Upload
rezki-malinda-kiki-ii
View
158
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN HASIL PENELITIAN
UNIT PELAYANAN TEKNIS DINAS PENGOLAHAN KULIT
KOTA MAKASSAR
OLEH
KELOMPOK V
MUH.IHRAMSYAH NUR ( K111 09 302)
MUSFIANDI TAKWIN (K111 09 370)
MULIYANI JAYA (K111 10 021)
REZKI MALINDA (K111 10 19)
IDRIS SUSANTO (K111 10 252)
ULFA ADE IRMA (K111 10 903)
BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2012
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya
kami dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian di UPTD Pengolahan Kulit. Laporan ini
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Limbah Padat.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada Yth :
1. Bapak DR. Anwar Daud, SKM, M.Kes, EHS selaku Dosen Mata Kuliah
2. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Makassar, 23 April 2012
Penyusun
Kelompok 5
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Adanya industri penyamakan kulit ini, selain memberikan manfaat juga dapat
menimbulkan kerugian bagi manusia dan lingkungan yaitu dihasilkannya limbah cair yang
umumnya menimbulkan cemaran yang tinggi, terutama mengandung total padatan, padatan
tersuspensi, garam sulfida, COD, BOD dan logam krom, sehingga memerlukan penanganan
secara tepat agar tidak mengganggu lingkungan (Hartanto dkk, 2002).
Limbah cair industri khususnya industri penyamakan kulit, mengandung logam be rat
krom yang berpotensi menimbulkan efek toksik bagi makhluk hidup. Sifat toksik pada
konsentrasi tinggi dapat berpengaruh langsung terhadap fungsi fisiologis dan biokimia pada
tubuh manusia.
Industri penyamakan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah menjadi kulit jadi.
Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri yang didorong perkembangannya
sebagai penghasil devisa non migas. Potensi penyamakan kulit di Indonesia pada tahun 1994
terdiri dari 586 jumlah perusahaan yang terdiri dari industri kecil sebesar 489 unit dan
industri menengah sebesar 8 unit, dengan kapasitas produksi sebesar 70,994 ton ( Dirjen
industri aneka 1995).
Dalam hal ini, potensi bahan baku berupa kulit cukup tersedia di Makassar dan
kabupaten atau kota lainnya di Sulawesi Selatan, bahkan di daerah lainnya di kawasan timur
Indonesia. Berikut rincian tentang potensi bahan baku di Sulawesi Selatan.
Sapi 638.526 ekor
Kerbau 129.565 ekor
Kambing 433.495 ekor
Domba 1.486 ekor
Rumah Potong Hewan (RPH) 50-85 ekor per hari
Aneka ternak (unrecord)
Hal ini yang menjadi pertimbangan untuk membangun industri penyamakan kulit di
Makassar yang dikenal sebagai UPTD Pengolahan Kulit Makassar dengan harapan
mendukung kota Makassar itu sendiri sebagai kota tujuan wisata dengan adanya produk
kerajinan kulit. Selain itu, tentu saja menumbuhkan industri kreatif (hilir) yang nantinya akan
3
menunjang pertumbuhan ekonomi nasional serta menjadikan Makassar sebagai kawasan
industri regional berbasis lokal.
B. TUJUAN
Observasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses penyamakan kulit mulai
tahapan awal hingga tahapan finishing, juga untuk mengetahui system pengelolaan dan
pengolahan limbah cair dari UPTD.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI PENYAMAKAN KULIT
Penyamakan kulit adalah proses pengolaan kulit mentah, hingga menjadi bahan baku
untuk berbagai keperluan, terutama untuk jaket, sepatu, tas, dan jok. Teknologi penyamakan
kulit awalnya dikembangkan di India sekitar 7.000 – 3.800 SM. Sekitar tahun 2.500 SM,
teknologi ini menyebar ke Sumeria (Mesopotamia).
Penyamakan kulit merupakan proses mengubah kulit binatang yang bisa membusuk
(skin) menjadi kulit yang stabile Industri ini menghasilkan kulit tersamak yang dapat
digunakan untuk berbagai macam barang kebutuhan manusia misalnya sepatu kulit, tas kulit
atau jaket kulit. Oleh karena itu keberadaannya menjadi penting demi terpenuhinya
kebutuhan manusia akan barang-barang yang terbuat dari kulit.
