29
LAPORAN HASIL PENELITIAN UNIT PELAYANAN TEKNIS DINAS PENGOLAHAN KULIT KOTA MAKASSAR OLEH KELOMPOK V MUH.IHRAMSYAH NUR ( K111 09 302) MUSFIANDI TAKWIN (K111 09 370) MULIYANI JAYA (K111 10 021) REZKI MALINDA (K111 10 19) IDRIS SUSANTO (K111 10 252) ULFA ADE IRMA (K111 10 903) BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT 1

LAPORAN UPTD

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN UPTD

LAPORAN HASIL PENELITIAN

UNIT PELAYANAN TEKNIS DINAS PENGOLAHAN KULIT

KOTA MAKASSAR

OLEH

KELOMPOK V

MUH.IHRAMSYAH NUR ( K111 09 302)

MUSFIANDI TAKWIN (K111 09 370)

MULIYANI JAYA (K111 10 021)

REZKI MALINDA (K111 10 19)

IDRIS SUSANTO (K111 10 252)

ULFA ADE IRMA (K111 10 903)

BAGIAN KESEHATAN LINGKUNGAN

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2012

KATA PENGANTAR

1

Page 2: LAPORAN UPTD

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya

kami dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian di UPTD Pengolahan Kulit. Laporan ini

disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Limbah Padat.

 Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari

segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik

dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan

dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik  di masa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya

kepada Yth :

1.    Bapak DR. Anwar Daud, SKM, M.Kes, EHS selaku Dosen Mata Kuliah

2.    Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk

pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Makassar, 23 April 2012

Penyusun

Kelompok 5

2

Page 3: LAPORAN UPTD

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Adanya industri penyamakan kulit ini, selain memberikan manfaat juga dapat

menimbulkan kerugian bagi manusia dan lingkungan yaitu dihasilkannya limbah cair yang

umumnya menimbulkan cemaran yang tinggi, terutama mengandung total padatan, padatan

tersuspensi, garam sulfida, COD, BOD dan logam krom, sehingga memerlukan penanganan

secara tepat agar tidak mengganggu lingkungan (Hartanto dkk, 2002).

Limbah cair industri khususnya industri penyamakan kulit, mengandung logam be rat

krom yang berpotensi menimbulkan efek toksik bagi makhluk hidup. Sifat toksik pada

konsentrasi tinggi dapat berpengaruh langsung terhadap fungsi fisiologis dan biokimia pada

tubuh manusia.

Industri penyamakan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah menjadi kulit jadi.

Industri penyamakan kulit merupakan salah satu industri yang didorong perkembangannya

sebagai penghasil devisa non migas. Potensi penyamakan kulit di Indonesia pada tahun 1994

terdiri dari 586 jumlah perusahaan yang terdiri dari industri kecil sebesar 489 unit dan

industri menengah sebesar 8 unit, dengan kapasitas produksi sebesar 70,994 ton ( Dirjen

industri aneka 1995). 

Dalam hal ini, potensi bahan baku berupa kulit cukup tersedia di Makassar dan

kabupaten atau kota lainnya di Sulawesi Selatan, bahkan di daerah lainnya di kawasan timur

Indonesia. Berikut rincian tentang potensi bahan baku di Sulawesi Selatan.

Sapi 638.526 ekor

Kerbau 129.565 ekor

Kambing 433.495 ekor

Domba 1.486 ekor

Rumah Potong Hewan (RPH) 50-85 ekor per hari

Aneka ternak (unrecord)

Hal ini yang menjadi pertimbangan untuk membangun industri penyamakan kulit di

Makassar yang dikenal sebagai UPTD Pengolahan Kulit Makassar dengan harapan

mendukung kota Makassar itu sendiri sebagai kota tujuan wisata dengan adanya produk

kerajinan kulit. Selain itu, tentu saja menumbuhkan industri kreatif (hilir) yang nantinya akan

3

Page 4: LAPORAN UPTD

menunjang pertumbuhan ekonomi nasional serta menjadikan Makassar sebagai kawasan

industri regional berbasis lokal.

