikasi Lokasi Proyeka. Nama Lokasi/Yayasan: Pusat Pengembangan Anak Yayasan Kasih Bangsab. Penanggung jawab : Ibu Cendanac. Alamat : Jalan Rasamala Permai Raya blok F-7 No.18 Perum Kosambi Baru, Kelurahan Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Baratd. Nomor telepon : 085645794969

Identifikasi Lokasi Proyek di proposal sesuai dengan pelaksanaannya. Kami telah lebih dahulu survey beberapa minggu sebelumnya.

3. Target PesertaProposal : Anak-anak usia 6-8 tahun

Pelaksanaan : Anak-anak usia 4-6 tahun

Alasan : ketika kami tiba di lokasi kami melihat anak-anak usia 6-8 tahun ternyata tidak terlalu sesuai dengan gaya penyampaian kami mengenai tema yang akan dibawakan, sehingga kami meminta kelompok usia yang lebih kecil

Page 3: Laporan Uas Sl

4. Jumlah PesertaProposal : 20 anak

Pelaksanaan : 24 anak

Alasan : dengan adanya penggantian kelompok umur, maka ternyata jumlah yang tersedia adalah 30 anak. Selisih jumlah anak yang tidak terlalu beda jauh membuat kami setuju dengan pertambahan jumlah ini.

5. Hari/Tanggal/DurasiProposal : Kamis 3 November 2011, Pukul 08.00 – 10.00 WIB (2 jam)

Pelaksanaan : Kamis 17 November 2011, Pukul 15.00 – 17.00 WIB (2 jam)

Alasan : Kami mengganti tanggal pelaksanaan karena ternyata sudah kelompok service learning lain di sana. Oleh karena itu kami terpaksa mengganti tanggal ke 17 November 2011 pukul 15.00 – pukul 17.00, sehingga kami tidak bisa mengikuti kelas Character Development pada hari yang sama pukul 13.40 – 15.30.

6. Anggaran/BudgetProposal : Rp. 340.000,00 untuk keperluan membeli bingkisan, sedotan (permainan), dan transport

Pelaksanaan : Rp 520.000,00

Alasan : Sebenarnya anggaran kami sempat berkurang karena properti permainan kami dapatkan gratis, namun anggaran kami akhirnya bertambah karena membeli konsumsi sejumlah 30 porsi.

7. Susunan AcaraProposal Pukul 08.00 – 08.15 Permulaan acara: Doa pembuka dan perkenalan Pukul 08.00 – 08.50 Session I : Drama “Kejujuran”

Pukul 08.50 - 09.00 Istirahat, Menyanyi bersamaPukul 09.00 – 09.45 Session II : Permainan “sedotan dan karet”Pukul 09.45 – 10.00 Pembagian bingkisan + foto bersama, doa penutup

Pelaksanaan Pukul 15.00 – 15.15 Permulaan acara: Doa pembuka, perkenalan, nyanyi bersamaPukul 15.15 – 15.30 Session I : Permainan “Sedotan dan Karet”

Pukul 15.30 – 15.50 Session II : Drama “Kejujuran”Pukul 15.50 – 16.20 Session III: “Membiasakan diri menabung”

Pukul 16.20 – 16.40 Menyanyi dan bermain kereta api bersama Pukul 16.40 – 17.00 Pembagian bingkisan+konsumsi, foto bersama, doa penutup

Alasan : Setelah berkonsultasi dengan Pak Andry kami meninjau ulang proyek kami dan akhirnya menambahkan suatu acara yang bisa memberikan efek berkesinambungan, tidak hanya memperkenalkan nilai-nilai, tetapi juga mengingat dan mempraktekkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan mereka sehari-hari kelak. Oleh karena itu kami menambahkan acara “membiasakan diri menabung”. Selain itu ternyata permainan dan drama tidak mengambil waktu terlalu lama seperti yang diperkirakan.

Page 4: Laporan Uas Sl

8. Organisasi / Susunan PanitiaProposal Daniel : Pemain drama

Kennytha : Pembagi bingkisan dan perlengkapan Febby : Pemain drama

Ayu : Pemain dramaJoan : MC acara dan nyanyi bersama

Evan : Dokumentasi dan perlengkapan Cassie : Perlengkapan dan pembagi bingkisan

Pelaksanaan Daniel : Pemain drama, pemimpin session I, pemain gitar Kennytha : Narator drama, pemimpin kelompok dalam permainan Febby : Pemain drama, pemimpin kelompok dalam permainan, perlengkapan Ayu : Pemimpin kelompok dalam permainan, pemimpin session III Joan : Pemain drama, MC acara dan nyanyi bersama, dokumentasi Evan : Pemain drama, pemimpin kelompok dalam permainan, perlengkapan

Cassie : Pemain drama, dokumentasi, pembagi bingkisan.