Industri penyamatan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah (hides atau
skins) menjadi kulit jadi atau kulit tersamak (leather) dengan menggunakan bahan penyamak.
Pada proses penyamakan, semua bagian kulit mentah yang bukan colagen saja yang dapat
mengadakan reaksi dengan zat penyamak. Kulit jadi sangat berbeda dengan kulit mentah
dalam sifat organoleptis, fisis, maupun kimiawi.
B. JENIS PENYAMAKAN KULIT
Secara prinsip, ditinjau dari bahan penyamak yang digunakan, ada beberapa macam
penyamakan kulit, yaitu sebagai berikut.
a. Penyamakan Nabati
Penyamakan dengan bahan penyamakan nabati yang berasal daritumbuhan yang
mengandung bahan penyamak, misalnya kulit akasia, sagawe, tengguli, mahoni, dan
kayu quebracho, eiken, gambir, buah pinang, manggis, dll. Kulit jadi yang dihasilkan
misalnya kulit tas koper, kulit sol, kulit pelana kuda, kulit ban mesin, kulit sabuk dll.
5
b. Penyamakan mineral
Penyamak dengan bahan penyamak mineral , misalnya bahan penyamak krom. Kulit
yang dihasilkan misalnya kulit boks, kulit jaket, kulit glase, kulitsuede, dll. Disamping itu
ada pula bahan penyamak aluminium yang biasanyauntuk menghasilkan kulit berwarna
putih ( misalnya kulit shuttle cock).
c. Penyamakan minyak
Penyamak dengan bahan penyamak yang berasal dari minyak ikan hiu
atauikan lain, biasanya disebut minyak kasar. Kulit yang dihasilkan misalnya:
kulit berbulu tersamak, kulit chamois (kulit untuk lap kaca) dll.Dalam prakteknya untuk
mendapatkan sifat fisis tertentu yang lebih baik,misalnya tahan gosok, tahan terhadap
keringat dan basah, tahan bengkuk, dll, biasanya dilakukan dengan cara
kombinasi.Ada kalanya suatu pabrik penyamkan kulit hanya melaksanakan
proses basah saja, proses penyamakan saja, proses penyelesaian akhir atau melakukan
2tahapan atau ketiga- tiganya sekaligus.
C. PROSES PENYAMAKAN KULIT
Dalam Industri penyamakan kulit, ada tiga pokok tahapan penyamakan kulit, yaitu
sebagai berikut.
1. TAHAPAN PROSES PENGERJAAN BASAH (BEAM HOUSE)
Urutan proses pada tahap proses basah beserta bahan kimia yang ditambahkan dan
limbah yang dikeluarkan dapat dilihat sebagai berikut.
a. Perendaman (Soaking).
Tujuan perendaman ini adalah untuk mengembalikan sifat-sifat kulit
mentah menjadi seperti semula, lemas, lunak dsb atau dengan kata lain untuk
mengembalikan kadar air yang hilang selama proses pengeringan sebelumnya.
Kulit mentah kering setelah ditimbang, kemudian direndam dalam 800- 1000 %
air yang mengandung1 gram/ liter obat pembasah dan antiseptik, misalnya tepol,
molescal, cysmolandan sebagainya selama 1-2 hari. Kulit dikerok pada bagian dalam
kemudian diputar dengan drum tanpa air selama 1/5 jam, agar serat kulit menjadi
longgar sehingga mudah dimasuki air dan kulit lekas menjadi basah kembali.
Perendaman dianggap cukup apabila kulit menjadi lemas, lunak,tidak memberikan
6
perlawanan dalam pegangan atau bila berat kulit telah menjadi 220-250% dari
berat kulit mentah kering, yang berarti kadar airnya mendekatikulit segar (60-65%).
Pada proses perendaman ini, penyebab pencemarannyaadalah sisa desinfektan dan
kotoran- k otoran yang berasal dari kulit.
b. Pengapuran (Liming)
Maksud proses pengapuran adalah sebagai berikut.
1. Menghilangkan epidermis dan bulu
2. Menghilangkan kelenjar keringat dan kelenjar lemak
3. Menghilangkan semua zat-zat yang bukan kolagen yang aktif menghadapi zat-zat
penyamak.