B. TUJUAN

Observasi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses penyamakan kulit mulai

tahapan awal hingga tahapan finishing, juga untuk mengetahui system pengelolaan dan

pengolahan limbah cair dari UPTD.

4

Page 5: LAPORAN UPTD

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI PENYAMAKAN KULIT

Penyamakan kulit adalah proses pengolaan kulit mentah, hingga menjadi bahan baku

untuk berbagai keperluan, terutama untuk jaket, sepatu, tas, dan jok. Teknologi penyamakan

kulit awalnya dikembangkan di India sekitar 7.000 – 3.800 SM. Sekitar tahun 2.500 SM,

teknologi ini menyebar ke Sumeria (Mesopotamia).

Penyamakan kulit merupakan proses mengubah kulit binatang yang bisa membusuk

(skin) menjadi kulit yang stabile Industri ini menghasilkan kulit tersamak yang dapat

digunakan untuk berbagai macam barang kebutuhan manusia misalnya sepatu kulit, tas kulit

atau jaket kulit. Oleh karena itu keberadaannya menjadi penting demi terpenuhinya

kebutuhan manusia akan barang-barang yang terbuat dari kulit.

Industri penyamatan kulit adalah industri yang mengolah kulit mentah (hides atau

skins) menjadi kulit jadi atau kulit tersamak (leather) dengan menggunakan bahan penyamak.

Pada proses penyamakan, semua bagian kulit mentah yang bukan colagen saja yang dapat

mengadakan reaksi dengan zat penyamak. Kulit jadi sangat berbeda dengan kulit mentah

dalam sifat organoleptis, fisis, maupun kimiawi.

B. JENIS PENYAMAKAN KULIT

Secara prinsip, ditinjau dari bahan penyamak yang digunakan, ada beberapa macam

penyamakan kulit, yaitu sebagai berikut.

a. Penyamakan Nabati

Penyamakan dengan bahan penyamakan nabati yang berasal daritumbuhan yang

mengandung bahan penyamak, misalnya kulit akasia, sagawe, tengguli, mahoni, dan

kayu quebracho, eiken, gambir, buah pinang, manggis, dll. Kulit jadi yang dihasilkan

misalnya kulit tas koper, kulit sol, kulit pelana kuda, kulit ban mesin, kulit sabuk dll.

5

Page 6: LAPORAN UPTD

b. Penyamakan mineral

Penyamak dengan bahan penyamak mineral , misalnya bahan penyamak krom. Kulit

yang dihasilkan misalnya kulit boks, kulit jaket, kulit glase, kulitsuede, dll. Disamping itu

ada pula bahan penyamak aluminium yang biasanyauntuk menghasilkan kulit berwarna

putih ( misalnya kulit shuttle cock).

c. Penyamakan minyak

Penyamak dengan bahan penyamak yang berasal dari minyak ikan hiu

atauikan lain, biasanya disebut minyak kasar. Kulit yang dihasilkan misalnya:

kulit berbulu tersamak, kulit chamois (kulit untuk lap kaca) dll.Dalam prakteknya untuk

mendapatkan sifat fisis tertentu yang lebih baik,misalnya tahan gosok, tahan terhadap

keringat dan basah, tahan bengkuk, dll, biasanya dilakukan dengan cara

kombinasi.Ada kalanya suatu pabrik penyamkan kulit hanya melaksanakan

proses basah saja, proses penyamakan saja, proses penyelesaian akhir atau melakukan

2tahapan atau ketiga- tiganya sekaligus.

C. PROSES PENYAMAKAN KULIT

Dalam Industri penyamakan kulit, ada tiga pokok tahapan penyamakan kulit, yaitu

sebagai berikut.

1. TAHAPAN PROSES PENGERJAAN BASAH (BEAM HOUSE)

Urutan proses pada tahap proses basah beserta bahan kimia yang ditambahkan dan

limbah yang dikeluarkan dapat dilihat sebagai berikut.

a. Perendaman (Soaking).