II. Isi Proyek

1. Bentuk Kegiatan dan Proses Kegiatan- Session I

Session I ini berupa permainan dalam 4 kelompok kecil (masing-masing 6 orang) memindahkan karet secara berantai dalam suatu barisan, dari orang paling depan ke orang paling belakang dengan menggunakan sedotan. Orang paling belakang (pemimpin kelompok) akan mengumpulkan karetnya untuk dihitung. Kelompok dengan jumlah karet terbanyak adalah pemenangnya. Karet-karet yang jatuh tidak boleh diambil lagi dan dibiarkan saja. Kami mengajarkan anak-anak untuk saling bekerja sama dalam kelompok, yaitu dengan menjalankan bagiannya masing-masing: menerima dan kemudian menghantarkan karet ke pada orang selanjutnya. Kami juga tidak henti-hentinya mengingatkan mereka untuk jujur yaitu tidak memungut karet yang telah jatuh ke lantai. Kemenangan memang sesuatu yang penting, harus dicapai lewat kerjasama yang baik dan tidak harus dicapai dengan cara curang/tidak jujur.

- Session II

Session II berupa pelaksanaan drama singkat yang diperankan oleh beberapa orang anggota kami. Anak-anak tetap duduk dalam kelompokk kecil. Drama ini menceritakan mengenai kejujuran yang menceritakan seorang anak yang diminta ibunya untuk membeli daging di pasar dengan menggunakan sejumlah uang. Si anak akhirnya pergi ke pasar ditemani dua orang temannya. Sesampainya di pasar ia membeli barang yang diminta ibunya, namun ternyata ia juga melihat ada mainan-mainan bagus yang dijual di sana. Kebetulan masih ada sedikit uang sisa kembalian dari membeli daging tadi. Namun ia mengurungkan niatnya dan memutuskan untuk pulang bersama kedua temannya. Dalam

Page 5: Laporan Uas Sl

perjalanan pulang, timbul lagi keinginan untuk memebeli mainan tadi dengan menggunakan uang kembalian. Salah satu temannya menghasut dia untuk membeli mainan itu dan membohongi ibunya bahwa tidak ada uang lebih kembalian dari membeli daging, lagipula ibunya tidak akan tahu. Temannya seorang lagi menasehatinya bahwa ia tidak boleh berbohong dan harus menyerahkan uang kembalian itu kepada ibunya. Singkat cerita si anak akhirnya kembali ke pasar membeli mainan itu dan ketika di rumah melaporkan bahwa tidak ada uang kembalian. Ia bermain sembunyi-sembunyi dan di depan ibunya tidak mengakui bahwa mainan itu miliknya. Akhirnya sang Ibu tahu bahwa mainan itu adalah milik si anak yang dibeli dengan menggunakan uang kembalian membeli daging. Sang ibu memarahi si anak dan menghukumnya agar ia mengerti bahwa kebohongan adalah hal yang salah. Katakan dengan jujur jika memang ingin membeli mainan dan ibu sebagai orangtua bisa mempertimbangkan yang terbaik untuk anaknya.

- Session III

Session II penerapan apa yang kami ajarkan mengenai kejujuran, melalui pemberian celengan kepada setiap kelompok. Kami memberikan penjelasan bahwa mereka diharapkan bertanggung jawab menyisihkan uang jajan setiap mereka bersekolah untuk sebagian ditabung. Tidak penting jumlah nominalnya berapa, yang penting adalah mereka mau jujur menyisihkan sebagian uang jajan mereka untuk ditabung. Selain itu kami juga menyediakan lembar pencatatan yang diserahkan kepada ibu guru pembimbing yang akan mencatat/menandai setiap kali anak-anak menabung, disini juga kami mengharapkan anak-anak untuk berkata jujur apabila memang telah menabung, baru akan ditandai oleh ibu guru pembimbing. Para pemimpin kelompok kemudian aktif mencatat nama anak-anak dalam kelompoknya sambil membina mereka untuk mulai menabung sejak kecil karena banyaknya manfaat yang bisa diperoleh.

- Selingan

Kami mengisi selingan waktu dengan menyanyi bersama untuk menambah keceriaan diiringi gitar yang memang tersedia di lokasi

2. Dampak/perubahan/manfaat yang terjadi pada saat sekarang dan mendatangAnak-anak terlihat memahami apa yang kami ajarkan pada saat kami melaksanakan

kegiatan Service Learning waktu itu, ditunjukkan dengan timbal-balik interaksi yang berjalan lancar saat bermain dan menyimak drama. Memang pada awal permainan terlihat beberapa anak yang masih malas bekerja sama dengan temannya, serta ada juga anak yang tidak jujur memungut secara sembunyi-sembunyi karet-karet yang telah jatuh, namun melalui bujukan dan nasehat akhirnya mereka tidak lagi malas dan tidak jujur, malahan berpartisipasi aktif dalam permainan. Demikian juga dengan drama, mereka sudah tahu bagaimana berbuat jujur yang seharusnya. Dengan menabung mereka akan dilatih berdisiplin diri dan jujur menyisihkan sebagian uang jajannya untuk ditabung.

Page 6: Laporan Uas Sl

Kami harapkan mereka mau menyimpan dan menerapkan nilai-nilai yang kami ajarkan, dan tentunya terus melatih kejujuran dan kerjasama (karena tidak mungkin didapat/dimiliki dengan instan), serta hidup sesuai nilai-nilai itu.