Adapun cara mengerjakan pengapuran, kulit direndam dalam larutan yang
terdiridari 300-400 % air (semua dihitung dari berat kulit setelah direndam), 6-10 %Kapur
Tohor Ca (OH)2, 3-6 % Natrium Sulphida (Na2S). Perendaman inimemakan waktu
2-3 hari.Dalam proses pengapuran ini mengakibatkan pencemaran yaitu sisa- sisa Ca(OH)2,
Na2S, zat-zat kulit yang larut, dan bulu yang terlepas.
c. Pembelahan (Splitting).
Untuk pembuatan kulit atasan dari kulit mentah yang tebal (kerbau-
sapi)kulit harus ditipiskan menurut tebal yang dikehendaki dengan jalan
membelahkulit tersebut menjadi beberapa lembaran dan dikerjakan dengan mesin
belah (Splinting Machine). Belahan kulit yang teratas disebut bagian rajah (nerf),
digunakan untuk kulit atasan yang terbaik. Belahan kulit dibawahnya disebut split,
yang dapat pula digunakan sebagaikulit atasan, dengan diberi nerf palsu secara
dicetak dengan mesin press (Emboshing machine), pada tahap penyelesaian akhir.
Selain itu kulit split jugadapat digunakan untuk kulit sol dalam, krupuk kulit, lem kayu,
dll. Untuk pembuatan kulit sol, tidak dikerjakan proses pembelahan karena
diperlukanseluruh tebal kulit.
d. Pembuangan Kapur (Deliming)
Karena semua proses penyamakan dapat dikatakan berlangsungdalam
lingkungan asam maka kapur didalam kulit harus dibersihkan sama sekali. Kapur
yang masih ketinggalan akan mengganggu proses- pr oses penyamakan, misalnya:
7
1. Untuk kulit yang disamak nabati, kapur akan bereaksi dengan zat penyamak
menjadi Kalsium Tannat yang berwarna gelap dan keras mengakibatkan kulit
mudah pecah.
2. Untuk kulit yang akan disamak krom, bahkan kemungkinan akan menimbulkan
pengendapan krom hidroksida yang sangat merugikan. Pembuangan kapur akan
mempergunakan asam atau garam asam, misalnya H2SO4, HCOOH, (NH4)2SO4,
Dekaltal, dll.
e. Pengikisan Protein (Bating)
Proses ini menggunakan enzim protese untuk melanjutkan
pembuangansemua zat- zat bukan kolagen yang belum terhilangkan dalam proses
pengapuran antara lain:
1. Sisa- sisa akar bulu dan pigmen.
2. Sisa- sisa lemak yang tak tersabunkan.
3. Sedikit atau banyak zat- zat kulit yang tidak diperlukan artinya untuk kulit atas
yang lebih lemas membutuhkan waktu proses bating yang lebih lama.
4. Sisa kapur yang masih ketingglan.
f. Pengasaman (Pickling)
Proses ini dikerjakan untuk kulit samak dan krom atau kulit samak sintetisdan
tidak dikerjakan untuk kulit samak nabati atau kulit samak minyak. Maksud proses
pengasaman untuk mengasamkan kulit pada pH 3- 3,5 tetapi kulit kulitdalam keadaan tidak
bengkak, agar kulit dapat menyesuaikan dengan pH bahan penyamak yang akan
dipakai nanti. Selain itu pengasaman juga berguna untuk:
1. Menghilangkan sisa kapur yang masih tertinggal.
2. Menghilangkan noda-noda besi yang diakibatkan oleh Na2gS,
dalam pengapuran agar kulit menjadi putih bersih.
2. TAHAPAN PROSES PENYAMAKAN ( TANNING)
Proses penyamakan dimulai dari kulit pikel untuk kulit yang akandisamak
krom dan sintan, sedangkan untuk kulit yang akan disamak nabati dan disamak
minyak tidak melalui proses pickling (pengasaman).
Penyamakan.
Pada tahap penyamakan ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yakni:
1. Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Nabati
8
a) Cara Counter Current
Kulit direndam dalam bak penyamakan yang berisis larutan ekstrak nabati
0,50 Be selama 2 hari, kemudian kepekatan cairan penyamakan
dinaikkansecara bertahap sampai kulit menjadi masak yaitu 3- 40 Be untuk
kulit yang tipis seperti kulit lapis, kulit tas, kuli pakaian kuda, dll sedang untuk kulit- kulit
yangtebal seperti kulit sol, ban mesin dll a pada kepekatan 6-80 Be. Untuk kulit sol
yang keras dan baik biasanya setelah kulit tersanak masak dengan larutan
ekstrak, penyamakan masih dilanjutkan lagi dengan cara kulit ditanam
dalam babakan dandiberi larutan ekstrak pekat selama 2-5 minggu.
b) Sistem samak cepat
Didahului dengan penyamakan awal menggunakan 200% air, 3%
ekstrak mimosa (Sintan) putar dalam drum selam 4 jam. Putar terus
tambahkan zat peyamak hingga masak diamkan 1 malam dalam drum.
2. Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Mineral
Menggunakan bahan penyamak krom yang biasa digunakan adalah bentuk
kromium sulphat basa. Basisitas dari garam krom dalam larutan menunjukkan
berapa banyak totalvelensi krom diikat oleh hidriksil sangat penting dalam
penyamakan kulit.
Pada basisitas total antara 0-33,33%, molekul krom terdispersi dalam
ukuran partikelyang kecil (partikel optimun untuk penyamakan). Zat penyamak
komersial yang paling banyak digunakan memunyai basisitas 33,33%. Jika
zat penyamak krom ini ingin difiksasikan di dalam substansikulit, maka
basisitas dari cairan krom harus dinaikkan sehingga
mengakibatkan bertambah besarnya ukuran partikel zat penyamak krom.
Dalam penyamakan diperlukan 2,5- 3,0% Cr2O3 hanya 25 %, maka
dalam pemakaiannya diperlukan 100/25 x 2,5 % kromosol B = 10% kromosol B. Obat
inidilautkan dengan 2-3 kali cair, dan direndam selama 1 malam. Kulit yang
telahdiasamkan diputar dalam drum dengan 80- 100%air, 3-4 % garam dapur
(NaCl),selma 10-15 menit kemudian bahan penyamak krom dimasukkan.
3. Cara penyamakan dengan bahan penyamak aluminium (tawas putih).
Kulit yang telah diasamkan diputar dengan:
a) 40- 50 % air.
b) 10% tawas putih.
9
c) 1- 2% garam, putar selama 2-3 jam lu ditumpuk selam 1 malam.
a. d. Esok harinya kulit diputar lagi selama ½ ± 1 jam, lalu gigantung
dandikeringkan pada udara yang lembabselama 2-3 hari. Kulit
diregangkan dengan tangan atau mesin sampai cukup lemas.
4. Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Minyak
Kulit yang akan dimasak minyak biasanya telah disamak pendahuluandengan
formalin. Kulit dicuci untuk menghilangkan kelebihan formalin
kemudiandierah unuk mengurangi airnya, diputar dengan 20-30 % minyak ikan, selama
2-3 jam, tumpuk 1 malam selanjutnya digantung dan diangin- anginkan selam 7-10
hari.Tanda-tanda kulit yang masak kulit bila ditarikmudah mulur dan bkastarikan
kelihatan putih. Kulit yang telah masak dicuci dengan larutan Na2CO3 1%.
Pengetaman (shaving).
Kulit yang telah masak ditumpuk selama 1-2 hari kemudian diperahdengan
mesin atau tangan untuk menghilangkan sebagian besar airnya, laludiketam dengan
mesin ketam pada bagian daging guna mengatur tebal kulit agar rata. Kulit ditimbang
guna menentukan jumlah khemikalia yang akan diperlukanuntuk proses- proses
selanjutnya, selanutnya dicuci dengan air mengalir ½ jam.
a) Pemucatan (bleaching)
Hanya dikerjakan untuk kulit samak nabati dan biasanya digunakan asam-asamorganik dengan
tujuan:
1. Menghilangkan lek flek besi dari mesin ketam.
2. Menurunkan pH kulit yang berarti memudakan warna kulit. Cara mengerjakan proses
pemucatan, kulit diputar dengan 150-2005 air hangat (36- 400 oC). 0,5-1,0 % asam oksalat
selama ½- 1 jam.
b) Penetralan (neutralizing)
Hanya dikerjakan untuk kulit samak krom. Kulit samak krom di lingkungannya
sangat asam (pH 3-4) maka kulit perlu dinetralkan kembali agar tidak mengganggu
dalam proses selanjutnya. Penetralan biasanyamempergunakan garam alkali misalnya
NaHCO3, Neutrigan dll. Cara melakukan penetralan, kulit diputar dengan 200% air
hangat 40-600 oC. 1-2 % NaHCO3 atau Neutrigan. Putar selama ½- 1 jam.Penetralan
dianggapcukup bila ½- ¼ penampang kulit bagian tengah berwarna kunung terhadap
10
Bromo Cresol Green (BCG) indikator, sedangkan kulit bagian tepi berwarna
biru.Kulit kemudian dicuci kembali.