Tujuan perendaman ini adalah untuk mengembalikan sifat-sifat kulit

mentah menjadi seperti semula, lemas, lunak dsb atau dengan kata lain untuk

mengembalikan kadar air yang hilang selama proses pengeringan sebelumnya.

Kulit mentah kering setelah ditimbang, kemudian direndam dalam 800- 1000 %

air yang mengandung1 gram/ liter obat pembasah dan antiseptik, misalnya tepol,

molescal, cysmolandan sebagainya selama 1-2 hari. Kulit dikerok pada bagian dalam

kemudian diputar dengan drum tanpa air selama 1/5 jam, agar serat kulit menjadi

longgar sehingga mudah dimasuki air dan kulit lekas menjadi basah kembali.

Perendaman dianggap cukup apabila kulit menjadi lemas, lunak,tidak memberikan

6

Page 7: LAPORAN UPTD

perlawanan dalam pegangan atau bila berat kulit telah menjadi 220-250% dari

berat kulit mentah kering, yang berarti kadar airnya mendekatikulit segar (60-65%).

Pada proses perendaman ini, penyebab pencemarannyaadalah sisa desinfektan dan

kotoran- k otoran yang berasal dari kulit.

b. Pengapuran (Liming)

Maksud proses pengapuran adalah sebagai berikut.

1. Menghilangkan epidermis dan bulu

2. Menghilangkan kelenjar keringat dan kelenjar lemak

3. Menghilangkan semua zat-zat yang bukan kolagen yang aktif menghadapi zat-zat

penyamak.

Adapun cara mengerjakan pengapuran, kulit direndam dalam larutan yang

terdiridari 300-400 % air (semua dihitung dari berat kulit setelah direndam), 6-10 %Kapur

Tohor Ca (OH)2, 3-6 % Natrium Sulphida (Na2S). Perendaman inimemakan waktu

2-3 hari.Dalam proses pengapuran ini mengakibatkan pencemaran yaitu sisa- sisa Ca(OH)2,

Na2S, zat-zat kulit yang larut, dan bulu yang terlepas.

c. Pembelahan (Splitting).

Untuk pembuatan kulit atasan dari kulit mentah yang tebal (kerbau-

sapi)kulit harus ditipiskan menurut tebal yang dikehendaki dengan jalan

membelahkulit tersebut menjadi beberapa lembaran dan dikerjakan dengan mesin

belah (Splinting Machine). Belahan kulit yang teratas disebut bagian rajah (nerf),

digunakan untuk kulit atasan yang terbaik. Belahan kulit dibawahnya disebut split,

yang dapat pula digunakan sebagaikulit atasan, dengan diberi nerf palsu secara

dicetak dengan mesin press (Emboshing machine), pada tahap penyelesaian akhir.

Selain itu kulit split jugadapat digunakan untuk kulit sol dalam, krupuk kulit, lem kayu,

dll. Untuk  pembuatan kulit sol, tidak dikerjakan proses pembelahan karena

diperlukanseluruh tebal kulit.

d. Pembuangan Kapur (Deliming)

Karena semua proses penyamakan dapat dikatakan berlangsungdalam

lingkungan asam maka kapur didalam kulit harus dibersihkan sama sekali. Kapur

yang masih ketinggalan akan mengganggu proses- pr oses penyamakan, misalnya:

7

Page 8: LAPORAN UPTD

1. Untuk kulit yang disamak nabati, kapur akan bereaksi dengan zat penyamak

menjadi Kalsium Tannat yang berwarna gelap dan keras mengakibatkan kulit

mudah pecah.