3. Hal-hal yang telah dicapai dan belum dicapaiKami pikir kami telah berhasil menanamkan sedikit nilai-nilai karakter hidup yang

baik. Kami harapkan mereka ingat dan mau menerapkannya dalam hidup mereka masing-masing. Susunan acara yang kami rencanakan juga berjalan cukup teratur serta mencapai respon yang sangat baik dari anak-anak dan antusiasmenya tinggi. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan SL kami, tetapi kami pikir kami telah mencapai yang terbaik yang bisa kami lakukan.

Hal yang belum dicapai adalah pemonitoran berkala apakah penerapan nilai kejujuran melalui menabung itu sudah berjalan dengan baik atau belum. Sebab kami belum melakukan kontrol dengan menelpon guru pembimbingnya. Kami berencana melakukan kontrol setiap bulannya mengingat anak-anak ini tidak datang setiap hari ke sekolah melainkan pada hari tertentu saja daan hanya

4. Hubungan kegiatan SL dengan mata kuliah Character DevelopmentTerdapat hubungan kuat dengan kegiatan SL yang kami lakukan kali ini dengan mata

kuliah Character development. Kami sengaja mengangkat beberapa nilai-nilai karakter hidup yang baik yang sudah pernah diajarkan dan disinggung dalam kuliah untuk ditanamkan kepada anak-anak, dan kami memilih nilai kejujuran dan kerjasama. Nilai-nilai kejujuran dan kerjasama merupakan sesuatu yang akrab dengan dunia keseharian anak-anak baik dalam keluarga, lingkungan, dan sekolah, sehingga akan sangat bermanfaat bila mereka bisa melatihnya sejak kecil dan kemudian menguasainya. Dan bila kembali lagi dilihat dari tujuan kami sebelumnya yaitu penanaman nilai-nilai karakter hidup yang baik ini diharapkan akan memunculkan anak-anak dengan karakter hidup yang baik dan otomatis mempunyai pemahaman moral yang benar.

Page 7: Laporan Uas Sl

III. Kesimpulan

1. Refleksi pribadi anggota kelompok

Daniel Gunawan (07120100042)

Kegiatan Service Learning (SL) yang kami lakukan di Yayasan Kasih Bangsa cukup bermanfaat dan mengajarkan banyak hal bagi kami baik secara kelompok, bagi saya secara pribadi, dan terutama bagi anak-anak di yayasan tersebut. Dalam kegiatan SL ini, kelompok kami berupaya menanamkan nilai kerjasama dan kejujuran pada anak-anak melalui permainan, drama, serta penerapan secara sederhana.

Permainan dilakukan lewat lomba antar kelompok yang diminta berbaris untuk memindahkan karet secara berantai dari orang paling depan ke orang paling belakang dengan menggunakan sedotan. Karet akan dikumpulkan pada orang paling belakang untuk dihitung jumlah terbanyak dari kelompok-kelompok tersebut sebagai pemenangnya. Karet-karet yang jatuh tidak boleh diambil lagi dan dibiarkan saja. Kami mengajarkan anak-anak untuk saling bekerja sama dalam kelompok, yaitu dengan menjalankan bagiannya masing-masing: menerima dan kemudian menghantarkan karet ke pada orang selanjutnya. Kami juga tidak henti-hentinya mengingatkan mereka untuk jujur yaitu tidak memungut karet yang telah jatuh ke lantai. Kemenangan memang sesuatu yang penting tetapi harus dilakukan dengan kerjasama yang baik dan tidak harus dicapai dengan cara curang.

Dalam permainan ini empat anggota kelompok kami ikut bermain sebagai pengumpul karet di barisan paling belakang. Kami harus menjalin kerjasama yang baik dengan anak-anak di kelompok kami masing-masing. Kami tentunya belajar bahwa tidak akan tercapai kerjasama yang baik bila antara dua pihak atau lebih saling mengutamakan kepentingan dan egonya masing-masing, harus ada kerendahan hati dan pengorbanan untuk menjalin kerjasama yang baik. Dalam permainan ini dibuktikan dengan jika kita menjadi penerima karet maka kita harus rela merendahkan diri kita agar lebih mudah menggapai karet itu, baru kemudian ketika kita menjadi pemberi karet maka lebih mudah pada posisi yang tinggi untuk memberikan karet kepada orang yang giliran mereka untuk merendahkan diri mereka.

Drama mengisahkan tentang seorang anak yang tidak jujur mengembalikan sisa uang belanja yang diberikan ibunya karena ia menggunakan uang itu untuk membeli mainan. Ia berbohong dua kali dimana ia berkata kepada ibunya bahwa tidak ada uang kembalian dan mainan yang ada di tangannya hanyalah milik temannya.

Melalui drama ini anak-anak dihadapkan pada contoh kasus sehari-hari dimana kejujuran mereka diuji, apakah mereka tetap jujur ketika tidak ada orang lain yang melihat dan mengetahui, apakah mereka tetap jujur saat teman-temannya mengajak untuk tidak jujur.