c) Pengecetan dasar (dyeing)
Tujuan pengecetan dasar adalah untuk memnberikan warna dasar pada
kulitagar pemakaian cat tutup nantinya tidak terlalu tebal sehingga cat tidak
mudah pecah. Cat dasar yang dipakai untuk kulit ada 3 macam:
1. Cat direct, untuk kulit samak krom.
2. Cat asam, untuk kulit samak krom dan nabati.
3. Cat basa, untuk kulit samak nabati.
d) Peminyakan (fat liguoring)
Tujuan proses peminyakan pada kulit antara lain sebagai berikut.
1. Untuk pelumas serat- serat kulit ag kulit menjadi tahan tarik dan tahan getar.
2. Menjaga serat kulit agar tidak lengket satu dengan yang lainnya.
3. Membuat kulit tahan air.Cara mengerjakan peminyakan, kulit setelah dicat dasar,
diputar selama ½-1jam dengan 150 %-200% air 40-600 oC, 4-15% emulsi minyak.
Ditambahkan 0,2-0,5 % asam formiat untuk memecahkan emulsi minyak. Minyak
akan tertinggaldalam kulit dan airnya dibuang. Kulit ditumpuk pada kuda- kuda selama 1
malam.
e) Pelumasan (oiling)
Pelumasan hanya dikerjakan untuk kulit sol samak nabati. Tujuan pelumasan
adalah untuk menjaga agar bahan penyamak tidak keluar kepermukaankulit sebelum
kulit menjadi kering, yang berakibat kulit menjadi gelap warnanyadan mudah pecah
nerfnya bila ditekuk. Cara pelumasan, kulit sol sebagian airnya diperah kemudian
kulit diulas dengan campuran:
1. bagian minyak parafine.
2. bagian minyak sulfonir.
3. bagian air.
Kemudian, kulit diulas tipis, tetapi rata kedua permukaannya dan terakhir dikeringkan.
11
f) Pengeringan
Kulit yang diperah airnya dengan mesin atau tangan kemudiandikeringkan.
Proses ini bertujuan untuk menghentikan semua reaksi kimiadidalam kulit. Kadar air pada
kulit menjadi 3-14 %.
g) Kelembaban
Kulit setelah dikeringkan dibiarkan 1-3 hari pada udara biasa agar kulit
menyesuaikan dengan kelembaban udara sekitarnya. Kulit kemudian
dilembabkandengan ditanam dalam serbuk kayu yang mengandung air 50-55 % selama satu
malam, kulit akan mengambil air dan menjadi basah dengan merata. Kulitkemudian
dikeluarkan dan dibersihkan serbuknya.
h) Peregangan dan Pementangan
Kulit diregang dengan tangan atau mesin regang. Tujuan peregangan iniadalah
untuk menarik kulit sampai mendekati batas kemulurannya, agar jika dibuat barang
kerajinan tidak terlalu mulur, tidak merubah bentuk ukuran. Setelahdiregang sampai
lemas kulit kemudian dipentang dan setelah kering kulit dilepasdari pentangnya,
digunting dibagian tepinya sampai lubang-lubang dan keriput-keriputnya hilang.
3. TAHAPAN PENYELESAIAN AKHIR (FINISHING)
Penyelesaian akhir bertujuan untuk memperindah penampilan kulit jadinya,
memperkuat warna dasar kulit, mengkilapkan, menghaluskan penampakan rajah kulit serta
menutup cacat-cacat atau warna cat dasar yang tidak rata. Masing- masing tahapan ini terdiri
dari beberapa macam proses, setiap proses memerlukan tambahan bahan kimia dan pada
umumnya memerlukan banyak air, tergantung jenis kulit mentah yang digunakan serta jenis
kulit jadi yang dikehendaki.