2. Untuk kulit yang akan disamak krom, bahkan kemungkinan akan menimbulkan

pengendapan krom hidroksida yang sangat merugikan. Pembuangan kapur akan

mempergunakan asam atau garam asam, misalnya H2SO4, HCOOH, (NH4)2SO4,

Dekaltal, dll.

e. Pengikisan Protein (Bating)

Proses ini menggunakan enzim protese untuk melanjutkan

pembuangansemua zat- zat bukan kolagen yang belum terhilangkan dalam proses

pengapuran antara lain:

1. Sisa- sisa akar bulu dan pigmen.

2. Sisa- sisa lemak yang tak tersabunkan.

3. Sedikit atau banyak zat- zat kulit yang tidak diperlukan artinya untuk kulit atas

yang lebih lemas membutuhkan waktu proses bating yang lebih lama.

4. Sisa kapur yang masih ketingglan.

f. Pengasaman (Pickling)

Proses ini dikerjakan untuk kulit samak dan krom atau kulit samak sintetisdan

tidak dikerjakan untuk kulit samak nabati atau kulit samak minyak. Maksud proses

pengasaman untuk mengasamkan kulit pada pH 3- 3,5 tetapi kulit kulitdalam keadaan tidak

bengkak, agar kulit dapat menyesuaikan dengan pH bahan penyamak yang akan

dipakai nanti. Selain itu pengasaman juga berguna untuk:

1. Menghilangkan sisa kapur yang masih tertinggal.

2. Menghilangkan noda-noda besi yang diakibatkan oleh Na2gS,

dalam pengapuran agar kulit menjadi putih bersih.

2. TAHAPAN PROSES PENYAMAKAN ( TANNING)

Proses penyamakan dimulai dari kulit pikel untuk kulit yang akandisamak

krom dan sintan, sedangkan untuk kulit yang akan disamak nabati dan disamak

minyak tidak melalui proses pickling (pengasaman).

Penyamakan.

Pada tahap penyamakan ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, yakni:

1. Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Nabati

8

Page 9: LAPORAN UPTD

a) Cara Counter Current

Kulit direndam dalam bak penyamakan yang berisis larutan ekstrak nabati

0,50 Be selama 2 hari, kemudian kepekatan cairan penyamakan

dinaikkansecara bertahap sampai kulit menjadi masak yaitu 3- 40 Be untuk

kulit yang tipis seperti kulit lapis, kulit tas, kuli pakaian kuda, dll sedang untuk kulit- kulit

yangtebal seperti kulit sol, ban mesin dll a pada kepekatan 6-80 Be. Untuk kulit sol

yang keras dan baik biasanya setelah kulit tersanak masak dengan larutan

ekstrak, penyamakan masih dilanjutkan lagi dengan cara kulit ditanam

dalam babakan dandiberi larutan ekstrak pekat selama 2-5 minggu.

b) Sistem samak cepat

Didahului dengan penyamakan awal menggunakan 200% air, 3%

ekstrak mimosa (Sintan) putar dalam drum selam 4 jam. Putar terus

tambahkan zat peyamak hingga masak diamkan 1 malam dalam drum.

2. Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Mineral

Menggunakan bahan penyamak krom yang biasa digunakan adalah bentuk

kromium sulphat basa. Basisitas dari garam krom dalam larutan menunjukkan

berapa banyak totalvelensi krom diikat oleh hidriksil sangat penting dalam

penyamakan kulit.

Pada basisitas total antara 0-33,33%, molekul krom terdispersi dalam

ukuran partikelyang kecil (partikel optimun untuk penyamakan). Zat penyamak

komersial yang paling banyak digunakan memunyai basisitas 33,33%. Jika

zat penyamak krom ini ingin difiksasikan di dalam substansikulit, maka

basisitas dari cairan krom harus dinaikkan sehingga

mengakibatkan bertambah besarnya ukuran partikel zat penyamak krom.

Dalam penyamakan diperlukan 2,5- 3,0% Cr2O3 hanya 25 %, maka

dalam pemakaiannya diperlukan 100/25 x 2,5 % kromosol B = 10% kromosol B. Obat

inidilautkan dengan 2-3 kali cair, dan direndam selama 1 malam. Kulit yang

telahdiasamkan diputar dalam drum dengan 80- 100%air, 3-4 % garam dapur

(NaCl),selma 10-15 menit kemudian bahan penyamak krom dimasukkan.