Page 8: Laporan Uas Sl

Dan bagi kami pun para pemain drama juga sebenarnya berpikir apakah kami sudah menjalankan kejujuran sepenuhnya dalam hidup kami, dan lebih jauh lagi apakah kami sudah memiliki integritas dalam hidup kami, apakah tetap memegang nilai kejujuran di tengah komunitas yang sudah menyepelekan kejujuran. Contoh yang sering saya temui yaitu mengkopi tugas, membeli bocoran soal, dan menyontek saat ujian. Semua itu termasuk ketidakjujuran karena nilai yang didapat bukan hasil murni dari usaha kita sendiri. Saya sendiri bersyukur kalau sampai saat ini saya masih memegang kejujuran sebagai salah satu prinsip hidup saya dan mempunyai integritas tentang hal ini. Hidup sebagai mahasiswa yang tinggal di kost, jauh dari orang tua, saya dituntut kejujurannya untuk mengatur keuangan saya, apakah benar-benar digunakan untuk hal yang berguna atau justru untuk hal yang sia-sia. Dari hal-hal yang menuntut kejujuran ini bisa dilihat bahwa saya bertanggungjawab kepada orang tua, kepada dosen, dan terutama kepada Tuhan karena ia jelas membenci kebohongan yanga dalah dosa.

Mendekati akhir acara kami ingin menerapkan apa yang kami ajarkan mengenai kejujuran, melalui pemberian celengan kepada setiap kelompok dan diharapkan mereka bertanggung jawab menyisihkan uang jajan setiap mereka bersekolah untuk sebagian ditabung. Tidak penting jumlah nominalnya berapa, yang penting adalah mereka mau jujur menyisihkan sebagian uang jajan mereka untuk ditabung. Selain itu kami juga menyediakan lembar pencatatan yang diserahkan kepada ibu guru pembimbing yang akan mencatat/menandai setiap kali anak-anak menabung, disini juga kami mengharapkan anak-anak untuk berkata jujur apabila memang telah menabung, baru akan ditandai oleh ibu guru pembimbing. Jadi disini selain kita ajarkan kejujuran, juga kita ajarkan kebiasaan menabung sejak kecil.

Melalui kegiatan SL ini saya dan kelompok kami bisa belajar beberapa hal dalam memberikan pelayanan dan pelajaran. Dalam pelaksanaan SL kami belajar untuk lebih siap lagi dalam menyiapkan pernak-pernik acara karena kami sempat terkendala dengan dokumentasi dan konsumsi, namun dalam menjalankan acara tidak ada masalah karena sudah dipersiapkan dengan baik. Selain nilai-nilai kejujuran dan kerjasama yang kami ajarkan, kami juga tentunya dituntut untuk saling bekerja sama dalam kelompok kami sendiri, mulai dari merencanakan kegiatan, melaksanakan, sampai mengevaluasi kegiatan ini. Dibutuhkan kerjasama yang baik, saling mempercayai, tanggung jawab, dan kerendahan hati untuk meminta maaf bila terjadi kesalahan. Bagi kami yang dari kedokteran sendiri tidak mudah melakukan tugas kelompok di tengah jadwal yang begitu padat, mengatur jadwal, bahkan pembagian tugas, ditambah lagi kali ini kami bekerjasama dengan 1 orang dari fakultas berbeda sehingga tentu lebih sulit. Kami harus saling percaya bahwa masing-masing akan bertanggungjawab terhadap jatah tugas yang diberikan kepadanya meskipun hasilnya kadang mengecewakan, dan butuh rasa rendah hati untuk minta maaf jika memang terjadi kesalahan.

Page 9: Laporan Uas Sl

Kennytha Yoesdyanto (07120100050)

Dalam kesempatan kali ini, untuk kegiatan Service Learning, saya dan kelompok saya pergi menuju daerah Duri Kosambi untuk melakukan kegiatan Service Learning yang kedua. Ide dari kegiatan kali ini cukup berbeda dengan kunjungan sebelumnya karena dalam kunjungan kali ini, kita ingin menerapkan apa yang kita pelajari dalam pelajaran Character Development terhadap anak-anak tersebut. Kita juga ingin meningkatkan kualitas per orangan dari mereka agar memiliki nilai-nilai sikap yang baik.

Kelompok kali ini cukup berbeda karena kita memiliki tambahan anggota baru yang berbeda jurusan dengan kami, oleh karena itu, kami harus menyiasati waktu yang baik bagi kami untuk mendiskusikan proyek Service Learning tersebut. Kami berpikir bahwa ini merupakan kesempatan yang baik untuk bertukar pikiran dengan orang lain yang berbeda jurusan, agar kami sendiri juga dapat memahami cara pola pikir orang lain dan menyatukannya menjadi sebuah konsep untuk Service Learning.

Ide yang kami pilih akhirnya adalah tentang kerja sama dan kejujuran. Kami pikir ini merupakan konsep yang baik tentang nilai-nilai kehidupan yang dapat diterapkan kepada anak-anak tersebut sejak dini. Untuk kerja sama, kita membuat permainan yang memang perlu kerja sama mereka sebagai suatu tim, dan memberikan kesan bahwa dengan kerja sama yang baik, maka hasilnya pun juga akan lebih bagus. Untuk kejujuran, kita menerapkannya melalui drama dan melihat reaksi mereka, lalu memberikan nasehat. Lalu, kami juga terpikir akan ide tentang menabung, ini merupakan gabungan antara konsep kami, yaitu kerja sama dan kejujuran. Dari seluruh pihak menanggapi ini sebagai kegiatan yang positif dan membangun kerja sama serta kejujuran mereka, maka kami pikir ini merupakan respons yang baik.