12
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. GAMBARAN UMUM UPTD PENGOLAHAN KULIT MAKASSAR
Alamat : Jl. Tamangapa Raya berdekatan dengan PD. Rumah Potong Hewan
(RPH) di Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Kota
Makassar
Tanggal Pembentukan : 06 April 2011
Luas : ± 1,9 Ha
UPTD Pengolahan Kulit Makassar merupakan industri pengolahan atau penyamakan
kulit dan industri kreatif berbasis kulit. UPTD ini baru dibangun dan belum berfungsi
sebagaimana mestinya. UPTD Pengolahan Kulit Makassar sendiri berlokasi di Jalan
Tamangapa Raya, berdekatan dengan PD. Rumah Potong Hewan (RPH) di Kelurahan
Tamangapa Kecamatan Manggala Kota Makassar. Hal ini berdasarkan Peraturan Waikota
Makassar No.7 tahun 2011 tanggal 6 April 2011.
Peranan UPTD Pengolahan Kulit Kota Makassar (Perwali No. 7 Tahun 2011)
Sebagai pusat pelayanan jasa proses penyamakan di Wilayah Sulsel dan Koridor
Sulawesi
Sebagai pusat inovasi dan pengembangan produk dimana UPTD akan membantu agar
IKM dapat memiliki keunggulan daya saing
Berupaya membantu memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan yang timbul
dalam kegiatan industri penyamakan kulit dengan cara memberikan konsultasi teknis
dan manajerial yang dapat dimanfaatkan oleh para penyamakan kulit di lingkungan
IKM.
Pusat pelatihan, workshop dan Showroom Etalase Pemasaran Produk kulit, dll.
Penyediaan Lahan, Bangunan Dan Pendukung Lainnya
Luas lahan : 1,9274 Ha (eks Holding Ground)
13
Gedung : 4 unit (Gudang, Pabrik, Kantor, IPAL)
Fasilitas Pendukung : Workshop, Laboratorium, Showroom, Etalase Pemasaran, dll.
B. Alur Proses Penyamakan Kulit
Persiapan kulit mentah
Perendaman (soaking)
1. Drum Kapur
Melepas bulu kulit
2. Mesin Fleshing
Membuang lemak dan daging
3. Mesin Splitting
Membelah kulit
4. Mesin Retaining
Proses kimiawi kulit
5. Mesin Sammyng
Memeras/kurangi kadar air
6. Mesin Shaving
Menyerut kulit
7. Mesin Staking
Melemaskan kulit
8. Mesin Toggling
Tarik/lebarkan permukaan
9. Mesin Buffing
Menghaluskan permukaan
10. Mesin Emboss
Membentuk motif permukaan
11. Mesin Roll Coating
Membentuk roll
12. Mesin Ironing
Mengkilatkan permukaan kulit
13. Mesin Measuring
Ukur
14
MESIN TOGGLINGMelebarkan permukaan kulit MESIN STAKING
Melemaskan kulit
Persiapan kulit mentah
MESIN ROLLCOATINGMewarnai kulit
MESIN SAMMINGMemeras/mengurangi kadar air
MESIN RETAININGProses kimiawi kulit
MESIN SPLITTINGMemelah kulit
MESIN FLESHINGMembuang lemak dan daging
DRUM KAPURMelepas bulu kulit
Perendaman (soaking)
MESIN EMBOSSMembentuk motif permukaan kulit
MESIN IRONINGMengkilatkan permukaan kulit
MESIN MEASURING (ukur)
MESIN BUFFINGMenghaluskan permukaaan kulit
Gambaran Proses Penyamakan Kulit UPTD Penyamakan Kulit Makassar
15
MESIN SHAVING
Menyerut kulit
Tahapan Bantuan Mesin Peralatan Peyamakan Kulit Kota Makassar & Fasilitas
Pendukung
Tahun 2010
Mesin Peralatan
Splitting
Drum Kapur
Drum Retaining
Drum Trial
Fasilitas penunjang
Bangunan I (Water Blue & Gudang)
16
Tahun 2011
Mesin Peralatan
Sammyng
Fleshing
Measuring
Fasilitas Penunjang
Bangunan II (Finish Prod)
IPAL
Tahun 2012
Mesin Peralatan
Shaving
Staking
Toggling
Buffing
Fasilitas Penunjang
Laboratorium
Workshop Training
IPAL lanjut
Tahun 2013
Mesin Peralatan
Emboss
Ironing
Roll Coating & Sprayer
Fasilitas Penunjang
Showroom & Etalase Pemasaran
Tahun 2014
Mesin Peralatan
Vacumm Drayer
Sammying setting out
Dry Milling
17
Fasilitas Penunjang
Gedung Ekspo/Pameran
Kondisi Terakhir UPTD Penyamakan Kulit Kota Makassar
Tahun 2011 UPTD Penyamakan Kulit Makassar telah melayani jasa penyamakan
kulit tingkat proses awal yaitu produksi kulit setengah jadi (Wet Blue).