3. Cara penyamakan dengan bahan penyamak aluminium (tawas putih).

Kulit yang telah diasamkan diputar dengan:

a) 40- 50 % air. 

b) 10% tawas putih.

9

Page 10: LAPORAN UPTD

c) 1- 2% garam, putar selama 2-3 jam lu ditumpuk selam 1 malam.

a. d. Esok harinya kulit diputar lagi selama ½ ± 1 jam, lalu gigantung

dandikeringkan pada udara yang lembabselama 2-3 hari. Kulit

diregangkan dengan tangan atau mesin sampai cukup lemas.

4. Cara Penyamakan dengan Bahan Penyamakan Minyak

Kulit yang akan dimasak minyak biasanya telah disamak pendahuluandengan

formalin. Kulit dicuci untuk menghilangkan kelebihan formalin

kemudiandierah unuk mengurangi airnya, diputar dengan 20-30 % minyak ikan, selama

2-3  jam, tumpuk 1 malam selanjutnya digantung dan diangin- anginkan selam 7-10

hari.Tanda-tanda kulit yang masak kulit bila ditarikmudah mulur dan bkastarikan

kelihatan putih. Kulit yang telah masak dicuci dengan larutan Na2CO3 1%.

Pengetaman (shaving).

Kulit yang telah masak ditumpuk selama 1-2 hari kemudian diperahdengan

mesin atau tangan untuk menghilangkan sebagian besar airnya, laludiketam dengan

mesin ketam pada bagian daging guna mengatur tebal kulit agar rata. Kulit ditimbang

guna menentukan jumlah khemikalia yang akan diperlukanuntuk proses- proses

selanjutnya, selanutnya dicuci dengan air mengalir ½ jam.

a) Pemucatan (bleaching)

Hanya dikerjakan untuk kulit samak nabati dan biasanya digunakan asam-asamorganik dengan

tujuan:

1. Menghilangkan lek flek besi dari mesin ketam.

2. Menurunkan pH kulit yang berarti memudakan warna kulit. Cara mengerjakan proses

pemucatan, kulit diputar dengan 150-2005 air hangat (36- 400 oC). 0,5-1,0 % asam oksalat

selama ½- 1 jam.

b) Penetralan (neutralizing)

Hanya dikerjakan untuk kulit samak krom. Kulit samak krom di lingkungannya

sangat asam (pH 3-4) maka kulit perlu dinetralkan kembali agar tidak mengganggu

dalam proses selanjutnya. Penetralan biasanyamempergunakan garam alkali misalnya

NaHCO3, Neutrigan dll. Cara melakukan penetralan, kulit diputar dengan 200% air

hangat 40-600 oC. 1-2 % NaHCO3 atau Neutrigan. Putar selama ½- 1 jam.Penetralan

dianggapcukup bila ½- ¼ penampang kulit bagian tengah berwarna kunung terhadap

10

Page 11: LAPORAN UPTD

Bromo Cresol Green (BCG) indikator, sedangkan kulit bagian tepi berwarna

biru.Kulit kemudian dicuci kembali.

c) Pengecetan dasar (dyeing)

Tujuan pengecetan dasar adalah untuk memnberikan warna dasar pada

kulitagar pemakaian cat tutup nantinya tidak terlalu tebal sehingga cat tidak

mudah pecah. Cat dasar yang dipakai untuk kulit ada 3 macam:

1. Cat direct, untuk kulit samak krom.

2. Cat asam, untuk kulit samak krom dan nabati.

3. Cat basa, untuk kulit samak nabati.

d) Peminyakan (fat liguoring)

Tujuan proses peminyakan pada kulit antara lain sebagai berikut.

1. Untuk pelumas serat- serat kulit ag kulit menjadi tahan tarik dan tahan getar.

2. Menjaga serat kulit agar tidak lengket satu dengan yang lainnya.

3. Membuat kulit tahan air.Cara mengerjakan peminyakan, kulit setelah dicat dasar,

diputar selama ½-1jam dengan 150 %-200% air 40-600 oC, 4-15% emulsi minyak.