Saya merasa bahwa kunjungan kali ini memberikan kesan tersendiri bagi saya, karena mereka sangatlah antusias dan juga rencana-rencana serta konsep kelompok saya pun juga berhasil. Mungkin kekurangan dari kunjungan kali ini adalah kurangnya alat-alat dokumentasi sehingga mungkin dokumentasi yang dapat dibuat tidaklah sesempurna yang diharapkan. Namun, saya berharap bahwa kelompok saya dan saya juga telah memberikan kesan dan pengaruh yang positif ke dalam hidup anak-anak tersebut. Saya berharap juga rencana menabung tersebut dapat selalu dilanjutkan, dan juga anak-anak disana dapat terus memupuk nilai-nilai kehidupan yang penting sejak dini, seperti kerja sama dan kejujuran.

Page 10: Laporan Uas Sl

Febby Andri (07120100058)

Service learning kali ini adalah yang kedua kali dijalankan oleh saya pribadi. Di dalam pengerjaanya saya dan kelompok harus lebih berpikir untuk konsep sebab hasil yang mau didapat dari kegiatan ini bisa berkesinambungan dan tidak hanya bersifat sesaat lalu hilang dalam beberapa waktu. Hal inilah yang menuntut pemikiran lebih matang ddari setiap anggota kelompok. Terlebih lagi, kami biasanya satu tim dengan jurusan yang sama, namun dalam kasus ini, ada satu anggota dari jurusan lain. Ini adalah kali pertama kami berinteraksi dalam satu kelompok dengan jurusan lain. Hal ini tidak menghambat kami, malah kami merasa menambah pengalaman dalam bekerja tim.

Konsep yang muncul di otak kami semua adalah kejujuran dan kerja sama. Hal ini diambil dari materi Character Development yang dicoba diterapkan dalam kehidupan nyata. Namun, awalnya kami hanya sebatas memikirkan konsep yang tidak berkesinambungan. Munculah ide dari kami yaitu menabung di celengan. Rencananya nanti akan dibagi kelompok, setiap kelompok akan diberi satu celengan dan daftar absen. Maksud dari daftar absen itu adalah untuk melatih kejujuran mereka, jadi mereka dituntut untuk bertindak jujur dan hanya menulis absen dihari setiap mereka memasukkan uang ke celengan. Kami pikir ini adalah salah satu cara yang berkesinambungan untuk melatih kejujuran dengan cara yang sederhana dan bermanfaat bagi mereka sendiri.

Saat melakukan pelaksanaan, saya melihat bahwa respon anak-anak terhadap rencana kami sangat tinggi sebab mereka langsung ingin menabung saat itu juga dan respons dari pengurus yayasan tersebut juga positif. Dengan menabung, diharapkan dapat menjadi sebuah kebiasaan yang diasah dari kecil dan tertanam hingga dewasa.

Semangat yang muncul dalam diri mereka menjadi semangat bagi saya sebab secara pribadi saya tidak menyangka akan sebesar ini responnya, namun itulah yang terjadi di lapangan. Hal-hal yang kami pikir tidak akan berhasil, bisa mendapatkan hasil yang cukup baik. Sehingga nilai yang saya ambil adalah jangan takut untuk menelurkan ide dan melakukannya sebab hasilnya belum tentu negatif seperti apa yang saya pikirkan. Saya berharap tradisi menabung di yayasan ini dilanjutkan ke tahun-tahun berikutnya sebab dapat menanamkan untuk mengelola uang dengan baik hingga besar nanti. Walaupun apa yang kelompok kami lakukan hanya sederhana, namun inilah ide kami yang berjalan dengan respon cukup tinggi oleh anak-anak ini. Tuhan beserta kalian.

Page 11: Laporan Uas Sl

Ayu Aksara (07120100059)

Melalui program Service Learning Character Development, saya dapat melatih dan mendalami apa yang telah diajarkan. Terdapat banyak nilai-nilai kehidupan yang ada dan kelompok kami memutuskan untuk mensharingkan tentang nilai kerjasama dan kejujuran. Program yang telah kami rancang meliputi permainan kerjasama (sedotan dan karet), drama kejujuran, dan menabung.

Ketika kami datang, kami langsung mencari pengurus yayasan sehingga kami dapat langsung memulai program. Setelah berbicara dengan pengurus yayasan, anak-anak langsung menuju ruangan yang telah disediakan. Mereka tampak antusias dan menyambut baik kedatangan kami. Kami memulai dengan perkenalan antar sesama dan dilanjutkan oleh nyanyian. Mereka sangat pandai bernyanyi dan hafal banyak lirik lagu sampai-sampai kita sedikit kewalahan untuk memilih lagu selanjutnya untuk dinyayikan anak-anak, karena seperti yang sudah saya katakan diatas mereka semua sangat antusias dan gembira menerima kita di sekolah mereka. Saya merasa sangat senang dan bangga melihat anak-anaknya pintar dan riang sekali, beda dengan pemikiran saya sebelum datang di sekolah itu. Saya berpikir kalau anak-anak biasanya nakal dan susah diatur, tetapi mereka sangat disiplin. Mereka semua diberikan pengarahan yang sangat bagus oleh pengurus sekolah itu.