Diharapkan kedepannya Kementrian Perindustrian memberikan bantuan peralatan
mesin penyamakan kulit dan pembangunan fasilitas pendukung agar UPTD penyamakan kulit
dapat melakukan penyamakan kulit sampai pada proses akhir (Bahan baku kulit siap olah).
C. Alur Proses Instalasi Pengolahan Limbah UPTD Penyamakan Kulit Kota Makassar
Primary Treatment
Manual dan Mecanical Screening
Penampungan dan Equalisasi
Netralisasi, Koagulasi dan Flokulasi
Pengendapan Awal (Primary Setting)
Secondary Treatment
Biologi Treatment dengan Activated Sludge
Secondary Setting (Clarifikasi)
Tertiary Treatment
Filtrasi dengan pasir, ijuk, zeolite dan arang aktif
Sludge Treatment
Pengolahan lumpur dari primary sludge dan Biologi sludge dengan sistem Drying
Beds
Potensi Bahan Baku di Sulawesi Selatan
Sapi 638.526 ekor
Kerbau 129.565 ekor
Kambing 433.495 ekor
Domba 1.486 ekor
18
RPH Makassar 50-85 ekor per hari
Aneka Ternak (un-record)
D. Implementasi Program Pengembangan Industri Kulit Kota Makassar
1. Pemerintah Kota Makassar
Menyiapkan Lahan dan gedung
Menyiapkan sarana dan prasarana penunjang
Melakukan pembinaan dan pengawasan
Sarana Industri Promosi
Melakukan Pengawasan dan Pembinaan
Menyiapkan anggaran operasional UPTD
Penyamakan kulit
Melakukan Pengelolaan/Pengoperasian IPAL
Menyiapkan DED (Detail Engineering Desain)
Menyiapkan Dokumen dan Mengerjakan AMDAL diantaranya terdiri dari UPL dan
UKL
Membangun IPAL
2. Pemerintah Pusat (Kementrian Perindustrian RI)
Kajian dan Studi Kelayakan
Bantuan Mesin dan Peralatan
Pelatihan utamanya Industri Hilir
Pengembangan Capacity Building
19
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Berikut tujuan daru dibangunnya UPTD Penyamakan Kulit Makassar.
Memberikan pelayanan pengolahan atau penyamakan kulit dan industri kreatif
berbasis kulit.
Mengembangkan workshop dan training center untuk industri kreatif berbasis kulit.
Menciptakan SDM profesional di bidang industri pengolahan atau penyamakan
kulit dan industri kreatif berbasis kulit.
2. Adapun peranan UPTD Penyamakan Kulit Makassar bagi masyarakat sekitar adalah
sebagai berikut.
Sebagai sarana untuk membuka lapangan pekerjaan dan menyerap banyak tenaga
kerja, khususnya bagi masyarakat sekitar.
Sebagai sarana untuk membangkitkan ekonomi masyarakat sekitar.
3. Kesimpulan dan Harapan Walikota Makassar
Dengan adanya Bantuan Mesin akan menjadikan Makassar sebagai Kawasan
Industri Kulit Regional berbasis lokal.
Menumbuhkan Industri Kreatif (Hilir) yang akan menunjang pertumbuhan
ekonomi Nasional.
Mendukung Kota Makassar sebagai kota tujuan wisata dengan adanya produk
kerajinan kulit.
B. SARAN
Agar segera dilakukannya percepatan Bantuan mesin penyamakan kulit supaya
mampu menjadikan UPTD Penyamakan Kulit Makassar memproduksi Bahan kulit jadi yang
akan digunakan sebagai bahan baku untuk menunjang industri kreatif.
20
LAMPIRAN
21
DAFTAR PUSTAKA
http://jaketkulitasli.net/tips-trick/proses-produksi-industri-penyamakan-kulit.html
http://foragri.wordpress.com/2012/04/09/industri-penyamakan-kulit/
http://www.smktimakassar.sch.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=102:makassar-bangun-industri-penyamakan-
kulit&catid=37:warta-a-media-&Itemid=82
22