Ditambahkan 0,2-0,5 % asam formiat untuk memecahkan emulsi minyak. Minyak

akan tertinggaldalam kulit dan airnya dibuang. Kulit ditumpuk pada kuda- kuda selama 1

malam.

e) Pelumasan (oiling)

Pelumasan hanya dikerjakan untuk kulit sol samak nabati. Tujuan pelumasan

adalah untuk menjaga agar bahan penyamak tidak keluar kepermukaankulit sebelum

kulit menjadi kering, yang berakibat kulit menjadi gelap warnanyadan mudah pecah

nerfnya bila ditekuk. Cara pelumasan, kulit sol sebagian airnya diperah kemudian

kulit diulas dengan campuran:

1. bagian minyak parafine.

2. bagian minyak sulfonir.

3. bagian air.

Kemudian, kulit diulas tipis, tetapi rata kedua permukaannya dan terakhir dikeringkan.

11

Page 12: LAPORAN UPTD

f) Pengeringan

Kulit yang diperah airnya dengan mesin atau tangan kemudiandikeringkan.

Proses ini bertujuan untuk menghentikan semua reaksi kimiadidalam kulit. Kadar air pada

kulit menjadi 3-14 %.

g) Kelembaban

Kulit setelah dikeringkan dibiarkan 1-3 hari pada udara biasa agar kulit

menyesuaikan dengan kelembaban udara sekitarnya. Kulit kemudian

dilembabkandengan ditanam dalam serbuk kayu yang mengandung air 50-55 % selama satu

malam, kulit akan mengambil air dan menjadi basah dengan merata. Kulitkemudian

dikeluarkan dan dibersihkan serbuknya.

h) Peregangan dan Pementangan

Kulit diregang dengan tangan atau mesin regang. Tujuan peregangan iniadalah

untuk menarik kulit sampai mendekati batas kemulurannya, agar jika dibuat barang

kerajinan tidak terlalu mulur, tidak merubah bentuk ukuran. Setelahdiregang sampai

lemas kulit kemudian dipentang dan setelah kering kulit dilepasdari pentangnya,

digunting dibagian tepinya sampai lubang-lubang dan keriput-keriputnya hilang.

3. TAHAPAN PENYELESAIAN AKHIR (FINISHING)

Penyelesaian akhir bertujuan untuk memperindah penampilan kulit  jadinya,

memperkuat warna dasar kulit, mengkilapkan, menghaluskan penampakan rajah kulit serta

menutup cacat-cacat atau warna cat dasar yang tidak rata. Masing- masing tahapan ini terdiri

dari beberapa macam proses, setiap proses memerlukan tambahan bahan kimia dan pada

umumnya memerlukan banyak air, tergantung jenis kulit mentah yang digunakan serta jenis

kulit jadi yang dikehendaki.

12

Page 13: LAPORAN UPTD

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM UPTD PENGOLAHAN KULIT MAKASSAR

Alamat : Jl. Tamangapa Raya berdekatan dengan PD. Rumah Potong Hewan

(RPH) di Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Kota

Makassar

Tanggal Pembentukan : 06 April 2011

Luas : ± 1,9 Ha

UPTD Pengolahan Kulit Makassar merupakan industri pengolahan atau penyamakan

kulit dan industri kreatif berbasis kulit. UPTD ini baru dibangun dan belum berfungsi

sebagaimana mestinya. UPTD Pengolahan Kulit Makassar sendiri berlokasi di Jalan

Tamangapa Raya, berdekatan dengan PD. Rumah Potong Hewan (RPH) di Kelurahan

Tamangapa Kecamatan Manggala Kota Makassar. Hal ini berdasarkan Peraturan Waikota

Makassar No.7 tahun 2011 tanggal 6 April 2011.