Setelah bernyanyi, kami melanjutkan program kami dengan bermain sedotan dan karet. Permainan ini mengajarkan anak-anak bagaimana kerjasama sangat penting dalam meraih tujuan mereka. Agar karet sampai pada tempat tujuan, mereka harus mengoper karet melalui sedotan antar sesama. Mereka paham maksud dari permainan kami dan berusaha membantu sesame agar karet dapat sampai pada orang terakhir. Jika ada anak yang lebih tinggi maka anak itu harus jongkok untuk mengoper karet tersebut. Tidak hanya anak-anak saja yang belajar nilai kerjasama, saya pun juga belajar nilai kerjasama melalui kekompakan kelompok untuk melaksanakan program kami, mulai dari perencanaan program, pembuatan proposal, menemukan waktu untuk melaksanakan Service Learning, serta pada saat pelaksanaannya. Kami mencoba mengisi kekurangan satu sama lain sehingga program kami berjalan lancar.

Selanjutnya kami mengadakan drama kejujuran untuk mereka. Drama kejujuran yang kami buat berceritakan tentang seorang anak yang tidak jujur memberikan uang kembalian dari membeli sayur kepada ibunya. Anak itu justru membeli mainan. Dari drama tersebut, saya dapat merefleksikan bahwa terkadang saya juga melakukan hal yang sama. Saya terkadang tidak jujur ketika melakukan pekerjaan yang diberikan kepada saya sehingga pada akhirnya saya mendapat konsekuensinya. Sama seperti drama yang dipertunjukkan, pada akhirnya anak tersebut mendapat konsekuensi dimarahi oleh ibunya. Ini menunjukkan bahwa berbohong selalu akan mendatangkan konsekuensi yang buruk.

Pada akhir program kami, kami mengajarkan anak-anak untuk menabung. Menabung ketika dilakukan dalam kelompok adalah wujud dari kerjasama dan kejujuran. Antara

Page 12: Laporan Uas Sl

sesama mengingatkan untuk menabung sehingga satu sama lain tidak lupa menabung. Ketika tabungan itu akhirnya dibuka, uang yang terkumpul adalah hasil dari kerjasama mereka. Uang yang terkumpul melambangkan tujuan. Mereka bekerjasama untuk sebuah tujuan. Kejujuran didapat dari mereka yang dari dalam hati jujur untuk mengaku menabung atau tidak. Kejujuran sangat penting karena jika mereka tidak jujur, mereka akan dijauhkan oleh kelompoknya. Anak itu tidak akan dihormati oleh anggota yang lain.

Program Service Learning mengajarkan saya untuk mengingat kembali pentingnya nilai dari kerjasam dan kejujuran.

Page 13: Laporan Uas Sl

Joan Vinata Winona (07120100063)

Pada tanggal 17 November 2011, kelompok kami, melakukan kegiatan Service Learning di Yayasan Kasih Bangsa yang terletak di Duri Kosambi, Jakarta Barat. Tema yang kami angkat pada kegiatan ini adalah Kerja sama dan Kejujuran.

Sebelum melakukan Service Learning, kami berdoa bersama dengan anak-anak. Setelah itu kegiatan diawali dengan bernyanyi bersama. Salah seorang teman kami memimpin dengan memainkan gitar. Kegiatan yang kami lakukan di sana, yang pertama adalah bermain mengoper karet menggunakan sedotan. Masing-masing kelompok harus menyelesaikan permainan yang dimulai dari anak pertama yang mengigit sebuah sedotan beserta karet gelang pada ujungnya, dan harus dipindahkan ke anak berikutnya tanpa menggunakan tangan sama sekali. Dalam kegiatan ini kami mengajak anak-anak bagaimana bekerja sama dalam kelompok mereka, kesabaran, dan ketelitian dari masing-masing mereka agar karet yang menggantung pada sedotan tidak jatuh ke lantai. Selain itu, kejujuran mereka juga dilatih dengan bagaimana mereka tidak mengambil sedotan yang sudah jatuh dan mengoper kembali pada teman di belakang mereka, dan tidak dengan sembunyi-sembunyi mengambil sedotan lalu mengopernya menggunakan tangan mereka sendiri. Saya begitu senang saat melihat antusias mereka saat melakukan permainan ini. Mereka sangat kompak dalam kelompoknya masing-masing. Meskipun beberapa kali jatuh dan harus mengulang dari anak pertama kembali, namun mereka berhasil mengumpulkan sejumlah karet kepada setiap anggota kelompok kami. Tidak peduli berapa pun karet yang berhasil mereka kumpulkan, mereka tetap senang dan bangga dengan hasil yang mereka peroleh. Dan yang terpenting, mereka dapat mengerti bagaimana bekerja sama dengan teman-teman dalam kelompok masing-masing.

Selain kerja sama, tema yang kami angkat untuk kegiatan Service Learning kali ini adalah kejujuran. Kami membawakan drama tentang sikap kejujuran seorang anak dalam melakukan tugas yang diberikan oleh ibunya, bagaimana ia berlaku tidak jujur dan akhirnya dihukum oleh ibunya. Kami menekankan sikap betapa pentingnya bersikap jujur dimulai sejak kecil seperti anak-anak ini. Setelah itu, kami membawa celengan dan daftar nama yang dapat mereka isi setiap kali mereka memasukkan uang ke dalam celengan tersebut. Setiap celengan diisi oleh 1 kelompok anak yang beranggotakan 6 orang. Di sinilah kejujuran mereka dinilai, yaitu untuk selalu menyisihkan uang jajan mereka, tidak dengan meminta uang lebih pada orang tua mereka. Selain itu, siapa yang memasukkan uang harus menuliskan absen pada daftar nama yang sudah tersedia, dan tidak boleh menulis absen jika mereka tidak memasukkan uang ke dalamnya. Setelah terkumpul nanti, mereka juga harus membagi hasilnya sesuai dengan jumlah uang yang mereka tabung, dan nantinya uang tersebut dapat mereka gunakan untuk membeli keperluan mereka sendiri. Di sinilah kami rasa bermanfaat untuk mereka karena mereka dibiasakan untuk menabung sejak kecil.

Kami juga meminta bantuan para guru yang bertugas di sana untuk memantau hasil menabung anak-anak. Setidaknya satu minggu sekali dicek bagaimana perkembangannya,

Page 14: Laporan Uas Sl

dan nanti sesuai kesepakatan mereka bersama kapan hasilnya akan dibagikan kepada masing-masing anak agar tidak memperberat kerja guru. Untungnya para guru juga tidak keberatan untuk membantu kami mengawasinya. Saya sangat berharap kegiatan menabung ini tidak berhenti sampai di sini saja, dan dapat diteruskan sampai mereka dewasa nanti.

Saya sangat tersentuh melihat betapa antusiasnya mereka dalam mengikuti setiap kegiatan yang kami lakukan, terutama pada saat permainan sedotan tersebut, betapa mereka begitu semangat, meskipun jatuh, terus mencoba dan berusaha, sampai akhirnya mereka berhasil. Mereka terus menyemangati teman sesama kelompoknya untuk dapat memenangkan permainan ini. Dewasa ini, dunia sudah jauh dari sikap kejujuran, semuanya menutupi segala kecurangan, segala kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak disengaja, dengan uang semua dapat dilakukan untuk berbuat tidak jujur. Kejujuran juga dibutuhkan dalam praktek kerja sama, karena tanpa kejujuran, kinerja seseorang akan dipertanyakan dan akan menimbulkan ketidakpercayaan dalam sesama anggota suatu kelompok atau suatu komunitas baik di lingkungan sekolah/kerja maupun masyarakat. Sangat dibutuhkan tunas-tunas muda yang bersih dan tidak mengenal segala praktik ketidakjujuran di bumi nusantara ini untuk membangun sebuah Indonesia yang lebih baik. Selain kejujuran, nilai yang dapat saya ambil dari kegiatan Service Learning kali ini adalah nilai kerjasama yang harus kita pupuk sejak dini. Kerja sama sangat dibutuhkan untuk meringankan pekerjaan kita, karena pada dasarnya kita sebagai manusia merupakan makhluk sosial, yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya. Sikap-sikap yang dapat mengurangi kerja sama kita, seperti egois, tinggi hati, dan individualistis harus kita hapus dari diri kita untuk dapat bekerja sama dengan baik. Semoga tidak hanya mengajarkan anak-anak ini bagaimana sikap jujur dan kerja sama yang baik dan benar, tapi saya juga dapat mengaplikasikan sebuah sikap baru, sikap yang tidak individualistis, egois, tidak tinggi hati, selalu bersikap jujur dan tidak curang dalam apapun dan terhadap siapapun dalam kehidupan saya sehari-hari dengan maksimal, sehingga sepanjang perziarahan saya di dunia ini, saya dapat menjadi pribadi yang semakin memuliakan Tuhan dan semakin disempurnakan menjelang hari Kristus yang mendekat.

Tuhan Yesus memberkati.

Page 15: Laporan Uas Sl

Refleksi Pribadi : Evan Hindoro 07120100069

Service learning yang kedua kali ini saya berserta anggota kelompok mengunjungi

sebuah yayasan pendidikan yang membina anak-anak SD dan SMP. “Yayasan Kasih Bangsa”

di Duri Kosambi, Cengkareng, Jakarta Barat. Dalam perencanaan sebelum melaksanakan

service learning project ini kita dipandu oleh dosen berserta service learning community

UPH juga sehingga kita mampu menjalankan segala tahap-tahap service learning dengan

benar. Didalam perencanaan dan pelaksanaan service learning sangat membutuhkan

kesiapan dari setiap anggota kelompok untuk aktif dalam berdiskusi dalam memberikan

masukan, pendapat maupun ide-ide yang dapat mambuat project service learning ini

berjalan dengan lancar dalam perencanaan, pembuatan, dan pelaksanaan.