Peranan UPTD Pengolahan Kulit Kota Makassar (Perwali No. 7 Tahun 2011)

Sebagai pusat pelayanan jasa proses penyamakan di Wilayah Sulsel dan Koridor

Sulawesi

Sebagai pusat inovasi dan pengembangan produk dimana UPTD akan membantu agar

IKM dapat memiliki keunggulan daya saing

Berupaya membantu memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan yang timbul

dalam kegiatan industri penyamakan kulit dengan cara memberikan konsultasi teknis

dan manajerial yang dapat dimanfaatkan oleh para penyamakan kulit di lingkungan

IKM.

Pusat pelatihan, workshop dan Showroom Etalase Pemasaran Produk kulit, dll.

Penyediaan Lahan, Bangunan Dan Pendukung Lainnya

Luas lahan : 1,9274 Ha (eks Holding Ground)

13

Page 14: LAPORAN UPTD

Gedung : 4 unit (Gudang, Pabrik, Kantor, IPAL)

Fasilitas Pendukung : Workshop, Laboratorium, Showroom, Etalase Pemasaran, dll.

B. Alur Proses Penyamakan Kulit

Persiapan kulit mentah

Perendaman (soaking)

1. Drum Kapur

Melepas bulu kulit

2. Mesin Fleshing

Membuang lemak dan daging

3. Mesin Splitting

Membelah kulit

4. Mesin Retaining

Proses kimiawi kulit

5. Mesin Sammyng

Memeras/kurangi kadar air

6. Mesin Shaving

Menyerut kulit

7. Mesin Staking

Melemaskan kulit

8. Mesin Toggling

Tarik/lebarkan permukaan

9. Mesin Buffing

Menghaluskan permukaan

10. Mesin Emboss

Membentuk motif permukaan

11. Mesin Roll Coating

Membentuk roll

12. Mesin Ironing

Mengkilatkan permukaan kulit

13. Mesin Measuring

Ukur

14

Page 15: LAPORAN UPTD

MESIN TOGGLINGMelebarkan permukaan kulit MESIN STAKING

Melemaskan kulit

Persiapan kulit mentah

MESIN ROLLCOATINGMewarnai kulit

MESIN SAMMINGMemeras/mengurangi kadar air

MESIN RETAININGProses kimiawi kulit

MESIN SPLITTINGMemelah kulit

MESIN FLESHINGMembuang lemak dan daging

DRUM KAPURMelepas bulu kulit

Perendaman (soaking)

MESIN EMBOSSMembentuk motif permukaan kulit

MESIN IRONINGMengkilatkan permukaan kulit

MESIN MEASURING (ukur)

MESIN BUFFINGMenghaluskan permukaaan kulit

Gambaran Proses Penyamakan Kulit UPTD Penyamakan Kulit Makassar

15

MESIN SHAVING

Menyerut kulit

Page 16: LAPORAN UPTD

Tahapan Bantuan Mesin Peralatan Peyamakan Kulit Kota Makassar & Fasilitas

Pendukung

Tahun 2010

Mesin Peralatan

Splitting

Drum Kapur

Drum Retaining

Drum Trial

Fasilitas penunjang

Bangunan I (Water Blue & Gudang)

16

Page 17: LAPORAN UPTD

Tahun 2011

Mesin Peralatan

Sammyng

Fleshing

Measuring

Fasilitas Penunjang

Bangunan II (Finish Prod)

IPAL

Tahun 2012

Mesin Peralatan

Shaving

Staking

Toggling

Buffing

Fasilitas Penunjang

Laboratorium

Workshop Training

IPAL lanjut

Tahun 2013

Mesin Peralatan

Emboss

Ironing

Roll Coating & Sprayer

Fasilitas Penunjang

Showroom & Etalase Pemasaran

Tahun 2014

Mesin Peralatan

Vacumm Drayer

Sammying setting out

Dry Milling

17

Page 18: LAPORAN UPTD

Fasilitas Penunjang

Gedung Ekspo/Pameran

Kondisi Terakhir UPTD Penyamakan Kulit Kota Makassar

Tahun 2011 UPTD Penyamakan Kulit Makassar telah melayani jasa penyamakan

kulit tingkat proses awal yaitu produksi kulit setengah jadi (Wet Blue).