Saya individu merasa bahwa kegiatan ini membuat kita dari setiap anggota kelompok

untuk lebih berpartisipasi dan berpikir secara kritis dalam berdiskusi dan secara tidak

langsung juga mengembangkan pola “open-minded” dari masing-masing dari kita semua

untuk menerima maupun siap untuk ditolak bila berpendapat. Hal inilah yang tidak pernah

diajarkan dari fakultas apapun secara praktiknya.

Proses perencanaan dan persiapan selalu melibatkan anggota kelompok agar kita

dapat membentuk sebuat tim kerja dalam mewujudkan sebuah project. Service learning

adalah sebuah komunitas yang mewujudkan kata-kata “practice makes perfect”.

Tema yang dipilih oleh kami adalah “Menanamkan Nilai Kejujuran dan Kebersamaan

Sejak Dini”. Dewasa kini seperti yang kita ketahui, para ahli psikolog maupun dunia

kedokteran telah sepakat bahwa usia emas (Golden age) dari tumbuh kembang anak adalah

umur 0-6 tahun. Oleh alasan tersebutlah kita ingin menanamkan “bibit” yang luar biasa

kepada adik-adik kita di Yayasan Kasih Bangsa untuk mampu menerima “bibit” luar biasa ini

kedalam hidup mereka agar ketika suatu saat ia beranjak dewasa prinsip-prinsip yang

merupakan buah dari bibit ini akan ia petik dan bawa untuk dijadikan panduan, pedoman

dalam kehidupan mereka. Bibit yang kita tanam adalah “Kejujuran dan Kebersamaan”.

Kita memberikan sesuatu yang berarti bagi adik-adik dalam harapan agar hidup adik-

adik akan lebih bermakna, bahagia, dan mampu siap menerima kesusksesan didalam hidup

Page 16: Laporan Uas Sl

mereka. Bahkan bukan hanya kesuksesan yang berkedok kejahatan tapi kesuksesan yang

berdasar kepada kejujuran dan sifat keTuhanan.

Saya menilai bahwa setelah kita mencoba menanamkan bibit-bibit ini, adik-adik kita

sangat berantusias di dalam menerima program-program yang telah kita rancang agar dapat

mewujudkan benih benih itu pada diri mereka. Inilah yang sangat kita harapkan dari project

ini.

Disisi dimana kita melihat bahwa program service learning ini membuat setiap dari

kita benar-benar mengenal satu sama lainnya. Dimana kita mendapatkan pelajaran-

pelajaran yang berharga yang mana tidak ditemukan dalam pelajaran teori manapun.

Berbagai masalah yang pasti kita hadapi dalam berkerja sama dalam satu tim kerja project

service learning dimana pasti selalu saja ada “wrong people” yang tidak memberikan

partisipasi, tidak berkontribusi, dan bahkan menciptakan beberapa trouble-trouble kecil

yang dimana tentunya mampu ditutup oleh anggota kelompok lainnya.

Service learning membawa kita melihat dunia yang sesungguhnya, yang sebenarnya.

Dunia dimana masih banyak adik-adik kecil yang kurang beruntung seperti kita-kita yang

bisa berpendidikan layak dan formal seperti sekarang. Dunia dimana kita dapat bersyukur

sampai saat ini. Dunia dimana kita semua dapat melihat keadaan sesungguhnya dan apa

yang terjadi di komunitas dan apa yang sebenarnya yang komunitas butuhkan dari service

learning melalui mahasiswa UPH. Dunia dimana kita semua mampu menerima diri sendiri

dan mimpi-mimpi kita saat ini. Dunia dimana kita melihat adik-adik yang memiliki mimpi-

mimpi hidup mereka serta cita-cita mereka yang mereka ingin gapai untuk menjadi seorang

polisi, polwan, tentara, dokter, businessman, hakim, suster disaat dimana kita yang berada

di jalur mimpi-mimpi mereka sedang berputus asa. Kunjungan yang sangat berkesan dan

bermakna bagi saya.

Page 17: Laporan Uas Sl

2. Saran-saranSaran bagi kelompok kami sendiri yaitu kami harus lebih mempersiapkan

pelaksanaan SL dengan baik dari segi acara maupun di luar acara. Kami sedikit mengalami kendala mengenai dokumentasi karena kamera yang akan digunakan ternyata memorinya penuh dan kemudian error. Kami terpaksa menggunakan kamera ponsel, namun kami sedikit kehilangan dokumentasi video awal-awal kedatangan kami dan juga permainan di awal. Satu kendala lagi yaitu kendala pada konsumsi, kami menyiapkan 20 bingkisan karena mengira akan bertemu 20 anak, namun ternyata di lokasi kami mendapatkan 24 anak dan kekurangan bingkisan sehingga kami terpaksa menggunakan snack yang kami memang sengaja bawa sebagai bingkisan bagi kelompok yang kalah. Kami harusnya mempersiapkan cadangan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk seperti kerusakan kamera dan kekurangan bingkisan seperti ini. Beruntung dalam permainan dan drama kami memiliki properti yang memadai sehingga tidak menemukan kendala.

3. Ringkasan/Penutup