Diharapkan kedepannya Kementrian Perindustrian memberikan bantuan peralatan

mesin penyamakan kulit dan pembangunan fasilitas pendukung agar UPTD penyamakan kulit

dapat melakukan penyamakan kulit sampai pada proses akhir (Bahan baku kulit siap olah).

C. Alur Proses Instalasi Pengolahan Limbah UPTD Penyamakan Kulit Kota Makassar

Primary Treatment

Manual dan Mecanical Screening

Penampungan dan Equalisasi

Netralisasi, Koagulasi dan Flokulasi

Pengendapan Awal (Primary Setting)

Secondary Treatment

Biologi Treatment dengan Activated Sludge

Secondary Setting (Clarifikasi)

Tertiary Treatment

Filtrasi dengan pasir, ijuk, zeolite dan arang aktif

Sludge Treatment

Pengolahan lumpur dari primary sludge dan Biologi sludge dengan sistem Drying

Beds

Potensi Bahan Baku di Sulawesi Selatan

Sapi 638.526 ekor

Kerbau 129.565 ekor

Kambing 433.495 ekor

Domba 1.486 ekor

18

Page 19: LAPORAN UPTD

RPH Makassar 50-85 ekor per hari

Aneka Ternak (un-record)

D. Implementasi Program Pengembangan Industri Kulit Kota Makassar

1. Pemerintah Kota Makassar

Menyiapkan Lahan dan gedung

Menyiapkan sarana dan prasarana penunjang

Melakukan pembinaan dan pengawasan

Sarana Industri Promosi

Melakukan Pengawasan dan Pembinaan

Menyiapkan anggaran operasional UPTD

Penyamakan kulit

Melakukan Pengelolaan/Pengoperasian IPAL

Menyiapkan DED (Detail Engineering Desain)

Menyiapkan Dokumen dan Mengerjakan AMDAL diantaranya terdiri dari UPL dan

UKL

Membangun IPAL

2. Pemerintah Pusat (Kementrian Perindustrian RI)

Kajian dan Studi Kelayakan

Bantuan Mesin dan Peralatan

Pelatihan utamanya Industri Hilir

Pengembangan Capacity Building

19

Page 20: LAPORAN UPTD

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Berikut tujuan daru dibangunnya UPTD Penyamakan Kulit Makassar.

Memberikan pelayanan pengolahan atau penyamakan kulit dan industri kreatif

berbasis kulit.

Mengembangkan workshop dan training center untuk industri kreatif berbasis kulit.

Menciptakan SDM profesional di bidang industri pengolahan atau penyamakan

kulit dan industri kreatif berbasis kulit.

2. Adapun peranan UPTD Penyamakan Kulit Makassar bagi masyarakat sekitar adalah

sebagai berikut.

Sebagai sarana untuk membuka lapangan pekerjaan dan menyerap banyak tenaga

kerja, khususnya bagi masyarakat sekitar.

Sebagai sarana untuk membangkitkan ekonomi masyarakat sekitar.

3. Kesimpulan dan Harapan Walikota Makassar

Dengan adanya Bantuan Mesin akan menjadikan Makassar sebagai Kawasan

Industri Kulit Regional berbasis lokal.

Menumbuhkan Industri Kreatif (Hilir) yang akan menunjang pertumbuhan

ekonomi Nasional.

Mendukung Kota Makassar sebagai kota tujuan wisata dengan adanya produk

kerajinan kulit.

B. SARAN

Agar segera dilakukannya percepatan Bantuan mesin penyamakan kulit supaya

mampu menjadikan UPTD Penyamakan Kulit Makassar memproduksi Bahan kulit jadi yang

akan digunakan sebagai bahan baku untuk menunjang industri kreatif.

20

Page 21: LAPORAN UPTD

LAMPIRAN

21